Download - Konstipasi Pada Kucing
STUDI KASUS FARMAKOTERAPI
KONSTIPASI PADA KUCING
Disusun oleh :
Adi Setia Budi :115130100111037
Rinda Wulandari :115130100111043
Asmiranti Niva Anda Rizki :115130101111027
Putri Lifiandari :115130101111028
Prisca Adhiesa Narieswari :115130101111034
Amin Tan Tara : 115130101111037
Izzatul Maidah :115130101111033
Titin Sugiarti :115130101111040
Irina Natalena O :115130107111015
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
I. Masalah dan Diagnosis
- Masalah
Seekor kucing (5 kg) saat pemeriksaan dokter hewan dikeluhkan oleh
pemiliknya mengalami perut tegang sejak 3 hari yang lalu. Setelah masa tegang perut,
kucing mengeluarkan sejumlah kotoran yang kecil dan keras. Seringkali kucing
tersebut terlihat berusaha buang air besar dalam waktu yang lama tanpa disertai
keluarnya feses. Pada pemeriksaan perut, teraba colon yang keras dan penuh. Dokter
mendiagnosis konstipasi pada hewan ini.
Konstipasi adalah defekasi yang infrekuen, inkomplet atau mengalami
kesulitan. Penyakit ini dikenal juga sebagai fecal impaction. Faktor risiko hewan
mengalami melena adalah terapi obat-obatan, penyakit metabolik yang
mengakibatkan dehidrasi, hernia perineal pada anjing jantan, pica, grooming yang
berlebihan, fraktur pelvis.
Penyebab konstipasi pada kucing adalah : Diet, tulang, rambut, benda asing,
serat lingkungan. Kurang exercise, perubahan lingkungan. Defekasi yang
menyakitkan, penyakit anorektal (anal sacculitis, anal sac abcess, anal striktura, anal
spasmus, prolapsus rektal, pseudocoprostasis), trauma (fraktur pelvis, fraktur kaki
belakang, dislokasi , luka gigitan, abses perineal).
Patofisiologi Konstipasi dapat terjadi dengan penyakit yang menyebabkan
gangguan aliran feses melalui kolon. Transit fekal yang tertunda, menyebabkan
hilangnya garam dan air lebih banyak. Kontraksi peristaltik meningkat saat
konstipasi, namun motilitasnya terbatas karena degenerasi otot polos secara sekunder
akibat overdistensi kronis.
Gejala yang di timbulkan Anamnesis menunjukkan hewan mengalami
tenesmus dengan volume feses sedikit, feses keras, kering. Defekasi tidak frekuen.
Setelah merejan lama baru keluar feses yang sedikit, kadang setelah itu masih
merejam lama. Beberapa penderita mengalami vomit dan depresi.Pemeriksaan fisik
menunjukkan feses masih di dalam kolon, hasil pemeriksaan yang lain bergantung
penyebab. Pemeriksaan rektal teraba adanya massa, striktura, hernia perianal,
penyakit anal sac, benda asing, pembesaran prostat, kanal pelvis yang sempit.
- Diagnosis
a) Pasien tidak defekasi selama 4 hari
b) dilakukan pemeriksaan fisik seperti :
1. Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, adanya luka
pada selaput lendir mulut dan tumor yang dapat mengganggu rasa pengecap
dan proses menelan.
2. Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, peregangan atau
tonjolan. Perabaan permukaan perut untuk menilai kekuatan otot perut.
Perabaan lebih dalam dapat mengetahui massa tinja di usus besar, adanya
tumor atau pelebaran nadi.
3. Pada pemeriksaan ketuk dicari pengumpulan gas berlebih, pembesaran organ,
cairan dalam rongga perut atau adanya massa tinja. Pemeriksaan dengan
stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara gerakan usus besar serta
mengetahui adanya sumbatan usus.
4. Pemeriksaaan untuk mengetahui ada tidaknya timbunan masa feses, darah dan
benda asing lainnya.
5. Pemeriksaan dubur untuk mengetahui adanya wasir, hernia, fissure (retakan)
atau fistula (hubungan abnormal pada saluran cerna), juga kemungkinan
tumor di dubur yang bisa mengganggu proses buang air besar. Colok dubur
memberi informasi tentang tegangan otot, dubur, adanya timbunan tinja, atau
adanya darah.
II. Tujuan Terapi
a) Mengeluarkan sumbatan :
a. Melunakkan faces
b. Mempercepat paristaltik
b) Menghilangkan causa
III. Terapi
a. Advice
a) Pasien dianjurkan untuk diberi pakan berkonsistensi lembek
b) Pasien dianjurkan diberi minum dengan dosis lebih selama masih
konstipasi
b. Non-drug
a) Menambah asupan serat sebanyak 10-12 gram per hari
b) Menambah volume air minum
c) Meningkatkan aktifitas fisik/olahraga dengan sering diajak jalan-jalan
c. Terapi Drugs
Penentuan P-Drug: Jenis Obat
No Jenis
obat
Efficacy Safety Suitability Cost
1 Dulcolax FK:
Pemberian
peroral/ perektal.
Dihidrolisis di
usus halus
menjadi difenol
yang kemudian di
konjugasi di
hepar dan
dinding usus.
Diekskresi
melaui empedu.
Direhidrolisis
menjadi difenol
kembali yang
akan merangsang
Efek samping :
Sewaktu
menggunakan
dulcolax, dapat
terjadi rasa tidak
enak pada perut
termasuk kram,
sakit perut, dan
diare. Reaksi
alergi, termasuk
kasus-kasus angio-
oedema dan reaksi
anafilaktoid juga
dilaporkan terjadi
sehubungan
Kontra Indikasi:
Pada pasien
ileus, abstruksi
usus, yang baru
mengalami
pembedahan
dibagian perut
seperti usus
buntu, penyakit
radang usus akut
dan hehidrasi
parah, dan juga
pada pasien yang
diketahui
hipersensitif
terhadap
Rp.
4.300
motilitas usus
besar.
-Mengindikasi
defekasi dengan
merangsang
aktifitas
perilstatik usus
yang bersifat
mendorong
(propulsive)
melalui iritasi
local mukosa /
kerja yang lebih
selektif pada
plexus saraf intra
mural dari otot
halus usus
sehinga
meningkatkan
motilitas.
Efek pencahar
terlhat setelah 6-
12 jam .
FD:
Merangsang
mukosa saraf
intramural atau
otot polos
dengan pemberian
dulcolax
bisacodyl atau
komponen lain
dalam produk.
Tablet 5 mg x
200 biji.
Sirup 10 mg x 5
biji.
Tablet salut
enterik 5 mg
Dus, 20 strip @
10 tablet.
sehingga
meningkatakan
perilstatik dan
sekresi lendir
usus melalui
penghambat Na-
K ATP-ase.
2 Bicolax FK Terapi
kontipasi akut
dan kronik.
Pengosongan
perut sebelum
pemeriksaan
radiologi untuk
abdomen, atau
endoskopi, dan
sebelum atau
sesudah operasi.
FD : Merangsang
mukosa saraf
intra mural atau
otot polos
sehingga laksatif
yang merangsang
pergerakan usus.
Efek samping :
Rasa tidak
nyaman pada
perut.
reaksi alergi:
- Gatal dengan
kulit
kemerahan
- Sulit bernapas
- Pembengkakan
pada wajah,
bibir, lidah
atau
tenggorokan
Kontra indikasi:
Kondisi operasi
abdomen akut,
obstruksi ileus,
apendistis.
Tablet 5 mg x
18.
Rp.
12.000
3 Laxacod FK:
meningkatkan
frekuensi BAB
dan untuk
Efek samping:
Jarang : rasa tidak
nyaman pada
Kontra indikasi:
Kondisi bedah
perut akut
seperti obstruksi
Rp.
87.000
mengurangi
konsistensi feses
yang kering dan
keras. Secara
umum,
mekanisme kerja
obat pencahar
meliputi
pengurangan
absorpsi air dan
elektrolit,
meningkatkan
osmolalitas
dalam lumen, dan
meningkatkan
tekanan
hidrostatik dalam
usus
FD merangsang
sekresi cairan dan
saraf pada
mukosa kolon
yang
mengakibatkan
kontraksi kolon
sehingga terjadi
pergerakan usus
(peristaltik)
dalam waktu 6-
perut.
Bisa menyebabkan
ketergantungan
laksatif pada
penggunaan
jangka panjang.
Interaksi obat :
antasida, susu,
obat-obat lain
yang bisa
mempertinggi
tingkat pH
lambung.
ileus, apendisitis
(radang umbai
cacing usus
buntu).
Dehidrasi berat.
Tablet 5 mg x 20
x 4 butir
12 jam setelah
diminum, atau
15-60 menit
setelah diberikan
melalui rectal
4 Emolien F.K= Oral,
bekerja di usus
halus secara
langsung
F.D=
memfasilitasi
pencampuran
bahan berair dan
lemak dalam usus
halus. Produk ini
meningkatkan
sekresi air dan
elektrolit dalam
usus.
E.S= relatif aman,
tapi jika
berkepanjangan &
terlalu banyak
menyebabkan
peningkatan
penyerapan racun,
nausea, vomit.
I.O=-
I= pencegahan
sembelit
K.I=
inflammatory
bowel, obstruksi
Dosis= 50 mg
sehari sekali
2.67$
for
100mg
x 100
capsule
5 Lubrikan F.K= Oral,
bekerja langsung
pada usus
F.D=
membungkus
feses sehingga
memudahkannya
meluncur ke anus
dan dengan
menghambat
E.S= Naiknya
respon imun,
hipovitaminosis
vitamin larut
lemak.
I.O= multi vitamin
larut lemak
I= mengobati
sembelit
K.I=
hipersensitif,
hipovitaminnosis
vitamin larut
lemak.
Dosis= 5 ml/ 20
pund. 2x/ hari
penyerapan air
diusus sehingga
meningkatkan
bobot feses dan
mengurangi
waktu transitnya
dalam usus.
selama 1-2 hari
6 Laktulosa F.K= oral/ rektal,
bekerja langsung
pada usus
F.D= Laktulosa
dimetabolisme
oleh bakteri
kolon menjadi
molekul asam
dengan bobot
rendah, sehingga
mempertahankan
cairan dalam
kolon,
menurunkan PH
dan
meningkatkan
gerak peristaltik
usus.
E.S= dehidrasi,
diare, sakit
abdomen,
kembung
I.O= given an
antacid as this
may decrease the
effects of lactulose
I= anti
konstipasi
K.I= diabetes,
bunting,
menyusui
Dosis= 1ml/kg
25.75$
bentuk
cair
7 Sorbitol F.K= oral,
bekerja langsung
pada usus
F.D=
E.S= nausea,
kembung, diare,
iritasi anal
I= sembelit
K.I= alergi,
renal failure,
5$
bentuk
tablet
hyperosmotic
laxative used to
treat occasional
constipation
I.O=-hepatic failure
Dosis= 2ml/kg
per hari
8 Bisakodil F.K= Ora/ rektal
& langsung
bekerja pada
usus.
F.D= merangsang
pleksus syaraf
mukosa usus
besar.
E.S= nausea,
diare, sakit
abdomen
I.O= ranitidin,
omeprazole
mengakibatkan
peningkatan
sekresi asam
lambung
I= sembelit
K.I= alergi,
obstruksi saluran
cerna
Dosis= 5 mg per
oral
10.42$
bentuk
tablet
9 Katartik
Saline
F.K= oral
F.D=
menghasilkan
efek osmotik
dalam
mempertahankan
cairan dalam
saluran cerna.
Magnesium
merangsang
sekresi
kolesistokinin
yang merangsang
motilitas usus
dan sekresi
E.S= deplesi
cairan
I.O=
I= sembelit,
membersihkan
racun dan parasit
dari saluran
cerna.
K.I= dehidrasi,
hipokalsemia.
Dosis= 2ml/kg
cairan.
10 PEG-ELS F.K= oral,
diserap langsung
dari usus
F.D= osmotic
effect of
polyethylene
glycol which
causes water to
be retained in
the colon and
produces a
watery stool.
E.S=
I.O=
I= anti
konstipasi,
pembersihan
usus utk
diagnosa, &
pembedahan
kolon rektal
K.I= obstruksi
usus, alergi
No Jenis obat Efficasy Safety Suitability Cost
1 Dulcolax ++ ++ +++ +++
2 Bicolax ++ + + ++
3 Laxacod + ++ + +
4 Emolien ++ + + +
5 Lubrikan ++ ++ + +
6 Laktulosa + + + +
7 Sorbitol ++ + + +
8 Bisakodil ++ ++ ++ +
9 Katartik
Saline
+ ++ ++ +
10 PEG-ELS + + + +
Kesimpulan: Dipilih obat dulcolax karena kerja farmakokinetik dan farmakodinamik
yang sesuai dengan kondisi pasien, serta harganya yang sangat murah. Namun, dalam
pemberiannya harus sangat diperhatikan karena obat ini dapat memberikan beberapa
efek samping yang tentunya akan merugikan pasien. Dipilih sediaan obat bentuk
tablet yang kemudian digerus (pulv) dan dimasukkan ke dalam kapsul untuk
memudahkan pemberiannya pada hewan serta agar mempermudah klien menentukan
takaran pemberian obat sesuai dosis yang diberikan oleh dokter hewan. Dosis obat ini
pada kucing yaitu 20 mg sekali pemberian.
d. Rujukan
Jika dalam 3 hari kucing masih tidak dapat mengeluarkan feses akan dilakukan
tidakan operatif.
IV. Penentuan regimen dosis dan penulisan resep obat
Pemberian obat untuk kucing yaitu dulcolax dalam bentuk tablet dengan dosis
20 mg.
V. Komunikasi obat
drh. Irina Natalena O
Praktek : Jl.Koral B12 Telp 723452 Malang
Kantor : Universitas Brawijaya
--------------------------------------------------------------------
Malang , 23 Ok 2013
R / Dulcolax 20 mg tab
Pulv da in caps dtd No. VI
2 dd 1 caps p.c
------------------------------------------------------------ Paraf
Pro : Ketty (kucing 5 kg)
Nama Pemilik : Titin
Alamat : Jl. Sumber sari No.65
Obat pencahar (Laxatives)
Dosis obat pencahar (laxative) untuk kucing 0,5 sendok makan setiap 2,5 kg
berat badan. Pemberiannya dilakukan dua kali sehari. Obat pencahar tersedia dalam
berbagai bentuk seperti pil, bubuk, cairan, dan bahkan dalam bentuk permen rasa
coklat. Tiap jenis pencahar juga bekerja dengan cara yang berbeda termasuk
melunakkan, menggumpalkan, dan melumasi feses. Jenis pencahar yang
menggumpalkan feses umumnya mengandung serat atau psyllium dan berfungsi
menyerap air dalam usus. Pencahar jenis pelumas, seperti minyak mineral, berfungsi
melumasi feses sehingga mudah dikeluarkan. Bentuknya berupa tablet dan suspensi
(cair) untuk pemakaian lewat mulut atau bentuk supositoria untuk pemakaian lewat
dubur. Obat pencahar hanya boleh digunakan sesuai kebutuhan dan di bawah
pengawasan dokter.
Terlalu sering menggunakan obat pencahar menyebabkan ketergantungan.
Usus besar menjadi tidak mampu berkontraksi normal tanpa pencahar. Penggunaan
pencahar dalam jangka panjang juga memicu kerusakan saraf di usus besar, sehingga
menyebabkan usus besar kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi. Overdosis
pencahar juga bisa menyebabkan dehidrasi, yang jika tidak diobati berpotensi
menyebabkan kegagalan organ vital
- Stimulant laxatives
Contoh yang termasuk dalam golongan ini adalah Senna dan Bisakodil
Mekanisme kerja : meningkatkan peristaltik. Stimulan laksatif bekerja 6-12 jam
setelah penggunaan per oral. Obat-obat ini seharusnya digunakan maksimum 1
minggu.
Efek samping : dapat menyebabkan nyeri / ketidaknyamanan
Saran : dimulai dari dosis kecil, peningkatan dosis jika dibutuhkan.
Intensitas efek laksatif berhubungan dengan dosis yang diberikan.
Informasi obat : tablet bisakodil salut enterik dan seharusnya ditelan utuh
karena bisakodil dapat mengiritasi perut. Bisakodil dapat diberikan dalam bentuk
suppositoria. Efeknya muncul dalam waktu 1 jam dan paling cepat 15 menit setelah
penggunaan. Dokusat Na selain sebagai sebagai stimulan juga sebagai pelunak feses,
efeknya selama 15 hari. Penggunaan senna dan cascara, yang tidak terstandarisasi,
mengakibatkan aksinya tidak dapat diprediksi. Minyak jarak adalah terapi tradisional
untuk konstipasi yang tidak lagi direkomendasikan sejak sediaan yang lebih baik
telah ada.
Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk
berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat
mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat
ini bekerja setelah 6-12 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering
menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui
lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung
pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Obat-obat ini seharusnya digunakan maksimum 1 minggu.
Penggunaan per oral seperti tablet bisakodil salut enterik dan seharusnya
ditelan utuh karena bisakodil dapat mengiritasi perut. Bisakodil dapat diberikan
dalam bentuk suppositoria. Efeknya muncul dalam waktu 1 jam dan paling cepat 15
menit setelah penggunaan. Dokusat Na selain sebagai sebagai stimulan juga sebagai
pelunak feses, efeknya selama 15 hari.
Contoh obat jadi : Bicolax, Codylax, Dulcolax, Laxacod, dan Laxamex.
Common Stimulant Laxatives
Cascara (casanthranol) Anthraquinone colon 6–8 hours
Buckthorn Anthraquinone colon 6–8 hours
Senna extract (senokot) Anthraquinone colon 6–8 hours
Aloe vera (aloin) Anthraquinone colon 8–10 hours
Phenolphthalein Triphenylmethane colon 8 hours
Dulcolax (bisacodyl) (PO) Triphenylmethane colon 6–12 hours
Dulcolax (bisacodyl)
(suppository)Triphenylmethane colon 60 minutes
Microlax enemarectum and
colon
15–60
minutes
Castor Oil ricinoleic acid small intestine 2–6 hours
Komposisi Dulcolax:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g: 4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane
(=bisacodil)
Zat tambahan: laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia,
titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida
kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac.
Cara Kerja Obat: Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan
difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative),
DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus
besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
Indikasi : Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat
meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam
dosis berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan
sensitivitas glikosida jantung.
- Bulk laxatives
Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, baik yang berasal dari serat
alamiah seperti psyllium ataupun serat buatan sepertu metil selullosa. Keduanya
sama efektif dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan
dalam waktu yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup. Butuh 2
hingga 3 hari agar obat bekerja dengan baik.
Contoh yang termasuk dalam golongan ini adalah ispaghula, methylcellulose,
sterculia.
Mekanisme kerja : mendekati fungsi fisiologi normal evakuasi bowel yaitu
mengembang di dalam usus dan meningkatkan massa feses yang dapat menstimulasi
peristaltik dan berefek laksatif.
Kelebihan : berguna dengan dan tanpa konsumsi serat
Informasi obat : Bulk laxatives yang mengandung Na membutuhkan
pembatasan intake Na, ketika merekomendasikan bulk laxatives, farmasis seharusnya
menyarankan meningkatkan intake cairan. Dalam bentuk granul atau serbuk, sediaan
harus dicampur dengam satu gelas cairan ( jus buah/ air) sebelumnya. Jus buah dapat
menyamarkan
rasa dari sediaan.
Contoh obat jadi : Mucofalk
- Osmotic laxatives
Obat pencahar osmotik bekerja dengan menarik air ke dalam usus. Air di usus
akan memperlancar gerak feses sehingga lebih mudah dikeluarkan. Bahan-bahan
osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi
lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat,
sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi
(penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika
diberikan dalam jumlah besar. Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan
fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal
ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam waktu 0,5-3 jam dan lebih baik
digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan
untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan
dan sebelum kolonoskopi.Contoh yang termasuk dalam golongan ini adalah
laktulosa, garam Epsom dan garam Glauber’s salts
Mekanisme Kerja : Laktulosa menjaga volume cairan dalam perut. Butuh 1-2
hari untuk kerjanya Garam Epsom menarik air ke dalam usus, meningkatkan tekanan
sehingga meningkatkan motilitas usus Suppositoria Glycerin mempunyai efek
osmotik dan efek iritan dan bekerja dalam 1 jam.
Informasi Obat : Lactitol adalah bahan kimia yang berhubungan dengan
laktulosa dan ada dalam bentuk sachet. Isi sachet ditaburkan dalam makanan atau
diminum dengan cairan. 1-2 gelas cairan seharusnya diminum untuk dosis sehari.
Garam Epsom (magnesium sulfat) adalah terapi tradisional yang tidak lagi
direkomendasikan , Garam Epsom menghasilkan motilitas usus dalam beberapa jam.
Efek samping : Laktulosa dan lactitol dapat menyebabkan flatulen, kram,
ketidaknyamanan abdomen. Penggunaan berulang garam Epsom dapat
menyebabkan dehidrasi. Suppositoria glycerin dapat menyebabkan ketidaknyamanan
rektal.
Contoh obat jadi : Dulcolactol, Duphalac, Microlax, Opilax, dan Pralax.
- Lubricant laxative
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari
tubuh.Obat ini bekerja setelah 6-8 jam. Tetapi bahan ini akan menurunkan
penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang yang dalam
keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi
yang serius pada jaringan paru-paru.Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes
dari rektum. Contoh yang termasuk dalam golongan ini adalah Lakadin (Parafin cair,
fenolftalin), kompolax (parafin cair)
Mekanisme Kerja : melapisi dan memperlunak feses, menjaga absorpsi air yang
berlebihan pada kolon.
Efek samping : Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi absorpsi
vitamin yang larut lemak (A, D, E, K). Kebocoran paraffin cair dari spinchter
anal dapat menyebabkan ketidaknyamanan, jika paraffin cair dihirup maka dapat
menyebabkan lipid pneumoni dan mual.
Contoh obat jadi : Kompolax dan Laxadine.
Peringatan
Berikut adalah beberapa efek samping obat pencahar.
1. Kram
Menggunakan obat pencahar stimulan bisa menyebabkan kram di perut dan saluran
pencernaan bawah.Obat pencahar meringankan sembelit dengan merangsang
kontraksi dinding perut sehingga feses bergerak lancar ke rektum untuk kemudian
dibuang.Selama bekerja, obat pencahar berpotensi menyebabkan kram akibat
perubahan keseimbangan cairan pada usus besar dan rektum.
2. Anus terasa terbakar
Supositoria gliserin dimasukkan ke dalam anus untuk meredakan sembelit ringan
sampai sedang.Kontak harus terjadi antara supositoria dengan anus selama
penyisipan.Menggunakan supositoria untuk mengobati sembelit berpotensi
menyebabkan iritasi dan rasa terbakar pada anus (rektum).Iritasi bisa dikurangi
dengan menggunakan pelumas sebelum memasukkan supositoria ke dalam anus.
3. Kembung
Pembengkakan perut, atau kembung umum terjadi selama penggunaan obat
pencahar.Kembung terjadi ketika otot-otot saluran pencernaan berkontraksi untuk
menambah massa feses. Kembung umumnya akan hilang setelah sembelit reda.
4. Gas berlebih
Mengobati sembelit melalui penggunaan obat pencahar yang mengandung serat akan
menyebabkan produksi gas berlebih dan menyebabkan sering buang gas (kentut).Gas
diproduksi berlebih karena serat diserap ke dalam saluran pencernaan.Menambahkan
terlalu banyak serat dalam waktu singkat dapat memperburuk sembelit pada orang
dengan sindrom iritasi usus dan megakolon kongenital.
5. Perdarahan anus
Menggunakan obat pencahar dapat memicu perdarahan anus.Perdarahan anus antara
lain disebabkan oleh diare yang terkait dengan penggunaan obat pencahar.Perdarahan
juga bisa terjadi akibat iritasi pada lapisan dinding rektum saat pencahar bekerja
melembutkan feses yang mengeras.Konsultasikan dengan dokter jika terjadi
perdarahan rektum selama lebih dari tiga hari setelah penggunaan obat pencahar.
6. Memburuknya sembelit
Mengobati sembelit dengan obat pencahar sebenarnya bisa menyebabkan konstipasi
menjadi lebih buruk.Hal ini disebabkan toleransi tubuh akan terus meningkat dan
menagih dosis pencahar yang lebih besar.Gunakan obat pencahar hanya setelah
metode lain tidak membuahkan hasil.
7. Menyebabkan ketergantungan
Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang, misalnya untuk menurunkan berat
badan, akan menimbulkan ketergantungan dan membuat seseorang tidak bisa buang
air besar secara normal tanpa bantuan pencahar.Penggunaan obat pencahar untuk
menurunkan berat badan akan menyebabkan otot-otot usus menjadi lemah dan tidak
mampu berfungsi normal
VI. Monitoring dan evaluasi hasil terapi (kapan kontrol, apa yang akan
dievaluasi saat kontrol)
Cara penggunaan obat, aktivitas buang air besar, efek samping obat. dalam 3
hari belum sembuh, pasien diharapkan periksa kembali. Apabila selama jangka waktu
3 hari pasien tidak menunjukkan gejala, dan feses sudah menunjukkan perubahan
yaitu konsistensi feses sudah berubah menjadi lembek pemberian obat harus
dihentikan, apabila pemberian obat tidak dihentikan akan berdampak negatif bagi
kucing.
VII. Kesimpulan
Seekor kucing 3 thn yang menderita konstipasi dilakukan penangan dengan
pemberian obat dulcolax berfungsi untuk melunakkan feses. Treatment non-drug juga
diperlukan. Treatment ini berupa peningkatan pemberian makan berserat,
peningkatan volume air minum, dan peningkatan aktivitas/olahraga dari kucing.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, hal. 32-33, Sagung Seto,
Jakarta
Arif, A., Sjamsudin, U., 1995, Obat Lokal dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi 4,
hal. 509, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.
(editors), 2005, Pharmacotherapy: A Phatophysiologic Approach, 6th Edition,
p.684-689, McGraw-Hill, United States of America.
Gangarosa, L.M., Seibert, D.G., 2003, E-book: Modern Pharmacology With Clinical
Application, 6th Edition, p.474-476
Martindale The Complete Drug Reference 35th edition
McQuaid, K.R, 2006, E-book: Current Medical Diagnosis & Treatment: Allimentary
Tract, 45th Edition, p.541-544, McGraw-Hill, United States of America
Micromedex MIMS-Official Drug Reference for Indonesian Medical Proffesion.
105th ed.