Download - Laporan Resmi Kimling Individu Eli
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
1/14
TUGAS INDIVIDU
ANALISIS BAHAN BUANGAN YANG MEMERLUKAN OKSIGEN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktikum Kimia Lingkungan
Yang dibina oleh Bapak Samsuri
Disusun Oleh:
Kelompok I / Offering C
ELINIRA SUBANDI (100331404585)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
September 2012
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
2/14
LAPORAN PERCOBAAN I
ANALISIS BAHAN BUANGAN YANG MEMERLUKAN OKSIGEN
1. TABEL DATA HASIL PENGAMATAN/PENGUJIANSampel
Jarak
(m)
Suhu Warna BauDO
(ppm)
STABILITAS
REALTIF
(%)
KADAR
CO2
(ppm)
BOD
(ppm)
COD
(ppm)LAP(
0C)
LAB(
0C)
LAP LAB LAP LAB
A 0 25 23
Keruh
kehi-
taman
Bening,
ada
pengo-
tor
++++ ++++ 4,706 37 27,852 16,082 760
B 110 27 23 Keruh Bening +++ ++++ 4,318 21 22,000 10,976 120
C 90 24 23 Keruh Bening +++ ++++ 7,059 60 11,748 10,976 200
D 20 24 23 Keruh Bening ++ +++ 6,671 80 10,252 10,235 120
CATATAN :
- LAP : Data di lapangan (lokasi pengambilan sampel).- LAB : Data di laboratorium (hari pertama analisis CO2, DO, dan stabilitas relatif).- SUHU : Dinyatakan dengan 0C.- BAU : Dinyatakan dengan + (tidak berbau); ++ (sedikit bau); +++ (bau busuk/amis/dll); ++++ (sangat bau).-
WARNA : Identik dengan bau.
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
3/14
2. REKAMAN HASIL PELAKSANAAN PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN2.1Rekaman Hasil Pelaksaan
Gambar di samping merupakan gambar perairan pada titik A.
Pada titik ini, kami menetapkan sebagai titik awal
pengambilan sampel karena pada titik ini merupakan
pertemuan dari tiga aliran selokan yang berisi bahan buangan
rumah tangga (panah hitam : menunjukkan asal aliran air dari
ketiga selokan ; panah orange : menunjukkan arah arah aliran
air yang menuju ke selokan induk ). Pada titik A ini, air selokan berwarna keruh
kehitaman, terdapat jentik nyamuk, terdapat lumut hijau, adanya gelembung, sangat bau
dan suhunya 250C. Aliran air pada titik ini sangatlah lambat.
Gambar di samping merupakan gambar titik B. Penetapan
titik B di sini karena titik ini merupakan pusat kepadatan
penduduk dan dekat dengan industry rumahan bakso. Titk Bberjarak 110 m dari titik A. Air selokan pada titik ini
berwarna keruh kehijauan dikarenakan pada titik B ini banyak
terdapat lumut hijau disertai baunya yang busuk/amis,
suhunya 270C, dan aliran airnya lambat .
Gambar di samping merupakan gambar dari titik C yang
berjarak 90 m dari titik B. Pengambilan sampel pada titik ini
didasarkan pada titik ini kepadatan penduduk mulai
berkurang, karena aliran air selokan mulai keluar dari
kepadatan penduduk. Air pada titik ini berada pada suhu24
0C, berwarna putih keruh, berbau amis/busuk, aliran airnya
lancar dan terdapat lumut.
Gambar di samping adalah gambar pada titik D yang terletak
pada jarak 20 m dari titik C. Pertimbangan kami menetapkan
titik ini sebagai titid D dikarenakan pada titik ini merupakan
titik akhir saluran air selokan dari perumahan menuju ke
selokan induk.Dari amatan kami, warna air pada titik D ini
ialah keruh kehitaman dengan bau yang tidak terlalu
busuk/amis, dan aliran airnya lancar. Suhu air pada titik D inisebesar 24
0C dengan ketinggian lumpur yang paling tinggi dari titik pengambilan sampel
lainnya (tinggi lumpur pada titik A= 9,7 cm; B= 9,1 cm; C= 9,7 cm; dan D= 22,1 cm.
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
4/14
2.2Uji DO (Dissolved Oxygen)Data hasil titrasi pada Uji DO (Dissolved Oxygen), yaitu :
Sampel
(70 ml)
Skala Titran
(Lar. Baku Na2SO3 O,1 N) mlRata-Rata Peruabahan Warna
A
0,0 - 0,3
0,400 ml
Biru gelaptak
berwarna
0,3 - 0,8
0,8 - 1,2
B
1,2 - 1,5
0,367 ml1,5 - 2,0
2,0 - 2,3
C
2,3 - 3,2
0,600 ml3,2 - 3,6
3,6 - 4,1
D4,1 - 4,8
0,567 ml4,8 - 5,2
5,2 - 5,8
Untuk menghitung Kadar Oksigen Terlarut, yaitu dengan menggunakan rumus :
Kadar Oksigen Terlarut = 1000 x V1 x N x 8
V22
Dengan :
V1 = volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.
N thio = konsentrsi larutan Na2S2O3
V2 = volume sampel air yang diperiksa
Perhitungan :
Sampel A = 1.000 x 0,400 ml x 0,1 N x 8 = 4,706ppm
70 - 2
Sampel B = 1.000 x 0,367 ml x 0,1 N x 8 = 4,318ppm
70 - 2
Sampel C = 1.000 x 0,600 ml x 0,1 N x 8 = 7,509ppm70 - 2
Sampel D = 1.000 x 0,567 ml x 0,1 N x 8 = 6,671ppm
70 - 2
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
5/14
2.3Uji Kandungan CO2 TerlarutData hasil titrasi pada Uji Kandungan CO2 Terlarut, yaitu :
Sampel
(100 ml)
Skala Titran
(Lar. NaOH O,1 N) mlRata-Rata Perubahan Warna
A
0,0 - 0,9
0,633 ml
Tak berwarna
merah muda (pink)
0,9 - 1,3
1,3 - 1,9
B
1,9 - 2,3
0,500 ml2,3 - 3,0
3,0 - 3,4
C
3,4 - 3,7
0,267 ml3,7 - 3,9
3,9 - 4,2
D
4,2 - 4,4
0,233 ml4,4 - 4,6
4,64,9
Untuk menghitung Kandungan CO2 Terlarut, yaitu dengan menggunakan rumus :
CO2 = 1000 ml x Vml NaOH x NNaOH x 44
Vml sampel air
Perhitungan :
Sampel A= 1000 ml x 0,633 ml x 0,1 N x 44 = 27,852ppm
100 ml
Sampel B= 1000 ml x 0,500 ml x 0,1 N x 44 = 22,000ppm
100 ml
Sampel C = 1000 ml x 0,267 ml x 0,1 N x 44 = 11,748ppm
100 ml
Sampel D = 1000 ml x 0,233 ml x 0,1 N x 44 = 10,252ppm
100
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
6/14
2.4Uji CODData hasil titrasi pada Uji COD, yaitu :
Sampel
(95 ml)
Skala Titran
(Lar. NaOH O,1 N) mlPerubahan Warna
Blanko 0,024,3
Hijautepat berwarna
merah
A 0,020,5
B 0,023,7
C 0,023,3
D 0,023,6
Untuk menghitung Kadar COD, yaitu dengan menggunakan rumus :
COD (mg/l) = 1000 ml x (A - B) x N x 8
Volume sampel
Dengan :
A = volume ferro ammonium sulfat yang digunakan dalam titrasi blanko
B = volume ferro ammonium sulfat yang digunakan dalam titrasi sampel
N = normalitas ferro ammonium sulfat
8 = berat ekivalen oksigen
Perhitungan :
Sampel A = 1000 ml x (24,320,5)ml x 0,25 N x 8 = 760ppm
10 ml
Sampel B = 1000 ml x (24,323,7)ml x 025 N x 8 = 120ppm
10 ml
Sampel C = 1000 ml x (24,323,3)ml x 0,25 N x 8 = 200ppm
10ml
Sampel D = 1000 ml x (24,323,7)ml x 0,25 N x 8 = 120ppm
10 ml
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
7/14
2.5Uji BOD (Biological Oxygen Demand)Pada uji BOD (Biological Oxygen Demand) ini, sampel yang sudah diaerasi dari
masing-masing titik pengambilan sampel dimasukkan dalam botol, kemudian diberi
label A1A4 dan A1 A4. Sampel A1 A4 langsung diidentifikasi kadaroksigennya, sedangkan untuk sampel A1 A4 disimpan di tempat gelap terlebih
dahulu selama 7 hari, setelah itu baru ditentukan kadar oksigennya.
Adapun data hasil titarasi Uji BOD (Biological Oxygen Demand), yaitu :
Sampel
(70 ml)
Skala Titran
(Lar. Baku Na2SO3 O,1 N) mlRata-Rata Peruabahan Warna
A
0,0 - 0,3
1,367 ml
Biru gelaptak
berwarna
0,3 - 0,8
0,8 - 1,2
B
1,2 - 1,5
0,933 ml1,5 - 2,02,0 - 2,3
C
2,3 - 3,2
0,933 ml3,2 - 3,6
3,6 - 4,1
D
4,1 - 4,8
0,900 ml4,8 - 5,2
5,2 - 5,8
Adapun Kadar Oksigen untuk sampel A - D dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus :
Kadar Oksigen Terlarut = 1000 x V1 x N x 8
V22
Dengan :
V1 = volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.
N thio = konsentrsi larutan Na2S2O3
V2 = volume sampel air yang diperiksa
Sehingga :
Sampel A = 1.000 x 1,367 ml x 0,1 N x 8 = 16,082ppm
70 - 2
Sampel B = 1.000 x 0,933 ml x 0,1 N x 8 = 10,976ppm
70 - 2
Sampel C = 1.000 x 0,933 ml x 0,1 N x 8 = 10,976ppm
70 - 2
Sampel D = 1.000 x 0,900 ml x 0,1 N x 8 = 10,588ppm
70 - 2
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
8/14
Untuk data hasil titrasi sampel yang disimpan di tempat gelap selama 7 hari, yaitu :
Sampel
(70 ml)
Skala Titran
(Lar. Baku Na2SO3 O,1 N) mlRata-Rata Peruabahan Warna
A - 0,000 ml
Biru gelaptak
berwarna
B - 0,000 ml
C - 0,000 ml
D
0,00,3
0,300 ml0,30,6
0,60,9
Catatan :
Tanda (-) pada tabel menyatakan bahwa sampel ketika dititrasi tidak
memberikan hasil perubahan warna sesuai dengan yang diharapkan (sampel rusak ).
Sehingga untuk perhitungan Kadar Oksigennya :
Sampel A = 1.000 x 0,000 ml x 0,1 N x 8 = 0,000 ppm
70 - 2
Sampel B = 1.000 x 0,000 ml x 0,1 N x 8 = 0,000 ppm70 - 2
Sampel C = 1.000 x 0,000 ml x 0,1 N x 8 = 0,000 ppm
70 - 2
Sampel D = 1.000 x 0,300 ml x 0,1 N x 8 = 0,353ppm
70 - 2
Dari hasil perhitungan kedua jenis sampel tersbut, maka kadar BOD perairan dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus :
BOD = selisih kadar oksigen dari kedua botol
= kadar oksigen (sampel A - D) - kadar oksigen (sampel A - D)
Perhitungan :
Sampel A = 16,082ppm- 0,000 ppm = 16,082ppm
Sampel B = 10,976ppm - 0,000 ppm = 10,976ppm
Sampel C = 10,976ppm - 0,000 ppm = 10,976ppm
Sampel D = 10,588ppm - 0,353 ppm = 10,235ppm
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
9/14
3. PERTANYAAN/PEMBACAAN DATA3.1Berdasarkan Tabel Data di atas ada keterkaitan antara suhu (lab.) dengan oksigen
terlarut di setiap titik pengambilan sampel ? Jelaskan jawab Saudara !
Jawab : ada. DO atau dissolve oxygen adalah atau sering juga disebut dengankebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Peningkatan
suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10. Semakin besar
suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen
terlarut semakin kecil. Hal ini juga sama dengan hasil perhitungan dari praktikum
yang kami lakukan. Berikut data hasil perhitungan DO pada percobaan :
Sampel Temperature (OC) DO(dissolve oxygen) (ppm)
A 25 4,706
B 27 4,318
C 24 7,059
D 24 6,671
Dapat dilihat dari perhitungan yang dilakukan semakin tinggi suhu DO semakin
rendah tingkat DO dalam air, semakin rendah suhu semakin tinggi tingkat DO dalam
air.
3.2Dengan kadar oksigen sebagaimana terdapat dalam Tabel Data tersebut di atas,bagaimana kemungkinan hidup hewan-hewan (ikan) kecil di sepanjang perairan darititik A sampai titik D ! Jelaskan lebih lanjut jawab Saudara !
Jawab :
Kehidupan biota air membutuhkan tingkat DO minimal sebesar 5 mg/L. jika
DO dalam suatu perairan berada di tingkat lebih rendah dari 5 mg/L maka dapat
disimpulkan bahwa perairan tersebut akan menghambat kehidupan biota air. Adanya
DO adalah syarat mutlak bagi berlangsungnya kehidupan tanaman dan hewan dalam
air. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter
atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan
mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan
berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik,
sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon
dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar
oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti
ikan, udang dan kerang akan mati.
a Sampel A: dari percobaan yang kami lakukan dihasilkan kadar DO pada titikpengambilan sampel ini sebesar 4,706 ppm. Kadar DO pada perairan di titik
sampel ini lebih kecil dari batas minimal kadar DO yang dibutuhkan oleh ikan
untuk hidup dalam perairan ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perairanini masih simungkinkan adanya kehidupan ikan.
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
10/14
b Sampel B: dari percobaan yang kami lakukan dihasilkan kadar DO pada titikpengambilan sampel ini sebesar 4,318 ppm. Kadar DO pada perairan di titik
sampel ini lebih kecil dari batas minimal kadar DO yang dibutuhkan oleh ikan
untuk hidup dalam perairan ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perairan
ini masih dimungkinkan adanya kehidupan ikan.c Sampel C: dari percobaan yang kami lakukan dihasilkan kadar DO pada titikpengambilan sampel ini sebesar 7,059 ppm. Kadar DO pada perairan di titik
sampel ini melebihi dari batas minimal kadar DO yang dibutuhkan oleh ikan
untuk hidup dalam perairan ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perairan
ini tidak ada kemungkinan adanya kehidupan ikan.
d Sampel D: dari percobaan yang kami lakukan dihasilkan kadar DO pada titikpengambilan sampel ini sebesar 6,671 ppm. Kadar DO pada perairan di titik
sampel ini melebihi dari batas minimal kadar DO yang dibutuhkan oleh ikan
untuk hidup dalam perairan ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perairan
ini tidak ada kemungkinan kehidupan ikan.
3.3Dari Tabel Data tersebut di atas sebutkan titik pengambilan sampel yang memilikistabilitas relatifnya rendah dan titik pengambilan sampel yang yang stabilitasnya
tinggi.Jelaskan arti nilai stabilitas relatif bagi perairan di masing msing titik
pengambilan sampel tersebut !
Jawab : uji stabilitas relative atau stabilitas metilen biru yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa stabilitas relative di titik D menunjukkan kestabilan relative
yang paling tinggi dengan dengan stabilitas relative sebesar 80% hal ini dapat dilihat
dari hilangnya warna biru yang terjadi pada hari ke-7. Kemudian pada perairansampel C dengan stabilitas relative sebesar 60% yang dapat diketahui pada table
dengan menghilangnya metilen biru pada hari ke-4. Pada perairan sampel A memiliki
stabilitas relative sebesar 37% karena metilen biru menghilang pada hari ke-2.
Stabilitas relative yang paling rendah ditunjukkan dari perairan pada sampel B sebesar
21%. Hal ini ditunjukkan sampel air yang telah kami tambahkan metilen biru
menunjukkan bahwa metilen biru menghilang pada hari pertama setelah penambahan
yang dilakukan. Stabilitas relative merupakan indicator yang digunakan untuk
mengetahui adanya oksigen yang terlarut dalam sampel yang telah diambil. Semakin
banyak oksigen yang terkandung dalam perairan tersebut maka semakin lama waktu
atau hari yang dibutuhkan untuk menghilangnya metilen biru yang diberikan, semakin
sedikit oksigen yang ada dalam sampel maka jumlah hari/waktu yang dibutuhkan
untuk menghilangnya metilen biru akan semakin singkat. Adaketerkaitan antara DO
dengan stabilitas relatif (ketersediaan oksigen mempengaruhi stabilitasrelatif), makin
rendah kadar oksigen terlarut maka stabilitasnya juga rendah. Uji stabilitasrelatif
disebut juga uji stabilitas metilen biru.
3.4Dengan nilai stabilitas relatif sebagaimana tertuang pada Tabel Data di atas, makabagaimana tingkat keamanannya bila air selokan tersebut dibuang langsung ke
sungai ? Jelaskan lebih lanjut jawab Saudara ?
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
11/14
Jawab : jika air selokan yang telah tercemar oleh limbah domestic ini akan dialirkan
melalui selokan ke sungai maka paling tidak harus dipastikan tingkat keamanannya.
Air yang masuk ke dalam sungai akan mempengaruhi biota sungai yang hidup seperti
tanaman hewan dan lain-lain. Jika selokan mengandung sedikit oksigen yang dapat
diketahui dari stabilitas relative maka kehidupan biota air yang ada pada sungai akanterganggu dan juga sebaliknya. Jika ditinjau dari stabilitas relative air pada selokan
yang kami jadikan sebagai titik pengambilan sampel ini maka dapat saya simpulkan
bahwa tingkat keamanan dari pembuangan air selokan kearah sungai cukup aman
karena pada titik D atau titik ujung pada saluran selokan yang merupakan titik yang
paling dekat dengan sungai yang lebih besar menunjukkan bahwa tingkat stabilitas
relatifnya sebesar 80% yang artnya masih dalam batas aman untuk mendukung
kehidupan biota sungai yang ada. 80% stabilitas relative air menunjukkan
ketersediaan oksigen yang cukup tinggi untuk mendukung kehidupan hewan atau
tumbuhan dalam sungai. Selain itu selokan ini juga aman jika dialirkan ke sungai
karena bahan organic yang perlu dioksidasi tidak banyak jadi tidak akan menambah
kandungan bahan organic dalam sungai yang juga akan mempengaruhi tingkat
oksigen dan karbon dioksida dalam sungai.
3.5Jelaskan apa arti nilai kadar CO2 bagi perairan di masing-masing titik pengambilansampel berdasarkan Tabel Data tersebut di atas. Jelaskan lebih lanjut jawab Saudara !
Jawab : nilai kadar CO2 merupakan hasil penguraian zat organic oleh
mikroorganisme hidup dalam air secara aerobic misalnya respirasi dari ikan atau
phytoplankton. Peningkatan kandungan zat organic dalam air akan mendorong
mikroorganisme ini untuk menguraikan zat organic tersebut yang akan berakibat padapeningkatan kadar CO2 dalam air. Jika CO2 yang terkandung dalam air semakin
tinggi maka akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Pada konsentrasi >10mg/L
CO2 bersifat racun karena keberadaan dalam darah dapat menghambat pengikatan
oksigen dalam hemoglobin. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui
menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon
dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga
menunjukkan lingkungan air yang asam. Pada tiap sampel ini menunjukkan kadar
CO2 yang ada pada tiap sampel :
a Sample A:kadar CO2 sebesar 27,582 ppm menunjukkan bahwa perairan padatitik sampel ini artinya kadar CO2 yang terkandung dala air ini >10ppm atau
melebihi ambang batas maksimal CO2 yang terkandung dalam air. Jadi
perairan di titik sampel ini beracun dan tidak dapat digunakan sebagai habitat
ikan karena bersifat racun dan pH cenderung asam yang akan mengganggu
kehidupan biota perairan dan juga menghambat pengikatan oksigen dalam
hemoglobin
b Sampel B: kadar CO2 sebesar 22,000 ppm menunjukkan bahwa perairan padatitik sampel ini artinya kadar CO2 yang terkandung dala air ini >10ppm atau
melebihi ambang batas maksimal CO2 yang terkandung dalam air. Jadi
perairan di titik sampel ini beracun dan tidak dapat digunakan sebagai habitat
ikan karena bersifat racun dan pH cenderung asam yang akan mengganggu
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
12/14
kehidupan biota perairan dan juga menghambat pengikatan oksigen dalam
hemoglobin
c Sampel C: kadar CO2 sebesar 11,748 ppm menunjukkan bahwa perairan padatitik sampel ini artinya kadar CO2 yang terkandung dala air ini >10ppm atau
melebihi ambang batas maksimal CO2 yang terkandung dalam air. Jadiperairan di titik sampel ini beracun dan tidak dapat digunakan sebagai habitat
ikan karena bersifat racun dan pH cenderung asam yang akan mengganggu
kehidupan biota perairan dan juga menghambat pengikatan oksigen dalam
hemoglobin
d Sampel D: kadar CO2 sebesar 10,252 ppm menunjukkan bahwa perairan padatitik sampel ini artinya kadar CO2 yang terkandung dala air ini >10ppm atau
melebihi ambang batas maksimal CO2 yang terkandung dalam air. Jadi
perairan di titik sampel ini beracun dan tidak dapat digunakan sebagai habitat
ikan karena bersifat racun dan pH cenderung asam yang akan mengganggu
kehidupan biota perairan dan juga menghambat pengikatan oksigen dalam
hemoglobin
3.6Dengan memperhatikan Tabel Data tersebut di atas, adakah perbedaan kelarutanantara oksigen dan karbondioksida dalam perairan tersebut ? Jelaskan mengapa
demikian dan jelaskan pula akibat yang ditimbulkannya.
Jawab : perbedaan terlihat sangat signifikan jika dilihat dari kelarutan CO2 yang
sangat besar dan mengakibatkan O2 yang terlarut dalam air sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahan-bahan organic yang berasal dari limbah domestic sangat tinggi.
Bahan buangan jenis ini memerlukan oksigen yang banyak untuk penguraiannya danhal ini akan berakibat pada penurunan oksigen yang terlarut dalam perairan tersebut.
Bahan bahan organic yang berasal dari limbah domestic mudah diuraikan oleh
bakteri-bakteri oleh ketersediaan oksigen dalam periaran tersebut. Hasil samping dari
proses penguraian bahan organic oleh bakteri pengurai tersebut adalah karbondioksida.
Artinya jika bahan organic tinggi maka akan membutuhkan jumlah oksigen yang
banyak untuk proses penguraian bahan organic tersebut yang akan menghasilkan
karbondioksida yang tinggi hal ini akan menurunkan jumlah oksigen terlarut dan akan
meningkatkan jumlah karbondioksida yang ada dalam perairan tersebut.
3.7Berdasarkan Tabel Data tersebut di atas, menurut Saudara seberapa banyak bahanbuangan yang memerlukan oksigen memasuki perairan sepanjang mulai dari titik
pengambilan sampel A sampai dengan titik pengambilan sampel D.Jelaskan lebih
lanjut jawab Saudara !
Jawab : jika dilihat dari DO dan CO2 terlarut serta stabilitas relative dapat
disimpulkan :
a Sampel A:bahan buangan yang masuk di titik pengambilan sampel inididominasi oleh bahan bahan organic dari limbah domestic yang tinggi hal ini
ditunjukkan oleh tingkat CO2 yang tinggi sebesar 27,852 ppm, DO sebesar
4,706 ppm dan stabilitas relative sebesar 37%
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
13/14
b Sampel B: bahan buangan yang masuk di titik pengambilan sampel inididominasi oleh bahan bahan organic dari limbah domestic yang tinggi dan
mengalami peningkatan jumlah bahan atau sampah domestic organic yang
masuk ke aliran selokan karena tingkat stabilitas relative menurun dan kadar
DO juga menurun hal ini ditunjukkan oleh tingkat CO2 yang tinggi sebesar22,000 ppm, DO sebesar 4,318 ppm dan stabilitas relative sebesar 21%
c Sampel C: bahan buangan yang masuk di titik pengambilan sampel inididominasi oleh bahan bahan organic dari limbah domestic yang tinggi namun
mengalami penurunan dari titik sampel B karena pada tingkat DO dan
stabilitas relative mengalami peningkatan dan kadar CO2 yang mengalami
penurunan drastic .hal ini ditunjukkan oleh tingkat CO2 yang tinggi sebesar
11,748 ppm, DO sebesar 7,059ppm dan stabilitas relative sebesar 60%
d Sampel D: bahan buangan yang masuk di titik pengambilan sampel inididominasi oleh bahan bahan organic dari limbah domestic yang tinggi dengan
kadar CO2 sebesar 10,252 kadar DO sebesar 6,671 dan stabilitas relative
sebesar 80% kadar CO2 mengalami penurunan dan stabilitas relative
mengalami peningkatan yang cukup drastic.
3.8Dengan memperhatikan ratio COD/BOD di setiap titik pengambilan sampelberdasarkan Tabel Data tersebut di atas, sebutkan jenis zat organik apa yang
mendominasi memasuki perairan tersebut. Jelaskan lebih lanjut jawab Saudara !
Jawab : zat organic yang mendominasi memasuki perairan dalam titik sampel yang
kita ambil adalah bahan-bahan organic dari sampah rumah tangga atau limbah
domestic yang mudah diuraikan oleh bakteri pengurai dengan adanya atauketersediaan oksigen hal ini ditunjukkan perubahan kadar CO2 dan DO serta stabilitas
relative dari tiap titik sampel yang kita ambil. Berdasarkan rasio COD:BOD dapat
dilihat di titik sampel :
a Titik sampel A:dengan rasio COD:BOD sebesar 760:16,082 dapatdisimpulkan bahwa jenis bahan organic yang terdapat pada titik sampel ini
termasuk kedalam bahan-bahan organic yang dioksidasi oleh pengoksidasi
K2Cr2O7 yang digunakan sebagai sumber oksigen karena oksigen pada titik
ini sudah habis oleh penguraian mikroorganisme dalam penguraian secara
biologis. Bahan-bahan ini relative stabil terhadap reaksi biologis misalnya
selulose yang berasal dari nasi yang dibuang oleh masyarakat sekitar.
b Titik sampel B: dengan rasio COD:BOD sebesar 120:10,976 dapatdisimpulkan bahwa jenis bahan organic yang terdapat pada titik sampel ini
termasuk kedalam bahan-bahan organic yang dioksidasi oleh pengoksidasi
K2Cr2O7 yang digunakan sebagai sumber oksigen karena oksigen pada titik
ini sudah habis oleh penguraian mikroorganisme dalam penguraian secara
biologis. Bahan-bahan ini relative stabil terhadap reaksi biologis misalnya
selulose yang berasal dari nasi yang dibuang oleh masyarakat sekitar.
c Titik sampel C: dengan rasio COD:BOD sebesar 200:10,976 dapatdisimpulkan bahwa jenis bahan organic yang terdapat pada titik sampel ini
termasuk kedalam bahan-bahan organic yang dioksidasi oleh pengoksidasi
-
7/29/2019 Laporan Resmi Kimling Individu Eli
14/14
K2Cr2O7 yang digunakan sebagai sumber oksigen karena oksigen pada titik
ini sudah habis oleh penguraian mikroorganisme dalam penguraian secara
biologis. Bahan-bahan ini relative stabil terhadap reaksi biologis misalnya
selulose yang berasal dari nasi yang dibuang oleh masyarakat sekitar.
d
Titik sampel D: dengan rasio COD:BOD sebesar 120 : 10,235 dapatdisimpulkan bahwa jenis bahan organic yang terdapat pada titik sampel ini
termasuk kedalam bahan-bahan organic yang dioksidasi oleh pengoksidasi
K2Cr2O7 yang digunakan sebagai sumber oksigen karena oksigen pada titik
ini sudah habis oleh penguraian mikroorganisme dalam penguraian secara
biologis. Bahan-bahan ini relative stabil terhadap reaksi biologis misalnya
selulose yang berasal dari nasi yang dibuang oleh masyarakat sekitar.
3.9Berdasarkan Tabel Data tersebut di atas, kesimpulan apa yang dapat Saudaratetapkan tentang tingkat pencemaran dan kualitas air perairan tersebut setelah
menerima limbah penduduk. Jelaskan lebih lanjut jawab Saudara.
Jawab :setelah menerima limbah domestic berupa sampah rumah tangga perairan pada
selokan titik sampel ini dapat digolongkan kedalam perairan TERCEMAR karena
rerata tingkat dari COD yang tinggi, oksigen terlarut atau DO yang rendah, CO2 yang
sangat tinggi dan bersifat beracun, BOD tinggi dan stabilitas relative yang reratanya
tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu saya dapat menyimpulkan bahwa kualitas perairan
pada selokan ini sangat rendah karena tidak mendukung kehidupan biota air misalnya
tanaman dan hewan bahkan bersifat beracun dan dapan menurunkan kadar oksigen
yang terlarut dalam hemoglobin dalam darah.
3.10 Berdasarkan Tabel Data tersebut di atas adalah perbedaan signifikan antara hasil
pengamatan di lapangan dengan di laboratorium tentang sifat-sifat fisik air ? Apa
yang dapat Saudara simpulkan tentang adanya perbedaan tersebut ?
Jawab : perbedaan yang signifikan ditunjukkan pada bau yang bertambah menyengat
pada saat berada di laboratorium. Di lapangan bau pada titik sampel tidak
begitu menyengat namun setelah kita amati pada saat pengambilan sampel
untuk diteliti di laboratorium bau bertambah menyengat hal ini disebabkan
karena kadar oksigen yang sebelumnya rendah mengalami penurunan atau
bertambah rendah akibatnya mikroorganisme yang bersifat aerobic tidak bias
lagi memecah zat organic yang terkandung dalam air dan akan digantikan oleh
mikroorganisme yang bersifat anaerobic atau tidak membutuhkan oksigen
dalam mengurai zat organic yang akan menimbulkan bau busuk pada sampel
air. Jika pada kondisi aerobic C CO2, NNH3+HNO3, S H2SO4,
PH3PO4 namun setelah mikroorganisme aorobik ini digantikan oleh
mikroorganisme anaerobic maka penguraian C CH4, NNH3 (berbau
busuk)+AMIN, S H2S (berbau busuk), dan P PH3 +komponen fosfor.