Download - Laporan Kelompok 7 Modul 3
LAPORAN KELOMPOK
MODUL II SISTEM REPRODUKSI“ PERSALINAN MACET ”
Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2011
NAMA ANGGOTA
Elim Jusri
Nurhikmah B
Gusti Eka Putri
Fitriah Ubaedhah
Andi Perdi Rusli
Dinawati Amaliyah
Randi Suryawan
Sherly sumartia
Rieska Adriati Fahri
Nurasiah Mustari
Irma Lina Pelu
LAPORAN KELOMPOK
TUTORIAL MODUL 3 “PERSALINAN MACET”
SKENARIO :
Wanita 35 tahun, hamil anak ketiga dan persalinan tidak maju. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan bahwa tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari bawah
processus xyphoideus, punggung di kanan ibu, bagian terendah kepala, perlimaan
2/5. jarak antara simfisis pubis-tinggi fundus uteri 37 cm, lingkar perut ibu 95cm.
Denyut jantung janin 130x/menit dengan durasi 30-35 detik. Pembukaan serviks
4cm, ketuban utuh, penurunan sesuai bidang Hodge 2 dengan kondisi panggul
dalam cukup.
KATA SULIT :
Bidang hodge : menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun dalam
panggul pada persalinan (persentasi janin)
KATA KUNCI :
Wanita 35 tahun
Hamil anak ke-3
Persalinan tidak maju
Pemfis :
- tanda vital dalam batas normal
- tinggi fundus 3 jari bawah prosessus xyphoideus
- punggung di kanan ibu
- bagian terendah kepala perlimaan 2/5
- jarak simfisis pubis – tinggi fundus 37 cm
- lingkar perut 95 cm
- DJJ : 130x/ menit
- His 2x dalam 10 menit dengan durasi 30 – 35 detik
- pembukaan serviks 4cm
- ketuban utuh
- penurunan sesuai bidang hodge 2 dengan kondisi panggul cukup.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan anatomi dari jalan lahir !
2. Jelaskan mekanisme persalinan normal !
3. Kapan normalnya ketuban pecah, dan jika tidak pecah pada waktunya apa yang
menyebabkan hal tersebut ?
4. Jelaskan proses pemeriksaan dan pemantauan persalinan !
5. Jelaskan tanda – tanda persalinan macet !
6. Jelaskan kelainan- kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan macet!
7. Jelaskan pengaruh partus macet terhadap ibu dan janin !
8. Berdasarkan skenario, apa yang menyebabkan terjadinya persalinan macet !
9. Jelaskan penanganan dari persalinan macet !
10. Bagaimana pencegahan dari persalinan macet !
JAWABAN :
1. Anatomi jalan lahir
2. Jelaskan mekanisme persalinan normal !
1. Tahap persalinan
Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala :
1. Kala I : dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks
membuka sampai terjadi pembukaan 10cm. Proses membukanya
serviks dibagi atas 2 fase :
a. fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
b. fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam
waktu 2 jam, pembukaan 3cm tadi menjadi 4cm dan fase
dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase
delarasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm
kala 1 ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12
jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan
primigravida 1cm tiap jam dan multigravida 2cm tiap jam
2. kala II : kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung
1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara
3. kala III : kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir
4. kala IV : observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam,
hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan
postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran
penderita, pemeriksaan tanda – tanda vital (tekanan darah, nadi dan
pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
4. Jelaskan proses pemeriksaan dan pemantauan persalinan !
a. Proses pemantauan :
Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Jika digunakan
dengan tepat dan konsisten,partograf akan membantu penolong persalinan
untuk ;
Mencatat kemajuan persalinan
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran
Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini
penyuli persalinan
Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan elemen penting dari asuhan persalinan.
Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat(rumah,
puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
(spesialis obstetric, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran).
Hasil rekaman ini lebih efisien daripada catatan panjang dan
memberikan gambaran pictogram terhadap hal-hal yang penting dari
persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkembangan
persalinan yang abnormal.
Nilai suatu partograf meliputi :
- Pencatatan yang jelas
- Urutan waktu yang jelas
- Diagnosis suatu kemajuan persalinan yang abnormal
- Memudahkan saat penggantian staf atau gilliran dinas
- Untuk pendidikan
- Untuk penelitian.
Bagian-bagian partograf :
1. Identitas
2. Denyut jantung janin
3. Servikograf
4. Waktu
5. Air ketuban
6. Kontraksi per 10 menit
7. Oksitosin
8. Obat-obatan dan cairan intravena
9. Nadi dan tekanan darah ibu
10. Urin
11. Temperatur ibu
12. Kala III.
Identitas
Identitas meliputi :
- Tanggal – Hari pertama haid terakhir
- Gravida – Taksiran partus
- Para – Nomor regisster
- Abortus – Pecah ketubaan janin
- Nama, umur Nomor catatan medic/ nomor puskesmas
b. Pemeriksaan
Anamnesis :
- haid (rumus neigel)
- tentang kehamilannya pemfis :
- palpasi ; perut (untuk mengetahui besar dan
konsistensi rahim
- palpasi :
- Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin dalam fundus
- Leopold II : menentukan batas samping rahim,
letak punggung janin
- Leopold III : menentukan bagian terbawah janin
- Leopold IV : menetukan seberapa jauh janin
masuk ke dalam PAP
6.Jelaskan kelainan- kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan
macet!
Distosia karena kelainan his
Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah his yang tidak normal, baik kekuatan
maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan.
Inersia uteri
Adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong janin keluar.
Inersia uteri dibagi atas 2 keadaan :
Inersia uteri primer (terjadi pada masa laten)
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan. Hal ini harus dibedakan dengan his
pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)
Inersia uteri sekunder/ inersia uteri hipotonis (terjadi pada masa aktif)
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama.
Diagnosis inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap
persalinan dalam fase laten diagnosis akan lebih sulit bila sebelumnya telah ada kontraksi
(his) yang kuat dan lama maka diagnosis inersi uteri sekunder akan lebih mudah .Inersia uteri
menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dan akibat-akibatnya terhadap ibu dan janin.
Tetani uteri
Sifatnya terlampau kuat sehingga tidak ada relaksasi dari rahim dan lebih sering.Hal
ini dapat menyebabkan terjadinya partus presipitatus yang dapat menyebabkan persalinan di
atas kendaraan, di kamar mandi, dan tidak sempat dilakukan pertolongan. Akibatnya
terjadilah luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina, dan perineum, dan pada bayi
dapat terjadi perdarahan intracranial.
Distosia kelainan posisi (positio occipito posterior persistensi)
Pada kebanyakan persalinan dengan posisi oksipito posterior, kepala akan mengalami
putaran paksi sehingga anak lahir dengan oksiput di bawah simfisis namun karena sudut
pemutaran besar (umumnya 135), kala II biasanya sedikit labih lama. Putaran paksi ini baru
terjadi di hodge III + bahkan kadang – kadangbaru terjadi di hodge IVJika pada posisi
oksipito posterior ubun – ubun kecil berputar ke belakang kita sebut posisi oksipito posterior
persistenPenyebab tidak terjadinya putaran paksi ialah panggul anthropoid, panggul android,
kesempitan bidan tengah panggul, ketuban pecah sebelum waktnya, fleksi kepala kurang dan
inersia uteriAdakala oksiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka dibawah
simfisis. Ini terutama terjadi jika fleksi kepala kurang. Untuk menghindari ruptura perinei
totalis, episiotomy harus dibuat lebih lebar karena dalam hal ini perineum diregang oleh
sirkumferensia oksipito frontalis. Hanya sebagian kecil (4%) dari posisi oksipito posterior
yang memerlukan pertolongan pembedahan
Distosia karena kelainan presentasi
Letak defleksi terdiri dari : presentasi muka, presentasi dahi, dan presentasi puncak
kepala (inderen)
Presentasi muka
Adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai
punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu). Punggung terdapat dalam
lordosis dan biasanya terdapat di belakang.Pada awal persalinan, defleksi ringan saja. Akan
tetapi dengan turunnya kepala, defleksi bertambah hingga dagu menjadi bagian yang
terendah. Hal ini disebabkan jarak dari foramen magnum ke belakang kepala lebih besar
daripada jarak dari foramen magnum ke dagu.Diameter submento-bregmantika (9½) melalui
jalan lahir. Karena dagu merupakan bagian yang terendah, dagulah yang paling dulu
mengalami rintangan dari otot – otot dasar panggul hingga memutar kedepan ke arah
simfisis.Putaran paksi baru terjadi didasar panggul. Dalam vulva, mulut tampak lebih dahulu.
Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang lidah (hioid) .
9. Jelaskan penanganan dari persalinan macet !
Penanganan inersia uteri
Periksa keadaan serviks, presentase dan posisi janin, turunnya bagian terbawah janin
dan keadaan panggul. Kemudian buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang
akan dikerjakan, misalnya letak kepala :
1. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500cc dektrosa 5%
dimulai dengan 12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 menit
sampai 40 – 50 tetes permenit.
2. Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak
memperkuat his setelah pemberian beberapa lama, hentikan
dulu dan dianjurkan beristirahat. Pada malam harridan berikan
obat penenang misalnya valium 10 mg dan esoknya dapat
diulangi lagi pemberian oksitosin drips.
3. Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka
sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
4. Bila semua his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri
sekunder, ibu lemah, dan partus lebih dari 24 jam pada primi
dan 18 jam pada multi, tidak ada gunanya memberikan
oksitoksin drips; sebaiknya partus segera diselesaikan dengan
hasil pemeriksaan dan indikasi obstetric lainnya (ekstraksi
vakum atau forsep atau seksio sesarea).
Penanganan tetani uteri :
1. Berikan obat seperti morfin, luminal, dan sebagainya, asal janin
tidak akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam) kemudian
2. Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera
diselesaikan dengan seksio sesarea
Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena
janin lahir tiba – tiba dan cepat
Penanganan kelainan posisi (positio occipito posterior persistensi)
Umunya dapat lahir spontan, namun bila ada indikasi, dapat dipilih
antara ekstraksi vakum atau forseps.
Ekstraksi dengan forseps
1. Anak dilahirkan dengan oksiput tetap dibelakang
terutama dilakukan jika ada faktor – faktor yang menyukarkan
rotasi ke deapan seperti panggul anthropoid atau android
2. Anak dilahirkan dengan oksiput sebelah depan
Dilakukan jika tidak adanya faktor yang menghalangi rotasi sangat
sukar. Oleh karena itu, dalam praktik baiknya forceps dipasang
biparietal dan dilakukan tarikan. Jika kepala dengan oksiput di
belakang. Namun, jika ternyata waktu menarik kepala ada
kecenderungan untuk memutar ke depan, kita bantu dengan forsep.
Cara yang dilakukan adalah menurut teknik scanzoni
Ekstraksi dengan vakum
Pada ekstraksi dengan vakum ekstator kita ikuti arah putaran ubun-
ubun kecil dengan hanya dilakukan penarikan kepala ke bawah
dengan arah tarikan yang disesuaikan dengan tingkat turunnya
kepala
Presentasi oksiput posterior
Penanganan :
a. Persalinan akan terganggu (lama) bila rotasi spontan tidak terjadi
(90% akan terjadi rotasi spontan menjadi oksiput anterior.)
b. Pecahkan ketuban
c. Bila kepala tdk turun (teraba > 3/5 diatas PAP) ð lakukan seksio
sesarea
d. Bila pembukaan serviks belum lengkap, tdk ada tanda2 obstruksi ð
drips oksitosin
e. Pembukaan lengkap & Kala II lama & tdk ada tanda2 obstruksi ð
drips oksitosin
f. Syarat2 terpenuhi ð ekstraksi vakum atau forsep
Presentasi puncak kepala
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan
sinsiput merupakan bagian terendah.
Penanganan :
a. dapat ditunggu kelahiran spontan
b. episiotomi
c. bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah
didasar panggul, maka dilakukan ekstraksi forcep
Presentasi dahi
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang
dahi merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran.
Biasanya akan berubah menjadi presentasi muka atau belakang
kepala.
Penanganan :
a. bayi kecil maka bisa lahir spontan
b. jika pada kala 1 kepala belum masuk ke dalam rongga panggul,
dapat diusahakan dengan melakukan perasat Thorn (10% bisa
menjadi presentasi muka/ belakang kepala jika tidak berhasil lakukan
SC
c. jalan persalinan tak lancar/pembukaan belum lengkap/janin besar
dan sukar melewati PAP kemudaian terjadi molage hebat maka
lakukan Sectio caesaria
d. jika janin mati lakukan pembukaan lengkap dan lakukan
kraniotomi dan jika pembukaan tidak lengkap lakukan SC
Presentasi muka
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang muka
merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.
Penanganan :
a. periksa apakah ada CPD jika positif ada maka lakukan SC dan jika negatif
dan kondisi baik lakukan persalinan pervaginam
b. dalam kehamilan, bila terjadi posisi mentoposterior (dagu berada di
belakang) perasat Schatz
c. dalam persalinan
1. konservatif dan aktif : tidur miring kesebelah dagu, bila
mentoanterior lahir spontan, bila mentoposterior ubah
menjadi mentoanterior dengan perasat Thorn atau forsep jika
tidak berhasil lakukan SC.
2. janin mati embriotomi
Letak sungsang
Adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dgn bagian terbawah
bokong dengan atau tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari kelahiran.
Klasifiaksi : Ada 4 presentasi yaitu
a. presentasi bokong murni, kedua kaki menjungkit ke atas terletak dekat
kepala
b. presentasi bokong kaki, kedua kaki disamping bokong dsb sempurna, bila
hanya satu kaki dsb tidak sempurna
c. presentasi kaki, bgn terendah 2 kaki dsb presentasi kaki sempurna, bila
hanya 1 dsb presentasi kaki tidak sempurna
d. presentasi lutut, bgn terendah 2 lutut dsb sempurna, bila hanya 1 dsb tidak
sempurna
Penanganan :
a. Dalam kehamilan, Bila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan
versi luar yang dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi
luar, diagnosis letak janin harus pasti dan denyut jantung janin harus dalam
keadaan baik. Perlu diingat kotraindikasi versi luar ialah panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, dan plasenta previa.
b. Dalam persalinan, Untuk menolong persalinan letak sungsang ini
diperlukan ketekunan dan kesabaran. Pertama-tama tentukan apakah ada
kelainan yang mengindikasikan untuk seksio sesarea. Apabila tidak ada, dan
diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka hendaknya pengawasan
dilakukan secara seksama. Setelah bokong lahir, jangan menarik atau
mengadakan dorongan secara Kristeller karena dapat menyulitkan kelahiran
lengan dan bahu. Untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih perasat
Bracht. Sedangkan untuk melahirkan lengan dan bahu dapat dipakai cara
klasik yaitu Mueller / Loevset. Kepala janin dapat dilahirkan secara Mauriceau
Presentasi rangkap
Penanganan :
a)Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan kasus adalah
ekspektatif oleh karena jarang mengganggu jalannya persalinan dan
umumnya tangan janin secara reflektoar akan ditarik sehingga tidak
lagi mengganggu jalannya persalinan.
b)Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan
dan menurunkan kepala kedalam jalan lahir secara bersamaan.
Letak lintang
Keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu panjang tubuh ibu - Knee-chest position, Pada primigravida
umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada,
jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal
dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida
umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih
dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada
sampai persalinan.
Presentasi ganda
Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan
kedua bagian ini sekaligus berada didalam panggul.
Penanganan :
-Jika lengan menumbung disamping kepala, keadaan tersebut harus
diawasi ketat apakah lengan keluar bersama dengan penurunan
bagian terbawah janin. Jika gagal mengikuti penurunan tersebut/bila
tampaknya menghalangi penurunan kepala, lengan yang menumbung
tersebut secara perlahan-lahan harus didorong ke atas dan bersamaan
dengan itu, kepala akan turun karena tekanan fundus uteri.
-Indikasi section caecarea hanya pada :
a)Janin I letak lintang.
b)Terjadi prolaps tali pusat.c
c)Plasenta praevia.
d)Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak satu letak
sungsang dan anak II letak kepala.
-Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum; berikan suntikan sinto-metrin yaitu l0 satuan sintosinon
tambah 0,2 mg methergin intravena.
11.Hidrocephalus
adalah pengumpulan cairan cerebrospinai di dalam ventrikel otak.
Jumlah cairan berkisar 500-1500 ml. Hidrosefalus sering ditemui
dalam keadaan letak sungsang. Bagaimnapun letaknya hidrosefalus
menyebabkan CPD.
Penanganan :
a)awasi secara seksama resiko ruptur uteri terutama saat pembukaan
belum legkap
b)presentasi kepala
pengecilan kepala : dilakukan pada pembukaan 3 cm ke atas, dengan
jarum punksi besar dan panjang dilakukan pada kepala janin,cairan
keluar,kepala mengecil,bahaya regangan segmen bawah rahim
berkurang kepala masuk ke panggul persalinan spontan
c)presentasi bokong
pengecilan kepala : dilakukan setelah badan janin lahir buat sayatan
pada kulit, otot, ligamentum pada batas antara kepala dan tulang
leher dengan perforatorium,kepala ditembus melalui foramen
magnum,cairan keluar,kepala mengecil
d)setelah janin lahir lakukan eksplorasi kavum uteri
e)bisa dilakukan dengan seksio sesar, atas indikasi : indikasi
maternal, bayi dalam keadaan letak lintang yang tidak mudah
diputar, ketidakberhasilan dekompresasi/penurunan kepala, keraguan
diagnosis sementara bayinya masih hidup.
12.Prolapsus fonikuli
adalah suatu keadaan dimana bagian kecil janin berada di samping/di
bawah besar janin dan bersama-sama memasuki jalan lahir.
Penanganan :
a)ketuban utuh, berbaring dengan posisi trendelenburg, dengkul-
dada, dengkul-siku
b)ketuban sudah pecah,
a.pada kepala tangan, persalinan spontan bisa terjadi, jika terjadi
gangguan putaran pada paksi dalam maka bisa dilakukan ekstraksi
forsep
b.pada kepala lengan, dilakukan reposisi, kalau kepala sudah masuk
jauh panggul reposisi tidak bisa dilakukan dan diganti dengan
ekstraksi forsep, kalau gagal lakukan SC
c.kepala kaki, reposisi,SC
10. Bagaimana pencegahan dari persalinan macet !
Status gizi ibu saat hamil
Status gizi harus baik, dengan demikian tenaga saat persalinan akan bagus
Senam hamil secara teratur
Senam hamil perlu untuk melemaskan otot – otot, belajar bernafas
selama persalinan dan memperkenalkan posisi
Mengotrol kehamilan (4x selama kehamilan
Trimester I : 1x
Trimester II : 1x
Trimester III : 2x