laporan magang proses pengolakan pks rejosari (andria)
DESCRIPTION
Laporan magang mahasiswa pertanian unib priode II di PTPN VII UU Resa Natar-LamSel.TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP
NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI
KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
( 10 Januari – 10 Februari 2013 )
Oleh:
ANDRIA E1J009033
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2013
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII
(Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
ANDRIA
E1J009033
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang
dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 09 Februari 2013
Pembimbing Lapang/ penguji Undangan/ Penguji
( Rahmad Basuki ) ( Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si)
Nopek : 2866303478 NIP. 19620906 198703 1 004
Mengetahui:
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Dosen Pembimbing Magang/ Penguji
( Dr. Ir. Dwi W Ganefianti, MS) ( Dr. Ir. Yulian, M.Sc )
NIP. 19631114 198803 2 012 NIP. 19630507 198803 1001
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PTP NUSANTARA VII
(Persero) UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
ANDRIA
E1J009033
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang/ Magang yang
dilaksanakan selama 30 hari ( 10 Januari s/d 10 Februari 2013 ) dan
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 09 Februari 2013
Dosen Pembimbing Lapang Pembimbing Lapangan
( Dr. Ir. Yulian, M.Sc ) ( Rahmad Basuki)
NIP. 19630507 198803 1001 Nopek : 2866303478
Mengetahui:
Manager PTPN VII (Persero) Dekan Fakultas Pertanian
Unit Usaha Rejosari Universitas Bengkulu
( Ir. Christian Priyo P, MM ) ( Prof. Dr. Ir. Dwinardi A., M.Sc )
Nopek : 1886100466 NIP : 19580421 198403 1 002
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan
akhir individu Praktek Kerja Lapang (Magang) Mahasiswa Program Studi
Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Bengkulu Periode 02
tahun 2013 yang berlokasi di PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari
Kecamatan Natar Lampung Selatan. Telah banyak upaya dan bantuan moril
maupun spiritual yang penulis terima sejak awal kegiatan hingga penyusunan
laporan akhir ini.
Penulis banyak memperoleh bantuan serta masukan dalam menyusun dan
menulis laporan, dari berbagai Staf dan Pegawai dilingkungan Perkebunan PTP
Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Christian Priyo P, MM selaku Manager Unit Usaha Rejosari
2. Bapak Agus Yuwono, BE, MBA selaku Sinka T & P
3. Bapak Siswanto, SE, Selaku Sinder SDM & Umum
4. Bapak Anjar Prabowo. ST., Rahmad Basuki, dan Maeko Putra selaku
Sinder Pengolahan
5. Bapak Wiyono, Rahmat, Endi, Saguara, Rico selaku Sinder Afd
6. Bapak Harno, Sunaryo, Ali, dan Joni selaku Mandor Besar
7. Capeg 2013 (Guntama, Benny, Bang Into, Bang Firdaus, Ibu Etik, Sapta,
Hasan, Pak Andi, dan Bang Ismari)
8. Rekan-rekan kelompok magang (Krista, Raindra, Uun, dan Zuliustri) serta
9. Pihak-pihk yang tak tertulis.
Saya menyadari sepenuhnya penyusunan laporan akhir individu ini jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu saya mohon maaf dan selalu menerima kritik serta
saran yang bersifat membangun dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih
Lampung, 9 Februari 2013
Punulis
ANDRIA
RINGKASAN
Praktek kerja lapang/ magang mahasiswa Agroekoteknologi priode 2 yang
berlokasi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII Unit
Usaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari
sampai 10 Februari 2013.
Pengolahan kelapa sawit merupakan suatu proses untuk mendapatkan atau
mengektraksi kandungan minyak didalam Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit
yang dalam hal ini dilakukan di sebuah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)
Unit Usaha Rejosari. Ada dua jenis minyak yang dihasilkan dari PPKS UU Resa
adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO), untuk minyak inti
KPO diolah oleh Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) Bekri.
Tujuan dari pabrik pengolah kelapa sawit adalah untuk memaksimalkan
pengutipan minyak untuk menekan kehilangan minyak dan menekan kenaikan
Asam Lemak Bebas (ALB). Tingkat dan kemungkinan kehilangan minyak terjadi
dibanyak titik dalam proses pengolahan di pabrik, sehingga untuk menguranginya
harus sesuai dengan Standar Opersional Prosedur (SOP) dan memaksimalkan
pengawasan serta pengontrolan di tiap-tiap titik selama pengolahan berlangsung.
Dalam upaya menekan kenaikan ALB hal yang dapat dilakukan selain sistem
yang sesuai dengan SOP adalah dengan sistem First In First Out (FIFO) yang
artinya adalah tidak menunggu TBS banyak untuk diolah (seberapa ada segitu
juga diolah) dan juga analisis yang harus dilakukan rutin (satu jam sekali).
DAFTAR ISI
Cover/ Halaman depan
Halaman Pengesahan
Kata pengantar................................................................................................ i
Ringkasan ...................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
Daftar Gambar................................................................................................ v
Daftar Tabel ................................................................................................ vi
Dafta Lampiran.............................................................................................. vii
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................... 2
C. Manfaat ..................................................................................... 3
II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
A. Sejarah Perusahaan ............................................................. 4
A. 1 Latar belakang perusahaan .......................................... 4
A. 2 Profil unit usaha Rejosari .............................. ............. 5
A. 3 Tujuan perusahaan ................................................. 6
A. 4 Visi dan misi perusahaan ............................................. 6
A. 5 Nilai Perusahaan .......................................................... 7
B. Struktur Organisasi ............................................................. 7
C. Sistem manajemen produksi ................................................. 10
D. Sistem tata kelola tenaga kerja......................................................10
III. ANALISIS PERMASALAHAN..................................................... 11
IV. METODE MAGANG
A. Waktu dan tempat........................................................................ 12
B. Tahapan pelakasanaan ................................................................. 12
C. Mekanisme pelaksanaan ............................................................. 12
V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG
A. Proses Bisnis PPKS UU Resa ..................................................... 14
B. Proses Pengolahan Kelapa Sawit ................................................ 15
C. Unit Pengolahan Limba .............................................................. 27
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 30
B. Saran............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32
Ucapan Terima Kasih ..................................................................................... 33
Lampiran – Lampiran ..................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VII ......................................... 8
Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Usaha Rejosari ....................................... 9
Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................... 14
Gambar 4. Proses Bisnis PKS ........................................................................... 14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria panen buah kelapa sawit......................................................... 1
Tabel 2. Luas area unit usaha Rjosari ............................................................... 6
Tabel 3. Produksi TBS dan Produktifitas ......................................................... 6
Tabel 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan ........................ .... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Wilayah ................................................................................ 35
Lampiran 2. Slide Power Point ........................................................................ 36
Lampiran 3. Gambar-gambar mesin pabrik sawit ........................................... 38
Lampiran 4. Data losses atau kehilangan minyak ........................................... 41
Lampiran 5. Abses kegiatan harian ................................................................. 42
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan buah Kelapa Sawit diawali dengan proses pemanenan Buah
Kelapa Sawit, untuk memperoleh hasil produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan
kualitas yang baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi.
Cara pemanenan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik sesuai dengan
standar yang telah ditentukan, hal ini bertujuan agar pohon yang telah dipanen
tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat dibandingkan
sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah daun yang
menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan
buah (dengan mengutamakan syarat pelepah/ jumlah pelepah pada pertanaman
kelapa sawit). Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan
dipotong menjadi dua bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.
Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan pemotongan tangkai tandan buah
dekat pangkal. Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan Tandan
Buah Segar (TBS) selanjutnya di angkut menuju Tempat Pengumpulan Hasil
(TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan diangkut menuju pabrik pengolahan
Kelapa Sawit. Pemanenan dilakukan berdasarkan Kriteria Panen ( seperti tersaji
pada Tabel 1. ).
Tabel 1. Kriteria buah panen/ fraksi kematangan buah kelapa sawit
No Fase
buah
Fraksi
buah
Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat
kematangan
1 Mentah 00 Tidak ada tandan buah yg berwarna hijau atau
hitam
Sangat mentah
2 0 1butir -12,5 % buah luar atau 0-1
berondolan/kg tandan membrondol
Mentah
3 Matang 1 12,5-25% buah luar atau 2 berondolan/kg
tandan 25 % dari buah luar membrondol
Kurang
matang
4 2 25-50 % buah luar membrondol Matang
5 3 50-75 % buah luar membrondol Matang
6 Lewat 4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang
(ranum)
7 5 100 % buah luar membrondol dan sebagian
berbau busuk
Lewat matang
(busuk)
Kegiatan proses produksi mentransformasi bahan baku menjadi produk
untuk mendapatkan nilai tambah yang berorientasi terhadap kebutuhan pasar
(customer) dengan mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi. Beberapa
aspek dalam mewujudkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi operasional
pabrik antara lain :
1) Manajemen operasional pengolahan bahan baku menjadi produk yang
diinginkan.
2) Mengelola sumber daya yang ada (6M + T). (Man, Method, Money,
Material, Machine, Market, Time).
3) Menerapkan fungsi manajemen yaitu konsep POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling).
4) Sasaran output produk tercapai sesuai dengan keinginan pasar secara efektif
dan efisien.
5) Memperhatikan faktor lingkungan terkait.
B. Tujuan
B.1 Tujuan praktek
Tujuan praktek kerja lapang/ magang di PTPN VII Unit Usaha Rejosari
Lampung mempunyai tujuan yaitu:
1. Setelah mengikuti magang mahasiswa memahami aspek pertanian, yang
meliputi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan
tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan
hasil.
2. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja sektor pertanian terkait dengan
pemeliharaan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan
tanaman menghasilkan, pemupukan, panen muat dan angkut, pengolahan
hasil. Terkhusus pengolahan hasil.
3. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lingkungan PTPN VII.
4. Mahasiswa mendapatkan keterampilan tambahan yang berguna untuk
kerja di lingkungan perusahaan perkebunan.
B.2 Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan magang
2. Sebagai panduan atau bahan bacaan
C. Manfaat Magang
1. Praktikan mengetahui proses bisnis di PTPN VII Unit Usaha Rejosari
Kecamatan Natar Lampung Selatan
2. Praktikan mampu melakukan kerja sama serta diskusi dengan pihak-pihak
pelaksana kerja di PTPN VII Rejosari
3. Praktikan mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kelapa sawit
terkhusus di PTPN VII Rejosari
BAB II. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
A. Sejarah Perusahaan
A.1 Latar belakang perusahaan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII adalah
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan Indonesia.
Perseroan berkantor pusat di Bandar Lampung, provinsi Lampung, yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari
1996 dan Akte Notaris tanggal 11 Maret 1996. PTPN VII (Persero) merupakan
penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero),
Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat dan
Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu.
Penggabungan sejumlah perkebunan ke dalam PTPN VII (Persero)
memberikan catatan sejarah tersendiri. Sebelum bergabung menjadi PTPN VII
(Persero), PT Perkebunan X (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan wilayah kerja di
Propinsi Lampung dan Sumatera Selatan. PT Perkebunan X (Persero) bermula
dari sebuah perusahaan perkebunan milik Belanda yang terletak di Sumatera
Selatan dan Lampung. Melalui proses nasionalisasi, perkebunan tersebut diambil
alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957.
Perusahaan ini juga telah berjalan mengikuti berbagai bentuk kebijakan
pemerintah di bidang reorganisasi dan restrukturisasi perusahaan sebelum
akhirnya menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tahun 1980. Perjalanan sejarah
PT Perkebunan XXXI (Persero) baru mulai terukir menyusul kebijakan
pemerintah dalam pengembangan industri gula di luar Jawa pada tahun 1978.
Perusahaan perkebunan ini pada awalnya merupakan proyek pengembangan PT
Perkebunan XXI- XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun
1989 perusahaan ini ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT
Perkebunan XXXI (Persero) dengan kantor pusat di Palembang, Sumatera
Selatan. Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di
Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang berkantor pusat di Jakarta dan Proyek
Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) Bengkulu yang berkantor pusat di
Surabaya merupakan Proyek Perkebunan Inti Rakyat sejak tahun 1980-an.
Akte Pendirian Perusahaan oleh Notaris Harun Kamil,SH tersebut telah
diubah dengan Akte Nomor 08 tanggal 11 Oktober 2002 oleh Notaris Sri Rahayu
Hadi Prasetyo, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI
dengan Surat Nomor C-20863 HT.01.04 tahun 2002 tanggal 25 Oktober 2002.
Akte pendirian tersebut diatas kemudian diubah dengan Akte Nomor 34 tanggal
13 Agustus 2008, oleh Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH, dan
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008, dan dengan adanya perubahan Pasal
11 ayat (12) yang dituangkan dalam Akta Nomor 11 tanggal 14 September
2010,disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008.
Wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di 3
Propinsi yang terdiri atas 3 Unit Bisnis Strategis dan 26 Unit Usaha yang
dikepalai oleh Manajer Wilayah dan Manajer Unit Usaha, secara struktural
Direksi dibawahi Manajer Wilayah Unit Usaha Organisasi dikantor pusat terdiri
dari 12 bagian yang dikepalai oleh kepala bagian.
A.2 Profil unit usaha Rejosari
Unit Usaha Rejosari termasuk dalam manajemen Distrik Way Sekampung
(DSKP). Berdiri di atas lahan eks. Perkebunan Karet milik kolonial Belanda yang
dinasionalisasi pada tahun 1957. Pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) Unit
Usaha Rejosari dibangun pada tahun 1990 dan berkapasitas 25 ton TBS/jam.
PPKS Unit Usaha Rejosari memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel
(inti sawit). PPKS ini dilengkapi dengan fasilitas kolam limbah dan areal untuk
Land Application (LA). ( Luas unit usaha Rejosari disajikan pada Tabel 2,
sedangkan produksi tandan buah segar dan produktifitas pada Tabel 3 )
Tabel. 2. Luas areal unit usaha rejosari (ha)
Areal Tanaman TH. 2013 TM (Ha) TBM (Ha) TOTAL (Ha)
Afdeling 1 859 5 864
Afdeling II 799 177 976
Afdeling III 934 934
Afdeling IV 942 7 949
Afdeling V 1.152 1.152
Total Inti 4.686 189 4.875
Kemitraan 2. 413,5 2. 413,5
TOTAL 7.288,5
Tabel. 3. Produksi TBS dan produktivitas (kg/ha)
Produksi Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Luas Inti (Ha) 4.371 4.371 4.371
Produksi (Ton TBS) 83.380 89.325 67.688
Produktivitas Inti (Kg/Ha) 19.076 20.436 15.486
Luas Kemitraan 2.413,5 2.413,5 2.413,5
Produksi (Ton TBS) 9.148 20.880 23.040
A.3 Tujuan perusahaan
Sesuai akta pendirian perusahaan, tujuan perusahaaan adalah:
1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan
sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh dalam skala usaha yang
ekonomis
2. Menjadi perusahaan yang profitable, makmur (wealth), dan berkelanjutan
(sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi
pembangunan regional dan nasional.
A.4 Visi dan misi PTP Nusantara VII (persero)
Visi : “Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan
berkarakter global”
Misi :
1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas
karet,teh,tebu,kelapa sawit
2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi
vertikal
3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan
lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar
dosmetik maupun internasional
4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya
pekerja mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama
mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan
A 5. Nilai
Pekerja PTPN VII (Persero) menjunjung tinggi dan bertekad
mengembangkan dalam organisasi nilai-nilai integritas, yaitu Produktifitas, Mutu,
Organisasi, Servis dan Inovasi. Yang disingkat dengan ProMOSI.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PTP Nusantara VII unit usaha Rejosari ( lihat pada
Gambar. 1 ), sedangkan struktur organisasi unit usaha Rejosari dikepalai oleh
Manager ( seperti terlihat pada Gambar 2 ).
C. Sistem Manajemen Produksi
Unit Usaha Rejosari memiliki 1 unit Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
(PPKS) yang dibangun tahun 1987-1990 dengan kapasitas 25 ton TBS/jam.
Adapun proses bisnis unit usaha Rejosari dimulai dari areal perkebunan Kelapa
Sawit yang telah siap panen kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan
Inti Sawit. Inti Sawit dikirim ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi KPO dan
Bungkil dikarenakan Unit Usaha Rejosari tidak memiliki Pabrik Pengolahan Inti
Sawit (PPIS). Dari hasil proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan
Limbah Padat, dimana Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa
Sawit dan Limbah Padat berupa Cangkang dan Tankos. Cangkang digunakan
sebagai bahan bakar boiler dan Tankos setelah diolah dibuat menjadi kompos dan
pada akhirnya digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa Sawit tersebut.
D. Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja
Perekrutan ketenagakerjaan Perusahaan Perkebunan PTPN VII dikelola
oleh LPP (lembaga pelatihan perkebunan) kantor Distrik Pusat melalui pelatihan-
pelatihan seperti training, bimbingan, dan lain-lain. Manajemen unit usaha
Rejosari membawahi 564 pekerja dengan komposisi SDM berdasarkan
pendidikan, ( Terlihat pada Tabel. 4. )
Tabel. 4. Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Orang
S2 3 orang
S1 16 orang
Diploma 6 orang
SLTA 160 orang
SLTP 67 orang
SD 312 orang
Keberadaan PTPN VII Unit Usaha Rejosari merupakan sumber penyedia
lapangan kerja dan harapan kesejahteraan bagi tidak kurang 2.091 orang pekerja
dan batihnya.
BAB III. ANALISIS PERMASALAHAN
Selama proses pengolahan kelapa sawit berlangsung, selain untuk
mendapatkan produk utama Crud Palm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil (KPO)
ada dua hal yang yang sangat penting yang harus diperhatikan atau diminimalisir
yaitu menekan kehilangan minyak (losses) dan menghambat kenaikan kadar Asam
Lemak Bebas (ALB). Kehilangan minyak terjadi selama proses pengolahan
berlangsung, seperti :
1. Saat perebusan, pada Stasiun Sterilizer (losses air condensat)
2. Saat pemipilan, pada Stasiun Treser (kehilangan minyak bersamaan
dengan terangkutnya jangkos/ tankos.
3. Saat pengepresan, pada Stasiun Screw Press (kehilangan minyak
apabila pengepresannya tidak maksimal)
4. Saat pemisahan antara minyak-fiber-solid, pada Stasiun Klarifikasi
(kehilangan minyak pada solid decanter)
5. Kehilangan minyak di setiap alat-alat yang pengoprasiannya tidak
pada prosedur yang benar.
Kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) terjadi, apabila :
1. Tandan Buah Segar (TBS) terlalu lama ditimbun di Loading Ramp
(Stasiun Penerimaan)
2. Saat perebusan tidak matang
3. Saat pengolahan terhenti
4. Selama proses pengolahan tidak sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur
BAB IV. METODE MAGANG
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja lapang/ magang dilaksanakan di wilayah Lampung Selatan
tepatnya Perusahaan Perkebunan PTP Nusantara VII (Persero) Unit Usaha
Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dari tanggal 10 Januari
sampai 10 Februari 2013.
B. Metode Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PTPN VII
menggunakan metode antara lain:
1. Metode Interview
Dilakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang meliputi
manager, karyawan dan tenaga lain yang terkait untuk memperoleh data
yang diinginkan.
2. Metode Observasi
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek yang
dipelajari.
3. Metode Pengambilan Data Secara Langsung
Dilakukan dengan ikut serta secara langsung dalam proses produksi.
4. Penelusuran Pustaka
Data ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan obyek atau
masalah yang dipelajari, yang meliputi buku-buku literatur, buku pedoman
perusahaan, materi kuliah yang mendukung dan melengkapi semua data
yang diinginkan, meliputi; proses produksi, mesin dan peralatan produksi,
pengendalian mutu, pengangkutan hasil dan lainnya.
C. Mekanisme Pelaksanaan
Tahapan/ mekanisme pelaksanaan kegiatan magang adalah sebagai berikut
ini :
1. Peserta magang
Peserta magang adalah mahasiswa Agroekoteknologi semester VII.
Mahasiswa mendaftar ke Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) dengan
memilih sendiri tempat magang.
Mahasiswa mengikuti prosedur administrasi dan ketentuan yang
berlaku baik di Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) maupun di
Perusahaan.
2. Penyusunan agenda kerja mahasiswa magang
Pada tahapan ini pelaksana kegiatan melakukan koordinasi dengan
pihak Jurusan serta tim penanggung jawab kegiatan sebagai upaya
sinkronisasi program agar pencapaian output dapat dicapai secara
maksimal. Penyusunan agenda kerja berpedoman pada Term Of Reference
(TOR) yang disusun oleh mahasiswa peserta magang dengan persetujuan
dosen pembimbing lapangan.
3. Pengajuan permohonan formal pada institusi sasaran
Pihak program studi Agroekoteknologi melalui Dekan Fakultas
Pertanian mengajukan permohonan izin lokasi tempat magang.
4. Pelaksanaan magang
Kegiatan direncanakan sesuai Term Of Reference (TOR), namun
bersifat fleksibel tergantung arahan pembimbing lapangan dari pihak
perusahaan.
5. Penyusunan laporan hasil dan rekomendasi tindak lanjut
Setelah kegiatan magang dilakukan, pelaksana kegiatan diwajibkan
menyusun laporan hasil kegiatan dan merumuskan rekomendasi tindak
lanjut hasil magang bagi manajemen pemeliharaan, pengangkutan
produksi dan pengolahan hasil kelapa sawit di PTPN VII Unit Usaha
Rejosari Bandar Lampung.
BAB V. HASIL MAGANG/ PRAKTEK MAGANG
A. Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Rejosari
Proses Bisnis Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit unit usaha Rejosari,
dimulai dari areal perkebunan kelapa sawit (lihat Gambar 3) yang telah siap panen
kemudian TBS diolah dan menghasilkan CPO dan Inti Sawit. Inti Sawit dikirim
ke Unit Usaha Bekri untuk diolah menjadi PKO (lihat Gambar 4). Dari hasil
proses pengolahan TBS juga terdapat Limbah Cair dan Limbah Padat, dimana
Limbah Cair digunakan sebagai pupuk tanaman Kelapa Sawit dan Limbah Padat
berupa Tankos, Cangkang dan Tankos. Cangkang dan serabut digunakan sebagai
bahan bakar boiler dan Tankos digunakan sebagai pupuk dari tanaman Kelapa
Sawit tersebut.
Gambar 3. Pengolahan Kelapa Sawit
Gambar 4. Proses Bisnis Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
B. Proses Pengolahan Kelapa Sawit
B.1 Stasiun penerimaan buah
a. Jembatan timbangan
Timbangan adalah alat elektronik yang terdiri jembatan timbang, monitor
load cell dan printer yg berfungsi untuk menentukan tonase setiap barang yang
keluar-masuk didalam pabrik. Unit usaha Rejosari memiliki satu unit timbangan
berkapasitas 40 ton (lihat Lampiran 3 gambar 32).
Setelah ditimbang dilakukan sortasi, sortasi ialah kegiatan pemilihan buah
yang telah datang kepabrik yang bertujuan untuk mengamati mutu buah yang
diterima. Fungsi sortasi tandan buah segar adalah untuk memberikan penilaian
mutu hasil panen dan melakukan pinalti dan pengembalian diluar kriteria matang
panen. TBS yang diterima : harus bersih, tidak mengandung sampah pasir dan
tanah serta bahan lainnya ( NSP >85 %) agar hal tersebut tercapai maka diambil
sampel secara acak sebanyak 5-10 % total kendaraan yg masuk ke pabrik.
b. Loading ramp
Fungsi Loading Ramp adalah : Tempat penimbunan TBS sementara untuk
memudahkan pencurahan TBS ke dalam lori dan dilengkapi kisi-kisi yang
bertujuan memisahkan kotoran/ sampah yang terikut TBS (lihat Lampiran 2
gambar 1). TBS yg normal diterima di pabrik maximum 24 jam setelah dipanen
dengan batas waktu selambat-lambatnya tiba di loading ramp jam 12.00 esok hari
berikutnya.
Loading Ramp Unit Usaha Rejosari memiliki 2 unit @12 Pintu @10 ton :
- Sistem Kwadran yang digerakan dengan menggunakan elektro motor
setiap pintunya yang berfungsi membuka dan menutup (jumlah pintu 12)
Kapasitas loading Ramp 10 ton TBS per pintu, dengan kemiringan 28°-30°
agar mudah tercurah ke lori.
- Sistim hidrolik yang digerakan dengan hidrolik box dilengkapi dengan
pompa dan elektromotor penggerak masing-masing 5,5 HP/380 V 2 unit,
1 unit elektro motor menggerakan 6 pintu (jumlah 12 pintu)
c. Lori rebusan
Lori adalah semacam mangkok besar yang berfungsi untuk wadah atau
tempat TBS yang akan direbus (sterilizer), dengan kapasitas 2,5 ton (lihat
Lampiran 3 gambar 2).
d. Gantri
Gantry adalah alat untuk mendistribusikan lori ke jalur-jalur rel (lihat
Lampiran 3 gambar 4), atau berupa alat pengangkat/crane dengan system elektrik
kapasitas gantri 5 Ton memiliki 2 unit.
e. Gapstand
Gapstand adalah alat penggerak berupa single drum dengan vertical shaft
dilengkapi cyclo drive gear dan elektromotor untuk mendistribusikan lori kosong
dan lori isi TBS dengan menggunakan tali Triline (lihat Lampiran 3 gambar 3).
f. Bollard
Bollard adalah alat berupa single drum dengan vertical shaft untuk tempat
berputarnya tali triline.
B 2. Stasiun Perebusan / Sterilisasi
a. Rebusan (Sterillizer)
Sterillizer adalah benjana bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS
dengan menggunakan uap jenuh (saturated steam) dengan kapasitas 1 ketel @10
lori @ 2,5 ton kapasitas 25 Ton TBS terpasang 2 unit (lihat Lampiran 3 gambar
5). Tujuan dari perebusan adalah :
1. Menonaktifkan Enzym lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA
(Free Fatty Acid)/ ALB (Asam Lemak Bebas).
2. Melunakan berondolan untuk memudahkan pelepasan pemisahan daging
buah dari nut di digester.
3. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging
buah (Stasiun Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak
(Stasiun Klarifikasi)
4. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai < 20%, sehingga
meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (Nut).
Proses perebusan dilakukan selama 85-95 menit. Untuk media pemanas
dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak (tiga puncak tekanan). Puncak pertama
tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan
puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2. Berikut proses perebusan sistem
tiga puncak :
1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.
2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit.
Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.
3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0,5 bar dalam waktu
5 menit.
4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 pada tekanan
2,8-3 bar dalam waktu 15 – 20 menit.
7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50
menit.
8. Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit.
9. Parameter / Norma Pengolahan
a. Tekanan kerja 2,8-3,0 Kg/cm2
b. Temperatur steam 140-160oC
c. Siklus waktu perebusan (menit)
B x C x D
Siklus waktu perebusan maksimum dalam menit (A) =-----------------x 60
E
d. Interval waktu rebusan (menit)
B x C
Interval Waktu dalam menit (F) = ---------- x 60
E
Keterangan :
- Siklus waktu perebusan maksimum : A menit
- Kapasitas 1 unit lori : B ton/lori
- Jumlah lori per unit sterilizer : C unit
- Jumlah sterilizer terpasang : D unit
- Kapasitas terpasang pabrik : E ton/jam
- Interval waktu antar sterilizer : F menit
e. Kehilangan minyak sawit (Lihat lampiran 4)
- Air kondensat maksimum 6,00% (oil/DB)
- Janjang kosong maksimum 6,00% (oil/DB)
B. 3 Pemipilan (Thresher)
Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresher dengan
mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat
dan dibalikkan 360° diatas hopper thresser (auto feeder). Pada stasiun ini tandan
buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan
tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur
pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.
Menggunakan thresher TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari
tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan digester.
Thresher alat berbentuk silinder dengan diameter 2 meter berkisi-kisi dengan spasi
3 cm yang bergerak memutar dengan kecepatan putaran drum 22-24 rpm.
Sehingga memungkinkan berondolan keluar dari thresser. TBS hasil perebusan
akan terpisah menjadi berondolan MPD (Material Passing to Digester) dan
janjang kosong. MPD terpisah menuju ke Stasiun Pengempaan dan janjang
kosong melalui HEBC akan dikirm ke kebun. Material Passing to Digester
(MPD) terdiri dari :
a. Daging buah : 50% - 62%
b. Biji : 26%
c. Partenocarp Abnormal : Maks. 5%
d. Partenocarp Normal : Maks. 7,5%
e. Sampah/ Kelopak buah : Maks. 6%
B.4 Stasiun press
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian
diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distribution conveyor (lihat Lampiran 3 gambar 13) untuk
dimasukkan dalam tiap-tiap digester (lihat Lampiran 3 gambar 9).
Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm 3 unit, kapasitas 12,5-15 Ton
TBS/Jam 2 unit dan 15-18 Ton TBS/Jam 1 unit, sehingga brondolan dapat dicacah
di dalam tangki ini.
Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju ke
conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester.
Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah di-
press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di-inject steam bersuhu
sekitar 90–95°C. Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam Stasiun Screw
Press (lihat Lampiran 3 gambar 10) untuk diperas sehingga dihasilkan minyak
mentah (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar
minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori
silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak terlalu berat.
Tekanan mesin pres harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan
mesin pres terlalu rendah maka kehilangan minyak di ampas tinggi. Minyak hasil
mesin pres kemudian menuju ke Sand Trap Tank untuk pengendapan. Hasil lain
adalah ampas (terdiri dari biji dan ampas serabut), yang akan dipisahkan dengan
menggunakan Cake Breaker Conveyor (CBC).
Parameter/ Norma Pengolahan (disajikan dalam Lampiran 4)
a. Losses minyak sawit
- Serabut press maksimum 8,00% (oil/DB)
- Inti sawit maksimum 1,00% (oil/DB)
b. Losses inti sawit
a. Inti ikut serabut press maksimum 2,0% (oil/WB)
b. Nut pecah terhadap total nut maksimum 10% (oil/WB)
B.5 Stasiun pemurnian
Minyak yang berasal dari stasiun pres masih banyak mengandung kotoran-
kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk
mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian
terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah
untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi :
a. Sand trap tank
Sand trap tank adalah alat untuk menjebak pasir kasar terikut cairan
minyak kasar yang berasal dari hasil pengepressan digester fruit di screw press.
Minyak kasar ini masuk ke sand trap tank secara gravitasi dan keluar (lihat
Lampiran 3 gambar 11). Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah
yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran minyak tersebut masuk ke sand
trap tank untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi
b. Vibrating screen
Vibrating screen (lihat Lampiran 3 gambar 12) berfungsi untuk menyaring
padatan yang tidak tertangkap di Sand Trape Tank. Padatan tersebut berupa pasir
dan fiber yang terikut minyak kasar. Cara kerja vibrating screen sederhana dengan
cara bergetar dengan gerak beraturan sehingga padatan yang tersaring bergerak
radial kearah dinding pembatas / body vibrating yang terhubung ke talang
pembuangan padatan.
Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk
memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang
masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck
vibrating screen, padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke
digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank.
c. Crude oil tank (COT)
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk
ditampung sementara. Pada crude oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 14) ini
minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu
dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous
Settling Tank).
1. Parameter/ Norma Pengolahan
a. Temperatur proses = 90 – 95 °C.
b. Komposisi cairan masuk Crude Oil Tank (COT)
- Minyak (Oil) = Minimum 45,00%
- Air (Water) = Maksimum 42,00%
- NOS = Maksimum 13,00%
d. Countinous settling tank (CST)
Minyak dari COT dipompakan ke CST (lihat Lampiran 3 gambar 16)
dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST
tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sludge)
berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-90℃.
Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil
tank, sedangkan sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah
dialirkan secara underflow ke sludge vibrating screen sebelum ke sludge oil tank.
e. Oil tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu,
sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank (lihat Lampiran 3 gambar 17)
juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.
f. Oil purifier
Di dalam Oil purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar
kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan
densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya
7500 rotasion per menute.
Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada
bagian yang luar dinding bowl, sedangkan minyak yang mempunyai densitas
lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan
ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke
saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat fit.
g. Vacum dryer
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka untuk
mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacum dryer (lihat
Lampiran 3 gambar 18). Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle
sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. dan kemudian
dipompakan ke storage tank.
h. Sludge tank
Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under
flownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer sludge (lihat Lampiran 3
gambar 24) atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone.
Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge tank (lihat Lampiran 3 gambar
21) dipanaskan (80-90°C) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil
pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang
melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki. Dari sand
cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank sebagai umpan untuk
decanter (lihat Lampiran 3 gambar 19) atau sludge centrifuge.
i. Sludge separator
Sludge Separator (lihat Lampiran 3 gambar 21) berfungsi untuk mengolah
sludge. Sludge Separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak
yang masih terkandung di dalam sludge, dengan cara pemisahan berdasarkan gaya
sentrifugal.
Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal
dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl
dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai
densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu
(paring disk), dan ditampung di reclaimed tank (lihat Lampiran 3 gambar 23)
sebelum dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST
(lihat Lampiran 3 gambar 16). Sedangkan sludge (mengandung air) yang
mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar
melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat
fit.
j. Fat pit
Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu
ditampung di fat pit (lihat Lampiran 3 gambar 33) dengan maksud agar minyak
yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat fit diinjeksikan uap sebagai
pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak
yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (Overflow), kemudian dipompakan
kembali ke sludge drain tank.
k. Storage tank
Minyak dari Vacum Dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki
timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu.
Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude
Palm Oil (CPO).
B.6 Stasiun kernel
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan
inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di
stasiun ini, diantaranya :
a. Cake breaker conveyor (CBC)
CBC merupakan suatu screw breaker conveyor (lihat Lampiran 3 gambar
26) namun screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC
berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke
depericarper.
b. Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan
nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber
dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar
pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke
polishing drum (lihat Lampiran 3 gambar 28).
c. Polishing drum
Polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari
perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel
pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh
nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan
benda–benda yang lebih berat dari nut seperti besi.
Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung
oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam nut silo.
d. Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut (lihat Lampiran 3
gambar 30), hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah
dipecah dan inti lekang dari cangkangnya.
e. Ripple mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah
dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan
cangkang pecah, setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-
kotoran di bawa ke kernel grading drum.
f. Light tenera dry separator (LTDS)
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih
ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone (lihat Lampiran 3 gambar 31). Fraksi-
fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke
shell hopper melalui fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang
belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.
g. Clay bath
Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan
ini secara basah yang menggunakan larutan Kaolin (CaCO3). Kaolin berfungsi
sebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis.
Berat jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20,
maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat
jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan
tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk
disimpan dengan suhu tertentu.
h. Kernel silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.
Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan.
Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari
steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo.
Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80°C (atas 70°C, tengah 60°C,
dan bawah 50°C) selama 10 jam, hingga kadar air <7%. Kernel yang telah
dikeringkan ini dibawa ke kernel bin melalui dry kernel transport fan.
i. Kernel bin
Kernel Bin adalah alat untuk menampung kernel hasil produksi,
penyimpanan bertujuan untuk menampung sementara kernel sebelum dilakukan
pengiriman ke Pabrik Pengolahan Inti Sawit (lihat Lampiran 3 gambar 29).
B.7 Stasiun water treatment
Proses pengolahan air bertujuan untuk menghasilkan kualitas air yang baik
sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses
pengolahan air mencakup pengoperasian, penjernihan, penyaringan, pertukaran
ion, proses pelunakan (softening) dan eaerasi. Proses pengolahan air menghasilkan
air yang akan distribusikan untuk :
Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik.
Air proses, yaitu air yang digunakan untuk kegiatan proses di pabrik dan
laboratorium.
Air boiler, yaitu air yang digunakan untuk umpan boiler.
B.8 Analisa Laboratorium
Peranan laboratorium di dalam pabrik kelapa sawit adalah melaksanakan
fungsi kontrol kualitas yaitu memberikan data parameter mutu material yang
terlibat proses produksi dari kualitas TBS, sampai kualitas limbah pembuangan
dan fungsi kontrol proses yaitu memberikan data mengenai hasil produksi alat-alat
produksi yang digunakan di dalam pabrik sehingga dapat diketahui kinerjanya.
B.9 Stasiun Boiler
Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap. Fungsi dari boiler adalah
untuk mengkonversi atau merubah energi yang berupa fiber dan shell menjadi
energi panas di dalam ruang bakar atau dapur pembakaran yang terdapat pada
boiler. Energi panas yang dihasilkan kemudian ditransfer pada fluida yaitu air
umpan boiler, dengan energi panas tersebut air akan berubah menjadi uap air
(steam). Uap air yang terbentuk kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin
uap (steam turbin), dan turbin inilah yang digunakan untuk menggerakkan
generator listrik sehingga didapatkan energi listrik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan mesin – mesin produksi dan segala aktivitas yang mendukungnya.
Selain itu fungsi dari boiler adalah untuk menyuplai uap yang dibutuhkan oleh
proses produksi yaitu pada proses perebusan buah, proses pemurnian minyak,
stasiun press, heat exchanger dan sebagainya.
B.10 Diesel Generator (Genset)
Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga pada saat
tenaga yang dihasilkan turbin tidak mencukupi untuk proses pengolahan. Pada
saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka genset diparalelkan dengan
turbin. Genset juga diperlukan untuk menggantikan peran turbin pada saat pabrik
tidak mengolah.
C. Unit Pengolahan Limbah
a. Pengolahan limbah padat
Berdasarkan sumbernya, limbah padat yang dihasilkan oleh industri
minyak kelapa sawit dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok limbah
padat yang terbentuk selama proses pengolahan minyak kelapa sawit berupa
tandan kosong, cangkang, serat kelapa sawit dan lumpur.
Tahapan proses produksi yang menimbulkan limbah ini adalah pada tahap
pemisahan tandan dengan buah, tahap pemurnian (klarifikasi), pemisahan biji
kelapa sawit dengan serabut serta tahap pemecahan biji (inti sawit).
Pada tahap pemisahan tandan dan buah akan dihasilkan tandan kosong.
Jumlah tandan kosong yang dihasilkan diperkirakan sekitar 24% dari total atau
kapasitas TBS.
Dari tahapan proses klarifikasi minyak dihasilkan limbah padat berupa
lumpur. Jumlahnya diperkirakan berkisar 294 kg per ton TBS. Di dalam lumpur
ini selain terdapat kotoran yang terbawa bersama TBS juga terdapat bahan lain
seperti protein yang menggumpal selama proses sterilisasi. Sebenarnya limbah ini
masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk pakan ternak.
Serabut kelapa sawit dan cangkang merupakan limbah padat yang terjadi
selama proses pemisahan inti kelapa sawit dengan serat serta proses pemecahan
proses pemecahan biji (inti sawit), serabut dan cangkang.
Limbah padat lainnya adalah limbah yang diperoleh dari basis pengolahan
air limbah. Limbah padat yang dihasilkan pada tahap ini berupa lumpur aktif yang
terbawa bersama air hasil pengolahan limbah. Janjangan kosong, cangkang,
serasah daun, batang dan lain-lain hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan
kembali.
1. Janjangan kosong dan serasah daun dapat digunakan sebagai mulsa yang
berfungsi untuk menyuburkan tanah.
2. Cangkang dan Fibre digunakan untuk bahan bakar boiler.
b. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas pabrik berasal dari proses
perebusan, aktivitas pemurnian minyak buangan dari klarifikasi dan aktivitas
pencucian pabrik (domestik). Limbah cair PMKS juga mengandung bahan
organik yang sangat tinggi sehingga kadar bahan pencemar akan semakin tinggi.
Untuk itu untuk menurunkan kandungan bahan pencemar diperlukan degradasi
bahan organik yang terkandung.
Kualitas air limbah PPKS dapat ditentukan dengan beberapa parameter uji.
Parameter uji yang pokok dalam air limbah antara lain BOD, COD, Padatan
terlarut, padatan tersuspensi, PH, warna dan bau. Selain limbah cair, penyebab
pencemaran lingkungan juga berasal dari lumpur primer (sludge) yang dihasilkan
dari proses klarifikasi. Limbah ini mengandung bahan organik yang tinggi dengan
pH< 5 (asam).
c. Land aplikasi
Land Aplikasi (LA) merupakan sistem pengelolan limbah cair PKS yang
efektif, efisien dan ekonomis dengan resiko pencemaran lingkungan yang
minimal. Land Aplikasi merupakan metode recycle yang memanfaatkan effluent
sebagai bahan pupuk sumber air bagi tanaman kelapa sawit, sekaligus sebagai
upaya produksi bersih.
Tahap awal penanganan limbah sebelum dikirim ke land aplikasi adalah
dengan cara mengalirkan Raw effluent ke fat pit, disini minyak yang masih
terbawa oleh effluent dikutip kembali sehingga kadar minyak dalam air limbah
maksimal 1%. Effluent kemudian dialirkan ke kolam pendingan (Cooling pond)
sebelum diumpankan ke kolam aerobik. Suhu effluent diusahakan tidak melebihi
40oC. Sisa minyak yang masih ada kembali dikutip di cooling pond, selanjutnya
limbah cair dari cooling pond dialirkan ke kolam aerobik dan diolah sampai
tingkat BOD mencapai dibawah 5000 ppm untuk diaplikasikan ke pertanaman
kelapa sawit sebagai pupuk setiap tanaman sawit seperti yang dipersyaratkan
dalam KepMen LH no. 28/29 tahun 2003
Keuntungan yang diperoleh dari land aplikasi :
1 Limbah cair yang dibuang kebadan sungai di aplikasikan ke
pertanaman kelapa sawit sehingga potensi pencemaran pada perairan
dapat diminimalkan atau ditiadakan.
2 Hasil yang dicapai pada areal land aplikasi lebih tinggi dibandingkan
hasil di luar land aplikasi yang mennggunakn pupuk anorganik.
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanaman kelapa sawit menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) yang dapat
diolah menjadi Crud Palm Oil (CPO) serta memiliki nilai ekonomi tinggi.
2. Pengolahan TBS menjadi CPO dapat dilakukan dengan beberapa tahapan
sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan
2. Stasiun Sterilizer/ Perebusan
3. Stasiun Thresher/ Pemipilan
4. Stasiun Kempa/ Screw press
5. Stasiun Klarifikasi/ Pemurnian
6. Stasiun Karnel
7. Stasiun Pendukung
1. Stasiun Pengolahan Air
2. Laboratorium
3. Stasiun Sumber Energi
- Gengset
- Boiler
3. Tujuan dari Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) adalah untuk
memaksimalkan pengutipan minyak, dan meminimalisir kenaikan Asam
Lemak Bebas (ALB) yang signifikan.
B. Saran
Tempat atau lingkungan adalah faktor utama dalam kenyamanan bekerja
atau beraktifitas, sehingga untuk menjaga itu semua perlu ditingkatkan
lingkungan yang bersih. Terkait dengan hal ini, sebaiknya :
1. Tempat sampah (min 1 buah per stasiun)
2. Kamar mandi (min 2 Unit di area PPKS)
Terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) “keselamatan dan
kesehatan kerja” kelengkapaan pekerja menjadi sangat penting mengingat
selama proses pengolahan kelapa sawit banyak hal yang berkaitan dengan
panas, uap, debu, dan sebagainya. Perlu adanya kelengkapan untuk
pekerja, seperti :
1. Helm/ pelindung kepala
2. Kaca mata/ pelindung mata
3. Masker/ pelindung mulut dan hidung (pernafasan)
4. Pelindung telinga
5. Sarung tangan, dll
DAFTAR PUSTAKA
__________. 2013. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) PTP Nusantara VII
(Persero) UU Resa. Lampung
__________. 2013. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VII (Persero)
Unit Usaha Rejosari. Natar-Lampung Selatan. Lampung
Airsugihan. 2008. Budidaya tanaman sawit. Http://budidayasawit.blogspot.com
/2008/03/budidaya-tanaman-sawit.html. Diakses pada tanggal 2
november 2012
Anonim. 2010. Profil ptpn vii . http://kpbptpn.co.id/profileptpn.php?profil_id
=20&lang=0#ixzz2B2wO4BYO. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013
Anonim. 2012. Proses pengolahan sawit menjadi minyak kelapa sawit.
http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/proses-pengolahan-sawit-
menjadi-minyak.html#ixzz2EoJ0HUwt. Diakses pada tanggal 12
Desember 2012
Arif, abibillah. 2010. Pasca panen dan standar produksi kelapa sawit,
http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-
produksi-kelapa-sawit.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2012
Wardanu P., Adha. 2009. Teknologi pengolahan kelapa sawit.
Http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-
kelapa-sawit.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2012
Ucapan Terima Kasih
Asalamu’allaikum ....
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad dan
Hidayahnya kepada kita semua khususnya penulis. Amin
Pertama-tama penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik moril
ataupun materil
2. Dr. Ir. Yulian, M.Sc selaku Doses Pembimbing yang memberikan arahan
dan bimbingannya serta nasehat kepada penulis sejak dimulainya magang
hingga selesai magang, dan Dr. Ir. Bambang Sulistyo, M.Si selaku doses
penguji penulis yang telah memberikan banyak masukan, saran dan
perbaikan bagi penulis.
3. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PTP Nusantara VII (Persero)
terkhusus Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan
Provinsi Lampung beserta orang-orang didalamnya yang telah banyak
sekali membantu selama pelaksanaan magang.
4. Terakhir Almamater tercinta yang selalu setia untuk mendidik dan
mendewasakan penulis.
5. Dan semua pihak yang tidak tertuliskan
Demikian rasa syukur ini penulis ucapkan, sekali lagi penulis ucapkan
terima kasih.
Wasalam .....
Penulis
Lampiran - lampiran
Lampiran 2. Slide power point
Lampiran 3. Gambar-gambar mesin PPKS
1. Loading Ramp 2. Lori 3. Gapstand
4. Gantri 5. Sterilizer 6. Hosting Cren
7. Thresher 8. Cup Elevator 9. Digester
10. Press 11. Sand Trap Tank 12. Vibrating Screen
13. Distribusion conveyor 14. Crude Oil Tank 15. Sand Filter
16. CST 17. Oil Tank 18. Vacum Dryer
19. Decanter 20. Residu Tank 21. Slude Tank
22. HEBC 23. Reclaimed Tank 24. Brush Strainer
25. Water Tank 26. CBC 27. Distribution Slude
28. Polishing Drum 29. Karnel Bin 30. Karnel Silo
31. LTDS I/II 32. Timbangan 33. Fat Pit Tank