Download - KRISNA PRADHA_ E0008204.pdf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR
POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1
Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh
PAULUS YOHANES KRISNA PRADHA ARIESTA
NIM. E0008204
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR
POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO)
Oleh :
PAULUS YOHANES KRISNA PRADHA ARIESTA
NIM. E0008204
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, November 2012
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Maria Madalina S.H., M.Hum Isharyanto S.H., M.Hum
196010241986022001 197805012003121002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR
POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO)
Paulus Yohanes Krisna Pradha Ariesta
NIM. E0008204
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari : Senin Tanggal : 17 Desember 2012
DEWAN PENGUJI 1. Sugeng Praptono, S.H., M.H. :
NIP.195208081984031001
Ketua
2. Suranto, S.H., M.H. : NIP.195608121986011001
Sekretaris
3. Maria Madalina S.H., M.Hum : NIP. 196010241986022001
Anggota Mengetahui
Dekan,
(Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum)
NIP. 195702031985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERNYATAAN
Nama : Paulus Yohanes Krisna Pradha Ariesta
NIM : E.0008204
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)
berjudul: ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR
POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO)
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan
hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi)
dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skrispi) ini.
Surakarta, Oktober 2012
yang membuat pernyataan
Krisna Pradha
NIM. E.0008204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Paulus Yohanes Krisna Pradha A. , E0008204. 2012. ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ormas khususnya ormas Pemuda Pancasila sebagai lembaga infrastruktur Politik yang ada di Indonesia khususnya peranannya di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris bersifat deskriptif, meneliti tentang peranan organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila, sebagaimana diatur dalam undang-undang dan juga Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ormas Pemuda Pancasila tersebut. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber data meliputi sumber data primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan bahan pustaka dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, Peran ormas adalah sebagai Sebagai penyalur aspirasi rakyat sebagaimana tujuan dari organisasi kemasyarakatan itu sendiri dibentuk yang dilakukakn dengan cara-cara demonstrasi dan kekerasan fisik, lewat hubungan pribadi, perwakilan langsung, dan juga lewat saluran formal dan institusi lain. Selain itu ormas juga dapat berperan sebagai pengalih isu politik dan untuk ikut dalam pengambilan keputusan di dalam legislatif. Ormas Pemuda Pancasila di Indonesia ini juga mempunyai peranan sendiri bagi Negara Indonesia khususnya di dalam lingkup kabupaten Sukoharjo. Sebagai organisasi sosial Pemuda Pancasila juga kadangkala ikut berperan dalam bidang perpolitikan Indonesia ini. Hal ini bisa terlihat dari berbagai pandangan-pandangannya yang mendasarkan pada ideologi pancasila dan dengan teguh memegang konstitusi, kemudian dari program-program dan sasaran yang dituju dari ormas Pemuda Pancasila ini, serta dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh ormas Pemuda Pancasila sejauh ini. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Diklat Komando Inti Mahatidana (KOTI) , Diklat Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma), Kemah kebangsaan, penyuluhan narkoba, dan juga pemberian bantuan hukum terhadap masyarakat khususnya anggota PP yang memerlukan perlindungan hukum. Kata kunci : Organisasi Kemasyarakatan, Pemuda Pancasila, Infrastruktur Politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
Paulus Yohanes Krisna Pradha A. , E0008204. 2012.THE ANALYSIS OF
POLITICAL INFRASTRUCTURE INSTITUTION IN INDONESIA (INTERVIEPANCASILA BRANCH SUKOHARJO) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
This research aimed to determine the role of community organization, particularly Pemuda Pancasila as one of political infrastructure institution in Indonesia, especially its role in Sukoharjo.
This research is a descriptive empirical law, which examines the role of community organization Pemuda Pancasila, as a stipulated in the law and the Statues and Bylaws of community organization Pemuda Pancasila. The writer uses primary and secondary data for the research. The data sources are primary, secondary, and tertiary data sources. The data collecting techniques are document study, library research, and interview.
Based on the research result, the writer can conclude that the role of community organization is as the voice of the people. That purpose was formed by using democratic and physical violence, through personal relation, direct representative, and through formal way and the other institutions. Besides that, that community organization also has roles as diversionary of political issues and to include in decision making in legislative. The community organization, Pemuda Pancasila, in Indonesia also have their role for the country, particularly in Sukoharjo Regency. As social organization, Pemuda Pancasila also sometimes take some roles in politic in Indonesia. It can be seen from some views that are based on the ideology of Pancasila and hold the constitution tightly. Besides that, it can be seen from their programs and the targets, and from their activities and event that have been done so far. Those activities are training of Komando Inti Mahatidana (KOTI), training of Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA), national camping, drug counseling, and also the provision of legal assistance to the community, especially for the PP member who need legal protection. Keywords : Community Organization, Pemuda Pancasila, Political Infrastructure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) yang
berjudul ANALISIS PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA INFRASTRUKTUR
POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG SUKOHARJO).
Dalam penyusunan penulisan hukum ini, penulis menyadari bahwa untuk
terselesaikannya penulisan hukum ini, banyak pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan yang berupa bimbingan, saran-saran, nasihat-nasihat,
fasilitas, serta dukungan moril maupun materiil. Oleh karena itu dalam
kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas
Hukum UNS dan Pembimbing Akademik, yang telah memberikan ijin
dan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan ilmu hukum
dalam menyelesaikan penulisan hukum ini.
2. Ibu Maria Madalina S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum Tata
Negara dan dosen pembimbing penulisan skripsi, yang telah memberikan
waktu dan ide, memberikan arahan dan memberi motivasi dalam
penyusunan penulisan hukum ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam
penulisan hukum ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4. Bapak dan Ibu staf karyawan kampus Fakultas Hukum UNS yang telah
membantu dan berperan dalam kelancaran kegiatan proses belajar
mengajar dan segala kegiatan mahasiswa di Fakultas Hukum UNS.
5. Bapak Ato Priyatno selaku ketua umum Ormas Pemuda Pancasila dan
Bapak Joko Purwanto selaku sekretaris ormas Pemuda Pancasila yang
telah banyak membantu dengan memberikan data-data yang diperlukan
dalam penulisan hukum ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Pius Adji Pranoto dan Ibu Wiwik Dwi
Astuti yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat dan
mendoakan penulis, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan
hukum ini. Tiada kata selain ucapan terima kasih dan semoga ananda
dapat memenuhi harapan kalian untuk dapat mengejar cita-cita demi
masa depan.
7. Kakak saya Krisna Jingga dan adik saya Krisna Violetta yang selalu
memberi semangat, dukungan, dan nasehat demi kelancaran penulisan
hukum ini.
8. Sahabat-sahabatku di Fakultas Hukum UNS Eric, Erwan, Ndaru, Tabah,
Adhi, Edo, Septa, Faried, Hengki, terima kasih atas kebersamaan selama
kuliah ini. Maaf sudah banyak merepotkan kalian.
9. Teman-teman di Fakultas Hukum angkatan 2008, Cindy, Oki, Rinof,
Danny, Jiwa, Jevi, Dyah, Adut, Satrio, Arif, Albi, Putri, Wuri, Eli, Ike,
Vico, Bayu, Rio, Agus, Novi, Niko, Christian, Icha, Peri, Angger, Jaber.
Teman-teman senasib seperjuangan dalam mengerjakan penulisan
hukum, terima kasih atas segala informasi yang dapat mendukung dan
membantu penulis.
10. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Katholik Fakultas Hukum UNS,
Danan, Gunawan, Cindy, Putri, Dira, Tumar, Widar, Fendi, Angga, Greg,
Ius, Denny, Brian, Bima, Inno, Bayu, Wisnu, Damai, Momon Logika,
Niko, Dewa, Nela, Fransisca, Ovi,. Terima kasih atas kebersamaan
selama di Fakultas Hukum UNS ini. Jaga selalu kebersamaan dan
kekompakan di dalam KMK. KMK ISTIMEWA!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
12. Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan guna perbaikan serta kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya
Penulis berharap semoga hasil Penulisan Hukum (Skripsi) ini dapat
memberikan manfaat pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Surakarta, 30 November 2012
Penulis
Paulus Yohanes Krisna Pradha A
NIM. E.0008204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
MOTTO vii
PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
E. Metode Penelitian 8
F. Sistematika Penulisan Hukum 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
A. Kerangka Teori 15
1. Tinjauan Umum tentang Organisasi Masyarakat 15
a. Pengertian Organisasi Masyarakat 15
b. Fungsi Organisasi Masyarakat 16
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila 17
2. Tinjauan Umum Tentang Politik 19
a. Pengertian Politik 19
b. Pengertian Sistem Politik yang Demokrasi 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Tinjauan umum tentang Infrastruktur Politik 21
a. Pengertian Infrastruktur Politik 21
b. Fungsi Infrastruktur Politik 22
c. Unsur-Unsur Infrastruktur Politik 23
B. Kerangka Pemikiran 28
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30
A. Peranan Organisasi Kemasyarakatan Di Dalam Dunia
Perpolitikan di Indonesia 30
B. Peran Organisasi kemasyarakatan Pemuda pancasila
sebagai Lembaga Infrastruktur Politik di Indonesia
khususnya di Kabupaten Sukoharjo 45
1. Latar Belakang Terbentuknya Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila 45
2. Program Umum dan Sasaran Ormas
Pemuda Pancasila 49
3. Peran Ormas Pemuda Pancasila 53
BAB IV PENUTUP 66
A. Simpulan 66
B. Saran 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian kepada Ormas Pemuda
Pancasila cabang Sukoharjo
Lampiran 2: SK MPW Pemuda Pancasila Propinsi Jawa Tengah tentang
Pengesahan Komposisi dan Personalia Fungsionaris MPC
Pemuda Pancasila Kabupaten Sukoharjo
Lampiran 3: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ormas Pemuda
Pancasila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai naluri untuk hidup berkawan dan hidup bersama dengan
orang lain secara gotong royong. Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisik
maupun mental yang sukar dipenuhinya seorang diri. Ia perlu makan, minum,
berkeluarga, bergerak secara aman, dan sebagainya. Untuk memenuhi keperluan-
keperluan dan kepentingan-kepentingan itu ia mengadakan hubungan-hubangan
dan bekerjasama dangan orang lain dengan jalan mengorganisir bermacam-
macam kelompok dan asosiasi.
Kelompok yang paling pokok ialah keluarga, tetapi masih banyak asosiasi lain
yang memenuhi bermacam-macam kebutuhan manusia. Misalnya untuk mengejar
kepentingannya di bidang ekonomi didirikan asosiasi ekonomi seperti koperasi,
perkumpulan perdagangan, perkumpulan nelayan, dan sebagainya. Untuk
memenuhi kebutuhannya di bidang spiritual diadakan perkumpulan agama,
perkumpulan kebatinan, dan sebagainya. Untuk memenuhi keinginannya untuk
menambah pengetahuan didirikan sekolah-sekolah, kursus-kursus, dan lain
sebagainya. Di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan
manusia yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai.
Dengan adanya berbagai nilai dan kebutuhan yang harus dilayani itu maka
manusia menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus. Masyarakatlah yang
mencakup semua hubungan dan kelompok di dalam suatu wilayah.
Masyarakat dapat berarti macam-macam bergantung kepada sudut pandangan
masing-masing orang. Bisa dikatakan masyarakat adalah suatu sistem hubungan-
hubungan yang ditertibkan. Bisa juga sekelompok manusia yang hidup bersama
dan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan
merekabersama. Dari dua definisi itu bisa disimpulkan bahwa masyarakat
mencakup semua kelompok dan hubungan dalam suatu wilayah. Di dalam suatu
masyarakat itu manusia bisa tergabung di dalam organisasi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
organisai sosial maupun di dalam asosiasi-asosiasi yang membuat mereka nyaman
di dalam kelompok sosial tersebut dengan mempunyai tujuan-tujuan mereka
masing-masing dan di dalam kelompok-kelompok sosial tersebut mereka bisa
memperjuangkan keinginan mereka lewat kelompok itu.
Organisasi sosial atau social organization di dalam kehidupan manusia ini,
merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling
pengaruh-mempengaruhi dan juga pertanyaan, apakah setiap himpunan manusia
dapat dinamakan kelompok soial. Untuk itu diperlukan beberapa persyaratan
tertentu, antara lain:
1. adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan,
2. adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
anggota yang lain,
3. adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama,
4. berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku,
5. bersistem dan berproses.
Organisasi sosial adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu
faktor, yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok-kelompok itu,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor-faktor itu yang terdiri
dari dimana merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideologi yang
sama, politik yang sama. Hal ini merupakan ikatan yang bersifat pokok dalam
jangka waktu tertentu.
Manusia yang apabila dibiarkan mengejar kepentingannya masing-masing dan
bersaing secara bebas tanpa batas, maka akan timbul keadaan yang penuh
pertentangan yang dapat merugikan masyarakat keseluruhannya. Karena mencari
perlindungan dan atas kesadaran bahwa perlindungan yang efektif hanya dapat
diselenggarakan secara kolektif maka dia bergabung dalam kelompok dan
perserikatan. Jadi di sini kita lihat bahwa maksud terbentuknya asosiasi itu adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1. Untuk memenuhi kebutuhan manusia di berbagai bidang
2. Untuk membatasi kompetisi, mengendalikan tindakan-tindakan yang
akibatnya merugikan dan meringankan akibat-akibat yang timbul dari
macam-macam pertentangan.
Setiap asosiasi mempunyai aturan-aturan yang mempunyai maksud di satu
pihak untuk memperjuangkan kepentingan bersama anggota-anggota asosiasi dan
di lain pihak mencegah timbulnya tindakan yang merugikan anggota-anggota
lainnya dan dengan demikian menyelenggarakan penertiban. Penertiban berarti
mengatur orang lain, tetapi juga berarti mengatur diri sendiri dan asosiasinya
sendiri. Ini menimbulkan penertiban menurut norma-norma yang tertentu, dan
penertiban ini baru efektif kalau norma-norma dianggap adil dan benar oleh para
anggota asosiasi itu.
Antara asosiasi dan/atau organisasi yang banyak itu ada satu yang paling
penting, yaitu negara. Negara sebagai anggota asosiasi telah lahir karena
memenuhi kebutuhan manusia akan pengaturan, jadi memenuhi kebutuhan
politiknya. Negara mempunyai tujuan untuk menyelnggarakan perlindungan serta
penertiban dan untuk itu diberi monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah. Dalam menjalankan tugasnya, negara merupakan alat (organ) dari
seluruh masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh semua penduduk dalam
sesuatu wilayah. Pengusutan, penuntutan dan pelaksanaan keputusan hukuman
atas suatu kejahatan hanya dapat dilakukan oleh aparatur-aparatur negara saja.
Status Bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat, perencanaan dan
penetapan konsep mengenai sistem pengelolaan kehidupan bangsa ini, sesuai
dengan cita-cita untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. Cita cita pembangunan nasional di Indonesia ialah
menginginkan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, damai,
tentram dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini telah tercermin di
dalam dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu tercantum di dalam
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Adapun salah satu misi pembangunan nasional di Indonesia ialah mewujudkan
suatu kesejahteraan masyarakat yang ditandai adanya peningkatan dalam kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan perhatian yang lebih
terhadap pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari seperti terpenuhinya
kebutuhan sandang, papan, dan pangan bagi setiap warga masyarakat. Semenjak
masa penjajahan cita-cita ini telah dikumandangkan sebagai cita-cita
ng melibatkan para perintis
kemerdekaan politik, bahkan setelah proklamasi disusul lagi dengan perang
mempertahankan kemerdekaan yang menuntut pengorbanan harta, tenaga, nyawa,
dan pikiran. Dengan status mandiri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
kita mempunyai hak penuh untuk menetapkan sistem pengelolaan kehidupan
sebagai suatu bangsa. Namun demikian kita tidak lepas dari kewajiban untuk
menyadari dan memenuhi tanggung jawab, ke dalam maupun ke luar sebagi
bangsa yang secara strategis-politis berada dalam suasana keterkaitan dan saling
membutuhkan dengan bangsa-bangsa lain dalam pergaulan internasional.
Pada masa-masa ini kebanyakan masyarakat penduduk negara Indonesia yang
menganggap bahwa cita-cita Indonesia merdeka tersebut belum terealisasi
sebagaimana mestinya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
pada saat ini terlihat begitu klise. Kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut
semata-mata hanya mementingkan kepentingan politik partai saja, bukannya
untuk kepentingan masyarakat Indonesia pada umumnya. Yang menikmati
kebijakan tersebut kebanyakan adalah para masyarakat kalangan kelas atas dan
bukan seluruh masyarakat. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang seperti itu,
rakyat Indonesia berbondong-bondong mendirikan berbagai macam asosiasi-
asosiasi, organisasi-organisasi sosial, dan parai-partai politik dengan tujuan untuk
membangun bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan
anggota kelompok-kelompok tersebut. Salah satunya yaitu organisasi
kemasyarakatan (ormas) Pemuda Pancasila yang saat ini mempunya cabang-
cabang di seluruh daerah di Indonesia. Ormas ini mempunyai tujuan untuk
membentuk bangsa dan negara ini menuju cita-cita nasional yang telah disebutkan
tadi.
Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sejarah yang penuh warna dan dinamika. Fase pendiriannya di pengujung tahun
50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan
UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada fase
inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk.
Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tercermin
dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila
sebagai ideologi negara dan perekat ke Bhinnekaan bangsa.
Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan
melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi
negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di
kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan
pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda
Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan
antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda
Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila. Namun di masa sekarang ini
Pre -
menjadi momok bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan tingkah laku dari anggota-
anggota ormas ini sendiri selama ini.
Anggapan-anggapan seperti yang diketahui oleh masyarakat saat ini bahwa
ormas Pemuda Pancasila ini memang menjadi momok bagi masyarakat Indonesia
dewasa ini belum tentu benar keberadaannya, maka dari itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : ANALISIS PERAN ORGANISASI
KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA SEBAGAI LEMBAGA
INFRASTRUKTUR POLITIK DI INDONESIA (STUDI WAWANCARA
ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA CABANG
SUKOHARJO).
B. Rumusan Masalah Untuk lebih memperjelas agar permasalahan dapat dibahas secara lebih fokus
dan sesuai dengan sasaran yang dituju, maka penulis merumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Bagaimana peran organisasi kemasyarakatan di dalam dunia perpolitikan
di Indonesia?
2. Bagaimana peran organisasi kemasyaraktan Pemuda Pancasila sebagai
lembaga infrastruktur politik di Indonesia khususnya di Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya, maka
untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari penelitian
tersebut. Tujuan penelitian dirumuskan secara deklaratif, dan merupakan
pernyataan-pernyataan tentang apa yang hendak dicapai dengan penelitian
tersebut (Soerjono Soekanto, 2008:118-119).
Pada dasarnya tujuan dalam suatu penelitian yaitu bersifat obyektif dan
subyektif. Untuk itu sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis
mempunyai tujuan diantaranya:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui peran ormas di dalam dunia peropolitikan di
Indonesia.
b. Untuk mengetahui bagaimana peran organisasi kemasyaraktan pemuda
pancasila sebagai lembaga infrastruktur politik di Indonesia khususnya
di Sukoharjo.
2. Tujuan Subyektif
c. Untuk melengkapi persyaratan akademis guna mencapai gelar
kesajarnaan ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
d. Untuk menambah, memperluas dan mengembangkan wawasan,
pengetahuan serta kemampuan analitis dibidang ilmu hukum
khususnya lingkup hukum pidana.
e. Untuk memperdalam berbagai teori hukum yang telah penulis
dapatkan selama dibangku kuliah.
D. Manfaat Penelitian
Di dalam setiap penelitian, penulis mengharapkan adanya manfaat yang
terkandung dalam penelitian tersebut yang dapat berguna bagi penulis sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
maupun orang lain yang membacanya. Adapun manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan landasan teoritis bagi pengembangan ilmu hukum pada
umumnya dan hukum tata negara pada khususnya.
b. Dapat bermanfaat sebagai literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah,
khususnya untuk memberikan deskripsi yang jelas mengenai peran
ormas sebagai lembaga infrastruktur politik.
c. Dapat bermanfaat sebagai acuan terhadap penelitian-penelitian
sejenisnya pada tahap selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan jawaban atas masalah diteliti dan hasil penelitian
diharapkan dapat memberi masukan serta pengetahuan bagi para pihak
yang berkompeten dan berniat pada hal serupa;
b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis sekaligus mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan
ilmu yang diperoleh; dan
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi para pihak yang terkait dan sebagai bahan informasi
dalam kaitannya dengan hal-hal yang menyangkut masalah ini.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian sangat menentukan dalam suatu penelitian ilmiah karena
mutu, nilai dan validitas suatu hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh
penentuan metode ilmiah secara benar. Pengertian metode penelitian menurut
Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:
1. Suatu tipe pemikiran yang digunakan dalam penelitian dan penilaian.
2. Suatu tehnik yang umum bagi ilmu pengetahuan.
3. Cara untuk melaksanakan suatu prosedur.(Soerjono Soekanto, 2008: 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian hukum pada umumnya dapat dikategorikan menjadi penelitian
doktrinal dan penelitian non doktrinal. Mengacu pada perumusan masalah dan
ditinjau dari tujuan penelitian hukum dalam penelitian, penulis menggunakan
jenis penelitian non doktrinal atau yang lebih dikenal dengan penelitian
hukum empiris. Penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang menggunakan
data primer sebagai data utama.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam menyusun penulisan hukum ini
yaitu deskriptif. Penelitian hukum deskriptif yaitu penelitian hukum yang
mempunyai maksud untuk memberikan data yang setiliti mungkin tentang
manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya atau dengan maksud untuk
mempertegas hepotesa-hepotesa, agar memperkuat teori-teori lama atau
didalam kerangka menyusun teori-teori baru.
3. Pendekatan Penelitian
Di sini peneliti mengamati peran dari ormas Pemuda Pancasila dalam
melaksanakan kegiatannya yang notabene bersinggungan dengan keadaan
politik yang ada di negara ini. Peneliti mencoba untuk memahami gejala
seperti apa yang akan, sedang, atau telah ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dan apakah hal tersebut sudah sesuai dengan tujuan-
tujuan pemuda pancasila dalam menjalankan perannya sebagai ormas yang
termasuk dalam lembaga infrastruktur politik. Untuk memahami itu maka
peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mencari data yang diperlukan dan
setelah itu menganalisisnya.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendeketan
kualitatif, yaitu dengan mendasarkan pada data-data yang digunakan
responden secara lisan atau tulisan dan juga perilakunya yang nyata diteliti
dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 2008 : 250).
Dengan kata lain seorang peneliti tidaklah semata-mata bertujuan untunk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengungkapkan kebenaran belaka, akan tetapi untuk memahami kebenaran
tersebut.
4. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini yaitu:
a. Data Primer
Data primer diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari
lapangan yang menjadi obyek penelitian atau yang diperoleh dari
responden-responden yang berupa keterangan atau fakta-fakta atau juga
bisa disebut dengan data yang diperoleh dari sumber yang pertama
(Soerjono Soekanto, 2008 : 12)
b. Data Sekunder
Data sekunder data yang didapat dari keterangan atau
pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh secara tidak langsung antara
lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil
penelitian yang berwujud laporan. Ciri-ciri umum dari data sekunder
menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, yaitu :
1) Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat
dipergunakan dengan segera.
2) Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh
peneliti-peneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian, tidak
mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan,
analisa maupun konstruksi data.
3) Tidak terbatas oleh waktu maupun tempat.(Soerjono Soekanto,
2008: 12)
5. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dua jenis sumber data,
yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari sumber pertama yaitu perilaku warga masyarakat melalui
penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini sumber data primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
merupakan data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dari
pihak yang berwenang. Sebagai sumber data primer dalam penelitian
ini yaitu ormas Pemuda Pancasila cabang Sukoharjo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah berupa bahan dokumen, peraturan-
peraturan perundang-undangan, laporan arsip, literatur, dan hasil
penelitian lainnya yang mendukung data primer. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah :
1) Undang- undang nomor 5 tahun 1985 tentang organisasi
kemasyarakatan
2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Kerja Sama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan Dan Lembaga Nirlaba
Lainnya dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
4) Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan ormas yang
bersangkutan
5) Data-data hukum yang ditemukan dilapangan yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
studi wawanc
antar pribadi bertatap muka (face to face), ketika seseorang yakni
pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian
melakukan teknik wawancara penulis menggunakan daftar pertanyaan terbuka
karena dengan menggunakan teknik daftar pertanyaan terbuka penulis dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memperoleh jawaban yang lebih luas dan lebih mendalam (Soerjono
Soekanto, 2008: 26)
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini ditujukan kepada pengurus
Ormas Pemuda Pancasila yaitu ketua umumnya, Bapak Ato Priyatno beserta
dengan sekjen-nya, Bapak Joko Purwanto.
Studi pustaka merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara
menginfentariskan dan mempelajari bahan-bahan yang berupa peraturan
perundang-undangan, buku-buku, tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen
lainnya yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Dalam melakukan
studi pustaka men
harus diperiksa validitas dan rehabilitasnya, sebab hal ini menentukan hasil
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini dengan
menggunakan analisis kualitatif dengan model interaktif, yaitu komponen
reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pegumpulan data,
kemudian setelah terkumpul maka tiga komponen tersebut berinteraksi dan
bila kesimpulan dirasakan kurang, maka perlu verifikasi dan penelitian
kembali mengumpulkan data dilapangan . Ketiga komponen tersebut antara
lain:
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi data
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tulis dilapangan.
b. Penyajian Data
Merupakan suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan.
c. Penarikan Simpulan
Menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam
reduksi data dan sajian yang meliputi berbagai hal yang ditemui
dengan melakukan pencatatan-pencatatan, pernyataan, konfigurasi
yang mungkin berkaitan dengan data (H. B. Sutopo, 2002: 91-95).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Model Analisis Interaktif tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 1. Teknik Analisis Data Kualitatif
F. Sistematika Penulisan Hukum
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan penulisan hukum, maka penulis
membagi penulisan hukum ini menjadi empat bab dan tiap-tiap bab dibagi dalam
sub-sub bab. Sistematika penulisan hukum yang penulis digunakan dalam
penelitian hukum ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai :
a) latar belakang masalah
b) perumusan masalah
c) tujuan penelitian
d) manfaat penelitian
e) metode penelitian
f) sistematika penulisan hukum.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II` : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis memaparkan sejumlah landasan teori
berdasarkan literature-literatur yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian yang diangkat. Dalam tinjauan
pustaka dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Kerangka teori yang berisikan tinjauan umum
mengenai organisasi kemasyarakatan, politik, dan
infrastruktur politik
2. Kerangka Pikiran, yang berisikan gambaran alur
berpikir dari penulis berupa konsep yang akan
dijabarkan atau dijelaskan dalam penelitian hukum
ini.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis mencoba untuk menyajikan
pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang telah
disusun, yakni mengenai bagaimana peran organisasi
kemasyarakatan di dalam dunia peropolitikan Indonesia
khususnya peran organisasi kemasyaraktan pemuda
pancasila sebagai lembaga infrastruktur politik di
Indonesia khususnya di Sukoharjo
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran
penulis atas pembahasan permasalahan tersebut dalam
bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Organisasi Masyarakat
a. Pengertian Organisasi Masyarakat
Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan
adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi,
fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk
berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Didalam penjelasan Undang-undang ini
menetapkan bahwa penetapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi
Organisasi Kemasyarakatan (asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara) tidaklah berarti Pancasila akan menggantikan
agama, dan agama tidak mungkin di-Pancasilakan; antara keduanya tidak
ada pertentangan nilai.
Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari sifat
kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela
oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia yang
keanggotaannya terdiri dari Warga Negara Republik Indonesia dan warga
negara asing, termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, dan oleh karenanya tunduk kepada
ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh Pemerintah seperti
Praja Muda Karana (Pramuka), Korps Pegawai Republik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Indonesia (Korpri), dan lain sebagainya, serta organisasi atau perhimpunan
yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia
yang bergerak dalam bidang perekonomian seperti Koperasi, Perseroan
Terbatas, dan lain sebagainya, tidak termasuk dalam pengertian Organisasi
Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini.
b. Fungsi Organisasi Masyarakat
Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemasyarakatan mempunyai
beberapa fungsi yaitu sebagai :
a) Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya
Oleh karena Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas dasar
bsifat kekhususannya masing-masing, maka sudah semestinya
apabila Organisasi Kemasyarakatan berusaha melakukan kegiatan
sesuai dengan kepentingan para anggotanya.
b) Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi
Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan anggotanya merupakan tempat penempaan
kepemimpinan dan peningkatan keterampilan yang dapat
disumbangkan dalam pembangunan disegala bidang.
c) Wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan
nasional
Pembangunan adalah usaha bersama bangsa untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Oleh karena
itu Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah peran serta anggota
masyarakat, merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan.
d) Sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi
Kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik ,Badan
Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila
Organisasi Pemuda Pancasila dideklarasikan berdirinya pada 28
Oktober l959 di Jakarta. Adalah Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia (IPKI) yang membidani kelahiran organisasi tersebut. IPKI
merupakan sayap politik dari para petinggi militer yang masih aktif dalam
kedinasan. Sejak awal berdirinya, Pemuda Pancasila tidak pernah sepi dari
gerakan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara. Ketika Pancasila dalam ancaman dan hendak dirongrong
oleh barisan Pemuda Rakyat beserta kekuatan PKI, dengan sigap kader-
kader Pemuda Pancasila tampil sebagai perisai penyelamat. Sekitar tahun
l965 ketika PKI gencar menelusup di segenap sendi kehidupan
masyarakat, kerap berhadapan secara fisik dengan anggota Pemuda
Pancasila. Sejarah mencatat beberapa kali terjadi bentrokan fisik yang
menewaskan anggota organisasi dari kedua belah pihak. Peristiwa
gugurnya kader-kader Pemuda Pancasila itu dicatat sebagai peristiwa
heroik yang dijadikan api semangat dalam menegakkan panji-panji
organisasi Pemuda Pancasila tersebut.
(http://pemudapancasila04.blogspot.com/2009/01/selayang-pandang-
pemuda-pancasila.html (diakses pada tanggal 24 September 2012 Pukul
19.30)
Dalam Mubes VII tahun 2001 di Wisma Kinasih Bogor, diputuskan
bahwa Pemuda Pancasila tidak lagi berbentuk OKP namun berubah
menjadi Ormas yang bebas dari segala bentuk permainan politik praktis.
Dengan keputusan ini maka induk organisasi mencanangkan suatu
kebijakan, para kader Pemuda Pancasila ada di mana-mana tapi tidak ke
mana-mana dengan jumlah anggota kurang lebih terdapat sekitar
7.000.000 anggota militan. Arah kegiatan organisasi lebih dititikberatkan
untuk bergerak di sektor kegiatan sosial kemasyarakatan yang secara
langsung menyentuh kepentingan masyarakat hingga ke tingkat basis.
Jutaan anggota Pemuda Pancasila yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, eksis dalam dinamika organisasi di tingkat nasional (Majelis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pimpinan Nasional), provinsi (Majelis Pimpinan Wilayah), kota/kabupaten
(Majelis Pimpinan Cabang), kecamatan (Pimpinan Anak Cabang), hingga
kader di kelurahan sebagai akar rumput atau basis massa terbawah.
Mereka terwadahi dalam organsiasi yang solid, dengan mengedepankan
unsur keberagaman, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, usia, suku ,dan
agama. Mulai dari preman hingga tokoh eksekutif, legislatif, pengusaha,
tokoh agama, tokoh pendidikan, semuanya berpadu dalam wadah
organisasi Pemuda Pancasila.
Pemuda Pancasila harus siap dan tidak akan surut dengan adanya
perubahan-perubahan yang terjadi baik itu perubahan zaman, politik,
sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, globalisasi, maupun
penggantian pimpinan nasional (suksesi) sekalipun. Dalam menyikapi ini
semua maka Pemuda Pancasila akan memperbanyak lembaga-lembaga
yang dapat menyentuh ke masyarakat secara langsung dalam naungannya
di antaranya adalah Lembaga Hukum (LPPH), Lembaga Bela Negara
(Koti Mahatidana), Lembaga Perempuan (Srikandi), Lembaga Pelajar dan
Mahasiswa (Sapma, Koperasi, Lembaga Buruh dan Lembaga-lembaga
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dimasyarakat.
Jangan pernah sekali-sekali kita bertanya apa yg pemuda pancasila dapat
berikan, tapi tanyalah apa yg dapat kita berikan kepada pemuda pancasila.
Pemuda Pancasila ke depan akan mendapat simpati dari masyarakat dan
disegani tetapi bukan untuk ditakuti sekaligus mengubah citra negatif
terhadap PP, hal ini juga dapat dirasakan keberadaan serta manfaat
organisasi oleh para kader dan anggotanya. Sekarang Pemuda Pancasila
dipimpin oleh Bapak Japto Soelistyo Soerjosoemarno dan Bapak Yorris
Raweyai sebagai komandan komando inti pusat dan sebagai ketua MPW
(Majelis Pimpinan Wilayah DKI) Jakarta oleh Bapak Robertho dan Jakarta
Selatan di pimpin oleh Bapak Persada Ginting.
(http://pemudapancasila.or.id/?page_id=17 (diakses pada tanggal 15
Oktober 2012 Pukul 15.07))
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Tinjauan Umum Tentang Politik
a. Pengertian Politik
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik ( atau negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan
dari seluruh masyarakat (public goals), dan bukan tujuan pribadi seseorang
( private goals). Lagipula politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok
termasuk partai politik dan kegiatan orang seorang. The political arises
whenever and wherever groups are prepared to distinguish their friends
from their enemies and to confront those enemies. (Contemporary Political
Theory volume 2 issues 3 October 2003)
Menurut Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik (
Miriam Budiarjo 2004 : 8-13) terdapat perbedaan-perbedaan dalam
definisi politik yang kita jumpai. Hal ini disebabkan karena setiap sarjana
meneropong hanya pada satu aspek atau unsur dari politik saja. Unsur itu
diperlakukannya sebagai konsep pokok, yang dipakainya untuk
meneropong unsur-unsur lainnya. Konsep-konsep pokok itu adalah :
1) Negara (state)
2) Kekuasaan (power)
3) Pengambilan keputusan (decisionmaking)
4) Kebijaksanaan (policy, beleid)
5) Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation)
b. Pengertian sistem politik yang demokrasi
Sistem politik ialah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur
dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan, kesatuan yang
dimaksudkan dapat berupa negara atau masyarakat. Sistem politik
merupakan kelembagaan dari hubungan supra struktur dan infra struktur
politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sebelum ke pengertian sistem politik yang demokrasi ada baiknya jika
kita tahu apa yang dimaksud dengan demokrasi dulu. Demokrasi adalah
suatu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut, baik secara
langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan). Demokrasi, menurut Dahl (1999), harus dilihat sebagai
proses politik yang membuka peluang bagi partisipasi politik rakyat untuk
secara efektif melakukan pengawasan terhadap agenda dan keputusan
politik. (Jurnal Politik Volume 1 Nomor 1 2008)
Menakar pada pengertian itu maka dapat dikatakan bahwa sistem
politik yang demokrasi adalah sistem politik yang mendasarkan atas
prinsip demokrasi dimana warga negara dapat berpartisipasi dalam setiap
pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintahan. Merupakan sistem
yang memelihara keseimbangan konflik dan konsensus, artinya demokrasi
memungkinkan perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan antar
individu, diantara berbagai kelompok, individu dan kelompok, individu
dengan pemerintahan, dan sebagainya.
Henry B. Mayo, menyatakan demokrasi sebagai sistem politik
merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.
Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila dimana Pancasila
dipandang sebagai ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai yang
dianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi
nasional pancasila mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu masyarakat
yang mampu menjadi sumber nilai bagi prosedur penyelesaian konflik
yang terjadi dan sebagai cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi
pedoman dalam membuat dan menilai keputusan politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Demokrasi pancasila dapat berarti secara luas yaitu kedaulatan rakyat
yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila dalam bidang politik, ekonomi,
dan sosial. Secara sempit demokrasi pancasila dapat berarti kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sistem politik merupakan kelembagaan dari hubungan suprastruktur
dan infrastruktur politik. Suprastruktur Politik sering disebut sebagai
bangunan atas atau mesin politik resmi atau lembaga-lembaga pembuat
keputusan politik yang sah, lembaga-lembaga tersebut bertugas
mengkonversi inputs yang terdiri dari tuntutan, dukungan yang
menghasilkan suatu output berupa kebijakan publik. Lembaga-lembaga itu
terbagi dalam tiga kelompok, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Kekuasaan eksekutif di Indonesia berada di tangan presiden, dimana
presiden adalah sebagai kepala negara dan sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Kekuasaan eksekutif di Indonesia di pegang oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang anggotanya terdiri dari anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum.
3. Tinjauan Umum Tentang Infrastruktur Politik
a. Pengertian infrastruktur politik
Bangsa Indonesia mengalami perubahan infrastruktur politik sejak
bergantinya masa kepemimpinan presiden Soeharto. Masuknya masa orde
baru membuat bangsa Indonesia menjadi lebih demokrasi dalam system
politiknya.
Indonesia has endured wrenching change in the past year, but one
thing hasn't altered much: the intricate political infrastructure that former
President Suharto forged during his 32-year dictatorship. As the nation
prepares for next month's first free election in 44 years, this enduring
political machine threatens the prospects for real change, no matter who is
elected. (Wall Street Journal)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang
berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam
menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau
mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang berperan secara
tidak langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik yang
diambil oleh suprastruktur politik, guna sebagai penyalur atau penyampai
aspirasi dari berbagai kelompok pada suatu negara dalam lapisan
manapun. Infrastruktur politik terdiri dari berbagai kelompok yang
dibentuk atas dasar kesamaan sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta
kesamaan lainnya.
b. Fungsi Infrastuktur Politik
Infrastruktur politik adalah suatu set struktur yang menggabungkan
antara satu dengan yang lain, lalu membentuk satu rangkaian yang
membantu berdirinya keseluruhan struktur tertentu. Fungsi infrastruktur
politik ialah :
1) Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik
rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
dalam sistem politiknya. Sesuai dengan paham demokrasi atau
kedaulatan rakyat. Rakyat harus mampu menjalankan tugas
partisipasi.
2) Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan kenyataan
hidup dalam masyarakat.
3) Agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat, aspirasi,
dan pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau
pemegang kekuasaan yang berwenang agar tuntutan atau dukungan
menjadi perhatian dan menjadi bagian dari keputusan politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4) Seleksi kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemilihan
pemimpin atau calon pemimpin bagi masyarakat.
c. Unsur-unsur infrastruktur politik
Pada infrasruktur politik dibentuk partai-partai politik seperti misalnya
di Indonesia yaitu Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat,
Partai Nasdem, dan lain sebagainya. Selain partai politik, terdapat juga
organisasi abstrak tidak resmi. Kelompok ini disebut kelompok penekan
dan kelompok yang mempunyai kepentingan contohnya antara lain ormas
dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Antara bagian-bagian
suprastruktur politik dengan unsur-unsur infrastruktur politik terdapat
hubungan saling memengaruhi sehingga menumbuhkan suasana
kehidupan politik yang serasi. Unsur-unsur infrastruktur politik berfungsi
memberikan masukan kepada suprastruktur politik.
Unsur-unsur infrastruktur politik tersebut yaitu :
1) Partai politik
Partai politik secara mendasar adalah sebuah organisasi atau
institusi yang mewakili beberapa golongan masyarakat yang
memiliki tujuan sama, yang kemudian bersama-sama berusaha
untuk mencapai tujuannya tersebut. Oleh karena itu dalam sebuah
negara yang berdemokrasi partai politik sebagai sebuah lembaga
yang memiliki peranan yang penting dalam negara demokrasi,
khususnya pada masa sekarang ini.
Fungsi partai politik menurut Miriam Budiardjo dalam Dasar-
Dasar Ilmu Politik (Miriam Budiarjo 2008 : 163-166) yaitu :
a) Partai sebagai sarana komunikasi politik
b) Partai sebagai sarana sosialisasi politik
c) Partai politik sebagai sarana rekruitmen politik
d) Partai politik sebagai pengatur konflik
Partai-partai politik dalam memperjuangkan kepentingannya
dilaksanakan melalui pemilihan umum. Pada umumnya dalam
praktik pemilihan umum dikenal dua sistem pemilihan umum yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sistem Distrik dan Sistem Perwakilan Berimbang (Sistem
Proporsional) (Miriam Budiarjo, 2004:177). Sistem distrik disebut
juga dengan single member constituency, satu daerah pemilihan
memilih satu wakil, dimana negara dibagi dalam sejumlah distrik
dan anggota legislatif ditentukan oleh jumlah distrik tersebut.
Sedangkan sistem perwakilan berimbang disebut juga
Proportional Representation berifat multi-member constituency,
satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil dengan gagasan
pokok jumlah kursi di lembaga legislatif yang diperoleh oleh partai
adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya.
Indonesia menggunakan sistem multipartai, sehingga terdapat
bermacam-macam kepentingan juga yang di bawa oleh masing-
masing partai tersebut. Dalam sistem pemilunya, Indonesia
menganut sistem perwakilan berimbang dimana terdapat daerah
pemilihan (dapil) di tiap-tiap kota/kabupaten, provinsi, dan pusat.
2) Kelompok kepentingan (interest group)
Ramlan Surbakti (2007:109) menjelaskan, bahwa kelompok
kepentingan ialah sejumlah orang yang memiliki sifat, sikap,
kepercayaan, dan/atau tujuan yang sepakat mengorganisasikan diri
untuk melindungi dan mencapai tujuan. Sebagai kelompok yang
terorganisasi, kelompok kepentingan tidak hanya memiliki sistem
keanggotaan yang jelas, tetapi juga memiliki pola kepemimpinan,
sumber keuangan untuk membiayai kegiatan, dan pola komunikasi
baik ke dalam maupun ke luar organsiasi.
Kelompok kepentingan memusatkan perhatian pada bagaimana
mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintah
sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang menampung
kepentingan kelompok. Kelompok kepentingan lebih berorientasi
kepada proses perumusan kebijakan umum yang dibuat
pemerintah. Kelompok kepentingan tidak berusaha untuk
memegang kekuatan seperti halnya partai politik, walaupun ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kalanya kelompok kepentingan mendukung partai politik tertentu.
Klasifikasi kelompok kepentingan terdapat berbagai tipe sesuai
dengan patokan yang digunakannya. Klasifikasi tersebut dapat
dilihat dalam berbagai patokan sebagai berikut:
a) Kelompok kepentingan berdasarkan jenis kegiatannya
dikenal berbagai macam kelompok seperti profesi,
keagamaan, kegemaran, lingkungan hidup, kepemudaan
dan kewanitaan (Ramlan Surbakti, 2007:109).
b) Kelompok kepentingan berdasarkan lingkungan
kepentingan yang diartikulasikannya dikenal adanya
kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan
yang terbatas seperti petani, guru, buruh, tetapi ada
kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan
dalam linkgup yang luas seperti bantuan hukum dan
lembaga konsumen. (Ramlan Surbakti, 2007:109-110).
c) Kelompok kepentingan berdasarkan gaya dan metode
mengajukan kepentingan oleh Ramlan Surbakti (2007:110),
dibedakan atas:
(1) Kelompok kepentingan anomik, yaitu kelompok yang
identitasnya kurang jelas dan mengajukan kepentingan
secara spontan dan berorientasi pada tindakan segera
dengan cara demontrasi, pemogokan dan hura-hura
(2) Kelompok kepentingan non-asosiasi, yaitu kelompok
yang terbentuk apabila ada kepentingan yang sama
untuk diperjuangkan dan bersifat temporer. Setelah
melakukan kegiatan, kelompok ini langsung bubar
dengan sendirinya. Contohnya kelompok suku, ras, dan
kedaerahan. Cara yang ditempuh biasanya dengan
pendekatan informal.
(3) Kelompok kepentingan instituional, yaitu kelompok
kepentingan yang muncul dalam lembaga-lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
politik dan pemerintahan dengan tujuan untuk melayani
kepentingan sendiri
(4) Kelompok kepentingan asosiasional, yaitu kelompok
kepentingan yang secara khusus berfungsi
mengartikulasikan kepentingan kelompok. Kelompok
kepentingan ini terorganisasi dengan baik dan selalu
menjalin hubungan antar anggota dan hubungan dengan
pemerintah. Contohnya Kamar Dagang dan Industri,
Serikat Pekerja, Himpunan Petani dan Ikatan Dokter.
3) Kelompok penekan (pressure group)
Kelompok penekan adalah kelompok yang melancarkan
tekanan-tekanan atas kekuasaan yang sedang berjalan, bertindak
untuk mempengaruhi kekuasaan, tetapi tidak langsung mengambil
bagian dalam kekuasaan. Kelompok penekan berbeda dengan
kelompok kepentingan dalam hal cara dan sasaran, caranya dengan
memberikan tekanan dan sasarannya adalah agar tuntutannya
terpenuhi (Ramlan Surbakti, 2007:109).
Pengelompokkan kelompok penekan menurut Maurice
Duverger (1984 : 122-128) dijelaskan sebagai berikut:
a) Kelompok Penekan eksklusif dan Kelompok Penekan
Parsial
Kelompok penekan yang eksklusif merupakan kelompok
penekan yang hanya mengambil tindakan dalam bidang
politik dengan memberikan tekanan atas kekuasaan politik.
Sedangkan kelompok penekan yang parsial, dimana
kegiatan politik merupakan bagian dari kegiatan
keseluruhan.
b) Kelompok Penekan Swasta dan Kelompok Penekan Resmi
Kelompok penekan swasta merupakan kelompok penekan
yang berada di luar pemerintahan. Sebaliknya kelompok
penekan resmi berada di lingkungan pemerintahan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tujuan lembaga pemerintahan yang memberikan tekanan
akan diperhatikan keberadaannya.
c) Kelompok Penekan Asing
Kelompok penekan asing berasal dari luar negeri yang
memberikan tekana tertentu pada suatu pemerintahan
negara tertentu.
4) Media komunikasi politik
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik
yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai
politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun
sebaliknya. Merupakan benda mati yang sebagai perantara
penyebaran dan pemberitaan (singkat kata alat komunikasi) politik.
Komunikasi politik yaitu menghubungkan pikiran politik yang
hidup dalam masyarakat baik pikiran intragolongan, institusi,
asosiasi ataupun sector kehidupan politik masyarakat dengan
sektor pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan
sistem, memberikan input, terlibat dalam proses politik,
memberikan pendidikan politik, melekukan sosialisasi politik,
menyeleksi kepemimpinan, menyelesaikan sengketa politik, yang
terjadi diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta
mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar.
Alat komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana politik
rakyat karena alat komunikasi tersebut merupakan sarana
perhubungan dan pemersatu bagi masing-masing golongan,
terutama golongan politik. Alat komunikasi tersebut berfungsi
sebagai alat penyebarluasan konsep-konsep, ajaran-ajaran, doktrin-
doktrin, ideologi-ideologi politik tertentu, dasn program-program
kerja golongan kepada seluruh anggota dan simpatisannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Kerangka Pemikiran
Gambar.2. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Kerangka pemikiran diatas mencoba untuk memberikan gambaran
mengenai alur berfikir dalam mengangkat, menggambarkan, menelaah, dan
UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan
Sistem Politik yang demokrasi
Lembaga Infrastruktur Politik
Organisasi Masyarakat
(Pressure Group dan Interest
Group)
Peran Ormas Pemuda Pancasila sebagai lembaga
infrastruktur politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menjabarkan serta menemukan jawaban atas permasalahan mengenai peran ormas
Pemuda Pancasila sebagai lembaga infrastruktur politik di Indonesia.
Di dalam suatu sistem perpolitikan tidak akan terlepas dari suatu
kelompok-kelompok tertentu yang berusaha untuk mempengaruhi kekuasaan di
pemerintahan untuk mengambil suatu kebijakan. Kelompok-kelompok ini akan
terus berusaha untuk memberi pengaruh pada kekuasaan yang sedang memimpin
tanpa harus secara langsung terlibat dalam suatu pemerintahan. Tujuannya hanya
semata-mata untuk kepentingan kelompok itu dan anggota-anggotanya.
Kelompok-kelompok itu bisa termasuk di dalam kelompok kepentingan
yang memusatkan perhatian pada bagaimana mengartikulasikan kepentingan
tertentu kepada pemerintah sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang
menampung kepentingan kelompok. Bisa juga termasuk sebagai kelompok
penekan dimana mereka mempunyai tujuan untuk melancarkan tekanan-tekanan
atas kekuasaan yang sedang berjalan, bertindak untuk mempengaruhi kekuasaan,
tetapi tidak langsung mengambil bagian dalam kekuasaan. Salah satu contoh dari
dua kelompok tersebut adalah organisasi kemasyarakatan (ormas). Ormas bisa
berperan sebagai kelompok penekan ataupun kelompok kepentingan tergantung
dari bagaimana cara mereka dalam mempengaruhi kekuasaan yang ada.
Di Indonesia, ormas telah diatur sedemikian serupa di dalam suatu
peraturan perundang-undangan salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Berdasarkan undang-undang
yang berlaku mengenai keormasan ini dikatakan bahwa ormas mempunyai
peranan yang sangat penting untuk meningkatkan keikutsertaan secara aktif
seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang bersatu sesuai
dengan Pancasila. Sehingga diharapkan ormas-ormas di Indonesia ini mempunyai
peranan untuk menjamin pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa, menjamin
keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan sekaligus
menjamin tercapainya cita-cita bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peranan Organisasi Kemasyarakatan Di Dalam Dunia Perpolitikan Di Indonesia
Setiap individu maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus
diraih dan dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam
keluarga, masyarakat, negara maupun dengan negara lain. Dalam rangka
meraih dan mempertahankan kepentingannya ini, tentu saja memerlukan kerja
keras, perjuangan yang semuanya bersentuhan dengan individu atau
masyarakat, maupun yang lebih luas yaitu negara dan pihak internasional.
Untuk itu semua, memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak,
sehingga memperoleh tanggapan yang serius dari masyarakat atau pihak
tertentu yang menjadi tujuan dari kepentingan. Bentuk kekuatan yang
memiliki daya dukung adalah kekuatan yang didalamnya berisi dua atau lebih
orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kekuatan itu
disebut juga organisasi. Organisasi yang berdiri dan mengatasnamakan dirinya
sebagai organisasi kepentingan ialah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), dan organisasi sosial lainnya.
Organisasi Kemasyarakatan atau biasa disebut ormas menurut Undang-
Undang nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan merupakan
organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,
agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta
dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Didalam
penjelasan Undang-undang ini menetapkan bahwa penetapan Pancasila sbg
satu-satunya asas bagi Ormas (asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara). Namun hal ini tidaklah berarti Pancasila akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menggantikan agama, & agama tdk mungkin di-Pancasilakan; antara
keduanya tdk ada pertentangan nilai.
Organisasi Kemasyarakatan yang merupakan sarana untuk menyalurkan
pendapat dan pikiran bagi anggota masyarakat Warganegara Republik
Indonesia, mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Pancasila berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka
menjamin pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa, menjamin keberhasilan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan sekaligus
menjamin tercapainya tujuan nasional.
Organisasi kemasyarakatan termasuk di dalam salah satu unsur dari
infrastruktur politik, dimana infrastruktur politik adalah suasana kehidupan
politik rakyat yang berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan
dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Infrastruktur
politik mempunyai tujuan untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Sebelum jauh melangkah untuk memahami peran ormas di dalam dunia
perpolitikan ada baiknya kita mengenal dulu apa sebenarnya itu politik. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik ( atau negara) yang menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik selalu
menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals), dan bukan
tujuan pribadi seseorang ( private goals). Lagipula politik menyangkut
kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan orang
seorang.
Menurut Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik (2004
: 8-13) terdapat perbedaan-perbedaan dalam definisi politik yang kita jumpai.
Hal ini disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya pada satu aspek
atau unsur dari politik saja. Unsur itu diperlakukannya sebagai konsep pokok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lainnya. Konsep-konsep
pokok itu adalah :
1) Negara (state)
2) Kekuasaan (power)
3) Pengambilan keputusan (decisionmaking)
4) Kebijaksanaan (policy, beleid)
5) Pembagian (distribution) dan alokasi (allocation)
Sistem politik ialah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan
fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan, kesatuan yang
dimaksudkan dapat berupa negara atau masyarakat. Sistem politik merupakan
kelembagaan dari hubungan supra struktur dan infra struktur politik.
Sistem politik demokrasi adalah sistem politik yang mendasarkan atas
prinsip demokrasi dimana warga Negara dapat berpartisipasi dalam setiap
pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintahan. Merupakan sistem
yang memelihara keseimbangan konflik dan konsensus, artinya demokrasi
memungkinkan perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan antar
individu, diantara berbagai kelompok, individu dan kelompok, individu
dengan pemerintahan, dan sebagainya.
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila dimana Pancasila
dipandang sebagai ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai yang dianggap
baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi nasional
pancasila mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu masyarakat yang mampu
menjadi sumber nilai bagi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dan
sebagai cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam
membuat dan menilai keputusan politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Demokrasi pancasila dapat berarti secara luas yaitu kedaulatan rakyat yang
didasarkan pada nilai-nilai pancasila dalam bidang politik, ekonomi, dan
sosial. Secara sempit demokrasi pancasila dapat berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Sistem politik merupakan kelembagaan dari hubungan suprastruktur dan
infrastruktur politik dimana suprastruktur politik sering disebut sebagai
bangunan atas atau mesin politik resmi atau lembaga lembaga pembuat
keputusan politik yang sah, lembaga lembaga tersebut bertugas
mengkonversi inputs yang terdiri dari tuntutan,dukungan yang menghasilkan
suatu output berupa kebijakan publik. Lembaga-lembaga itu terbagi dalam tiga
kelompok, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, kalau di Indonesia adalah
kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kekuasaan
legislatif di Indonesia di pegang oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
yang anggotanya terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan
umum. Kekuasaan yudikatif di Indonesia terdiri dari tiga pilar yaitu
Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial
(KY)
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin
politik informal atau mesin politik masyarakat yang berperan secara tidak
langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik yang diambil oleh
suprastruktur politik, guna sebagai penyalur atau penyampai aspirasi dari
berbagai kelompok pada suatu Negara dalam lapisan manapun. Infrastruktur
politik terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan
sosial, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya. Dari pengertian-
pengertian itu, infrastruktur bisa dibagi menjadi beberapa unsur, yaitu partai
politik, kelompok kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure
group), dan media komunikasi politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Partai politik secara mendasar adalah sebuah organisasi atau institusi yang
mewakili beberapa golongan masyarakat yang memiliki tujuan sama, yang
kemudian bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuannya tersebut.
kelompok kepentingan ialah sejumlah orang yang memiliki sifat, sikap,
kepercayaan, dan/atau tujuan yang sepakat mengorganisasikan diri untuk
melindungi dan mencapai tujuan. Kelompok penekan adalah kelompok yang
melancarkan tekanan-tekanan atas kekuasaan yang sedang berjalan, bertindak
untuk mempengaruhi kekuasaan, tetapi tidak langsung mengambil bagian
dalam kekuasaan. Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen
politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik
baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.
Kelompok penekan berbeda dengan kelompok kepentingan dalam hal cara
dan sasaran, caranya dengan memberikan tekanan dan sasarannya adalah agar
tuntutannya terpenuhi. Kelompok kepentingan memusatkan perhatian pada
bagaimana mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintah
sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang menampung kepentingan
kelompok. Kelompok kepentingan lebih berorientasi kepada proses
perumusan kebijakan umum yang dibuat pemerintah. Kelompok kepentingan
tidak berusaha untuk memegang kekuatan seperti halnya partai politik,
walaupun ada kalanya kelompok kepentingan mendukung partai politik
tertentu. Sedangkan kelompok penekan dalam melancarkan tekanan kepada
pemerintahan bisa dibedakan sebagai berikut (Maurice Duverger 1984 : 122-
128) :
1) Kelompok Penekan eksklusif dan Kelompok Penekan Parsial
Kelompok penekan yang eksklusif merupakan kelompok
penekan yang hanya mengambil tindakan dalam bidang politik dengan
memberikan tekanan atas kekuasaan politik. Sedangkan kelompok
penekan yang parsial, dimana kegiatan politik merupakan bagian dari
kegiatan keseluruhan.
2) Kelompok Penekan Swasta dan Kelompok Penekan Resmi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Kelompok penekan swasta merupakan kelompok penekan yang
berada di luar pemerintahan. Sebaliknya kelompok penekan resmi
berada di lingkungan pemerintahan dengan tujuan lembaga
pemerintahan yang memberikan tekanan akan diperhatikan
keberadaannya.
3) Kelompok Penekan Asing
Kelompok penekan asing berasal dari luar negeri yang
memberikan tekanan tertentu pada suatu pemerintahan negara tertentu.
Kelompok kepentingan juga mempunyai peranan yang berbeda dengan
partai politik karena tujuan partai politik adalah untuk menduiduki jabatan
publik. Kelompok kepentingan memberikan input yang digunakan pemerintah
untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil terhadap rakyatnya. Input
yang mereka berikan bertujuan agar pandangan-pandangan mereka dipahami
oleh para pembuat keputusan dan agar mendapat output yang sesuai dengan
tuntutan mereka. Dalam tulisannya Gabriel A. Almond (Sahat Simamora 1985
: 150) , mengatakan untuk memberikan input pada pembuat kebijakan,
saluran-saluran yang penting dan biasa digunakan adalah demonstrasi dan
tindakan kekerasan; tindakan ini biasa digunakan untuk menyatukan tuntutan
kepada pembuat kebijakan.
Berbagai keputusan yang dirancang oleh pemerintah mungkin akan
membantu maupun menyulitkan rakyat, memungut pajak dari beberapa
penduduk tetapi tidak dari yang lain, menerima pegawai baru sembari
memecat yang lain, memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
bantuan-bantuan lain yang menguntungkan sejumlah kelompok warganegara
tetapi tidak bagi yang lain, dan sebagainya. Pendek kata, kepentingan rakyat
bisa terpenuhi tetapi juga bisa dirugikan oleh tindakan-tindakan pemerintah.
Karena itu penduduk sangat memperhatikan dan berkepentingan terhadap
keputusan-keputusan yang dikeluarkan pemerintahnya. Mereka menyatakan
atau mengartikulasikan kepentingan mereka kepada pranata-pranata politik
dan pemerintahan melalui berbagai kelompok yang mereka bentuk bersama
dengan orang lain yang memiliki kepentingan yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Setiap sistem politik memiliki berbagai cara tertentu dalam merumuskan
dan menanggapi tuntutan. Bentuk artikulasi kepentingan yang paling umum di
semua sistem politik adalah mengajukan tuntutan secara individual kepada
anggota dewan kota praja, parlemen, pejabat pemerintahan, atau dalam
masyarakat tradisional, kepala-kepala desa atau ketua suku. Kelompok
kepentingan yang dibentuk untuk memperkuat dan mengefektifkan tuntutan-
tuntutan individual itu telah ada dan berfungsi aktif dalam kehidupan politik
sepanjang sejarah. Ketika masyarakat mengenal industrialisasi dan meluasnya
ruang lingkup kegiatan pemerintahan, jumlah dan jenis kelompok kepentingan
itu berkembang pesat.
Sekalipun kelompok kepentingan yang terorganisir tidak mudah dibedakan
dari partai politik, ada satu perbedaan umum yang dapat diterima. Sebuah
kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi
kebijaksanaan pemerintah tanpa pada saat yang bersamaan mempunyai
kehendak memperoleh jabatan publik. Sebaliknya, partai politik benar-benar
bertujuan untuk menguasai jabatan-jabatan publik, yaitu jabatan politik
maupun pemerintah, walaupun dalam hal beberapa partai revolusioner ini
mungkin dalam bentuk penyingkiran para pejabat dan jabatan-jabatan lama
sekaligus membentuk jabatan publik yang baru;. Kecuali dalam keadaan-
keadaan yang luar biasa kelompok kepentingan tidak berusaha menguasai
pengelolaan pemerintahan secara langsung. Walaupun mungkin para
pemimpin atau anggotanya mendapatkan kedudukan-kedudukan politik
berdasarkan pemilihan umum, tetapi kelompok kepentingan tidak dianggap
sebagai organisasi yang mendominasi pemerintahan.
Dalam praktek perbedaannya memang tidak setegas itu. Keanggotaan
kelompok kepentingan dan partai politik sering tumpang tindih dan tambahan
pula, kelompok kepentingan sering terlibat aktif dalam seleksi calon-calon
partai dan selalu berusaha agar para anggotanya terwakili dalam komisi-
komisi pemerintah. Kadang kala, kelompok kepentingan bahkan berkembang
menjadi partai politik, misalnya Partai Patriot yang berasal dari ormas Pemuda
Pancasila lalu yang baru-baru ini ada partai Nasdem yang berasal dari ormas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Nasional Demokrat. Tetapi, walaupun perbedaanya tidak jelas, satu perbedaan
penting diantaranya adalah usaha menguasai jabatan publik itu.
Kelompok-kelompok kepentingan saling berbeda antara lain dalam hal
struktur, gaya, sumber pembiayaan, dan dasar dukungannya. Perbedaan-
perbedaan itu sangat mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
suatu bangsa. Walaupun kelompok-kelompok kepentingan juga diorganisir
berdasarkan keanggotaan, kesukuan, ras, etnis, agama ataupun berdasarkan
sejumlah isu kebijakan, namun kelompok-kelompok kepentingan yang paling
besar dan secara financial paling mampu adalah kelompok yang bersandar
pada bidang pekerjaan atau profesi, terutama karena kehidupan sehari-hari dan
karir seseoranglah yang paling cepat dan langsung dipengaruhi oleh
kebijaksanaan atau tindakan pemerintah. Karenanya itu sebagian besar Negara
memiliki serikat buruh, himpunan pengusaha, kelompok petani, dan
persatuan-persatuan dokter, advokat, insinyur, dan guru.
Menurut Gabriel A. Almond (Sahat Simamora, 1985: 146) kelompok-
kelompok kepentingan tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelompok
yaitu kelompok anomi, non-asosiasional, institusional, dan asosiasional.
Pada kelompok anomi ini biasanya terbentuk secara spontan dan
sementara di antara unsur-unsur dalam masyarakat. Karena kelompok ini
tidak memiliki nilai-nilai dan dan norma pengatur kelompok ini sering
tumpang tindih dengan bentuk-bentuk partisipasi politik non- konvensional
lainnya seperti demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik, dan
sebagainya. Dengan begitu apa yang dianggap sebagai tingkah laku anomi
mungkin saja hanya merupakan tindakan kelompok-kelompok terorganisir (
bukan kelompok anomi) yang menggunakan cara cara-cara non-konvensional
atau kekerasan.
Seperti kelompok anomi, kelompok kepentingan non- asosiasional juga
jarang diorganisir secara rapi sedang kegiatannya bersifat temporer. Biasanya
berujud kelompok-kelompok keluarga dan keturunan atau etnis, regional,
status dan kelas yang menyatakan kepentingan secara temporer lewat
individu-individu, kepala keluarga, atau pemimpin agama dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kelompok institusional lebih bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi
politik atau sosial lain di samping artikulasi kepentingan. Namun, baik sebagai
badan hokum ataupun kelompok-kelompok yang lebih kecil dalam badan
hokum itu, kelompok semacam ini bisa menyatakan kepentingannya sendiri
maupun mewakili kepentingan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat.
Kelompok ini contohnya adalah partai politik, serikat buruh, lembaga militer,
dan sebagainya. Bila kelompok-kelompok ini mempunyai pengaruh yang
sangat kuat biasanya ini disebabkan oleh adanya basis organisasinya yang
kuat.
Kelompok yang berikutnya yaitu kelompok asosiasional. Kelompok ini
secara khusus menyatakan kepentingan suatu kelompok tertentu, memakai
tenaga staf professional yang bekerja penuh, dan memiliki tertib prosedural
yang rapi untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan. Berbagai studi
menunjukkan bahwa kelompok kepentingan asosiasional cenderung akan
mengorganisir pewrkembangan jenis-jenis kelompok kepentingan lainnya.
Basis organisasi menempatkannya di atas kelompok non-asosiasional, taktik
dan tujuannya sering diabsahkan masyarakat, dan dengan mewakili kelompok
dan kepentingan yang luas, kelompok asosiasional secara efektif bisa
membatasi pengaruh kelompok kepentingan lain ( kelompok anomis, non-
asosiasional, dan institusional). Salah satu contoh dari kelompok ini adalah
organisasi kemasyarakatan dimana ormas pasti didirikan untuk
memperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu dari masyarakat atau
golongan.
Organisasi kemasyarakatan bisa termasuk di dalam kelompok kepentingan
maupun di dalam kelompok penekan tergantung fungsinya. Sehingga peran-
peran yang ditunjukkan dalam kelompok-kelompok penekan (pressure groups)
dan kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) dapat dimasukkan ke
dalam peranan organisasi masyarakat, karena ormas di satu sisi dapat berperan
sebagai kelompok penekan dan di sisi lain dapat berperan sebagai kelompok
kepentingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kelompok kepentingan ataupun kelompok penekan dalam hal ini
organisasi kemasyarakatan harus mampu mencapai atau berhubungan
langsung dengan para pembuat keputusan politik utama agar dapat efektif
dalam menjalankan perannya. Organisasi kemasyarakatan mungkin saja
mengungkapkan kepentingan anggotanya baik secara informal maupun
formal, tetapi tanpa dibarengi dengan kapasitas mempengaruhi struktur
pembuatan keputusan politik niscaya ia tidak akan berhasil. Kelompok-
kelompok itu memiliki taktik yang berbeda untuk mencapai kaum
berpengaruh, dan cara mereka mengorganisir pengaruh juga berbeda-beda
antar setiap sistem politik.
Dalam menyuarakan tuntutan politik, individu-individu yang mewakili
organisasi kemasyarakatan atau dirinya sendiri biasanya tidak hanya sekedar
ingin menyampaikan informasi. Mereka bertujuan agar pandangan-pandangan
mereka dipahami oleh para pembuat keputusan yang relevan dengan
kepentingan mereka, dan memperoleh tanggapan baik. Karena itulah
organisasi kemasyarakatan berusaha mencari saluran-saluran khusus untuk
menyampaikan tuntutan mereka dan mengembangkan teknik-teknik itu agar
diperhatikan dan ditanggapi. Dan saluran-saluran untuk mencetuskan opini
dalam masyarakat besar dalam menentukan luas dan efektifnya tuntutan
organisasi kemasyarakatan. Saluran-saluran itu diantaranya adalah
demonstrasi dan tindak kekerasan, hubungan pribadi, perwakilan langsung,
serta saluran formal dan institusi lain.
Satu sarana untuk menyampaikan tuntutan politik adalah melalui
demonstrasi dan tindak kekerasan fisik. Seperti telah dibahas sebelumnya,
bahwa kerusuhan, demonstrasi, dan pembunuhan merupakan cirri khas
kelompok anomik, namun organisasi kemasyarakatan sering juga
menggunakan cara-cara ini. Jadi kita perlu membedakan antara tindak
kekerasan spontan oleh kelompok anomik dengan tindak kekerasan dan
demonstrasi sebagai sarana menyatukan tuntutan yang dapat digunakan oleh
setiap kelompok lain. Contoh saja di Indonesia pada saat ada kebijakan
kenaikan bahan bakar minyak (BBM), banyak kelompok-kelompok yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
terdiri dari berbagai ormas, pada saat itu kebanyakan ormas berbasis
kepemudaan, langsung terjun ke jalan-jalan untuk berdemonstrasi, tidak hanya
itu bahkan pejabat publik yang tidak sependapat dengan kebijakan tersebut
ada yang langsung terjun ke lapangan untuk berkampanye agar tuntutan
kelompok-kelompok itu didengar oleh para pembuat keputusan dalam hal ini
presiden dan DPR.
Sarana yang kedua untuk mencapai elit politik adalah melalui hubungan
pribadi, misalnya dengan menggunakan keluarga, sekolah, hubungan-
hubungan kedaerahan atau yang lain, sebagai perantara. Walaupun hunbungan
pribadi ini umumnya dipergunakan oleh kelompok yang mewakili
kepentingan keluarga atau regional, tetapi ia sering juga digunakan oleh
kelompok lain seperti ormas dan partai politik. Ini terjadi di semua sistem
politik, baik tradisional maupun modern, barangkali karena hubungan
langsung merupakan salah satu cara paling efektif dalam membentuk sikap
seseorang. Jika hubungan ini terjadi dalam suasana yang akrab dan bersahabat,
kemungkinan untuk memperoleh tanggapan positif semakin besar. Tuntutan
yang disampaikan oleh seorang teman, anggota keluarga, atau tetangga dekat
lebih banyak diperhatikan ketimbang bila disampaikan secara formal oleh
orang yang belum dikenal.
Perwakilan langsung dalam badan legislatif dan birokrasi memberi
peluang bagi suatu organisasi kemasyarakatan untuk menyampaikan secara
langsung dan berkelanjutan kepentingan-kepentingannya melalui anggota aktif
dan struktur pembuat keputusan. Misalnya pada ormas NU yang secara
langsung mempunyai anggota yang berada pada DPR, lewat kendaraanya
partai PKB, sehingga aspirasi dan tujuan ormasnya dapat terwakili dalam
menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi tersebut dalam pembuatan
keputusan. Anggota organisasi kemasyarakatan di Indonesia ini sering
mempunyai hubungan akrab dengan para pembuat keputusan aktif, dan
biasanya anggota-anggotanya sendiri terlibat dalam pembuatan keputusan
dalam departemen atau unit pemerintahan tempat kegiatan mereka seperti
yang sudah dicontohkan tadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Saluran-saluran selain yang telah disebutkan tadi ada saluran formal dan
institusi lain, diantaranya yaitu media massa, partai politik, dan lembaga
legislatif. Media massa seperti radio, televisi, majalah, ataupun sosial media
bisa digunakan sebagai penyalur utama tuntutan publik dan sarana pembuat
keputusan dalam masyarakat yang terbuka. Jika suatu ormas memiliki
kekuatan di dalam media massa seperti mungkin memilika sebuah media
televisi, maka dalam menyuarakan tujuannya akan menjadi lebih mudah
penyampaiannya apalagi untuk mengenalkan ormas tersebut kepada
masyarakat. Seperti contohnya ormas Nasional Demokrat, ada anggotanya
yang memiliki sebuah saluran televisi, maka dalam penyampaian visi misinya
banyak masyarakat yang dapat menyaksikannya. Cara ini efektif untuk
membangun massa karena masyarakat, khususnya di Indonesia lebih mudah
tertarik pada ormas yang mempunyai kekuatan finansial yang besar, apalagi
jika ditambah dengan pencitraan tokoh yang luar biasa.
Kadangkala ormas dipakai oleh pemerintahan untuk sekedar mengalihkan
isu politik. Sebagai contoh, sebut saja Front Pembela Islam (FPI) yang di
Indonesia ini terkenal radikal. Setiap ada isu politik yang hangat sedang
ramai-ramai diperbincangkan, misalnya pada saat kasus bank century, mereka
tiba-tiba beramai-ramai berada di suatu tempat dan merusak banyak hal
dengan dalil untuk kebaikan umat Islam. Seketika itu juga berita-berita
tentang century hilang dari peredaran berganti dengan berita tentang ormas
tersebut. Walaupun masih belum diketahui juga apakah benar-benar
pemerintah yang memakai ormas ini untuk mengalihkan isu politik tersebut.
Namun banyak orang dan berbagai ahli yang mengatakan demikian.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi
kemasyarakatan salah satunya adalah kemampuan mengerahkan dukungan,
tenaga, dan sumber daya para anggotanya jelas merupakan faktor penting.
Faktor lain yaitu luasnya sumber daya yang dimiliki seperti kemampuan
keuangan, jumlah anggota, keahlian politik, kohesi organisasi, dan prestise
nya di mata masyarakat umum atau para pembuat keputusan pemerintahan.
Tetapi disamping sifat intern-nya, efektivitas organisasi kemasyarakatan juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dipengaruhi oleh sifat perkara dan kebijaksanaan pemerintahan pada waktu
tertentu. Misalnya, bila suatu kali program pemerintah dititikberatkan pada
pembangunan atau industri, kelompok yang paling mungkin untuk
berpengaruh adalah organisasi kemasyarakatan yang anggotanya memiliki
kecakapan dan kepentingan khusus dalam industri, tetapi bila tekanan program
pemerintah dialihkan pada perluasaan pelayanan sosial, maka ormas-ormas
yang mengkhususkan diri dalam perencanaan kota, perumahan, transportasi,
kesehatan, dan kesejahteraan sosial akan lebih memperoleh pengaruh, dalam
hal ini biasanya ormas yang berbasis sosial dan kepemudaan, seperti Palang
Merah Indonesia (PMI), Pemuda Pancasila (PP), dan ormas sosial dan
kepemudaan lainnya.
Meskipun begitu Organisasi kemasyarakatan (Ormas) bukanlah organisasi
politik apalagi partai politik. Namun bukan berarti Ormas tidak pernah terlibat
dalam politik praktis. Dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, Ormas
berubah menjadi partai politik (Parpol), bukanlah hal baru. Misalnya, Partai
Nasional Indonesia (PNI). Awalnya PNI adalah sebuah Ormas yang bergerak
dalam bidang sosial kemasyarakatan dan didirikan Ir Soekarno (Bung Karno),
4 Juli 1927. Namun pada perkembangan selanjutnya PNI berubah menjadi
partai politik yang tidak hanya bergerak di bidang sosial kemasyarakatan,
namun juga mulai berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia. Karena itu tidak
heran, jika pemerintah kolonial Belanda yang mulai gerah dengan gerakan
para tokoh PNI menangkapi mereka dan melarang semua kegiatan Ormas
tersebut.
Hal yang hampir sama terjadi pada Ormas Muhammadiyah yang didirikan
Muhammad Darwis alias KH Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijah 1330 H atau 18
November 1912. Berdasarkan sumber lain, disamping KH Ahmad Dahlan,
tercatat nama KH Hasyim Asy\'ari juga terlibat dalam pendirian Ormas
tersebut. Awalnya Ormas itu bergerak di sekitar kampung Kauman,
Yogyakarta. Kemudian menyebar ke berbagai daerah, tidak hanya di Jawa
tetapi meluas sampai ke Sumatera dan daerah lain di luar Pulau Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Seperti halnya Ormas lain, Muhammadiyah pun sempat dicurigai
pemerintah kolonial sebagai organisasi politik yang berusaha mendongkel
kekuasaan penjajah. Karena itu, kegiatan Muhammadiyah selalu dikuntit dan
diawasi marsose Belanda. Hanya karena kepintaran para tokohnya, sehingga
pergerakan mereka tetap dapat berjalan terus. Dan nasibnya lebih baik
daripada PNI yang secara terang-terangan melakukan pergerakan penentangan
terhadap penjajah.
Tidak lama setelah kelahiran Muhammadiyah, kaum ulama yang
aspirasinya merasa tidak sejalan dengan Ormas pimpinan KH Ahmad Dahlan
tersebut, kemudian mendirikan Ormas Nahdlatul Ulama (NU). Motor
pendirian Ormas ini adalah KH Wahab Hasbullah. Dia yang memprakarsai
pendirian Komite Hejaz yang akan menjadi cikal bakal lahirnya NU. Tepat
tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926, berdirilan Ormas NU dengan
dipimpin KH Hasyim Asyari, kakek dari KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Hampir serupa dengan Muhammadiyah, Ormas pimpinan KH Hasyim
Asyari ini pun bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Jika ada
kegiatan yang bernuansa politis, mereka kamuflase kegiatan tersebut dengan
cara lain. Sehingga pergerakan organisasi tersebut cukup berjalan mulus.
Terlebih para pimpinan mereka pun dianggap cukup terbuka bagi pemerintah
kolonial. Artinya, NU bergerak tidak secara terang-terangan untuk menentang
pemerintah penjajah, tetapi pergerakan mereka kamuflase seolah-olah sejalan
dengan kebijakan pemerintah Belanda.
Angin segar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus
1945, membawa banyak perubahan pada kehidupan Ormas. Beberapa Ormas
yang selama ini aspirasi politiknya tersumbat akibat tekanan pemerintah
penjajah, kemudian mulai muncul ke permukaan sebagai organisasi politik.
Muhammadiyah, NU, PNI, Ikatan Pendukungan Kemerdekaan Indonesia
(IPKI), Murba, dan lain-lainnya menjelma menjadi partai politik. Tahun 1955,
adalah untuk pertamakali Pemilihan Umum (Pemilu) diadakan di massa
pemerintahan Presiden Soekarno. Partai-partai tersebut tidak ketinggalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
untuk berpartisipas .dalam Pemilu itu. Dari sekian banyak partai berbasis
agama, hanya NU yang mampu menembus tiga besar.
Setelah itu, Pemilu berikutnya partai-partai Islam perolehan suaranya
menurun, sehingga banyak di antara mereka yang kemudian kembali menjadi
Ormas. Sebelum NU menyatakan kembali kepada khittoh (1926),
Muhammadiyah telah lebih dulu menyatakan keluar dari arena politik. Dan itu
terjadi sepanjang pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden HM
Soeharto. Ada beberapa faktor mengapa partai-partai tersebut lebih memilih
kembali ke Ormas. Diantaranya dan yang paling menonjol adalah dengan
kembali ke Ormas pergerakan mereka menjadi semakin bebas dan luas.
Dengan menjadi Ormas kembali, pergerakan Muhammadiyah, NU, dan
lainnya menjadi lebih nyaman. Pemerintah saat itu pun menyambutnya dengan
gairah. Berbeda dengan sebelumnya, ketika mereka masih menjadi partai
politik, pergerakan mereka sangat terbatas atau lebih tepatnya dibatasi oleh
pemerintahan. Akibatnya, kegiatan sosial kemasyarakatan yang menjadi ide
dasar atau awal pendirian Ormas itu terabaikan dan itu sangat dirasakan betul
oleh para tokoh Ormas tersebut
Tahun berganti, abad reformasi bergulir. Tahun 1997 adalah era
kegairahan baru di dunia perpolitikan nasional. Demokrasi dan keterbukaan
yang menjadi ide dasar abad reformasi menjadi pendorong Ormas untuk
kembali berpolitik. NU, meskipun tidak terjun langsung ke arena politik,
namun tercatat organisasi itu telah membidani lahirnya Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB). Gus Dur yang tokoh NU adalah tokoh kunci dibalik kelahiran
partai politik tersebut.
Tidak hanya NU, Muhammadiyah pun ikut membangun partai politik
baru, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), dan salah satu tokoh teras
Muhammadiyah, yakni Prof Dr H Amien Rais, MSc adalah juga pucuk
pimpinan Ormas tersebut. Menyusul Ormas-ormas lain yang secara latah ikut
berubah menjadi partai politik, terlebih setelah memasuki tahun 2000-an.
Misalnya, Ormas pemuda, yakni Pemuda Pancasila yang dulunya adalah
embrio atau sayap partai IPKI telah membangun partai politik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dinamakan Partai Patriot Pancasila dan terakhir menjadi Partai Patriot, selain
itu baru-baru ini ada ormas sosial yakni Nasional Demokrat yang diprakarsai
oleh beberapa elit politik sebut saja Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengku
Buwono X membentuk sebuah partai politik yang dinamakan partai Nasdem
dimana ormas dan partai politik ini menguasai beberapa media massa di
Indonesia.
Banyaknya ormas yang berubah menjadi partai politik ataupun
membentuk partai politik adalah salah satu upaya dari ormas tersebut untuk
mewujudkan cita-cita daripada ormas-ormas yang bersangkutan. Dengan cara
membentuk atau berubah menjadi partai politik maka beberapa anggotanya
akan dapat berpartisipasi secara langsung untuk dipilih menjadi salah satu
anggota legislatif, dimana jika terpilih maka ia akan berusaha sekuat tenaga
untuk dapat memperjuangkan dan mewujudkan tujuan-tujuan kelompoknya
dengan cara ikut terlibat langsung dalam pengambilan keputusan kebijakan
publik di dalam pemerintahan di Indonesia ini.
B. Peran Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila sebagai lembaga
infrastruktur Politik di Indonesia khususnya di Kabupaten Sukoharjo
1) Latar belakang terbentuknya Ormas Pemuda Pancasila
Perjalanan panjang, tekanan politik, sejarah pergerakan kemerdekaan
serta pertahan dan keamanan Negara, menjadi satu dinamika perputaran
roda sejarah bagi pergerakan dan pertumbuhan organisasi. Stabilitas
sebuah organisasi baik itu organisasi pemerintahan atau pun yang
berkembang di masyarakat tak menutup kemungkinan bongkar dan pasang
structural. Hal itu sudahlah menjadi hal yang lumrah, semata menunjukan
eksistensi Organisasi tersebut. Sewaktu waktu maju dan sewaktu waktu
menurun, bukan berarti staknan di tempat. Semua prosesi membentuk
karakter dan kedewasaan tatanan dalam berorgranisasi sudah wajar
adanya.
Gaung organisasi kemasyarakatan tercetus sejak adanya kebangkitan
nasional yang dikomandoi Budi Oetoemo saat itu, tepatnya pada tanggal
20 Mei 1908. Mulailah bermunculan pergerakan pergerakan rakyat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
seperti Jong Java, Jong Celebes, Taman Siswa dan lain sebagainya.
Namun, arah itu mulai menjadi satu suara, ketika kaum pemuda merasa
perlu adanya satu ikrar janji setia yang termaktub dalam Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Semua Organisasi tersebut pada prinsipnya
menuju satu tujuan yaitu Indonesia Merdeka. Perjalanan cukup panjang
dari upaya untuk merebut dan memperoleh kemerdekaan, sampai kepada
satu krisis ideologi yang mau menggantikan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, untuk itulah
amanat Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi satu fase dimana ideologi dan
karakter Pemuda Pancasila terbentuk serta mempertahankan Ideologi
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menjadi urat nadi Organisasi Pemuda Pancasila saat itu. Pada tanggal
28 Oktober 1959 Pemuda Pancasila didirikan oleh Ikatan Pendukung
Kemerdekaan Indonesia ( IPKI ). IPKI merupakan sayap politik dari para
petinggi militer yang masih aktif dalam kedinasan. Sejak awal berdirinya,
Pemuda Pancasila tidak pernah sepi dari gerakan untuk menjaga dan
melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Ketika Pancasila
dalam ancaman dan hendak dirongrong oleh barisan Pemuda Rakyat
beserta kekuatan PKI, dengan sigap kader-kader Pemuda Pancasila tampil
sebagai perisai penyelamat. Keteguhan serta kegigihan mempertahankan
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa ini menjadi manifestasi dari ciri
organisasi tersebut sebagai ideologi perekat kemajemukan atau
kebhinekaan Bangsa Indonesia.
Komitmen Pemuda Pancasila teruji di era 1960, pada saat pergolakan
haluan komunis yang dimotori oleh PKI merayap sampai kepada kaum
tani dan pemuda saat itu. Pergerakan PKI saat itu selalu dikontrol oleh
IPKI, saat PKI melakukan Manuver Politiknya dengan mendirikan
Pemuda Rakyat, dengan Sigap IPKI mendirikan Pemuda Pancasila sebagai
Monitoring sekaligus menghambat pergerakan Pemuda Rakyat.
Konsekuensi Pemuda Pancasila sebagai pengawal Ideologi Bangsa ini
terbukti dengan kegigihannya memerangi laten komunis dan antek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
anteknya. Puncak dari itu semua, berujung kepada penculikan Dewan
Jendaral yang tetap gigih mempertahankan Pancasila dan UUD 1945
sebagai Ideologi Bangsa ini. Dewan Jendral yang menjadi target
Penculikan tersebut merupakan pendiri Organisasi Pemuda Pancasila,
yakni Jendral Ahmad Yani, namun beliau menjadi korban kekerasan G 30
S-PKI dan juga lolosnya A.H. Nasution merupakan kunci utama sejarah
Pemuda Pancasila. Selain kedua tokoh tersebut, masih banyak tokoh
pendiri Pemuda Pancasila, salah satunya Gatot Soebroto. Sekitar tahun
l965 ketika PKI gencar menelusup di segenap sendi kehidupan
masyarakat, kerap berhadapan secara fisik dengan anggota Pemuda
Pancasila. Sejarah mencatat beberapa kali terjadi bentrokan fisik yang
menewaskan anggota organisasi dari kedua belah pihak. Peristiwa
gugurnya kader-kader Pemuda Pancasila itu dicatat sebagai peristiwa
heroik yang dijadikan api semangat dalam menegakkan panji-panji
organisasi.
Tiga fase pergerakan arus politik bangsa ini, dari orde lama, baru dan
reformasi saat ini, Pemuda Pancasila tetaplah macan orange yang tetap
raungannya memecah pelosok rimbah. Setiap kadernya tersebar dari ujung
Sabang sampai Merauke, mulai dari preman sampai parlemen. Namun,
Pemuda Pancasila bukanlah milik elit kekuasan yang bertengger di
zamannya, Pemuda Pancasila seharusnya menjadi barisan pengawal
ideologi bangsa ini. Siapa pun berani menggantikan, serentak rakyat
membela. Namun, sering kali ketika menyebutkan Pemuda Pancasila
identik dengan Premanisme yang diorganisir oleh sebagian oknum.
Mereka dijadikan tameng dari kekuasan kini, seakan dinina bobokan
dengan Rupiah.
Pada Mubes VII tahun 2001 di Wisma Kinasih Bogor, diputuskan
bahwa Pemuda Pancasila tidak lagi berbentuk Organisasi Kepemudaan
(OKP) namun berubah menjadi Ormas yang bebas dari segala bentuk
permainan politik praktis. Dengan keputusan ini maka induk organisasi
mencanangkan suatu kebijakan, para kader Pemuda Pancasila ada di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mana-mana tapi tidak ke mana-mana dengan jumlah anggota kurang lebih
7.000.000 anggota militan. Arah kegiatan organisasi lebih dititikberatkan
untuk bergerak di sektor kegiatan sosial kemasyarakatan yang secara
langsung menyentuh kepentingan masyarakat hingga ke tingkat basis.
Jutaan anggota Pemuda Pancasila yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, eksis dalam dinamika organisasi di tingkat nasional (Majelis
Pimpinan Nasional), provinsi (Majelis Pimpinan Wilayah), kota/kabupaten
(Majelis Pimpinan Cabang), kecamatan (Pimpinan Anak Cabang), hingga
kader di kelurahan sebagai akar rumput atau basis massa terbawah.
Mereka terwadahi dalam organsiasi yang solid, dengan mengedepankan
unsur keberagaman : pendidikan, sosial ekonomi, usia, suku ,dan agama.
Mulai dari preman hingga tokoh eksekutif, legislatif, pengusaha, tokoh
agama, tokoh pendidikan, semuanya berpadu dalam wadah organisasi
Pemuda Pancasila.
mengharuskan Pemuda Pancasila harus siap dan tidak akan surut dengan
adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik itu perubahan zaman,
politik, sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, globalisasi, maupun
penggantian pimpinan nasional (suksesi) sekalipun. Dalam menyikapi ini
semua maka Pemuda Pancasila akan memperbanyak lembaga-lembaga
yang dapat menyentuh ke masyarakat secara langsung dalam naungannya
di antaranya adalah Lembaga Hukum (LPPH), Lembaga Bela Negara
(Koti Mahatidana), Lembaga Perempuan (Srikandi), Lembaga Pelajar dan
Mahasiswa (Sapma), Koperasi, Lembaga Buruh dan Lembaga-lembaga
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dimasyarakat.
Jangan pernah sekali-sekali kita bertanya apa yang pemuda pancasila
dapat berikan, tapi tanyalah apa yang dapat kita berikan kepada pemuda
pancasila. Pemuda Pancasila ke depan akan mendapat simpati dari
masyarakat dan disegani tetapi bukan untuk ditakuti sekaligus mengubah
citra negatif terhadap PP, hal ini juga dapat dirasakan keberadaan serta
manfaat organisasi oleh para kader dan anggotanya. Sekarang Pemuda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pancasila dipimpin oleh Bapak Japto Soelistyo Soerjosoemarno dan Bapak
Yorris Raweyai sebagai komandan komando inti pusat dan sebagai ketua
MPW (Majelis Pimpinan Wilayah DKI) Jakarta oleh Bapak Robertho dan
Jakarta Selatan di pimpin oleh Bapak Persada Ginting.
2) Program Umum dan Sasaran Ormas Pemuda Pancasila
Ormas Pemuda Pancasila merupakan organisasi yang bisa bergerak di
bidang manapun tidak hanya di bidang kepemudaan saja. Berdasarkan
Mubes VII yang dilaksanakan pada tanggal 20-22 Pebruari 2009 di
Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta telah diputuskan bahwa Pemuda
Pancasila mempunyai pokok-pokok perjuangan antara lain yaitu :
a) Mengamalkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan
ideologi Negara
b) Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi Negara
c) Mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
d) Menjaga dan menjunjung tinggi semangat Bhineka Tunggal Ika
e) Melahirkan kader Pemuda Pancasila sebagai kader bangsa
Pokok-pokok perjuangan Pemuda Pancasila tersebut diamalkan di
dalam program-program umum yang meliputi beberapa bidang,
diantaranya yaitu bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Ideologi dan
Politik, Ketahanan Nasional, dan bidang Ekonomi dan Pengembangan
Usaha. Ruang lingkup program-program umum Pemuda Pancasila tersebut
yaitu :
a) Bidang Hukum dan HAM
(1) Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui
penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia
(2) Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum
(3) Mewujudkan kepastian hak-hak warga Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b) Bidang Ideologi dan Politik
(1) Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(2) Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
(3) Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu
kesatuan pertahanan keamanan.
c) Bidang Ketahanan Nasional
(1) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
ketahanan nasional secara umum.
(2) Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tentram, dan
damai berdasarkan Bhineka Tunggal Ika
(3) Mewujudkan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(4) Mewajibkan dan menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya bela Negara
d) Bidang Ekonomi dan Pengembangan Usaha
(1) Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa, dan
Negara
(2) Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui
pemberdayaan ekonomi rakyat
(3) Memberdayakan koperasi
(4) Menghimpun dan memberdayakan potensi anggota Pemuda
Pancasila untuk berwirausaha
(5) Membuka/ mengusahakan terbentuknya lapangan kerja
Sebenarnya masih terdapat banyak bidang-bidang lain terkait dengan
ruang lingkup program umum Pemuda Pancasila tersebut. Namun, hanya
bidang-bidang yang telah disebutkan itu saja yang mempunyai
kemungkinan besar untuk mengkritisi kebijakan pemerintahan dengan
kaitanya dengan perpolitikan di Indonesia ini. Dengan adanya program-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
program tersebut diharapkan sasaran-sasaran yang dituju akan tercapai.
Sasaran-sasaran yang hendak dicapai tersbut diantaranya yaitu :
a) Program bidang Hukum dan HAM
(1) Mengoptimalkan kinerja LPPH dengan penataan jaringan
pelayanan hukum yang handal, efektif, komunikatif,
proporsional, dan menjunjung kode etik pada seluruh
jajaran LPPH yang ada dari tingkat pusat hingga cabang.
(2) Memberikan bantuan hukum terhadap masyarakat umum
terutama anggota yang memerlukan perlindungan hukum.
(3) Mengadakan pengkajian-pengkajian di bidang hukum yang
bertujuan untsuk memasyarakatkan/membudayakan
penegakan dan kepastian hukum untuk kepentingan
penyelenggarakan pemerintahan Negara.
(4) Berperan aktif dalam penegakkan supremasi hukum dan
Hak Asasi Manusia di Indonesia.
(5) Meningkatkan kesadaran hukum dikalangan masyarakat
memalui pendidikan dan penyuluhan hukum sehingga
mewujudkan tatanan masyarakat yang sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai Warga Negara Indonesia.
(6) Mendukung penerapan berlakunya hukum dengan tidak
pandang bulu sehingga menciptakan keadilan, kepastian
hukum, serta aman, tentram, dan damai.
b) Program bidang Ideologi dan Politik
(1) Meningkatkan kesadaran politik Pemuda Pancasila sebagai
generasi penerus yang ikut bertanggung jawab dalam
pembangunan demi terwujudnya cita-cita luhurperjuangan
bangsa.
(2) Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap
masalah politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa
dan Negara bagi terbinanya demokratisasi yang sehat dan
dinamis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(3) Meningkatkan kesadaran dan penghayatan akan arti
hakekat wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik,
satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya, dan
satu kesatuan pertahanan keamanan.
(4) Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap
masalah politik dan kenegaraan yang dihadapi oleh bangsa
dan Negara serta terbitnya stabilitas nasional.
c) Program bidang Ketahanan Nasional
(1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya
pembinaan dan pemantapan kesadaran bela Negara dan ikut
serta menumbuhkan Ketahyanan Nasional Bangsa,
sehingga dapat menghadapi segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yang dating dari
dalam maupun dari luar terhadap kelangsungan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
(2) Menumbuhkan kesadaran perlunya persatuan dan kesatuan
dalam memperkokoh stabilitas nasional sehingga tidak akan
terjadi disintegrasi bangsa.
(3) Meningkatkan tanggung jawab Pemuda Pancasila dalam
rangka menggalang wacana dan aksi kerjasama untuk
menyelesaikan konflik-konflik dan pertikaian yang terjadi
di tanah air secara damai.
d) Program bidang Ekonomi dan Pengembangan Usaha
(1) Menghimpun potensi anggota yang berbasis pelaku
ekonomi.
(2) Membentuk wadah-wadah / badan ekonomi yang berbasis
anggota seperti koperasi, yayasan, serta industri rumah
tangga.
(3) Memotivasi anggota untuk berwirausaha melalui
pendidikan kewirausahaan, ketrampilan, dan koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(4) Terciptanya peluang dan kesempatan kerja bagi anggota
sesuai dengan kebutuhan daerah.
3) Peran Ormas Pemuda Pancasila
Pada masa kini, dimana demokratisasi Indonesia diselenggarakan
dalam situasi global serta derasnya arus informasi dan teknologi mutakhir,
penguatan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
dan ideologi Negara memerlukan pendekatan yang berbeda dengan dimasa
lampau. Nilai-nilai Pancasila perlu dikembangkan secara lebih aplikatif,
tidak formalistik, dan interaktif dengan pola-pola implementasi yang
variatif. Namun satu hal penting, Pemuda Pancasila memandang bahwa
penguatan pancasila sebagai ideologi Negara perlu dilaksanakan dengan
lebih memperlakukannya sebagai nilai-nilai pendidikan dan
kepemimpinan, kemudian setelah itu baru dapat menumbuhkan komitmen
politik masyarakat secara meluas. Pemuda Pancasila memandang penting
kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai
pancasila dalam lingkungan sosial yang berubah, sehingga dapat
membangkitkan pengaruhnya sebagai pandangan hidup bangsa dan
ideologi Negara. Dengan begitu diyakini ideologi pancasila akan berperan
besar dalam membentuk kesamaan perilaku sebagaimana yang diharapkan
para pendiri bangsa.
Pada bagian lain amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang telah mengubah struktur, mekanisme dan
prosedur kenegaraan perlu mendapatkan evaluasi kritis lebih lanjut.
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang bertujuan untuk membentuk sistem Negara demokratis sesuai
prinsip-prinsip trias politika, supremasi hukum, kabinet presidensiil dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
pancasila, pada prakteknya memunculkan sejumlah persoalan dilematis.
Kompleksitas dan polemik seputar perombakan mendasar ketatanegaraan
oleh amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyebabkan banyak suara termasuk di internal Pemuda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Pancasila yang menghendaki kembali kepada sistem asli sebelum
amandemen.
Meski kekuasaan eksekutif pada masa orde baru dirasakan sangat kuat,
maka sebaliknya pada saat ini gerak langkah eksekutif justru memerlukan
banyak sekali persetujuan ataupun rekomendasi legislatif yang berisikan
kekuatan-kekuatan partai politik, seperti yang terjadi pada kabinet
parlementer. Padahal presiden selaku kepala eksekutif secara full-
legitimate telah dipilih langsung. Hal ini bisa terlihat pada kasus
pengangkatan panglima TNI, Kapolri, maupun kebijakan-kebijakn
pemerintah lainnya. Selain itu, dalam konteks pemilihan kepala daerah
yang dikelompokkan sebagai rejim pemilu dan bukan rejim pemerintahan,
telah melahirkan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung. Tidak
bisa dipungkiri sistem pemilihan kepala daerah langsung mengakibatkan
konflik elit politik berpeluang masuk ke dalam ruang-ruang interaksi
masyarakat umum/ lapis bawah. Hal ini terlihat pada kasus-kasus
pertikaian antar simpatisan kandidat politik di berbagai peristiwa pilkada
langsung yang telah menghambat jalannya pembangunan daerah.
Dalam hal ini Pemuda Pancasila memandang bahwa Pemilihan Kepala
Daerah khususnya Gubernur/Kepala Daerah tingkat propinsi perlu
dikembalikan dalam posisinya semula sebagai rejim pemerintahan.
Pemuda Pancasila juga memandang bahwa konstitusi Negara pasca
amandemen perlu diimplementasikan dengan penuh kehati-hatian dan
kecermatan agar tidak menyimpang dari paradigma dan semangat yang
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 itu sendiri.
Di bagian lain, sistem politik dan praktek politik demokrasi elektoral
yang diterapkan saat ini dirasakan belum berkorelasi signifikan dengan
pencapaian kesejahteraan sosial yang diharapkan. Meski seleksi pejabat
politik dilakukan secara demokratis, namun kerap kali produk politik dan
kebijakan publik yang dihasilkan berbagai institusi politik/pemerintahan
tidak sejalan (akuntabel) dengan kebutuhan masyarakat. Pengingkaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
terhadap amanat aspirasi masyarakat akan masih mungkin terus
berlangsung, mengingat tidak adanya sanksi politik bagi para pejabat
politik yang ingkar dengan komitmen politiknya ketika pemilihan dan
sudah terpilih. Satu-satunya sanksi politik yang mungkin dilakukan
masyarakat hanyalah vonis pilihan ketika periode eleksi berikutrnya.
Sistem dan praktek demokrasi elektoral belum terlihat maksimal
memberikan kepemimpinan yang berkualitas. Pasalnya, praktek demokrasi
elektoral baru mengembangkan sosialisasi politik secara simbolik dan
belum pada tahap substansi. Dalam hal ini demokrasi baru berjalan secara
prosedural dan belum substansi, bahkan kadangkala praktek demokrasi
elektoral masih dibarengi dengan praktek menjajakan pengaruh (politik
uang). Oleh sebab itu Pemuda Pancasila memandang aspek-aspek etik
politik serta edukasi dan sosialisasi politik-substansi perlu menjadi
concern semua pihak baik lembaga pemerintah, partai politik, ormas, dan
media massa. Dengan demikian diharapkan akan mencetak elit-elit politik
yang merakyat dan membentuk masyarakat yang kritis melaksanakan
partisipasi politiknya.
Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas, Pemilu merupakan
momentum dan sarana demokrasi yang perlu disoroti. Pelaksanaan pemilu
legislatif dan pemilihan presiden perlu mengadopsi prinsip-prinsip sistem
presidensiil sebagai pilihan sistem pemerintahan yang cocok dengan
bentuk Negara kesatuan dalam cakupan wilayah kepulauan yang begitu
luas. Prinsip kedaulatan rakyat dalam sistem presidensiil mewajibkan
adanya kebebasan berserikat dan berpolitik sesuai dengan pendirian dan
paradigma politik yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Namun, fragmentasi politik yang bisa menyebabkan kemandegan
pembangunan nasional dan instabilitas politik bukanlah kehendak dan
kebutuhan masyarakat. Penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan
eksekutif/ presiden perlu mengkokohkan sistem perpolitikan nasional yang
telah disepakati dalam suasana stabil dan minim fragmentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Sehubungan itu, meski masih perlu dicermati lebih lanjut, Pemuda
Pancasila memandang penting waktu penyelenggaraan pemilihan presiden
yang dilaksanakan sebelum atau bersamaan dengan pemilihan legislatif.
Pemilihan presiden/ eksekutif yang dilaksanakan sebelum atau bersamaan
dengan pemilihan legislatif akan lebih cocok dengan sistem presidensiil
serta akan menciptakan sebuah koalisi kekuatan politik yang lebih
permanen di level pemerintahan dan legislatif.
Beralih ke permasalahan ekonmi politik, pemberdayaan ekonomi
masyarakat secara umum harus dirumuskan sebagai suatu sistem
perekonomian nasional yang partisipatif dan memberikan keadilan bagi
seluruh lapisan masyarakat dalam proses produksi, distribusi dan
konsumsi nasional, berupa persamaan peluang dan kesempatan berusaha,
tanpa membunuh usaha besar namun tidak menginjak usaha kecil.
Pemahaman ini bersumber dari nilai-nilai pancasila, tetap mengindahkan
motivasi ekonomi yang saling memangsa satu sama lain. Tekad
pembangunan ekonomi nasional selayaknya ditujukan untuk mewujudkan
kemerataan sosial tanpa adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
sosial.
Mayoritas masyarakat Indonesia adalah golongan ekonomi kecil dan
menengah yang membutuhkan suatu perekonomian kerakyatan dengan
kekuatan dari bawah yang menjadi kekuatan ekonomi nasional. Sesuai
dengan realitas sosial masyarakat Indonesia maka sepatutnya ekonomi
kerakyatan diposisikan sebagai dinamo pembangunan ekonomi nasional
dan sekaligus simbol perlambang kedaulatan rakyat.
Dalam ekonomi kerakyatan dimaksud, proses industrialisasi perlu
dimulai dari potensi pedesaan yang umumnya adalah potensi pertanian,
perkebunan, dan kelautan. Dari ketiga sektor tersebut Pemuda Pancasila
menitikberatkan sektor pertanian selaku sektor perekonomian yang sesuai
dengan cirri bangsa dan Negara agraris. Secara khusus Pemuda Pancasila
menyerukan kepada pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang
berpihak kepada para petani Indonesia, mulai dari penyediaan pupuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
murah, kepemilikan asset/tanah, pembangunan sarana irigasi yang tepat-
guna serta tidak ragu-ragu untuk melakukan proteksi terbatas terhadap
beberapa produk petani Indonesia. Proteksi terbatas dimaksud dapat
berupa pembatasan kebijakan impor maupun wilayah pemasaran komoditi
pertanian.
Proses industrialisasi ditingkat pedesaan akan mengembangkan
aktivitas ekonomian ditingkat pedesaan dan menumbuhkannya menjadi
suatu kota dan akan bersinergi dengan kehidupan ekonomi kota yang
sudah ada. Namun, pengembangan industri rakyat sulit dilakukan jika
tidak meningkatkan akses masyarakat kepada aset-aset produktif terutama
dalam hal pemberian kredit lunak, pemilikan/penggunaan tanah dan laut
bagi para petani dan nelayan termsuk kepemilikan/penggunaan saham bagi
para buruh/pekerja dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain,
pertimbangan kredit perbankan kepada industri rakyat sebaiknya tidak
berdasarkan agunan melainkan prospek kegiatan usaha. Begitu pula
dengan penentuan suku bunga pinjaman agar disesuaikan dengan kondisi
riil masyarakat dan tidak mengeksploitasi keuntungan usaha ekonomi
rakyat. Pemuda Pancasila memandang penting adanya sinergi atau
kemitraan antara pengusaha besar dan industri rakyat dalam rangka
pelaksanaan ekonomi kerakyatan dan pembinaan industri rakyat itu
sendiri.
Dalam hal ini Pemuda Pancasila beranggapan pemerintah perlu
mewajibkan kalangan pengusaha/industri besar baik modal asing maupun
domestik untuk mengalihkan sebagian proses produksi ataupun
distribusinya kepada industri rakyat. Dengan demikian pengusaha kecil
dan menengah dapat belajar memproduksi dan memasarkan barang-barang
sesuai prinsip-prinsip manajemen modern dan kebutuhan pasar.
Disamping itu Pemuda Pancasila memandang pentingnya ketegasan
pemerintah pusat dan lokal untuk menghapus peraturan dan pungutan yang
telah menghambat pertumbuhan industri rakyat serta menyederhanakan
proses-proses perijinan usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pada bagian lain perwujudan pembangunan ekonomi berwawasan
kerakyatan adalah dengan mengoptimalkan pengaruh dan eksistensi
koperasi. Dalam hal ini koperasi dilihat sebagai perkumpulan kalangan
produsen dan konsumen terbesar (petani, nelayan, buruh/pekerja) untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama melalui aktifitas penjualan produksi
dan pembelian kebutuhan. Koperasi bukanlah kumpulan modal kalangan
tersebut seperti halnya sebuah badan usaha swasta melainkan badan usaha
milik petani dan nelayan yang mampu memproduksi dan memasarkan
sendiri produknya secara langsung ke pasar, serta membeli kebutuhannya
sendiri secara langsung dari pasar lain. Sedangkan koperasi buruh/pekerja
mampu memproduksi dan memasarkan sendiri produknya secara langsung
dari pasar lain. Sedangkan koperasi buruh/pekerja mampu diposisikan
untuk bermitra dengan pemilik perusahaan mendapatkan kredit modal
bank yang disertakan dalam bentuk saham untuk pengembangan usaha di
perusahaan setempat. Koperasi buruh/pekerja sekaligus menyediakan
kebutuhan pokok anggotanya yang langsung dibeli dari pasar atau
produsen lain.
Pondasi koperasi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat banyak
(petani, nelayan, dan buruh/pekerja) dimaksudkan agar masyarakat banyak
tersebut terhindar dari praktek eksploitasi yang dilakukan oleh rentenir,
tengkulak, dan pemodal. Masyarakat banyak tersebut merupakan
kelompok produsen yang sekaligus adalah konsumen, karenanya
semestinya koperasi mampu atau terfasilitasi untuk mengakses langsung
pasar/konsumen dan meningkatkan keuntungan anggota. Pada prakteknya
perkoperasian nasional menjadi kepanjang-tanganan swasta dan
pemerintah untuk meraih pasar secara lebih terjamin. Hal ini ditenggarai
akan mengakibatkan ketergantungan koperasi terhadap peran swasta dan
pemerintah serta menurunkan kapasitas koperasi menjadi alat pemasaran
langsung produk-produk anggotanya. Bahkan menyusutkan kapasitas
koperasi untuk mengurangi dominasi rentenir dan tengkulak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pemuda Pancasila memandang penting perlunya konsisten sikap para
oleh, dan untuk
departemen koperasi untuk menciptakan kerjasama antar koperasi
memperbesar keberhasilan konsep koperasi sebagai bangunan usaha
bersama yang modern, mampu berkembang dan bersaing. Pemuda
Pancasila juga memandang penting peranan bank-bank pemerintah untuk
aktif melakukan pembinaan kepada koperasi daripada sekedar menunggu
pengembalian kredit. Mengembangkan koperasi sebagai suatu badan usaha
yang memproduksi barang sekaligus sebagai pasar/konsumen pemakai,
berarti tidak memberikan keuntungan kepada swasta. Terkecuali untuk
barang dan jasa yang belum mampu diproduksi/ dipasarkan langsung ke
konsumen oleh koperasi. Dengan demikian koperasi diharapkan mampu
tumbuh, mandiri dan kokoh sebagai soko guru ekonomi bangsa.
Pada bagian lain kegagalan sejumlah BUMN sebagai pelaku
perekonomian nasional akan mengurangi kepercayaan publik terhadap
kinerjapengelolaan ekonomi oleh pemerintah mengingat adanya struktur
modal BUMN yang diperoleh dari pendapatan pajak masyarakat. BUMN-
BUMN yang merugi terpaksa dikelola oleh Negara dengan memanfaatkan
APBN dan otomatis menambah beban keuangan Negara selanjutnya
masyarakat. Fenomena pengelolaan BUMN juga perlu disoroti dari aspek
kepemilikannya. Meskipun pengelolaan BUMN ditujukan untuk mencapai
target-target pendapatan dan belanja Negara dalam APBN, tapi hal yang
perlu dicermati adalah kepemilikan BUMN sebagian besar telah beralih ke
perusahaan-perusahaan asing. Dengan struktur modal yang diperoleh dari
pendapatan pajak masyarakat namun kepemilikan mayoritas di sejumlah
BUMN oleh perusahaan asing merupakan gambaran yang ironis dengan
gagasan ekonomi kebangsaan/kerakyatan. Namun tentu saja hal ini tidak
bisa disikapi secara sederhana, mengingat kompleksitas tantangan dan
persoalan ekonomi global yang selalu mengiringi perjalanan bangsa.
Terlepas dari target-target APBN yang hendak dicapai, Pemuda Pancasila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
memandang pentingnya penerapan target APBN yang realistis dan
workable yang bisa diperoleh dari upaya menggenjot BUMN. Dalam hal
ini, betapapun pentingnya peran BUMN terhadap struktur keuangan
Negara, Pemuda Pancasila memandang bahwa siapapun pemerintahan
(eksekutif dan legislatif) tidak boleh atau tidak patut sekali-kali
menjadikan institusi pelayanan masyarakat seperti Bulog, Rumah Sakit,
Sekolah dan lainnya selaku BUMN di kemudian hari.
Penegakkan hukum tidak dapat dilepaskan dari upaya menghadirkan
rasa keadilan dalam proses hukum. Dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tegas dinyatakan bahwa hukum
merupakan wilayah lembaga yudikatif dan secara umum dikenal sebagai
Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dimana sesuai prinsip-prinsip trias
politica bahwa lembaga yudikatif harus bebas dari pengaruh siapapun atau
apapun agar lembaga tersebut dapat melakukan penegakan hukum secara
murni dan mendekati rasa keadilan.
Dalam pelaksanaannya di Indonesia institusi para penegak hukum
(hakim, polisi dan jaksa) mendapatkan legalisasi dari Surat Keputusan
Presiden. Hal ini disebut-sebut merupakan celah intervensi lembaga
eksekutif dan legislatif terhadap institusi peradilan dan hukum di
Indonesia yang membuka peluang terjadinya penegakan hukum secara
tebang pilih.
Beberapa faktor harus diperhatikan dalam penegakan hukum antara
lain , sistem hukum Negara, SDM penegak hukum, sistem pendidikan
penegak hukum dan lain-lain. Saat ini di tengah-tengah masyarakat banyak
sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan aparat
penegak hukum. Selain karena adanya celah sistemik namun
penyimpangan ini juga tidak dapat dilepaskan dari moral dan mentalitas
para penegak hukum sebagai faktor dominan. Hal ini bisa terlihat dari
banyaknya aparat hukum yang disidangkan karena terlibat kasus-kasus
korupsi. Dalam hal penegakkan hukum ini Pemuda Pancasila memandang
pentingnya kemandirian lembaga-lembaga peradilan hakim, polisi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
jaksa dari berbagai intervensi kekuasaan. Termasuk pembentukan komisi
yudisial melalui mekanisme fit & proper test yang dianggap rentan dengan
intervensi fraksi-fraksi kekuatan politik di parlemen.
Karena itu, maski masih perlu didiskusikan, Pemuda Pancasila
memandang penting agar di masa depan institusi kepolisian berada
sepenuhnya dalam domain publik, dimana pembentukan instansi
kepolisian disesuaikan dengan nuansa dan kondisi lokal setiap wilayah
serta pimpinan jawatan kepolisian tersebut dipilih melalui komisi
kepolisian. Komisi kepolisian dimaksud terdiri atas tokoh-tokoh
masyarakat lokal yang kredibel dan bereputasi positif.
Secara khusus mengenai upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi, Pemuda Pancasila memandang bahwa korupsi akan berujung
pada rontoknya ketahanan nasional dan menyengsarakan kehidupan
masyarakat. Kejahatan korupsi harus ditindak secara khusus, tanpa
pandang bulu diperlakukan sebagai musuh negara dan masyarakat, serta
divonis seberat-beratnya untuk menghasilkan efek jera. Pemberantasan
korupsi dilakukan secara merata terhadap semua kasus yang telah
memiliki bukti-bukti hukum memadai, sehingga tidak terkesan tebang
pilih apalagi menjadi alat politik kekuasaan. Disamping itu, pencegahan
korupsi perlu dilakukan secara komprehensif lintas sektoral. Berbagai
kebijakan-kebijakan yang tumpang tindih ataupun bercelah korupsi tidak
boleh dibiarkan dan diratifikasi sesuai situasi dan kondisi
pembentukannya. Pendidikan dan pembinaan mental tolak korupsi perlu
ditanamkan sedini mungkin di berbagai institusi sosial pendidikan/ agama,
sehingga sikap menolak korupsi diharapkan akan menjadi watak
kepribadian bangsa.
Hak Asasi Manusia merupakan persoalan yang sangat prinsip bagi
kehidupan manusia di semua Negara. Kebebasan mengeluarkan pendapat
dan berserikat sebagai salah satu unsur HAM dilindungi oleh konstitusi.
HAM perlu ditinjau tidak hanya dari satu aspek tetapi seluruh aspek
kehidupan bangsa baik politik, sosial budaya, dan sebagainya. Pemuda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pancasila memandang bahwa meski substansi HAM berlaku universal dan
bisa terdapat kesamaan diantara bangsa-bangsa di dunia, namun penerapan
HAM di Indonesia perlu memeperhatikan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Sejalan dengan penegakan hukum, Pemuda Pancasila
memandang upaya penegakan HAM tidak boleh dijadikan senjata politik
kelompok tertentu. Tetapi pada pihak lain, birokrasi dan aparatur
pemerintah wajib menyediakan saluran-saluran pelaksanaan HAM dan
penegakkan hukum terhadap pelanggaran HAM untuk menghadirkan rasa
keadilan dan menjaga keseimbangan kehidupan sosial antara kepentingan
individu dan kepentingan kelompok..
Pemaparan di atas merupakan berbagai pandangan dan juga beberapa
hal yang ingin dirubah oleh ormas pemuda Pancasila terkait dengan
keputusan-keputusan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pandangan-
pandangan yang sekiranya tidak cocok dengan ideologi pancasila yang
dianut oleh ormas Pemuda Pancasila ini diharapkan bisa diluruskan oleh
mereka-mereka yang mempunyai peranan untuk merubahnya.
Pemuda Pancasila di sini mempunyai peranan sebagai penyalur
aspirasi rakyat dengan cara mengkritisi apa-apa saja yang telah dilakukan
pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. Mereka melakukan dan
menyuarakan aspirasinya melalui kegiatan-kegiatan bagi masyarakat
seperti pemberian pendidikan dan pelayanan akan bantuan hukum bagi
yang memerlukan perlindungan hukum khususnya bagi masyarakat kelas
bawah dan masyarakat yang awam hukum, melakukan unjuk rasa terhadap
kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat, contohnya pada
kebijakan kenaikan bahan bakar minyak beberapa waktu lalu.
Di dalam politik praktis pun para anggota dari Pemuda Pancasila ini
diharapkan bisa ikut berpartisipasi dalam penyampaian aspirasi politik.
Bagi Pemuda Pancasila hal itu harus disalurkan melalui Partai Patriot baik
secara institusi maupun secara individu. Partai Patriot merupakan partai
politik bentukan ormas Pemuda Pancasila yang berperan untuk
menyalurkan aspirasi rakyat lewat jalan politik praktis dimana jika ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
salah satu anggota nya yang terpilih sebagai anggota dewan maka tujuan-
tujuan daripada ormas Pemuda Pancasila ini dapat diperjuangkan oleh
anggota Pemuda Pancasila yang duduk di kursi dewan tersebut.
Di Sukoharjo, Pemuda Pancasila dalam peranannya di politik,
walaupun mungkin lebih banyak kegiatan yang menjurus pada bidang
sosial, sudah terlihat dari kegiatan-kegiatan yang mereka laksanakan. Hal
ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dimasukkan ke dalam program
kerja Pemuda Pancasila tersebut. Beberapa program kerja dari Pemuda
Pancasila antara lain :
a) Diklat Komando Inti (KOTI), dengan materi :
(1) Wawasan kebangsaan
(2) Bakti sosial
(3) Pelatihan baris-berbaris
b) Raker KOTI
c) Donor Darah
d) Temu Kader
e) Kemah Kebangsaan di Karanganyar
f) Sarasehan Hari Lahir di Pancasila
g) Penyuluhan Narkoba di Sukoharjo secara rutin tiap hari sumpah
pemuda
h)
i) Pelantikan Pengurus MPC
j) Pembentukan Lembaga Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma)
dan pelatihan kader pratama bagi Sapma
k) Peringatan Hari Pahlawan
Kegiatan latihan kader pratama yang dilakasanakan di Gunung
Taruwongso Tawangsari. Kegiatan ini dilakukan untuk membentuk
anggota Pemuda Pancasila menjadi sebuah kader atau pemimpin yang
militant dimana suatu saat nanti bisa berkiprah di kancah politik untuk
terus berjuang mempertahankan pancasila sebagai ideologi Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tiap hari sumpah pemuda yaitu pada tanggal 28 Oktober, bertepatan
dengan hari jadi ormas Pemuda Pancasila ini, para anggota Pemuda
Pancasila, khususnya di Sukoharjo mengadakan syukuran dibarengi
dengan sarasehan dan pelatihan untuk terus menanamkan semangat
pancasila di dalam diri masing-masing anggotanya. Seperti juga yang
dilakukan pada hari sumpah pemuda kemarin, acara tersebut dilaksanakan
di daerah Polokarto. Hal ini dimaksudkan agar semangat idealis pancasila
tidak akan luntur seiring berkembangnnya jaman. Menurut mereka hal ini
penting supaya nantinya jika sudah berada di kursi dewan maka semangat
ini akan tetap terus ada untuk memperjuangkan nilai-nilai pancasila yang
mereka pandang sudah mulai hilang. Selain itu, ada penyuluhan narkoba
juga yang diadakan rutin setiap hari Sumpah Pemuda supaya pemuda
pemudi bangsa ini tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang tidak
bermanfaat khususnya narkoba yang hanya akan merugikan dirinya sendiri
dan orang lain.
Sebagai ormas sosial dan juga untuk mematuhi konstitusi, ormas
Pemuda Pancasila di Sukoharjo juga memberikan pelayanan pendidikan
untuk orang-orang yang tidak mampu khususnya para anak jalanan yang
ada di daerah Sukoharjo. Selain itu pada bulan puasa kemarin mereka juga
membagikan takjil berupa nasi bungkus dan kolak kepada 500 fakir
miskin, tukang becak dan orang-orang yang membutuhkan. Hal ini mereka
lakukan hanya sebagai bentuk simbolis dari pasal 34 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mana berbunyi fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Mereka
memandang negara tidak bisa melaksanakan hal ini, oleh karena itu
kegiatan ini digunakan untuk sedikit menyindir negara agar pemerintahan
ini segera bertindak untuk kesejahteraan rakyat.
Komando Inti Mahatidana (KOTI) adalah salah satu badan/lembaga
fungsional yang wajib dibentuk pada setiap Struktur Majelis Pimpinan
Pemuda Pancasila. Tugas Pokok & Fungsi dari KOTI adalah sebagai
lembaga penggodogan kader-kader Pemuda Pancasila. Salah satu tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
utama KOTI Mahatidana adalah di bidang Pertahanan dan Keamanan pada
setiap teritorial struktur Majelis Pimpinan PP . Oleh karena itu dibutuhkan
Diklat Komando Inti yang fungsinya adalah sebagai upaya meningkatkan
kontribusi Pemuda Pancasila dalam membangun bangsa dan juga untuk
membentuk kader yang loyal, pancasilais, dan profesional. Hal pokok
yang diusung dalam diklat ini adalah penguatan pemahaman kader PP,
khususnya yang tergabung dalam KOTI Mahatidana, tentang ideologi
Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Harapannya,
diklat ini akan semakin meneguhkan militansi dan nasionalisme para kader
untuk ikut membangun republik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Peran Ormas Sebagai Lembaga Infrastruktur Politik Di Indonesia
Di Indonesia terdapat berbagai macam bentuk ormas. Peran-peran
ormas tersebut, khususnya di dalam kancah politik saat ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a) Sebagai penyalur aspirasi rakyat sebagaimana tujuan dari
organisasi kemasyarakatan itu sendiri dibentuk. Cara-cara yang
digunakan tersebut bisa menggunakan beberapa sarana. Sarana-
sarana tersebut yaitu sebagai berikut :
(1) Demonstrasi dan Kekerasan Fisik
(2) Hubungan Pribadi
(3) Perwakilan Langsung
(4) Saluran formal dan institusi lain
b) Di sini ormas juga mempunyai peran sebagai pengalih isu
politik. Biasanya ormas-ormas seperti ini di pakai oleh pemerintah
untuk menutup-nutupi suatu kejadian politik yang sedang hangat
berlangsung. Sebagai contoh, sebut saja Front Pembela Islam (FPI)
yang di Indonesia ini terkenal radikal. Setiap ada isu politik yang
hangat sedang ramai-ramai diperbincangkan, misalnya pada saat
kasus Bank Century, mereka tiba-tiba beramai-ramai berada di
suatu tempat dan merusak banyak hal dengan dalil untuk kebaikan
umat Islam. Seketika itu juga berita-berita tentang Bank Century
hilang dari peredaran berganti dengan berita tentang ormas
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
c) Untuk bisa mencapai kedudukan di dalam kursi dewan . Di sini
ormas mempunyai peran untuk ikut dalam pengambilan keputusan
di dalam legislatif sesuai dengan tujuan dan cita-cita ormas
tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara yaitu dengan pembentukan
partai politik dan menggunakannya sebagai kendaraan politik baik
secara lembaga maupun individual. Contohnya ormas NU yang
membentuk partai PKB, ormas Muhammadiyah membentuk partai
PAN, Nasional Demokrat membentuk partai Nasdem.
2. Peran Ormas Pemuda Pancasila Sebagai Lembaga Infrastruktur
Politik Di Indonesia Khususnya Di Sukoharjo
Terkait dengan itu semua, Ormas Pemuda Pancasila dalam
hubungannya dengan lembaga infrastruktur politik, mempunyai
berbagai peranan di dalam dunia perpolitikan di Indonesia ini,
khususnya di daerah Sukoharjo. Hal ini bisa terlihat dari berbagai
pandangan-pandangannya yang mendasarkan pada ideologi pancasila
dan dengan teguh memegang konstitusi, kemudian dari program-
program dan sasaran yang dituju dari ormas Pemuda Pancasila ini,
serta dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh ormas Pemuda
Pancasila sejauh ini.
Di Sukoharjo, Pemuda Pancasila dalam peranannya sebagai
lembaga infrastruktur politik sudah terlihat dari kegiatan-kegiatan yang
mereka laksanakan. Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang
dimasukkan ke dalam program kerja Pemuda Pancasila tersebut.
Beberapa program kerja dari Pemuda Pancasila antara lain :
a) Diklat Komando Inti (KOTI), dengan materi :
(1) Wawasan kebangsaan
(2) Bakti sosial
(3) Pelatihan baris-berbaris
b) Raker KOTI
c) Donor Darah
d) Temu Kader
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
e) Kemah Kebangsaan di Karanganyar
f) Sarasehan Hari Lahir di Pancasila
g) Penyuluhan Narkoba di Sukoharjo secara rutin tiap hari sumpah
pemuda
h)
i) Pelantikan Pengurus MPC
j) Pembentukan Lembaga Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma)
dan pelatihan kader pratama bagi Sapma
k) Peringatan Hari Pahlawan
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis sehubungan dengan permasalahan
tersebut adalah:
1. Sebaiknya pemerintah khususnya para dewan pembuat kebijakan publik
dalam hal ini badan legislatif di Indonesia (DPR, DPRD, dan MPR)
untuk lebih peka dalam hal membuat kebijakan dan supaya lebih
mendengarkan suara aspirasi rakyat untuk menjadikan Indonesia bangsa
yang mensejahterakan rakyatnya
2. Berkaitan dengan hal-hal yang telah dijabarkan, sudah sepatutnya bahwa
ormas jangan hanya menjadikan bangsa ini sesuai tujuannya sendiri
masing-masing, melainkan juga untuk lebih menyuarakan apa yang
sebenarnya dibutuhkan oleh bangsa ini.
3. Ormas Pemuda Pancasila sebagai ormas sosial khususnya Pemuda
Pancasila di Sukoharjo supaya lebih gencar untuk membuat program-
program kerja yang lebih ke sosial bukan untuk ikut terjun langsung ke
dalam politik praktis dan sebaiknya lebih bisa menamkan dan
menumbuhkan semangat Pancasila ke pada masyarakat khususnya para
pelajar dalam dunia pendidikan lewat kerjasama dengan sekolah atau
unversitas dengan memeberikan materi-materi yang berkaitan dengan
Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.