Download - Joint Venture
Joint Venture
Joint venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha
bersama dengan modal bersama pula, dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik
tenaga ahli untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Pengertian Joint Venture dan Pengaturanya
Untuk memperluas bisnisnya, dua atau lebih perusahaan independen biasanya menyetor modal
bersama untuk menciptakan perusahaan baru. Joint venture adalah kerja sama beberapa pihak
untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Biasanya kerja sama berakhir
setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Perbedaan antara joint venture dengan persekutuan
firma (CV) adalah umur joint venture jauh lebih pendek dari pada umur persekutuan yang biasa.
Anggota joint venture disebut venture / partner / sekutu. Sekutu bisa perseorangan, persekutuan
(firma atau CV), dan bisa pula perseroan terbatas (PT). Pada umumnya, semua sekutu ikut mengelola
jalannya perusahaan. Salah satunya sebagai managing partner atau sekutu pemimpin.
Pengaturan Joint Venture:
Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
PP Nomor 17 Tahun 1992 jo. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham Perusahaan
Penanaman Modal Asing
PP Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka
Penanaman Modal Asing
SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:
15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan
dalam Rangka Penanaman Modal asing.
Jenis-Jenis Kontrak Joint Venture:
Joint Venture domestic
Joint Venture internasioanal
Menurut pasal 8 ayat (1) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor: 15/SK?1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam
Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, bidang usaha yang wajib
mendirikan perusahaan Joint Venture adalah:
Pelabuhan
Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum
Telekomunikasi
Pelayanan
Penerbangan
Air minum
Kereta api umum
Pembengkit tenaga atom
Mass media
Faktor PMA wajib mengadakan usaha patungan (Joint Venture) dengan perusahaan domestic adalah
kerena usaha-usaha tersebut tergolong penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak. Sedangkan yang dilarang untuk penanaman modal asing adalah bidang-bidang yang
berkaitan dengan pertahanan Negara, sperti produksi senjata, mesiu, alat-alat peledaj dan peralatan
perang.
Manfaat Joint Venture:
Menurut Raaymakers, manfaat dari kontrak Joint Venture:
Pembetasan resiko
Pembiayaan
Menghemat tenaga
Rentabilitas
Kemungkinan optimasi know-how
Kemungkinan pembetasan kongkurensi (saling ketergantungan)
Bentuk dan Substansi Kontrak Joint Venture
Menurut Raaysmaker, unusr-unsurpokok yang perlu termuat dalam kontrak Joint Vneture:
Uraian tenteng pihak-pihak di dalam kontrak
Pertimbangan atau konsiderans
Uraian tentang tujuan
Waktu
Ketentuan-ketantuan perselisihan
Organisasi dari kerjasama
Pembiayaan
Dasar penilaian
Hubungan khusu antara partner dan perusahaan Joint Venture
Peralihan saham
Bentuk hukum dan pilihan hukum
Pemasukan oleh partner
Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Joint Venture :
Para pihak yang terkait dalam kontrak ini adalah perusahaan penanaman modal asig (PMA) dengar
warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Badan hukum Indinesia ini terdiri dari
Bdan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, perusahaan PMA, perusahaan
PMDN, perusahaan Non-PMA/PMDN.
Objek dari kontrak Joint Venture adalah adanya kerja sama patungan antara perusahaan penanaman
modal asing (PMA) dengan warga Negara Indonesia dan/atau bahan hukum Indonesia.
Jangka Waktu Kontrak Joint Venture :
Ditentukan oleh para pihak, yang dituangkan dalam kontrak Joint Venture. Berdasarkan hasil kajian,
angka waktu yang ditentukan adalah selama 20 tahun dan dapat diperpanjang. Dalam PP Nomor 20
Tahun 1994, penanaman modal asing diberikan izin usaha untuk jagka waktu 30 tahun terhitung
sejak perusahaan berproduksi komersial.
Penyelesaian Sengketa :
Hukum yang digunakan dalam kontrak Joint Venture adalah hukum Indonesia. Sedangkan
penyelesaian sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh para pihak, maka harus tunduk pada
ketentuan International Chambers of Commerce (ICC).