PENGARUH PROFESIONALISME GURU DALAM
IMPLEMENTASI KTSP TERHADAP HASIL BELAJAR PAI
SISWA SMP YADIKA 10 KOSAMBI TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
SITI KHOIRIYAH
NIM: 105011000161
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
PENGARUH PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KTSP TERHADAP HASIL BELAJAR PAI
SISWA SMP YADIKA 10 KOSAMBI TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh SITI KHOIRIYAH
NIM: 105011000161
Di bawah Bimbingan Dosen Pembimbing
Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
Skripsi dengan judul ”Pengaruh Profesionalisme Guru Dalam Implementasi
KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang”
yang telah disusun oleh:
Nama : SITI KHOIRIYAH
NIM : 105011000161
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Telah selesai melewati bimbingan skripsi dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Maret 2010
Yang mengesahkan:
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2 002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SITI KHOIRIYAH
Tempat/ Tgl. Lahir : Tangerang, 24 September 1987
NIM : 105011000161
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Angkatan : 2005
Judul skripsi : ”Pengaruh Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI
Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang”
Dosen Pembimbing : Dra. Manerah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah benar-benar
hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang
saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian
Munaqasah.
Jakarta, 11 Maret 2010
Mahasiswa Ybs.
SITI KHOIRIYAH
NIM. 105011000161
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi dengan judul ”Pengaruh Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Yadika 10 Kosambi
Tangerang” yang diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan LULUS dalam Ujian
Munaqasah pada tanggal 29 Maret 2010 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2010 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) H. Bahrissalim, M.A NIP. 19680307 199803 1 002 __________ __________ Sekretaris Jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, M.A NIP. 196670328 1200003 1 001 __________ __________ Penguji I Drs. E. Kusnadi NIP. 19460201 196510 1 001 __________ __________ Penguji II Dra. Dzikri Neni Iska, M. Psi NIP. 19690206 199503 2 001 __________ __________
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRAK
SITI KHOIRIYAH “PENGARUH PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KTSP TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SMP YADIKA 10 KOSAMBI TANGERANG” Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar karena guru bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar. Tugas-tugas tersebut jika dijalankan dengan baik oleh seorang guru, maka akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Tinggi rendahnya profesionalisme guru dalam implementasi KTSP akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam tingkat penguasaan materi, metodologi pembelajaran dan pendekatannya. Semakin tinggi profesionalisme guru dalam implementasi KTSP, maka semakin tinggi pula pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknnya. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya Bid. Studi Agama Islam sebaiknya seorang guru harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengajar. Persiapan-persiapan itu di antaranya materi pelajaran, tujuan pengajaran, metode, media/alat pengajaran dan lain-lain yang semuanya itu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian, siswa akan tertarik dengan cara pengajaran dan bahan pelajaran yang disampaikan gurunya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang. Melalui kuesioner/angket, diketahui bahwa profesionalisme guru dapat mempengaruhi hasil belajar PAI Siswa sebesar 0,58 berdasarkan hitungan secara sederhana melalui indeks korelasi “r” product moment yang berada antara 0,40 - 0,70. Dengan demikian, pengaruh profesionalisme guru dalam impelementasi KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang tergolong sedang. Artinya profesionalisme guru dalam implementasi KTSP dapat mempengaruhi hasil belajar PAI siswa. Selanjutnya kontribusi yang diberikan variabel X kepada variabel Y berdasarkan hasil hitungan secara sederhana melalui indeks korelasi “r” product moment di atas, koefisien determinannya sebesar 34 %, dan sebagian besar lagi (66 %) kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor lain, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-lain.
i
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang menebarkan
hikmah benih-benih kehidupan, yang memiliki nama-nama yang indah, Yang
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
karya ilmiyah sederhana ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam terlimpahkan
kepada baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan bagi seluruh ummat.
Dengan keterbatasan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kemampuan
penulis dalam penyusun skripsi ini, penulis menyadari pentingnya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan
skripsi ini dapat berjalan lancar.
Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Ketua Jurusan PAI, dan Sekretaris Jurusan PAI beserta staf-stafnya.
3. Bapak Yudhi Munadi (dosen pembimbing akademik) yang dengan sabar
membimbing penulis dari awal hingga selesainya studi ini.
4. Ibu Dra. Manerah (dosen pembimbing skripsi) yang telah bersedia
meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan asisten dosen yang telah memberikan pengetahuannya
dengan keikhlasan dan kesabaran kepada penulis.
6. Bapak Drs. Helper Simanjuntak (Kepala Sekolah SMP Yadika 10), dan bapak
Anwar, S.E (Kepala Tata Usaha) atas diberikannya izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian, bapak Zumkhoir (Guru Bid. Studi PAI), beserta para
guru dan karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta, bapak H. Satria Mandala dan ummi Hj. Neneng Nur
Aini yang tak henti-henti mendoakan. Semoga kelulusan ini dapat membayar
setetes air mata dan keringat yang keluar demi kebahagiaan anak-anakmu.
ii
iii
8. Dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari sebagai hamba yang dhaif, tentu penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan dalam segala hal. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berlindung, semoga karya ilmiyah
sederhana ini menjadi setitik sumbangan bagi banyak orang, khususnya penulis.
Amin.
Alhamdulillaahirabbil ‘alamiin
Jakarta, 11 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah............................................... 1
B. Identifikasi Masalah..................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................... 4
D. Perumusan Masalah...................................................... 5
E. Tujuan Penelitian.......................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Profesionalisme Guru………………………………... 7
1. Pengertian Profesionalisme Guru………………... 7
2. Kriteria dan Indikator Guru Profesional………… 8
3. Tugas dan Peran Guru Profesional………………. 13
B. Implementasi KTSP...................................................... 17
1. Pengertian dan Hakikat KTSP................................ 17
2. Tujuan KTSP.......................................................... 18
3. Karakterisitik KTSP............................................... 19
4. Implementasi KTSP................................................ 19
5. Tugas Guru Dalam Implementasi KTSP................ 20
C. Hasil Belajar PAI.......................................................... 22
1. Pengertian Hasil Belajar PAI................................. 22
2. Ruang Lingkup PAI............................................... 24
3. Tujuan PAI............................................................. 25
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........... 26
D. Kerangka Berpikir......................................................... 27
E. Hipotesa........................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................... 29
B. Variabel Penelitian....................................................... 30
C. Metode Penelitian........................................................ 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................... 32
F. Instrumen Penelitian.................................................... 33
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang………… 39
1. Sejarah Singkat SMP Yadika 10………………… 39
2. Visi, Misi dan Motto SMP Yadika 10………….. 40
3. Struktur Organisasi ……………………………… 41
4. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan…………… 42
5. Keadaan Sarana dan Prasarana………………….. 44
6. Prestasi Siswa........................................................ 45
B. Deskrifsi Data……………………………………….. 46
C. Analisis Data………………………………………… 47
D. Pengujian Hipótesis………………………………….. 58
E. Interpretasi Data……………………………………... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….. 63
B. Saran………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Siswa/I SMP Yadika 10......................................... 31
Tabel 2 Keadaan Siswa/i Kelas VII dan VII yang beragama Islam... 31
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi KTSP.............................................................. 34
Tabel 4 Bobot Nilai Alternatif Jawaban............................................ 35
Tabel 5 Interpretasi Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment.... 37
Tabel 6 Keadaan Siswa/i SMP Yadika 10 Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Agama............................................................................. 42
Tabel 7 Keadaan Guru SMP Yadika 10............................................. 43
Tabel 8 Keadaan Karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.... 44
Tabel 9 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Yadika 10.................... 45
Tabel 10 Prestasi Siswa SMP Yadika 10.............................................. 45
Tabel 11 Skor Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP...... 47
Tabel 12 Klasifikasi Nilai Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi KTSP............................................................. 48
Tabel 13 Skor Hasil Balajar PAI Siswa .............................................. 48
Tabel 14 Klasifikasi Skor Hasil Belajar PAI Siswa.......................... 49
Tabel 15 Persentase Jawaban Tiap Butir Soal Angket...................... 49
Tabel 16 Perhitungan Korelasi Antara Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi KTSP dengan Hasil belajar PAI Siswa........ 59
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA); baik
di darat, laut, maupun udara. Seharusnya dengan kekayaan alam yang meruah
limpah tersebut negara Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
Bukan malah sebaliknya, menjadi negara yang terpuruk. Keterpurukan ini
disebabkan karena masyarakat dan generasi muda Indonesia belum mempunyai
kemampuan berpikir yang memadai untuk memanfaatkan dan mengelola SDA
yang ada.
Salah satu akar dari permasalahan ini adalah faktor ketidakteraturannya
menajemen sistem pendidikan nasional sebagai lembaga yang melahirkan sumber
daya manusia (SDM). Karena pendidikan merupakan hal yang penting dari suatu
negara, maka pendidikanlah yang menentukan seberapa besar kualitas dari negara
tersebut. Apabila sistem pendidikan di negara tersebut baik, maka akan baik
kualitas negara tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila sistem pendidikannya
buruk, maka akan buruk pula kualitas negara tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas suatu negara, maka hendaknya pemerintahnya
memperhatikan mutu pendidikan negaranya. Dan salah satu komponen penting
2
yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan adalah
kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan yang dugunakan oleh setiap
satuan pendidikan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
semua bidang untuk menyesuaikan perkembangan tersebut, termasuk bidang
pendidikan. Dalam penyesuaian dengan perkembangan zaman tersebut maka
upaya pemerintah adalah dengan melahirlah kurikulum yang bersifat
desentralisasi yang disusun berdasarkan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat negara Indonesia, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.1 Hal ini jelas menunjukkan
KTSP disusun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Dengan kurikulum yang bersifat desentralisasi ini, diupayakan agar dapat
mempermudah para pelaksana kurikulum dalam melaksanakan kurikulum yang
ada, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
Akan tetapi, kurikulum hanyalah sebagai alat dalam dunia pendidikan.
Bagaimanapun sempurnanya suatu kurikulum seperti KTSP, tanpa
diimplementasikan oleh guru di lapangan, maka kurikulum tersebut hanya sebatas
dokumen saja. Oleh karena itu dalam proses keberhasilan pelaksanaan kurikulum
sangat ditentukan oleh kemampuan profesional guru. Karena guru merupakan
ujung tombak sebuah pendidikan yang berhubungan langsung dengan peserta
didik sebagai subjek dan objek belajar.
Pentingnya seorang guru yang profesional ini tercantum dalam hadits
Rasullah SAW:
1 E. Mulyasa, KTSP: Suatu Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet,
ke-2, hal. 8
3
قال رسول االله صلى االله عليه و سلم اذا وسد : ي االله عنه قالعن ابي هريرة رض 2)رواه البخاري(الامر الى غير اهله فانتظر الساعة
“Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. 3
Dari hadits di atas jelaslah bahwa guru yang profesional itu sangat diperlukan
untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal. Dengan keberhasilan
pendidikan tersebut akan berdampak pada kemajuan kualitas sumber daya
manusia negara kita. Karena apabila pendidikan di negara ini diserahkan kepada
para pengajar yang tidak profesional, maka seperti dalam sabda rasul di atas, kita
hanya tinggal menunggu kehancuran yang akan diakibatkan dari hasil didikan
pengajar-pengajar yang tidak profesional tersebut.
SMP Yadika 10 merupakan salah satu sekolah di kecamatan Kosambi
Tangerang yang sudah menerapkan KTSP dengan baik. KTSP merupakan
kurikulum yang menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, karena dalam KTSP ini murid tidak lagi sebagai orang
yang hanya menerima apa yang disampaikan guru. Akan tetapi dalam KTSP ini
guru dan murid sama-sama dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Itulah sebabnya, guru profesionallah yang dibutuhkan untuk menumbuhkan
minat para siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan aktif, khususnya
dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sebagian
siswa kurang meminatinya. Dengan guru profesional siswa akan mengikuti mata
pelajaran PAI dengan kesenangan hati, tanpa adanya paksaan. Sehingga sangat
diperlukan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran PAI dan
mampu menghadirkan inovasi-inovasi pengajaran yang membuat kegiatan belajar
mengajar menyenangkan dan tidak menjenuhkan bagi para siswa untuk mengikuti
pelajaran PAI tersebut.
2 Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Matan Al Bukhary, (Mesir: An Naashiriyyah, tth), Juz.
1, h. 21 3 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), h. 215
4
Dengan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, bertujuan agar siswa
mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik,
prestasi belajar siswa meningkat, dan pengajaran yang diberikan dapat melekat
dalam diri siswa serta dapat diamalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh
karena itu dengan profesionalisme guru dalam mengimplementasikan KTSP dapat
membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
Dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
profesionalisme guru di SMP Yadika 10 ini, terutama guru bidang studi PAI.
Oleh karena itu penulis membuat penelitian ini dengan judul “Pengaruh
Profionalisme Guru dalam Implementasi KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI
Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar balakang yang diuraikan di atas, maka akan terdapat
beberapa masalah yag terkait, di antaranya yaitu:
1. Upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru.
2. Hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam
mengimplementasikan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah,
sehingga diharapkan pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar luas.
Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Profesionalisme yang dimaksud di sini terfokus pada profesinalisme guru
dalam implementasi KTSP. Dan profesionalisme dalam penelitian ini
berdasarkan persepsi siswa.
5
2. Profesionalisme guru yang dituju adalah kemampuan guru bidang studi PAI
dalam mengelola program belajar mengajar.
3. Siswa yang dimaksud adalah siswa/i SMP Yadika 10 kelas VII dan Kelas VIII
yang beragama Islam.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar PAI yang dapat dilihat dari
raport siswa semester I.
D. Perumusan Masalah Berdasakan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, masalah ini dirumuskan bahwa “Profesionalisme guru dalam
implementasi KTSP mempengaruhi hasil belajar PAI siswa”.
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui profesionalisme guru SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
dalam Implementasi KTSP.
2. Mengetahui hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.
3. Mengetahui pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP
terhadap hasil belajar PAI siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini di antaranya:
6
1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme para pengajar.
2. Dapat dijadikan acuan para pengajar dalam meningkatkan kualitas dalam
melaksanakan pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran yang dianggap
masih kurang efektif.
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru
Sebelum dibahas tentang pengertian profesionalisme guru, ada baiknya
dibahas mengenai pengertian guru terlebih dahulu. Berikut beberapa
pengertian guru yang penulis dapat:
Guru atau pendidik menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.1
Menurut Undang-undang Sisdiknas, “pendidik (guru) merupakan
tenaga profesioanl yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pemebelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.2
1 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), cet. Ke-2,
h. 65 2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h. 22
7
8
Dan menurut Hadari Nawawi, “Guru adalah orang yang bekerja di
bidang pendidikan yang ikut bertanggung jawab membantu peserta didik
mencapai kedewasaannya”.3
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa guru atau pendidik
adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam perkembangan jasmani
dan rohani peserta didik dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
Sedangkan pengertian profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif (Webster, 1989).4 Sedangkan arti
dari profesionalisme sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional.5
Jadi, profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas yang dimiliki
seseorang yang pekerjaannya (profesinya) mengajar sebagai ciri suatu
profesi atau orang yang profesional. Dan untuk mendapat keprofesionalan
tersebut memerlukan kepandaian khusus dan dilandasi dengan keahlian,
ketrampilan, dan kemampuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan
dan latihan di bidang keguruan, sehingga mampu melaksanakn tugas-tugas
dengan baik.
2. Kriteria dan Indikator Guru Profesional
Sebenarnya tidak semua orang dapat menjadi guru yang baik. Setiap
pekerjaan profesional mempunyai tuntutan kualitas personal yang berbeda
dengan pekerjaan profesional lainnya. Kualitas ini diwujudkan dalam
3 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta
Press, 2005), cet. Ke-1, h. 207 4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 45 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), cet. Ke-3, h. 584
9
berbagai bentuk, antaranya dalam bentuk kompetensi atau kemampuan
yang didukung oleh pemilikan pengetahuan, keterampilan, kepribadian,
dan kesenangan kepada pekerjaannya dalam profesi itu.6
Untuk menjadi guru profesional ada sepuluh kompetensi dasar yang
harus dimiliki guru, yaitu meliputi:7
a. Menguasai Bahan, yakni menguasai bahan bidang studi yang
dipegangnya dan menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
b. Mengelola Program belajar mengajar. Dalam hal ini ada beberapa yang
harus ditempuh oleh guru, yaitu: merumuskan tujuan
instruksional/pembelajaran, mengenal dan dapat menggunakan proses
instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar,
mengenal kemampuan anak didik serta merencanakan dan
melaksanakan program remedial.
c. Mengelola Kelas, yaitu yang menyangkut: mengatur tata ruang kelas
yang memadai untuk pengajaran, dan menciptakan iklim belajar
mengajar yang serasi (menangani dan mengarahkan tingkah laku anak
didiknya agar tidak merusak suasana kelas).
d. Menggunakan media/sumber belajar, kemampuan guru dalam
membuat, memilih, memilih, mengorganisasikan, merawat dan
menyimpan alat atau media pengajaran dalam upaya meningkatkan
mutu pengajarannya.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi: disiplin
ilmu yang wajib didalami calon guru yang mendasari asas-asas dan
kebijakan pendidikan (baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
dan menguasai dasar keilmuan dengan mantap.
f. Mengelola interaksi belajar mengajar. Kegiatan interaksi antara guru
dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga
6 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke- 1, h. 92
7 Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke- 11, h. 164-179
10
transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen-komponen
pembelajaran yang serasi antara satu dengan lainnya.
g. Menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.
h. Mengenal fungsi-fungsi program bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.
i. Mengenal dan mampu ikut menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsisp-prinsip penelitian pendidikan untuk kepentingan
pengajaran.
Sebagai jabatan profesional, guru harus memiliki kriteria profesional.
Sebagaimana berdasarkan hasil lokakarya pembinaan kurikulum
pendidikan guru UPI Bandung sebagai berikut: 8
a. Fisik
Sehat jasmani dan rohani, serta tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa
menimbulkan ejekan atau cemoohan atau rasa kasihan dari anak-anak.
b. Mental/kepribadian
Berkepribadian/berjiwa pencasila, mampu menghayati GBHN,
mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada
anak didik, berbudi pekerti yang luhur, berjiwa kreatif (dapat
memanfaatkan rasa pendidikan secara maksimal), mampu
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, mampu
mengembangkan kecerdasan yang tinggi, mampu mengembangkan
kreatifitas dan rasa tanggung jawab yang besar akan tugasnya,
menunjukkan rasa cinta terhadap profesinya, ketaatannya akan disiplin,
dan memiliki sense of humor.
c. Keilmuan/pengetahuan
Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi; ilmu
pendidikan dan keguruan serta mampu menerapkannya dalam tugasnya
sebagai pendidik; memahamai, menguasai, serta mencintai ilmu
pengetahuan yang akan diajarkan; memiliki pegetahuan yang cukup
8 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. ke-4, h. 36-38
11
tentang bidang-bidang yang lain; senang membaca buku-buku ilmiah;
mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi; dan memahami prinsip-prinsip
kegiatan belajar mengajar.
d. Ketrampilan
Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar; mampu
menyusun bahan pengajaran atas dasar pendekatan struktural,
interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi; mempu menyusun
garis besar program pengajaran (GBPP); mampu memecahkan dan
melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai
tujuan pendidikan; mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi
pendidikan; dan memahami serta mampu melaksanakan kegiatan dan
pendidikan luar sekolah.
Sedangkan dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup:9
a. Kompetensi paedagogik yang merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian yang mencakup kepribadian yang: mantap,
stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia,
menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif
mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri
dan berkelanjutan.
9 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), h. 279-280
12
c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian
masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:
berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat, menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kepandidikan, orang
tua/wali peserta didik, serta bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.
Selain kriteria di atas, untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan
yang berat sebagai berikut: harus memiliki bakat sebagai guru, memiliki
keahlian, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki
jasmani dan rohani yang sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang luas, menjadi manusia yang berjiwa pancasila, dan menjadi warga
negara yang baik.
Menurut Zakiah Daradjat, menjadi guru tidak sembarangan, tetapi
harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti: takwa kepada Allah,
berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik.10
Menurut Abudin Nata, syarat guru profesional pada garis besarnya ada
tiga, yaitu: harus menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya,
harus memilki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang
akan diajarkannya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara
efektif dan efisien, dan harus berpeang teguh kepada kode etik
profesional.11
Adapun citra guru yang diharapkan sebagai pendidik yang profesional
antara lain: memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas
keimanan dan ketakwaan yang mantap, mampu mewujudkan dirinya
dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutat lingkungan dan
perkembangan IPTEK, mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi 10 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke-3, h. 40-42 11 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet.Ke-1, h. 9-11
13
lain, memiliki etos kerja kuat, memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan karir, serta berjiwa profesional tinggi.12
Berdasarkan syarat-syarat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
jabatan profesi guru tidaklah ringan dan sembarangan, tetapi untuk
menjadi guru harus memenuhi dan mempunyai kualifikasi serta
persyaratan khusus agar kelak tidak menyimpang dari persyaratan dan
ketentuan yang berlaku bagi guru profesional.
3. Tugas dan Peran Guru Profesional
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Adapun tugas guru itu dapat
dikelompokkan kepada tiga jenis tugas, sebagai berikut:13
a. Tugas Dalam Bidang Profesi, yang meliputi:
1) Mendidik, yaitu meneruskan dan mengembangkan nilai-nili hidup.
2) Mengajar, yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3) Melatih, yaitu mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa.
b. Tugas dalam bidang kemanusiaan, yakni menjadi orang tua kedua.
c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan, yang meliputi:
1) Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara
Indonesia yang bermoral pancasila.
2) Mencerdaskan bangsa Indonesia.
Menurut Zakiah Daradjat, fungsi atau tugas guru itu meliputi: Tugas
pengajaran, tugas bimbingan dan penyuluhan dan tugas administrasi atau
sebagai pemimpin (manager kelas).14
12 M. Ali Hasan, dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2003), h. 84-85 13 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 16
14 Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengjaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-2, h. 265
14
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa tugas
guru tidak hanya sebatas mengajar di kelas saja sebagai pengajar, tetapi
lebih dari itu. Guru dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam
tugas, baik di sekolah, masyarakat maupun negara.
Dalam sebuah sistem pendidikan, guru berperan sebagai agen
perubahan utama. Meski demikian, hal itu tidak diartikan guru adalah
subjek sementara murid adalah objek. Konsep pendidikan modern
menempatkan guru dan murid sama-sama sebagai subjek pembelajaran.
Bukan hanya guru saja yang harus aktif di kelas dan membiarkan murid
pasif mendengarkan. Saat ini, guru dituntut lebih kreatif dalam
melaksanakan pembelajaran, sehingga murid terguguh untuk
mengkonstruksi pemikirannya.15
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan
pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru.
Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang
terutama), sesama guru, maupun dengan staf lainnya.16
Beberapa peranan yang perlu dimiliki para guru adalah sebagai berikut:
1. Korektor
Guru harus dapat membedakan mana nilai yang baik dan yang buruk.
kedua nilai ang berbeda ini harus berul-betul dipahami dalam
kehidupan di masyarakat.
2. Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru
harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yag
baik.
15 Palupi Panca Astuti, “Beban Baru Di Tahun Ajaran Baru”, Dalam Kompas, (Jakarta, 19 juni 2007), h. 14
16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar... h. 143
15
3. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4. Organisator
Sebagai organisator guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik,
dan sebagai. Semuanya harus diorganisasikan, sehingga dapat
mencapai efektifitas dan efisiensi belajar anak didik.
5. Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan
aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
6. Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses
interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
7. Fasilitator
Dalam hal ini guru berperan memfasilitasi para siswa untuk belajar
secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode,
media, dan sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai
titik sentral belajar, siswa yang lebih aktif mencari dan memecahkan
permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan para siswa yang
mendapat kendala dan kesulitan dalam memahami dan memecahkan
permasalahan.17
17 Martimis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2006), h. 10
16
8. Demonstrator
Ada dua konteks pengertian guru sebagai demonstrator. Pertama, guru
sebagai model atau teladan dalam menunjukkan sikap-sikap terpuji
bagi semua siswa. Kedua, guru berperan sebagai model dalam
menyampaikan pelajaran kepada siswa, agar siswa lebih mudah
memahami apa yang disampaikan guru.18
9. Pengelola Kelas
Guru berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman. Memalui pengelolaan kelas yang baik,
guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif dalam proses belajar.19
10. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbaai
bentuk dan jenisnya. baik media non material maupun materil. Media
berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses
pengajaran.
11. Supervisor
Sebagai supervisor, guru hedaknya dapat membantu, memperbaiki,
dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. teknik-teknik
supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan
perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
12. Evaluator
Guru berperan mengumpulkan data dan informasi tentang hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Fungsi dari evaluasi ini untuk
mengetahui pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran,
serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. 20
18 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran ... h. 285 19 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran ...h. 283 20 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits...h. 225
17
Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai figur
profesional yang memegang teguh peranan penting dalam dunia
pendidikan, guru dituntut untuk mampu melaksanakan berbagai peranan.
Peranan-peranan tersebut berguna untuk menciptakan suasana belajar yang
efektif dan efesien serta dapat tercapai hasil tujuan yang baik dalam proses
belajar mengajar.
B. Implementasi KTSP 1. Pengertian dan Hakikat KTSP
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan karakteristik peserta didik.21
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat: (1) Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.22
Di dalam panduan BSNP dinyatakan bahwa KTSP dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, kondisi sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik. Model yang dikembangkan dalam KTSP
setidak-tidaknya mengandung komponen tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan KTSP dan kalender pendidikan.23
KTSP ini adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan, dan dikembangkan melalui upaya
pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan lainnya
21 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h.8 22 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan… h. 20
23 Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43
18
untuk meningkatkan mutu hasil belajar di lingkungan masing-masing
tingkat satuan pendidikan. Kesiapan sekolah/madrasah dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP sangat dipengaruhi
oleh kondisi tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya yang dimiliki
oleh satuan pendidikan.24
Dengan melibatkan para guru secara langsung diharapkan agar
kurikulum ini lebih mempermudah guru, sehingga guru dapat memiliki
tanggung jawab yang besar.
2. Tujuan KTSP
Pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan atau
memberdayakan sekolah/madrasah melalui pemberian kewenangan,
keluwesan, dan sumber daya untuk merancang kurikulumnya sendiri
dengan mengacu pada rambu-rambu yang telah ditetapkan, serta
memonitor dan mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan di
sekolah/madrasah masing-masing.
Dengan kemandirian tersebut diharapkan terjadi hal-hal sebagai
berikut: sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman bagi dirinya sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang
tersedia untuk mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP;
mengetahui kebutuhan lembaganya; dapat bertanggung jawab tentang
mutu pendidikan masing-masing; dapat meningkatkan daya saing
lembaganya masing-masingsesuai dengan perubahan dan perkembangan
IPTEK; dan dapat melakukan persaingan sehat dengan satuan pendidikan
lainnya.25
24 Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan… h. 32 25 Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan…h. 33-34
19
3. Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga
kependidikan, serta sistem penilaian.26
Jadi dalam rangka pemberdayaan sumber daya sekolah/madrasah maka
pengembangan KTSP mempunyai karakteristik bahwa partisipasi warga
sekolah/madrasah dan masyarakat memiliki bagian yang sangat penting
dalam mengimplementasikan KTSP.27
4. Implementasi KTSP
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan,
maupun nilai dan sikap.
Dalam Oxpord Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah “Put something into effect” atau penerapan sesuatu
yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.28
Jadi implementasi KTSP adalah penerapan atau pelaksanaan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi mengenai kurikulum operasional yang
dikembangkan berdasarkan karakteristik satuan pendidikan dan daerah
masing-masing serta sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam
bentuk tindakan praktis, sehingga berdampak adanya perubahan berupa
pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap bagi peserta didik
tersebut.
26 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan…h. 29
27 Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan model Kurikulum...h. 33
28 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 237
20
5. Tugas Guru dalam Implementasi KTSP
Sebagaimana pengertian KTSP yang telah dibahas sebelumnya, bahwa
dalam mengimplementasikan kurikulum ini melibatkan semua anggota
masyarakat pendidikan. Oleh karena itu dalam menyukseskan
implementasi ini, guru harus dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik.
Dalam mengimplementasikan KTSP, guru dan kepala sekolah dituntut
untuk memperhatikan tiga komponen utama sebagai berikut:29
a. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam PP 19 tahun 2005, beserta penjabarannya yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas)
b. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas program, proses, dan hasil pembelajaran, serta mekanisme dan kriteria penilaian.
c. RPP perlu dikembangkan secara matang, untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan .
Dan hal-hal yang perlu dilakukan guru dan kepala sekolah dalam
implementasi KTSP ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis SWOT terhadap satuan pendidikan atau sekolah
ketika KTSP tersebut akan dikembangkan dan diimplementasikan.
Analisis SWOT ini penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan
tantangan (tarith), serta yang paling penting adalah bagaimana
menjadikan kelemahan menjadi kekuatan dan menjadikan tantangan
menjadi peluang.30
b. Memahami karakteristik peserta didik. Dalam hal ini sedikitnya
terdapat tiga hal harus berkaitan dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik dalam implementasi KTSP, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas, serta kondisi
fisik.31
29 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,: Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, H. 8 30 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 47 31 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 49
21
c. Membina hasrat belajar dapat dilakuakn melalui cara antara lain
dengan mendayagunakan fasilitas dan sumber belajar secara optimal,
agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara
optimal.32
d. Memantau kemajuan peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan
menentukan metode, serta media pembelajaran yang efektif dan
efisien.33
e. Membangun lingkungan yang kondusif. Membuat lingkungan belajar
yang nyaman, menyenangkan, bersih rapih dan tertib. Lingkungan
tersebut akan dapat membuat siswa bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
f. Merevitalisasi forum musyawarah guru. Hal ini bertujuan agar guru
dapat memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya secara efektif.34
g. Memberdayakan tenaga kependidikan. Dalam hal ini, peningkatan
produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan
perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai
konsep dan teknik menejemen personalia modern.35
Untuk menyukseskan implementasi KTSP dalam pembelajaran, guru
dituntut seperti seorang pandito atau begawan dalam dunia pewayangan,
yaitu pendidik yang mulia, berhati suci, dan rela mengorbankan
kehidupannya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata-mata.36
Itulah tugas yang harus dilakukan guru dalam implementasi KTSP yang
dianggap sebagian guru merepotkan. Padahal tugas-tugas tersebut
membantu para guru dalam meningkatkan mutu pengajarannya.
32 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 71 33 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 74 34 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 79 35 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 81 36 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 8
22
C. Hasil Belajar PAI 1. Pengertian Hasil Belajar PAI
Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
Menurut Salihun A Nasir, “Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah
suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar memahami
ajaran Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud
tujuannya dan dapat mengamalkannya serta menjadikan agama Islam
sebagai pandangan hidupnya”.37 Pengertian yang sama ini juga
dikemukakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam
(Ditbinpaisun).
Prof. Dr. H. Muhaimin, MA. Mengungkapkan, “Pendidikan Keislaman
atau Pendidikan Agama Islam ialah upaya mendidik agama Islam atau
pengajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan
dan sikap hidup) seseorang”.38
Sedangkan menurut Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Prof. M. Alisuf Sabri, “Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.39
Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing atau
memimpin pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam atau ajaran Islam
dan menjadikannya ebagai way of life (pandangan dan sikap hidup).
37 Salihun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), H. 12 38 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,
(Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2006), H. 5 39 M Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), H. 74
23
Setelah mengetahui pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI), berikut
akan dibahas mengenai hasil belajar PAI.
Proses belajar mengajar merupakan tujuan yang bersifat transaksional,
artinya secara jelas dan operasional untuk guru dan siswanya. Semua
usaha dikerahkan semaksimal mungkin agar tujuan tersebut tercapai.
Tujuan itu tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang
diharapkan di dalam PBM itu. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa
pengertian hasil belajar, sebagai berikut:
Hasil belajar menurut S Nasution, “Perubahan berupa pengetahuan,
kebiasaan, kecakapan sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan
pada diri sendiri”.40
Pengertian serupa juga diungkapkan Nana Sudjana, bahwa “Pada
hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik”.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah laku
siswa ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan
mendemonstrasikan pengetahuan serta ketrampilannya.
Jadi, dari pemahaman-pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar PAI adalah perubahan tingkah laku peserta didik setelah
mendapatkan pengajaran dari orang dewasa (guru) dalam memahami
agama Islam atau ajaran Islam, baik berupa aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Indikator keberhasilan pembelajaran PAI dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:
40 S Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), H. 125
24
a. Keefektifan
Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu
memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi
siswa. Adapun keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan kriteria:
41 1) Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari
2) Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
4) Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
6) Tingkat alih belajar
7) Tingkat retensi belajar
b. Efisiensi
Pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan,
menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam
belajar.
c. Daya Tarik
Daya tarik yang dimaksud dalam hal ini adalah pembelajaran itu
diukur dengan mengamati kecendrungan peserta didik untuk
berkeinginan terus belajar.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi: keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara:42
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
41 http://www.duniaesai.com/pendidikan/didik18.html 42 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: PT Ciputat Press Group, 2005), H. 78
25
Dengan demikian terlihat bahwa dalam Pendidikan Agama Islam
adanya keseimbangan antara kepentingan akhirat maupun kepentingan
dunia. Oleh karena itu, ruang lingkup bahan pelajaran PAI meliputi lima
unsur, yaitu: Al Qur’an, Aqidah, Syariah, Akhlak, dan Tarikh.43
3. Tujuan PAI
Dari ruang lingkup bahan pelajaran PAI di atas, maka Pendidikan
Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga
menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.44
Lebih terperincinya bahwa pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan
yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, yang pada
dasarnya berisi:45
a. Menumbuhkan, mengembangkan dan membentuk sikap positif dan
disiplin serta cinta terhadap agama.
b. Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya merupakan motivasi instrinsik
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak.
berkat pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan
(agama dan umum), maka anak menyadari keharusan menjadi seorang
hamba yang beriman dan berilmu pengetahuan.
c. Menumbuhkan dan membina ketrampilan beragama dalam semua
lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati
ajaran Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh.
43 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005),cet.
Ke-4, h. 22-23 44 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan...H. 75 45 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. ke-5, h. 89-90
26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai aktifitas tidak lepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi proses aktivitas tersebut. Faktor-faktor ini akan menunjang
berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan dapat mencapai hasil yang
optimal.
Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif jika seluruh
komponen yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung
dalam rangka mencapai tujuan.46 Misalnya: siswa termotivasi, materi yang
disampaikan menarik, tujuan pembelajaran yang jelas dan hasilnya dapat
dirasakan manfaatnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah tujuan,
guru, anak didik, kegiatan pengajaran, bahan dan alat evaluasi, serta
suasana evaluasi.47
Sedang menurut Hafni Ladjid faktor yang mempengaruhi hasil belajar
mengajar adalah sebagai berikut:48
a. Siswa, berpengaruh terhadap keberhasilan adalah bakat, minat dan
motivasinya untuk belajar.
b. Kurikulum, mencakup landasan dan pengembangan GBPP dan
pedoman GBPP berisi materi atau bahan kajian yang telah di sesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa.
c. Guru, bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar agar siswa
mencapai hasil yang optimal. Besar kecilnya peranan guru akan
tergantung pada tingkat penguasaan materi, metodologi dan
pendekatannya.
d. Metode, penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan
efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
46 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi...h.
112-113 47 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3. h. 107-118 48 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulm: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi … h.
113-114
27
e. Sarana dan prasarana, yang dimaksud antara lain: buku pelajaran, alat
pengajaran, alat praktek, ruang belajar, laboratorium, dan
perpustakaan.
f. Lingkungan, yang mencakup: lingkungan sosial, budaya, dan alam,
merupakan sumber sekaligus masukan lingkungan.
Dalam komponen-komponen di atas, guru merupakan komponen yang
paling menentukan hasil belajar mengajar, karena ia yang mengelola
komponen lainnya tersebut.
Arden N. Fradensen mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
belajar adalah sebagai berikut:
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dengan keinginan untuk
selalu lebih maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapat rasa aman bila menguasai
pelajaran.
d. Adanya keinginan mendapat simpati orang tua, guru, dan teman.
e. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada pelajaran.49
D. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori di atas dapat dilihat bahwa
dalam proses pembelajaran, guru harus dapat mengimplementasikan
kurikulum yang berlaku dengan baik. Dalam hal ini adalah dapat
mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam
hal ini, guru harus dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan.
Dengan tugas yang besar tersebut, maka hendaknya guru mempunyai
kemampuan yang memadai dalam menjalankan tugasnya tersebut. Dengan
kata lain guru dituntut menjadi tenaga kependidikan yang profesional. Seorang
guru dapat dikatakan professional jika ia dapat menguasai bahan
49 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), H. 253
28
pembelajaran, mengelola program balajar mengajar, mengelola kelas, dan
sebagainya.
Dalam hal ini profesionalisme guru sangat diperlukan untuk mengatasi
segala masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Karena guru
profesional diharapkan mampu mengatasi hal tersebut, dengan kreatifitas guru
dalam memilih metode, media dan sumber belajar yang tepat sehingga
pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Dengan pembelajaran yang berjalan
efektif tersebut, maka akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Jadi, profesionalisme yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan
KTSP mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
E. Hipotesa Hipotesa merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian. Oleh
karena itu dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:
Ha: “Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X (Profesionalisme
guru PAI dalam implementasi KTSP) dan variabel Y (Hasil belajar PAI
siswa)”.
Ho: “Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X
(Profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP) dan variabel Y
(Hasil belajar PAI siswa)”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di SMP
Yadika 10 Kosambi Tangerang yang beralamat di Jl. Salembaran Raya No. 26
Desa Cengklong Kosambi Kab.Tangerang. .
Dipilihnya SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang sebagai tempat penelitian
karena beberapa alasan, di antaranya adalah: guru-guru yang mengajar di SMP
Yadika 10 mempunyai profesionalisme dalam mengajar, SMP Yadika 10 ini
merupakan salah satu sekolah di kecamatan Kosambi Tangerang yang sudah
mengimplementasikan KTSP dengan baik, dan sekolah ini merupakan sekolah
yang memiliki banyak prestasi serta memiliki reputasi yang baik di
kecamatan Kosambi Tangerang. Hal ini diketahui dari data tentang SMP
Yadika 10 yang penulis peroleh ketika observasi dan dari hasil pengamatan
penulis kepada masyarakat sekitar SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang ini.
Adapun waktu yang digunakan pada penelitian ini yakni mulai bulan
Februari - Maret 2010.
29
B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu mengenai profesionalisme
guru PAI dalam implementasi KTSP yang diberi simbol X.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu mengenai hasil belajar PAI
siswa yang diberi simbol Y.
C. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
penelitian deskriptif korelasional (descriftive correlational research) yaitu
suatu metode penelitian yang berusaha melakukan analisis dan uji hipotesis
tentang pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP terhadap
hasil belajar PAI siswa dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) kepada
responden di sekolah tempat penelitian.
Sedangkan untuk memperolah data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan pendekatan penelitian lapangan (Field Research), yaitu
penelitian yang dilakukan dengan meneliti lapangan objek yang dituju.
Pendekatan ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat konkrit
secara langsung kepada objek penelitian, yaitu dengan mengadakan penelitian
di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah sejenis massa yang terdapat dalam satu kawasan tertentu
atau berada dalam satu unit kesatuan.
Populasi dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian:
1. Populasi Target, yaitu seluruh siswa/i di SMP Yadika 10 Kosambi
Tangerang.
30
Tabel I Keadaan Siswa-siswi SMP Yadika 10
BERDASARKAN AGAMA No Kelas Islam Katholik Kristen Budha Hindu Jumlah
1 VII 23 3 16 25 - 67 2 VIII 24 5 13 21 1 76 3 IX 36 2 29 32 - 99
TOTAL 242
2. Populasi Terjangkau, yaitu seluruh siswa/i kelas VII dan VIII SMP
Yadika 10 Kosambi Tangerang yang beragama Islam. Di mana jumlah
seluruh Siswa/i kelas VII dan VIII yang beragama Islam yaitu 47 siswa
yang terbagi atas 4 kelas (2 kelas untuk kelas VII dan 2 kelas untuk kelas
VIII). Tabel 2
Keadaan Siswa-siswi Kelas VII dan VIII Yang Beragama Islam SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
JENIS KELAMIN KELAS Pr Lk JML
VII A 3 7 10 VII B 6 7 13 VIIIA 8 6 14 VIII B - 10 10
Total 47
Dipilihnya siswa/i kelas VII dan kelas VIII dikarenakan jumlah siswa/i
yang beragama Islam terlalu sedikit jika penulis hanya mengambil satu kelas.
Dan alasan tidak dipilihnya kelas IX karena mereka sedang mempersiapkan
untuk Ujian Nasional (UN).
Sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau wakil dari populasi yang
diteliti.1 Atau sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh (monster)
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Dalam pengambilan sampel, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi
Arikunto yang menyatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari seratus,
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Cet. Ke-12, h. 108
31
populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari seratus dapat diambil 10-15 %
atau 20-25 %”.2
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil penelitian populasi,
karena semua siswa-siswi kelas VII dan VIII yang beragama Islam hanya
terdiri dari 47 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik
dalam mengumpulkan data, antara lain:
1. Teknik Observasi (pengamatan), yakni melakukan pengumpulan data
melalui pengamatan dengan mengamati guru PAI dan siswa/I kelas VII
dan kelas VIII SMP Yadika 10 yang beragama Islam dalam proses
pembelajaran untuk memperoleh data tentang profesionalisme guru PAI
dalam implementasi KTSP.
2. Teknik Kuesioner (angket), yakni suatu daftar yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan profesionalisme guru Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam implementasi KTSP berdasarkan
persepsi siswa. Untuk memperoleh data tersebut maka angket disebarkan
47 buah angket kepada responden atau siswa untuk menjawab sejumlah
pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban (angket tertutup).
Angket ini berisi 20 item pertanyaan tentang variabel X (Profesionalisme
guru PAI dalam implementasi KTSP).
3. Teknik Interview (wawancara), yakni proses melakukan tanya jawab
kepada kepala sekolah dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam
untuk memperoleh informasi dan keterangan mengenai sejarah singkat
SMP Yadika 10, profesionalisme guru, implementasi KTSP dan upaya
guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2 Suharsimi Arikunto, Persedur Penelitian…h. 120
32
4. Teknik Dokumentasi, yakni suatu usaha aktif bagi suatu badan/lembaga
menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi
badan/lembaga yang mengadakan penelitian. Dokumentasi ini dilakukan
untuk memperoleh data tentang hasil belajar PAI siswa yang dapat penulis
peroleh melalui raport siswa.
F. Instrumen Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan bahwa variabel dalam penelitian ini
adalah variabel profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP sebagai
variabel bebas yang diberi simbol X, dan hasil belajar PAI siswa sebagai
variabel terikat yang diberi simbol Y. Penyusunan instrumen penelitian
dilakukan berdasarkan teori-teori yang dipaparkan pada bab II, sehingga
definisi konseptual dan kisi-kisi instrumen variabel penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Profesionalisme Guru dalam Implementasi KTSP
a. Definisi Konseptual
Secara konseptual yang dimaksud dengan profesionalisme guru
adalah kemampuan (kecakapan) dan kewenangan guru dalam
menjalankan dan melaksanakan jabatan atau pekerjaan yang
dilaksanakan secara profesional dengan bekal pendidikan, keahlian
serta ketrampilan khusus di bidang keguruan yang diperolehnya dari
lembaga pendidikan.
b. Definisi Operasional
Untuk mengungkap profesionalisme guru dalam implementasi
KTSP, maka digunakan pengukuran dengan 20 item soal angket yang
dibatasi pada kemampuan guru dalam mengelola program belajar
mengajar yang meliputi: merumuskan tujuan instruksional, mengenal
dan menggunakan proses instruksional, melaksanakan program belajar
mengajar, mengenal kemmpuan peserta didik, merencanakan dan
melaksanakan program remedial.
33
2. Hasil Belajar PAI Siswa
Yang dimaksud dengan hasil belajar PAI siswa adalah hasil yang
dicapai oleh siswa atau suatu aktivitas belajar yang dapat diwujudkan
dengan nilai hasil belajar (raport). Tabel 3
Kisi-Kisi Instrument Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP (Variabel X)
Dimensi Indikator No Angket Jumlah
Mengelola program belajar mengajar
1. Merumuskan tujuan instruksional
2. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat a. Mampu memilih metode
yang tepat b. Mampu memilih media yang
tepat c. Mampu memilih sumber
belajar yang bervariasi 3. Melaksanakan program belajar
mengajar a. Menuntaskan materi tiap
semester b. Menyelesaikan materi tiap
pertemuan 4. Mengenal kemampuan peserta
didik a. Mengenal kemampuan siswa b. Mengetahui kondisi siswa c. Mengenal kreatifitas siswa
5. Merencanakan dan melaksanakan program remedial (pembelajaran ulang)
10
1,2,3,7
16
8
4
20
9,12,14,17,18
13,15 19
5,6,11
1
4
1
1
1
1
5
2 1
3
TOTAL 20
34
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap, tahap selanjutnya data yang
terkumpul diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dan hipotesis
penelitian.
Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan data dengan langkah
sebagai berikut:3
a. Editing
Adalah memeriksa kembali daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data yang terkandung dalam angket itu diolah,
tujuannya untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan yang ada di
dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh
mungkin.
b. Kooding
Kooding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para
responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan
dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-
masing jawaban.4
Dalam penelitian ini penulis memberikan empat alternatif jawaban
yaitu (selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah) yang terdiri dari
pertanyaan positif. Sebagaimana pada tabel di bawah ini: Tabel 4
Bobot Nilai Alternatif Jawaban Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Positif
A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Tidak pernah
4 3 2 1
3 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-7, h. 153-154
4 Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian… h. 153-154
35
2. Teknik Analisis Data Setelah data yang dipaparkan terkumpul, langkah selanjutnya ialah
menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang
digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami
bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga dapat dipahami oleh
orang yang ingin mengetahui hasil penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengorganisasikan data dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Tabel frekuensi, yakni untuk menghitung besarnya frekuensi data
pada masing-masing kategori dalam sebuah tabel frekuensi, sehingga
terlihat besarnya frekuensi jawaban para responden.
b. Tabulasi, yakni menyusun data ke dalam bentuk tabel. Lewat tabulasi
data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dalam suatu tabel
sehingga mudah dipahami.
c. Tabel persentase (tabel distribusi frekuensi relatif), yakni data yang
diperolaeh dari penyebaran angket kepada responden diolah dengan
cara statistik melalui tabel distribusi frekuensi relatif. Dikatakan
“frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah
yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk
angka persenan. Adapun rumus yang digunakan yaitu:5
Untuk mengukur tinggi rendahnya profesionalisme guru terhadap hasil
belajar PAI siswa, maka penulis memilih kriteria sebagai berikut:
1) Apabila jawaban siswa yang memilih A dan B sampai 85 % atau
lebih, berarti dikategorikan baik
2) Apabila jaaban siswa yang memilih A dan B sampai 50 % atau
lebih, berarti dikategorikan Cukup.
5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), cet. Ke- 15, h. 42-43
36
3) Apabila jawaban siswa yang memilih A dan B kurang dari 50 %,
berarti dikategorikan kurang.
d. Teknik korelasi product moment, yaitu untuk mendapatkan hasil
seberapa besar pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi
KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa di SMP Yadika 10 Kosambi
Tangerang, maka digunakan rumus:6
Setelah nilai r diketahui, maka penulis memberikan interpretasi
terhadap angka indeks koreasi r (product moment melalui interpretasi
terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan dua cara
yaitu:
xy
1) Dengan cara sederhana atau secara kasar. Pada umumnya
dipergunaan pedoman sebagai berikut:7 Table 5
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” product moment
(rxy) Interpretasi
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi,akan
tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah,sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
anatara variabel X dan Y).
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah
atau rendah.
Antara variabel X dan Y tedapat korelasi yang sedang
atau cukup.
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi.
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik….h. 206
7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik …h. 193
37
38
2) Interpretasi dengan menggunakan table nilai “r” product
moment. Dengan langkah terlebih dahulu merumuskan hipotesa
kerja /altenatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). Kemudian mencari
derajat bebasnya (df/db) dengan rumus sebagai berikut:8
Df = N - nr
Keterangan:
Df : Degress of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel X terhadap Y dipergunakan rumus sebagai
berikut:9
KD = r x 100 % 2
KD : Koefisien determination (kontribusi variabel X terhadap
Y)
r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
8Anas Sudijono, Pengantar Statistik …h. 194 9 Sabana, et.al, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1, h. 145
BAB IV
HASIL PENILITIAN
A. Profil SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang 1. Sejarah Singkat SMP Yadika 10
SMP Yadika 10 yang berlokasi di Jl. Salembaran Raya No.26 Desa
Cengklong Kosambi Kab. Tangerang ini didirikan oleh Dr. (HC) Sutan
Raja D.I. Sitorus. Di atas tanah seluas + 5460 M2 dibangun sebuah gedung
dengan luas + 1434 M2 yang terdiri dari 4 lantai. Pada saat itu guru dan
karyawan berjumlah 48 orang.
Berdasarkan keputusan dari Yayasan No. 375/SK/BP-YAK/III/2006
pada tanggal 01 Maret 2006 dan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Tangerang No. 421. 3/516/Dis. P dan K/ 2006
pada bulan Juni 2006, SMP Yadika 10 ini mendapatkan izin operasional
dan mulai menerima siswa baru untuk pertama kalinya. Setelah tiga tahun
melakukan operasional yaitu tahun 2009, SMP Yadika 10 dapat
meluluskan siswa/i angkatan pertama. Dengan melihat fasilitas yang
memadai dan manajemen yang baik, maka di tahun ini SMP Yadika 10
mendapatkan akreditasi A dengan nilai 91,28.
40
2. Visi, Misi dan Motto SMP Yadika 10
Penting bagi sebuah lembaga untuk mempunyai visi yang jelas sebagai
impian atau tujuan didirikannya lembaga tersebut. Untuk mencapai cita-
cita yang diimpikan, maka harus ada beberapa misi atau langkah-langkah
untuk memperoleh impian tersebut, serta motto sebagai pedoman atau
prinsip dalam melaksanakan langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal
tersebut bertujuan agar suatu lembaga dapat lebih terarah dan terorganisir
dalam mencapai tujuannya. Berikut adalah visi, misi serta motto dari SMP
Yadika 10 Kosambi Tangerang:
VISI
a. Pelopor pembaharuan pendidikan nasional
b. Teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
c. Profesional dalam pendidikan
d. Unggul dalam prestasi
e. Penggerak kehidupan demokrasi
MISI
a. Pemerataan kesempatan belajar
b. Mancerdaskan putra/putri bangsa
c. Mengabdi dan berkarya di bidang pendidikan
d. Mewujudkan toleransi beragama
e. Menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
f. Menumbuhkembangkan semangat belajar
g. Mempertinggi budi pekerti
h. Mewujudkan masa depan bangsa yang cerah
i. Pembela kehidupan demokrasi
j. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
MOTTO
Catur Citra Pendidikan, Kemandirian, Mutu, Ciri khas, dan Tanggung
Jawab Sosial
41
3. Struktur Organisasi
BP/BK
SISWA
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
WAKIL BID. KURIKULUM
KEPALA TATA USAHA
PEMBINA OSIS PEMBINA PENGEMB. DIRI
PEMBINA LAB
WALI KELAS GURU PIKET
DEWAN GURU OSIS
42
4. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan a. Keadaan Siswa
Sesuai dengan visi dan misi SMP Yadika 10 di atas, maka
tercermin dalam siswa, para pengajar dan karyawan yang berasal dari
berbagai macam suku maupun agama. Dengan keberagaman tersebut
diharapkan dapat terjalin sikap toleransi antar sesama siswa, guru dan
karyawan tersebut. Berikut adalah tabel mengenai keadaan siswa/i
SMP Yadika 10:
Tabel 6 Keadaan Siswa/i SMP Yadika 10 Tahun Ajaran 2009/2010
Agama
Islam Katholik Kristen Hindu Budha Kelas Rombel
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
Jml
A 3 7 1 - 5 5 3 9 - - 31 VII B 6 7 2 - 4 2 7 6 - - 34 A 8 6 1 2 2 6 5 8 - - 38 VIII B - 10 1 1 4 1 3 5 1 - 38 A 5 4 - 1 7 5 3 8 - - 33 B 6 8 - - 4 7 5 5 - - 35 IX C 8 5 1 - 2 4 8 3 - - 31
TOTAL 242
b. Keadaan Guru
Dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien perlu
adanya tenaga pengajar yang profesional. Para pengajar di SMP
Yadika 10 Kosambi Tangerang ini merupakan para pengajar
profesional. Salah satu ciri keprofesionalan tersebut bisa dilihat dari
kesesuaian bidang yang tekuni dengan pendidikan terakhir mereka
masing-masing.
43
Tabel 7 Keadaan Guru SMP Yadika 10 Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama Jabatan/
Mengajar Bid. Studi
Pendidikan Terakhir
1 Drs. Helper Simanjuntak Kepala Sekolah S.1 Pend. Olahraga Univ. Medan 2 Drs. Hotben Purba Matematika S.1 Jrsn. Matematika
IKIP Medan 3 Labinsar Sitorus PKn dan IPS
Terpadu S.1 Jrsn Pend. Kewarganegaraan STIKIP Jakarta
4 Saida Situmorang IPA Terpadu S.1 Jrsn. Pend. Biologi IKIP Medan 5 Titin R. F. Silalahi Agama Kristen dan
Kesenian S.1 Jrsn. Pend. Agama Kristen IT Bethel Jakarta
6 Zumkhoir, S.Pd. I Agama Islam S.1 Jrsn Agama Islam Bandung 7 Pdt. Damma Panna Agama Budha D.III Akademi Budha Jakarta 8 Santa Maria Sihaloho, S.
Pd BP/BK S.1 Jrsn. Bim. Konseling FKIP
Jakarta 9 Dindin Saefuddin, S. Pd Penjaskes Pend. Penjaskes dan Rek 10 Sumiyati Rosnalia, S. Pd Bahasa Inggris S.1 Jrsn. Pend.Bahasa Inggris UIN
Syahid Jakarta 11 Kusnani, S. Pd Bahasa Indonesia S.1 Jrsn. Bahasa Indonesia Uhamka
Jakarta 12 Tini Restuningsih, S. T IPA Terpadu S.1 Jrsn. Teknik Elektro
Muhammadiyah Jakarta 13 Mita Hevana Purba, S.P Matematika S.1 Jrsn. Pertanian Jakarta 14 Nur Jannah, A. Md Lab. Bahasa
Inggris D.III Jrsn. Pend. Bahasa Inggris Uhamka Jakarta
15 Agus Rizal, A. Md Komputer (LPK) D.III Jrsn. Informatika UHAMKA Jakarta
16 Bambang Sadewo, A. Md Komputer (LPK) D.III Jrsn. Informatika Jakarta 17 Rukia Edita Simamora,
S.E IPS Terpadu S.1 Jrsn. Manajemen UNITA
18 Alex Julmaedi H, S.E., MM
IPS terpadu S.1 Jrsn. Manajemen Univ. Tarumanegara Jakarta
19 Edwana, A. Md Bahasa Mandarin Sekretaris sAksema Levisi Jakarta
44
c. Keadaan Karyawan Tabel 8
Keadaan karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama Jabatan Pend. Terakhir
1 Anwar, S. E Kepala Tata Usaha S.1 Akuntansi Univ. Satya Gama Jakarta
2 Tinora Lenti Panjaitan Kasir unit D.II Bahasa Inggris IKIP Medan
3 Roma Gembira Siagian, S.E Pembukuan Unit Akuntansi Univ. Putra Bangsa Surabaya
4 Kristoni Sitorus Logistik Tek. Elektro SMK Yadika 3 Jakarta
5 Sugeng Nyoto Herdono EDP/ Adm. Umum Jrsn. Ilmu-ilmu Social SMAN 96 Jakarta
6 Yuli Indriyani, S.Kom Kur/Kesiswaan SMP S.1 Informatika STMIK Swadarma Jakarta
7 Sarlyana Pencatat, Penerima Uang
Jrsn. Sekretaris SMK Yadika 1 Jakarta
8 Therty Pet. Perpustakaan Jrsn IPS SMAN 1 Kosambi 9 Fujo Jendral Pet. laboratorium Jrsn IPS SMAN 1 Kosambi
10 Mardani Danru satpam SDN Dadap I Tangerang
11 Antonius Beso Anggota satpam Jrsn. IPS SMA Taman Siswa Ujung Pandang
12 Vinsensius Budi Susanto Anggota satpam Jrsn. IPA SMA Yadika 1 Jakarta 13 Nuryasan Anggota satpam SDN Muara I Tangerang 14 Fahru Roji Anggota satpam SLTP Tangerang 15 Marsin Anggota satpam - 16 Agustinus Buan Mukin Anggota satpam SLTP Tangerang 17 Marsan Pet. kebersihan Lt.4 - 18 Sri Wahyuni Agustini Pet. Kebersihan Lt.1 Jrsn. Akuntansi SMK Kebumen
19 Sugiantoro Pet. Kebersihan Taman dan Halaman SMP PGRI Lampung
20 Abdulrahman Pet. Kebersihan Lt. 3 SMPN I Kosambi Tangerang
21 Yudi Ariftama Pet. Kebersihan Lt. 2 Jrsn. IPS SMU Babussalam Tangerang
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana ini merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa dan kinerja guru serta karyawan. Karena
dengan fasilitas yang memadai siswa, guru, maupun karyawan dengan
mudah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
45
Tabel 9 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama Barang Jmlh Unit 1 Lab. IPA (SMP dan SMA) 1 2 Lab. Komputer 1 3 Lab. Bahasa Inggris 1 4 Perpustakaan 1 5 Ruang kepala sekolah 1 6 Ruang guru 1 7 Ruang BP/BK 1 8 Toilet Laki-laki 1 9 Toilet Perempuan 1
10 Ruang siswa 7 11 Gedung 4 lt 12 Aula 1 13 Lapangan footsal dan basket 1 14 Lapangan volly 1 15 Kantin 1 16 Dapur 1 17 Pos satpam 1
6. Prestasi Siswa
Prestasi merupakan hasil yang dicapai peserta didik, berupa prestasi
akademik maupun prestasi non akademik. Siswa SMP Yadika 10 ini,
selain dituntut dapat meningkatkan prestasinya secara akademik, juga
dituntut untuk meningkatkan prestasi non akademiknya. Berikut adalah
beberapa prestasi yang pernah diraih siswa SMP Yadika 10: Tabel 10
Prestasi siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
No Jenis Kegiatan Prestasi
1 Lomba bidang studi Tingkat Gugus 10 SMP
a. Juara III Bid. Studi Stelling Studi b. Juara II Bid. Studi IPS c. Juara II Bid. Studi Bahasa Inggris
2 Lomba pengetahuan, kompetensi dan kreatifitas siswa se- Yadika
a. Juara II Kelas VII se- Yadika b. Juara II Kelas VIII se-Yadika
3 lomba olahraga antar pelajar se- Kab.Tangerang
Juara III Putra kategori KATA Bid. KARATE
4 Lomba komite dalam rangka 45 th karate compionship 2008 tingkat DKI
Juara I Putra GOKASHI DKI
46
B. Deskripsi Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi.
Observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui kondisi atau
keberadaan sekolah; baik kepala sekolah, siswa, sarana dan prasarana,
terutama keadaan guru yang mengajar di sekolah. Penulis melakukan
observasi untuk memperoleh gambaran langsung mengenai profesionalisme
guru SMP Yadika 10 dalam mengimplementasikan KTSP ketika mengajar
serta hasil belajar yang diperoleh siswa dalam bidang studi PAI.
Adapun dokumentasi adalah untuk memperoleh data hasil belajar siswa,
struktur organisasi, visi, misi, dan motto SMP Yadika 10 serta keadaan guru,
siswa dan karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.
Sedangkan wawancara yang penulis lakukan untuk mengetahui
profesionalisme yang dimiliki guru-guru SMP Yadika 10, upaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam implementasi KTSP serta upaya
untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa.
Kemudian langkah selanjutnya penulis menyebarkan angket berbentuk
tertutup yaitu angket yang pertanyaan dan jawabannya telah penulis sediakan.
Angket yang penulis bagikan kepada 47 siswa kelas VII dan VIII dengan soal
sebanyak 20 item yang harus dijawab dengan memberikan tanda silang (X).
Selanjutnya angket yang telah dijawab oleh siswa dihitung dengan
hitungan statistik, diolah kemudian dijadikan kesimpulan. Hal ini dapat dilihat
dengan jelas dalam analisis dan interpretasi data.
Teknik pengukuran angket ini menggunakan skala frekuensi dengan bobot
sebagai berikut:
1. Nilai untuk jawaban Selalu : 4
2. Nilai untuk jawaban Sering : 3
3. Nilai untuk jawaban Kadang-kadang : 2
4. Nilai untuk jawaban Tidak Pernah : 1
47
C. Analisis Data Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor dari
tiap variabel dalam sebuah tabel. Hal ini agar data mudah dipahami. Berikut
data dari tiap-tiap variabel: Tabel 11
Skor Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP (Variabel X) No Resp. Skor No Resp. Skor 1 AF 65 25 RS 59 2 BG 68 26 SA 66 3 BF 66 27 WS 64 4 IP 53 28 AP 51 5 M 65 20 DBE 61 6 OH 63 30 DA 62 7 RI 70 31 EAP 64 8 RSP 72 32 ETK 63 9 AK 66 33 ES 65 10 AT 65 34 GR 60 11 DI 65 35 IR 62 12 DH 63 36 ISA 63 13 K 69 37 ISY 65 14 LS 63 38 I 59 15 NS 66 39 MF 60 16 RH 64 40 MS 55 17 ALA 64 41 MMF 67 18 HS 68 42 MMS 62 19 LI 62 43 RSO 65 20 FHH 63 44 RRA 61 21 MJD 62 45 RH 61 22 NA 66 46 SAP 49 23 N 65 47 TA 60 24 NSS 66 Jumlah 2963
Untuk mengetahui nilai rata-rata skor tentang profesionalisme guru PAI
dalam implementasi KTSP berdasarkan jawaban kuesioner/angket, penulis
menggunakan rumus:
Mx = N
X∑
= 47
2963
= 63,04
48
Setelah data terkumpul, penulis mengklasifikasikan skor profesionalisme
guru dalam implementasi KTSP sebagai berikut: Tabel 12
Klasifikasi Skor Profesionalisme Dalam Implementasi KTSP
Skor ∑ Klasifikasi20-40 41-60 61-80
- 8 39
Rendah Sedang Tinggi
Jadi, skor profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP berada
pada klasifikasi tinggi, karena berada pada skor 61-80 sebanyak 39 siswa. Tabel 13
Skor Hasil Belajar PAI Siswa (Variabel Y) No Responden Skor No Responden Skor 1 AF 74 25 RS 80 2 BG 81 26 SA 79 3 BF 74 27 WS 74 4 IP 81 28 AP 67 5 M 75 29 DBE 69 6 OH 69 30 DA 67 7 RI 89 31 EAP 74 8 RSP 84 32 ETK 71 9 AK 70 33 ES 80 10 AT 71 34 GR 67 11 DI 77 35 IR 68 12 DH 68 36 ISA 68 13 K 90 37 ISY 72 14 LS 70 38 I 67 15 NS 78 39 MF 67 16 RH 71 40 MS 67 17 ALA 77 41 MMF 67 18 HS 83 42 MMS 70 19 LI 78 43 RSO 68 20 FHH 74 44 RRA 60 21 MJD 72 45 RH 68 22 NA 81 46 SAP 60 23 N 78 47 TA 68 24 NSS 78 Jumlah 3441
Dari skor yang diperoleh, kemudian menghitung rata-rata skor tersebut.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
49
Mx = N
X∑
= 47
3441
= 73,21
Setelah itu skor hasil belajar PAI siswa kelas VII dan VIII SMP Yadika 10
di atas diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 14
Klasifikasi skor hasil belajar PAI siswa
Skor ∑ Klasifikasi
< 60 60-75 76-90
- 32 15
Rendah Sedang Tinggi
Jadi, skor hasil belajar PAI siswa kelas VII dan VIII SMP Yadika 10
Kosambi Tangerang termasuk dalam klasifikasi sedang, karena berada pada
skor 60-75 sebanyak 32 siswa.
Setelah data hasil penyebaran angket disusun dalam sebuah tabel,
kemudian data tersebut diolah dengan cara statistik melalui tabel distribusi
relatif (frekuensi berbentuk perssenan). Berikut perincian persentase dari
setiap butir soal dengan menggunakan rumus:
P = F x 100% N
Ket:
P = Persentase
F = frekuensi
N = number of cases Tabel 15.1
Guru PAI Menyampaikan Materi Dengan Jelas
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 39 83 % Sering 6 13 %
Kadang-kadang 2 4 % Tidak pernah - 0 %
1
Jumlah 47 100 %
50
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI SMP Yadika 10 selalu
menyampaikan materi dengan sangat jelas ketika mengajar, sehingga siswa
dengan mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut
terbukti dari jawaban para siswa yang 85% menjawab selalu, 6% menjawab
sering, dan 4% menjawab kadang-kadang.
Tabel 15.2 Guru PAI Menggunakan Berbagai Macam Variasi Suara
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 8 17 % Sering 2 4,3 %
Kadang-kadang 18 38,3 % Tidak pernah 19 40,4 %
2
Jumlah 47 100 % Jadi, dari hasil di atas menggambarkan bahwa 40 % dari responden
menyatakan bahwa guru PAI Yadika 10 tidak pernah menggunakan variasi
suara, 38,3% menjawab kadang-kadang, 17% menjawab selalu dan 4,3%
menjawab sering. Berarti dapat disimpulkan bahwa guru PAI Yadika 10 tidak
pernah menggunakan variasi suara dalam mengajar.
Tabel 15.3
Guru PAI Menggunakan Berbagai macam Metode atau Cara Mengajar
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 12 25,6% Sering 9 19,1%
Kadang-kadang 18 38,3% Tidak pernah 8 17%
3
Jumlah 47 100% Dai tabel di atas dapat dilihat bahwa 38,3% siswa memilih alternatif
jawaban kadang-kadang, 25,6% memilih jawaban selalu, 19% menjawab
sering, dan 17% menjawab tidak pernah. Jadi, guru PAI SMP Yadika 10
kadang-kadang menggunakan variasi metode yang bervariasi dalam mengajar
dan kadang-kadang tidak menggunakan metode yang bervariasi. Karena
51
penggunaan metode yang variatif itu bertujuan agar siswa-siswa tidak
mengalami kejenuhan dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Tabel 15.4
Guru PAI Menyelesaikan Materi Agama Secara Tuntas Tiap Semester
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 30 63,8% Sering 8 17%
Kadang-kadang 9 19,1% Tidak pernah - 0 %
4
Jumlah 47 100% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 63,8% siswa menyatakan selalu,
19,1% menyatakan kadang-kadang, dan 17% menyatakan sering. Jadi, dalam
menyelesaikan materi pelajaran guru PAI SMP Yadika selalu menuntaskannya
tiap semester dengan baik. Tabel 15.5
Guru PAI Memberikan Kesempatan Remedial (perbaikan) Bagi Siswa Yang Belum Mencapai Standar
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 32 68% Sering 10 21,2%
Kadang-kadang 5 10,6% Tidak pernah - 0%
5
Jumlah 47 100%
Guru PAI SMP Yadika 10 selalu memberikan kesempatan kepada siswa-
siswa untuk memperbaiki nilai-nilai mereka yang belum mencapai standar.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di atas bahwa persentase terbesar berada
pada jawaban selalu, yaitu 69%, kemudian 21,2% untuk jawaban sering, dan
10,6% untuk jawaban kadang-kadang.
52
Tabel 15.6 Guru PAI Memberikan Tugas Sesuai Dengan Materi Yang Dibahas
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 43 91,5% Sering 4 8,5%
Kadang-kadang - 0% Tidak pernah - 0%
6
Jumlah 47 100% Jadi, guru PAI SMP Yadika selalu memberika tugas sesuai dengan materi
yang sedang dibahas, sehingga siswa tidak merasakan kesulitan dalam
mengerjakan tugas-tugas yang mereka kerjakan. Hal tersebut dapat dibuktikan
dari jawaban responden yang diperoleh persentase sebesar 91,5% menjawab
selalu dan 8,5% menjawab sering. Tabel 15.7
Guru PAI Mengaitkan Pembahasan Materi Dengan Kehidupan Sehari-hari Siswa
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 19 40,4% Sering 14 29,8%
Kadang-kadang 10 21,3% Tidak pernah 4 8,5%
7
Jumlah 47 100% Dapat dilihat dari 40,4% responden menyatakan selalu, 29,8% menyatakan
sering, 21,3% menyatakan kadang-kadang dan 8,5% menyatakan tidak pernah.
Berarti dapat disimpulkan bahwa guru PAI selalu mengaitkan materi yang
sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dilakukan agar
materi yang dijelaskan dapat lebih mudah dipahami siswa, karena penjelasan
dari gurunya tersebut merupakan realita yang mereka hadapi.
53
Tabel 15.8 Guru PAI Memakai Buku Lain, Selain buku Paket Yang Diwajibkan
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 2 4,6% Sering - 0%
Kadang-kadang 9 19,1% Tidak pernah 36 46,6%
8
Jumlah 47 100% Dari hasil tabel di atas menyatakan bahwa guru PAI tidak selalu
menggunakan referensi lain, selain buku paket yang diwajibkan oleh sekolah.
Karena dari hasil persentase di atas 46,6% responden menyatakan tidak pernah,
19,1% menyatakan kadang-kadang, dan 4,6% menyatakan selalu. Tabel 15.9
Guru PAI Membantu Siswa Yang Kesulitan Dalam Memahami Materi
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 35 74,5% Sering 11 23,4%
Kadang-kadang 1 2,1% Tidak pernah - 0%
9
Jumlah 47 100% Jadi, guru PAI SMP Yadika 10 selalu membantu siswa yang kesulitan
dalam memahami materi, sehingga tidak ada siswa yang tertinggal materi. Hal
tersebut terbukti dari hasil tabel di atas menyatakan bahwa 74,5% siswa
memilih jawaban selalu, 23,4% memilih sering, dan 2,1% memilih kadang-
kadang. Tabel 15.10
Guru PAI Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Sebelum Mulai Mengajar
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 19 40,4% Sering 11 23,4%
Kadang-kadang 11 23,4% Tidak pernah 6 12,8%
10
Jumlah 47 100%
54
Hasil tabel di atas menyatakan bahwa 40,4% guru PAI SMP Yadika selalu
menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dari materi yang akan dibahas,
23,4% menyatakan hal tersebut sering dilakukan, 23,4% menyatakan kadang-
kadang dan 12,8% menyatakan tidak pernah dilakukan. Tabel 15.11
Guru PAI Mengulang Penjelasan Materi Jika Ada Siswa Yang Belum Mengerti
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 32 68% Sering 15 31,9%
Kadang-kadang - 0% Tidak pernah - 0%
11
Jumlah 47 100%
Jadi, guru PAI SMP Yadika selalu mengulang penjelasan materi apabila
terdapat siswa yang belum memahami penjelasan tersebut. Hal tersebut
bertujuan untuk menyamaratakan pemahaman siswa terhadap materi yang
telah diterangkan guru. Kesimpulan ini bisa dilihat dari hasil tabel di atas
bahwa 68% siswa menyatakan selalu, dan 31,9% menyatakan sering. Tabel 15.12
Guru PAI Memeberikan Kesempatan Bertannya Kepada Siswa
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 37 78,7% Sering 10 21,3%
Kadang-kadang - 0% Tidak pernah - 0%
12
Jumlah 47 100% Jadi di setiap proses belajar mengajar guru PAI SMP Yadika selalu
memberikan kesempatan bagi siswa-siswanya untuk bertanya. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil tabel di atas, bahwa 78,7% siswa memilih alternatif
jawaban selalu dan 21,3% memilih alternatif jawaban sering.
55
Tabel 15.13 Guru PAI Memperhatikan Kondisi Siswa Pada Saat Belajar
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 19 40,4% Sering 20 42,6%
Kadang-kadang 8 17% Tidak pernah - 0%
13
Jumlah 47 100% Dari hasil jawaban di atas, 42,4% memilih alternatif sering, 40,4% memilih
alternatif jawaban selalu, dan 17% memilih jawaban kadang-kadang. Berarti,
guru PAI SMP Yadika 10 sering memperhatikan kondisi siswa-siswanya
dalam proses pembelajaran. Tabel 15.14
Guru PAI Memberitahu Hasil Ulangan atau Tugas Siswa
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 20 42,6% Sering 14 29,8%
Kadang-kadang 6 12,8% Tidak pernah 7 14,9%
14
Jumlah 47 100%
Dari tabel tersebut dapat dilihat persentase terbesar berada pada jawaban
selalu, yaitu sebesar 42,6%. kemudian 29,8% menjawab sering, 14,9%
menjawab tidak pernah, dan 12,8% menjawab kadang-kadaang. Berarti, guru
PAI tersebut selalu memberitahu siswa-siswa perihal hasil ulangan atau tugas
yang telah mereka kerjakan. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat
memperbaiki atau meningkatkan nilai yang diperolehnya.
56
Tabel 15.15 Guru PAI Memberikan Semangat Kepada Siswa Untuk Mengerjakan Tugas
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 27 57,4% Sering 16 34%
Kadang-kadang 2 4,7% Tidak pernah 7 14,9%
15
Jumlah 47 100% Jadi, 57,4% siswa memilih jawaban selalu, 34% memilih sering, 14,9%
memilih tidak pernah, dan 4,7% memilih kadang-kadang. sehingga dapat
disimpulakan bahwa guru PAI SMP Yadika 10 selalu memberikan motivasi
atau semangat kepada siswa dalam belajar atau mengerjakan tugas. Tabel 15.16
Guru PAI Mengguanakan Media Yang Sesuai Dengan Materi Yang Sedang Diajarkan
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 27 57,4% Sering 10 21,3%
Kadang-kadang 9 19,1% Tidak pernah 1 2,1%
16
Jumlah 47 100%
Berarti terbukti bahwa dalam melaksanakan proses belajar mengajar
(PBM), guru PAI SMP Yadika selalu menggunakan alat atau media
pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam memahami materi. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel di atas bahwa 57,4% menyatakan selalu,
21,3% menyatakan sering, 19,1% menyatakan kadang-kadang, dan 2,1%
menyatakan tidak pernah. Tabel 15.17
Guru PAI Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti Dalam Mengajar
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 39 83% Sering 7 14,9%
Kadang-kadang - 0% Tidak pernah 1 2,1%
17
Jumlah 47 100%
57
Dari 83% menyatakan selalu, 14,9% menyatakan sering, dan 2,1%
menyatakan tidak pernah. Jadi, bahasa yang digunakan guru PAI SMP Yadika
dalam menjelaskan materi selalu mudah dimengerti siswa. Tabel 15.18
Guru PAI Memperhatikan Tanggapan Siswa
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 37 78,7% Sering 10 21,3%
Kadang-kadang - 0% Tidak pernah - 0%
18
Jumlah 47 100% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 78% siswa menyatakan selalu dan
21,3% menyatakan sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru PAI
selalu memberikan tanggapan kepada siswa baik berupa pertanyaan,
pernyataan maupun jawaban. Tabel 15.19
Guru PAI Melibatkan Siswa dalam Membantu Kesulitan Siswa Lain
No. Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 9 19,1% Sering 14 29,8%
Kadang-kadang 13 27,7% Tidak pernah 11 23,4%
19
Jumlah 47 100 % Dari 29,8% siswa menyatakan bahwa guru PAI sering melibatkan siswa
dalam membantu siswa lain yang belum memahami meteri yang dijelaskan,
27,7% menyatakan bahwa hal tersebut kadang-kadang dilakukan, 23,4% tidak
pernah dilakukan, dan 19,1% menyatakan selalu. Berarti guru PAI tesebut
sering melibatkan siswa dalam membantu siswa lain yang belum memahami
materi pelajaran.
58
Tabel 15.20 Guru PAI Menyelesaikan Materi Pelajaran Tepat Waktu
No.
Item Alternatif Jawaban F P
Selalu 13 27,6% Sering 18 38,2%
Kadang-kadang 14 29,7% Tidak pernah 2 4,5%
20
Jumlah 47 100 %
Dari tabel di atas, bahwa dari 38,2% siswa yang memberikan jawaban
sering, 29,7% menjawab kadang-kadang, 27,6% menjawab selalu dan 4,5%
menjawab tidak pernah. Jadi, guru PAI sering menyelesaikan materi tepat
waktu.
D. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara variabel X
(profsionalisme guru dalam implementasi KTSP) dengan variabel Y (hasil
belajar maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho: ”Tidak ada hubungan antara profesionalisme guru PAI dalam
implementasi KTSP dengan hasil belajar PAI siswa kelas VII dan VIII SMP
Yadika 10”.
Ha: ”Terdapat hubungan antara profesionalisme guru PAI dalam implementasi
KTSP dengan hasil belajar PAI siswa kelas VII dan VIII SMP Yadika 10”.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi
product moment dengan menggunakan kriteria:
1. Terima Ho, jika r hit < r tabel
2. Terima Ha, jika r hit > r tabel
59
Tabel 16 Perhitungan Antara Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP (Variabel X)
dan Hasil Belajar PAI Siswa (Variabel Y)
No Responden X Y X 2 Y 2 XY 1 AF 65 74 4225 5476 4810 2 BG 68 81 4624 6561 5508 3 BF 66 74 4356 5476 4884 4 IP 53 81 2809 6561 4293 5 M 65 75 4225 5625 4875 6 OH 63 69 3969 4761 4347 7 RI 70 89 4900 7921 6230 8 RSP 72 84 5184 7921 6048 9 AK 66 70 4356 7056 4620 10 AT 65 71 4225 4900 4615 11 DI 65 77 4225 5041 5005 12 DH 63 68 3969 5929 4284 13 K 69 90 4761 8100 6210 14 LS 63 70 3969 4900 4410 15 NS 66 78 4356 6084 5148 16 RH 64 71 4096 5041 4544 17 ALA 64 77 4096 5929 4928 18 HS 68 83 4624 6885 5644 19 LI 62 78 3844 6084 4836 20 FHH 63 74 3969 5476 4662 21 MJD 62 72 3844 5184 4464 22 NA 66 81 4356 6561 5346 23 N 65 78 4225 6084 5070 24 NSS 66 78 4356 6084 5148 25 RS 59 80 3481 6400 4720 26 SA 66 79 4356 6241 5214 27 WS 64 74 4096 5476 4736 28 AP 51 67 2601 4489 3417 29 DBE 61 69 3721 4761 4209 30 DA 62 67 3844 4489 4154 31 EAP 64 74 4096 5476 4736 32 ETK 63 71 3969 5041 4473 33 ES 65 80 4225 6400 5200 34 GR 60 67 3600 4489 4020 35 IR 62 68 3844 4624 4216 36 ISA 63 68 3969 4624 4284 37 ISY 65 72 4225 5184 4680 38 I 59 67 3481 4489 3953 39 MF 60 67 3600 4489 4020 40 MS 55 67 3025 4489 3685
60
41 41 MMF MMF 67 67 67 67 4489 4489 4489 4489 4489 4489 42 MMS 62 70 3844 4900 4340 43 RSO 65 68 4225 4624 4420 44 RRA 61 60 3721 3600 3660 45 RH 61 68 3721 4624 4148 46 SAP 49 60 2401 3600 2940 47 TA 60 68 3600 4624 4080
Jumlah 2963 3441 187697 257262 217723
Selanjutnya hasil perhitungan itu akan diuji keabsahannya dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
47.217723 - (2963) (3441) {47.187697 – (2963)2} {47.253969 – (3441)2}
=
= 10232981 – 10195683 {8821759 – 8779369} {11936543 – 11840481} 37298
= {42390} {96062}
= 37298 4072068180
= 37298 63812.75
= 0.58
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa korelasi antara
profesionalisme guru terhadap hasil belajar PAI siswa sebesar 0,58.
61
E. Interpretasi Data Untuk mengetahui hasil uji korelasi tersebut apakah Ho atau Ha yang
diterima, maka akan diinterpretasikan dengan menguraikan dua cara, yaitu:
1. Interpretasi Sederhana/Kasar
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y tidak bertanda positif, berarti di antara kedua
variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Kemudian dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,58), berarti
korelasi positif variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk korelasi
positif yang sedang atau cukup.
2. Interpretasi Dengan Berkonsultasi Pada Tabel Nilai ”r” Product
Moment
Untuk menguji hipotesis, maka rxy yang didapat dari perhitrungan
statistik dikonsultasikan dengan “r” dalam tabel product moment dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degress of freedom (df).
df = N – nr
= 47 – 2
= 45
Ket:
df : degress of freedom
N : Number of cases
nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan
Maka angka yang diperoleh:
df = 45
rxy = 0,58
rtab pada taraf signifikansi 5 % = 0,288
rtab pada taraf signifikansi 1 % = 0,372
Dengan memeriksa tabel nilai ”r” product moment ternyata dengan df
sebesar 45 pada taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai rtab = 0,288, sedangkan
pada taraf signifikansi 1 % = 0,372. Karena rtab pada taraf signifikansi 5 %
maupun 1% lebih kecil dari rxy (rxy > rtab, 0,58 > 0,288 atau 0,58 > 0,372),
62
maka pada taraf signifikansi 5 % maupun 1% hipotesis nol (Ho) ditolak,
karena tidak teruji kebenarannya dan hipotesis altenatif (Ha) diterima, karena
teruji kebenarannya yang berarti bahwa pada taraf signifikansi 5 % maupun
1% itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y.
Setelah uji hipotesis dilakakukan, untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP terhadap hasil
belajar PAI, maka digunakan rumus ”koefisien determinasi yang dinyatakan
dengan rumus berikut:
KD = r x 100 % 2
= (0,58) x 100 % 2
= 34 %
Kesimpulan yang dapat diambil adalah hasil belajar PAI siswa kelas VII
dan VII SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang dipengaruhi oleh
profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP sebesar 34%. Dan 66%
dipengaruhi oleh faktor lain, baik intern maupun ekstern dari siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis di SMP Yadika 10 Kosambi
Tangerang mengenai pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi
KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa kelas VII dan VIII, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru
adalah dengan melibatkan diri dalam kegiatan pelatihan, seminar-seminar
dan mengadakan evaluasi; baik secara personal maupun antar guru.
2. Selanjutnya dengan profesionalisme yang dimiliki guru dalam
mengimplementasikan KTSP dalam kegiatan belajar mengajar dapat
menghasilkan hasil belajar PAI siswa dengan optimal.
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa di antaranya
adalah: siswa itu sendiri (seperti: bakat, minat dan motivasi belajar siswa),
kurikulum yang diterapkan, guru, metode yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar, sarana dan prasarana yang tersedia, serta lingkungan
belajar siswa.
63
64
B. Saran Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah untuk lebih memperhatikan profesionalisme yang
dimiliki para guru SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang. Karena dengan
semakin tingginya profesionalisme yang dimiliki oleh para guru, maka
akan menghasilkan out put yang baik pula.
2. Kepada para guru agar selalu meningkatkan profesionalisme yang dimiliki,
baik melalui pelatihan-pelatihan, seminar pendidikan, atau diskusi dengan
teman-teman sejawat.
3. Kepada siswa-siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang, diharapkan
terus meningkatkan hasil belajarnya, khususnya di bidang Pendidikan
Agama Islam. Karena pelajaran agama tidak hanya penting bagi kehidupan
dunia saja, akan tetapi penting juga untuk bekal akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Al Bukhari, Muhammad Bin Ismail, Matan Al Bukhary, (Mesir: An Naashiriyyah, tth), Juz. 1
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-12 Astuti, Palupi Panca, “Beban Baru Di Tahun Ajaran Baru”, Dalam Kompas,
(Jakarta, 19 juni 2007) Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke-3 _____________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), Cet. ke- 1 _____________, dkk, Metodik Khusus Pengjran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), Cet. Ke-2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004) Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3. H. 107-118 Hasan, M. Ali, dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2003) Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. ke-4 ________________, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007) http://www.duniaesai.com/pendidikan/didik18.html Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum: Menuju kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Ciputat: PT Ciputat Press Group, 2005) Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia
Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) ________, et.al, Pengembangan Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan
(KTSP) Pada sekolah dan madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)
Mulyasa, KTSP: Suatu pandiuan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. ke-2
______, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,: Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2 Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), Cet. Ke-7 Nasir, Salihun A, Peranan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,
(Jakarta; Kalam Mulia, 2002), Cet, ke-2 Nasuhi, Hamid, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi), (Ciputat: CeQDA, 2007) Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Nata, Abudin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet.Ke-1 ___________, dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 1988), Cet. Ke-2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005),
Cet. Ke-4 Sabana, et.al, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2000), Cet. Ke-1 Sabri, M Alisuf, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999) Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008) __________, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008) Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), Cet. Ke- 11 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), Cet. Ke- 15 Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1990) Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman penulisan Skripsi,
(Ciputat: FITK, 2007) Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Cet. Ke-3
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-2
Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002) Yamin, Martimis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi, (Ciputat: Gaung
Persada Press, 2006)
ANGKET PENELITIAN Nama : Kelas : Petunjuk Pengisian Angket
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya.
B. Pilihan Anda tidak akan mengurangi nilai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan kerahasiaan jawaban serta nama Anda tetap terjaga.
C. Atas kesediaan waktunya kami ucapkan terima kasih.
1. Apakah Guru PAI Anda menyampaikan materi pelajaran dengan jelas? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah guru PAI Anda menggunakan berbagai macam variasi suara (Misal: pelan menjadi cepat, keras menjadi pelan, keras menjadi lambat, dll)? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah guru PAI Anda menggunakan berbagai macam metode atau cara mengajar (Misal: tanya jawab, diskusi, menonton, dll)? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah guru PAI Anda menyelesaikan materi agama secara tuntas tiap semester? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah guru PAI Anda memberikan kesempatan remedial (perbaikan) bagi siswa yang belum mencapai standar kelulusan? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah guru PAI Anda memberikan tugas sesuai dengan materi yang dibahas? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah guru PAI Anda mengaitkan pembahasan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah guru PAI Anda memakai buku lain, selain buku paket yang diwajibkan sekolah? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah guru PAI Anda membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah guru PAI Anda menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum mulai mengajar? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah guru PAI Anda mengulang penjelasan materi jika ada siswa yang belum mengerti? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Apakah guru PAI Anda memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah guru PAI Anda memperhatikan kondisi siswa pada saat belajar? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah guru PAI Anda membertitahu hasil ulangan atau tugas siswa? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah guru PAI Anda memberikan semangat kepada siswa untuk mengerjakan tugas? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Apakah media/alat pelajaran guru PAI Anda sesuai dengan kebutuhan materi yang sedang diajarkan? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah dalam mejelaskan materi, guru PAI Anda menggunakan bahasa yang mudah dimengerti? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah guru PAI Anda memperhatikan tanggapan siswa berupa pertanyaan, jawaban, atau pernyataan? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Apakah guru PAI Anda melibatkan siswa lain untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Apakah guru PAI Anda menyelesaikan materi pelajaran tepat waktu? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Mengetaui, Kepala Sekolah
Dra. Helper Simanjuntak
PANDUAN DAN BERITA WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH
Hari/tanggal : Senin, 01 Maret 2010
Interviewee : Drs. Helper Simanjuntak
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SMP Yadika 10
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana sejarah singkat SMP Yadika 10?
2. Bagaimana penerapan KTSP di SMP Yadika 10?
3. Apakah kendala dalam menerapkan KTSP? Bagaiman upaya mengatasinya?
4. Bagaimana profesionalisme yang dimiliki guru-guru SMP Yadika 10?
5. Upaya apa yang dilakukan bapak dalam meningkatkan profesionalisme guru?
6. Apakah bapak melakukan penilaian terhadap guru dalam mengajar?
7. Bagaimana cara yang ditempuh bapak dalam melakukan penilaian terhadap
kinerja guru dalam mengajar?
Jawaban:
1. SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang mendapatkan izin operasional pada tahun
2006 (mulai menerima siswa baru). Setelah meluluskan siswa angkatan
pertama, dengan melihat fasilitas SMP Yadika 10 yang telah memadai, maka
pada tahun 2009 SMP Yadika mendapat akreditasi A dengan nilai 91.28.
2. Penerapan KTSP di SMP Yadika ini sudah berjalan dengan baik, seperti
adanya silabus, pembuatan RPP yang dibuat setiap guru sebelum
melaksanakan pembelajaran, membuat kalender pendidikan dan lain-lain.
3. Dalam penerapan KTSP ini, secara umum SMP Yadika tidak mendapatkan
kendala karena pada prinsipnya KTSP dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya itu sama, hanya saja cover dan istilah-istilah yang digunakan
berbeda (seperti TIK, TIU dan sebagainya yang berubah menjadi SK dan KD).
4. Guru-guru SMP Yadika 10 ini mempunyai profesionalisme yang cukup baik
dalam mengajar, karena saya mengadakan seleksi yang ketat dalam menerima
guru-guru yang akan mengajar di sekolah ini.
5. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu
dengan melibatkan guru dalam kegiatan pelatihan, seminar-seminar dan
mengadakan evaluasi antar guru.
6. Ya.
7. Melakukan kegiatan supervisi (pantauan) terhadap cara pengajaran guru, baik
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Supervisi terstruktur
yaitu melakukan pantauan secara terjadwal yang dilakukan oleh saya sendiri
atau guru lain. Sedangkan supervisi yang tidak terstruktur dilakukan secara
tiba-tiba atau tanpa terjadwal. Supervisi tidak terstruktur ini dapat lakukan
dengan cara mananyakan perihal pembelajaran yang dilakukan guru kepada
siswa atau dengan penyebaran angket.
Mengetahui,
Interviewer Interviewee
Siti Khoiriyah Drs Helper Simanjuntak
PANDUAN DAN BERITA WAWANCARA
DENGAN GURU PAI
Hari/tanggal : Selasa, 02 Maret 2010
Interviewee : Bapak Zumkhoir, S. Pd.I
Jabatan : Guru Bid. Studi Agama Islam
Tempat : Ruang BP/BK SMP Yadika 10
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Apa pendidikan terakhir bapak?
2. Selain di sekolah ini, di mana bapak mengajar?
3. Sudah berapa lama bapak mengajar di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang
ini?
4. Menurut bapak, bagaimana melakukan pembelajaran yang sesuai dengan
KTSP?
5. Apa saja kendala yang bapak temukan dalam melaksanakan kegiatan belajar?
6. Bagaimana bapak memilih metode?
7. Apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI?
8. Cara apa yang bapak lakukan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa?
9. Apakah bapak membuat RPP sebelum mengajar? Bagaimana menurut bapak
mengenai pentingnya menyususn RPP sebelum mengajar?
Jawaban:
1. S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam di Bandung.
2. Selain mengajar di SMP Yadika 10, Saya juga mengajar di SMA Yadika 10
Kosambi Tangerang.
3. Saya mengajar sejak dibukanya SMP Yadika 10, yaitu sejak tahun 2006.
Berarti saya sudah mengajar di sekolah ini selama 4 tahun.
4. Yaitu dengan menerapkan PAIKEM (pengajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan).
5. Secara umum dalam melakukan proses belajar mengajar pasti ada kendala,
seperti sikap atau kebiasaan siswa di kelas yang berbeda-beda. Akan tetapi,
secara khusus, alhamdulillah saya tidak menemukan kendala dalam mengajar.
6. Yaitu dengan menyesuaikan waktu, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
7. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI, saya harus dapat
membuat para siswa untuk senang dan tertarik dalam mengikuti pelajaran ini.
hal tersebut dapat dilakukan dengan menentukan metode dan media yang tepat,
dan merangsang siswa untuk mau membaca, melibatkan siswa dalam
pembelajaran dan menggunakan fasilitas yang ada dengan baik.
8. Agar anak-anak semangat dalam mengikuti pembelajaran, saya seringkali
menyelingi pembelajaran dengan bernyanyi atau dengan melakukan games.
9. Ya. Menurut saya menyusun RPP sebelum melakukan pembelajaran itu sangat
penting agar kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terorganisir dan waktu
yang digunakan lebih efektif dan efisien.
Mengetahui,
Interviewer Interviewee
Siti Khoiriyah Zumkhoir, S.Pd.I
Tabel Nilai Hasil Angket Tentang Profesionalisme Guru Dalam implementasi KTSP (Variabel X)
Butir Soal Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 154 16 17 18 19 20 Jmlh
AF 4 2 2 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 65 BG 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 68 BF 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 66 IP 4 2 2 3 3 3 4 2 3 1 4 3 4 2 3 3 4 3 1 2 53 M 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 65
OH 4 4 1 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 63 RI 4 1 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 70
RSP 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 72 AK 4 1 2 4 4 4 1 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 66 AT 4 4 2 2 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 65 DI 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 2 1 4 3 4 4 2 3 65 DH 4 1 2 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 63 K 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 69 LS 4 1 2 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 63 NS 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2 66 RH 4 2 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 64
ALA 4 2 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 64 HS 4 1 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 68 LI 4 2 1 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 62
FHH 3 1 2 4 4 3 2 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 63 MJD 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 62 NA 4 3 3 4 4 4 2 1 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 66 N 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 65
NSS 3 1 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 66 RS 4 3 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 1 2 59 SA 3 1 2 3 4 4 4 1 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 66 WS 4 1 4 4 4 4 2 1 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 64 AP 2 2 3 2 2 4 4 1 4 2 4 3 2 4 3 4 3 3 1 2 51
DBE 4 2 1 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 3 61 DA 4 1 1 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 62 EAP 4 1 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 64 ETK 4 2 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 1 4 63 ES 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 65 GR 3 2 2 3 4 3 3 1 4 3 3 3 4 1 4 2 4 4 3 4 60 IR 4 1 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 62
ISA 4 1 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 63 ISY 4 1 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 65
I 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 59 MF 4 2 3 3 4 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 1 4 60 MS 2 2 3 2 4 4 4 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 55
MMF 4 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 67 MMS 4 1 1 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 3 62 RSO 4 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 65 RRA 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 61 RH 3 1 2 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 3 3 61 SAP 3 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4 4 2 1 3 3 1 2 49 TA 4 1 2 4 4 4 4 2 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 60