Download - Kamus Klasifikasi
23
LAMPIRAN III.1 : KEPUTUSAN BPK RI
NOMOR : K/I-XIII.2/ /2010
TANGGAL : 2010
Kamus Klasifikasi Temuan Pemeriksaan
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
1. 1 Temuan Ketidakpatuhan Terhadap
ketentuan perundang-undangan
a. 101 Kerugian negara/daerah atau kerugian
negara/daerah yang terjadi pada
perusahaan milik negara/daerah
Temuan dianggap masuk kategori
kerugian apabila telah terjadi
kerugian nyata berupa
berkurangnya kekayaan negara
sesuai pengertian dalam UU No.1
Tahun 2004 Pasal 1 angka 22 :
"Kerugian negara/daerah adalah
kekurangan uang, surat berharga,
dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan
melawan hukum baik sengaja
maupun lalai".
Kerugian tersebut terjadi baik
dalam pengelolaan keuangan
negara/daerah (APBN/APBD)
maupun dalam pengelolaan
kekayaan negara/daerah yang
dipisahkan (BUMN/BUMD)
v v v Baik Temuan yang
sudah terbit Surat Keterangan Tanggung
Jawab Mutlak (SKTJM)
maupun yang belum
1) 10101 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif Seluruh pekerjaan pengadaan
barang/jasa dalam satu Surat Perjanjian
(Kontrak) tidak dilaksanakan sampai
dengan batas waktu yang diperjanjikan
dan pembayaran atas pekerjaan
tersebut sudah dibayarkan seluruhnya;
termasuk juga pembayaran untuk biaya
perjalanan dinas dan pembayaran
honor untuk kegiatan yang terbukti
fiktif.
1) Dalam Kontrak pengadaan 10
komputer hasil cek fisik
menunjukkan tidak ada satu
komputer pun yang diterima oleh
pengguna barang.
2) Kontrak pekerjaan pelatihan oleh
pihak ketiga ternyata tidak
dilaksanakan namun pembayaran
telah dilakukan
24
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 10102 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak
menyelesaikan pekerjaan
Rekanan pengadaan barang/jasa tidak
melaksanakan sebagian atau
seluruhnya pekerjaan yang
diperjanjikan dan sebagian
pembayaran atas pekerjaan tersebut
sudah dilakukan (uang muka dan/atau
termijn). Pembayaran yang sudah
dilakukan tersebut lebih besar daripada
uang jaminan pelaksanaan pekerjaan
dan/atau jaminan uang muka. Dalam
kondisi tersebut rekanan memilih
untuk membiarkan jaminan
pelaksanaan pekerjaan dan/atau
jaminan uang muka dicairkan oleh
pengguna barang/jasa daripada
menyelesaikan tanggung jawabnya
melaksanakan pekerjaan yang
diperjanjikan karena kerugian yang
akan diderita (biasanya terjadi
kenaikan harga yang cukup signifikan
terhadap harga yang tercantum dalam
RAB). Pada akhirnya penyelesaian
pekerjaan menjadi tanggung jawab
pemerintah
Berdasarkan hasil cek fisik diketahui
bahwa ada pekerjaan pembangunan
gedung kantor yang tidak selesai. Hasil
wawancara dengan pengguna barang
menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut
telah dilakukan lelang dan dari hasil
lelang tersebut telah diperoleh rekanan
pemenang lelang dan telah diikat
dengan kontrak untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut. Pengguna
barang/jasa telah menerima jaminan
uang muka dan jaminan pelaksanaan
pekerjaan dengan nilai total sebesar Rp
250 jt; sebaliknya rekanan telah
menerima uang muka dan pembayaran
termijn I dengan total Rp 300 jt. Di
tengah perjalanan pembangunan gedung
tersebut, rekanan menghentikan
pelaksanaan pekerjaan tanpa ada alasan
yang jelas dan sampai dengan akhir
Tahun Anggaran atau waktu
pemeriksaan (cek fisik) pembangunan
gedung tersebut tidak diselesaikan,
sehingga negara mengalami keruguan
sebesar Rp 50 jt
3) 10103 Kekurangan volume pekerjaan dan/atau
barang
Barang yang diterima (kualitas
maupun kuantitas) kurang dari yang
seharusnya. Dalam kasus kekurangan
volume pekerjaan, pekerjaan yang
dilaksanakan kurang 100% tapi
pembayaran dilakukan 100% sehingga
kerugian yang terjadi merupakan
selisih antara uang yang telah
dibayarkan dengan nilai prestasi
pekerjaan/barang yang diterima
Pembangunan gedung seluas 200 M2
telah selesai dan dilakukan pembayaran
100%. Hasil cek fisik menunjukkan
bahwa luas bangunan hanya 160 M2.
Kelebihan pembayaran
dalam kegiatan pengadaan barang/jasa
25
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
4) 10104 Kelebihan pembayaran selain kekurangan
volume pekerjaan dan/atau barang
Adanya pembayaran terhadap suatu
unsur biaya dalam kontrak yang
seharusnya tidak dilakukan.
Berdasarkan analisa atas perhitungan
biaya dalam kontrak pekerjaan dengan
menggunakan metode unit cost
diketahui terdapat perhitungan biaya
yang tidak seharusnya diperhitungkan
sehingga pembayaran yang telah
dilakukan melebihi prestasi pekerjaan
yang diterima
Kelebihan pembayaran dalam kegiatan
pengadaan barang/jasa
5) 10105 Pemahalan harga (Mark up) Kemahalan yang terjadi akibat
pelanggaran prosedur pengadaan atau
kecurangan.
1) Dalam pengadaan mobil pemadam
kebakaran harga yang dibayar oleh
pemerintah adalah sebesar Rp6 miliar.
Setelah dikonfirmasi oleh pemeriksa
kepada suplier barang tersebut,
ternyata diketahui harga sebenarnya
adalah Rp4 miliar sehingga ada
indikasi mark up oleh panitia
pengadaan barang/jasa sebesar Rp2
miliar.
2) Diketahui pengadaan mobil Toyota
Innova untuk spesifikasi 2000 cc Type
G adalah Rp200 juta. Setelah
dikonfirmasi kepada ATPM, harga
untuk spesifikasi tersebut adalah
Rp180 juta. (Dalam kasus ini biasanya
panitia pengadaan barang/jasa
menggunakan rekanan yang bukan
dealer mobil akan tetapi rekanan yang
merupakan pedagang umum untuk
digunakan sebagai kamuflase dalam
proses lelang. Dalam kenyataannya,
pemeriksa dapat mengembangkan
teknik/prosedur audit untuk
membuktikan bahwa pembelian mobil
tersebut langsung dilakukan ke
ATPM)
6) 10106 Penggunaan uang/barang untuk
kepentingan pribadi
Penggunaan uang atau barang secara
tidak sah yang digunakan selain untuk
keperluan dinas
1) Penggunaan uang persediaan oleh
bendaharawan atau sisa uang muka
kerja oleh pelaksana kegiatan untuk
membiayai keperluan pribadi;
2) AC Split, meja kantor atau BMN
26
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
lain yang dibawa oleh pegawai
negeri secara tidak sah (tanpa surat
bon pinjam) dan dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi, misalnya AC
split yang seharusnya dipasang di
ruangan kantor namun dipasang di
rumah pribadi PNS;
3) Di atas tanah milik pemerintah
didirikan bangunan pribadi.
7) 10107 Pembayaran honorarium dan/atau biaya
perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi
standar yang ditetapkan
Seorang pegawai negeri atau
penyelenggara negara/daerah:
1. menerima lebih dari satu kali honor
rapat untuk hari dan tanggal yang
sama;
2. menerima biaya perjalanan dinas
lebih dari satu kali untuk
perjalanan dinas yang dilaksanakan
pada hari dan tanggal yang sama;
3. menerima honor rapat akan tetapi
pada hari dan tanggal yang sama
juga menerima biaya perjalanan
dinas; atau
4. menerima biaya honor atau biaya
perjalanan dinas yang tidak
diperkenankan menurut ketentuan
atau melebihi ketentuan.
Diketahui pada tanggal 15 s.d. 25 Juli
2007 pegawai negeri X melaksanakan
perjalanan dinas ke kota A dengan
menerima biaya perjalanan dinas
sebesar Rp 10 jt. Hasil pemeriksaan
dokumen pembayaran honor rapat
diketahui bahwa yang bersangkutan
pada tanggal 16 s.d. 19 menerima honor
konsinyering sebesar Rp 2 jt. Hasil
wawancara dengan PNS yang
bersangkutan dan dari hasil penelitian
atas keabsahan bukti-bukti
pertanggungjawaban diketahui bahwa
PNS yang bersangkutan sebenarnya
melakukan perjalanan ke kota A.
Dengan kerugian negara yang harus
dikembalikan adalah sebesar Rp 2 jt.
8) 10108 Spesifikasi barang/jasa yang diterima
tidak sesuai dengan kontrak
Barang yang diterima dari rekanan
pengadaan barang/jasa tidak sama
dengan yang diperjanjikan dalam
kontrak dan teridentifikasi barang yang
diterima berdasarkan perhitungan
nilainya lebih rendah dari nilai barang
yang diperjanjikan. Kerugian yang
terjadi merupakan total loss karena
hasil pekerjaan/barang yang diterima
tidak sesuai standar mutu yang
ditetapkan sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan yang
direncanakan.
Pengadaan komputer dengan spesifikasi
processor Intel Pentium Core Duo dan
motherboard ASUS. Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan bahwa Processor
yang digunakan adalah AMD dengan
kecepatan yang sama dan motherboard
yang terpasang adalah ECS. Hasil
konfirmasi dengan pedagang komputer
ternyata terdapat total harga processor
AMD dengan kecepatan yang sama dan
motherboard ECS lebih murah
dibandingkan total harga Processor Intel
Pentium Core Duo dan motherboard
ASUS sebesar Rp 1 juta. Kerugian
27
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
negara yang terjadi merupakan nilai
seluruh kontrak sehingga seluruh
barang yang diterima harus diganti
dengan barang yang sesuai dengan
kontrak.
9) 10109 Belanja tidak sesuai atau melebihi
ketentuan
Terdapat pengeluaran biaya yang tidak
diperkenankan oleh peraturan per-UU-
an atau nilai yang diberikan lebih
tinggi dari nilai yang ditetapkan dalam
peraturan per-UU-an seperti:
1. kegiatan yang tidak diperkenankan
untuk dibiayai negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah
seperti perayaan ulang tahun
instansi;
2. pembayaran tunjangan kepada
penyelenggara negara/daerah atau
pengelola perusahaan
negara/daerah yang menyalahi
aturan;
3. pembayaran uang kepada pihak
yang tidak berhak menurut aturan.
1) Hasil pemeriksaan dokumen
menunjukkan bahwa seorang
kepala dinas menerima tunjangan
sewa rumah padahal yang
bersangkutan sudah mendapat
fasilitas rumah dinas. Menurut
ketentuan yang berlaku (Perda
terkait, Keputusan Menteri Dalam
Negeri atau aturan lain) apabila
seorang kepala dinas sudah
mendapat fasilitas rumah dinas
maka yang bersangkutan tidak
boleh menerima tunjangan sewa
rumah. Maka tunjangan tersebut
adalah kerugian daerah yang harus
dikembalikan ke kas daerah;
2) Pemberian bantuan kepada pihak
yang tidak berhak atau tidak sah
menurut aturan (contoh : bantuan
sosial kepada keluarga
penyelenggara negara/daerah tanpa
alas an yang sah).
Kelebihan pembayaran
kepada penyelenggara negara/daerah atau
pelaksana kegiatan
untuk kegiatan yang dilakukan secara
swakelola
28
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
10) 10110 Pengembalian pinjaman/piutang atau
dana bergulir macet
Pinjaman/piutang yang macet bukan
disebabkan oleh risiko bisnis akan
tetapi diakibatkan oleh pelanggaran
prosedur atau peraturan per-UU-an
sehingga pinjaman menjadi macet atau
tidak dapat lagi dilakukan upaya
penagihan kepada debitur. Nilai
kerugian adalah selisih pinjaman
dengan nilai agunan yang bisa
disita/ditarik
Sebuah bank pemerintah memberikan
pinjaman kepada nasabah tanpa
memperhatikan prinsip kehati-hatian
(5C : Capital, Capacity, Character,
Collateral dan Condition of Economy),
misalnya dengan sengaja dan tanpa
prosedur yang wajar, sebuah bank
pemerintah memberikan pinjaman
sebesar Rp 1 miliar kepada nasabah
yang hanya memberikan jaminan
(collateral) sebesar Rp 100 jt. Sehingga
kemudian pinjaman tersebut macet
(misalnya nasabah melarikan diri atau
dinyatakan pailit) pada saat pokok
hutang + bunga yang tertunggak
sebesar Rp 800 jt. dengan demikian
telah terjadi kerugian sebesar Rp 700 jt
(setelah dikurangi collateral).
11) 10111 Kelebihan penetapan dan pembayaran
restitusi pajak atau penetapan
kompensasi kerugian
Penetapan besarnya restitusi pajak atau
kompensasi kerugian melebihi dari
ketentuan yang berlaku, misal karena
pembebanan biaya yang seharusnya
tidak dilakukan atau adanya
pendapatan Wajib Pajak yang
belum/tidak diakui dalam perhitungan
pendapatan kena pajak.
Sebuah perusahaan yang merupakan
wajib pajak menerima restitusi pajak
sebesar Rp 5 miliar. Berdasarkan hasil
perhitungan tim pemeriksa terhadap
koreksi fiskal laporan keuangan
komersial diketahui bahwa terdapat
beberapa item biaya yang seharusnya
tidak dikurangkan terhadap penghasilan
kena pajak sehingga kerugian yang
dialami oleh wajib pajak menjadi lebih
rendah. Dengan demikian restitusi yang
seharusnya diterima oleh wajib pajak
juga berkurang seiring dengan
penurunan kerugian yang dialami wajib
pajak.
29
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
12) 10112 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset
negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan
merugikan negara/daerah
Penjualan/pertukaran/penghapusan aset
negara/daerah melanggar ketentuan
penghapusan dan nilai uang/aset yang
diterima oleh negara/daerah atau
perusahaan negara/daerah lebih kecil
dari nilai aset yang
dijual/dipertukarkan/dihapuskan.
Penjualan rumah dinas yang sebenarnya
statusnya tidak boleh dijual, namun ada
tindakan kecurangan untuk mengubah
status rumah dinas tersebut sehingga
boleh dijual. Nilai pasar rumah dinas
tersebut adalah Rp 1 miliar, namun
rumah dinas tersebut dijual dengan nilai
Rp 200 jt. Kerugian Negara yang terjadi
adalah selisih nilai pasar/nilai
sesungguhnya dari aset tersebut dengan
nilai uang yang diperoleh Negara yaitu
sebesar Rp 800 jt.
13) 10113 Pengenaan ganti kerugian negara
belum/tidak dilaksanakan sesuai
ketentuan
Cukup jelas Atas BMN yang hilang oleh pegawai
belum dikenakan Pengenaan Ganti
Kerugian Negara.
14) 10114 Entitas belum/tidak melaksanakan
tuntutan perbendaharaan (TP) sesuai
ketentuan
Cukup jelas Terdapat ketekoran kas di kas
negara/daerah yang belum dilakukan
proses tuntutan perbendaharaan.
15) 10115 Penghapusan hak tagih tidak sesuai
ketentuan
Pemberhentian upaya hukum untuk
menagih piutang kepada debitur yang
melanggar ketentuan dan/atau
dilakukan tanpa persetujuan pihak
yang berwenang.
Penghapusan piutang kepada debitur
tertentu yang melanggar ketentuan
internal bank dan BI tanpa persetujuan
dewan direksi dan atas piutang tersebut
bank tidak lagi melakukan upaya
penagihan.
16) 10116 Pelanggaran ketentuan pemberian diskon
penjualan
Perusahaan negara/daerah memberikan
diskon penjulan kepada konsumen
tertentu dengan tarif yang lebih besar
dari ketentuan.
Permberian cash discount yang tidak
sesuai dengan ketentuan dewan direksi.
30
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
17) 10117 Penentuan HPP terlalu rendah sehingga
penentuan harga jual lebih rendah dari
yang seharusnya
Entitas mengalami kerugian atau
negara dirugikan karena harga jual aset
(aset tetap atau persediaan) yang
ditentukan lebih rendah dari yang
seharusnya (Dalam kasus
harga/penjualan reguler/bukan special
pricing). Hal tersebut terjadi karena
berdasarkan perhitungan HPP entitas
telah mendapatkan keuntungan (gross
profit) yang diharapkan. Namun,
karena adanya komponen biaya pokok
produksi yang tidak dimasukkan dalam
perhitungan HPP atau karena estimasi
harga pokok aset lebih rendah daripada
harga wajar aset tersebut,
kenyataannya, entitas tersebut
mendapatkan gross profit yang lebih
kecil jika mengacu pada perhitungan
HPP yang benar.
HPP suatu proyek berdasarkan
perhitungan terperiksa (auditee) adalah
Rp 7 miliar dan harga jual yang
disepakati dengan klien adalah Rp 9
miliar sehingga menghasilkan gross
profit sebesar Rp 2 miliar. Berdasarkan
hasil perhitungan ulang oleh tim
pemeriksa dengan mengacu pada
kebijakan akuntansi yang berlaku pada
perusahaan, ternyata terdapat unsur
biaya yang tidak diperhitungkan sebagai
perhitungan HPP yang seharusnya
sebesar Rp 10 miliar sehingga dengan
harga jual sebesar Rp 9 miliar
sebenarnya perusahaan mengalami
kerugian dari proyek tersebut sebesar
Rp 1 miliar.
18) 10118 Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan
pemberian fasilitas tidak dapat dicairkan
Jaminan pelaksanaan tidak dapat
dicairkan karena suatu hal seperti
kadaluarsa, bank penjamin bermasalah,
dll.
Rekanan pelaksana pekerjaan tidak
melaksanakan dengan jangka waktu
yang disepakati dalam kontrak sehingga
harus dikenakan sanksi berupa denda
dengan nilai maksimum sebesar 5% dari
total nilai kontrak. Karena rekanan
tersebut tidak mau membayar denda,
maka seharusnya pengguna barang/jasa
mencairkan jaminan pelaksanaan
pekerjaan. Namun, jaminan pelaksanaan
tersebut tidak dapat dicairkan karena
waktu pencairan melewati batas waktu
yang tertera dalam jaminan
pelaksanaan.
19) 10119 Penyetoran penerimaan negara/daerah
dengan bukti fiktif
Adanya penyelewengan uang
penerimaan negara/daerah dengan cara
membuat bukti penyetoran fiktif
seolah-oleh uang yang ada di
bendaharawan penerima telah di setor
ke kas Negara/daerah.
31
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
b. 102 Potensi kerugian negara/daerah atau
kerugian negara/daerah yang terjadi
pada perusahaan milik negara/daerah
Adanya suatu perbuatan melawan
hukum baik sengaja maupun lalai
yang dapat mengakibatkan risiko
terjadinya kerugian di masa yang
akan datang berupa berkurangnya
kekayaan negara/daerah atau
perusahaan daerah berupa uang,
surat berharga, dan barang, yang
nyata dan pasti jumlahnya sesuai
pengertian dalam UU No.1 Tahun
2004 Pasal 1 angka 22.
Potensi kerugian tersebut terjadi
baik dalam pengelolaan keuangan
negara/daerah (APBN/APBD)
maupun dalam pengelolaan
kekayaan negara/daerah yang
dipisahkan (BUMN/BUMD)
v v v Kerugian dianggap potensi karena belum
terjadi kerugian nyata
sesuai pengertian dalam UU No.1 Tahun 2004
Pasal 1 angka 22, tetapi
berupa risiko terjadi kerugian apabila suatu
kondisi yang dapat
mengakibatkan kerugian negara/daerah benar-
benar terjadi di
kemudian hari.
1) 10201 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan
barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan
belum dilakukan sebagian atau
seluruhnya
Terdapat kelebihan pembayaran dalam
pengadaan barang/jasa yang
disebabkan oleh kemahalan harga,
kurang volume pekerjaan, kelebihan
perhitungan dsb tetapi pembayaran
atas pekerjaan tersebut belum dibayar
sebagian atau seluruhnya. Hal tersebut
berpotensi merugikan Negara/Daerah
jika atas pekerjaan tersebut tetap
dilakukan pembayaran.
Berdasarkan hasil cek fisik diketahui
bahwa ada pekerjaan pembangunan
gedung kantor yang sedang dalam
proses pengerjaan oleh rekanan. Hasil
cek fisik tersebut menunjukkan bahwa
terdapat kekurangan fisik pekerjaan
yaitu dengan total nilai sebesar Rp 50 jt.
Dari hasil pemeriksaan dokumen
diketahui bahwa pembayaran termijn
terakhir sebesar Rp 100 jt belum
dilakukan. Dengan demikian negara
berpotensi mengalami kerugian sebesar
Rp 50 jt apabila pembayaran termijn
terakhir (pelunasan) atas pekerjaan
tersebut tetap dibayarkan sebelum
kekurangan fisik yang terjadi diperbaiki
oleh rekanan.
32
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 10202 Rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan
yang telah rusak selama masa
pemeliharaan
Berpotensi mengakibatkan kerugian
apabila nyata-nyata rekanan tidak
melaksanakan kewajiban pemeliharaan
yang sudah disepakati dalam kontrak.
Kerugian dihitung setelah dikurangi
biaya retensi.
Hasil cek fisik atas pembangunan
gedung kantor menunjukkan bahwa
pembangunan fisik telah selesai 100%,
namun sampai batas waktu yang
ditetapkan dalam kontrak rekanan
belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan walaupun dari hasil cek
fisik diperoleh fakta bahwa terdapat
beberapa bagian gedung telah
mengalami kerusakan.
3) 10203 Aset dikuasai pihak lain Aset pemerintah seperti tanah, gedung
atau peralatan kantor yang digunakan
pihak lain secara tidak sah dan tanpa
adanya perjanjian pinjam meminjam
yang jelas atau aset yang belum
dikembalikan oleh pihak lain setelah
berakhirnya masa peminjaman yang
tertera dalam surat perjanjian pinjam
meminjam
1) Hasil pemeriksaan fisik atas Barang
Milik Negara berdasarkan daftar
inventaris kantor yang dilakukan pada
tanggal 17 Juni 2008 menunjukkan
bahwa terdapat notebook kantor senilai
Rp 16 jt yang dipinjam oleh pegawai
dengan menggunakan nota peminjaman.
Batas peminjaman berdasarkan nota
tersebut adalah tanggal 1 Februari 2008.
2) Di atas tanah milik pemerintah
didirikan bangunan milik swasta. Tanah
tersebut digunakan berdasarkan surat
perjanjian pinjam-meminjam.
Berdasarkan hasil penelitian atas
dokumen surat perjanjian pinjam-
meminjam tersebut diketahui bahwa
masa berakhirnya pinjaman tersebut
tidak diatur secara jelas.
4) 10204 Pembelian aset yang berstatus sengketa Pemerintah telah melakukan
pembayaran atas suatu aset dan di
kemudian hari diketahui bahwa aset
tersebut berstatus sengketa. Berpotensi
merugikan negara apabila ternyata di
pengadilan terbukti bahwa tanah yang
dibeli bukan milik pihak yang
menerima pembayaran
Pengadaan tanah untuk pembangunan
gedung kantor yang dibeli dari
masyarakat dengan surat-surat
kepemilikan yang lengkap dan sah,
namun setelah dilakukan pembayaran di
kemudian hari ada tuntutan dari pihak
lain yang mengaku sebagai pemilik sah
dari tanah yang dibeli dan memiliki
bukti-bukti kepemilikan yang juga sah
menurut ketentuan yang berlaku.
33
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
5) 10205 Aset tidak diketahui keberadaannya Hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa terdapat aset yang tercantum
dalam catatan akuntansi BMN tetapi
tidak diketahui keberadaan fisiknya.
Peralatan kantor yang tidak diketahui
keberadaannya pasca reorganisasi atau
penggabungan dua atau lebih
departemen atau kementerian
negara/lembaga.
6) 10206 Pemberian jaminan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan
pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan
Tidak adanya jaminan atas
pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan
kayu/barang negara, dan pemberian
fasilitas seperti kemudahan
ekspor/impor.
1) Untuk pekerjaan pengadaan
barang/jasa rekanan tidak
memberikan jaminan pelaksanaan
pekerjaan, atau jaminan
pelaksanaan pekerjaan tidak
ditambah/disesuaikan dengan nilai
kontrak yang berubah menjadi
lebih tinggi karena adanya
addendum.
2) Kayu hasil pembukaan lahan
transmigrasi dimanfaatkan oleh
pihak ketiga dengan menggunakan
surat ijin pemanfaatan kayu. Hasil
pemeriksaan dokumen
menunjukkan bahwa pihak ketiga
belum menyerahkan bank garansi,
sementara kayu dimaksud telah
diangkut ke gudang pemohon dan
pembayaran atas kayu tersebut
belum diterima oleh pemerintah.
7) 10207 Pihak ketiga belum melaksanakan
kewajiban untuk menyerahkan aset
kepada negara/daerah
Adanya kewajiban pihak ketiga
berdasarkan persyaratan dalam
peraturan perundang-undangan tertentu
untuk menyerahkan sejumlah aset
kepada negara/daerah yang belum
dilaksanakan.
Pengembang belum menyerahkan
fasos/fasum yang dipersyaratkan terkait
dengan pengembangan kawasan tertentu
menjadi kawasan perumahan.
34
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
8) 10208 Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang
berpotensi tidak tertagih
Piutang/pinjaman yang berpotensi
macet terjadi bukan disebabkan oleh
risiko bisnis akan tetapi diakibatkan
oleh pelanggaran prosedur atau
peraturan per-UU-an sehingga
piutang/pinjaman berpotensi macet.
Namun, atas piutang tersebut masih
dapat dilakukan upaya penagihan
kepada debitur. Potensi nilai kerugian
adalah selisih pinjaman dengan nilai
agunan yang bisa disita/ditarik.
Sebuah bank pemerintah memberikan
pinjaman kepada nasabah tanpa
memperhatikan prinsip kehati-hatian
(5C : Capital, Capacity, Character,
Collateral dan Condition of Economy),
misalnya dengan sengaja dan tanpa
prosedur yang wajar, sebuah bank
pemerintah memberikan pinjaman
sebesar Rp 1 miliar kepada nasabah
ketika perekonomian sedang mengalami
krisis (condition of economy). Karena
krisis belum juga mereda, kemudian
pembayaran atas pinjaman tersebut
menjadi tersendat-sendat. Hal tersebut
terlihat dari pembayaran cicilan dari
nasabah yang selalu lewat dari tanggal
jatuh tempo dengan tenggang waktu
yang termasuk kategori "diawasi".
9) 10209 Penghapusan piutang tidak sesuai
ketentuan
Penghapusan piutang dalam laporan
keuangan yang melanggar ketentuan
dan/atau dilakukan tanpa persetujuan
pihak yang berwenang, tetapi atas
piutang tersebut masih dapat
diupayakan untuk ditagih.
Penghapusan catatan piutang kepada
debitur tertentu yang melanggar
ketentuan internal bank dan BI tanpa
persetujuan dewan direksi, tetapi bank
masih mengupayakan untuk dapat
menagih piutang yang dihapus buku
tersebut.
10) 10210 Pencairan anggaran pada akhir tahun
anggaran untuk pekerjaan yang belum
selesai
Pada akhir tahun anggaran terdapat
pencairan anggaran oleh pengelola
anggaran untuk membayar pekerjaan
yang dilaksanakan oleh rekanan
walaupun pekerjaan tersebut belum
selesai.
Pada akhir tahun anggaran terdapat
kontrak pekerjaan renovasi gedung
kantor. Pada batas akhir pencairan,
prestasi pekerjaan yang telah selesai
baru mencapai 75%. Namun, Berita
Acara serah terima (BAST) menyatakan
bahwa pekerjaan telah selesai 100%
sehingga SP2D yang diterbitkan untuk
membayar pekerjaan tersebut dicairkan
sebesar 100%.
35
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
c. 103 Kekurangan penerimaan
negara/daerah atau perusahaan milik
negara/daerah
Penerimaan yang sudah menjadi
hak negara/daerah atau perusahaan
milik negara/daerah, tetapi tidak
masuk ke kas negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah
karena adanya unsur
ketidakpatuhan.
v x v Termasuk kekurangan penerimaan
negara/daerah yang
ditemukan dalam pemeriksaan atas
perusahaan
negara/daerah
1) 10301 Penerimaan negara/daerah atau denda
keterlambatan pekerjaan belum/tidak
ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke
kas negara/daerah atau perusahaan milik
negara/daerah
Cukup jelas 1) Hasil pemeriksaan atas dokumen
pelaksanaan pekerjaan menunjukkan
bahwa rekanan terlambat dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai
batas waktu yang ditetapkan dalam
kontrak, namun rekanan tersebut
belum dikenakan denda atas
keterlambatan tersebut.
2) Hasil pemungutan PNBP yang ada
pada rekening bendaharawan
penerima belum disetor ke kas
negara.
3) PNBP atas penggunaan jasa
pelayanan oleh masyarakat tidak
dipungut.
4) PNBP atas penggunaan/pengelolaan
aset negara oleh pihak ketiga tidak
dipungut.
5) PNBP belum diterima karena
perbedaan sistem/penafsiran atas
kontrak subsidi listrik, BBM, dan
lain-lain.
6) PBB belum diterbitkan SPPT.
7) BUMN/BUMD sebagai wajib
pungut pajak belum menyetorkan
pajak yang dipungut dari wajib pajak
ke kas negara/daerah.
36
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 10302 Penggunaan langsung penerimaan
negara/daerah
Penggunaan penerimaan negara/daerah
tanpa melalui mekanisme anggaran
(melanggar asas "bruto")
PNBP yang berasal dari pelayanan
kepada masyarakat digunakan untuk
pembayaran honor petugas pelayanan
tanpa melalui mekanisme anggaran
(PNBP disetor ke kas negara kemudian
tahun berikutnya dianggarkan untuk
kegiatan yang terkait dengan pelayanan
yang menghasilkan PNBP)
4) 10303 Dana perimbangan yang telah ditetapkan
belum masuk ke kas daerah
Cukup jelas Dana bagi hasil dari pusat belum masuk
ke kas daerah karena belum ditransfer
dari pusat atau sudah ditransfer tetapi
masuk ke rekening antara
5) 10304 Penerimaan negara/daerah diterima atau
digunakan oleh instansi yang tidak
berhak
Penerimaan yang berdasarkan
ketentuan yang berlaku termasuk
penerimaan suatu instansi, tetapi
dipungut/ digunakan oleh instansi lain
yang tidak berhak atau disetor ke
instansi yang tidak berhak.
1) PNBP dari penggunaan Tenaga
Kerja Asing yang berdasarkan
ketentuan (fatwa Mahkamah
Agung) merupakan penerimaan
Depnakertrans, akan tetapi oleh
Pemerintah Daerah sebagai wajib
pungut disetorkan ke kas daerah.
2) Penerimaan daerah yang disetor ke
kas Negara atau dipungut oleh
Pemerintah Pusat.
3) Potongan pajak pusat yang
dipotong oleh pemerintah daerah
digunakan oleh pemerintah daerah.
6) 10305 Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah
dari ketentuan
Tarif yang dikenakan kepada wajib
setor lebih rendah daripada tarif yang
diatur menurut ketentuan yang berlaku
sehingga pajak/PNBP yang diterima
oleh negara/daerah lebih kecil dari
yang seharusnya.
7) 10306 Koreksi perhitungan bagi hasil dengan
KKKS
Hasil perhitungan kembali atas bagi
hasil menunjukkan bahwa besarnya
bagi hasil yang telah disetor ke kas
negara lebih kecil dari yang seharusnya
karena adanya unsur biaya yang tidak
boleh diperhitungkan atau adanya
kesalahan perhitungan dalam cost
recovery.
Perhitungan kembali bagi hasil PPS dan
KMGBP periode 2003 s.d. 2007
menunjukkan adanya koreksi alokasi
biaya depresiasi yang mengurangi cost
recovery periode tersebut seluruhnya
sebesar US$2.180 miliar. Hal tersebut
mengakibatkan KKKS PT Pertamina
(persero) dan KKKS PT Pertamina EP
37
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
mempunyai kewajiban untuk
menyerahkan tambahan bagian negara
masing-masing sebesar US$683.83 juta
dan US$631.91 juta atau seluruhnya
sebesar US$1.31 miliar.
8) 10307 Kelebihan pembayaran subsidi oleh
pemerintah
Subsidi yang telah dibayarkan oleh
pemerintah lebih besar dari
seharusnya.
e. 104 Administrasi Temuan yang mengungkap adanya
penyimpangan terhadap ketentuan
yang berlaku baik dalam
pelaksanaan anggaran/pengelolaan
aset maupun operasional
perusahaan, tetapi penyimpangan
tersebut tidak mengakibatkan
kerugian/potensi kerugian
negara/daerah atau perusahaan
milik negara/daerah, tidak
mengurangi hak negara/daerah,
(kekurangan penerimaan), tidak
menghambat program entitas, dan
tidak mengandung unsur indikasi
tindak pidana.
v x v
1) 10401 Pertanggungjawaban tidak akuntabel
(bukti tidak lengkap/tidak valid)
Pertanggungjawaban keuangan telah
selesai (SPM GU untuk di Pusat atau
SPM BS di Daerah sudah terbit),
namun tidak disertai bukti
pertanggungjawaban yang lengkap
dan/atau sah untuk memperoleh
pembayaran.
Pertanggungjawaban pengeluaran untuk
bantuan parpol hanya berupa tanda
terima dari parpol yang menerima
bantuan dan tidak disertai bukti-bukti
penggunaannya.
Temuan diklasifikasikan sebagai
temuan administrasi
setelah tim pemeriksa menempuh prosedur
untuk dapat
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan yang dibiayai
dari anggaran tidak
fiktif sehingga
permasalahan yang
terjadi benar-benar diyakini sebagai
permasalahan yang bersifat administratif.
38
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 10402 Pekerjaan dilaksanakan mendahului
kontrak atau penetapan anggaran
Pekerjaan sudah dimulai sebelum
kontrak pekerjaan ditandatangani atau
dokumen anggaran disetujui
DPR/DPRD.
Hasil pemeriksaan atas dokumen
pelaksanaan pekerjaan (buku harian
proyek) menunjukkan bahwa pekerjaan
telah dimulai sebelum kontrak
pekerjaan ditandatangani karena proses
lelang belum tuntas, misalnya
keberatan-keberatan dari rekanan-
rekanan yang kalah belum dievaluasi.
3) 10403 Proses pengadaan barang/jasa tidak
sesuai ketentuan (tidak menimbulkan
kerugian negara)
Terdapat proses pengadaan yang tidak
mengacu kepada peraturan per-UU-an
atau sebagian kegiatan yang harus
dilakukan dalam proses pengadaan
tidak dilaksanakan.
HPS tidak dibuat.
4) 10404 Pemecahan kontrak untuk menghindari
pelelangan
Untuk kegiatan yang sama atau
pengadaan barang sama dalam satu
kegiatan/program yang pengadaannya
dilakukan berulang-ulang dengan nilai
yang lebih kecil untuk menghindari
pelelangan.
Pengadaan 20 unit komputer untuk
kelengkapan lab komputer dilakukan
secara bertahap dalam satu tahun
anggaran sehingga pengadaannya
dilakukan dengan penunjukan langsung
dengan tujuan menghindari pelelangan.
5) 10405 Pelaksanaan lelang secara proforma Dokumen pengadaan lengkap namun
berdasarkan pendalaman auditor,
diketahui bahwa sebagian atau seluruh
kegiatan yang tercermin dalam
dokumen pengadaan ternyata lelang
tidak dilaksanakan.
Hasil pemeriksaan dokumen lelang
menunjukkan seluruh proses lelang
yang diharuskan menurut ketentuan
(Kepres 80 Tahun 2003) dilaksanakan
dengan tertib. Namun hasil pemeriksaan
selanjutnya diketahui bahwa dokumen
penawaran dari rekanan dibuat oleh
panitia pengadaan sendiri untuk
mengatur pemenang tender.
6) 10406 Penyimpangan terhadap peraturan per-
UU-an bidang pengelolaan perlengkapan
atau barang milik
negara/daerah/perusahaan
Penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dalam administrasi pengelolaan
BMN seperti masalah penatausahaan,
penghapusan, dll, dan tidak
menimbulkan kerugian negara/daerah.
Barang belum diadministrasikan, daftar-
daftar belum dibuat, dan penghapusan
tanpa persetujuan Menteri Keuangan.
7) 10407 Penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan bidang tertentu
lainnya seperti kehutanan, pertambangan,
perpajakan, dll.
Penyimpangan berupa ketidakpatuhan
dalam pelaksanaan peraturan
perundang-undangan yang mengatur
bidang tertentu dan tidak menimbulkan
kerugian negara/daerah
1) Kegiatan eksploitasi perusahaan
tambang batu bara di kawasan hutan
menyalahi ketentuan
2) Pengeluaran dana untuk investasi
pada kegiatan yang tidak sesuai
dengan ketentuan
39
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
8) 10408 Koreksi perhitungan susbsidi/kewajiban
pelayanan umum
Koreksi perhitungan subsidi yang tidak
berdampak pada pengembalian atau
kompensasi subsidi.
9) 10409 Pembentukan cadangan piutang,
perhitungan penyusutan atau amortisasi
tidak sesuai ketentuan
Metode perhitungan yang digunakan
dalam pembentukan cadangan piutang,
penyusutan atau amortisasi tidak sesuai
ketentuan.
Perhitungan penyisihan piutang usaha
dalam laporan keuangan tidak sesuai
dengan kepeutusan Menteri Negara
Otonomi Daerah No.8 Tahun 2000.
10) 10410 Penyetoran penerimaan negara/daerah
atau kas di bendaharawan ke Kas
negara/daerah melebihi batas waktu yang
ditentukan
Pada saat pemeriksaan dilaksanakan,
penerimaan negara/daerah sudah
disetor ke kas negara/daerah tetapi
berdasarkan pemeriksaan atas
dokumen penyetoran menunjukkan
bahwa tanggal penyetoran dilakukan
melewati batas waktu yang ditentukan.
Penyetoran PNBP oleh bendaharawan
penerima ke kas negara melewati batas
akhir tahun anggaran.
11) 10411 Pertanggungjawaban/penyetoran uang
persediaan melebihi batas waktu yang
ditentukan
Pada saat pemeriksaan dilaksanakan,
kas di bendaharawan sudah disetor ke
kas negara/daerah tetapi berdasarkan
pemeriksaan atas dokumen penyetoran
menunjukkan bahwa tanggal
penyetoran/pertanggungjawaban
dilakukan melewati batas waktu yang
ditentukan.
Penyetoran kas di bendaharawan
pengeluaran ke kas negara melewati
batas waktu yang ditetapkan dalam
Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan.
12) 10412 Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir
Tahun Anggaran belum/tidak disetor ke
kas negara/daerah
Sisa kas akhir tahun anggaran yang ada
dalam pengurusan bendahara
pengeluaran belum disetorkan kas
negara/daerah yang menurut ketentuan
yang berlaku sisa kas tersebut
seharusnya disetorkan ke kas
negara/daerah.
13) 10413 Pengeluaran investasi pemerintah tidak
didukung bukti yang sah
Kegaiatan penyertaan modal atau
investasi lainnya tidak dilengkapi
dengan dokumen yang sah.
Tidak ada sertifikat saham atau obligasi
atas penempatan dana pemerintah
daerah pada perusahaan daerah.
14) 10414 Kepemilikan aset tidak/belum didukung
bukti yang sah
Aset tetap berupa tanah, bangunan,
atau peralatan dan mesin tidak/belum
didukung oleh bukti kepemilikan yang
sah yang menunjukkan bahwa aset
tersebut adalah milik
negara/daerah/perusahaan.
Tanah belum bersertifikat; mobil tidak
dilengkapi dengan BPKB, dll.
40
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
15) 10415 Pengalihan anggaran antar MAK tidak
sah
Penggunaan anggaran untuk kegiatan
lain (dengan MAK berbeda) tanpa
melalui mekanisme pengalihan yang
telah ditetapkan dalam peraturan per-
UU-an.
Penggunaan anggaran untuk kegiatan
pelatihan digunakan untuk perjalanan
dinas tanpa persetujuan dari pihak yang
berwenang untuk menyetujui
pengalihan tersebut.
Secara substansi penggunaan anggaran
untuk kegiatan dengan
MAK berbeda walaupun pelaporan dalam LRA
masih menggunakan
MAK yang sama seperti yang telah ditetapkan
dalam dokumen
anggaran (mengacu pada prinsip subtance
over form).
16) 10416 Pelampauan pagu anggaran Pencairan anggaran dilakukan melebihi
batas dana yang telah ditetapkan dalam
dokumen anggaran tanpa adanya revisi
anggaran.
f. 105 Indikasi Tindak Pidana Temuan yang mengungkap adanya
indikasi tindak pidana, yaitu temuan
yang mengungkap adanya
perbuatan yang diduga memenuhi
unsur-unsur tindak pidana yang
diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan diancam dengan
sanksi pidana dalam peraturan
perundang-undangan.
x x v Khusus pemeriksaan investigatif
1) 10501 Indikasi Tindak Pidana Korupsi Pengertian sesuai dengan Undang-
Undang No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Penyalahgunaan wewenang untuk
memperkaya diri sendiri/orang
lain/organisasi yang merugikan
keuangan Negara.
2) 10502 Indikasi Tindak Pidana Perbankan Pengertian sesuai dengan UU No 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Penggelapan dana nasabah untuk
pendanaan proyek pada perusahaan
yang berada pada satu grup.
3) 10503 Indikasi Tindak Pidana Perpajakan Pengertian sesuai dengan UU No.
28/2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP) dan
Peraturan Perundang-undangan yang
mengatur tentang perpajakan.
1) Penggelapan pajak;
2) Restitusi pajak dengan
menggunakan dokumen fiktif.
41
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
4) 10504 Indikasi Tindak Pidana Kepabeanan Pengertian sesuai Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan
Penyelundupan barang
5) 10505 Indikasi Tindak Pidana Kehutanan Pengertian sesuai UU No. 41 Tahun
1999 Tentang Kehutanan
Penebangan liar, pengalihan fungsi
hutan, dsb.
6) 10506 Indikasi Tindak Pidana Pasar Modal Pengertian sesuai UU No 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal
insider trading
7) 10507 Indikasi Tindak Pidana Khusus Lainnya Tindak Pidana Khusus selain yang
telah disebutkan di atas
Tindak pidana pemalsuan dokumen
2. 2 Temuan kelemahan sistem
pengendalian intern
Kurang/tidak adanya tindakan dan
kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan dan seluruh pegawai
secara terus menerus untuk
memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan
v x v Ketidakpatuhan terhadap peraturan
mengenai sistem dan prosedur;
Terkait permasalahan
pengendalian internal baik menurut COSO
maupun OKP 6;
Merupakan unsur
sebab terjadinya
ketidakpatuhan yang diuraikan secara rinci
dalam kondisi temuan
pemeriksaan.
a. 201 Kelemahan sistem pengendalian
akuntansi dan pelaporan
Kelemahan sistem pengendalian
yang terkait kegiatan pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan
yang dapat mempengaruhi
keandalan pelaporan keuangan dan
pengamanan atas aset.
1) 20101 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau
tidak akurat
Cukup jelas Terdapat dokumen sumber berupa SPM
yang sudah diterbitkan SP2D-nya
belum dicatat oleh UAKPA
mengakibatkan realisasi belanja kurang
dicatat (understated).
42
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 20102 Proses penyusunan laporan tidak sesuai
ketentuan
Proses atau tata cara maupun
organisasi akuntansi dan pelaporan
yang dilaksanakan oleh entitas yang
diperiksa tidak mengacu pada
ketentuan yang berlaku.
1) Organisasi penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga terutama Sistem
Akuntansi Aset Tetap tidak
dilakukan secara berjenjang sesuai
Peraturan Menteri Keuangan tentang
Sistem Penyusunan Laporan
Keuangan pada Kementerian
Negara/Lembaga.
2) Proses input laporan keuangan tidak
menggunakan data yang valid.
3) 20103 Entitas terlambat menyampaikan laporan Cukup jelas Penyampaian LRA dan Neraca
Kementerian Negara/Lembaga ke
Departemen Keuangan melebihi batas
waktu yang ditetapkan yaitu 2 bulan
sejak tahun anggaran berakhir.
4) 20104 Sistem informasi akuntansi dan
pelaporan tidak memadai
Sistem informasi dan pelaporan yang
ada pada entitas yang diperiksa tidak
dapat mendukung terciptanya
informasi akuntansi dan pelaporan
yang akurat, tepat waktu dan dapat
dipercaya
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran - Wilayah (UAPPA-W) atau
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA) tidak dibentuk
5) 20105 Sistem informasi akuntansi dan
pelaporan belum didukung SDM yang
memadai
Cukup jelas Unit akuntansi tidak memiliki cukup
personil untuk menjalankan sistem
akuntansi dan pelaporan atau personil
yang ada tidak memiliki kompetensi
yang cukup untuk menjalankan sistem
informasi akuntansi dan pelaporan.
b. 202 Kelemahan sistem pengendalian
pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja
Kelemahan pengendalian terkait
dengan pemungutan dan penyetoran
penerimaan negara/daerah serta
pelaksanaan program/kegiatan pada
entitas yang diperiksa sehingga
dapat mempengaruhi efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan
serta membuka peluang terjadinya
ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
43
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
1) 20201 Perencanaan kegiatan tidak memadai Kegiatan penganggaran tidak sesuai
dengan tahapan yang seharusnya; salah
penganggaran, dll
1) Biaya untuk kegiatan perjalanan
dinas untuk mendukung kegitan
operasional dianggarkan dalam
kegiatan pelatihan yang sifatnya
tidak rutin.
2) Belanja untuk pembelian peralatan
yang seahrusnya dianggarkan pada
belanja modal dianggarkan pada
belanja barang.
2) 20202 Mekanisme pemungutan, penyetoran dan
pelaporan serta penggunaan penerimaan
negara/daerah/perusahaan dan hibah
tidak sesuai ketentuan
Cukup jelas Mekanisme penyetoran PNBP
berjenjang dalam suatu entitas (tidak
langsung disetor ke kas negara) atau
mekanisme pemungutan yang tidak
mengacu pada ketentuan yang telah
ditetapkan.
3) 20203 Penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan bidang teknis
tertentu atau ketentuan intern organisasi
yang diperiksa tentang pendapatan dan
belanja
Cukup jelas Besaran tunjangan pegawai tidak
mengacu pada ketentuan intern yang
telah disahkan oleh pimpinan entitas.
4) 20204 Pelaksanaan belanja di luar mekanisme
APBN/APBD
Belanja tidak dicatat/diakui sebagai
pengeluaran pemerintah atau adanya
penggunaan uang negara (dana
cadangan) yang tidak mempunyai
allotment dalam UU APBN/Perda
APBD.
Penggunaan dana cadangan untuk dana
talangan yang tidak ada dalam dokumen
anggaran dan tidak dicatat sebagai
realisasi anggaran baik pengeluaran
maupun pengembaliannya.
5) 20205 Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak
tepat atau belum dilakukan berakibat
hilangnya potensi
penerimaan/pendapatan
Kebijakan yang dibuat tidak tepat atau
kebijakannya sudah tepat tetapi dalam
pelaksanaannya tidak tepat sehingga
negara/daerah atau perusahaan
negara/daerah kehilangan potensi
pendapatan yang seharusnya diterima.
Penerapan tarif PSDH atas kayu
berdiameter kecil tidak konsisten karena
ada jenis kayu bulat kecil yang
dikenakan tarif PSDH lebih kecil dari
kelompok kayu sejenis lainnya sehingga
negara kehilangan potensi penerimaan
sebesar selisih tarif PSDH yang
dikenakan dengan tarif kayu sejenis
lainnya.
44
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
6) 20206 Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak
tepat atau belum dilakukan berakibat
peningkatan biaya/belanja
Kebijakan yang dibuat tidak tepat atau
kebijakannya sudah tepat tetapi dalam
pelaksanaannya tidak tepat sehingga
negara/daerah atau perusahaan
negara/daerah harus menanggung
biaya yang seharusnya tidak
dikeluarkan.
1) Perusahaan terlambat membayar
kewajiban pada saat tanggal jatuh
tempo sehingga perusahaan harus
menanggung denda/finalty atas
keterlambatan penyelesaian
kewajiban tersebut.
2) Penyerapan pinjaman luar negeri
terlambat mengakibatkan Negara
harus menanggung tambahan biaya
berupa commitment fee.
7) 20207 Kelemahan pengelolaan fisik aset Lemahnya manajemen fisik aset
seperti kas, surat berharga atau aset
setara kas lainnya, persediaan dan aset
tetap yang mengakibatkan fisik aset
berpotensi hilang/berkurang atau
rusak.
1) Penyimpanan kas, surat berharga
atau aset setara kas lainnya dalam
tempat yang tidak didukung
pengamanan yang memadai seperti
filling cabinet, lemari kayu, dll.
2) Kebocoran air PDAM yang
melebihi batas toleransi yang
diperkenankan akibat pengendalian
saluran pipa air yang tidak
memadai.
3) Mencairnya persediaan balok es
karena suhu gudang yang kurang
dingin.
4) Persediaan rusak karena
pemeliharaan gudang yang tidak
memadai.
c. 203 Kelemahan struktur pengendalian
intern
Kelemahan yang terkait dengan
ada/tidak adanya struktur
pengendalian intern atau efektivitas
struktur pengendalian intern yang
ada dalam entitas yang diperiksa
sehingga berpengaruh terhadap
efektivitas sistem pengendalian
intern secara keseluruhan.
1) 20301 Entitas tidak memiliki SOP yang formal
untuk suatu prosedur atau keseluruhan
prosedur
Entitas belum membuat atau
menetapkan SOP atau SOP yang telah
ditetapkan tidak mengakomodir suatu
prosedur yang penting dalam suatu
sistem.
Entitas tidak memiliki prosedur
pengajuan surat penugasan pegawai
yang baku.
45
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 20302 SOP yang ada pada entitas tidak berjalan
secara optimal atau tidak ditaati
Entitas memiliki SOP yang baku
namun SOP tersebut tidak dapat
berjalan secara efektif atau sama sekali
tidak berjalan atau tidak ditaati.
Surat penugasan pegawai
ditandatangani oleh pejabat yang
tingkatannya lebih rendah dari tingkat
yang ditetapkan dalam SOP.
3) 20303 Entitas tidak memiliki Satuan Pengawas
Intern
Satuan Pengawas intern belum
dibentuk secara resmi berdasarkan
Surat Ketetapan Pimpinan Entitas.
Entitas yang diperiksa tidak memiliki
personil auditor internal yang memadai.
4) 20304 Satuan Pengawas Intern yang ada tidak
memadai atau tidak berjalan optimal
Satuan Pengawas Intern intern yang
telah dibentuk secara resmi
berdasarkan Surat Ketetapan Pimpinan
Entitas tidak menjalankan fungsi
pengawasan secara optimal.
Auditor internal tidak melakukan
pemeriksaan atas proses penyusunan
laporan keuangan entitas.
5) 20305 Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi
yang memadai
Dalam organisasi yang diperiksa, baik
pembagian organisasi maupun tugas
dan fungsinya tidak secara memadai
mendukung fungsi pengendalian.
Adanya perangkapan fungsi pada satu
unit kerja yang seharusnya dipisahkan
seperti fungsi pencatatan dan fungsi
penyimpanan.
3. 3 Temuan 3E
a. 301 Ketidakhematan/pemborosan/
ketidakekonomisan
Temuan ini mengungkap adanya
penggunaan input dengan harga
atau kualitas/kuantitas yang lebih
tinggi dari standar,
kuantitas/kualitas yang melebihi
kebutuhan, dan harga yang lebih
mahal dibandingkan dengan
pengadaan serupa pada waktu dan
kondisi yang sama.
x v v
1) 30101 Pengadaan barang/jasa melebihi
kebutuhan
Jumlah barang yang dibeli melebihi
kebutuhan yang direncanakan atau
kebutuhan nyata dengan jumlah yang
material.
Terdapat sisa barang hasil pengadaan
yang tidak digunakan dengan jumlah
yang cukup material setelah seluruh
rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan.
2) 30102 Penetapan kualitas dan kuantitas
barang/jasa yang digunakan tidak sesuai
standar
Kualitas dan kuantitas barang/jasa
tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Pemerintah Setempat,
Instansi yang berwenang atau
ketentuan intern instansi yang
diperiksa.
Pembelian komputer per unit Rp 20 jt,
menurut standar Pemda setempat harga
komputer untuk spesifikasi yang sama
adalah Rp 15 jt sehingga terjadi
pemborosan sebesar Rp 5 jt per unit.
46
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
3) 30103 Pemborosan keuangan
negara/daerah/perusahaan atau
kemahalan harga
1) Entitas mendapatkan barang/jasa
lebih mahal dibandingkan rata-rata
harga pengadaan untuk suatu
kualitas yang telah ditetapkan.
2) Entitas mendapatkan barang
dengan kualitas yang lebih rendah
dibandingkan rata-rata kualiatas
barang/jasa hasil pengadaan untuk
suatu harga beli yang sama.
3) Kemahalan yang diakibatkan oleh
penetapan harga dalam HPS terlalu
tinggi dibandingkan dengan harga
wajar barang/jasa yang ada di
pasar. Barang yang dibeli bersifat
umum, banyak penyedia
barang/jasa, tapi berdasarkan data
hasil survai di pasar pada waktu
yang relevan, fakta menunjukkan
bahwa pada umumnya harga pasar
barang/jasa yang bersangkutan jauh
lebih rendah dari harga yang
ditetapkan dalam HPS.
Pembelian Notebook Satellite U205-
S5057 dengan harga Rp 25 jt. Hasil
survai menunjukkan bahwa pada waktu
yang relevan dengan waktu pembelian
ternyata harga notebook untuk
spesifikasi tersebut adalah Rp20 jt
sehingga terjadi kemahalan harga
sebesar Rp5 jt.
b. 302 Ketidakefisienan Temuan yang berorientasi pada
proses, yaitu rasio antara input dan
output yang lebih tinggi
dibandingkan standar atau rata-rata
rasio untuk kegiatan serupa.
x v v
1) 30201 Penggunaan kuantitas input untuk satu
satuan output lebih besar/tinggi dari yang
seharusnya
Rasio penggunaan kuantitas input
untuk satu satuan input lebih
besar/tinggi dari standar yang
ditetapkan dalam peraturan per-UU-an
atau menurut standar baku yang
ditetapkan oleh ahli.
1) Pengaspalan 1 km jalan
membutuhkan 10 drum aspal tetapi
kenyataan dipakai 12 drum aspal.
2) Jangka waktu penyelesaian 1 buah
dokumen membutuhkan waktu 3
hari dibandingkan dengan standar
pelayanan yang mengharuskan
penyelesaian dokumen
dilaksanakan dalam 1 hari.
47
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
2) 30202 Penggunaan kualitas input untuk satu
satuan output lebih tinggi dari seharusnya
Rasio penggunaan kualitas input untuk
satu satuan input lebih besar/tinggi dari
standar yang ditetapkan dalam
peraturan per-UU-an atau menurut
standar baku yang ditetapkan oleh ahli.
Pelaksanaan konsinyering yang
seharusnya dilaksanakan di pusdiklat
atau hotel bintang empat, tapi
dilaksankan di hotel bintang lima.
c. 303 Ketidakefektifan Temuan ini berorientasi pada
pencapaian hasil (outcome), yaitu
temuan yang mengungkap kegiatan
yang tidak memberikan manfaat
atau hasil yang direncanakan serta
fungsi instansi yang tidak optimal
sehingga tujuan organisasi tidak
tercapai.
x v v
1) 30301 Penggunaan anggaran tidak tepat
sasaran/tidak sesuai peruntukan
Penggunaan anggaran tidak efektif
karena dalam pelaksanaannya sasaran
kegiatan tidak tepat seperti yang
tercantum dalam dokumen anggaran
atau anggaran digunakan untuk tujuan
selain yang tercantum dalam dokumen
anggaran
1) Pemberian bantuan sosial yang
salah sasaran.
2) Bantuan untuk instansi vertikal.
Kegiatan yang dibiayai
masih dalam MAK yang sama tetapi
mengakibatkan tujuan
yang hendak dicapai berdasarkan dokumen
anggaran menjadi tidak
terwujud.
2) 30302 Pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak
sesuai dengan rencana yang ditetapkan
Penggunaan anggaran tidak efektif
karena barang/jasa yang telah dibeli
sesuai anggaran yang direncanakan
digunakan bukan untuk kegiatan yang
semula direncanakan.
1) Penggunaan kendaraan dinas oleh
istri pejabat untuk keperluan
pribadi yang sedianya
direncanakan untuk keperluan
dinas.
2) Penggunaan alat kesehatan hasil
pengadaan yang sedianya
digunakan untuk mendukung
kegiatan puskesmas keliling tetapi
digunakan untuk keperluan
puskesmas.
48
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
3) 30303 Barang yang dibeli belum/tidak dapat
dimanfaatkan
Barang/jasa hasil pengadaan
belum/tidak dapat dimanfaatkan karena
berbagai faktor seperti perencanaan
yang tidak akurat atau adanya
perubahan lingkungan yang
mengakibatkan barang/jasa
belum/tidak dapat
disalurkan/dimanfaatkan.
Pengadaan buku untuk bantuan
operasional sekolah yang menggunakan
kurikulum yang sudah tidak
dipergunakan lagi sehingga buku
tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan belajar mengajar.
4) 30304 Pemanfaatan barang/jasa tidak
berdampak terhadap pencapaian tujuan
organisasi
Pemanfaatan barang/jasa sesuai dengan
rencana tetapi tidak mendukung atau
berdampak pada pencapaian tujuan
organisasi.
Pengadaan jaringan internet pada kantor
UPT Dinas tidak dapat mendukung
proses perencanaan maupun pelaporan
kegiatan organisasi.
5) 30305 Pelaksanaan kegiatan
terlambat/terhambat sehingga
mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi
Cukup jelas Pembangunan jembatan atau jalan yang
terhambat karena proses pembebasan
tanah yang terlambat atau terhambat
status tanah yang terlibat sengketa.
6) 30306 Pelayanan kepada masyarakat tidak
optimal
pelayanan kepada masyarakat tidak
dapat dilakukan secara optimal
sehubungan dengan adanya berbagai
kendala yang menghambat
pelaksanaan pelayanan kepada
masyarakat
Fungsi pelayanan pembuatan surat-surat
yang tidak didukung dengan teknologi
komputer yang memadai sehingga
proses penyelesaian surat membutuhkan
waktu yang cukup lama.
7) 30307 Fungsi atau tugas instansi yang diperiksa
tidak diselenggarakan dengan baik
termasuk target penerimaan tidak
tercapai
Cukup jelas Dinas Pendapatan tidak melakukan
upaya proaktif untuk melakukan
penagihan pajak daerah sehingga target
PAD yang bersumber dari pajak daerah
tidak tercapai.
49
No. Kode Klasifikasi Temuan Deskripsi Contoh Temuan
Klasifikasi pada Jenis
Pemeriksaan Keterangan
Keuangan Kinerja PDTT
8) 30308 Penggunaan biaya promosi/pemasaran
tidak efektif
Penggunaan biaya promosi/pemasaran
tidak berpengaruh terhadap
peningkatan penjualan atau
pengumpulan dana pihak ketiga.
Dana pemasaran pada BUMN atau dana
APBN/APBD yang digunakan untuk
sosialisasi atau kunjungan kerja untuk
mempromosikan iklim investasi namun
tidak mendatangkan hasil seperti yang
diharapkan.
Keterangan :
V = klasifikasi temuan disajikan dalam laporan pemeriksaan menurut jenis pemeriksaan yang tercantum dalam judul kolom
X = klasifikasi temuan tidak disajikan dalam laporan pemeriksaan menurut jenis pemeriksaan yang tercantum dalam judul
kolom
WAKIL KETUA, KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
HERMAN WIDYANANDA HADI POERNOMO