2. identifikasi dan analisis data 2.1. tinjauan literatur ... · sementara tari kontemporer, pola...

19
Universitas Kristen Petra 9 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur Tentang Seni Tari dan Pertunjukan 2.1.1. Pengertian Seni Tari dan Pertunjukan Seni pertunjukan merupakan sebuah bentuk ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma estetik- artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Proses akulturasi berperan besar dalam melahirkan perubahan dan transformasi dalam banyak bentuk tanggapan budaya, termasuk juga seni pertunjukan (Sedyawati 1). Sementara itu menurut M. Jazuli (Soeryobrongto 12-34) mengemukakan bahwa tari adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik (dalam Jazuli 8). Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari. Hawkins menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Hawkins 2). Sebuah pertunjukan mungkin mengandung 1) musik saja, 2) tari dengan musik sebagai pengiring atau sebagai “mitra berdialog”, 3) pertunjukan drama dengan iringan musik, 4) pertunjukan drama dengan tari diiringi musik, 5) pertunjukan drama yang diiringi musik yang dipimpimn oleh dalang yang menggunakan wayang untuk mewakili tokoh-tokoh, atau 6) sandiwara drama seperti model Eropa (Sedyawati 2) 2.1.2. Perkembangan Seni Tari dan Pertunjukan di Indonesia Sebelum kesadaran nasional terbentuk, setiap suku bangsa sudah memiliki seperangkat konsep pandangan tentang dunia, konsep etika, serta selera dan pilihan. Perbedaan antar suku bangsa sangat jelas dan sering kali tampak saling bertentangan. Contoh perbedaan tersebut dalam seni pertunjukan adalah misalnya tari Jawa yang lemah gemulai dan mengalir dengan tari Bali yang dinamis dengan irama yang “menghentak” dan “terputus-putus”; ataupun perbedaan mendasar letak kaki dan cara melangkah antara tari Jawa-Bali, Sumatera Barat, Dayak-

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

9  

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1. Tinjauan Literatur Tentang Seni Tari dan Pertunjukan

2.1.1. Pengertian Seni Tari dan Pertunjukan

Seni pertunjukan merupakan sebuah bentuk ungkapan budaya, wahana

untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma estetik-

artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Proses akulturasi berperan besar

dalam melahirkan perubahan dan transformasi dalam banyak bentuk tanggapan

budaya, termasuk juga seni pertunjukan (Sedyawati 1). Sementara itu menurut M.

Jazuli (Soeryobrongto 12-34) mengemukakan bahwa tari adalah gerak-gerak

anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik (dalam Jazuli 8). Irama musik

sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan

yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari. Hawkins menyatakan bahwa

tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk

melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai

ungkapan si pencipta (Hawkins 2).

Sebuah pertunjukan mungkin mengandung 1) musik saja, 2) tari dengan

musik sebagai pengiring atau sebagai “mitra berdialog”, 3) pertunjukan drama

dengan iringan musik, 4) pertunjukan drama dengan tari diiringi musik, 5)

pertunjukan drama yang diiringi musik yang dipimpimn oleh dalang yang

menggunakan wayang untuk mewakili tokoh-tokoh, atau 6) sandiwara drama

seperti model Eropa (Sedyawati 2)

2.1.2. Perkembangan Seni Tari dan Pertunjukan di Indonesia

Sebelum kesadaran nasional terbentuk, setiap suku bangsa sudah memiliki

seperangkat konsep pandangan tentang dunia, konsep etika, serta selera dan

pilihan. Perbedaan antar suku bangsa sangat jelas dan sering kali tampak saling

bertentangan. Contoh perbedaan tersebut dalam seni pertunjukan adalah misalnya

tari Jawa yang lemah gemulai dan mengalir dengan tari Bali yang dinamis dengan

irama yang “menghentak” dan “terputus-putus”; ataupun perbedaan mendasar

letak kaki dan cara melangkah antara tari Jawa-Bali, Sumatera Barat, Dayak-

Page 2: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

10  

Kalimantan, dan daerah oantai melayu. Perkembangan musik di Indonesia

berjalan sejajar dengan perkembangan seni sastra dan seni rupa, yang didasarkan

atar gaya Barat. Jenis musik baru yang menggunakan tangga nada diatonik musik

Barat muncul dan berkembang pesat menjadi beberapa aliran musik yang diterima

sebagai musik Indonesia. Beberapa jenis aliran musik diatonik tersebut adalah

keroncong, lagu kebangsaan dan lagu-lagu perjuangan, seriosa, langgam, dangdut,

pop, dan lagu anak-anak. Jenis atau aliran tersebut dianggap sebagai musik

Indonesia secara nasional (Sedyawati 4)

Kebijakan Indonesia di bidang budaya mengutamakan pembentukan budaya

nasional, sambil secara terus-menerus menekankan kebutuhn pelestarian warisan

budaya, baik yang kasat mata maupun yang tidak. Seni tari, misalnya, memberi

sebuah keadaan ideal: penciptaan berkembang subur di dalam tradisi; tradisi lama

dihormati, tetapi penciptaan di dalam tradisi selalu dihormati.

2.1.3. Bentuk dan Jenis Seni Tari dan Pertunjukan

Berdasarkan jenisnya, seni tari dan pertunjukan dapat dibedakan menjadi

dua yakni tari tradisional dan tari kreasi. Tari tradisional adalah tari yang

berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan berpedoman pada adaptasi

kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pada daerah tersebut. Tari

tradisional dapat dibedakan menjadi dua yaitu tari tradisional klasik dan tari

tradisional folklasik (tari rakyat). Pada tari tradisional klasik, pola gerakan sudah

ditentukan, gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan minimal yang

dibutuhkan oleh konteksnya, memiliki nilai seni yang tinggi dan tumbuh

berkembang di kalangan bangsawan. Contoh dari tari tradisional klasik adalah tari

Bedhaya Ketawang dari Jawa Tengah. Sementara pada tari tradisional folklasik,

pola gerakan ditentukan dari konteks tarian tersebut, sehingga biasanya tari rakyat

memiliki tema tertentu, gerak yang diciptakan terbatas sekedar cukup untuk

memberikan aksen pada peristiwa adat yang khas dari masyarakat tersebut dan

terbatas pada wilayah adat tertentu, selain itu jenis tarian ini berasal dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat sehingga bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang

sedang. Contoh tarian tradisional folklasik adalah tari Tayub dari Jawa Tengah.

Page 3: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

11  

Gambar 2.1 Tari Bedhaya Ketawang dari Surakarta

Sumber: http://budaya-indonesia.org/f/8867/wulan_bedoyoketawang2.jpg

Tari Kreasi adalah tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti

pola yang tetap. Tarian ini berasal dari tari tradisional yang sudah dikembangkan.

Tari kreasi dapat dibagi menjadi dua macam, yakni tari modern dan tari

kontemporer. Tari modern memiliki pola gerak yang lebih bebas namun masih

memperhatikan keindahan, gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada

gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional dan tetap berada dalam kerangka

tradisi tari suatu suku bangsa. Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih

bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan biasanya tata tari

pada tari kontemporer diciptakan sesuai suasana hati saat itu.

Selain kedua jenis tari diatas, seni tari dapat dibedakan berdasarkan fungsi

dan bentuk penyajiannya. Berdasaarkan fungsinya, seni tari dapat dibedakan

menjadi tiga, yakni tari upacara, tari pergaulan atau hiburan dan tari pertunjukan.

Tari upacara sendiri dapat dibedakan menjadi tiga yakni upacara keagamaan (tari

Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong dan Gambuh yang berasal dari Bali),

upacara kebesaran keistanaan atau Keraton (tari Bedoyo Semang dari Yogyakarta,

tari Srimpi dari Jawa Timur dan Gendhing Sriwijaya dari Palembang), dan

upacara penting dalam kehidupan manusia seperti upacara panen yang dirayakan

dengan tari Pakarena dari Sulawesi Selatan, tari Sisingaan dari Subang untuk

merayakan upacara khitanan dan tari Lawung dari Yogyakarta untuk merayakan

upacara pernikahan. Beberapa contoh tari pergaulan atau hiburan yakni tari

Bumbung dari Bai dan tari Rantak Kudo dari Sumatra. Sementara itu tari

Page 4: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

12  

pertunjukan sengaja dibuat untuk dipertontonkan namun, beberapa dari tari

pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai tari upacara atau hiburan

kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Beberapa contoh dari tari

pertunjukan ini adalah tari Pendet dari Bali, tari Ngremo dari Jawa Timur dan tari

Tayuban dari Jawa Barat.

Gambar 2.2 Tari Srimpi dan Tari Ngremo dari Jawa Timur

Sumber: http://budaya-indonesia.org/f/8992/wulan_busanatarisrimpi.jpg

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/05/13380863311566110667.jpg

Sementara itu, berdasarkan bentuk penyajian tari dapat dibagai empat

macam. Yang pertama adalah tari tunggal. Tari ini adalah jenis tari yang

dimainkan oleh seorang penari. Contoh dari tari tunggal adalah tari Gatotkaca, tari

Topeng Klana, dan tari Panji. Yang kedua adalah tari berpasangan. Tari

berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua orang penari yang saling

melengkapi satu sama lain. Contoh tari yang dibawakan oleh sepasang penari

adalah tari Damarwulan, tari Rara Mendut dan tari Perang Sugriwa-Subali. Yang

ketiga adalah tari massal. Tarian ini adalah tarian yang dibawakan oleh lebih dari

satu orang penari tanpa ada unsur saling melengkapi satu sama lain. Beberapa

contoh tari massal yakni, tari Gambyong dari Surakarta, tari Golek dari

Yogyakarta dan tari Mafia dari Irian Jaya. Dan yang keempat adalah drama tari.

Drama tari biasanya dibawakan oleh beberapa orang penari yang disajikan

kedalam bentuk cerita yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan.

Beberapa contoh drama tari yaitu Wayang Wong dari Jawa Tengah, Wayang

Topeng dari Cirebon dan Randai serta Makyong dari Sumatra.

Page 5: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

13  

2.1.4. Media Pendukung Seni Tari dan Pertunjukan

Ada beberapa hal yang mampu menambah nilai dari suatu tarian atau

pertunjukan misalnya, alat musik, tata panggung, lighting, properti atau alat yang

dipakai saat pentas, area tempat diadakannya pertunjukan, serta bahasa verbal

yang dipakai. Keseluruhan hal tersebut tidak dapat berdiri sendir-sendiri namun

saling melengkapi satu sama lain sehingga menambah nilai pada seni tari atau

pertunjukuan yang dipentaskan.

2.2. Tinjauan Literatur Tentang Kesenian Jaranan Senterewe

2.2.1. Sejarah Perkembangan Kesenian Jaranan Senterewe

Kesenian Jaranan Senterewe ini adalah sebuah pertunjukan yang

menceritakan dan memvisualisasikan tentang kisah diboyongnya Dewi Songgo

Langit oleh Klana Sewandono dari Kediri menuju Wengker Bantar Angin. Prosesi

boyongan tersebut harus diiringi oleh pasukan kuda-kuda melewati bawah tanah

yang diiringi oleh alat musik yang terbuat dari bambu dan besi. Pada jaman

sekarang besi ini menjadi kenong, sementara bambu menjadi terompet, sementara

iringan pasukan kuda-kuda digambarkan dengan Jaranan yang terbuat dari bambu.

Kesenian Jaranan ini terdiri dari beberapa macam atau jenis, misalnya Jaranan

Senterewe, Jaranan Pegon, Jaranan Dor, dan Jaranan Jowo.

Pada perkembangannya Jaranan Jawa dimainkan oleh pria yang telah

menginjak usia paruh baya dengan menggunakan kacamat dan ikat kepala

berbentuk panji sementara itu kuda yang dipakai memiliki proporsi kepala yang

lebih besar serta terbuat dari kepang bambu dan pedang yang digunakan untuk

menghela terbuat dari kayu (penggunaan pedang kayu ini digunakan untuk

kepentingan pertunjukan saja). Hingga akhirnya muncul Jaranan Pegon yang

menggunakan kuda yang jauh lebih kecil dengan penari yang keseluruhannya

wanita yang menggunakan aksesoris sampur atau selendang. Namun Jaranan

Pegon sendiri memiliki pro-kontra, yakni karena dimainkan oleh wanita, maka

terkesan kurang agresif dan garang, maka muncullah Jaranan Senterewe. Pada

Jaranan Senterewe ini lebih bersifat kerakyatan dengan kostum yang mengikuti

jaman serta penari yang keseluruhannya adalah pria, sementara gerakan yang

Page 6: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

14  

digunakan dipilih dan distilisasi agar lebih menarik, kuda bambu yang dipakai

ukurannya juga lebih proporsional, sementara aksesoris yang dipakai adalah

sampur dan pecut dan penari tidak lagi memakai kacamata.

Kesenian Jaranan biasanya ditampilkan atau “ditanggap” bila ada perayaan

besar seperti Sasi Suro, ulang tahun Kota atau Kabupaten, acara bersih desa dan

syukuran.

2.2.2. Alur Cerita dalam Kesenian Jaranan Senterewe

Alur cerita dari kesenian Jaranan Senterewe ini secara keseluruhan terdapat

empat babak. Babak yang pertama adalah empat penari jaranan yang

menggambarkan prajurit Keraton yang sedang latihan perang di halam Keraton.

Latihan perang ini bertujuan bila sewaktu-waktu menghadapi perang atau

permasalahan. Babak yang kedua adalah enam penari jaranan. Di babak yang

kedua ini masih menggambarkan keadaan prajurit yang sedang latihan di halaman

Keraton, namun di tengah-tengah latihan pada babak ini masuklah Penthulan yang

merupakan penggambaran Kalan Sewandana selaku pemimpin pasukan. Pada

akhir babak kedua ini digambarkan prajurit yang dipimpin Penthulan berangkat

menuju Wengker Bantar Angin.

Pada babak yang ketiga menggambarkan keadaan rombongan prajurit yang

memboyong Dewi Songgo Langit yang berada di dalam hutan. Ketika di dalam

hutan, rombongan menemui hewan Celengan. Saat bertemu dengan Celengan ini,

kuda yang ditunggangi oleh prajurit ketakutan sehingga mengakibatkan kuda

tersebut “jingkrak-jingkrak”. Pada babak ini terdapat perang antara prajurit

melawan Celengan. Pada babak yang keempat rombongan prajurit masih berada

di dalam hutan. Pada babak ini mereka bertemu dengan Barongan yang

menggambarkan hewan singa di hutan. Barongan ini adalah percampuran dari

beberapa hewan yang menggambarkan di hutan terdapat banyak hewan ganas dan

galak. Pada babak ke empat ini biasanya terdapat 2 barongan yang melawan 6

jaranan.

Page 7: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

15  

2.2.3. Media Pendukung dalam Kesenian Jaranan Senterewe

Dalam pertunjukan kesenian Jaranan Senterewe terdapat beberapa hal yang

mendukung dalam terlaksananya pertunjukan kesenian ini, misalnya seperti sajen,

lagu yang digunakan, alat musik, dan kostum penari. Sesajen yang digunakan

dalam pertunjukan jaranan ini terdiri dari beberapa hal seperti buah-buah yang

terdiri dari buah pisang dan kelapa, bunga kanthil, kemenyan, ayam bakar, dan

beberapa hal lainnya. Kemenyan atau sajen ini digunakan sebagi media untuk

“permisi” pada alam serta untuk meminta keselamatan pada yang Diatas, sehingga

pertunjukan jaranan ini berjalan lancar dari awal hingga akhir, tidak ada hal-hal

yang mengganggu jalannya pertunjukan ini baik yang kasat mata maupun yang

tidak kasat mata.

Kostum yang dipakai oleh penari jaranan ini biasanya terdiri dari Pudeng

atau ikat kepala yang biasanya terbuat dari kain yang berwarna hitam, Pilis atau

hiasan kepala, Sumping sebagai hiasan di telinga, Kace-kace hiasan yang terletak

di dada, stagen, Sabuk Bara Sampir, Cakepan yang dipakai di pergelangan tangan,

Jarik Parang Barong, Sampur atau selendang dan Klinthing yang dipakai di

pergelangan kaki. Sementara itu pakaian yang digunakan oleh penari ini yaitu

sebuah atasan yang warnanya tergantung pada sanggar yang menarikan tarian ini

(sehingga terkadang tidak jarang ditemui setiap sanggar memiliki warna pakaian

yang berbeda satu sama lain) dan sebuah celana berwarna hitam. Selain itu

pemain atau penari jaranan tidak mengenakan alas kaki.

Alat musik yang dipakai dalam pertunjukan Jaranan Senterewe meliputi

kenong, bonang, kempul, gong, terompet, angklung dan kendang. Sementara itu

lagu atau musik yang biasanya yang digunakan adalah musik pegon, jawa,

kembang jeruk, panoragan atau sampak dan srepeg. Ada beberapa perbedaan yang

mencolok pada tiap jenis musik yang dipakai, misalnya pada musik sampak, alat

musik gong berdasarkan singgetan kendang sementara singgetan kendang itu

sendi berdasarkan dari penari atau pemain.selain itu tiap musik yang digunakan

memiliki tempo yang berbeda-beda, misalnya srepeg dan jawa memiliki tempo

pelan, kembang jeruk memiliki tempo sedang dan sampak memiliki tempo yang

cepat. Selain itu alat musik angklung hanya dipakai pada musik jawa saja.

Page 8: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

16  

2.3. Tinjauan Literatur Tentang Buku

2.3.1. Pengertian Buku

Buku dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa kertas yang

dijilid atau disatukan pada salah satu sisinya. Bagian depan dan belakang pada

buku biasanya terdapat pelindung atau sampul yang biasanya lebih tebal bila

dibandingkan dengan kertas itu sendiri. Selain itu buku juga dapat didefinisikan

sebagai kumpulan tulisan maupun gambar.

Dalam perjalanannya buku mengalami beberapa proses yang diawali dari

pikiran pengarang atau penulis hingga akhirnya berada di tangan pembaca. Proses

dari pembuatan buku ini meliputi memperoleh naskah, penyuntingan naskah,

pengaturan komposisi (typesetting, rias halaman, dan pencobaan cetak),

persetujuan pencetakan, pencetakan, penjulidan (melipat kertas, penjahitan atau

bisa juga penempelan, penempaan, pemotongan untuk perapian buku,

pemasangan cover dan selimut cover), pengemasan, penerbitan, promosi dan

penjualan (Ensiklopedi Nasional Indonesia 518-519)

2.3.2. Fungsi dan Peranan Buku dalam Masyarakat

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa buku memegang peranan penting dalam

masyarakat. Mulai usia anak-anak hingga dewasa membutuhkan dan

menggunakan buku dalam kehidupan sehari-hari. Peranan buku dalam masyarakat

adalah

a. Buku sebagai sumber referensi

Buku dapat menjadi sarana untuk menuangkan ide atau gagasan

pikiran sehingga dapat menjadi referensi ataupun pedoman bagi pihak

yang membutuhkan

b. Buku sebagai wawasan ilmu pengetahuan

Buku yang paling banyak digunakan adalah buku pelajaran dimana

didalam buku tersebut memuat teori dan pengetahuan baik verbal

maupun visual yang mampu menunjang proses pembelajaran baik

dalam lingkup bangku sekolah maupun umum.

c. Buku sebagai hiburan

Page 9: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

17  

Umumnya buku-buku yang digunakan sebagai sarana hiburan berisi

ilustrasi atau cerita ataupun humor yang dapat menghibur

pembacanya. Contoh dari buku sebagai media hiburan adalah komik,

novel ataupun cerita bergambar.

d. Buku sebagai media dokumentasi

Buku sebagai media dokumentasi digunakan sebagai saranan untuk

mengumpulkan dan menyimpan data-data penting secara tertulis

dalam jangka waktu yang lama tanpa kehilangan data seperti data

pada komputer.

2.3.3. Bentuk dan Jenis Buku

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (518), buku dapat dibedakan

menjadi 4 macam yaitu:

a. Buku Pelajaran

Buku pelajaran meliputi buku-buku yang digunakan dan diajarkan

dari bangku sekolah hingga pasca-sarjana, baik umum, kejuruan

maupun kursus.

b. Buku Umum

Buku umum meliputi buku-buku satra, fiksi dan non-fiksi. Salah satu

contoh buku fiksi misalnya adalah novel sementara buku non-fiksi

misalnya adalah buku biografi. Selain itu juga buku yang membahas

tentang politik dan kemasyarakatan.

c. Buku Rujukan/Referensi

Buku rujukan atau referensi meliputi kamus, ensiklopedi dan buku

pegangan.

d. Buku Pesanan

Buku pesanan merupakan buku yang dicetak dalam jumlah tertentu

sesuai dengan pesanan. Biasanya terdapat di Amerika Serikat atau

negara maju lainnya. Buku jenis ini memiliki harga yang rendah bila

dibandingkan dengan buku jenis lain, karena berupa cetakan ulang

sehingga tidak diperlikan adanya hak cipta. Buku ini bersifat penuh

atau bisa merupakan singkatan dari buku tersebut dan juga gabungan

Page 10: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

18  

dari singkatan beberapa buku lainnya. Namun ada juga buku yang

dicetak dalam julah yang sangat terbatas (biasanya berupa buku

survey). Harga dari buku ini cukup tinggi karena biaya survey

dibebankan pada buku tersebut.

Gambar 2.3 Buku referensi

Sumber:

https://geografiensiklopedia.files.wordpress.com/2011/02/geo-set.jpg

2.3.4. Buku sebagai Media Apresiasi

Buku sebagai media apresiasi dapat digolongkan sebagai buku umum yang

membahas tentang sosial kemasyarakatan. Apresiasi yang dimaksudkan adalah

kesadaran terhadap nilai seni dan budaya dan penilaian atau penghargaan terhadap

seni dan budaya tersebut (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Sehingga pada dasarnya buku sebagai media apresiasi adalah kumpulan dari

data-data baik verbal maupun visual yang berisi tentang suatu kesenian yang

nantinya dapat diapresiasi oleh masyarakat. Buku ini dapat memuat tentang

sejarah perkembangan kesenian tersebut, juga dapat memuat secara rinci

informasi baik itu kostum, gerakan, musik dan alat musik yang digunakan oleh

pemain dalam kesenian tersebut. Kesenian ini tidak hanya meliputi seni tari

maupun pertunjukan saja namun juga mencakup seni lukis dan seni rupa.

Page 11: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

19  

2.4. Tinjauan Literatur Tentang Fotografi

2.4.1. Pengertian Fotografi

Fotografi dari bahasa Yunani phos yang berarti cahaya dan grapein yang

berarti menulis atau menggambar. Fotografi secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua macam yakni fotografi foto (potret) dan fotografi film (gambar

bergerak). Fotografi foto dapat dibedakan lagi menjadi dua bagian, yakni yang

pertama yang meliputi foto-foto ilustrasi, reportase dan artistik yang berisi

ilustrasi editorial dan periklanan, biasanya banyak digunakan untuk majalah, surat

kabar dan buku-buku. Sementara foto artistik banyak digunakan sebagai koleksi

pribadi maupun untuk museum seni. Kelompok kedua meliputi foto-foto

teknologi dan ilmu pengetahuan yang mana dituntut ketelitian perekaman

objeknya. Ada empat unsur penting dalam merekam objek, yakni kamera, film,

lensa, dan objek.

Penemuan kamera diawali dengan penemuan apabila cahaya yang lolos dari

sebuah lubang kecil ke dalam sebuah ruangan gelap, pada dinding yang ada

dihadapannya akan muncul bayangan dari objek di depan lubang tersebut, akan

tetapi dalam posisi terbalik. Ruangan tersebut dinamakan ruangan gelap atau

kamera obscura dan dari sinilah muncul kata kamera (Ensiklopedi Nasional

Indonesia 371). Namun di era modern ini sudah sangat jarang ditemui

penggunaan film karena adanya kamera digital yang menggunakan memorycard

sebagai media penyimpan data. Selain itu diperlukan alat-alat penunjang seperti

filter, pengukur cahaya, dan lampu kilat atau flash.

2.4.2. Sejarah dan Perkembangan Fotografi

Prinsip dasar dalam fotografi sudah ada sejak jaman Aristoteles yang

dinyatakan tentang reaksi gelombang cahaya jika diproyeksikan melalui celah

kecil. Prinsip tersebut digunakan pada saat pengoperasian lensa ataupun celah

kamera untuk memproyeksikan gampar pada film kamera. Prinsip kimia juga

telah ditemukan sebelum adanya fotografi, dimana pada tahun 1727, Johann

Schulze mempraktikan garam perak yang dikenai cahaya akan berubah menjadi

Page 12: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

20  

hitam. Pada abad ke-18 gambar-gambar semi permanen sudah dapat dihasilkan

melalui kamera obscura dan garam perak sebagai bahan yang peka cahaya dan

amoniak sebagai pengatur keseimbangan. Hingga pada akhirnya William Henry

Fox Talbot melakukan percobaan dengan mengembangkan bahan peka cahaya

diatas kertas yang disebut calotype. Penemuan ini menggunakan obat

pengembang untuk menimbulakn bayangan laten dari hasil pemotretan. Untuk

pememarnenan gambar digunakan natrium thiosulfat atau hipo yang ditemukan

oleh John Herschel pada tahun 1819.

Pada tahun 1879, George Eastman, seorang ilmuwan Amerika menciptakan

alat yang dapat membuat pelat dalam jumlah banyak. Pada tahun 1888 George

Eastman memasarkan kamera dengan merk dagang Kodak, selain itu Eastman

juga memasarkan gulungan film dengan dasar seluloid pada tahun 1891. Produksi

tersebut terus berkembang hingga Eastman membangun perusahaan besar

Eastman Kodak Company yang mempublikasikan fotografi modern pada tahun

1931. Fotografi berkembang dengan sangat pesat dengan adanya kamera.

Fotografi akhirnya masuk ke Indonesia dengan adanya perusahaan kamera Kodak.

Fotografi di Indonesia biasanya digunakan dalam bidang media massa (surat

kabar, majalah, buku, televisi dan film), dalam bidang perdagangan (iklan, brosur,

leaflet dan film), bidang hiburan, ilmu pengetahuan dalam meteorologi, topografi,

kedokteran, astronomi, roentgen, laser-fotografi, hukum, pendidikan dan bidang

lainnya (Ensiklopedi Nasional Indonesia 379-380).

2.4.3. Jenis-Jenis Fotografi

Fotografi memiliki beberapa jenis atau macam. Jenis-jenis fotografi

(“Types”, par 1-17) diantaranya adalah:

a. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)

Fotografi jurnalistik merupakan foto yang langsung didapatkan tanpa

diperbolehkan membuat perubahan atau menambahkan hiasan pada

foto tersebut. Teknik foto ini sering kali melibatkan pemirsa dan

berita. Diperlukan pengertian dasar-dasar fotografi yang tepat

sehingga foto yang dihasilkan dapat memberikan kesan yang dramatis.

b. Fotografi Dokumenter (Documentary Photography)

Page 13: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

21  

Fotografi dokumenter bercerita melalui gambar yang biasanya

digunakan untuk dokumen sejarah era politik ataupun sosial. Sama

halnya dengan fotografi jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha

menampilkan keaslian dari kejadian yang sebenarnya.

c. Fotografi Aksi (Action Photography)

Fotografi ini biasanya digunakan dalam bidang olahraga, dalam hal ini

fotografer harus mengenali subjek dengan baik karena harus mengerti

dan tahu kapan harus mengambil gambar.

d. Macrophotography

Fotografi yang mengambil gambar dari jarak yang sangat dekat. Jenis

fotografi ini cenderung digunakan untuk mengambil gambar serangga,

tanaman, tekstur ataupun segala sesuatu yang memiliki detail yang

menarik.

e. Microphotography

Fotografi ini biasanya menggunakan bantuan mikroskop ataupun

kamera khusus untuk menangkap gambar yang amat sangat kecil.

Biasanya jenis fotografi ini digunakan dalam bidang ilmiah seperti

biologi atau kedokteran.

f. Glamour Photography

Jenis fotografi ini terkadang dikaitkan dengan pornografi karena

dalam fotografi ini mengutamakan unsur seksi dan erotis. Tujuan dari

fotografi ini adalah untuk menggambarkan model dengan kesan yang

glamour.

g. Photography Aerial

Jenis fotografi ini mengambil gambar dari udara. Biasanya digunakan

untuk menangkap gambar bangunan, burung, cuaca, dan juga untuk

keperluan militer. Pengambilan gambar biasanya didukung dengan

pesawat ataupun drone.

h. Underwater Photography

Fotografi ini biasanya digunakan oleh scuba divers ataupun snorkelers

untuk mengambil gambar bawah laut.

i. Fotografi Seni (Art Photography)

Page 14: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

22  

Fotografi ini memiliki cakupan yang cukup luas. Diperlukan

pemahaman yang mendalam tentang objek atau subjek yang akan

difoto, akan tetapi pada umumnya semua jenis fotografi, gambar yang

dihasilkan harus memiliki estetika seni.

Gambar 2.4 Art photography

Sumber: http://www.adrianlimani.com/fineart/#2

j. Portaiture

Tujuan dari jenis fotografi ini adalah untuk menangkap karakteristik

atau personality dari objek atau subjek yang difoto.

k. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)

Fotografi pernikahan juga merupakan gabungan dari beberapa jenis

fotografi lainnya seperti fotografi dokumenter dan glamour

photography.

l. Advertising Photography

Fotografi jenis ini mengutamakan foto yang menarik dan eye cacthing

sehingga mampu menarik perhatian calon konsumen.

m. Travel Photography

Fotografi jenis ini harus mampu menangkap kelokalan atau kesan

historis pada subjek maupun objek baik landscapes maupun portrait.

Page 15: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

23  

Gambar 2.5 Travel photography

Sumber: http://www.insidethetravellab.com/wp-

content/uploads/2012/09/photography-competition-capture-the-

colour-winner.jpg

2.4.4. Fotografi Jurnalistik sebagai Subjek Fotografi Dokumenter

Fotografi dokumenter dapat menangkap kejadian yang terjadi, langsung

tanpa dibuat-buat, sehingga tidak diragukan lagi keaslian dari hasil foto tersebut.

Selain itu fotografi dokumenter dapat menangkap kejadian yang terjadi pada saat

itu juga, dimana kejadian itu tidak dapat diulang kembali namun hasilnya dapat

dinikmati oleh orang yang pada saat itu tidak berada di tempat tersebut.

Sebagai subjek dari fotografi dokumenter, maka hasil foto dari fotografi

jurnalistik harus apa adanya, tidak dibuat-buat namun juga mampu menampilkan

kesan yang dramatis, sehingga mampu menambah nilai dan kesan yang ada pada

subjek atau objek tersebut.

2.5. Tinjauan Tentang Perancangan Sejenis

Penelitian serupa yang berhubungan dengan Apresiasi Kesenian Jaranan

Senterewe adalah Perancangan Esai Fotografi sebagai Penunjang Pelestarian Jaran

Kencak Lumajang (yang dibuat oleh Sela Devina tahun 2013 Universitas Kristen

Page 16: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

24  

Petra) yang menggunakan media esai foto untuk mengapresiasi Kesenian Jaran

Kencak. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Perancangan

ini dibuat untu menjawab permasalahan Pelestarian Kesenian Jaran Kencak

terutama untuk pemuda-pemudi melalui buku esai foto yang mencakup kehidupan

sehari-hari pemain Jaran Kencak dan pertunjukan Jaran Kencak, sementara buku

Apresiasi Kesenian Jaranan Senterewe adalah untuk mengapresiasi Jaranan

Senterewe yang tulen kepada generasi muda yang berisi mengenai sejarah singkat

Kesenian Jarana Senterewe, pertunjukan Jaranan Senterewe yang tulen,

pengenalan terhadap musik, alat music serta kostum dari pemain atau penari

Jaranan Senterewe.

2.6. Analisa Data Lapangan

2.6.1. Analisa Hasil Wawancara

Analisa data kualitatif diperoleh melalui proses interview untuk

mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai kesenian Jaranan Senterewe

melalui narasumber Bapak Gatot Djuwito, S.Sn. dari Kementrian Pendidikan dan

Budaya Republik Indonesia. Pada awalnya beliau adalah seorang penari Jaranan

Senterewe di salah satu sanggar di kota Kediri, namun pada tahun 1993 setelah

lulus dari ISI Yogyakarta Program Studi Seni Pertunjukan, sengan penjurusan

Komposisi Tari, beliau ditarik ke Perwakilan KJRI di Hongkong sebagi Duta Seni

untuk mengajar tari daerah dan kesenian Karawitan selama empat tahun. Saat ini

beliau bekerja sebagai staff di bagian Seni dan Pertunjukan Kementrian

Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia. Selain bekerja sebagai PNS, beliau

merupakan seorang komposer sekaligus koreografer tari, baik tari tradisional

maupun tari kontemporer. Narasumber yang lain, yakni Bapak Joko yang berasal

dari sanggar tari Jaranan Putro Mbalelo Kediri. Sebelumnya beliau merupakan

penari Jaranan Senterewe di sanggar tari tersebut, namun kini beliau menjabat

sebagai pimpinan grup dari sanggar Putro Mbalelo Kediri.

Hasil wawancara kepada dua narasumber ini menghasilkan kesimpulan

bahwa:

• Walaupun memiliki banyak versi cerita, Kesenian Jaranan

Senterewe ini memang berasal dari legenda Dewi Songgo Langit

Page 17: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

25  

dari Kediri dan Prabu Klana Sewandana dari Wengker Bantar

Angin.

• Kesenian ini adalah hasil dari visualisasi kisah dilamar dan

diboyongnya Dewi Songgo Langit menuju Wengker Bantar Angin.

• Pada perkembangannya, Kesenian Jaranan ini berasal dari Jaranan

Jowo yang kemudian berubah menjadi Jaranan Pegon hingga yang

terakhir setelah mengalami proses stilisasi menjadi Jaranan

Senterewe.

• Jaranan Senterewe ini menjadi salah satu kesenian yang paling

sering di adakan di Kediri (misalnya: Sasi Suro, bersih desa, acara

yang diadakan pemerintah, syukuran hasil panen, dan lain-lain)

• Walaupun banyak diminati, namun pada perkembangannya

Kesenian Jaranan Senterewe ini mulai dipadukan dengan “samroh”.

Biasanya permintaan untuk dipadukan dengan kesenian “samroh” ini

berasal dari pemilik hajat atau pe”nanggap”, atau bila diadakan

untuk Sasi Suro biasanya untuk lebih menarik minat masyarakat.

• Namun dengan seringnya Kesenian Jaranan Senterewe ini dipadukan

dengan “samroh”, mulai lupa dengan Kesenian Jaranan Senterewe

yang tulen, bahkan ada yang berpendapat bahwa “samroh” adalah

bagian dari Kesenian Jaranan Senterewe yang tulen.

• Bila hal ini terus terjadi, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

Kesenian Jaranan Senterewe yang tulen akan hilang ditelan jaman.

2.6.2. Analisa 5W 1H

a. What

Kesenian Jaranan Senterewe adalah sebuah kesenian yang

menggunakan media “jaran” yang terbuat dari anyaman bambu dan

alat musik seperti kenong, kempul, kendang, terompet dan gong.

b. Who

Jaranan Senterewe adalah salah satu jenis dari beberapa jenis Jaranan

yang ada di Kediri Jawa Timur. Pencipta kesenian ini tidak dapat

Page 18: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

26  

diketahui secara pasti, namun kesenian ini sudah ada dan diwariskan

turun-temurun sejak beberapa ratus tahun silam.

c. When

Tidak dapat dipastikan kapan diciptakan atau dibuat, namun kesenian

ini sudah ada sejak beberapa ratus tahun yang lalu.

d. Where

Kesenian Jaranan Senterewe dapat kita temui pada sanggar-sanggar

tari jaranan yang terletak di Kediri baik kota maupun kabupaten.

e. Why

Walaupun saat ini Kesenian Jaranan Senterewe tetap “eksis” di

kalangan masyarakat Kediri, namun Jaranan yang banyak ditemui

serta banyak di “tanggap” oleh masyarakat dan digandrungi oleh

generasi muda adalah Jaranan Senterewe yang dipadukan dengan

samroh atau dangdut. Sehingga ada kemungkinan di masa yang akan

datang generasi muda tidak lagi mengenali Kesenian Jaranan

Senterewe yang tulen, tapi hanya mengerti Jaranan yang dipadukan

dengan samroh.

f. How

Dengan mencari data tentang Jaranan Senterewe yang tulen serta

mengapresiasinya melalui buku apresiasi kesenian Jaranan Senterewe.

2.7. Kesimpulan

Identifikasi yang telah dilakukan dengan menggunakan metode 5W 1H dan

informasi yang diperoleh melalui wawancara kepada beberapa narasumber serta

informasi yang diperoleh melalui berbagai media, seperti buku, makalah ataupun

internet memberikan dasar yang mampu menunjang konsep data untuk

Perancangan Buku Apresiasi Kesenian Jaranan Senterewe Kediri Jawa Timur.

Setelah melalui beberapa tahapan, pada data primer didapat data dan sejarah

perkembangan Jaranan Senterewe, sementara pada data sekunder diperoleh data

mengenai keadaan Jaranan Senterewe di masyarakat saat ini. Kedua data tersebut

kemudian diolah menjadi satu dan saling melengkapi untuk dapat menyelesaikan

perancangan buku apresiasi kesenian Jaranan Senterewe sebagai salah satu media

Page 19: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Tinjauan Literatur ... · Sementara tari kontemporer, pola gerakannya lebih bebas dan tidak lagi berdasarkan pada gerak tari tradisional dan

Universitas Kristen Petra

27  

untuk memberikan informasi dan mengajak masyarakat terutama generasi muda

untuk melestarikan Kesenian Jaranan Senterewe yang tulen.