Download - LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN DESA SIAGA
Desa/kelurahan siaga merupakan salah satu upaya terobosan atau strategi
yang memiliki daya ungkit untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
sebagai tahapan menuju desa sehat. Dengan desa/kelurahan siaga diharapkan
masyarakat memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti
kegiatan desa/kelurahan siaga adalah memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan
sebagai upaya fasilitasi yang bersifat persuasif dan tidak memerintah (non
instruktif) melalui proses pembelajaran yang terorganisasi untuk menumbuhkan
respon yang terkoordinasi dengan baik. erdasarkan buku pedoman pelaksanaan
Desa !iaga di "awa #engah yang disusun pada bulan Desember tahun $%%&,
pengembangan Desa !iaga terdapat pentahapan strata yaitu strata I, strata II, dan
strata III, dimana semakin tinggi strata yang telah dicapai menunjukkan keaktifan
desa siaga. 'amun dalam epmenkes I 'o. *+$/-enkes/!//$%*% tentang
Pedoman mum Pengembangan Desa/kelurahan !iaga 0ktif, menyebutkan
bahwa dalam pengembangan Desa !iaga terdapat pentahapan strata sebanyak 1
(empat) tahap, yaitu strata pratama, madya, purnama dan mandiri.
B. TUJUAN
*. -eningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama masyarakat
pedesaan.
$. -eningkatkan keberdayaan masyarakat / keluarga mendapatkan hak untuk
hidup sehat dan meningkatkan kemandirian masyarakat/ keluarga dalam
hidup sehat.
2. -engembangkan desa menjadi arus utama (main stream) dalam
pembangunan kesehatan.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
2/35
C. DASAR HUKUM
*. 'o.$+ #ahun $%%1 tentang 3tonomi Daerah
$. 'o.2$ #ahun $%%1 tentang Pemerintah daerah
2. 'o. 22 #ahun $%%1 tentang Perimbangan euangan antara Pusat dan
Pemerintah Daerah
1. 'o.2& tahun $%% tentang esehatan
+. Peraturan Pemerintah 'o. 4$ tahun $%%+ tentang Desa
&. Peraturan Pemerintah 'o. 42 tahun $%%+ tentang elurahan
4. Peraturan Pemerintah 'o. 25 tahun $%%4 tentang Pembagian rusanPemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Pro6insi dan
Pemerintah Daerah abupaten/ota
5. Peratuan 7ubernur jawa #engah no.% tahun $%%+ tentang Pelaksnaan
PD kabupaten/ota di "awa #engah
. Pergub 'o.14 #ahun $%%& tentang !istim esehatan Pro6. "awa #engah.
*%. epmenkes I 'o. *$5 tahun $%%1 tentang ebijakan dasar Puskesmas
**. epmenkes i 'o. *2* tahun $%%1 tentang !'*$. epmenkes I 'o +&1/-enkes/!/8III/$%%&, tahun $%%& tentang
Pedoman mum Pengembangan Desa !iaga
*2. epmenkes I 'o 5$5/-enkes/!/I/$%%5, tahun $%%5 tentang
Petunjuk #eknis !tandart Pelayanan -inimal idang esehatan di
abupaten/ota
*1. epmenkes I 'o *+$/-enkes/!//$%*%, tahun $%*% tentang
Pedoman mum Pengembangan Desa !iaga dan elurahan !iaga 0ktif
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
3/35
D. KONSEP DESA SIAGA
(DP "awa tengah, $%%&)
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan
dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih
partisipatif dan bottom up. erdasarkan eputusan -enteri esehatan
epublik Indonesia 'omor +&1/-9'9!/!/8I II/$%%&, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan
desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah:masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat
desa, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat
untuk memelihara kesehatannya secara mandiri. Desa yang dimaksud di
sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah:istilah lain bagi
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
4/35
kesatuan masyarakat ;ecto yang memiliki batas:batas wilayah, yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat:istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan 'egara esatuan epublik
Indonesia. onsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu
desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat sendiri.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN DESA SIAGA
*. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya
masyarakat yang terorganisir.
$. Desa siaga mengandung makna D bertugas
melaksanakan kegiatan secara langsung yang berkaitan dengan masalah
kesehatan mulai dari pemetaan masalah melalui !-D sampai dengan
penyusunan rencana kegiatan bersama dengan anggota >D dengan
bimbingan secara teknis dari idan Desa.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
5/35
F. KOMPONEN DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF
*. PD (Poliklinik esehatan Desa) atau !arana esehatan lainnya.
riteria suatu desa dikatakan sebagai desa siaga adalah telah memiliki
PD sebagai rujukan pertama pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan
kegawat daruratan kesehatan dan >orum esehatan Desa / elurahan
(>D/>). ?ilayah desa atau kelurahan yang tidak memiliki PD bisa
dengan sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas Pembantu atau
Puskesmas, klinik, dokter/bidan praktek swasta yang siap melaksanakan
pemberdayaan masyarakat dan mendorong pembangunan berwawasan
kesehatan di desa serta mempunyai kesepakatan dengan pemerintah desa /
>D untuk mengembangkan desa siaga. !arana/#enaga ;ector;itati
kesehatan diharapkan berada di desa tersebut agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan dasar meliputi I0, deteksi dini, konseling dan
kegawat daruratan serta merujuk pasien setiap dibutuhkan.
$. >D/> (>orum esehatan Desa / >orum esehatan elurahan)
>D/> adalah >orum kesehatan di desa/kelurahan yang merupakan
wadah partisipasi bagi masyarakat dalam mengembangkan pembangunan
kesehatan di tingkat desa atau kelurahan untuk merencanakan,
menetapkan, koordinasi dan penggerak kegiatan serta monitoring e6aluasi
pembangunan kesehatan di desa. egiatan Desa !iaga sangat ditentukan
oleh keaktifan dari >D/> ini. >D/> memotori pelaksanaan
!ur6ey -awas Diri (!-D), -usyawarah -asyarakat Desa (--D)
maupun memfasilitasi terbentuknya ebijakan esehatan Desa.
>D/> diharapkan dapat melakukan pertemuan koordinasi secara rutin
bagi semua anggota pengurus >D/> untuk membahas permasalahan
kesehatan di desa/kelurahan.
$. 7otong oyong
omponen gotong royong merupakan kegiatan kegotong:royongan yang
berkembang dari,oleh dan untuk masyarakat secara mandiri sesuai potensi
wilayah masing:masing. entuk:bentuk kegiatan gotong royong yang
selama ini banyak berkembang dimasyarakat, merupakan potensi yang
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
6/35
harus selalu dikembangkan dan diintegrasikan dalam kegiatan Desa !iaga.
@ontoh kegiatan gotong royong misalnyaA Pembangunan sarana air bersih,
"umBat bersih, P!' atau gerakan 2-, Pembuatan !aluran Pembuangan 0ir
Cimbah (!P0C), "ambanisasi, Perbaikan rumah sehat, 0mbulan desa,
Penggalangan donor darah , dll.
*. paya esehatan
paya kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan pre6entif dan
didukung oleh upaya kuratif dan ;ector;itati6e. paya kesehatan tersebut
dilakukan oleh kader dan masyarakat unutk mengatasi masalah kesehatan
secara mandiri. paya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(-) merupakan upaya kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat seperti A posyandu balita/lansia, , C, , poskestren,
!, , !, batra, -, P3D dan lain:lain. entuk:bentuk
kegiatan upaya kesehatan di desa siaga diharapkan dapat terorganisir
dalam sistem kesehatan desa.
+. !ur6eilans
!ur6eilans adalah kegiatan pengamatan dan pemantauan secara sistematis
dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi
yang mempengaruhi terjadinya penyakit atau masalah kesehatan tersebut
(faktor risiko/faktor penyebab). #ujuan pengamatan dan pemantauan oleh
masyarakat agar tercipta sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini
masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan, bencana, kegawat daruratan kesehatan yang akan mengancam
dan merugikan masyarakat sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan
dan penanggulangan.
!ur6eilans dilaksanakan oleh masyarakat dengan menggunakan alat
bantu/;ector;ita terlampir. 0pabila ditemukan adanya faktor risiko
terjadinya masalah kesehatan atau gejala dini dan kasus penyakit maka
kader harus segera melaporkan kepada >D dan petugas kesehatan untuk
segera dilakukan tindak lanjut (respon cepat). egiatan sur6eilans
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
7/35
dibuktikan adanya catatan hasil sur6eilans seperti 0", catatan kasus,
pelacakan kasus, uku I0, !IP Posyandu, @atatan kegiatan.
&. Pembiayaan esehatan
Pembiayaan kesehatan dalam Desa !iaga selain dengan mengembangkan
dana swadaya masyarakat juga diharapkan adanya dukungan pendanaan
secara resmi atau dana tetap yang dianggarkan oleh pemerintah desa
melalui 0DD atau 0PDes yang ditentukan dalam musrenbangdes.
Dukungan pendanaan melalui anggaran desa ini merupakan bentuk
komitmen dari pemerintah desa terhadap pengembangan Desa !iaga
sehingga dana ini akan dijamin keberlanjutannya. entuk:bentuk
pembiayaan kesehatan yang dapat dikembangkan dimasyarakat dalam
bentuk swadaya misalnya A
a. #abulin, Dasolin
b. 0risan jamban
c. Dana posyandu untuk P-#
d. "impitan melalui #/?, dawis, P
Dana pengembangan lingkungan sebagai kompensasi ;ector;i/dunia
usaha ( @!) , dan lain:lain.
G. STRATIFIKASI DESA SIAGA AKTIF
Penentuan strata desa/kelurahan siaga aktif ditetapkan berdasarkan beberapa
kriteria dimana untuk mencapai strata tertentu maka semua kriteria pada
strata tersebut harus terpenuhi. riteria untuk semua strata meliputi A
*. eberadaan tenaga kesehatan ;ector;itati
$. 0kses Pelayanan kesehatan dasar
2. ebaradaan >orum esehatan Desa/kelurahan
1. eberadaan kader
+. 0danya partisipasi /peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
&. eberadaan -
4. Pencapaian P!
5. Pendanaan.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
8/35
Penentuan strata desa/kelurahan siaga ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut A
*. Desa/elurahan !iaga Pratama, yaitu desa/kelurahan yang memenuhi
ketentuan
a. !udah memiliki tenaga ;ector;itati kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai kewenangan.
b. !udah ada pelayanan kesehatan dasar, tetapi belum setiap hari.
c. !udah memiliki >D/>, tetapi belum berjalan.
d. !udah memiliki kader kesehatan minimal $ (dua) orang.
e. !udah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
minimal * (satu) kegiatan.
f. !udah memiliki kegiatan - minimal Posyandu
g. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna) kurang
dari $% E
h. !udah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan,
bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko yang bersumber dari
0DD.
$. Desa/elurahan !iaga -adya, yaitu desa/kelurahan yang memenuhi
ketentuan A
a. !udah memiliki tenaga ;ector;itati kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai kewenangan serta
memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
>D/> untuk kegiatan ( !-D, --D).
b. !udah ada PD/sarana kesehatan lain/tenaga ;ector;itati yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
c. !udah memiliki >D/> yang sudah melakukan kegiatan !-D,
--D dan mempunyai rencana kerja bidang kesehatan.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
9/35
d. >D/> sudah melakukan rapat koordinasi minimal & bulan
sekali.
e. !udah memiliki kader kesehatan 2 F + orang.
f. !udah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan.
g. !udah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
minimal $ (dua) kegiatan.
h. !udah ada peran aktif dari minimal * (satu) organisasi masyarakat
(ormas).
i. !udah memiliki kegiatan - Posyandu, dan $ (dua) jenis
- lainnya aktif.
j. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna) $% E
s/d 2% E.
k. !udah melaksanakan * (satu) jenis kegiatan sur6eilans
l. !udah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan,
bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko yang bersumber dari
0DD, dan dari swadaya masyarakat atau dunia usaha.
2. Desa/elurahan !iaga Purnama, yaitu desa/kelurahan yang memenuhi
ketentuan A
a. !udah memiliki tenaga ;ector;itati kesehatan (dokter/
perawat/bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai kewenangan serta
memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
>D/> untuk kegiatan !-D, --D dan -.
b. !udah ada PD/sarana kesehatan lain/tenaga ;ector;itati yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
c. !udah memiliki >D/> yang sudah melakukan kegiatan !-D,
--D dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana
kerja bidang kesehatan.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
10/35
d. !udah melaksanakan kegiatan !-D dan --D minimal * (satu)
tahun sekali.
e. >D/> sudah melakukakan rapat koordinasi 2 (tiga) bulan
sekali.
f. !udah memiliki kader kesehatan & F 5 orang.
g. !udah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan dan terealisasi.
h. !udah ada partisipasi/ peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
minimal 2 (tiga) kegiatan.
i. !udah ada peran aktif dari $ (dua) organisasi masyarakat (ormas).
j. !udah memiliki kegiatan - Posyandu, dan 2 (tiga) jenis
- lainnya aktif.
k. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna) lebih
dari 2% E s/d 1% E.
l. !udah melaksanakan $ (dua) jenis kegiatan sur6eilans
m. !udah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan,
bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko yang bersumber dari
0DD, dari swadaya masyarakat dan dari dunia usaha.
1. Desa/elurahan !iaga -andiri, yaitu desa/kelurahan yang memenuhi
ketentuan A
a. !udah memiliki tenaga ;ector;itati kesehatan ( dokter/ perawat/
bidan) yang dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan sesuai kewenangan serta
memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
>D/> untuk kegiatan !-D, --D,- dan sur6eilans.
b. !udah ada PD/sarana kesehatan lain/tenaga ;ector;itati yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar setiap hari.
c. !udah memiliki >orum esehatan Desa/elurahan (>D/>)
yang sudah melakukan kegiatan !-D, --D dan telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja bidang
kesehatan.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
11/35
d. !udah melaksanakan kegiatan !-D dan --D * (satu) tahun
sekali dan jika ada masalah kesehatan.
e. >D/> sudah melakukakan rapat koordinasi * (satu) bulan
sekali.
f. !udah memiliki kader kesehatan orang atau lebih.
g. !udah memiliki peraturan di tingkat desa/kelurahan tentang
kesehatan dan terealisasi.
h. !udah ada partisipasi/peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
lebih dari 2 (tiga) kegiatan.
i. !udah ada peran aktif lebih dari $ (dua) organisasi masyarakat.
j. !udah memiliki kegiatan - minimal Posyandu, dan lebih dari
2 (tiga) jenis - lainnya aktif.
k. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama dan paripurna) lebih
dari 1% E.
l. !udah melaksanakan lebih dari $ (dua) jenis kegiatan sur6eilans
m. !udah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan,
bencana, kegawatdaruratan dan faktor risiko yang bersumber dari
0DD, dari swadaya masyarakat, dari dunia usaha dan sumber
lainnya.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
12/35
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA KEDUNGUPIT KECAMATAN SRAGEN
A. LATAR BELAKANG
ntuk tercapainya 6isi pembangunan kesehatan melalui Poliklinik
esehatan Desa (PD), adalah merupakan suatu paya esehatan
ersumberdaya -asyarakat (-) yang dibentuk oleh, untuk dan bersama
masyarakat setempat atas dasar musyawarah Desa/ elurahan yang di dukung
oleh tenaga esehatan profesional untuk melakukan upaya kesehatan
promotif, preventif dan kuratif, sesuai dengan kewenangannya dibawah
pembinaan teknis Puskesmas .
Dalam teoriH.L.Blumdijelaskan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi
beberapa faktor dari yang terbesar yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik. erdasarkan perkembangan dalam
dunia kesehatan secara keilmuan aplikasi teori dibuktikan bahwa faktor
lingkungan dan faktor perilaku mempunyai pengaruh yang besar terhadap
derajat kesehatan.
Dalam penyelenggaraan kesehatan harus dilakukan berbagai upaya
menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat yang dilaksanakan melalui upaya promotif, pre6entif,
kuratif dan ;ector;itati6e. -asalah kesehatan merupakan masalah nasional
yang tidak dapat terlepas dari berbagai ;ector diluar kesehatan. !ehingga
upaya pemecahannya harus melibatkan ;ector terkait. paya dalam
mencapai tujuan pembangunan kesehatan harus disesuaikan dengan masalah
kesehatan yang ada dimasyarakat, sehingga program maupun proyek yang
akan dilaksanakan betul:betul dapat mengatasi masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat.
Desa edungupit merupakan * (satu) dari $%5 (dua ratus delapan)
Desa/elurahan berada di wilayah abupaten !ragen dan merupakan salah
satu dari 5 (delapan) Desa/elurahan di ?ilayah ecamatan !ragen, Desa
edungupit ecamatan !ragen berbatasan dengan sebelah #imur Desa 7abus
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
13/35
ecamatan 'grampal, sebelah !elatan Desa andung ecamatan 'grampal,
!ebelah arat Desa #anggan ecamatan 7esi dan !ebelah tara Desa
arangudi ecamatan 'grampal.
Desa edungupit ecamatan !ragen terbagi dalam + Dusun (Dusun
#anjung, edungupit, Pondok, Prayunan dan Dusun Dalungan), terbagi
menjadi 2$ #, dengan Cuas ?ilayah G +55,$4 m$, dengan jumlah
penduduk &*++ jiwa (Caki:laki H2.*& jiwa perempuan H $.5& jiwa),
jumlah H *&4$ . "umlah eluarga -iskin ( "amkesmas H *%+1 jiwa
!araswati H *%+* jiwa askin H 25+ jiwa, terdapat 2 !D, 2 #, * Pos
P0D.
B. DATA DASAR KESEHATAN
*. "umlah alita A 14$ jiwa
$. "umlah ayi A *+4 jiwa
2. "umlah Ibu amil A *24 orang
1. "umlah Pustu A * unit
+. "umlah PD A * unit
&. "umlah P! A $ unit
4. "umlah #enaga esehatan A 5 orang
idan A 1 orang
Perawat A 1 orang
5. "umlah Posyandu A ** posyandu
!trata Purnama A posyandu
!trata -andiri A $ posyandu
. "umlah Pos Cansia A * posyandu
*%. "umlah ader Posyandu A *%+ kader
**. "umlah umah !ehat A *.*$ rumah
*$. "umlah rumah yg menggunakan "amban !ehat A *.2$* rumah
*2. Desa !iaga termasuk strata A -adya
(Data Primer, >ebruari $%*1)
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
14/35
C. DERAJAT KESEHATAN
*. 0ngka kematian Ibu, ayi dan alita
a. "umlah Cahir idup A *+4 "iwa
b. "umlah Cahir -ati A % "iwa
c. "umlah ematian ayi A $ "iwaH*$,4E(!P- $2E)
d. "umlah ematian alita A * "iwaH$,*E(!P- J$%E)
e. "umlah ematian Ibu A % "iwa
$. 0ngka esakitan/ematian
a. "umlah Penderita # Paru A 2 asus (!P- 4%E)
b. "umlah asus aru I8 A $ asus
c. 0ngka ematian arena I8 A % asus
d. "umlah asus aru 0ID! A $ asus
e. 0ngka ematian arena 0ID! A % asus
f. "umlah aru usta A * asus
g. 0ngka penemuan kasus baru kusta A %,%$ asus (!P- +)
h. "umlah kasus tetanus 'eonatorium A % asus
i. 0ngka ematian tetanus 'eonatorium A % asus
j. "umlah kasus @ampak A % asus
k. 0ngka ematian kasus @ampak A % asus
l. "umlah kasus Polio A % asus
m. 0ngka ematian kasus Polio A % asus
n. "umlah kasus epatitis A * asus
o. "umlah kasus DD A %,%2 asus (!P- +)
p. 0ngka ematian kasus DD A % asus
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
15/35
2. paya esehatan
a. unjungan Ibu amil (*) A *24 umil
b. unjungan Ibu amil (1) A *2 H *%*E umil
(!P- +E)
c. Pertolongan ditolong #enaga esehatan A *1$ H *%4E asus
(!P- %E)
d. Pelayanan Ibu 'ifas A *1$ H *%4E asus
(!P- %E)
e. Ibu amil dengan ##$G A *2 H *%*E umil
(!P- +E)
f. Ibu amil mendapat tablet >e 2 A *2 H *%*E umil
(!P- %E)
g. umil esti/omplikasi ditangani A $4 H *%%E asus
(!P- 5%E)
h. 'eonatal esti/omplikasi ditangani A 2* H *%% E asus
(!P- 5%E)
i. ayi mendapat 8it 0 A $ H *%%E ayi
(!P- +E)
j. 0nak mendapat 8it 0 A 14$ H *%%E 0nak
(!P- +E)
k. Ibu 'ifas mendapat 8it 0 A *1$ H *%4E ufas
(!P- %E)
l. Peserta aru A **+ H 42E orang
(!P- 4%E)
m. Peserta 0ktif A +&4 H +1E orang
(!P- 4%E)
n. unjungan 'eonatus * (' *) A *+4 asus
o. unjungan 'eonatus 2 kali (' lengkap) A *++ H E asus
(!P- %E)
p. unjungan ayi minimal 1 kali A *11 H *E asus
(!P- %E)
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
16/35
K. @I A *%% E (!P- *%%E)
r. ayi yang diberi 0!I 9ksklusif A 5 ayi
s. @akupan 0!I 9ksklusif A 1+ E (!P- 5%E)
t. Pemberian -P:0!I &:$2 bl dari 7akin A $ H *%%E 0nak
(!P- *%%E)
u. @akupan anak balita minimal 5 kali A 2 H 5+E 0nak
(!P- 5+E)
6. alita ditimbang (D) A 2 H 5+E 0nak
(!P- %E)
w. alita erat badan 'aik (') A $% H 51E 0nak
(!P- 5%E)
L. alita dibawah 7aris -erah (7-) A *1 H $E 0nak (!P-
+E)
y. alita 7ibur mendapat pelayanan A 2 H *%%E 0nak
(!P- *%%E)
M. Pelayanan !iswa !D setingkatnya A *%% E
aa. Pelayanan esehatan sila A *+% orang
1. !tatus 7iMi
a. ayi baru lahir ditimbang A *+4 ayi
b. ayi erat Cahir endah (C) A 2 ayi
c. alita 7iMi aik A 2+1 0nak
d. alita 7iMi urang A 1$ 0nak
e. alita 7iMi uruk A 2 0nak
+. 0kses dan -utu Pelayanan
a. -askin dicakup "amkesmas A *%+1 "iwa
b. -askin mendapat pelay.saraswati A *%+* "iwa
c. Penduduk miskin mendapat askin A 25+ "iwa
d. @akupan unjungan -iskin A *1 E (!P- J*+E)
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
17/35
&. Perilaku idup -asyarakat
# P! tama N Paripurna A $*1 H 1$E (!P- &+E)
4. eadaan Cingkungan
a. umah !ehat A **$ H&5 (!P-
4+E)
b. umah ebas "entik/'yamuk A **$ H&5 (!P-
O+E)
c. # dengan sumber air terlindung A *2*& H4 (!P-
5%E)
d. eluarga memiliki "amban !ehat A *2$* H4 (!P-
55E)
e. eluarga memiliki #empat !ampah A &54 H1* (!P-
*%%E)
(Data Primer, >ebruari $%*1)
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
18/35
BAB III
MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB
MASALAH
Tabel Fakt! Re"#k $S%e"#k' Ma"ala( Ke"e(ata) D# De"a
'o -asalah esehatan>aktor resiko
Perilaku Cingkungan
*. ematian ayi $ anak 6
$. ematian alita * anak 6
2. Penderita # Paru 2 orang 6 6
1. asus aru I8 $ orang 6
+. asus aru 0ID! $ orang 6
&. asus aru usta * orang 6
4. asus epatitis * orang 6 6
5. @akupan 0!I 9ksklusif baru 1+ E 6
. alita 7iMi urang 1$ 0nak 6
*%. alita 7iMi uruk 2 0nak 6
**. asil 0" baru mencapai &5E 6
*$. eluarga memiliki #empat sampah baru 1*E 6
!umberA Data Primer, >ebruari $%*1
A. KEMATIAN BAYI
ematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. anyak faktor yang diakitkan
dengan kematian bayi. !ecara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian
bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. ematian bayi endogen atau
umum yang disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh
faktor:faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanyapada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. ematian bayi eksogen
atau kematian bayi post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh
faktor:faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (Data statistik
Indonesia, $%*1).
0ngka kenatian bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat
dimana angka kematian tersebut dihitung. egunaan angka kematian bayi
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
19/35
untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neonatal dan
kematian bayi lain (Data statistik Indonesia, $%*1). arena kematian neonatal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka
program:program untuk mengurangi angka kematian neonatal adalah yang
bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya
program pemberian pil Mat besi (sulfas ferrous) dan suntikan anti tetanus
(imunisasi ##).
Dari data primer yang ditemukan di Desa edungupit ditemukan angka
kematian bayi berjumlah $ anak (Data Primer, $%*1). al ini erat kaitannya
dengan faktor perilaku dari orangtua yang masih kurang dalam peningkatan
derajat kesehatan ibu hamil. Dari pelayanan kesehatan baik dari dokter,
paramedic, hingga kader diharapkan semakin meningkatkan kinerjanya untuk
selalu memberikan upaya kesehatan dari segi promotif dan pre6entif untuk
dilayanan primer sehingga kejadian kematian bayi bisa semakin ditekan
setiap tahunnya.
B. KEMATIAN BALITA
alita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang
baru lahir, yang berusia % sampai menjelang tepat + tahun (1 tahun, ** bulan,
$ hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi %:1 tahun (Data statistik
Indonesia, $%*1). 0ngka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia
%:1 tahun selama satu tahun tertentu per *%%% anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi).
Di Indonesia jumlah kematian anak dibawah lima tahun telah berkurang
dari 25+.%%% pada tahun *% menjadi *+$.%%% pada tahun $%*$. Caporan
dari 'I@9> menunjukkan jika kecenderungan ini akan berlanjut, dunia
tidak akan memnuhiMillenium Development Goal 1 untuk memotong tingkat
kematian balita sebesar dua pertiga pada tahun $%*+ ('I@9>, $%*1). Cebih
buruk lagi, jika kecenderungan ini terus berlanjut, dikhawatirkan tujuan tidak
akan tercapai sampai tahun $%$5.
"umlah kematian balita di desa edungupit yang berjumlah *
menandakan keberhasilan program kesehatan yang telah diterapkan di !ragen
(Data Primer, $%*1). al ini diharapkan selalu diupayakan untuk bisa
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
20/35
memenuhi target pada tahun:tahun berikutnya dimana angka kematian balita
bisa dicegah secara keseluruhan.
Pneumonia, diare, dan malaria masih menjadi penyebab utama kematian
anak secara global, mengklaim kehidupan sekitar &.%%% anak balita setiap
hari. -asalah giMi adalah hampir setengah dari kematian ini ('I@9>, $%*2)
-enurut aMak ($%*$), angka kematian balita di Indonesia menurun &2E
antara tahun *% hingga $%*$, terutama berkat perluasan layanan imunisasi
dan penggunaan terapi rehidrasi oral untuk mengobati diare. Pembentukan
pos kesehatan lebih dari $+%.%%% (Posyandu) di tingkat desa dalam $+ tahun
terakhir yang menyediakan perawatan kesehatan khusus bagi ibu dan anak:anak serta pelaksanaan program:program kesehatan dasar termasuk keluarga
berencana, giMi, imunisasi juga memberikan kontribusi terhadap penurunan
jumlah kematian bayi dan anak.
@. PENDERITA TB PARU
!alah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah di masyarakat
sampai saat ini aslah tuberculosis (#@) atau yang lebih dikenal dengan #
paru. Penyakit # paru di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor
tiga setelah penyakit kardio6askular dan penyakit saluran pernafasan pada
semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. #ahun
* ?3 memperkirakan setiap tahun terjadi +52.%%% kasus baru # paru,
dengan kematia sekitar *1%.%%%. !ecara kasar diperkirakan setiap *%%.%%%
penduduk Indonesia terdapat *2% penderita baru # paru #0 positif
(Depkes I, $%%$). ahkan karena jumlahnya yang cukup besar, Indonesia
menempati urutan ketiga di dunia dalam hal penderita # paru setelah India
dan @hina (0hmadi, $%%+).!trategi penemuan penderita # paru secara pasif adalah penjaringan
tersangka penderita dilaksanakan pada saat mereka dating berkunjung ke unit
pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan
oenyuluhan secara aktif baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat,
untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. @ara ini biasa
dikenal denganpassive promotive case finding. !elain itu semua yang kontak
dengan penderita # paru #0 positif dengan gejala sama harus diperiksa
dahaknya. !eorang petugas kesehatan diharapkan menemukan tersangka
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
21/35
sedini mungkin mengingat # paru adalah penyakit menular yang dapat
mengakibatkan kematian. !emua tersangka penderita harus diperiksa
spesimen dahak dalam waktu $ hari berturut:turut, yaitu sewaktu:pagi:
sewaktu.
Didapatkan 2 kasus # paru di desa edungupit mengindikasikan faktor
indi6idu dan lingkungan itu sendiri (Data Primer, $%*1). Parameter faktor
lingkungan yang mendukung terjadinya penularan penyakit #@, meliputi
tingkat kepadatan penghuni rumah, lantai, pencahayaan, 6entilasi, serta faktor
kelembapan. Pada faktor kepadatan penghuni dapat dijelaskan, bahwa
semakin padat maka perpindahan penyakit, khususnya penyakit menular
melalui udara akan semakin mudah dan cepat. !esuai standar Depkes I
($%%+), tingkat kepadatan rumah minimal *% m$per orang, jarak antar tempat
tidur satu dengan yang lainnya % cm. eberapa penelitian menunjukkan
bahwa risiko terjadinya # paru jauh lebih tinggi pada penduduk yang tinggal
di rumah yang tidak memenuhi standar keadatan hunian. >aktor lantai terkait
dengan tingat kelembapan ruangan, sehingga pada kondisi lantai rumah yang
terbuat dari tanah, cenderung mempengaruhi 6iabilitas kuman #@ di
lingkungan yang akhirnya dapat memicu daya tahan kuman #@ di udara
semakin lama.
>aktor 6entilasi akan terkait dengan sirkulasi pergantian udara dalam
rumah serta proses pengurangan tingkat kelembaban. !tandar luas 6entilasi
sesuai kepmenkes 'omor 5$/-enkes/!/8II/* adalah *%E dari luas
lantai. 8entilasi selain berperan sebagai tempat masuk sinar matahari, juga
mempengaruhi dilusi udara, yang dapat mengencerkan konsentrasi kuman
#@ atau kuman lain, yang dapat terbawa keluar ruangan, yang pada
akhirnya dapat mati oleh sinar ultra6iolet.
>aktor pencahayaan dapa dasarnya dapat membunuh kuman #@,
tergantung jenis dan intensitasnya. Pencahayaan yang tidak memenuhi syarat
berisiko $,+ kali terkena #@ dibanding yang memenuhi syarat rumah
memerlukan cahaya cukup, khususnya sinar matahari dengan ultra6ioletnya.
Proses penularan tuberkulosis adalah melalui udara. Proses penularan
tidak sederhana, misalnya dengan menghirup udara yang bercampur dengan
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
22/35
bakteri #@ lalu terinfeksi kemudian menderita penyakit # paru. Daya
penularan ditentukan banyaknya kuman dan patogenitas kuman, serta
lamanya seseorang menghirup udara yang mengandung bakteri #.
#ingkat kelembaban masih terkait erat dengan tingkat kepadatan dan
6entilasi rumah. elembaban merupakan sarana yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme. 'amun kelembaban juga dipengaruhi oleh
topografi, sehingga daerah yang lebih tinggi cenderung memiliki kelembaban
yang lebih rendah. -enurut penelitian, penghuni rumah menempati rumah
dengan tingkat kelembaban ruang lebih besar dari &%E berisiko terkena #
paru *%,4 kali dibanding yang tinggal pada rumah dengan kelembaban yang
lebih kecil atau sama dengan &%E (Depkes I, $%%+).
#@ akan meningkat pada penduduk dengan keadaan giMi yang jelek,
tingkat kepadatan hunian yang tinggi, serta faktor lingkungan terutama
sirkulasi udara yang buruk. al lain yang dapat menjadi faktor risiko adalah
paparan asap rokok dimana anak yang terpapar asap rokok terbukti lebih
sering mendapat #. #uberkulosis pada perokok lebih menular daripada #
pada penderita yang tidak merokok. !elain asap rokok, asap pembakaran
dapur juga dapat menjadi faktor risiko # (0chmadi, $%%+).
D. KASUS HI*/AIDS
asus 0ID! di Indonesia ditangani oleh omisi Penanggulangan 0ID!
(P0) 'asional dan ' dan memiliki strategi penanggulagan 0ID!
nasional untuk wilayah Indonesia. 0da sekitar 4 daerah prioritas di mana
epidemik 0ID! sedang meluas. Daerah tersebut menjangkau delapan
pro6insiA Papua, Papua barat, !umatera utara, "awa #imur, "akarta, iau,
"awa #engah dan "awa arat. Program:program penanggulangan 0ID!
menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi
upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan.
!ekitar *4%.%%% sampai $*%.%%% dari $$% juta penduduk Indonesia
mengidap I8/0ID!. Perkiraan pre6alensi keseluruhan adalah %,*E di
seluruh negeri. Dari hasil pendataan di Desa edungupit ditemukan $ kasus
I8 dan $ kasus baru 0ID! (Data Primer, $%*1). al ini erat kaitannya
dengan masalah perilaku yang selalu menjadi perhatian untuk bisa diperbaiki
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
23/35
kedepannya. "umlah kasus kematian akibat 0ID! di Indonesia diperkirakan
mencapai +.+%% jiwa. 9pidemi tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan
pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang
yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka, dan pria
yang melakukan hubungan seksual dengan sesame pria. !ejak 2% "uni $%%4,
1$E dari kasus 0ID! yang dilaporkan ditularkan melalui hubungan
heteroseksual dan +2E melalui penggunaan obat:obatan terlarang.
E. KASUS KUSTA
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit yang menimbulkan masalah
yang sangat kompleks. -asalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis,
tetapi meluas hingga masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan
ketahanan nasional (iswani, $%%*).
Penyakit kusta umumnya dijumpai di 'egara:negara berkembang sebagai
akibat dari keterbatasan kemampuan 'egara dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang baik dan memadai terhadap masyarakat. Penyakit kusta saat
ini masih ditakut oleh masyarakat, keluarga temasuk sebagai petugas
kesehatan. al ini sidebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pengertian,
kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkan (0dhi,
Dkk, *4).
Pre6alensi kusta di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun.
#ahun *5& ditemukan 4,& per *%.%%% penduduk menjadi +, per *%.%%%
penduduk. Pada tahun *1 terjadi lagi penurunan menjadi $,$ per *%.%%%
penduduk menjadi *,2 per *%.%%% penduduk. Penurunan pre6alensi penyakit
kusta ini karena kemajuan teknologi promotif, pre6entif, kuratif dan
rehabilitati6e di bidang penyakit kusta (iswani, $%%*). Indonesia masih
berada di peringkat ketiga dunia untuk kasus penyakit kusta. "umlah penderita
kusta di Indonesia pada $%*$ mencapai *5$.%%%. -enurut !lamet ($%*$),
peningkatan kasus paling banyak terjadi pada tahun $%**. ementerian
kesehatan (emenkes) menargetkan bebas kusta pada tahun $%$%.
asus baru kusta yang telah ditemukan di Desa edungupit hanya
berjumlah * penderita (Data Primer, $%*1). al ini memudahkan petugas
untuk bisa menjangkau dan memberikan pelayanan kesehatan, serta
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
24/35
mencegah timbulnya penularan kusta ke warga terdekat. eberapa upaya
yang dilakukan kemenkes untuk mengurangi penyebaran penyakit kusta
adalah mengajak masyararakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat.
!erta masyarakat diminta segera berobat bila ada tanda:tanda terjangkit kusta.
Penularan kusta itu sendiri bisa melalui tetesan air dari hidung dan mulut
selama berada dekat dengan orang yang mengalami kusta, serta kontak
langsung dengan kasus infeksi yang tidak bisa diobati (Djaiman, Dkk, *&).
F. KASUS HEPATITIS B
epatitis merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan
dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan.al ini karena selain pre6alensinya tinggi, 6irus hepatitis dapat
menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi sirosis hepatis dan
karsinoma hepatoseluler primer. !epuluh persen dari infeksi 6irus hepatitis
akan menjadi kronik dan $% E penderita hepatitis kronik ini dalam waktu $+
tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma
hepatoselluler (hepatoma). emungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi
bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang
secara sempurna. Pada saat ini didunia diperkirnkan terdapat kira:kira 2+%
juta orang pengidap (carier) s0g dan $$% juta (45 E) diantaranya terdapat
di 0sia termasuk Indonesia. erdasarkan pemeriksaan s0g pada kelompok
donor darah di Indonesia pre6alensi epatitis berkisar antara $,+%:2&,*4 E
(!ulaiman, *1). !elain itu di Indonesia infeksi 6irus hepatitis terjadi pada
bayi dan anak, diperkirakan $+ :1+,gE pengidap adalah karena infeksi
perinatal. al ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit
hepatitis dan termasuk negara yang dihimbau oleh ?3 untuk
melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi).
Desa edungupit terdapat penderita epatitis baru berjumlah * orang,
hal ini erat kaitannya dengan faktor perilaku dan lingkungan sekitar penderita
(Data Primer, $%*1). epatitis biasanya ditularkan dari orang ke orang
melalui darah/darah produk yang mempunyai konsentrasi 6irus hepatitis
yang tinggi, melalui semen, melalui sali6a, melalui alat:alat yang tercemar
6irus hepatitis seperti sisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, alat
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
25/35
kedokteran dan lain:lain. Di Indonesia kejadian hepatitis satu diantara *$:
*1 orang, yang berlanjut menjadi hepatitis kronik, chirosis hepatis dan
hepatoma. !atu atau dua kasus meninggal akibat hepatoma. -engingat
jumlah kasus dan akibat hepatitis , maka diperlukan pencegahan sedini
mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan
penyakit penyakit hepatitis melalui ealth Promotion dan pencegahan
penyakit melalui pemberian 6aksinasi. -enurut ?3 bahwa pemberian
6aksin hepatitis tidak akan menyembuhkan pembawa kuman (carrier) yang
kronis, tetapi diyakini + E efektif mencegah berkembangnya penyakit
menjadi carrier.
G. CAKUPAN ASI EKSLUSIF
adan Pusat !tatistik ( $%%4), menyatakan bahwa situasi pemberian 0!I
di Indonesia masih kurang menggembirakan. erdasarakan data !ur6ey
Demografi dan esehatan Indonesia (!DI) tercatat bahwa cakupan 0!I
ekslusif sebesar 1%,$E (!DI, $%%4), menurun dari kondisi tahun $%%$ F
$%%2 yaitu 2,+ E dari keseluruhan bayi, sementara jumah bayi di bawah &
bulan yang diberi susu formula meningkat dari *&,4 E (!DI, $%%$ F $%%2)
menjadi $4, E (!DI, $%%4).
Data iskesdas $%*% menunjukkan bahwa cakupan 0!I eksklusif rata:
rata 'asional baru sekitar *+,2E. Data D! (Demographic Health Survey)
$%%4 mencatat 2$,1E 0!I 9ksklusif $1 jam sebelum inter6iew, ibu:ibu desa
lebih banyak yang 0!I 9ksklusif. Ibu:ibu yang berpendidikan !-0 lebih
sedikit (1%,$E) yang 0!I:9ksklusif dibanding yang tidak berpendidikan
(+&E). Data yang menarik dari D! bahwa ibu:ibu yang melahirkan ditolongoleh petugas kesehatan terlatih 0!I 9ksklusifnya lebih sedikit (1$,4E) dari
pada ibu:ibu yang tidak ditolong tenaga kesehatan (+1,4E) (!0ID
ndonesian !utrition "ssessment #eport, $%*%). -eskipun data:data diatas
memerlukan 6alidasi, yang jelas cakupan 0!I 9ksklusif masih jauh dari target
yang harus dicapai pada tahun $%*+ yaitu sebesar 5%E (I, $%*$).
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
26/35
Dari data tersebut tergambarkan bahwa Desa edungupit memiliki
cakupan 0!I ekslusif 1+E sehingga cakupan tersebut masih dibawah target
yaitu 5%E (Data Primer, $%*1).
asil pendataan ini menyarankan perlu ditingkatkan pengetahuan ibu
tentang P0!I, petugas kesehatan disarankan memberi penyuluhan bukan
hanya kepada ibu saja tetapi kepada semua lapisan masyarakat, perlunya
dukungan Pemerintah untuk membatasi produk: produk susu formula di
sarana kesehatan.
H. BALITA GI+I KURANG DAN BURUK
Dari daftar masalah kesehatan di Desa edugupit didaptkan jumlah balita
giMi kurang 1$ anak dan masalah giMi buruk 2 anak. -asalah masih tingginya
pre6alensi giMi kurang dan buruk pada balita di Indonesia suatu indikasi
bahwa upaya penanggulangan giMi belum optimal. !aat ini dalam upaya
penurunan pre6alensi giMi kurang dan buruk pada balita, program pemerintah
lebih diarahkan pada upaya penanggulangannya seperti pemberian makanan
tambahan atau P-# bukan pada upaya pencegahannya. Padahal kejadian giMi
kurang dan buruk tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan konsumsi
makanannya tetapi juga faktor lainnya seperti keadaan ekonomi, pendidikan,
pola asuh, sanitasi lingkungan, morbiditas (penyakit infeksi), dan akses ke
pelayanan kesehatan.
-enurut !ri -ulyati, dkk ($%%+), pada umumnya penyakit penyerta pada
kasus giMi kurang dan buruk adalah diare dan Infeksi !aluran Pemafasan 0tas.
!edangkan kejadian diare erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan seperti
sumber air bersih, adanya saluran pembuangan limbah rumah tangga dan
jamban.
ebiasaan ibu mencuci tangan terutama sebelum menyiapkan makanan
untuk balita berhubungan dengan pre6alensi status giMi kurang dan buruk. Di
daerah pre6alensi tinggi lebih banyak ibu yang tidak mempunyai kebiasaan
mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan. alita yang ibunya biasa
mencuci tangan kemungkinan sakit lebih kecil sehingga keadaan giMinya
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
27/35
dapat lebih baik. eberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare
pada balita berpengaruh pada status giMi anak.
I. ANGKA BEBAS JENTIK
Penyakit Demam erdarah Dengue (DD) disebut juga Dengue
aemorrhagic >e6er (D>). Di Indonesia, penyakit DD merupakan
penyakit endemis di seluruh tanah air, kecuali pada daerah dengan
ketinggian lebih dari *.%%% meter di atas permukaan laut. 8ektor utama
penyakit DD adalah nyamuk "edes "egypti dan"edes "lbopictus sebagai
6ektor sekunder (Depkes I, *4).
0nalisis Perilaku -asyarakat #erhadap 0ngka ebas "entik dan Demamerdarah Dengue di Desa edungupit bahwa telah terjadi penurunan baik
jumlah penderita maupun jumlah kematian akibat DD, namun hal ini tidak
mencerminkan bahwa Desa edungupit terbebas dari ancaman penyakit
DD. Ini dibuktikan oleh data dari Dinas esehatan ota !ragen bahwa
masih ditemukan total 0" sebesar &5E dari masyarakat. al ini menandakan
bahwa belum sesuai target angka bebas jentik nasional sebesar +E (Data
Primer, $%*1)
!ehubungan dengan data dari Dinas esehatan ota !ragen, perlu
dilakukan upaya diataranya perlu digalakkan kegiatan P!':DD melalui
kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala dari petugas kesehatan,
pembentukan kader:kader masyarakat dengan memberikan pelatihan:
pelatihan dan pengetahuan yang cukup untuk melakukan P!':DD,
penyampaian informasi P!':DD terhadap masyarakat secara intensif
melalui media massa secara berkesinambungan dan pemberdayaan pemuka
masyarakat baik formal maupun informal dalam upaya memberikan moti6asi
kepada petugas kesehatan, kader dan masyarakat untuk meningkatkan
peransertanya dalam penanggulangan DD.
-engingat pentingnya kegiatan P!' sebagai upaya pencegahan dan
pemberantasan DD, maka sebaiknya kegiatan P!' dilaksanakan secara
terus: menerus dan hasilnya harus dipantau secara teratur melalui kegiatan
pemeriksaan jentik berkala (P") yang dilakukan oleh petugas Puskesmas
atau tenaga terlatih. !elain itu juga perlu ditingkatkan penyuluhan mengenai
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
28/35
kegiatan P!' DD kepada semua kalangan masyarakat sehingga masyarakat
dapat ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan P!' dan tidak hanya dilakukan
dengan 2-, tetapi juga dengan melakukan metode lain (lar6asida selektif,
memasang ovitrap, memelihara ikan pemakan jentik,fogging,dan lain:lain).
J. TEMPAT SAMPAH KELUARGA
!ampah adalah sesuatu benda atau benda padat yang sudah tidak baik
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam
suatu kegiatan manusia dan dibuang. !ampah erat kaitannya dengan
kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai
mikro organisme penyebab penyakit, dan juga binatang serangga sebagaipenyebar (vector) penyakit.
Dari data obser6asi yang dilakukan di Desa edungupit total 1*E
keluarga yang memiliki tempat sampah baru (Data Primer, $%*1). !etiap hari
manusia mengasilkan sampah baik yang merupakan sampah rumah tangga
maupun sampah industri yang bermacam:macam bentuk dan jenisnya.
!ampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan
masalah lingkungan yang sangat merugikan. !ampah yang menumpuk dan
membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat
mengganggu kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu
estetika lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah
dan bau busuk yang menyengat hidung.
ntuk megatasi hal ini perlu diadakan pengadaan tempat sampah.
Program ini dilakukan untuk peningkatan kebersihan lingkungan di Desa
edungupit. #empat sampah ini diharapkan dapat diberikan kepada keluarga
yang belum memiliki tempat sampah. !elain itu pengadaan tempat sampahbaru pun diharapkan sudah menerapkan sistem pemisahan sampah. #ujuan
pemisahan sampah ini untuk mempermudah pengolahannya, !ampah:sampah
yang dibuang akan dipisahkan dalam dua kategori yaitu sampah organik yang
berasal dari sisa makhluk hidup seperti sisa makanan, sayuran, kotoran
hewan, dan lain:lain. ategori kedua adalah sampah anorganik, sampah:
sampah yang masuk dalam kategori ini berasal dari sampah rumah tangga
seperti kertas, plastic, atau bekas kemasan makanan. edua jenis sampah ini
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
29/35
harus dipisahkan karena dalam proses penguraiannya memerlukan waktu
yang berbeda pula selain itu pengolahan kedua jenis sampah tersebut tidaklah
sama.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
30/35
BAB I*
RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Tabel Re)a)a I)te!-e)"# Me)ata"# Fakt! Re"#k
'o
-asalah es. N
>r es. g Ditemukan"enis Inter6ensi
"angka
Inter6ensi
(Pendek,-enen
gah, Pajang
Pelaksana
Inter6ensi
*. Ditemukan # Paru 2
asus
(asus)
unjungan ke rumah
Penderita
-emberikanPenyuluhan >aktor
resikonya.
Pendek
Pendek
Petugas
Puskesmas
idan
$. umah penderita tidak
sehat dan
memungkinkan
penularan # Paru
(Perilaku)
Pemasangan 7enting
aca N Plesterisasi
-enengah/
panjang
>D
melalui
desa
P'P-
2. Ditemukan ematian
ayi $ anak danematian alita * anak
disebabkan penyakit
Diare
(asus)
unjungan ke rumah
Penderita
-emberikan
Penyuluhan >aktor
resikonya penyakit
Diare
Pendek
Pendek
Petugas
Puskesmas
idan
ader
1. -asyarakat kesulitan
memperoleh air bersih
-asyarakat tidak
menerapkan P!
-asyarakat merasakan
kekurangan jamban
Cingkungan tidak bersih
(pengelolaan sampah yg
tidak baik, 0
sembarangan)
Perbaikan lingkungan,
pengadaan air bersih
Penyuluhan P!,
gotong royong
perbaikan lingkungan
"ambanisasi
Penyuluhan P!,
Pengadaan tempat
sampah, pengelolaan
tempat sampah
terpisah
-enengah/
panjang
Panjang
Pendek
-enengah
Petugas
Puskesmas,
>D ,kader
dan
masyarakat
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
31/35
#erlihat beberapa
tetangga/famili
menderita 0 cair
(Cingkungan)
Deteksi dini,
Penyuluhan, 0ir
bersih, Perbaikanlingkungan
Pendek
+. 0da * asus D
(asus)
-engadakan
Pemeriksaan
9pidemiologi
Pendek Petugas
Puskesmas
&. anyak nyamuk di
wilayahnya
anyak genangan air
$breeding sites% di
wilayahnya
anyak barang:$ bekas
diluar rumah
(kaleng,ban dll) yg
tidak dikubur
anyak menemukan
jentik pada tempat
penampungan air
anyak genangan air
(sawah, kobakan,
tambak yang tidak
terpelihara dll)
(Cingkungan)
paya kesehatanA
Penyuluhan, deteksi
dini kasus DD,
rujukan kasus DD.
egiatan gotong
royongA
Pemberantasan !arang
'yamuk (P!'),
elambunisasi,
Perbaikan lingkungan,
0mbulan desa
Pendek/-eneng
ah
>D,
ader, dan
-asyarakat
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
32/35
BAB *
PENUTUP
A. KESIMPULAN
*. -enurut format penialian strata desa siaga aktif, Desa edungupit
!ragen masih mencapai strata madya, ditinjau dari sudah memiliki tenaga
profesional kesehatan, memiliki * PD yang memberikan pelayanan
kesehatan setiap hari, memiliki >D yang telah melakukan !-D dan
--D, memiliki *%+ kader kesehatan, !udah memiliki peraturan di#ingkat Desa tentang kesehatan, -asyarakat yang aktif di $ kegiatan
gotong royong, memiliki ** posyandu, * posyandu lansia, memiliki
*.*$ rumah tangga sehat, telah menjalankan sur6eilans, dan memiliki
penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan.
$. Poin yang banyak belum terlaksana adalah pelaksanaan --D dan !-D
yang masih belum diagendakan rutin tiap tahunnya, apat koordinasi
>D/> tiap 2 bulan belum terlaksana.
2. Permasalahan kesehatan yang perlu menjadi perhatian adalah masih
didapatkan angka kematian bayi berjumah $ anak, ematian balita *
anak, penderita # paru 2 orang, kasus I8/0ID! 1 orang, kasus kusta *
orang, kasus hepatitis * orang, cakupan 0!I ekslusif baru mencapai
1+E dari target 5%E, balita giMi kurang 1$ anak, balita giMi buruk $ anak,
hasil 0" masih mencapai &5E dari target +E, keluarga yang memiliki
tempat sampah baru hanya mencapai 1*E.
B. SARAN
.Pertemuan desa minimal dihadiri oleh kepala desa dengan perangkatnya
termasuk #, dan ?, adan Perwakilan Desa (PD) dengan fungsi
elemennya, #P P sebagai organisasi masyarakat, Cembaga
sosial/swadaya masyarakat sebagai organisasi peduli kesehatan guna
memfasilitasi masyarakat, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
perwakilan kelompok tertentu sesuai potensi desa (unsur pemuda, dunia
usaha, tenaga kesehatan di desa, dll) dan tidak hanya oleh ibu hamil. 2
bulan sekali, atau satu bulan sekali.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
33/35
0.Perlu adanya pelatihan kader dalam hal penyuluhan di bidang kesehatan
bayi dan balita, penyakit menular infeksi contohnya #, kusta, DD,
hepatitis , esehatan ibu dan anak (I0), -#! (-anagemen #erpadu
alita !akit), dan P! (Perilaku idup ersih dan !ehat), Deteksi dini
kasus kasus DD, -aternal, esehatan anak dan giMi, diare.
1.!aran untuk pengembangan desa siagaA Pelaksanaan desa siaga di daerah
Desa edungupit cukup baik, namun perlu ditingkatkan lagi kepedulian
dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam mencegah, mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri untuk
mewujudkan desa sehat. !elain itu perlu ditingkatkan lagi upaya
pengembangan strata desa siaga dengan PD aktif, >orum kesehatan desa
aktif, kegiatan yang meliputi 1 komponen desa siaga, yaotuA kegiatan
gotong royong, upaya kesehatan, sur6eillance, dan pembiayaan, kesehatan
untuk masalah kesehatan utama yang ada di desa. Perlunya kesiapan
masyarakat untuk mengatasi bencana dan kegawatdaruratan yang akan
terjadi sewaktu:waktu.
-
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
34/35
DAFTAR PUSTAKA
0dhi, '. Dkk. *4. usta, Diagnosis dan Penatalaksanaan. > IA "akarta
0nonim. $%*1. 0ngka ematian ayi dan 'eonatus. "akarta (www.datastatistik:
indonesia.com) diakses tanggal *5 >ebruari $%*1
0nonim. $%*1. Penyakit menular seksualA penanganan I8/0ID!terhambat
stigma. "akarta (www.spiritia.or.id/!tats/[email protected]*)
diakses tanggal *5 >ebruari $%*1
0chmadi, .>. $%%+. -anagemen Penyakit erbasis ?ilayah. Penerbit buku
kompasA "akarta.
adan Citbang esehatan . Caporan iskesdas Pro6insi "awa barat $%%5. "akarta
adan Citbang esehatan, $%%5
enenson 0braham !, *%, &ontrol of &ommunicable disease in Man' (ifteenth
edition, ?ashington D@.
Departemen esehatan I Dirjen P$- dan PCP. *&. uku Pedoman
Pemberantasan Penyakit usta. "akarta.
Departemen esehatan I. *. Petunjuk #eknis Pemberantasan 'yamuk
Penular Penyakit Demam erdarah Dengue 9disi #ahun *5/*. Ditjen
PP- N PC Depkes I. "akarta
. *5. Petunjuk #eknis Penggerakkan Pemberantasan !arang 'yamuk Demam
erdarah Dengue (P!':DD). Ditjen PP- N PC. Depkes I. "akarta
. *4. 9kologi 8ektor dan eberapa 0spek Perilaku. Ditjen PP- N PC Depkes
I. "akarta
Depkes I. $%%4. Pedoman 'asional Penanggulangan #uberkulosis. "akarta
Depkes I, *5, Profil esehatan Indonesia, Depkes I, "akarta
Dinas esehatan Pro6insi "awa #engah. $%%&. Pedoman Pelaksanaan Desa !iaga
di "awa #engah.
Ditjen PP dan PC emenkes I. $%*2. Caporan #erakhir asus I8/0ID! di
Indonesia. "akarta
Djaiman. !, Dkk. *&. Profil Penderita usta. uletin Penelitian esehatan,
'o.$&
http://www.datastatistik-indonesia.com/http://www.datastatistik-indonesia.com/http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1http://www.datastatistik-indonesia.com/http://www.datastatistik-indonesia.com/ -
7/23/2019 LAPORAN DKK Sragen 469 Edit Tanon
35/35
arrison, )rinciple of nternal Medicine 9disi . 7angguan epatobilier dan
Pankreas. Penterjemah 0dhi Dharma. Penerbit uku edokteran, "akarta
tara.
ementrian esehatan epublik Indonesia.$%*$. inerja egiatan Pembinaan
7iMi #ahun $%**-enuju Perbaikan 7iMi Perseorangan Dan -asyarakat
ang ermutu. Direktorat ina 7iMi. "akarta ementerian esehatan
epublik Indonesia.
eputusan -enteri esehatan epublik Indonesia 'omor
5$/-enkes/!/8II/* tentang persyaratan esehatan Perumahan.
"akarta
-aria , *4, epatitis -akin -eningkat, -ajalah esehatan -asyarakat
Indonesia tahun 8, nomor 4
-arkum, *4, Imunisasi. >I, "akarta
Purwanti, $%%1. onsep Penerapan 0!I ekslusif. "akarta uku edokteran. 97@.
epublik Indonesia. $%*$. erangka ebijakan 7erakan !adar 7iMi Dalam
angka !eribu ari Pertama ehidupan (*%%% P). "akarta epublik
Indonesia.
iksani. . $%*$. eajaiban 0!I (0ir !usu Ibu). "akarta 'iaga !wadaya.
oesli. . $%%+. -engenal 0si 9sklusif. "akarta #rubus 0griwidya
!ri -ulyati, !ihadi, !alimar, 0melia dan ika ahmawati. Pencapaian
Pertumbuhan pada alita 7iMi uruk selama mengikuti pemulihan di linik
7iMi, ogor. Penelitian 7iMi dan -akanan 8o*.$. 'o. *. #ahun $%%&. +.