Download - Laporan Praktikum II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Instalasi Listrik Gedung merupakan materi inti yang merupakan
praktikum yang mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan yang
didapatkan dari mata kuliah lain yang ada pada Program Studi Teknik Listrik.
Teori yang didapatkan dari beberapa mata kuliah dipraktekkan pada praktikum ini
seperti rancangan listrik gedung, rangkaian kendali otomatis maupun manual,
serta instalasi penerangan.
Diharapkan melalui praktikum ini Mahasiswa dapat melatih keterampilan
mereka, baik itu dalam perancangan, pemasangan, hingga perawatan dan
troubleshooting jika terdapat kerusakan dalam instalasi listrik gedung.
B. Tujuan
Praktikum Instalasi Listrik Gedung ini bertujuan agar Mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar kerja
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai job latihan pekerjaan
3. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan
4. Melakukan assembling panel
5. Mempersiapkan bahan , komponen dan peralatan listrik
6. Melakukan pengawatan , pengecekan dan pengujian
7. Mencari dan memperbaiki gangguan
1
BAB II
DASAR TEORI
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari:
a. Tempat kerja
Tempat kerja harus memperoleh penerangan cukup, lantai tidak
licin, sirkulasi udara baik, tidak bising, temperature ruangan normal,
tidak berdebu.
b. Tindakan tidak aman
Dalam melakukan kerja sebaiknya angan bersenda gurau dalam
bekerja, tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu dan
sarung tangan berisolasi, Meletakkan barang ditempat lintasan dll,
karena hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
c. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang dimaksud adalah sepatu berisolasi,sarung
tangan berisolasi tinggi,obeng dan tang berisolasi tinggi.
d. Peralatan perlindungan
P3K harus segera diberikan kepada korban kecelakaan kerja ,
pertolongan pertama yang dimaksudkan untuk memberikan perawatan
darurat pada si korban , sebelum pertolongan yang lebih mantap
diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya dengan tujuan :
1. Menyalamatkan nyawa korban
2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cidera / penyakit menjadi lebih parah
4. Mempertahankan daya tahan korban
5. Mencarikan pertolongan lebih lanjut
e. Gangguan kesehatan
Kesehatan seseorang ketika melakukan pekerjaan tidak dapat
diprediksi. Untuk menjaga agar tetap terjaga seorang dapat
2
mengupayakan hal seperti : istirahat cukup,makan dengan gizi yang
cukup,posisi kerja yang ergonomis,dan melaksanakan pekerjaan sesuai
fisiknya.
f. Pertolongan pertama pada kecelakaan
Peralatan perlindungan merupakan peralatan yang terpasang pada
suatu peralatan yang berfungsi sebagai pengaman yang diakibatkan
dari bagian yang panas,berputar,dan bertegangan.
Keselamatan kerja dalam ruang kerja listrik
a. Keselamatan kerja pada kondisi tidak bertegangan
Perlengkapan listrik yang akan dikerjakan pada keadaan
bertegangan harus dibebaskan dari tegangan. Segala kemungkinan
yang dapat mengalirkan tenaga listrik harus dihentikan atau dimatikan.
b. Bekerja dalam keadaan bertegangan
Bekerja pada keadaan bertegangan dapat di lakukan jika syarat
berikut dipenuhi
1. Tenaga harus sedikitnya dua orang, harus ahli, terampil bekerja
pada keadaan bertegangan, dan memiliki surat izin kerja dari
petugas yang berwenang. Sekurang-kurangnya seorang di
antaranya harus bertindak sebagai pengawas.
2. Tenaga kerja harus dalam keadaan sehat rohani dan jasmani
serta sadar, tidak mengantuk dan tidak dalam keadaan mabuk.
3. Tenaga kerja harus berdiri di tempat yang berisolasi dan atau
menggunakan perkakas yang berisolasi dan andal, atau
perlengkapan lain yang memenuhi syarat, sesuai dengan
tegangan kerja perlengkapan yang akan dikerjakan.
4. Tenaga kerja harus menggunakan pengaman badan yang sesuai
seperti sarung tangan pengaman, topi pengaman, sepatu
pengaman dan sabuk pengaman.
3
5. Semua perlengkapan harus diperiksa setiap kali akan dipakai
sesuai dengan petunjuk yang berlaku.
6. Keadaan cuaca harus baik, tidak mendung dan hujan bila
bekerja di luar ruangan.
Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di:
1. Ruang dengan bahaya kebakaran atau bahaya ledakan
2. Ruang lembab dan ruang yang sangat panas
Pekerja dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan
dengan tangan telanjang meskipun ia telah membuat dirinya terisolasi dari
bumi
Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
a. Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan penghantar,
dilakukan cara seperti berikut
1. Sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas
tegangan dengan jalan memutuskan sakelar atau
melepaskan gawai pengaman. Atau penghantar ditarik
sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan
benda kering bukan logam, misalnya sepotong kayu
atau seutas tali yang dikaitkan pada penghantar.
2. Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
3. Penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan
tangan yang dibungkus dengan pakaian yang dilipat–
lipat.
4. Penghantar dihubung pendekkan atau dibumikan.
b. Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menghindarkan
atau mengurangi pengaruh arus listrik. Ia harus menempatkan diri
pada papan yang kering, kain kering, pakaian kering atau alas
serupa yang bukan logam. Jika hal itu tidak mungkin, kedua
tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau
4
bahan serupa itu. Pada saat memberikan pertolongan ,penolong
harus menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan
benda logam.
B. Fungsi Peralatan Kerja
No Nama Alat Fungsi dan Penggunaan Keterangan1 Obeng Minus Mengencangkan dan mengendorkan
sekrup / bautPada peralatan
listrik2 Obeng plus Mengencangkan dan mengendorkan
sekrup / bautPada peralatan
listrik3 Tang potong Memotong kabel Kabel ukuran kecil4 Tang Lancip Membentuk ujung kabel Kabel ukuran kecil5 Tang
kombinasiMemotong,memegang,mengencangka
nKabel ukuran kecil
6 Tang bulat Membentuk ujung kabel Kabel ukuran kecil7 Tespen Mengetes tegangan Kabel ukuran kecil8 Uncek Membuat lubang sekrup Pada papan kerja9 Penggaris Membuat ukuran Pada bidang kerja10 Palu Memukul Pada bidang kerja11 Cuter Mengupas isolasi kabel Kabel ukuran kecil12 Multimeter Mengetes tegangan Benda kerja
C. Pemeriksaan Peralatan Kerja
No Jenis Peralatan
Bagian yang diperiksa Alat yang dipakai
1 Sakelar a. Terminal kontakb. Fungsi Kontak
ObengMultimeter
2 Kontak-kontak
a. Terminal kontak L,N,P,E Multimeter
3 MCB a. Terminak kontakb. Arus nominalc. Fungsi kontak
ObengMultimeterMultimeter
4 Relay a. Terminal kontakb. Fungsi kontakc. Tegangan kerja kumparan
ObengMultimeterMultimeter
5
d. Terminal kumparan / coile. Fungsi kumparan / coil
MultimeterSumber tegangan
5 Impuls Switch
a. Terminal kontakb. Terminal coilc. Tegangan kerja coild. Fungsi kerja
MultimeterMultimeterMultimeterMultimeter
6 Relay tangga a. Terminal kontakb. Terminal coilc. Tegangan kerja coild. Diagram pemasangane. Fungsi kerja
MultimeterMultimeterMultimeterMultimeterMultimeter
7 Timer a. Terminal kontakb. Terminal coilc. Tegangan kerja coild. Diagram pemasangane. Fungsi kerja
MultimeterMultimeterMultimeterMultimeterMutimeter
8 LDR a.Terminal kontakb. Terminal coilc. Tegangan kerja coild. Diagram pemasangane. Fungsi kerja
MultimeterMultimeterMultimeterMultimeterMultimeter
D. Pemasangan Peralatan Listrik
No Jenis peralatan
Cara Pemasangannya Keterangan
1 Sakelar a. Dapat dipasang langsung pada dinding
b. Menggunakan roset
Inbow dengan dos tanam
Outbow dengan roset
2 Stop kontak a. Dapat dipasang langsung
b. Menggunakan roset
Inbow dengan dos tanam
Outbow dengan roset
3 MCB a. Dipasang dengan mounting Didalam panel4 Timer a. Dipasang pada mounting Didalam panel5 Sakelar
tanggaa. Dipasang pada mounting Didalam panel
6 Relay a. Dipasang pada mounting Diluar panel
6
7 LDR a. Dipasang pada mountingb. Dengan proteksi IP55(tahan
semprotan air)Diluar panel
7
BAB III
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK GEDUNG
A. Alat dan Bahan
No Nama Bahan Jumlah Satuan KeteranganA.Pipa dan Alat bantu
123456789101112
Pipa Union (5/8”)(Dia dalam 15mm)Pipa Sintetis Lokal PVC(5/8”)Pipa KIR 11mm(Dia dalam 13,5mm )Knie Union 5/8”Knie PVC 5/8”Knie KIRSok (benda sambung) KIRCabang T(KIR)Tule UnionKlem Aluminium 16mmKlim KIR importKlem Kabel NYM 9mm sebelah paku
3,61,91,25
3211221401214
mmm
buahbuahbuah buah buah buah buah buah buah
B.Sakelar dan Peralatannya13141516171819
20212223242526
Sakelar Dimer(LDR)Sakelar Tukar(two way switch)
Sakelar Seri(series switch)Sakelar Pilih(selector 3 posisi A-
O-M)Sakelar Tekan atau (Impuls)
dengan lampu tandaSakelar Tekan (Impuls) dengan
lampu tanda IP5Lampu tanda (indicator lamp)
merahKOTAK HUBUNG (junction box)
Kotak Kontak 1 fasa +PEFiting lampuRoset kayu
Fiting lampu dinding
1211111
1434422
buahbuahbuah buah buah buah buah
buahbuahbuahbuahbuahbuahbuah
Sch3Sch1Sch2
8
Sakelar tunggal jenis tekan
3131.a.32333435
363738394041424344454647484950515253
54
55565758596060.a.
C.Panel Distribusi dan KontrolSekring Diazed 10 A lengkapSekring Diazed 6 A lengkapRelay kontaktor 220V/10ASakelar Relay impuls 220VSaakelar Waktu 24 jam 220VSakelar Relay Tangga (Staircase)220 VBusbar tembaga 3-5 x 15mmProfil C AlumuniumProfil dudukan terminalProfil dudukan RelayTerminal 4mm2Penahan terminalTreplex ukuran 253x453x4mmAsbes plafon ukuran 253x435x4mmAsbes plafon ukuran 353x603x8mmPlat penutup untuk item 40Terminal 6mmPlat penutup untuk item 46Plat pemisah 6mm2Saluran kabelPlastik pengikat kabelKabel NYM re 3x1,5 mm2,2 ph +NKabel NYM re 3x1,5 mm2,L+N+PENYA 1,5 mm2 merah,kuning dan hitamNYA 1,5 mm2 coklat,putih,merah jambuNYA 1,5 mm2 warna biru tuaNYA 1,5 mm2 warna hijau kuningNYA 1,5 mm2 warna hijauDempul untuk kayuNomor-nomor untuk terminal blok
312111
2801001502001511111111
400103,4117
12
1313,58,50,1112
buahbuahbuahbuahbuahbuah
mmmmmmmmbuahbuah
lembarlembarlembarbuahbuahbuahbuahmmbuah
mmm
m
mmmkgseribuahbuah
9
Steker 10-16 AKabel NYM HY 3x1,5 mm2 (Flexible)
D.Mur,sekrup,baut dan panel61
62
636465666768
Sekrup kayu,kepala ½ bulat3,5 x 153,5 x 303,5 x 203,5 x 40Sekrup kayu,rata perseng 4 x 30 (20)4 x 503,5 x 25Mur baut M4 X 10Mur baut M4 X 50Mur baut M4 X 15Rumah control panelBingkai panelMur geser
1004020108462084114
buahbuahbuahbuahbuahbuahbuahbuah
B. Gambar Rangkaian
1. Diagram Listrik SMG EL DRA 3/01
2. Panel Kontrol Pandangan Depan + Potongan SMG EL DRA 3/02
3. Detail Panel Penerangan SMG EL DRA 3/03
4. Penutup Kontrol Instalasi SMG EL DRA 3/04
5. Pintu Panel Depan SMG EL DRA 3/05
6. Pemasangan Busbar SMG EL DRA 3/06
7. Pintu Panel Belakang SMG EL DRA 3/07
8. Panel Kontrol (Pandangan Belakang Pintu Panel) SMG EL DRA 3/08
9. Instalasi Penerangan SMG EL DRA 3/09
10. Diagram Pengawatan SMG EL DRA 3/10
10
C. Langkah Kerja
Hari Latihan Materi / Kegiatan Alat bantu1 Pendahuluan a. Tata kerja organisasi
b. Keselamatan dan kesehatan kerjac. Program jadwal kegiatand. Tata tertibe. Peminjaman , pengembalianf. Penggantiang. Evaluasi
Menyiapkan peralatan kerja dan bahan
a. Melakukan peminjaman peralatan kerja
b. Melakukan permintaan komponenc. Melaksanakan pengecekan alat
dan bahan
Daftar alatDaftar bahan
Pembuatan panel a. Menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai untuk : rangka,base dan penutup panel
b. Merakit panel
Gambar SMG EL
DRA 3/02,3/03,
2-3 Pemasangan peralatan dan panel
a. Menentukan tata letak peralatan pada papan kerja sesuai gambar
b. Memasang base panel pada papan kerja
c. Membuat lubang incoming dan outgoing pada panel
d. Memasang panel distribusie. Memasang terminal dan busbar
N,PE pada bagian belakang pintu panel
f. Memasang sakelar , kotak kontak , fitting dan kotak sambung
Gambar SMG EL DRA 3/09
4 Pemasangan komponen panel
a. Penentuan tata letak Fuse , MCB , Timer ,Relay tangga dan Impuls Switch pada bagian depan pintu panel
b. Pemasangan Fuse , MCB , Timer , Relay tangga dan Impuls Switch
Gambar SMG EL DRA 3/02,3/05
5-6 Pemasangan pipa a. Pembuatan bengkokkan pipa (elbow dan knie)
b. Pemasangan pipa dari sakelar ke
Gambar SMG EL DRA 3/09
11
kotak hubungc. Pemasangan pipa dari kotak
hubung ke fitting lampud. Pemasangan pipa dari kotak
hubung ke panel distribusi7-8 Penarikan kawat a. Penarikan kawat dari kotak
sambung ke sakelarb. Penarikan kawat dari kotak
sambung ke fittingc. Penarikan kawat dari kotak
sambung ke panel
Gambar SMG EL DRA 3/09
9-10 Penyambungan peralatan diluar panel
a. Penyambungan pada fitting lampub. Penyambungan pada sakelarc. Penyambungan pada kotak kontakd. Penyambungan pada kotak hubung
Gambar SMG EL DRA 3/09
11 Penyambungan peralatan didalam panel
a. Merangkai hubungan peralatan yang ada didalam panel sesuai gambar diagram distribusi
b. Merangkai hubungan rangkaian kontrol yang ada didalam panel sesuai diagram rangkaian kontrol
Gambar SMG EL DRA 3/01
12 Penyambungan antara peralatan didalam panel dengan peralatan yang
ada diluar panel
a. Mengatur kabel-kabel yang berasal dari luar panel
b. Menyatulkan kabel agar bagian dalam panel terlihat rapid an pintu mudah dibuka dan ditutup dengan menggunakan benang atau pengikat lainnya
c. Menghubungkan penghantar / kabel dari peralatan yang ada di dalam panel
Gambar SMG EL DRA 3/01,3/09
13 Menandai a. Menandai semua peralatan yang ada sesuai dengan diagram atau gambar kerja
Gambar SMG EL DRA 3/01,3/09
Pengecekan a. Melakukan pengecekan masing-masing bagian titik beban
b. Melakukan pengujian tahanan isolasi instalasi dengan Mega Ohmmeter
Uji coba a. Melakukan pengujian kerja Gambar SMG
12
masing-masing titik bebanb. Melakukan pengujian kerja
masing-masing rangkaian akhirc. Melakukan pengujian kerja khusus
untuk titik beban yang d. Dapat diopersikan manual dan
otomatis dengan rangkaian otomatis
ELDRA
3/01,3/09
14 Evaluasi a. Kerapian pemasangan pipa,sakelar,kotak kontak,kotak sambung dan panel
b. Kerapian sambungan pada kotak sambung
c. Kerapian pada panel distribusid. Fungsi kerja masing-masing
rangkaian15 Pengembangan ,
trouble shooting dan pembongkaran
a. Pengembangan rangkaianb. Trouble shootingc. Pembongkaran dan pengembalian
alatd. Pembuatan Laporan
e
D. Prinsip Kerja
Pada rangkaian yang telah di buat beserta pemipaannya rangkaian ini
terbagi dengan 4 grup yaitu grup 1 uuntuk Penerangan kamar tamu,makan ,dan
dapur. Grup 2 untuk penerangan kamar mandi ,kamar tidur,selasar,dan panel
ruangan. Grup 3 untuk penerangan jalan parkir. Grup 4 untuk rangkaian kontrol
penerangan parkir dalam rumah,kontrol penerangan parkir luar rumah, kontrol
penerangan dengan pengontrol cahaya. Semua grup disuplai tegangan yang sama
yaitu tegangan PLN 220 V / 50 Hz. Besarnya pengaman grup berbeda-beda
dikarenakan fungsinya untuk besarnya daya yang diamankan.
Grup 1
13
Terdapat rangkaian untuk penerangan kamar tamu, ruang makan, dan
dapur. Kontrol dan rangkaian daya untuk penerangan kamar tamu, ruang makan,
dan dapur dikontrol menggunakan saklar impuls (K1) yang dikendalikan dengan 2
tombol push button NO (D) . 2 saklar push button (D) ini memungkinkan saklar
impuls (K1) dapat dikendalikan mengggunakan 1 push button (D) atau 2 push
button (D) secara bergantian serta satu saklar seri. Cara kerja rangkaian yang
dikendalikan saklar impuls (K1) : menghidupkan menggunakan push button 1 dan
mematikan menggunakan push button 2 atau kebalikannya, kemudian
menghidupkan dan mematikan hanya menggunakan 1 tombol baik hanya
menggunakan push button 1 (D) atau hanya push button 2 (D). Cara
menghidupkan menggunakan saklar seri (C / C1) : 2 buah lampu dapat menyala
sendiri-sendiri menurut kutub saklar yang dioperasikan sehingga ke 2 lampu
tersebut dapat menyala secara mandiri.
Grup 2
Pada grup 2 terdapat penerangan kamar mandi , tidur, selasar, panel
ruangan.pada grup ini nyala dan matinya lampu dapat dioperasikan menggunakan
2 buah saklar tukar (F) sehingga nyala dan matinya lampu dapat dioperasikan
menggunakan 2 saklar tukar tersebut. Cara mengoperasikan : dapat menyalakan
dan mematikan menggunakan 1 saklar baik hanya menggunakan saklar 1 atau
hanya menggunakan saklar 2, dapat mengidupkan dari saklar 1 dan mematikan
dari saklar 2 atau menyalakan menggunakan saklar 2 dan mematikan
menggunakan saklar 1.
Grup 3
Pada grup 3 terdapat penerangan jalan parkir yang dikendalikan dari grup
4. Pada grup ini untuk hidup dan matinya bergantung pada grup 4 yaitu K7 saat
bekraja atau saat mati, dan tidak bisa bekerja secara mandiri atau menggunakan
saklar sendiri karena dikendalikan pada rangkaian kontrol di grup 4. Apabila saat
beroperasi grup 4 sebagai pengendalinya terjadi masalah maka pada penerangan
grup 3 ini tidak bisa bekerja akibat rangkaian kendalinya tidak bekerja, tetapi
14
berbeda jika pada saat beroperasi grup 3 yang bermasalah maka grup 4 akan tetap
bekerja.
Grup 4
Pada grup ini hanya terdapat rangkaian kontrol untuk mengendalikan
rangkaian penerangan pada grup 3. Pada grup 3 dapat beroperasi secara otomatid
atau manual. Kita dapat memilih bagaimana cara untuk mengoperasikan
rangkaian kendali dengan memutar selektor M-0-A untuk memilih cara
pengoperasian secara manual ataupun secara otomatis dan juga terdapat lampu
indikator yang berguna sebagai indikator rangkaian yang bekerja. Lampu
indikator (H5) akan menyala apabila selektor switch pada posisi manual, dan
akan mati pada posisi otomatis karena ter interlok dengan relay K9A.
Cara mengopaerasikan rangkaian secara manual adalah kita operasikan
selektor pada posisi manual kemudian kita mengoperasikan push button NO (B)
yang kemudian akan memicu relay tangga (K5T) mendapat tegangan sesaat dan
kemuian kontak-kontaknya akan bekerja dan menyalakan K7 kemudian
penerangan akan menyala dan mematikannya juga dengan cara menekan kembali
push button NO (B). Pada posisi manual terdapat 2 push button NO (B)
pengendali yang bertujuan untuk mengendalikan relay tangga (K5T) dari 2
tempat. Pada posisi manual tidak dapat mengoperasikan secara otomatis.
Cara mengoperasikan rangkaian kontrol secara otomatis adalah kita
posisikan dahulu selektor switch pada posisi otomatis dan lampu indikator (H5)
akan mati. Pada posisi otomatis ini dapat bekerja secara otomatis ataupun secara
manual. Apabila menghendaki agar bekerja secara otomatis nantinya akan
dipengaruhi oleh setingan timer 24 jam (K4T) dan juga saklar peka cahaya (s8).
Timer 24 jam (K5T) ini bekerja secara terus menerus dan mendapat tegangan
secara terus menerus. Pada posisi otomatis timer berfungsi untuk mengalirkan
tegangan ke sakelar peka cahaya (s8) dan untuk mengoperasikan K7 apabila
saklar peka cahaya (s8) sudah bekerja dan kontak NO nya telah menutup. Apabila
menghendaki mengoperasikan secara manual tetapi dalam kondisi otomatis sama
15
seperti saat mengendalikan secara manual dan perbedaan pengoperasian pada
posisi manual dan posisi manual tetapi dalam kondisi otomatis adalah lampu
indikatornya. Pada posisi otomatis dikehendaki dapat beroperasi pada dua posisi
karena untuk mengantisipasi apabila timer belum bekerja dan cuaca di luar sudah
dalam kondisi gelap sehingga kita dapat menyalakan secara manual.
Penerapan rangkaian auto pada lingkungan sekitar yaitu dengan
menggunakan timer 24 jam yang di setting waktu on dan off , contoh: timer di
setting akan menyala pada pukul 17:00 sampai 05:00 keesokan harinya. Dan LDR
yang akan on secara otomatis jika tidak terkena cahaya dan akan off jika terkena
cahaya. Maka jika keadaan sore hari dan gelap lampu yang dioperasikan dengan
kedua sakelar ini akan bekerja. Namun jika keadaan gelap atau waktu sudah
menunjukkan pukul 17:00 namun lampu tidak menyala dikarenakan adanya
kerusakan pada salah satu komponen tersebut lampu tetap dapat dioperasikan
secara manual.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Melalui praktikum instalasi listrik gedung ini, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada praktek Instalasi Listrik Gedung ini diperlukan ketilitian,
ketepatan dan kesabaran.
2. Jika terjadi kesalahan dalam rangkaian segera cek kembali sambungan
kabel dalam kotak hubung, panel, atau pun kabel yang terhubung ke
dalam tiap komponen.
3. Lampu tanda digunakan sebagai indikator apakah rangkaian bekerja
secara manual atau auto. Jika lampu tanda menyala maka rangkaian
bekerja secara manual, dan jika lampu tanda mati maka rangkaian
berkerja secara auto.
4. Pada rangkaian manual, lampu AB hanya dapat dinyalakan melalui
saklar tekan S6, dan dapat di offkan dengan mereset staircase.
5. Pada rangkaian auto, lampu AB dapat dioprasikan dari saklar tekan,
maupun kombinasi dari K4T dan S8.
B. Saran
Berdasarkan praktikum instalasi listrik gedung yang telah penulis
laksanakan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Adanya Peralatan yang harus dipakai secara bergantian, sehingga
memperlambat proses mencoba rangkaian dan pengecekan apabila
terjadi kesalahan. Diharapkan untuk kedepannya peralatan tersebut
dilengkapi agar tidak memperlambat kerja praktik.
2. Kurangnya kabel penghantar, kabel lama yang tersedia dalam kotak
banyak yang sudah pendek dan tidak layak. Sedangkan untuk meminta
17
kabel baru terbatas, apabila kabel habis para praktikum harus mencari
atau meminta pada praktikum lain. Disarankan sebelum dilakukan
praktik kabel penghantar dicek kira-kira cukup atau tidak.
3. Prosedur permintaan alat sebaiknya dipermudah demi kelancaran dan
ketepatan waktu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas
praktikumnya.
18