Download - lingkungan sektor publik
LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIKAkuntansi sektor publik
Dari berbagai perkembangan terakhir di, sebagai dampak keberhasilan penerapan
dasar dasar lebih pencatatan di selandia baru, pemahaman suami telah berubah. Akuntansi
sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana 'masyarakat. Akuntansi dana
'masyarakat dapat diartikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang pada
diterapkan pengelolaan dana' masyarakat. (bastian, 1999). Dari definisi tersebut dana
'masyarakat perlu diartikan sebagai dana yang dimiliki diposkan' masyarakat, bukan
individu, yang biasanya dikelola diposkan organisasi serta-organisasi serta sektor publik,
serta pada proyek-proyek kerja sama sektor publik dan swasta.
Dalam perkembangannya, berbagai perspektif bermunculan dan intervensi
disiplin ilmu yang terasa anda mulai. Akibatnya, definisi sektor publik mulai diartikan
dari berbagai disiplin ilmu yang umumnya berbeda dengan satu yang lain. Perbedaan
sudut pandang politik, administrasi public, sosiologi, hukum ekonomi, dan akuntansi
telah mengakibatkan berkembangnya ilmu manajemen sektor publik. Intervensi
multidisiplin telah membawa berbagai metodologi baru ke kajian manajemen sektor
publik, seperti jenis kelamin, politik, ekonomi, total, hak asasi, dan entitas / organisasi
serta.
Karakteristik organisasi sektor publik
secara umum suatau organisasi serta dapat dikategorikan hearts tiga sektor, yaitu
sektor bisnis, sektor publik, dan sektor sosial. Organisasi sektor bisnis meruapakan
organisasi serta yang bergerak hearts bidang bisnis komersial, organisasi serta bisnis bisa
berbentuk usaha perseorangan, persekutuan, maupun perseroan. Organisasi sektor publik
merupakan organisasi serta yang bergerak hearts bidang pelayanan public dan
penyelenggaraan negara hearts pelaksanaan konstitusi.
Organisasi sektor publik pada umumnya berupa lembaga negara atau
pemerintahan atau organisasi serta memiliki keterkaitan yang dengan keuangan negara.
Sementara itu, organisasi serta sosial meruapakan organisasi serta yang bergerak hearts
bidang pelayanan sosial, kemasyarakatan, dan kemarusiaan tetapi diselenggarakan
diposkan 'masyarakat baik secara individu maupun bersama-sama, dan tidak dibawahi
organisasi serta pemerintah.
Suatu organisasi serta dapat dikategorikan sebagai organisasi serta sektor publik jika
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
· organisasi bergerak hearts penyediaan barang dan pelayanan public.
· organisasi berasosiasi dengan pemerintah atau berlangganan dengan penyelenggaraan
negara.
· organisasi bukan milik pribadi atau sekelompok orangutan tetapi menjadi milik atau
publik milik negara.
Lingkungan sektor publik
Organisasi sektor publik sangat heterogen. Organisasi yang dapat dikategorikan hearts
domain sektor publik antara berbaring:
1. Pemerintahan, meliputi:
· pemerintahan pusat dan daerah
· kementriaan atau lembaga negara
· satuan kerja atau satuan organisasi serta kementrian
· departemen
· lembaga pemerintah nondepartemen
· lembaga tinggi negara
· badan layanan umum
· badan layanan umum daerah
· satuan kerja perangkat daerah (dinas dan badan)
2. Badan usaha milik negara (bumn)
3. Badan hukum milik negara (bhmn)
4. Badan usaha milik daerah (bumd)
5. Yayasan milik pemerintah
Akuntansi merupakan sutau diagram melukiskan lc yang memilki tujuan untuk review
mencapai hasil temuan tertentu artikel komersial tersebut harus memiliki manfaat. Dalam
beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Sifat
perbedaan dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan adanya karena perbedaan
lingkungan yang mempengaruhi. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi
serta sektor publik meliputi:
Sebuah. Faktor ekonomi antara meliputi berbaring:
· pertumbuhan ekonomi
· tingkat inflasi
· tenaga kerja
· nilai tukar mata uang
· infrastruktur
· pertumbuhan pendapatan per kapita (gnp / gdp)
B. Faktor politik antara meliputi berbaring:
· hubungan gatra dan 'masyarakat
· legitimasi pemerintah
· tipe rezim berkuasa yang
· ideologi gatra
· elit politik dan massa
· jaringan internasional
· kelembagaan
C. Faktor kultural meliputi antara berbaring:
· keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
· sistem nilai di 'masyarakat
· historis
· sosiologi 'masyarakat
· karakteristik 'masyarakat
· tingkat pendidikan
D. Faktor demografi meliputi antara lain:
· pertumbuhan penduduk
· struktur usia penduduk
· migrasi
· tingkat kesehatan
Peran akuntansi sektor publik
Peran akuntansi hearts organisasi serta sektor publik antara lain:
sebuah. Pengelola keuangan negara
Peran akuntansi hearts pengelolaan keuangan negara, meliputi manajemen keuangan
sektor publik dan akuntansi manajemen sektor publik.
b. Pelaporan keuangan
Meliputi, laporan keuangan pemerintah pusat (lkpp), laporan keuangan pemerintah daerah
(lkpd), laporan keuangan kementrian / lembaga (lk-k / l), laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah (lk-skpd), laporan posisi keuangan (neraca), laporan realisasi anggaran
(lra), laporan perubahan saldo anggaran lebih, (sal), laporan operasional, dll.
c. Pemeriksaan
Akuntansi sektor publik juga memainkan peran penting hearts pemeriksaan (audit) sektor
publik. Audit hearts organisasi serta sektor publik meliputi pemeriksaan keuangan negara,
kepatuhan audit, audit yang costs kos terbenam, dan audit investigasi.
D. Perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
Pada berbagai sektor, baik sektor bisnis, sektor publik, maupun disektor sosial dituntut
untuk review checklists memverifikasi prinsip tata kelola organisasi serta yang baik atau
dikenal dengan istilah pemerintahan yang baik. Disektor bisnis dikenal prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (gcg), sedangkan disektor public dikenal prinsip tata pemerintahan
yang baik.
2. Pengertian Akuntansi Sektor Publik
Sejalan dengan perkembangan maka di negara kita Akuntansi Sektor Publik didefinisikan
sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga–lembaga tinggi negara dan departemen dibawahnya, pemerintah
daerah, BUMN,BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama
sektor publik dan suasta (Dr Indra Bastian).
Secara umum dapat didefinisikan bahwa akuntansi sector publik adalah suatu proses
pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaaan dan pelaporan transaksi
keuangan suatu organisaasi public yang menyediakan informasi keuangan bagi para
pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
3. Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik pada awalnya merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu
profesi yang relatif kecil. Dan saat ini sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin
ilmu yang lebih dibutuhkan dan substansial keberadaannya.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan sektor swasta. Domain publik meliputi badan-badan pemerintahan,
perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD), yayasan organisasi politik dan massa,
LSM, universitas , bdan organisasi nirlaba lainnya.
Sektor publik bersifat heterogen dan dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik,
sosial, budaya dan historis.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
suasta misalnya untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti layanan
komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dll, akan tetapi untuk
tugastertentu tugas sekotr publik tidak dapat digantikan oleh sektor suasta, misalnya
fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai konsekuensinya akuntansi sektor publik dalam
beberapa hal bebeda dengan akuntansi padasektor suasta.
B. SIFAT DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik untuk tujuan-tujuan yang
berbeda. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Komponen lingkungan yang mempengaruhi
organisasi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
·Faktor ekonomi meliputi antara lain :
o Pertumbuhan ekonomi
o Tingkat inflasi
o Tenaga kerja
o Nilai tukar mata uang
o Infrastruktur
o Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
o Struktur produksi
o Arus modal dalam negeri
o Cadangan devisa
o Utang dan bantuan luar negeri
·Faktor politik meliputi antara lain :
o Hubungan negara dan masyarakat
o Legitimasi pemerintah
o Tipe rezim yang berkuasa
o Ideologi negara
o Elit politik dan massa
o Jaringan Internasional
o Kelembagaan
·Faktor kultural meliputi antara lain :
o Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
o Sistem nilai di masyarakat
o Historis
o Sosiologi masyarakat
o Karakteristik masyarakat
o Tingkat pendidikan
· Faktor demografi meliputi antara lain :
o Pertumbuhan penduduk
o Struktur usia penduduk
o Migrasi
o Tingkat kesehatan
C. VALUE for MONEY
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for
money dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
Ekonomi :Pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam
satuan moneter.
Efisiensi : Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan.
Efektivitas : Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput. Efektiviutas merupakan outcome
dengan output.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value for money, namun beberapa pihak
berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya
kesempatan social yang sama untuk mendapatkan pelayanan public yang berkualitas dan
kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equalit) penggunaan uanga public tidak
terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Manfaat implementasi value for money.
1. Meningkatkan pelayanan publik
2. Meningkatkan efektifitas pelayanan public, pelayanan tepat sasaran
3. Menurunkan biaya pelayanan public karena hilangnya inefisiensi dan penghematan
dalam penggunaan input.
D. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA
a. Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Swasta
Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta
Perbedaan
Sektor Publik
Sektor swasta
Tujuan organisasi
Nonprofit motive
Profit motiive
Sumber pendanaan
Pajak,retribusi,utang,obligasi pemerintah,laba BUMN/ BUMD,penjualan aset negara, dsb
Pembiayaan internal: modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva
Pembiayaan eksternal: utang bank, obligasi, penerbitan saham
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban kapada masyarakat dan parlemen
Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor
Struktur organisasi
Birokratis, kaku, dan hierarkis
Fleksibel, datar, piramid, lintas fungsional, dsb
Karakteristik anggaran
Terbuka untuk publik
Tertutup untuk publik
Sistem akuntansi
Cash accounting
Accrual accounting
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu :
1. Tujuan Organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan
menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk
memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik.
2. Sumber Pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber
pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal
bentuk, jenis dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak
dan retribusi, charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah
berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk
sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
Sumber pembiayaan internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke
perusahaan (retained earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal
misalnya utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan
dana dari publik.
3. Pola Pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang
saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen
bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi
sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public
funds). Pola pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan horisontal.
Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal
accountability) adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
4. Struktur Organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta.
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan
struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel.
5. Karakteristik Anggaran dan Stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.
Anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta
bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari sisi
stakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan
eksternal, pada stakeholder internal antara lain adalah lembaga negara (kabinet, MPR,
DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai politik), manajer publik (gubernur
BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder eksternal pada sektor publik seperti
masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi
sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas
organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan internasional (IMF, ADB,
PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang. Pada sektor swasta,
stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan pemegang saham. Sedangkan
stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor,
pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
6. Sistem Akuntansi yang Digunakan
Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan. Pada sektor swasta sistem
akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang berbasis akrual (accrual
accounting). Sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi
berbasis kas (cash basis accounting).
b. Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor
swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
1. Bagian dari Sistem Ekonomi Negara
Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Kelangkaan Sumber Daya
Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.
3. Proses Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama di
kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan
untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian.
4. Produk
Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi massa,
pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
5. Peraturan Perundangan
Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.
E. TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
American accounting association (1970) dalam glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisen dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan pada organsasi.
Tujuan ini terkait dengan pengendalan managemen.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bag manager untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektf program dan penggunaan
sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungknkan bag pegawai pemerintah
untuk melaporkan kepada publik atas hasil operas pemerintah dan penggunaan dana
publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
F. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Dalam bukunya,Vernon Kam (1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik
sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih
dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat dan kekuatan sosial di dalam
masyarakat.
Setelah datang banyak kritikan dan serangan dari teori perkembangan radikal, di negara-
negara indusri sektor publik mengalami reformasi. Reformasi tersebut tampak dalam
adopsi New Public Management (NPM) dan reinventing goverment di banyak negra
terutama Anglo-Saxon. Dengan adanya perubahan pada sektor tersebut, terjadi pula
perubahan pada akuntansi sektor publik. Contohnya perubahan sistem akuntansi dari
akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual. Pemerintah New Zeland yang
dianggap berhasil dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadopsi sistem
akuntansi tersebut sejk tahun 1991.
Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang mengalami
kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara yang memiliki
kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea Selatan.
Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan stabilitas publik.
Oleh karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar dapat tercipta good
publik and corporate govermance. Seiring dengan perbaikan sektor publik, akuntansi
publik pun ikut berkembang dengan pesat. Hal ini tampak pada dua dasawarsa terakhir,
istilah “akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor publik, privatisasi, good
publik governance.” yang begitu cepat masuk ke kamus sektor publik.
Isu-isu sektor publik masih terus bermunculan misalnya isu perlunya dilakukan reformasi
akuntansi, auditing, sistem anajemen keuangan pubik, privatisasi perusahaan-perusahaan
publik, dan tuntutan dibuatnya laporan laporan keungan eksternal.
G. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE
1. Pengertian Good Governance
Good governance adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang
diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta. Good governance
juga merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola perusahaan), pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak atau
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan.
2. Maksud dan Tujuan
Menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif agar
dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam prakteknya, konsep good
governance harus ada dukungan komitmen dari semua pihak yaitu negara
(state)/pemerintah (government), swasta (private) dan masyarakat (society).
3. Dasar-dasar Hukum / Prinsip
Berikut adalah dasar-dasar hukum atau prinsip dalam good governance
· Akuntabilitas: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
· Pengawasan: Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan
masyarakat luas
· Daya Tanggap: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan
terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
· Profesionalisme: Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya
terjangkau.
· Efisiensi & Efektivitas: Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal & bertanggung jawab.
· Transparansi: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi.
· Kesetaraan: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
· Wawasan Ke Depan: Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas &
mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa
memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
· Partisipasi: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut
kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
· Penegakan Hukum: Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat.
4. Penerapan
Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet
Persatuan Nasional Gus Dur –Mega baik dalam pembentukan maupun dalam
pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.
5. Manfaat
Manfaat dari good governance adalah :
1) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada asa transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta
kesetaraan dan kewajaran.
2) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
3) Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional
sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
6. Keuntungan Penggunaan E-Government
Masyarakat di kota besar yang sibuk dan kadang-kadang lokasi tempat tinggalnya cukup
jauh dengan kantor pelayanan. maka dengan diimplementasikannya e-government,
masyarakat tetap dapat mengakses informasi dan layanan publik. Dengan adanya fasilitas
tersebut, masyarakat diharapkan akan menjadi lebih produktif karena masyarakat tidak
perlu antri dalam waktu lama hanya untuk menyelesaikan sebuah perizinan seperti saat
ini. Suatu hal yang perlu diingat adalah, bahwa menerapkan e-government sama sekali
tidak sama dengan menjadikan kantor-kantor pemerintahan sebagai lingkungan high-tech
(teknologi tinggi). Melainkan e-government bertujuan menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk membuat layanan pemerintah lebih dekat pada orang-orang yang
menggunakan layanan-layanan tersebut, yaitu masyarakat.
Dengan adanya on line system ini, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya
untuk melakukan aktivitas yang lain sehingga diharapkan produktifitas pun dapat
meningkat, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Dapat dikatakan bahwa secara
garis besar e-government mempunyai banyak keuntungan, antara lain: (1) Peningkatan
kualitas pelayanan. Pelayanan publik dapat dilakukan selama 24 jam, berkat adanya
teknologi internet. (2) Dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat
dilakukan dalam format digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunaan kertas
(paper work) proses akan menjadi lebih efisien dan hemat. (3) Database dan proses
terintegrasi (akurasi data lebih tinggi. mengurangi kesalahan identitas dan Iain-lain). (4)
Semua proses dilakukan secara trans-paran, karena semua proses berjalan secara online.
Selain keuntungan di atas. keuntungan lain-nya adalah, masyarakat dapat mengakses
pemerintah dengan cepat, dan linkage antardaerah bisa mudah terkontrol. Bahkan ada
kesempatan untuk saling promote, bagaimana bisa mengontrol daerahnya dengan lebih
cepat. Hanya saja, e-government untuk negara sebesar Indonesia, dengan lebih dari 14
ribu pulau, sulit menciptakan satu platform yang baku. Satu platform tidak bisa
digeneralisasi untuk semua. Misalnya yang diterapkan untuk Jakarta mungkin tidak akan
pas untuk Papua ataupun Sulawesi. Jadi, setiap daerah punya satu pandangan yang bisa
mendaiam terhadap daerahnya.
Untuk masyarakat, selain kemudahan akses, keuntungan lain yang didapat masih banyak.
Contoh di Malaysia. Ada KTP yang bentuknya seperti kartu kredit. Ini disebut “kartu
pintar”. Di sini ada chip yang berisi semua data mengenai pemegang kartu, dari nama,
golongan darah. nama ibu dan saudara kandung, sampai data-data lainnya.
Keuntungannya bagi masyarakat, dia cukup memiliki satu kartu untuk mengakses
semuanya. Misalnya waktu mengisi bensin tapi tidak membawa uang. kartu ini bisa
digunakan sebagai kartu kredit atau kartu debit. Jadi, tak perlu bawa KTP, SIM, kartu
kredit, atau kartu ATM yang berbeda-beda. Satu kartu untuk semuanya. Keuntungan lain,
umpamanya untuk membuat surat kelakuan baik, tak perlu repot-repot harus membuat
surat mulai RT, RW, kelurahan, dan baru kemudian ke kepolisian. Cukup satu kartu ini
saja.
Keberhasilan penerapan e-government dipengaruhi beberapa hal, antara lain peran peme-
rintah pusat, hasil uji coba e-government dengan meniru praktek terbaik dari
pemerintahan daerah lain, dan adanya organisasi pelatihan independen yang bertugas
mempelajari implementasinya. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh perusahaan
aplikasi SAP dengan dua organisasi nirlaba asal Inggris, yaitu Improvement and
Development Agency (IDeA) dan Society of IT Management. Indonesia sebagai negara
kesatuan memiliki sumberdaya alam yang berlimpah dan tersebar, dan dihuni oleh lebih
dari 210 juta penduduk dari berbagai suku, agama dan budaya. Indonesia juga
mempunyai posisi geopolitik yang sangat strategis karena berada di antara dua benua dan
dua samudera. Berbagai potensi tersebut harus dikelola secara baik bagi sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemerintah perlu meningkatkan kewenangan pemerintah
daerah melalui pemberianotonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Penanganan
sangat sentralistik selama lebih dari 30 tahun ternyata hanya mencipiakan ketidakadilan.
Sumberdaya nasional hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. Akibatnya tumbuh
kecemburuan sosial antar daerah yang mengancam kesatuan dan persatuan nasional.
Salah satu tujuan pemberian otonomi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat. Untuk itu pemerintah daerah dituntut memahami secara lebih baik kebutuhan
masyarakat yang terdiri dari berbagai lapisan. Pemerintah daerah harus melibatkan
seluruh unsur masyarakat dalam proses pembangunan. Tata-pemerintahan di daerah harus
diselenggarakan secara partisipatif. Penyelenggaraan pemerintahan yang eksklusif hanya
melibatkan unsur pemerintah dan/atau legislative akan membuat masyarakat tidak peduli
pada pembangunan. Hal ini lebih lanjut akan menyebabkan keberlanjutan pembangunan
menjadi sangat rapuh dan rentan.
Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring dengan tumbuhnya rasa percaya
masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan di daerah. Rasa percaya ini akan
tumbuh apabila masyarakat memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara (equal).
Tidak boleh ada perlakuan yang didasari atas dasar perbedaan pria-wanita, kaya-miskin,
kesukuan dan agama. Pembedaan perlakuan atas dasar apapun dapat menumbuhkan
kecemburuan dan mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat.
Otonomi daerah juga bertujuan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan kreatifitas
local, agar daerah dapat lebih mandiri dan mampu berkompetisi secara sehat. Prakarsa
masyarakat termasuk prakarsa dunia usaha dapat berkem-bang jikaada situasi kondusif,
situasi yang memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Untuk itu penyelenggara
pemerintahan dituntut taat hukum secara konsisten dan sungguh-sungguh. Ketidakpastian
hukum mendorong masyarakat bersikap apatis. Bagi dunia usaha tiadanya kepastian
hukum dan rasa aman dapat mengurangi minat berinvestasi, sesuatu yang sangal
diperlukan bagi pembangunan daerah.
Kewenangan otonomi daerah harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Artinya
sebagai konsekuensi dari pemberian hak dan kewenangan, penyelenggara pemerintahan
dituntut melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional agar tujuan otonomi
daerah dapat terwujud penuh. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya penyelenggara
pemerintahan harus sadar untuk tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada
kebenaran dan kewajaran dalam proses pencapaiannya. Setiap upaya yang menggunakan
sumberdaya masyarakat, perlu diselenggarakan secara transparan. Penyelenggaran
pemerintahan daerah yang bertanggung jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa
percaya masyarakat pada pemerintah daerah.
H. AKUNTABILITAS PUBLIK
1) Pengertian Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak yang memberikan
amanah (principal)
2) Macam macam Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. akuntabilitas vertikal (vertical accountability), Vertical accountability adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada MPR.
b. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Horizontal accountability adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
3) Dimensi Akuntabilitas publik
Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat dimensi
akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993).
1) Accountability for probity and legality (akuntabilitas kejujuran dan hukum).
Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
diterapkan.
2) Process accountability (akuntabilitas proses). Akuntabilitas proses terkait dengan
apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal
kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur
administrasi. Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang
cepat, responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan
terhadap akuntabilitas proses, untuk dapat menghindari kolusi, korupsi dan nepotisme.
a. Program accountability, akuntabilitas program, untuk pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan dapat tercapai, dan apakah ada alternatif program lain yang memberikan
hasil maksimal dengan biaya minimal.