Download - K3 PENCAHAYAANFIX
TUGAS DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
“PENCAHAYAAN”
KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH:
ARIF RIDWAN
APRILIA PRIHATIWI
IDA NADIA SAUMI
INDAH NUR ABIDAH
TINGKAT 2 DIV
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN
2013
1. PENGERTIAN PENCAHAYAAN
Pencahayaan adalah sebagai penerangan rumah atau bangunan kita agar kita dapat
merasakan kenyamanan dalam beraktivitas baik di dalam maupun diluar. Atau Pencahayaan
adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ahmadi, 2009). Pencahayaan
merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting untuk keselamatan kerja. Ditempat
kerja memerlukan intensitas penerangan yang cukup untuk dapat melihat dengan baik dan
teliti. Pencahayaan yang baik ditentukan oleh sifat dan jenis pekerjaan dimana pekerjaan
yang teliti memerlukan intensitas pencahayaan yang lebih besar (Suma’mur , 1993:48).
Pencahayaan pada tempat kerja sangat berpengaruh terhadap keadaan kesehatan,
keselamatan, dan produktivitas tenaga kerja.
Pencahayaan pada tempat kerja yang memadai, baik yang alami maupun buatan
memegang peranan yang cukup penting dalam upaya peningkatan kesehatan, keselamatan
dan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan baik tidaknya pencahayaan disuatu tempat kerja
selain ditentukan oleh kuantitas atau tingkat iluminasi yang menyebabkan obyek dan
sekitarnya terlihat jelas, tetapi juga oleh kualitas dari pencahayaan tersebut diantaranya
menyangkut arah dan penyebaran atau distribusi cahaya tipe dan tingkat kesilauan. Demikian
pula dekorasi tempat kerja khususnya mengenai warna dari dinding, langit-langit, peralatan
kerja, ikut menentukan tingkat penerangan di tempat kerja (Soewarno, 1992:86).
Jenis-Jenis Pencahayaaan, Yaitu :
Kuantitas Cahaya
Intensitas cahaya yang di Butuhkan adalah tergantung dari tingkat ketelitian kerja yang di
perlukan , bagian yang akan di amati dan kemampuan dari objek untuk memantulkan cahaya
yang jatuh padanya, serta brightness dari sekitar objek
Kualitas Cahaya
Kualitas cahaya atau penerangan di tentukan oleh ada atau tidak adanya kesilauan/direct glare
atau kesilauan dari pantulan cahayadari permukaaan yang mengkilap (reflected glare) dari
bayangan (shadow). Kesilauaan dapat dikatakan cahaya yang tidak di kehendaki (unwated
glare). Kesilauan dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu :
Disability Glare, penyebab kesilauan ini adalah karena terlalu banyak cahaya yang
secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan sehingga menyebabkan
kehilangan sebagian dari penglihatan, disability mempengaruhi seseorang untuk dapat
melihat dengan jelas
Discompore Glare, Kesilauaan ini sering menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada
mata , terutama bila berlangsung cukup lama, kesilauaan ini sering di alami oleh
tenaga kerja pada siang hari dan menghadap kejendela atau pada saat menatap lampu
secara langsung pada malam hari , efek pada mata tergantung pada lamanya seseorang
terpapar kesilauaan tersebut.
Reflected Glare, Kesilauaan ini di sebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang
yang mengenai mata, dan pantulan cahaya ini bnerasal dari semua permukaaan benda
yang mengkilap reflected glare biasanya lebih mengganggu karena letak sumber
kesilauaan terlalu dekat dengan garis penglihatan
Menurut Prabu (2009), Menyebutkan Bahwa Ada 5 Sistem Pencahayaan Di Ruangan,
Yaitu :
1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda
yang perlu diterangi. Sistim ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya, karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik
karena penyinaran langsung, maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal,
disarankan langi-langit, dinding, serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna
cerah, agar tampak menyegarkan.
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang
perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem
ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit
dan dinding yang diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat
putih effisien pemantulan antara 5-90%.
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang
perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dinding. Pencahayaan sistem
ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian, serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini
masalah bayangan praktis tidak ada, serta kesilauan dapat dikurangi.
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya, sehingga perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan
kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Sumber Penerangan Dapat Dibagi Menjadi Dua Yaitu :
1. Sumber Penerangan Alami adalah sumber dari penerangan yamg didapat dari sinar
alami pada waktu siang hari untuk keadaan selama 12 jam dalam sehari, untuk
mendapatkan cahaya matahari harus memperhatikan letak jendela dan lebar jendela.
Luas jendela untuk penerangan alami sekitar 20% luas lantai ruangan. Penerangan
alami dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : musim, waktu, jam, jauh
dekatnya gedung yang bersebelahan, dan luas jalan masuk penerangan alami
2. Sumber Penerangan Buatan adalah sumber penerangan yang berasal dari lampu
buatan seperti listrik, gas, atau minyak. Pencahayaan buatan dari suatu tempat kerja
bertujuan menunjang dan melengkapi pencahayaan alami, juga dimaksudkan agar
suatu ruangan kerja tercipta suasana yang menyenangkan dan terasa nyaman untuk
mata kita. Untuk itu dalam pemilihan atau pengadaan lampu perlu di perhatikan
tentang efek dari penerangan buatan terhadap obyek yang di amati, tugas visual
tertentu memerlukan penerangan buatan yang lebih baik.
Intensitas Pencahayaan Diukur Dengan 2 Cara Yaitu :
1) Penerangan Umum adalah pengukuran dilakukan pada setiap meter persegi luas
lantai, dengan tinggi pengukuran kurang lebih 85 cm dari lantai (setinggi pinggang).
Penentuan titik pengukuran umum : titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai
2) Penerangan Lokal adalah pengukuran ditempat kerja atau meja kerja pada objek
yang dilihat oleh tenaga kerja (contoh : lampu belajar). Pengukuran titik pengukuran
lokal : objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja
pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.
2. TUJUAN DILAKUKANNYA PENCAHAYAAN
a. Memberi Kenyamanan Dan Efisiensi Dalam Melaksanakan Pekerjaan.
b. Memberi Lingkungan Kerja Yang Aman.
c. Mengurangi Kekeliruan/Resiko Kecelakaan
d. Memperbesar Produksi
e. Memperbaiki Housekeeping.
f. Berkurangnya Ketegangan Otot Serta Angka Kedipan Mata. Keadaan Ini Boleh Jadi
Disebabkan Berkurangnya Ketegangan Syaraf Karena Meningkatnya Level
Illuminasi
3. STANDART PENCAHAYAAN (NAB)
Nilai Ambang Batas Yang Digunakan Untuk Pengukuran Pencahayaan, yaitu :
standar berdasarkan PMP NO. 7 / 1964 Untuk pekerjaaan membedakan barang-
barang yang agak kecil yang agak teliti paling sedikit 200 LUX ( ini yang di pakai
dalam pengkuran penerangan pada praktikum k3 tentang penerangan).
selain itu untuk penerangan darurat paling sedikit 5 lux.
halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 lux.
pekerjaaan yang membedakan barang kasar paling sedikit 50 lux.
pekerjaan membedakan barang-barang kecil sepintas lalu paling sedikit 100 lux.
pekerjaaan yang membedakan yang teliti dari bang yang kecil dan halus paling sedikit
300 lux.
perbedaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu lama
antara 500-1000 lux.
pekerjan yang membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang
untukwaktu lama paling sedikit 1000 lux.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 2.3 berikut ini :
Tabel.2.3. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan
Minimal ( Lux )
Keterangan
Pekerjaan kasar dan tidak
terus-menerus
100 Ruang penyimpanan dan ruang
peralatan/instalasi yang
memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar dan
terus-menerus
200 Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin & perakitan/
penyusun
Pekerjaan agak
Halus
500 Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin kantor, pemeriksaan
atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
tekstil, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus.
Pekerjaan amat halus 1500
Tidak menimbulkan
Bayangan
Mengukir dengan tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin dan
perakitan yang sangat halus.
Pekerjaan terinci 3000
Tidak menimbulkan
Bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus.
Sumber : Kepmenkes No. 1405,2002.
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat
komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak
dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun
rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara
300-700 lux seperti berikut.
Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer
Keadaan PekerjaTingkat Pencahayaan
(lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber
dokumen yang terbaca jelas
300
Kegiatan Komputer dengan sumber
dokumen yang tidak terbaca jelas
Tugas memasukan data
400-500
500-700
Sumber: Grandjean
Menurut standard IES (illuminating engineering society)
Tempat Jenis pekerjaan
Nilai level
iluminasi
Sangat
baikBaik
Kantor biasa
Pembukuan,
mengetik,
membaca, menulis,
melayani mesin-
mesin kantor
1000 500
Ruang arsip,
tangga, gang, ruang
tunggu
250 150
Sekolah
Ruang kelas 500 250
Ruang gambar 1000 500
Ruang jahit-
menjahit1000 500
Industri Pembuatan jam
tangan, instrument
kecil dan halus,
mengukir
500 2500
Pekerjaan 2000 1000
pemasangan halus,
menyetel mesin
bubut otomatis,
bubut halus, poles
Pekerjaan bor,
bubut kasar,
pekerjaan biasa
1000 500
Menempa dan
menggiling500 250
Toko
Etalase took besar 2000 1000
Toko lain 1000 500
Rumah ibadah 250 125
Rumah tinggal
Kamar tidur, kamar
mandi, kamar rias,
dapur
500 250
Penerangan umum 250 125
Lanjutan Tabel.2.4 Standar berdasarkan IES ,2000
4. MASALAH YANG DITIMBULKAN
Penerangan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan
kurangnya daya efesiensi kerja.
b. Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik.
c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d. Kerusakan alat penglihatan (mata).
e. Meningkatnya kecelakaan kerja.
5. FAKTOR RESIKO
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pencahayaan meliputi :
tingkat/jumlah cahaya (biasa dalam lux)
arah cahaya
glare (tingkat kesilauan) terdiri dari disabiliy glare (glare yang mengurangi
penglihatan) dan discomfort glare (glare yang menyakitkan mata sekaligus
mengurangi penglihatan).
6. TEKNIK PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN
A. Teknik Pengukuran
Alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan adalah “lux meter”. Alat
bekerja berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi tenaga listrik oleh photo electric cell.
Intensitas inyatakan dalam penerangan dalam Lux. Intensitas penerangan diukur dengan 2
cara yaitu, Penerangan umum dan Penerangan lokal.
Pengukuran penerangan menurut SNI 16-7062-2004 jarak tertentu dapat dibedakan
berdasarkan luas ruangan sebagai berikut :
o Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak setiap satu meter.
o Luas ruangan antara 10m2 sampai 100m2 : titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter.
B. Teknik Pengendalian
Pengendalian terhadap penerangan buruk dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengendalian secara teknis
· Memperbesar ukuran obyek (sudut penglihatan) dengan menggunakan kaca
pembesar dan kaca pembesar dan layer monitor.
· Memperbesar intensitas penerangan.
· Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek.
· Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan masuknya
sinar tidak terhalang.
b. Pengendalian secara administrative
Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian tinggi,
memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif masih muda dan tidak
menggunakan kacamata adalah lebih baik.
Menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya penting untuk
diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan minimal 2 kali dalam 1
tahun, karena kotoran atau debu yang ada ternyata dapat mengurangi intensitas
penerangan.
Cara Pencegahan Terhadap Kesilauan
Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang kadang-kadang juga
menimbulkan masalah, apabila pengaturannya kurang baik, yakni silau. Silau
juga menjadi beban tambahan pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau
dicegah.
Mencegah kesilauan (luminansi), dengan :
Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
Menempatkan sumber-sumber cahaya atau penerangan sedemikian rupa
sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.
Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka
jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidang terhalang oleh bayangan
suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-
bayangan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka dalam mendirikan
bangunan tempat kerja, sebaiknya mepertimbangkan ketentuan-ketentuan
antara lain :
Jarak antara gedung atau bangunan-bangunan lain tidak menganggu
masuknya cahaya matahari ke tempat kerja.
Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya matahari
harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas
bangunan.
Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus
diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak
melebihi 32°C).
Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-
bayang yang menganggu kerja.
Sumber cahaya harus menghasilakn daya penerangan yang tetap dan
menyebar dan tidak berkedip-kedip.
DAFTAR PUSTAKA
http://abebe08.blogspot.com
( rabu, 11 September 2013. Pukul 19.20 WIB)
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/penerangan-dalam-k3.html
(kamis, 12 September 2013. Pukul 14.35 WIB)
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/03/illumination-pencahayaan.html
(kamis, 12 September 2013. Pukul 15.00 WIB)
http://abebe08.blogspot.com/2010/10/usaha-menciptakan-keselamatan-dan.html
(rabu, 11 September 2013. Pukul 20.10 WIB)
http://qhseconbloc.wordpress.com/2012/03/15/pengukuran-lingkungan-kerja/
(kamis, 12 September 2013. Pukul 15.15 WIB)
http://www.channelighting.com/pencahayaan/
(kamis, 12 September 2013. Pukul 21.15 WIB)