LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA “MULYA LESTARI”
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN
MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN
REJOTANGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
VINA NURMA YUNITA
NIM. 12406173065
Dosen Pembimbing Lapangan
Amalia Nuril Hidayati, SE. M, Sy
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN
LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen
Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini
telah di setujui dan disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Perempuan melalui Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di
Kecamatan Rejotangan
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
Amalia Nuril Hidayati, SE. M, Sy
NIP. 198407132014032002
Mengesahkan
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Siswahyudianto, S.Sd.I., M.M.
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesabaran kepada dan membukakan fikiran
untuk menyelesaikan laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tepat
pada waktunya.Laporan yang berjudul “Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama
„Mulya Lestari‟ Terhadap Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP)
Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Rejotangan
Kabupaten Tulungagung” dapat selesai dengan baik tanpa kendala yang berarti.
Atas terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan
penghargaan serta terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung .
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
3. Ibu Hj. Amalia Nuril H.,SE,M.Sy selaku Kajur Manajemen Keuangan
Syariah IAIN Tulungagung serta selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang
telah memberikan arahan serta bimbingan dalam melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan.
4. Bapak Siswahyudianto, S.Sd.I., M.M. selaku Kepala Laboratorium yang telah
memberikan arahan, tata cara dan masukan selama kami menjalankan Praktik
Pengalaman Lapangan.
5. Bapak Eko Prastya Wibisono, S. Pd, selaku Ketua Pelaksanaan Operasional
Badan Usaha Milik Desa Bersama „Mulya Lestari‟ Kecamatan Rejotangan
yang telah menyediakan tempat untuk digunakan Praktik Pengalaman
Lapangan kepada kami.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan PPL ini.
Penulis meyakini bahwa penulisan ini mempunyai banyak sekali
kekurangan dalam hal pembuatan laporan, sehingga masih jauh dari kata
sempurna.Penulis masih membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun
iv
dan memperbaiki laporan untuk kedepannya. Penulis juga meminta maaf sebesar-
besarnya kepada semua pihak apabila dalam pelaksanaan program maupun
penyusunan laporan banyak terdapat kesalahan.Semoga segala bantuan dan
kebaikan serta kesabaran yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Tulungagung, 31 Agustus 2020
VINA NURMA YUNITA
NIM 12406173065
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN .................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ............................................................................................. 1
B. Tujuan dan Kegunaan ..................................................................................... 4
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ............................................................................................... 5
B. Pelaksaan Praktik ........................................................................................... 7
C. Permasalahan di Lapangan ............................................................................. 8
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ........................................... 9
BAB III PEMBAHASAN
A. Badan Usaha Milik Desa Bersama ................................................................. 10
B. Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui Simpan Pinjam Prempuan
(SPP) ............................................................................................................... 12
C. Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Kecamatan Rejotangan .................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
B. Saran-Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Profil Lembaga
2. Pelaksaan Praktik
3. Permasalahan di Lapangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Mewujudkan perkembangan masyarakat secara adil dan makmur dan
juga merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
satu kesatuan Negara Republik Indonesia yang merdeka dan berkedaulatan
rakyat. Dalam menjalankan program pembangunan nasional dilandaskan pada
pengamalan nilai Pancasila yang mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa
yang diselenggarakan bersama oleh rakyat dan juga pemerintah. Pada bagian
terkecil dari keseluruhan pemerintahan terdapat desa yang mana
berkedudukan lebih dekat dengan masyarakat berperan sebagai perpanjangan
tangan dari pemerintah pusat untuk mengelola setiap daerah penting yang
ada. Salah satu bentuk upaya pengelolaan daerah adalah dengan membangun
sumber sumber penghasilan asli desa yang dibarengi dengan adanya
keterlibatan masyarakat secara aktif sehingga kesejaheraan masyarakat juga
dapat terwujud.1
Pengeloalaan daerah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat
sehingga mereka bisa mengembangkan potensi dan juga kemampuannya
dalam menghadapi beragam permasalahan yang ada. Setiap anggota
masyarakat harus ikut andil dan pastisipatif dalam kegiatan pemberdayaan
ini, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pembiayaan dan
juga pada pengawasan. Lewat program pemberdayaan seperti ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik secara material maupun
moral.
Pengelolaan daerah ini pada hakekatnya bertujuan untuk membangun
kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah
adalah membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai melalui
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan
keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk
mendukung ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang
1 Xavier Nugraha, dkk., Iuris Muda: Bunga Rampai Ilmu Hukum, (Yogyakarta: CV
Penerbit Harfeey, 2019), hlm. 75
2
mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber
daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tujuannya, adalah untuk
memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang
punggung ekonomi regional dan nasional.2
Pemberdayaan merupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan
tindakan nyata secara bertahap dan berkesinambungan dalam meningkatkan
kapasitas masyarakat. Pemberdayaan ditujukan agar masyarakat mampu
meningkatkan kualitas kehidupannya untuk berdaya, memiliki daya saing dan
mandiri.3
Salah satu aspek yang dihadapi oleh masyarakat yang tidak berdaya
adalah permodalan, tidak adanya modal mengakibatkan masyarakat tidak
mampu berbuat sesuatu untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.Oleh karena
itu pemerintah mencanangkan sebuah program yang khusus dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat guna membantu dalam kesejahteraan masyarakat
itu sendiri.
Berdasarkan hal di atas pemerintah senantiasa meluncurkan berbagai
program berbasis konsep pemberdayaan, berbagai program tersebut mencoba
menjawab tantangan mengenai peningkatan kapasitas (keberdayaan)
masyarakat di daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin baik
daerah pedesaan maupun perkotaan.4 Salah satu program yang diluncurkan
pemerintah dalam hal mensejahterakan masyarakat tersebut adalah sebuah
lembaga Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MP).5
PNPM-Mandiri Perdesaaan secara resmi telah diakhiri ditandai
dengan diadakannya MAD Penyelerasan Kelembagaan BKAD pada 31
Oktober 2015. Oleh karena itu dibentuklah Badan Usaha Milik Desa Bersama
(BUMDESMA) sebagai salah satu program andalan dalam meningkatkan
perekonomian desa. Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) lahir
2 Rohani Budi Prihatin, dkk, BUMDes dan Kesejahteraan Masyarakat Desa, (Jakarta:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2018), hal. 3 3 Randi R. Wrihatnolo, Manajemen Pemberdayaan:Sebuah Pengantar dan Panduan
untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT elex Media Komputindo, 2014), hal. 32 4 Ibid, hal. 33
5 Elfindri, Strategi Sukses Membangun Daerah, (Jakarta: Graha Media,2018), hlm. 69
3
sebagai suatu bentuk pendekatan baru dalam upaya pembanguanan
perekonomian dan potensi desa. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Bersama (BUMDESMA) ini dilaksanakan untuk memberikan manfaat kepada
desa termasuk semua warga yang ada di dalamnya. Dengan kehadiran Badan
Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) pada suatu desa diharapkan dapat
menjadikan usaha warga atau masyarakat desa menjadi lebih produktif dan
efektif.6
Salah satu program yang dijalankan Badan Usaha Milik Desa
Bersama (BUMDESMA) untuk mengelola dan mengembangkan
perekonomian desa yaitu melalui program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Sesuai dengan namanya, program ini dijalankan untuk meminjamkan
sejumlah dana kepada warga desa khususnya bagi sekelompok perempuan
yang mempunyai usaha sendiri atau membantu usaha dari suami. Program
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dimaksudkan untuk membantu rumah
tangga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah yang ingin
mengembangkan usaha tetapi terhambat karena keterbatasan dana.
Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu
dari 4.371 kecamatan yang ada di Indonesia yang menjadi pusat perhatian
pemerintah dalam upaya pembangunan ekonomi dengan memberdayakan
masyarakat melalui suatu kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Setelah
diterapkannya program SPP di Kecamatan Rejotangan memberi dampak baik
pada perekonomian masyarakat yang diberi modal guna membantu
pengembangan pelaku UMKM.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Rejotangan.
6 BUMDESMA Mulya Lestari, “Laporan Pertanggung Jawaban Kelembagaan
BUMDESMa Mulya Lestari Kecamatan Rejotangan – Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran
2019”
4
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Dalam penelitian di Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” ini tujuan yang dicapai dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme Kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Rejotangan.
b. Untuk mengetahui peran penting Badan Usaha milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” Terhadap Kesejahteraan Perempuan melaui
Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan
Rejotangan.
2. Kegunaan
Penulis mengharapkan dari adanya penelitian ini bisa memberikan
manfaat antara lain:
a. Bagi IAIN Tulungagung, penelitian ini bisa digunakan sebagai
sumber referensi atau bahan literatur yang dapat dimanfaatkan bagi
penelitian selanjutnya. Serta diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baru.
b. Bagi Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan supaya bisa berkembang
menjadi lebih baik dalam memberdayakan perekonomian warga
khususnya perempuan melalui program Simpan Pinjam Perempuan
(SPP).
c. Bagi peneliti, ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan
dan kajian ilmiah bagi penelitian selanjutnya, dan juga menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai masalah sejenis.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang II
tahun 2020 dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 2020 sampai dengan
tanggal 31 Agustus 2020. Dengan melakukan observasi sebanyak 4 kali
dalam satu bulan. Bertempat di Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” yang beralamat di Jl. Kandung No. 1, Desa Pakisrejo, Rejotangan,
Tulungagung.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Nama Lembaga : Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
Rejotangan
Alamat : Jl. Kandung No. 01, Desa Pakisrejo, Rejotangan,
Tulungagung
1. Letak Geografis
Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” berada di
wilayah Kecamatan Rejotangan yang berbatasan :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Blitar
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar
c. Sebelah Timur : Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar
d. Sebeah Barat : Kecamatan Ngunut
Wilayah yang dinaungi oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” di Kecamatan Rejotangan ada 16 desa, yaitu :
Tenggong, Panjerejo, Karangsari, Tugu, Sukorejo Wetan, Jatidowo,
Banjarejo, Tanen, Sumberagung, Rejotangan, Blimbing, Pakisrejo,
Tegalrejo, Aryojeding, Tenggur, dan Buntaran.
2. Sejarah Singkat
Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” merupakan
kelanjutan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Pedesaan dalam rangka melaksanakan amanah UU Desa No. 6
tahun 2014 untuk melestarikan dan mengembangkan asset agar
kemandirian ekonomi di Kawasan pedesaan tercapai. Di Rejotangan,
program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2007 yang melibatkan
masyarakat sekitar secara aktif baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelestarian semua kegiatan yang dijalankan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
6
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pedesaan secara resmi telah berkahir dengan adanya MAD Penyelarasan
Kelembagaan BKAD yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2015.
Program PNPM Mandiri Pedesaan yang telah berkahir berakibat pada
pengakhiran BLM kepada desa-desa sesuai dengan program pemerintah,
sehingga setelah itu dibentuk kembali Program Dana Desa sebagai
perwujudan dari kesinambungan pembangunan desa.
Untuk menindaklanjuti adanya aset produktif yang dimiliki oleh
desa dari hasil MAD Pengakhiran dan Penyelarasan ditandai dengan
adanya kegiatan intervensi aset-aset hasil kegiatan yang dikelola sesuai
dengan prinsip-prinsip dan juga petunjuk pemberdayaan masyarakat. Hal
ini diperkuat dengan kehadiran AD – ART kelembagaan BKAD. Dimana
aset produktif yang dimaksud tadi adalah aset dana perguliran UPK
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan
Kecamatan Rejotangan.
3. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
Menciptakan tumbuhnya perekonomian masyarakat kecamatan
Rejotangan yang mandiri di dukung dengan tersedianya sarana
prasarana sosial ekonomi sesuai dengan kebutuhan
b. Misi
1. Membantu masyarakat dengan menyediakan modal usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Rejotangan.
2. Mendorong masyarakat untuk berinisiatif dalam pengembangan
usaha.
3. Pemberdayaan dan pembelajaran masyarakat untuk berusaha
dalam peningkatan pendapatan dengan pelatihan wirausaha.
c. Tujuan
Membantu pemerintah dalam uapya mempercepat penganggulangan
kemiskinan berdasar pengembangan kemandirian masyarakat
kecamatan rejotangan melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan
7
kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan atau
antar desa serta peningkatan penyediaan sarana prasaran sosila
ekonomi sesuai dengan kebutuhan masyarakat kecamatan
Rejotangan.
4. Struktur Organisasi
a. Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
Ketua : Faus Abadi, S.Ag
Sekretaris : Didik Purno Nugroho
Bendahara : Saipul Munip, S.Ag
b. Pengurus Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan (BPUPK)
Ketua : Andik Suhono
Anggota : Muhamad Fauji
Anggota : Tri Rahmawati
c. Pengurus Pelaksana Pengelola Operasional
Ketua : Eko Prastya Wibisono, SPd
Sekretaris : Muhromin
Bendahara : Yesi Widiyani
Staf : Sihab Solihudin
d. Tim Verifikasi Perguliran Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Ketua : Sunaryati
Anggota : Ida Yuniarti
B. Pelaksaan Praktik
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang I yang
diselenggarakan IAIN Tulungagung untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam yang bertenpat di Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
berlangsung mulai tanggal 01 Agustus 2020 sampai 31 Agustus 2020. Pada
pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari” hanya terdapat satu Mahasiswa yang menjalankan
praktik observasi.
8
Selama observasi dilakukan kunjungan ke kantor Badan Usaha Milik
Desa Bersama “Mulya Lestari” sebanyak empat kali, kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pada minggu pertama, observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan
yang berlangsung di kantor Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari”. Misalnya kegiatan kerja staf kantor dan interaksi antara staf dan
nasabah yang datang ke kantor. Serta ikut terjun langsung dalam kegiatan
pencairan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
2. Pada minggu kedua, dilakukan kunjungan ke kantor Badan Usaha Milik
Desa Bersama “Mulya Lestari”, bertemu dengan pimpinan dan sekretaris
untuk berbicara mengenai sejarah, profil, struktur organisasi dan jenis
usaha yang ada di lembaga.
3. Pada minggu ketiga, diakukan kunjungan ke kantor Badan Usaha Milik
Desa Bersama “Mulya Lestari”, bertemu dengan sekretaris untuk
berbicara mengenai Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
4. Pada minggu keempat, dilakukan Kunjungan ke kantor Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”, bertemu dengan sekretaris dan
bendahara untuk berbicara mengenai data pemanfaat Simpan Pinjam
Perempuan (SPP).
C. Permasalahan di Lapangan
Salah satu kegiatan usaha di Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” adalah program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), program
ini dilakukan dengan meminjamkan sejumlah dana kepada masyarakat
khususnya untuk perempuan agar mereka bisa mengembangkan usahanya,
selain itu dengan adanya Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dimaksudkan
untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat yang meminjam uang lewat bank
titil atau rentenir.
Dalam setiap usaha yang dijalankan pasti akan menghadapi berbagai
mascam permasalahan. Setiap masalah yang datang kan berdampak dan
berakibat terhadap usaha yang djalankan, bahkan dampak terbruknya adalah
usaha akan bangkrut karena permasalahan tidak dapat dipecahkan.
9
Kekurangan modal adalah salah satu kendala yang dihadapi oleh usaha kecil
maupun menengah. Banyak ibu-ibu yang telah melakukan usaha tetapi susah
untuk mendapatkan modal ataupun menambahkan modal tambahan. Dengan
adanya kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan atau lebih dikenal dengan
Simpan Pinjam Perempuan (SPP), ini akan memudahkan para ibu-ibu untuk
mendapatkan dana pinjaman yang mana akan digunakan untuk menambahkan
modal usaha yang mereka lakukan.
Berdasarkan penjelasan di atas Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” berperan sebagai tempat yang bisa membantu masyarakat
untuk meningkatan perekonomian perempuan sehingga kesejahteraan
perempuan bisa lebih terjamin atau lebih baik.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Dari permasalahan diatas, tanggapan dari pihak BUMDESMA
„Mulya Lestari‟ yaitu pihak mereka menjembatani masyarakat Kecamatan
Rejotangan khususnya perempuan apabila membutuhkan atau ingin
menambah modal usaha melalui kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan
(SPP) yang merupakan salah satu upaya dari pemerintah melalui PNPM-MP
yang memiliki tujuan umum yaitu, untuk mengembangkan potensi kegiatan
simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro,
pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan
kegiatan kaum perempuan dan mendorong penanggulangan Rumah Tangga
Miskin. Sedangkan tujuan khusus kegiatan SPP yakni mempercepat proses
pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, memberikan
kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui
pendanaan peluang usaha, dan mendorong penguatan kelembagaan simpan
pinjam oleh kaum perempuan.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Badan Usaha Milik Desa Bersama
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) merupakan badan usaha yang
bercirikan Desa dan dibentuk secara kolektif oleh Pemerintah Desa dan
masyarakat Desa. UU No. 6/2014 tentang Desa menegaskan bahwa BUM
Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk mendayagunakan segala potensi
ekonomi, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.7
Usaha skala lokal desa yang dijalankan Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa) mulai tumbuh pasca UU No. 6 tahun 2014. Selain BUM Desa
yang tumbuh pada skala lokal desa, UU Desa juga memberikan ruang dan
kesempatan kepada dua desa atau lebih untuk menjalin kerjasama, termasuk
membangun BUM Desa Bersama.8
Alas sosial pendirian BUM Desa Bersama adalah kerjasama antar-
Desa yang dilakukan 2 (dua) Desa atau lebih. UU No. 6/2014 tentang Desa
membuka peluang “pelayanan usaha antar-Desa”. Selanjutnya, Pasal 141 PP
No. 43/2014 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 6/2014 tentang Desa
mengenalkan istilah hukum “BUM Desa Bersama”.9
BUMDesa Bersama merupakan representasi Desa yang mempunyai
otoritas langsung untuk memiliki dan mengelola sumberdaya publik (tanah
Desa, dana Desa, dana bergulir, hibah pemerintah, sumberdaya alam
bersama) sebagai modal untuk menjalankan bisnis. BUM Desa Bersama
dapat menjadi wadah dan patron yang menyatukan sekaligus melindungi
banyak pelaku ekonomi kecil menjadi bisnis yang lebih besar, tanpa harus
mencaplok usaha bisnis yang sudah berkembang.10
7 Johozua M Yoltuwu, Pedoman Teknis Tata Cara Pendirian, Pengurusan, dan
Pengelolaan, dan Pembubaran BUM Desa Bersama, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembangunan
Kawasan Perdesaan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI,
2017), hal. 4 8 Ibid., hal. 1
9 Ibid., hal. 5
10 Ibid., hal. 10
11
Ada dua ranah yang menjadi arena partisipasi Desa melalui BUM
Desa Bersama dalam pembangunan kawasan perdesaan:11
1. Sumber daya milik bersama (common pool resources) yang secara alamiah
(by nature) merupakan kawasan perdesaan dan dalam kehidupan sehari-
hari menjadi sumber kehidupan-penghidupan masyarakat setempat.
Sumberdaya kategori ini antara lain meliputi sungai, mata air, mineral
nonlogam atuan (galian tambang C), pesisir dan lain-lain.
2. Kawasan yang sengaja disiapkan (by design) oleh Pemerintah sebagai
arena investasi pembangunan kawasan perdesaan baik oleh pemerintah
maupun pihak swasta seperti agropolitan, minapolitan, agroindustri,
pertambangan dan sebagainya.
Pendirian BUM Desa Bersama diawali dengan adanya prakarsa desa.
Prakarsa Desa tumbuh dari kesadaran desa untuk kolaborasi (kerjasama antar-
Desa) mengelola sumber daya bersama (common pool resources).12
Prakarsa Desa dan inisiatif desa berawal dari langkah sederhana
yakni melalui dialog dengan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan pelaku
wirausaha desa lainnya tentang potensi desa yang dapat dikelola bersama.
Misalnya, di Desa Tanen dan Desa Pakisrejo berada di wilayah Rejotangan
yang berpotensi untuk dikelola bersama. Dengan melihat adanya potensi
wisata itu, kepala Desa Tanen dan Desa Pakisrejo berdiskusi terkait
pemanfaatan sumber daya bersama tersebut. Akhir diskusi ini kemudian
menghsilkan kesepakatan antara dua kepala desa untuk melakukan kerjasama
antar desa bidang pariwisata sekaligus bersepakat untuk mengadakan
musyawarah desa dan musyawarah antar desa untuk menindaklanjuti
perbincangan tersebut. Kondisi ini yang kemudian dinilai sebagai prakarsa
Desa. Prakarsa Desa tidak hanya terbatas pada ide dan gagasan dari kepala
Desa saja tetapi juga dapat bersumber dari aspirasi masyarakat Desa.
Inisiatif Desa untuk mengelola toko desa/grosir, dan simpan pinjam.
Kecamatan Rejotangan Memiliki Badan Usaha Milik Desa Bersama yang
berlokasi di Desa Pakisrejo. Berfokus pada program kegiatan usaha
dagang/toko grosir dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Program tersebut
11
Ibid., hal. 12-13 12 Ibid., hal. 15
12
menunjukkan kemajuan yang pesat. Ditandai dengan adanya usaha toko,
mitra dari Badan Usaha Milik Desa Bersama yang hampir ada di setiap desa
di Kecamatan Rejotangan.
B. Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui Simpan Pinjam
Prempuan (SPP)
Pengertian kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang
kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik
oleh lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah,
mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial
dan penigkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.13
Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat
secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi,
dan kerja sama yang setara. Pengembangan masyarakat mengekspresikan
nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilhan, partisipasi,
kerja samadan proses belajar berkelanjutan.14
Pemberdayaan perempuan adalah proses penyandaran dan
pembentukan kapasitas terhadap partisiasi yang lebih besar seperti kekuasaan,
pengawasan, dan pengambilan keputusan serta tindakan transformasi yang
mengarah pada perwujudan persmaan derajat yang lebih besar antara
perempuan dan laki-laki.15
Dalam pemberdayaan tenaga kerja perempuan
terdapat tiga konsep secara prinsip yakni:16
1. Capitaly abuilding adalah membangun kemampuan perempuan.
2. Cultural Change adalah perubahan-perubahan budaya yang memihak
perempuan.
3. Structural Adjusment adalah penyesuaian terhadap structural yang
berpihak kepada perempuan.
13
Sinollah, “Peranan Simpan Pinjam Perempuan dalam PNPM-MP untuk Kesejahteraan
Masyarakat”, Jurnal Dialektika, Vol. 4, No. 2, September 2019, hal, 34 14
Syafruddin Ritonga, “Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan bagi Peningkatan
Perekonomian Masyarakat”, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, Vol. 1, No. 2,
Desember 2013, hal. 114 15
Syafi‟i Ma‟arif, Pembangunan dalam Perpektif Gender, (Malang: UMM Pers, 2013),
hal. 189 16
Ibid., hal. 190
13
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan kegiatan pemberian
permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan
pinjam. Sasaran program adalah rumah tangga miskin yang produktif yang
memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan soaila dasar
melalui keompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat
dengan bentuk kegiatannya yaitu dengan memberikan pinjaman dana sebagai
tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai
pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman. Secara umum
kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam
perdesaa, kemudian akses pendanaan usaha skala mikro, peenuhan kebutuhan
pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum
perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan
menciptakan lapangan kerja.17
Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) di Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” Kecamatan Rejotangan sudah
berlangsung mulai tahun 2007. Adapun jenis-jenis usaha yang bisa
mengajukan pinjaman ke Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
Kecamatan Rejotangan ada adalah masyarakat yang memiliki warung,
pedagang gorengan, petani, pedagang sayuran, usaha ternak ayam ataupun
usaha lainnya.
Sebelum masyarakat ingin meminjam ke Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari”, peminjam harus memiliki kelompok yang
berjumlah minimal 5 orang dan maksinal 14 orang dalam satu kelompok
karena Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” memberikan
pinjaman bukan untuk pribadi melainkan kelompok dan dana pinjaman
tersebut baru di bagi per individu.
Adapun syarat yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari”untukmendapatkan Simpan Pinjam ini adalah:
1. Kelompok minimal sudah berumur 1 (satu) tahun.
17
Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Petunjuk
Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan, (Jakarta: 2007), hal. 58
14
2. Jumlah anggota minimal 5 orang dan memiliki pengurus minimal 3
(tiga) orang (Ketua, Sekretaris dan Bendahara).
3. Minimal 75 % (tujuh puluh lima persen) dari jumlah anggota memiliki
usaha produktif.
4. Anggota kelompok memiliki tabungan di Kelompok.
5. Kelompok memiliki Administrasi Pembukuan yang sederhana akan
tetapi memenuhi kaedah pembukuan dan dikerjakan secara tertib dan
teratur.
6. Kelompok memiliki aturan main yang jelas dan dilaksanakan oleh
seluruh anggota dan pengurus kelompok.
7. Pengelolaan kelompok dikelola secara terbuka.
8. Diutamakan pemanfaat pinjaman adalah RTM produktif.
Setelah syarat-syarat dipenuhi oleh para peminjam, maka pengelolah
Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” akan memproses sampai
dana pinjaman yang diajukan oleh masyarakat tersebut bisa dicairkan.Adapun
dana awal untuk peminjam maksimal Rp. 2.000.000/ individu. Kalau
kelompok tersebut berjumlah 10 orang maka dana untuk kelompoktersebut
Rp. 20.000.000, untuk tahun pertama meminjam. Apabila kelompok tersebut
lancar dalam proses angsuran perbulan, maka untuk tahun ke dua sampai 4
tahun akan bertambah maksimal sampai 4.000.000/ individu dan untuk
kelompok diatas 4 tahun pinjaman maksimal 5.000.000/individu. Adapun
proses pengembalian pinjaman di kenakan Jasa/Bunga sebesar18 % dari
pinjaman pokok. Penentuan jasa/bunga dari Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
berdasarkan hasil musyawarah perangkat Desa, Perangkat Kecamatan dan
Seluruh anggota kelompok.
Prosedur Pengajuan dan Pencairan Simpan Pinjam Perempuan:
1. Anggota melalui rapat kelompok mengajukan pinjaman secara tertulis
atau secara lisan kepada pengurus kelompok.
2. Bila disetujui oleh Pengurus Kelompok, maka Pengurus Kelompok
merekap pengajuan anggota, selanjutnya menulis proposal pinjaman
kelompok disertai dengan persyaratan yang dibutuhkan seperti photo
copy KTP calon peminjam (suami, isteri) dan pernyataan kesediaan
15
tanggung renteng dan pernyataan jaminan unjuk, setelah itu proposal
pengajuan pinjaman diketahui oleh Kepala Desa.
3. Pengelola UPK menerima dan meneliti (mevalidasi) kebenaran atas
proposal beserta lampirannya, misalnya keasliannya, masih berlaku atau
tidak dan lain sebagainya. Apabila belum lengkap dan benar maka
berkas-berkas proposal dikembalikan kepada kelompok.
4. Berkas-berkas proposal ajuan pinjaman kelompok oleh Pengurus UPK
mencatat pada buku khusus selanjutnya dilaporkan kepada BKAD.
5. BKAD memberikan intruksi kepada Tim Verifikasi untuk melakukan
verifikasi atas proposal tersebut.
6. Tim Verifikasi bersama UPK menjadwalkan kunjungan lapangan untuk
melakukan Analisa Permohonan Pinjaman (study kelayakan).
7. Tim Verifikasi setelah selesai melakukan Analisa Pinjaman (study
kelayakan), selanjutnya menganalisa dan merekap serta menyusun
rekomendasi atas hasil kunjungan lapangan dan analisa pinjaman serta
dibuat Berita Acara hasil analisa bersama dan selanjutnya dilaporkan
kepada UPK.
8. UPK melaporkan kepada BKAD, selanjutnya BKAD mengundang tim
pendanaan untuk memutuskan pendanaan dan dituangkan dalam berita
acara.
9. Putusan pendanaan didasarkan atas rencana perguliran UPK (apakah
tidak bertentangan atau sudah sesuai dengan proyeksi anggaran
perguliran ataupun proyeksi jumlah kelompok yang akan digulirkan),
dengan kata lain Tim Pendanaan melalui musyawarah pendanaan
perguliran, memutuskan pendanaan atas rekom tim verifikasi dan
didsarkan atas Rencana Perguliran UPK yang telah ditetapkan dalam
MAD Perguliran.
10. Atas hasil putusan tim pendanaan, maka Pengurus UPK, menyusun atau
membuat rekapitulasi pencairan seperti yang dimaksud dalam SOP
Mekanisme Pengelolaan Keuangan.
11. Selanjutnya Pengelola UPK membuat jadwal pencairan pinjaman dan
menginformasikan kepada kelompok.
16
Cara/Sistem Angsuran Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
sebagai berikut:
1. Sistem angsuran dari Kelompok kepada UPK dilakukan setiap
bulan dibayar Pokok dan jasanya selama satu tahun atau 12 kali
angsuran.
2. Sistem angsuran dari anggota kepada Kelompok setiap bulan
dibayar Pokok dan jasanya selama satu tahun atau 12 kali
angsuran.
3. Anggota dapat mencicil kepada kelompok, bisa harian/mingguan.
Sanksi bagi kelompok yang tidak tepat waktu membayar angsuran
pinjaman maka akan dikenakan sangsi berupa pinjaman berikutnya terkurangi
sampai dengan tidak mendapatkan pinjaman kembali. Atau masuk daftar
bermasalah dan juga di sampaikan kepada lembaga keuangan lain.
C. Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui Simpan Pinjam
Prempuan (SPP) di Kecamatan Rejotangan
Di Kecamatan Rejotangan terdiri dari 16 desa, dimana program
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” menaungi 15 desa. Di setiap desa terdapat jumlah kelompok
peminjam Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang berbeda-beda, dimana
terkadang ada penambahan kelompok baru. Berikut ini adalah jumlah
kelompok peminjam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari masing-
masing desa yang tercatat sampai bulan Juli tahun 2020:
Tabel 1.1 Jumlah Kelompok Pemanfaat
No. Desa Jumlah Kelompok
1. Tenggong 3
2. Panjerejo 9
3. Karangsari 1
4. Tugu 9
5. Sukorjo Wetan 9
6. Jatidowo 1
17
7. Banjarejo 7
8. Tanen 2
9. Sumberagung 12
10. Rejotangan 26
11. Blimbing 8
12. Pakisrejo 8
13. Tegalrejo 4
14. Aryojeding 15
15. Tenggur 8
16. Buntaran 12
Jumlah 134
Sumber: Data Pelaksanan Pengelola Operasional Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari” Kecamatan Rejotangan, per Juli
2020.
Dari data tersebut, selama tahun 2020 terdapat 134 kelompok yang
menjadi anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Dimana sebagian
besarnya adalah anggota lama yang masih setia menjadi pemanfaat dana
Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Ini berarti banyak anggota kelompok yang
merasa terbantu dengan adanya kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
yang ada di Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” Kecamatan
Rejotangan.
Secara garis besar Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” berperan dalam menyedakan modal untuk pelaku usaha di
Kecamatan Rejotangan. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” di Kecamatan Rejotangan sangat berpengaruh terhadap
pelaku usaha ekonomi. Permodalan dari Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” untuk usaha yanga masyarakat kelola dapat membantu
keberlangsungan usaha mereka sehingga usaha dapat berjalan terus-menerus
yang berimbas pada meingkatnya kesejahteraan masyarakat karena
tambahnya pendapatan yang mereka hasilkan. Usaha yang masyarakat kelola
kebanyakan adalah usaha pertanian dan perdagangan.
Adanya pinjaman Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” dapat membantu para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya
18
dan mengurangi beban yang mereka keluarkan. Sistem yang digunakan dalam
pinjaman modal ini adalah sistem tanggung renteng yang merupakan sistem
peminjaman dana manfaat tanta jaminan dimana apabila dalam suatu
kelompok usaha peminjam terdapat anggota yang lalai dalam tanggung
jawabnya dalam mengembalikan dana manfaat maka akan ditanggung oleh
seluruh anggota kelompok tersebut.
Dengan adanya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
dimaksudkan membantu masyarakat di daerah Kecamatan Rejotangan untuk
mendapat bantuan berupa pinjaman dana yang dapat digunakan untuk modal
usaha atau mengembangkan kegiatan usahanya. Dengan begitu perekonomian
warga di pedesaan Kecamatan Rejotangan dapat berkembang lebih baik lagi.
19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari” berperan dalam menyedakan modal untuk pelaku usaha melaui
Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Dengan adanya program Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) dapat membantu keberlangsungan usaha
masyarakat khususnya perempuan sehingga usaha dapat berjalan terus-
menerus yang berimbas pada meingkatnya kesejahteraan masyarakat karena
tambahnya pendapatan yang mereka hasilkan.
B. Saran-Saran
Melalui laporan ini penulis mempunyai beberapa saran yang
mungkin bisa menjadi masukan bagi beberapa pihak, diantaranya:
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola PPL
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola praktik,
diharapkan selalu menjaga hubungan baik dengan instansi/lembaga
tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga dapat terjalin
hubungan kerjasama yang berkelanjutan, memberikan pengarahan yang
lebih jelas dan terstruktur kepada mahasiswa Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL), dan berkenan untuk menerima mahasiswa Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang selanjutnya.
2. Untuk Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari” sebagai tempat
PPL
Untuk pihak Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
Kecamatan Rejotanganagar bisa meningkatkan kegiatan Simpan Pinjam
Khusus Perempuan supaya lebih banyak masyarakat yang memulai
kegiatan usahanya.
3. Untuk Mahasiswa sebagai peserta PPL
Untuk mahasiswa sebagai peserta Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL), lebih mempersiapkan diri dalam melakukan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL), serta diharapkan lebih giat dan profesional dalam
20
praktik di lapangan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh dari
kegiatan PPL.
21
DAFTAR PUSTAKA
Elfindri. 2018. Strategi Sukses Membangun Daerah. Jakarta: Graha Media.
Ma‟arif, Syafi‟i. 2013. Pembangunan dalam Perpektif Gender. Malang: UMM
Pers, 2013.
Nugraha, Xavier, dkk. 2019. Iuris Muda: Bunga Rampai Ilmu Hukum.
Yogyakarta: CV Penerbit Harfeey.
Prihatin, Rohani Budi, dkk. 2018. BUMDes dan Kesejahteraan Masyarakat Desa.
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). 2007.
Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan. Jakarta: 2007
Wrihatnolo, Randi R. 2014. Manajemen Pemberdayaan:Sebuah Pengantar dan
Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT elex Media
Komputindo.
Yoltuwu, Johozua M. 2017. Pedoman Teknis Tata Cara Pendirian, Pengurusan,
dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUM Desa Bersama. Jakarta:
Direktorat Jendral Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementrian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI.
BUMDESMA Mulya Lestari, “Laporan Pertanggung Jawaban Kelembagaan
BUMDESMa Mulya Lestari Kecamatan Rejotangan – Kabupaten
Tulungagung Tahun Anggaran 2019”
Ritonga, Syafruddin. “Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan bagi
Peningkatan Perekonomian Masyarakat”. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan
Sosial Politik UMA, Vol. 1. No. 2. Desember 2013.
Sinollah. “Peranan Simpan Pinjam Perempuan dalam PNPM-MP untuk
Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal Dialektika. Vol. 4 No. 2. September
2019.
22
Lampiran 1
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMIAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2020
Pada tanggal 1 Sampai tanggal 31 bulan Agustus Tahun 2020 , bertempat
di Tulungagung, telah dilaksanakan PPL Jurusan Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang II Tahun 2020
oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Vina Nurma Yunita
NIM : 12406173065
Jurusan : Manajemen Keuangan Syariah
NO Hari/Tgl Pukul Kegiatan
1. Sabtu, 01
Agustus 2020
09.30 - selesai Mempelajari/memahami buku
pedoman Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
2. Minggu, 02
Agustus 2020
14.15 - selesai Mencari informasi tentang
Badan Usaha Milik Desa
Bersama di web.
3. Senin, 03
Agustus 2020
09.15 - selesai Mencari informasi tentang
Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari” di
web.
4. Selasa, 04
Agustus 2020
19.00 – selesai Mencari referensi laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di blog laboratorium
FEBI.
5. Rabu, 05
Agustus 2020
09.20 - selesai Kunjungan ke Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya
23
Lestari” untuk melakukan
observasi kegitan di kantor
seperti apa. Bertemu dengan
pimpinan dan staf serta beberapa
nasabah yang datang ke kantor.
6. Kamis, 06
Agustus 2020
13.00 – selesai Ikut sertadalam pencairan dana
Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Desa Sumbragung
bersama berdahara, sekretaris
dan staf Badan Usaha Milik
Desa Bersama “Mulya Lestari”.
Melihat dan memahami
bagaimana proses pencairan
dana Simpan Pinjam Perempuan
(SPP)berlangsung.
7. Jum‟at, 07
Agustus 2020
08.50 – selesai Berdasarkan observasi yang
dilakukan kemarin dan
keikutsertaan kegiatan pencairan
dana Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) ditemukan permasalahan
yang ada di Badan Usaha Milik
Desa Bersama “Mulya Lestari”.
Selanjutnya memahami
permasalahan yang ada.
8. Sabtu, 08
Agustus 2020
09.15 – selesai Menjabarkan permaslaan yang
telah ditemukan kemarin di
Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari”
9. Minggu, 09
Agustus 2020
08.25 – selesai Mencari informasi tentang
Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di web.
10. Senin, 10 10.00 – selesai Menyusun judul laporan akhir
24
Agustus 2020 Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) sesuai dengan temuan
permalahan yang ada di Badan
Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” seputar Simpan
Pinjam Perempuan (SPP).
11. Selasa, 11
Agustus 2020
18.57 – selesai Konsultasi judul laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL).
12. Rabu, 12
Agustus 2020
15.15 Menyusun pertanyaan untuk
wawancara yang akan dilakukan
besok di kantor Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari”.
13. Kamis, 13
Agustus 2020
09.35 - selesai Kunjungan ke kantor Badan
Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari”, bertemu
dengan pimpinan dan sekretaris
untuk berbicara mengenai
sejarah, profil, struktur
organisasi dan jenis usaha yang
ada di lembaga.
14. Jum‟at, 14
Agustus 2020
19.00 - selesai Mengolah/menjabarkan hasil
dari wawancara yang dilakukan
kemarin di kantor Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari”.
15. Sabtu, 15
Agustus 2020
09.21 – selesai Mulai menyusun laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) mulai dari halaman judul
sampai daftar isi.
16. Minggu, 16 09.00 - selesai Menyusun pertanyaan untuk
25
Agustus 2020 wawancara yang akan dilakukan
besok di kantor Badan Usaha
Milik Bersama Desa “Mulya
Lestari” seputar Simpan Pinjam
Perempuan (SPP).
17. Senin, 17
Agustus 2020
10.00 - selesai Kunjungan ke kantor Badan
Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari”, bertemu
dengan sekretaris untuk
berbicara mengenai Simpan
Pinjam Perempuan (SPP).
18. Selasa, 18
Agustus 2020
08.45 - selesai Mengolah/menjabarkan hasil
dari wawancara yang dilakukan
kemarin di kantor Badan Usaha
Milik Desa Bersama “Mulya
Lestari
19. Rabu, 19
Agustus 2020
14.00 – selesai Mencari contoh laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di web dan di blog
laboratorium FEBI yang akan
digunakan sebagai referensi.
20. Kamis, 20
Agustus 2020
18.13 - selesai Meneruskan menyusun laporan
akhir Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
21. Jum‟at, 21
Agustus 2020
09.50 - selesai Mencari buku melalui e-book
yang digunakan sebagai
referensi dalam penyususnan
laporan akhir Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL).
22. Sabtu, 22
Agustus 2020
08.35 – selesai Meneruskan menyusun laporan
akhir Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
26
23. Minggu, 23
Agustus 2020
09.35 - selesai Meneruskan menyusun laporan
akhir Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
24. Senin, 24
Agustus 2020
15.25 - selesai Mencari buku melalui e-book
yang digunakan sebagai
referensi dalam penyususnan
laporan akhir Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL).
25. Selasa, 25
Agustus 2020
07.45 - selesai Meneruskan menyusun laporan
akhir Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
26. Rabu, 26
Agustus 2020
10.30 – selesai Kunjungan ke kantor Badan
Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari”, bertemu
dengan sekretaris dan bendahara
untuk berbicara mengenai data
pemanfaat Simpan Pinjam
Perempuan (SPP).
27. Kamis, 27
Agustus 2020
18.45 – selesai Mengolah data hasil wawancara
pada hari Rabu kemarin.
28. Jum‟at, 28
Agustus 2020
12.15 – selesai Mencari contoh laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di web dan di blog
laboratorium FEBI yang akan
digunakan sebagai referensi.
29. Sabtu, 29
Agustus 2020
13.18 – selesai Meneruskan menyusun laporan
akhir Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
30. Minggu, 30
Agustus 2020
21.05 – selesai Review/mersume pendalaman
materi Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) dari youtube.
31. Senin, 31 15.15 – selesai Menyelesaikan menyusun
27
Agustus 2020 laporan akhir Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL).
Tulungagung, 31 Agustus 2020
Vina Nurma Yunita
NIM. 12406173065
28
Lampiran 2
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Vina Nurma Yunita
NIM : 12406173065
Jurusan : Manajemen Keuangan Syariah
DPL : Amalia Nuril Hidayati., SE, M. Sy
Tempat PPL : Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
Judul Laporan : Peran Badan Usaha Milik Desa Bersama “Mulya Lestari”
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Perempuan melalui
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan
Rejotangan.
No Hal yang dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1. Konsultasi mengenai judul
laporan akhir kegiatan PPL.
Hindari judul yang
menggunakan kata pengaruh
karena lebih menjurus ke
penelitian kuantitatif dan
membutuhkan waktu yang
lama dan harus menyebar
angket/kuesioner dan
mengolah data. Di usahakan
lebih mengarah ke penelitian
kualitatif saja.
2. Setor Judul laporan akhir
PPL “Peran Badan Usaha
Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari” Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan
Perempuan melalui Simpan
ACC judul, dan mulai
mengerjakan laporan akhir
PPL.
29
Pinjam Perempuan (SPP) di
Kecamatan Rejotangan.”
3. Menanyakan mengenai
deadline pengumpulan
laporan akhir PPL.
Pengumpulan laporan akhir
PPL di kumpulkan 1 minggu
setelah kegiatan PPL
berakhir.
Tulungagung, 31 Agustus 2020
Amalia Nuril Hidayati, SE. M, Sy
NIP : 188407132014032002
30
Lampiran 3
DOKUMENTASI
Wawancara dan meminta data
pemanfaat Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) dengan bendahara
Badan Usaha Milik Desa Bersama
“Mulya Lestari”
Proses pencairan dana Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) di rumah
ketua kelompok yang berlokasi di
Rejotangan
Wawancara dengan bendahara dan
sekretaris Badan Usaha Milik Desa
Bersama “Mulya Lestari”