Download - Kuliah Farmasetika Dasar Fiks
Meta safitri, M. Sc., Apt
KULIAH FARMASETIKA DASAR
MATERI KULIAH PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN
BENTUK SEDIAAN. KELARUTAN WADAH PENYIMPANAN OBAT PENIMBANGAN RUTE PENGGUNAAN OBAT DOSIS
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN BENTUK SEDIAAN:
Bentuk sediaan
Pulvis
Pulveres
Pil
Tablet
Suspensi/sirup
Suppositoria
Salep/cream dll
KELARUTAN
SIFAT ∑ bagian pelarut untuk melarutkan bagian zat
Sangat mudah larut < 1
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10000
Praktis tidak larut > 10000
PENIMBANGAN Dalam banyak literatur spesifikasi
penimbangan kadang dituliskan : 1. Timbang Lebih Kurang : Toleransi 10
% 2. Timbang seksama : toleransi 0,1 %Dalam pengukuran volumetrik/
gravimetrik dilakukan pengukutan secar seksama.
WADAH PENYIMPANAN OBAT Syarat : tidak boleh mempengaruhi bahan yang
disimpan didalamnya. Baik secara kimia atau fisika yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya.
Jenis-jenis wadah:1. WADAH TERTUTUP BAIK : Harus melindungi isinya
terhadap masuknya bahan padat dari luardan mencegah kehilangan waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.
2. WADAH TERTUTUP RAPAT: Harusmelindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencarian dan penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan da dengan cara yang biasa.
LANJUTAN….. WADAH TERTUTUP KEDAP : harus dapat mencegah
menembusnya udaraatau gas pada waktu pengurusan, pengangkutan,penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.
WADAH SATUAN TUNGGAL: Harus tertutup sedemikian rupa sehingga isi wadah tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tutupnya.
WADAH DOSIS TUNGGAL : Wadah satuan tunggal zat yang digunakan hanya untuk injeksi.
WADAH DOSIS SATUAN : Wadah satuan tunggal zatyang digunakan dalam dosis tunggal, langsung dari wadah.
WADAH SATUAN GANDA : Wadah yang dapat memungkinkan dapat diambil sebagian isinya tanpa mengakibatkan perubahan potensi, mutu, atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.
RUTE PENGGUNAAN OBAT Memilih rute penggunaan obat tergantung dari
tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi pasien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:a. Tujuan terapi lokal/sistemikb. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu
cepat atau lamac. Stabilitas obat didalam lambung dan atau
ususd. Keamanan relatif dalam penggunaane. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi
pasien dan dokterf. Kemampuan pasien.
Bentuk sediaan dapat mempengaruhi kecepatan dan efek terapi/obat.
Bentuk sediaan dapat memberikan efek:1. Sistemik Dapat diperoleh dengan cara :
a.Oral/rektal b. Parenteral i.v, i.m, dan sc
Inhalasi langsung ke dalam paru2
2. LokalDapat diperoleh dengan cara:a. Intraokular, intranasal, aural b. Intrarespiratorial berupa gas yang masuk ke dalam
paru2.
Istilah Letak masuk dan jalan absorpsi obat
Oral Melalui mulut masuk ke dalam saluran intestinal (lambung), penyerapan obat melalui membran mukosa pada lambung.
Sublingual Dimasukkan dibawah lidah, penyerapan obat melalui membran mukosa.
Parenteral/injeksi Melalui jalan selain lambung, yakni dengan merobek jaringan
a. intravena Masuk kedalam pembuluh darah balik vena
b. intrakardial Menembus jantung
c. intrakutan Menembus kulit
d. subkutan Dibawah kulit
e. Intramuskular Menembus otot daging
Intranasal Diteteskan pada hidung, efek lokal
Aural Diteteskan pada telinga, efek lokal
Intrarespiratorial Inhalasi berupa gas masuk kedalam paru-paru, efek lokal
Rektal Dimasukkan kedalam dubur, dapat lokal dan sistemik
Vaginal Dimasukkan kedalam lubang kemaluan wanita, efek lokal
Uretral Dimasukkan ke dalam saluran kencing, efek lokal.
DOSIS 1. DOSIS MAKSIMAL Dosis yang maksimal yang boleh
diberikan pada pasien dengan umur dan kondisi tertentu
Dosis dewasa berdasarkan FI edisi III Dosis dengan kondisi tertentu
berdasarkan DIH , CDD, BNF, Drug Fact Comparassion
3. LOADING DOSES Dosis pada awal pemberian dalam
jumlah besar Dilanjutkan dosis perawatan dengan
dosis rendah Loading doses diberikan untuk pasien
dengan penyakit kronik
2. DOSIS LAZIM Sifat Dosis yang lazim diberikan sesuai
dengan umur dan kondisi pasien Dosis lazim untuk antibiotika dan
antibakteri ( tidak boleh kurang dari dosis lazim) boleh lebih dari dosis lazim tetapi tidak boleh lebih dari dosis maksimal
Untuk obat yang bersifat symptom atau menghilangkan gejala diperbolehkan kurang dari dosis lazim atau lebih dari dari dosis lazim tetapi tidak boleh lebih dari dosis maksimal
INTERAKSI OBAT Penggunaan obat secara bersama-sama dapat
menimbulkan efekpada pasien seperti : A. antagonisme(1+1<2) kegiatan obat pertama
dikurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua yang memiliki efek yang berlawanan, ex: adrenalin dan antihistamin
B. sinergisme (1+1>2)campuran 2 obat yng menimbulkan efek yang labih besar. Ada 2 jenis :
1). Adisi efek kombinasi adalah sama dengan jumlah kegiatan dari masing-masing obat (1+1=2), ex: acetosal dan parasetamol
2). Potensiasi kegiatan obat / efek obat diperkuat oleh adanya obat kedua (1+1= > 2).kedua obata dari kombinasi ini memiliki kegiatan yang sama.ex; sulfametoksazol dan trimetroprim.