Download - Laporan Akhir Praktikum 2 Biologi Perikanan
x
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANANANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI danKEBIASAAN MAKAN) IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus)
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun Oleh :
Eki Chandra Nugraha 230110130093 Mediana Rahma Putri 230110130123Widi Ridwanto 230110130148
Perikanan B / Kelompok 19
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Biologi Perikanan yang berjudul Pertumbuhan, Reproduksi dan Food Habits Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus). Laporan akhir ini disusun sebagai syarat untuk memenuhui tugas mata kuliah Biologi Perikanan.Dalam proses penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Jatinangor, Maret 2015
PenyusunDAFTAR ISIBabHalaman
DAFTAR TABEL ...iv
DAFTAR GAMBAR ..vi
DAFTAR LAMPIRAN ..vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....1
1.2. Tujuan Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Spesimen Ikan .3
2.1.1. Klasifikasi Spesimen Ikan .4
2.1.2. Habitat dan Distribusi Spesimen Ikan ...5
2.2. Hubungan Panjang Berat .....5
2.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 6
2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG) 8
2.5 Fekunditas..9
2.6 Posisi dan Inti Telur...10
2.7 Kebiasaan Makan .10
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat 13
3.2. Alat dan Bahan .13
3.2.1. Alat ....13
3.2.2. Bahan ....16
3.3 Prosedur Praktikum.17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..19
4.2 Analisa Data dan Perhitungan ...34
4.3 Pembahasan ..38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...46
5.2 Saran .46
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN ..
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.Tabel 1. Parameter tingkat kematangan gonad9
2.Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Kelompok..19
3.Tabel 3. Hasil Pengamatan Reproduksi Kelompok.19
4.Tabel 4. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Kelompok.19
5.Tabel 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan Ikan Tawes..20
6.Tabel 6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan Ikan Nilem..23
7.Tabel 7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan Ikan Bereum Panon24
8.Tabel 8. Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan Ikan Tawes...24
9Tabel 9. Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan Ikan Nilem...25
10Tabel 10. Hasil Regresi Pertumbuhan Angkatan Ikan Bereum Panon...26
11.Tabel 11. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan Tawes..28
12Tabel 12. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan Nilem..30
13Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan Bereum Panon...30
14.Tabel 14. Data Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan Ikan Tawes......31
15Tabel 15. Data Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan Ikan Nilem......33
16.Tabel 16. Indeks Preponderan.34
17.Tabel 17. Nilai Indeks Preponderan.34
18.Tabel 18. Luas Relung.36
19.Tabel 19. Indeks Pilihan..36
DAFTAR GAMBAR
No.JudulHalaman
1.Gambar 1. Anatomi Ikan Tawes.......4
2.Gambar 2. Ikan Tawes......5
3.Gambar 3. Gonad Ikan......8
4.Gambar 4. Embriogenik Telur ikan......11
5.Gambar 5. Grafik Regresi Pertumbuhan Ikan Tawes......26
6.Gambar 6. Grafik Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem.......26
7.Gambar 7. Grafik Regresi Pertumbuhan Ikan Bereum Panon.....27
8. Gambar 8 Diagram Indeks Preponderan...35
9Gambar 9. Diagram Rasio Kelamin Ikan Tawes.......38
10.Gambar 10. Diagram Rasio Kelamin Ikan Nilem.........39
11.Gambar 11. Rasio panjang SL Ikan Tawes.......41
12.Gambar 12. Rasio panjang SL Ikan Nilem.......41
13.Gambar 13. Grafik Rasio Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tawes43
14.Gambar 14. Grafik Rasio Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1.Lampiran 1. Kegiatan Praktikumviii
2.Lampiran 2. Hasil Praktikum..ix
3.Lampiran 3. Hasil Pengamatan dengan Mikroskop.x
vii
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangIkan merupakan orgainsme akuatik yang memiliki sistem organ yang sudah kompleks, karena memiliki sistem pencernaan lengkap, dan Sistem reproduksi yang modern. Ikan sebagai sumber daya alam juga dapat dimanfaatkan secara maksimal karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terlebih negara Indonesia juga sangat serius dalam membangun dunia maririm. Selaku mahasiswa perikanan kita haruslah mengetahui karakteristik dari ikan, reproduksi, morfologi dan kebiasaan makannya, agar pertumbuhan dari ikan tersebut dapat diketahui dan dikontrol.Untuk meneruskan keturunan tentu saja ikan perlu bereproduksi. Pada dunia perikanan, organ dalam pada ikan ini biasa disebutGonad. Selama proses reproduksi, sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Umunnya berat gonad ikan betina adalah 10-25% dan pada ikan jantan 5-10% dari berat tubuh. Perkembangan ovarium sering menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat atau menjadi kurus pada fase reproduksi, bahkan karena ingin mempertahankan populasinya, kematangan gonadnya yang pertamma terpaksa dipercepat, sehingga ukuran ikan menjadi kecil (Wikipedia).Hal ini yang mendasari praktikum kami, yaitu mengetahui tingkat pertumbuhan ikan, dan kematangan donadnya serta kebiasaan makan ikan tersebut di habitatnya
Ikan tawes merupakan ikan yang biasa ditemui diperairan tawar baik berupa perairan tawar lentik seperti danau atau waduk, maupun lotik seperti sungai. Ikan ini masih memiliki kekerabatan dengan ikan nilem. Ikan tawes pada dasarnya merupakan makhluk herbivora. Namun dalam perkembangan budidaya ikan tawes di kolam, ikan ini sudah dapat memakan pakan buatan seperti pelet.1
1.2. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan ikan baik panjang maupun berat2. Mengetahui dan memahami hubungan panjang dan berat3. Mengetahui dan memahami tingkat kematangan gonad ikan4. Mengetahui dan memahami ciri-ciri ikan yang akan memijah dan setelah memijah5. Mengetahui nilai fekunditas ikan6. Mengetahui dan memahami kebiasaan makan ikan di habitatnya
2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1.Deskripsi Specimen Ikan Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam (Susanto, 2007).Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncung meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 buah dan 3-3 buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. (Surya, Rahardian)
Gambar 1. Morfologi ikan(Sumber : geraiberas.com)
3
Pieter Bleeker telah mengidentifikasi hewan ini pada abad ke-19 dan memberi nama berbeda untuk yang ditemukan di Indocina (Barbus gonionatus, dengan alternatifPuntius gonionatus,Barbonymus gonionatus, sertaBarbodes gonionatus, 1850), dan di Jawa (Barbus javanicus, dengan alternatifPuntius javanicus, 1855). Garibaldi (1996) merevisiP. gonionatussebagaiBarbus gonionatus, namun Kottelat (1999) merevisi kembali dengan menggabungkan kedua spesies dengan dua spesies lain sebagai satu spesies,Barbonymus gonionatus. Nama terakhir ini adalah nama yang dianggap valid.2.1.1. Klasifikasi Spesimen IkanKingdom: AnimaliaFilum: ChordataKelas: ActinopterygiiOrdo: CypriniformesFamili: CyprinidaeGenus: BarbonymusSpesies: Barbonymus gonionotus
Gambar 2. Ikan tawes(Sumber : id.wikipedia.org/ikan/tawes)Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai, danau dan rawa rawa dengan lokasi yang disukai adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat aliran air, mengingat ikan ini memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan suhu tropis 22 28C, serta pH 7. Ikan ini dapat ditemukan di dasar sungai mengalir pada kedalaman hingga lebih dari 15 m, rawa banjiran dan waduk. Ikan tawes adalah termasuk ikan herbivora atau pemakan tumbuhan (Kotelat et al., 1993).
2.1.2Habitat dan Distribusi IkanIkan tawes merupakan ikan yang hidup di daerah sungai. Ikan ini telah banyak dibudidayakan di kolam maupun waduk.2.2.Hubungan Panjang BeratBerat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hamper mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Hubungan panjang dan berat tidak selamanya mengikuti hukum kubik, tetapi dalam suatu bentuk rumus yang umum yaitu:W = cLnDimana W = berat, L = panjang, c & n = konstanta.Jika rumus umum tadi kita transformasikan ke dalam logaritma, maka kita akan dapatkan persamaan:log W = log c + n log Lyaitu persamaan linier atau persamaan garis lurus. Harga n ialah harga pangkat yang harus cocok dari panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Menurut Carlander (1969) harga eksponen ini telah diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2 4,0, namun kebanyakan dari harga n tadi berkisar dari 2,4 3,5. Bilamana harga n sama dengan 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya. Pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti telah dikemukakan ialah pertumbuhan isometrik. Sedangkan apabila n lebih besar atau lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik. Kalau harga n kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Kalau harga n lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok, pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya.Cara yang dapat digunakan untuk menghitung panjang berat ikan ialah dengan menggunakan regresi, dapat mengikuti seperti telah dikemukakan oleh Rousenfell dan Everhart (1953) dan Lagler (1961) yaitu dengan menghitung dahulu logaritma dari tiap-tiap panjang dan berat ikan. Atau dapat juga dengan mengikuti jalan pendek seperti dikemukakan oleh Carlander (1968) yaitu dengan mengadakan pengkelasan berdasarkan logaritma. Dasar perhitungan dari cara tersebut adalah sama namun metoda yang dikemukakan oleh Carlander lebih pendek dan dapat dipakai tanpa menggunakan mesin hitung (lihat Metoda Biologi Perikanan, Effendie, 1979).Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang berat ini ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan itu atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokkan, perubahan dari lingkungan (Effendie, 1979).
2.3.Tingkat Kematangan Gonad (TKG)Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai.Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG dengan cara morfologi adalah bentuk, panjang, berat, warna, dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat.Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968) yaitu:1. Dara: organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, transparan, tidak berwarna sampai abu-abu, telur tidak terlihat dengan mata biasa.2. Dara berkembang: testes dan ovarium jernih, abu-abu merah, panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah, telur saru persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar.3. Perkembangan I: testes dan ovarium bentuk bulat telur, warna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler, mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah, telur dapat terlihat seperti serbuk putih.4. Perkembangan II: testes warna putih kemerahan, tidak ada sperma kalau perut ditekan, ovarium warna oranye kemerahan, telur dapat dibedakan, bentuk bulat telur, ovarium mengisi dua per tiga ruang bawah.5. Bunting: organ seksual mengisi ruang bawah, testes putih, keluar sperma apabila ditekan di bagian perut, telur bulat, beberapa jernih dan masak.6. Mijah: telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut, kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.7. Mijah/Salin: gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat telur.8. Salin: testes dan ovarium kosong dan berwarna merah, beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.9. Putih Salin: testes dan ovarium jernih, abu-abu sampai merah.
Gambar 3. Gonad Ikan(Sumber : jurusanbiologi.blogspot.com)
2.4.Indeks Kematangan GonadPerkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Peningkatan bobot ovarium dan testis juga bergantung pada ketersediaan pakan, karena bahan baku dalam proses pematangan gonad terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein. Reproduksi sendiri dimuali sejak terjadinya perkembnagan gonad untuk siap memproduksi sel telur/sperma hingga hadirnya individu baru. Adapun prosesnya meliputi pematangan gonad, pematangan gamet, perkawinan dan pemijahan, pembuahan dan awal perkembangan, serta penetasan (Fujaya, 2002).Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif, dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad (IKG), yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100%.
Dimana:IKG= Indeks Kematangan GonadBg= Berat Gonad (gram)Bt= Berat Tubuh (gram)
Selain gonad yang ditimbang beratnya, hati pada ikan pun ditimbang. Hal ini dilakukan karena pada hati terjadi proses vitelogenesis (pembentukan kuning telur). Perhitungan HIS pada hati menggunakan rumus:
Dimana:IKG= Indeks Kematangan GonadBh= Berat Hati (gram)Bt= Berat Tubuh (gram)
Tabel 1. Parameter tingkat kematangan gonadBETINAJANTAN
Bentuk ovariumBentuk testes
Besar Kecilnya OvariumBesar Kecilnya testes
Pengisian ovarium dalam rongga tubuhPengisian testes dalam rongga tubuh
Warna ovariumWarna testes
Halus tidaknya ovariumKeluar tidaknya cairan dari testes
Ukuran telur dalam ovarium.
Kejelasan bentuk dan warna telur.
Ukuran garis tengah telur
2.5.FekunditasFekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Dalam hal ini telur yang ukurannya berlain-lainan diperhitungkan. Oleh karena itu dalam pengukurannya harus mendapatkan kesempatan yang sama.Fekunditas demikian dinamakan fekunditas individu atau mutlak. Istilah lain ialah fekunditas nisbi, yaitu jumlah telur per satuan berat atau panjang ikan. Nikolsky menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovary biasanya ada dua macam ukuran telur, yaitu telur berukuran basar dan kecil (lihat Modul Praktikum Biologi Perikanan, 2014).Cara menghitung telur dalam penelitian fekunditas ialah:1. Cara menjumlah langsung2. Cara volumetrikX:x = V:vDimana:X = jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)x = jumlah telur dari sebagian kecil gonadV = isi (volume) seluruh gonadv = isi (volume) sebagian gonad
3. Cara gavimetrik, sama dengan volumetric hanya cara mengukurnya dengan berat.
2.6.Posisi Inti TelurBesar diameter telur dan pengamatan posisi inti dapat digunakan sebagai pertimbangan penentuan tingkat kematangan gonad. Telur yang sudah matang cenderung memiliki diameter yang besar. Pada telur yang sudah matang, posisi inti telur cenderung berada pada salah satu kutub dari telur dan tidak berada di tengah. Selain itu biasanya diameter telur dapat dihubungkan dengan perkiraan nilai fekunditas, pada ikan-ikan yang memiliki telur yang besar fekunditasnya biasanya cenderung kecil.
Gambar 4. Embriogenik Telur ikan(Sumber : fifnfin23.blogspot.com)
2.7.Kebiasaan MakanUmumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan yang berukuran tepat dengan ukuran mulutnya, diperkirakan ikan tersebut akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan itu tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya, maka akan terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada waktu masa larva mempunyai mortalitas besar. Ikan yang berhasil mendapatkan makanan sesuai dengan ukuran mulutnya, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya. Refleksi perubahan makanan ikan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya. Susunan cirkuli dekat fokus lebih rapat daripada susunan cirkuli yang jauh dari fokus yaitu pada ikan dewasa. Batas kedua macam susunan cirkuli ini oleh Nikolsky (1963) dinamakan cincin larva.Dalam mengelompokkan ikan berdasarkan kepada makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas, dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah variasi dari macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi:1. EuryphagicEuryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan.2. StenophagicStenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit.3. MonophagicMonophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja.Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yang berlaku. Untuk satu spesies ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah yang berbeda, dapat berbeda kebiasaan makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan yang hidup di perairan tawar. Namun dalam suatu perairan pun jika terjadi perubahan lingkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan, ikan akan merubah kebiasaan makanannya (lihat Modul Praktikum Biologi Perikanan, 2014).Seperti telah diketemukan bahwa berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivor, carnivor, predator, dan sebagainya. Apabila suatu spesies ikan telah diketahui secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan tersebut. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini ialah faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri, serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan (lihat Modul Praktikum Biologi Perikanan, 2014).Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan sering kali dihubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan yang herbivor secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan itu tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicernanya. Ikan herbivor ini harus dapat mengekstrasi nutrient melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan carnivor mempunyai usus pendek yang lebih khusus (lihat Modul Praktikum Biologi Perikanan, 2014).1. Ikan herbivor tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung (yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya). Ususnya panjang berliku-liku, dindingnya tipis.2. Ikan carnivor mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis insangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut, dan menggilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.3. Ikan omnivor mempunyai sistem pencernaan antara bentuk herbivor dan carnivor.13
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan TempatPraktikum biologi perairan dilaksanakan di laboratorium Manajemen Sumber Daya Perikanan (MSP) pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 09.50-11.30 WIB. Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjdaran.
3.2. Alat dan Bahan3.2.1. AlatAdapun alat yang digunakan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Mikroskop Digunakan untuk memperbesar gambaran objek atau specimen yang berukuran kecil
Gambar Mikroskop(Sumber : javaindotech.com)2. Petri diskDigunakan untuk menyimpan bahan praktikum
Gambar Petri dish(Sumber : en.wikipedia.org)
13
3. PenggarisDigunakan untuk mengukur panjang tubuh ikan, hati ikan, dan gonad ikan
Gambar Penggaris(Sumber : ilmugrafis.com)4. PinsetDigunakan menjepit bagian dari ikan baik benda kecil atau jaringan.
Gambar Pinset(Sumber : reidko.com)5. GuntingDigunakan untuk menggunting bagian tubuh ikan.
Gambar Gunting(Sumber : clipartbest.com)
6. Pipet tetesDigunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Gambar Pipet Tetes(Sumber : Reidko.com)7. SondeDigunakan untuk mematikan ikan , dengan menusuk bagian kepala.
Gambar Sonde(Sumber : id.wikipedia.org)8. Timbangan analitikDigunakan untuk menghukur berat tubuh ikan, hati dan gonad ikan
Gambar Timbangan Analitik(Sumber : timbangantare.wordpress.com)
9. Gelas ukurDigunakan untuk mengukur nilai fekunditas gonad dengan metode volumetrik
Gambar Gelas Ukur(psm-petro.indonetwork.co.id)10. Objek glassDigumakan untuk meletakkan telur ikan
Gambar Objek Glass(Sumber : alkestoko.com)
3.2. BahanAdapun bahan yang digunakan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Ikan Tawes (Barbonymus gonionatus)
Gambar Ikan tawes(Sumber : id.wikipedia.org/ikan/tawes)
2. Larutan lugol
Gambar Larutan Lugol(Sumber : Indonetwork.com)
3.3. Prosedur PraktikumAdapun langkah kerja atau prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Menysiapkan satu ekor ikan mas2. Mematikan ikan dengan cara menusuk tepat diatas kepala ikan3. Mengukur panjang ikannya ,baik TL (Total Length), SL (Standart Length) dengan menggunakan penggaris, satuan yang digunakan adalah cm.4. Mengukur bobot ikannya dengan menggunakan timbangan, satuan yang digunakan adalah gram5. Melakukan pembedahan ikan, dengan menggunakan gunting di mulai dari bagian urogenital melingkar menuju bagian rongga perut depan hingga isi perut dapat terlihat6. Mengambil gonad, hati serta ususnya7. Menentukan berat serta panjang gonad, usus dan hati8. Menentukan Tingkat Kematangan Gonad dan Indeks Kematangan Gonadnya9. Menentukan Fekunditas gonad10. Menentukan Hepalo Somatic Indeks11. Mengambil satu persatu telur (sampai 10 buah), pengambilan telur dilakukan pada tiga bagian gonad (anterior, tengan, posterior)12. Menyimpan pada objek glass13. Meneteteskan larutan lugol pada telur14. Menunggu satu menit, kemudian amati bentuknya, hitung ukurannya, dan catat hasilnya15. Mengeluarkan isian usus dengan cara striping atau dengan cara merobek bagian dalam usus16. Mencampurkan cairan tersebut dengan air17. Melakukan pengamatan terhadap cairan tersebut dengan menggunakan mikroskop untuk melihat apa saja yang dimakan oleh ikan tersebut18. Mencatat semua data yang telah di dapat19. Membersihkan kembali alat praktikumMembuang ikan bekas praktikum18
18
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data Hasil PengukuranKelompok: 19Hari/Tanggal: Selasa, 17 Maret 2015Spesies Ikan: Ikan Tawes (Barbonymus gonionatus)Asal ikan: Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur
4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin KelompokTabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin KelompokNama PraktikanPertumbuhanKelamin
Eki ChandraMediana RahmaWidi RidwantoPanjang (mm)Berat (gram)JantanBetina
TLSLFL
240195205214.95
4.1.2 Hasil Pengamatan Reproduksi KelompokTabel 3. Hasil Pengamatan Reproduksi KelompokTKGBG (gr)IKG (%)BH (gr)HSI (%)FekunditasDiameterTelur (m)
4 /Perkembangan II2.100.991.150.54--
4.1.3 Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits KelompokTabel 4. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits KelompokJenis PakanKelompok pemakan
FitoPlanktonZooplanktonBenthosBagianHewanBagianTumbuhanDentritusikan
Cyclotella operculataDaphnia Sp.-Tubifex---Omnivora
19
19
4.1.4Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin AngkatanHari/Tanggal: Selasa, 17 Maret 2015Spesies Ikan: Ikan Tawes (Barbonymus gonionatus)Asal ikan: Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, CianjurTabel 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Ikan TawesKel-Nama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio
Panjang (mm)BeratJantanBetinaKelamin
SLFLTL
1Ichfar Jaffar24627530546001
Silfi Nur Aulia
Jason Tri
2Annisa Nur19220823515010
Desi Triyani
M. Rizky
3Nurma W18520524018510
M. Yogi A.
Rian R.
4Sheila A.17519021013701
Riani A.
Rambo
5Safira A20522525524210
Ira S.
Susetyo
6Rizka Dwi19020423018110
Raka
Gilang N
7Jihan Refli20422324426201
Debora H
Andi M
8Yulida1601751857001
Endah
Ilham
9Syafarudin19020523517110
Elisah F
Jamaludin
10Rionaldhie16317119211310
Desinta
Rian Nur.
Suci F
11Cyntia K1601802009110
Guntur H
Indri
Roury A
12Ai Siti15516518510210
Aida
Asep S
13Alan A.16519020510001
Setyo W
Adinda
14Bella M21023526025410
Rifki
Jamil
15Dony1601802009701
Dwiki
Tanti K
16Mia16518020011710
Siti S
Rahmat D
17Fikri K16518521011001
T Alwie
Elsa
18Eifa1501651877410
Eka
Hana
19Ade1531671807901
Tia
Yuyun Y
20Rahmat1451651858010
Annisa
Firhan
21Leni M1501701907601
Jian
Angga
30Ridwan16519823015410
Sofie
Fadhil
32Anggi16017520011710
Nawang
Rocela
33Sarimanah1451851607401
Reka
Novitasari
34Bastian17319021416601
Sheillawati
Satria
35Adhar17019522014610
Nuraya
Demas
38Yuliana16518522012510
Candra
Nurul
39Ayu T190205240203.4110
Elisa
Agung Rio
40Widi195205240214.9510
Eki
Mediana
41Nabila21023527527510
Hasbi
Dehan
42Santi19521024520010
Riza
Fauzi
43Dea Hari165190210120.1401
Satrio
Gun Gun
44Sintia21524527631910
Thesar
M. Aditya
Ayu Nfs
45Dzaki20021524020610
Zulfikar
Melinda
46Dini Maliha17018521014701
Rayana
Adli M.
Rury Ratnafuri
47Fahri . F1451551908010
Risa Mawadatu
M. Musa DZ
48Dita Tania16517520511110
Windi A.
Rizal Firdaus
49Aisyah Dwi18520523516010
Syarifudin
Fathin A.
50Dhita Hapsari19020523515101
Syifa Zahidah
Dicky D.
51Riana Faosa18020023016801
Hilman H.
Ardiansyah
52Zahra Imma R.18520524018010
Dyah Hafizha
Bagus Renaldo
55Hanna Maryam18020023014010
Bayu . R
M. Ryan K.
58Resna Ajeng A.18520523517310
Raden Rahmadi
Christoper R.
60Dwi Muthiah183200235189.9701
Fadhillah A.
Agung Fuadi
61Kartika Irta D.175190230132.7810
Rosa H.
Taufik Ikhsan
62M. Fahmi Ikmal180200220159.0210
Logica I. B.
Ruth Mawar
63Gilang T.180195215162.1210
Geugeuh G.
Dina Arifiah
65Sona Y. D.185200240148.3210
Reyhan Alif
Eva Amalia
66Shafwan Hariz185205230218.810
Fahira Nur A.
Chervin
Jumlah3316
Tabel 6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Ikan NilemKel-Nama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio
Panjang (mm)BeratJantanBetinaKelamin
SLFLTL
22Iqbal1501701808210
Nielam
Abduyana
23Ganisa15716819310301
Dea F
Refky
24Fauziah1601751959210
Erik
Luthfan
25Taufiq15519021013401
Puty
Fevi
26Zais1451651806310
Zelikha
Rifki GP
27Teguh1601752009201
Dyah
Wahyu
28Rika1601802009610
Esti Mutia
Muammar
29Rahman1451601807410
R. Nadya
Angga
31Ina1501601908710
Raka
Indah
36Detrik1501751908710
Cleovanya
Gulam
37Aliyah16518721010201
Aldwin
Arisca
53Rahmahwati R.15017519710101
M. Aulia R. S.
M. Galdio N. A.
54Ali Aji Adi N.1421551817501
M. Rakhman
Ruth Maria
56Choki S. D.1551701908101
Ayu Mardhiana
Deni Sihabudin
57Aisyah A. M.1501701909001
M. Salsabil
Fachri A. M.
59Kalysta F.16418020510210
Jumaidi Effendi
Yuki Aditya R.
64Kelana Putra172192209135.8610
Takbir S.
Silmi Fitriani
Jumlah98
Tabel 7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan Ikan Bereum PanonKel-Nama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio
Panjang (mm)BeratJantanBetinaKelamin
SLFLTL
52Zahra Imma R.17018522516001-
Dyah Hafizha
Bagus Renaldo
4.1.5 Hasil Regresi Pertumbuhan AngkatanTabel 8. Data Angkatan Regresi Pertumbuhan pada Ikan TawesKel-SLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W
12464602.392.665.726.37
21921502.282.185.214.97
31851852.272.275.145.14
41751372.242.145.034.79
52052422.312.385.345.51
61901812.282.265.195.14
72042622.312.425.335.59
8160702.201.854.864.07
91901712.282.235.195.09
101631132.212.054.894.54
11160912.201.964.864.32
121551022.192.014.804.40
131651002.222.004.924.43
142102542.322.405.395.58
15160972.201.994.864.38
161651172.222.074.924.59
171651102.222.044.924.53
18150742.181.874.744.07
19153792.181.904.774.15
20145802.161.904.674.11
21150762.181.884.744.09
301651542.222.194.924.85
321601172.202.074.864.56
33145742.161.874.674.04
341731662.242.225.014.97
351701462.232.164.974.83
381651252.222.104.924.65
39190203.412.282.315.195.26
40195214.952.292.335.245.34
412102752.322.445.395.66
421952002.292.305.245.27
43165120.142.222.084.924.61
442153192.332.505.445.84
452002062.302.315.295.32
461701472.232.174.974.83
47145802.161.904.674.11
481651112.222.054.924.54
491851602.272.205.145.00
501901512.282.185.194.97
511801682.262.235.095.02
521851802.272.265.145.11
551801402.262.155.094.84
581851732.272.245.145.07
60183189.972.262.285.125.16
61175132.782.242.125.034.76
62180159.022.262.205.094.96
63180162.122.262.215.094.98
65185148.322.272.175.144.92
66185218.82.272.345.145.31
110.10106.03247.52238.65
Tabel 9. Data Angkatan Regresi Pertumbuhan pada Ikan NilemKel-SLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W
22150822.181.914.744.16
231571032.202.014.824.42
24160922.201.964.864.33
251551342.192.134.804.66
26145632.161.804.673.89
27160922.201.964.864.33
28160962.201.984.864.37
29145742.161.874.674.04
31150872.181.944.744.22
36150872.181.944.744.22
371651022.222.014.924.45
531501012.182.004.744.36
54142752.151.884.634.04
56155812.191.914.804.18
57150902.181.954.744.25
591641022.212.014.914.45
64172135.862.242.135.004.77
37.2133.4081.4673.14
Tabel 10. Data Angkatan Regresi Pertumbuhan pada Ikan Bereum PanonKel-SLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W
521701602.232.205.145.00
Gambar 5. Relasi Panjang dan Berat pada Ikan Tawes
abR^2R
-5.6643.48370.91020.9540
Gambar 6. Relasi Panjang dan Berat pada Ikan NilemabR^2R
-4.08592.76430.54030.7351
Gambar 7. Relasi Panjang dan Berat pada Ikan Beurem Panon
28
4.1.6 Hasil Pengamatan Reproduksi AngkatanTabel 11. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan TawesKelTKGBwBGdPGdIKGBHtPHtHSIFekunditasDiameterLetak Inti
TMKM
1Dara46010.121052.25%0.55750.12%00000
2Dara1500.09300.06%1800.67%00000
3Dara Berkembang1852.341321.28%0.8900.43%00000
4Dara1372.0101.49%0.2200.16%00000
5Bunting2422.48351.04%0.71800.29%00000
6Bunting1813521.69%0.5300.28%00000
7Dara Berkembang2622.841051.10%0.59300.23%00000
8Perkembangan II701851.45%0.64400.92%28320100
9Dara1712.97801.77%0.4100.23%00000
10Dara1130.871100.78%0.18150.16%00000
11Bunting 911217015.19%0.48300.53%00000
12Mijah1020.891200.88%0.61400.60%00000
13Bunting100136514.94%1301.01%2005890100
14Bunting2549.59953.92%0.63200.25%00000
15Mijah9715.986019.72%0.86250.89%15853505850
16Bunting1170.6250.52%0.35200.30%00000
17Mijah11010.6110010.68%0.93300.85%5476150110
18Mijah748.0715.512.24%1501.37%00000
19Mijah7912.334018.49%0.921001.18%110145210
20Mijah/Salin809.57013.48%0.59400.74%00000
21Mijah769.477014.23%0.87951.16%160049010
30bunting15426.51.32%0.66-0.43%00000
32dara berkembang1171.27-1.10%0.45-0.39%00000
33dara berkembang740.53-0.72%0.3-0.41%00000
34bunting16618-12.16%0.59-0.36%573835000
35bunting1461.85-1.28%0.25-0.17%00000
38Bunting1250.96800.77%0.45200.36%00000
39Perkembangan II203.41.771050.88%0.5300.25%00000
40Perkembangan2152.11550.99%1.15340.54%00000
41Mijah2753.281401.21%1.24250.45%00000
42Mijah2001.97800.99%1150.50%00000
43Dara Berkembang120.14403.44%0.4100.33%00000
44Dara3194.46981.42%1.28220.40%00000
45Bunting2062.361901.16%0.47150.23%00000
46Pulih Salin1472.93572.03%0.57100.39%00000
47Dara Berkembang800.261100.33%0.47250.59%00000
48Mijah1111.45701.32%0.57350.52%00000
49Perkembangan II1603.131402.00%0.21100.13%00000
50Bunting15112.72709.20%0.21100.14%2269831640
51Dara 1681.441250.86%0.91200.54%00000
52Pulih Salin1801.76600.99%0.9300.50%00000
55Mijah1401511012.00%0.42300.30%00000
58Mijah1732.58951.51%0.35150.20%00000
60Bunting189.913.111207.42%0.29100.15%2151035415
61Mijah132.83.71302.87%0.34110.26%00000
62Bunting1592.1391501.36%0.21160.13%00000
63Bunting162.12.411201.51%0.25100.15%00000
65Salin148.31.281280.87%0.2100.14%00000
66Dara218.84.75802.22%0.25300.11%00000
Tabel 12. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan NilemKelTKGBwBGdPGdIKGBHtPHtHSIFekunditasDiameterLetak Inti
TMKM
22Bunting827.5316010.11%0.69700.85%00010
23Bunting10312.197013.42%0.3100.29%00000
24Bunting928.21159.80%0.822500.90%00000
25perkembangan 21345.03903.90%0.58200.43%346426.7000
26Bunting635.41409.39%0.52100.83%00000
27Mijah9210.277512.57%0.45100.49%443495.81974
28bunting969.998011.61%0.86250.90%00000
29bunting747.3275010.98%0.16250.22%00000
31dara berkembang8711-14.47%0.25-0.29%00000
36Mijah87149019.18%0.78200.90%00000
37Mijah1021815021.43%0.79150.78%21341000100
53Bunting1011817621.69%0.62350.62%17416800100
54Bunting75257150.00%0.24200.32%3715238343
56Perkembangan 28186510.96%0.34200.42%4845581000
57Mijah90189025.00%0.73150.82%1517367415
59Perkembangan 210291589.68%0.16100.16%0000
64Mijah135.91.05680.78%0.92290.68%00000
Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan Ikan Bereum PanonKelTKGBwBGdPGdIKGBHtPHtHSIFekunditasDiameterLetak Inti
TMKM
52Mijah16032.8714025.86%0.34200.21%00000
4.1.7Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits AngkatanTabel 14. Data Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan Ikan TawesKelJenis Pakan
FitoplanktonZooplanktonBenthosBag. HewanBag. TumbuhanDetritusIkan
CyanophyceaePyrrophyceaeChlorophyceaeChrysophyceaeBacillariophyceaeRhizopodaRotatoriaHelminthesEntomostracaCopepoda
125000120000000000
20050000030000230
300001100000000100
4006801800002000230
50022000600000000
6100000000000000
7001000100000000
8000000000000050
91306301000132600000
10100000000200000
11000000000100000
12001500000105003050
133002000000000000
14220170140001126000450
1520030000015120014900
16000000000000090
17000000000600030
1800232000000000000
19000000000000090
20000000001300001170
21000000000100000
30201010000000000
32000000000000000
33000000000000000
34708000000000000
35208020000000000
38100020000000000
39200040000000000
400000320000000000
41200020000000000
42000000000000000
43100000000000000
44100000000000000
45302000000000000
460060140000000000
4760020540000000000
48280240280005000000
49000010100000000
500050200000001200
512010260000000000
5200150230003200400
55003000000000000
58001020000000000
6000000010110000
61205560000010000000
622140170000000000
630002003010000000
65150460380001100000
66000000200100000
2601960629401409586001952490
Total1179195001952490
Tabel 15. Data Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan Ikan NilemKelJenis Pakan
FitoplanktonZooplanktonBenthosBag. HewanBag. TumbuhanDetritusIkan
CyanophyceaePyrrophyceaeChlorophyceaeChrysophyceaeBacillariophyceaeRhizopodaRotatoriaHelminthesEntomostracaCopepoda
22000000000000000
23000000000000000
24000000000000000
25000000000000000
26000000000000000
272026000000000000
285010050000000000
29304000000000000
310020100000000000
36306000000000000
37101000000000000
53000020000000000
54001020100000000
56200000000000000
57000030000000000
59301000000100000
64002000100000000
19053220200100000
Total94300000
34
4.2Analisa Data dan Perhitungan
IKG = = = 0.0097 x 100%= 0.97%
HSI = == 0.0053x 100%= 0,53%
Indeks PreponderanIP = Keterangan :IP = Indeks PreponderanVi = Presentase volume satu macam makananOi = Presentase frekuensi kejadian satu macam makanan (Vi x Oi) = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
Tabel 16. Indeks PrepondenderanJenis MakananIndeks Preponderan (IP)Kelompok Pakan
Tubifex8,3 %Pelengkap
Cyclotella operculata88,9 %Utama
Daphnia2,8 %Tambahan
Gambar 8. Indeks preponderanTabel 17. Nilai Indeks PreponderanKel.Jenis IkanNilai Indeks Preponderan (%)
FitoplanktonZooplanktonBagian TumbuhanBagian HewanDetritusIkan
19Tawes88,9%2,8%8,3%100%
Tingkat TrofikTP = 1 + ((88,9*1)+(2,8*2)+(8,3*2)/100)TP = 1 + ((88,9 + 5,6 + 16,6)/100)TP = 1 + (111,1/100)TP = 1 + 1,111 = 2,111Beradasarkan hasil diatas (TP =2,111) maka ikan tawes termasuk ikan Omnivora,Tingkat Trofik 2.5 = Karnivora
Luas RelungTabel 18. Luas relung Kel Jenis Ikan Pi = (IP/100)2 Jumlah (Pi2) Luas Relung (Pi2)-1
Fito Zoo B. Tumb B. Hewan Detritus Ikan
19 Tawes 0.006889 0.79032100.00078400 0.7979941.253142
Indeks Pilihan
Keterangan:E = indeks pilihanri = jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakanpi = jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairan
Tabel 19. Indeks PilihanNoNama PlanktonKelZooplankton
1Cyclops5
2Euglena0
3Rotifera2
4Daphnia7
Total Zooplankton16
Jumlah 74
18
Bacillariophyceae
1Cyclotella 9
2Navicula 5
3Nitzschia 8
4Tabelaria 0
5Fragillaria 0
6Pinnularia 0
7Synedra 2
8Diatoma11
Jumlah35
Chlorophyceae
1Chlorella 7
2Scenedesmus 0
3Tetrapedia 0
4Ankistrodesmus 0
5Coelastrum0
6Spyrogyra 2
7Pandorina 0
8Zygnema0
9Eudorina0
Jumlah9
Cyanophyceae
1Anabaena 3
2Oschillatoria 0
3Microcystis1
4Merismopedia4
5Spirulina6
Jumlah14
Total Fitoplankton58
Tubifex = 1Cyclotella operculata = 1Daphnia = -0,75Nilai indeks pilihan ini berkisar antara +1 sampai -10 < E < 1 : pakan digemari-1 < E < 0 : pakan tidak digemariE = 0 : tidak ada seleksi oleh ikan terhadap pakannya
4.3 Pembahasan4.3.1 Pembahasan Pertumbuhan dan Ratio KelaminPada praktikum biologi perikanan ini yang membahas tentang pertumbuhan ikan tawes jantan albino yang berhubungan dengan panjang dan berat, seksualitas dan kebiasaan makan ikan. Pertumbuhan ikan tawes yang kami amati memiliki panjang TL 240 mm, panjang SL 195 mm, panjang FL 205 mm, tinggi 78 mm sedangkan beratnya 214,36 gram.Pengamatan selanjutnya mengenai kebiasaan makan ikan, pada saat mengurai isi usus ikan yang kemudian diamati dengan mikroskop. Isi usus ikan dicairkan menggunakan aquades sebelum diamati hal ini agar isi usus tidak terlalu kental dan mudah diamati. Setelah melakukan pengamatan terdapat jenis plankton yang merupakan pakan alami ikan tersebut. Jenis pakan alami yang ditemukan hanya sedikit hal ini dikarenakan ikan tersebut banyak memakan jenis pakan buatan.
Gambar 9. Rasio Kelamin Ikan TawesDari 49 ekor ikan tawes yang diambil dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur, kami mendapakan hasil rasio kelamin seperti pada digram diatas. Ikan jantan lebih besar jumlahnya dari pada ikan betina, jika dikaitkan dengan tempat dimana ikan berasal, yaitu balai yang merupakan tempat , ada kemungkinan bahwa ikan tersebut merupakan ikan hasil budidaya. Dimana jika ikan hasil budidaya (dalam hal ini ikan mas) maka pembudidaya cenderung akan melakukan teknik monoseks, yaitu menjadikan satu golongan seks pada karamba/wadah tertentu supaya pertumbuhannya malsimal. Sehingga jumlah ikan betina jauh lebih sedikit dari jumlah ikan jantan. Ikan tawes merupakan tipe ikan yang poliandri, itu artinya dalam melakukan proses pemijahan, Induk-induk yang telah dipilih selanjutnya dimasukan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah perbandingan induk jantan dan betina di dalam kolam pemijahan yaitu kurang lebih 50 ekor induk jantan dan 25 ekor induk betina. Ini dapat menjelaskan mengapa jumlah ikan jantan lebih banyak dibanding betina.
Gambar 10. Rasio Kelamin Ikan Nilem Dari 17 ekor ikan tawes yang diambil dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur, kami mendapakan hasil rasio kelamin seperti pada digram diatas. Ikan jantan lebih besar jumlahnya dari pada ikan betina, jika dikaitkan dengan tempat dimana ikan berasal, yaitu balai yang merupakan tempat , ada kemungkinan bahwa ikan tersebut merupakan ikan hasil budidaya. Walau begitu dalam pemijahan ikan nilem nilem, Pemijahan ini dilakukan dengan cara memasukkan satu induk ikan nilem yang jantan dan dua ekor indukan betina yang memang sudah siap untuk kawin (gonad). Sehingga seharusnya ikan betina akan lebih banyak.Dari 39 ekor ikan tawes yang diambil dari Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias di cianjur, kami mendapakan hasil rasio kelamin seperti pada table angkatan diatas. Ikan jantan lebih besar jumlahnya dari pada ikan betina, jika dikaitkan dengan tempat dimana ikan berasal, yaitu di Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias, ada kemungkinan bahwa ikan tersebut merupakan ikan hasil budidaya. Dimana jika ikan hasil budidaya (dalam hal ini ikan tawes) maka pembudidaya cenderung akan melakukan teknik monoseks, yaitu menjadikan satu golongan seks pada karamba/wadah tertentu supaya pertumbuhannya malsimal. Sehingga jumlah ikan betina jauh lebih sedikit dari jumlah ikan jantan.Dari tabel angkatan diatas dapat diketahui bahwa sampel ikan yang berasal Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias memiliki rata-rata panjang tubuh 180 sampai dengan 200 mm. Hal ini dapat dinyatakan bahwa ikan yang berasal dari Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias merupakan ikan yang cukup besar (dalam skala konsumsi) jumlah ikan yang memiliki panjang tubuh tinggi juga dapat dikaitkan dengan rasio kelaminnya yang diminan ikan jantan. Karena pada ikan jantan pertumbuhan ikan cenderung lebih cepat dibanding ikan betina.Dari tabel angkatan diatas dapat diketahui bahwa sampel ikan yang berasal dari Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias memiliki bobot berbeda-beda dari yang terkecil 70 gram dan yang terbesar 460 gram. Bobot ikan ini berbanding lurus dengan panjang SL ikan. Dimana semakin panjang SL nya maka bobot ikan tersebut semakin berat. Namun jika dibandingkan dengan pola pertumbuhan, pertumbuhan bobot ikan Balai pelestarian perikanan umum dan pengembangan ikan hias lebih besar dibanding dengan pertumbuhan panjang ikan.
Gambar 11. Diagram SL Ikan Tawes AngkatanRata rata SL ikan Tawes yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur adalah 177.73 mm. Ikan tawes kelompok 1 memiliki SL terpanjang yaitu sepanjang 246 mm sedangkan ikan tawes dengan ukuran SL terkecil terdapat pada kelompok 20, 43, 47, masing masing sepanjang 145 mm.
Gambar 12. Diagram SL Ikan Nilem AngkatanRata rata SL ikan Tawes yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur adalah 154.70. pada dasarnya ukuran ikan nilem memang relatif lebih kecil dibanding dengan ikan Tawes. Hal ini memang karena prtumbuhan ikan tawes lebih cepat dibanding ikan nilem. Ikan nilem kelompok 64 memiliki SL terpanjang yaitu sepanjang 172 mm sedangkan ikan nilem dengan ukuran SL terkecil terdapat pada kelompok 54 sepanjang 142 mm.
4.3.2 Pembahasan ReproduksiDalam melakukan rangkain praktikum ini haruslah hati-hati, kelompok kami mendapatkan ikan tawes jantan albino. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan mempersipkan alat bedah standar laboratorium, kemudian bedah ikan secara vertikal mulai dari bagian anus, sampai kebagian tulang belakang ikan, dilanjutkan dengan memotongnya secara horizontal sampai posterior dari operculum ikan, untuk kemudian dilanjutkan secara vertikal menuju bagian ventral. Gonad ikan sudah dapat terlihat begitu dibedah. Gonad ikan tawes yang kami bedah sudah dalam tahap perkembangan II yang berarti testes warna putih kemerahan, tidak ada sperma kalau perut ditekan, tingkat kematangan gonad pada ikan jantan juga ovariumnya berwarna orange kemerahan. Gonad yang kelompok kami amati memiliki berat total 2.10 gram dan panjang 155 mm. Dimana angka tersebut jika dilihat dari tingkat kematangan gonadnya sudah dapat dikategorikan perkembangan II, walaupun belum mencapai matang. Jika ikan memiliki IKG lebih dari 19 % maka ikan itu sudah mampu menghasilkan telur dan dianggap sudah matang. Setelah mengetahui tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonadnya, kita juga harus mengetahui nilai hepalosomatis indeks, nilai ini dapat diketahui dengan cara mengitung berat hati ikan dibagi dengan total berat iksn dehingga didapatkan hasil HSI sebesar 0.43%. Nilai dari indeks kematangan gonad akan sejalan dengan diameter telur ikan, semakin besar indeks kematangan gonadnya, maka diameter telurnya akan semakin besar.
Gambar 13. Diagram TKG Ikan Tawes AngkatanDari grafik diatas dapat diketahui nahwa ikan tawes yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur yang dijadikan sampel pada praktikum biologi perikanan adalah sebesar 31% ikan tawes berada dalam tahap bunting, diikuti tahap mijah senanyak 25%. Sedangkan ikan tawes yang telah mencapai tahap mijah atau pulih salin, hanya berkisar antara 2% sampai 4%. Itu artinya sampel ikan yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur sangat sedikit yang berada pada tahap siap dilakukan pemijahan.
Gambar 14. Diagram TKG Ikan Nilem AngkatanDari grafik diatas dapat diketahui nahwa ikan nilem yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur yang dijadikan sampel pada praktikum biologi perikanan adalah sebesar 47% pada tahap bunting diikuti ikan pada tahap mijah sebesar 29%. Ikan nilem yang dijadikan sampel tidak ada yang mencapai tingkat kematangan gonad yang mencapai salin atau pulih salin. Namun ikan nilem tersebut sudah dapat untuk difertilisasi karena jumlah ikan yang bunting dan mijah cukup tinggi.
4.3.3 Pembahasan Food and Feeding HabitsBerdasarkan kebiasaan makanannya, ikan tawes dapat dikelompokkan ke dalam jenis omnivora. Dengan dilakukannya praktikum dan perhitungan tingkat trofik dengan hasil 2,1 maka dapat disimpulkan dan dibuktikan bahwa ikan tawes tersebut memang termasuk ke dalam jenis omnivora. Jenis makanan yang paling banyak dimakan diketahui dari isi usus ikan tawes yang kami teliti yaitu fitoplankton (Cyclotella operculata) sebanyak 32 ekor (88,9%) dan makanan yang paling sedikit dimakan yaitu zooplankthon (Daphnia) sebanyak 1 ekor (2,8%), sedangkan sisanya yaitu Tubifex sebanyak 3 ekor (8,3%).Hal tersebut juga dapat dibuktikan dengan adanya perhitungan Indeks Pilihan yang membuktikan bahwa fitoplankton (Cyclotella operculata) dan Tubifex merupakan pakan yang digemari oleh ikan tawes. Sedangkan zooplankthon (Daphnia) merupakan pakan yang tidak digemari ikan tawes.43
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanRasio pertutumbuhan ikan tawes di cenderung memiliki pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan ikan nilemTingkat kematangan gonad rata-rata ikan tawes yang berasal dari Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias, Ciherang, Cianjur yang dijadikan sampel pada praktikum biologi perikanan adalah sebesar 31% ikan tawes berada dalam tahap bunting, sedangkan sebesar 47% dari ikan nilem berada pada tahap bunting. Ikan tawes dan nilem yang dijadikan sampel kebanyakan dari ikan tersebut berada pada fase bunting.Kebiasaan makan ikan tawes adalah cenderung herbivor. Dimana banyak terdapat organisme fitoplankton dalam usus ikan tersebut, namun ada juga beberapa ekor daphnia, dan tubifex yang dimakan oleh ikan tawes.
5.2 SaranSaran kami dalam melakukan praktkum ini adalah dengan melakukan setiap langkah secara hati-hati, jangan sampai ada bagian dari organ yang akan diamati rusak atau bahkan terpotong karena itu dapat memengaruhi hasil praktikum.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim : 2014 Ikan Tawes http://id.wikipedia.org/wiki/Tawes diakses pada 19 Maret 2015 pukul 21.53 WIBAnonim. 2015. Teknik Budidaya Ikan Nilem dalam http://1001budidaya.com /budidaya-ikan-nilem/ dikases pada 29 maret 2015 pukul 19.24 WIBAnonim. 2015. Ikan Tawes. Dalam ttp://www.iftfishing.com/blog/mincing /fishypedia/tawes/ diakses pada 19 maret 2015 pukul 23.15 WIBCarlander.1969. dalam Hubungan Antara Berat Tubuh Ikan dan Panjang IkanEffendi. 1997. Metode Biologi Perikanan, Bagian Perikanan, Bagian I. Yayasan Dwi Sri Institut Pertanian Bogor. Bogor.Effendie, 1979. dalam Hubungan Antara Berat Tubuh Ikan dan Panjang IkanEffendie, Ichsan . 1997.Biologi Perikanan. Bogor. Yayasan Pustaka NusantamaEffendie, Ichsan . 1997.Metoda Biologi Perikanan. Fakutas Perikanan IPB.Bogor. Yayasan Dwi SriEffendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.Fujaya, 2002. dalam Indeks Kematangan Gonad. Proses KematangannyaHerawati, Titin. 2014. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas PadjadjaranKesteven, Bagenal dan Braum. 1968. dalam Tingkat Kematangan GonadKottelat, M., J. A. Whitten., N. S. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Dalhousie University. Canada.Rousenfell, Everhart, dan Lagler.1953 dan 1961. dalam Cara Menghitung Panjang dan Berat IkanSkripsi Tingkat Kematangan Gonad Ikan Wader (Rasbora argyrotaenia) Disekitar Mata Air Ponggok Klaten Jawa Tengah, Erlis Diana, 4 Maret 2015Surya, Rahardian : 2013 Mengetahui Cara Budidaya Ikan Tawes dalam http://www.bibitikan.net/mengetahui-cara-budidaya-ikan-tawes/Surya, Rahardian : 2013 Mengenal Ikan Tawes dalam http://www.bibitikan.net /mengenal-ikan-tawes-barbonymus-goniono-bleeker/ diakses pada 19 Maret 2015 pukul 20.30 WIBSurya, Rahardian Mengetahui cara budidaya ikan tawes dalam http://www.agraris. adakata.com diakses pada 18 Maret 2015 pukul 22.21 WIB48
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan PraktikumGambar ikan tawesGambar Saat penusukan ikan tawesGambar pengukuran panjangGambar pengukuran beratGambar pembedahan ikanGambar hasil pembedahan ikan
Lampiran 2. Hasil PraktikumGambar gonad ikanGambar panjang gonad ikanGambar hati ikanGambar panjang hati ikan
Gambar usus ikanLampiran 3. Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Gambar Cyclotella operculata sp.Gambar daphnia sp.
Gambar tubifex sp.