NOMOR : LAP- 25/PW30/1/2015 TANGGAL : 23 JANUARI 2015
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN PROVINSI BANTEN
2014
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BANTEN
i Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten tahun 2014 disusun
dan disajikan sebagai upaya pemenuhan kewajiban sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi.
Peraturan ini merupakan pengganti dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Instruksi dan aturan sebagaimana disebutkan diatas mengharuskan
semua instansi pemerintah untuk menyajikan laporan kinerja sebagai mata
rantai dari siklus akuntabilitas kinerja yang memiliki dua fungsi utama yaitu:
1. Alat (instrumen) bagi Perwakilan BPKP Provinsi Banten untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders
(Kepala BPKP, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/BUMD/BUL).
2. Sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten
untuk memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja di masa yang akan
datang.
Untuk memenuhi kedua fungsi utama tersebut, laporan kinerja ini secara garis
besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja tahun
2014 dan capaian kinerja selama periode renstra. Rencana kinerja tahun 2014
merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2014 sedangkan
Rencana Strategis BPKP 2010-2014 merupakan sasaran jangka menengah
yang ingin dicapai selama 5 tahun.
Capaian kinerja merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2014
dan tahun-tahun sebelumnya selama periode renstra yang diarahkan untuk
memenuhi target dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2014 dan
ii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tercantum dalam Rencana Strategis
Perwakilan BPKP Provinsi Banten tahun 2010-2014.
Laporan kinerja ini telah membandingkan antara realisasi kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Banten tahun 2014 dengan Tapkin tahun 2014 dan
target IKU pada akhir periode renstra tahun 2014. Hasil pembandingan
menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja pada umumnya memuaskan
dengan tercapainya sebagian besar IKU. Hasil analisis capaian kinerja, baik
yang telah memenuhi sasaran maupun yang belum, akan menjadi bahan
penyusunan rencana strategis mendatang, sehingga capaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Banten dapat lebih akuntabel.
Semoga laporan kinerja tahun 2014 ini dapat memberikan arti bagi para
pengguna dan menunjukkan peran yang telah dilaksanakan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Banten.
23 Januari 2015
Kepala Perwakilan,
Rizal Sihite NIP 19560426 198303 1 001
TT*
target Indikator Kinerja Utama (lKU) yang tercantum dalam Rencana Shategis
Perwakilan BPKP Provinsi Banten tahun 2010-2014.
Laporan kinerja ini telah membandingkan antara realisasi kinerja
Peruakilan BPKP Provinsi Banten tahun 2014 dengan Tapkin tahun 2014 dan
target IKU pada akhir periode renstra tahun 2014. Hasil pembandingan
menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja pada umumnya memuaskan
dengan tercapainya sebagian besar lKU. Hasil analisis capaian kinerja, baik
yang telah memenuhi sasaran maupun yang belum, akan menjadi bahan
penyusunan ren@na strategis mendatang, sehingga capaian kinerja Penvakilan
BPKP Provinsi Banten dapat lebih akuntabel.
Semoga laporan kinerja tahun 2014 ini dapat memberikan arti bagi para
pengguna dan menunjukkan peran yang telah dilaksanakan oleh PeMakilan
BPKP Provinsi Banten.
23 Januari2QlS
198303 1 001Rizal Sihite
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
iii Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR RINGKASAN EKSEKUTIF
v vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1
B. Aspek Strategis Organisasi 2
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 3
D. Struktur Organisasi 4
E. Sistematika Penyajian 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA 8
A RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 8
1. Pernyataan Visi 8
2. Pernyataan Misi 12
3. Tujuan Strategis 18
4. Sasaran Strategis 20
5. Indikator Kinerja Utama 21
6. Program dan Kegiatan 24
B PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30
A Capaian Kinerja 30
B Analisis Capaian Kinerja 36
Sasaran Strategis 1 37
Sasaran Strategis 2 49
Sasaran Strategis 3 52
Sasaran Strategis 4 56
Sasaran Strategis 5 65
Sasaran Strategis 6 69
Sasaran Strategis 7 72
Sasaran Strategis 8 78
iv Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
C Realisasi Anggaran 79
BAB IV PENUTUP 81
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 Perwakilan BPKP Prov. Banten
Lampiran 2a Capaian Kinerja Kegiatan tahun 2014
Lampiran 2b Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2014 dengan Tahun
2013,2012, dan Target Tahun 2014 Perwakilan BPKP
Provinsi Banten.
Lampiran 3 Perkembangan Target, Realisasi dan Capaian IKU dari
tahun 2010 sd 2014
Lampiran 4 Perbandingan Realisasi output Tahun 2014 dengan
Realisasi output Tahun 2013 dan Target Output Tahun
2014 Perwakilan BPKP Provinsi Banten
vi Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Ringkasan Eksekutif
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Perwakilan BPKP Provinsi Banten
berusaha memberikan perbaikan dan nilai tambah bagi penyelenggaraan
pemerintahan dan membantu pemerintah di wilayah Provinsi Banten untuk
mencapai tujuannya melalui pemberian jasa assurance dan consulting. Sesuai
Peraturan tersebut, BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan
pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta melakukan
pengembangan alat kendali Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk mencapai tujuan di atas Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah
merumuskan rencana strategis (Renstra) yang akan dicapai selama periode
tahun 2010 s.d 2014 yang memuat enam tujuan dan delapan sasaran strategis
serta dilengkapi dengan sejumlah indikator kinerja sebagai tolak ukurnya. Dalam
perjalanannya selama lima tahun, Renstra telah mengalami dua kali perubahan
sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi baik yang dilakukan secara internal
maupun eksternal agar indikator kinerja benar-benar dapat diukur dan mewakili
akuntabilitas yang diharapkan.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari periode renstra, oleh karena itu
pengukuran kinerja tahun ini menjadi sangat penting karena akan
menggambarkan apakah visi Perwakilan BPKP Provinsi Banten benar-benar
telah terwujud atau belum. Berkaitan dengan hal tersebut, pengukuran kinerja
tahun ini bukan hanya terfokus pada kinerja tahun 2014 melainkan meliputi
pengukuran kinerja selama periode renstra.
Namun demikian pengukuran kinerja selama periode renstra tidak dapat
dilakukan secara utuh karena perumusan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
pengukurannya baru dilakukan tiga tahun terakhir yaitu sejak tahun 2012. Untuk
mengukur ketercapaian IKU pada akhir periode renstra dilakukan dengan
menghitung secara rata-rata ketercapaian IKU selama 3 tahun, yaitu tahun 2012,
2013 dan tahun 2014.
vii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Dari hasil penilaian sendiri (self assesment) atas pencapaian target yang termuat
dalam Penetapan Kinerja tahun 2014 dan target akhir periode renstra
menunjukkan bahwa sebagian besar IKU (outcome) telah direalisasikan dengan
persentase ketercapaian kinerja tahun 2014 rata-rata sebesar 101,03% dan
ketercapaian kinerja rata-rata selama periode renstra sebesar 103,34%, yang
dapat digambarkan pada table RE.1 dibawah ini:
Tabel RE.1.
Capaian Sasaran Strategis
No.
Sasaran Strategis
Capaian (%)
2014 2012-2014
1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 80% LKPD 103,78 106,23
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%
117,97 111,99
3 Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
116,11 110,34
4 Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
83,69 92,05
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
97,04 103,44
6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
115,56 86,58
7
Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
98,88 99,26
8 Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
120,00 120,00
Capaian Rata-rata 101,03 103,74
Mengacu pada hasil rata-rata capaian kinerja tahun 2014 dan rata-rata selama periode
renstra yang diatas 100%, visi Perwakilan BPKP Provinsi Banten sebagai Auditor
Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah Provinsi Banten telah terwujud
walaupun masih adanya beberapa permasalahan yang ditunjukkan dari beberapa
indikator strategis yang tidak tercapai diantaranya:
1. Belum maksimalnya Kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi dan fraud control
plan masih belum mencapai target.
viii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
2. Masih sangat minimalnya penerimaan pengaduan masyarakat terkait dengan good
clean government.
3. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008 masih rendah yang tergambar dari perolehan opini laporan keuangan Pemda
yang belum memenuhi target RPJMN.
4. Kompetensi dan kapabilitas APIP daerah belum memadai untuk mengawal
pencapaian visi masing-masing pemda.
Solusi dari keempat masalah tersebut memang sangat tergantung pada keinginan dan
niat baik dari para stakeholder, namun sebagai auditor yang responsif dan interaktif
perlu mencari terobosan (breakthrough) sebagai jalan keluar dengan menggali peluang
yang potensial.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK-RI) telah menjadikan Pemerintah Provinsi Banten
sebagai wilayah provinsi yang pertama kali dijadikan pilot proyek Tunas Integritas. Niat
KPK ini merupakan peluang untuk melakukan sinergi dalam mengintensifkan kegiatan
sosialisasi anti korupsi dan fraud control plan (FCP).
Hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK dan mulai diterapkannya sistem accrual basis
dalam penyusunan laporan keuangan perlu dilakukan pengawalan terhadap
implementasi action plan agar kualitas laporan keuangan pemda dapat ditingkatkan.
Hasil pengukuran kinerja atas program yang dilaksanakan selama periode renstra
tahun 2010-2014 dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya merupakan modal
dalam menyusun rencana strategis yang akan datang terutama dalam kaitannya
dengan perumusan indikator kinerja yang SMART dan usaha-usaha untuk mencapai
target yang ditetapkan.
1 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 30 Mei 1983 sebagai
transformasi dari Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN).
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen
(LPND), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 03 Tahun 2013. BPKP berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden yang dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Banten merupakan bagian integral dari BPKP yang
mempunyai tugas dan fungsi untuk mendukung BPKP di dalam menjalankan peran
stratejiknya. Tugas dan Fungsi tersebut tertuang dalam pasal 2 Keputusan Kepala
BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, yaitu melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan
BPKP Provinsi Banten menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Negara
dan pengurusan barang milik/ kekayaan Negara.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan
daerah.
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat
strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah.
5. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah pusat dan daerah.
6. Evaluasi atas sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan
daerah.
2 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
7. Pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN), badan-badan lain
yang di dalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar
negeri yang diterima Pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas
permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance (GCG) dan
laporan akuntabilitas kinerja pada BUMN, badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan Pemerintah, dan BUMD, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan Keuangan
Negara, BUMN, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
Pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan
(HKP), dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan
instansi pemerintah lainnya.
10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan.
11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Sejak diberlakukannya Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-616/K/SU/2011
tanggal 25 Mei 2011 yang mengatur pengalihan tugas pokok yang menyangkut
Pertamina dan cabang usaha Pertamina ke Deputi Akuntan Negara, maka sejak
tahun 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Banten tidak lagi melakukan pemeriksaan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan GCG pada Pertamina dan cabang usaha
Pertamina.
B. Aspek Strategis Organisasi
Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP diberikan
mandat untuk melaksanakan:
1. Asistensi kepada kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk meningkatkan
pemahaman bagi pejabat pemerintah pusat/daerah dalam pengelolaan
keuangan negara/daerah, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan tata
kelola;
3 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
2. Evaluasi terhadap penyerapan anggaran kementerian/lembaga/pemerintah
daerah, dan memberikan rekomendasi langkah-langkah strategis percepatan
penyerapan anggaran;
3. Audit tujuan tertentu terhadap program-program strategis nasional yang
mendapat perhatian publik dan menjadi isu terkini;
4. Rencana aksi yang jelas, tepat dan terjadwal dalam mendorong
penyelenggaraan SPIP pada setiap kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) disebutkan bahwa BPKP memperoleh
mandat sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Perwakilan BPKP Provinsi Banten merupakan satuan kerja
instansi vertikal BPKP sebagai pelaksana di daerah, dengan wilayah kerja Provinsi
Banten yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
BPKP.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Kekuatan BPKP melekat pada kualitas produk yang dihasilkan dan bersifat
strategis, makro dan nasional (lintas sektoral). Hal ini merupakan jiwa dari pasal 49
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, tentang tugas BPKP bersifat spesifik
yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai
akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat. Sesuai jenjang cascading
Perwakilan BPKP Provinsi Banten selama tahun 2014 telah melaksanakan
kegiatan dan layanan produk sebagai berikut:
1. Audit Keuangan;
2. Audit Operasional;
3. Audit/Evaluasi Kinerja;
4. Audit dengan Tujuan Tertentu;
5. Bimbingan Teknis/Konsultasi/Asistensi/Pendampingan;
6. Evaluasi/Pengembangan/Penyusunan Sistem;
7. Evaluasi Kebijakan;
8. Evaluasi Efektivitas Program;
9. Asessment GCG;
10. Sosialisasi;
11. Kajian Pengawasan;
12. Audit Investigasi atas HKP;
4 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
13. Audit Investigasi atas atas Kasus yang Berindikasi Tindak Pidana Korupsi
(TPK);
14. Audit Investigasi atas Klaim/Eskalasi;
15. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN); dan
16. Pemberian Keterangan Ahli (PKA).
D. Struktur Organisasi
Pada awalnya struktur organisasi Perwakilan BPKP ditetapkan sesuai Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001, yaitu
organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Banten terdiri atas Kepala Perwakilan dengan
struktur di bawahnya mencakup 1 bagian, 4 bidang dan kelompok jabatan
fungsional. Struktur organisasi tersebut, secara terinci terdiri atas:
1. Kepala Perwakilan.
2. Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Umum
3. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat.
4. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
5. Bidang Akuntan Negara.
6. Bidang Investigasi.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Dalam rangka memenuhi prinsip organisasi modern yang menekankan pada
perampingan struktur dan pengkayaan fungsi (Optimalisasi) dan sesuai dengan
Peraturan kepala BPKP Nomor 13 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan BPKP, pada akhir tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah
melakukan reorganisasi dengan mengurangi dan menggabungkan dua jabatan
struktural setingkat eselon IV pada Bagian Tata Usaha menjadi tersisa dua Jabatan
Struktural Eselon IV. Sedangkan pada bidang teknis seluruh jabatan struktural
setara eselon III dihapus dan digantikan dengan lima kelompok jabatan fungsional
auditor yang dikoordinasikan oleh masing-masing seorang pejabat fungsional
auditor setingkat Auditor Utama atau Auditor Madya yang ditunjuk. Secara hirarki,
5 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Banten sesuai Peraturan kepala
BPKP Nomor 13 tahun 2014 nampak pada gambar peraga di bawah ini:
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi
E. Sistematika Penyajian
Dengan telah diberlakukannya Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi, yang merupakan pedoman operasional dari
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah secara implisit istilah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) dipersingkat menjadi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan
substansi laporan khususnya Bab III diperluas dengan menambahkan
perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir serta perbandingan realisasi kinerja tahun ini dgn standar
nasional (jika ada). Secara sistematis, Laporan Kinerja Instansi merupakan output
yang dihasilkan dari alur dokumen SAKIP, yaitu mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaporan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
6 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Pada dasarnya, Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan dan menggambarkan
tingkat keberhasilan organisasi yang tergambar dari pencapaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Banten selama tahun 2014 (performance result), dibandingkan
dengan Rencana/Penetapan Kinerja (performance plan) tahun 2014. Analisis atas
capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan diidentifikasikannya
sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa yang
akan datang. Sehubungan tahun 2014 merupakan akhir tahun periode renstra,
guna mendukung informasi yang lebih lengkap dalam laporan kinerja ini juga
disajikan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya dalam
periode renstra.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten tahun
2014, sebagai berikut :
Bab - I PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis orgnisasi serta permasalahan utama (strtegic
issued) yang sedang dihadapi.
Bab - II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
2014.
Rencana Strategis
Rencana Kinerja Tahunan
Penetapan Kinerja (Performance
Contract/Agreement)
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Pelaksanaan Anggaran dan Kinerja
LAKIP
Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan
Pengelolaan Keuangan dan Kinerja
Laporan Kinerja
Triwulanan
Laporan Realisasi
Anggaran Triwulanan
7 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Bab – III AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR PERWAKILAN
A. Capaian Kinerja Instansi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja tahun 2014 dan analisisnya
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja, serta perbandingan capaian kinerja baik dengan
target maupun maupun capaian kinerja dengan tahun-tahun
sebelumnya.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yng digunakan untuk
mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian
kinerja.
Bab – IV PENUTUP
Pada bab ini disimpulkan secara umum capaian kinerja organisasi serta
langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Tahun 2014 merupakan akhir tahun pelaksanaan Renstra BPKP periode 2010-
2014 yang merupakan penjabaran dari mandat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang SPIP, dan amanah Presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 2012. Mandat dan amanah dimaksud, pada intinya memberikan instruksi
kepada BPKP untuk mempercepat peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan Negara
melalui intensifikasi peran APIP dan penyelenggaraan SPIP serta koordinasi antar-
instansi.
Perwakilan BPKP Provinsi Banten merupakan instansi vertikal BPKP di daerah
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi BPKP.
Dengan demikian dalam proses perencanaan tahun 2014, yang hasilnya dituangkan
dalam dokumen RKT dan Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014, tetap mengacu dan
selaras dengan Renstra BPKP dan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Banten periode
2010-2014.
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Rencana strategis yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Laporan
Kinerja menggunakan Renstra BPKP periode 2010-2014 yang memuat satu Visi,
empat Misi, enam Tujuan Strategis, delapan Sasaran Strategis dengan 35 Indikator
Kinerja Utama (IKU), dan tiga Program, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pernyataan Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan ke mana organisasi harus dibawa
agar organisasi tetap eksis. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perwakilan
BPKP Provinsi Banten serta melihat latar belakang, dimana Perwakilan merupakan
bagian integral dari BPKP maka penjelasan visi dan misi mengacu pada Renstra
BPKP.
Visi BPKP
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk
Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah
Provinsi Banten
9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Penjabaran makna dari masing-masing kata kunci tersebut adalah sebagai berikut:
a. Auditor Presiden
Sebagai Auditor Presiden, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang
melihat dan mendengar secara langsung fakta, data maupun informasi dan
segera merespon melalui suatu sistem peringatan dini yang memberikan
manfaat kepada Presiden. Oleh sebab itu, lingkup pengawasan yang menjadi
perhatian BPKP adalah hal-hal yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral
dan berskala nasional. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada pengawasan
keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, terutama yang pro-growth,
pro-job dan pro-poor.
Dalam posisi sebagai auditor presiden, BPKP dituntut mampu mendeteksi
berbagai potensi ataupun simptom-simptom kelemahan maupun
penyimpangan di bidang keuangan negara dan mampu memberikan
rekomendasi yang tepat/ applicable kepada Presiden. Dengan demikian dalam
kurun waktu 10 sampai dengan 30 tahun mendatang diharapkan BPKP
memberikan peran yang cukup signifikan dalam mewujudkan akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas.
Ciri khas dari BPKP sebagai Auditor Presiden yang membedakan dirinya dari
lembaga pengawasan yang lain adalah dimilikinya kompetensi pengawasan di
bidang akuntabilitas keuangan negara. Kompetensi inti ini sejalan dengan
kewajiban Presiden untuk melakukan pengawasan pembangunan nasional
sebagai wujud akuntabilitas keuangan negara sebagaimana diamanatkan
dalam 3 paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.
Visi BPKP sebagai Auditor Presiden merupakan visi yang strategis dalam
rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance
terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan
dari proses/kegiatan pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak
bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang mencederai penegakan
prinsip independensi.
10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
b. Responsif
Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam
menjalankan perannya, Auditor BPKP tanggap terhadap permasalahan yang
dihadapi pemerintah dan segera memberikan respon/masukan kepada
pengambil kebijakan. Ini berarti bahwa BPKP tidak boleh berlama-lama dalam
menentukan langkah-langkah pengawasan yang akan dilakukan dalam
mengamankan dan menyukseskan kebijakan nasional yang ditetapkan oleh
Presiden. Dalam konteks ini, berarti BPKP tidak harus menunggu penugasan
dari Presiden, justru dengan sistem peringatan dini yang dimiliki oleh BPKP
maka BPKP dapat segera menentukan langkah-langkah pengawasan yang
efektif secara mandiri untuk mengawal kesuksesan pelaksanaan kebijakan
Presiden dan segera mengusulkan titik-titik prioritas pengawasan yang akan
dilakukan untuk suksesnya kebijakan nasional.
c. Interaktif
Reaktif berarti bereaksi setelah adanya suatu kejadian, sedangkan proaktif
mengedepankan inisiatif untuk bertindak namun masih melihat dari sisi BPKP
(satu sisi), dan kini bersifat interaktif yang mengandung nuansa memperhatikan
/ mendengarkan kepentingan / kebutuhan stakeholders. Dengan pengertian
tersebut maka komunikasi antara BPKP dengan stakeholders haruslah selalu
terjalin dengan baik dan efektif. Oleh sebab itu, BPKP harus membuka saluran-
saluran komunikasi yang efektif, melalui kemitraan dengan stakeholders dan
APIP lain dalam menjalankan perannya. BPKP harus dapat menjelaskan
dengan baik hasil-hasil pengawasan maupun sistem pengendalian intern yang
diperlukan oleh para pengguna/stakeholders. Kegiatan-kegiatan seperti
Clearing House, kehumasan, maupun implementasi President Accountability
Systems (PASs) sangat membantu dalam menciptakan suasana interaktif. Sifat
interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi
para auditor BPKP untuk berperan sebagai guru, expert, maupun tempat
bertanya yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.
d. Terpercaya
BPKP telah menyatakan dalam visinya sebagai Auditor Presiden yang
terpercaya, yang berarti BPKP memiliki integritas yang tinggi yang didukung
profesionalisme yang tinggi sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil
kerja yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan harapan shareholders
11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
dan stakeholders. Presiden sebagai pemegang akuntabilitas keuangan negara
yang tidak dapat didelegasikan kepada pihak lain membutuhkan keahlian
BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melakukan pengawasan di bidang
keuangan negara. Kepercayaan terhadap kinerja BPKP telah tumbuh yang
terbukti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
mengenai SPIP yang memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan
pengawasan intern di bidang keuangan negara dan membina SPIP.
Kepercayaan stakeholders kepada BPKP juga ditunjukkan dengan banyaknya
permintaan stakeholders kepada BPKP untuk membenahi sistem dan tata
kelola pemerintahan.
e. Akuntabilitas Keuangan Negara
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui
suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan secara periodik.
Sedangkan keuangan negara sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, berarti semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dengan demikian, akuntabilitas keuangan negara memiliki lingkup yang luas,
yaitu pertanggungjawaban atas semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban yang dimiliki negara dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada
kaitannya dengan keuangan negara. Akuntabilitas keuangan negara tidak
sekedar pertanggungjawaban penggunaan dana dan proses pengelolaannya,
namun yang terpenting adalah pertanggungjawaban kinerja/hasil (outcome)
atas pengelolaan keuangan negara.
Meskipun pengelolaan keuangan negara dapat dikuasakan sesuai dengan
pasal 6 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003, namun akuntabilitas keuangan
negara tetap melekat pada Presiden. Akuntabilitas keuangan negara oleh
Presiden ini meliputi kewajiban seorang Presiden untuk memberikan
12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan Presiden di bidang keuangan negara kepada pihak yang memiliki hak
atau kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban. Prinsip akuntabilitas
keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan keputusan atau
kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Selain itu,
pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai
ke bukti dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis
(reasonableness). BPKP sebagai Auditor Presiden berperan membantu
pengawasan dalam bidang keuangan negara agar akuntabilitas Presiden dapat
memuaskan seluruh rakyat Indonesia.
f. Berkualitas
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri
yaitu akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa
pertanggungjawaban keuangan negara harus dapat diandalkan,
mengungkapkan secara terbuka informasi yang material dan relevan serta
berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait. Akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
2. Pernyataan Misi
Misi merupakan penjabaran dari visi dan berisi pernyataan tentang apa yang
akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan
kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP.
Misi BPKP
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN
Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden
dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara,
sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden
selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan
yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait dengan kegiatan
pengawasan intern pemerintah yang pada hakikatnya bertujuan memberikan
nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance
dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama BPKP adalah
memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi
Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja
pemerintah dan pengelolaan keuangan negara, memberikan rekomendasi
perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta
membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara
semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 Ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dinyatakan bahwa BPKP
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasannya oleh APIP lain.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara
diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan
selaku BUN mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar
Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP
selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut
14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik
mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai
perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan-penugasan
tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor
Presiden/pemerintah.
Dalam misi 1 termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu aparat penegak
hukum dan Pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan
dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli (PKA), dan
bantuan perhitungan kerugian keuangan negara (PKKN).
b. Membina Secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 dinyatakan bahwa
untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dengan berpedoman pada SPIP sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah tersebut.
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab
atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing. Untuk
memperkuat dan menunjang efektivitas SPI dilakukan pengawasan intern atas
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas
keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang
terdiri dari BPKP, Itjen / Inspektur Utama / Inspektur pada
kementerian/lembaga, Inspektorat provinsi, dan Inspektorat kabupaten/kota.
Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan
pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI
terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai
dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP
dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang
langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk
memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja
15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Presiden merupakan suatu kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai
kementerian/lembaga dan juga pemerintah daerah, sehingga perlu juga
dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada seluruh instansi pemerintah
baik di pusat maupun di daerah.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
5) Peningkatan kompetensi auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat
menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi
kedua ini. Sedangkan butir 5) lebih spesifik terkait peningkatan kemampuan/
kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu
mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten.
c. Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Misi ketiga adalah misi pengimbang yang disusun dalam kesadaran bahwa
kinerja yang berorientasi ke luar tak mungkin terwujud tanpa adanya proses
kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang sinergis.
Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan
menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas
arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan
yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP
dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP.
Namun, efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang
bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya masing-masing.
16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Oleh sebab itu, misi ketiga diperlukan sebagai pembimbing berbagai strategi
pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas BPKP sendiri
maupun kapasitas APIP secara umum. Penjabaran misi ini merupakan bentuk
tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas pengawasan untuk turut
serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu.
Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-
sama, baik dengan BPK, Inspektorat Jenderal/Inspektorat Utama/ Inspektorat
pada K/L, Inspektorat pada provinsi/kabupaten/kota, dan Satuan Pengawasan
Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL/BULD, maupun dengan Instansi Pemerintah
lainnya yang mengkoordinasikan kegiatan pengawasan seperti Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Kementerian
Dalam Negeri pada saat ini, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Lebih luas lagi, dilakukannya pengawasan secara bersinergi akan menjadi
agenda yang penting bagi BPKP bersama-sama dengan DPR/DPRD,
Kejaksaan Agung, Kepolisian, maupun masyarakat.
Arti penting dari ditetapkannya misi ini terletak pada adanya kesadaran BPKP
untuk turut serta membenahi hal-hal yang kontra-produktif dalam kegiatan
pengawasan, misalnya bertubi-tubinya dan tumpang tindihnya pelaksanaan
kegiatan pengawasan di lapangan. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk
pemberian masukan mengenai arah dan kebijakan pengawasan
nasional/makro kepada Pemerintah. Substansi arah dan kebijakan yang
dimaksud tentunya sejalan dengan program-program Pemerintah yang
menjadi prioritas, berskala nasional, memperhatikan analisis risiko per masing-
masing sektor dan bidang kegiatan pemerintahan, mencerminkan sinergi
APIP, dan menunjukkan dukungan bagi pelaksanaan pengawasan oleh auditor
eksternal.
Peran BPKP mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi
SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP dengan pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008).
2) Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008).
3) Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Prosedur Pengawasan.
4) Pengembangan Kapasitas Internal BPKP.
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP.
17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
6) Pendukung/fasilitasi Pengawasan.
7) Sinergi dengan APIP lain.
d. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/ Pemerintah
Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam
rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan
Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden
(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs
adalah alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas
Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, on-line,
dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi
secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan
sistem seperti ini, Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian
kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan
korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana
pada saat tertentu.
Berbagai peraturan yang telah diterbitkan terkait Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah belum dapat menjamin bahwa Presiden memperoleh
informasi periodik yang utuh/menyeluruh, up to date, dan mendekati real-time
tentang akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
negara.
Kondisi di atas memunculkan fenomena baik di pusat maupun di daerah, yaitu
(i) penyerapan anggaran yang rendah, (ii) kurang sinkronnya rencana
pembangunan di pusat dan daerah, dan (iii) tidak adanya informasi capaian
kinerja kumulatif/agregasi dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah
yang dapat dilaporkan kepada Presiden secara tepat waktu (up to date), yang
mendekati real-time. Hal tersebut menyulitkan Presiden untuk dapat menilai
apakah agenda-agenda Presiden yang tertuang di RPJMN telah dilaksanakan
oleh pimpinan kementerian/ lembaga dan kepala daerah sesuai dengan target
atau harapan Pemerintah dan rakyat.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 khususnya pada pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada
Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
3. Tujuan Strategis
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan
dirumuskannya tujuan ini, maka Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah
mengetahui apa yang harus dilaksanakan dan kondisi yang akan dicapai dalam
kurun waktu satu sampai lima tahun kedepan.
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan strategis,
BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa
modifikasi, disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan
konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi profit, BPKP memodifikasi
Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholders dan Perspektif
Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan
menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka
tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat
kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan-tujuan pendukung
yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.
Keterkaitan antara tujuan strategis tersebut digambarkan dalam peta strategi. Peta
strategi berisi sekumpulan tujuan strategis yang saling terkait dan koheren serta
mempunyai hubungan sebab – akibat (causal relationship) antar- tujuan strategis
tersebut. Peta strategi tersebut merupakan penjabaran hal-hal yang sifatnya
strategis dan menjadi roadmap bagi organisasi dalam mencapai visi, misi, dan
tujuannya.
Peta strategi BPKP menggunakan empat perspektif yaitu manfaat bagi stakeholder,
manfaat bagi auditan/pengguna jasa, proses internal, dan pertumbuhan dan
pembelajaran.
Tujuan utama berdasarkan misi yang telah ditetapkan dalam Renstra BPKP 2012-
2014 sebanyak enam Tujuan Strategis dan diacu oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Banten, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan Negara/daerah.
2. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik.
19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
3. Menciptakan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.
4. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
5. Meningkatkan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
6. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah.
Keenam tujuan strategis tersebut diharapkan dapat dicapai melalui keberhasilan
BPKP memenuhi ekspektasi auditan maupun pengguna jasa yang diwujudkan
dengan efektifitas rekomendasi hasil kerja BPKP, kepuasan auditan/pengguna
jasa, dan meningkatnya permintaan jasa. Rekomendasi hasil kerja BPKP yang
ditindaklanjuti dan meningkatnya permintaan jasa mengindikasikan bahwa auditan
maupun pengguna jasa puas dengan hasil kerja BPKP. Tindak lanjut rekomendasi
hasil kerja BPKP mendorong tercapainya tujuan strategis dalam perspektif manfaat
bagi stakeholder.
Keberhasilan memberikan manfaat bagi auditan/pengguna jasa akan terwujud
apabila BPKP dapat memberikan jasa yang tepat (appropriate), berkualitas, tepat
waktu dan efisien. Hal ini perlu didukung proses internal yang berkualitas, yang
diindikasikan dengan tercapainya efektivitas penelitian dan pengembangan
pengawasan, terlaksananya pemberian jasa yang appropriate, berkualitas, tepat
waktu, dengan biaya yang efisien, dan terwujudnya efektivitas komunikasi publik.
Seluruh hal tersebut di atas akan tercapai apabila BPKP berhasil mengelola pilar
kinerja organisasi yang terdiri dari tiga modal utama yaitu modal sumber daya
manusia (Human Capital), modal sistem informasi dan prosedur (Information
Capital) dan modal organisasi (Organization Capital).
Sumber daya yang memadai baik dalam kualitas maupun kuantitas merupakan
motor organisasi karena akan mendorong produktivitas. Oleh sebab itu, dalam
konteks human capital, BPKP berupaya meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme SDM dan mewujudkan komposisi kepegawaian yang baik.
Pegawai yang kompeten dan cukup tidak akan menghasilkan proses internal yang
memenuhi harapan auditan maupun pengguna jasa jika tidak dibekali dengan
peralatan yang memadai. Dalam karakteristik organisasi yang menghasilkan jasa,
peralatan yang sangat dominan ialah sistem informasi yang memadai. Kecukupan
20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
sistem informasi ini akan sangat membantu dalam pelaksanaan tugas BPKP yang
memerlukan data dan informasi yang akurat.
Selain itu, standar pelaksanaan tugas sangat diperlukan terutama untuk menjamin
produk jasa yang berkualitas dan memenuhi harapan auditan maupun pengguna
jasa. Keberadaan standar memberikan pemahaman yang sama tentang apa dan
bagaimana jasa disampaikan kepada auditan maupun pengguna jasa. Untuk
menjamin kualitas yang sesuai dengan perkembangan aturan terkait dengan
auditan, pengguna jasa maupun intern BPKP, standar yang ditetapkan harus selalu
mengikuti perkembangan aturan yang terkini.
Terkait dengan organization capital, arah BPKP adalah menciptakan iklim kerja
yang kondusif, melalui manajemen SDM dan penataan organisasi yang tepat,
sehingga SDM lebih produktif dalam melaksanakan tugasnya dengan kejelasan
peran, tanggung jawab dan wewenangnya.
Tercapainya tujuan strategis tersebut, tidak lepas dari fungsi Unit Kerja Pendukung
(Supporting Unit) dalam memberikan fasilitasi dan mempercepat proses
operasional BPKP. Kebutuhan akan ketepatan perencanaan, jaminan ketersediaan
anggaran, kecukupan sarana dan prasarana serta keberhasilan peran bantuan
hukum dan kehumasan menjadi penting mengingat sifat penugasan BPKP yang
strategis.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan
secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek
dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang
diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran
pencapaian dari tujuan.
Dikaitkan dengan tujuannya, terdapat delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Banten untuk tahun 2010-2014 yang ditetapkan dalam Suplemen Renstra
sesuai SK Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Banten nomor KEP-72/PW30/1/2013
tanggal 4 Januari 2013 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Banten nomor S-4091/PW30/1/2011 tentang Rencana Strategis
Tahun 2010-2014, adalah:
1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 80% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;
5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%; dan
8) Terselenggaranya 70% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama (IKU) BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada
perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. IKU terbagi
menjadi dua perspektif, pertama yang bersifat outward looking yaitu berkaitan
dengan manfaat langsung bagi stakeholders eksternal dan kedua bersifat inward
looking yaitu menunjukan manfaat bagi stakeholders internal. Indikator-indikator
kinerja utama BPKP disajikan pada tabel sebagai berikut:
TABEL 2.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Banten
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 1 : Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Sasaran Strategis 1.1.Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 80% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran Strategis 1.2. Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Tujuan 2 : Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3 : Menciptakan Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemeberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SOSPAK)
14 IPP/IPD/BUMN/D/BLU/D berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi /DA/asistensi/evaluasi FCP
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/D/BLU/D yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA
18 Persentase TL hasil audit investigasi non-TPK oleh instansi berwenang
19 Persentase telaahan terhadap laporan penugasan investigasi yang memenuhi standar
20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4 : Mewujudkan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
22 Jumlah K/L/ Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
23 Jumlah K/L/ Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5 : Meningkatkan Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
25 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata kelola APIP
Sasaran 5.2. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
26 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
27 Persentase kesesuaian laporan keuangan perwakilan BPKP dengan SAP
28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
29 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
30 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
31 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
32 Persentase pemanfaatan aset
33 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana
34 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit inspektorat BPKP
Tujuan 6: Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
35 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Penetapan indikator-indikator kegiatan utama tersebut menjadi dasar bagi
penetapan indikator-indikator kegiatan penunjang. Logika pengembangan indikator-
indikator kegiatan penunjang ini diletakkan pada hubungan sebab-akibat yang
menyeimbangkan pengembangan aspek manajemen internal seperti kapasitas
kelembagaan dan proses internal dengan aspek ’pemasaran’ yang akan
meningkatkan penerimaan (akseptasi) pihak eksternal atas peran dan fungsi
BPKP. Seluruh indikator kinerja kegiatan-kegiatan penunjang ini diletakkan pada
perspektif pendekatan terhadap pelanggan (pemasaran), peningkatan kualitas
proses internal dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Indikator kinerja Utama berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh satuan kerja
dalam mengembangkan berbagai kegiatan yang dianggap perlu dilakukan
berdasarkan pertimbangan keunikan permasalahan di wilayah masing-masing unit
kerja. Otonomi dan desentralisasi pelaksanaan strategi tetap dimungkinkan tanpa
harus mengorbankan koherensi antara kegiatan-kegiatan yang dipandang mewakili
kepentingan BPKP secara menyeluruh dengan kegiatan-kegiatan yang mewakili
kepentingan masing-masing satuan kerja.
Sesuai surat Sekretaris Utama BPKP Nomor S-1215/SU/01/2014 tanggal 16 Juli
2014 hal perubahan kedua Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014, Perwakilan
BPKP Provinsi Banten telah melakukan revisi terhadap target IKU yang ditetapkan
24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provisi Banten Nomor KEP-
164/PW30/1/2014 tanggal 20 Agustus 2014. Revisi tersebut meliputi perubahan
terhadap 4 target IKU dan penghapusan 3 IKU yang tidak relevan lagi.
6. Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan yang dilakukan BPKP menggambarkan domain BPKP dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara yang meliputi 4C, yaitu capacity
building (expertise), current issues, clearing house, dan check and balance.
Penjelasan setiap domain akan diuraikan di bawah ini.
a. Capacity Building
BPKP berperan mendukung manajemen pemerintahan yang profesional
mencakup pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan dalam rangka
penguatan sistem pengendalian intern, dan peningkatan kapasitas SDM. Secara
tegas PP No. 60 Tahun 2008 pasal 59 ayat (1) huruf e memberikan mandat
pada BPKP untuk melakukan peningkatan kompetensi auditor APIP. BPKP
dapat melakukan sosialisasi, bimbingan teknis, reviu, evaluasi, atau jenis jasa
lainnya yang dibutuhkan instansi pemerintah. Termasuk dalam domain ini
adalah pengembangan sistem informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan.
b. Current Issues
Dalam rangka mengawal pelaksanaan program-program strategis nasional yang
bersifat makro dan lintas departemen, BPKP harus mampu menangkap dan
menganalisis isu-isu yang terkini tentang pelaksanaan program-program
tersebut dalam rangka memberikan masukan kepada Presiden. Prioritas
penanganan adalah issue penting yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat banyak, memiliki dampak dan risiko tinggi jika tidak segera
ditangani. Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa kajian isu-isu strategis,
analisis kebijakan, dan evaluasi program.
c. Clearing House
Untuk mengatasi kegamangan/keraguan para penyelenggara negara,
pejabat/petugas di kementerian/lembaga dalam melaksanakan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), BPKP siap memberikan justifikasi secara akuntabel agar
kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif. Melalui clearing house, BPKP
25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
dengan didukung oleh Kejaksaan RI dan Kepolisian Negara RI akan
memperjelas suatu permasalahan apakah masalah atau kasus masih
merupakan ranah administrasi atau sudah berindikasi tindak pidana korupsi. Hal
ini untuk mendukung penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib,
ekonomis, efisien, efektif, dan penegakan hukum yang berkeadilan.
d. Check and Balance
Kuatnya posisi eksternal auditor dibandingkan internal auditor pemerintah saat
ini menciptakan suatu kondisi manajemen pemerintahan yang kurang kondusif.
Oleh sebab itu, Presiden membutuhkan sistem pengawasan internal yang kuat
dan terkoordinasi dengan baik dalam rangka menciptakan check and balance.
Penyusunan program dan kegiatan pada Renstra BPKP 2010-2014 mengacu
pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan dalam
menyusun rancangan awal RPJMN tahun 2010-2014.
Terdapat dua jenis program, yaitu program teknis yang menghasilkan pelayanan
kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), dan program
generik yang digunakan oleh beberapa unit organisasi eselon IA yang bersifat
pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi
pemerintahan (pelayanan internal).
Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas dan Renstra BPKP 2010-2014, maka Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Banten berisi tiga program, sebagai berikut:
PROGRAM TEKNIS
1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
PROGRAM GENERIK
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Program BPKP merupakan bagian integral dalam proses perencanaan stratejik
BPKP dan memberikan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau
pencapaian kinerja BPKP serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana
jangka panjang yang sifatnya menyeluruh, yang berarti menyangkut
keseluruhan satuan kerja di lingkungan BPKP.
26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan yang terdiri
atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang
modal (peralatan dan teknologi), dana dan/atau kombinasi dari beberapa jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam
bentuk barang/jasa.
Ikhtisar program-program dan kegiatan BPKP untuk periode 2010-2014 yang
menjadi domain pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah
ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja tahun 2014.
B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun
2014 merupakan komitmen kinerja antara Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Banten dengan Kepala BPKP. Pada dasarnya dokumen Tapkin berisi
pernyataan/kesepakatan kinerja untuk mewujudkan target kinerja tertentu dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Dalam Tapkin Tahun 2014 ini, selain memuat target output juga memuat target
outcome triwulanan sesuai surat Sekretaris Utama nomor
S-1916/SU/01/2013 tanggal 10 September 2013 hal Penyusunan Penetapan
Kinerja (Tapkin) Outcome Triwulanan, dan sesuai Suplemen Renstra yang
ditetapkan dengan SK Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Banten nomor KEP-
72/PW30/1/2013 tanggal 4 Januari 2013 tentang Perubahan atas Keputusan
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Banten Nomor S-4091/PW30/1/2011 tentang
Rencana Strategis Tahun 2010-2014.
Tapkin 2014 telah mengalami revisi menyesuaikan dengan revisi renstra dan
perubahan lainnya sesuai dengan petunjuk dari Biro Perencanaan dan
Pengawasan BPKP terkait adanya penugasan Jamkesmas dan TPG Kementrian
Agama. Adapun isi Tapkin Tahun 2014 terdiri atas 32 IKU Outcome dan 27 IKU
Output, sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2, berikut ini:
Tabel 2.2
Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten
Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA Satuan Target
Tujuan 1 :Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah;
27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA Satuan Target
Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD 1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan laporan keuangan Persen 95,00%
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL Bidang Perekonomian
Laporan 4
1.1.1.2 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKKL Bidang Polsoskam
Laporan 13
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 90,00%
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 15
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
Persen 75,00%
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 15
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25%
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian
Laporan 10
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Polsoskam Laporan 36
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Keuangan Daerah
Laporan 2
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 68.00%
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden Bidang Perekonomian
Laporan 2
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden Bidang Polsoskam
Laporan 19
1.1.5.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden Bidang Keuangan Daerah
Laporan 6
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 93,33%
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Perekonomian
Laporan 4
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Polsoskam
Laporan 20
1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Keuangan Daerah
11
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 80,00%
1.1.7.1 Laporan Bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 5
Sasaran Strategis 1.2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara/daerah sebesar 75,00%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 75,00%
1.2.1.1 Laporan Pengawasan atas penerimaan negara Bidang Perekonomian
Laporan 1
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25%
1.2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUN Bidang Keuangan Daerah Laporan 44
Tujuan 2. Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA Satuan Target
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 60,00%
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah
Laporan 4
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen 75,00%
2.1.2.1 Laporan Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 11
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 70,00%
2.1.3.1 Laporan Pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 8
Tujuan 3. Menciptkan iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara/Daerah;
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
3.1.1 Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Klmpk Masy
6
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6
3.1.2 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 14
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 4
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 5
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 84,00%
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
Laporan 5
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persen 85.00%
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, bantuan perhitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 58
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non-TPK oleh Instansi berwenang
Persen 50,00%
3.1.6.1 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 4
3.1.8 Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Persen 100,00%
3.1.8.1 Laporan hasil reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
Laporan 2
Tujuan 4: Mewujudkan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 60% K/L, Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60,00%
4.1.2 Jumlah K/L/Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
K/L, Pemda
6
4.1.3.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
Laporan 16
4.1.3.1 Jumlah Peserta Diklat Orang 30
4.1.3.2 Jumlah K/L/Pemda yang mendapatkan konsultasi dan K/L, Pemda
7
29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA Satuan Target
Bimtek Penyelenggaraan SPIP
4.1.3.3 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam
Laporan 1
Tujuan 5:Meningkatkan kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Professional dan Kompeten;
Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 80.00%
5.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP daerah
Laporan 4
5.1.2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Instansi APIP
7
5.1.2.1 Laporan hasil sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP daerah
Laporan 9
5.1.2.2 Laporan hasil evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan 7
Sasaran 5.2. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 90,00%
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100,00%
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
skala linkert 1-10
8
5.2.4 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai Prosedur
skala linkert 1-10
9
5.2.5 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
50
5.2.6 Persentase pemanfaatan aset Persen 100,00%
5.2.7 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana
skala linkert 1-10
8,30
5.2.7.1 Jumlah sarana prasarana Unit 15
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 80,00%
Tujuan 6: Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah.
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Jumlah aplikasi
10
6.1.1.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60
Keterangan: Kode tiga digit merupakan kode IKU Outcome. sedangkan kode empat digit merupakan kode IKU Output.
30 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Banten pada tahun 2014,
diwujudkan dalam bentuk penugasan pengawasan yang bersifat assurance
(audit/evaluasi/assesment) dan consulting (sosialisasi, asistensi dan bimbingan
teknis/bimtek), serta kegiatan-kegiatan pendukung (administratif, kepegawaian, keuangan,
dan pelaporan). Selain itu, terdapat pula berbagai macam kegiatan pengawasan yang
merupakan respon terhadap permintaan stakeholders, yang dimasukkan ke dalam kegiatan
Non-PKPT. Secara umum pelaksanaan tugas pokok tersebut telah dilaksanakan dengan baik.
Hal ini tercermin dari dapat dicapainya delapan Sasaran Strategis, yang merupakan wujud
dari pelaksanaan tiga Program pada tahun 2014. Ikhtisar pencapaian keseluruhan sasaran
strategis tersebut disajikan pada Lampiran 1. Sedangkan perkembangan capaian indikator
kinerja outcome selama periode Renstra dari tahun 2010 s.d. tahun 2014 disajikan pada
Lampiran 3.
A. CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan pembandingan antara target kinerja (performance plan)
dengan realisasinya (performance result) untuk mengetahui celah kinerja (performance
gap) sehingga dapat dianalisis penyebab ketidakberhasilan. Selanjutnya terhadap
kekurangan yang terjadi akan ditetapkan strategi untuk peningkatan kinerja dimasa
datang (performance improvement).
Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja outcome dari sasaran
strategis. Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut dirancang berdasarkan
perumusan dari BPKP. Indikator kinerja outcome dapat dipandang sebagai lagging
indicator yang dalam hal ini berarti indikator kinerja yang satuannya dianggap lebih luas
atau berupa gabungan dari beberapa indikator kinerja, namun dalam jangka pendek
(immediate outcome) indikator kinerja outcome juga dapat mengambarkan berfungsinya
suatu output. Disamping indikator kinerja outcome dalam LAKIP ini juga disajikan
indikator kinerja input untuk menghasilkan keluaran (output). Indikator kinerja input yang
digunakan adalah besaran dana dengan satuan rupiah dan penggunaan SDM dengan
satuan hari penugasan (HP).
Indikator kinerja output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang
dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan asistensi/bimbingan teknis
31 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah,
laporan hasil evaluasi/audit dan sebagainya.
Jumlah indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak 32 indikator, seluruhnya
merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari 32 IKU tersebut, 11 indikator merupakan
IKU dominan yaitu IKU yang secara langsung menentukan ketercapaian sasaran
strategis, sedangkan 24 indikator lainnya merupakan IKU yang tidak secara langsung
menentukan ketercapaian sasaran strategis.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir periode renstra 2010-2014 oleh karena itu
pengukuran capaian kinerja bukan hanya terfokus pada tahun 2014, namun juga
terhadap pencapaian target kinerja pada akhir periode renstra. Namun demikian
pengukuran kinerja terhadap target akhir periode renstra tidak dapat dilakukan secara
utuh karena pengukuran indikator kinerja utama (IKU) baru dilakukan selama tiga tahun
terakhir. Pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan dengan membagi rata capaian
IKU selama 3 tahun untuk memperoleh rata-rata IKU pada akhir periode renstra.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten untuk tahun 2014 secara keseluruhan
adalah sebesar 101,02%, sedangkan rata-rata capaian selama periode renstra adalah
sebesar 103,74%. Nilai capaian tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator
kinerja outcome. Capaian per sasaran strategis disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Capaian Per Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2014
No Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun 2014 Capaian
2010-2014
Target Realisasi Capaian
Tujuan 1 : Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Sasaran Strategis 1.1.Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat Pendamping an penyusunan laporan keuangan
Persen 95,00% 100,00% 105,26% 96.86%
1.1.1.1 Laporan hasil bimtek / asistensi penyusunan LKKL
Laporan 17 42 120,00%
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 90,00% 87,50% 97,22% 112.41%
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKPD
Laporan 15 129 120,00%
1.1.3 Persentase jumlah Persen 75,00% 100,00% 120,00% 120.00%
32 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Laporan 15 28 120,00%
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25% 98,61% 114,33% 102.21%
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor
Laporan 48 97 120,00
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 68,00% 100,00% 120,00 106.67%
1.1.5.1 Laporan hasil pengawas an atas permintaan Presiden
Laporan 27
126
120,00%
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 93,33% 100,00% 107,15% 104.61%
1.1.6.1 Laporan hasil pengawas an atas permintaan stakeholders
Laporan 35
93 62,50%
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 80,00% 50,00% 62,50% 100.83%
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD
Laporan 5 9 120,00%
Sasaran Strategis 1.2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara/daerah sebesar 75%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah yg ditindaklanjuti
Persen 75,00% 91,62% 120,00% 118,66%
1.2.1.1 Laporan hasil pengawas an atas penerimaan negara
Laporan 1 3 120,00%
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 86,25% 100,00% 115,94% 105,31%
1.2.2.1 Laporan hasil pengawas Laporan 44 47 120,00%
33 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
an BUN
Tujuan 2. Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 60,00% 65,00% 108,33% 116,11%
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
Laporan 4 4 100,00%
2.1.2 Persentase BUMN/D/ BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
Persen 75,00% 120,00% 120,00% 108,23%
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 11 28 120,00%
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Persen 70,00% 100,00% 120, 00% 106,67%
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan 8 14 120,00%
Tujuan 3. Menciptakan Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara/Daerah; Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/D dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
3.1.1
Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Klmpk Masy
6 2 33,33% 37,78%
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
Laporan 6 27 120,00%
3.1.2
Jumlah IPP / IPD / BUMN /BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP
Instansi 14 26 120,00% 84,44%
3.1.2.1 Laporan Bimtek/ asistensi implementtasi FCP
Laporan 4 4 100,00%
3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/ BUMD/ BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 5 4 80,00% 106,67%
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan
Laporan 1 0 0,00%
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga
Persen 84,00% 100,00% 119,05% 119,68%
34 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
3.1.4.1
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi, dan Klaim
Laporan 5 2 40,00%
3.1.5
Persentase pelaksanaan audit investigasi / PKKN /PKA
Persen 85,00% 96,43% 113,45% 109,14%
3.1.5.1
Laporan hasil Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 58 59 101,72%
3.1.6
Persentase TL hasil audit investigasi non-TPK oleh instansi berwenang
Persen 50,00% 95,55% 120,00% 120,00%
3.1.6.1 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 4 0 0,00
3.1.7 Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
Persen 100,00% 0,00 0,00% 66,67%
Tujuan 4: Mewujudkan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60,00% 44,44% 74,07% 86,88%
4.1.2 Jumlah K/L/Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
K/L/ Pemda
6 9 120,00% 120,00%
4.1.3.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 25
39 74,07%
Tujuan 5:Meningkatkan Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Professional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 80,00% 88,89% 111,11% 77,60%
5.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP daerah
Laporan 4 7 120,00%
5.1.2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
7 9 120,00% 95,56%
5.1.2.1 Laporan hasil sosialisasi dan bimtek penerapan
Laporan 9 9 100,00%
35 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
tatakelola APIP daerah
5.1.2.2 Laporan hasil evaluasi penerapan tatakelola APIP daerah
Laporan 7 7 100,00%
Sasaran 5.2. Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 90,00% 95,77% 106,42% 112,55%
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
skala linkert 1-10
8,0 8,10 101,25% 94,99%
5.2.4 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
skala linkert 1-10
9,0 8,96 99,56% 95,53%
5.2.5 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
50 42 84,00% 90,41%
5.2.6 Persentase pemanfaatan asset
Persen 100,00% 86,90% 86,90% 90,81%
5.2.7 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana prasarana
skala linkert 1-10
8,3 7,90 95,18% 90,57%
5.2.7.1 Jumlah sarana prasarana Unit 51 56 109,80%
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 80,00% 94,18% 117,73% 119,24%
Tujuan 6: Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
6.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Jumlah aplikasi
10 13 120,00%
120,00%
6.1.1.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60 75 120,00%
Rata-rata capaian IKU 101,02% 103,74%
Sesuai surat Sekretaris Utama BPKP Nomor S-2651/SU/01/2013 tanggal 20 Desember 2013, Capaian IKU dan IOP dibatasi maksimal 120%
36 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja meliputi analisis terhadap seluruh IKU dominan pada tiap-tiap
sasaran strategis dan IKU lainnya yang tidak secara langsung mendukung capaian
kinerja sasaran, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.
Sesuai dengan Permenpan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian
kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah,
analisis capaian kinerja dilakukan sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternativ solusi yang telah dilakukan;
6. Analsisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
7. Analsisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Analisis seperti tersebut pada butir 2 khususnya terkait dengan perbandingan realisasi
kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir hanya dapat
dilakukan terhadap 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2012 dan tahun 2013 karena pengukuran
IKU baru dilakukan sejak tahun 2012, pengukuran dilakukan dengan membandingkan
capaian kinerja tahun ini dengan rata-rata capaian selama 2 tahun terakhir. Sedangkan
terkait butir 3 analisis dilakukan dengan membandingkan rata-rata capaian dari tahun
2012 sampai tahun 2014 dengan target tahun 2014 yang merupakan target akhir tahun
renstra.
Secara lengkap analisis terhadap pencapaian tujuan strategis melalui delapan sasaran
strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten pada akhir masa
Renstra tahun 2014, disajikan sebagai berikut:
Tujuan Strategis 1: “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan
Negara / Daerah”
37 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Tujuan meningkatkan kualitas akutabilitas Keuangan Negara/Daerah akan diwujudkan
melalui pencapaian dua sasaran strategis, uraian masing-masing pencapaian sasaran
strategis dan analisinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,
dan 80% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.”
Meningkatnya kualitas laporan keuangan kementerian/lembaga (LKKL), dan laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD), merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi
Banten sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam
rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada
para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten sehingga dapat melakukan
pendampingan penyusunan ataupun reviu atas laporan keuangan sebelum diterbitkan
oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang
diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian
/Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan kualitas LKKL dan LKPD. Bersama lima IKU
lainnya, realisasi capaian IKU sasaran strategis 1 tahun 2014 diperbandingkan dengan
capaian IKU tahun 2013 dan realisasi IKU kumulatif rata-rata dua tahun terakhir serta
realisasi IKU kumulatif rata-rata sampai dengan akhir tahun renstra disajikan dalam
Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis 1
No Indikator Kinerja
Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian Thn Lalu (2013)
(%)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi
Capaian (%)
1 Persentase IPP yang mendapat pendam pingan penyusunan laporan keuangan
Persen 95,00% 100,00% 105,26 100.00% 92.67% 95.11%
2 Persentase IPD yang laporan ke uangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 90,00% 87,50% 97,22 120.00% 100.00% 95.83%
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang
Persen 75,00% 100,00% 120,00 120.00% 96.88% 97.92%
38 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
memperoleh opini dukungan wajar
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disam paikan ke Pusat
Persen 86.25% 98.61% 114.33 100.00% 96.16% 96.97%
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 68.00% 100,00% 120.00 100.00% 100.00% 100.00%
6 Persentase hasil pengawasan atas per mintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputus an oleh stakeholders
Persen 93.33 100,00% 107.15 100.00% 103.34% 102.22%
7 Persentase BUMD yg mendapat pendam pingan penyeleng garaan akuntansi
Persen 80.00% 50.00% 62,50 120.00% 100,00% 83.33%
Jumlah Rata-Rata Capaian 103.78
*Target tahun 2014 merupakan target akhir perencanaan jangka menengah
Dari tabel tersebut di atas dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1, terlihat bahwa satu IKU dominan yaitu “persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan” telah melebihi target atau capaian kinerja
IKU-nya sebesar 105,26%, sedangkan satu IKU dominan lainnya yaitu “persentase IPD
yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP”, tidak mencapai target atau
capaian kinerja IKU-nya baru sebesar 97,22% hal ini tidak terlepas dari adanya
penurunan kualitas opini BPK RI terhadap laporan keuangan Pemda. Namun secara
keseluruhan, dari tujuh IKU yang diukur untuk mendukung terwujudnya tujuan
“Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian /Lembaga, dan 90%
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, rata-rata capaian sasaran 103,78%. Uraian
masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini, sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008, Perwakilan
BPKP Provinsi Banten melakukan pendampingan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) pendukung. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya
penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Indikatorpeningkatan kenaikan kualitas LKKL diindikasikan
dengan adanya peningkatan opini LKKL dari hasil audit BPK RI. Oleh karena itu,
kegiatan yang dilakukan oleh Perwakilan bersifat pendukung dengan rumusan IKU
39 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
berupa persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan
keuangan.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% telah melebihi target yang ditetapkan
sebesar 95%, atau memperoleh capaian kinerja sebesar 105,26%. Jika dibandingkan
dengan tahun lalu, capaian tahun ini memperoleh kenaikan sebesar 5,26%. Demikian
pula jika dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir
yang sebesar 92,67%, realisasi IKU tahun ini relatif lebih tinggi. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) sebesar 95,11% telah
memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%.
Realisasi IKU tahun 2014 diperoleh dari pelaksanaan tugas pendampingan
penyusunan laporan keuangan terhadap Kantor Wilayah serta Satker-satker yang
mendapat dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan instansi vertikal, yaitu:
- Kantor Daerah (UPT) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Provinsi
Banten;
- Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Banten;
- Kanwil Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten;
- Politeknik Kesehatan Banten;
- Kementerian Kesehatan Provinsi Banten;
- Kejaksaan Tinggi Banten;
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif TA 2013 di Wilayah Provinsi Banten;
- Kanwil BPN Provinsi Banten;
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten;
- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Banten;
- Satker di Lingkungan MA Provinsi Banten;
- RSK SITANALA Tangerang; dan
- Satker di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.162.000,00
atau 160,62% dari anggaran sebesar Rp170.068.000,00 dan menggunakan SDM
sebanyak 745 HP atau 146.65% dari rencananya sebanyak 508 OH. Realisasi dana
sebesar Rp273.162.000,00 melebihi anggarannya sebesar 60,62% disebabkan
adanya kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi
permintaan dari beberapa satker/UPT instansi vertikal yang sebelumnya tidak
direncanakan (Non-PKP2T).
40 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
2. Persentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP, BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan pemerintah
daerah ke arah yang lebih baik, dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah
(IPD) yang Laporan Keuangannya memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari jumlah IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi
oleh BPKP.
Dalam tahun 2014, dari sembilan laporan keuangan IPD yang penyusunannya diasistensi
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten dalam tahun 2013, delapan laporan keuangan
pemda telah memperoleh opini minimal WDP, sedangkan satu laporan keuangan
memperoleh opini TMP, yakni sebagai berikut:
No Pemerintah Daerah Opini BPK-RI
1 Provinsi Banten TMP
2 Kabupaten Lebak WDP
3 Kabupaten Pandeglang WDP
4 Kabupaten Serang WTP
5 Kabupaten Tangerang WTP
6 Kota Cilegon WTP
7 Kota Serang WDP
8 Kota Tangerang Selatan WDP
9 Kota Tangerang WTP
Berdasarkan kondisi perolehan opini terhadap laporan keuangan pemda diatas
realisasi IKU adalah sebesar 87,50% atau belum mencapai target tahun 2014 sebesar
90,00%, dengan demikian capaian kinerja baru sebesar 97,22%.
Tidak tercapainya taget IKU karena adanya satu laporan keuangan pemda yang
diasistensi yang masih memperoleh opini TMP, yaitu Laporan Keuangan Provinsi
Banten yang disebabkan kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan ketidakwajaran penyajian laporan
keuangan.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini mengalami penurunan sebesar
12,50%, hal ini disebabkan selain adanya penurunan kualitas perolehan opini juga
karena target tahun sebelumnya lebih kecil dibanding tahun ini. Demikian pula jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 100,00% realisasi IKU tahun ini relatif lebih rendah. Kondisi ini
menggambarkan bahwa kualitas perolehan opini laporan keuangan pemda dari tahun
41 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
ke tahun masih belum stabil dan masih memerlukan pembinaan. Namun demikian
realisasi rata-rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014)
yang sebesar 95,83% telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014
sebesar 90%.
Kegiatan asistensi dan pendampingan dalam rangka peningkatan opini terhadap
Laporan Keuangan Pemda tahun 2014, antara lain berupa updating SIMDA
Keuangan, asistensi/implementasi SIMDA BMD, narasumber reviu LKPD, asistensi
penyusunan action plan terhadap Hasil Pemeriksaan LKPD oleh BPK, dan lainnya.
Kegiatan tersebut menggunakan dana sebesar Rp199.544.000,00 atau 110,81% dari
anggaran sebesar Rp180.072.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 1,627 OH
atau 268,93% dari rencana sebanyak 605 OH. Realisasi dana sebesar
Rp199.544.000,00 melebihi anggarannya sebesar 10,81% disebabkan adanya
kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi permintaan
dari beberapa Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang sebelumnya tidak direncanakan
(Non- PKP2T).
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar
IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar” diukur dari jumlah perolehan opini Wajar dibandingkan dengan
jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN).
Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00% yang diperoleh dari hasil audit
terhadap 14 Laporan Keuangan PHLN yang seluruhnya memperoleh opini wajar tanpa
pengecualian (WTP). Jika dibandingkan dengan targetnya sebesar 75,00%, maka
capaian kinerja IKU adalah maksimal sebesar 120,00%. Capaian IKU ini
menggambarkan kondisi keberhasilan pembinaan proyek PHLN dalam penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit) laporan
keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari Pinjaman dan Hibah
Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang terdiri atas:
a. Proyek Bermutu IDA Credit No.4349-IND, IBRD Loan No 7476-IND, dan Grant TF 090794 TA 2013 Provinsi Banten P4TK Universitas Terbuka;
b. Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3) Project IDA Credit No.4204 IND dan Grant TF 094972 Tahun Anggaran 2013 pada Kabupaten Serang;
1
42 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
c. PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IDB IND 147, Istisna'a IDB IND-148, Jeddah Declaration IND-149, ISFD IND-150, and Grant IND 151) TA 2013 pada Kota Cilegon;
d. Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3) Project IDA Credit No.4204 IND dan Grant TF 094972 Tahun Anggaran 2013 pada Provinsi Banten;
e. Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3) Project IDA Credit No.4204 IND dan Grant TF 094972 Tahun Anggaran 2013 pada Kabupaten Lebak;
f. PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IDB IND 147, Istisna'a IDB IND-148, Jeddah Declaration IND-149, ISFD IND-150, and Grant IND 151) TA 2013 pada Kota Serang;
g. PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IDB IND 147, Istisna'a IDB IND 148, Jeddah Declaration IND 149, ISFD IND 150, and Grant IND 151) Tahun Anggaran 2013 pada Kota Tangerang;
h. PNPM Mandiri Perdesaan Loan IBRD No.7867/8079, TF098819/098862, IFAD 755 TA 2013 pada Kab Serang;
i. PNPM Mandiri Perdesaan Loan IBRD No.7867/8079, TF098819/098862, IFAD 755 TA 2013 pada Kab Pandeglang;
j. PNPM Mandiri Perdesaan Loan IBRD No.7867/8079, TF098819/098862, IFAD 755 TA 2013 pada Provinsi Banten;
k. SRIP Loan IBRD No. 4834IND (Cilegon-Pasaruan) TA Berakhir per 31 Desember 2013;
l. Health Profesional Education Quality (HPEQ) Project IBRD Loan No.7737-ID pada Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang Tahun 2013.
m. PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IDB IND 147, Istisna'a IDB IND-148, Jeddah Declaration IND-149, ISFD IND-150, and Grant IND 151) TA 2013 pada Provinsi Banten
n. PNPM Mandiri Perdesaan Loan IBRD No.7867/8079, TF098819/098862, IFAD 755 TA 2013 pada Kab Tangerang.
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, walaupun masih terdapat
beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain kelebihan pembayaran, fisik tidak
sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan
kegiatan yang kurang dimanfaatkan.
Hasil audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara selama tahun 2014
sebanyak 114 kejadian dengan nilai Rp578.205.179,45 dan telah ditindaklanjuti
sebanyak 31 kejadian sebesar Rp156.491.107,26. Sedangkan jika diakumulasikan
dari tahun-tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2014 jumlah temuan
penghematan negara sebanyak 773 kejadian sebesar Rp6.068.059.893,42 dan telah
ditindaklanjuti sebanyak 569 kejadian dengan nilai Rp5.064.765.425,96
43 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% telah melebihi target yang ditetapkan
sebesar 75,00%, atau memperoleh capaian kinerja maksimal sebesar 120,00%. Jika
dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif sama. Demikian pula jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 96,88%, realisasi IKU tahun ini relatif lebih tinggi. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 97,92%
telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 75%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp125.328.000,00 atau
52,25% dari anggaran sebesar Rp239.840.000,00 dengan menggunakan SDM
sebanyak 823 HP atau 89,65% dari rencana sebanyak 918 HP. Realisasi
penggunaan sumberdaya lebih rendah dari rencana anggarannya disebabkan adanya
penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Mandat yang diberikan kepada BPKP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Tugas pengawasan atas program/kegiatan ini melibatkan
beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek yang dapat dilakukan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Banten.
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU berupa
koordinasi penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan
(melalui media Kerangka Acuan Pengawasan/KAP) sehingga setiap permasalahan
yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan.
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit
efisiensi, keekonomisan, keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, dan audit
kinerja pada bidang pelayanan publik, serta kegiatan lainnya yang berhubungan, yaitu
meliputi:
1) Audit Kinerja dan audit interim atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP).
2) Survey Pelaksanaan Program Elektrifikasi di Lingkungan Kementerian ESDM Provinsi Banten;
3) Audit Operasional atas Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial;
4) Audit Kinerja atas Program Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Raskin);
44 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
5) Audit Hutang Klaim Pelayanan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Dinas Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
6) Audit atas Kekurangan Dana Klaim Jamkesmas Tahun 2008-2013 pada PPK Lanjutan;
7) Audit Operasional atas Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kementrian Sosial.
8) Pendampingan Kegiatan Percepatan Optimalisasi Lahan Dana Kontingensi Tahun 2014 pada Dinas Pertanian Provinsi Banten;
9) Monitoring Distribusi Buku Kurikulum Tahun 2013;
10) Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi atas berbagai Bidang dan Pelayanan di wilayah Provinsi Banten.
Dari hasil audit dan kegiatan lainnya, dapat disampaikan bahwa sebagian program
prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan
dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan telah diberikan
rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program terkait.
Capaian IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat”
diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan target
laporan dari pusat, dan selanjutnya diperhitungkan dengan target IKU tahun berjalan.
Dalam tahun 2014, persentase realisasi laporan hasil pengawasan lintas sektor yang
telah dikirim adalah sebesar 98,61% dari yang ditargetkan BPKP Pusat sebanyak 72
laporan. Walaupun realisasi tidak mencapai target namun Jika dibandingkan dengan
target sasaran IKU tahun 2014 yang sebesar 86,25%, maka capaian IKU ini telah
melebihi target atau mencapai sebesar 114,33%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi. Demikian
pula jika dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir
yang sebesar 96,16%, realisasi IKU tahun ini relatif lebih tinggi. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) sebesar 96,97% telah
memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 86,25%.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU tersebut diatas
menggunakan dana sebesar Rp363.996.000,00 atau 62,96% dari anggaran sebesar
Rp578.097.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.884 HP atau 210,74%
dari rencana sebanyak 894 HP. Realisasi penggunaan dana lebih rendah dari
rencana anggarannya disebabkan adanya penghematan dalam pelaksanaan
kegiatan.
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat
45 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke
Pusat” akan dicapai melalui penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal
49 ayat (2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah melakukan pengawasan
atas perintah presiden dalam bentuk:
1) Evaluasi Penyerapan Anggaran Semester I Tahun 2014 pada Satker atau Kanwil di
Lingkungan Kementerian dan LPNK Provinsi Banten, dan beberapa Pemerintah
Daerah di Provinsi Banten;
2) Evaluasi Kinerja Energi Sumber Daya Mineral melalui Chek Point pada Satker
Listrik Perdesaan di Lingkungan Kementerian ESDM Provinsi Banten;
3) Monitoring Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional pada beberapa
kementerian/lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerjasama di bidang
pengawasan dan pengendalian dengan Unit Kerja Presiden Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP4). Kegiatan monitoring tersebut dilaksanakan di
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten
Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Hasil monitoring telah disampaikan
kepada UKP4 sebagai bahan laporan kepada Presiden.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat
dibandingkan target laporan dari pusat dan selanjutnya diperhitungkan dengan target
IKU tahun berjalan.
Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan dan
disampaikan tepat waktu ke Pusat pada tahun 2014 telah sesuai target yaitu 48
laporan atau mencapai 100,00%. Jika dibandingkan dengan target sasaran IKU tahun
2014 yang sebesar 68%, maka capaian kinerja IKU tahun 2014 telah mencapai
persentase maksimal sebesar 120%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi. sedangkan
jika dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 100,00%, realisasi IKU tahun ini relatif sama. Realisasi rata-rata akumulatif
selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 100,00% telah
melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 68,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp327.844.000,00 atau
76,88% dari anggaran sebesar Rp426.425.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak
1.909 HP atau 217,67% dari rencana sebanyak 877 HP.
46 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Realisasi penggunaan sumber dana lebih rendah dari rencana anggarannya
disebabkan adanya penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan Oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang dijadikan
Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk
mencapai Sasaran Strategis 1. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung
persentase laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholders disampaikan
tepat waktu (sesuai Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM 4).
Jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang ditargetkan
dalam periode tahun 2014 sebanyak 35 laporan seluruhnya telah diterbitkan sesuai
RPL atau 100,00% tepat waktu. Apabila dibandingkan dengan target IKU tahun 2014
sebesar 93,33%, maka capaian IKU telah melebihi targetnya atau mencapai 107,15%.
Selain realisasi output yang ditargetkan diatas BPKP Perwakilan Provinsi Banten
selama tahun 2013 juga telah menghasilkan laporan hasil pengawasan yang terkait
sebanyak 23 laporan yang merupakan hasil pemenuhan terhadap permintaan dari
stakeholders.
Pengawasan atas permintaan stakeholders tahun 2013 kepada Perwakilan BPKP
Provinsi Banten antara lain adalah:
- Piloting Impact Evaluation Terhadap Program Ketahanan Pangan pada Dinas
Pertanian Kabupaten Lebak;
- Audit Operasional Tunggakan TPG PNS/Non PNS TA 2008 s.d 2013 Kemendag
dan Kemndikbud;
- Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) pada beberapa
Kabupaten/Kota;
- Evaluasi atas Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
- Verifikasi Tagihan atas Pembangunan Lanjutan Laboratorium Terpadu di
Universitas Terpadu Sultan Ageng Tirtayasa Serang;
- Evaluasi Pelayanan publik pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan beberapa
Kabupaten/Kota; dan
- Kajian terhadap Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang
melalui Pemeriksaan Pajak Daerah;
- Pendampingan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap Bank Serang.
47 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif sama, namun jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 103,34%, realisasi IKU tahun ini relatif mengalami penurunan yang
disebabkan adanya perbedaan cara penghitungan dimana realisasi non PKPT belum
menambah target. Realisasi rata-rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012
s.d. tahun 2014) yang sebesar 102,22% telah melebihi target akhir periode Renstra
tahun 2014 sebesar 93,33%.
Keberhasilan pencapaian ini tidak terlepas dari kerja keras Perwakilan BPKP Provinsi
Banten dalam rangka memenuhi target-target kinerja secara tepat waktu, melalui
manajerial pengawasan dan peningkatan kualitas pengelolaaan kegiatan yang efektif.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana
sebesar Rp544.873.000,00 atau 190,17% dari anggaran sebesar Rp286.524.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 2.281 HP atau 246,86% dari rencana sebanyak
924 HP. Persentase realisasi penggunaan sumberdaya lebih besar dibandingkan
rencana dan anggarannya disebabkan adanya kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka pemenuhan permintaan dari stakeholders yang sebelumnya tidak
direncanakan (Non-PKP2T).
7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan
Akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal
58 ayat (2), Kepala Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan
Keuangan BUMD/BLUD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan sumber daya manusia BUMD/BLUD yang pada
umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Banten berperan aktif
dalam pendampingan penyusunan laporan keuangan BUMD/BLUD agar sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Kegiatan pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD/BLUD relevan dalam
mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD/BLUD
yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. Capaian IKU ini diukur
dengan menghitung jumlah PDAM yang mendapatkan pendampingan
penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh PDAM di wilayah kerja
perwakilan.
48 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Upaya yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten untuk meningkatkan
kualitas akuntabilitas pengelolaan PDAM diantaranya dengan melakukan bimbingan
teknis (SAK-ETAP) pada beberapa PDAM, Pendampingan Penyusunan Revisi
Kebijakan Penatausahaan Keuangan BLUD, dan Pendampingan Pengelolaan
Keuangan BLUD pada RSUD.
Dari 6 PDAM yang selama ini menjadi mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten
telah dilakukan pendampingan terhadap 3 PDAM atau sebesar 50,00%, yaitu:
- PDAM Kabupaten Pandeglang;
- PDAM Kota Tangerang;
- PDAM Kota Cilegon.
Hasil pendampingan tersebut di atas, diantaranya berupa opini WTP atas laporan
keuangan dari PDAM.
Realisasi IKU sebesar 50,00% masih lebih rendah dibandingkan dengan targetnya
yang sebesar 80,00%. Dengan demikian capaian IKU terhadap sasaran strategis
adalah sebesar 62,50% atau lebih rendah 27,50% dari target.
Tidak tercapainya IKU yang ditargetkan disebabkan rendahnya permintaan dari PDAM
karena telah mampu menyusun laporan keuangan sesuai standar yang tergambar dari
perolehan opini dari Kantor Akuntan Publik dimana seluruh PDAM kecuali PDAM Kota
Tangerang telah memperoleh Opini WTP.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini jauh menurun, hal ini karena
disamping adanya perbedaan target dimana tahun lalu targetnya lebih kecil sementara
realisasinya lebih besar, juga karena alasan seperti diuraikan diatas, sehingga fokus
pendampingan diarahkan kepada BUMD lainnya atau BLUD. Demikian juga jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 100,00%, realisasi IKU tahun ini jauh lebih kecil. Namun demikian realisasi
rata-rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang
sebesar 83,33% telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar
80,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp47.952.000,00
atau 254,96% dari anggaran sebesar Rp18.808.000,00 dengan menggunakan SDM
sebanyak 450 HP atau 120,00% dari rencana sebanyak 375 HP.
Realisasi penggunaan sumberdaya melebihi rencana dan anggarannya walaupun
pendampingan penyelenggaraan akuntansi kepada PDAM menurun. Hal ini
disebabkan adanya perubahan orientasi sasaran pembinaan penyelenggaraan
49 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
akuntansi dari PDAM kepada BUMD lainnya atau BLUD sehingga secara output
(laporan) yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan secara intensif melebihi target,
yaitu dari 5 laporan yang ditargetkan terealisir 9 laporan atau mencapai persentase
maksimal sebesar 120,00% disamping output lainnya yang mendukung.
Sasaran Strategis 2
“Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75,00%”
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75,00%”
memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu
yaitu “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti”, dengan capaian sebesar 120,00%. Secara lengkap, dua IKU tersebut
disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Capaian Sasaran Strategis 2
No Indikator Kinerja Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yg ditindak lanjuti
Persen 75.00% 91.62% 120.00% 115.97% 91,89% 91,80%
2 Persentase hasil pengawas an BUN yg disampai kan ke Pusat
Persen 86.25% 100.00% 115.94% 100.00% 100.00% 100.00%
Jumlah Rata-Rata 117.97% 107.99% 108.99% 111.99
%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2014
sebesar 117,97%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, Perwakilan
BPKP Provinsi Banten menetapkan “Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam
50 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis. “Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara”. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk
mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari
PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan. Capaian IKU ini
diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah
rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD.
Selama tahun 2014 kegiatan optimalisasi penerimaan negara/daerah dilakukan
dalam bentuk kegiatan Evaluasi Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
Kejaksaan Tinggi Banten. Hasil evaluasi ini berupa penyampaian satu saran namun
tidak signifikan untuk diinput kedalam SIM-HP yang s.d. 31 Desember 2014 belum
dilakukan tindak lanjut karena evaluasi sendiri baru dilakukan pada Bulan November
2014.
Hasil yang ingin dicapai dari Pemeriksaan Pengelolaan PNBP adalah identifikasi
potensi PNBP, identifikasi kelemahan sistem dan prosedur pengelolaan PNBP,
kewajaran penerimaan dan penyetoran PNBP ditinjau dari ketertiban, ketepatan
jumlah dan ketepatan waktu dan kepatuhan instansi terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Walaupun dalam tahun 2013 tidak ada mutasi temuan atas pengelolaan PNBP,
namun secara akumulasi sampai dengan akhir Desember 2014 jumlah temuan hasil
audit PNBP adalah sebanyak 102 kejadian dengan nilai Rp1.109.680.950,22, dan
dari jumlah tersebut telah ditindak lanjuti sebanyak 96 kejadian dengan nilai
Rp998.189.592,22 atau 91,62%. Dengan demikian realisasi IKU ini tahun 2014
adalah sebesar 91,62%, jika dibandingkan dengan targetnya 75,00%, maka capaian
kinerja IKU memperoleh persentase maksimal sebesar 120,00%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 91,89%, realisasi IKU tahun ini relatif sama. Realisasi rata-rata akumulatif
selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 91,80% telah
melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 75,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini hanya menggunakan dana sebesar
Rp10.745.000,00 atau 24,10% dari anggarannya yang sebesar Rp44.580.000,00,
dan dengan menggunakan SDM sebanyak 28 HP atau 73,68 % dari rencana
51 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
sebanyak 38 HP. Realisasi penggunaan sumber daya lebih rendah dari rencana
anggarannya disebabkan adanya penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada
Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan
BPKP Provinsi Banten membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN
yang disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan
yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Jumlah laporan (output) hasil pengawasan BUN yang telah selesai dan telah
disampaikan ke BPKP Pusat adalah sebanyak 47 laporan atau 100,00% dari target.
Sedangkan jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 86,25%, maka capaian
IKU tahun 2014 sebesar 115,94%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 100,00%, realisasi IKU tahun ini relatif sama. Realisasi rata-rata akumulatif
selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 100,00% telah
melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 86,25%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp74,249,000.00 atau
122,67% dari anggaran sebesar Rp60.528.000,00, dan menggunakan SDM
sebanyak 1.518 HP atau 76,67% dari rencana sebanyak 1.980 HP.
Realisasi penggunaan sumber dana lebih besar dari rencana anggarannya
disebabkan adanya revisi jumlah anggaran (berkurang), sementara target kegiatan
tidak mengalami perubahan.
Tujuan Strategis 23 “Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik”
Tujuan meningkatkan tata pemerintahan yang baik akan diwujudkan melalui
pencapaian satu sasaran strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimum
pada 60% IPD dan Terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”, uraian masing-
masing pencapaian IKU sasaran strategis dan analisinya dapat digambarkan
sebagai berikut:
52 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Sasaran Strategis 3
“Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimum pada 60% IPD
dan Terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD”
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib
dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, pemerintah dan pemerintah
daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi untuk meningkatkan
pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh
stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan
atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan
berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong
pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian
Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%
Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung
dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/ BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI-nya
mendapat skor baik.
53 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU dan capaian sasaran strategis 3 tahun 2014
disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 3
No Indikator Kinerja Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 60.00% 65.00% 108.33% 120.00% 60.00% 61,67%
2 Persentase BUMN/ D/BLUD yang dilaku kan sosialisasi /asistensi GCG/KPI
Persen 75.00% 120.00% 120.00% 120.00% 71.43% 87,62%
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Persen 70.00% 100.00% 120.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Jumlah rata-rata 116.11% 106.67% 92.45% 99.41%
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1
terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah mencapai/melebihi
target. Secara keseluruhan rata-rata capaian sasaran 116,11%. Uraian masing-masing
capaian IKU sasaran strategis ini adalah:
1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap
Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM
dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka
menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya
Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang
ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat(1) butir
a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui
audit kinerja. Oleh sebab itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan
Perwakilan BPKP Provinsi Banten mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3
dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal”. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah IPD yang
54 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit
kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah melakukan audit kinerja
Bidang Kesehatan dan Bidang Pendidikan pada 4 IPD (SKPD) yang melaksanakan
pelayanan publik yaitu SKPD pada Pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten
Serang. Dari hasil audit diketahui bahwa ke 4 IPD yang diaudit kinerja belum
sepenuhnya mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaannya.
Dengan demikian realisasi IKU tahun 2014 sebesar 65,00% dari target 60,00%
sehingga capaian kinerja IKU tahun 2014 adalah sebesar 108,33%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih rendah, hal ini
disebabkan target tahun lalu lebih rendah dari tahun 2014 yaitu sebesar 47%, dan
jika dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 60,00%, realisasi IKU tahun ini relatif lebih tinggi. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
61,67% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp46.119.000,00
atau 56,94% dari anggaran sebesar Rp80.990.000,00, dengan menggunakan SDM
sebanyak 217 HP atau 175,00% dari rencana sebanyak 124 HP. Realisasi
penggunaan sumberdana lebih rendah dari rencana anggarannya disebabkan
adanya penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa
manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan
harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.
Untuk mengukur manfaat pemberian pelayanan jasa manajemen tersebut diatas,
ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan
dengan target PKPT.
Dalam tahun 2014, BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat sosialisasi/
asistensi/evaluasi GCG/KPI dan jasa lain yang sejenis seperti evaluasi BMN bersih ,
sosialisasi manajemen risiko meliputi lima belas BUMN/BUMD/BLUD yang berada di
wilayah provinsi Banten. Dibandingkan target PKPT yang sebanyak 11 BUMD maka
55 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
realisasi IKU adalah sebesar 120% (maksimal). Dengan target renstra 75% maka
capaian kinerja IKU mencapai persentase maksimal sebesar 120%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 71,43%, realisasi IKU tahun ini juga relatif jauh lebih tinggi. Hal ini
disebabkan adanya permintaan untuk melakukan evaluasi BMN bersih pada
beberapa BUMN yang berada pada wilayah provinsi Banten. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
87,62% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 75,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp28.017.000,00
atau 54,70% dari anggaran sebesar Rp51.220.000,00 dan menggunakan SDM
sebanyak 1.018 HP atau 147,97% dari rencana sebanyak 688 OH.
Realisasi penggunaan sumberdana lebih rendah dari rencana anggarannya
disebabkan adanya penghematan dalam pelaksanaan kegiatan dan adanya
pembiayaan dari dana mitra melalui kantor pusat.
3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan untuk
mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh BPKP dalam
meningkatkan tata kelola BUMD. Capian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMD/BLUD yang diaudit/dievaluasi kinerja dibandingkan target PKPT.
Dalam tahun 2014, BUMD/BLUD yang diaudit kinerja sebanyak tujuh BUMD/BLUD
yakni terdiri dari enam PDAM dan satu BLUD sedangkan yang menjadi target PKPT
adalah tujuh BUMD/BLUD, dengan demikian realisasi IKU tahun 2014 sebesar
100,00%, Kondisi ini menghasilkan capaian kinerja IKU dengan persentase maksimal
sebesar 120,00% dari target 70,00%. Namun demikian jika mengacu pada hasil
penilaian kinerja baru tiga PDAM yang telah memperoleh skor baik yaitu PDAM
Kabupaten Pandeglang, PDAM Kabupaten Tangerang, dan PDAM Kota Cilegon.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih tinggi, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 100,00%, realisasi IKU tahun ini juga relatif lebih tinggi. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
100,00% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 70,00%.
56 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp194.016.000,00
atau 141,76% dari anggaran sebesar Rp136.866.000,00, dan menggunakan SDM
sebanyak 1.109HP atau 130,47% dari rencana sebanyak 850 HP.
Tujuan Strategis 3 “ Menciptakan Iklim yang Mencegah Kecurangan
dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara”
Tujuan menciptakan Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara akan diwujudkan melalui
pencapaian satu sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
K/L/Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%”, uraian masing-masing pencapaian IKU sasaran strategis dan
analisinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 4:
“Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%”
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka
panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari
Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata
Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan
dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi pencegahan dan
pemberantasan korupsi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor;
5. Pendidikan dan budaya antikorupsi; dan
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
57 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Dalam kaitannya dengan pencegahan dan pemberantasan korupsi Perwakilan BPKP
Provinsi Banten turut mengambil peran dengan mendorong penerapan sistem
pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Sedangkan dalam penegakan
hukum atas tindak pidana korupsi telah berperan dalam melakukan audit investigasi,
bantuan perhitungan kerugian keuangan negara, serta sebagai pemberian
keterangan ahli (PKA) pada kasus tindak pidana korupsi di wilayah provinsi Banten.
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/ Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%” diindikasikan oleh
satu IKU dominan yang terkait langsung yaitu “Jumlah Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi
IKU sasaran strategis 4 tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja
Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian
Tahun Lalu (2013)
Capaian Rata-rata (2012 sd
2013)
Capaian Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
1 Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok
Masyarakat
6 2 33.33% 60.00% 40.00% 37.78%
2 Jumlah IPP/IPD/ BUMN/BUMD/BLU/ BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 14 26 120.00% 33.33% 66.67% 84.44%
3 Jumlah IPP/IPD/ BUMN /BUMD/BLU/ BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 5 4 80.00% 120.00% 120.00% 106.67%
4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 84.00% 100.00% 119.05% 120.00% 120.00% 119.68%
5 Persentase pelaksana an audit investigasi/ PKKN/ PKA
Persen 85.00% 96.43% 113.45% 106.55% 106.98% 109.14%
6 Persentase TL hasil audit investigasi non- TPK oleh instansi berwenang
Persen 50.00 95.55 120.00% 120.00% 120.00% 120.00%
58 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
7 Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
Persen 100.00 0.00 0.00% 100.00% 100.00% 66.67%
Jumlah rata-rata
83.69% 94.27% 96.24% 92.05%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014
baru mencapai 33,00%. Sedangkan secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya,
rata-rata capaian sasaran mencapai 83,69%. Uraian masing-masing capaian IKU
sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan
good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Banten menetapkan suatu IKU
dominan berupa jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi.
Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Banten dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti
Korupsi (SOSPAK) tahun 2014 utamanya pada kelompok Mahasiswa dan Siswa
Sekolah Menengah Atas di wilayah Provinsi Banten, dengan memberikan
pemahaman dan edukasi, diharapkan korupsi bisa dicegah melalui kesadaran
kelompok masyarakat tersebut.
Dengan dilaksanakannya kegiatan SOSPAK kepada dua kelompok di atas maka
capaian IKU “Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program
Anti Korupsi” baru mencapai 33,33% dari target renstra yang sebanyak enam
kelompok masyarakat. Hal ini disebabkan target yang ditetapkan dalam RKT dan
RKA-KL tahun 2014 sebagai bahan penyusunan Tapkin 2014 belum sepenuhnya
mengacu pada target Renstra. Target RKT dan RKA-KL sesuai KF 1 yang diterima
dari Kantor Pusat sebanyak enam PP yang menyangkut SOSPAK hanya satu PP,
sedangkan sisanya merupakan koordinasi pengawasan dan forum keinvestigasian.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih rendah, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 4 kelompok sasaran, realisasi IKU tahun ini juga relatif lebih rendah. Hal ini
disebabkan belum bersinerginya penetapan target seperti yang diuraikan diatas.
Namun demikian realisasi rata-rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012
s.d. tahun 2014) yang sebesar 6 kelompok masyarakat sasaran telah sesuai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 6 kelompok masyarakat sasaran.
59 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp197.499.000,00
atau 706,36% dari anggaran sebesar Rp27,960,000.00 dan dengan SDM sebanyak
362 HP atau 291,94% dari rencana sebanyak 124 HP. Jumlah realisasi sumber
daya jauh lebih besar dari anggarannya karena banyaknya kegiatan keinvestigasian
yang harus dilaksanakan sesuai kebutuhan seperti ekspose/gelar kasus, dan
Koordinasi pengawasan penanganan kasus-kasus berindikasi TPK .
2. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan
kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
korporasi dapat memenuhi prinsip prinsip Good Governance. FCP merupakan suatu
pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan
memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara. FCP terdiri atas atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud,
Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku
dan Disiplin.
Indikator kinerja utama “Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud
yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini merupakan suatu
upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Banten dalam
penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil
pengawasan.
Dalam renstra untuk tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Banten menargetkan
sebanyak 14 instansi yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP,
sedangkan realisasinya sebanyak tiga kegiatan untuk 26 instansi berupa sosialisasi
dan diagnostic assesment FCP pada BKPMPT Provinsi Banten serta sosialisasi FCP
di Pendopo Gubernur Banten yang dihadiri oleh kurang lebih 25 perwakilan Instansi
Pemerintah Daerah. Dengan demikian capaian IKU tersebut memperoleh persentase
maksimal sebesar 120% dari target. Tingginya pencapaian IKU disebabkan adanya
terobosan dalam metode sosialisasi dengan mengundang dan mengumpulkan
perwakilan setiap instansi pemerintah daerah pada tempat yang strategis.
Diharapkan masing-masing perwakilan instansi yang menghadiri sosialisasi dapat
60 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
mentransfer dan mempraktekkan pengetahuan yang diperoleh pada dilingkungan
kerjanya.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif jauh lebih tinggi, dan
jika dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebanyakr 4 instansi, realisasi IKU tahun ini juga relatif jauh lebih tinggi. Hal ini
disebabkan tingginya realisasi tahun ini seperti telah diuraikan diatas. Realisasi rata-
rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebanyak
30 instansi telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 14
instansi sasaran.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp94.160.000,00 atau
sebesar 235,31% dari anggaran sebesar Rp40.016.000,00 dan dengan
menggunakan SDM sebanyak 126 HP atau 100,80% dari rencana sebanyak 125
HP. Tingginya realisasi dana disebabkan perubahan metode sosialisasi yang
dilakukan secara masal dengan konsekuensi adanya pertambahan biaya
penyelenggaraan.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan internal akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK.
Dalam tahun 2014 tidak ada kegiatan yang dapat mendukung pencapaian IKU ini
yang disebabkan tidak adanya permintaan dari stakeholders dan konsentrasi
pemanfaatan SDM diarahkan untuk memenuhi layanan permintaan dari pihak
instansi penegak hukum seperti Kejaksaan dan Kepolisian dalam kegiatan audit
investigasi, bantuan perhitungan kerugian keuangan negara maupun pemberian
keterangan ahli.
Namun demikian sesuai dengan pedoman dari Biro Perencanaan BPKP, capaian
IKU sampai dengan akhir periode renstra dapat dihitung dari jumlah akumulasi
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi
TPK sebanyak 4 instansi dibagi dengan target restra sebanyak 5 instansi, atau
sebesar 80%.
61 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan
audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat
keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran
strategis. Oleh sebab itu, indikator “Persentase terselesaikannya kasus HKP,
penyesuaian harga, dan klaim” ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus
dicapai.
Pengukuran Capaian IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang memenuhi (syarat diterbitkan surat tugas). Pada tahun
2014, hanya ada satu permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga, yang
memenuhi syarat diterbitkan surat tugas, dan telah diselesaikan dalam wujud
penerbitan laporan yaitu audit penyesuaian harga atas Pekerjaan Sipil Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Ciliman LMS-05 periode Desember 2010 sampai
dengan Februari 2013 dengan simpulan hasil audit berupa penyesuaian harga
sebesar Rp1.903.052.582,82.
Jika dikaitkan dengan target Tapkin tahun 2014, realisasi penugasan tersebut baru
mencapai 40% dari target yang sebanyak lima PP. Namun jika mengacu pada
rumusan perhitungan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit
dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang memenuhi
(syarat diterbitkan surat tugas), maka realisasi IKU adalah 100%. Dengan target IKU
sebesar 84,00%, maka capaian IKU pada tahun 2014 adalah sebesar 119,05%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif sama, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebanyakr 100,00%, realisasi IKU tahun ini juga relatif sama. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 100%
telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp23.124.000,00 atau
sebesar 23,67% dari anggaran sebesar Rp97.680.000,00 dan menggunakan SDM
sebanyak 94 HP atau 15,67% dari rencana sebanyak 600 HP.
62 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Realisasi penggunaan sumberdaya lebih rendah dari rencana anggarannya
disebabkan tidak terealisasinya beberapa kegiatan yang ditargetkan karena
terbatasnya permintaan dari stakeholders.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain
dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang
dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten antara lain berupa pelaksanaan
audit investigasi, bantuan perhitungan kerugian keuangan negara maupun
pemberian keterangan ahli. Dengan demikian, indikator “Persentase pelaksanaan
Audit Investigasi/Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/ Pemberian Keterangan
Ahli” merupakan salah satu IKU yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Banten
dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran capaian IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari
instansi penegak hukum.
Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah
melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan sebagai berikut.
Instansi Permintaan Tdk dipenuhi Dipenuhi
AI PKKN PKA Jmlh AI PKKN PKA Jmlh AI PKKN PKA Jmlh
Kejaksaan - 12 31 43 - 1 - 1 - 11 31 42
Kepolisian 2 5 6 13 1 - - 1 1 5 6 12
2 17 37 56 1 1 - 2 1 16 37 54
Hasil Audit Investigasi Berindikasi TPK, PKKN dan PKA Di Wilayah Provinsi
BantenTahun 2014 dapat digambarkan pada tabel dibawah ini,
No. Instansi Penyidik
Audit Investigasi PKKN PKA
Kasus Nilai Kerugian Negara
(Rp.Juta) Kasus
Nilai Kerugian Negara (Rp.Juta) Kasus
1 Kejaksaan 3* 2.107.100.000,00 12 22.946.280.000,00 31
2 Kepolisian 0 0,00 4 7.269.928.337,00 6
Jumlah 3 2.107.100.000,00 16 30.216.208.337,00 37
*dua kasus merupakan carry over tahun 2013
63 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Uraian lebih lebih lanjut atas penugasan sebagaimana tabel di atas, adalah:
1) Penugasan Audit Investigatif dilaksanakan dalam rangka membantu Kejaksaan
Negeri di wilayah Provinsi Banten untuk mengungkapkan tiga kasus berindikasi
TPK senilai Rp2.107.100.000,00.
2) Penugasan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) untuk 16 kasus
meliputi dua belas penugasan dengan Instansi Penyidik Kejaksaan dengan nilai
kerugian negara sebesar Rp22.946.280.000,00 dan empat penugasan dengan
Instansi Penyidik Kepolisian dengan nilai kerugian negara sebesar
Rp7.269.928.337,00.
3) Penugasan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) atas kasus berindikasi tindak
pidana korupsi selama tahun 2014 sebanyak empat puluh kasus.
Dengan demikian dari 56 permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi
penegak hukum yang dapat diterbitkan laporannya sebayak 54 laporan, sehingga
realisasi IKU tahun 2014 sebesar 96,43%. Dengan target sebesar 85,00% capaian
kinerja IKU memperoleh persentase maksimal sebesar 113,45%. Capaian IKU ini
lebih tinggi 13,45% dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan
dari penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan ditindaklanjuti.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini lebih besar, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebanyak 90,94%, realisasi IKU tahun ini juga relatif lebih besar. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
92,77% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp549.517.000,00 atau 85,55% dari anggaran sebesar Rp642.310.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 1.643 HP atau 71,31% dari rencana sebanyak 2.304
HP.
Realisasi penggunaan sumberdana lebih rendah dari rencana anggarannya
disebabkan adanya penghematan-penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
6. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non-TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya
64 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi
berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi non-tindak
pidana korupsi (non-TPK) pada suatu instansi pemerintah/ BUMN/BUMD yang
disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi
yang disarankan. Capaian IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas
temuan investigasi non-TPK dibagi dengan jumlah temuan non-TPK sampai dengan
tahun berjalan. Walaupun selama tahun 2014 tidak ada kegiatan audit investigasi
atas permintaan Instansi lainnya, namun secara akumulatif dari data SIM-HP jumlah
temuan audit investigasi non-TPK sampai dengan akhir Desember 2014 yaitu
sebanyak 21 kejadian dengan nilai Rp11.159.096.543,00 dan yang telah
ditindaklanjuti sebanyak 19 kejadian dengan nilai Rp11.040.664.543,00 atau secara
proporsional tertimbang realisasi IKU sebesar 95,55%. Dibandingkan dengan target
IKU sebesar 50,00%, maka capaian IKU pada tahun 2014 mencapai persentase
maksimal sebesar 120,00%. Capaian IKU ini jauh lebih besar dari target karena
adanya upaya yang intensif atas penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil audit
investigatif non-TPK.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif sama, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 91.26%, realisasi IKU tahun ini juga relatif lebih besar. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
92,69% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50%.
Kegiatan untuk IKU ini tidak menggunakan dana karena merupakan hasil dari
pelaksanaan tugas rutin evaluasi dan monitoring atas tindak lanjut temuan hasil
pemeriksaan oleh bidang teknis yang dananya melekat pada pelaksanaan tugas
pokok.
Dalam kaitannya dengan pencapaian realisasi output yang relevan dengan IKU ini
yaitu “Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya” yang
ditargetkan dalam Tapkin tahun 2014 sebanyak empat laporan tidak dapat
direalisasikan disebabkan tidak adanya permohonan dari stakeholders.
7. Persentase Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti
Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP dalam
melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat
65 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah dilakukan
penelaahan untuk ditindaklanjuti.
IKU dalam mencapai sasaran strategis dihitung berdasarkan persentase jumlah
penugasan investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan
dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan BPKP.
Selama tahun 2014 tidak terdapat pengaduan dari masyarakat yang diterima oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Banten, sehingga kegiatan telaahan pengaduan
masyarakat yang telah ditargetkan sebanyak 2 PP tidak dapat direalisasi.
Dengan demikian tidak ada realisasi dan capaian IKU tahun 2014 yang berkontribusi
terhadap pencapaian tujuan strategis.
Tujuan Strategis 4.
“Mewujudkan Efektivitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”
Tujuan mewujudkan efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah akan diwujudkan melalui pencapaian satu sasaran strategis
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”, uraian masing-masing
pencapaian IKU sasaran strategis dan analisinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sasaran Strategis 5: “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda”
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. Perwakilan BPKP Provinsi
Banten bertanggung jawab melakukan pembinaan kepada unit kerja
kementerian/lembaga/pemerintah daerah di wilayah Provinsi Banten sesuai pasal 59
PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada prinsipnya,
pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP
dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait
66 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak
K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,
diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan
semakin berkualitas birokrasinya.
Realisasi dan pencapaian IKU untuk sasaran strategis 5 “Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda” dapat digambarkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis 5
No Indikator Kinerja Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014)
Target*
Realisasi
Capaian
1 Persentase Pemda yg menyelenggara kan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60.00% 44.44%
74.07% 80.80% 44.44% 44.44%
2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/ IPD
6 9 120.00% 120.00% 9 9
97.04% 100.40% 106.64% 103.44%
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel
3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah tercapai 74,07%.
Secara keseluruhan, dengan satu IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran tahun 2014
sebesar 97,04%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang opini laporan
keuangannya Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan jumlah seluruh
Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem
pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun
2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK-RI mencakup pengujian
atas keandalan sistem pengendalian intern oleh Pemda. Berdasarkan hasil audit
BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap sembilan LKPD tahun 2013 di
wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten, empat LKPD diantaranya telah
memperoleh opini WTP. Dengan demikian realisasi IKU tahun 2014 adalah 44,44%,
bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 60,00%, maka capaian IKU adalah
sebesar 74,07%.
67 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2009 sampai dengan 2012 dapat
dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Perkembangan Opini BPK RI atas LKPD
Tahun Buku 2009 s.d 2012 Di Wilayah Provinsi Banten
No
Pemerintah Daerah
Opini BPK RI atas LKPD
2010 2011 2012 2012
1 Provinsi Banten WDP WDP WDP TMP
2 Kota Serang WDP WDP WDP WDP
3 Kabupaten Lebak WDP WDP WDP WDP
4 Kabupaten Pandeglang TMP WDP WDP WDP
5 Kabupaten Serang WDP WTP WTP WTP
6 Kabupaten Tangerang WTP WTP WTP WTP
7 Kota Cilegon TMP WDP WDP WTP
8 Kota Tangerang WTP WTP WTP WTP
9 Kota Tangerang Selatan WTP WTP WTP WDP
Penyebab LKPD Tahun 2013 tidak memperoleh opini WTP dari BPK antara lain
adalah:
a) Kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, antara lain :
- Praktik-praktik pengadaan barang dan jasa yang menyimpang dari ketentuan.
- Permasalahan administratif yaitu tidak memadainya proses pengawasan dan
pemeriksaan hasil pekerjaan.
- Mekanisme hibah dan bansos belum sesuai dengan Permendagri Nomor 32
tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
- Pengelolaan keuangan belum dilakukan secara memadai.
b) Ketidakwajaran penyajian laporan keuangan,
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif lebih rendah karena
target tahun lalu lebih kecil dibandingkan tahun ini, dan jika dihubungkan dengan
realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang sebesar 44,44%, realisasi
IKU tahun ini juga relatif sama besar. Realisasi rata-rata akumulatif selama 3 tahun
terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 44,44% belum mencapai target
68 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60%. Tidak tercapai target IKU pada akhir
periode renstra karena sangat dipengaruhi oleh kemauan pemda dalam
mengimplementasikan SPIP sesuai ketentuan yang berlaku (uncontrolable).
Capaian IKU tersebut di atas tidak menggunakan dana secara langsung karena
merupakan hasil dari kegiatan lainnya seperti Asistensi Penyelenggaraan SPIP dan
asistensi lainnya yang terkait dengan SIMDA.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil
SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat
untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada
tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain
Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–
687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya
BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah”.
Upaya membantu pemerintah daerah dalam mengimplementasikan SPIP sesuai PP
No.60 Tahun 2008 telah dilakukan selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. Upaya tersebut dilakukan terhadap sembilan
pemerintah daerah di wilayah Provinsi Banten dalam bentuk Sosialisasi, Diklat,
Diagnostic Assessment, Bimbingan Teknis, dan Asistensi Penyusunan Juklak SPIP.
Hasil dari upaya tersebut diantaranya adalah telah diterbitkannya sembilan Peraturan
Kepala Daerah (Perkada) yang menyangkut SPIP, yaitu:
No Nama Pemerintah Daerah Peraturan Kepala Derah
Nomor Tanggal
1 Pemerintah Provinsi Banten 26 tahun 2010 27/12/2010
2 Kabupaten Serang 45 tahun 2010 12/08/2010
3 Kota Serang 22 tahun 2011 18/10/2011
4 Kota Tangerang Selatan 69 tahun 2011 11/07/2011
5 Kabupaten Pandeglang 19 tahun 2010 28/07/2010
69 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
No Nama Pemerintah Daerah Peraturan Kepala Derah
Nomor Tanggal
6 Kota Cilegon 4 tahun 2012 17/02/2012
7 Kabupaten Tangerang 12 tahun 2010 21/12/2010
8 Kota Tangerang 41 tahun 2010 31/12/2010
9 Kab. Lebak 34 tahun 2011 30/12/2011
Realisasi IKU tahun 2014 adalah sembilan pemda atau mencapai persentase
maksimal sebesar 120% dari target enam Pemda di tahun 2014. Kondisi ini
menunjukan keberhasilan Perwakilan BPKP Provinsi Banten dalam melakukan
pembinaan SPIP disamping tingginya minat dari Pemda.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian tahun ini relatif sama besar, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang
sebesar 9 pemda, realisasi IKU tahun ini juga relatif sama besar. Realisasi rata-rata
akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 9
pemda telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 6 pemda.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp349.043.000,00 atau 82,65% dari anggaran sebesar Rp422.322.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 1.265 HP atau 128,56% dari rencana sebanyak 984
HP. Realisasi penggunaan sumberdana lebih rendah dari rencana anggarannya
disebabkan adanya penghematan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tujuan Strategis 5. “Meningkatkan Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten”
Tujuan Meningkatkan Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten akan diwujudkan melalui pencapaian dua sasaran strategis “Meningkatnya
kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda” dan “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%”. Uraian masing-masing pencapaian
sasaran strategis dan analisinya dapat digambarkan sebagai berikut
Sasaran Strategis 6: “Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/ Pemda”
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi
70 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)
mengimplementasikan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) sebagai konsekuensi adanya
fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan
ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan
profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan
menggerakkan jalannya organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki
penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian
spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.
SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan
ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan non-gelar
dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang
merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait
dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki
pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan
yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat
pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor
yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
non-BPKP. Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis 6 tahun 2013
dibandingkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis 6
No
Indikator Kinerja Utama
Satuan Tahun 2014 Capaian
Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 80.00 88.89 111.11% 74.08% 44.45% 59,26%
2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Instansi APIP
7 9 120.00% 100.00% 5 6
71 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
No
Indikator Kinerja Utama
Satuan Tahun 2014 Capaian
Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
Jumlah rata-rata 115.56% 87.04% 72.09% 86.58%
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1
terlihat bahwa pencapaian IKU dominan sebesar 111,11%. Uraian capaian IKU sasaran
strategis ini, sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
IKU “Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA” bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Banten selaku
instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di
lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah
provinsi/kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Penentuan tingkat capaian IKU ini adalah
“jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai dengan tahun berjalan di
bandingkan jumlah seluruh Pemda melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor
dan tata kelola APIP”, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan
JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi JFA. Realisasi kegiatan diatas sampai
dengan tahun 2014 berupa bimbingan teknis penerapan JFA APIP daerah, dan
peningkatan kualitas aparatur pengawasan internal Inspektorat pada delapan Inspektorat
kabupaten/kota, yaitu Inspektorat Provinsi Banten, Inspektorat Kota Cilegon, Inspektorat
Kabupaten Tangerang, Inspektorat Kota Tangerang, Inspektorat Kota Serang, Inspektorat
Kabupaten Serang, Inspektorat Kabupaten Pandeglang, dan Inspektorat Kota Tangerang
Selatan, sehingga realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 88,89%, dengan target renstra
sebesar 80% maka capaian kinerja IKU pada tahun 2014 sebesar 111,11%. Capaian IKU
ini menggambarkan bahwa target pada akhir tahun renstra yang sebesar 80% telah
terlampaui.
Kegiatan untuk mencapai IKU tersebut di atas menggunakan dana sebesar sebesar
Rp79.505.000,00 atau 330,72% dari anggaran sebesar Rp24.040.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 65 HP atau 135,42% dari rencana sebanyak 48 HP.
Jumlah realisasi sumberdaya lebih besar dari anggarannya karena banyaknya kegiatan
tambahan yang harus dilaksanakan untuk mendukung capaian IKU seperti narasumber
Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Inspektorat,
Coaching clinic pelaksanaan stock opname dan cash opname bagi APIP Inspektorat, dan
72 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Narasumber kegiatan penyusunan rancangan peraturan Gubernur yang berkaitan dengan
APIP/JFA pada Inspektorat.
2. Jumlah Instansi APIP yang telah Disosialisasi dan atau Di-assessment Tata Kelola APIP
IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola
APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 6. IKU ini diukur dari
jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan tata
kelola APIP yang baik adalah berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata
kelola APIP yang mengacu kepada Internal Audit Capability Model (IACM). Untuk
mencapai IKU yang ditargetkan, Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah merealisasikan
kegiatan sosialisasi/bimtek penerapan tata kelola APIP daerah kepada seluruh Inspektorat
pemda di wilayah Provinsi Banten.
Dengan demikian realisasi IKU tahun 2013 adalah sembilan Instansi APIP atau mencapai
persentase maksimal 120,00% dari target tujuh Instansi APIP. Realisasi IKU tahun 2014
telah melampaui target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 7 instansi APIP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp76.580.000,00 atau 55,98% dari anggaran sebesar Rp136.809.000,00. dan
menggunakan SDM sebanyak 340 HP atau 170,85% dari rencana sebanyak 199 HP.
Sasaran Strategis 7: “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaaan Keuangan Sebesar 100%”
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai
dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan
kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan pengawasan juga terkait langsung dengan
pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan
gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan
pentingnya arti perencanaan pengawasan yang baik sehingga anggaran yang digunakan
benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait
langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan
keuangan yaitu “Persentase jumlah rencana penugasan” dan “Persentase kesesuaian
73 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi
IKU sasaran strategis 7 tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.9
Tabel 3.9
Capaian Sasaran Strategis 7
No
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Tahun 2014 Capaian Tahun Lalu
(2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2013)
Realisasi Rata-rata (2012 sd
2014) Target* Realisasi Capaian
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 90.00% 95.77 106.42% 111.24%
104,08% 101.31%
2 Persentase kese- suaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100.00% 100.00 100.00% 100.00%
100.00% 100.00%
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
skala likert 1-10
8 8.10 101.25% 103.21% 7,1 7,4
4 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
skala likert 1-10
9 8.96 99.56%
100.44%
8,2 8,5
5 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
50 42.00
84.00% 102.22%
40 41
6 Persentase pemanfaatan aset
Persen 100,00% 86.90 86.90% 86.84%
92.77% 90.81%
7 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana prasarana
skala likert 1-10
8.30 7.90 95.18% 97.04%
7,1 7,3
8 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 80.00% 94.18 117.73% 120.00%
100.00% 98,06%
Jumlah Rata-rata 98.88% 106.67% 103.33% 105.49%
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1,
terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah mencapai 100%
atau lebih. Secara keseluruhan rata-rata capaian sasaran tahun 2014 adalah sebesar
98,88%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini, sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
Capaian IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan (PP) dalam PKPT
dibandingkan dengan target PP dalam PKPT.
Realisasi penugasan PKPT pada tahun 2014 adalah sebanyak 340 PP atau sebesar
95,77% dari target PKPT yang sebanyak 355 PP. Dengan target IKU tahun 2014 sebesar
74 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
90%, capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 106,42%. Gambaran kinerja sedemikian itu
menunjukan adanya profesionalme dari auditor dalam pelaksanaan tugas.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian IKU tahun ini relatif lebih rendah, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang sebesar
104,08%, realisasi IKU tahun ini juga relatif lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya PP
yang tidak direalisasikan karena adanya pembatalan PP oleh kantor Pusat, sementara
target PKPT tidak mengalami revisi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Realisasi rata-
rata akumulatif selama 3 tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar
101,31% telah melebihi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 90,00%.
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut
berupa koordinasi internal berupa penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya:
a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Banten dalam rangka
menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan bidang teknis yang dilaksanakan
secara berkala.
b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Banten mengacu kepada
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan SAKIP
Perwakilan BPKP Provinsi Banten mengacu kepada SAKIP BPKP yang telah dievaluasi
oleh KemenPAN dan RB.
Capaian IKU ini menggunakan dana yang merupakan pengeluaran biaya personil dan
operasional kantor untuk mendukungan terselenggaranya tugas pokok Perwakilan BPKP
Perwakilan Provinsi Banten. Secara keseluruhan jumlah dana yang digunakan tahun 2014
adalah Rp20.572.160.000,00 atau 98,08% dari anggaran yang tersedia sebesar Rp
20.975.903.000,00, dan menggunakan SDM sebanyak 6.658 OH atau sebesar 161,02 %
dari rencana yang ditetapkan sebanyak 4.135 OH.
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat
kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan
keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP”dirancang untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja
terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100,00% dan jika dibandingkan dengan target
kinerja sebesar 100,00%, maka capaian kinerja adalah 100,00%.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian IKU tahun ini relatif sama, dan jika
dihubungkan dengan realisasi akumulatif rata-rata selama 2 tahun terakhir yang sebesar
75 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
100,00%, realisasi IKU tahun ini juga relatif sama. Realisasi rata-rata akumulatif selama 3
tahun terakhir (tahun 2012 s.d. tahun 2014) yang sebesar 100,00% telah sesuai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran
sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah (SAP), didukung dengan penerapan sistem
informasi yang memadai melalui aplikasi SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, dan aplikasi SPM.
3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada terpenuhinya
harapan, dan kebutuhan para penerima layanan. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan
diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10.
Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian
dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada pegawai di
lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Banten.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan
organisasi” pada tahun 2014 adalah 8,00 dari skala Likert 1-10, sedangkan realisasinya
dalam tahun 2014 adalah 8,10 dari skala Likert 1-10. Hal ini menunjukan capaian kinerja
atas pengelolaan kepegawaian pada Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah melebihi
target sebesar 1,25% atau mencapai 101,25%.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 8,05 dari skala Likert 1-10 telah melebihi target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 8,00 dari skala likert 1-10.
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan
kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji
berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b)
Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku
pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.
4. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan
prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna atas pelayanan yang
diberikan dalam menyediakan dana untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan.
Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah penyediaan uang sesuai dengan jumlah
dan waktu yang diajukan dalam SPP dan sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran,
pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan
76 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
perbendaharaan anggaran. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 8,96 dari skala likert 1-10
belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 9 dari skala likert 1-10. Dengan demikian
capaian IKU atas sasaran ini sebesar 99,56%, atau lebih rendah 0,04% dari target, hal ini
menunjukan bahwa kinerja pengelolaan pencairan anggaran masih perlu ditingkatkan untuk
memenuhi harapan pegawai. Realisasi sasaran tahun 2014 tersebut belum mencapai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 9,00 dari skala Likert 1-10.
5. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa
Eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Banten ditentukan oleh citranya di mata publik. Oleh
sebab itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Banten menjadi salah satu
alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja.
Kinerja atas IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang kegiatan
perwakilan BPKP di media massa. Realisasi Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi
kegiatan perwakilan BPKP di media massa” pada tahun 2014 sebanyak 42 publikasi,
belum mencapai target yang sebanyak 50 publikasi. Dengan demikian capaian IKU atas
sasaran ini baru sebesar 84,00% atau lebih rendah 16,00% dari target. Hal ini menunjukkan
kerjasama dengan berbagai media masa baik lokal maupun nasional masih perlu
ditingkatkan agar kegiatan-kegiatan perwakilan BPKP Provinsi Banten dapat secara lebih
intensif dipublikasikan di media massa.
Realisasi IKU tahun 2014 ini baru mencapai 84,00% dari target akhir periode Renstra 2014
sebanyak 50 publikasi.
6. Persentase Pemanfaatan Aset
IKU “Persentase pemanfaatan aset” merupakan indikator lainnya untuk mencapai Sasaran
Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. Indeks Persentase pemanfaatan asset
digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana prasarana
di Perwakilan BPKP Provinsi Banten yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata
usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai.
Dalam tahun 2014, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 86,90% atau belum
mencapai target IKU yang telah ditetapkan sebesar 100%. Hal ini disebabkan masih
adanya aset yang tidak dapat dimanfaatkan karena kondisi rusak, yaitu diantaranya meja
dan kursi kerja, komputer dan AC Split, serta peralatannya lainnya yang masih
memerlukan perbaikan.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan,
meliputi sub-sub kegiatan pengadaan, pemeliharaan, pencatatan dan updating akuntansi
77 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada Perwakilan BPKP Provinsi
Banten.
Realisasi IKU tahun 2013 ini juga baru mencapai sebesar 86,90% dari target akhir periode
Renstra 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp167.618.000,00 atau
96,89% dari anggaran sebesar Rp167.619.000,00.
7. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarana Prasarana
IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana prasarana”
merupakan indikator lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar
8,10 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini diukur dari hasil survei tingkat persepsi
kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarana prasarana yang dapat diberikan oleh
unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarana prasarana.
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2014, realisasi IKU atas
pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarana prasarana sebesar 7,90 dari skala likert
1-10. Capaian IKU ini sebesar 95,18% atau lebih rendah 4,82% dari target karena
kurangnya kecukupan sarana prasarana kerja sesuai standar.
Realisasi IKU tahun 2014 ini baru mencapai 95,18% jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 8,30 dari skala Linkert 1-10.
8. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat BPKP
Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi
early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan
meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung
jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat, dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi Inspektorat yang diterima sampai dengan tahun berjalan.
Sampai dengan tahun 2014, rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP sebanyak 19
kejadian sebesar Rp50.207.550,00, dari jumlah tersebut telah ditindaklanjuti sebanyak 18
kejadian sebesar Rp47.009.550,00 atau secara proporsional tertimbang sebesar 94,18%.
Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2014 sebesar 80,00%, maka capaian IKU
tahun 2014 adalah sebesar 117,73%. Realisasi IKU ini dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014 telah melebihi target yang sebesar 80,00%.
78 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Tujuan Strategis 7 “Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Presiden / Pemerintah”
Tujuan Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi
Presiden/Pemerintah akan diwujudkan melalui pencapaian satu sasaran strategis
“Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”.
Uraian pencapaian sasaran strategis dan analisinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 8: “Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan”
Sejalan dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 yang menegaskan identitas BPKP
sebagai Auditor Presiden. BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi
Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Pemerintah.
Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis “Terselenggaranya 70% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan” memiliki satu IKU yang digunakan untuk mengukur penggunaan/implementasi
sistem informasi yang dikembangkan oleh BPKP dalam menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh Pimpinan di Perwakilan BPKP Provinsi Banten. IKU ini diukur dengan
jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan target jumlah sistem informasi
yang wajib digunakan berdasarkan Renstra (sepuluh aplikasi). Adapun SIM yang sudah
digunakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten sebanyak 13 aplikasi, terdiri atas SIM
HP Online, SIM MonevRKT, SIM PP39, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SIA, SPM, DMS,
Sispedap, lotus notes, website, SKI.
Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2014 dikaitkan dengan target
2014 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Capaian Sasaran Strategis 8
No Indikator Kinerja
Utama Satuan
Tahun 2014 Capaian Tahun
Lalu (2013)
(%)
Capaian Rata-rata (2012 sd
2013) (%)
Capaian Rata-rata
(2012 sd 2014)
(%)
Target* Realisasi Capaian
(%)
1 Jumlah Sistem Aplikasi 10 13 120.00 120.00 120.00 120.00
79 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Informasi yang dimanfaatkan secara Efektif
SIM
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1,
terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis 8 pada tahun 2014 tercapai 120,00%.
Selama tahun 2014, 14 aplikasi yang tersedia telah digunakan/dimanfaatkan untuk
mendukung pengambilan keputusan oleh Pimpinan, dibandingkan target sasaran tahun
2014 sebanyak sepuluh aplikasi, maka capaian IKU ini telah melebihi target atau sebesar
120,00%. Demikian pula jika dibandingkan dengan target periode akhir Renstra sebanyak
10 aplikasi, capaian IKU telah melebihi target atau dengan capaian sebesar 120,00%
C. REALISASI ANGGARAN
Dalam melaksanakan seluruh kegiatan untuk mencapai target kinerja yang diinginkan,
Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah menyusun anggaran yang diperlukan sesuai
dengan target kinerja yang telah disepakati bersama. Target kinerja tersebut tertuang
dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan 2014, dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.
Sesuai dengan DIPA No.SP-DIPA-089.01.2.634057/2014 tanggal 5 Desember 2013, pagu
anggaran kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi Banten TA 2014 adalah sebesar
Rp25.325.494.000,00, jumlah pagu ini kemudian direvisi menjadi Rp24.887.541.000,00.
Realisasi anggaran belanja sampai dengan bulan Desember tahun 2014 sebesar
Rp24.345.051.000,00 (sebelum pengembalian) atau 97,82%.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2014 adalah sebesar Rp148.401.850,00
yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa PNBP Lainnya, dengan rincian
sebagai berikut:
No Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) %
1 Pendapatan penjualan dan sewa 0,00 134.116.279,00 0,00
2 Pendapatan lain-lain 0,00 14.285.571,00 0,00
Jumlah 0,00 148.401.850,00 0,00
Pendapatan penjualan dan sewa merupakan pendapatan dari hasil pengelolaan BMN
berupa sewa tanah, gedung dan bangunan oleh Bank Mandiri dan ATM BRI, sedangkan
80 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
pendapatan lain-lain sebesar Rp14.285.571,00 merupakan penerimaan kembali belanja
pegawai tahun anggaran yang lalu.
Realisasi Anggaran Belanja sampai dengan bulan Desember tahun 2014 pada Perwakilan
BPKP Provinsi Banten sebesar Rp24.345.051.000,00 atau 97,82% dari pagu anggaran yang
tersedia sebesar Rp24.887.541.000,00 terinci sebagai berikut:
No. Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) %
1 Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah 0,00 148.401.850,00 0,00
- Penerimaan Pajak 0,00 0,00 0,00
- Penerimaan Bukan Pajak 0,00 148.401.850,00 0,00
- Penerimaan Hibah 0,00 0,00 0,00
2 Realisasi Belanja Negara
Belanja Rupiah 24.887.541.000,00 24.345.051.000,00 97,82
- Belanja Pegawai 16.229.452.000,00 15.985.132.500,00 98,49
- Belanja Barang 8.490.470.000,00 8.192.301.016,00 96,49
- Belanja Modal 167.619.000,00 167.618.000,00 100,00
Belanja Pinjaman PHLN 0,00 0,00 0,00
Belanja Rupiah Pendamping 0,00 0,00 0,00
Bila dirinci menurut program adalah sebagai berikut:
Kode Program Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) %
01.01.01 Program Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis
20.975.903.000,00 20.572.160.777,00 99,52
0.1.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
167.619.000,00 167.618.000,00 96,89
01.01.06 Program Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
3.744.019.000,00 3.605.272.739,00 80,36
Jumlah 24.887.541.000,00 24.345.051.516,00 96,13
Realisasi dana dari pagu tersedia sebesar Rp24.887.541.000,00 masih berada dibawah
anggarannya yang sebesar Rp24.345.051.516,00 disebabkan adanya penghematan dalam
penugasan pengawasan dan adanya beberapa penugasan yang tidak dapat direalisasi
karena tidak adanya permintaan dari stakeholders seperti yang nampak pada pencapaian
sasaran strategis “meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”.
81 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja ini adalah wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Banten. Pada awal tahun 2014,
Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah menetapkan Rencana Kinerja (Renja)/
Penetapan Kinerja (Tapkin) yang merupakan jabaran dari Rencana Strategis.
Penetapan Kinerja (Tapkin) yang berisi target-target kinerja pada hakikatnya
merupakan ”kontrak kinerja” yang harus dicapai.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir periode renstra 2010-2014 oleh karena itu
pengukuran capaian kinerja bukan hanya terfokus pada tahun 2014, namun juga
terhadap pencapaian target kinerja pada akhir periode renstra. Namun demikian
pengukuran kinerja terhadap target akhir periode renstra tidak dapat dilakukan
secara utuh karena pengukuran indikator kinerja utama (IKU) baru dilakukan
selama tiga tahun terakhir. Pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan dengan
membandingkan realisasi rata-rata IKU selama tiga tahun dengan target IKU pada
akhir periode renstra.
Dari hasil pengukuran kinerja secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Banten
telah memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari
pelaksanaan kegiatan tiga program yang telah diwujudkan selama periode renstra.
Berkaitan dengan kualitas akuntabilitas, khususnya selama tahun 2014, Perwakilan
BPKP Provinsi Banten telah melakukan perbaikan terhadap lima komponen sistem
AKIP yang meliputi:
1. Perencanaan Kinerja
Sesuai dengan Surat Sekretaris Utama Nomor S-1215/SU/01/2014 tanggal 16
Juli 2014 telah melakukan perubahan kedua atas Rencana Strategis Perwakilan
BPKP tahun 2010-2014 yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Banten Nomor Kep-164/PW30/1/2014 tanggal 20 Agustus 2014,
tentang perubahan kedua atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor S-
4091/PW30/1/2011.
82 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
2. Pengukuran Kinerja
Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan
mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIMonev
RKT.
3. Pelaporan Kinerja
Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun
laporan bulanan pelaksanaan RKT dan laporan kinerja triwulanan tepat waktu
sebagai dasar untuk menyusun Laporan Kinerja tahunan, dan melakukan
penyesuaian Laporan Kinerja tahunan berdasarkan Permenpan dan RB Nomor
53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan
tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
4. Evaluasi Kinerja
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun
eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
5. Capaian Kinerja
Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil
evaluasi Inspektorat BPKP tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali di
masa yang akan datang.
Capaian IKU pada sebagian besar sasaran strategis telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” baik untuk tahun 2014 maupun untuk akhir
periode renstra. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 32 IKU yang
terdiri dari 11 IKU dominan dan 21 IKU lainnya, sebanyak 9 IKU dominan dan 14
IKU lainnya telah mencapai target dengan rata capaian keseluruhan sebesar
101,02% untuk tahun 2014 dan 103,74% untuk periode renstra (2010–2014).
Capaian kinerja sasaran strategis tersebut secara ringkas dapat digambarkan
sebagai berikut:
83 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
Tabel 4.1 Capaian IKU Per Sasaran Strategis
Sasaran
Jumlah IKU Jumlah IKU tercapai Capaian Sasaran Rata-rata (%)
Dominan Lainnya Dominan Lainnya 2014 2010 sd
2014
Sasaran 1 2 5 2 4 103,78 106,23
Sasaran 2 1 1 1 1 117,97 111,99
Sasaran 3 2 1 2 1 116,11 110,34
Sasaran 4 1 6 0 4 83,69 92,05
Sasaran 5 1 1 0 1 97,04 103,44
Sasaran 6 1 1 1 1 115,56 86,58
Sasaran 7 2 6 2 2 98,88 99,26
Sasaran 8 1 0 1 0 120,00 120,00
Jumlah Rata-rata 11 21 9 14 101,02 103,74
Walaupun secara keseluruhan capaian kinerja sasaran telah memuaskan, namun 2
IKU dominan dan 7 IKU lainnya tidak mencapai target, diantarannya yang paling
strategis adalah:
1. Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/
DA/asistensi/evaluasi FCP.
3. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008
Sebagai umpan balik dalam penyusunan rencana strategis periode selanjutnya
perlu dilakukan upaya sebagai berikut:
1) Dalam merumuskan indikator kinerja yang akan dicapai harus mengedepankan
prinsip SMART sehingga logis dan mudah diukur.
2) Dalam menetapkan target kinerja tahunan baik target output maupun target
IKU harus senantiasa berpedoman pada target Rencana Strategis jangka
menengah, Untuk itu perlu dilakukan koordinasi dengan kantor pusat dalam
penetapannya terutama terkait dengan KF1.
84 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2014
3) Dari 2 IKU dominan dan 7 IKU lainnya yang tidak mencapai target pada
umumnya merupakan IKU yang ketercapaiannya sangat tergantung pada pihak
stakeholder (uncontrollable), oleh karena itu diperlukan koordinasi dan
pendekatan yang sistematis dengan para stakehoders.
4) Mengidentifikasi permasalahan secara konkrit pada fungsi dukungan
khususnya kepegawaian, keuangan dan sarana prasarana (Umum) untuk
segera dilakukan perbaikan sehingga layanan yang diberikan dapat
memuaskan seluruh pegawai secara proporsional.
Laporan Kinerja Tahun 2014 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan BPKP
Provinsi Banten dalam menerapkan Good Governance untuk menciptakan Clean
Goverment, dan meningkatkan kualitas pelayanan, terutama dalam memberikan
jasa assurance dan consulting. Laporan Kinerja ini juga merupakan wujud
introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan diterapkannya Peraturan
Presiden Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Banten dapat menjadi
indikator mengenai kesiapan Perwakilan untuk mengemban amanah PP Nomor 60
Tahun 2008 tersebut.
Akhirnya dengan disusun Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat menjadi media
evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Oleh sebab itu, hal terpenting dari pelaporan ini adalah
menggali pelajaran untuk pembenahan ke depan.
Lampiran 1/ 1 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9=8/9*100) (10) (11) (12=11/10*100)
Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan 80%
LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan
laporan keuangan
% 95,00 100,00 105,26 170.068.000,00 273.162.000,00 160,62 508 745 146,65
2 Persentase IPD yang laporan
keuangannya memperoleh opini
minimal WDP
% 90,00 87,50 97,22 180.072.000,00 199.544.000,00 110,81 605 1.627 268,93
3 Persentase jumlah laporan
keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan wajar
% 75,00 100,00 120,00 239.840.000,00 125.328.000,00 52,25 918 823 89,65
4 Persentase hasil pengawasan lintas
sektor yang disampaikan ke Pusat
% 86,25 98,61 114,33 578.097.000,00 363.996.000,00 62,96 894 1.884 210,74
5 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat
% 68,00 100,00 120,00 426.425.000,00 327.844.000,00 76,88 877 1.909 217,67
6 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholders
% 93,33 100,00 107,15 286.524.000,00 544.873.000,00 190,17 924 2.281 246,86
7 Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan
akuntansi
% 80,00 50,00 62,50 18.808.000,00 47.952.000,00 254,96 375 450 120,00
Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar
75,00%
8 Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 75,00 91,62 120,00 44.580.000,00 10.745.000 24,10 38 28 73,68
9 Persentase hasil pengawasan BUN
yang disampaikan ke Pusat
% 86,25 100,00 115,94 60.528.000,00 74.249.000,00 122,67 1.980 1.518 76,67
Terselenggaranya SPM pada
60% IPD dan terselenggara
nya GG pada 75%
BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal
% 60,00 65,00 108,33 80.990.000,00 46.119.000,00 56,94 124 217 175,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D
yang dilakukan sosialisasi/
asistensi GCG/KPI
% 75,00 120,00 120,00 51.220.000,00 28.017.000,00 54,70 688 1.018 147,97
12 Persentase BUMD yang
dilakukan audit kinerja
% 70,00 100,00 120,00 136.866.000,00 194.016.000,00 141,76 850 1.109 130,47
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANTarget
RenstraREALISASI PROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
% CAPAIAN
(2)
Pengawasan Intern
Akuntabilitas
Keuangan Negara
dan Pembinaan
Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
(6=5/4*100)
Lampiran 1/ 2 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANTarget
RenstraREALISASI PROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
% CAPAIAN
(2) (6=5/4*100)13 Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program
Anti Korupsi.
Kelompok
Masyarakat
6 2 33,33 27.960.000,00 197.499.000,00 706,36 124 362 291,94
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BL
UD berisiko fraud yang
mendapatkan sosialisasi/DA/
asistensi/evaluasi FCP
Instansi 14 26 120,00 40.016.000,00 94.160.000,00 235,31 125 126 100,80
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/ BUMD
/BLU/BLUD yang dilakukan
kajian peraturan yang berpotensi
TPK.
Instansi 5 4 80,00 10.960.000,00 0,00 0,00 55 0 0,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan
HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 100,00 119,05 97.680.000,00 23.124.000,00 23,67 600 94 15,67
17 Persentase pelaksanaan audit
investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 96,43 113,45 642.310.000,00 549.517.000,00 85,55 2.304 1.643 71,31
18 Persentase TL hasil audit investigasi
non TPK oleh instansi berwenang
% 50,00 95,55 120,00 45.984.000,00 0,00 0,00 470 0 0,00
19 Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
% 100,00 0,00 0,00 21.920.000,00 0,00 0,00 12 0 0,00
Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 60%
K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
% 60,00 44,44 74,07 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan
Asistensi Penyelenggaraan SPIP
Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 6 9 120,00 422.322.000,00 349.043.000,00 82,65 984 1.265 128,56
22 Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA
% 80,00 88,89 111,11 24.040.000,00 79.505.000,00 330,72 48 65 135,42
23 Jumlah Instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP
Instansi APIP 7 9 120,00 136.809.000,00 76.580.000,00 55,98 199 340 170,85
3.744.019.000,00 3.605.273.000,00 96,29 13.702 17.504
Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional
dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Lampiran 1/ 3 - 3
ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI %
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANTarget
RenstraREALISASI PROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
% CAPAIAN
(2) (6=5/4*100)24 Persentase jumlah rencana
penugasan pengawasan yang
terealisasi
% 90,00 95,77 106,42 20.975.903.000,00 20.572.160.000,00 98,08 4.135 6.658 161,02
25 Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP
% 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
26 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Skala likert 1-
10
8,0 8,10 101,25 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
27 Persepsi Kepuasan Pegawai
Perwakilan atas Pencairan
Anggaran yang Diajukan sesuai
Prosedur
Skala likert 1-
10
9,0 8,96 99,56 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
28 Jumlah publikasi kegiatan
perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita 50 42 84,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
29 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 86,90 86,90 167.619.000,00 167.618.000,00 100,00 12 4 33,33
30 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
sarpras
Skala likert 1-
10
8,3 7,90 95,18 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
31 Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 80,00 94,18 117,73 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
Terselenggaranya 70% sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
32 Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif
Aplikasi 10 13 120,00 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-
BPKP
0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
JUMLAH 24.887.541.000 24.345.051.000 97,82 17.837 24.162 135,46
Rata-rata capaian kinerja sasaran 101,02
101,42
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-
BPKP
Lampiran 2a/1 - 4
PKPT
Non
PKPT/
PKAU
Jumlah % Rencana Realisasi % Target Realisasi %
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (10=9/5) (11) (12) (13=12/11) (14) (15) (16=14/13)
1 1 Laporan 17 17 25 42 120,00 170.068.000,00 273.162.000,00 160,62 508 745 146,65
1.1 Laporan hasil bimbingan
teknis/asistensi penyusunan
LKKL Bidang Perekonomian
Laporan 4 4 13 17 120,00 30.012.000,00 109.201.000,00 363,86 107 324 302,80
1.2 Laporan hasil bimbingan
teknis/asistensi penyusunan
LKKL Bidang Polsoskam
Laporan 13 13 12 25 120,00 140.056.000,00 163.961.000,00 117,07 401 421 104,99
2 Laporan 15 15 114 129 120,00 180.072.000,00 199.544.000,00 110,81 605 1.627 268,93
3 Laporan 15 15 13 28 120,00 239.840.000,00 125.328.000,00 52,25 918 823 89,65
4 Laporan 48 48 49 97 120,00 578.097.000,00 363.996.000,00 62,96 894 1.884 210,74
4.1 Laporan hasil pengawasan
lintas sektor Bidang
Perekonomian
Laporan 10 10 14 24 120,00 166.980.000,00 117.731.000,00 70,51 365 549 150,41
4.2 Laporan hasil pengawasan
lintas sektor Bidang Polsoskam
Laporan 36 36 30 66 120,00 388.620.000,00 220.298.000,00 56,69 461 1.252 271,58
4.3 Laporan hasil pengawasan
lintas sektor Bidang Keuangan
Daerah
Laporan 2 2 2 4 120,00 22.497.000,00 25.967.000,00 115,42 68 83 122,06
4.4 Laporan hasil pengawasan
lintas sektor Bidang Akuntan
Negara
Laporan 0 0 3 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKKL
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKPD
Laporan hasil pengawasan atas
Proyek PHLN
Laporan hasil pengawasan
lintas sektor
Meningkatnya
Kualitas 1 LKPP,
95% LKKL, dan
80% LKPD
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
Perwakilan BPKP Provinsi Banten
TAHUN 2014
No.SASARAN
STRATEGISSatuan
Target
(Tapkin)
Dana SDM (OH)
Indikator Kinerja Output
Realisasi
(3)
Lampiran 2a/2 - 4
PKPT
Non
PKPT/
PKAU
Jumlah % Rencana Realisasi % Target Realisasi %No.
SASARAN
STRATEGISSatuan
Target
(Tapkin)
Dana SDM (OH)
Indikator Kinerja Output
Realisasi
(3)5 Laporan 27 27 99 126 120,00 426.425.000,00 327.844.000,00 76,88 877 1.909 217,67
5.1 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan Presiden Bidang
Perekonomian
Laporan 2 2 18 20 120,00 65.340.000,00 18.070.000,00 27,66 46 204 443,48
5.2 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan Presiden Bidang
Polsoskam
Laporan 19 19 75 94 120,00 293.600.000,00 215.714.000,00 73,47 591 1.141 193,06
5.3 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan Presiden Bidang
Keuangan Daerah
Laporan 6 6 6 12 120,00 67.485.000,00 94.060.000,00 139,38 240 564 235,00
6 Laporan 35 35 58 93 120,00 286.524.000,00 544.873.000,00 190,17 924 2.281 246,86
6.1 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Bid.Perekonomian
Laporan 4 4 4 8 120,00 60.720.000,00 57.877.000,00 95,32 41 217 529,27
6.2 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Bid.Polsoskam
Laporan 20 20 12 32 120,00 180.814.000,00 385.485.000,00 213,19 530 1.222 230,57
6.2 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Bid.Keuangan Daerah
Laporan 11 11 42 53 120,00 44.990.000,00 101.511.000,00 225,63 353 842 238,53
7 Laporan 5 5 4 9 120,00 18.808.000,00 47.952.000,00 254,96 375 450 120,00
2 8 Laporan 1 1 2 3 120,00 44.580.000,00 10.745.000,00 24,10 38 28 73,68
8,1 Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara Bid.
Polsoskam
Laporan 1 1 0 1 100,00 44.580.000,00 10.745.000,00 24,10 38 28 73,68
8,2 Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan daerah Bid.
Keangan daerah
Laporan 0 0 2 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0 - 0,00
9 Laporan 44 44 3 47 106,82 60.528.000,00 74.249.000,00 122,67 1.980 1.518 76,67
9.1 Laporan hasil pengawasan
BUN Bidang Perekonomian
Laporan 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 - - 0,00
9.2 Laporan hasil pengawasan
BUN Bidang Polsoskam
Laporan 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 - - 0,00
9.3 Laporan hasil pengawasan
BUN Bidang Keuangan
Daerah
Laporan 44 44 3 47 106,82 60.528.000,00 74.249.000,00 122,67 1.980 1.518 76,67
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Laporan hasil bimbingan
teknis/ asistensi penyusunan
LKBUMD
Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan presiden
Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan
Negara sebesar
87,50%
Laporan hasil pengawasan
BUN
Lampiran 2a/3 - 4
PKPT
Non
PKPT/
PKAU
Jumlah % Rencana Realisasi % Target Realisasi %No.
SASARAN
STRATEGISSatuan
Target
(Tapkin)
Dana SDM (OH)
Indikator Kinerja Output
Realisasi
(3)3 10 Laporan 4 4 0 4 100,00 80.990.000,00 46.119.000,00 56,94 124 217 175,00
11 Laporan 11 10 18 28 120,00 51.220.000,00 28.017.000,00 54,70 688 1.018 147,97
12 Laporan 8 8 6 14 120,00 136.866.000,00 194.016.000,00 141,76 850 1.109 130,47
4 13 Laporan 6 6 21 27 120,00 27.960.000,00 197.499.000,00 706,36 124 362 291,94
14 Laporan 4 3 1 4 100,00 40.016.000,00 94.160.000,00 235,31 125 126 100,80
15 Laporan 1 0 0 0 0,00 10.960.000,00 0,00 0,00 55 0 0,00
16 Laporan 5 1 1 2 40,00 97.680.000,00 23.124.000,00 23,67 600 94 15,67
17 Laporan 58 48 11 59 101,72 642.310.000,00 549.517.000,00 85,55 2.304 1.643 71,31
18 Laporan 4 0 0 0 0,00 45.984.000,00 0,00 0,00 470 0 0,00
19 Laporan 2 0 0 0 0,00 21.920.000,00 0,00 0,00 12 0 0,00
5 20 Laporan 25 33 14 47 440 422.322.000,00 349.043.000,00 0,83 984 1.265 128,56
20,1 Laporan hasil pembinaan
penyelenggaraan SPIP Bidang
Keuangan Daerah
Laporan 16 24 10 34 120,00 155.190.000,00 273.174.000,00 176,03 688 1.112 161,63
20,2 Laporan hasil pembinaan
penyelenggaraan SPIP Bidang
Polsoskam
Laporan 1 1 4 5 120,00 0,00 47.134.000,00 0,00 28 51 182,14
20,3 Jumlah peserta diklat SPIP Kegiatan 1 1 0 1 100,00 0,00 7.640.000,00 0,00 30 17 56,67
20,3 Jumlah K/L dan pemda yang
mendapatkan konsultasi dan
bimtek penyelenggaraan SPIP
Jumlah K/L
dan pemda7 7 0 7 100,00 267.132.000,00 21.095.000,00 7,90 238 85 35,71
Laporan hasil sosialisasi
masalah korupsi
Laporan hasil bimtek/asistensi
implementasi FCP
Terselenggarany
a SPM pada 60%
IPD dan
terselenggaranya
GG pada 75%
BUMN/BUMD
Meningkatkan
Kesadaran dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/
BUMD Dalam
Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi Menjadi
80%
Laporan hasil Reviu Laporan
dan Pengaduan Masyarakat
Meningkatnya
Kualitas
Penerapan SPIP
di 70%
K/L/Pemda
Laporan hasil kajian
pengawasan
Laporan hasil pengawasan atas
kinerja pelayanan publik
Laporan hasil bimtek/asistensi
GCG/KPI sektor korporat
Laporan hasil pengawasan atas
kinerja BUMD
Laporan hasil audit investigasi
atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan hasil audit investigasi,
perhitungan kerugian negara,
dan pemberian keterangan ahli
atas permintaan Instansi
PenyidikLaporan hasil audit investigasi
atas permintaan Instansi
lainnya
Laporan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Lampiran 2a/4 - 4
PKPT
Non
PKPT/
PKAU
Jumlah % Rencana Realisasi % Target Realisasi %No.
SASARAN
STRATEGISSatuan
Target
(Tapkin)
Dana SDM (OH)
Indikator Kinerja Output
Realisasi
(3)6 21 Kegiatan 4 4 3 7 120,00 24.040.000,00 79.505.000,00 330,72 48 65 135,42
22 Kegiatan 9 9 0 9 100,00 27.711.000,00 18.750.000,00 67,66 108 60 55,56
23 Laporan 7 7 0 7 100,00 109.098.000,00 57.830.000,00 53,01 91 280 307,69
355 340 442 782 120,00 3.744.019.000,00 3.605.273.000,00 96,29 13.702 17.504 127,75
95,77%
7 24 Laporan/
Unit
114,90 21.143.522.000,00 20.739.778.000,00 98,09 4.135 6.658 161,02
24,1 Laporan dukungan
Manajemen Perwakilan
BPKPPerencanaan,
Kepegawaian, Keuangan,
Hukum dan Humas/Umum
Laporan 60 0 75 75 120,00 20.975.903.000,00 20.572.160.000,00 98,08 4.123 6.654 161,39
24,2 Jumlah Sarana Prasarana Unit 51 0 56 56 109,80 167.619.000,00 167.618.000,00 100,00 12 4 33,33
8 Terselenggarany
a 70% sistem
dukungan
pengambilan
keputusan bagi
25 Aplk 11 13 0 13 118,18 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
117,69 24.887.541.000,00 24.345.051.000,00 97,82 17.837 24.162 135,46
Jumlah sosialisasi dan bimtek
penerapan tatakelola APIP
Daerah
Laporan Evaluasi Penerapan
tata kelola APIP Daerah
Meningkatnya
efektifitas
perencanaan
pengawasan
sebesar 90% dan
kualitas
pengelolaaan
keuangan sebesar
100%.
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Jumlah
Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif
Meningkatnya
kapasitas aparat
pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan
kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Laporan dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Jumlah sosialisasi dan Bimtek
Penerapan JFA APIP Daerah
Lampiran 2b/ 1 - 3
1 2 3 4 5 6=5-4 7 8=5/7
Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan laporan keuangan
% 85,33 100,00 100,00 0,00 95,00 105,26
Persentase IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP
% 100,00 100,00 87,50 -12,50 90,00 97,22
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN
yang memperoleh opini dukungan wajar
% 100,00 93,75 100,00 6,25 75,00 120,00
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang
disampaikan ke Pusat
% 92,31 100,00 98,61 -1,39 86,25 114,33
Persentase hasil pengawasan atas permintaan
Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 100,00 100,00 100,00 0,00 68,00 120,00
Persentase hasil pengawasan atas permintaan
stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholders
% 106,67 100,00 100 0,00 93,33 107,15
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi
% 100,00 100,00 50,00 -50,00 80,00 62,50
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 92,16 91,62 91,62 0,00 75,00 120,00
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan
ke Pusat
% 100,00 100,00 100,00 0,00 86,25 115,94
Terselenggaranya SPM pada
60% IPD dan
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal
% 60,00 60,00 65,00 5,00 60,00 108,33
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 42,86 100,00 120,00 20,00 75,00 120,00
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100,00 100,00 100,00 0,00 70,00 120,00
Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan 80%
LKPD
Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar
75%
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2014 DENGAN TAHUN 2013 DAN TARGET TAHUN 2014Perwakilan BPKP Provinsi Banten
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANKINERJA TH
2013
KINERJA TH
2014
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET TH 2014
KINERJA TH
2012
Lampiran 2b/ 2 - 3
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANKINERJA TH
2013
KINERJA TH
2014
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET TH 2014
KINERJA TH
2012
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi.
Kelompok
Masyarakat1 3 2 -1 6 33,33
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud
yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi
FCP
Instansi 3 1 26 25 14 120,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang
dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 4 4 4 0 5 80,00
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan
penyesuaian harga
% 100,00 100,00 100,00 0,00 84,00 119,05
Persentase pelaksanaan audit investigasi
/PKKN/PKA
% 91,30 90,57 96,43 5,86 85,00 113,45
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh
instansi berwenang
% 86,96 95,55 95,55 0,00 50,00 120,00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 100,00 100,00 0,00 -100,00 100,00 0,00
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 44,44 44,44 44,44 0,00 60,00 74,07
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 9 9 9 0 6 120,00
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA
% 33,33 55,56 88,89 33,33 80,00 111,11
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau
di-assessment tata kelola APIP
Instansi
APIP
0 6 9 3 7 120,00
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional
dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70% K/L
Pemda Sebesar
Lampiran 2b/ 3 - 3
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUANKINERJA TH
2013
KINERJA TH
2014
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET TH 2014
KINERJA TH
2012
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan
yang terealisasi
% 113,60 94,55 95,77 1,22 90,00 106,42
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan
BPKP dengan SAP
% 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan kepegawaian
Skala likert
1-10
6,12 8,05 8,10 0,05 8,00 101,25
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas
Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert
1-10
7,36 9,04 8,96 -0,08 9,00 99,56
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media
masa
Jumlah
berita
34,00 46,00 42 -4 50 84,00
Persentase Pemanfaatan asset % 98,69 86,84 86,90 0,06 100,00 86,90
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan sarpras
Skala likert
1-10
6,28 7,86 7,90 0,04 8,30 95,18
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit
Inspektorat
% 100,00 100,00 94,18 -5,82 80,00 117,73
Terselenggaranya 70% sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara
efektif
Aplk 11 11 13 2 10 110,00
100,71Rata2 capaian kinerja sasaran thn 2013 terhadap target renstra tahun 2014:
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14=9/4) (15=10/5) (16=11/6) (17=12/7) (18=13/8) (19)
Outcome
1% 100,00 100,00 95,00 85,33 100,00 100,00 0,00% 0,00% 85,33% 100,00% 105,26%
Output
1Laporan 9,00 20,00 12,00 7,00 17,00 13,00 43,00 39,00 29,00 42,00 144,44% 215,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
2% 69,09 74,00 90,00 100,00 100,00 87,50 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 97,22%
Output 22,78%
2Laporan 19,00 5,00 20,00 13,00 15,00 82,00 16,00 91,00 93,00 129,00 431,58% 320,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
3% 53,35 64,00 75,00 100,00 93,75 100,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Output3 Laporan 53,00 49,00 25,00 11,00 15,00 76,00 67,00 32,00 26,00 28,00 143,40% 136,73% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
4% 100,00 100,00 86,25 92,31 100,00 98,61 0,00% 0,00% 92,31% 100,00% 114,33%
Output
4 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 29,00 50,00 52,00 44,00 48,00 33,00 73,00 78,00 120,00 97,00 113,79% 146,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
5% 100,00 100,00 68,00 100,00 100,00 100,00 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 120,00%
Output
5Laporan 0,00 6,00 11,00 19,00 27,00 0,00 34,00 13,00 21,00 126,00 #DIV/0! 566,67% 118,18% 110,53% 120,00%
Outcome
6
% 100,00 100,00 93,33 106,67 100,00 100,00 0,00% 0,00% 106,67% 100,00% 107,15%
Output
6Laporan 15,00 9,00 15,00 1,00 35,00 38,00 59,00 54,00 18,00 93,00 253,33% 655,56% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
7% 49,52 54,29 80,00 100,00 100,00 50,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 62,50%
Output 108,57% 103,78% Rata2 IOC
7Laporan 5,00 7,00 13,00 11,00 5,00 8,00 11,00 24,00 26,00 9,00 160,00% 157,14% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi
penyusunan LKKL
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKPD
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
Presiden
Satuan
2. Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan
Negara sebesar
75,00%
1.
Meningkatkan Kualitas
Akuntabili tas Keuangan
Negara/ Daerah
1. Meningkatnya
Kualitas 95% LKKL
dan 90% LKPD
Tujuan Strategis
(2)
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan
Laporan Keuangan
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan Wajar
Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan
ke Pusat
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKBUMD
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder
CAPAIANProgram
Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang
disampaikan ke Pusat
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders
yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh
stakeholders
TARGET REALISASI
1.
Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis Satuan Tujuan Strategis
CAPAIANProgram
TARGET REALISASI
8% 100,00 100,00 86,25 100,00 100,00 100,00 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 115,94%
Output
8 Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 16,00 41,00 50,00 46,00 44,00 52,00 118,00 124,00 127,00 47,00 325,00% 287,80% 120,00% 120,00% 106,82%
Outcome
9% 70,65 79,00 75,00 92,16 91,62 91,62 0,00% 0,00% 120,00% 115,97% 120,00%
Output 107,99% 117,97% Rata2 IOC
9Laporan 35,00 67,00 3,00 1,00 1,00 109,00 60,00 4,00 2,00 3,00 311,43% 89,55% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
10% 50,61 62,23 75,00 42,86 100,00 120,00 0,00% 0,00% 84,69% 120,00% 120,00%
Output
10Laporan 17,00 10,00 7,00 15,00 11,00 5,00 20,00 31,00 37,00 28,00 29,41% 200,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
11% 37,00 47,00 60,00 60,00 60,00 65,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 108,33%
Output
11Laporan 30,00 11,00 7,00 11,00 4,00 47,00 27,00 11,00 31,00 4,00 156,67% 245,45% 120,00% 120,00% 100,00%
Outcome
12 % 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 100,00 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 120,00%
Output12 Laporan 8,00 13,00 9,00 8,00 8,00 13,00 18,00 15,00 8,00 14,00 162,50% 138,46% 120,00% 100,00% 120,00%
Outcome 87% 95% 113,33% 116,11% Rata2 IOC
13Klmpk 5,00 5,00 6,00 1,00 3,00 2,00 0,00% 0,00% 20,00% 60,00% 33,33%
Output13 Laporan 13,00 5,00 20,00 2,00 6,00 24,00 53,00 63,00 46,00 27,00 184,62% 1060,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
14
Inst. 3,00 3,00 14,00 3,00 1,00 26,00 0,00% 0,00% 100,00% 33,33% 120,00%
Output14 Laporan 3,00 3,00 3,00 4,00 4,00 2,00 2,00 3,00 2,00 4,00 66,67% 66,67% 100,00% 50,00% 100,00%
Outcome
15Inst. 1,00 1,00 5,00 4,00 4,00 4,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 80,00%
Output15 Laporan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 0,00 0,00 200,00% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00%
Outcome
16% 81,83 83,00 84,00 100,00 100,00 100,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 119,05%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.
Menciptakan Iklim yang
Mencegah Kecurangan
dan Memudahkan
Pengungkapan Kasus yang
Merugikan Keuangan
Negara
4. Meningkatnya
Kesadar an dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/
BUMD dalam
Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
2. Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan
Negara sebesar
75,00%
2.
Meningkatnya tata
pemerintahan yang baik
3. Terselenggara
nya SPM pada
60% IPD dan
Terselenggaranya
GG pada 75%
BUMN/ BUMD
1.
Meningkatkan Kualitas
Akuntabili tas Keuangan
Negara/ Daerah
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK
Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian
harga
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI
Laporan hasil kajian pengawasan
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program
Anti Korupsi
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang
mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi /evaluasi FCP
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis Satuan Tujuan Strategis
CAPAIANProgram
TARGET REALISASI
Output16 Laporan 5,00 7,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 1,00 1,00 2,00 100,00% 42,86% 20,00% 20,00% 40,00%
Outcome
17% 85,00 85,00 85,00 91,30 90,57 96,43 0,00% 0,00% 107,41% 106,55% 113,45%
Output17 Laporan 32,00 54,00 57,00 56,00 58,00 60,00 53,00 44,00 48,00 59,00 187,50% 98,15% 77,19% 85,71% 101,72%
Outcome
18 % 32,35 41,00 50,00 86,96 95,55 95,55 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Output
18 Laporan 7,00 0,00 4,00 4,00 6,00 0,00 0,00 0,00 0,00 85,71% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Outcome
19 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 0,00%
Output19 Laporan 0,00 0,00 2,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Outcome 94,27% 83,69% Rata2 IOC
20% 42,02 55,00 60,00 44,44 44,44 44,44 0,00% 0,00% 105,76% 80,80% 74,07%
21Pemda 4,00 5,00 6,00 9,00 9,00 9,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Output 100,40% 97,04% Rata2 IOC
20 Orang 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%
21 Pemda 0,00 0,00 0,00 0,00 7,00 0,00 0,00 0,00 7,00 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%
22 Laporan 25,00 16,00 15,00 10,00 17,00 23,00 86,00 30,00 31,00 31,00 92,00% 537,50% 120,00% 120,00% 120,00%
Outcome
22% 70,00 75,00 80,00 33,33 55,56 88,89 0,00% 0,00% 47,61% 74,08% 111,11%
23Inst 6,00 6,00 7,00 4,00 6,00 9,00 0,00% 0,00% 66,67% 100,00% 120,00%
Output 87,04% 115,56% Rata2 IOC
23 Laporan 1,00 0,00 2,00 3,00 4,00 0,00 0,00 3,00 13,00 7,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 120,00%
24 Pemda 0,00 0,00 8,00 6,00 9,00 0,00 0,00 2,00 16,00 9,00 0,00% 0,00% 25,00% 120,00% 100,00%
25 Laporan 0,00 1,00 3,00 2,00 7,00 0,00 1,00 2,00 3,00 7,00 0,00% 0,00% 66,67% 120,00% 100,00%
323,00 375,00 338,00 280,00 355,00 598,00 745,00 665,00 698,00 774,00
Outcome
24% 80,00 85,00 90,00 113,60 94,55 95,77 0,00% 0,00% 120,00% 111,24% 106,42%
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Laporan sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan hasil evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan instansi lainnya
Laporan Hasil Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan
Masyarakat
Jumlah Peserta Diklat SPIP
Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan Konsultasi dan
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang
terealisasi
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-
assessment tata kelola APIP
5.
Meningkatkan kapasitas
aparat pengawas an intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
6. Mening
katnya kapasitas
aparat pengawasan
intern pemerin tah
yang profesio nal
dan kompeten pada
80% K/L/Pemda
7. Meningkatnya
Efektifitas
Perenca naan
Pengawasan
sebesar 90% dan
Kualitas
Pengelolaan
Keuangan sebesar
100%
3.
Menciptakan Iklim yang
Mencegah Kecurangan
dan Memudahkan
Pengungkapan Kasus yang
Merugikan Keuangan
Negara
4. Meningkatnya
Kesadar an dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/
BUMD dalam
Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP
sesuai PP No 60 Tahun 2008
Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi
berwenang
4. Mewujudkan
Efektivitas
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
5.
Meningkatnya
Kualitas Penerap
an SPIP di K/L/
Pemda sebesar
70%
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian
Harga
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
2.
Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-BPKP
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis Satuan Tujuan Strategis
CAPAIANProgram
TARGET REALISASI
25% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 100,00%
26skala 7,60 7,80 8,00 6,12 8,05 8,10 0,00% 0,00% 80,53% 103,21% 101,25%
27skala 8,50 9,00 9,00 7,36 9,04 8,96 0,00% 0,00% 86,59% 100,44% 99,56%
28jml berita 40,00 45,00 50,00 34,00 46,00 42,00 0,00% 0,00% 85,00% 102,22% 84,00%
29 % 100,00 100,00 100,00 98,69 86,84 86,90 0,00% 0,00% 98,69% 86,84% 86,90%
30skala 7,90 8,10 8,30 6,28 7,86 7,90 0,00% 0,00% 79,49% 97,04% 95,18%
31skala 74,00 77,00 80,00 100,00 100,00 94,18 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 117,73%
Output 102,62% 98,88%
26 Unit/m2/pake
t29,00 31,00 106,00 15,00 51,00 33,00 33,00 106,00 16,00 56,00 113,79% 106,45% 100,00% 106,67% 109,80%
Outcome
32 SIM 8,00 8,00 10,00 13,00 13,00 13,00 0,00% 0,00% 120,00% 120,00% 120,00%
Output
27 Laporan 1,00 44,00 60,00 60,00 60,00 1,00 44,00 66,00 75,00 75,00 100,00% 100,00% 110,00% 120,00% 120,00%Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana Prasarana
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
sarpras
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran
yang diajukan sesuai prosedur
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
6.
Menyelenggarakan Sistem
Dukungan Pengambilan
Keputusan yang Andal
bagi Presiden /
Pemerintah
8. Terseleng
garanya 70% Sistem
Dukungan
Pengambilan
Keputusan bagi
Pimpinan
5.
Meningkatkan kapasitas
aparat pengawas an intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
7. Meningkatnya
Efektifitas
Perenca naan
Pengawasan
sebesar 90% dan
Kualitas
Pengelolaan
Keuangan sebesar
100%
2.
Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-BPKP
3.
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Negara-BPKP
Persentase pemanfaatan asset
Lampiran 4 /1 - 2
2014 2013 Jumlah %
1 2 3 4 6 7 8 = 6 - 7 9=8/7 10 11 = 5/10
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKKL
Laporan 42 29 13 44,83 17 247 120,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKPD
Laporan 129 93 36 38,71 15 860 120,00
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 28 26 2 7,69 15 187 120,00
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 97 120 (23) (19,17) 48 202 120,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 126 21 105 500,00 27 467 120,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder
Laporan 93 18 75 416,67 35 266 120,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKBUMD
Laporan 9 26 (17) (65,38) 5 180 120,00
2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 3 2 1 50,00 1 300 120,00
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 47 127 (80) (62,99) 44 107 106,82
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan
publik
Laporan 4 31 (27) (87,10) 4 100 100,00
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor
korporat
Laporan 28 37 (9) (24,32) 11 255 120,00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 14 8 6 75,00 8 175 120,00
1 Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan
80% LKPD
3 Terselenggaranya SPM
pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
Perwakilan BPKP Provinsi Banten
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI OUTPUT 2013 DAN TARGET OUTPUT 2014
TAHUN 2014
NoKenaikan /Penurunan Target
2014
Realisasi 2013
dibandingkan
Target 2014 (%)
SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi
dummy
Lampiran 4 /2 - 2
2014 2013 Jumlah %
1 2 3 4 6 7 8 = 6 - 7 9=8/7 10 11 = 5/10
1 Meningkatnya Kualitas 1
LKPP, 95% LKKL, dan
80% LKPD
NoKenaikan /Penurunan Target
2014
Realisasi 2013
dibandingkan
Target 2014 (%)
SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output SatuanRealisasi
dummy
4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 27 46 (19) (41,30) 6 450 120,00
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 4 2 2 100,00 4 100 100,00
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 0 0 0 0,00 1 0 -
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan 2 1 1 100,00 5 40 40,00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan
kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas
permintaan Instansi Penyidik
Laporan 59 48 11 22,92 58 102 101,72
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan
Instansi lainnya
Laporan 0 0 0 0,00 4 0 -
Laporan hasil Reviu Laporan dan Pengaduan
Masyarakat
Laporan 0 0 0 0,00 2 0 -
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 47 31 16 51,61 25 188 120,00
6 Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP
Daerah
Kegiatan 7 13 (6) 0,00 4 175 120,00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola
APIP Daerah
Kegiatan 9 16 (7) 0,00 9 100 100,00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP
Daerah
Laporan 7 3 4 133,33 7 100 100,00
782 698 84 12,03 355 220 120,00
7 Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 75 75 0 0,00 60 125 120,00
Jumlah Sarana Prasarana Unit 56 16 40 250,00 51 110 109,80
8 Terselenggaranya 70%
sistem dukungan
pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara
efektif
Aplk 13 13 0 0,00 11 118 118,18
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Meningkatkan Kesadaran
dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
pada 80% K/L/Pemda
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BANTEN Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120
Telp. (021) 3851970 (Hunting) , Fax. (021) 3502045
Email : [email protected]