-
ISLAM DAN SOSIALISME
TELAAH ATAS PEMIKIRAN DAN AKSI K.H. AHMAD DAHLAN
Disusun Oleh :
IBNU TSANI
NIM: 204033203127
Jurusan Pemikiran Politik Islam
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430 H / 2009 M
-
Lembar Pengesahan
Islam dan Sosialisme:
Studi Komparatif Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto dan Sutan Sjahrir
Skripsi diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. SOS)
Oleh
SUPYAN
NIM : 204033203131
Pembimbing
Dr. Shobahussurur, M.A
NIP. 150 289 244
Program Studi Pemikiran Politik Islam
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430 H / 2009 M
-
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi berjudul ISLAM DAN SOSIALISME TELAAH ATAS PEMIKIRAN
DAN AKSI K.H. AHMAD DAHLAN, telah diujikan dalam sidang
munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 Februari 2009. Skripsi ini telah ditetapkan
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program
Studi Pemikiran Politik Islam.
Ciputat, 5 Februri 2009
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Harun Rasyid, M.A Drs. Rifqi Muchtar, M.A NIP. 150 232 921 NIP. 150 282 120
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Drs. Agus Nugraha, M. Si Dr. Yusron Rozak,MA
NIP. 150 299 478 NIP. 150 216 359
Pembimbing,
A.Bakir Ihsan, M.Si
NIP. 150 326 915
-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 5 Februari 2009
IBNU TSANI
-
Abstraksi
Dalam beberapa literatur yang tersedia hingga opini yang berkembang di publik
ketika membicarakan sosok Ahmad Dahlan maka pernyataan yang keluar adalah
Ahmad Dahlan sebagai tokoh pembaharuan serta tokoh pemurnian Islam. Pun
Demikian halnya ketika berbicara tentang Sosialisme Islam maka semua literaur
serta opini tertuju kepada nama H.O.S Tjokroaminoto serta Agus Salim.
Padahal tidak demikian adanya, Selain sebagai tokoh gerakan pembaharuan serta
pemurnian Islam di Indonesia, sesungguhnya dalam pemikiran serta praktik
keagamaan yang di jalankan oleh Ahmad Dahlan tertanam benih-benih
sosialisme. Sosialisme Ahmad Dahlan bukanlah sosialisme dalam bingkai teori
serta pemikiran ekonomi - politik namun sosialisme Ahmad Dahlan adalah
sosialisme dalam bingkai etik sosial. Sosialisme Ahmad Dahlan pun bukan pula
sosialisme konflik antar kelas namun sosialisme yang merangkul semua
kelompok. Sosialisme Ahmad Dahlan pun bukan sosialisme yang mengharamkan
kepemilikan individu.
-
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Pencipta yang tidak di
ciptakan, Penguasa yang tidak dikuasai, karena atas intervensi Nya penulis
berhasil menyelesaikan salah satu kewajiban akademik yang merupakan prasyarat
dalam rangka meraih gelar Sarjana Sosial di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ucapan terimaksih tak lupa penulis haturkan kepada berbagai pihak yang
ikut memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi Islam dan Sosialisme
Telaah Atas Pemikiran Dan Aksi K.H. Ahmad Dahlan. Adapun ucapan
terimakasih penulis haturkan sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Agus Darmaji, M.Fils dan Ibu Dra. Wiwi Sajaroh, M. Ag
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pemikiran Politik Islam
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Harun Rasyid, M.A dan Drs. Rifqi Muchtar, M.A selaku
Ketua dan Sekretaris Program Non Reguler Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak A. Bakir Ihsan, M. Si selaku Dosen Pembimbing atas semua
dedikasi dan perhatiannya dalam memberikan masukan dan bimbingan
selama proses penulisan skripsi.
-
6. Seluruh dosen dan staff pengajar pada Program Studi Pemikiran
Politik Islam (PPI) yang telah sangat banyak memberikan sumbangan
ilmiah selama penulis menempuh proses perkuliahan.
7. Seluruh jajaran, staff, dan petugas di Perpustakaan Utama UIN Jakarta,
Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Perpustakaan Freedom
Institute, Perpustakaan PP Muhammadiyah Kantor Jakarta yang telah
membantu menemukan berbagai buku sumber terkait penyusunan
skripsi.
8. Ucapan terimakasih dengan segala kerendahan hati tak lupa penulis
ucapkan kepada kedua orang tua yang telah melahirklan, membimbing
sehingga penulis bisa menduduki bangku perguruan tinggi. Kepada
kakak serta adik-adik, Dini Mahdini, Agus Mahesa Fitri, Elang
Sumartalaga, Noviarrizqoh, Ade Mahendra. Mohon maaf apabila
jarang berkumpul dirumah.
9. Kepada seluruh teman-teman sepermainan di jurusan Pemikiran Politik
Islam Angkatan 2004, Azwar Aziz, Achmad Chudori, Asep
Muharudin, Ahmad Sadi, Buchori, Fadil Zen, Ijudin Fahmi, Iin
Sholihin, Indra Permana, Istina, Muksin, Mardiah (Fakultas Tarbiyah),
Nurdin, Saiman Vidianata, Surono, Tauhid Hudini, Yulita, Yusuf
Fadhli, Zulfikar. Ucapan spesial terimaksih penulis ucapkan kepada
teman satu kotak Iyan Sofyan Hamid (v-onk), Nor Iskak, Pujiono
walau dalam keadaan susah, senang, lapar, berhutang masih bisa
bercanda, tertawa serta berdiskusi. Walaupun terkadang tiga mahluk
-
Tuhan teraneh tersebut mengggangu dan merusak konsentrasi selama
proses penyusunan skirpsi.
10. Ucapan terimakasih dan penghargaan secara tulus tak lupa penulis
sampaikan kepada teman-teman sepermainan dan seperjuangan di
Menara 62. Ahmad Imam Mujadid Rais, Apep Fajar Kurniwan, Budi
Wiryono, Bahtiar Dwi Kurniawan, Dian Rahmawati, Deni Wahyudi
Kurniawan, Denden Firman Arif, Eri Ahmad Sunandar, Endang
Tirtana, Eka Budi Santoso, Elyusra Muallimin, Herni Ramdlaningrum,
Juniardi Firdaus, Jasra Putra, Lutfia Putri Ramadhani, Mashuri
Mashuda, Muhammad Muzakir, Mulyoto, Riyadh Candrawati, Satia
Candra Wiguna, Sanusi Ramadhan, Siti Fatimah, Umar Rahmat atas
sumbangan moril maupun materil. Tak lupa penulis mengucapkan
terimaksih kepada bidadari motivasi Aishe Gunawan, Imel Putri Dewi,
Leni Wahyuni Kamal, Nova Herlina. Serta seseorang yang saat ini
belum bisa disebutkan.
11. Tak lupa penulis mengucapkan terimaksih kepada Dr. Abdul Muti.
M.Ed, Dr. Lili Gani. M.Si, Drs. Muhammad Ihsan M.Si, Rizaludin
Kurniawan M.Si, Raja Juli Antoni MA. Atas kepercayaannya
mengelola berbagai program sehingga penulis mampu menyelesaikan
kuliah
-
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN
........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . .......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 18
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 19
D. Metode Penelitian........................................................................... 19
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 20
BAB II BIOGRAFI K.H. AHMAD DAHLAN
A. Latar Belakang Keluarga ........................................................... 21
B. Latar Belakang Pendidikan ........................................................ 23
C. Riwayat Organisasi dan Karir .................................................... 24
D. Karya - Karya ............................................................ 25
E. Pokok- Pokok Pemikiran dan Rekam Jejak Pembaharuan Islam . 29
BAB III SOSIALISME DAN SOSIALISME ISLAM
A. Sejarah dan Pengertian Sosialisme ................................................ 41
B. Relasi Islam dan Sosialisme ...................................................... 59
C. Sosialisme Islam ............................................................ 68
-
BAB IV SOSIALISME AHMAD DAHLAN
A. Akar Sosialisme ............................................................ 79
B. Teologi Sosialisme ............................................................. 87
C. Aksi-Aksi Sosialisme ............................................................ 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................ 95
B. Saran ............................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara dan berdebat tentang ideologi adalah sebuah aktifitas yang
menguras energi serta konsentrasi. Betapa tidak, mengingat dalam perjalanan
peradaban manusia ideologi merupakan panduan yang bersifat ilmiah serta
sakral, bahkan tidak jarang kita jumpai bagi para penganut ideologi tertentu,
ideologi telah menjadi agama baru. Hal ini terjadi karena ideologi memiliki
fungsi yang cukup signifikan yakni sebagai pusat rujukan, alat pemersatu bagi
kelompok tertentu dalam merumuskan serta mewujudkan sebuah cita-cita
yang dianggap ideal. Singkat kata ideologi harus ditanam dalam otak,
dipahami, ditaati dan diamalkan. Jikalau tidak, maka konsekuensi yang timbul
adalah lebelisasi tidak loyal bahkan penghianat terhadap amanat serta
ketetapan yang telah dirumuskan dalam ideologi. Karena fungsinya sebagai
alat pemersatu tidak jarang benturan antar ideologi terjadi. Hal ini terjadi
karena adanya istilah kawan serta lawan dalam konteks persaingan antar
ideologi.
Sosialisme yang kemudian bermetamorfosis menjadi sosialisme
Indoensia adalah ideologi yang poluler serta dikembangkan oleh tokoh-tokoh
masa pergerakan nasional merupakan ideologi import dari negeri Belanda. Di
katakan import karena massifikasi wacana sosialisme di Indonesia diadopsi
serta dipelajari dari beberapa tokoh yang mengenyam pendidikan hingga
-
tokoh-tokoh yang diasingkan di negeri Belanda oleh pemerintahan kolonial.
Adalah Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang dipimpin
oleh H.J.F.M. Sneevliet yang mempopulerkan pemikiran sosialisme di
Indonesia. Namun selain ISDV menjadi partai yang mempopulerkan
sosialisme di Indonesia, ada pula partai politik di Belanda yang berhaluan
sosialis yang ikut memberikan kontribusi bagi perkembangan sosialisme
Indonesia. Partai Pekerja Sosial Demokrat (Sociaal Democratische Arbeiders
Partaij). SADP merupkan partai yang memperjuangkan agar Indinesia
menjadi negara yang merdeka. Selain itu, SADP merupkan partai yang
memperjuangkan kebijakan politik etis Belanda. Melaui jalur parlemen, SADP
memperjuangkan keringan pajak, reformasi sistem peradilan hingga perbaikan
nasib buruh di Indonesia.1
Namun ketika berbicara tentang sosialisme Indonesia,
sesungguhnya benih-benih sosialisme telah tertanam di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dengan istilah gotong-royong. Dalam konteks gerakan
politik, benih-benih sosialisme telah berkembang di Indonesia pada tahun
1890 di Jawa Tengah dengan aktor gerakan kelompok petani. Gerakan politk
tersebut tercatat dalam sejarah bangsa dengan gerakan Saminisme. Gerakan
Saminsme diambil dari pelopor gerakan tersebut yang bernama Samin yang
berkat kegigihanya mampu merekut 3000 kepala keluarga. Saminisme adalah
gerakan pemberontakan kaum tani terhadap pemerintah kolonial yang
dianggap melakukan politik eksploitasi. Bentuk gerakan protes tersebut di
1 Jeanne S. Mintz, Muhammad, Marx, Marhaen Akar Sosialisme Indonesia (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar,2003) cet II, h.29-30.
-
lakukan dengan cara memboikot (tidak mengakui) eksistensi pemerintahan
kolonial, menolak membayar pajak. Adapun tuntutan Gerakan Saminisme
adalah keinginan untuk menentukan nasib secara mandiri.2
Seperti halnya sosialisme di Barat, sosialisme Indonesia pun
memiliki ragam corak. Mulai dari sosialisme sekuler -universal serta
sosialisme religius. Sosialisme religius (Islam) memiliki dua corak sosialisme
murni serta komunisme. Gerakan serta wacana sosialis-komunisme kemudian
populer dengan zaman kiri Islam dan Islam Merah. Islam kiri berkembang
sekitar tahun 1920-an yang bertujuan melakukan perlawanan terhadap praktik
ekonomi kapitalis yang dipraktik oleh kaum penjajah. Sedangkan visi
keislaman pada era Islam kiri adalah adanya upaya koalisi ideologis yang
populer dengan istilah Islam dan sosialisme serta Islam dan komunisme.
Dalam perjalananya, upaya memadukan antara Islam dengan sosialisme serta
komunisme ternyata mengalami perkembangan yang cukup signifikan serta
mampu menjadi kekuatan alternatif dalam melakukan gerakan perlawanan
terhadap kekuatan ekonomi kapitalis yang dipraktikan oleh kaum penjajah.
Dari kubu Islam komunis muncul nama yang cukup populer yakni Haji
Misbach yang kemudian terkenal dengan julukan haji merah. Haji Misbach
menegaskan, untuk melakukan perlawanan terhadap kekuatan kapitalisme
penjajah Belanda yang sangat eksploitatif serta menindas maka perlu di
kembangkan sebuah ideologi yang memadukan antara kekuatan ideologi
komunisme dengan Islam sebagai modal dalam melakukan perlawanan politik.
2 Mintz, Akar Sosialisme Indonesia, h.23.
-
Dari asumsi tersebut Haji Misbach kemudian membuat pernyataan, apabila
orang yang mengaku Islam tetapi menolak komunisme saya berani
menyatakan ia bukanlah Islam yang sejati.3
Haji Misbach meyakini bahwa memperjuangkan masyarakat tanpa
kelas sama rata sama rasa adalah sebuah cita-cita politik yang sangat mulia,
oleh karenanya umat Islam perlu mengadopsi serta mempelajari ajaran
komunisme serta mensinergikannya dengan ajaran Islam. Bagi Misbach salah
satu tugas utama seorang muslim adalah menyelamatkan dunia dari praktik
kesewenang-wenangan, kedzaliman dan kekejian orang-orang serakah yang
munafik.4 Orang yang serakah, munafik itulah yang disebut kaum kapitalis
oleh Haji Misbach, mengapa kaum kapitalis penting untuk dilawan. Haji
Misbach memberikan argumentasi mengapa kaum kapitalis harus dilawan,
bagi Haji Misbach kapitalisme identik dengan praktik menghisap dan
menindas serta membuat rakyat sengsara.5 Atas dasar motifasi ingin
membebaskan rakyat Indonesia dari cengkraman kapitalisme Belanda yang
eksploitatif dan menindas Haji Misbach kemudian menggulirkan gagasan
perpaduan ideologis antara Islam dan komunisme.
Misbach meyakini bahwa komunisme adalah salah satu modal dalam
mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan umat manusia, mengapa karena
komunis merupakan jawaban serta kritik terhadap hegemoni kapitalisme.
Kapitalisme bagi Misbach adalah ketamakan. Ketamakan inilah yang
kemudian manusia menjadi cinta buta terhadap uang. Cinta buta terhadap uang
3 Nor Hiqmah, Haji Misbach Kisah Haji Merah (Jakarta : Komunitas Bambu, 2008), h. 31.
4 Hiqmah, Haji Misbach Kisah Haji Merah, h.32.
5 Hiqmah, Haji Misbach Kisah Haji Merah, h.35.
-
inilah yang kemudian melahirkan ketamakan, dan ketamakan akan melahirkan
eksploitasi serta penindasan terhadap sesama manusia.6
Sedangkan dari kubu sosialisme Islam muncul nama H.O.S
Tjokroaminoto, Tjokro seorang tokoh penggerak Sarekat Islam memiliki
pemikiran bahwa eksploitasi ekonomi yang dipraktikan kaum penjajah
memiliki akar ideologis kapitalisme, selanjut kapitalisme melahirkan
kolonialisme. Berangkat dari asumsi tersebut Tjokro kemudian mengeluarkan
gagasan tiga nilai pokok yakni kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.7
Berangkat dari asumsi tersebut, Tjokro kemudian menyimpulkan bahwa tidak
ada isme lain atau tidak ada sosialisme yang yang lebih indah dan mulia selain
dari sosialisme Islam. Sosialisme Islam dalam pandangan Tjokro bukanlah
sosialisme yang mengharamkan aktifitas umat manusia untuk menjadi kaya,
namun sosialisme Islam menolak cara-cara mendapatkan harta dengan cara-
cara penindasan serta eksploitatif (riba), selain itu menurur Tjokro sosialisme
Islam pun tidak melarang atau mengahambat keaktifan serta kegiatan orang
lain.8
Dari kubu sosialisme sekuler-universal muncul nama Tan Malaka,
seorang tokoh yang oleh banyak pengamat dianggap sebagai bapak pendiri
Republik. Tan Malaka merupakan salah satu tokoh yang menghendaki adanya
koalisi ideologis antara komunisme dengan Islam dalam rangka merebut serta
mengusir penjajah di Indonesia Bagi Tan Malaka Islam sebagai sebuah agama
6 Hiqmah, Haji Misbach Kisah Haji Merah, h.39.
7 Nor Huda, Islam Nusantara, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia (Yogyakarta :
AR-RUZ Media, 2008) Cet. I. h, 418 8 Huda, Islam Nusantara, h. 423.
-
memiliki ajaran-ajaran revolusioner yakni menghendaki sebuah tatanan
kehidupan sosial bebas dari praktik penindasan serta eksploitatif. Selain itu
Islam pun menganjurkan kepada pemeluknya agar menjauhkan diri dari
budaya eksploitatif serta menindas. Niat Tan Malaka untuk memadukan antara
ideologi komunis dengan Islam disampaikan pertemuan sidang komitren
komunis Internasional. Gagasan tentang koalisi ideologis disampaikan oleh
Tan Malaka dalam pidatonya di arena Kongres Internasional Komunis
keempat
Pan Islamisme punya sejarah panjang. Pertama saya ingin bercerita tentang pengalaman kami berkerjasama dengan kelompok muslim di Hindia. Kami
berkerjasama dengan Sarekat Islam yang memiliki satu juta mungkin juga tiga
atau empat juta. Namun karena ada kritik yang tidak mengenakan terjadi perpecahan. Namun kami membangun hubungan kembali dengan Sarekat
Islam.9
Tak cukup sampai disitu, Tan Malaka pun mengingatkan agar para
pemimpin Partai Komunis tetap menjaga hubungan baik dengan tokoh-tokoh
Sarekat Islam. Selain itu Tan Malaka juga mengingatkan tentang pentingnya
memelihara dan mempertahankan persatuan antara Partai Komunis dengan
Sarekat Islam. Menurut Tan Malaka perpecahan antara Partai Komunis dan
Sarekat Islam hanya akan mempersulit langkah politik dalam mengusir
penjajah. Sarekat Islam dan Partai Komunis mempunyai misi politik yang
sama yakni mengusir imperialisme Belanda. Bagi Tan Malaka perpecahan
antara Partai Komunis dan Sarekat Islam merupakan langkah politik adu
domba yang dilakukan kaum imperialis. Semakin sengitnya perbedaan antara
Partai Komunis dan Sarekat Islam akan berakibat munculnya kesempatan
9 Majalah Tempo, Bapak Republik Yang Dilupakan., Edisi 11-17 Agustus 2008, h. 60.
-
yang sangat luas kaum imperialis untuk melumpuhkan gerakan kemerdekaan
Indonesia.10
Sebagai seorang nasionalis-komunis Tan Malaka pun pernah
melakukan kritik terhadap Darsono yang dianggap telah menjauhkan Partai
Komunis dengan Sarekat Islam. Selain upaya konsolidasi antara kelompok
komunis dengan Islam, Tan Malaka pun melakukan sebuah sikap politik
akomodatif dengan cara ikut menyetuji perbaikan peraturan penyelenggaraan
ibadah haji. Atas berbagai upaya yang dilakukan oleh Tan Malaka dalam
rangka mempersatukan antara kelompok Islam dan Komunisme sebagai modal
politik untuk melakukan perjuangan mengusir kelompok imperialis Belanda
mendaptkan perhatian dari kelompok Islam, diantaranya adalah
Muhammadiyah, bahkan ketika Muhammadiyah sempat mengundang Tan
Malaka untuk memberikan pidato tentang komunisme, niat baik dari
Muhammadiyah pun disambut baik namun sayang Tan Malaka keburu
ditangkap oleh pemerintah kolonial.11
Sebagai seorang tokoh komunis yang juga seorang muslim, Tan
Malaka Memang memiliki ketertarikan yang cukup serius terhadap gagasan
Pan Islamisme yang kebetulan juga berkembang di Indonesia. Dalam
pandangan Tan Malaka gagasan Pan Islamisme merupakan gagasan
perjuangan seluruh bangsa muslim di dunia termasuk di Indonesia, Pan
Islamisme bukan hanya perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan
10
Majalah Tempo, Bapak Republik Yang Dilupakan, h. 52. 11 Majalah Tempo, Bapak Republik Yang Dilupakan, h. 53.
-
kapitalisme Belanda tetapi terhadap seluruh kekuatan jaringan kapitalisme
internasional.12
Selain Tan Malaka, Pemikiran sosialisme Sutan Sjahrir merupakan
salah satu tokoh yang cukup ikut memberi warna dialetika sosialisme di tanah
air. Sosialisme Sjahrir adalah sosialisme yang mengacu pada konsep
kerakyatan. Bagi Sjahrir, Indonesia dapat dikatakan telah menerapkan
sosialisme manakala ekonomi didasarkan atas kepemilikan bersama. Karena
kepemilikan bersama menurut Sjahrir distribusi pendapatan janganlah hanya
terkonsentrasi ditangan kelompok pemilik harta yang telah mapan . Karena hal
ini dapat menimbulkan disharmoni antara kelompok pemilik harta dengan
kelompok rakyat kecil. Ketika distribusi pendapatan hanya terkonsentrasi
ditangan kelompok pemilik harta yang telah mapan, maka keadilan,
kebahagian serta kemakmuran akan sulit direalisasikan.13
Sosialisme kerakyatan kemudian dijabarkan dalam beberapa kebijakan,
pertama. Penghapusan kewajiban pajak bagi individu yang berpenghasilan
dibawah standar. Kedua, Jaminan sosial bagi pekerja yang meliputi jaminan
kesehatan serta asuransi bagi pekerja yang mengalami kecelakaan dalam
bekerja. Jaminan sosial bagi para Manula serta pekerja yang telah pensiun.
Ketiga, Pelarangan kerja bagi anak dibawah usia lima belas tahun. Keempat,
pelarangan bekerja bagi wanita yang sedang hamil. Kelima, mengatur distibusi
pendapatan agar tidak terkonsentarsi ditangan sekelompok orang. Keenam,
mewujudkan hak atas kesehatan serta hak atas pendidikan bagi rakyat.
12 Majalah Tempo, Bapak Republik Yang Dilupakan, h. 53.
13
Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan (Jakarta : LEPPENAS, 1986) h.
297.
-
Ketujuh, menghapuskan sistem kerja paksa. Kedelapan, Penguasaan aset-aset
vital, kekayaan alam oleh negara bagi kepentingan rakyat serta menghilangkan
ketergantuan terhadap modal asing.14 Dengan demikian puncak dari sosialisme
Sjarir adalah mempertahankan serta memperjuangakan eksistensi negara
kesejahteraan. Dengan konsep dasar kebijakan bernama kebijakan jaminan
kemakmuran.
Ketika sosialisme kerakyatan menjadi basis pemikiran sosialisme
Sjahrir maka sebagai konsekuensinya Sjahrir menegaskan bahwa sosialisme
akan sangat berguna manakala dioperasionalkan dengan cara-cara yang
menolak kekerasan serta diktatorianisme. Karena diktatorianisme serta
kekerasan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Bagi Sjahrir salah tujuan
utama politik sosialisme adalah membebaskan rakyat dari praktik totaliter
yang absolut. Ketika praktik politik totalitarian merajalela maka kemandirian
serta kebebasan rakyat akan terkubur.15 Dari uraian tersebut, dapat dikatakan
Sjarir menolak konsep praktik sosialisme yang dijalankan oleh Lenin dengan
konsepnya bernama diktator ploretar.
Seperti tokoh sosialisme-komunisme lainnya, plihan Sjarir untuk
mengumandangkan serta mengkampanyekan sosialisme berdasar
pemikirannya bahwa kapitalisme merupakan ideologi serta sistem ekonomi-
politik yang menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini terjadi karena
kapitalisme cenderung eksploitatif serta menciptakan disharmoni sosial
14 Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan,h.65-67.
15 Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan, h. 139.
-
politik. Dan yang terpenting pula bagi Sjahrir kapitalisme mengahncurkan
derajat manusia.
Pada fase pergerakan nasional bangsa, salah satu fenomena yang
cukup menarik adalah menjamurnya berbagai organisasi, mulai dari organisasi
sosial- kemasyarakatan hingga organisasi politik. Salah satu organisasi
kemasyarakatan yang ikut tumbuh dan berkembang adalah Muhammadiyah,
sebuah organisasi yang terlahir dari hasil kreasi spektakuler K.H. Ahmad
Dahlan. Melalui perjuangan Ahmad Dahlan, kini Muhammadiyah memiliki
1132 Sekolah Dasar, 1769 Madrasah Ibtidaiyah/ Madrasah Diniyah, 1184
Sekolah Menengah Pertama, 534 Madrasah Tsanawiyah, 511 Sekolah
Menengah Atas, 263 Sekolah Menengah Kejuruan, 172 Madrasah Aliyah, 67
Pondok Pesantren, 55 Akademi, 4 Politeknik, 70 Sekolah Tinggi, 36
Universitas, 345 amal usaha kesehatan, 330 panti asuhan dan panti santunan,
190 Baitul Mal Wa Tamwil, 880 Koperasi warga Muhammadiyah.16 Dengan
amal usaha yang bertebaran maka wajar almarhum Nurcholis Madjid
menyebut Muhammadiyah sebagai cerita sukses gerakan Islam di Indonesia.
Dalam lembaran sejarah Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh yang
mendapatkan lebel kafir dan liberal pada zamannya. Lebel kafir dan
liberal ia dapatkan akibat keberaniannya menentang arus masyarakat. Aksi
menentang arus Ahmad Dahlan merupakan buah ijtihadnya yang sengat kental
aroma pemurnian serta pembaharauan. Pembaharuan yang ia lakukan bukan
16 PP Muhammadiyah, Profile Muhammadiyah. (Yogyakarta : PP Muhammadiyah, 2005)
h.viii.
-
hanya dalam ranah wacana namun ia aplikasikan ke dalam seluruh sektor
kehidupan. Mulai dari ranah agama, sosial serta pendidikan.
Dari sepak terjangnya, baik pemikiran maupun tindakan yang cukup
kontroversi, ternyata apa yang dilakukan oleh Dahlan tidak lah sia-sia, lewat
kreasi serta inovasinya yang sangat jenius ternyata mendapatkan pengakuan
abadi bahkan bisa dirasakan serta diparktikan hingga saat ini. Dan yang
terpenting pula dari jerih payah serta perjuangan yang dilakukan oleh Dahlan
mendapatkan apresiasi oleh elemen anak bangsa dengan gelar tokoh
pembaharu. Bukan hanya oleh anak bangsa, upaya serta perjuangannya pun di
apresiasi oleh negara dalam bentuk gelar pahlawan nasional.
Terlepas dari pengahargaan yang didapatkan sebagai tokoh
pembaharu, sesungguhnya Ahmad Dahlan adalah tokoh yang memiliki
karakter sosialis yang cukup kuat baik dalam pemikiran maupun amalan sosial
yang ia rumuskan serta praktikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bisa
dilihat dari bagimana komitmen serta keberpihakan Dahlan terhadap kaum
dhuafa. Dengan gagasan penolong kesengsaraan umum Dahlan mencoba
melakukan pembenahan terhadap nasib umat yang relatif terbelakang terutama
terhadap mereka yang hidup dalam pelukan kemiskinan. Tak tanggung-
tanggung Dahlan dan rekan-rekannya pun mendirikan berbagai fasilitas publik
yang bisa dinikmati oleh kaum papa. Dan penting pula untuk dicatat,
komitmennya terhadap nasib kaum dhuafa yang terbelakang justru terinsiprasi
dari Al Quran surat Al Maun yang secara tegas memberikan ciri-ciri tentang
pendusta agama. Sebuah wahyu dari Tuhan yang menggambarkan tentang
-
pentingnya agama memberikan kontribusi nyata terhadap berbagai persoalan
kemanusiaan.
Apa yang dikerjakan Ahmad Dahlan sesunggunya adalah sebagai
upaya untuk mewujudkan perubahan sosial masyarakat Indonesia pada
umumnya dan umat Islam pada khususnya. Perubahan sosial yang di
agendakan serta di cita-citakan oleh Ahmad Dahlan adalah perubahan yang
melahirkan kemajuan umat Islam yang sedang mengalami keterbelakangan,
kebodohan dan kemiskinan.
Dalam perspektif kalam apa yang dilakukan Ahmad Dahlan tidak lain
adalah sebuah upaya penerjemahan secara praksis dari konsep ketauhidan
yang tertuang dalam konsepsi ketauhidan Islam. Fenomena kemiskinan yang
dibumbui eksploitasi terhadap sesama manusia merupakan fenomena yang
tidak tauhid. Karena tauhid yang jernih, seimbang akan melahirkan keadilan
sosial, karena tauhid menuntut di tegakannya keadilan sosial.17 Dengan
demikian menyantuni yang miskin dengan memberikan akses pendidikan dan
kesehatan tak lain merupakan bentuk kesatuan tujuan hidup yakni kebahagian
dunia, konsep kesatuan kemanusiaan dimana semua manusia berhak
mendapatkan pelayaanan sosial tanpa memandang status sosial serta
kedudukan.
Konsep kalimat keesaan Allah, haruslah diturunkan serta diaplikasikan
secara progersif, konsep keesaan Allah mencakup empat kesatuan, yaitu
17
Muhammad Amin Rais, Membangun Politik Adiluhung Membumikan Tauhid Sosial
Menegakan Amar Maruf Nahi Munkar (Bandung : Zaman Wacana Mulia, 1998), h.125-126 .
-
kesatuan penciptaan, kesatuan kemanusiaan, kesatuan pedoman hidup,
kesatuan tujuan hidup.18
Dari pendekatan kalam, apa yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan
adalah perpaduan antara kalam yang bersifat teoposentris diimbangi oleh
kalam yang bersifat antroposentris (landasan praksis sosial) dalam rangka
mengamalkan ajaran sosial yang tertuang di dalam wahyu.
Dalam konteks fungsi agama, apa yang di lakukan Dahlan adalah
sebuah upaya untuk melebarkan fungsi agama dari sekedar fungsi legitimasi
eksitensi Tuhan serta kebenaran ajaran agama di perluas menjadi fungsi kritik
sosial sekaligus sebagai fungsi perbaikan sosial.19
Dengan demikian salah satu identitas pembaharuan yang dilakukan
oleh Ahmad Dahlan dalam lingkup agama adalah bahwa agama merupakan
sumber inspirasi serta legitimasi dalam melakukan pembongkaran,
penghapusan fenomena yang tidak Islami (kemiskinan, kebodohan,
penindasan). Singkat kata iman, sholat harus berbanding lurus dengan
tanggung jawab serta kepekaan sosial.
Argumentasi yang dijabarkan diataslah yang melatarbelakangi
mengapa penulis mengambil tema pembahasan tentang sosialisme Ahmad
Dahlan yang kemudian terangkum dengan judul Islam dan Sosialisme Telaah
Atas Pemikiran Dan Aksi K.H. Ahmad Dahlan. Tema tersebut diambil sebagai
upaya untuk memperkenalkan wajah lain dari Ahmad Dahlan yang selama ini
dikenal sebagai tokoh pembaharu di mata publik. Dengan memperkenalkan
18
Rais, Membangun Politik Adiluhung, h. 124 . 19
Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis Melacak Pandangan Keagamaan
Muhammadiyah Pada Periode Awal. (Surabaya : LPAM, 2005), h. 80
-
wajah lain Ahmad Dahlan diharapakan bisa memperkaya dialektika
pembahasan sosok yang dicap kafir dan liberal di zamannya.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan tentang pemikiran sosialisme
K.H. Ahmad Dahlan, maka pembatasan masalah dalam tulisan ini mencakup
akar sosialisme Ahmad Dahlan, teologi sosialisme Ahmad Dahlan, dan aksi-
aksi sosialisme apa saja yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan
Sedangkan perumusan masalah pada penulisan akan mengeksplorasi
bagaimana pemikiran sosialisme Ahmad Dahlan serta bagaimana praktik
sosialisme yang dijalankan oleh Ahmad Dahlan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Memberikan perspektif baru dalam pembahasan tentang sosok tokoh
berpengaruh yang pernah hidup di Republik ini yang bernama Ahmad
Dahlan yang selama ini lebih populer sebagai tokoh pembaharu.
2. Menelaah secara mendalam corak sosialisme Ahmad Dahlan
3. Untuk memenuhi tugas akhir serta kewajiban akademis dalam rangka
menyelesaikan program S1
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
didapatkannya gambaran tentang kerangka berfikir serta praktik keagamaan
yang bercorak sosialis dari salah seorang pahlawan nasional (Ahmad Dahlan)
-
yang turut memberikan kontribusi dalam upaya melakukan pencerahan dalam
perjalanan sejarah bangsa terutama dalam hal mengubah kondisi sosial
masyarakat.
D. Metode Penelitian
Pembahasan tentang Islam dan Sosialisme Telaah Atas Pemikiran Dan
Aksi K.H. Ahmad Dahlan menggunakan metode kualitatif. Ada pun teknik
pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulan berbagai dokumen yang
bersumber dari buku, jurnal, majalah, koran (studi pustaka) yang bertemakan
seputar sosok, serta pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan bahan-bahan terkait
pembahasan skripsi. Sedangkan metode pembahasan dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif-analitis.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam tulisan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama,
berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika
penulisan. Bab dua akan membahas tentang biogarfi KH Ahmad Dahlan, yang
terdiri dari latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, pokok-pokok
pemikiran K.H. Ahmad Dahlan serta karya Ahmad Dahlan. Rekam jejak
pembaharuan Islam Ahmad Dahlan, riwayat karir serta organisasi Ahmad
Dahlan. Bab tiga sebagai kerangka teori mencoba mengeksplorasi tentang
sosialisme, dengan tema pembahasan sejarah sosialisme dan pengertian
-
sosialisme. Selain itu, pada bab tiga juga akan membahas tentang sosialisme
Islam serta relasi antara Islam sebagai agama samawi dengan sosialisme yang
merupakan produk kebudayaan barat. Bab empat, mencoba menguraikan
tentang sosialisme perspektif K.H. Ahmad Dahlan. Pada bab ini akan
mengulas serta melacak akar sosialisme Ahmad Dahlan, teologi sosialisme
Ahmad Dahlan, aksi-aksi sosialisme Ahmad Dahlan yakni penolong
kesengsaraan umum. Sedangkan bab lima yang merupakan bab terakhir dalam
tulisan ini berisikan tentang kesimpulan terhadap pemikiran, serta parktik
keagamaan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam bingkai
sosialisme religius.
-
BAB II
BIOGRAFI K.H. AHMAD DAHLAN
A. Latar Belakang Keluarga
K.H Ahmad Dahlan merupakan putra ke empat dari pasangan Siti
Aminah dan K.H. Abu Bakar. Beliau dilahirkan di Kauman Yogyakarta pada
tahun 1886 dengan nama asli Muhammad Darwis. K.H. Ahmad Dahlan
mempunyai enam saudara kandung, Nyai Khotib Harun, Nyai Muchsin atau
Nyai Lurah Achamad Nur, Nyai Muhammad Saleh, Nyai Haji Abdurrahman,
Nyai Haji Muhammad Faqih dan Muhammad Basir.20
Dari garis keturunan ibu Ahmad Dahlan merupakan cucu Penghulu
Keraton Yogyakarta yaitu K.H. Ibrahim, sedangkan dari garis keturunan
ayahnya Ahmad Dahlan memiliki garis keturunan (hubungan darah) dengan
Maulana Malik Ibrahim. Ayah Ahmad Dahlan adalah putra K.H. Sulaiman
dari ayah K.H Murtadla yang ayahnya Ki Demang Juru Kapisan, adalah putra
Maulana Sulaeman yang dikenal dengan Kiai Ageng Gribig dari Maulana
Fadlullah. Dari Maulana Fadlullah inilah garis keturunan Ahmad Dahlan
memiliki hubungan darah dengan Maulana Malik Ibrahim. Maulana Malik
Ibrahim dikenal sebagai penyiar Islam di daerah Jawa Timur tepatnya di
Gresik sekitar abad ke 15. Salah seorang putera Malik Ibrahim bernama
Maulana Ishaq yang memiliki putera benama Maulana Ainul Yaqin.
20
Abdul Munir Mulkhan, Pesan dan Kisah Kyai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2007), h. 6-7.
-
Pada Usia 24 tahun, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah. Dari
perkawinannya dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan dikaruniai enam orang anak
yakni Siti Johanah (lahir tahun 1890), Siraj Dahlan (lahir tahun 1898), Siti Busyro
(lahir tahun 1903), Siti Aisyah (lahir tahun 1905), Irfan Dahlan (lahir kembar
bersama Siti Aisyah), Siti Zuharoh (lahir tahun 1908).
Selain menikah dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan juga menikah
dengan empat orang janda yaitu Nyai Haji Abdullah yang kemudian di
karuniai seorang anak bernama R. Duri. Ahamad Dahlan juga menikahi Nyai
Rum yang kemudian mempunyai anak namun meninggal semasa bayi. Dari
pernikahannya dengan Nyai Aisyah beliau dikaruniai seorang anak yang
bernama Dandanah. Dan janda terakhir yang dinikahi adalah Nyai Sholihah,
dari pernikahannya dengan Nyai Sholihah Ahmad Dahlan tidak mendapatkan
keturunan.21
Sepulang dari ibadah haji, Muhammad Darwis kemudian berganti
nama menjadi Ahmad Dahlan, beliau wafat ada tanggal 23 Februari 1923
setelah menderita sakit yang berkepanjangan. Atas berbagai jasanya, Ahmad
Dahlan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah melalui Surat
Keputusan Presiden No 657 Tahun 1961. Adapun dasar penetapan pemerintah
memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ahmad Dahlan adalah.22
1. K.H. Ahmad Dahlan merupkan pelopor gerakan kebangkitan umat Islam
untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus
belajar dan berbuat
21
Mulkhan, Warisan Intelektual K.H, Ahmad Dahlan dan Amal Muhammadiyah, h. 62 . 22 PP Muhammadiyah, Profile Muhammadiyah Tahun 2005, h. 22.
-
2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak
memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang
menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat,
dengan dasar iman dan Islam
3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha
sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan
kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam
4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiah) telah
mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan
dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria
B. Latar Belakang Pendidikan
Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh yang tidak pernah mengeyam dan atau
mendapatkan pendidikan secara formal dengan memasuki sekolah tertentu, namun
ia mendapatkan pelajaran secara otodidak serta berguru kepada seorang ahli atau
kepada para ulama. Selain mendapatkan pendidikan membaca dan menulis dari
ayahnya, Ahmad Dahlan pun berguru kepada beberapa Ulama. Ahmad Dahlan
mempelajari ilmu fiqih dari K.H. Muhammad Shaleh, belajar ilmu nahu kepada
K.H. Muchsin dan K.H. Abdul Hamid, Ilmu Falaq di pelajarinya dari K.H. Raden
Dahlan. Dari K.H. Kiai Mahfud Dahlan mempelajari ilmu fiqih dan hadits, Syekh
Khayyat merupakan guru Ahmad Dahlan dalam mempelajar ilmu hadits. Belajar
qiroatul quran kepada Syekh Amin dan Sayyid Bakri Satock. Ilmu hadits pun ia
pelajari dari Mufti Syafii dan Sayyid Ba-bussijjil, untuk ilmu falaq Dahlan belajar
-
kepada Syekh Misri Makkah. Selain ilmu agama, Dahlan mempelajari ilmu
pengobatan dan racun kepada Syekh Hassan.
Ketika bermukim di Mekkah, Ahmad Dahlan pun berguru kepada beberapa ulama
diantaranya Syekh Muhammad Khatib dari Minangkabau, Kiai Nawawi dari
Banten, Kiai Mas Abdullah dari Surabaya, Kiai Faqih dari Pondok Mas Kumbang
Gresik. Selain berguru kepada beberapa ulama Ahmad Dahlan pun banyak
membaca karya-karya Imam Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, dan
Rasyid Ridho.
C. Riwayat Organisasi dan Karir
Sebelum fokus pada Muhammadiyah, Ahmad Dahlan pernah aktif dan
menjadi pengurus organisasi kemasyarakatan baik organisasi bercorak
nasionalis maupun Islam. Pada tahun 1910 Ahmad Dahlan bergabung di
dalam kepengurusan Jamiat Khair dan menjadi anggota ke 770. Selain itu
Dahlan pun bergabung aktif di dalam Sarikat Islam baik sebagai anggota
maupun penasehat. Menjadi anggota sekaligus penasehat organisasi Budi
Utomo cabang Yogyakarta. Anggota Pantia Tentara Pembela Kanjeng Nabi
Muhammad S.A.W.23
Selain menjadi pengurus dari berbagai organisasi yang
telah diuraikan.
Selain aktif diberbagai organisasi kemasyarakatan, Ahmad Dahlan pun
pernah menjadi tenaga pengajar dibeberapa sekolah. Diantaranya,
23
Junus Salam, Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya (Jakarta :
Depot Pengadjaran Muhammadiyah, Cet II. 1968), h. 10.
-
Kweekscholl (sekolah khusus para raja) di Jetis Yogyakarta, Sekolah Pamong
Praja (Opleidingschool voor Inlandsch Amtenaren) di Magelang.24
Selain menjadi tenaga pengajar, Dahlan pun pernah menjadi tenaga
khotib di Masjid Keraton Yogyakarta. Dari profesinya sebagai khotib Dahlan
mendapat gaji sebesar 7 Gulden. Di sela-sela aktifitasnya sebagai tenaga
pengajar, khotib Masjid Keraton. Dahlan pun mengerjakan aktifiats ekonomi
dengan cara berjualan batik di tanah Jawa serta sempat pula berdagang di
Medan Deli.25
D. Karya - Karya
Sebagai tokoh yang lebih mengedapankan aksi dan atau amal dalam
kehidupan, ketika kita hendak melacak karya tulis Ahmad Dahlan kita akan
sulit menjumpai. Hal ini karena memang Ahmad Dahlan bukanlah tipe tokoh
yang gemar mengumpul teori serta pemikirannya dalam bentuk sebuah buku
atau pun jurnal. Namun dalam sepanjang perjuangan hidupnya, Ahmad
Dahlan pernah mengeluarkan risalah dalam sebuah pidato pengantar yang
disampikan dalam kongres Muhammadiyah tahun 1922, naskah pidato
tersebut berjudul kesatuan hidup manusia.
Kesatuan hidup manusia, adalah renungan bahkan dapat dikatakan
pesan K.H. Ahmad Dahlan tentang rambu-rambu dalam kehidupan manusia.
Rambu - rambu tersebut diantaranya.26
24
Salam, Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan, h. 9. 25
Salam, Riwayat Hidup K.H. ahmad Dahlan, h. 8-9. 26 Mulkhan, Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan, h. 123-129
-
1. Meskipun manusia memiliki kebangsaan yang berbeda namun harus tetap
bersatu, hal ini dikarenakan karena manusia merupakan satu keturunan
yang berasal dari nabi Adam. Kesatuan manusia akan menimbulkan
perdamaian serta kesejahteraan dalam kehidupan.
2. Persatuan serta kedamaian dunia bisa tercipta apabila seorang pemimpin
memiliki karakteristik kepemimpinan yang kuat. Salah karakteristik
pemimpin yang menyebabkan kerusakan dimuka bumi adalah lemahnya
persatuan di antara para pemimpin, akibat perpecahan ini maka yang
timbul adalah konflik di antara para pemimpin. Persatuan dan kedamaian
dalam dunia pun bisa dirusak oleh para pemimpin manakala para
pemimpin tidak memiliki konsistensi antara perbuatan dengan ucapan.
Selain itu, pemimpin pun akan membuat kerusakan dimuka bumi
manakala para pemimpin belum menaruh perhatian secara serius terhadap
kebaikan dan kesejahteraan manusia. Hal ini terjadi karena para pemimpin
sibuk memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri serta kelompoknya.
3. Untuk menuju jalan persatuan umat, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pemimpin dalam memimpin harus mengetahui karakteristik
umat yang dipimpinnya, kondisi sosiologis, serta adat-istiadat. Dalam
mengambil keputusan pemimpin harus berfikir jernih tanpa harus tergesa-
gesa.
4. Selanjutnya sebagai jalan menuju persatuan umat, para pemimpin harus
bisa berinovasi (ijtihad) serta tidak tabu terhadap sesuatu yang baru (ilmu
pengetahuan), karena bisa jadi sesuatu yang baru bisa berguna dan
-
merupakan jalan menuju kebenaran serta kebahagian. Aspek yang lainnya
yang harus diperhatikan pemimpin adalah menjahui sikap diskriminatif
terhadap umat manusia yang memiliki perbedaan kebangsaan, dalam
mengambil keputusan pemimpin hendaknya bersumber kepada hukum
yang syah, akal sehat serta hati yang suci.
5. Jalan mencapai maksud dan tujuan manusia. Setiap manusia mempunyai
kehendak, dan ketika berbicara kehendak maka manusia memiliki maksud
dan tujuan. Sesungguhnya tujuan utama manusia adalah keselamatan serta
kebahagian dunia dan akhirat, untuk mewujudkan tujuan itu maka harus
mempergunakan akal yang sehat. Akal yang sehat adalah akal yang
mampu memilih hal dengan cermat serta pertimbangan yang diikuti oleh
sikap memegang teguh hasil keputusan.
6. Kebutuhan utama manusia. Setiap manusia memiliki serta mempunyai
kebutuhan, selain kebutuhan makan dan harta benda, ada pula kebutuhan
manusia yang lebih penting yakni kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan
merupakan alat untuk pencerdasan akal manusia. Orang yang pintar itu
memahami sesuatu yang mendatangkan kesenangan dan kesusahan,
sedangkan orang bodoh adalah sebaliknya. Orang pintar selalu berikhtiar
dengan sunguh-sungguh mencari jalan yang menyenangkan serta
menghindari dari kondisi yang mengarah kepada kesusahan dan
penderitaan. Akan tetapi sesungguhnya orang yang pintar namun
melalaikan petunjuk Allah dan tidak ingat akan takut kepada Allah secara
pasti walau perlahan akan terjerumus kedalam kesusahan serta kealpaan.
-
Selain Tali Pengikat Hidup, Ahmad Dahlan pun pernah membuat
sebuah prasaran pidato yang berjudul Persatuan Dunia Islam. Pernyataannya
tersebut disampikan dalam acara Kongres Umat Islam tahun 1922 yang ia
gagas bersama Cokroaminoto di Cirebon. Adapun Persatuan Umat Islam yang
dijabarkan oleh Ahmad Dahlan adalah. 27
1. Persatuan dunia Islam adalah sesuatu yang harus dituju oleh umat Islam,
semua orang Islam harus menjadi satu badan sehingga memiliki daya
guna.
2. Pergerakan umat Islam hendaknya mengaruh kepada satu tujuan yakni
keselamatan dunia, keselamatan akhirat serta perdamaian umat manusia.
3. Setiap pembicaraan yang menyangkut umat Islam hendaknya dibicarakan
secara bersama, orang Islam hendaknya jangan tabu dalam melakukan
kerjasama dengan siapa pun untuk keperluan hidup semua orang.
4. Sekarang ini dapat dikatakan sebagai masa menuju kebangkitan Islam, hal
ini ditandai dengan banyaknya organisasi berazaskan Islam. Selain itu
sekarang pun kita dapat melihat begitu banyak organisasi Islam seperti
Sarekat Islam, Muhammadiayah dan lain-lainnya.
5. Islam sejati adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh umat Islam dalam
rangka menuju keselamatan. Islam sejati adalah Islam yang bersumber
pada al-Quran dan sunnah sekaligus menghargai akal sehat dan ilmu
pengetahuan. Islam sejati pun harus di imbangi oleh upaya mencegah
27
Syaifullah, Pemikiran Politik Muhammadiyah Dari Ahmad Dahlan Hingga Amin Rais,
Jurnal Tanwir Volume I (Mei 2003) : h. 17.
-
kemungkaran serta menyeru kepada kebaikan (amar maruf nahi munkar)
serta tolong-menolong.
E. Pokok- Pokok Pemikiran dam Rekam Jejak Pembaharuan Islam
Sebelum membahas tentang pokok-pokok pikiran K.H. Ahmad Dahlan, terlebih
dahulu akan dijabarkan beberapa relasi pemikiran tokoh-tokoh pembaharu Islam
pada abad ke 19 yang merupakan sumber inspirasi serta memiliki keterkaitan
dengan pemikiran serta praktik keagamaan yang difahami serta dipraktikan oleh
Ahmad Dahlan.
1. Muhammad Abduh. Lahir di Mesir tahun 1849 M/ 1226 H, merupakan
salah satu murid serta teman seperjuangan Jamaluddin al-Afghani. Adalah
tokoh yang menyadari akan pentingnya memahami dan menguasai ilmu-
ilmu umum (barat), selain itu salah satu ciri khas dari pemikiran Abduh
adalah tentang pentingnya membuka pintu ijtihad secara lebar dan luas
dikalangan umat Islam mana kala tidak ditemukan kepastian secara
ekplisit dari sumber hukum Islam yakni Al Quran dan Hadis. Bagi Abduh
salah satu sebab kemunduran umat Islam adalah karena adanya budaya
jumud yang sangat kokoh dikalangan umat Islam, salah bentuk kejumudan
itu adalah kebekuan dalam memahami ajaran-ajaran Islam yang bersumber
dari Al Quran dan Hadis. Masih menurut Abduh, fanatisme terhadap para
mujtahid seperti Imam Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi juga
merupakan salah satu sebab mengapa budaya jumud lahir dan berkembang
-
dengan subur dikalangan umat Islam.28
Dari uraian singkat tentang
Muhammad Abduh, di dapatkan sebuah titik temu antara Abduh dan
Ahmad Dahlan yakni kedua tokoh tersebut tidak mendikotomikan antara
ilmu umum (barat) dengan ilmu agama. Serta kedua tokoh tersebut
memiliki kesamaan tentang pentingnya sebuah ijtihad. Masih dalam
kerangka kesamaan berfikir antara Abduh dan Ahmad Dahlan, kedua
tokoh tersebut merupakan tokoh yang sama-sama tidak berafiliasi terhadap
salah satu empat mazhab imam (bebas mazhab)
2. Jamal al-Din al-Afghani. Merupakan tokoh perintis gerakan anti
imperialisme barat, karena sikapnya yang anti terhadap imperealisme barat
maka Afghani mengeluarkan sebuah gagasan politik yang bernama Pan
Islamisme. Pada saat tinggal di Paris Afghani bersama Muhammad Abduh
mendirikan sebuah perkumpulan berskala internasional yang diberi nama
Al-Urwah al-Wusqha. Adapun tujuan didirikan organisasi tersebut adalah
untuk mengembalikan kejayaan serta martabat Islam, membersihkan umat
Islam dari praktik penyimpangan serta membebaskan umat Islam dari
praktik imperialisme barat. Afghani merupakan tokoh muslim modernis
yang menginginkan perumusan ulang terhadap warisan masa lampau,
seperti kehidupan nabi dan kehidupan generasi salaf dengan
menghidupkan semangat ijtihad. Melalui pembaharuan Afghani meyakini
umat Islam akan menjadi kuat dalam melawan dominasi barat. Seperti
tokoh modernis lainnya, Afghani pada hakikatnya ingin menjadikan Islam
28 Yunan Yusuf dkk, Ensiklopedi Muhammadiyah (Jakarta : Rajawali Press, 2005), h. 1-3.
-
sesuai dengan pemikiran barat modern dan ilmu pengetahuan yang
berkembang ketika itu. Namun diantara sikap moderatnya itu Afghani
tetap menganjurkan umat Islam tetap memegang teguh sumber hukum
Islam (al - Quran dan Hadis). Secara umum gagasan yang
dikumandangkan oleh Afghani adalah, pertama. Membangkitkan
kesadaran bangsa timur tentang perlunya memahami serta membaca
penyebab kemunduran umat Islam sekaligus mencari solusi
penyelesaiannya. Kedua, Menumbuhkan sikap optimisme dikalangan umat
Islam terhadap potensi kebangkitan yang dimiliki oleh umat Islam. Ketiga,
mengajak umat Islam untuk kembali kepada sumber ajatan Islam yang
benar (al- Quran dan Hadis) dan mengikuti praktik kegamamaan Islam
murni seperti yang dipraktikan oleh generasi salaf. Keempat, membuang
persepsi dikalangan umat Islam bahwa mereka tidak dapat membangun
peradaban maju selama berpegang pada ajaran agama. Kelima,
memberikan akses inforamsi kepada umat Islam tentang perkembangan
politik, sains, tekhnologi dan budaya masyarakat barat. Keenam,
menguatkan solidaritas dikalangan umat Islam.29
Pada point ini terdapat
titik temu pemikiran antara Ahmad Dahlan dengan Afgahni, titik temu
tersebut adalah kesamaan tentang keinginan untuk mempraktikan serta
mengupayakan apa yang disebut dengan Islam murni (salafisme), titik
temu berikutnya diantara kedua tokoh tersebut adalah adanya kesamaan
cita-cita yakni ingin merubah nasib serta kondisi umat Islam agar terbebas
29 Yunan Yusuf dkk, Ensiklopedi Muhammadiyah, h. 7-10.
-
dari berbagai penyakit sosial seperti keterbelakangan, selain itu kedua
tokoh tersebut pun sama-sama berpedoman kepada Al Quran, Sunnh dan
Ijtihad dalam melakukan proses perubahan sosial terhadap umat Islam.
Titik temu kedua tokoh tersebut berikutnya adalah sama-sama mengambil
sesuatu yang positif dari kebudayaan barat tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
3. Rasyid Ridha. Berbicara tentang Rasyid Ridha adalah berbicara tentang
Abduh dan Afghani, mengingat baik Abduh maupun Ridho merupakan
anak didik dari Afghani. Adapun gambaran umum tentang pemikiran
Rasyid Ridho adalah, pertama. Paham serta praktik keagamaan umat
Islam telah menjauh dari ajaran Islam yang suci-murni. Untuk
mendapatkan kemurnian serta kesucian umat Islam maka umat Islam harus
dijauhkan dari berbagai bentuk bidah, khurrafat serta syiriq. Kedua,
kesatuan umat Islam harus bersifat universal, yakni tidak didasarkan atas
kesatuan bahasa dan bangsa namun haruslah didasarkan atas kesamaan
iman dan Islam. Umat Islam pun perlu mengedepankan sikap toleransi
mana kala terjadi perbedaan mazhab diantara umat Islam. Ketiga,.
perlunya keterlibatan wanita dalam setiap aktifiats kehidupan masyarakat.
Keempat, budaya sufi yang berkarakter pasif, pasrah terhadap keadaan
tanpa adanya ikhtiar merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Islam,
karena Islam adalah agama yang dinamis dan serta tidak memiliki ajaran
-
pesimisme.30
Dari uraian sekilas tentang pikiran Ridha, maka antara Ridho
dan Ahmad Dahlan memiliki kesamaan pandangan, yakni menyangkut
tentang pentingnya eksistensi serta partisipasi perempuan dalam berbagai
sektor kehidupan. Dahlan merupakan tokoh yang sangat menghargai
terhadap eksistensi perempuan, hal ini dibuktikannya dengan berdirinya
Aisyiah sebuah organisaasi perempuan dimana organisasi tersebut
didirikan atas kolaborasi antara Ahmad Dahlan dengan istrinya nyai
Walidah. Kesamaan lainnya adalah Dahlan pun merupakan tokoh yang
sangat anti terhadap budaya pasrah terhadap nasib, ini dibuktikan dengan
praktik keagamaan yang dilakukannya dengan merubah kondisi sosial
masyarakat ketika ia masih hidup.
Adapun pokok-pokok pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dapat dijabarkan
sebagai berikut.31
1. Berorganisasi untuk keteraturan. Manusia sebagai mahluk sosial adalah
sesuatu yang tidak bisa dibantah, karena manusia merupakan mahluk
sosial yang tak bisa hidup tanpa orang lain, maka manusia membutuhkan
manusia (individu) yang lain untuk menjalani proses kehidupan. Dalam
konteks ini Ahmad Dahlan mengambil sebuah kesimpulan bahwa apa
yang telah dicita-citakannya tidak mungkin berhasil tanpa melibatkan
orang lain untuk bergerak secara kolektif. Maka untuk mewujudkan apa
yang telah dicita-citakannya, Ahmad Dahlan pun mendirikan sebuah
organisasi yang bernama Muhammadiyah. Dibentuknya organisasi, tidak
30
Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Islam (Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri, 2005), h. 64-65. 31 Mulkhan, Warisan Intelektual Ahmad Dahlan, h. 64-65.
-
lain merupakan sebuah alat agar apa yang telah dirumuskan menjadi lebih
teratur serta terarah baik dalam hal perencanaan maupun dalam hal
pelaksanaan. Mendirikan persyarikatan Muhammadiyah adalah bentuk
kongkrit Ahmad Dahlan Dalam menafsirkan perintah Al Quran (Ali
Imran :104)
2. Ilmu pengetahuan sebagai sumber pencerahan. Untuk melakukan adaptasi
serta mampu menghadapi berbagi macam tuntutan zaman, maka ilmu
pengetahuan merupakan formulasi jitu dalam membaca perubahan zaman.
Atas dasar pentingnya ilmu pengetahuan, Dahlan pun mendirikan berbagai
lembaga pendidikan yang memiliki karakter kuat yakni tidak adanya
dikotomi serta pemisahan antara ilmu umum dan ilmu agama. Dengan
ilmu pengetahuan maka akan menjauhkan manusia dari budaya taqliq,
fatalisme. Ketika budaya taqliq serta fatalisme telah terkikis maka
semangat berijtihad pun akan terbangun
3. Beragama itu beramal. Agama tanpa amal adalah pincang. Islam sebagai
agama yang memiliki jargon rahmatan lil alamin, menganjurkan kepada
umatnya agar menjadikan amal sebagai bagian dari bentuk ketaatan
terhadap ajaran Islam, al-Quran sering kali menggandengkan kata shloat
dengan zakat, iman dengan amal. Dengan demikian Islam adalah agama
yang mementingkan serta mewajibkan umatnya umat melakukan tindakan-
tindakan praksis salah satu contohnya adalah memberikan sebagian harta
dijalan Allah. Penolong kesengsaraan umum adalah amalan kongkrit
Ahmad Dahlan didalam kehidupan.
-
4. Al - Quran harus berbanding lurus dengan perbuatan. Bagi Dahlan Al
Quran bukanlah kitab suci yang hanya sekedar untuk dibaca, dihafalkan,
serta difahami, tetapi lebih dari itu, Al - Quran perlu dipraktikan. Ahmad
Dahlan memiliki lima cara untuk memahmi Al - Quran, pertama,
mengerti artinya. Kedua, memahami tafsir dan maknanya. Ketiga, jika
mendapatkan larangan dari Al - Quran bertanyalah kepada diri sendiri,
apakah tersebut telah ditingglkan. Keempat, jikalau mendapatkan perintah
perbuatan dari Al Quran bertanyalah kepada diri sendiri, apakah perintah
berbuat tersebut telah dilaksanakan. Kelima, jikalau yang keempat belum
teralisir maka janganlah mempelajari ayat Al Quran yang lain.
5. Berjuang dan beramal memerlukan sasaran. Untuk mewujudkan cita-cita
perjuangan maka dibutuhkan sasaran perjuangan. Adapun sasaran
perjuangan (dawah dan amal) Ahmad Dahlan adalah orang-orang fakir
miskin, mustadhafin. Dilakukan salah satunya dengan memberikan
santuan sosial. Sasaran berikutnya adalah para pemilik harta, upaya yang
dilakukan adalah dengan membangun kesadaran para pemilik harta agar
secara ikhlas menyisihkan sebagian harta yang dimilikinya. Sasaran
berikutnya adalah kaum intelektual, cara yang ditempuh dengan
melakukan dialog serta memberikan ceramah dihadapan pengurus Budi
Utomo.
6. Kembali kepada Al Quran dan Sunnah. Alquran yang merupakan
panduan serta pedoman didalam kehidupan merupakan sumber inspiarsi
didalam kehidupan, jikalau tidak ditemukan kaidah hukum secara eksplisit
-
maka ditentukan berdasarkan nalar dengan mempergunakan pikiran logis
serta ijtima dan qiyas.
Adapun buku-buku yang dibaca dan menjadi inspirasi K.H. Ahmad
Dahlan adalah;32
1. Risalah Tauhid karangan Muhammad Abduh
2. Tafsir Djuz Amma karangan Muhammad Abduh
3. Kansul Ulum
4. Dairatur-Maarif karangan Farid Wadjidi
5. Fil Bidah karangan Ibnu Taimiyah
6. Al Islam wan Nasrannijah karangan Muhammad Abduh
7. Idharulhaq karangan Rahmatullah Al Hindi
8. Kitab Almanar
9. Kitab Al Urwatul Wusqo
10. Kitab Syubuhatunnashara wal Hudjatul Islam karangan Muhammad
Abduh
Sebagai tokoh yang populer dengan ikon pembaharuan Islam,
sepanjang hidupnya Ahmad Dahlan berupaya melakukan agenda pembaharuan
Islam dalam berbagai sektor kehidupan. Adapun agenda pembaharuan Islam
yang berhasil dilakukan oleh Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut ;
1 Keagamaan. Karena Dahlan meyakini sumber hukum dalam Islam adalah
al-Quran dan Hadits, maka sebagai konsekuensinya Dahlan
memperkenalkan gerakan Islam tanpa mazhab sebagai upaya
32
Solichin Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia (Jakarta : Jayamurni,
1963), h. 22.
-
meminimalisir budaya fanatisme, sehingga pintu ijtihad terbuka lebar
dikalangan umat Islam. Selain menggagas Islam tanpa mazhab Dahlan pun
melakukan pembaharuan dalam hal ibadah merubah arah kiblat mesjid
keraton. Memperkenalkan Islam murni, dengan menolak pemujaan
terhadap barang-barang, bangunan yang dianggap pusaka serta keramat,
meneguhkan prinsip bahwa Allah merupakan satu-satu Nya untuk
meminta dan memohon, mempraktikan khutbah pada saat ibadah Sholat
Jumat tanpa menggunakan bahasa arab.
2. Pendidikan. Menghapus dikotomi antara ilmu dunia dengan ilmu agama,
kemudian menggabungkan antara pelajaran ilmu umum dengan ilmu agama.
Merubah sistem surau dengan sistem klasikal.
3. Kesehatan. Merubah kebiasaan masyarakat, dari berobat kepada dukun,
mengunjungi tempat keramat. Menjadi berobat kepada dokter serta
mengunjungi klinik atau rumah sakit.
4. Pemberdayaan perempuan. Bagi Ahmad Dahlan perempuan bukanlah
mahluk yang harus dimarginalkan, perempuan mempunyai hak yang sama
dengan laki-laki untuk beraktifitas dan berkreatifitas. Sebagai bentuk
komitmennya terhadap pemberdayaan perempuan, Dahlan mendirikan
perkumpulan perempuan bernama Sapa Tresna. Dalam perjalanannya Sapa
Tresna berubah menjadi bagaian / badan khusus wanita dalam
Muhammadiyah yang bernama Aisyiyah. Tak cukup sampai disitu,
Dahlan pun mendatangkan guru khusus dari Bandung yang bernama Jeffer
Akik untuk mengajari menjahit serta keterampilan tangan, merias diri.
-
Bahkan dan pun memberikan pelajaran retorika, ia pun mendirikan
musholla khusus perempuan, memberikan kesempatan kepada perempuan
untuk mengelola secara otonom Aisyiyah.33
5. Kebenaran manusia adalah relatif. Bagi Ahmad Dahlan kebenaran manusia
tidaklah bersifat absolut. Karena kebenaran manusia bersifat relatif, maka
K.H. Ahmad Dahlan menegaskan sumber kebenaran bisa berasal dari
orang yang kita anggap lawan. Untuk menunjukan pemikirannya tersebut,
K.H. Ahmad Dahlan sering melakukan diskusi, debat dengan pendeta
kristiani. Dalam perjalanan hidupnya, Ahmad Dahlan pernah diskusi
dengan Pastor Van lith, Pastor Van Driesse, Pastor Domnie Bakker, Pastor
Dr Zwinjer. Bahkan pada saat pertemuannya dengan Pastor Domnie
Bakker, Ahmad Dahlan membuat pernyataan ;
Marilah kita sama-sama keluar dari agama, kemudian mencari,
menyelidiki agama mana yang paling benar. Kalau ternyata kemudian agama Protestan yang benar, saya bersedia masuk agama
Protestan. Akan tetapi sebaliknya, apabila agama Islam yang benar. Anda pun harus masuk agama Islam.34
Pernyataan yang sama pun Ahmad Dahlan ucapkan pada saat
berdiskusi dengan seorang pendeta bernama Dr. Laberton. Dalam diskusi
dengan Laberton, Ahmad Dahlan membuat pernyataan
jikalau dalam pembicaraan kita ini nanti ternyata bahwa yang benar
itu agama Kristen, saya bersedia masuk agama tuan. Bagaimana tuan
nanti?.Bersediakah tuan masuk Islam, jikalau ternyata agama Islam
yang benar?.35
33
Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, h. 54. 34
Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, h. 55. 35 Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, h. 56.
-
K.R.H. Hadjid salah satu murid Ahmad Dahlan menegaskan,
bahwa Ahmad Dahlan menyayangkan sikap sebagian manusia yang
merasa bahwa kebenaran sejati hanya milik dirinya serta kelompoknya,
sedang diluar kelompoknya adalah salah. Fenomena tersebut juga terjadi
pada umat Islam, kelompok Ahlu Sunnah wal Jamaah merasa paling baik,
sedang kelompok Mutazilah adalah kelompok yang salah.36 Renungan
Ahmad Dahlan yang merasa risau dengan fenomena aksi monopoli
kebenaran, terlihat dari renungannya yang ditulis oleh Hadjid
kebayakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabur,
mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri.37
Tak hanya bergaul dengan pendeta kristen, Dahlan pun bertemen
dan bergaul dengan seorang dokter kristen yang bernama Ofringa. Bahkan
Ofringa pernah menasehati Ahmad Dahlan sebagai seorang teman disaat
beliau sakit akibat kesibukan aktivitasnya
Saya mengetahui apa yang menjadi cita-cita tuan. Dan sebagai seorang dokter, saya pun mengetahui penyakit yang kiai derita.
Penyakit kiai ini tidak memerlukan titirah, tapi cukup di rumah saja. Sakit kiai ini hanya memerlukan istirahat, lainnya tidak.38
Karena penganut Islam inklusif, maka wajar ada salah seorang
dokter kristen yang bernama van de Borne memberikan respon terhadap
pribadi Ahmad Dahlan kepada keluarganya ;
Kamu sekalian beruntung mempunyai K.H. Ahmad Dahlan ini.
Beliau bukanlah sembarang orang. Saya baru sekali ini menjumpai
seorang yang sifat-sifatnya demikian. Andai kata tanah Jawa
36
K.R.H. Hadjid, Falsafah Pelajaran K.H. Ahmad Dahlan Pendiri Gerakan
Muhammadiyah (Yogyakarta : Siaran), h. 11. 37
K.R.H. Hadjid, Falsafah Pelajaran K.H. Ahmad Dahlan, h. 9. 38 Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, h. 26.
-
(Indonesia) mempunyai orang demikian ini tiga saja, saya percaya
tanah Jawa akan beruntung sekali dan berbahagia.39
Selain berdialog serta berdiskusi dengan tokokh kristiani Ahmad
Dahlan pun melakukan hal yang sama dengan kelompok yang berhaluan
kiri. Ahmad Dahlan pernah memberi ruang untuk berdikusi dan berdialog
kepada Indisch Sociaal Democratische Partij (kemudian berubah nama
menjadi Partai Komunis Indonesia) untuk membahas kebijakan represif
pemerintah Belanda serta untuk menerangkan seputar wacana sosialisme.40
Kesempatan tersebut pun kemudian tidak disia-siakan oleh ISDV, adalah
Semaun serta Darsono yang kemudian menghadiri forum yang telah
disediakan oleh Ahmad Dahlan.
6. Memperkenalkan metodelogi hisab dalam menentukan 1 Ramadhan
dan 1 Syawal. Sekaligus mempelopori aktifitas sholat hari raya Idul
Fitri mau pun Idul Adha di lapangan terbuka.41
7. Memprakasai pendirian badan penyelenggara haji. Ada pun badan
yang didirikan oleh Ahmad Dahlan Bagian Penolong Haji.42
Dengan
aktifiats, mencarikan sarana transportasi, pemukiaman serta bimbingan
haji baik pada saat di tanah air maupun pada saat di tanah suci.
39
Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, h. 25. 40
Jainuri, Ideologi Kaum Reformis, h. 115. 41
Hadikusuma, Aliran Pembaharuan Islam, h. 80. 42
Muhammad Syoedja, Cerita Tentang K.H. Ahmad Dahlan Catatan Haji Muhammad
Syoeda. h. 118-120 diakses dari www.muhammadiyah.or.id.
-
BAB III
SOSIALISME DAN SOSIALISME ISLAM
A. Sejarah dan Pengertian Sosialisme
Sebelum membahas tentang definisi sosialisme maka terlebih dahulu
penulis mencoba membahas tentang definisi ideologi, sebagai konsep yang
terkait dengan sosialisme. Destutt de Tracy merupakan tokoh yang
mempopulerkan istilah ideologi. Tracy memposisikan ideologi sebagai konsep
yang berhadap-hadapan dengan agama (konfrontatif), tujuan yang utama
sudah tentu mencari kebenaran di luar dari ajaran-ajaran agama. Dalam
kerangka umum ideologi didefinisikan
Suatu sistem kepercayaan yang memuat nilai-nilai
kepercayaan dan di organisir secara rapih sebagai basis
filsafat, sains, program ekonomi-politik yang menjadi
pandangan hidup, aturan berfikir, merasa, dan bertindak
individu atau kelompok.
Jhon Storey mendefinisikan ideologi menjadi beberapa konsepsi
ideologi. Pertama, ideologi merupakan pelembagaan terhadap sebuah gagasan
secara sistematis yang kemudian diaktualisasikan oleh sekelompok orang.
Pengertian seperti ini bisa didapatkan dalam sebuah organisasi partai politik.
Kedua, ideologi adalah sebuah upaya proganda untuk menenggelamkan serta
mengalihkan terhadap sebuah realitas tertentu. Pengertian ini bisa dijumpai
bagaimana adanya upaya politik dari kaum kapitalis bahwa kapitalisme adalah
kunci tunggal untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran tanpa
-
memperhatikan berbagai kelemahan dari sistem kapitalisme. Hal ini tentu saja
di lakukan dengan seleksi yang sangat ketat ketika hendak di tampilkan di
hadapan publik. Ketiga, ideologi bisa di kaitkan dengan defenisi kedua namun
tergantung motifnya. Yakni memiliki tujuan bagaimana meraih simpati publik
terhadap sebuah pemikiran, program yang dimiliki oleh ideologi tertentu serta
kelompok ideologis tertentu. Keempat, ideologi bukan hanya pelembagaan
gagasan namun dalam kerangka praktik didalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang aktifitas manusia sehari-hari seperti kebudayaan yang berkembang
dan di praktikan didalam kehidupan sehari-hari, sebagai salah satu contoh
adalah praktik serta faham keagamaan yang di jalankan dan di yakini memiliki
relasi ideologis
Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia ideologi didefinisikan
menjadi tiga definisi
Pertama kumpulan konsep yang tersistematis yang dijadikan asas
pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup. Kedua, cara berfikir seseorang atau suatu golongan. Ketiga,
paham, teori yang berpadu kedalam satu program sosial-politik.
Ramlan Subakti mendefinesikan ideololgi dengan dua pendekatan
yakni fungsional dan struktural. Dalam konteks fungsional ideologi di artikan
sebagai seperangkat ide tentang cita-cita bersama (kebaikan). Ideologi secara
fungsional di klasifikasikan menjadi dua tipe yakni doktrinal serta
pragmatisme. Ideologi di katakan doktrinal manakala gagasan yang
tergandung di dalam ideologi di strukturkan secara detail kemudian di
doktrinkan kepada masyarakat dan atau para penganut ideologi tersebut.
Ketika ideologi telah didoktrinkan (terlaksana) maka langkah yang ditempuh
-
adalah evaluasi serta monitoring. Sedangkan ideologi melalui pendekatan
struktural di artikan sebagai sistem pembenaran (legitimasi).
Dengan demikian ideologi adalah sekumpulan gagasan yang terdiri
dari sistem keyakinan, tujuan serta cita-cita yang berfungsi sebagai alat
pembenaran, pemersatu serta pusat rujukan dalam fikir dan bertindak (sumber
pengetahuan)
Sosialisme secara bahasa (etymologi) berasal dari kata socius yang
memiliki arti teman atau sahabat dengan demikian sosialisme adalah faham
yang mengedepankan pertemanan atau persahabatan sebagai pandangan
hidup. Kata sosialisme muncul pertama kali pada tahun 1827 dalam sebuah
majalah Cooperative Magazine, kemudian kata sosialisme muncul pula pada
jurnal La Globe tahun 1832. Pemaknaan sosialisme pada majalah serta jurnal
tersebut memiliki keragaman, namun secara garis besar bermakna sebuah
sistim masyarakat kolektif yang lebih menekankan kooperatif ketimbang
kompetitif, sosiabilitis melawan pemenuhan diri yang individualisme, kontrol
sosial terhadap praktik akumulasi serta pemakaian harta pribadi, persamaan
ekonomi menurut penghargaan pada kebaikan, pengahargaan yang dinilai
berdasarkan kebutuhan.
Sebelum muncul istilah pada majalah Cooporative serta jurnal Globe,
secara konseptual sosialisme telah muncul pada era peradaban Yunani di mana
Plato menjabarkan pemikiran idealnya tentang sebuah negara. Negara ideal
dalam bayangan Plato akan tercipta manakala negara mampu mengawasi serta
menjadi institusi yang sangat kuat (dominan) dalam hal pengendalian
-
kepemilikan harta benda baik untuk kalangan pejabat, elit politik hingga
rakyat biasa. Dalam pandangan Plato negara menjamin semua kebutuhan
penguasa, pemenuhan kebutuhan tersebut dimaksudkan agar penguasa
memiliki komitmen serta waktu penuh untuk mengurus masyarakat. Maka
ketika segala kebutuhan telah dipenuhi, penguasa tidak lagi di perkenankan
memiliki harta kekayaan yang bersifat pribadi (kepemilikan pribadi).
Pengendalian serta pengontrolan terhadap kepemilikan pribadi bagi Plato
memiliki tujuan untuk mencegah budaya rakus di masyarakat serta mencegah
konflik dan disharmoni dikalangan masyarakat yang dicirikan dengan
hilangnya sikap persaudaraan serta kesenangan yang merupakan kebutuhan
manusia. Sebagai seorang filosof politik, Plato pun telah mencetuskan
pembagian kelas sebelum Karl Marx. Plato membagi kelas yang terdiri dari
kelas pembantu yakni kelompok militer, kelas penguasa beserta pembantunya
serta kelas golongan karya.
Ideologi sosialisme merupakan ideologi yang berkembang di Eropa
terutama Inggris dan Perancis pada saat revolusi industri dikedua negara
tersebut. Sosialisme di Inggris maupun Perancis mengalami fase
perkembangan yang bervariatif. Sosialisme di Inggris yang cukup menjadi
wacana pada tahap awal adalah sosialisme utopia yang digambarkan oleh
Thomas More (1478-1535). Istilah Utopia diambil dari hasil pemikiran More
yang mendambakan sebuah negeri impian. Ada pun gambaran negeri impian
adalah masyarakat tinggal bersama dalam tempat yang sama, makan serta
-
kebutuhan disedikan bersama, hingga semua kepemilikan menjadi
kepemilikan bersama.
Fase perkembangan setelah sosialisme utopia adalah sosialisme
komunitas kolektif. Sosialisme ini di kumandangkan oleh Robert Owen (1771-
1858) yang merupakan penggerak sosialisme di Inggris, Charles Fourier
(1772-1837) dan Louis Blanc (1811-1882). Sosialisme komunitas-kolektif
adalah sebuah sosialisme yang lahir dari kritik terhadap sosialisme utopia
yang di anggap tidak mungkin teralisir bahkan dapat di katakan khayalan
politik.
Pemikiran Robert Owen tentang sosialisme komunitas-kolektif di
tuangkan dalam karyanya yang berjudul The New View Society (1816), Owen
merupakan pengusaha Inggris yang menginginkan ada keterlibatan negara
dalam pembangunan ekonomi masyarakat berdasarkan sistem kerjasama
(koperasi), untuk mewujudkan gagasannya Owen membuat sebuah proyek di
berapa tempat di antaranya Indiana Amerika Serikat. Adapun yang menjadi
salah satu basis pemikiran sosialisme Owen adalah kritik terhadp praktik
industri yang mementingkan diri sendiri, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan
yang mengakibatkan penurunan derajat manusia. Bagi Owen bekerja adalah
hak rakyat, dan ekonomi koperasi akan mampu mendidik serta memperbaiki
moral manusia.
Sebagai pengusaha Owen menginginkan adanya sistem ekonomi yang
lebih berkeadilan serta menolak budaya eksploitasi manusia yang
mengatasnamakan keuntungan. Selain itu Owen ingin memperjuangkan
-
bahwa manusia maupun buruh memiliki hak-hak kemanusiaan yang harus di
tegakkan. Walaupun manusia berupaya mengejar keuntungan ekonomi namun
hak-hak manusia harus tetap di jaga.
Selain Owen, ada pula nama Charles Fourier seorang tokoh sosialis
Perancis yang memiliki kesamaan ide dengan Owen. Karakteristik sosialis
Charles di tuangkan dalam sebuah kerangka dasar bahwa hidup dan bekerja
haruslah menyenangkan, dan untuk mendapatkan kesenangan dalam bekerja,
maka manusia harus membentuk komunitas yang dikembangkan atas nilai-
nilai kerjasama. Ketika komunitas telah terbentuk serta nilai-nilai kerjasama
telah dibangun, tahapan berikutnya adalah setiap manusia harus memiliki
sarana serta alat untuk bekerja secara produktif.
Terkait dengan tugas komunitas, Charles menjelaskan tentang
beberapa tugas dari sebuah komunitas. Tugas pertama adalah mengelola kerja
yang sesuai dengan kebutuhan anggota komunitas. Komunitas bertugas
menjamin agar setiap kebutuhan hidup anggotanya terpenuhi. Adapun jumlah
komunitas yang ideal menurut Charles adalah sekitar 1600 penduduk.
Untuk merealisasikan gagasannya, Charles membuat sebuah proyek
seperti halnya Robert Owen. Proyek Charles bernama phalanax. Adapun
fokus dari proyek dari Charles adalah daerah pertanian. Dalam proyeknya
tersebut Charles menegaskan bahwa setiap individu bekerja harus sesuai
dengan kesukaan, kecakapan serta bakat yang di miliki setiap individu yang
merupakan anggota komunitas. Tak lupa Charles melakukan distribusi
keuntungan dengan rincian pekerja mendapatkan 5/12 bagian, manajer
-
memperoleh 4/12 bagian, dan pemilik modal mendapatkan bagian sebesar
3/12 bagian.
Selain Charles, Perancis pun memiliki tokoh sosialis yang bernama
Louis Blanc (1811-1882) yang merupakan putra dari anak pegawai kelas
rendah di Perancis. Gagasan besar sosialisme Blanc adalah perlunya intervensi
anggaran negara dalam pembentukan unit ekonomi. Walau negara sebagai
pihak pemberi modal, namun aktifitas ekonomi harus dijalankan serta di
kelola oleh pekerja. Ketika para pekerja telah membayar konpensasi dari uang
yang di keluarkan oleh negara maka hasil dari seluruh keuntungan di serahkan
sepenuhnya kepada pekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Selain
menyediakan anggaran untuk mesin serta kebutuhan produksi negara pun
harus memikirkan uang pensiun para pekerja.
Perancis yang merupakan salah satu pusat perkembangan ideologi
sosialis memiliki pula tokoh sosialis utopia. Jikalau Inggris memiliki Thomas
More, maka Perancis memiliki Saint Simon (1760-1825). Konsep dasar
sosialis yang menjadi pemikiran Simon adalah bahwa setiap manusia berhak
mendapatkan dan memiliki kekayaan, selama hasil kekayaan serta
keuntungannya itu tidak diperoleh melalui cara-cara yang kurang baik. Setiap
kekayaan yang di miliki setiap manusia harus di kelola serta di distribusikan
dengan baik kepada setiap manusia. Selain itu Simon menegaskan bahwa
setiap manusia berhak untuk mendapatkan kekayaan serta penghargaan secara
layak ketika manusia telah bekerja keras. Simon pun menegaskan bahwa
-
kekayaan yang melekat, yang di miliki setiap manusia memiliki tanggung
jawab sosial dari kekayaan yang dimilikinya.
Setelah sosialisme di Inggris dan Perancis mengalami kemunduran,
maka tampilah Karl Marx (1818-1883) yang menganggap pemikiran serta
konsep sosialisme para pendahulunya di anggap sangat utopis serta tidak
memiliki kerangak teori serta basis filsafat yang komprehensif. Marx pun
kemudian populer sebagai bapak sosialis ilmiah.
Berbicara tentang Marx, maka kita akan menemukan sebuah pemikiran
yang kental akan nuansa konflik serta pertentangan. Secara umum Marx
mengemukakan pemikiran sosialisme kedalam beberapa teori. Teori yang
menyangkut konflik yang cukup populer adalah teori pertentangan kelas.
Dalam terori ini, Marx menegaskan bahwa kehidupan dibumi adalah
kehidupan yang diwarnai oleh pertentangan dan atau pertarungan sosial antar
kelas. Kelas yang dimaksud oleh Marx adalah bahwa kelas yang dibawah akan
selalu melakukan aksi resistensi terhadap kelas yang di atas dalam rangka
pemenuhan kesejahteraan
Salah satu pemikiran Marx yang juga menjadi basis pemikirannya
adalah materialisme historis. Dalam pemikiranya tersebut, Marx menganggap
bahwa relasi ekonomi merupakan faktor utama dalam membentuk wajah
sebuah sejarah. Dengan demikian faktor ekonomi merupakan faktor tunggal
serta faktor penting dalam membuat arah serta wajah sejarah. Karena faktor
ekonomi merupakan faktor penentu maka dalam pandangan Marx sistem
-
sosial, politik, budaya bahkan agama di tentukan atau akan mengikuti struktur
serta relasi ekonomi.
Selain materialisme histroris, ada pula materialisme dialektik yang
menjadi salah satu basis pemikiran Marx. Materialisme dialektik adalah
pemikiran Marx yang menegaskan bahwa materi sebagai satu-satunya realitas,
dari proses realitas tersebut kemudian muncullah sebuah pertentangan. Proses
pertentangan terlahir sebagai wujud dari gerakan materi yang bersifat
dialektis. Adapun materialisme yang dimaksud oleh Marx adalah sumber
keberadaan benda-benda alamiah yang selalu bergerak dinamis tanpa ada
proses berhenti.
Selain pemikiran tentang materialisme historis dan materialisme
dialektik, Marx pun mengumandangkan tentang perlunya revolusi politik yang
dilakukan secara radikal bahkan jikalau perlu dilakukan dengan kekerasan.
Tujuan utama dari revolusi sosial adalah menjungkirbalikan kekuasaan dari
tangan borjuis ke tangan kaum proletar. Revolusi bisa berhasil manakala kaum
proletar telah memiliki kesadaran serta keyakinan bahwa mereka telah
tertindas. Untuk itu perlu di adakan sebuah gerakan revolusi yang bertujuan
menjungkirbalikan keadaan. Untuk meembangun kekuatan revolusi maka
sebuah tim lingkar inti yang bertugas melakukan propaganda dan agitasi.
Tugas tersebut di lakukan oleh kelompok yang bernama diktator proletar.
Memasuki abad 20, Sosialisme Marx tidak otomatis mati secara
alamiah namun masih memiliki pengikut setia, salah satu pengkiut setianya
adalah Vladimir Illich Lenin (1870-1924). Lenin menjadi pembicaraan karena
-
keahlian menerjemahkan pemikiran Marx yang ia tuangkan dalam karyanya
yang berjudul The Development of Capitalism in Rusia, The Highest Stage of
Capitalism serta What Is to Be Done.
Secara umum pemikiran Marx dengan Lenin memang memiliki
kesamaan, kesamaan itu diantaranya adalah Lenin menghendaki perebutan
kekuasaan sebagai modal utama dalam melakukan perubahan. Untuk
melakukan revolusi dalam rangka pengambil alihan kekuasaan Lenin
menganggap penting sayap politik dalam bentuk organisasi atau serikat. Lenin
beranggapan dengan kekuatan yang kecil namun apabila diorganisir serta
dikelola secar rapih yang diimbangi oleh disiplin yang kuat maka kekuasan
dapat diraih. Untuk membangun cita-citanya tersebut Lenin menyatakan
bahwa tugas utama kepemimpian komunis serta kaum revolusioner hanyalah
satu yakni menghantam, menyerang serta menghancurkan kekuatan sistem
politik status quo. Setelah kekuasaan berhasil di rebut maka tugas berikutnya
adalah mengganti sistem politik status quo dengan sistem berdasarkan prinsip-
prinsip komunisme. Kesamaan pemikiran lainnya antara Marx dengan Lenin
adalah kedua tokoh tersebut sama-sama menyakini bahwa politik komunisme
mampu di terapkan di berbagai belahan dunia.
Sebagai ahli organisasi serta propaganda, setidaknya ada beberapa
strategi politik yang di lakukan Lenin dalam rangka mewujudkan cita-citanya.
Pertama, melakukan propaganda dengan mengeluarkan pernyataan sebagai
partai rakyat yang akan mengabdi untuk rakyat dengan agenda
memperjuangnkan demokrasi, kebebasan, dan menghentikan segala praktik
-
ketidak adilan. Kedua, Mengadakan penyusupan ke dalam organisasi buruh,
partai politik dan pemerintahan, tentara. Tujuan penyusupan tidak lain untuk
memecah soliditas lawan-lawan politik. Dan cara teakhir adalah cara yang
memang wajib di tempuh oleh kelompok komunis adalah dengan melakukan
revolusi politik dengan cara-cara kekerasan.
Namun di antara persamaan antara Marx dan Lenin, kedua tokoh
tersebut pun memiliki perbedaan tentang konsepsi diktator proletar. Dalam
pandang Lenin diktator proletar adalah sebuah konsep pendekatan politik yang
terkemas dalam sebuah organisasi yang bernama partai komunis, dengan
demikian partai komunis merupakan representasi kaum ploretar. Asumsi ini di
bangun oleh Lenin karena ia kurang meyakini terhadap kemampuan politik
serta kemampuan mengorganisir kaum proletar dalam melaksankan aksi-aksi
politik. Sementara itu, Marx berpendapat sebaliknya. Diktator ploretar adalah
lebih bernuansa sistem integrasi ekonomi, selanjutnya Marx menganggap
bahwa diktator ploretar adalah konsep yang bersifat transisi sementara.
Seiring perjalanan waktu cita-cita politik komunisme yang
diperjuangkan oleh Lenin mengalami kemunduran. Puncak dari kemunduran
tersebut di tandai dengan keluar kebijakan politik yang di gagas Lenin sebagai
penguasa yakni dengan memperbolehkan kepemilikan pribadi secara terbatas.
Karena mengalami kegagalan perjuangan memaksa Lenin harus hengkang dari
Rusia, dan akhirnya Lenin meninggal secara tragis oleh agen intelejen
pemerintah yang dulu pernah di kuasainya
-
Setelah Lenin meninggal. Sosialisme-komunis kemudian dilajutkan
oleh penerusnya yakni Stalin, Stalin berhasil melakukan pengambil alih
kekuasaan ketika melihat lemahnya legitimasi serta dukungan kekuasaan yang
dimiliki Lenin. Stalin membuat kebijakan di masa kepemimpinanya dengan
dua kebijakan prioritas yakni pertanian dan industri.
Konsep kebijakan Stalin secara garis besar menghapuskan kebijakan
yang dibuat oleh Lenin ketika ia berkuasa. Dalam bidang pertanian, Stalin
menerapkan kebijakan pertanian kolektif dengan menghapuskan lahan
kepemilikan pertanian secara individual. Stalin beralasan bahwa kepemilikan
secara individual bertentangan dengan prinsip politik komunis. Tujuan praktik
pertanian kolektifitas adalah untuk mempercepat proses produksi. Untuk
mendukung programnya, petani dibuat kedalam kelompok petani proletar.
Petani hanya boleh berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama anggota
proletar. Selain itu tujuan dibentuknya kelompok petani proletar adalah untuk
mempermudah kontrol produksi serta sepak terjang petani. Selain itu
keb