Download - Laporan Pelaksanaan Magang
Laporan Pelaksanaan Magang di Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar
Negeri Republik Indonesia
di susun oleh:
Pridania Rachma Putri
107083003210
Hubungan Internasional 8/B
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1
2011
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Magang merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang
ingin mencari pengalaman dalam bekerja. Selain itu magang juga dilakukan oleh mahasiswa/I
yang ingin menyelesaikan pendidikannya dari universitas dan juga sebagai realisasi dari ilmu
dan pengetahuan yang didapatkan oleh peserta magang selama mengikuti pendidikannya di
universitas.
Terdapat berbagai referensi yang dapat dijadikan sebagai tempat pelaksanaan magang,
misalnya berbagai perusahaan baik lokal maupun asing, instansi-instansi pemerintah,
organisasi-organisasi non-pemerintah seperti LSM, dan lain-lain. Tempat yang dapat dituju
oleh mahasiswa/I dalam melaksanakan kegiatan magang haruslah sesuai atau mempunyai
hubungan dengan program studi dan mata kuliah yang di ambil oleh peserta magang.
Salah satu program studi adalah ilmu hubungan internasional, dalam program tersebut
dipelajari berbagai ilmu seperti politik, social, ekonomi yang tidak hanya berasal dari dalam
negeri saja namun juga dari dunia internasional. Selain itu dalam program studi ini dipelajari
juga mengenai berbagai cara dalam melakukan hubungan antar Negara. Oleh sebab itu bagi
mahasiswa/I hubungan internasional salah satu tempat yang dapat dijadikan tujuan untuk
melaksanakan kegiatan magang adalah Kementrian Luar negeri Republik Indonesia.
2
1.2 Bentuk dan Program Kegiatan
Bentuk dan program yang dilakukan oleh peserta magang adalah berbagai kegiatan
yang dapat mendukung pelaksanaan kerja sehari-hari di tempat tujuan. Tugas yang dilakukan
tergantung tempat tujuan magang. Yaitu Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia bagian P3K2 Organisasi Internasional.
Tugas utama dalam bagian tersebut adalah membuat kliping artikel-artikel koran dan
kemudian membuat rangkuman atau resume dari artikel-artikel tersebut.
1.3 Tujuan Pelaksanaan Magang
Tujuan pelaksanaan terdiri dari dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum palaksanaan magang antara lain :
a) Menguasai kemampuan mahasiswa/i untuk menghadapi dunia kerja
yang sesungguhnya.
b) Sebagai langkah awal untuk pengenalan dini mengenai dunia kerja,
sehingga nantinya mahasiswa/i dapat menyesuaikan dirinya dengan
dunia kerja setelah lulus dari perkuliahan.
c) Untuk menambah pengetahuan mahasiswa/i mengenai dunia kerja.
Sedangkan tujuan khusus pelaksanaan magang yang dilakukan oleh penulis,
antara lain :
3
a) Untuk memenuhi kurikulum perkuliahan di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, khususnya Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional.
b) Sebagai syarat kelulusan mata kuliah “Magang” dalam Program Studi
Ilmu Hubungan Internasional.
1.4 Manfaat Pelaksanaan Magang
Dengan mengikuti kegiatan magang, terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh
peserta magang, seperti :
a) Mahasiswa/i dapat mengetahui dan menguasai aplikasi ilmu yang telah
di dapat di Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.
b) Mahasiswa/i dapat mengikuti dan merasakan secara langsung
bagaimana praktek kerja di lapangan.
c) Mahasiswa/i dapat mengenal dan membiasakan diri terhadap suasana
kerja yang sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja dan skill
yang kompeten, serta sebagai upaya untuk memperluas wawasan kerja.
d) Mahasiswa/i dapat membandingkan teori-teori yang didapat selama
perkuliahan dengan praktek di lapangannya.
e) Mahasiswa/I dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dalam berbagai
bidang yang didapatkan tidak hanya terbatas dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas
4
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilakukan di Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Jl. Taman Pejambon No. 6 Jakarta
Pusat. Kegiatan tersebut dilakukan selama kurang leih satu bulan yakni pada tanggal 3
Januari 2011 sampai 2 Februari 2011.
Bab 2
Tinjauan Umum Institusi
2.1 Sejarah Singkat
Sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan bagi setiap Negara untuk menjalin
dan membuka hubungan dengan Negara lain. Untuk dapat membuka hubungan dengan
Negara lain, suatu Negara haruslah mempunyai suatu badan atau departemen khusus yang
mengurusi mengenai hubungan antar Negara atau luar negeri. Indonesia sebagai suatu Negara
mempunyai suatu lembaga Negara yang mengurusi permasalahan yang menyangkut
hubungan antar Negara yaitu Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang dahulu
bernama Departemen Luar Negeri.
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia mempunyai beberapa bagian atau eselon
satu yang mempunyai tugas masing-masing yang dapat membantu dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang berhubungan dengan luar negeri. Jumlah eselon satu yang
terdapat di Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia ada sebelas bagian. Yaitu, Sekertaris
Jendral, Inspektorat Jendral, Dirjen Aspasaf, Dirjen Amerop, Dirjen Kerjasama ASEAN,
Dirjen Multilateral, Dirjen Informasi dan diplomasi Publik, Dirjen Hukum dan Perjanjian
5
Internasional, Dirjen Protokol dan Konsuler, Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan (BPPK) dan Staf Ahli.
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia telah banyak berjasa dalam membuka
hubungan kerjasama dengan Negara lain untuk mendukung kemajuan Indonesia sejak zaman
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berbagai tugas-tugas telah dilakukan dengan
cukup baik untuk membawa nama Indonesia kedalam dunia internasional. Secara umum
tugas-tugas Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dibagi kedalam tiga periode tahun,
yaitu 1945-1950, 1966-1998 dan 1998-sekarang.
Pada periode tahun 1945-1950 tugas utama Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia adalah untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia
melalui jalan diplomasi. Tugas-tugas utama Kementrian Luar Negeri melalui diplomasi yaitu:
1. Mengusahakan simpati dan dukungan masyarakat internasional, meggalang
solidaritas teman-teman disegala bidang dan dengan berbagai macam upaya
memperoleh dukungan dan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.
2. Melakukan perundingan dan membuat persetujuan, seperti Persetujuan
Linggarjati (menghasilkan pengakuan atas RI meliputi Jawa dan Madura),
Perjanjian Renville (menghasilkan pengakuan atas RI meliputi Jawa dan
Sumatera), Konfrensi Meja Bundar (menghasilkan Indonesia menjadi negara
federal sampai tahun 1950)
3. Berhasil membatalakan hasil konfrensi meja bundar (KMB) dan
mengembalikan keutuhan wilayah RI. Serta berhasil mendapatkan dukungan
luas masyarakat internasional dan PBB pada tahun 1950.
6
Periode yang kedua adalah dari tahun 1966 sampai 1998 yang merupakan masa
kepemimpinan Presiden Soeharto. Tugas-tugas utama Kementrian Luar Negeri melalui jalur
diplomasi pada periode tersebut yaitu:
1. Memperjuangkan pengakuan terhadap Irian Barat
2. Pengakuan atas Indonesia sebagai Negara kepulauan dalam memperjuangkan
hukum laut atau UNCLOS (United Nations Convention on Law of the Sea)
3. Meningkatkan kerjasama ASEAN
4. Mencari Pengakuan internasional terhadap Timtim
5. Ketua Gerakan Non-Blok untuk memperjuangkan kepentingan Negara-negara
berkembang
6. Ketua APEC dan G-15
7. Meningkatkan kerjasama pembangunan dengan berbagai Negara
Sedangkan periode ketiga adalah antara tahun 1998 dan masih terus berjalan samapai
sekarang. Periode tersebut merupakan masa setelah berakhirnya orde baru yang disebut
dengan periode reformasi. Tugas-tugas Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia melalui
jalur diplomasi pada periode tersebut yaitu:
1. Memagari potensi disintegrasi bangsa
2. Upaya membantu pemulihan ekonomi
3. Upaya meningkatkan citra Indonesia dalam dunia Internasional
7
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan warga Negara Indonesia
(WNI) yang berada di luar negeri.
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dalam menjalankan tugasnya dilakukan
dengan menjunjung beberapa nilai-nilai dasar yang telah lama dimiliki. Nilai-nilai tersebut
antara lain yaitu: Pertama, profesionalisme para pejabat yakni professional yang memiliki
kemampuan melaksanakan tugas secara pro-aktif dan inovatif yang didasrakan atas keahlian
dan keterampilan yang tepat termasuk penguasaan bahasa asing dan pemahaman terhadap
budaya setempat. Kedua, moral dan etika setiap pejabat haruslah menjunjung tinggo nilai-
nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Agama.
Ketiga, kemitraan politik dan hubungan luar negeri RI dengan instansi lainnya serta
lembaga swadaya msyarakat berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi,
adanya perbedaan pendapat merupakan hal yang positif yang harus dinyatakan secara terbuka
dan konstruktif dalam rangka memperkuat formulasi dan pelaksanaan politik dan hubungan
luar negeri. Keempat, disiplin, dedikasi dan loyalitas dalam melaksanakan tugas yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Kelima, integritas kepribadian yang jujur, arif, terpecaya
serta berpendirian teguh.
Keenam, orientasi pelayanan untuk memajukan kepentingan Negara dan warga negara
Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Ketujuh, transparasi dalam setiap
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaannya harus dilakukan secara terbuka serta
dapat dipertanggungjawabkan baik secara intern organisasi maupun kepada masyarakat luas
sebagai suatu bentuk tanggung jawab social. Kedelapan, akuntabel hasil kinerja yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk
meminta tanggung jawab.
8
Kesembilan, jiwa kejuangan tinggi sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuan nasional dengan membina persahabatan dengan
berbagai bangsa di dunia yang diabdikan untuk kepentingan nasional dengan dibekali
keteguhan dalam prinsip dan pendirian serta ketegasan dalam sikap dan gigih serta pantang
menyerah. Kesepuluh, memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan berdiplomasi,
pengalaman dalam dunia internasional dan kemampuan manajerial dalam rangka memainkan
peranan Indonesia dalam hubungan internasional. Dan kesebelas, seluruh kegiatan dan hasil-
hasilnya diperhitungkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan organisasi dalam
rangaka untuk memberikan sumbangan yang semaksimal mungkin untuk kepentingan
nasional.
2.2 Kegiatan-Kegiatan Institusi
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia melakukan berbagai kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan dunia internasional seperti kerjasama antar Negara, kerjasama
dengan organisasi dan institusi internasional, serta berbagai hal lainnya yang berkaitan
dengan hubungan luar negeri. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk mendukung
berbagai kebijakan-kebijakan dalam bidang luar negeri yang akan diambil oleh pemerintah.
Salah satu bagian dalam kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang cukup
penting adalah Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar
Negeri Republik Indonesia mempunyai berbagai kegiatan yang ditujukan untuk membantu
perumusan kebijakan luar negeri Indonesia yang akan diambil oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan (BPPK) Kemntrian Luar Negeri Republik Indonesia berupa berbagai kegiatan
9
yang yang dapat memberikan masukan begi perumusan kebijakan liar negeri Indonesia.
Seperti berbagai diskusi-diskusi terbatas dikalangan Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia yang dihadiri oleh orang-orang yang ahli di bidangnya serta mantan-mantan duta
besar yang dahulu pernah bertugas di luar negeri.
Selain diskusi-diskusi terbatas, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia juga mengadakan berbagai seminar-
seminar dan workshop-workshop yang membahas berbagai isu-isu dan masalah-masalah
yang cukup strategis bagi Indonesia. Disamping itu, Badan Pengkajian dan Pengembangan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia juga melakukan berbagai kerjasama
dengan berbagai instansi lainnya seperti berbagai universitas untuk mengadakan kegiatan
seminar-seminar yang bermanfaat bagi masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa.
10
Bab 3
Pelaksanaan dan Kegiatan Program
3.1 Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja Peserta Magang
Kegiatan magang di Badan Pengkajian dan Pengembangan berlangsung selama
kurang lebih satu bulan lamanya. Selama waktu teresbut berbagai kegiatan dan tugas telah
dilakukan dan dilaksanakan oleh peserta magang. Kegiatan magang yang berlangsung selama
satu bulan tersebut dimulai sejak tanggal 3 Januari 2011 dan berakhir pada tanggal 2 Februari
2011.
Kegiatan magang dimulai pada tanggal 3 Januari 2011 diawali dengan penyampaian
briefing atau pengarahan dan pengenalan instansi tempat magang dilakukan oleh Kepala
Bagian Umum dan Kepala Sub-bagian Kepegawaian Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam briefing tersebut
dijelaskan mengenai Kementrian Luar Negeri secara singkat dan tentu saja mengenai Badan
Pengakajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK).
Penganalan mengenai BPPK yang dijelaskan adalah mengenai bagian-bagian yang
berada di BPPK dimana nantinya para peserta magang akan ditempatkan, yakni bagian
sekertariat, P3K2 ASPASAF, P3K2 AMEROP, P3K Organisasi Internasional dan
Perpustakaan. Selain itu juga dijelaskan mengenai gambaran umum kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di BPPK, seperti adanya diskusi terbatas, seminar, workshop dan lain-lain.
11
Dihari kedua tepatnya pada tanggal 4 Januari 2011 belum terdapat kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan oleh para peserta magang karena belum adanya penempatan. Dan pada
keesokan harinya tepatnya tanggal 5 Januari 2011 para peserta magang sudah dapat memulai
aktifitasnya masing-masing setelah mendapatkan surat penempatan dari pihak BPPK. Setiap
bagian terdiri dari empat orang peserta kecuali bagian sekertariat dan perpustakaan dengan
jumlah peserta magang yang ditempatkan disana lebih banyak. Dalam hal ini penulis
mendapatkan penempatan di bagian P3K Organisasi Internasional.
Hari pertama kegiatan magang setelah mendapatkan penempatan adalah mengerjakan
tugas-tugas yang umumnya dilakukan oleh peserta magang yang ditempatkan di bagian P3K
Organisasi Internasional. Tugas utama peserta magang yang ditempatkan di bagian P3K
Organisasi Internasional adalah membut kliping koran baik yang berbahasa inggris maupun
yang berbahasa Indonesia dan lalu membuat resume dari artikel koran tersebut sebanyak dua
sampai tiga paragraph.
Kliping yang dibuat hanya berasal dari dua koran saja, yakni untuk koran dengan
bahasa Indonesia memakai Kompas sedangkan untuk yang berbahasa Inggris memakai The
Jakarta Post. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh salah satu staf di bagian P3K
organisasi Internasional, alasan hanya memakai kedua koran tersebut karena artikel yang
terdapat didalam kedua koran tersebut tidak hanya berasal dari satu sumber saja namun
berasal dari banyak sumber dimana satu artikel berasal lebih dari tiga sumber.
Kliping-kliping Koran yang dibuat haruslah berdasarkan tema-tema yang sudah
ditentukan sebelumnya. Terdapat kurang lebih 20 tema yang merupakan isu-isu internasional
yang sedang banyak diperbincangkan. Tema-tema tersebut adalah ASEAN, bilateral,
Myanmar, Middle East, Irak, Iran, Semenanjunng Korea, Afrika, Afghanistan, counter
terrorism, HAM, food security, transnational organized crime, illicit drugs trafficking,
12
natural disaster management, economy recovery, migrant workers, human smuggling and
trafficking, millennium development goal’s (MDG’s), dan G-20.
Setelah artikel-artikel koran tersebut telah selesai di kliping maka selanjutnya yang
dilakukan adalah membuat rangkuman atau resume dari setiap artikel yang dijadikan kliping.
Artikel-artikel tersebut dibagi-bagi kepada empat orang peserta magang yang ditempatkan di
bagian P3K Organisasi Internasional. Dengan adanya tugas merangkum artikel-artikel koran
yang berisi isu-isu internasional terkini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta
minat baca peserta magang yang sebagian besar merupakan mahasiswa/i.
Selain kegiatan utama yakni membuat kliping koran dan membuat rangkuman dari
artikel-artikel koran tersebut terdapat beberapa tugas lain seperti membantu untuk mendata
dan merapikan surat-surat yang masuk dari berbagai tempat baik yang bersifat biasa, rahasia,
maupun sangat rahasia. Surat-surat tersebut akan dikelompokan berdasarkan subjek atau tema
dari surat tersebut, yang kemudian akan dimasukan kedalam tempat file berdasarkan
subjeknya.
Terdapat juga adalah tugas untuk mencari data-data mengenai isu internasional yang
menjadi berita utama, dalam hal ini isu internasional yang menjadi berita utama pada saat itu
adalah krisis Mesir. Selain menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan dari setiap bagian
dimana peserta magang ditempatkan. Peserta magang juga dapat menghadiri acara-acara
yang diadakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebjiakan (BPPK) Kementrian
Luar Negeri RI, seperti diskusi-diskusi terbatas, seminar dan workshop atau lain sebagainya.
Seperti pada tanggal 10 Januari 2011 diadakan diskusi terbatas yang membicarakan
mengenai kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN pada tahun 2011. Acara tersebut
berlangsung di ruang rapat Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) dari jam
13
10.00 WIB sampai jam 13.30 WIB. Dalam acara tersebut menghadirkan para duta besar
senior yang cukup ahli dalam bidang ASEAN salah satunya adalah Duta Besar Hasyim
Djalal. Selain itu juga di hadiri oleh kepala bidang politik dan keamanan ASEAN.
Selanjutnya pada tanggal 24 Januari 2011 diadakan suatu acara yang bernama The
Briefing. Acara tersebut merupakan forum atau tempat dimana para duta besar yang telah
menyelesaikan masa tugasnya menyampaikan laporan dari pengalaman semasa ia bertugas di
suatu Negara tertentu. Dalam acara The Briefing pada tanggal tersebut terdapat dua duta besar
yang telah menyelesaikan masa tugasnya yaitu Duta Besar Indonesia untuk Chili dan Duta
Besar Indinesia untuk Filiphina, Malfinas dan Kepulauan Bermuda.
Dalam laporannya tersebut para duta besar menyampaikan beberapa kelebihan dan
kekurangan yang mereka alami sewaktu bertugas di Negara masing-masing, selain itu mereka
juga menyampaikan beberapa kritik dan masukan dalam berbagai hal. Acara tersebut
diadakan di gedung nusantara Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang dimulai dari
jam 10.00 sampai dengan jam 13.00.
Selain itu terdapat juga seminar yang diadakan pada tanggal 31 Januari 2011 yang
bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta. Seminar tersebut dibagi menjadi dua sesi dengan dua
tema yang berbeda. Sesi pertama yang diadakan dari jam 10.00 samapai jam 13.00
mempunyai tema kerjasama Indonesia dengan India dalam berbagai bidang, sedangkan sesi
kedua yang diadakan dari jam 14.30 sampai jam 16.30 membahas tema kerjasama ASEAN
dan Negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Selain berkesempatan untuk menghadiri acara-acara yang diadakan oleh Badan
Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia, para peserta magang juga berkesempatan melakukan simulasi pertemuan
14
kelompok ahli yang dipelopori oleh bagian P3K2 ASPASAF. Simulasi pertemuan kelompok
ahli tersebut diadakan pada tanggal 19 Januari 2011 dengan tema ASEAN dan badan-
badannya.
Dalam acara tersebut peserta magang yang telah ditentukan yakni yang ditempatkan
di bagian P3K2 ASPASAF akan menyampaikan materi yang berhubungan dengan badan-
badan yang berada dibawah ASEAN, sepeti AFTA, ARF, AMIN. TELMIN, dan lain-lain.
Setelah menjelaskan materi tersebut maka terdapat beberapa orang yang akan menanggapi
pemaparan yang dilakukan oleh para presenter tersebut, yang nantinya akan memancing para
audience yang hadir untuk mengajukan pertanyaan.
Kegiatan magang yang dilakukan di Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia berakhir pada tanggal 2 Februari 2011.
Di akhir masa magang tugas terakhir yang dilakukan adalah memasukan artikel-artikel Koran
yang telah disusun berdasarkan temanya masing-masing dan lalu dimasukan kedalam satu
folder.
15
Bab 4
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Magang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa/I yang akan
menyelesaikan pendidikannya di universitas karena sebagian universeitas mewajibkan
mahasiswa/I untuk melakukan magang dan merupakan salah satu syarat kelulusan. Magang
merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat karena bukan hanya untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan, akan tetapi juga dengan magang maka peserta akan mendapatkan
pengalaman baru dalam dunia kerja serta dapat merealisasikan ilmu yang telah didapatkannya
selam mengikuti perkuliahan.
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri
Republik Indonesia merupakan salah satu tempat tujuan bagi mahasiswa/I hubungan
internasional untuk melaksanakan kegiatan magangnya. BPPK merupakan salah satu bagian
eselon1 dari 11 eselon yang berada di Kementrian Luar Negeri Republic Indonesia. BPPK
terdiri dari lima bagian dimana para peserta magang akan ditempatkan.
Dalam kegiatan magang yang dilakukan di BPPK tepatnnya pada bagian P3K
Organisasi Internasional terdapat beberapa tugas yang biasa dijalankan. Namun tugas
utamanya adalah membuat kliping artikel koran serta membuat rangkuman dari artikel-artikel
koran tersebut sebanyak dua sampai tiga paragraph. Selain tugas-tugas yang harus
diselesaikan, para peserta magang juga berkesempatan untuk mengikuti dan menghadiri 16
acara-acara yang dilaksanakan oleh BPPK. Seperti diskusi terbatas, seminar, workshop dan
lain-lain.
Salah satu acara yang sangat bermanfaat adalah acara yang bernama The Briefing.
Acara ini sangat bermanfaat karena peserta magang akan mendapat pengetahuan baru
mengenai pengalaman-pengalaman duta besar yang ditempatkan di suatu Negara tertentu.
Selain itu adanya kesempatan untuk mengadakan simulasi kelompok ahli juga merupakan
salah satu keuntungan yang didapatkan oleh para peserta magang.
4.2 Saran
Penulis sekiranya memberikan saran mengenai Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri RI selama penulis telah menyelesaikan program
kegiatan magang ini. Dimana dalam Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
(BPPK) Kementrian Luar Negeri RI memiliki kontribusi yang penting dalam perumusan,
penyusunan dan pembuatan kebijakan luar negeri Indonesia. Diharapkan Badan Pengkajian
dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) dapat terus meningkatkan kwalitas kerja dan
kemampuan sumber daya manusia (SDA) kearah yang lebih baik, sehingga tercapainya
tujuan kepentingan nasional dengan lebih maksimal.
.
17