Download - isi Makalah Bhs Ind_paragraf Dan Alinea
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan
baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi,
atau seminar. Mereka yang sering menulis baik surat, kertas kerja, pelaporan, skripsi pasti
menggunakan alinea atau paragraf dalam tulisannya. Apabila ditanyakan definisi dari alinea
maka akan bervariasi jawabannya. Alinea atau paragraf merupakan satu hal yang sangat
penting untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan
yang menarik dan berkualitas.
Bila kita membuat alinea atau paragraf, kita menuliskan sekelompok ide pokok dan
ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Disamping ide pokok ini,
terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok pertama. Kedua ide pokok
ini merupakan bagian kelompok ide yang lebih besar. Oleh sebab itu, ide pokok yang kedua
ini diungkapkan dalam paragraf berikutnya yang disertai pula dengan ide pokok bawahan
yang berupa penjelasan terhadap ide pokok kedua tadi. Demikianlah seterusnya sehingga kita
dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung
kelompok - kelompok ide yang saling berkaitan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan alinea dan paragraf ?
2. Apa fungsi alinea atau paragraf ?
3. Apa syarat sebuah paragraf ?
4. Apakah unsur dalam paragraf ?
5. Apa saja jenis-jenis paragraf ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Bahasa
Indonesia, dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang
Mata Kuliah Bahasa Indonesia serta informasi - informasi positif yang terdapat dalam
makalah ini sehingga mempunyai gambaran yang lebih akurat terhadap tujuan makalah ini
dibuat.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap setiap pembaca dapat memahami apa
itu PARAGRAF DAN ALINEA dan dapat merencanakan dan melaksanakan suatu proyek
yang akan dikerjakan dengan baik.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan pembahasan makalah ini, untuk mendapatkan data informasi yang
diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka ini dilakukan
dengan cara mendapatkan informasi atau data tertulis yang bersumber langsung bersumber
dari buku-buku, halaman web, blog, jejaring sosial ban berbagai artikel di internet yang
menurut penulis dapat mendukung pembahasan makalah ini.
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang
selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagian pertama adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan
beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada
bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang
hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk
mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh
penyusun dalam perumusan masalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
PARAGRAF DAN ALINEA
2.1. PENGERTIAN PARAGRAF DAN ALINEA.Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang
mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea, yang membedakan hanya banyaknya kalimat yang menyusun antara paragraf dan
alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam,
(geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi biasanya sekitar 5 spasi. Demikian pula
dengan paragraf yang berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Paragraf atau Alinea adalah kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari pada kalimat. Alinea merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan
sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Alinea dan
paragraf juga di artikan sebagai penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau
kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau
tema. Menurut Rofi’udin (1998) paragraf dapat diamati dari dua segi, yakni segi isi dan segi
struktur. Segi isi, Paragraf merupakan suatu pernyataan tentang suatu pokok pikiran atau ide
pokok yang dikemukakan secara utuh dan lengkap. Segi struktur, paragraf merupakan
sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan dirangkaikan dalam urutan yang teratur
dan jelas.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, dan
kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Panjang pendeknya suatu paragraph akan
ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya
banyak, memang layak kalau alineanya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu
cukup dengan beberapa kalimat saja.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
3
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf dan alinea, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
2.2. FUNGSI PARAGRAF DAN ALINEA
Beberapa fungsi paragraf atau alinea antara lain :
• Penampung fragmen pikiran atau ide pokok
• Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran yang dibuat oleh
pengarang .
• Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
• Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
• Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para
pembaca.
• Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai
• Dalam rangka keseluruhan karangan paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar,
transisi, dan penutup (konklusi)
2.3. SYARAT-SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud dengan kesatuan (unity) adalah bahwa paragraf tersebut harus
memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan di sini tidak
boleh diartikan bahwa saja hanya memuat satu hal saja, tetapi semua kalimat dalam paragraf
itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada
kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya Sebuah alinea yang mempunyai
kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi
haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud tungggal
itulah yang ingin disampaikan penulis dalam alinea itu (Keraf, 1980:67).
Jadi kesatuan atau unity di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan
berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran
4
utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf yang memenuhi
persyaratan kesatuan.
” Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda
dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh
karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi. ”
Apabila paragraf di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf di atas benar-benar mendukung gagasan utama.
Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk eksatuan ide
(unity).
2. Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf adalah bahwa paragraf tersebut
harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi
apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut, baik,
wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran
penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang
memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan (Keraf, 1980:75).
Kepaduan bergantung dari penyusunan detil-detil dan gagasan-gagasan sekian macam
sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bgaian-bagian tersebut. Jika
sebuah paragraf tidak memliki kepaduan, maka pembaca seolah-olah hanya menghadapi
suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain, masing-masing
dengan gagasannya sendiri, bukan suatu uraian yang integral.
Pendeknya sebuah paragraf yang tidak memiliki kepaduan yang baik, akan
menghadapkan pembaca dengn loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan,
menghadapkan pembaca dengan urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau
pengembangan gagasan utamanya dengan perincian yang tidak logis dan tidak lagi
berorientasi kepada pokok uatama tadi.
5
Dengan demikian kalimat-kalimat dalam paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang
dapat berdiri sendiri. Kalimat-kalimat tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik,
artinya kalimat pertama berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua berhubungan
dengan kalimat ketiga, demikian seterusnya.
Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh.
a. Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b. Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
c. Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d. Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf
(1980:80-81).
a. Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih
lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
b. Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga,
sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
c. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang
sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d. Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu,
jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud tertentu,
untuk maksud tersebut, supaya.
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya,
ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu,
sesungguhnya.
g. Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat
kemudian, sesudah, kemudian.
h. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang,
berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf menggunakan transisi yang benar.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat
perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan dosen
6
sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah
yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itumahasiswa yang sudah mempelajari bahasa
Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah
mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan
bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan
kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi) menatakan
hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-
potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.
3. Pengembangan
Yaitu pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat
pendukung. Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada
awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan
kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan
karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan
disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode
tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan
berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam
metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan.
Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat,
metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai
silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
7
1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis
hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu
hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah
yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.
2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu
proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau
kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya, tentu
berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam
metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia.
Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi
pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan
dengan deskriptif ata eksposisi.
5) Metode Umum - Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan
gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang
8
paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media
massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri
seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode
klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi
juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan
dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau
paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
2.4. UNSUR PARAGRAF
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf
agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Antara lain :
a) Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik
merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan
kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam
paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
b) Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu
paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal
dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
• Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
• Induktif : kalimat utama diletakan di akhir alinea
• Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
• Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
c) Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan
utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
d) Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
• Provokatif (menarik)
• Berbentuk frase
9
• Relevan (sesuai dengan isi)
• Logis
• Spesifik
2.5. JENIS - JENIS PARAGRAF
Paragraf memiliki banyak ragamnya, maka untuk membedakan paragraf yang satu
dengan paragraf yang lain paragraf dibagi berdasarkan kelompoknya, yaitu : jenis paragraf
menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi
gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah
paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu
: paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat
topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul
uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit.
Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas
berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang
jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang
penyakit."
Contoh paragraf deduktif
" Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan
memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan
memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi
Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon
keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.
10
B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan
pokok pembicaraan.
Contohnya:
" Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki
kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt
lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi
mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep,
175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep
tersebut dikenal dengan Desa Kakao.
Contoh paragraf induktif ."
" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya.
Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka
seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada
masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat
harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya."
C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau
menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif :
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan
sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi
kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi
kebutuhan rakyat."
11
D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun
kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat
sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting.
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan
menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya
dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi
paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun
paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
A. Paragraf Persuasif :
Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan
Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai
untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari
banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk
membuang sampah pada tempatnya.
B. Paragraf argumentasi :
Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan
12
dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai
penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009 – 20010.”
C. Paragraf naratif :
Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang
lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
D. Paragraf deskritif :
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa
pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu,
mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-
tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan
proses mencuci”.
E. Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan
kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat
SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra
Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978
Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta
bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden,
Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan
13
2. Menarik minat pembaca
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka
memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus
disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. Pentingnya pokok pembicaraan
3. Pendapat atau pernyataan seseorang
4. Uraian tentang pengalaman pribadi
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. Sebuah pertanyaan.
2) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah
dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan
2. Memberikan ilustrasi
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. Meringkas paragraf sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3) Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini
sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal
sebagai berikut :
1. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan
kesan yang medalam bagi pembacanya
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang
mengandung satu kesatuan ide pokok. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraf dapat
berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).
Alinea mempunyai unsur-unsur yaitu ide pokok, kalimat topik, ide
pengembangan, kalimat pengembangan, kalimat penegas dan transisi. Alinea terbagi menjadi
3 yaitu menurut fungsi, posisi kalimat topik dan menurut sifat isinya. Syarat – syarat
pengembangan alinea yaitu kesatuan atau paduan, koherensi dan pengembangan alinea.
Salah satu tujuan pembuatan alinea yaitu untuk memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Alinea tidak lain dari suatu
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea
bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema
dari tema yang lain serta memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Alinea memiliki tiga macam yaitu, alinea pembuka, alinea penghubung dan alinea
penutup. Syarat pembentukan alinea adalah kesatuan, koherensi dan perkembangan alinea.
Berdasarkan penempatan ide pokok pada alinea, alinea dibagi menjadi 4 jenis yaitu alinea
deduktif, alinea induktif, alinea campuran, alinea deskriptif.
Beberapa jenis paragraf :
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul - menyusul, sehingga membentuk alur
15
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
3.2 Saran
Saran ditunjukan untuk pihak yang dapat memetik manfaat dari hasil penulisan
makalah ini. Misalnya pembaca menemukan kesalahan atau kejanggalan, maka dapat
mengajukan saran kepada penulis agar nanti akan dilakukan perbaikan. Selain itu juga
pembaca dapat mengemukakan tambahan informasi yang sekirannya layak ditambahkan
sebagai kelanjutan dari hasil penulisan makalah.
3.3 Pertanyaan-Pertanyaan
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dihasilkan dari penjelasan makalah diatas.
1. Apa yang dimaksud paragraf?
J : Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah
yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
2. Bagaimana membuat paragraf?
J : Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam,
(geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi biasanya sekitar 5 spasi.
3. Sebutkan beberapa fungsi paragraf?
J : Beberapa fungsi paragraf atau alinea antara lain
Penampung fragmen pikiran atau ide pokok
Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran yang dibuat oleh
pengarang Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis.
Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
4. Apa saja syarat-syarat paragraf?
J : Kesatuan, Koherensi, Pengembangan
5. Apa yang dimaksud kesatuan dalam paragraf?
J : Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf tersebut harus
memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Semua kalimat
dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok.
6. Apa yang dimaksud Koherensi dalam paragraf?
16
J : Koherensi atau kepaduan yang baik adalah hubungan timbal balik antara kalimat-
kalimat yang membina paragraf tersebut baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa
kesulitan. Sehingga pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis
7. Apa yang dimaksud Pengembangan dalam paragraf?J : Yaitu pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat
pendukung. Pengembangan paragraf harus berkaitan erat dengan posisi kalimat topik.
8. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh?
J : Repetisi, Subtitusi, Transisi, Hubungan Implisit.
9. Apa yang dimaksud Repetisi?
J : Pengulangan kata/kelompok kata kunci
10. Apa yang dimaksud Subtitusi?
J : Penggantian kata/kelompok kata11. Apa yang dimaksud Transisi?
J : Pengulangan kata/kelompok kata12. Apa yang dimaksud Hubungan Implisit?
J : penghilangan kata/kelompok kata tertentu
13. Sebutkan pembagian alinea menurut penempatan inti gagasan atau ide pokoknya?
J : Paragraf Deduktif, Induktif, Variatif, Deskriptif
14. Apa yang dimaksud Paragraf Deduktif?
J : Deduktif yaitu kalimat utama diletakan di awal alinea
15. Apa yang dimaksud Paragraf Induktif?
J : Induktif yaitu kalimat utama diletakan di akhir alinea
16. Apa yang dimaksud Paragraf Variatif?
J : Variatif yaitu kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
17. Apa yang dimaksud Paragraf Deskriptif?
J : Deskriptif/naratif yaitu kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
18. Apa yang dimaksud kalimat penjelas?J : Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
19. Sebutkan Jenis Paragraf Menurut Sifatnya?
J : Paragraf Persuasif, Argumentasi, Naratif, Deskriptif, Eksposisi?
20. Apa yang dimaksud kalimat Paragraf Persuasif?
J : Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca.
21. Apa yang dimaksud Paragraf argumentasi ?
17
J : Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang
mendukung.
22. Apa yang dimaksud Paragraf naratif ?
J : Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau
cerita.
23. Apa yang dimaksud Paragraf deskritif ?
J : Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
24. Apa yang dimaksud Paragraf eksposisi?
J : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
25. Sebutkan Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan?
J : Paragraf Pembuka, Paragraf Pengembang, Paragraf Penutup.
26. Apa yang dimaksud dengan Paragraf Pembuka?
J : Paragraf yang bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam
karangan
27. Apa yang dimaksud dengan Paragraf Pengembang?
J : Paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka
28. Apa yang dimaksud dengan Paragraf Penutup?
J : Yaitu Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh
karangan.
29. Sebutkan Fungsi Paragraf Pengembang?
J : Mengemukakan inti persoalan, Memberikan ilustrasi, Menjelaskan hal yang akan
diuraikan pada paragraf berikutnya, Meringkas paragraf sebelumnya, Mempersiapkan
dasar bagi simpulan.
30. Sebutkan syarat penyajian Paragraf Penutup?
J : Paragraf tidak boleh terlalu panjang, Isi paragraf harus berisi simpulan sementara
atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian, harus dapat menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembacanya
18
DAFTAR PUSTAKA
http://silvyaputriani.blogspot.co.id/2015/03/makalah-paragraf-dan-alinea.html
http://ellopedia.blogspot.co.id/2010/09/paragraf.html
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-alenia.html
http://yudah05.blogspot.co.id/2015/01/alinea-atau-paragraf.html
https://endriputro.wordpress.com/2010/10/24/alinea-paragraf/
19