i
Inner Evolution
ii
Inner Evolution
Inner
Evolution
SYSTEMIC FRAMEWORK IN CREATING PERSONAL BREAKTHROUGH & LIFE TRANSFORMATION
A PRACTICAL APPLICATION OF NLP,
HYPNOSIS & TIME LINE THERAPY®
FOR TRANSFORMATION
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA
iii
Inner Evolution
Buku ini dipersembahkan untuk:
Inner Evolution
SYSTEMIC FRAMEWORK IN CREATING PERSONAL
BREAKTHROUGH & LIFE TRANSFORMATION
By Alguskha Nalendra,
Performance Specialist, Life & Business Coach,
Clinical Hypnotherapist & International NLP Trainer
A PRACTICAL APPLICATION OF NLP, HYPNOSIS & TIME LINE THERAPY® FOR TRANSFORMATION
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA
iv
Inner Evolution
SYSTEMIC FRAMEWORK IN CREATING PERSONAL
BREAKTHROUGH & LIFE TRANSFORMATION
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis atau penerbit
Penerbit:
Litera Media Tama
Griya Tirta Aji B-6 Bangkalan Krajan, Sukun - Kota Malang
Telp. 0822-3493-6377
Email. [email protected]
Penulis:
Alguskha Nalendra
Penyunting:
Fernando Z. Urmeneta
Inner Evolution
Desain & Cover:
Tim Desain Jagatditha Arkana Sentosa
ISBN: 978-602-5733-37-6
A PRACTICAL APPLICATION OF NLP, HYPNOSIS & TIME LINE THERAPY® FOR TRANSFORMATION
v
Inner Evolution
Perhatian….
Buku ini dan segala isinya bukan dibuat untuk menggantikan
pembelajaran NLP, Hypnosis & Time Line Therapy®
formal tatap muka.
Sangat disarankan bagi Anda untuk tetap memperoleh
pembelajaran NLP, Hypnosis & Time Line Therapy® formal
tatap muka bersama praktisi berpengalaman yang memiliki
pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang memadai dalam
bidang NLP, Hypnosis & Time Line Therapy®.
Hindari mempraktekkan teknik terapi yang ditulis dalam buku
ini tanpa bekal pengetahuan dan keahlian yang memadai.
Segala penggunaan dan akibat dari teknik yang digunakan
dalam buku ini adalah di luar tanggung jawab penulis.
Bandung, Mei 2018
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA
vi
Inner Evolution
Sanksi Pelanggaran Pasal 72:
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan
perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai
dimaksud dalam Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
vii
Inner Evolution
“Kehidupan yang baik adalah sebuah proses, bukan sebuah kondisi, merupakan sebuah
perjalanan dan bukan sebuah tujuan.”
− Carl R. Rogers
Untuk saya pribadi ini adalah hadiah Tuhan untuk saya. Sesuatu yang
tidak pernah terbayang untuk dilalui dalam hidup saya.
Banyak orang yang datang ke hidup saya dengan ragam masalah mereka
yang tidak saya pahami, semua saya terima dengan pemahaman spiritual.
Namun setelah mengikuti program ini pemahaman saya tentang hidup jauh
lebih terbuka, secara logika dan spiritual jadi lebih seimbang.
Keilmuannya sangat bermanfaat untuk membantu banyak orang dalam
penyembuhan sakit pikiran mereka.
Untuk karir saya, saya suka menjalani bisnis networking, dulu terasa berat
menjalaninya alias susah. Tapi dengan tambahan ilmu NLP ini baru tiga
bulan saya jalani perkembangannya menjadi sangat cepat.
Ida Ayu Agung Adnyani - Bali
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- Networker & Spiritual Healer
Program ini benar-benar OYEEE…dengan instruktur yang sangat faham
mengenai "komunikasi" dan faham berbagai bahasa.
Apa Kata Mereka
viii
Inner Evolution
Di program Inner Evolution Practitioner, Coach Alkha telah memberi
arahan bagaimana NLP bekerja secara optimal dalam hidup dengan cara
sederhana dan mudah dipahami disertai dengan contoh praktek nyata. Hal
tersebut sering tidak didapatkan ketika kita mengikuti training NLP yang
lain.
Di kelas kita dipertemukan oleh bermacam-macam individu dari berbagai
tempat yang akhirnya dalam waktu singkat menjadi keluarga.
Dengan pemahaman yang benar tentang pengelolaan cara berpikir ala
NLP ini sangat berguna bagi saya, keluarga bahkan orang-orang di
sekitar kita untuk lebih sukses dan bahagia.
Lina Soeratman - Semarang
- Certified Life Coach & NLP Master Practitioner
- Owner Larasati Mitra, representing Prudential Life Insurance
Kalimat pertama yang terucap adalah TERIMA KASIH Coach Alkha.
Alguskha Nalendra adalah seorang Coach, Mentor, sekaligus Sahabat
bagi saya.
Bukanlah satu kebetulan bagi saya ketika memutuskan untuk bergabung
dalam program awal Inner Evolution.
Background Coach Alkha sebagai pendidik sangatlah membantu beliau
untuk mampu menyampaikan materi secara detail sehingga kami juga
dengan sangat mudah menyerap segala detail informasi yang
disampaikan.
ix
Inner Evolution
Program Inner Evolution yang dilaksanakan selama 9 hari, sangat
memungkinkan peserta fokus terhadap materi dan juga mengaplikasikan
langsung kepada sesama peserta sehingga setelah mengikuti program
Inner Evolution peserta mempunyai kemampuan mengaplikasikan
keilmuannya kepada orang lain sekaligus segala permasalahan emosi
personal perserta secara langsung terselesaikan selama mengikuti
program Inner Evolution.
Begitu banyak hal positif yang saya dapatkan dalam Program Inner
Evolution dimana menjadikan satu momentum evolusi mental yang
membuat saya mempunyai kemampuan untuk secara sadar menghadapi
aspek dinamika kehidupan dengan melihat dari segala sisi dan memaknai
setiap puzzle kehidupan dengan lebih baik. Harapan ke depan semakin
banyak peserta yang tercerahkan karena semua materi yang dipelajari
pada dasarnya adalah bagaimana kita PRESENCE sehingga mampu untuk
berbahagia dan menikmati setiap detik kehidupan.
Salam Bahagia.
I Komang Surya Guna Negara (Coach Surya Negara) - Bali
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- Hypno-Coaching Specialist
- Founder of Surya Negara Hypno-Coaching Bali
- Platinum Tourism College
- Yayasan Tangan-Tangan Semesta
Materi pembelajaran sangat terintegrasi dan aplikatif sehingga
memudahkan para peserta untuk mempelajari dan memahaminya, bagi
x
Inner Evolution
pemula yang belum mengerti sama sekali pun dapat dengan mudah
mengikuti materi yang disampaikan.
Suasana dan format pembelajaran juga sangat nyaman, serius tapi santai
membuat para peserta tidak merasa jenuh dalam menjalani setiap sesinya.
Instruktur sangat persuasif dalam menyampaikan setiap materi, karena
terformulasi dengan baik, mudah difahami dan diikuti para peserta, best
Coach!
Saya sangat merasakan manfaat dari program ini, terutama untuk
kehidupan yang lebih bermakna, banyak ilmu baru yang mengubah pola
fikir saya, menambah wawasan, rasa percaya diri, lebih mengenali diri
sendiri, lebih bisa mengendalikan emosi dan semangat untuk mengubah
jalan hidup ke arah yang lebih baik serta ilmu terapi dan komunikasi yang
sangat membantu saya dalam menangani anak saya yang berkebutuhan
khusus/autism yang mulai terlihat nyata perubahan nya secara signifikan
dalam prilaku maupun emosi.
Shanti Purnama - Garut
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- Karyawati RSUD Dr. Slamet Garut,
- Ibu dari seorang anak Berkebutuhan Khusus/Autism,
- Volunteer di Yayasan Pusppa Nadine/ Pusat Pendamping Perkembangan
Anak
Materi yang disampaikan instruktur sudah sedemikian komprehensif
sehingga bagi saya yang belum pernah mengikuti kelas seperti ini tidak
xi
Inner Evolution
terlalu kesulitan, karena penyampaian materi oleh instruktur sangat
sistematis.
Di dalam kelas, suasana yang terbangun santai tidak terlalu serius
sehingga kami lebih mudah menerima materi, selain itu saya dapat belajar
budaya serta bahasa yang baru karena adanya peserta dari Malaysia.
Saya pribadi mendapat banyak manfaat setelah mengikuti Inner Evolution,
sebagai orang yang tertutup menjadi seseorang yang lebih percaya diri
dan berani mengungkapkan yang ada dalam benak saya.
Saya merasa sudah mengambil keputusan yang tepat dengan mengikuti
Inner Evolution, seperti yang dikatakan Coach Alkha tidak ada yang
kebetulan dan memang benar bukan sebuah kebetulan saya bisa hadir di
Bali dan bertemu banyak orang baru yang membawa wawasan serta
pandangan baru.
Inner Evolution telah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya, dan
dengan penuh keyakinan saya memulai sesuatu yang baru yaitu menjadi
seorang Coach.
Iman Mulia Santosa - Bandung
Certified Life Coach & NLP Practitioner
Assalamualaikum saudaraku Nusantara. Pertamanya, syukur ke hadrat
Tuhan Maha Pencipta kerana dengan ijin-Nya, membenarkan saya lebih
memahami diri sendiri.
Benar, jika kalian tertanya-tanya, mengapa saya dari Malaysia sanggup
terbang ke Bali seorang diri? Hanya peserta solo dari Malaysia.
xii
Inner Evolution
Saya korbankan masa, kerja, kewangan dan tinggalkan keluarga semata
mata ini ke Program ini? Program Inner Evolution. Saya yakin dengan
Coach Alkha ini sejak bertemu kali pertama di Malaysia.
Saya mencari program yang berkualitas untuk saya faham, saya praktis,
saya bantu diri sendiri dan orang lain. Kerana saya yakin, manusia yang
bermanfaat dan beruntung ialah ‘manusia yang mampu memberi manfaat
pada manusia lain’.
Saudaraku, program ini sangat banyak manfaat dan kebaikkan. Jika kita
bercita cita menjadi seorang yang amat bagus dalam bidang motivasi,
public speaker, karyawan, dan macam macam lagi, program ini adalah
jawapan yang tepat!
Saya mengesyorkan 100% untuk kita hadir dan mendalami ilmu dalam
program ini. Anda tidak akan rugi. Dengan syarat, anda betul betul
BELAJAR DAN PRAKTIS.
Sebenarnya, jika saya dibenarkan beri ulasan untuk program ini, saya
boleh beri 7 muka surat kebaikkan mengenai program ini, malah lebih
lagi. Jom hadir ke program ini!
Salam sayang.
Muhammad Fahmi Mardi - Malaysia
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- 1st alumni Inner Evolution dari Malaysia
- Professional Coach & Public Speaker
xiii
Inner Evolution
Assalamualaikum.
Syukur saya ke hadrat Illahi dengan limpah kurnianya dapat saya
mengenali ilmu yang sangat berguna pada diri saya dan sekeliling saya.
Saya bersyukur sangat dapat menghadiri kursus ini atas kelulusan jabatan.
saya tekad akan gunakan sebaik mungkin masa yang ada untuk
mempelajari ilmu ini sepenuhnya.
Apa yang menarik bagi saya mengenali ilmu ini, saya dapat rasakan
kekurangan dan kesilapan yang saya buat. Saya tidak mempercayai diri
dan kemampuan untuk beri keyakinan diri saya sendiri untuk melakukan
apa sahaja aktiviti. Saya seorang jurulatih motivasi yang banyak memberi
ceramah kepada pelajar tetapi masalah bagi saya ialah tidak dapat
memberi solusi kepada mereka. akhirnya, saya dapat rasakan cuma 20%
sahaja yang mereka boleh gunakan ilmu motivasi ini sebagai panduan.
Jadi dengan ilmu NLP yang saya pelajari ini adalah satu ruang untuk
saya bantu mencari solusi yang sebenarnya kepada orang disekeliling
saya. Sepanjang 9 hari ini saya mempelajari ilmu yang sangat luar biasa.
saya dapat merasakan kemampuan potensi dari saya dan membantu untuk
menggilap potensi orang lain, dengan izin Allah.
Kaedah menarik tenaga dengan menggunakan beberapa pattern adalah
sangat membantu, lubang-lubang dalam diri dapat diusahakan untuk tutup
dan perkara positif dalam diri boleh dikekalkan.
Saya percaya dan yakin, mesej yang disampaikan oleh Allah amat tepat
sekali sehingga dapat melunturkan emosi amarah kepada diri dan orang
lain. Pada pengakhiran semasa kursus ini berlangsung amat memberi
kesan apabila diajar untuk menggunakan ilmu terapi sebagai ilmu
penyembuh segala penyakit.
xiv
Inner Evolution
Selepas balik dari kursus ini, kemahiran ini telah terhasil apabila penyakit
yang dialami oleh orang terdekat saya dapat dikurangkan. Dengan
keyakinan mereka dan keizinan pada diri mereka sendiri, adalah salah
satu titik tambah untuk menguatkan semangat mereka bahawa setiap
penyakit boleh diubat.
Syukur sekali lagi dan mengucapkan terima kasih kepada coach Alkha di
atas ilmu yang disampaikan. Insyaallah ilmu ini sangat membantu dan
tidak jemu untuk saya kongsikan.”
Jumpa lagi.
Mohd Kamalludin Bin Hasan - Malaysia
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- Professional Coach & Public Speaker
Saya amat bersyukur kepada Tuhan atas ketentuan takdir-Nya telah
menemukan saya dengan Coach Alkha, bagi saya Guru NLP dan Hypnosis
yang wajib diikuti oleh semua orang.
Sebelum mengikuti Program Inner Evolution, saya telahpun mempelajari
NLP sehingga peringkat Master dan Hypnosis juga. Tapi, yang
menjadikan saya sangat beruntung dan bersyukur dapat menjadi anak
murid Coach Alkha adalah kerana beliau benar-benar menyampaikan
segala ilmu bukan sahaja dari sudut teori dan praktikal seperti termaktub
dalam Standard Modul NLP dan Hipnosis Antarabangsa sahaja, bahkan
dihuraikan lagi menurut pengalaman beliau mengendalikan klien sebenar.
Bahkan, segala ilmu pengetahuan berkenaan NLP dan Hipnosis
dicurahkan lagi kedalam semua buku-buku khas untuk para pelajarnya
xv
Inner Evolution
supaya setiap pelajarnya benar memahami NLP untuk dipraktikkan dalam
kehidupan seharian.
Selepas mengikuti Program Inner Evolution, saya lebih mengenali diri,
potensi diri, maksud sebenar NLP dan Hipnosis dan bagaimana untuk
dikaitkan dalam setiap tingkahlaku seharian. Sesungguhnya ilmu yang
disampaikan tidak hanya menyentuh apa yang dibuku semata-mata malah,
dihurai dari sudut ilmu dan pengalaman beliau sendiri membina profesi
dengan NLP yang saya kira amat sukar sekali untuk dipelajari di tempat
lain. Wallahualam.
Muhamad Syazani Bin Rosli - Malaysia
- Certified Life Coach & NLP Master Practitioner
- Pengusaha Online & Professional Coach
Bersyukur kehadrat Yang Maha Esa dengan limpah kurniaan dan
keizinanNya dapat saya mengikuti program Inner Evolution dengan
jayanya.
Penghargaan yang tidak terhingga kepada Coach Alkha diatas segala ilmu
bermanfaat yang diberikan, bimbingan dan tunjuk ajar sepanjang program
berlansung.
Selepas mengikuti program Inner Evolution, saya lebih mengenali diri
saya sendiri. Memahami setiap perkara yang berlaku dalam kehidupan
saya dan menyelesaikan masalah yang berlaku menggunakan teknik NLP
yang dipelajari. Pelbagai manfaat yang saya perolehi setelah mengikuti
program ini. Saya lebih berkeyakinan, lebih bahagia, lebih tenang dan
lebih positive. Ilmu NLP yang dipelajari saya gunakan dalam setiap
xvi
Inner Evolution
perkara. Sekiranya berlaku masalah, saya mampu untuk positive secara
'instant' dengan menggunakan teknik NLP yang dipelajari.
Selepas program ini juga, saya mempelajari pelbagai teknik bagaimana
untuk saya mengendali dan memprogramkan diri saya sendiri mengikut
apa yang saya inginkan dengan mengenal pasti pola pemikiran saya, apa
yang ingin saya ubah, dan apa yang ingin saya capai menggunakan teknik
NLP. Saya dapat mencungkil potensi yang ada dalam diri saya.
Di program Inner Evolution ini juga bukan sahaja dicurahkan dengan
pelbagai ilmu NLP dan Hypnosis, saya diberi peluang untuk
mempraktikkan secara 'real' dan juga dibekalkan dengan buku-buku dan
material yang sangat bermanfaat untuk saya perdalami ilmu yang
dipelajari.
Khairunnisa Binti Khaspathil - Malaysia
- Certified Life Coach & NLP Practitioner
- Executive Production Planner
xvii
Inner Evolution
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Tuhan Semesta Alam atas
kasih sayang-Nya yang tak terhingga sepanjang masa.
Terima kasih kepada orang tua dan keluargaku tercinta atas segenap
dukungan dan rasa cinta yang membuat langkahku tetap terjaga.
Terima kasih kepada seluruh guru kehidupan yang telah
singgah dan mewarnai perjalanan hidupku.
Terima kasih kepada Anda, yang telah berkenan mengijinkan
saya menjadi bagian dari pertumbuhan sukses Anda.
“With Light and Love…”
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA
xviii
Inner Evolution
Daftar Isi
Apa Kata Mereka ……………………………………………..…………
Ucapan Terima Kasih …………………………………………………
Pengantar ………………………………………………………………..
Labirin Pencaian & Kebahagiaan ……….……………………………
Labirin Pencapaian ……………………………………………….
Siksaan Tidak Kasat Mata ………………………………………..
Mendayung Perahu Bocor …………………….…………………
Kehidupan yang Bergerak Mundur ………………………………
NLP, Strategi Berpikir Efektif ……..…………………………….
NLP, Hypnosis & Time Line Therapy (TLT)® .………………..
NLP Dalam Banyak Aspek …..……………………………………
Inner Evolution, Kunci Evolusi Dalam Diri ….………………….
Metafora Perjalanan Evolusi ……………………………………..
Solusi Esensial ……………………………………………………
Takdir, Nasib & Upaya …………………………..……………….
vii
xvii
1
7
9
13
16
19
22
25
27
31
34
37
40
xix
Inner Evolution
NLP & Inner Evolution …………………..……………………………
Mengapa NLP Tidak Bekerja …………………………………….
Inner Evolution, Holistic Integrative Learning ………………….
Inner Evolution & 4 Pillars of NLP ………………………………..
Learning Matrix ……………………………….…………………
Paradigma Penentu Keberhasilan …..…………………………….
Peran Keterlibatan diri ……………………………..……………..
Pikul Tanggung Jawab Perubahan ….……………………………
Perubahan Dalam Kendali …………………….………………….
Self Mastery …………………………………………………………..
Hari Ke-1, Kesadaran (Awareness) ……………………………………
Faktor Pertama Pembentuk State, Fisiologi ……..……………….
Faktor Kedua Pembentuk State, Internal Representation ………
Peta Perubahan …………………………………………………..
Terbentuknya Peta dan Respon …………………………………..
Internal Processing Filter …………………………………………
Memberdayakan Peta Perubahan …………………………………
Hari Ke-2, Hasil (Outcome) ……………………………………………
45
48
52
55
57
60
64
66
68
71
72
77
82
85
87
91
97
102
xx
Inner Evolution
Well-Formed Outcome (WFO) …………………………………..
Mempertajam WFO, Self Initiated……………………………….
WFO & S.M.A.R.T Goal Setting ……………….……………….
To Have, To Be & To Do ………………………………………..
NLP Process for Changes …………………….…………………
State Management ………………....…………………………….
Submodality ………………………………………..……………..
Perbedaan Yang Membuat Perbedaan ……………………………
Anchoring ………………….………………….………………….
Accessing, Amplifying & Anchoring …………………………..
Hari Ke-3, Keyakinan (Belief) ……………….………………………
Keyakinan dan Respon Lingkungan …….……..……………….
Keyakinan, State dan Respon ………………………………………
Keyakinan Sebagai ‘Cetakan ……………………………………..
Keyakinan dan Level Kesadaran …………………………………..
4 Pilar Keyakinan …………………………………………………
Semua Keyakinan Ada Penyebab Awalnya ……………………..
Meta Model …………….…………………………………………
103
108
112
117
119
123
126
132
137
140
144
145
147
151
153
156
161
164
xxi
Inner Evolution
The Patterns of Meta Model - Deletion ………………………….
The Patterns of Meta Model - Distortion ………………………….
The Patterns of Meta Model - Generalization …………………...
Meta Model in Action ……………………………………………
Belief Change Patterns ……………………….…………………
Keyakinan dan Parts ………………………………………………
Parts Integration ………………………………………………….
Communication Mastery ………………………………………………..
Hari Ke-4, Pemahaman (Understanding) ……………………………..
Rapport ……………………………………………………………
Foundation of Rapport ……………………………………………
Building Instant Rapport ………………………………………..
Preferred Representational System (PRS) ………………………..
Mengidentifikasi PRS ……………………………………………
Pacing Representational System …………………………………
Basic Strategy …………………….………………………………
Milton Model ……………………………………………………
The Pattern of Milton Model - The Inverse Meta Model …….……
169
173
175
178
181
187
190
200
201
203
206
210
213
215
220
223
228
230
xxii
Inner Evolution
The Pattern of Milton Model - Indirect Elicitation Patterns …..….
The Pattern of Milton Model - Presupposition ………………..…
The Pattern of Milton Model - Patterns in Metaphor …..………..
Hari ke-5, Pengaruh (Influence) ………………………………….……
Expanded T.O.T.E Model of Strategy …………….………….….
Modeling Strategy ……………………………………………….
Meta Program …………………………………………………….
Tips: Pacing with Representational System & Meta Program …….
Modeling Meta Program & Belief ………………………………..
Changeworks Mastery .……………………………….…………………
Hari Ke-6, Perdamaian (Reconciliation) .…………………………….
5 Prime Negative Emotions ………………………..……………..
Perceptual Position ….…………………………..………………
Detraumatization …………….……………….…………………
SWISH! Pattern ………………………………………………….
Hari Ke-7, Kesadaran (Consciousness) ………………………………..
Time Line (Garis Waktu) ………………………………………..
TLT®, Hypnosis & NLP ……………………..………………….
237
242
244
246
248
259
263
269
272
279
280
283
286
292
299
306
309
313
xxiii
Inner Evolution
Time Line Therapy® ……………………………………………
Single Goal Insertion …………………………………………….
Penutup ………………………………………………………………..
Bibliography ……………………………………………………………
Tentang Penulis ……………………………………………………….
319
327
331
335
337
xxiv
Inner Evolution
Inner Evolution
— NLP Coaching Series —
SYSTEMIC FRAMEWORK IN CREATING PERSONAL
BREAKTHROUGH & LIFE TRANSFORMATION
A PRACTICAL APPLICATION OF NLP, HYPNOSIS & TIME LINE THERAPY®
FOR TRANSFORMATION
1
Pengantar
“Siapa melihat ke luar dirinya ia bermimpi, siapa melihat ke dalam dirinya ia terbangun.”
− Carl Gustav Jung
Jika kehidupan adalah sebuah perjalanan, bagaimana Anda akan memilih
untuk melaluinya?
Menggeluti profesi sebagai Professional Coach dan Hypnotherapist,
yang berhadapan dengan beragam jenis individu dari waktu ke waktu untuk
membantu mereka mengatasi berbagai polemik emosional-internal dirinya
dan hidupnya serta meningkatkan kualitas pencapaiannya, saya mendapati
bahwa pada dasarnya setiap orang menginginkan hal yang esensial dan
serupa dalam menjalani hidup ini: kita ingin bisa melalui perjalanan
kehidupan dengan sebaik mungkin dan mencapai tujuan akhir dengan
bahagia, bukankah begitu?
Ya, sebagai manusia, keinginan itu sangatlah wajar dan manusiawi
adanya. Namun demikian, meski dorongan itu seolah sudah menjadi naluri
alami kita dalam menjalani kehidupan, seberapa sering Anda mendengar
fenomena-fenomena berikut ini yang justru terjadi di sekitar kita:
▪ Orang-orang yang mencapai ambisinya namun merasa hampa setelah
mencapainya dan malah merasakan ‘haus’ akan makna kebahagiaan
yang sesungguhnya.
▪ Orang-orang yang tidak tahu apa yang mereka sesungguhnya cari
dalam hidupnya.
▪ Orang-orang yang tidak bisa bergerak efektif ke masa depan karena
terhambat oleh trauma masa lalu.
Pengantar
2
Inner Evolution
▪ Orang-orang yang dirundung permasalahan tak kunjung henti, selalu
ada saja masalah yang mendera kehidupannya, mereka menjalani
kehidupan yang tak ubahnya mendayung perahu bocor.
Tidak bisa dipungkiri, meningkatnya kompleksitas kehidupan dewasa
ini seolah memacu banyak orang untuk menjadi individu yang lebih
superior dari sesamanya, untuk bisa melewati evolusi dan ‘seleksi alam’
tidak kasat mata yang terus berubah dari jaman ke jaman.
Jika dulu peradaban ini dikuasai oleh mereka yang kuat - secara fisik
- bisa kita amati bahwa di era ini hal yang sama masih terjadi, namun
terjadi pergeseran, indikator kuat di era ini bukanlah semata kekuatan fisik,
melainkan kemampuan berpikir strategis dan kecerdasan intelektual (IQ).
Sebuah penelitian yang dilakukan seorang peneliti asal New Zealand,
James R. Flynn menunjukkan bahwa sejak periode tahun 1930-an terus
terjadi peningkatan kecerdasan intelektual yang membuat generasi penerus/
berikutnya cenderung lebih cerdas dari generasi pendahulunya.
Kehidupan telah berevolusi dengan sedemikian cepatnya, bukan hanya pada
lingkungan dan alam, bisa kita amati juga bahwa dewasa ini telah terjadi EVOLUSI
KECERDASAN yang sedemikian luar biasa pada diri manusia. Namun pertanyaannya
mengapa evolusi kecerdasan ini sering kali tidak diimbangi dengan matangnya
kematangan evolusi mental, emosional & spiritual di dalam diri?
Ironisnya, dalam banyak kesempatan saya sering menjumpai klien
yang merupakan sosok individu cerdas dan pandai dalam bidang akademis
dan intelektual justru bergelut dengan konflik emosional-internal dalam
diri yang berimbas pada keterpurukan mental dan menurunnya kualitas
hidup, keahlian intelektual yang begitu gemilang dalam menyelesaikan
pekerjaan teknisnya seolah macet ketika dihadapkan dengan polemik
emosional-internal yang sulit mereka kelola.
3
Pengantar
Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence, dalam salah
satu kutipannya menuliskan bahwa keberhasilan seseorang ditentukan
oleh 80% kecerdasan emosional (EQ) dan 20% kecerdasan intelektual
(IQ). Kutipannya cukup beralasan, karena pada dasarnya IQ lebih banyak
digunakan dalam proses berpikir taktis, sementara EQ berperan dalam
setiap kesempatan kita untuk berpikir, merasa dan membuat keputusan.
Melihat dari meningkatnya fenomena permasalahan mental-emosional
yang melanda banyak orang di jaman sekarang yang menyabotase
sedemikian banyak kualitas hidup mereka, agaknya pernyataan Goleman
tadi bisa dikatakan masuk akal. Namun di sisi lain pembelajaran mental-
emosional inilah yang justru tidak umum ditemukan secara formal.
Disinilah Inner Evolution dirancang sebagai sebuah pelatihan
transformatif yang mengajarkan aplikasi praktis dari keilmuan teknologi
pikiran modern Neuro-Linguistic Programming (NLP), Hypnosis dan Time
Line Therapy (TLT)® untuk mengajak para pesertanya meningkatkan
kesadaran serta kematangan mental dan emosional dalam dirinya, juga
menyiapkan mereka menjadi fasilitator perubahan bagi sesama.
Didesain berdasarkan pembelajaran dan pengalaman nyata dalam mempraktekkan
ragam keilmuan teknologi pikiran modern, Inner Evolution dirancang sebagai
pelatihan yang mengajarkan NLP dan keilmuan teknologi pikiran modern dalam
format tematik-integratif, setiap materi yang dipelajari dilekatkan dengan sebuah
tema yang pada akhirnya secara sistematis saling melengkapi satu sama lainnya.
Sebagai buku pegangan resmi para peserta pelatihan Inner Evolution
yang kelasnya berlangsung selama 9 hari dan 8 malam, apa yang Anda
baca di dalam buku ini mewakili apa yang menjadi intisari dari program ini
secara komprehensif.
4
Inner Evolution
Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar bagaimana NLP
telah menjadi keilmuan penting di balik pencapaian para tokoh besar dunia,
saya sendiri termasuk yang merasakan peningkatan kualitas hidup secara
luar biasa dari mempelajari dan mempraktekkan keilmuan ini - yang
membuat saya terus mendalaminya sampai kelak menjadi NLP Trainer.
Ketika mulai memutuskan untuk membuka kelas NLP pertama kali
beberapa tahun lalu, ada banyak pertimbangan yang terjadi dalam benak
saya, beberapa di antaranya adalah:
▪ Mengapa banyak orang yang belajar NLP namun tidak mendapatkan
pemahaman yang bersifat prinsip, melainkan teknik semata?
▪ Mengapa banyak yang mempelajari NLP namun kemudian tidak
mempraktekkannya sebagai sikap dan tidak memperoleh manfaat
yang sepadan dengan waktu dan biaya yang mereka habiskan?
▪ Mengapa banyak hal yang seru dipelajari di kelas namun sulit
menghasilkan dampak di kehidupan nyata.
Meski segan mengatakannya, namun ijinkan saya memaparkan
dengan sejujurnya bahwa mempelajari keilmuan NLP tidak menjamin
keberhasilan seseorang dalam karir dan kehidupannya, sama sekali tidak!
Jika Anda adalah salah seorang pemburu kesuksesan instan yang berharap buku ini
akan menjadi solusi esensial untuk menyelesaikan problematika kehidupan dan
mengantarkan Anda menuju puncak sukses dengan cepat, saran saya lupakan saja
dan lebih baik simpan buku ini sekarang juga.
Sadarilah bahwa bukan semata yang kita ketahui yang memberikan
dampak nyata, melainkan justru apa yang kita lakukan dengan yang kita
ketahuilah yang menjadikannya berdampak nyata. Anda bisa mempelajari
berbagai macam filosofi pengembangan diri, namun selama Anda tidak
5
Pengantar
mempraktekkan dan memetik hikmah darinya maka semua itu hanya akan
menjadi wacana tanpa makna, termasuk NLP.
Buku ini akan mengulas aplikasi pengetahuan dan keahlian NLP serta
keilmuan teknologi pikiran modern lainnya yang sudah teruji efektif untuk
bisa menghasilkan dampak nyata ketika dipraktekkan sepenuh hati. Anda
akan menemukan rangkaian konsep, prinsip dan teknik yang melandasi isi
buku ini telah diformulasikan menjadi beberapa tema.
Setiap tema yang ditulis dalam buku ini mewakili urutan hari dimana
tema ini diajarkan di kelas aslinya. Jika Anda adalah peserta dan alumni
dari program Inner Evolution, semoga buku ini bisa menjadi pengingat
dan penyegar atas berbagai momen yang kita lalui bersama-sama di kelas.
Bagi Anda, para pembaca buku ini yang belum berkesempatan mengikuti program ini
langsung, besar harapan saya buku ini bisa mengajak Anda ‘mengintip’ esensi
pembelajaran yang dilalui di kelas dan merasakan keseruan dari pembelajarannya
sampai tiba waktunya kelak kita bertemu langsung di program ini.
Tiga tema pertama buku ini, yang mewakili tiga hari pertama program
ini akan mengulas prinsip dan teknik Penguasaan Diri (Self Mastery).
Secara lebih mendetail, tema ini terbagi atas Awareness (Kesadaran),
Outcome (Hasil) dan Belief (Keyakinan), bagian ini akan mengajak Anda
mengenali dan menyadari cara kerja pikiran, mengambil alih kendali dan
tanggung jawab sebagai pemimpin atas pikiran serta perasaan diri sendiri
dalam menjalani kehidupan, juga dalam mengidentifikasi hasil akhir yang
kita inginkan dan memahami cara pikiran bekerja dalam mendukung atau
menghambat kita dalam bergerak mencapainya.
Sebagai makhluk sosial, mutlak hukumnya bagi kita untuk bisa
berinteraksi dan berkomunikasi dengan efektif bersama orang-orang di
6
Inner Evolution
sekitar kita. Maka berikutnya, dua tema lanjutan buku ini, yaitu
Penguasaan Komunikasi (Communication Mastery) - yang mewakili dua
hari berikutnya dari program ini - dimana Anda akan diajak memahami
(Understanding) cara manusia berkomunikasi dan memahami struktur
internal yang lebih dalam, yang mempengaruhi (Influence) cara seseorang
dalam membuat keputusan dan menjalankan aksinya.
Tak lupa, Anda juga akan mempelajari berbagai teknik melakukan
perubahan pada struktur pikiran dan perasaan di hari-hari berikutnya, yang
mengulas Changeworks Mastery dimana Anda akan mempelajari aplikasi
dari berbagai teknik Changeworks khas NLP dalam tema Reconciliation
dan juga aplikasi keilmuan Hypnosis dan Time Line Therapy® di bagian
akhir yang mengulas tentang level kesadaran (tema ‘Consciousness’).
Dua tema akhir dari program ini, yaitu ‘Cleansing’ dan ‘Integration’ tidak dibahas
dalam buku ini, karena muatan inti dari kedua tema itu didesain untuk menyiapkan
Anda menjadi fasilitator perubahan dalam kapasitas profesional sebagai seorang Life
Coach, Anda bisa memperdalam kedua tema itu di buku saya yang lainnya, yaitu ‘The
Practical Handbook of NLP Coach’, yang mengulas teori, praktek dan prinsip penting
berpraktek sebagai seorang Life Coach dengan menggunakan pemahaman dan
prinsip Inner Evolution sebagai landasan prakteknya.
Baca dan eksplorasi buku ini sedalam mungkin, puaskan rasa
penasaran serta keingintahuan Anda, praktekkan segala yang Anda
temukan di dalamnya dan silakan diskusikan hal-hal yang ingin Anda
bahas melalui email ke [email protected], saya akan dengan senang hati
berkorespondensi bersama Anda di sela-sela kesibukan saya berpraktek
menangani klien dan berbagi di kelas-kelas rutin. Akhir kata, semoga buku
ini bisa menjadi satu aset yang memperkaya khazanah pembelajaran NLP
dan keilmuan teknologi pikiran....
7
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Labirin Pencapaian
& Kebahagiaan
“Kebahagiaan adalah ketika apa yang kau pikirkan, yang kau
katakan dan yang kau lakukan sejalan adanya.” – Mahatma Gandhi
Suara dering telepon mengalihkan perhatian saya dari arsip laporan terapi
dan coaching yang sedang diselesaikan siang itu. Ketika sekilas melirikkan
pandangan mata, tampak layar telepon menampilkan sebuah nama yang tak
asing di benak saya, kawan lama sewaktu sekolah dulu rupanya.
“Halo…” terdengar sebuah suara khas di seberang sana dengan nada
bicara yang tak berubah meski belasan tahun sudah berlalu. Gelak tawa
pun mengalir mengawali pembicaraan singkat yang berujung kepada
sebuah pertemuan di malam harinya.
Perjumpaan kembali di sebuah café di Bandung itu memberi kesan
tersendiri bagi saya. Dia masihlah kawan saya yang dulu, dengan segala
kelakar dan canda tawanya, hanya saja kali ini dengan penampilan yang
berbeda, lebih penuh gaya dan memukau dengan dikenakannya beberapa
aksesoris bermerek, kontras sekali dengan penampilan ketika sekolah dulu.
1
8
Inner Evolution
Bisa dimaklumi, dari apa yang diceritakannya saya menyimpulkan
bahwa ia adalah seseorang yang tergolong sukses menurut pandangan
umum. Betapa tidak, gaji dan fasilitasnya sudah lebih dari cukup, belum
lagi penghasilan tambahan dari bisnis lain di luar pekerjaannya yang bisa
membuat orang lain iri karenanya. Senyum pun menghiasi pembicaraan
ini, saya pribadi turut berbahagia atas segala pencapaiannya itu.
Namun begitulah, seiring dengan bergulirnya pembicaraan terungkap
sebuah unek-unek pribadi bahwa ia merasa ada sebuah kehampaan di balik
pencapaiannya itu, apa yang ia capai tersebut ternyata tidak serta-merta
membuat dirinya bahagia, padahal baginya itulah ambisi pencapaian yang
ia ingin wujudkan sejak sekolah dulu.
Seakan tak cukup menyiksanya, rasa hampa ini rupanya menggerogoti aspek lain di
kehidupannya, emosinya menjadi tidak stabil yang kemudian mempengaruhi
kesehatannya dan hubungannya dengan anggota keluarganya.
“Apa sih yang aku cari dalam hidup ini? Jujur saja, kadang terpikir
tidak buruk juga kalau mati cepat-cepat, toh selesai urusan carut-marut
dunia ini.” Ujarnya di sela pembicaraan. Kalimat yang meluncur dari
mulutnya secara spontan itu tak urung mengejutkan saya yang sedari tadi
belum berkomentar apa pun selain hanya menjadi pendengar setia.
Entah kenapa kalimat itu pun membawa pikiran saya ke sebuah kisah
lama yang pernah saya baca tentang seorang kaya yang mengakhiri
hidupnya dengan menabrakkan dirinya ke sebuah kereta api yang sedang
melaju. Ya, seorang pria kaya yang bekerja keras mengumpulkan kekayaan
namun mengakhiri hidupnya justru setelah mencapai kekayaannya.
Pencapaian yang berakhir tragis? Demikian batin saya berkata.
9
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Labirin Pencapaian
Stephen R. Covey, dalam bukunya yang terkenal, 7 Habbits of Highly
Effective People menggambarkan sebuah analogi tentang orang-orang yang
menghabiskan waktunya untuk memanjat sebuah tangga yang disandarkan
pada sebuah dinding yang tinggi namun ketika mencapai puncaknya
mereka baru tersadar bahwa tangga itu ternyata bersandar pada dinding
yang salah.
Bukankah tidak asing kita temukan dewasa ini berbagai kisah tentang para sosok di
sekitar kita yang bekerja keras mengerahkan segala daya dan upaya demi mencapai
apa yang menjadi ambisinya namun selepas mencapainya mereka malah seolah
terjebak di situasi yang membuat kualitas hidupnya memburuk dari hari ke hari?
Sudah merupakan sifat dasar alami manusia untuk selalu ingin
mencapai sesuatu dalam hidupnya. Namun di sisi lain keinginan
memperoleh pencapaian ini juga yang jika tidak dipahami dan disikapi
dengan bijak akan mendatangkan dilema tersendiri di kemudian hari.
Menghadapi banyak tipe klien dalam sesi coaching dan terapi saya
menemukan lima jenis pencapaian yang empat di antaranya termasuk
dalam labirin pencapaian yang dilematis:
1) Pencapaian TERBAIK, sarat dengan nilai kebahagiaan, aktualisasi diri
dan kebermanfaatan.
Inilah kiranya pencapaian yang bisa dikatakan ideal, seseorang yang
menginginkan sesuatu dan berjuang untuk bisa mewujudkannya. Di
kemudian hari ia berhasil mendapatkannya dan bahagia karenanya.
Sebagai ungkapan rasa syukurnya ia mencurahkan aktualisasi dirinya
dengan menebar manfaat bagi banyak orang di sekitarnya.
10
Inner Evolution
2) Pencapaian SEMU, sarat dengan kehampaan, konflik internal dan ilusi
kehidupan.
Titik dimana seseorang dulunya merasa memiliki tujuan yang pasti
yang ia ingin capai, ia juga melalui proses perjalanan untuk
mencapainya dengan baik, melewati setiap rintangan dengan
perjuangan dengan penuh kegigihan, bahkan ia mencapai apa yang ia
inginkan, namun di titik pencapaiannya ia menyadari bahwa apa yang
ia capai bukanlah yang sebetulnya ia inginkan. Pencapaian Semu
inilah yang tadi digambarkan seperti memanjat tangga yang
disandarkan pada dinding yang salah oleh Stephen R. Covey.
Ada tiga jenis Pencapaian Semu temuan saya. Pertama,
pencapaian yang berujung kehampaan, seseorang yang menetapkan
tujuan dan mencapainya, untuk beberapa saat ia menikmatinya namun
seiring berlalunya waktu ia mulai merasa bosan, bingung dan
kehilangan gairah serta kehilangan makna pencapaiannya. Hal ini
biasa terjadi pada mereka yang menetapkan tujuannya berlandaskan
ambisi semata tanpa menyadari nilai kebahagiaan sejati dirinya.
Kedua, pencapaian yang berujung konflik internal, seseorang yang
menetapkan tujuan namun setelah mencapainya justru terbebani oleh
tekanan dari apa yang ia capai tersebut, seorang yang ingin
mendapatkan kenaikan jabatan misalnya, namun setelah dipromosi
justru dipusingkan oleh tekanan pekerjaan yang ia tidak siap hadapi,
ada sebuah ketidaksiapan mental untuk pencapaian yang ia raih.
Ketiga, pencapaian yang berujung ilusi kehidupan, hal ini biasa
terjadi pada mereka yang mencapai sebuah titik pencapaian, namun di
kemudian hari larut dengan hawa nafsunya dan menggunakan
kewenangan dari pencapaiannya semata untuk menyenangkan dirinya
11
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
sendiri dalam kehidupan duniawi dan melupakan nilai-nilai spiritual
kehidupan, hanya soal waktu sebelum mereka menyadari bahwa apa
yang mereka lakukan sebetulnya menyesatkannya dan menjauhkan
mereka dari nilai-nilai kebahagiaan sejatinya.
3) BUTA pencapaian, sarat dengan ketidaktahuan dan bersikap masa
bodoh
Makna dari buta pencapaian di sini adalah seseorang yang tidak
mengetahui apa yang mereka inginkan dalam hidupnya, mereka
melalui hidup dengan mengikuti arus. Hasilnya mereka berakhir di
tempat yang tidak jelas. Ada kalanya berbagai rintangan dan dilema
kehidupan yang menghinggapi membuat mereka semakin tersesat
jauh sekali. Sebagian menyadari hal ini meski ada kalanya terlambat -
karena kehilangan sebagian fase kehidupan yang tidak bisa diputar
kembali - namun ada juga yang tidak menyadarinya sama sekali,
bahkan sampai akhir hayatnya kelak.
4) Pencapaian TERBALIK, sarat dengan rasa takut dan trauma masa lalu
Pernah menjumpai seseorang yang gagal dalam berbisnis dan di
kemudian hari trauma untuk kembali berbisnis? Atau mereka yang
pernah kecewa atas hubungan asmara dan kemudian takut untuk
menjalin hubungan kembali?
Inilah yang dimaksudkan dengan pencapaian terbalik, ada sebuah trauma yang
tersimpan dalam pikiran dan hati mereka oleh karena suatu peristiwa masa lalu
yang di kemudian hari membayangi mereka, sehingga ketika mereka ingin
memperoleh sebuah pencapaian yang terjadi adalah mereka dihantui oleh masa
lalunya yang membuat jejak perjalanan mereka seolah terbalik, berputar di masa
lalu dan tidak bergerak maju.
12
Inner Evolution
Diumpamakan pengendara kendaraan bermotor, mereka adalah
orang-orang yang selalu menengok kaca spion sehingga tidak bisa
bergerak dengan efektif ke depan. Dalam dunia Transformative
Coaching kita mengenalnya sebagai hambatan mental (mental block)
dan keyakinan yang membatasi (limiting belief).
5) Pencapaian STAGNAN, terhambat di suatu tahapan karena kebocoran
di berbagai aspek kehidupan
Ada pengecualian khusus untuk yang satu ini. Mereka adalah orang-
orang yang bisa jadi terlepas dari pencapaian semu, pencapaian buta
dan pencapaian terbalik, mereka tahu apa yang diinginkan, mereka
paham nilai kebahagiaan di balik pencapaiannya, mereka juga tidak
memiliki trauma masa lalu - sejauh yang mereka sadari - namun
mereka terganjal di suatu tahapan atau bergerak dengan sangat
lambat dalam menapaki perjalanan hidupnya karena banyaknya
gangguan tak kasat mata yang sulit dijelaskan asal-muasalnya.
Ketahui dimana posisi pencapaian Anda sekarang berada
Berhentilah sejenak. Mari renungkan sejenak dimana posisi Anda berada sekarang.
Seiring dengan mengetahui lima fenomena pencapaian tadi, di pencapaian jenis
manakah Anda kiranya sekarang berada? Yang penting dari mengetahui dimana
posisi pencapaian kita sekarang akan membawa kita ke titik kesadaran yang lebih
tinggi tentang situasi dan kondisi yang kita jalani sekarang. Seiring dengan
meneruskan membaca buku ini Anda akan semakin memahami faktor-faktor yang
membentuk terjadinya hal tersebut dan juga memahami cara memperbaikinya.
13
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Siksaan Tidak Kasat Mata
Dari semua pencapaian yang dibahas sebelumnya di atas, berdasarkan
pengalaman menemui banyak orang dengan ragam permasalahan berbeda,
saya menemukan siksaan terbesar acap kali muncul dari dua jenis
pencapaian: Pencapaian Terbalik dan Pencapaian Stagnan.
Apa pasal? Tak lain dan tak bukan karena sesungguhnya mereka yang
terjebak di kedua pencapaian ini mengetahui tujuannya dan menyadari apa
yang harus dilakukan, namun dihadapkan pada situasi yang mereka sulit
pahami dan seolah tidak bisa mereka kendalikan, ada kalanya mereka
mencoba memahami dan menyikapi situasi yang dihadapinya dengan
membaca buku pengembangan diri atau mengikuti berbagai seminar-
pelatihan namun tetap saja kebingungan pada akhirnya, mereka seolah
terus terjebak dalam ketidakberdayaan yang tidak bisa dipahaminya.
Mari sejenak amati situasi di sekitar Anda, baik itu pada orang yang
Anda kenal atau dari kisah-kisah yang banyak Anda temukan di berbagai
media, bukan tidak mungkin Anda akan sedikit banyak familiar dengan
berbagai fenomena dari dua pencapaian tersebut yang terkisahkan dalam
berbagai ungkapan-ungkapan berikut ini:
“Saya sadar hidup saya harus berubah demi memiliki kehidupan yang
lebih baik, hanya seolah ada daya tak terlihat yang menahan saya untuk
berubah, ada sebuah perasaan yang sulit untuk dijelaskan.”
“Saya sudah mengikuti berbagai jenis pelatihan untuk bisa menjadi
pribadi yang lebih baik namun sampai sekarang kehidupan saya tak
kunjung berubah, apa lagi yang harus saya pelajari?”
14
Inner Evolution
“Saya dikhianati oleh orang yang saya percayai, sejak saat itu saya
tidak percaya siapapun, banyak hubungan sosial dan bisnis saya yang
terganggu oleh hal ini.”
“Saya terbangun dengan semangat di pagi hari, penuh dengan
harapan dan keyakinan positif akan keberhasilan, seiring dengan
berjalannya waktu semakin siang semangat itu memudar dan akhirnya
saya menutup hari dengan lesu dan lunglai.”
“Saya bekerja keras melalui berbagai lembur demi membahagiakan
keluarga hanya untuk mendapati anak saya sendiri menganggap saya
orang asing, ia bahkan tidak mau bermain bersama saya di hari libur.”
“Saya heran mengapa orang-orang tidak memahami diri saya, seolah
mereka semua bersekongkol untuk menyulitkan diri saya dengan berbagai
permasalahan hidup ini.”
“Dengan segala pencapaian ini harusnya saya berbahagia, tapi
faktanya tidak, rumah terasa seperti neraka dengan perilaku orang-orang
di dalamnya. Apa semua keluarga seperti ini?”
“Saya memiliki karir yang sukses, penghasilan yang besar, fasilitas
yang memadai, namun harus kehilangan anak saya yang terlibat kasus
kenakalan remaja.”
“Saya pernah mengalami kegagalan bisnis, meskipun sudah lama
berlalu tetap saja saya sering terbayang oleh hal itu, akibatnya bisnis saya
yang sekarang tidak berkembang.”
“Semakin hari, saya semakin tidak mengenal diri saya, apa yang
sebenarnya saya cari dalam hidup ini?”
15
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Tanpa harus saya ungkap lebih jauh, saya meyakini bahwa sangat
mungkin Anda pun menyadari bahwa masih banyak fenomena serupa yang
terjadi di luar sana dalam berbagai versi yang berbeda. Seolah terjebak di
lingkaran setan, banyak kita temukan orang-orang yang kualitas hidupnya
tidak seimbang di berbagai aspek, kalau pun karir dan bisnisnya maju entah
kenapa aspek kehidupan pribadinya berantakan, bisa dalam bentuk
hubungan keluarga yang rusak, gairah hidup yang meredup, kesehatan
yang buruk, emosi yang tidak stabil dan banyak lagi.
Beberapa tahun terakhir ini kita disajikan berbagai macam berita dan
tontonan yang menunjukkan ironi kehidupan, beberapa selebriti dan tokoh
publik kelas dunia yang melakukan aksi bunuh diri tanpa disangka oleh
orang terdekatnya sekali pun, siapa yang menyangka bahwa di balik
penampilan dan gelimang kekayaan yang membuat mereka terlihat baik-
baik saja tersimpan api dalam sekam yang berkobar dengan ganasnya?
Demikianlah, ketidakseimbangan aspek kehidupan memang tak
ubahnya seperti api dalam sekam yang membakar sendi-sendi kemampuan
seseorang untuk menjalani kehidupan. Yang paling parah, ada kalanya juga
semua itu perlahan menggerogoti pencapaian lain yang sempat diraih
sehingga mereka pun sedikit demi sedikit kehilangan apa-apa yang sudah
dicapainya, tidak sedikit yang dalam kondisi keputusasaan ini akhirnya
memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Menyikapi kisah bunuh diri yang sebelumnya sempat dibahas, ketahuilah bahwa
sebuah survey mengungkapkan angka bunuh diri di Indonesia diperkirakan setiap
tahunnya mencapai 50 ribu orang dari 220-an juta total penduduk Indonesia,
menempati urutan kesembilan dunia, setingkat dengan jepang!
Tunggu dulu, bukankah rasanya semua ilustrasi tadi terdengar terlalu
berlebihan? Tergantung dari sudut pandang mana Anda melihatnya,
sebagai seorang yang bergerak dalam bidang terapi dan coaching
16
Inner Evolution
profesional saya telah menjumpai banyak pribadi dengan permasalahan
yang beragam dengan semua keluhan yang dituliskan tadi dan bahkan
masih banyak keluhan lainnya yang lebih parah dan tidak terbayangkan.
Sedikit indikator nyata yang sering saya amati dari fenomena kebocoran kualitas
hidup ini adalah menurunnya kinerja dan produktivitas dalam menjalani kehidupan
yang berimbas kepada pencapaian, gairah hidup dan kebahagiaan. Sering kali hal ini
bukan hanya mempengaruhi kehidupan diri sendiri melainkan orang terdekat, seperti
keluarga, yang pada akhirnya merusak kualitas hubungan.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah di saat-saat seperti ini tidak
sedikit saya temukan orang-orang yang kemudian memasuki kegamangan
terbesar dalam hidupnya…meragukan Tuhan beserta kuasa-Nya, bahkan
menggerutu tentang-Nya. Begitulah, meski terdengar absurd, saya berulang
kali menangani klien yang terpuruk sampai ke titik kritis ini.
Anda tidak harus serta-merta memercayainya, cukup buka mata dan
telinga Anda untuk menyimak lebih banyak berita yang bertebaran di
sekitar kita, ketika Anda meningkatkan kepekaan untuk menyadari hal-hal
tersebut sangat mungkin Anda akan lebih bisa memahami maksud dari
fenomena kebocoran kualitas hidup yang saya tuliskan ini.
Mendayung Perahu Bocor
Mari sekali lagi memperdalam fenomena Pencapaian Stagnan, analogi
yang sering saya gunakan untuk menggambarkan hal ini adalah
mendayung perahu bocor. Sering kali orang-orang yang terjebak di hal
yang satu ini tahu tujuan yang mereka inginkan dan bergerak menuju
tujuannya, namun terus dihadapkan dengan hal yang dilematis: terus
mendayung atau membuang air yang menggenangi isi perahunya,
17
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
keduanya memiliki konsekwensi yang sama-sama vital dampaknya. Jika
mereka terus mendayung maka perahunya akan tenggelam, jika mereka
terus membuang air yang menggenangi perahu maka staminanya akan
terlanjur habis dan tidak bisa terus mendayung mencapai tujuan. Hal ini
sering kali hadir dalam bentuk gangguan-gangguan di aspek-aspek
kehidupan yang seolah menguras waktu, tenaga dan biaya serta
mengalihkan dari tujuan yang ingin dicapai, dalam Inner Evolution hal ini
disebut sebagai 5 aspek kehidupan.
FISIK
HUBUNGAN FINANSIAL
EMOSI SPIRITUAL
5 ASPEK
KEHIDUPAN
18
Inner Evolution
5 Aspek Kehidupan dalam Inner Evolution adalah fondasi yang saling
mempengaruhi satu sama lain dan sedianya terjaga keseimbangannya. Ya,
kita bukan hanya membicarakan kualitas, melainkan keseimbangan,
karena kebocoran di salah satu aspek akan mempengaruhi dan memicu
kebocoran di aspek lainnya.
Keseimbangan Aspek Kehidupan
Seseorang yang terganggu kesehatan fisiknya akan cenderung juga terganggu atau
berkurang kenyamanan emosionalnya, dimana hal ini akan berpengaruh pada caranya
mengelola uangnya dan dalam skala yang ekstrim mempengaruhi hubungannya
dengan orang terdekatnya jika ia tidak bisa mengendalikan emosinya pada mereka.
Begitu juga orang-orang yang mengalami permasalahan emosional, tubuh fisik akan
dengan jelas menunjukkan tanda-tandanya yang berpotensi menjadi penyakit fisik.
Akankah ini mempengaruhi kondisi finansial dan hubungannya dengan orang terdekat?
Rasanya paragraf sebelumnya sudah menjawabnya.
Ada yang menjadikan harta atau finansial sebagai tolak ukur keberhasilan, hal itu tidak
sepenuhnya salah adanya, namun dalam beberapa kesempatan tak jarang saya
menemukan bahwa ada kalanya mereka yang sudah hidup lebih dari bekecukupan
secara finansial pun bergelut dengan aspek-aspek lain yang masih bocor dalam
hidupnya, entah dari segi hubungan atau kesehatan. Ada yang kebocorannya terjaga
hanya di satu aspek saja sehingga tidak mempengaruhi aspek lain secara berlebih,
namun ada juga yang kebocoran aspeknya berlebih dan tidak terkendali sampai-
sampai menghancurkan aspek pencapaian lain yang sudah ditata.
Maka sekali lagi, kita tidak sedang membicarakan kualitas semata, melainkan
keseimbangan. Lantas apa hubungannya dengan Inner Evolution sebagai keilmuan
yang mengulas teknologi pikiran modern? Tak lain karena keseimbangan dari kelima
aspek kehidupan tadi sebetulnya bermula dari selarasnya level-level kesadaran dalam
pikiran, maka itulah mempelajari teknologi pikiran justru menjadi kuncinya.
19
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Kehidupan Yang Bergerak Mundur
“Manusia baru bisa menjaga keseimbangan hidupnya dan tetap merasa
aman jika ia bergerak maju ke depan.” Demikian ungkapan dari Maxwel
Maltz, sang penulis buku Psycho-Cybernetics.
Pertanyaan yang sering muncul sehubungan dengan pernyatan Maltz di atas adalah:
jika bergerak maju dalam hidup bisa memberikan keseimbangan dan rasa aman,
bukankah hal ini seharusnya menjadi hal yang mudah karena secara harfiah kita
selalu bergerak maju ke depan?
Sayangnya tidak begitu adanya, meski secara fisik kita bergerak ke
masa depan, acap kali secara mental kita mengoperasikan strategi berpikir
masa lalu yang sudah tidak sejalan dengan tuntutan kehidupan masa kini,
yang membuat kita secara mental tak kunjung bergerak ke masa depan.
Strategi berpikir inilah yang orang-orang sering sebut sebagai pola
pikir (mindset), paradigma atau apa pun istilah lain yang sering digunakan
untuk menggambarkannya.
Beda Respon, Beda Hasil
Alkisah, di sebuah perusahaan terjadi pemecatan pada dua orang pegawai. Kedua
orang pegawai yang dipecat itu kemudian pulang dengan hati yang hancur dan didera
kebingungan apa yang harus mereka lakukan untuk bisa menyambung hidup.
Beberapa bulan berlalu dan tidak ada kabar dari kedua pegawai tersebut, beberapa
pimpinan lama perusahaan kemudian tergerak ingin melihat seperti apa kehidupan
mereka selepas pemecatan lalu.
20
Inner Evolution
Di kunjungan pada pegawai pertama, mereka mendapatkan kabar bahwa ia melakukan
aksi bunuh diri berselang beberapa minggu setelah kejadian pemecatannya karena
didera rasa frustrasi dan stress yang tidak berkesudahan.
Mereka melanjutkan kunjungan pada pegawai kedua, para pimpinan lama perusahaan
terkejut sekali mendapati pegawai kedua ini yang jika diamati situasi yang dihadapinya
sebetulnya lebih parah dari pegawai pertama, ternyata menjadi seorang pengusaha
berkembang di wilayahnya. Tak lama berselang setelah pemecatan rupanya ia terus
memutar otak bagaimana menyambung hidup dan memanfaatkan peluang-peluang
yang ada, sekecil apa pun, sampai ia bisa meraih pencapaiannya sekarang.
Ia bahkan mensyukuri pemecatan yang dialaminya dulu, karena tanpa kejadian itu ia
tak akan mungkin bisa menikmati apa yang ia dapatkan sekarang.
Pertanyaannya, bukankah mereka mengalami satu kejadian yang sama, namun
mengapa hasil akhirnya sungguh berbeda? Jawabannya terletak pada RESPON yang
berbeda...
Strategi berpikir atau pola pikir dalam diri kita di masa kini terbentuk
dari berbagai pengalaman yang membentuk dan menjadikan kita seperti
sekarang ini, namun itu semua bermuara pada satu hal: respon.
Victor Frankl, penemu Logotherapy, yang juga merupakan salah
seorang tahanan di camp konsentrasi NAZI, di jamannya dulu mengalami
siksaaan yang melebihi batas-batas kemanusiaan, ia dihadapkan dengan
sebuah kenyataan betapa sebagian besar anggota keluarganya, dihabisi dan
kehilangan nyawanya di peristiwa itu.
Frankl juga mengamati bahwa dari sekian banyak orang-orang di
camp konsentrasi itu, mereka yang lebih cepat mati adalah mereka yang
sudah terlanjur kehilangan harapannya atas kehidupan. Di dalam
kungkungan dan kurungan penjara itulah Frankl justru menyadari hakikat
21
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
kebebasan tertinggi manusia, ia menyadari satu hal bahwa para penjaga
penjara itu bisa saja melakukan yang mereka ingin lakukan padanya,
namun ia sendiri bebas memaknai dan merespon itu semua dengan
caranya sendiri.
Hakikat kebebasan tertinggi inilah yang kita kenal sekarang sebagai
kehendak bebas (free will), kehendak bebas inilah yang kiranya menjadi
anugerah terbesar Tuhan bagi manusia, yaitu dengan diberikan-Nya akal
yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain di dunia ini,
sebuah kebebasan untuk memilih respon dalam berpikir dan bertindak,
bagi yang menyadarinya.
Peningkatan efektivitas diri dan kualitas seseorang dalam menjalani kehidupan
selalu bermula dari diaplikasikannya strategi berpikir yang tepat, namun untuk bisa
menerapkan strategi berpikir yang tepat kita harus memulainya dengan menyadari
keberadaan kehendak bebas ini dalam diri kita, bahwa kita dibekali anugerah luar
biasa dari Tuhan, untuk bisa bebas memilih jenis kehidupan seperti apa yang kita
ingin jalani, selama kita siap menanggung konsekwensinya.
Untuk memastikan bahasan kita tidak melebar terlalu jauh, ijinkan
saya sedikit merangkum inti bahasan bagian ini untuk Anda:
▪ Kualitas hidup seseorang berbanding lurus dengan kualitas strategi
berpikir yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan.
▪ Strategi berpikir yang dimiliki seseorang tercermin dari caranya
merespon kehidupan dengan cara yang tepat.
▪ Strategi berpikir yang tepat bermula dari kesadaran akan adanya
sebuah hakikat kebebasan dalam diri kita, sebuah kebebasan untuk
memilih respon dalam berpikir dan bertindak.
Dalam kasus dimana seseorang menjalani ‘kehidupan yang bergerak
mundur’ dimana mereka terus mengulang kegagalan dan ketidakefektifan
22
Inner Evolution
masa lalunya, atau dalam versi lain ‘kehidupan yang diam di tempat’
dimana mereka terhambat di sebuah tataran kehidupan dan sulit bergerak
naik karena banyaknya hambatan yang datang dari berbagai arah, yang
pada umumnya terjadi adalah hilangnya dua hal di atas, yaitu hilangnya
kesadaran akan adanya kehendak bebas dan kurangnya keahlian strategis
yang tepat dalam berpikir, berperilaku dan merespon kehidupan.
Albert Einstein mengatakan “Kegilaan adalah melakukan hal yang
sama berulang-ulang namun mengharapkan hasil yang berbeda.”
Hendaknya kita bisa memaknainya secara positif bahwa kita tidak bisa
menjadi pribadi yang baru dengan kualitas hidup yang produktif jika terus
menggunakan strategi berpikir masa lalu yang tidak efektif, itulah yang
membuat kehidupan malah bergerak mundur ke masa lalu.
NLP, Strategi Berpikir Efektif
Adalah fitrah manusia untuk selalu mencari perubahan hidup menjadi
lebih baik, itu adalah naluri intuitif dari kehendak bebas. Naluri alami
itulah yang mengantarkan banyak pemikir dan filsuf untuk merumuskan
apa yang dikenal sebagai ‘formula sukses’.
Kita bisa melihat bahwa sejak buku Think and Grow Rich ditulis oleh Napoleon Hill
pada tahun 1937, muncullah tren pengembangan diri dimana orang-orang mulai
melihat adanya sisi lain dari sebuah pencapaian, bukan hanya keahlian teknis yang
handal di bidang yang ditekuni yang mengantarkan seseorang ke keberhasilannya,
melainkan juga perangkat sistem berpikir yang dimilikinya.
Dewasa ini juga bisa kita temukan berbagai program, pelatihan dan
buku yang mengulas tentang teori dan praktek pengembangan diri, jelas
adanya bahwa topik tentang efektivitas diri dan pengembangan pola pikir
23
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
masih terus menjadi sorotan kita bersama karena adanya sebuah kesadaran
hakiki bahwa dari sanalah segala sesuatu berawal.
Pertanyaan esensialnya adalah “Lantas apa yang membedakan proses
pengembangan diri seseorang yang bisa mencapai titik terbaik strategi
berpikir efektifnya, dengan orang lain yang terus saja terperangkap
mengulang-ulang hal yang sama padahal mereka merasa sudah melakukan
hal yang dianggapnya sama dengan para pribadi efektif lain?”
Pertanyaan inilah yang kiranya menghinggapi tiga anak muda di
periode 1970-an, di Santa Cruz, California, yang bernama Richard
Bandler, Frank Pucelik dan John Grinder.
Berawal dari sebuah rasa penasaran tentang apa yang membedakan strategi berpikir
satu orang dengan yang lainnya sehingga beberapa orang agaknya bisa dengan
efektif memperoleh keberhasilannya sementara sebagian orang lainnya bergulat
dengan banyak kesulitan dan hambatan dalam memperolehnya, mereka lantas
melakukan serangkaian pengamatan dan penelitian pada para tokoh yang dikenal
sebagai fasilitator perubahan dan figur sukses di jamannya dulu.
Bandler, Pucelik dan Grinder melakukan serangkaian pengamatan dan
penelitian intensif pada topik efektivitas diri ini, yang melahirkan apa yang
di kemudian hari diformulasikan dan kelak lebih populer dikenal sebagai
keilmuan Neuro-Linguistic Programming (NLP).
Efektivitas diri dimulai dari kemampuan untuk mengelola diri sendiri
dengan baik, termasuk untuk bisa melakukan perubahan efektif pada
respon berpikir dan berperilaku, itulah mengapa di awal penelitian NLP
dulu, ketiganya memfokuskan pengamatan dan penelitian pada para tokoh
besar dalam dunia psikologi yang juga aktif sebagai praktisi dan fasilitator
perubahan bagi masyarakat, salah satunya adalah Virginia Satir, yang
dikenal sebagai seorang terapis keluarga yang legendaris.
24
Inner Evolution
Dari hasil pengamatan dan penelitian intensif, ketiganya mulai bisa
melihat pola-pola spesifik yang serupa dalam diri manusia ketika
merespon situasi di luar dirinya dan memproses informasi tersebut dalam
pikirannya sampai kemudian menjadi sebuah respon aksi. Pola-pola
temuan itu kemudian dipadu-padankan sampai menjadi berbagai formulasi,
prinsip dan teknik yang kelak diujicobakan pada banyak orang. Hasil
mengejutkan pun muncul, pola-pola perubahan efektif yang mereka
formulasikan ternyata memberikan perubahan yang efektif ketika
diujicobakan pada orang-orang yang dulunya sulit berubah!
NLP = Teknik Terapi?
Saat ini beredar beberapa anggapan bahwa NLP adalah teknik terapi, karena memang
dalam perkembangannya NLP banyak digunakan untuk membantu orang-orang lepas
dari pola kebiasaan lama yang tidak efektif dan membantu mereka menjalankan
kebiasaan baru dengan lebih efektif, termasuk dalam menangani masalah emosional
seperti phobia dan trauma. Anthony Robbins, adalah salah seorang pengguna NLP di
jamannya dulu yang memperolah lompatan popularitas karena menyembuhkan banyak
orang yang phobia dengan cepat menggunakan NLP.
Bukan berarti ‘NLP = teknik terapi’ itu salah adanya, namun anggapan itu belum
mewakili esensi sepenuhnya dari NLP. Richard Bandler sendiri secara tersirat
menyatakan bahwa NLP bukanlah teknik terapi, karena terapi seolah dimaknai sebagai
‘pertolongan pada orang sakit’, bagi Bandler mereka tidaklah sakit, mereka hanya
belum bisa mengoperasikan strategi berpikirnya dengan efektif, yang NLP sediakan
adalah seperangkat teknik agar mereka bisa berpikir dengan lebih efektif.
Dengan lingkupnya yang luas pada strategi berpikir, NLP bisa digunakan di banyak
aspek, baik itu pendidikan, kesehatan, konseling, bisnis dan banyak lagi aspek lainnya.
Esensi dari NLP adalah membekali penggunanya perangkat prinsip dan teknik yang
mereka bisa gunakan untuk mendesain hidupnya dengan lebih efektif dengan menjadi
pribadi yang memiliki strategi berpikir dan berperilaku efektif.
25
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Di awal perkembangannya, Bandler dan kawan-kawan lebih banyak
melakukan penelitian dan pengamatan pada figur yang dikenal sebagai
fasilitator perubahan (terapis), karena berkat merekalah banyak orang bisa
memperoleh perubahan cara berpikir, namun di kemudian hari penelitian
mereka melibatkan lebih banyak ragam kalangan yang bervariasi.
Yang berbeda dari cara kerja Bandler adalah ia memfokuskan pengamatan pada
mereka yang sudah terbukti berhasil di bidangnya. Contohnya saja dalam
penelitiannya untuk bisa mengatasi phobia dengan cepat, Bandler tidak meneliti
mereka yang sedang berjuang mengatasi phobianya, melainkan meneliti mereka
yang berhasil bebas dari phobianya berkat upayanya sendiri, lalu mengurai struktur
dan strategi berpikir yang menjadikan mereka bisa bebas dari phobianya itu,
rangkaian itu ia formulasikan sampai kelak menjadi sebuah teknik tersendiri, yang ia
ujicobakan pada orang lain, yang ternyata memberikan hasil yang sama, mereka bisa
lepas dari phobia menahunnya dengan cepat dalam hitungan menit!
Seiring dengan semakin berkembangnya NLP dan teknik-tekniknya,
penggunaan NLP menjadi lebih meluas bukan hanya sebagai metode
perubahan strategi berpikir dan berperilaku yang tidak efektif, namun juga
untuk mengadaptasi perilaku dan keahlian baru dimana kita bisa meniru
struktur dan strategi dari sebuah pemikiran dan atau perilaku orang lain
yang kita anggap efektif untuk kita aplikasikan ke diri kita sendiri, yang
satu ini kelak disebut sebagai teknik modeling dalam NLP.
NLP, Hypnosis & Time Line Therapy (TLT)®
Dengan hasil-hasil perubahan yang menakjubkan saat itu, penelitian NLP
semakin membuka lebih banyak jalan baru dalam keilmuan teknologi
pikiran modern. Di masa itu juga Bander dan Grinder direferensikan untuk
meneliti seorang dokter yang juga merupakan seorang Hypnotherapist
legendaris di Arizona, yaitu Milton Hayland Erickson.
26
Inner Evolution
Pertemuan mereka membuka cakarawala baru dalam NLP, Bandler
dan Grinder kemudian mengadaptasi penggunaan Hypnosis dalam NLP
yang kemudian memberikan warna tersendiri dalam mengakselerasi
perubahan di level kesadaran yang lebih dalam, di Pikiran Bawah Sadar.
Sejak saat itu NLP dan Hypnosis seolah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, keefektifan dari masing-masing teknik menjadi berlipat ganda
ketika digabungkan secara harmonis.
Masih seputar Pikiran Bawah Sadar, dengan mengurai prinsip
Hypnosis penelitian NLP berlanjut untuk memahami bagaimana pikiran
bawah sadar menyimpan memori dan bagaimana cara pikiran bawah sadar
menyimpan semua memori masa lalu ini mempengaruhi kondisi mental,
emosional dan perilaku di masa kini.
Hal ini sebetulnya tidak terlalu asing dalam dunia psikologi, karena memang cara
seseorang merespon sesuatu di masa kini terbentuk dari jejak pengalaman masa
lalunya. Begitu juga dalam kasus phobia atau masalah emosional yang mengganggu
di masa kini, terbentuk dari pengalaman masa lalu yang kelak tersimpan di pikiran
bawah sadar dan menjadi respon perilaku masa kini.
Pertanyaan yang kemudian muncul saat itu adalah jika mekanisme
penyimpanan memori masa lalu ini bisa dipahami dan kemudian
diintervensi, apakah hal ini bisa mempengaruhi respon seseorang di masa
kini? Ternyata jawabannya adalah ya, bisa. Penelitian mereka di kala itu
menyimpulkan bahwa memori di Pikiran Bawah Sadar tersimpan dan
terorganisir secara simbolis dalam sebuah garis waktu (Time Line) dalam
pikiran, mekanisme garis waktu inilah yang ketika diintervensi ternyata
menghasilkan perubahan pada respon pemikiran dan perasaan seseorang
yang akhirnya mengubah respon aksinya di masa kini. Di kemudian hari
penelitian ini kemudian dipatenkan oleh Tad James dengan nama resmi
Time Line Therapy (TLT)®.
27
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
NLP Presuppositions
Dalam posisinya sebagai sebuah sikap serta prinsip dan bukan sekedar teknik, NLP
mengadopsi beberapa anggapan atau keyakinan dasar yang kelak dijadikan landasan
atas penerapan berbagai teknik NLP, anggapan-anggapan ini dikenal sebagai NLP
Presuppositions (Presupposition = anggapan).
NLP Presupposition berbunyi seperti ‘kata mutiara’ dan memang demikian adanya bagi
orang awam, sering kali petikan-petikan NLP Presupposition biasa terdengar seperti
kata-kata mutiara atau petikan kalimat bijak, namun porsinya sebenarnya lebih dari itu.
NLP Presupposition diintisarikan dari petikan dan pemikiran besar besar di masanya,
seperti pemikiran linguistic philosophy dari Alfred H. Korzybski serta tokoh lainnya seperti
Milton Erickson, Fritz Perl, Gregory Bateson dan banyak lagi.
NLP Presupposition bukanlah sebuah kebenaran mutlak atau ideologi, melainkan
anggapan-anggapan dan landasan yang perlu diketahui seorang praktisi NLP ketika
mempraktekkan teknik-teknik NLP agar bekerja efektif dan ekologis.
Dalam buku ini NLP Presupposition tidak dibahas dalam bahasan terpisah atau
tersendiri, melainkan dibahas bersama topik bahasan inti buku ini, Anda akan
menemukan petikan-petikan NLP Presupposition mewarnai perjalanan Anda dalam
memahami bahasan demi bahasan dalam buku ini.
NLP Dalam Banyak Aspek
Selama lebih dari empat dekade, NLP memiliki tempatnya sendiri di hati
kalangan para praktisi pengembangan diri. Sejak Anthony Robbins
pertama kali mempopulerkan NLP di berbagai program seminarnya,
popularitas NLP terus menanjak dan seolah menjadi sebuah ‘bumbu wajib’
yang dirasa meningkatkan ketajaman dan aroma berbagai program
pengembangan diri.
28
Inner Evolution
Hal ini tak urung memicu rasa penasaran di benak beberapa
kalangan, apa yang membuat NLP begitu spesial?
Sebetulnya tidak ada rahasia atau keajaiban khusus, titik penentunya ada pada
fenomena bahwa sering kali dalam banyak jenis program pengembangan diri kita
diajarkan untuk berpikir positif, namun tidak secara spesifik diajarkan prinsip dan
teknik yang bisa mendukung kita agar secara konsisten melakukannya sampai
menjadi sebuah kebiasaan.
Secara praktis, NLP hadir memberikan rangkaian prinsip dan teknik
untuk menata ulang strategi berpikir dalam diri dan berbagai cara praktis
untuk melatihnya secara konsisten dengan ‘memasukkannya’ ke dalam
tubuh dan pikiran sampai menjadi sebuah kebiasaan baru yang efektif.
Empat hal penting yang menjadi kekhasan NLP:
1. NLP menyikapi tubuh dan pikiran sebagai sebuah kesatuan, berbagai
prinsip dan teknik yang diajarkan dalam NLP didesain untuk memicu
keterhubungan keduanya agar bisa mengintervensi pola lama yang
tidak efektif dan menggantinya dengan pola baru yang lebih efektif.
Penelitian membuktikan bahwa cara kerja hormon dalam tubuh
ternyata saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi pikiran,
oleh karenanya melakukan modifikasi pada strategi berpikir seseorang
dengan tepat akan secara langsung berpengaruh pada kondisi fisiknya,
ketika dilakukan secara tepat dan konsisten maka secara perlahan
tubuh akan semakin terbiasa dengan pola baru yang sedang dirancang,
hal inilah yang kelak menjadi kebiasaan.
Hal ini juga yang menjadikan NLP banyak digunakan di dunia
olahraga untuk memaksimalkan potensi fisik dan mental atlet. Andre
Agassi adalah salah seorang pemain tenis kelas dunia yang
29
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
mendapatkan manfaat dari NLP untuk memaksimalkan kembali
kinerja puncaknya yang sempat menurun.
2. NLP menyajikan teknik-teknik perubahan strategi berpikir yang
teknis, ketika seseorang terganggu dengan pemikiran-pemikiran
negatif misalnya, alih-alih memberikan nasihat dan motivasi filosofis
yang sulit diterapkan NLP justru memberikan teknik yang secara
langsung bisa digunakan untuk mengintervensi pemikiran tersebut
dan bisa langsung dirasakan perbedaannya.
Begitu juga untuk mengubah suatu kebiasaan, NLP memandang
segala bentuk pemikiran, perilaku dan kebiasaan sebagai sebuah
proses, artinya ada struktur atau rangkaian yang menjadikan
prosesnya bekerja dan pada akhirnya menjadi State, aksi, perilaku,
pemikiran dan kebiasaan.
Dengan mengurai prosesnya, maka kita mampu mengidentifikasi titik penentu
yang membuatnya tidak efektif, kita juga bisa kemudian mengintervensi proses
tidak efektif ini dan mendesain proses baru yang lebih efektif sebagai gantinya.
Ada begitu banyak teknik NLP dengan peruntukkannya masing-
masing, semua itu terlahir dari kerja keras para pengembang NLP
yang meneliti aplikasinya di berbagai konteks perubahan strategi
berpikir, banyak di antaranya akan Anda temukan di buku ini.
3. Bukan berpikir positif yang penting dalam NLP, melainkan berpikir
rasional (rational thinking). Keduanya sungguh berbeda, berpikir
positif semata berpotensi menjadikan seseorang menghibur diri namun
belum tentu fokus pada solusi atau mengambil tindakan efektif.
Rational Thinking mengajak kita lebih mawas diri untuk
menyadari dampak-dampak apa yang akan terjadi dari berbagai
30
Inner Evolution
pemikiran dan perasaan yang kita tunjukkan serta konsekwensi dari
pilihan yang kita ambil.
Hal ini membuat NLP banyak digunakan dalam proses coaching
dan konseling karena banyak tekniknya membantu kita membuka
model berpikir untuk menyadari adanya lebih banyak pilihan dan
mempermudah pembuatan keputusan secara lebih rasional.
4. Kata ‘Linguistic’ dalam NLP (Neuro-LINGUISTIC Programming)
bukan ada tanpa sebab, melainkan secara komprehensif mengajak kita
memahami pengaruh dari penggunaan bahasa dan kata-kata secara
spesifik bagi pembentukan persepsi dalam pikiran.
Hal ini membuat NLP menjadi teknik yang sangat efektif dalam berkomunikasi.
Kita bukan hanya lebih mudah memahami pemikiran seseorang dengan
memerhatikan bahasa tubuh dan pilihan kata yang digunakan, namun juga lebih
tepat dalam menyampaikan pesan dan informasi karena kita tahu bagaimana
pengaruh dari penggunaan kata dan bahasa tubuh yang efektif.
Presiden Amerika ke-44, Barack Obama adalah salah seorang
yang dikenal cakap dalam berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan
pilihan kata yang memukau pendengarnya, para praktisi NLP yang
terlatih akan dengan cepat menyadari bahwa ada begitu banyak teknik
NLP di dalam komunikasi yang Obama lakukan dalam hampir setiap
penampilannya bersama publik.
Salah satu faktor yang membuat orang tidak percaya diri atau tidak
luwes dalam berkomunikasi adalah karena mereka tidak tahu
caranya, itulah kenapa banyak orang yang setelah menguasai NLP
tiba-tiba jadi lebih percaya diri dalam bersosialisasi dan
berkomunikasi karena mereka sudah paham caranya dan lebih luwes
dalam menjalin komunikasi karenanya.
31
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Menarik bukan? Tunggu dulu, sebelum semua ini membuai diri terlalu
jauh mari pahami bahwa semua manfaat NLP di atas baru akan dirasakan
penuh bagi mereka yang mempelajari, melatih dan mempraktekkannya
dengan tepat dan konsisten, tidak ada jalan pintas ajaib dalam hal ini!
Inner Evolution, Kunci Evolusi Dalam Diri
Jadi apa hubungan semua bahasan di atas tadi dengan buku ini? Mari
sejenak memahaminya dari awal dan bertahap dengan
menghubungkannya satu sama lain, terutama dalam hubungannya dengan
NLP.
Anda tentu masih ingat bahwa kita mengawali bahasan bab ini dengan pemaparan
tentang Labirin Pencapaian dan Pencapaian Dilematis, mari memulainya dari sana.
Orang-orang yang terjebak di Pencapaian Semu adalah mereka yang
tidak menyadari nilai-nilai kebahagiaan dirinya, mereka mendesain tujuan
pencapaiannya berdasarkan nafsu dan ambisi semata atau karena dorongan
lingkungan yang mereka sendiri tidak sadari maknanya bagi dirinya.
Mereka yang mengalami Buta Pencapaian adalah orang-orang yang
sering kali memiliki model berpikir yang sempit, banyak di antara mereka
yang tidak menyadari bahwa ada begitu banyak pilihan untuk mereka
ambil dalam menentukan arah perjalanan hidupnya.
Beberapa di antara mereka sengaja tidak menentukan tujuan pencapaiannya karena
enggan mengambil tanggung jawab kehidupannya sendiri atau karena terbiasa
menjalani kehidupan yang ‘disetir’ orang lain yang punya pengaruh lebih atas dirinya,
atau dengan kata lain menjalani kehidupan yang sebenarnya bukan kehidupannya
sendiri namun merasa tidak berdaya di dalamnya.
32
Inner Evolution
Bagaimana dengan Pencapaian Terbalik? Yang satu ini agaknya
cukup jelas adanya, terjadi pada mereka yang terjebak di kepahitan masa
lalu, meski raga fisiknya bergerak menua menuju masa depan, kesadaran
mental mereka tertinggal dan ‘tercecer’ di masa lalu karena mereka tidak
tahu cara melepaskan diri dari belengu pahit masa lalunya.
Tidak semua Pencapaian Terbalik hadir dalam bentuk phobia atau
trauma, sering kali juga gangguan pencapaian ini ada dalam bentuk
sampah emosi negatif yang belum terselesaikan dalam diri dan
membocori kualitas hidup di masa kini, Anda bisa menemukan bahasan
lebih lanjut di buku saya yang lain: The Reflection of Consciousness.
Sedikit berbeda dengan Pencapaian Stagnan, yang satu ini bisa jadi
berhubungan dengan Pencapaian Terbalik dimana mereka memiliki
kepahitan masa lalu yang menghambat kualitas hidupnya di masa kini, atau
berhubungan dengan Buta Pencapaian yang membuat dirinya terhambat di
kehidupan masa kininya karena memang tidak tahu arah yang dituju, atau
bisa juga masalah ini berdiri sendiri, yaitu mereka yang terjebak di sini
merasa tidak punya kepahitan masa lalu apa pun, mereka juga merasa
sudah memiliki tujuan masa depan yang jelas namun tetap saja terhambat
dengan aneka masalah dan polemik yang membuatnya tidak bisa
meningkatkan taraf kualitas hidupnya.
Jika ini yang terjadi maka kita memerlukan penelusuran lebih lanjut ke kesadaran
yang lebih dalam untuk mencari tahu kalau-kalau ada sabotase tidak kasat mata
yang terjadi dalam diri akibat konflik internal yang tidak disadari.
Terlepas dari di labirin pencapaian mana seseorang berada, proses
tidak pernah mengkhianati hasil, kualitas hidup yang dijalani seseorang
mencerminkan strategi berpikir yang dioperasikannya dalam menjalani
kehidupan. Di awal-awal bagian ini kita sudah mengulas dua faktor utama
33
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
mengapa seseorang terejebak di kualitas hidup yang rendah, pertama yaitu
karena tidak adanya kesadaran akan kehendak bebas dalam diri dan kedua,
karena tidak efektifnya strategi berpikir yang digunakan dalam menjalani
kehidupan.
Kehidupan di luar diri kita telah berevolusi dengan sedemikian cepatnya, evolusi di
luar diri inilah yang tidak diimbangi dengan matangnya evolusi dalam diri yang
menjadikan banyak orang terseok-seok menjalaninya, itulah esensi Inner Evolution,
mematangkan evolusi dalam diri untuk mengimbangi tuntutan evolusi di luar diri!
Sebagai program transformatif yang didesain untuk membekali para
pesertanya kesadaran dan strategi berpikir yang efektif dalam menjalani
kehidupan, Inner Evolution membekali para pesertanya aplikasi keilmuan
NLP dan teknologi pikiran modern lainnya seperti Hypnosis dan TLT®
untuk bisa bertransformasi menjadi pribadi baru yang diawali dengan
melepaskan diri dari labirin Pencapaian Dilematis dan mulai mendesain
kehidupan yang diinginkan dengan penuh kesadaran.
Prinsip dan teknik sehubungan dengan mewujudkan Pencapaian Ideal
yang akan kita urai dalam Inner Evolution yaitu:
▪ Prinsip dan teknik untuk bisa melepaskan diri dari jerat Pencapaian
Semu dan Buta Pencapaian dengan menerapkan teknik NLP untuk
bisa mengidentifikasi tujuan akhir pencapaian yang selaras dengan
nilai kebahagiaan.
▪ Prinsip dan teknik untuk bisa terbebas dari jerat Pencapaian Terbalik
dengan menerapkan teknik NLP dan TLT® untuk bisa melepaskan
rantai emosi negatif masa lalu yang masih membayangi jejak langkah
di masa kini.
▪ Prinsip dan teknik NLP dan Hypnosis untuk bisa mengidentifikasi
pola sabotase tak kasat mata yang menyebabkan Pencapaian Stagnan
34
Inner Evolution
serta menerapkan teknik yang tepat untuk bisa mengintervensi pola
tidak efektif tersebut dan menggantinya dengan pola baru yang efektif.
Metafora Perjalanan Evolusi
Bayangkan Anda hendak menempuh sebuah perjalanan menuju sebuah
tempat tujuan yang jauh dengan sebuah mobil. Hal apa saja yang menurut
Anda penting untuk memulai dan menempuh perjalanan itu dengan baik
sampai tiba di tujuan nanti?
Ijinkan saya merangkumnya untuk Anda, sebelum kita membicarakan
perihal mesin mobil dan segala macam kelengkapannya. Pertama-tama
mari sadari satu hal yang sangat mendasar, bukan soal kendaraannya,
melainkan diri Anda terlebih dahulu sebagai pengemudinya yang perlu
menyadari peran esensial Anda sebagai pengemudi. Anda perlu menyadari
bahwa perjalanan ini adalah tanggungjawab Anda, sehingga apa pun hasil
yang Anda terima sepanjang perjalanan murni adalah akibat dari strategi
berpikir Anda dalam melaluinya.
Inilah esensi pertama dari Self Mastery yang tertuang di Bab 3 nanti
yang membahas tema Awareness. Inilah titik pertama Anda mengawali
pembelajaran dimana Anda akan diajak memahami mekanisme praktis di
balik cara kerja pikiran dan bagaimana dengan metodologi NLP
sederhana kita memahami bahwa sebenarnya pikiran dan kesadaran
bekerja dalam kendali kita sendiri dan bisa kita kendalikan untuk
merancang pemikiran dan perasaan yang kita inginkan secara sengaja.
Berikutnya, masih belum membicarakan kendaraan, melainkan
tujuan. Kemana Anda akan menuju? Baru setelah Anda menyadari tujuan
35
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
secara spesifiklah gerak langkah Anda bisa diefektifkan sebaik mungkin
untuk mencapainya. Di Bab 4 dengan tema Outcome Anda akan
mempelajari pentingnya merancang sebuah tujuan perjalanan yang
bermuara pada hasil akhir yang spesifik sesuai cara pikiran bekerja. Anda
akan mendapati berbagai teknik NLP disajikan untuk membantu Anda
merancang tujuan perjalanan yang spesifik dan bermuara pada pentingnya
mengolah diri Anda menjadi pribadi yang tepat untuk bisa mencapai tujuan
itu seefektif mungkin dengan memperluas dan fokus pada lingkar
pengaruh Anda.
Berikutnya, mari mulai membicarakan kendaraan Anda. Dimulai dari
mesinnya, apakah mesin Anda optimal untuk menunjang rencana
perjalanan Anda? Sebagus apa pun penampilan mobilnya, jika mesin tidak
optimal maka gerak langkah Anda menjadi tidak efektif karenanya,
ingatlah bahwa esensi penting dari strategi berpikir adalah keefektifan.
Ya, di Bab 5 kita akan mengeksplorasi pentingnya kekuatan dari
sebuah keyakinan (Belief) dan bagaimana hal ini benar-benar menjadi
mesin dalam diri kita. Jika keyakinan ini efektif cara kerjanya maka segala
gerak langkah kita dalam mencapai tujuan pun akan efektif karenanya.
Anda juga akan mulai berkenalan dengan prinsip-prinsip Hypnosis yang
menjadikan sebuah informasi masuk ke pikiran bawah sadar dan
bagaimana teknik memodifikasi keyakinan yang menghambat diri (limiting
belief) agar bisa menjadi keyakinan yang bermanfaat.
Bayangkan Anda sudah mulai melaju, maka disini Anda perlu
memahami bahwa orang lain pun memiliki kendaraannya masing-masing
dan melaju di jalur yang sama dengan Anda, meski mungkin menempuh
tujuan yang berbeda. Maka Anda perlu memahami cara-cara
memposisikan diri di tengah kencangnya laju kendaraan yang ramai itu.
36
Inner Evolution
Sadarilah bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri, maka sebagaimana kendaraan yang melaju dengan ramainya
kendaraan lain di jalurnya, penting bagi kita untuk tahu cara menempatkan
diri dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Di awal dari
Communication Mastery di Bab 6 Anda akan mempelajari berbagai
prinsip serta teknik yang mengupas beragam cara-cara seseorang dalam
berkomunikasi (Understanding), termasuk mengenali cara sistematis
menyampaikan pesan yang sesuai dengan mekanisme alami mereka.
Berikutnya, Anda sudah membiasakan diri dengan banyaknya laju
kendaraan dan mampu memposisikan diri dengan tepat, ingat soal
keefektifan? Maka di titik ini Anda perlu memiliki keahlian taktis lain
untuk bisa mendesain laju percepatan Anda sendiri dengan mengadaptasi
berbagai keahlian dari luar untuk Anda internalisasikan dalam diri Anda.
Maka di Bab 7 Anda akan mempelajari esensi penting dari pengaruh
(Influence) untuk bisa memahami mekanisme yang lebih dalam di balik
sebuah aksi-strategis seseorang untuk bisa Anda tiru (Modeling).
Kendaraan sudah melaju efektif, Anda sudah bisa berkendara dengan
nyaman, menyenangkan bukan? Tunggu dulu, Anda perlu memastikan
perjalanan Anda aman dari gangguan, waktunya pelajari cara
memperbaiki kerusakan yang berpotensi menghambat kinerja mesin
Anda. Di Bab 8 yang merupakan bahasan awal dari Changeworks Mastery
Anda akan mengeksplorasi berbagai kebocoran dalam pikiran dan
kesadaran Anda yang disebabkan konflik intrapersonal dan interpersonal
dan mendamaikannya (Reconciliation) dengan berbagai macam emosi
negatif dengan teknik-teknik NLP.
37
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Sampai di titik ini Anda sudah menjadi seorang pengemudi yang
handal atas kendaraan Anda di perjalanan kehidupan Anda sendiri,
langkah selanjutnya waktunya memahami bagaimana mengoptimalkan
laju kendaraan Anda, membedah isi mesin kendaraan sampai ke penyusun
pentingnya di level yang lebih dalam dan memodifikasinya ulang untuk
menghasilkan percepatan. Inilah titik dimana kita membahas Hypnosis dan
Time Line Therapy® di tema kesadaran (Consciousness) di Bab 9.
Solusi Esensial
“Anda bisa jadi bagian dari solusi, atau malah bagian dari masalah.”
– Leroy Eldridge Cleaver
Inner Evolution disusun dengan menyajikan dua elemen penting dari setiap
keilmuan pengembangan diri praktis, yaitu landasan teori komprehensif
dan pengaplikasiannya di dunia nyata, namun titik beratnya terletak pada
aplikasi nyatanya yang berbasis pada pengalaman praktek nyata.
Ada begitu banyak Trainer yang rutin membuka kelas-kelas sertifikasi NLP, namun
entah kenapa tidak banyak Trainer yang rutin berpraktek sebagai Coach yang
menangani kasus nyata para klien dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan berarti syarat mengajarkan NLP adalah pengajarnya harus
berpraktek menangani klien sebagai Coach, karena spesialiasi setiap
praktisi berbeda. Namun dalam pengajaran NLP Coaching seperti dalam
program Inner Evolution dimana para peserta disiapkan menjadi Life
Coach selepas belajar, justru pengalaman praktek menangani kasus yang
beragamlah yang menjadi kunci penting untuk memformulasikan standar
pengajaran yang aplikatif, ada pembelajaran dan hikmah tersendiri untuk
dikemas dan disampaikan ulang pada para peserta dari hasil praktek
38
Inner Evolution
menangani kasus dengan kompleksitas yang beragam, sehingga para
peserta yang disiapkan menjadi Coach belajar langsung dari pengalaman
yang sudah teruji secara nyata.
Sejak awal berpraktek sebagai Hypnotherapist bertahun-tahun lalu
dan kemudian mendalami serta berpraktek coaching secara profesional,
saya pernah mendapati masa-masa frustrasi karena sulit mempraktekkan
NLP dalam situasi nyata menangani klien, bahkan jujur saja akhirnya saya
sempat meninggalkan NLP selama berbulan-bulan lamanya karena merasa
tidak mendapatkan manfaat darinya.
Siapa sangka, di suatu titik sebuah kesadaran justru hinggap untuk
meninjau kembali NLP beserta segala tekniknya, jika ada banyak Coach
di luar sana yang memetik hasil fenomenal dari NLP mengapa saya tidak?
Ini berarti bukan tekniknya yang bermasalah, melainkan penggunanya.
Ya, saya mengawali kembali pembelajaran saya dengan cara pandang
yang baru dan mendapati esensi yang sangat penting, ternyata sebelumnya
saya terlalu fokus memikirkan bagaimana menerapkan NLP ke orang lain
namun lupa menerapkannya ke diri sendiri.
Thomas Stearns Eliot, seorang penulis dan penyair asal Inggris mengatakan “Sering
kali akhir dari sebuah perjalanan adalah ketika kita mengawali kembali perjalanan
itu, namun dengan cara berpikir yang sepenuhnya baru.”
Saya lantas menyadari bahwa meski profesi saya adalah seorang
fasilitator perubahan bagi orang lain, tetap saja saya pun manusia biasa
yang tak luput dari kelemahan dan ketidakefektifan diri di beberapa
konteks kehidupan, bukankah itu adalah tanda untuk introspeksi bahwa
sudah seharusnya NLP diterapkan dulu di konteks-konteks kehidupan itu
oleh diri saya pribadi?
39
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Begitulah, seiring dengan saya mempelajari ulang literatur-literatur
NLP sambil rutin mempraktekkan NLP dalam kehidupan sehari-hari dan
merasakan manfaatnya, barulah pencerahan bermunculan tentang
bagaimana menerapkannya dalam profesi saya sebagai fasilitator
perubahan, seolah semua kepingan yang dulu tidak terlihat itu
bermunculan dengan sendirinya sampai saya kemudian menemukan
formulasi praktis tersendiri.
Di awal mempelajarinya dulu, saya seolah dihadapkan pada berbagai
‘kotak-kotak’ yang memisahkan NLP dengan keilmuan teknologi pikiran
lainnya seperti Hypnosis dan TLT®, justru ketika mempraktekkannya
langsung sambil meninjau berbagai literatur klasiknya-lah saya baru
mendapatkan pemahaman yang integratif atas berbagai keilmuan ini.
Ketika program Inner Evolution pertama kali diluncurkan dengan
tujuan mencetak para Life Coach profesional, saya menyadari bahwa
muatan di dalamnya haruslah lebih teruji untuk menyiapkan para peserta
dengan lebih efektif dalam belajar dan memulai prakteknya kelak, itulah
yang membuat saya semakin aktif berpraktek dan mengumpulkan lebih
KESADARAN LAMA HASIL LAMA HASIL BARU
KESADARAN BARU
PEMBELAJARAN
TEKNIK YANG TEPAT
+
40
Inner Evolution
banyak temuan-temuan baru untuk diformulasikan ulang agar menjadi
lebih praktis untuk dipelajari dan dipahami bagi para peserta, termasuk
memberikan mereka pembekalan tentang hal-hal yang harus mereka
antisipasi dalam berpraktek.
Saya tidak pernah mengklaim bahwa formulasi ini adalah yang terbaik adanya, masih
banyak penyempurnaan yang saya lakukan di sana-sini seiring dengan lebih banyak
temuan baru dalam berpraktek, itu yang membuat setiap kelas Inner Evolution selalu
menyajikan pengembangan materi baru, itu juga mengapa saya selalu mengundang
para alumni untuk kembali mengulang belajar di kelas terbaru agar semakin
memperkaya wawasan mereka dari waktu ke waktu.
Maka demikianlah, pengalaman pribadi dan profesional yang diracik
dengan pembelajaran tanpa henti melahirkan buku yang sedang Anda baca
ini. Apa yang ada dalam buku ini tidaklah tercipta dalam semalam,
melainkan buah dari perjalanan bertahun-tahun lamanya, semoga apa yang
Anda temukan dalam buku ini menjadi solusi esensial untuk memahami
NLP dan keilmuan teknologi pikiran lainnya, serta menggunakannya
secara praktis untuk bisa menjalani kehidupan dengan strategi berpikir baru
yang lebih efektif.
Takdir, Nasib & Upaya
“Tidakkah yang kita pelajari ini membuat kita seolah menentang takdir?”
Pertanyaan itu terlontar begitu saja secara spontan tanpa disangka dari
salah seorang peserta pelatihan beberapa tahun lalu.
Pertanyaan yang bagus bukan? Terus terang saja saya tidak serta-
merta menjawabnya, melainkan mengajak peserta tersebut - termasuk
Anda, para pembaca buku ini - untuk sejenak merenungkan bahasan yang
satu ini dan mengambil hikmahnya.
41
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar kata takdir atau
nasib? Meski ada banyak cara untuk menyatakan jawaban dalam hal ini,
namun satu kesamaan yang esensial adalah pesan yang tersirat bahwa
maknanya sama, yaitu ketetapan Tuhan, bukankah kira-kira begitu?
Saya sengaja menuliskan bagian yang satu ini dengan maksud
meluruskan pemahaman terlebih dahulu sebelum kita memulai perjalanan
yang lebih jauh nanti. Tidak bisa dipungkiri, bahasan yang satu ini sensitif
adanya karena bersentuhan dengan aspek keyakinan seseorang di level
spiritual, yang sering kali menjadi kompas paling berpengaruh dalam diri
seseorang ketika berperilaku.
Tanpa bermaksud memperdebatkan hal ini, ijinkan saya mengajukan
pertanyaan sederhana: dari mana kita tahu bahwa berbagai permasalahan
yang kita alami adalah ketetapan Tuhan? Bagaimana kita tahu bahwa itu
adalah ketetapan Tuhan dan bukan terjadi karena semata keteledoran atau
kelemahan diri kita?
Ya, ketetapan Tuhan itu ada, yakinilah itu, namun sebagai makhluk ciptaan-Nya yang
kecil, bagaimana kita bisa mengklaim kita mengetahui ketetapan dan rencana-Nya
yang Maha Besar?
Terlahir sebagai laki-laki-perempuan, terlahir di keluarga kaya-
kekurangan, terlahir dengan fisik sempurna-berkekurangan, itu semua
adalah ketetapan Tuhan, sesuatu yang terjadi di luar kendali kita dan
memang harus kita jalani sebagai fitrah dari-Nya.
Namun sungguh berbeda ceritanya dengan kegagalan, kepahitan atau
permasalahan, sadarilah bahwa di balik itu semua ada peran dari
keteledoran, kesalahan dan ketidaksiapan diri kita, bisa jadi karena cara
pengasuhan, pengalaman masa lalu atau apa pun itu, yang menjadikan
42
Inner Evolution
kita pribadi yang tidak siap dengan segala ketidaktahuan diri untuk
menyikapi tuntutan kehidupan sehingga terjebak berlarut-larut di
dalamnya.
Takdir atau ketetapan Tuhan adalah segala-sesuatu yang tidak bisa
kita ubah karena sudah menjadi fitrah kita sejak lahir. Namun jalan
kehidupan kita seiring berjalannya waktu adalah pilihan.
Memang ketika kecil dulu tidak banyak pilihan tersedia, kita
bertumbuh sesuai ajaran dan pola pikir lingkungan, orang tua, keluarga,
guru atau siapapun yang mengasuh, mendidik dan mengajari kita, semua
itu jelas mempengaruhi dan membentuk kita jadi seperti saat ini. Namun
seiring berjalannya waktu dan meluasnya pergaulan kita, lebih banyak
pilihan tersedia, itulah cara Tuhan menunjukkan luasnya dunia dengan
berbagai pilihan yang tersedia untuk kita pilih.
Sebagian orang menyadari adanya ketersediaan pilihan ini dan oleh
karenanya membuat keputusan besar dalam hidupnya, ada juga yang tidak
menyadari atau tidak mau ambil pusing memikirkannya, alhasil mereka
larut dalam ketidakberdayaan yang mereka sendiri tidak pahami.
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna karena adanya akal,
dengan menggunakan akal inilah kita bisa merenungi kehidupan dan diri kita sendiri,
memberdayakan kehendak bebas yang dianugerahkan-Nya sebagai ujian, untuk
memilih cara merespon kehidupan dengan penuh tanggung jawab.
Kita mengetahui dan meyakini Tuhan Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi
ini, maka dengan kasih-Nya diturunkan banyak hal dan dipertemukannya
kita dengan banyak orang untuk mengalami berbagai hal, dari sanalah kita
mendapatkan banyak pesan kehidupan.
43
Labirin Pencapaian & Kebahagiaan
Jadi sekali lagi, apakah kita sedang menentang takdir? Sama sekali
tidak, karena takdir adalah sesuatu yang kita tidak bisa kita kendalikan dan
sudah menjadi fitrah kita sejak lahir, di antara celah takdir dan pilihan
terletak sebuah jembatan yang bernama upaya, maka yang kita lakukan
adalah sebenarnya memaksimalkan upaya agar pilihan yang kita ambil
bisa direstui-Nya dan menjadi ketetapan hidup kita.
Sebagian orang memilih menjalani kehidupan dengan berserah diri,
piluhan yang sangat bijak, saya hanya ingin mempertegas bahwa ada
perbedaan yang jelas antara berserah dan menyerah.
Ada orang-orang yang menjalani kehidupan tanpa menyadari hakikat
kehendak bebas, takut menentukan pilihan, tidak memiliki strategi berpikir
yang berkualitas, menjalani kualitas hidup yang buruk, bahkan sambil di
dalam hati kecil berkeluh-kesah, namun mereka menyatakan bahwa
dirinya menjalani hidup dengan berserah, inilah orang-orang yang saya
katakan sedang menyerah namun melindungi diri dengan topeng
keimanan yang seolah menunjukkan perilaku berserah.
Berserah hanya bisa terjadi ketika kita sudah berupaya maksimal
dengan melakukan segala daya dan upaya sampai titik terbaik. Menyadari
bahwa ada peran dari keputusan kita di balik segala kualitas hidup yang
kita jalani dan terus meningkatkan diri untuk menjadi pribadi dengan
strategi berpikir berkualitas namun tidak melekat pada hasil, melainkan
fokus pada prosesnya sebaik mungkin dan berserah pada ketentuan-Nya,
karena meyakini apa pun yang terjadi sesudah upaya terbaik dikeluarkan
maka itu adalah ketentuan-Nya, inilah yang saya maksudkan dengan
sebaik-baik berserah dalam esensi sesungguhnya.
Inilah mengapa saya lebih suka mengatakan bahwa dengan
mempelajari NLP atau teknologi pikiran modern lainnya kita justru sedang
44
Inner Evolution
menjemput takdir-Nya, yaitu takdir sebagai seorang pemimpin kehidupan,
pemimpin atas diri sendiri, pemimpin yang bisa memilih respon paling
bermanfaat dalam menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab.
Sudah memahami esensinya sekarang? Pastikan esensi ini melandasi
upaya Anda dalam mempelajari isi buku ini, hindari menyalahkan nasib
dan takdir, fokus pada proses terbaik dengan penuh keyakinan pada-Nya.
45
Penutup
NLP & Inner Evolution
“Fleksibilitas muncul dari pilihan yang beragam, kebijaksanaan
hadir dari perspektif yang beragam.” – Robert Dilts
Silakan temui 10 praktisi atau instruktur NLP dan ajukan pertanyaan pada
mereka: “Apakah NLP menurut Anda?” Besar kemungkinan Anda akan
menemukan 10 jawaban yang berbeda.
Menariknya meski disiratkan secara berbeda, jika Anda meluangkan waktu lebih
dalam untuk mengeksplorasinya Anda akan menyadari bahwa kesemua jawaban itu
sebenarnya menyiratkan makna yang sama.
Hal ini bisa dimaklumi, karena sejak awal terbentuknya NLP sampai
kemudian terpecahnya aliran-aliran dan organisasi dalam NLP ada banyak
sekali perspektif yang menyatakan dan memaknai NLP sesuai cara
pandangnya masing-masing. Bukan soal salah atau benar, melainkan soal
perspektif. Dalam bahasan ini kita akan mengurai definisi NLP dari sudut
pandang yang cukup umum dan mudah untuk dipahami, dimulai dari arti
dari masing-masing huruf yang ada dalam singkatan NLP.
2
46
Inner Evolution
Menyimbolkan bagaimana sebuah pengalaman diterima
dan diproses oleh panca indera serta bagaimana sistem
syaraf (Neuro) merespon pengalaman tersebut.
Menyimbolkan sebuah sistem komunikasi internal dimana
pengalaman yang diterima kemudian dimaknai melalui
sebuah proses berpikir, yang melibatkan kata-kata atau
bahasa (Linguistic).
Menyimbolkan poses dan mekanisme lanjutan dari proses
penerimaan pengalaman (Neuro) dan pemberian makna
(Linguistic) sampai kemudian menjadi rangkaian program
(Programming) perilaku atau respon yang spesifik.
Secara sederhana, NLP sering dimaknai sebagai sebuah keilmuan
yang mempelajari cara seseorang dalam menyerap pengalaman dari luar
dirinya, lalu memproses pengalaman itu dan meresponnya sampai
menjadi aksi, perilaku dan kebiasaan.
Disadari atau tidak salah satu tolak ukur efektivitas diri adalah
perilaku atau aksi yang kita tunjukkan sehari-hari, dimana hal ini banyak
kita lakukan tanpa sadar. NLP mengajak kita mengurai struktur di balik
berbagai perilaku tersebut secara sadar, mengidentifikasi proses spesifik
yang pada akhirnya menjadikan seseorang melakukan perilaku spesifik
tertentu, baik itu yang menjadi perilaku efektif atau pun sebaliknya.
Rangkaian proses spesifik yang pada akhirnya menjadi perilaku ini
memiliki pola, yang kemudian dalam NLP dikenal sebagai ‘Strategy’.
Seseorang menjadi pribadi efektif karena ia mengoperasikan strategi
berpikir efektif yang sesuai dengan tuntutan kehidupannya, sementara
mereka yang terjebak dalam ketidakefektifan diri bergelut dengan strategi
N NEURO
L LINGUISTIC
P PROGRAMMING
47
Penutup
berpikir yang tidak efektif. Itulah mengapa memahami mekanisme strategi
ini sampai menjadi perilaku - ditambah pengetahuan dan teknik yang tepat
- memungkinkan kita untuk memodifikasinya ulang, sehingga berbagai
perilaku tidak efektif yang bersumber dari strategi tidak efektif bisa
dirubah menjadi lebih efektif.
NLP dan Pola-Pola Keunggulan
Setiap orang memiliki struktur/strategi yang unik dan berbeda dalam berperilaku dan
merespon dunia luarnya sampai kemudian menjadi sebuah kebiasaan, namun dalam
perkembangannya NLP menyimpulkan bahwa ada pola-pola spesifik yang:
▪ Menjadikan seseorang menunjukkan perilaku efektif di bidang yang ditekuninya,
hal ini kemudian melandasi berbagai teknik dalam NLP yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan meniru strategi sukses yang dimiliki orang lain, kemudian
mengadaptasinya untuk diri kita, yang disebut juga sebagai teknik Modeling.
▪ Membebaskan seseorang dari respon/perilaku lama yang tidak produktif lalu
memperoleh respon/perilaku baru yang lebih baik, perubahan yang terjadi pada
mereka yang bebas dari phobia misalnya, atau perubahan yang terjadi pada
mereka yang berhasil mengehentikan kebiasaan buruk seperti merokok, menggigit
kuku, atau perubahan yang membuat seseorang yang minder menjadi percaya diri
dan masih banyak lagi jenis transformasi lainnya. Perubahan ini terjadi karena ada
rangkaian proses yang mengintervensi strategi berpikir lama dan menghasilkan
strategi berpikir baru. Pengamatan dan penelitian akan hal ini kemudian melandasi
berbagai teknik perubahan (Changeworks) dalam NLP, baik itu untuk menetralisir
emosi tidak efektif yang mengganggu atau pun menginterupsi perilaku lama dan
menggantinya dengan perilaku baru.
Pola-pola spesifik inilah yang kelak dirangkum menjadi satu keseluruhan dan standar
materi NLP seperti yang pada umumnya diajarkan sekarang ini, meski dengan
penyesuaian masing-masing di setiap organisasi yang mengajarkannya. Dalam
48
Inner Evolution
perkembangannya, selama memahami prinsipnya maka setiap praktisi bisa
memodifikasi teknik yang digunakannya dan melahirkan teknik-teknik baru, semua ini
adalah soal mencari pola yang paling efektif.
Mengapa NLP Tidak Bekerja
Selama lebih dari 4 dekade NLP telah menjadi ‘senjata rahasia’ di balik
kinerja puncak para tokoh besar dunia di berbagai bidang, mulai dari dunia
psikoterapi, medis, penyembuhan, penjualan, bisnis, politik dan banyak
lagi. Ribuan orang telah memetik manfaat luar biasa dari keilmuan ini yang
manfaat nyatanya bisa mereka rasakan dalam kehidupannya.
Jadi, apakah dengan mempelajari NLP berarti kita sudah selangkah
lebih dekat dengan keberhasilan? Bisa jadi, meski belum tentu demikian
adanya. Begitulah faktanya, mempelajari NLP sama sekali tidak menjadi
jaminan Anda akan berhasil dalam bidang yang Anda jalani.
Lalu untuk apa kita mempelajarinya? Sabar dulu, bayangkan seorang juru masak
handal yang dengan pisau tajamnya mampu mengiris sayuran dan daging dengan
potongan yang sangat akurat. Di kemudian hari seorang juru masak amatir membeli
pisau yang sama kualitasnya, apakah menurut Anda di hari pertamanya
menggunakan pisau itu ia akan langsung bisa menghasilkan kualitas potongan yang
sama dengan juru masak handal itu?
Hanya karena ada tokoh yang sukses dengan NLP bukan berarti Anda
pun akan turut langsung sukses di momentum-momentum awal Anda
mempraktekkannya. Setiap orang memiliki keunikan proses berpikir yang
berbeda. Ingatlah bahwa yang kebanyakan orang ketahui dari kisah yang
beredar di luar sana adalah kisah sukses menggunakan NLP dan bukan
prosesnya menggunakan NLP, keduanya sangatlah berbeda.
49
Penutup
‘Bumbu-bumbu’ cerita yang banyak beredar inilah yang seringkali
menyesatkan dan membuat NLP menjadi sebuah keilmuan yang nampak
dramatis dalam menyajikan kesuksesan instan. Ketika seorang berpikiran
pendek mempelajarinya dan mendapati bahwa ia tidak memperoleh hasil
yang sama maka ia pun frustrasi dan menyimpulkan bahwa NLP tidak
efektif, padahal ia sendiri yang tidak tahu cara menggunakannya.
Kembali pada analogi juru masak amatir di atas, hanya bermodalkan pisau
berkualitas namun tanpa didukung dengan jam terbang praktek maka pisau itu
hanya akan menjadi alat semata yang tidak mendatangkan hasil. Faktanya, ia perlu
berlatih dan mengasah diri dalam menggunakan pisau itu agar bisa mendapatkan
hasil yang sama dengan sang juru masak handal.
Jadi mengapa NLP tidak bekerja? Mengapa banyak keseruan di kelas
yang tidak berdampak nyata di luar kelas? Waktunya kita ketahui
‘kenyataan pahit’ yang sebetulnya perlu kita sadari dari sekarang awal
mempelajarinya. Berikut adalah tiga faktor yang membuat NLP tidak
bekerja efektif dalam hidup kita.
1. Faktor pertama, pembelajaran yang asal
Yang satu ini menjadi alasan pertama karena tidak bisa dipungkiri ada
kalanya sebuah pelatihan mengajarkan NLP namun dengan tolak ukur
atau standar yang tidak jelas.
Malapetaka terjadi ketika ada seseorang yang belajar NLP namun
ia sendiri belum matang mempraktekkan NLP dalam kehidupan
pribadinya - ditambah lagi ia sendiri tidak memahami prinsip penting
mendesain pembelajaran - justru mengajarkan keilmuan ini pada
orang lain, semakin banyak ketimpangan terjadi. Bahkan seseorang
yang sudah matang mempraktekkan NLP pun memerlukan keahlian
50
Inner Evolution
tersendiri dalam mendesain pembelajaran, karena mempraktekkan
dan mengajarkan adalah dua hal berbeda!
Adalah sebuah tantangan tersendiri bagi seorang praktisi NLP
untuk memahami esensi dari sudut pandangnya sendiri terlebih
dahulu untuk ia praktekkan dan menghasilkan dampak nyata dalam
hidupnya, lalu kemudian menjadi seorang NLP Trainer yang perlu
merumuskan desain dan metodologi penyampaian yang tepat, agar
apa yang ia pahami itu bisa ia sampaikan pada peserta didiknya dan
bisa mereka kuasai dengan baik juga.
Yang tidak kalah pentingnya seorang NLP Trainer perlu
memahami bagaimana realita di lapangan yang akan dihadapi
pesertanya sesuai mempelajari NLP dan mempraktekkannya, lalu
mengadaptasi situasi ini dalam pembelajaran di kelas, hal ini baru
bisa terjadi jika sang Trainer sendiri sudah matang mempraktekkan
NLP dalam kesehariannya.
2. Faktor kedua, hanya menjadikan NLP sebagai teknik
Faktor kedua ini tidak kalah banyaknya saya temukan di lapangan,
bahkan saya sendiri pernah terjebak di faktor kedua ini untuk sekian
lamanya. Memang demikianlah adanya, NLP mengajarkan teknik-
teknik yang luar biasa dan menghasilkan perubahan cepat, namun
semua itu haruslah dilakukan secara terintegrasi sebagai sebuah
sikap dan bukan hanya sebagai teknik semata, ada perbedaan yang
jelas di antara keduanya.
Ketika NLP dipandang hanya sebagai sebuah teknik, maka ia
hanya akan digunakan di saat-saat tertentu saja, sementara itu
pikiran kita terus bekerja tanpa henti, maka penerapan NLP sebagai
51
Penutup
sebuah sikap mengajak kita memahami mekanisme pikiran kita yang
tidak pernah berhenti ini dengan lebih penuh kesadaran atau mindful,
untuk menyadari berbagai konsekwensi di balik proses berpikir kita,
hal ini mengajak kita untuk mengaplikasikan berbagai prinsip NLP
dalam banyak aspek kehidupan yang kita jalani.
NLP bukanlah sebuah ideologi, melainkan kerangka berpikir
universal. Artinya siapa pun orang dan dari agama, budaya atau
aliran keyakinan apa pun bisa mempelajarinya dan memetik manfaat
darinya ketika mengintegrasikan NLP sebagai sebuah sikap
berkelanjutan, tentu dengan menyesuaikannya dengan keyakinan
pribadinya dan menunjukkan perilaku yang selaras.
Beberapa orang lebih suka menjunjung NLP sebagai sebuah teknik, mereka fokus
memperdalam dan melakukan ‘safari’ pembelajaran di sana-sini untuk
mengoleksi teknik ‘canggih’ yang kelak ditunjukkan, ‘diadu’ dan diperdebatkan
dengan sesama praktisi, entah mengapa sering kali mereka sendiri malah
memiliki kualitas hidup yang penuh kebocoran di sana-sini.
Di bahasan berikutnya sebentar lagi, di bahasan tentang 4 Pillars of
NLP serta Learning Matrix Anda akan diajak memahami lebih jauh
apa yang dimaksud penerapan NLP sebagai sikap.
3. Faktor ketiga, sikap mental yang payah
Kedua faktor di atas tadi saling terhubung satu sama lain dan
dilengkapi dengan faktor ketiga ini, yaitu sebuah sikap mental yang
melandasi semua prinsip dan teknik NLP, yang akan dibahas sesaat
lagi di bahasan penutup bab ini, Shifting Paradigm.
Sikap mental dalam mempraktekkan NLP akan terbagi atas dua
jenis sikap mental: Above the Line dan Below the Line. Dari
52
Inner Evolution
keduanya, sikap mental Above the Line-lah yang menjadi kunci
penguasaan berbagai teknik NLP dan menjadi bekal penting bagi
seorang Praktisi NLP, bukan hanya untuk mempraktekkan NLP,
namun dalam lingkup yang lebih luas, untuk merespon kehidupan.
Tanpa sikap mental Above the Line yang diulas di bagian ini,
mustahil seseorang bisa memetik manfaat penuh dari NLP, itulah
kenapa bahasan ini mendapatkan porsi tersendiri untuk dibahas
sebagai penutup bab ini.
Inner Evolution, Holistic-Integrative Learning
Inner Evolution didesain untuk menjawab permasalahan pertama dalam
bahasan di atas yang menyebabkan pembelajaran NLP tidak berdampak
nyata bagi pembelajarnya, yaitu karena pembelajaran yang asal.
Tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahan pertama dari pembelajaran
yang tidak berdampak terletak pada pengajarnya. Ya, dalam hal ini saya
harus dengan besar hati mengakui bahwa jika para peserta tidak
memahami apa yang saya berikan, maka jelas ada permasalahan dalam
cara saya mengajar.
Saya tidak sedang mengatakan bahwa Inner Evolution adalah
formulasi terbaik untuk mempelajari NLP, ada begitu banyak pelatihan
NLP yang menawarkan ciri khas dan keistimewaannya masing-masing,
saya sendiri memilih untuk mendesain formulasi Inner Evolution dengan
mempertimbangkan tahapan-tahapan pembelajaran yang banyak orang
lalui dalam prosesnya, yaitu:
53
Penutup
1. Tahapan kebingungan menghubungkan apa yang dipelajari di kelas
dengan kenyataan di kehidupan nyata
Biasanya hal ini terjadi karena format penyampaian yang terlalu
tinggi dan filosofis, namun tidak praktis. Oleh karena itu Inner
Evolution didesain secara tematik dengan satu tema perhari yang
dilekatkan sebagai sebuah kerangka berpikir, sehingga berbagai
macam prinsip dan teknik yang diajarkan di hari itu bisa langsung
dilekatkan dengan sebuah tema praktis yang memang mudah
dipahami karena berhubungan dengan fenomena sehari-hari.
Setiap tema didesain untuk melengkapi tema berikutnya, sehingga
kadar pembelajaran Anda selalu meningkat dan bertahap dari hari ke
hari (generative learning), bahasan di hari berikutnya akan kembali
mengangkat bahasan di hari-hari sebelumnya, sehingga pada akhirnya
semua materi pembelajaran ini akan terintegrasi satu sama lain.
2. Tahapan kesulitan mengingat apa saja yang sudah diajarkan di kelas
Beberapa orang dengan gaya belajar prosedural baru akan belajar
optimal jika mereka memiliki ‘rambu-rambu’ belajar yang
memudahkan mereka untuk mengingat kembali apa yang sudah
dipelajari, saya adalah salah satu orang dengan kecenderungan gaya
belajar seperti ini (meskipun pada dasarnya kita semua memiliki gaya
belajar ini, hanya saja di proporsi yang berbeda).
Itulah salah satu alasan mengapa buku ini dibuat sebagai pegangan
para peserta dalam belajar, apa yang dipelajari di kelas terefleksikan
kembali dalam buku ini sebagai pengingat kalau-kalau Anda perlu
mengulang kembali semua yang diajarkan di kelas karena sering kali
54
Inner Evolution
pemahaman yang lebih utuh didapat bukan ketika belajar, melainkan
ketika kita mengulang dan mengevaluasi apa yang kita pelajari.
3. Tahapan mempraktekkan apa yang diajarkan dalam kehidupan nyata
dan memperoleh dampak nyata darinya
Ya, ini yang paling penting dari sekian banyak ekspektasi para
pembelajar. Mereka meluangkan waktu, tenaga dan biaya dan
tentunya layak mendapatkan yang terbaik. Disinilah banyak orang
kebingungan karena mereka sendiri belum paham penuh bagaimana
‘mengamalkan’ yang mereka pelajari agar menghasilkan dampak.
Alasan Inner Evolution dikemas dalam format boot camp adalah
agar Anda memiliki keleluasaan waktu untuk berdiskusi dan
berinteraksi dengan instruktur serta fasilitator acara secara mendalam.
Melalui pembicaraan dan transfer pengalaman di luar kelas inilah
justru ada lebih banyak pencerahan untuk bisa Anda aplikasikan
dalam kehidupan Anda.
Sebagai alumni, peserta berhak mendapatkan Coaching dan
Mentoring untuk semakin menajamkan kepekaan dan keahlian dalam
mempraktekkan semua yang diajarkan di kelas, termasuk berdiskusi di
grup Social Media dan grup komunikasi yang khusus disiapkan untuk
interaksi sesama alumni dalam berbagi pengalaman.
Begitu juga Anda, sebagai pembaca berhak berdiskusi dan
berkorespondensi lewat email untuk lebih memahami isi buku ini dan
mempraktekkannya.
55
Penutup
Inner Evolution & 4 Pillars of NLP
Melanjutkan bahasan sebelumnya mengapa NLP tidak bekerja optimal. Ya,
yaitu karena penerapannya yang hanya sekedar menjadi teknik dan bukan
sikap. Apa yang membedakan keduanya?
Ketika NLP hanya sekedar menjadi teknik, kita memiliki
kecenderungan untuk tahu bagaimana cara mempraktekkannya namun
bukan terdorong untuk menjadikannya kebiasaan sehari-hari, padahal
ketika menjadikannya kebiasaan harianlah baru sikap terbentuk.
Sikap dalam mempraktekkan NLP ini terangkum dalam apa yang kita
kenal sebagai Pilar NLP, yang terdiri dari 4 pilar, yaitu:
1. Outcome
Segala penerapan prinsip dan teknik NLP menjadi sebuah sikap akan
bermakna dan konsisten dilakukan jika praktisinya sendiri memiliki
kejelasan atas hasil akhir yang ia ingin capai dengan segala macam
yang ia pelajari, tanpanya maka tidak ada alasan yang kuat mengapa ia
harus menjadikannya kebiasaan.
Kejelasan akan Outcome atau hasil akhir inilah yang akan menjadi
driving force (tenaga pendorong) yang menggerakkan kita untuk
terus menyadari mengapa penting mengaplikasikan berbagai prinsip
dan teknik NLP dalam kebiasaan sehari-hari kita.
Berdasakan kejelasan akan Outcome ini juga kita bisa memilih dan
membiasakan teknik yang ingin kita gunakan sesuai
peruntukkannya. Itulah mengapa dalam setiap proses perubahan
berbasis NLP Outcome selalu menjadi landasan utamanya, untuk
56
Inner Evolution
memastikan ada arah yang jelas sebagai tolak ukur perubahan yang
berkualitas dan mengetahui seberapa jauh jarak kita dari mencapainya,
2. Acuity
Biasa disebut juga sebagai kepekaan. Anda tidak bisa menjadikan
NLP sebagai teknik baku yang hanya dijalankan dengan satu cara,
semua berdasarkan kepada prinsip, yang dalam prakteknya bisa
berkembang menjadi ragam teknik dengan berbagai variasi.
Jika yang Anda lakukan dengan satu cara tidak bekerja, maka
milikilah kepekaan untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang belum
optimal terjadi, temukan kejelasan mengapa hal itu terjadi,
kembalilah kepada prinsipnya untuk memahami apa yang belum
efektif dalam pengerjaannya, apakah penggunaannya yang belum
tepat atau default strategi berpikir Anda memerlukan penyesuaian
tersendiri dalam menggunakan teknik tersebut.
3. Flexibility
Menindaklanjuti pilar ke-2 sebelumnya di atas, dalam
mempraktekkan prinsip dan teknik NLP Anda akan berjumpa dengan
situasi dimana di titik ini yang Anda praktekkan tidak bekerja, baik itu
teknik yang Anda terapkan ke diri sendiri atau pun untuk
dipraktekkan membantu orang lain.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, untuk memahaminya kita
harus kembali kepada hal-hal yang bersifat prinsip, namun selepas
memahaminya perlu kita ingat bahwa kita tidak bisa menerapkan cara
yang sama untuk mendapatkan hasil yang berbeda, maka jadilah
pribadi fleksibel yang siap mengubah pendekatan agar hasil yang
57
Penutup
kita tetapkan di awal tetap bisa tercapai meski dengan pendekatan
yang berbeda.
4. Ecological
Satu kata yang sangat khas dari NLP yaitu ekologis, dimana kata ini
mengacu pada kondisi dimana semua diuntungkan, atau paling tidak,
tidak ada yang dirugikan.
Berbagai prinsip dan teknik NLP akan mengajak Anda mendesain kehidupan
sebagai pribadi dengan cara berpikir dan berperilaku yang baru, segala
perubahan inilah yang hendaknya selalu berada dalam kerangka ekologis agar
tidak merugikan diri Anda sendiri di aspek kehidupan lain, tidak merugikan orang
lain dan bahkan jika mungkin: membawa kebermanfaatan bagi sesama.
Ada banyak teknik NLP yang berhubungan dengan komunikasi
dan persuasi dimana semua ini sangat bermanfaat dalam kehidupan
kita untuk memudahkan kita membangun pengaruh atas orang lain.
Dalam prakteknya seorang praktisi NLP harus tetap menjaga
penggunaan tekniknya agar semua yang dilakukannya tetap menjaga
nilai-nilai moral dan kebaikan bagi sesama.
Learning Matrix
Kita sudah memahami bahwa kunci efektif penerapan NLP ada pada
mempraktekkan NLP sebagai sebuah sikap dan bukan sekedar teknik,
namun dari mana atau bagaimana prosesnya sampai menjadi sikap?
Perlu kita pahami juga bahwa untuk mengerucutkan proses belajar
agar kemudian mengkristal menjadi perilaku, keahlian dan menjadi sikap,
58
Inner Evolution
semua ini bukanlah terjadi dalam semalam, melainkan melalui proses yang
disebut Learning Matrix, yaitu:
1. Level 1 - Unconsious Incompetence
Setiap kali kita memulai sebuah proses yang sepenuhnya baru maka
kita selalu memulainya dari level ini, level dimana kita tidak
menyadari kapasitas kemampuan kita dalam bidang yang ingin kita
lakukan sama sekali, karena sedemikian barunya kita menghadapinya.
Untuk memahaminya dengan lebih praktis mari menggunakan analogi seorang
anak yang belajar mengemudikan sepeda.
Pada awal seorang anak mengemudikan sepeda, ia ingin bisa
menaikinya namun ia sama sekali tidak tahu level kemampuan
dirinya, ia belum memiliki anggapan apapun tentang sepeda dan
resikonya karena bahkan belum mencoba.
Begitu juga dengan Anda yang mungkin saja sepenuhnya baru
mempelajari NLP dengan segala dinamikanya, belum ada kesan apa
pun atas apa yang tertulis di dalamnya, belum bisa menilai sulit-
mudahnya proses yang akan dilakukan.
2. Level 2 - Conscious Incompetence
Seiring dengan pertama kali sang anak berpraktek mengemudikan
sepeda, maka ia pun mulai menyadari bahwa menaiki sepeda adalah
hal baru baginya disinilah mulai muncul pemahaman tentang
kesulitan dan kemudahan menaiki sepeda. Inilah level dimana ia
menyadari ketidakmampuan dirinya.
59
Penutup
Proses ini biasanya Anda rasakan ketika mulai mempraktekkan
teknik-teknik yang diajarkan dan menyadari ada banyak hal baru yang
memakan waktu tersendiri untuk dipahami dan dikuasai.
3. Level 3 - Conscious Competence
Seiring waktu sang anak belajar mengendarai sepeda ia pun mulai
menyadari bahwa diperlukan gerakan dan penghayatan tertentu untuk
bisa melakukannya dengan baik, maka ia dengan segenap kehati-
hatiannya mulai melalui prosesnya dengan bertahap sampai ia mulai
menguasainya, sambil memikirkan prosesnya. Inilah level dimana ia
menyadari kemampuan dirinya dan memulai proses penguasaan
kemampuan barunya dengan penghayatan.
Ini juga merupakan tahap ketika Anda mulai menyadari
kemampuan dan penghayatan Anda dalam mempraktekkan teknik-
teknik NLP, yaitu menemukan cara tersendiri mempraktekkannya
meski masih sambil fokus penuh memikirkan prosesnya dengan segala
kehati-hatian dan mengingat-ingat caranya.
4. Level 4 - Unconscious Competence
Akhirnya, inilah level dimana seseorang menjadi ahli, yaitu ketika
segala keahlian yang dipelajarinya bisa dengan mudah dilakukan
bahkan tanpa harus memikirkannya. Dalam analogi anak yang belajar
naik sepeda, maka ia sudah terbiasa naik sepeda dengan begitu
luwesnya, bahkan dengan satu tangan atau lepas tangan. Dalam taraf
yang lebih tinggi sebagai expert (ahli) ia bahkan menguasai berbagai
teknik atraksi bersepeda yang mengagumkan.
60
Inner Evolution
Tahap ini menjadikan Anda memiliki kelas dan keunikan
tersendiri, karena kemampuan Anda berada ‘di atas rata-rata’. Anda
tidak lagi memikirkan cara mempraktekkan teknik-teknik NLP, semua
terjadi di luar kesadaran Anda dan mengalir dengan begitu luwes
dengan sendirinya ketika dipraktekkan.
Level ini tidak bisa diperoleh begitu saja, melainkan perlu melalui
serangkaian latihan dan pembiasaan, Malcolm Gladwell dalam
bukunya Outliers bahkan mensyaratkan bahwa diperlukan 10 ribu jam
terbang untuk menjadi seorang ahli di level ini.
Paradigma Penentu Keberhasilan
“Anda harus mengambil tanggung jawab pribadi. Anda tidak bisa mengubah lingkungan,
cuaca atau arah angin tapi Anda bisa mengubah diri sendiri. Itulah tugas Anda.”
– Jim Rohn
Tibalah kita di bagian yang menjadi penentu keberhasilan dan keefektifan
seseorang dalam mempelajari dan mempraktekkan NLP atau ilmu-ilmu
pengembangan diri lainnya, yaitu paradigma atau cara pandang.
Kita akan membahasnya menggunakan frasa yang populer digunakan
dalam keilmuan pengembangan diri, yaitu garis paradigma, dimana istilah
ini mengacu kepada dua jenis sikap berpikir: yaitu sikap di atas garis dan
sikap di bawah garis.
Sikap di bawah garis (Below the Line Paradigm) menunjukkan
kecenderungan kita untuk tidak berpartisipasi dalam skenario kehidupan
kita sendiri, artinya kita menolak keterlibatan kita dalam berbagai
kejadian yang kita alami - terutama yang tidak kita sukai - dan lebih
61
Penutup
memilih untuk menyalahkan pihak lain atau kejadian di luar diri kita
sebagai penyebab utamanya, sikap ini juga biasa disebut sikap mental
korban kehidupan.
Berlawanan dengan sikap di bawah garis, sikap di atas garis (Above
the Line Paradigm) menunjukkan kesanggupan kita untuk mengambil
tanggung jawab kehidupan, menyadari bahwa di balik berbagai hal yang
kita alami, terlepas kita sukai atau tidak, selalu ada peran keterlibatan kita
di dalamnya, kita menyebutnya sikap mental pemain kehidupan. Dalam
buku 7 Habbits of Highly Effective People tulisan Stephen Covey, hal ini
dikenal sebagai sikap pro aktif.
Penting sekali untuk memahami perbedaan yang jelas di antara keduanya karena dari
sinilah kunci sebuah resolusi yang efektif berawal. Kita semua selalu berada di salah
satu dari kedua peran itu di berbagai waktu, yang membedakan adalah tingkat
kesadaran dan keputusan diri kita dalam memilih peran yang kita jalani.
Peranan kita sebagai korban atau pemain bisa dengan mudah dilihat
ketika kita justru berhadapan dengan situasi yang tidak kita harapkan,
salah satunya yaitu ketika resolusi yang kita harapkan tidak tercapai.
Banyak orang yang ketika dihadapkan dengan apa yang banyak dikenal
sebagai kegagalan lebih suka menyalahkan situasi di luar dirinya yang
dianggapnya menjadi sebab tidak tercapainya resolusi itu, mereka fokus
pada ketidakberdayaan dan bukannya melakukan introspeksi atas
kekurangan dirinya yang menyebabkan hal itu terjadi.
Kenikmatan Tersembunyi Menjadi Korban
Meski terdengar ironis, namun demikianlah adanya. Sebagaimana diungkapkan oleh
Blair Warren, seorang tokoh dunia psikologi, yang menyatakan bahwa manusia
62
Inner Evolution
memiliki kebutuhan emosi dasar yang jika dihubungkan dengan sikap mental korban
dalam bahasan kita mengacu pada dua hal:
Pertama, kebutuhan menjadi benar, kita punya kecenderungan menempatkan diri di
posisi sebagai sosok yang benar, meski di posisi salah sekali pun. Hal ini bisa kita
temukan dari orang yang melakukan kesalahan namun berlindung di balik ucapan
“Memang saya yang salah, tapi...”
Kedua, kebutuhan akan kambing hitam. Mekanisme ‘perlindungan gengsi’ kita punya
kecenderungan untuk menolak mengakui bahwa kita lemah atau salah, maka ketika
dihadapkan dengan situasi yang sulit dikendalikan, seperti sulitnya kondisi negara
yang berimbas pada bisnis, kita lebih mudah menyalahkan negara daripada introspeksi
kurangnya pengetahuan dan keahlian yang kita miliki, yang membuat bisnis
terpengaruh kondisi negara, padahal di tempat lain ada orang-orang yang fokus
meningkatkan pengetahuan dan keahlian untuk memperkuat bisnisnya agar tidak
terpengaruh kondisi negara secara berlebihan.
Ada pengalaman menarik tentang fenomena ini yang saya alami ketika bekerja
beberapa tahun lalu. Salah seorang rekan di perusahaan tempat saya bekerja adalah
seorang yang terang-terangan dinilai malas dalam bekerja oleh rekan-rekan satu
departemennya, ditambah lagi perilakunya yang banyak omong dan seringkali mangkir
dari berbagai tugas yang diamanatkan, jelas saja hal itu menimbulkan masalah yang
tidak sedikit bagi sesama rekannya.
Suatu hari ia kedapatan melanggar peraturan perusahaan dan mendapatkan sanksi
tegas berupa pemecatan. Disinilah hal menarik terjadi, semua bukti dengan jelas
menegaskan bahwa ia melakukan kesalahan namun dalam berbagai pembicaraannya
dengan orang lain yang ia temui ia selalu membahas betapa perusahaan tidak adil
memperlakukan dirinya, mengalirlah segala cerita plus bumbunya yang dimaksudkan
mempertegas bahwa dirinya ‘sang korban yang malang dari sebuah perusahaan yang
kejam’ dalam peristiwa tersebut.
63
Penutup
Seberapa sering hal ini kita temukan pada orang di sekitar kita atau
bahkan kita alami sendiri? Perhatikan sederet kalimat yang agaknya sudah
biasa kita dengar berikut ini:
“Gara-gara tindakannya, semua rencana saya berantakan!”
“Saya sudah berusaha semampu saya, tapi situasi negara saat ini
sedang tidak karuan, sehingga orang kecil seperti saya menjadi korban
dari permainan para elit politik yang tidak bertanggungjawab!”
“Usaha yang sudah saya rintis bertahun-tahun ini hancur hanya
karena kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil!”
“Kehidupan saya lebih baik sebelum bertemu dia!”
“Saya sering terlambat karena jalanan macet, saya heran kenapa
pemerintah daerah tidak mencari solusi dengan cepat!”
Begitulah, jika kita teruskan masih ada segudang kalimat menggerutu
lainnya yang dengan jelas menunjukkan sebuah hubungan sebab-akibat
antara diri kita dan orang lain atau situasi di luar diri kita. Hanya saja yang
umum terjadi adalah banyak dari kita yang lebih suka memilih
menempatkan diri sebagai akibat dari perbuatan pihak lain yang kita nilai
merugikan kita dengan kata lain berperan sebagai korban.
Disinilah pentingnya paradigma pemain kehidupan atau Above the Line Paradigm,
mempelajari dan mempraktekkan NLP dengan sikap mental korban kehidupan atau
Below the Line Paradigm hanya akan membuat seseorang terus-menerus
menyalahkan teknik yang tidak bekerja baginya dan bukannya introspeksi pada
kekurangan dirinya yang membuat teknik itu tidak bekerja.
Lebih jauh lagi, kekuatan dari paradigma ini bermuara pada cakupan
yang lebih besar, bukan hanya dalam mempelajari NLP, namun dalam
merespon kehidupan. Itulah mengapa topik dan bahasan akan paradigma
64
Inner Evolution
ini menjadi pembuka dari banyak formulasi keilmuan pengembangan diri
karena perubahan hanya tersedia bagi mereka yang sudah matang dengan
kapasitas dirinya sebagai pemain kehidupan.
Peran Keterlibatan Diri
Kecenderungan dasar menempatkan diri sebagai korban terangkum dalam
singkatan BED (blaming, excusing dan denial) yang diartikan sebagai sikap
menyalahkan, beralasan dan menolak. Akhir dari semua sikap ini
bermuara ke satu kesimpulan bahwa orang lain atau situasi di luar diri
kitalah yang menyebabkan kita mengalami hal-hal yang tidak kita
inginkan, padahal disadari atau tidak, sikap menyalahkan dan melempar
tanggung jawab kesalahan pada pihak lain pada dasarnya muncul karena
adanya penolakan dalam diri kita atas adanya: (1) peran kesalahan yang
kita lakukan, (2) kelemahan yang kita sadari namun enggan kita terima
bahwa ia ada dalam diri kita dan terakhir, (3) peran keputusan yang kita
ketahui menyebabkan itu terjadi adanya namun enggan kita akui.
Mari kita telaah, alih-alih mengeluhkan jalan yang macet, tanya diri
kita mengapa kita memilih melalui jalan itu? Mengapa tidak berangkat
lebih awal? Mengapa kita harus keluar dari rumah dalam kondisi macet?
Mengapa kita harus bekerja dalam kondisi macet? Mengapa tidak memilih
pekerjaan lain saja jadi tidak perlu bermacet-macet? Mengapa tidak berani
berpindah pekerjaan? Mengapa tidak percaya diri sehingga tidak berani?
Mengapa memiliki keahlian yang kurang sehingga sulit berpindah
pekerjaan? Mengapa tinggal di negara ini jika merasa negara tidak adil?
Tanya diri kita segudang pertanyaan yang membawa kita ke sebuah proses berpikir
reflektif bahwa kejadian apa pun yang kita alami, hal itu tercipta karena ada
keterlibatan pilihan, keputusan masa lalu dan tindakan pribadi kita di dalamnya. Jika
65
Penutup
muncul anggapan bahwa ‘tidak ada pilihan’, sadarilah bahwa sesungguhnya ‘selalu
ada pilihan’, hanya saja kita tidak siap dengan konsekwensinya.
Contoh lainnya, saya sering terlibat dalam sebuah obrolan dengan
beberapa rekan yang sibuk menyalahkan perusahaan tempat mereka
bekerja karena dianggap tidak adil memperlakukan diri mereka. Ketika
melalui proses penggalian keluarlah segudang alasan-alasan lain yang
intinya menyoroti bahwa merekalah korban yang malang tidak berdaya
dari situasi yang dialaminya.
Ketika ditanya mengapa tidak keluar saja dan mencari pekerjaan baru, maka mereka
akan berkelit dengan segudang alasan yang menyatakan: ‘tidak ada pilihan’, ‘sulit
mencari pekerjaan sekarang ini’ dan banyak lagi yang kemudian berujung
menyalahkan pemerintah atas situasi negara yang tidak stabil, atasan yang tidak adil
dan banyak lagi cerita dramatis lainnya, padahal semua itu sering kali bermula dari
etos kerja yang buruk, kurangnya ketegasan diri, keahlian yang tidak kompeten dan
ketidakberanian mengambil resiko.
Mengapa kesadaran sikap mental ini menjadi fondasi awal dan
penentu keberhasilan pembelajaran NLP dalam program Inner Evolution?
Ada sebuah alasan mutlak: percuma mempelajari keahlian transformasi
diri tanpa sikap mental yang tepat, karena pada akhirnya kita akan larut
oleh drama yang kita ciptakan sendiri sebagai pembenaran untuk
menutupi kelemahan dan ketidakefektifan diri kita yang menyebabkan
transformasi itu tidak terjadi, diibaratkan pelaut yang kapalnya bolong
karena membentur bebatuan karang tajam di tengah laut, bukannya
introspeksi ketidakmampuannya mengenali posisi karang dan bukannya
menutupi lubang bocor di kapal agar bisa kembali melaut mencapai tujuan,
ia malah sibuk menyalahkan karang di tengah laut.
66
Inner Evolution
Pikul Tanggung Jawab Perubahan
Sekaranglah waktunya kita mulai menuju bagian penutup dari bab ini,
yaitu bagaimana kita mendesain efektivitas diri yang matang dengan
teknik-teknik efektif yang sudah teruji mengubah hidup ribuan orang.
Untuk itu, ada dua kata yang pertama-tama perlu kita renungkan sebagai
kunci awal sebuah perubahan hidup yang berkualitas: tanggung jawab.
Dengan memutuskan bertanggung jawab atas hasil apa pun yang kita
terima, maka saat itu juga kita mulai menyadari bahwa hal-hal yang
menyebabkan transformasi diri tidak terwujud adalah kurang efektifnya
cara yang kita lakukan dalam mempraktekkannya. Kalau pun ada kendala
dari luar, semua itu pun terjadi karena ketidaksiapan dan ketidaktahuan kita
dalam mengantisipasinya.
Hambatan atau rintangan dari luar diri akan selalu ada dan hal itu tidak terhindarkan
adanya. Kita tidak bisa menetapkan sebuah harapan bahwa segala-sesuatu di luar diri
kita harus selalu baik-baik saja adanya. Di momen menghadapi hambatan atau
rintangan inilah kita perlu menyadari bahwa yang bisa kita lakukan adalah
memaksimalkan upaya yang bisa kita lakukan di dalam diri dan bukan semata
bergantung pada keajaiban di luar diri yang sulit kita prediksi.
Di balik penjelasan yang seolah bisa nampak kompleks, sebenarnya
solusinya sederhana sekali. Jika kita sudah memutuskan menjadi pemain
atau pemimpin sejati atas efektivitas pribadi kita, maka saat ini juga
lakukan proses pemaknaan ulang terhadap segala keluh-kesah atas situasi
yang tidak sesuai harapan kita, sadari bahwa semua itu terjadi atas pilihan
dan tindakan kita, baik itu disengaja atau pun tidak.
Perlu kita sadari proses pemaknaan ulang ini mungkin tidak
sepenuhnya terasa nyaman bagi diri kita pada awalnya karena seolah
memojokkan diri sendiri. Saya ingin mengajak Anda menyimak beberapa
67
Penutup
contoh bagaimana proses pemaknaan ulang pada beberapa kalimat atau
kejadian terasa agak pahit di awal namun jika kita konsisten
melakukannya, sikap ini justru membawa kita ke mode berpikir yang lebih
memegang kendali pada akhirnya:
Kalimat Paradigma
di Bawah Garis
Kalimat Paradigma
di Atas Garis
Para konsumen tidak memahami
maksud penawaran produk saya
Saya berkomunikasi dengan cara yang
buruk, konsumen tidak memahami saya
Bisnis saya memburuk di tengah
menurunnya situasi ekonomi negara
Saya belum memahami strategi bisnis
yang tepat di situasi ekonomi negara
seperti ini
Saya dikhianati rekan bisnis saya sendiri
sampai menderita kerugian
Saya tidak waspada sehingga dikhianati,
merugi adalah konsekwensinya
Teknik NLP tidak bekerja dan tidak
berdampak bagi diri saya
Saya belum menemukan cara yang tepat
untuk menggunakan NLP agar berdampak
Program ini tidak efektif, saya tidak
merasakan perubahan apa pun
Saya belum berpartisipasi optimal
sehingga tidak merasakan perubahan
Proses perpindahan paradigma ini dalam NLP Coaching dikenal
sebagai Shifting Paradigm atau berpindah paradigma. Menariknya, bisa
saja ada pertanyaan yang muncul, apakah ini berarti kita menyalahkan diri
sendiri? Sama sekali tidak, meski nampak seperti serupa, menyalahkan diri
sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupan sendiri memiliki makna
dasar yang berbeda.
68
Inner Evolution
Ketika kita menggunakan frasa menyalahkan diri sendiri, maka kita
cenderung fokus pada penyesalan dan ketidakberdayaan, sebaliknya
bertanggungjawab atas kehidupan sendiri mengacu kepada sikap mental
bersedia mengambil tindakan dan berperan aktif untuk mewujudkan
transformasi hidup kita tanpa harus bergantung pada ketidakberdayaan atas
perlakuan orang lain atau situasi di luar diri kita.
Perubahan Dalam Kendali
Mengapa mengusung Paradigma di Atas Garis membawa kita ke zona
memegang kendali atas kehidupan? Mari membahasnya.
Sebagai contoh, mari amati kalimat kedua di kolom halaman
sebelumnya, yaitu bisnis saya memburuk di tengah menurunnya situasi
ekonomi negara. Ketika dikatakan dengan mengacu pada maraknya berita-
berita yang disuarakan di berbagai media, memang hal ini seolah menjadi
fakta, namun perlu kita ingat bahwa yang terpenting adalah titik fokus kita
dalam menyikapi apa yang seolah menjadi fakta tersebut.
Menurunnya situasi ekonomi negara adalah hal di luar diri kita yang
tidak bisa kita kendalikan, memfokuskan diri pada hal ini tidak akan
membawa kita kemana pun, karena seolah apa pun yang kita lakukan tetap
saja percuma karena penentu akhir keberhasilannya adalah situasi
ekonomi negara (hal di luar diri kita).
Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan adalah kunci dasar dari mempelajari NLP,
ketika dihadapkan pada kesulitan mempraktekkan teknik dan kita beranggapan
bahwa masalahnya terletak di luar diri kita maka menyerah adalah respon pertama
yang muncul, namun jika kita fokus pada diri kita sebagai penentu keberhasilannya
maka kita akan mempertajam fokus pada perbaikan, yaitu mempertajam fleksibilitas
untuk bisa melakukan dengan cara yang berbeda.
69
Penutup
Lain halnya ketika kita memfokuskan atensi pada diri kita sendiri,
pada ketidakmampuan kita dalam memahami strategi bisnis yang tepat.
Mari kita berandai-andai, apa yang mungkin terjadi ketika kita kemudian
memahami strategi yang tepat? Akankah ada perubahan? Tentu saja,
karena yang menjadi penentu sekarang adalah kurangnya strategi (hal di
dalam diri kita), bukan lagi situasi di luar diri kita, ketika hal ini kita atasi
maka harapan atau kemungkinan perubahannya pun meningkat.
Anda akan menemukan ada banyak orang yang mempelajari NLP atau
keilmuan teknologi pikiran modern lainnya dan merasa tidak ada
perubahan dalam hidupnya, lalu menyalahkan apa yang dipelajarinya atau
bahkan menyalahkan instruktur yang mengajarkannya, ketika ditanya
sudah berapa sering mereka mempraktekkan yang diajarkan dan apa yang
dirasanya belum efektif sehingga bisa diperbaiki, jawabannya ternyata
berbelit-belit dan hanya berisi kalimat negatif yang menyalahkan orang
lain, situasi dan dunia di luar dirinya. Dengan kata lain, mereka ingin
mempelajari ilmunya, tapi enggan memikul tanggung jawab yang
menyertai ilmunya.
Itulah gambaran akan NLP dan Inner Evolution, entah sebagai program yang diikuti
langsung atau pun dalam bentuk buku yang Anda baca ini, diibaratkan sebuah jalan
panjang dengan pintu yang terkunci di ujungnya yang ketika dibuka akan membawa
Anda menuju perubahan, saya bisa menunjukkan jalannya, menunjukkan pintunya
dan memberikan kuncinya, namun pada akhirnya tetap Andalah yang harus
melaluinya sendiri, memasukkan kunci ke dalam lubangnya dan membuka pintunya,
Andalah pemain kehidupan Anda sendiri!
Bagaimana dengan Anda? Sudah siap mempelajari NLP sebagai
media transformasi diri? Sudah siap menjadi pribadi baru dengan strategi
berpikir efektif? Sudah siap melalui prosesnya? Mulailah dengan menata
paradigma bahwa semua perubahan bersumber dari diri sendiri dan
70
Inner Evolution
penentu efektivitasnya pun adalah diri sendiri, tidak ada satu pun media
yang bisa memberikan Anda perubahan kecuali Anda sendiri sudah siap
menyandang tanggungjawab perubahan itu dan dengan segenap hati
menjalankannya sambil memperbaiki diri sepanjang prosesnya.
Mari kita memulainya…
333
Penutup
334
Inner Evolution
Join Inner Evolution Now…
Silakan hubungi kontak di bawah ini untuk mendaftarkan diri Anda
di program Inner Evolution di Bali bersama Alguskha Nalendra
dan tim dari NLP Coaching Institute
Anda juga bisa menghubungi kontak yang sama untuk meminta
informasi lebih lanjut perihal program ini.
NLP COACHING INSTITUTE
Graha Cihampelas Lantai 3, Jl. Cihampelas No. 41A, Bandung
Phone: (022) 2052 - 9119 Email: [email protected]
Facebook: NLP Coaching Institute
Website: www.nlpcoaching.id
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA
335
Bibliografi
Bibliografi
Bandler, Richard. 2008. Richard Bandler's Guide to Trance-Formation.
US: Health Communication
Bandler, Richard., Grinder, John. 2005. The Structure of Magic: A Book
About Language and Therapy v. 1. US: Science & Behavior Books
Inc
Bandler, Richard., Grinder, John. 1989. The Structure of Magic: A Book
About Communication and Change v. 2. US: Science & Behavior
Books Inc
Bandler, Richard., Roberti, Alessio., Fitzpatrick, Owen. 2012. The
Ultimate Introduction to NLP. London: Harper Collins
Banyan, Calvin. 2002. The Secret Language of Feelings, A Rational
Approach to Emotional Mastery. USA: Banyan Hypnosis Center.
James, Adriana. 2016. Time Line Therapy (R) Made Easy. US: Sidonia
Press
James, Tad., Woodsmall, Wyatt. 1988. Time Line Therapy and The Basis
of Personality. UK: Meta Pubns
Nalendra, Alguskha. 2017. The Big Book of Professional Hypnotherapist.
Indonesia: Litera Media Tama
O’Connor, Joseph., Seymour, John. 2011. Introducing NLP. US: Conari
Press
336
Inner Evolution
337
Tentang Penulis
Tentang Penulis
“Pencapaian terbaik bukanlah sebatas pencapaian yang dahsyat dan fenomenal, namun
pencapaian yang membawa manfaat dan kebaikan bagi orang banyak.”
− Alguskha Nalendra (Alkha)
Alguskha Nalendra, atau biasa dikenal dengan
panggilan harian Coach Alkha, adalah seorang
Professional Coach dan Hypnotherapist yang
berpraktek secara resmi di kantornya di Bandung.
Dalam kesehariannya, Alguskha Nalendra
menyediakan layanan Life & Business Coaching
serta Clinical Hypnotherapy untuk membantu
penyelesaian masalah emosional, psikologis dan
psikosomatis para kliennya serta memfasilitasi
mereka mewujudkan pencapaian terbaiknya di
setiap bidang kehidupannya.
Alguskha Nalendra memiliki kualifikasi profesional sebagai seorang
Hypnotherapist di bawah naungan The National Guild of Hypnotists
(NGH), organisasi Hipnosis pertama dan terbesar di dunia yang berpusat
di Amerika, sebagai NLP Trainer dari The National Federation of NLP
(NFNLP) - USA dan merupakan seorang Accredited Trainer pertama dan
satu-satunya di Indonesia dari The International Association of Coaches,
Therapists & Mentors (IACTM) dengan lembaga pelatihan berbasis NLP
yang didirikannya: NLP Coaching Institute.
Dengan niat memberikan yang terbaik bagi setiap kliennya, Alkha
menggabungkan berbagai pendekatan berbasis keilmuan teknologi
338
Inner Evolution
pikiran modern seperti NLP, Clinical Hypnotherapy & Time Line
Therapy®, semua pendekatan itu diraciknya sampai menjadi sebuah
formula transformasi yang bersifat Client Centered.
Selain berpraktek menyediakan layanan pribadi bagi para kliennya,
Alkha juga aktif sebagai seorang Corporate Trainer dan telah terlibat di
berbagai program pelatihan dan pengembangan SDM di banyak
perusahaan besar dan multi nasional. Materi yang menjadi spesialisasinya
adalah materi berbasis kepemimpinan, komunikasi, kecerdasan emosional
dan transformasi diri.
Pada tahun 2015 Alguskha Nalendra mulai mendesain formulasi
pelatihan NLP dengan format tematik-integratif untuk pertama kalinya
sebelum formulasi ini kemudian diluncurkan dengan nama Inner
Evolution sebagai pelatihan transformasi diri sekaligus sebagai pelatihan
sertifikasi internasional dalam bidang NLP, Hypnosis & Life Coaching.
Inner Evolution adalah pelatihan yang secara khusus dan spesifik
mengajarkan aplikasi NLP, Hypnosis dan keilmuan teknologi pikiran
lainnya seperti Emotional Freedom Technique (EFT) dan Time Line
Therapy® (TLT) untuk digunakan dalam Transformative Coaching,
pelatihan ini telah diikuti beragam peserta dari beragam kalangan mulai
dari dalam dan luar negeri sampai ke Malaysia.
Sehari-harinya Alguskha Nalendra rutin berbagi inspirasi di akun-
akun Media Sosial pribadinya, yaitu di Facebook Page dengan nama
Alguskha dan Instagram dan Twitter dengan nama akun @alguskha.
Alkha juga bisa dihubungi di [email protected]
339
Tentang Penulis
Hubungi Alguskha Nalendra
Silakan hubungi kontak di bawah ini untuk memesan sesi konsultasi atau
sesi Hypnotherapy, Life & Business Coaching bersama Alguskha Nalendra
Anda juga bisa menghubungi kontak yang sama untuk mengundang
Alguskha Nalendra mengisi acara di organisasi/perusahaan Anda.
Alguskha Nalendra’s Office & Contact Detail
Graha Cihampelas Lantai 3, Jl. Cihampelas No. 41A, Bandung
Phone: (022) 2052 - 9119 Email: [email protected]
Facebook: Alguskha Twitter & Instagram: @alguskha
Website: www.alguskha.com
Alguskha
Performance Specialist | www.alguskha.com
NALENDRA