Download - jantung koroner dengan serat
LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH I
GAMBARAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, LEMAK DAN NATRIUM TERHADAP PROFIL LIPID PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RUANG RAWAT INAP RSUD WALUYOJATI KRAKSAAN
Oleh :
Hermansyah
NIM : 1003000064
Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diujikan
Malang Januari 2013
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Endang Widajati, SST., M. Kes Dwie Soelistyorini, SST.,M. Kes
NIP : 19670210 199103 2 001 NIP : 19690214 199303 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Konsumsi Lemak dan Serat Terhadap
Profil Lipid Pasien Penderita Penyakit jantung Di RSUD Waluyojati Kraksaan”
sehubungan dengan selesainya karya tulis ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. B. Doddy Riyadi. SKM.,MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
2. I Dewa Nyoman Supariasa, MPS selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
3. I Nengah Tanu Komalyna, DCN. SE., selaku Ketua Program Study DIII
Jurusan Gizi Politeknik KesehatanKemenkes Malang
4. Direktur RSUD Waluyojati yang telah memberikan izin penelitian
5. Sutomo Rum Teguh K, SKM, M. Kes. selaku ketua penguji Karya Tulis
Ilmiah
6. Endang Widjayati, SST, M.Kes selaku pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah
7. Dwie Soelistiyorini, SST, M.Kes selaku pembimbng II Karya Tulis Ilmiah
8. Direktur Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan probolinggo
9. Kepala ruang rekam medik Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan
10. Kepala Instalasi Gizi RSUD Waluyojati Kraksaan yang telah memberikan
arahan selama proses penelitian
11. Pasien yaitu penderita penyakit jantung yang telah berkontribusi dalam
pelaksanaan penelitian
12. Kedua orang tua, teman-teman dan berbagai pihak yang selalu
memberikan dukungan, semangat, dan do’a.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Malang, 8 Februari 2013
Hermansyah
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
A. Penyakit Jantung...........................................................................................5
1. Definisi......................................................................................................5
2. Patofisiologi...............................................................................................6
3 Etiologi.......................................................................................................6
4 Gejala Klinik...............................................................................................8
5 Faktor Resiko penyebab Jantung menurut Price (2006)...........................10
B. Tingkat konsumsi Lemak dan kolesterol....................................................11
C Tingkat Konsumsi Serat..............................................................................13
D. Profil Lipid................................................................................................19
E. Terapi diet penyakit jantung........................................................................21
1. Menurut Persagi, 1996..............................................................................21
2. Menurut Almatsier, 2004 sebagai berikut :.............................................22
F. Intervensi dan pendidikan pasien.................................................................23
BAB III. KERANGKA KONSEP.........................................................................27
A. Kerangka Konsep........................................................................................27
BAB IV. METODE PENELITIAN.......................................................................29
A. Desain Penelitian.........................................................................................29
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................29
C. Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................29
D. Definisi Operasional Variabel.....................................................................30
E. Metode Sampling...........................................................................................31
F. Metode Pengumpulan Data.........................................................................31
G. Metode Pengolahan dan Analisi Data.........................................................33
H. Etika Penelitian...........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
Lampiran-lampiran.................................................................................................38
Lampiran 1. Diet Jantung Rumah Sakit Waluyojati Kraksaan......................38
Lampiran 2. Surat Pernyataan.........................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung merupakan penyakit
nomor satu di dunia dalam artian penyakit yang paling banyak ditemukan
diseluruh dunia (J.B. Suharjo, 2008). Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan bahwa penyakit jantung, infeksi dan kanker masih tetap
mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia, serangan
jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan
raihan 29 persen kematian global setiap tahun. Peringkat kedua diduduki penyakit
infeksi dengan 16,2 persen kematian, disusul kanker yang diklaim menyebabkan
12,6 persen kematian di dunia. Adapun menurut Soediawan 2009, Indonesia
merupakan salah satu negara yang menduduki sebagai penyebab kematian yang
banyak (17,5 juta) ditahun 2005. Pendapat ini setara dengan Lenterabiru 2002,
angka kematian akibat Penyakit jantung yang diperkirakan meningkat 11 juta
pada tahun 2020.
Penyakit jantung ini disebabkan penyumbatan pembuluh darah atau disebut
aterosklerosis yang faktor utamanya disebabkan gizi yang tidak benar atau salah
dalam asuhan gizi khususnya kandungan lemak dan kolesterol dalam darah.
Peningkatan kolesterol dalam darah adalah faktor yang paling mendominasi
terjadinya penyakit jantung (aterosklerosis) sedang pengaruh karena trigliserida
masih belum pasti ( Winarno, 2002) dalam (Huda Paramita, 2007). Winarno 2002,
faktor yang paling mendominasi terjadinya penyakit jantung adalah kadar
kolesterol darah sedang pengaruh karena trigliserida masih belum pasti.
Hiperkolesterolemia adalah kadar kolesterol tinggi di dalam darah.
Tingginya kadar kolesterol darah merupakan problem yang serius karena
merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung. Telah
dibuktikan bahwa dengan turunnya kadar kolesterol darah dapat mengurangi
risiko penyakit jantung. Faktor risiko lainnya yaitu merokok, riwayat penyakit
jantung dalam keluarga pada umur kurang dari 55 tahun, penyakit gula , penyakit
pembuluh darah, kegemukan dan jenis kelamin laki-laki (Bahri, 2004).
Faktor risiko terjadinya penyakit jantung antara lain asupan lemak yang
tinggi dan kurangnya tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Menurut Diet-Heart
hipotesis asupan tinggi lemak, kolesterol, dan asupan rendah lemak tidak jenuh
akan meningkatkan kadar total kolesterol (Willett, 1998). Kadar kolesterol darah
tinggi, dipengaruhi oleh seringnya mengkonsumsi makanan yang tinggi
kolesterol. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, akan semakin besar
peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol total dan menurunkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL darah yang rendah akan berpengaruh
pada rasio total kolesterol dan HDL, yang dapat digunakan untuk memprediksi
risiko penyakit jantung. Semakin tinggi angka rasio total kolesterol dan HDL akan
semakin tinggi pula risiko kejadian penyakit jantung (Bronchu et al., 2000).
Asupan lemak yang berlebihan didalam tubuh mengakibatkan timbunan plak pada
arteri koronaria sehingga mempersempit pembuluh darah koroner yang dapat
menyebabkan serangan jantung. Peningkatan asupan lemak jenuh berhubungan
dengan tingginya total kolesterol dan kematian akibat penyakit jantung
(Kromhout et al., 2000).
Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah (beevers
2002,(beevers, prof.d.g.2002. SERI KESEHATAN bimbingan dokter pada
tekanan darah . jakarta:dian rakyat) pengaruh konsumsi garam terhadap timbul
nya hipertensi tejadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan
tekanan darah (suyono 2001. Suyono. Slamet. 2001. Ilmu penyakit dalam jilid 3.
Jakarta :fkui.) Krause, 1972 menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi
menyumbang angka degeneratif tertinggi, yang sebagian besar berhubungan
dengan ateroklerosis. (krause, 1972. Food nutrition an d diet therapy.
Philadelphia; SAUNDERS company).
Rumah Sakit Waluyojati Kraksaan merupakan salah satu rumah sakit
rujukan di daerah probolinggo. Berdasarkan hasil studi pendahuluan penyakit
jantung merupakan peringkat dua dari `lima peringkat besar penyakit di RSUD
Waluyojati, disamping itu jumlah pasien yang membutuhkan diet jantung
sebagian besar mengalami penambahan ( laporan bulanan instalasi gizi RSUD
Waluyojati Kraksaan tahun 2012) yaitu pada bulan Agustus sebanyak 58 dan pada
bulan September 69 pasien. Sedangkan dari hasil rekam medik terkait dengan
persentase pasien yang terdiagnosa penyakit jantung dan menjalani rawat inap
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2009 sebanyak 241 pasien, 2010
sebanyak 247 pasien, dan pada tahun 2011 sebanyak 288 pasien, sehingga
persentase pada tahun 2009 ke 2010 sebesar 2,4% dan pada tahun 2010 ke 2011
sebesar 14%. Hasil wawancara dengan pihak instalasi gizi menyebutkan bahwa
belum tersedia standar diet pasien penyakit jantung. Adapun diet yang diberikan
oleh pihak instalasi gizi yaitu diet orang normal namun ada beberapa pembatasan-
pembatasan makanan misalnya seperti makanan yang digoreng dan makanan yang
berlemak tinggi (gajih, susu full cream).
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengakaji
Gambaran Tingkat Konsumsi Energi, Lemak Dan Serat Terhadap Profil Lipid
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Konsumsi Energi, Lemak dan Natrium Terhadap Profil
Lipid Pasien Penderita Penyakit jantung Koroner di RSUD Waluyojati
Kraksaan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Konsumsi Energi, Lemak Dan Natrium
Terhadap Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSUD Waluyojati
Kraksaan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,
dan riwayat gizi) pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum
Daerah Waluyojati Kraksaan
b. Mengetahui terapi diet yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Waluyojati Kraksaan
c. Mengetahui tingkat konsumsi lemak dan kolesterol pasien penyakit
jantung di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan
d. Mengetahui tingkat konsumsi natrium pasien penyakit jantung koroner di
Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan
e. Mengetahui profil lipid pasien penyakit jantung (HDL, LDL, TG,
Kolesterol total)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan upaya pelayanan maksimal dalam memberikan terapi diet pada
pasien penyakit jantung koroner khususnya standar diet untuk menstabilkan
kadar profil lipid pasien.
2. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan serta pengalaman nyata kepada peneliti mengenai
gambaran tingkat konsumsi lemak dan natrium terhadap profil lipid pasien
penyakit jantung koroner.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Jantung Koroner
1. Definisi
Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02
dan makanan yang dibutuhkan jantung agar dapat berdifusi dengan baik. penyakit
jantung koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan
pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini
pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak
(atheroma dan plaques) pada dinding pembuluh darah (Price, 2006).
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit pengerasan dinding pembuluh darah
baik arteri yang kecil maupun yang besar yang disebabkan penimbunan lemak,
trombosit, leukosit dan makrofag di lapisan sel endotelium dan akhirnya ke
lapisan otot polos. Infeksi atau kelainan pada sel endotelium meningkatkan
permeabilitas komponen plasma seperti trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol
sehingga zat-zat tersebut masuk ke dalam arteri dan mengalami penyempitan
(Price, 2006). Oksidasi asam lemak tersebut menghasilkan radikal bebas yang
merusak pembuluh darah. Hal itu merupakan awal terjadinya inflamasi dan
gangguan pada imun yaitu sel darah putih yang mengeluarkan sitokin
proinflanmatori poten dan dapat mengaktifkan sel T dan sel B, sel tersebut
menarik lebih banyak sel darah putih dan menstimulasi proses koagulasi darah ke
area lesi (Taylor 2006).
Pada saat penempelan di lapisan endotelium terjadi osmolaritas interstisial
yang dapat memperburuk siklus inflamasi. Akumulasi sel darah putih dan
pelepasan mediator inflamasi merupakan suatu akibat dari gabungan penyebab
terbentuknya lesi di dinding pembuluh darah. Selain itu kolesterol dan asam
lemak mendapat akses ke tahap indikasi kerusakan arteri dan agregasi trombosit
mulai meningkat dan membentuk koagulasi darah yang menumpuk (trombus).
Penimbunan kolesterol dan asam lemak membentuk deposit jaringan parut dan
profilerasi sel otot polos (Price, 2006).
2. Patofisiologi
Aterosklerosis koroner pembuluh arteri, semakin bertambahnya umur dalam
arteri juga terjadi proses seperti penebalan lapisan intima, berkurangnya
elastisitas, penumpukan kalsium dan bertambahnya lapisan intima , perubahan
variabel intima arteri yang merupakan akumulasi fokal lemak, kompleks
karbohidrat, darah dan hasil produk darah, jaringan fibrous dan deposit kalsium
yang kemudian diikuti oleh perubahan lapisan media (WHO, 1958). Menurut
Price, 2006 pembuluh arteri koroner terdiri dari tiga lapisan yaitu : Tunika intima
yang terdiri dari dua bagian. Lapisan tipis sel-sel endotel merupakan lapisan yang
memberikan permukaan licin antara darah dan dinding arteri serta lapisan sub
endotelium. Sel ini menghasilkan prostaglandin, heparin dan aktivator
plasminogen yang membantu mencegah agregasi trombosit dan vasokonstriksi,
dan juga jaringan ikat yang memisahkan dengan lapisan yang lain.
Lapisan otot jantung yaitu tunika media merupakan lapisan otot dibagian
tengah dinding arteri yang mempunyai tiga bagian; bagian sebelah dalam disebut
membran elastin internal kemudian jaringan fibrus otot polos dan sebelah luar
memberana elastika eksterna.Tunika adventisia umumnya mengandung jaringan
ikat dan dikelilingi oleh vasavasorum yaitu jaringan arteriol (Price, 2006). Pada
pembuluh koroner terlihat penonjolan yang diikuti dengan garis
lemak (fattystreak) pada intima pembuluh yang timbul sejak umur di bawah 10
tahun. Pada kebanyakan orang umur 30 tahun garis lemak ini tumbuh lebih
progresif menjadi fibrous plaque yaitu suatu penonjolan jaringan kolagen dan sel-sel
nekrosis.Lesi ini padat, pucat berwarna kelabu yang disebut ateroma. Lesi
kompleks terjadi apabila pada plak fibris timbul nekrosis dan terjadi perdarahan
trombosis, ulserasi, kalsifikasi atau aneurisma (Price, 2006).
3 Etiologi
a. ateroklerosis
Penyumbatan pembuluh darah di tunika intima karena adanya penimbunan
lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria. Akibat itu terjadi
penyempitan pembuluh darah. Secara otomatis terjadi resistensi terhadap
aliran darah meningkat. Kemungkinan yang terjadi yaitu penurunan
vaskularisasi untuk melebar. Vaskularisasi menyebabkan nutrisi dan oksigen
tidak terbawa ke jantung dengan baik dan pada tahap selanjutnya terjadi \
iskemik. Plak ateroma juga sering menonjol melalui intima masuk aliran darah
dan permukaan plak yang kasar menyebabkan terbentuknya bekuan darah,
dengan akibatnya trombus atau embolus ( Guyton, Arthur C, 1997).
Penyebab ateroklerosis berdasarkan Elizabeth J. Corwin (2009) antara lain
yaitu :
1) Kolesterol serum yang tinggi
Kadar kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dan dapat
menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Kolesterol dalam darah tebungkus
oleh lipoprotein. Lipoprotein yang tinggi (HDL) membawa lemak keluar sel
untuk diuraikan dan diketahui bersifat protektif terhdap ateroklerosis.
Lipoprotein yang berdensitas rendah (LDL) dan yang sangat rendah (VLDL)
membawa lemak ke sel tubuh.
2) Obesitas
Masalah obesitas meningkat pada pria maupun wanita, yang berhubungan
dengan gaya hidup yang kurang gerak (olahraga). Peningkatan Body Mass
Index (BMI) menambah rasio kejadian serangan jantung dan kematian
karenanya. Berbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara
BMI dengan lemak tubuh dan risiko terkena penyakit degeneratif atau risiko
kematian karena penyakit degeneratif ( Riyadi, 2001).
3) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah yang tinggi secara kronis dapat menimbulkan gaya
regang/potong yang merobek lapisan endotel arteri dan arteriol. Gaya regang
terutama timbul ditempat-tempat arteri bercabang (bifurkasi) atau membelok.
Robeknya lapisan endotel maka timbul kerusakan yang berulang-ulang
sehingga terjadi peradangan, penimbunan sel darah putih dan trombosit, serta
pembekuan (Elizabeth J. Corwin, 2009).
4) Trombosis
Trombosis adalah pemadatan isi darah yang pembentukannya terjadi di
dalam sistem pembuluh darah.
Ada tiga faktor predisposisi terbentuknya trombus yaitu :
Perubahan pada permukaan intima pembuluh darah
Perubahan pada pola aliran darah
Perubahan pada kandungan darah
(Elizabeth J. Corwin, 2009).
5) Emboli
Embolus adalah masa yang beredar dalam sistem pembuluh darah dan
kemudian dapat berhenti serta menutup lumen pembuluh darah. Bahan
embolus tersebut dapat berasal dari tubuh atau dari luar tubuh baik berupa
padat, cairan maupun gas. Emboli beredar dalam peredarah darah melewati
cabang pembuluh darah sampai mencapai pembuluh darah kecil sehingga
masa emboli tersebut berhenti karena tidak dapat melewati dan berefek pada
sirkulasi kolateral yang menuju pada arteri tersebut tidak sampai (Elizabeth J.
Corwin, 2009).
b. Infark Miokard
Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena
rasa sakit didada. Namun demikian ,gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien
yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa
nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan
edem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba
meninggal.
4 Gejala Klinik
Gejala klinik penyakit jantung pada usia dewasa muda jarang sekali
dinyatakan oleh pasien secara langsung, tanda dan gejala tidak khas dan
asimtomatic.banyak studi menunjukkan hanya sekitar 3 % dari semua kasus
penyakit jantung tejadi dibawah 40 tahun. Yang menjadi ciri khas dan merupakan
faktor tunggal yang berhubungan kuat atas kejadian penyakit jantung pada usia
muda adalah merokok sigaret menemukan pada pasien yang menjadi kajian pada
framingham heart study memiliki resiko 3 kali lebih tinggi pada perokok usia 35 –
45 tahun. Berdasarkan Price, 2006 gejala klinik pada penyakit jantung sebagai
berikut :
a. Angina pektoris
Angina pektoris adalah jeritan otot jantung yang merupakan sakit dada
kekurangan oksigen. Satu gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard
yang sementara. Akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan
kemampuan pembuluh darah koronaria untuk menyediakan oksigen
secukupnya guna kontraksi miokard. Ada beberapa subyek klinik terkait
dengan angina pektoris antara lain yaitu :
1) Angina pektoris stabil.
Angina pektoris stabil yaitu frekuensi gejala yang timbul tetap baik
lamanya maupun kadar pencetusnya. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan
kiri atas/bawah bagian medial leher, daerah maksila hingga dagu atau
punggung, tetapi jarang menjalar ke tangan.
2) Angina pektoris tidak stabil.
Angina pektoris tidak stabil yaitu pola gejala yang timbul berubah-
berubah, baik frekuensinya, lamanya, maupun yang dirasakan. Nyeri
bersifat progresif dengan frekuensi timbulnya nyeri yang sering
bertambah.
3) Angina variant
Angina variant disebabkan karena terjadinya spasme arteri koroner.
Kejadian tidak didahului oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.
Hal ini dapat terjadi pada arteri koroner yang mengalami stenosis ataupun
normal. Proses spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri
koroner, dan sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami
stenosis.
4) Gejala dan Tanda angina pekoris Nyeri seperti dipukul/ditimpa benda berat disertai nyeri abdomen (kadang-
kadang) dan bangguan pencernaan (mual, muntah-muntah dan anoreksia).
Nyeri timbul secara tiba-tiba lebih hebat dan lebih lama dari angina
pektoris
Faktor-faktor yang dihubungkan dengan nyeri :
Aktifitas
Stress
Istirahat.
5 Faktor Resiko penyebab Jantung menurut Price (2006)
a. Terkendali
1) Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri
(faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. Serta
tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan
terjadinya aterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal ini menyebabkan angina
pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada
penderita hipertensi dibandingkan orang normal.
2) Kadar Kolesterol dalam Darah
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan
dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh derah tersebut
menyempitdan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini
akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga
aliran darah pada pembuluh derah koroner yang fungsinya memberi suplay
oksigen dan nutrisi terganggu atau menjadi kurang. Itu akan menyebabkan otot
jantung menjadi lemah,sakit dada, serangan jantung bahkan kematian.
3) Merokok
Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsanganoleh katekolamin dan menurunnya konsumsi 02 akibat inhalasi CO.
Katekolamin juga dapat menambah reaksi trombosis dan juga menyebabkan
kerusakan dindingarteri, sedangkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan
reaksi hipersensitif dinding arteri. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar
HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok
yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun.
4) Kegemukan
Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL
kolesterol. Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai
predisposisi penyakit pembuluh darah. Mekanismenya belum jelas, akan tetapi
terjadi peningkatan tipe IV hiperlipidemia dan hipertrigliserid, pembentukan
platelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan hipertensi.
5) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kadar
gula darah yang melebihi normal. Menurut WHO (1985), kadar gula darah normal
waktu puasa tidak boleh melebihi 120 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah
makan kurang dari 200 mg/dl. Penderita DM memilliki resiko relatif 2 kali lebih
besar terkena penyakit jantung dibanding yang bukan DM.
6) Stres
Ketegangan saraf (stres) juga berperan atas terjadinya penyakit jantung.
Sebab dampak stres dan selalu tegang akan menimbulkan gangguan irama jantung
yang bisa berakibat fatal. Selain itu juga secara langsung maupun tidak langsung
dapat mengganggu aliran darah koroner, karena stres memicu pengeluaran zat
katekolamin yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah jantung
serta peningkatan denyut jantung, sehingga dapat menyebabkan terganggunya
suplai darah ke jantung.
b. Tidak Terkendali
Ini merupakan faktor yang tidak dapat dirubah yaitu :
1) Jenis kelamin
2) Usia > 35 tahun
3) Keturunan
B. Tingkat konsumsi Lemak dan kolesterol
Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur
karbon, hidorgen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti
benzena dan eter (Lubis, 2009). Lemak adalah makanan terdiri dari trigliserida,
kolesterol dan fosfolipid dan terbanyak dalam bentuk trigliserida.
Berdasarkan ikatan lemaknya dan kemudahan proses pencernaan, lemak
yang mengandung asam lemak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak
mengandung asam lemak jenuh sulit dicerna. Makanan yang mengandung asam
lemak tak jenuh ganda dan tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali
minyak kelapa. Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan.
Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebih dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah arteri sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung dan
menderita penyakit jantung. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi
risiko menderita penyakit jantung, karena lemak ikan mengandung omega 3.
Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada
dinding pembuluh darah (lubis, 2009).
Lemak didasarkan struktur dan fungsinya berbeda-beda. Komponen utama
lemak terdiri dari : asam lemak, turunan asam lemak (ester gliserol, ester
kolesterol, dan glikolipid), dan sterol beserta turunannya (kolesterol, asam
empedu, steroid, dan komponen minor yaitu vitamin-vitamin yang larut lemak dan
prostaglandin). Fungsi utama lemak yaitu menyuplai sejumlah energi dengan
volume relatif sedikit, membantu absorpsi vitamin-vitamin larut lemak, sumber
asam lemak esensial yang tidak dapat disintesa oleh tubuh ( Piliang & Al-Haj,
2006).
Kolesterol adalah salah satu turunan dari lemak yang saat in banyak
diteliti karena keterkaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif. kolesterol
adalah lemak berwarna kekuning-kuningan dan berupa seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh terutama di liver (Heslet, 2007). WHO (1990) dalam
Almatsier (2009) menganjurkan konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg sehari.
Hasil penelitian Jonnalagadda dkk pada tahun 1996 dalam linder 1992, konsumsi
tinggi asam lemak jenuh akan meningkatkan kadar koleterol dalam plasma,
diperkirakan setiap penambahan asam lemak jenuh 1% dari totral kalori terjadi
peningkatan kolesterol darah sebanyak 1, 9 mg/dl. Selain konsumsi yang
berpengaruh terhadap penyakit jantung yaitu kurangnya aktifitras fisik.
Kolesterol dari penguraian lemak adalah faktor yang mendominasi
penyakit degeneratif, salah satunya penyakit jantung. WHO (1997) diacu dalam
Almatsier (2009) menganjurkan konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg perhari.
Kolesterol dalam jumlah banyak yang terdapat dalam darah akan membentuk
endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan arteri
yang disebit artheroklerosis. Anjuran asupan kolesterol dalam pecegahan penyakit
degeneratif menurut PERKI (2002) bahwa asupan kolesterol harus dibatasi yakni
< 300 mg/hari dengan membatasi konsumsi kolesterol dari makanan yang tinggi
lemak hewani. Pengurangan konsumsi kolesterol sampai kadar yang lebih rendah
yaitu 200 mg/hari harus dilakukan pembatasan dari diet serta dianjurkan bagi
individu yang memiliki kadar kolesterol LDL yang meningkat, diabetes mellitus
dan atau penyakit kardiovaskuler.
C Tingkat Konsumsi Serat
Natrium bersifat mengikat air . pada saat garam dikonsumsi, maka garam
tersebut akan mengikat air sehingga air akan diserap masuk dalam intravaskuler
yang menyebabkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah
meningkat maka mengakibatkan tekanan darah juga meningkat. Selain itu natrium
merupakan salah satu komponen zat terlarut dalam darah. Dengn mengkonsumsi
garam konsentrasi zat terlarut akan tinggi sehingga penyerapan air masuk dan
selanjutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah puspitorini 2008
( puspitorini, Mira. 2008. Hipertensi cara mudah mengatasi tekanan darah tinggi.
Jojakarta. Image press)
Ada berbagai komponen kimiawi dan sifat-sifat fisik spesifik yang
ditemukan dalam serat makanan., dan hal ini akan mempengaruhi kondisinya
didalam usus. Menurut Mendeloft (1975), meskipun proses pengunyahan sayuran
dan buah didalam mulut dapat menstimulasi kerja maksimal dari bagian faring,
namun saat terjadi proses penelanan seratnya belum mengalami perubahan.
Demikian juga pada bread-cereals tidak berbeda nyata dengan yang ada pada
whitebread. Didalam lambung, kelompok sayuran berserat tinggi, bila dimakan
mentah akan lama berada didalam lambung dibadingkan dengan yang sudah
dimasak sedangkan kelompok kacang-kacangan yang berserata tinggi
membutuhkan waktu pengosongan lebih lama dibandingkan dengan jenis
makanan lainnya, karena lebih banyak mengandung lemak dirombak menjadi.
1. 50% serat tidak dicerna (Undigested Celulose)
2. 50% asam lemak berantai pendek (Short Chain Fatty Acid), air, CO2, H,
dan, Metana.
Dan yang Dipergunakan oleh tubuh.
1. Sedikit fraksi air akan diserap oleh bakteri usus atau diserap oleh serat
melalui hiropobik binding
2. Asam empedu deoksikolat ( Deoxi cholic Acid), asam Litokola ( litho-
cholic acid) diserap untuk membentuk koloni bakteri. Asam empedu ini
bersifat kokarsinogen atau membantu mempercepat pertumbuhan
karsinoma. Stalder 1984, membuktikan korelasi positif kadar asam
empedu dengan insiden kanker kolon
3. Asam lemak folatil ( acetat, butirat, propianat) merupakan anion utama
dalam feses, kemurnian lemak larut air mempunya efek osmotik, dan efek
pencahar untuk peristaltik.
4. H dan CO2, gas metana yang meningkatkan flatulen, sebagai hidrodgen
bebas melalui nafas/breaath hidrogen
Serat makanan dapat berkaitan dengan garam asam lemak didalam usus halus,
dan kemudian dilepaskan untuk kinerja bakteri didalam kolon. kandungan serat
yang tinggi dalam diet akan meningkatkan fecal output. Easwood et al., 1968,
menyatakan asam empedu bebas akan banyak diserap oleh serat makanan di
dalam kolon. tingginya serat dalam sayuran dapat memperlambat penyerapan
glukosa dalam darah dan dapat mengurangi peningkatan kadar kolesterol darah
(lanny dkk, 2005).
Menurut Astawan dan Tutik (2004), serat mempunyai karakteristik fisik dan
pengaruh terhadap tubuh, serat pangan digolongkan menjadi dua yaitu serat
pangan larut air (Soluble Dietary Fiber) dan serat pangan tidak larut air (Insoluble
Dietary Fiber).
1. Serat pangan larut air (Soluble Dietary Fiber).
Serat pangan larut air merupakan komponen serat yang dapat larut dalam air
dan dalam saluran pencernaan. Komponen serat dapat membentuk gel dengan cara
menyerap air.
Fungsi utama serat pangan larut air yaitu:
a. Memberikan perasaan kenyang cukup lama
b. Memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus
c. Memperlambat penyerapan glukosa dalam darah
d. Mengurangi peningkatan kadar kolesterol darah
e. Meningkatkan kesehatan saluran pencernaan
f. Mengikat asam empedu
2. Serat pangan tidak larut air (Insoluble Dietary Fiber)
Serat pangan tidak larut air adalah serat yang tidak larut dalam air dan dalam
saluran pencernaan. Sifat yang menonjol dari komponen serat tidak larut air yaitu
kemampuan dalam menyerap air serta meningkatkan tekstur dan volume feses
sehingga dapat melewati usus besar dengan cepat dan mudah, kelompok serat
pangan tidak larut air adalah selulosa (contohnya wortel, bit, umbi-umbian)
hemiselulosa (didapat pada kulit ari yang menutupi beras dan serealia)
Ada beberapa jenis serat sebagaimana yang di sebutkan oleh Zaimah, 2009 yaitu :
- Pengertian jenis serat makanansecara fisiologis serat makanan didefinisikan sebagai karbohidrat yang
resisten terhadap hidrolisis oleh enzim pencernaan manusia (karena itu tidak dapat
dicerna) dan lignin. Termasuk didalamnya adalah selulosa, hemiselulosa, pektin ,
lignin, gum, β-glukan, fruktan, dan resistant starch). Fungsional fiber adalah
karbohidrat yang tidak dapat dicerna tetapi dapat diisolasi, diekstraksi atau
difabrikasi dan telah menunjukkan efek yang menguntungkan bagi manusia.
Termasuk didalamnya selulosa, pektin, lignin, gum, β-glukan, fruktan, chitin,
chitosan, polydextrose dan polyols, psilium, resistant dextrin dan resistant starch.
Beradasarkan kelarutan dalam air yaitu serat larut (hemiselulosa, pektin,
gum, psilium, β-glukan, dan musilages) dan serat tidak larut (selulosa dan
hemiselulosa). Lignin termasuk dalam kelompok ini meskipun sebenarnya bukan
karbohidrat. Adapun jenis-jenis serat menurut Zaimah, 2009 yaitu sebagai
berikut:
a. Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama dinding sel. Bahan ini adalah polimer
linier unit glukosa dengan ikatan β 1.4. Susunan yang terdiri dari ikatan β tersebut
membentuk ikatan hidrogen inter dan intra molekul yang kuat, sehingga
menjadikannya tidak dapat larut dala air. Selulosa ditemukan pada dinding
parenkim tumbuhan, kurang lebih 30% dari berat keringnya. Saat ini sudah dapat
dimodifikasi secara kimiawi menjadi lebih larut dan digunakan sebagai tambahan
makanan seperti karboksimeti lselulosa, metil selulosa dan hidrosipropil
metilselulosa. Degradasinya oleh bakteri usus bervariasi tetapi secara umum tidak
dapat difermentasikan dengan baik.
Bahan makanan yang kaya selulosa contohnya bekatul, biuji-bijian, kacang-
kacangan, sayuran dari keluarga kol dan apel. Selulosa dalam bentuk biasa
ditambhkan pada makanan yang dipakai untuk pembuatan roti, kue, dan produk
daging beku seperti nugget ayam dan beberapa jus ampuran buah.
b. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah kelompok heterogen dari senyawa-senyawa yang
mengandung sejumlah gula pada rantai utama dn cabangnya. Gula ini adalah yang
menentukan klasifikasi hemiselulosa, terdiri dari xilosa, manosa, dan galaktosa
pada rantai utama sedangkan pada rantai cabang ditemukan arabinosa, asam
glukoronat dan galaktosa. Jenis gula yang terdapat pada rantia cabang
memberikan karakteristik penting bagi hemiselulosa. Hemiselulosa yang
mempunyai molekul asam pada rantai cabangnya akan sedikit bermuatan listrik
dan larut dalam air, sedangkan hemiselulosa yang lainnya tidak larut dalam air.
Hal ini juga mempengaruhi fermentabilitas bakteri usus terhadap hemiselulosa.
Bahan makanan yang mengandung hemiselulosa berkadar tinggi adalah molekul
biji-bijian yang utuh.
c. Lignin
Lignin adalah komponen non karbohidrat utama dari serat. Merupakan
polimer tiga dimensi yang terdiri dari unit-unit fenol dengan ikatan intra
molekuler yang kuat. Lignin biasanya tidak termasuk dalam komponen penting
makanan manusia, karena umumnya berhubungan dengan jaringan-jaringan keras
dan berkayu membentuk komponen struktural tumbuhan. Lignin tidak larut air
dan tidak difermentasi oleh bakteri usus. Kandungan lignin yang tinggi ditemukan
pada wortel, gandum dan buah yang bijinya dapat dimakan seperti abrei.
d. Pektin
Pektin adalah sekelompok komponen yang mengandung pektik yang terdiri
dari pectin dan pectic acid. Merupakan dietary fiber sekaligus funcional fiber.
Pektin juga merupakan kelompok polisakarida yang unsur utamanya asam D-
galakturonat dengan ikatan 1,4 yang terdapat pada rantai utama sedangkan pada
rantai cabang terdapat ramnosa, arabinosa, xylosa, fruktosa dan galaktosa. Pektin
membentuk sebagian dinding utama sel tumbuhan dan sebagian lamella bagian
tengah. Merupakan serat larut air yang membentuk gel dan hampir seluruhnya
dapat dimetabolisir oleh bakteri kolon dan stabil pada pH rendah oleh karena itu
dapat dijumpai pada makanan yang asam. Bahan makanan yang mengandung
pektin adalah apel, strawberi dan jeruk.
e. Gum
Gum adalah salah satu kelompok senyawa yang dapat disebut sebagai
hidrokoloid. Gum terdiri dari berbagai jenis gula dan derivatnya. Jenis gula yang
paling utama adalah galaktosa, asam glukoronat, asa uronat, arabinosa, ramnosa,
dan manosa. Di usus besar difermentasi dengan sangat baik oleh bakteri usus.
Gum arabikum merupakan hidrokoloid tumbuhan yang paling sering digunakan
sebagai bahan makana tambahan. Gum sangat dikenal karena mudah larut, pH
stabil dan sifat khasnya pada pembentukan gel. Bahan makanan yang
mengandung gum seperti oat, barley, dan tumbuhan polong.
f. Β-glukan
Adalah polimer glukosa yang mempunyai ikata campuran antara ikatan β 1,4
D-glukosa dengan ikatan β 1,3 D-glukosa. Setiap 2 atau 3 unit kelompok β 1,4 D-
glukosa dipisahkan oleh satu unit kelompok ikatan β 1,3 D-glukosa. Β-glukan
sangat baik difermentasi oleh bakteri di dalam usus besar. Saat ini ekstraksi β-
glukan dipakai sebagai funcional fiber karena efeknya yang dapat menurunkan
kadar kolesterol serum dan kadar gula darah post prandial. Bahan makanan yang
mengandung komponen β-glukan adalah oat dan barley, dimana sekitar 70% dari
dinding endospermanya terdiri dari β-glukan.
g. Fruktan – Inulin, oligofruktosa dan fruktooligosakarida
Fruktans termasuk ke dalam inulin, oligofruktosa, dan fruktooligosakarida
mengandung rantai fruktosa dengan panjang dengan bervariasi. Inulin terdiri dari
2 – 60 unit fruktosa. Oligofruktosa berasal dari hidrolisis parsial inulin dan
biasanya mengandung 2 – 8 unit fruktosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsumsi fruktooligosakarida dapat merangsang pertumbuhan bifidobakteria yang
bekerja sebagai prebiotik. Salah satu Bahan makanan yang mengandung fruktans,
inulin dan oligofruktosa yaitu bawang merah dan diperoleh dari sintises sukrosa.
h. Resistent starch
Merupakan zat pati yang tidak bisa dicerna secara enzimatis. Salah satu
contohnya adalah zat pati yang ditemukan di dinding sel tanaman yang tahan
terhadap aktivitas amilase (RS1). Gelatinisasi dapat mempermudah aksesnya
terhadap enzim ini (RS2). Resistant starch juga bisa terbentuk akibat pengolahan
bahan makanan seperti proses pemasakan atau pendingininan (RS3) atau
modifikasi kimiawi dari zat pati tersebut (RS4). RS1 dan RS2 termasuk golongan
dietary fiber sedangkan RS3 dan RS4 adalah funcional fiber.
i. Chitin dan Chitosan
Chitin merupakan amino-polisakarida yang tidak larut air sedangkan chitosan
adalah bentuk deasetilasi dari chitin. Pada beberapa tanaman rendah chitin dapat
menggantikan selulosa pada dinding sel. Chitin merupakan komponen
eksoelektron dari insekta dan ditemukan juga krustakea. Beberapa penelitian
menunjukkan chitosan efektif menurunkan kadar kolesterol darah.
j. Psilium
Psilium dimasukkan ke dalam golongan fungsional fiber yang didapat dari
getah tumbuhan berbiji platago ovata yang bersifat hidrofilik dan dapat
membentuk gel.
D. Profil Lipid
Lipid merupakan suatu subtansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air. Sifatnya yang tidak larut air menjelaskan
bahwasanya lemak atau lipid dalam plasma darah (yang mengandung air) harus
dibawa dalam bentuk ikatan kimia dengan protein plasma yang bersifat hidrofolik
dan berukuran relatif besar ( Andry, 2007).
Metabolisme lemak dalam tubuh dilakukan di dalam sel lemak dalam
jaringan adiposa. Sel-sel adiposa mempunyai enzim khusus pada permukaanya,
yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang dapat melepas trigliserida dan lipoprotein
untuk dihidrolisis dan meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel. Terdapat enzim
lain dalam sel yang merakit kembali hasil hidrolisa, sehingga menjadi trigliserida
untuk disimpan sebagai cadangan energi ( Andry, 2007). Bahan makanan yang
termasuk lemak hewani yaitu udang (lobster, ebi, rebon), otak (sapi, kerbau,
domba, kambing, ayam , bebek dll), sumsum, jerohan (hati, paru-paru, usus dll),
susu sapi, dan produk olahannya (yogurt, keju, butter, mentega), kuning telur,
ikan ( ikan laut, ikan tawar dll), madu. Sedangkan bahan makanan yang termasuk
lemak nabati diantaranya minyak goreng (minyak kelapa sawit, minyak jagung,
minyak wijen dll), margarine, kacang-kacangan ( kemiri, kacang tanah, kacang
kedelai, kacang mente dll), kelapa parut, santan, dan alpukat (Almatsier, 2004).
Profil lipid merupakan penguraian dari lemak. Adapun macam-macam
lipid yaitu sebagai berikut :
1 Kadar Kolesterol
Kolesterol lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan
dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh derah tersebut
menyempitdan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini
akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga
aliran darah pada pembuluh derah koroner yang fungsinya memberi suplay
oksigen dan nutrisi terganggu atau menjadi kurang. Itu akan menyebabkan otot
jantung menjadi lemah,sakit dada, serangan jantung bahkan kematian. Adapun
untuk mengetahui tingkat kolesterol yaitu dikategorikan sebagai berikut :
a. Normal : ¿ 200 mg/dl
b. Sedang : 200 – 239 mg/dl
c. Tinggi : ≥ 240 mg/dl
(Mary Courtney Moore, 1997)
Makin itnggi kadar kolesterol total dalam darah terjadinya penyakit jantung
semakin meningkat.
2 LDL ( Low Density Lipoprotein )
LDL merupakan jenis kolesterol yang bersifat merugikan karena LDL yang
meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar
kolesterol LDL dalam darah dikategorikan menjadi:
a. Normal : ¿ 130 mg/dl
b. Sedang : 130 – 159 mg/dl
c. Tinggi : ≥ 160 mg/dl
(Mary Courtney Moore, 1997)
Makin tinggi kadar LDL dalam darah maka resiko untuk terjadinya penyakit
jantung semakin meningkat.
3 HDL ( High Density Lipoprotein )
HDL merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik karena dapat mengangkut
kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati dibuang sehingga mencegah
penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses
ateriosklerosis. Kadar HDL dalam darah dikategorikan menjadi :
a. Normal : ≥ 60 mg/dl
b. Sedang : 40 – 59 mg/ dl
c. Rendah : < 40 mg/dl
(Sizer F dan Whiney E, 2006).
Makin rendah kadar HDL dalam darah maka resiko terjadinya penyakit
jantung akan semakin meningkat. Kadar HDL dalam darah dapat dinaikkan
dengan mengurangi berat badan, berolahraga, dan berhenti merokok.
4 Kadar Trigliserida
Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan menjadi :
a. Normal : < 150 mg/dl
b. Sedang : 150 – 199 mg/dl
c. Tinggi : > 200 – 499 mg/dl
(Sizer F dan Whiney E, 2006).
Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadinya penyakit
jantung akan semakin meningkat.
E. Terapi diet penyakit jantung
1. Menurut Persagi, 1996
Penatalaksanaan gizi adalah menurunkan resiko penyakit jantung pada
orang dewasa dengan kadar LDL kolesterol tinggi dengan :
a. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl pada individu
dengan penyakit jantung definitif atau dua faktor resiko penyakit jantung
selain resiko tinggi kolesterol LDL.
b. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 160 mg/dl pada individu
yang tidak mempunyai penyakit jantung definitif ataupun dua faktor resiko
penyakit jantung selain tingkat resiko tinggi kolesterol LDL.
c. Diet penyakit jantung
1) Tujuan diet penyakit jantung adalah :
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
Mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan atau air.
(Persagi, 1996).
2) Prinsip diet penyakit jantung
Energi cukup
Karbohidrat, lemak, dan protein cukup
Vitamin dan Mineral cukup
Serat tinggi
3) Syarat diet penyakit jantung
Energi cukup, untuk mencapai danmempertahankan berat badan normal.
Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
Lemak sedang, yaitu 25 – 30 % dari kebutuhan total, 10% berasl dari
lemak jenuh, dan 10 – 15 % lemak tidak jenuh
Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
Vitamin da mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
Garam rendah, 2 – 3 gram per hari, jika disertai hipertensi dan edema.
Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit, diberikan dalam porsi
kecil.
Bila kebutuhan gizi tidak dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
( Rahardja dkk, 2002 )
2. Menurut Almatsier, 2004 sebagai berikut :
1) Diet jantung 1
Diet jantung 1 diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti
infark miokard atau dekompensasi kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter
cairan / hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi
dan semua zat gizi, sehingga hanya diberikan selama 1 – 3 hari (Almatsier, 2004)
2) Diet jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Dieta
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat
diatasi. Jika disertai hipertensi atau edema, diberikan sebagai diet jantung II
rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin (Almatsier, 2004).
3) Diet jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung
dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan atau edema,
diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah energi dan
kalsium, tetapi cukup zat gizi lain (Almatsier, 2004).
4) Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung
dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan atau edema, diberikan diet
jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain , kecuali kalsium
(Almatsier, 2004).
F. Intervensi dan pendidikan pasien menurut (Mary Courtney Moore, 1997)
1. Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen pada diet dan gaya hidup untuk mengurangi risiko.
Perubahan diet dan gaya hidup yang permanen termasuk pencapaian
pengaturan berat badan, penurunan lemak dan kolesterol diet, tidak merokok, dan
mengembangkan cara-cara membangun dalam menghapai stres. Perubahan ini
mungkin dapat lebih diterima dan kurang mengecewakan jika pasien
dikonsultasikan untuk membuat perubahan secara perlahan. Misalnya, mereka
dituntun untuk memilih satu atau dua kebiasaan, seperti merokok atau makan
daging 250 gram setiap hari, dan membuat rencan mengubahnya. Ketika
perubahan awal ini dibuat, pasien dapat memilih beberapa kebiasaan lainnya yang
dikerjakan.
2 Kurangi lemak dan kolesterol dalam diet
National Cholesterol Education Program (suatu badan di Amerika Serikat)
telah mengkampanyekan bahwa individu dengan kolesterol LDL lebih besar dari
atau sama dengan 160 mg/dl dan mereka dengan batas risiko tinggi kolesterol
LDL yang juga memiliki penyakit jantung koroner definitif atau dua faktor risiko
lainnya maka harus mendapat terapi diet intensif. Program diet dua tahap atau
mengurangi pemasukan lemak jenuh dan kolesterol telah dikembangkan.
Pemasukan total juga dibatasi untuk menurunkan berat badan. Pada awalnya,
pasien mendapat konseling tentang tahap pertama, yaitu mengurangi sumber-
sumber utama dan yang paling umum dan sangat nyata dari asam lemak jenuh dan
kolesterol dalam diet dan dapat dilaksanakan tanpa perubahan drastis pada diet
dan gaya hidup untuk hampir seluruh pasien. jika telah melaksanakan diet tersebut
selama tiga bulan, pasien tidak berhasil dalam menurunkan kolesterol LDL ke
kadar yang diinginkan, dia dapat dipindah ke diet tahap kedua. Sementara dokter
dan perawat dapat sering menyediakan pendidikan tentang diet tahap pertama,
pengiriman konsul ke ahli gizi sangat berharga bagi pasien yang mempunyai
kesulitan dalam mempertahankan dietnya untuk mendapat respon diet yang
mengecewakan. Bantuan ahli gizi teruatama diperlukan oleh pasien yang
berpindah ke diet tahap dua.
Pendidikan diet harus menekankan fakta bahwa perubahan tdak harus
berakibat pada makanan yang sangat ketat atau tidak enak dimakan. Makanan
yang enak dan menarik dapat disiapkan. Informasi lebih lanjut yang berguna
untuk pendidikan yaitu seperti yang telah dikeluarkan oleh American Heart
Association yang memerlukan pedoman khusus terhadap diet trahap pertama dan
tahap kedua.
Informasi khusus tentang setiap kelompok makanan :
a. Daging : tidak lebih dari 150 g daging tanpa lemak, ayam, kalkun, dan
ikan setiap harinya. Sajian 75 g daging kira-kira sebesar dek kartu bridge.
Potongan daging tanpa lemak harus digunakan : daging cincang extra lean
(sangat kurus), sirloin tip, round steak, rum panggang, lengan panggang,
lengan panggang atau center cut ham, loin chops, dan tender loin.potong
dan buang semua bentuk lemak yang kelihatan sebelum memasaknya. Dan
tuang atau buang semua lemak yang meleleh setelah dagingnya matang.
Kulit dan semua lemak yang terdapat diantara jaringan daging ayam harus
dibuang sebelum diamasak. Bagian anggota daging termasuk otak, hati,
jantung, buah pinggang, dan daging kelenjar perut dan kerongkongan
adalah bagian yang kaya kolesterol dan karenanya harus dihindari. Udang
secara relatif kaya akan kolesterol tetapi rrendah lemak dan dapat dimakan
sekali-kali.
Beberapa jenis ikan ( misal : salmon, sardin, herring, tuna/tongkol,
dan ikan pedang) adalah sumber dari asam lemak “omega 3” yang baik.
Asam-asam lemak ini dilaporkan dapat menurunkan trigliserida serum dan
menghambat penggumpalan trombosit dan peradangan, yang mempunyai
kotribusi terhapadap penyakit jantung, walaupun tidak ada bukti pengaruh
terhadap kolesterol LDL namun pada studi epidemiologi, konsumsi ikan
yang sering baik yang mengandung omega 3 atau tidak tetap berkaitan
dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Untuk menghindari sajian tampaknya kurang banyak dan untuk
menekankan pentingnya pergeseran perencanaan makanan sekitar daging,
kombinasikan sejumlah daging dengan sejumlah besar nasi, pasta, atau
sayuran untuk memenuhi sajian. Kacang-kacangan keringdan kapri dan
tahu rendah lemak dan tinggi protein, dan bebas kolesterol dan dapat
digunakan untuk menggantikan daging.
b. Bahan olahan dari susu : sedikitnya dua sajian susu skim atau
equivalennya setiap hari. Lemak susu pada umumnya jenuh, dan karena itu
bahan olahan dari susu direkomendasikan dibuat dair susu skim. Keju
alami dan olahan pada umumya kaya akan lemak. Keju cottage rendah
lemak atau yogurt dapat disubsitusikan ke sour cream untuk saos celupan
dan kuah salad pada kentang.
c. Telur : batasi kuning telur sampai tiga perminggu pada diet tahap pertama
dan satu perminggu pada diet tahap kedua. Kuning telur kaya akan lemak
dan kolesterol. Putih telur bebas lemak dan kolesterol dan dapat digunakan
sering.
d. Buah-buahan dan sayuran : gunakan secara bebas. Buah-buahan dan
sayuran memberikan warna, tekstur, vitamin, mineral, dan serat digunakan
sebagai bagian dari makanan setiap bersantap. Bahan nabati tidak
mengandung kolesterol, dan hampir semua buah-buahan dan sayuran
rendah lemak. Terkecuali buah alpukat dan zaitun, yang didiskusikan pada
lemak dan minyak. Gorengan atau penambahan mentega, krim atau saos
keju meningkatkan kandungan lemak buah-buahan dan sayuran samapai
kadar yang tidak diinginkan.
e. Sereal dan roti : tingkatkan penggunaannya untuk menggantikan daging
dalam diet. Roti dan sereal merupakan sumber yang baik dari vitamin dan
mineral dan biji-bijian utuh juga menyediakan serat. Walaupun demikian
roti-rotian yang dijual dan bahkan beberapa sereal (seperti granola) sering
tinggi lemak. Selain itu roti intan (muffin), pisang dan buah lainnya seperti
kacang, roti jagung, pancakes, dan waffles mengandung sejumlah telur
yang bermakna. Bahan yang dibuat dirumah dengan putih telur atau
pengganti telur dan lemak ataupun minyak yang dapat diberikan.
f. Lemak dan minyak : batasi 6 – 8 sendok teh perhari . lemak dan minyak
yang tinggi akan lemak jenuh dan atau kolesterol harus sebisa mungkin
dihindari. Mentega, lard, dan lemak hewan lainnya yang kaya lemak jenuh
dan kolesterol. Minyak ini sering digunakan dalam roti-rotian, makanan
olahan, minyak popcorn, dan nondairy creamer.
Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung satu
(monounsaturated) atau lebih (polyunsaturated) ikatan rangkap. Lemak in
tidak meningkatkan kolesterol darah, tetapi tinggi kalori dan rendah zat
gizi lainnya.
BAB IIIKERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Keterangan :
Diteliti :
Tidak diteliti :
Faktor Resiko Penyakit Jantung koroner
Terkendali
1. Penyakit Hipertensi Hiperkolesterol Diabetes Milletus
2. Life Stile Gaya hidup tidak
sehat Merokok Tidak berolahraga
Tidak terkendali
Usia Jenis kelamin Keturunan Ras
Tingkat konsumsi energi, lemak dan natrium panyakit jantung
koroner
Profil lipid
Kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserida
Pasien Penyakit Jantung
Terapi diet
Keterangan :
Penyakit jantung dipengaruhi banyak faktor risiko. Salah satu faktor
risikonya yang dapat dirubah yaitu konsumsi makan. Dalam kerangka konsep
peneliti ingin mengetahui tingkat konsumsi energi, lemak dan serat pasien
terhadap profil lipid yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung.
BAB IVMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan
desain penelitian berupa studi kasus yang memberikan gambaran tentang
tingkat konsumsi energi, lemak dan serat terhdap profil lipid pasien penderita
penyakit jantung di Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan Probolinggo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : Ruang rawat inap RSUD Waluyojati Kraksaaan
Probolinggo.
2. Waktu : Bulan Februari akhir sampai bulan Maret 2013
C. Instrumen Pengumpulan Data
1. Alat tulis dan alat hitung
2. Rekam medik
3. Form plate waste
4. Formulir pernyataan kesediaan pasien
5. Form recall
6. Mikrotoa
7. DKBM
8. Daftar URT
9. CD menu
10. Daftar bahan makanan penukar
11. Laptop
D. Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Devinisi Cara dan Alat ukur
Skala ukur Kategori
Tingkat konsumsiEnergi dan lemak
Rata-rata jumlah asupan zat gizi yang diperoleh (energi dan lemak) dari makanan dan minuman dibandingkan dengan kebutuhan pasien.
- WawancaraFood recall 3x24 jam (makanan dari luar rumah sakit)-Metode Come stok
Rasio -Baik : ≥ 80%-Sdg : 70 – 79%-Kurang : 60 – 69 %-Defisit : < 60%(DEPKES RI, 1994)
Tingkat konsumsi natrium
Jumlah asupan natrium dalam makanan (g/hari) dibandingkan dengan angka kebutuhan pasien
-WawancaraFood recall 3x24 jam (makanan dari luar rumah sakit)Metode Come stok
Rasio Tinggi :>30 g/hr
Normal : 25 – 30 g/hrRendah : <25 g/hr(Soetiono Mangoen Prasodjo, 2005)
Profil lipid Data laboratorium kadar profil lipid pasien meliputi kadar Kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida
Hasil Laboratorium dari rekam medik
Rasio KolesterolNormal <200Sdg 200 – 239Tinggi ≥240LDLNormal ¿ 130Sedang 130 – 159Tinggi ≥ 160HDL:-Normal ≥ 60-Sedang 40 – 59-Rendah < 40TrigliseridaNormal <150 Sdg 150 – 199Tinggi ≥200 – 499(Sizer F dan Whiney E, 2006).
E. Metode Sampling
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penellitian adalah pasien penyakit jantung
koroner yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Waluyojati
Kraksaaan Probolinggo.
2. Kriteria sampel
a. Inklusi
1) Penderita yang sedang menjalani rawat inap di Poli penyakit jantung
rumah sakit Waluyojati Kraksaan Probolinggo.
2) Diijinkan oleh pihak rumah sakit untuk diteliti.
3) Pasien bersedia menjadi sampel penelitian.
4) Jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
5) Usia ≥ 35 tahun
b. Eklusi
1) Pasien meninggal selama penelitian berlangsung.
2) Pasien menolak prosedur penelitian.
c. Besar sampelBesar pasien dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang merupakan
pasien penyakit jantung yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum
Waluyojati Kraksaan selama penelitian berlangsung.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Data Karakteristik Pasien
Data karakteristik pasien didapat dengan wawancara langsung dengan
pasien meliputi umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan
riwayat gizi. Data karakteristik pasien dari data rekam medik dan
wawancara dengan pasien.
2. Data terapi diet yang diberikan
Data terapi diet yang diberikan oleh pihak rumah sakit meliputi jenis diet,
komposisi zat gizi, bentuk makanan, dan cara pemberian makan yang
diperoleh dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan ahli gizi.
3. Data tingkat konsumsi energi, lemak dan kolesterol
Data tingkat konsumsi energi diperoleh dengan mengumpulkan data
sebagai berikut:
a. Asupan energi, lemak dan kolesterol dengan metode come stok dan
food recall untuk mengetahui asupan dari luar rumah sakit.
b. Menghitung kebutuhan dengan rumus Harris Bennedict sebagai
berikut:
TEE = BEE x Faktor aktifitas x Faktor stres
BEE (Laki-laki) = 66,4 + 13,7 BB + 5 TB – 6,7 U
BEE (Perempuan) = 665 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,6 U
Keterangan :
BB = Berat Badan (Kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Umur (tahun)
Dengan memperhatikan faktor aktifitas dan faktor stress sebagai
berikut :
Tabel 2. Kebutuhan Energi Berdasarkan Kategori Aktivitas Fisik
Aktivitas NilaiIstirahat total 1,05Mobilisasi ditempat tidur 1,10Jalan disekitar kamar 1,20Ringan ( pegawai, ibu RT dll) 1,40Sedang (mahasiswa, pegawai pabrik dll 1,50
(Sumber : Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang, 2011)
Tabel 3. Kebutuhan Energi Berdasakan Kategori Faktor Stres
Stres NilaiRingan (peradangan saluran cerna, kanker, bedah elektif dll)
1,4
Sedang (sepsis, bedah tulang, trauma kerangka mayor dll)
1,5
Berat (trauma multipel, bedah multisistem) 1,6Sangat berat (luka kepala berat, luka bakar dll)
1,7
(Sumber : Almatsier, 2004).
c. Menghitung tingkat konsumsi energi, lemak, dan kolesterol dengan
rumus
rata−rata konsumsi energi , lemak , dankolesterol perharikebutuhan energi , lemak ,dan kolesterol perhari
x100%
4. Data tingkat natrium
Data tingkat konsumsi serat diperoleh dengan menghitung asupan serat
perhari dan dibandingkan dengan kebutuhan.
5. Data profil lipid darah Data profil lipid (Kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida) diperoleh dari
Pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit
kemudian dibandingkan dengan nilai normal atau standar Rumah sakit.
G. Metode Pengolahan dan Analisi Data
1. Data karakteristik pasien penelitian yang telah dikumpulkan kemudian
dilakukan editing, coding/pengkodean, pemasukan data, tabulasi dan
analisis secara deskriptif dalam bentuk tabel.
Tabel 4. Identitas Pasien Penelitian
Keterangan Kode Pasien1 2 3 Dst
UmurJenis kelaminBBTBRiwayat gizi
2. Data terapi diet rumah sakit
Data terapi diet yang diberikan meliputi jenis terapi diet, komposisi zat
gizi, dan bentuk makanan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis
secara deskriptif.
Tabel 5. Terapi Diet Rumah Sakit
Kode Pasien
Jenis Diet
Bentuk makanan
Cara pemberian
Standar DietE
KalP
(g)L
(g)KH(g)
Serat(g)
Kolesterol(mg)
12Dst
3. Data tingkat konsumsi energi, lemak dan kolesterol disajikan dalam
bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Tingkat konsumsi tersebut
dikategorikan berdasarkan kriteria Depkes RI (1994), yaitu :
a. Baik : ≥ 80 %
b. Sedang : 70 – 79 %
c. Kurang : 60 – 69 %
d. Defisit : < 60 %
4. Data tingkat konsumsi natrium disajikan dalam bentuk tabel dan
dianalisis secara deskriptif. Data tingkat konsumsi serat dikategorikan
sebagai berikut (Soetiono, 2005) :
a. Tinggi : > 30 g/hari
b. Normal : 25 – 30 g/hari
c. Rendah : < 25 g/hari
5. Data profil lipid darah (kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida) yang
diperoleh dari hasil laboratorium (rekam medik) dalam bentuk tabel dan
dianalisis secara deskriptif. Adapun nilai normal untuk pemeriksaan
profil lipid sebagai berikut :
Tabel 4. Kadar Lipid Serum Normal
Lipid Serum (mg/dl) KeteranganKolesterol<200200-239≥240
NormalSedangTinggi
LDL¿ 130130 – 159≥ 160
NormalSedangTinggi
HDL: ≥ 6040 – 59< 40
NormalSedangRendah
Trigliserida<150150 – 199≥200 – 499
NormalSedangTinggi
Sumber : Sizer F dan Whiney E, 2006.
H. Etika Penelitian
Sebelum melakukan pengambilan data peneliti memberikan informed concent
dan lembar persetujuan menjadi pasien dengan tujuan agar pasien mengerti
maksud dan tujuan penelitian, jika pasien bersedia maka pasien harus
menandatangani lember persetujuan dan jika pasien tidak bersedia maka peneliti
tetap menghormati hak dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Astawan, M. dan Tutik, W. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Solo : Tiga Serangkai.
Bahri. 2004. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Sumatera: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Eastwood. Commite Research. 1968. Diet and Healt. Washington : National Academic Press
Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku saku: Patofisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC
Guyton, Arthut C. & John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9 Editor : Irawati Setiawan. Jakarta : EGC.
Hernawati. 2009. Pengaruh Penambahahan Bekatul Pada Pakan Terhadap Gambaran Histologi Organ Hati Mencit (Mus Musculus L.) Jantan Galur Swiss Webster. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Heslet L. 2007. Kolesterol Yang Perlu Anda Ketahui. Anton Adiwiyoto (Penerjemah). Jakarta : Kesain Blanc.
J.B. Suharjo B. Cahyono 2008. Gaya Hidup Dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius hal 25.
Kromhout et al 2000. Dietary Reference Intakes for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids (Macronutrients). Washington. DC : National Academies Press
Lanny. Dewani. Sitanggan, Maloedyn. 2005. Terapi Jus & 38 Ramuan Tradisional. Tangerang : PT. Agromedia Pustaka
Linder. 1992. Dietary Reference Intakes for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids (Macronutrients). Washington DC : National Academic Press.
Linder, 1998. Nutirisi dan Metabolisme Lemak. Jakarta : EGC
Mangoenprasodjo, A. Setiono. 2005. Makanan Berkhasiat Agar Jantung Sehat.
Yogyakara : Think Fresh
Moore Mary Courtney. 1997. Pocket Guide To Nutritional Assessment And Care. America : Elsevier Mosby Soediawan. 2009
Moore Mary Courtney. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi, edisi II. Jakarta : Hipokrates
Piliang WG dan SD Al-Haj. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Bogor. : IPB Press
Price, Silvia Anderson dan Wilson L M. 2006. Patofisiologi, volume 1. Jakarta : EGC.
Rahardja. Ekky. 2002. Suatu Faktor Risiko pada Kesehatan Tubuh, Simposium Mengenal Lebih Dini serta Penanganan Penyakit Stroke dan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : R.S. Husada
Riyadi H. 2001. Metode Penelitian Status Gizi Secara Antropometri. [Diktat Kuliah]. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Sizer F and Whitney E. 2006. Nutrition Concept and Controversies. USA : Thomson Wadsworth
Tala, Zaimah Z. 2009. Manfaat Serat Bagi Kesehatan. Sumatera : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Taylor, Clive R dan Candrasoma P. 2006. Patologi Anatomi, edisi 2. Jakarta : EGC
Tirtawinata. 2006. Hubungan Asupan Serat Dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total dan Kadar Trigliserida Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang.
Weijenberg, M.P., Feskens, E.J., Kromhout, D. 2000. White blood cell count and the risk of tolerance . Atherosclerosis 163: 17581
Willet. 1998. Nutritional Epidemiology. Newyork : Oxford University Press
Winarno F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Lampiran
Lampiran 1. Diet Jantung Rumah Sakit Waluyojati Kraksaan.
a. Makanan yang tidak diberikan
Makanan yang digoreng dan berlemak tinggi yaitu gajih, santan
dan susu full cream
Sayuran yang menimbulkan gas : sawi, kol, nangka muda
Buah yang berlemak tinggi dan menimbulkan gas : durian, nangka
b. Makanan yang dibatasi
Daging diberikan tidak lebih 1x seminggu, tidak lebih 100 gram
sehari
Ayam diberikan tidak lebih 3x seminggu, tidak lebih 100 gram
sehari
Telur diberikan tidak lebih 3x seminggu, tidak lebih 1 butir sehari
Kacang tanah tidak lebih 25 gram sehari
Pembagian makananan sehari
Makan pagi
Nasi/tim/bubur kasar/bubur halus : sesuai standar porsi
Lauk hewani : daging 50 gram
Lauk nabati : tempe 25 gram
Sayur : sesuai standar porsi
Snack pagi untuk pasien R. Tengger, Utama, Kelas I, Kelas II.
Bubur sumsum / kentang rebus / kue tanpa soda kue / digoreng
/ buah
Kacang ijo / teh
Makan siang
Nasi/tim/bubur kasar/bubur halus : sesuai standar porsi
Lauk hewani : daging 50 gram
Lauk nabati : tempe 25 gram
Sayur : sesuai standar porsi
Snack siang untuk pasien Ruang Tengger, Utama, Kelas I.
Bubur sumsum / kentang rebus / kue tanpa soda kue / digoreng
/ buah
Air putih (untuk pasien di R. Tengger).
Makan sore/malam
Nasi / tim / bubur kasar/ bubur halus : sesuai standar porsi
Laukhewani : ayam : 75 gram
Lauk nabati : tempe : 25 gram
Sayur : sesuai standar porsi
Buah selain pisang (untuk pasien di R. Tengger).
Lampiran 2.
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI PASIEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini brsedia menjadi pasien dalam
penelitian mengenai “GAMBARAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI,
LEMAK, DAN SERAT TEHADAP PROFIL LIPID PASIEN
PENDERITA PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP RSUD
WALUYOJATI KRAKSAAN” yang dilakukan oleh :
Nama : Hermansyah
Nim : 1003000064
Selanjutnya pasien bersedia mengikuti pelaksanaan penelitian tersebut
dengan kemampuan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Nama :
Diagnosa Px :
Umur :
BB :
TB :
Alamat :
Kraksaan, 2013
Peneliti Pasien
Hermansyah ...................