Download - isos

Transcript
Page 1: isos

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

1. Landasan Teori

a. Pengertian

Perilaku isolasi sosial menraik diri merupakan suatu gangguan

hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak

fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi

seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000)

b. Tanda dan Gejala

Menurut Budi Anna Kelia (2009), tanda dan gejala ditemui seperti:

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

Menghindar dari orang lain (menyendiri).

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap

dengan klien lain/perawat.

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan

percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

Posisi janin saat tidur.

c. Penyebab

Menurut Budi Anna Keliat (2009), salah satu penyebab dari menarik diri

adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang

pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan

ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai

Page 2: isos

perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa

gagal mencapai keinginan.

Tanda dan Gejala :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri).

Gangguan hubungan sosial (menarik diri).

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan

yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

d. Akibat

Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya

resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan

salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah

persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya

klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan

eksternal.

Tanda dan gejala ;

Bicara, senyum dan tertawa sendiri.

Menarik diri dan menghindar dari orang lain.

Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.

Tidak dapat memusatkan perhatian.

Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan

lingkungannya), takut.

Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

Page 3: isos

e. Pohon masalah:

2. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan,

agama, suku dan hubungan dengan klien.

2. Alasan masuk

Alasan masuk atau masalah utama klien sehingga masuk rumah sakit

3. Factor predisposisi

1) Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?

2) Pengobatan sebelumnya

3) Apakah klien pernah mengalami trauma pada dirinya?

4) Adakah anggota keluarga yang mengalami sakit jiwa?

5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

4. Pemeriksaan fisik

1) Tanda- tanda vital seperti : pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi

dan respirasi

2) Antopometri seperti : ukur berat badab dan tinggi badan

3) Keluhan fisik

5. Psikososial

1) Genogram 3 generasi untuk mengatahui adanya keturunan dari

keluarga

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: Menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Core Problem

Page 4: isos

2) Konsep diri

a. Citra tubuh : tidak ada angggota

tubuhnya yang disukainya

b. Identitas diri : klien dapat

menyebutkan identitas dirinya

c. Peran : klien

menyebutkan peran dirinya dalam keluarga

d. Ideal diri : klien jarang keluar

rumah dan berinteraksi dengan orang lain

e. Harga diri : klien hanya berdiam

diri di rumah saja

3) Hubungan social

a. Orang yang berarti

b. Peran serta dalm

kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak pernah berinteraksi

dengan orang lain

c. Hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain : klien hanya menutup diri dan

tidak pernah bergabung dengan orang lain

4) Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan beribadah

6. Status mental

1) Penampilan : klien tampak rapi, memakai baju sesuai dengan

keinginannya

2) Pembicaraan : bicara hanya singkay-0singkat saja

3) Aktivitas motorik : klien lebih banyak berdiam diri dikamar saja

4) Alam perasaan : klien senang melamun dan tidak suka bergaul

dengan orang lain

5) Afek : afek datar, tidak ada perubahan raut wajah

6) Interaksi selama wawancara : klien hanya menjawab yang ditanya

saja dan singkat-singkat

Page 5: isos

7) Persepsi : biasanya tidak terdapat gangguan penyerta seperti

halusinasi

8) Arus piker : klien lebih banyak diam, bicara seperlunya saja

9) Isi pikir : tidak terdapat waham

10) Tingkat kesadaran : compos mentis

11) Memori : klien tidak tau penyebab menarik diri

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : konsentrasi tidak baik, klien

tidak mampu berhitung sesuai perintah

13) Kemampuan penilaian : klien mampu menilai apa yang dikerjakan

dan di tonton

14) Daya tilik diri : klien tahu bahwa dirinya sakit.

7. Kebutuhan rencana pulang

1) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

2) Kegiatan sehari-hari

3) Nutrisi

4) Istirahat tidur

5) Klien memiliki sistim pendukung

6) Kegiatan produktif

8. Mekanisme koping

1) Adaptif : klien mau berbicara jika diajak oleh orang lain

2) Maladaptive : jika ada masalah klien tidak pernah brcerita dengan

orang lain dan hanya memendamnya sendiri

9. Masalah psikososial lingkungan

1) Masalah dengan dukungan kelompok

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan

3) Masalah dengan pendidikan

4) Masalah dengan perumahan

5) Masalah dengan ekonomi

6) Masalah dengan pelayanan kesehatan

b. Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial: menarik diri

Page 6: isos

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

c. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa : Isolasi sosial: menarik diri

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b.Perkenalkan diri dengan sopan

c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

d.Jelaskan tujuan pertemuan

e.Jujur dan menepati janji

f.Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g.Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan:

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-

tandanya.

2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri atau mau bergaul

2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda

serta penyebab yang muncul

2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya

Page 7: isos

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan

dengan orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan

orang lain

a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan

orang lain

b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain

c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui

tahap :

▪ Klien – Perawat

▪ Klien – Perawat – Perawat lain

▪ Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain

▪ K – Keluarga atau kelompok masyarakat

4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

Page 8: isos

4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan

orang lain

Tindakan:

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain

5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan

orang lain.

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

▪ Salam, perkenalan diri

▪ Jelaskan tujuan

▪ Buat kontrak

▪ Eksplorasi perasaan klien

6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

▪ Perilaku menarik diri

▪ Penyebab perilaku menarik diri

▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk

berkomunikasi dengan orang lain.

6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien

minimal satu kali seminggu

Page 9: isos

6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh

keluarga

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Isolasi Sosial

Pertemuan : I (satu)

Hari/Tanggal/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO :

2. Diagnosa keperawatan

Isolasi sosial : menarik diri

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi

teraupetik.

b) Sapa klien dengan ramah baik vebal maupun non verbal.

c) Perkenalkan diri dengan sopan

d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama kesukaan klien.

e) Jelaskan tujuan pertemuan.

f) Jujur dan menepati janji.

g) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

h) Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat.

Page 10: isos

i) Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak

menjawab.

j) Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan buru–

buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi E!”

”Perkenalkan, Saya Mahasiswa Stikes yarsi yang akan merawat E,

Nama saya Crostianan , Saya senang dipanggil dedeq, dan Hobi saya

menggambar.

Nama E siapa? Senang dipanggil siapa? Hobinya apa? Saya yang

akan membantu dan merawat E hari ini. Kalau butuh bantuan, dapat

menghubungi saya.”

b) Evaluasi/ Validasi

“Bagaimana perasaan E saat ini?”

“Semalam bisa tidur nyenyak?”

”Obatnya sudah diminum?”

c) Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang kejadian

dirumah, agar saya dapat membantu mengatasinya.”

Waktu : “E mau berapa lama bercakap – cakap? Bagaimana kalau 10

menit.”

Tempat : “Kita mau ngobrol dimana ? Bagaimana kalau diruangan

ini.”

2. FASE KERJA (Langkah – Langkah Tindakan Keperawatan) :

“Dirumah E Tinggal dengan siapa ?

”Siapa yang paling dekat dengan E ?

”Apa yang membuat E dekat dengannya ?

Page 11: isos

”Bagus sekali, E dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan

seseorang.

“Dengan siapa E tidak dekat ?

“Apa yang membuat E tidak dekat

”Apa yang harus E lakukan agar dekat dengan seseorang.

3. FASE TERMINASI

a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan E setelah kita bercakap – cakap ?”

Evaluasi objektif

“Tersenyum menatap perawat.”

b) Rencana tindak lanjut

“Baik, bagaimana kalau E ingat - ingat kembali yang menyebabkan E

dekat dengan seseorang dan siapa lagi kira- kira yang dekat dengan

E?”

c) Kontrak yang akan datang

”Bagaimana kalau nanti kita akan membicarakan tentang mengapa E

sering menyendiri.”

”Kita akan ketemu lagi jam berapa? bagaimana kalau jam 10 nanti.

E mau berbincang- bincang dimana? bagaimana kalau disini lagi.”

Page 12: isos

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Menarik diri

Pertemuan : II (dua)

Hari/Tanggal/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO :

2. Diagnosa keperawatan

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

a) Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan

tanda – tandanya.

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri tidak mau bergaul.

c) Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda

serta penyebab yang muncul.

d) Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien

dalam mengungkapkan perasaannya.

Page 13: isos

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN.

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi E!”

b) Evaluasi/ Validasi

“Bagaimana perasaan E saat ini? masih ingat nama saya, bagus. kita

janji akan ketemu membicarakan tentang mengapa E sering

menyendiri.”

c) Kontrak

Topik : ”Kita akan membicarakan tentang mengapa E sering

menyendiri.”

Waktu : ”Kita ngobrol mau berapa lama ? 10 menit cukup.”

Tempat : ”Kita mau ngobrol dimana ? diruangan ini lagi.”

2. FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :

“Sekarang coba ceritakan masalah E sampai dibawa kesini!”

“Apakah dirumah E sering menyendiri?”

”Kalau boleh tahu apa alasan E sering menyendiri?”

”Coba sebutkan apa saja sebab – sebab E menyendiri?”

3. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a. Evaluasi subjektif

”Bagaimana perasaan E setelah kita berbincang – bincang?”

b. Evaluasi objektif

”Bagaimana ekspresi klien ? apakah klien terlihat nyaman ?

adakah kontak mata?”

2. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana kalau E mencoba mengingat kembali penyebab E

menyendiri yang lain?”

Page 14: isos

3. Kontrak yang akan datang

Topik : ”Bagimana kalau nanti kita bicarakan tentang

keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

bila tidak berhubungan dengan orang lain?”

Waktu : ”Kita akan ketemu besuk, jam berapa? bagaimana kalau

jam 9 setelah makan pagi.”

Tempat : ”Kita akan ngobrol dimana? bagaimana kalau dikursi

belakang.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Menarik diri

Pertemuan : III (tiga)

Tanggal/Hari/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO:

2. Diagnosa keperawatan :

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

a) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan berhubungan

dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan

dengan orang lain.

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

tentang berhubungan dengan orang lain

Page 15: isos

c) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

d) Diskusikan bersama klien tentang keuntungan berhubungan dengan

orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

e) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi!”

b) Evaluasi/ Validasi

”Bagaimana perasaan E saat ini? masih ingat nama saya?”

c) Kontrak

Topik : “Hari ini kita akan membicarakan tentang keuntungan

berhubungan dengan seseorang dan kerugian tidak

berhubungan dengan seseorang sesuai dengan janji kita

kemarin.”

Waktu : ”Kita ngobrol mau berapa lama ? 15 menit cukup.”

Tempat : ”Kita mau ngobrol dimana ? diruangan ini lagi.”

2. FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :

”Apa yang sedang E lakukan disini?”

”Apa yang sedang dilakukan bila E sedang sendiri?”

”Apakah E pernah ngobrol dengan teman- teman yang ada disini?”

“Bagaimana perasaan E setelah ngobrol?”

“Bagus, E telah mengungkapkan perasaan E setelah ngobrol dengan

seseorang.”

Page 16: isos

“Apa kerugiannya bila E sering menyendiri?”

”Apa keuntungannya bila E berhubungan dengan seseorang?”

”Dari sini E mana yang lebih menguntungkan, berhubungan dengan

orang lain ataukah menyendiri?”

”Bagus, E bisa menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang

lain.”

3. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan E setelah kita berbincang-bincang? apakah

ada yang ditanyakan?”

b. Evaluasi objektif

”Bagaimana ekspresi klien? apakah klien merasa nyaman ?

adakah kontak mata?”

2. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana kalau nanti E mulai bergaul dengan teman- teman yang

ada disini?”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : “Waktu kita sudah habis, saya senang bisa ngobrol

dengan E, Bagaimana kalau besuk kita lanjutkan bincang-

bincang

ini dengan membahas tentang cara berhubugan dengan

orang lain dan kita akan coba melakukannya, bagaimana

bisa ?

Waktu : ”Enaknya jam berapa? sama seperti ini jam 9 setelah

makan pagi.

Tempat : “Kita akan ngobrol dimana ? di tempat ini lagi ya.

Page 17: isos

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Menarik diri

Pertemuan : IV (Empat)

Tanggal/Hari/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO:

2. Diagnosa keperawatan :

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

a) Kaji kemampuan klien membina hubunagn dengan orang lain.

b) Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui

tahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel / kelompok

masyarakat.

c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.

d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.

Page 18: isos

e) Diskusikan jadwal harian yang daopat dilakukan bersama klien

dalam mengisi waktu luang.

f) Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.

g) Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam ruangan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN.

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi!”

b) Evaluasi/ Validasi

“Bagaimana perasaan E saat ini, apakah E sudah mengingat manfaat

dan kerugian berteman?”

c) Kontrak

Topic : “E ingat apa yang akan kita lakukan sekarang E sesuai

dengan janji kita, pagi ini kita akan latihan berkenalan

dengan seseorang, tujuannya agar kita punya banyak

teman.”

Waktu : “kita ngobrol mau berapa lama? 10 menit.

Tempat : “kita mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau diruangan

Ini.”

2. FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :

”Menurut E ,kalau kita ingin berkenalan apa yang harus dilakukan?”

“Perlukah kita berjabat tangan?”

“Perlukah kita berdiri?”

“Bagus sekali apa yang E katakana.”

”Apa saja yang akan kita katakan?”

”Betul sekali, kita akan tanyakan nama, nama panggilan, hobi dan

asal?”

“Bagaimana E kita coba!”

”Perkenalkan nama saya Perawat AA senang dipanggil A.”

“Nama E siapa? senang dipanggil siapa?”

Page 19: isos

“Hobi saya membaca buku, hobinya E apa?”

“Asal saya dari Jawa Barat, asal E dari mana?”

“Bagaimana E? apakah E mau mencoba?”

3. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

a. Evaluasi subjektif

“Bagaiamana perasaan E setelah kita selesai latihan cara

berkenalan?”

b. Evaluasi objektif

”E sudah dapat melakukan cara berkenalan dengan orang lain.

Coba sebutkan bagaimana cara berkenalan dengan orang lain!”

2. Rencana tindak lanjut

”Baik E ,bagaimana kalau E latih cara berkenalan?”

”E mau berkenalan dengan siapa nanti?”

”Bagaimana kalau kita buat jadwal harian?”

”Baik, nanti E latih, kalau ada kesulitan, kita bicarakan lagi.”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : ”Bagimana kalau nanti kita coba berkenalan dengan

perawat yang lain”.

Waktu : ”E mau ketemu lagi jam berapa? bagaimana kalau jam 11

Nanti.”

Tempat : ”Kita akan bercakap- cakap dimana, bagaimana kalau

disini lagi.”

Page 20: isos

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Menarik diri

Pertemuan : V (lima)

Tanggal/hari/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO:

2. Diagnosa keperawatan :

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan

orang lain.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan

orang lain.

a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain.

b) Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan

dengan orang lain.

Page 21: isos

c) Beri reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaanya berhubungan dengan orang lain.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeutik

“Selamat pagi E!”

b) Evaluasi/ validasi

”Bagaimana perasaan E saat ini? Masih ingat nama saya? bagus E

masih ingat nama saya.”

c) kontrak

Topic : “Baiklah, kita bicarakan perasaan E setelah berhubungan

dengan orang lain.”

Waktu : “Berapa lama kita akan bicara nanti? 10 menit cukup.”

Tempat : “Kita bicara diruangan ini lagi ya.”

2. FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :

”Sekarang E utarakan perasaan E setelah berkenalan dengan orang

lain!”

“Siapa namanya dan asalnya dari mana?”

“Bagus sekali, masih ingat.”

3. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

a. Evaluasi subjektif

“Bagaiamana perasaan E setelah kita berbincang – bincang?”

b. Evaluasi objektif

”Ekspresi klien bersemangat, tidak sering menyendiri lagi.”

2. Rencana tindak lanjut

“Baikalah, nanti E bisa berkenalan dengan orang lain sebanyak

mungkin.”

Page 22: isos

3. Kontrak yang akan datang

Topic : “Baiklah sampai disini dulu, besuk kita akan ketemu lagi

bersama dengan keluarga untuk berbincang – bincang

tentang dukungan keluarga mengenai masalah ini.

Waktu : ”Kita akan ngobrol berapa lama, bagaimana kalau 15

menit.”

Tempat : ”Tempatnya dimana ? kalau diruangan ini lagi

bagaimana?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Menarik diri

Pertemuan : VI (Enam)

Tanggal/Hari/Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

DS :

DO:

2. Diagnosa keperawatan

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu

mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang

lain.

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu

mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang

lain.

Page 23: isos

a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : salam,

perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat kontrak eksplorasi

perasaan keluarga.

b) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku menarik

diri, penyebab perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika

perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga menghadapi

klien menarik diri.

c) Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk

klien minimal satu kali seminggu.

d) Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien

untuk berkomunikasi dengan orang lain.

e) Beri reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai keluarga.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. FASE ORIENTASI

a) Salam terapeuti.

”Selamat pagi E, kalau boleh tahu ada hubungan apa E dengan

klien?”

b) Evaluasi/ Validasi

“Bagaimana perasaannya saat ini, E saya harap kerjasamanya untuk

membantu menyelesaikan masalah ini.”

c) Kontrak

Topic : “E, kita akan bicarakan tentang dukungan keluarga

mengenai masalah manarik diri yang sedang dialami E.”

Waktu : ”Berapa lama kita akan berbincang- bincang?

Bagaimana kalau 15 menit.”

Tempat : ”Tempatnya diruangan ini ya.”

2. FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :

“Coba E ceritakan bagaimana E sampai dibawa kesini?”

“Apakah ada keluarga yang sering menjenguk kesini?”

Page 24: isos

“Apakah E ingin mempelajari cara - cara merawat klien manarik

diri?”

3. FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan keluarga setelah kita berbincang-

bincang?”

b. Evaluasi objektif

”Sekarang keluarga sudah tahu apa yang sedang dialami?”

2. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana kalau ada keluarga yang sering mengunjungi E disini

untuk penyembuhan?”

”Hendaknya keluarga menerapkan cara- cara merawat klien bila

sudah pulang nanti.”

3. Kontrak yang akan datang

“Baiklah E, waktu kita sudah habis mungkin lain kali bisa dilanjutkan.

Oh ya E kita masih bisa ngobrol lagi kalau E ada yang perlu

disampaikan jangan sungkan - sungkan menyampaikan pada saya,

semoga cepat sembuh dan jangan lupa untuk selalu mengingat apa

yang telah kita pelajari bersama.”

Page 25: isos

Daftar Pustaka

Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta.

ECG

Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG


Top Related