Download - laporan akhir fix pmcgn 2.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Salah satu
bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan
kesehatan masyarakat, untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat, Pemerintahan Daerah
dan Pemerintah Kota menyediakan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan,
peralatan dan obat-obatan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada Bab IV pasal 11 ayat (2) ditetapkan bahwa bidang pemerintahan yang
wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota adalah pekerjaan umum, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,
lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.Berdasarkan undang-undang tersebut,
bidang kesehatan menempati urutan kedua (setelah bidang pekerjaan umum) dari bidang
pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten dan kota. Ini berarti
bahwa dalam rangka Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung
jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan memberikan pelayanan yang memuaskan.
Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004, Puskesmas merupakan unit pelaksana
pelayanan kesehatan di tingkat pertama. Adapun fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta sebagai
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI, 2006).Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan asas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang
oleh manajemen Puskesmas yang baik.Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
(Departemen Kesehatan RI, 2004).
Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta antara
lain banyaknya yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai, jumlah dokter yang tidak
memadai di daerah terpencil (WorldBank, 2008).Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan
merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas milik pemerintah ini baik itu
dari segi pemeriksaan yang kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan, lama waktu pelayanan,
keterampilan petugas, sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan.
Program-program yang telah dijalankan puskesmas pemancungan telah banyak mencapai
keberhasilan,tetapi masih ada yang menimbulkan masalah yang dapat menghambat puskesmas
berfungsi secara maksimal.Masalah-masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas
yang pada ujungnya berpengaruh pada status kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya (Oleske,
2002).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data
2. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang
sahih secara profesional dari berbagai sumber
3. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk menilai informasi yang
sahih secara profesional dari berbagai sumber
4. Mahasiswa mampu menyusun pemecahan masalah berdasarkan prioritas
5. Mahasiswa mampu menggunakan informasi kesehatan secara profesional untuk kepentingan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
6. Mahasiswa mampu memahami adanya keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama
dan ras
7. Mahasiswa mampu bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang
peningkatan kesehatan gigi dan mulut
8. Mahasiswa mampu menilai kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan menggunakan data
hasil survei, data epidemiologi dan evidence based dentistry
9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan
gigi dan mulut masyarakat
10. Mahasiswa mampu merencanakan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat
berdasarkan prioritas masalah
11. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat
12. Mahasiswa mampu menerapkan strategi promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut
masyarakat
13. Mahasiswa mampu menganalisis program kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang telah
dilaksanakan
14. Mahasiswa mampu memahami penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi untuk
program kesehatan gigi dan mulut masyarakat
15. Mahasiswa mampu memahami penggunaan teknologi informasi untuk pengumpulan dan
pengolahan data di bidang kesehatan gigi dan mulut masyarakat
16. Mahasiswa mampu melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan dan masyarakat, dalam
upaya mencapai kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal
17. Mahasiswa mampu melakukan kerjasama dan jejaring kerja dengan masyarakat, dan instansi
terkait dalam upaya pemberdayaan masyarakat
18. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perilaku kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
di bidang kesehatan gigi dan mulut
19. Mahasiswa mampu memotivasi perilaku hidup sehat individu, keluarga dan masyarakat di
bidang kesehatan gigi dan mulut
20. Mahasiswa mampu menerapkan metoda pendekatan untuk mengubah prilaku kesehatan gigi
dan mulut individu serta masyarakat
21. Mahasiswa mampu membuat penilaian perubahan prilaku kesehatan gigi dan mulut individu
serta masyarakat
22. Mahasiswa mampu menjabarkan upaya mengubah kebiasaan masyarakat dari berorientasi
kuratif menjadi preventif
BAB II
ANALISA SITUASI
2.1. GAMBARAN UMUM (MP-I.1)
2.1.1. GEOGRAFI
Puskesmas Pemancungan mempunyai luas wilayah kerja ± 3,94 Km² yang terdiri dari
5 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Pasar Gadang dengan luas wilayah 0,31 Km², terdiri dari 3 desa:
a. Pemancungan
b. Palinggam
c. Pasar Gadang
2. Kelurahan Seberang Palinggam dengan luas wilayah 0,34 Km²
3. Kelurahan Batang Arau luas wilayah 0,14 Km², terdiri dari 2 desa :
a. Batang Arau
b. Pabayan Panggalangan
4. Kelurahan Bukit Gado – Gado dengan luas wilayah 1,55 Km²
5. Kelurahan Air Manis dengan luas wilayah 1,6 Km²
Adapun batas – batas wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :
o Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
o Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Rawang
o Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia
Kecamatan Padang Selatan khususnya wilayah kerja Puskesmas Pemancungan terdiri
dari dataran tinggi / perbukitan ( 30% ), dataran rendah ( 55% ) dan perairan (10%). Dataran
tinggi berada pada ketinggian 50 sampai 200 meter dari permukaan laut dan dataran rendah
dengan ketinggian 4 meter dari permukaan laut.
2.1.2. DEMOGRAFI
Penduduk yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan merupakan
masyarakat yang sangat heterogen baik dalam segi ekonomi, keyakinan dan suku. Namun demikian
tidak terdapat perbedaan yang berarti terutama dalam bidang kesehatan.
Mata Pencaharian
ABRI dan PNS : 15%
Wiraswasta / Pedagang : 40%
Nelayan : 15%
Buruh : 20%
Dll : 10%
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD : 13%
Tamat SD – SLTP : 50%
Tamat SLTA : 27 %
Tamat AK / PT : 10%
Dari data diatas tergambar bahwa sebagian besar keadaan ekonomi penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Pemancungan adalah menengah ke bawah dengan latar pendidikan
tamat SD dan SMP.
Agama dan Keyakinan
Islam : 80%
Kristen Protestan : 12,5%
Kristen Katolik : 7%
Budha : 0,2%
Hindu : 0,2%
Kepercayaan lainnya : 0.1%
Suku
WNI : 80%
WNI keturunan ( Cina, Nias, dll ) : 20%
Dengan keragaman suku dan agama penduduk yang ada akan berdampak pula pada budaya
dan kebiasaan yang ada pada masyarakat. Semuanya harus diambil sisi positifnya dalam usaha
kebersamaan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Rata – rata kepadatan penduduk adalah 4503 jiwa/Km² yang tersebar di 71 RT / 17 RW dan
hampir 30% penduduknya miskin.
2.1.3. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN (MP-1.5)
Agar pelayanan kesehatan lebih terjangkau kepada masyarakat, Puskesmas
Pemancungan dalam operasionalnya dibantu oleh 3 buah Puskesmas Pembantu ( PUSTU ) dan
5 buah Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu :
Pustu Pasa Gadang
Pustu Kampung Batu
Pustu Air Manis`
Poskeskel Pasa Gadang
Poskeskel Seb. Palinggam
Poskeskel Batang Arau
Poskeskel Bukit Gado-gado
Poskeskel Air Manis
Untuk menunjang kelancaran tugas petugas ke lapangan, puskesmas mempunyai :
1 buah kendaraan roda empat
3 buah kendaraan roda dua
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja puskesmas adalah :
Klinik bersalin swasta : 1 buah
Dokter praktek swasta : 1 orang
Bidan praktek swasta : 3 orang
Posyandu balita : 37 buah
Posyandu lansia : 10 buah
Sarana umum yang ada selain sarana kesehatan adalah :
Sekolah Taman Kanak – Kanak : 5 buah
Sekolah Dasar : 10 buah
MIN ( sederajat SD ) : 1 buah
Sekolah Menengah Pertama : 1 buah
Rumah Ibadah : 15 buah
2.1.4. TENAGA KESEHATAN DAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Tabel 1. Komposisi Tenaga Kesehatan Puskesmas Pemancungan Tahun 2011
NO JENIS TENAGA PTT PNS Honor/ Sukarela TOTAL
1 Dokter Umum 1 2 0 3
2 Dokter Gigi 0 2 0 2
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 0 2 0 2
4 Tata Usaha 0 1 0 1
5 Perawat 0 5 3 8
6 Perawat Gigi 0 3 0 3
7 Bidan 4 7 0 11
8 Sanitarian 0 2 1 3
9 Nutrisionis (Gizi) 0 1 0 1
10 Asisten Apoteker 0 3 0 3
11 Analis (Labor) 0 1 1 2
12 Penjaga Malam 0 1 0 1
13 Sopir Ambulans 0 0 1 1
JUMLAH 5 30 6 41
2.1.5. SASARAN PELAYANAN KESEHATAN
Tabel 2. Sasaran Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pemancungan Tahun 2011
KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK BAYI
BADUTA
BALITA
BULIN BUMIL BUFAS PUS LANSIA
L P JML L P JML L P JML
Pasa Gadang 3104 3093 6197 64 63 127 254 318 317 635 135 142 135 1030 479
Seb. Palinggam 1748 1741 3489 36 36 72 143 179 178 357 76 80 76 373 290
Batang Arau 2322 2313 4635 49 49 98 190 238 237 475 101 106 101 759 346
Bukit Gado-gado 757 753 1510 16 16 32 62 77 78 155 33 35 33 225 112
Air Manis 766 762 1528 16 16 32 62 78 78 156 33 35 33 232 114
PUSKESMAS 8697 8662 17359 181 180 361 711 890 888 1778 378 398 378 2619 1341
2.2. VISI dan MISI PUSKESMAS
2.2.1. Visi Puskesmas
Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Pemancungan yang mandiri untuk hidup sehat.
2.2.2. Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga beserta lingkungannya.
Data khusus
1. Penyakit terbanyak 2011
Tabel 10 PENYAKIT TERBANYAK
PUSKESMAS PEMANCUNGAN TAHUN 2011
No Penyakit Jumlah Persentase (%)1 ISPA 3672 322 Gastritis 1907 173 Rhematik Artritis 1565 144 Bronchitis 1193 115 Infeksi Kulit 683 66 Diare 616 57 Myalgia 553 58 Hipertensi 512 59 Neuralgia 340 310 Penyakit Pulpa Jaringan Peri
apikal187 2
2. Pemakaian Obat Terbanyak Puskesmas Pemancungan Tahun 2011
No Nama Obat Jumlah1 CTM Tab 500 mg tab 49.6482 Paracetamol 500 mg tab 44.8873 Vitamin C tab 25.6404 Glyceril Guayacol tab 21.2305 Vitamin B1 tab 19.3626 Amoxcillin tab 16.4857 Antacid tab 10.6278 Captopril 12.5 mg 9.8599 Ibuproven tab 9.64210 Lactas tab 4.362
3. Data kunjungan
No
Bul
an
B L
Jum
lah
Pas
ien
KASUS TERAPI
Lai
n2
Ruj
ukan
1-4
thn
4-6
thn
7-14
thn
Bum
il/b
utak
i
umum
Ask
es
GR
JUM
LA
H
Kar
ies
Pny
Pul
pa
Pny
Per
io
Abs
es
Per
sist
ensi
Sto
mat
itis
Den
toF
acia
l
Lai
n-la
in
TP
TS
EX
O D
WS
EX
O S
US
U
PG
PU
LP
A
PG
PE
RIO
PG
AB
SE
S
1 Januari 76 25 101 5 72 11 18 24 7 0 7 0 0 1224
47 6 13 0 1 4 6 23 0 66 10 25 101
2 Februari 67 38 105 0 59 14 33 26 7 0 7 0 0 1528
40 3 31 0 2 2 8 20 0 72 11 22 105
3 Maret 54 30 84 5 50 5 18 25 3 0 3 0 0 825
37 4 15 0 5 0 6 23 0 67 2 15 84
4 April 47 21 68 8 25 13 16 21 4 0 4 0 0 521
24 7 8 0 5 1 11 19 0 53 3 12 68
5 Mei 71 16 87 3 31 5 17 3810
0 10 0 0 738
22 2 13 0 2 0 17 30 0 76 2 9 87
6 Juni 55 27 82 7 47 16 29 12 9 0 9 0 0 1412
27 5 13 0 0 4 7 11 0 52 8 22 82
7 Juli 66 24 90 3 21 30 37 2717
0 17 0 0 327
19 13 30 0 3 0 10 19 0 52 12 26 90
8 Agustus 38 23 61 8 24 15 16 18 3 0 3 0 0 818
14 10 16 0 2 0 7 16 0 35 4 22 61
9Septemb
er69 18 87 7 42 16 38 24 7 0 7 0 0 10
24
25 5 29 0 2 4 9 18 0 62 2 23 87
10 Oktober 65 21 86 8 29 12 32 21 6 0 6 0 0 623
21 1 28 0 2 2 14 20 0 66 5 15 86
11Novemb
er53 30 83 6 41 6 13 17
15
0 15 0 0 316
41 5 10 0 8 3 6 16 0 54 9 20 83
12Desembe
r50 26 76 1 30 18 26 20
10
0 10 0 0 620
26 11 18 0 7 0 6 9 0 40 8 28 76
Jumlah 711299
1010 61471
161
293
27398
0 98 0 0 97276
343 72 224 0 39 20107
224 0 695 76239
1010
BAB III
PROBLEM SOLVING
Masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara cakupan
(realitas/pencapaian program) dengan target yang telah ditetapkan.
Perencanaan merupakan penyusunan rencana kerja untuk mengatasi masalah dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan atau disepakati. Proses menyusun rencana kegiatan tahunan
dibuat secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas dikenal dengan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). PTP meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
Tujuan penyusunan PTP adalah :
a. Untuk menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas yang akan dilaksanakan pada
tahun berikutnya.
b. Untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), setelah diterima alokasi sumber
daya dari berbagai sumber.
Tahap dari penyusunan PTP terdiri dari :
a. Tahap persiapan
b. Tahap analisis situasi
c. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
d. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap – tahap Pelaksanaan Problem Solving :
1. Melakukan orientasi di Puskesmas
2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan format yang telah
ditentukan termasuk data hasil survei
3. Melakukan identifikasi atau rumusan masalah kesehatan gigi yang ada di Puskesmas
berdasarkan data yang ada
Masalah :
a. Tingginya angka kunjungan pasien penyakit pulpa ke BP gigi sebesar 30% dari semua
kunjungan pasien ke BP gigi
b. Rendahnya kunjungan KIA ke BP Gigi Puskesmas Pemancungan sebesar 2 %
c. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit terbanyak di sekolah, hasil screening UKS
tahun 2011
d. Jumlah sasaran penyuluhan UKGMD yang datang tidak sesuai dengan yang ditargetkan
yaitu 4,5 % dari target 50%
e. Visit rate BP gigi yang tidak mencapai target yaitu 0,06 dari target 1,7
4. Melakukan MCUA dengan program gigi Puskesmas untuk menentukan prioritas
masalah kesehatan gigi yang ada di Puskesmas
Tingginya angka kunjungan pasien penyakit pulpa ke
BP gigi
Rendahnya kunjungan KIA ke BP
Gigi
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit
tertinggi di sekolah
Pencapaian UKGMD yang tidak sesuai dengan
yang ditargetkan
Visit rate BP gigi yang
tidakmemenuhitarget
Tingkat Urgensi
3 2 2 22
Tingkat Keparahan
3 3 2 22
Biaya 2 2 2 2 1
KemampuanAnggotaMengubah
2 2 2 11
Solusi 2 2 2 1 1
Jumlah 12 11 10 8 7
Keterangan :
a. Tingkat Urgensi : 1= tidak penting, 2= penting, 3= sangat penting
b. Tingkat Keparahan : 1= tidak parah, 2= parah, 3= sangat parah
c. Biaya : 1= sangat mahal, 2= mahal, 3= tidak mahal
d. Kemampuan Anggota Mengubah : 1= sangat sulit, 2= sulit, 3= tidak sulit
e. Solusi : 1= sangat sulit, 2= sulit, 3= tidak sulit
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming
bersama staf bagian gigi Puskesmas
Lingkungan Manusia
Pengaruh kebiasaan masyarakat yang mengobati sendiri jika sakit gigi
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi-gigi dan mulut
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut dan untuk kontrol gigi sekali 6 bulan
Kasus pulpa terbanyak di BP Gigi
Alat untuk perawatan gigi tidak dapat difungsikan dengan baik sehingga tidak ada pengusulan pengadaan bahan
Intensitas penyuluhan di sekolah dan lapangan yang kurang
Kurangnya daya listrik puskesmas untuk mengoperasikan dental chair dan compressor
Integrasi antara Gigi dengan KIA yang kurang
MaterialDanaMetode
Kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat
Program UKGMD yang belum mencapai target sehingga belum maksimal
Masih kurangnya alat peraga untuk penyuluhan gigi seperti pamflet, leaflet, poster, dan alat peraga lainnya
a. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis
1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini,
perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya, yang ditujukan kepada masyarakat
melalui kegiatan UKGMD serta kepada siswa TK,SD, SMP, dan SMA
2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid
3. Pengajuan usulan untuk peningkatan daya listrik puskesmas
4. Pengajuan perbaikan alat dan pengadaan bahan untuk perawatan karies, penyakit
pulpa dan jaringan periapikal
5. Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan
penyuluhan
5. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini,
perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya, yang ditujukan kepada masyarakat
melalui kegiatan UKGMD serta kepada siswa TK,SD, SMP, dan SMA
2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid
3. Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan
penyuluhan
b. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi
No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan
Tingkat keberhasilan
Intensitas
1
Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan karies sejak dini, perjalanan karies hingga pulpa serta perawatannya
Siswa SD, SMP, SMA, Masyarakat
Dokter gigi dan Perawat
Gigi
Minimal dua kali dalam satu tahun
2
Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan terhadap guru dan orang tua murid
Guru dan Orang tua
murid
Dokter Gigi dan Perawat
Gigi
Minimal dua kali dalam satu tahun
3
Pengadaan alat bantu promotif seperti pamphlet, poster guna membantu pelaksanaan penyuluhan
Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Bagian
Promkes
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming
bersama staf bagian gigi Puskesmas
Lingkungan Manusia
Metode Dana Material
Kurangnya kerja sama antara guru dan orang tua siswa dalam melakukan perawatan gigi
siswa
Terdapat beberapa sekolah dasar yang terletak cukup jauh dari daerah
kawasan puskesmas
Tidak ada kader di sekolah untuk melanjutkan kegiatan
ukgs secara mandiri
Penyakit gigi tertinggi di sekolah dasar
Kurang tersedianya alat peraga yang dibutuhkan untuk
penyuluhan UKGS
Tidak ada pamflet kesehatan gigi untuk penyuluhan
Metode penyuluhan di UKGS kurang menarik
perhatian siswa
Peraturan pemerintah mengenai tindakan kuratif di sekolah tidak diperbolehkan
Kurangnya kesadaran siswa untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
a. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis
1. Meningkatkan intensitas kegiatan UKGS dan memberi pengetahuan kepada siswa pentingnya menjaga dan merawat
kesehatan gigi serta kontrol minimal 1x 6 bulan ke dokter gigi
2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan
terhadap guru dan orang tua murid
3. Melakukan pelatihan kader di sekolah seperti dokter gigi kecil untuk melanjutkan kegiatan ukgs secara mandiri
4. Mengadakan program pencegahan karies berupa aplikasi topikal fluor dan atau kumur-kumur dengan fluor pada anak-anak
sekolah dasar
5. Mengadakan koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan sikat gigi massal tiap 3 bulan sekali
6. Pengajuan pengadaan alat bantu promotif seperti pamflet guna membantu pelaksanaan penyuluhan agar lebih menarik serta
pengajuan pengadaan bahan untuk kegiatan preventif seperti pengadaan bahan topikal fluor
1. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan intensitas kegiatan UKGS dan memberi pengetahuan kepada siswa pentingnya menjaga dan merawat
kesehatan gigi serta kontrol minimal 1x 6 bulan ke dokter gigi
2. Meningkatkan peran serta guru dan orang tua murid dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui penyuluhan
terhadap guru dan orang tua murid
3. Melakukan pelatihan kader di sekolah seperti dokter gigi kecil untuk melanjutkan kegiatan ukgs secara mandiri dan
melengkapi buku-buku untuk pengetahuan kader
4. Mengadakan koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan sikat gigi massal tiap 3 bulan sekali
5. Mengadakan program pencegahan karies berupa aplikasi topikal fluor dan atau kumur-kumur dengan fluor pada anak-anak
sekolah dasar
6. Pengajuan pengadaan alat bantu promotif seperti pamflet guna membantu pelaksanaan penyuluhan agar lebih menarik serta
pengajuan pengadaan bahan untuk kegiatan preventif seperti pengadaan bahan topikal fluor
2. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi
No Kegiatan SasaranSDM yang
dibutuhkan
Tingkat
keberhasilanIntensitas
1
Pelaksanaan UKGS dan
penyuluhan di setiap
sekolah
Siswa SDDokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal dua kali
dalam satu
Tahun
2
Melakukan koordinasi
dengan guru dan orang
tua murid dalam
menjaga kesehatan gigi
melalui penyuluhan
Guru SD
dan
orangtua
murid
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal satu kali
dalam satu
Tahun
3
Mengadakan pelatihan
dan pembinaan dokter
kecil
Dokter
kecil
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal satu kali
dalam satu tahun
4
Koordinasi dengan
pihak sekolah untuk
sikat gigi massal rutin
Pihak
sekolah
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal satu kali
dalam 3 bulan
5
Mengadakan program
pencegahan karies
berupa aplikasi topikal
fluor dan atau kumur-
kumur dengan fluor
pada anak-anak sekolah
dasar
Siswa SDDokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal satu kali
dalam satu tahun
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming
bersama staf bagian gigi Puskesmas
Lingkungan Manusia
Metode Dana Material
Budaya masyarakat yang kurang peduli dengan penyuluhan
Kurangnya pencapaian target
UKGMD
Penyuluhan kurang menarik Alat dan bahan untuk
penyuluhan yang kurang lengkap
Tempat penyuluhan yang kurang memadai
Cara menarik perhatian untuk datang keposyandu yang kurang
Wilayah sasaran UKGMD yang cukup luas
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
Tidak adanya kesempatan /waktu masyarakat karena sebagian berprofesi sebagai pedagang
1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Memberikan pelatihan terhadap kader-kader
2. Memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu mengusahakan penyediaan tempat untuk
kegiatan UKGMD
3. Mengadakan kegiatan UKGMD di sekolah PAUD, TK, atau tempat umum lainnya, tidak
hanya terpaku pada saat kegiatan Posyandu saja
4. Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet, guna membantu pelaksanaan
penyuluhan agar lebih menarik
5. Menetapkan jadwal UKGMD yang sesuai dengan waktu luang masyarakat
6. Pengajuan pengadaan poster-poster kesehatan gigi dan mulut
7. Pengajuan pengadaan buku-buku kesehatan untuk kader
2. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Memberikan pelatihan terhadap kader-kader
2. Menetapkan jadwal UKGMD yang sesuai dengan waktu luang masyarakat
3. Memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu mengusahakan penyediaan tempat untuk
kegiatan UKGMD
4. Mengadakan kegiatan UKGMD di sekolah PAUD, TK, atau tempat umum lainnya, tidak
hanya terpaku pada saat kegiatan Posyandu saja
5. Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet, guna membantu pelaksanaan
penyuluhan agar lebih menarik
3. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi
No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan
Tingkat keberhasilan
Intensitas
1Mengadakan pelatihan terhadap kader-kader
KaderDokter Gigi dan Perawat
Gigi
Minimal satu kali
dalam satu tahun
2
Menjalin kerjasama dengan masyarakat untuk kelancaran UKGMD
MasyarakatDokter Gigi, dan Perawat
Gigi
3
Pengadaan alat bantu promotif seperti leaflet, pamflet
Dokter Gigi, Perawat
Gigi, Bagian Promkes
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming bersama
staf bagian gigi Puskesmas
Lingkungan Manusia
Kurangnya tenaga kesehatan di bagian KIA dalam melakukan pemeriksaan dan pencatatan gigi ibu hamil dan balita
Kurangnya pengetahuan petugas KIA mengenai kesehatan gigi
Kurangnya integrasi KIA-gigi
MaterialDanaMetode
Kurangnya koordinasi antar program
1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis :
1. Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil, bayi dan
balita
2. Meningkatkan integrasi KIA-Gigi yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu
hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA
3. Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui ke bagian BP Gigi
4. Memberikan informasi kepada ibu hamil dan atau ibu menyusui tentang manfaat
integrasi Gigi KIA
5. Menerapkan program Preventif Dentistry pada anak-anak, yaitu aplikasi fluor secara
topikal di BP gigi
6. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap, seperti alat dan bahan tambal untuk
menambal gigi ibu hamil
7. Menambahkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut di buku berobat Ibu dan
Balita
2. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil dan bayi
dan balita
2. Meningkatkan integrasi KIA-Gigi yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu
hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA
3. Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui yang datang ke KIA ke bagian BP
Gigi
3. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi
No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan
Tingkat keberhasilan
Intensitas
1
Melakukan pelatihan kepada petugas KIA untuk pemeriksaan gigi ibu hamil, bayi dan balita
Petugas KIA
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi
Minimal satu kali dalam satu tahun
2
Meningkatkan integrasi KIA-Gigi dengan melakukan pemeriksaan gigi pada ibu hamil dan atau ibu menyusui serta bayi dan balita saat berkunjung ke KIA
Petugas KIA
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi
4
Merujuk setiap Ibu hamil dan atau Ibu menyusui ke bagian BP Gigi
Ibu Hamil dan Ibu
menyusui
Perawat dan Bidan
Setiap kali kunjungan bumil
dan buteki
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode Fish Bone, dilakukan dengan brain storming
bersama staf bagian gigi Puskesmas
Lingkungan Manusia
Metode Dana Material
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut
Budaya masyarakat yang malas pergi berobat gigi ke puskesmas karena kebanyakan masyarakat mengobati sendiri
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut
Rendahnya visit rate ke BP gigi
Kurang sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi /pemanfaatan puskesmas
Alat untuk perawatan gigi tidak dapat difungsikan dengan baik sehingga tidak ada pengusulan pengadaan bahan
Daya listrik yang kurang untuk perawatan gigi yang menggunakan listrik
Pekerjaan masyakat mayoritas wiraswasta sehingga susah untuk dating ke puskesmas
Beberapa cakupan wilayah puskesmas yang jauh dari puskesmas tersebut dan transportasi sulit
kebanyakan masyarakat yang mengobati sendiri jika sakit gigi
1. Mencari alternatif pemecahan masalah yang realistis :
1. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan
puskesmas
2. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada
cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas
3. Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan
gigi
4. Menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor
1. Menentukan prioritas pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan
puskesmas
2. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada
cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas
3. Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan
gigi
4. Menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor
2. Membuat RUK yang relevan untuk peningkatan program gigi
No Kegiatan SasaranSDM yang dibutuhkan
Tingkat keberhasilan
Intensitas
1
Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan pemanfaatan puskesmas
Seluruh lapisan
masyarakat
Dokter gigi dan
Perawat Gigi
Minimal dua kali dalam satu tahun
2
Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling 1 atau 2 bulan sekali khususnya pada cakupan wilayah yang jauh dari lokasi puskesmas
Seluruh lapisan
masyarakat
Dokter Gigi dan
Perawat Gigi, Sopir Ambulan
Minimal dua kali dalam satu tahun
3
Peningkatan fasilitas pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana pelayanan gigi
Dinkes
Ka. Puskesmas &Dokter
Gigi
4
Permohonan dana untuk menambah daya listrik puskesmas untuk pengoperasian dental chair dan compressor
DinkesKepala
Puskesmas
BAB IV
PROMOTIF DAN PREVENTIF DENTISTRY
3.1. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah suatu upaya memberdayakan masyarakat agar dapat memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Penyelenggaraan promosi
kesehatan sejak merdeka sampai saat ini diutamakan pada upaya pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan peningkatan kemampuan petugas (capacity building).
Promosi kesehatan memberikan pencegahan primer (primary prevention) terhadap penyakit
dengan cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan agar individu atau sasaran lebih
memiliki pemahaman terhadap konsep yang disampaikan. Salah satu kompetensi inti yang harus
dikuasai oleh seorang promotor kesehatan adalah kemampuan berkomunikasi untuk perorangan
maupun kelompok.
Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah ketepatan memilih metode dan teknik yang digunakan. Metode dan teknik promosi
kesehatan berdasarkan sasarannya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu individual (face to face, via
telpon), kelompok (brain storming, stimulation game, ceramah, lokakarya) dan massal (ceramah,
koran, radio, televisi).
3.2. Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa yang menyebabkan tingginya angka kejadian penyakit pulpa
dan bagaimana pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pemancungan?
3.3. Tujuan survei
a. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian
penyakit pulpa dan bagaimana pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Pemancungan
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit pulpa di
wilayah kerja Puskesmas Pemancungan
2. Mengetahui tindakan masyarakat terhadap penyakit pulpa di wilayah kerja
Puskesmas Pemancungan
3. Mengetahui pencarian perawatan yang dilakukan masyarakat terhadap
penyakit pulpa di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan
3.4. Sasaran survei
Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan
Sasaran pada survai cepat kesehatan gigi dan mulut adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pemancungan, yaitu pada kelurahan :
1. Pasa Gadang
2. Seb. Palinggam
3. Batang Arau
4. Bukit Gado-gado
5. Air Manis
3.5. Pelaksanaan Survey
1. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data
Instrument : Kuisioner
Pengetahuan
Tindakan
2. Sampling sesuai besar sampel yang telah ditentukan
Cluster yang diambil adalah RW
1 Kelurahan diambil sampel 1 RW, 1 RW = 7-10 sampel
Diketahui :
No.
Nama Desa/Kelurahan
1 Pasa Gadang
2 Seb. Palinggam
3 Batang Arau
4 Bukit Gado-gado
5 Air Manis
Ditanya : Berapa RW yang akan dijadikan sampel dan berapa jumlah sampel seluruhnya?
Jawab :
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Yang menjadi
cluster adalah RW pada setiap kelurahan.
Seluruh RW pada setiap kelurahan diberi kode sebelum dilakukan loting. Cluster yang
diambil sebanyak 5 buah dan disetiap cluster terdiri dari 10 orang. Sehingga jumlah sampel
mejadi 50 orang.
Jadi,
- RW yang akan dijadikan sampel adalah sebanyak 5 RW
- Dikarenakan 1 RW terdiri dari 7-10 sampel, maka jumlah sampel seluruhnya adalah 5 RW x
10 = 50 sampel
Dengan distribusi sampel :
NoNama
Desa/Kelurahan
Jumlah Sampel(Orang)
1Pasa Gadang
10
2Seb. Palinggam
10
3Batang Arau
10
4Bukit Gado-gado
10
5Air Manis
10
Jumlah 50
3.6. Pengumpulan data
Survei dilakukan pada tanggal 10 sampai 12 Desember 2012 di setiap RW masing-
masing kelurahan.
Metode :
Survai cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Tiap sampel diberi kuesioner yang berisi
4 pertanyaan mengenai pengetahuan dan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut.
KUESIONER SURVEY CEPAT
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMANCUNGAN
KECAMATAN PADANG SELATAN
A. Identitas Responden
1. No. Urut Responden :2. Kelurahan :3. Nama :4. Umur :5. Jenis Kelamin :
B. Pertanyaan
Pilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar
1. Apa yang anda lakukan jika gigi Anda terasa ngilu?
3.7. Dibiarkan saja / kumur air garam hangat
3.8. Langsung memeriksakan ke dokter gigi/Puskesmas/Rumah sakit
3.9. Makan obat yang dibeli di warung
2. Menurut Anda, apakah gigi yang berlubang sedikit/terdapat garis/lubang hitam perlu
dirawat?
a. Dirawat jika lubangnya telah membesar
b. Perlu segera diperiksa ke dokter gigi
c. Tidak perlu, karena belum terasa sakit
3. Menurut Anda, apakah gigi yang sakit berdenyut masih dapat dirawat/ditambal?
a. Tidak, harus dicabut
b. Bisa, dengan ditambal /perawatan saraf oleh dokter gigi
c. Bisa, dengan minum obat setiap terasa sakit/pengobatan tradisional
4. Apa yang Anda lakukan jika gigi anda berdenyut dan berlubang?
a. Dicabut agar rasa sakit tidak kembali
b. Cukup dengan meminim obat
c. Ditambal / perawatan saraf gigi
3.7. Hasil Survey
3.7.1. Tindakan yang dilakukan masyarakat saat gigi terasa ngilu
Dari diagram dibawah ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat lebih memilih
membiarkan saja atau cukup berkumur dengan air garam hangat (76 %) jika gigi mereka ngilu, (18
%) masyarakat memilih makan obat yang dibeli sendiri di warung / di apotek, sedangkan yang
langsung memeriksakan ke dokter gigi/Puskesmas/Rumah sakit hanya (6%).
76%
18%6%
dibiarkan atau berkumurminum obatberobat ke drg
Gambar 3.1: Tindakan yang dilakukan masyarakat saat gigi terasa ngilu
3.7.2. Pendapat masyarakat tentang perlu tidaknya gigi yang masih berlubang kecil/terdapat
garis/lubang hitam untuk dirawat
Dari diagram di bawah ini dapat dilihat bahwa (86 %) masyarakat memilih untuk tidak
merawat giginya yang masih berlubang kecil karena belum terasa sakit, (12%) masyarakat memilih
untuk merawat giginya jika lubangnya telah membesar dan (2%) masyarakat berpendapat perlu
segera diperiksakan ke dokter gigi.
86%
12% 2%
dibiarkan berobat ke drg jika berlubang besarberobat ke drg
Gambar 3.2 : Pendapat masyarakat tentang perlu tidaknya gigi yang masih berlubang kecil/terdapat garis/lubang hitam untuk dirawat
3.7.3. Pendapat masyarakat tentang bisa tidaknya gigi yang sakit berdenyut dan berlubang besar
untuk dipertahankan
Dari diagram di bawah ini dapat diketahui bahwa (45 %) masyarakat berpendapat bahwa
gigi sakit dan berlubang besar tidak bisa dipertahankan, harus dilakukan pencabutan, (38 %)
masyarakat berpendapat bahwa gigi sakit dan berlubang besar dapat di pertahankan dengan cara
minum obat setiap kali sakit atau diobati secara tradisional, sedangkan masyarakat yang
berpendapat masih dapat dipertahankan dengan perawatan oleh dokter gigi hanya 14 %.
45%
38%
14%
Dicabut jika gigi sudah berlubang besarminum obat jika sakitberobat ke dokter gigi
Gambar 3.3 : Pendapat masyarakat tentang bisa tidaknya gigi yang sakit berdenyut dan berlubang besar untuk dipertahankan
3.7.4. Tindakan masyarakat jika gigi sudah berlubang besar
Dari diagram dibawah ini dapat dilihat bahwa (48 %) sebagian besar masyarakat
memilih untuk dilakukan pencabutan jika giginya sudah berlubang besar, (38 %)
masyarakat memilih untuk meminum obat saja jika gigi terasa sakit / berdenyut, dan hanya
(14 %) masyarakat yang datang ke dokter gigi/ ditambal.
48%
38%
14%
Dicabut jika gigi sudah berlubang besarminum obat jika sakitberobat ke dokter gigi
Gambar 3.4 : Tindakan masyarakat jika gigi sudah berlubang besar
3.8. Pembahasan
Dari hasil survey terlihat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai perawatan
terhadap gigi berlubang, kebanyakan masyarakat berpendapat bahwa gigi yang masih berlubang
kecil tidak perlu dirawat karena belum terasa sakit, sedangkan seharusnya gigi segera ditambal pada
fase gigi masih terasa ngilu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dan kebanyakan masyarakat
berpendapat bahwa gigi yang sakit berdenyut dan sudah berlubang besar harus dicabut dan tidak
bisa dipertahankan lagi dan memilih untuk membeli obat sendiri ketika gigi terasa berdenyut. Saat
diwawancarai kebanyakan masyarakat tidak mengetahui mengenai perawatan pulpa dan mereka
berpendapat bahwa setelah gigi ditambal, rasa sakit berdenyut bisa datang kembali sehingga mereka
lebih memilih untuk mencabut gigi yang berlubang tersebut. Persepsi masyarakat mengenai hal ini
harus dibenarkan karena lebih baik mempertahankan gigi dan lebih banyak dampak yang
ditimbulkan akibat kehilangan gigi, salah satunya berkurangnya fungsi pengunyahan sehingga juga
berdampak pada kesehatan secara umum.
Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi. Survey menunjukkan
kebanyakan masyarakat membiarkan saat gigi masih terasa ngilu dan baru mengobati saat
gigi sudah sakit berdenyut. Sedangkan saat gigi sudah terasa berdenyut, ini menunjukkan
bahwa kerusakan gigi telah mencapai kepada kerusakan pulpa dan tidak bisa diatasi dengan
penambalan biasa. Sehingga saat datang ke puskesmas kebanyakan kasus pasien telah
mencapai pada kerusakan pulpa. Dan kebanyakan masyarakat memilih untuk meminum obat
saat terasa sakit dan meminta untuk dicabut agar rasa sakitnya tidak datang kembali.
Hal ini perlu mendapat perhatian bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam perawatan kesehatan gigi. Dan menerapkan
bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati untuk peningkatan kualitas kesehatan gigi
yang lebih baik.
4.9. Perencanaan
Melakukan kegiatan UKGMD pada masyarakat yaitu berupa penyuluhan dengan rincian
kegiatan :
1. Kegiatan : UKGMD ( Penyuluhan )
2. Tema : "Kesehatan Gigi Meningkatkan Kualitas Hidup "
3. Topik : Peningkatan Kualitas Hidup dengan Menjaga Kesehatan Gigi
4. Sub Topik : Perawatan Kesehatan Gigi
5. Tujuan : 1. Agar masyarakat mengetahui dan memahami cara menjaga
kesehatan gigi yang tepat
2. Agar masyarakat mengetahui dan memahami fase perjalanan
penyakit gigi berlubang dan jenis perawatannya
Materi : 1. Cara menjaga kesehatan gigi yang tepat
2.Fase perjalanan penyakit gigi dan jenis
perawatannya
6. SDM yang dibutuhkan : Mahasiswa FKG Unand, Dokter Gigi dan Perawat
7. Alat Bantu : Phantom, Sikat gigi, Poster
8. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 27 Desember 2012
Tempat : Puskesmas Pemancungan
9. Evaluasi : Tanya Jawab di akhir penyuluhan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Gambaran hasil pencapaian program Puskesmas Pemancungan pada umumnya
cukup baik namun ada beberapa kinerja program yang masih perlu menjadi perhatian dan
perlu pengawasan baik oleh pimpinan maupun pemegang program itu sendiri. Selain itu
kurangnya sarana dan prasarana di puskesmas khususnya bagi program gigi harus menjadi
perhatian bagi Dinas Kesehatan Kota Padang untuk ke depannya mengingat masalah-
masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas sehingga berpengaruh pada
status kesehatan gigi dan mulut masyarakat di wilayah kerjanya.
Kerja sama yang baik antar lintas program maupun lintas sektoral perlu ditingkatkan
seperti integrasi KIA-gigi, kerjasama dengan tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga
tahun depan bisa tercapai hasil yang lebih baik terutama program yang belum mencapai
target.
5.2. Saran
a. Sangat diperlukan kerjasama yang baik di lintas program maupun lintas sektoral
b. Perlu peningkatan intensitas penyuluhan ke masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut
c. Perlu peningkatan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas khusunya di BP Gigi seperti
media penyuluhan, operasional alat, serta perlengkapan alat dan bahan kedokteran gigi serta