Download - Keselamatan Kesehatan Kerja perlindugan MATA
P3K TERHADAP KORBAN MATA
YANG TERKENA
ASAM ATAU BASAGRUP :
1. Reni Kartika Dewi A. 102. 09. 0432. Retri Retnaningtyas A.102. 09. 0453. Tiska Ageng Pangesti A. 102. 09. 0584. Yeni Fitria Rahmawati A. 102. 09. 068
Memberikan pertolongan sementara kepada seseorang sakit mendadak (kecelakaan) sebelum ditolong oleh dokter.
DEFINISI P3K
Trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut yang sengaja maupun tidak sengaja, menimbulkan perlukaan mata.
Trauma mata akibat asam basa
Klasifikasi
ASAMBASA
Jenis trauma kimia mata akibat asam menyebabkan kerusakan lapisan epitel bola mata, kornea maupun konjungtiva berupa kerusakan fisis permanen baik unilateral maupun bilateral. Jenis trauma kimia mata
akibat basa akan terjadi penghancuran kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi disertai dehidrasi.
Asam Basa
Hidrofilik
Lipofilik
Ion hidrogen
Anion
mengakibatkan pecah atau
rusaknya sel jaringan
merusak dengan cara denaturasi
protein , presipitasi dan
koagulasi
merusak permukaan
okuler dengan merubah ph
GEJALA
Keluhan nyeri Rasa mengganjal di mataPandangan kaburFotofobiaMata merahRasa terbakar
Basa
Nekrosis
basa juga bereaksi dengan lemak dan membentuk sabun mengakibatkan safonifikasi , sehingga
merusak dinding sel dan menambah daya penetrasinya
Adanya nekrosis pada daerah limbus dapat melanjut ke trombosis yang luas dan nekrosis iskemik. Stadium terakhir terjadi staphyloma kornea, katarak, glukoma sekunder dan atropi
bulbi.
sifat hygroskopisnya basa , maka air jaringan akan keluar
1. Konjungtiva terjadi edema dan nekrosis cepat, sekret yang mukopurulen kemudian proliferasi jaringan yang mengeras dan terjadi perlekatan jaringan.
2. Kornea terjadi penghancuran jaringan dan pengelupasan epitel akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis, edema sehingga menyebabkan infiltrasi, pengerasan jaringan, vaskularisasi dan kekeruhan selanjutnya cenderung mengalami luka terbuka yang sukar sembuh kemudian terjadi proliferasi endotel.
3. Pada iris terjadi inflamasi berat dan granulasi.
ASAM
Merusak permukaan okular dengan mengubah pH dan merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya dan
koagulasi. Koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea
Adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir Koagulasi
protein mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan ground glass dari stroma kornea.
Trauma kimia berdasar derajat keparahan menurut Hughes
Derajat 1 Prognosis baik.• Terdapat erosi
epitel kornea. ≠ iskemia dan nekrosis
Derajat II Prognosa baik • Kornea
terdapat kekeruhan ringan.
• Iskemia < 1/3 limbus
Derajat III Prognosis baik• Kekeruhan
kornea sehingga sulit melihat iris & pupil secara jelas
• Iskemia 1/3-½ limbus & nekrosis ringan kornea dan konjungtiva
Derajat IV Prognosis buruk• Kekeruhan
kornea pupil tidak dapat dilihat
• Konjungtiva dan sclera pucat.
• Iskemia > ½ limbus
PENANGANAN RINGAN
ASAM BASA
Cuci mata dengan garam fisiologik paling ±60 menit setelah trauma agar permukaan bola mata segera mengadakan reepitelisasi dan transdifferensiasi,
mempercepat penyembuhan kornea dengan membantu produksi teratosit dan kolagen dan memperkecil terjadinya ulserasi terkait dengan aktivitas kolagen dan mengendalikan inflamasi
Tata laksana
TATALAKSANA
1. Irigasi mata mengggunakan larutan salin ( ringer laktat) selama min 30 menit.
2. 5-10 menit setelah dihentikan irigasi ukur ph dengan kertas lakmus
3. Irigasi di lanjutkan sampai ph mata netral4. Jika ph belum netral , konjungtiva Fornices disuap dengan
mengguankan moisetenend cotton-tipped applicator atau glass rod untuk membersihkan partikel, konjungtiva dan kornea yang nekrosis yang mungkin masih mengandung bahan kimia. Partikel kalsium hidroksida lebih mudah dibersihkan dengan menambahkan EDTA
5. Siklopegik ( Scopolamin0,25%, Attropin 1%) dapat diberikan untuk mencegah spasme silier dan memiliki efek menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah mengurangi inflamasi.
6. Antibiotik topikal spektrum luas sebagai profilaksis untuk infeksi
7. Analgesik oral seperti asetaminofen dapat diberikan untuk mengatasi nyeri
8. Jika terjadi peningkatan tekanan intraokular > 30 mmhg dapat diberikan Acetazolamid (4x250 mg atau 2x500 mb, oral ), beta bloker ( timolol 0,5 % atau levobunolol 0,5 %)
9. Dapat diberikan air mata artifisial ( jika tidak dilakukan pressure patch)
LANJUT ,,,,,,
1. Irigasi mata mengggunakan larutan salin ( ringer laktat) selama min 30 menit.2. 5-10 menit setelah dihentikan irigasi ukur ph dengan kertas lakmus3. Irigasi di lanjutkan sampai ph mata netral4. Jika ph belum netral , konjungtiva Fornices disuap dengan mengguankan moisetenend
cotton-tipped applicator atau glass rod untuk membersihkan partikel, konjungtiva dan kornea yang nekrosis yang mungkin masih mengandung bahan kimia. Partikel kalsium hidroksida lebih mudah dibersihkan dengan menambahkan EDTA
5. Siklopegik ( Scopolamin0,25%, Attropin 1%) dapat diberikan untuk mencegah spasme silier dan memiliki efek menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah mengurangi inflamasi.
6. Antibiotik topikal spektrum luas sebagai profilaksis untuk infeksi7. Analgesik oral seperti asetaminofen dapat diberikan untuk mengatasi nyeri 8. Jika terjadi peningkatan tekanan intraokular > 30 mmhg dapat diberikan Acetazolamid
(4x250 mg atau 2x500 mb, oral ), beta bloker ( timolol 0,5 % atau levobunolol 0,5 %)9. Dapat diberikan air mata artifisial ( jika tidak dilakukan pressure patch)
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraocular
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Yusuf Hilmi. 2004. Keselamatann dan keamanan laboratorium. Bandung.
Yani, dwi ahmad dan Gatut Suhendro. 2007. The comparison of tetracycline and doxyclycline treatment on corneal ephithelial wound healing in the rabbit acid-burn model. Departement of Opthalmology, Airlangga University/Dr.Soetomo Hospital Surabaya.
Saleh, Trisnowati Taib dan Vita Pradiptya. 2008. Penggunaan sodium hyaluronat 0,1% topikal sebagai terapi tambahan pada luka kornea akibat trauma kimia asam (study coba kelinci). Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/ RSU Dr. Soetomo Surabaya.
http://samoke.2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf
TERIMA KASIH