Download - Jurnal Tht
Volume tonsil, derajat tonsil dan obstructive sleep apnea : apakah ada
korelasi bermakna ?
Putri Juwita Dharmalia1420221153
Pasien dan metode
prospektif dari 130 pasien OSA yang menjalani operasi faring (2001-2008)
pharyngoplasty lateral (n = 119) uvulopalatopharyngoplasty (n = 11) Kriteria inklusi :
pasien yang kedua tonsil palatina sudah diangkat mereka yang mempunyai informasi: intraoperatif
pengukuran volume tonsil, pemeriksaan orofaringeal pra operasi, polisomnografi, skala kantuk Epworth, BMI,dan evaluasi subjektif dari mendengkur
Pemeriksaan Fisik Otorhinolaryngologic
Pemerikasaan Tonsil
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4
Mallampati
Mallampati 1 Mallampati 2 Mallampati 3 Mallampati 4
Kombinasi derajat tonsil dan Mallampati
FRIEDMAN uvulopalatopharyngoplasty Stage 1 : M 12, T III IV Stage 2 : M 12, T I II / M 34, T III IV Stage 3 : M 34, T I II Stage 4 : bersesuaian untuk kasus dengan BMI
yang lebih tinggi dari 40 kg/m2
Polisomnografi
Variabel yang dievaluasi adalah indeks apnea - hypopnea (AHI) dan saturasi oxyhemoglobin terendah (LSaO2)
Tingkat keparahan penyakit, pasien diklasifikasikan menjadi empat kelompok : mendengkur sederhana (AHI 5) ringan (5<AHI15) sedang (15<AHI 30) berat (AHI > 30) OSA
HASIL
92 orang laki-laki (70,8 %) dan 38 orang perempuan (29,2 %)
SD usia gabungan 44.5 11.4 (laki-laki, 42,1 ; perempuan, 50,5) (kisaran 19-70) tahun
BMI rata-rata 29.0 3.1 ( kisaran 22,5-37,0 ) kg/m2 Keparahan OSA : 6,2 % memiliki mendengkur
sederhana, 22,3 % memiliki OSA ringan, 31,5 % memiliki OSA sedang, dan 40 % memiliki OSA berat.
HASIL
Ada perbedaan yang signifikan antara kelompok keparahan sehubungan dengan BMI
Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok sehubungan dengan tonsil grade (p = 0,56), kelas Mallampati (p = 0,36), tahap Friedman (p = 0.59), atau jenis kelamin (p = 0,18)
HASIL
Derajat Tonsil
39,2% dari subyek memiliki tonsil kelas I
43,1% memiliki kelas II 16,2 % memiliki kelas
III 1,5 % memiliki kelas IV
Mallampati
Mallampati 1 : 13,8% Mallampati 2 : 32,3% Mallampati 3 : 48,5% Mallampati 4 : 5,4%
Menurut Friedman 10,8 % sebagai tahap
1 41,5 % sebagai tahap 2 47,7 % sebagai tahap 3
HASIL
Analisis univariat volume tonsil : Secara bermakna dikaitkan dengan tonsil grade (p =
0,005) dan Friedman (p<0,001) Tidak ada hubungan dengan Mallampati (p = 0,11) korelasi positif antara volume tonsil dan AHI (s =
0,18, p = 0,04) dan skala Epworth (s = 0,19, p = 0,04)
korelasi negatif dengan usia (s = 20,45, p, 0,001) Vol tonsil tidak signifikan berkorelasi dengan : BMI,
skala mengedengkur dan LaSO2 Vol tonsil cenderung berkorelasi dengan tingkat
OSA
HASIL Analisis multivariat hubungan antara volume tonsil dan
variabel lain mengungkapkan bahwa : volume tonsil secara signifikan berkorelasi dengan :
usia (p < 0,001) BMI (p = 0,004) derajat tonsil (p< 0,001) kelas Mallampati (p = 0,006) tahap Friedman (p = 0,028)
Tidak berkorelasi dengan polisomnografi
Volume tonsil dapat dinyatakan dengan persamaan: Volume = 1,31 2 (0,07 * Usia) + (0,17 * BMI) + (1,92 * kelas amandel) + (0.99 * Mallampati) - (1.2 * Friedman)
PEMBAHASAN
Vol tonsil diukur dari spesimen pembedahan Pada org dewasa OSA : derajat tonsil berkorelasi
dengan vol tonsil meskipun terdapat variasi BMI, umur
meningkatnya satu derajat tonsil pada pasien akan menghasilkan peningkatan 1,92 ml volume tonsil
sedangkan perbedaan yang relatif besar di BMI 10 kg/m2 antara dua pasien pada usia yang sama, posisi palatum dan derajat tonsil akan menghasilkan perbedaan 1,70 ml volume tonsil
KESIMPULAN
Pada orang dewasa yang mendengkur dan pasien OSA, ada korelasi yang baik tonsil grade dan volume tonsil
volume tonsil tidak terganggu oleh kemungkinan perubahan anatomi faring yang terkait dengan OSA.
Volume jaringan faring mungkin mencerminkan indeks massa tubuh daripada OSA.