Transcript
Page 1: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP

NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

( 10 Januari – 10 Februari 2013 )

Oleh:

ANDRIA E1J009033

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

LEMBAR PENGESAHAN

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII

(Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

ANDRIA

E1J009033

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang

dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan

telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 09 Februari 2013

Pembimbing Lapang/ penguji Undangan/ Penguji

( Rahmad Basuki ) ( Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si)

Nopek : 2866303478 NIP. 19620906 198703 1 004

Mengetahui:

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Dosen Pembimbing Magang/ Penguji

( Dr. Ir. Dwi W Ganefianti, MS) ( Dr. Ir. Yulian, M.Sc )

NIP. 19631114 198803 2 012 NIP. 19630507 198803 1001

Page 3: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

LEMBAR PENGESAHAN

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII

(Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

ANDRIA

E1J009033

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang

dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan

telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 09 Februari 2013

Dosen Pembimbing Lapang Pembimbing Lapangan

( Dr. Ir. Yulian, M.Sc ) ( Rahmad Basuki)

NIP. 19630507 198803 1001 Nopek : 2866303478

Mengetahui:

Manager PTPN VII (Persero) Dekan Fakultas Pertanian

Unit Usaha Rejosari Universitas Bengkulu

( Ir. Christian Priyo P, MM ) ( Prof. Dr. Ir. Dwinardi A., M.Sc )

Nopek : 1886100466 NIP : 19580421 198403 1 002

Page 4: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan

akhir individu Praktek Kerja Lapang (Magang) Mahasiswa Program Studi

Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Bengkulu Periode 02

tahun 2013 yang berlokasi di PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari

Kecamatan Natar Lampung Selatan. Telah banyak upaya dan bantuan moril

maupun spiritual yang penulis terima sejak awal kegiatan hingga penyusunan

laporan akhir ini.

Penulis banyak memperoleh bantuan serta masukan dalam menyusun dan

menulis laporan, dari berbagai Staf dan Pegawai dilingkungan Perkebunan PTP

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari, karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Christian Priyo P, MM selaku Manager Unit Usaha Rejosari

2. Bapak Agus Yuwono, BE, MBA selaku Sinka T & P

3. Bapak Siswanto, SE, Selaku Sinder SDM & Umum

4. Bapak Anjar Prabowo. ST., Rahmad Basuki, dan Maeko Putra selaku

Sinder Pengolahan

5. Bapak Wiyono, Rahmat, Endi, Saguara, Rico selaku Sinder Afd

6. Bapak Harno, Sunaryo, Ali, dan Joni selaku Mandor Besar

7. Capeg 2013 (Guntama, Benny, Bang Into, Bang Firdaus, Ibu Etik, Sapta,

Hasan, Pak Andi, dan Bang Ismari)

8. Rekan-rekan kelompok magang (Krista, Raindra, Uun, dan Zuliustri) serta

9. Pihak-pihk yang tak tertulis.

Saya menyadari sepenuhnya penyusunan laporan akhir individu ini jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu saya mohon maaf dan selalu menerima kritik serta

saran yang bersifat membangun dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih

Lampung, 9 Februari 2013

Punulis

ANDRIA

Page 5: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

RINGKASAN

Praktek kerja lapang/ magang mahasiswa Agroekoteknologi priode 2 yang

berlokasi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII Unit

Usaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari

sampai 10 Februari 2013.

Pengolahan kelapa sawit merupakan suatu proses untuk mendapatkan atau

mengektraksi kandungan minyak didalam Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit

yang dalam hal ini dilakukan di sebuah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)

Unit Usaha Rejosari. Ada dua jenis minyak yang dihasilkan dari PPKS UU Resa

adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO), untuk minyak inti

KPO diolah oleh Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) Bekri.

Tujuan dari pabrik pengolah kelapa sawit adalah untuk memaksimalkan

pengutipan minyak untuk menekan kehilangan minyak dan menekan kenaikan

Asam Lemak Bebas (ALB). Tingkat dan kemungkinan kehilangan minyak terjadi

dibanyak titik dalam proses pengolahan di pabrik, sehingga untuk menguranginya

harus sesuai dengan Standar Opersional Prosedur (SOP) dan memaksimalkan

pengawasan serta pengontrolan di tiap-tiap titik selama pengolahan berlangsung.

Dalam upaya menekan kenaikan ALB hal yang dapat dilakukan selain sistem

yang sesuai dengan SOP adalah dengan sistem First In First Out (FIFO) yang

artinya adalah tidak menunggu TBS banyak untuk diolah (seberapa ada segitu

juga diolah) dan juga analisis yang harus dilakukan rutin (satu jam sekali).

Page 6: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

DAFTAR ISI

Cover/ Halaman depan

Halaman Pengesahan

Kata pengantar................................................................................................ i

Ringkasan ...................................................................................................... ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii

Daftar Gambar................................................................................................ v

Daftar Tabel ................................................................................................ vi

Dafta Lampiran.............................................................................................. vii

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan ..................................................................................... 2

C. Manfaat ..................................................................................... 3

II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

A. Sejarah Perusahaan ............................................................. 4

A. 1 Latar belakang perusahaan .......................................... 4

A. 2 Profil unit usaha Rejosari .............................. ............. 5

A. 3 Tujuan perusahaan ................................................. 6

A. 4 Visi dan misi perusahaan ............................................. 6

A. 5 Nilai Perusahaan .......................................................... 7

B. Struktur Organisasi ............................................................. 7

C. Sistem manajemen produksi ................................................. 10

D. Sistem tata kelola tenaga kerja......................................................10

III. ANALISIS PERMASALAHAN..................................................... 11

IV. METODE MAGANG

A. Waktu dan tempat........................................................................ 12

B. Tahapan pelakasanaan ................................................................. 12

C. Mekanisme pelaksanaan ............................................................. 12

V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG

A. Proses Bisnis PPKS UU Resa ..................................................... 14

B. Proses Pengolahan Kelapa Sawit ................................................ 15

C. Unit Pengolahan Limba .............................................................. 27

Page 7: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 30

B. Saran............................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32

Ucapan Terima Kasih ..................................................................................... 33

Lampiran – Lampiran ..................................................................................... 34

Page 8: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VII ......................................... 8

Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Usaha Rejosari ....................................... 9

Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................... 14

Gambar 4. Proses Bisnis PKS ........................................................................... 14

Page 9: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria panen buah kelapa sawit......................................................... 1

Tabel 2. Luas area unit usaha Rjosari ............................................................... 6

Tabel 3. Produksi TBS dan Produktifitas ......................................................... 6

Tabel 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan ........................ .... 10

Page 10: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Wilayah ................................................................................ 35

Lampiran 2. Slide Power Point ........................................................................ 36

Lampiran 3. Gambar-gambar mesin pabrik sawit ........................................... 38

Lampiran 4. Data losses atau kehilangan minyak ........................................... 41

Lampiran 5. Abses kegiatan harian ................................................................. 42

Page 11: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengolahan buah Kelapa Sawit diawali dengan proses pemanenan Buah

Kelapa Sawit, untuk memperoleh hasil produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan

kualitas yang baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi.

Cara pemanenan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik sesuai dengan

standar yang telah ditentukan, hal ini bertujuan agar pohon yang telah dipanen

tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat dibandingkan

sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah daun yang

menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan

buah (dengan mengutamakan syarat pelepah/ jumlah pelepah pada pertanaman

kelapa sawit). Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan

dipotong menjadi dua bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang

dibutuhkan tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.

Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan pemotongan tangkai tandan buah

dekat pangkal. Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan Tandan

Buah Segar (TBS) selanjutnya di angkut menuju Tempat Pengumpulan Hasil

(TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan diangkut menuju pabrik pengolahan

Kelapa Sawit. Pemanenan dilakukan berdasarkan Kriteria Panen ( seperti tersaji

pada Tabel 1. ).

Tabel 1. Kriteria buah panen/ fraksi kematangan buah kelapa sawit

No Fase

buah

Fraksi

buah

Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat

kematangan

1 Mentah 00 Tidak ada tandan buah yg berwarna hijau atau

hitam

Sangat mentah

2 0 1butir -12,5 % buah luar atau 0-1

berondolan/kg tandan membrondol

Mentah

3 Matang 1 12,5-25% buah luar atau 2 berondolan/kg

tandan 25 % dari buah luar membrondol

Kurang

matang

4 2 25-50 % buah luar membrondol Matang

5 3 50-75 % buah luar membrondol Matang

6 Lewat 4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang

(ranum)

7 5 100 % buah luar membrondol dan sebagian

berbau busuk

Lewat matang

(busuk)

Page 12: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Kegiatan proses produksi mentransformasi bahan baku menjadi produk

untuk mendapatkan nilai tambah yang berorientasi terhadap kebutuhan pasar

(customer) dengan mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi. Beberapa

aspek dalam mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi operasional

pabrik antara lain :

1) Manajemen operasional pengolahan bahan baku menjadi produk yang

diinginkan.

2) Mengelola sumber daya yang ada (6M + T). (Man, Method, Money,

Material, Machine, Market, Time).

3) Menerapkan fungsi manajemen yaitu konsep POAC (Planning, Organizing,

Actuating, Controlling).

4) Sasaran output produk tercapai sesuai dengan keinginan pasar secara efektif

dan efisien.

5) Memperhatikan faktor lingkungan terkait.

B. Tujuan

B.1 Tujuan praktek

Tujuan praktek kerja lapang/ magang di PTPN VII Unit Usaha Rejosari

Lampung mempunyai tujuan yaitu:

1. Setelah mengikuti magang mahasiswa memahami aspek pertanian, yang

meliputi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan

tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan

hasil.

2. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja sektor pertanian terkait dengan

pemeliharaan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan

tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan

hasil. Terkhusus pengolahan hasil.

3. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lingkungan PTPN VII.

4. Mahasiswa mendapatkan keterampilan tambahan yang berguna untuk

kerja di lingkungan perusahaan perkebunan.

Page 13: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

B.2 Tujuan penulisan

1. Untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan magang

2. Sebagai panduan atau bahan bacaan

C. Manfaat Magang

1. Praktikan mengetahui proses bisnis di PTPN VII Unit Usaha Rejosari

Kecamatan Natar Lampung Selatan

2. Praktikan mampu melakukan kerja sama serta diskusi dengan pihak-pihak

pelaksana kerja di PTPN VII Rejosari

3. Praktikan mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kelapa sawit

terkhusus di PTPN VII Rejosari

Page 14: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG

A. Sejarah Perusahaan

A.1 Latar belakang perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII adalah

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan Indonesia.

Perseroan berkantor pusat di Bandar Lampung, provinsi Lampung, yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari

1996 dan Akte Notaris tanggal 11 Maret 1996. PTPN VII (Persero) merupakan

penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero),

Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat dan

Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu.

Penggabungan sejumlah perkebunan ke dalam PTPN VII (Persero)

memberikan catatan sejarah tersendiri. Sebelum bergabung menjadi PTPN VII

(Persero), PT Perkebunan X (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan wilayah kerja di

Propinsi Lampung dan Sumatera Selatan. PT Perkebunan X (Persero) bermula

dari sebuah perusahaan perkebunan milik Belanda yang terletak di Sumatera

Selatan dan Lampung. Melalui proses nasionalisasi, perkebunan tersebut diambil

alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957.

Perusahaan ini juga telah berjalan mengikuti berbagai bentuk kebijakan

pemerintah di bidang reorganisasi dan restrukturisasi perusahaan sebelum

akhirnya menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tahun 1980. Perjalanan sejarah

PT Perkebunan XXXI (Persero) baru mulai terukir menyusul kebijakan

pemerintah dalam pengembangan industri gula di luar Jawa pada tahun 1978.

Perusahaan perkebunan ini pada awalnya merupakan proyek pengembangan PT

Perkebunan XXI- XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun

1989 perusahaan ini ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT

Perkebunan XXXI (Persero) dengan kantor pusat di Palembang, Sumatera

Selatan. Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di

Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang berkantor pusat di Jakarta dan Proyek

Page 15: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) Bengkulu yang berkantor pusat di

Surabaya merupakan Proyek Perkebunan Inti Rakyat sejak tahun 1980-an.

Akte Pendirian Perusahaan oleh Notaris Harun Kamil,SH tersebut telah

diubah dengan Akte Nomor 08 tanggal 11 Oktober 2002 oleh Notaris Sri Rahayu

Hadi Prasetyo, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI

dengan Surat Nomor C-20863 HT.01.04 tahun 2002 tanggal 25 Oktober 2002.

Akte pendirian tersebut diatas kemudian diubah dengan Akte Nomor 34 tanggal

13 Agustus 2008, oleh Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH, dan

telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia

Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008, dan dengan adanya perubahan Pasal

11 ayat (12) yang dituangkan dalam Akta Nomor 11 tanggal 14 September

2010,disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia

Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008.

Wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di 3

Propinsi yang terdiri atas 3 Unit Bisnis Strategis dan 26 Unit Usaha yang

dikepalai oleh Manajer Wilayah dan Manajer Unit Usaha, secara struktural

Direksi dibawahi Manajer Wilayah Unit Usaha Organisasi dikantor pusat terdiri

dari 12 bagian yang dikepalai oleh kepala bagian.

A.2 Profil unit usaha Rejosari

Unit Usaha Rejosari termasuk dalam manajemen Distrik Way Sekampung

(DSKP). Berdiri di atas lahan eks. Perkebunan Karet milik kolonial Belanda yang

dinasionalisasi pada tahun 1957. Pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) Unit

Usaha Rejosari dibangun pada tahun 1990 dan berkapasitas 25 ton TBS/jam.

PPKS Unit Usaha Rejosari memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel

(inti sawit). PPKS ini dilengkapi dengan fasilitas kolam limbah dan areal untuk

Land Application (LA). ( Luas unit usaha Rejosari disajikan pada Tabel 2,

sedangkan produksi tandan buah segar dan produktifitas pada Tabel 3 )

Page 16: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Tabel. 2. Luas areal unit usaha rejosari (ha)

Areal Tanaman TH. 2013 TM (Ha) TBM (Ha) TOTAL (Ha)

Afdeling 1 859 5 864

Afdeling II 799 177 976

Afdeling III 934 934

Afdeling IV 942 7 949

Afdeling V 1.152 1.152

Total Inti 4.686 189 4.875

Kemitraan 2. 413,5 2. 413,5

TOTAL 7.288,5

Tabel. 3. Produksi TBS dan produktivitas (kg/ha)

Produksi Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Luas Inti (Ha) 4.371 4.371 4.371

Produksi (Ton TBS) 83.380 89.325 67.688

Produktivitas Inti (Kg/Ha) 19.076 20.436 15.486

Luas Kemitraan 2.413,5 2.413,5 2.413,5

Produksi (Ton TBS) 9.148 20.880 23.040

A.3 Tujuan perusahaan

Sesuai akta pendirian perusahaan, tujuan perusahaaan adalah:

1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan

sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh dalam skala usaha yang

ekonomis

2. Menjadi perusahaan yang profitable, makmur (wealth), dan berkelanjutan

(sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi

pembangunan regional dan nasional.

A.4 Visi dan misi PTP Nusantara VII (persero)

Visi : “Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan

berkarakter global”

Page 17: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Misi :

1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas

karet,teh,tebu,kelapa sawit

2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi

vertikal

3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan

lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar

dosmetik maupun internasional

4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya

pekerja mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama

mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan

A 5. Nilai

Pekerja PTPN VII (Persero) menjunjung tinggi dan bertekad

mengembangkan dalam organisasi nilai-nilai integritas, yaitu Produktifitas, Mutu,

Organisasi, Servis dan Inovasi. Yang disingkat dengan ProMOSI.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PTP Nusantara VII unit usaha Rejosari ( lihat pada

Gambar. 1 ), sedangkan struktur organisasi unit usaha Rejosari dikepalai oleh

Manager ( seperti terlihat pada Gambar 2 ).

Page 18: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Page 19: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Page 20: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

C. Sistem Manajemen Produksi

Unit Usaha Rejosari memiliki 1 unit Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

(PPKS) yang dibangun tahun 1987-1990 dengan kapasitas 25 ton TBS/jam.

Adapun proses bisnis unit usaha Rejosari dimulai dari areal perkebunan Kelapa

Sawit yang telah siap panen kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan

Inti Sawit. Inti Sawit dikirim ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi KPO dan

Bungkil dikarenakan Unit Usaha Rejosari tidak memiliki Pabrik Pengolahan Inti

Sawit (PPIS). Dari hasil proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan

Limbah Padat, dimana Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa

Sawit dan Limbah Padat berupa Cangkang dan Tankos. Cangkang digunakan

sebagai bahan bakar boiler dan Tankos setelah diolah dibuat menjadi kompos dan

pada akhirnya digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa Sawit tersebut.

D. Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja

Perekrutan ketenagakerjaan Perusahaan Perkebunan PTPN VII dikelola

oleh LPP (lembaga pelatihan perkebunan) kantor Distrik Pusat melalui pelatihan-

pelatihan seperti training, bimbingan, dan lain-lain. Manajemen unit usaha

Rejosari membawahi 564 pekerja dengan komposisi SDM berdasarkan

pendidikan, ( Terlihat pada Tabel. 4. )

Tabel. 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Orang

S2 3 orang

S1 16 orang

Diploma 6 orang

SLTA 160 orang

SLTP 67 orang

SD 312 orang

Keberadaan PTPN VII Unit Usaha Rejosari merupakan sumber penyedia

lapangan kerja dan harapan kesejahteraan bagi tidak kurang 2.091 orang pekerja

dan batihnya.

Page 21: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB III. ANALISIS PERMASALAHAN

Selama proses pengolahan kelapa sawit berlangsung, selain untuk

mendapatkan produk utama Crud Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO)

ada dua hal yang yang sangat penting yang harus diperhatikan atau diminimalisir

yaitu menekan kehilangan minyak (losses) dan menghambat kenaikan kadar Asam

Lemak Bebas (ALB). Kehilangan minyak terjadi selama proses pengolahan

berlangsung, seperti :

1. Saat perebusan, pada Stasiun Sterilizer (losses air condensat)

2. Saat pemipilan, pada Stasiun Treser (kehilangan minyak bersamaan

dengan terangkutnya jangkos/ tankos.

3. Saat pengepresan, pada Stasiun Screw Press (kehilangan minyak

apabila pengepresannya tidak maksimal)

4. Saat pemisahan antara minyak-fiber-solid, pada Stasiun Klarifikasi

(kehilangan minyak pada solid decanter)

5. Kehilangan minyak di setiap alat-alat yang pengoprasiannya tidak

pada prosedur yang benar.

Kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) terjadi, apabila :

1. Tandan Buah Segar (TBS) terlalu lama ditimbun di Loading Ramp

(Stasiun Penerimaan)

2. Saat perebusan tidak matang

3. Saat pengolahan terhenti

4. Selama proses pengolahan tidak sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur

Page 22: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB IV. METODE MAGANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktek kerja lapang/ magang dilaksanakan di wilayah Lampung Selatan

tepatnya Perusahaan Perkebunan PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha

Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari

sampai 10 Februari 2013.

B. Metode Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PTPN VII

menggunakan metode antara lain:

1. Metode Interview

Dilakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang meliputi

manager, karyawan dan tenaga lain yang terkait untuk memperoleh data

yang diinginkan.

2. Metode Observasi

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek yang

dipelajari.

3. Metode Pengambilan Data Secara Langsung

Dilakukan dengan ikut serta secara langsung dalam proses produksi.

4. Penelusuran Pustaka

Data ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan obyek atau

masalah yang dipelajari, yang meliputi buku-buku literatur, buku pedoman

perusahaan, materi kuliah yang mendukung dan melengkapi semua data

yang diinginkan, meliputi; proses produksi, mesin dan peralatan produksi,

pengendalian mutu, pengangkutan hasil dan lainnya.

C. Mekanisme Pelaksanaan

Tahapan/ mekanisme pelaksanaan kegiatan magang adalah sebagai berikut

ini :

Page 23: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

1. Peserta magang

Peserta magang adalah mahasiswa Agroekoteknologi semester VII.

Mahasiswa mendaftar ke Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) dengan

memilih sendiri tempat magang.

Mahasiswa mengikuti prosedur administrasi dan ketentuan yang

berlaku baik di Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) maupun di

Perusahaan.

2. Penyusunan agenda kerja mahasiswa magang

Pada tahapan ini pelaksana kegiatan melakukan koordinasi dengan

pihak Jurusan serta tim penanggung jawab kegiatan sebagai upaya

sinkronisasi program agar pencapaian output dapat dicapai secara

maksimal. Penyusunan agenda kerja berpedoman pada Term Of Reference

(TOR) yang disusun oleh mahasiswa peserta magang dengan persetujuan

dosen pembimbing lapangan.

3. Pengajuan permohonan formal pada institusi sasaran

Pihak program studi Agroekoteknologi melalui Dekan Fakultas

Pertanian mengajukan permohonan izin lokasi tempat magang.

4. Pelaksanaan magang

Kegiatan direncanakan sesuai Term Of Reference (TOR), namun

bersifat fleksibel tergantung arahan pembimbing lapangan dari pihak

perusahaan.

5. Penyusunan laporan hasil dan rekomendasi tindak lanjut

Setelah kegiatan magang dilakukan, pelaksana kegiatan diwajibkan

menyusun laporan hasil kegiatan dan merumuskan rekomendasi tindak

lanjut hasil magang bagi manajemen pemeliharaan, pengangkutan

produksi dan pengolahan hasil kelapa sawit di PTPN VII Unit Usaha

Rejosari Bandar Lampung.

Page 24: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG

A. Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Rejosari

Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit unit usaha Rejosari,

dimulai dari areal perkebunan kelapa sawit (lihat Gambar 3) yang telah siap panen

kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan Inti Sawit. Inti Sawit dikirim

ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi PKO (lihat Gambar 4). Dari hasil

proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan Limbah Padat, dimana

Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa Sawit dan Limbah Padat

berupa Tankos, Cangkang dan Tankos. Cangkang dan serabut digunakan sebagai

bahan bakar boiler dan Tankos digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa

Sawit tersebut.

Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit

Gambar 4. Proses Bisnis Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Page 25: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

B. Proses Pengolahan Kelapa Sawit

B.1 Stasiun penerimaan buah

a. Jembatan timbangan

Timbangan adalah alat elektronik yang terdiri jembatan timbang, monitor

load cell dan printer yg berfungsi untuk menentukan tonase setiap barang yang

keluar-masuk didalam pabrik. Unit usaha Rejosari memiliki satu unit timbangan

berkapasitas 40 ton (lihat Lampiran 3 gambar 32).

Setelah ditimbang dilakukan sortasi, sortasi ialah kegiatan pemilihan buah

yang telah datang kepabrik yang bertujuan untuk mengamati mutu buah yang

diterima. Fungsi sortasi tandan buah segar adalah untuk memberikan penilaian

mutu hasil panen dan melakukan pinalti dan pengembalian diluar kriteria matang

panen. TBS yang diterima : harus bersih, tidak mengandung sampah pasir dan

tanah serta bahan lainnya ( NSP >85 %) agar hal tersebut tercapai maka diambil

sampel secara acak sebanyak 5-10 % total kendaraan yg masuk ke pabrik.

b. Loading ramp

Fungsi Loading Ramp adalah : Tempat penimbunan TBS sementara untuk

memudahkan pencurahan TBS ke dalam lori dan dilengkapi kisi-kisi yang

bertujuan memisahkan kotoran/ sampah yang terikut TBS (lihat Lampiran 2

gambar 1). TBS yg normal diterima di pabrik maximum 24 jam setelah dipanen

dengan batas waktu selambat-lambatnya tiba di loading ramp jam 12.00 esok hari

berikutnya.

Loading Ramp Unit Usaha Rejosari memiliki 2 unit @12 Pintu @10 ton :

- Sistem Kwadran yang digerakan dengan menggunakan elektro motor

setiap pintunya yang berfungsi membuka dan menutup (jumlah pintu 12)

Kapasitas loading Ramp 10 ton TBS per pintu, dengan kemiringan 28°-30°

agar mudah tercurah ke lori.

- Sistim hidrolik yang digerakan dengan hidrolik box dilengkapi dengan

pompa dan elektromotor penggerak masing-masing 5,5 HP/380 V 2 unit,

1 unit elektro motor menggerakan 6 pintu (jumlah 12 pintu)

Page 26: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

c. Lori rebusan

Lori adalah semacam mangkok besar yang berfungsi untuk wadah atau

tempat TBS yang akan direbus (sterilizer), dengan kapasitas 2,5 ton (lihat

Lampiran 3 gambar 2).

d. Gantri

Gantry adalah alat untuk mendistribusikan lori ke jalur-jalur rel (lihat

Lampiran 3 gambar 4), atau berupa alat pengangkat/crane dengan system elektrik

kapasitas gantri 5 Ton memiliki 2 unit.

e. Gapstand

Gapstand adalah alat penggerak berupa single drum dengan vertical shaft

dilengkapi cyclo drive gear dan elektromotor untuk mendistribusikan lori kosong

dan lori isi TBS dengan menggunakan tali Triline (lihat Lampiran 3 gambar 3).

f. Bollard

Bollard adalah alat berupa single drum dengan vertical shaft untuk tempat

berputarnya tali triline.

B 2. Stasiun Perebusan / Sterilisasi

a. Rebusan (Sterillizer)

Sterillizer adalah benjana bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS

dengan menggunakan uap jenuh (saturated steam) dengan kapasitas 1 ketel @10

lori @ 2,5 ton kapasitas 25 Ton TBS terpasang 2 unit (lihat Lampiran 3 gambar

5). Tujuan dari perebusan adalah :

1. Menonaktifkan Enzym lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA

(Free Fatty Acid)/ ALB (Asam Lemak Bebas).

2. Melunakan berondolan untuk memudahkan pelepasan pemisahan daging

buah dari nut di digester.

3. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging

buah (Stasiun Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak

(Stasiun Klarifikasi)

Page 27: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

4. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai < 20%, sehingga

meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (Nut).

Proses perebusan dilakukan selama 85-95 menit. Untuk media pemanas

dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.

Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak (tiga puncak tekanan). Puncak pertama

tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan

puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2. Berikut proses perebusan sistem

tiga puncak :

1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.

2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit.

Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.

3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0,5 bar dalam waktu

5 menit.

4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.

5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.

6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 pada tekanan

2,8-3 bar dalam waktu 15 – 20 menit.

7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50

menit.

8. Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit.

9. Parameter / Norma Pengolahan

a. Tekanan kerja 2,8-3,0 Kg/cm2

b. Temperatur steam 140-160oC

c. Siklus waktu perebusan (menit)

B x C x D

Siklus waktu perebusan maksimum dalam menit (A) =-----------------x 60

E

d. Interval waktu rebusan (menit)

B x C

Interval Waktu dalam menit (F) = ---------- x 60

E

Page 28: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Keterangan :

- Siklus waktu perebusan maksimum : A menit

- Kapasitas 1 unit lori : B ton/lori

- Jumlah lori per unit sterilizer : C unit

- Jumlah sterilizer terpasang : D unit

- Kapasitas terpasang pabrik : E ton/jam

- Interval waktu antar sterilizer : F menit

e. Kehilangan minyak sawit (Lihat lampiran 4)

- Air kondensat maksimum 6,00% (oil/DB)

- Janjang kosong maksimum 6,00% (oil/DB)

B. 3 Pemipilan (Thresher)

Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresher dengan

mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat

dan dibalikkan 360° diatas hopper thresser (auto feeder). Pada stasiun ini tandan

buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan

tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur

pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.

Menggunakan thresher TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari

tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan digester.

Thresher alat berbentuk silinder dengan diameter 2 meter berkisi-kisi dengan spasi

3 cm yang bergerak memutar dengan kecepatan putaran drum 22-24 rpm.

Sehingga memungkinkan berondolan keluar dari thresser. TBS hasil perebusan

akan terpisah menjadi berondolan MPD (Material Passing to Digester) dan

janjang kosong. MPD terpisah menuju ke Stasiun Pengempaan dan janjang

kosong melalui HEBC akan dikirm ke kebun. Material Passing to Digester

(MPD) terdiri dari :

a. Daging buah : 50% - 62%

b. Biji : 26%

c. Partenocarp Abnormal : Maks. 5%

d. Partenocarp Normal : Maks. 7,5%

e. Sampah/ Kelopak buah : Maks. 6%

Page 29: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

B.4 Stasiun press

Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian

diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan

berondolan ke distribution conveyor (lihat Lampiran 3 gambar 13) untuk

dimasukkan dalam tiap-tiap digester (lihat Lampiran 3 gambar 9).

Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau

pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm 3 unit, kapasitas 12,5-15 Ton

TBS/Jam 2 unit dan 15-18 Ton TBS/Jam 1 unit, sehingga brondolan dapat dicacah

di dalam tangki ini.

Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju ke

conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester.

Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah di-

press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di-inject steam bersuhu

sekitar 90–95°C. Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam Stasiun Screw

Press (lihat Lampiran 3 gambar 10) untuk diperas sehingga dihasilkan minyak

mentah (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar

minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori

silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak terlalu berat.

Tekanan mesin pres harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat

menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan

mesin pres terlalu rendah maka kehilangan minyak di ampas tinggi. Minyak hasil

mesin pres kemudian menuju ke Sand Trap Tank untuk pengendapan. Hasil lain

adalah ampas (terdiri dari biji dan ampas serabut), yang akan dipisahkan dengan

menggunakan Cake Breaker Conveyor (CBC).

Parameter/ Norma Pengolahan (disajikan dalam Lampiran 4)

a. Losses minyak sawit

- Serabut press maksimum 8,00% (oil/DB)

- Inti sawit maksimum 1,00% (oil/DB)

b. Losses inti sawit

a. Inti ikut serabut press maksimum 2,0% (oil/WB)

b. Nut pecah terhadap total nut maksimum 10% (oil/WB)

Page 30: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

B.5 Stasiun pemurnian

Minyak yang berasal dari stasiun pres masih banyak mengandung kotoran-

kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk

mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian

terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah

untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi :

a. Sand trap tank

Sand trap tank adalah alat untuk menjebak pasir kasar terikut cairan

minyak kasar yang berasal dari hasil pengepressan digester fruit di screw press.

Minyak kasar ini masuk ke sand trap tank secara gravitasi dan keluar (lihat

Lampiran 3 gambar 11). Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah

yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran minyak tersebut masuk ke sand

trap tank untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi

b. Vibrating screen

Vibrating screen (lihat Lampiran 3 gambar 12) berfungsi untuk menyaring

padatan yang tidak tertangkap di Sand Trape Tank. Padatan tersebut berupa pasir

dan fiber yang terikut minyak kasar. Cara kerja vibrating screen sederhana dengan

cara bergetar dengan gerak beraturan sehingga padatan yang tersaring bergerak

radial kearah dinding pembatas / body vibrating yang terhubung ke talang

pembuangan padatan.

Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk

memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang

masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck

vibrating screen, padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke

digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank.

c. Crude oil tank (COT)

Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk

ditampung sementara. Pada crude oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 14) ini

minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu

Page 31: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous

Settling Tank).

1. Parameter/ Norma Pengolahan

a. Temperatur proses = 90 – 95 °C.

b. Komposisi cairan masuk Crude Oil Tank (COT)

- Minyak (Oil) = Minimum 45,00%

- Air (Water) = Maksimum 42,00%

- NOS = Maksimum 13,00%

d. Countinous settling tank (CST)

Minyak dari COT dipompakan ke CST (lihat Lampiran 3 gambar 16)

dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST

tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sludge)

berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-90℃.

Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil

tank, sedangkan sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah

dialirkan secara underflow ke sludge vibrating screen sebelum ke sludge oil tank.

e. Oil tank

Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu,

sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 17)

juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

f. Oil purifier

Di dalam Oil purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar

kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan

densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya

7500 rotasion per menute.

Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada

bagian yang luar dinding bowl, sedangkan minyak yang mempunyai densitas

lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan

Page 32: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke

saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat fit.

g. Vacum dryer

Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka untuk

mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacum dryer (lihat

Lampiran 3 gambar 18). Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle

sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. dan kemudian

dipompakan ke storage tank.

h. Sludge tank

Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under

flownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer sludge (lihat Lampiran 3

gambar 24) atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone.

Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge tank (lihat Lampiran 3 gambar

21) dipanaskan (80-90°C) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil

pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang

melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki. Dari sand

cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank sebagai umpan untuk

decanter (lihat Lampiran 3 gambar 19) atau sludge centrifuge.

i. Sludge separator

Sludge Separator (lihat Lampiran 3 gambar 21) berfungsi untuk mengolah

sludge. Sludge Separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak

yang masih terkandung di dalam sludge, dengan cara pemisahan berdasarkan gaya

sentrifugal.

Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal

dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl

dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai

densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu

(paring disk), dan ditampung di reclaimed tank (lihat Lampiran 3 gambar 23)

sebelum dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST

Page 33: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

(lihat Lampiran 3 gambar 16). Sedangkan sludge (mengandung air) yang

mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar

melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat

fit.

j. Fat pit

Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu

ditampung di fat pit (lihat Lampiran 3 gambar 33) dengan maksud agar minyak

yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat fit diinjeksikan uap sebagai

pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak

yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (Overflow), kemudian dipompakan

kembali ke sludge drain tank.

k. Storage tank

Minyak dari Vacum Dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki

timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu.

Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude

Palm Oil (CPO).

B.6 Stasiun kernel

Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan

inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di

stasiun ini, diantaranya :

a. Cake breaker conveyor (CBC)

CBC merupakan suatu screw breaker conveyor (lihat Lampiran 3 gambar

26) namun screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC

berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke

depericarper.

b. Depericarper

Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan

nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber

Page 34: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar

pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke

polishing drum (lihat Lampiran 3 gambar 28).

c. Polishing drum

Polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari

perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel

pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh

nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan

benda–benda yang lebih berat dari nut seperti besi.

Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung

oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam nut silo.

d. Nut Silo

Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut (lihat Lampiran 3

gambar 30), hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah

dipecah dan inti lekang dari cangkangnya.

e. Ripple mill

Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah

dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal

sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan

cangkang pecah, setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-

kotoran di bawa ke kernel grading drum.

f. Light tenera dry separator (LTDS)

Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih

ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone (lihat Lampiran 3 gambar 31). Fraksi-

fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke

shell hopper melalui fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang

belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.

Page 35: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

g. Clay bath

Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan

ini secara basah yang menggunakan larutan Kaolin (CaCO3). Kaolin berfungsi

sebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis.

Berat jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20,

maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat

jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan

tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk

disimpan dengan suhu tertentu.

h. Kernel silo

Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.

Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor

didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan.

Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari

steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo.

Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80°C (atas 70°C, tengah 60°C,

dan bawah 50°C) selama 10 jam, hingga kadar air <7%. Kernel yang telah

dikeringkan ini dibawa ke kernel bin melalui dry kernel transport fan.

i. Kernel bin

Kernel Bin adalah alat untuk menampung kernel hasil produksi,

penyimpanan bertujuan untuk menampung sementara kernel sebelum dilakukan

pengiriman ke Pabrik Pengolahan Inti Sawit (lihat Lampiran 3 gambar 29).

B.7 Stasiun water treatment

Proses pengolahan air bertujuan untuk menghasilkan kualitas air yang baik

sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses

pengolahan air mencakup pengoperasian, penjernihan, penyaringan, pertukaran

ion, proses pelunakan (softening) dan eaerasi. Proses pengolahan air menghasilkan

air yang akan distribusikan untuk :

Page 36: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik.

Air proses, yaitu air yang digunakan untuk kegiatan proses di pabrik dan

laboratorium.

Air boiler, yaitu air yang digunakan untuk umpan boiler.

B.8 Analisa Laboratorium

Peranan laboratorium di dalam pabrik kelapa sawit adalah melaksanakan

fungsi kontrol kualitas yaitu memberikan data parameter mutu material yang

terlibat proses produksi dari kualitas TBS, sampai kualitas limbah pembuangan

dan fungsi kontrol proses yaitu memberikan data mengenai hasil produksi alat-alat

produksi yang digunakan di dalam pabrik sehingga dapat diketahui kinerjanya.

B.9 Stasiun Boiler

Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap. Fungsi dari boiler adalah

untuk mengkonversi atau merubah energi yang berupa fiber dan shell menjadi

energi panas di dalam ruang bakar atau dapur pembakaran yang terdapat pada

boiler. Energi panas yang dihasilkan kemudian ditransfer pada fluida yaitu air

umpan boiler, dengan energi panas tersebut air akan berubah menjadi uap air

(steam). Uap air yang terbentuk kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin

uap (steam turbin), dan turbin inilah yang digunakan untuk menggerakkan

generator listrik sehingga didapatkan energi listrik yang dibutuhkan untuk

menggerakkan mesin – mesin produksi dan segala aktivitas yang mendukungnya.

Selain itu fungsi dari boiler adalah untuk menyuplai uap yang dibutuhkan oleh

proses produksi yaitu pada proses perebusan buah, proses pemurnian minyak,

stasiun press, heat exchanger dan sebagainya.

B.10 Diesel Generator (Genset)

Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga pada saat

tenaga yang dihasilkan turbin tidak mencukupi untuk proses pengolahan. Pada

saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka genset diparalelkan dengan

turbin. Genset juga diperlukan untuk menggantikan peran turbin pada saat pabrik

tidak mengolah.

Page 37: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

C. Unit Pengolahan Limbah

a. Pengolahan limbah padat

Berdasarkan sumbernya, limbah padat yang dihasilkan oleh industri

minyak kelapa sawit dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok limbah

padat yang terbentuk selama proses pengolahan minyak kelapa sawit berupa

tandan kosong, cangkang, serat kelapa sawit dan lumpur.

Tahapan proses produksi yang menimbulkan limbah ini adalah pada tahap

pemisahan tandan dengan buah, tahap pemurnian (klarifikasi), pemisahan biji

kelapa sawit dengan serabut serta tahap pemecahan biji (inti sawit).

Pada tahap pemisahan tandan dan buah akan dihasilkan tandan kosong.

Jumlah tandan kosong yang dihasilkan diperkirakan sekitar 24% dari total atau

kapasitas TBS.

Dari tahapan proses klarifikasi minyak dihasilkan limbah padat berupa

lumpur. Jumlahnya diperkirakan berkisar 294 kg per ton TBS. Di dalam lumpur

ini selain terdapat kotoran yang terbawa bersama TBS juga terdapat bahan lain

seperti protein yang menggumpal selama proses sterilisasi. Sebenarnya limbah ini

masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk pakan ternak.

Serabut kelapa sawit dan cangkang merupakan limbah padat yang terjadi

selama proses pemisahan inti kelapa sawit dengan serat serta proses pemecahan

proses pemecahan biji (inti sawit), serabut dan cangkang.

Limbah padat lainnya adalah limbah yang diperoleh dari basis pengolahan

air limbah. Limbah padat yang dihasilkan pada tahap ini berupa lumpur aktif yang

terbawa bersama air hasil pengolahan limbah. Janjangan kosong, cangkang,

serasah daun, batang dan lain-lain hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan

kembali.

1. Janjangan kosong dan serasah daun dapat digunakan sebagai mulsa yang

berfungsi untuk menyuburkan tanah.

2. Cangkang dan Fibre digunakan untuk bahan bakar boiler.

Page 38: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

b. Limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas pabrik berasal dari proses

perebusan, aktivitas pemurnian minyak buangan dari klarifikasi dan aktivitas

pencucian pabrik (domestik). Limbah cair PMKS juga mengandung bahan

organik yang sangat tinggi sehingga kadar bahan pencemar akan semakin tinggi.

Untuk itu untuk menurunkan kandungan bahan pencemar diperlukan degradasi

bahan organik yang terkandung.

Kualitas air limbah PPKS dapat ditentukan dengan beberapa parameter uji.

Parameter uji yang pokok dalam air limbah antara lain BOD, COD, Padatan

terlarut, padatan tersuspensi, PH, warna dan bau. Selain limbah cair, penyebab

pencemaran lingkungan juga berasal dari lumpur primer (sludge) yang dihasilkan

dari proses klarifikasi. Limbah ini mengandung bahan organik yang tinggi dengan

pH< 5 (asam).

c. Land aplikasi

Land Aplikasi (LA) merupakan sistem pengelolan limbah cair PKS yang

efektif, efisien dan ekonomis dengan resiko pencemaran lingkungan yang

minimal. Land Aplikasi merupakan metode recycle yang memanfaatkan effluent

sebagai bahan pupuk sumber air bagi tanaman kelapa sawit, sekaligus sebagai

upaya produksi bersih.

Tahap awal penanganan limbah sebelum dikirim ke land aplikasi adalah

dengan cara mengalirkan Raw effluent ke fat pit, disini minyak yang masih

terbawa oleh effluent dikutip kembali sehingga kadar minyak dalam air limbah

maksimal 1%. Effluent kemudian dialirkan ke kolam pendingan (Cooling pond)

sebelum diumpankan ke kolam aerobik. Suhu effluent diusahakan tidak melebihi

40oC. Sisa minyak yang masih ada kembali dikutip di cooling pond, selanjutnya

limbah cair dari cooling pond dialirkan ke kolam aerobik dan diolah sampai

tingkat BOD mencapai dibawah 5000 ppm untuk diaplikasikan ke pertanaman

kelapa sawit sebagai pupuk setiap tanaman sawit seperti yang dipersyaratkan

dalam KepMen LH no. 28/29 tahun 2003

Page 39: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Keuntungan yang diperoleh dari land aplikasi :

1 Limbah cair yang dibuang kebadan sungai di aplikasikan ke

pertanaman kelapa sawit sehingga potensi pencemaran pada perairan

dapat diminimalkan atau ditiadakan.

2 Hasil yang dicapai pada areal land aplikasi lebih tinggi dibandingkan

hasil di luar land aplikasi yang mennggunakn pupuk anorganik.

Page 40: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tanaman kelapa sawit menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) yang dapat

diolah menjadi Crud Palm Oil (CPO) serta memiliki nilai ekonomi tinggi.

2. Pengolahan TBS menjadi CPO dapat dilakukan dengan beberapa tahapan

sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan

2. Stasiun Sterilizer/ Perebusan

3. Stasiun Thresher/ Pemipilan

4. Stasiun Kempa/ Screw press

5. Stasiun Klarifikasi/ Pemurnian

6. Stasiun Karnel

7. Stasiun Pendukung

1. Stasiun Pengolahan Air

2. Laboratorium

3. Stasiun Sumber Energi

- Gengset

- Boiler

3. Tujuan dari Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) adalah untuk

memaksimalkan pengutipan minyak, dan meminimalisir kenaikan Asam

Lemak Bebas (ALB) yang signifikan.

B. Saran

Tempat atau lingkungan adalah faktor utama dalam kenyamanan bekerja

atau beraktifitas, sehingga untuk menjaga itu semua perlu ditingkatkan

lingkungan yang bersih. Terkait dengan hal ini, sebaiknya :

1. Tempat sampah (min 1 buah per stasiun)

2. Kamar mandi (min 2 Unit di area PPKS)

Terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) “keselamatan dan

kesehatan kerja” kelengkapaan pekerja menjadi sangat penting mengingat

selama proses pengolahan kelapa sawit banyak hal yang berkaitan dengan

Page 41: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

panas, uap, debu, dan sebagainya. Perlu adanya kelengkapan untuk

pekerja, seperti :

1. Helm/ pelindung kepala

2. Kaca mata/ pelindung mata

3. Masker/ pelindung mulut dan hidung (pernafasan)

4. Pelindung telinga

5. Sarung tangan, dll

Page 42: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

DAFTAR PUSTAKA

__________. 2013. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII

(Persero) UU Resa. Lampung

__________. 2013. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VII (Persero)

Unit Usaha Rejosari. Natar-Lampung Selatan. Lampung

Airsugihan. 2008. Budidaya tanaman sawit. Http://budidayasawit.blogspot.com

/2008/03/budidaya-tanaman-sawit.html. Diakses pada tanggal 2

november 2012

Anonim. 2010. Profil ptpn vii . http://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id

=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYO. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013

Anonim. 2012. Proses pengolahan sawit menjadi minyak kelapa sawit.

http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-

menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwt. Diakses pada tanggal 12

Desember 2012

Arif, abibillah. 2010. Pasca panen dan standar produksi kelapa sawit,

http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-

produksi-kelapa-sawit.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2012

Wardanu P., Adha. 2009. Teknologi pengolahan kelapa sawit.

Http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-

kelapa-sawit.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2012

Page 43: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Ucapan Terima Kasih

Asalamu’allaikum ....

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad dan

Hidayahnya kepada kita semua khususnya penulis. Amin

Pertama-tama penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik moril

ataupun materil

2. Dr. Ir. Yulian, M.Sc selaku Doses Pembimbing yang memberikan arahan

dan bimbingannya serta nasehat kepada penulis sejak dimulainya magang

hingga selesai magang, dan Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si selaku doses

penguji penulis yang telah memberikan banyak masukan, saran dan

perbaikan bagi penulis.

3. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PTP Nusantara VII (Persero)

terkhusus Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan

Provinsi Lampung beserta orang-orang didalamnya yang telah banyak

sekali membantu selama pelaksanaan magang.

4. Terakhir Almamater tercinta yang selalu setia untuk mendidik dan

mendewasakan penulis.

5. Dan semua pihak yang tidak tertuliskan

Demikian rasa syukur ini penulis ucapkan, sekali lagi penulis ucapkan

terima kasih.

Wasalam .....

Penulis

Page 44: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Lampiran - lampiran

Page 45: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Lampiran 2. Slide power point

Page 46: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Page 47: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

Lampiran 3. Gambar-gambar mesin PPKS

1. Loading Ramp 2. Lori 3. Gapstand

4. Gantri 5. Sterilizer 6. Hosting Cren

7. Thresher 8. Cup Elevator 9. Digester

10. Press 11. Sand Trap Tank 12. Vibrating Screen

13. Distribusion conveyor 14. Crude Oil Tank 15. Sand Filter

Page 48: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

16. CST 17. Oil Tank 18. Vacum Dryer

19. Decanter 20. Residu Tank 21. Slude Tank

22. HEBC 23. Reclaimed Tank 24. Brush Strainer

25. Water Tank 26. CBC 27. Distribution Slude

28. Polishing Drum 29. Karnel Bin 30. Karnel Silo

Page 49: Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)

31. LTDS I/II 32. Timbangan 33. Fat Pit Tank


Top Related