Download - laporan praktikum termokimia
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN I
TERMOKIMIA
OLEH :
NAMA : WA ODE AMALIA
STAMBUK : A1C4 12 051
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : TRI SULISTIAWATI
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ABSTRAK
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia. Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan kalor penguapan karbon triklorida. penentuan kalor penguapan karbon triklorida melalui penguapannya. Prinsip percobaan dari praktikum ini yaitu penentuan kalor penguapan karbon triklorida melalui penguapannya. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Perubahan entalpi ini diperoleh dari selisih jumlah entalphi hasil reaksi dan jumlah entalphi pereaksi. Bila harga perubahan entalphi positif, maka reaksinya adalah reaksi endoterm, sebaliknya jika harga perubahan entalphi negatif maka reaksinya adalah reaksi eksoterm. Dari hasil percobaan pada suhu 30oC waktu yang dibutuhkan oleh karbon triklorida untuk menguap sempurna yaitu 43,67 sekon, sedangkan pada suhu tertinggi yaitu 70oC waktu yang dibutuhkan yaitu 9,72 sekon. Maka semakin tinggi suhu air maka semakin mempercepat terjadinya penguapan, hal ini dikarenakan energi ikatannya semakin cepat putus, sedangkan jika suhu pada lingkungan rendah, maka tetraklorida membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguap, di karenakan energi ikatannya yang semakin lama putus. Kalor pengupan dari CHCl3 yaitu 0,03413785968 kj/mol.K
Kata kunci : Termokimia, Perubahan entalpi. Kalor penguapan
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Termodinamika kimia dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.Erat
berkaitan dengan termodinamika kimia adalah termokimia, yang menangani
pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan dan pembentukkan larutan.
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan bagian
dari termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang
mengikuti reaksi-reaksi kimia. Reaksi dalam termokimia ter bagi menjadi
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.Reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan sedangkan reaksi endoterm adalah
reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem.
Terdapat tiga jenis system, sistem terbuka (open system) dapat
mempertukarkan massa dan energi (biasanya dalam bentuk kalor) dengan
lingkungannya. Sebagai contoh, sistem terbuka dapat terdiri dari sejumlah
airdalam wadah terbuka. Jika kita tutup botol tersebut sedemikian rupa
sehngga tidak ada uap air yang dapat lepas dari atau mengembun ke wadah
maka kita menciptakan sistem tertutup (closed system) yang memungkinkan
perpindahan energi (kalor) tetapi bukan massanya. Dengan menempatkan air
dalam wadah yang disekat seluruhnya, maka kita membuat sistem terisolasi
(isolated system) yang tidak memungkinkan perpindahan massa maupun
energi.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlunya dilakukan
percobaan mengenai termokimia, guna mengetahui perubahan-perubahan suhu
yang terjadi pada suatu larutan sampel, pada percobaan yang akan dilakukan
termasuk pada entalpi penguapan.
II. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum dari percobaan termokimia ini yaitu
menentukan kalor penguapan karbon triklorida.
III.Prinsip Praktikum
Adapun prinsip praktikum dari percobaan termokimia ini yaitu
penentuan kalor penguapan karbon triklorida melalui penguapannya.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang
menyertai reaksi kimia. Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan
(melepaskan) energi, umunya dalam bentuk kalor. Kalor adalah perpindahan
energi termal antara dua benda yang suhunya berbeda. Dalam menganalisis
perubahan energi kimia terlebih dahulu kita mendefinisikan tentang sistem
(system). Sistem merupakan bagian tertentu dari alam yang menjadi perhatian
kita. Selain sistem, kita juga mengenal istilah lingkungan. Lingkungan merupakan
sisa alam yang berada dilur sistem. Terdapat 3 macam sistem yaitu sistem terbuka,
sistem tertutup dan sistem terisolasi. Sistem terbuka dapat mempertukarkan massa
dan energi dan lingkungannya. Sistem tertutup yang memungkinkan perpindahan
energi (kalor) tetapi bukan massanya. Sistem terisolasi yang tidak memugkinkan
perpindahan massa maupun energi (Chang, 2005).
Kecenderungan suatu logam untuk teroksidasi, sama seperti reaksi
spontan lainnya, ditandai oleh perubahan energi bebas ∆G yang menyertai
pembentukan oksida. Nilai ∆G untuk pembentukan oksida adalah negatif. Tiap
pelepasan energi bebas 1 mol zat pengoksidasi dengan logam adalah ∆G⁰ dan
biasa disebut dengan energi bebas standar reaksi (Sallman, 2003).
Pada umumnya sebuah sistem jauh lebih kecil dari lingkungannya. Di
alam ini terjadi banyak kejadian atau perubahan sehingga alam mengandung
sistem dalam jumlah tak hingga, ada yang berukuran besar (seperti tata surya),
berukuran kecil (seorang manusia dan sebuah mesin), dan berukuran kecil sekali
(seperti sebuah sel dan satu atom). Akibatnya, satu sistem kecil dapat berada
dalam sistem besar, atau satu sistem merupakan lingkungan bagi sistem yang lain.
Akan tetapi bila sebuah sistem dijumlahkan dengan lingkungannya, akan sama
besarnya dengan sebuah sistem lain dijumlahkan dengan lingkungannya, yang
disebut alam semesta. Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungannya Oleh
sebab itu, alam semesta hanya ada satu, tiada duanya. Interaksi antara sistem dan
lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan atau pertukaran energi (Nasrudin,
2004).
Energi dalam suatu zat/sistem juga dapat berubah jika zat/sistem
melakukan atau menerima kerja (usaha luar). Jenis kerja yang sering menyertai
perubahan kimia atau proses fisika (perubahan wujud) adalah kerja ekspansi, yaitu
kerja yang berhubungan dengan perubahan volume. Jika suatu zat/sistem
mengembang, maka zat itu mengusir udara atau mengangkat beban diatasnya.
Untuk melakukan hal itu diperlukan sejumlah energi yang disebut kerja. Jadi,
zat/sistem melakukan kerja maka energi dalamnya akan berkurang walaupun
zat/sistem itu tidak melepas kalor. Sebaliknya sistem menerima kerja (volume
berkurang), maka energi dalam sistem bertambah (Purba, 1999).
Kalor reaksi (∆H) adalah kalor yang diserap (diperlukan) atau
dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi, disebut juga perubahan entalpi. Pada
beberapa reaksi kimia jumlah kalor reaksi dapat diukur melallui suatu percobaan
di dalam laboratorium. Pengukuran kalor reaksi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diberikan atau diambil dalam suatu
proses tertentu. Sebuah termometer sederhana terdiri dari bejana terisolasi, alat
pengaduk, dan termometer.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan
selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi
endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil,
sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi.
Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula,
misalnya kalor pembentukan, kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan
dan sebagainya (Nirmaning, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan termokimia ini yaitu sebagai
berikut:
-Gelas kimia 400 mL 1 buah-Tutup krus porselin 1 buah-Pipet tetes 1 buah-Stop watch 3 buah-Termometer 1 buah-pemanas 1 buah
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan termokimia ini yaitu
karbon triklorida (CHCl3) dan air suling
II. Prosedur Kerja
Langkah diatas diulangi pada suhu 40⁰C, 50⁰C, 60⁰C dan 70⁰C
Aquades
Dimasukkan kedalam gelas kimia hingga setengah penuh
dipanaskan hingga suhu 30oC
diletakkan tutup krus porselin dalam keadaan terbalik
dimasukkan CHCl3 pada permukaan tutup krus
diamati suhu yang digunakan untuk penguapan
dilakukan sebanyak tiga kali
dihitung waktu rata-rata yang digunakan
Kalor penguapan CHCl3
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
I. Hasil Pengamatan
No.Suhu(ToC)
Waktu (Sekon)Suhu (K)
( )1 1 −KTLog −t
t1 t2 t3−t
1. 3047,6
244,7
838,3
243,5
7303 0,0033 1,639
2. 4031,9
432,5
432,1
732,2
1313 0,0032 1,507
3 5024,0
522,6
122,3
222,9
9323 0,0031 1,361
4. 6016,4
118,0
717,2
417,2
4333 0,0030 1,236
5. 7010,3
79,51 9,29 9,72 343 0,0029 0,987
Grafik hubungan log t terhadap 1/K
III. Pembahasan
Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan bagian
dari termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang
mengikuti reaksi-reaksi kimia.Reaksi dalam termokimia ter bagi menjadi
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.Reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan sedangkan reaksi endoterm adalah
reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem. Fokus bahasan dalam
termokimia ini adalah mengenai jumlah kalor yang dihasilkan oleh sejumlah
reaksi serta cara pengukuran kalor tersebut. Dalam percobaan ini, akan
ditentukan kalor penguapan suatu cairan dalam proses penguapan.
Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Perubahan
entalpi ini diperoleh dari selisih jumlah entalphi hasil reaksi dan jumlah
entalphi pereaksi. Bila harga perubahan entalphi positif, maka reaksinya
adalah reaksi endoterm, sebaliknya jika harga perubahan entalphi negatif
maka reaksinya adalah reaksi eksoterm. Perubahan entalphi pada suatu reaksi
disebut kalor reaksi. Pada suatu sistem kita tidak dapat mengetahui berapa
kalor yang terdapat pada sistem-lingkungan tersebut, yang dapat di ketahui
hanyalah perubahan kalor yang terdapat pada sistem-lingkungan tersebut.
Pada percobaan termokimia yang dialkukan ini mengalami eltalpi
penguapan. Dalam suatu proses penguapan terjadi pemutusan ikatan antara
molekul-molekul dari fase cair ke fase gas, energi yang diperlukan untuk itu
disebut kalor penguapan atau entalpi penguapan yang bergantung pada suhu,
semakin tinggi suhu pada lingkungan, maka akan mempercepat proses
penguapan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yang dijadikan sampel
yaitu karbon triklorida (CHCl3), dimana cairan CHCl3 diletakkan pada suatu
tutup krus porselin, yang diapungkan pada air suling yang sedang dipanaskan
pada suhu yang telah ditentukan, suhu yang digunakan pada percobaan ini
yaitu pada suhu 30oC, 40oC, 50oC, 60oC, dan 70oC. percobaan ini dimulai pada
suhu terendah.
Cairan karbon triklorida (CHCl3) merupakan salah satu contoh cairan
volatil, yang memiliki karakteristik khas sebagai suatu pelarut polar dan
mudah menguap. Penguapan CHCl3 termasuk reaksi endoterm sebab dalam
penguapannya energi dalam bentuk kalor dari lingkungan akan serap dalam
sistem. Selain itu, dengan adanya penyerapan kalor, maka secara otomatis
energi dalam akan bertambah serta gerakan molekulnya akan semakin
meningkat. Untuk menentukan kalor penguapan dari CHCl3, maka
diperhatikan waktu yang diperlukan oleh CHCl3 untuk menguap. Penguapan
cairan terjadi karena cairan meninggalkan cairan. Molekul-molekul ini
memiliki tenaga yang lebih besar dari pada rata-rata cairan. Penguapan tidak
terjadi secara terus menerus, sebab sebagian dari uap akan kembali ke dalam
cairan. Tekanan uap cairan tergantung pada temperatur, semakin besar
temperatur, maka semakin besar pula tekanan uapnya dan mempunyai harga
maksimal pada temperatur kritis.
Dari hasil percobaan pada suhu 30oC waktu yang dibutuhkan oleh
karbon triklorida untuk menguap sempurna yaitu 43,67 sekon, sedangkan pada
suhu tertinggi yaitu 70oC waktu yang dibutuhkan yaitu 9,72 sekon. Maka
semakin tinggi suhu air maka semakin mempercepat terjadinya penguapan, hal
ini dikarenakan energi ikatannya semakin cepat putus, sedangkan jika suhu
pada lingkungan rendah, maka tetraklorida membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk menguap, di karenakan energi ikatannya yang semakin lama putus.
Pada percobaan ini, diperoleh ∆Hv positif, yang menunjukkna bahwa
dalam perubahan terdapat penyerapan kalor dan proses perubahan itu disebut
proses endoterm, dimana terjadi penyerapan kalor dari sistem ke lingkungan.
∆Hv yang diperoleh dari CHCl3 yaitu 0,03478136958 kj/mol.K
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
yaitu bahwa karbon triklorida (CHCl3) merupakan zat yang mudah menguap,
sehingga semakin tinggi temperaturnya maka semakin sedikit waktu yang
diperlukan dalam menguapkan CHCl3. Kalor penguapan CHCl3 yang
didapatkan adalah 0,03478135968 kj/mol.K
II. Saran
Saran yang saya ajukan setelah mengikuti praktikum ini yaitu saat
proses percobaan sedang berlangsung agar praktikan memperhatikan kenaikan
dan penurunan suhu yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan, selain itu
sebaiknya adal larutan sampel lain sebagai pembanding dari larutan CHCl3.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymon. 2005. Kimia Dasar Konsep Inti Jilid I. Erlangga : Jakarta
Nasrudddin, 2004. Modul termokimia. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Nirmaning, Ratih. 2012. Termokimia. kimiabisa.blogspot.com/2012/ 12 /termokimia.html [11 November 2013].
Purba.M.. 1999. Kimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Smallman, R.E., Bishop, R.J. 2003. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Erlangga : Jakarta.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
TERMOKIMIA
Soal dan jawab!
1. Cara lain untuk menentukan kalor penguapan adalah melalui persamaan
Clausius Clapeyron: -
Bagaimana menurut anda ? jelaskan
2. Jika kalor pembentukan standar H2O (g) dan H2O (l) berturut-turut -242 dan
-285 Kj/mol pada suhu 298 K. Berapa kalor penguapan air pada suhu
tersebut ?
3. Jika pada perytanyaan no. 2 diatas, juga diketahui Cp H2O(g )= 34 Kj/mol dan
H2O (l) = 75 J/mol K, berapa kalor penguapan air pada titik didih normalnya
(bila Cp tidak tergantung pada suhu).
Jawab:
1. Menurut saya untuk menentukan kalor penguapan melalui persamaan Clausius
Clapeyron:
Kurang tepat, karena tidak dicantumkan apakah tergantung pada suhu atau
tidak, karena sebaliknya ditentukan dengan suhu dan titik didih normalnya.
2. Diketahui : ΔH°f H2O (g) = -242 KJ/mol
ΔH°f H2O (l) = -285 KJ/mol
Ditanyakan : berapakah kalor penguapan air pada suhu 298 K ?
ΔH Uap = ΔH°f H2O (g) - ΔH°f H2O (l)
= -242 - (-285)
= 43 KJ/mol
3. ΔH Uap = ΔCp (T2 - T1)
= (Cp H2O (g) - Cp H2O (l) (T2 - T1)
= (34 – 75) . (298 – 273)
=(-41) . (25 K)
= -1024 KJ/mol
Tanda (-) atau (+) hanya menunjukkan apakah melepaskan kalor atau
menerima kalor.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN I
TERMOKIMIA
OLEH :
NAMA : WA ODE AMALIA
STAMBUK : A1C4 12 051
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : TRI SULISTIAWATI
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013