Download - Infeksi Bakteri Piogenik Ortho
INFEKSI BAKTERI PIOGENIK
I Gambaran umum
Infeksi adalah keadaan dimana organisme pathogen bertambah banyak dan menyebar
diantara jaringan tubuh. Keadaan ini biasanya mengakibatkan timbulnya reaksi
peradangan baik yang akut maupun kronis, dimana cara tubuh untuk membunuh dan
menghancurkan mikroorganisme penyebab infeksi atau setidaknya mengimmobilisasi
dalam satu daerah tertentu. Inflamasi adalah suatu proses biologi yang didefinisikan
sebagai reaksi local dari jaringan hidup terhadap suatu iritan (boyd). Empat
manifestasi klinis yang diterangkan oleh celsus yaitu rubor ,tumor,calor et dolor
( redness,swelling,heat,and pain) yang kemudian ditambahkan yang kelima oleh galen
yaitu functio laesa( loss of function). Rubor dan calor disebabkan oleh respon
vaskuler dimana terjadi dilatasi local pembuluh darah bersamaan dengan peningkatan
aliran darah. Tumor merupakan reaksi dari pembentukan eksudat sebagai hasil dari
peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler dan peningkatan permeabilitas kapiler.
Dolor dihubungkan dengan adanya peningkatan tekanan local dalam jaringan. Ketika
proses peradangan terjadi dalam rongga yang tertutup seperti tulang dan sendi
sangatlah mudah untuk dimengerti bagaimana nyeri menjadi berat. Functio laesa
disebabkan oleh nyeri dan pembengkakan ,bagaimanapun yang berikutnya function
laesa merupakan kombinasi dari kerusakan jaringan yang nyata seperti kartilago dan
pembentukan skar dari jaringan lunak.
Infeksi bakteri piogenik pada tulang dan sendi berlanjut terhadap adanya keadaan yang
mengancam kehidupan dan anggota badan. Meskipun obat antibiotic telah secara
dramatis mengurangi angka kematian dari infeksi piogenik yang meliputi system
musculoskeletal, insidensi dari infeksi ini dan kesakitannya sedikit berkurang .
Sesungguhnya terapi obat-obatan menutupi manifestasi klinik dari infeksi tanpa
secara komplit mengontrol lesi local dan membuat perubahan gambaran klinis.
II Penentuan infeksi
III Penyebaran infeksi
IV Osteomielitis hematogen akut
Salah satu kelainan peradangan yang paling serius dari system musculoskeletal adalah
osteomielitis hematogen akut, infeksi bakteri melalui darah yang berkembang secara
cepat pada tulang dan sumsum tulang anak
4.1 Insidensi
Osteomielitis hematogen adalah penyakit primer dari tulang yang sedang tumbuh dari
anak-anak , dimana anak laki-laki tigakali lebih banyak terkena daripada anak
perempuan. Tulang panjang yang paling sering terkena meliputi femur,
tibia,humerus,radius,ulna dan fibula, bagian khas dari tulang yang terkena yaitu
metafise mungkin disebabkan oleh karena aliran darah yang unik pada bagian tulang
ini selama anak-anak.
4.2 Etiologi
Staphylococcus aureus adalah organisme penyebab paling sering sekitar 90 % dari
osteomielitis hematogen akut. Tempat masuknya melalui kulit sekunder dari garukan
yang terinfeksi, abrasi, jerawat atau bisul, kadang-kadang berasal dari membrane
mukosa saluran pernafasan sebagai komplikasi dari infeksi telinga atau hidung.
Streptococcus,hemophilus influenza atau pneumococcus mungkin penyebab yang lain
terutama pada bayi.
4.3.Patogenesis dan patologi
Pada perkembangan awal dan cepat dari osteomielitis hematogen yang tidak diobati
ditandai dengan didahului oleh focus kecil dari inflamasi bakteri dengan hiperemi dan
edema pada tulang dan sumsum tulang dari bagian metafise tulang panjang. Tidak
seperti jaringan lunak yang sanggup meluas untuk mengakomodasi pembengkakan ,
tulang yang mempunyai rongga tertutup yang kaku sehingga edema awal dari proses
peradangan menghasilkan bentuk tekanan intraoseus yang menerangkan gejala nyeri
local yang konstan dan berat. Pembentukan pus kemudian meningkatkan tekanan local
lebih lanjut dengan resultan sirkulasi local yang menyebabkan trombosis vaskuler dan
akhirnya nekrosis tulang.
Pada infeksi yang tidak diobati menyebar secara cepat dengan beberapa rute,
penghancuran tulang oleh osteolitis ( gambar 1) .
Setelah kerusakan pembuluh darah pada lesi local, sejumlah besar bakteri masuk
kembali ke aliran darah; secara klinis tidak terdeteksi bakteriemi menjadi septikemi
yang bermanifestasi menjadi malaise,anorexia dan demam. Penyebaran local dari
infeksi dengan ekstensi langsung, ditambah dengan peningkatan tekanan local,
menembus kortek yang tipis dari daerah metafise dan meliputi periosteum sangat
sensitive, yang menghasilkan nyeri tekan local. Periosteum menjadi lepas dari tulang
dan terangkat menjadi abses periosteum yang terlokalisir atau menyebar sepanjang
dan sekitar garis tulang, sehingga elevasi dari periosteum menghentikan aliran darah
ke kortex yang akan meningkatkan luasnya nekrosis tulang.
Setelah beberapa hari infeksi menembus periosteum untuk menghasilkan selulitis dan
soft tissue abses. Pada sisi yang lain dimana daerah metafise dalam cairan sendi
menembus periosteum membawa infeksi secara langsung ke dalam sendi yang
menyebabkan septic arthritis.
Penyebaran local dalam rongga medulla selanjutnya ke sirkulasi internal. Jumlah
daerah nekrosis tulang yang mungkin bervariasi dalam penyebaran dari spikula kecil
ke lapisan dalam yang akhirnya menjadi terpisah dari tulang yang hidup membentuk
fragmen terpisah dari tulang mati yang terinfeksi disebut sequestrum. Pembentukan
tulang baru yang ekstensif dari lapisan dalam dari periosteum yang terangkat
menghasilkan bungkus tulang panjang atau involucrum yang menjaga kontinyuitas
dari tulang ketika dimana segmen besar dari tulang dan membentuk sequester.
Pada septikmia jika tidak dikontrol menyebabkan focus metastase dari infeksi pada
tulang yang lain atau organ lain yang lebih penting terutama paru-pru dan otak.
25 % dari anak-anak yang osteomielitis akut meninggal karena septikemi. Jika anak
dapat hidup setelah septikemi , dengan lesi tulang local yang tidak diobati dengan baik
secara gradual melewati batas kronis menjadi oeteomielitis kronis
4.4 Gambaran klinis dan diagnosa
Gambaran klinis dari osteomielitis hematogen akut dihubungkan dengan patogenesa.
Gejala pertama dan paling sering pada anak adalah nyeri yang berat dan konstan
dekat ujung dari tulang panjang yang menyebabkan nyeri tekan local dan tidak mau
menggunakan anggota badan. 24 jam septikemi pasien tampak malaise , anorexia dan
demam. Peningkatan nyeri dan nyeri tekan local di ujung tulang ditambah
manifestasi sistemik dari infeksi adalah diagnosa klinis dari osteomielitis hematogen
akut . Pembengkakan jaringan lunak adalah tanda yang relative lambat setelah
beberapa hari dan menunjukkan infeksi telah menyebar ke bagian lain tulang.
Sehingga penting bahwa diagnosa awal dari osteomielitis hematogen akut dibuat
berdasarkan tanda klinis saja. Minggu pertama sakit radiology belum memberikan
gambaran apapun kecuali pembengkakan jaringan lunak , setelah satu minggu
radiology memberikan gambaran destruksi tulang di daerah metafise . Selama minggu
pertama bone-scan mempunyai nilai diagnostic
Sel darah putih dan sediment biasanya naik. Pada bakteriemi dan akhir septikemi
kultur bakteri hanya positif pada setengah daripenderita.
Pada fase awal harus di bedakan dengan demam rematik,selulitis soft tissue atau
tulang. Setelah minggu pertama pemeriksaan radiology harus dibedakan dengan lesi
granuloma eosinofil,ewing sarcoma dan osteosarcoma.
4.5 Penatalaksanaan
Penderita harus dirawat di rumah sakit untuk pengobatan intensif, kemudian dilakukan
pemeriksaan darah dan dilakukan kultur darah untuk menentukan kuman penyebabdan
sensitifitas terhadap obat antibiotika.
Pada saat ini penicillin masih menjadi obat yang cukup aman tetapi lebih dari 70 %
staphylococcus resisten terhadap penicillin. Untuk inisial pemberian metisilin atau
cloxacillin boleh diberikan atau alternatifnya sefalosporin seperti cephalotin. Segera
setelah ada hasil kultur dan resistensi obat disesuaikan.
Rencana umum perawatan pasien meliputi :
1. Bed rest dan anlgetika terutama untuk anak
2. Infus atau transfuse darah bila perlu
3. Daerah yang sakit diistarahatkan
4. Terapi antibiotika parenteral sesuai kultur dan jika setelah dua minggu pemberian
ada reaksi perbaikan maka antibiotika diganti oral
5. Jika dalam 24 jam setelah pemberian pengobatan yang intensif tidak ada
perubahan baik local maupun sitemik maka surgical dekompresi dari tulang harus
dilakukan. Post operasi kontinyu infuse local antibiotika dan cairan NaCl 0,9 %
diteruskan dikombinasi dengan drainase untuk beberapa hari.
6. terapi antibiotika diteruskan minimal untuk 4 minggu
4.6 Prognosa
Empat faktor penting efektifitas pengobatan antibiotika untuk pengobatan
osteomielitis hematogen akutdan konsekwensi prognosanya:
1. Interval antara waktu onset infeksi dan pengobatan
Pengobatan yang ideal adalah 3 hari pertama setelah serangan sebab secara local
belum terjadi iskemia . Pengobatan mulai pada hari ke 3 sampai ke 7 dapat
mencegah infeksi sistemik dan local akan tetapi terlambat untuk mencegah
kerusakan tulang
2. Efektifitas antibakteri melawan bakteri penyebab spesifik
Keadaan ini tergantung apakah bakterinya sensitive atau resisten terhadap
antibiotika
3. Dosis anti bakteri
Faktor local dari sirkulasi darah di tulang memerlukan antibiotika lebih tinggi
dosisnya disbanding infeksi jaringan lunak saja
4. Lama pemberian antibiotika
Penghentian yang lebih awal terutama di bawah 4 minggu biasanya menyebabkan
osteomielitis kroni atau rekuren .
4.7 Komplikasi
Komplikasi dini meliputi
a. kematian karena septicemia
b. terbentuknya abses
c. septic arthritis,terutama di hip joint
Komplikasi lambat meliputi
a. Osteomielitis kronik
b. Fraktur patologis
c. Kontraktur sendi
d. Gangguan pertumbuhan local.
V Osteomielitis hematogen kronis
Pengbatan yang tidak adekuat dari fase akut dari osteomielitis hematogen
menyebabkan proses patologi local tetap ada dan menjadi kronisatau menjadi relative
tetap tanpa ada perubahan atau kambuh atau muncul di kemudian hari. Bentuk yang
kronis persisten dan rekuren kronis osteomielitis sangat sulit untuk disembuhkan.
5.1 Insidensi
Prevalensinya sesuai dengan keadaan jumlah osteomielitis hematogen akut yang gagal
dalam pengobatan
5.2 Patogenesa dan patologi
Lesi patologi yang sering berhubungan dengan kejadian osteomielitis kronis ini
adalah bagian tulang yang mati terinfeksi pada waktu fase akut. Hal ini berbeda
dengan bagian tulang mati yang steril yang secara gradual akan mengalami
revaskularisasi , resorbsi, dan replaced oleh tulang hidup. Maka bagian tulang mati
yang terinfeksi akan terus terpisah atau membentuk sequestrum menyebabkan bakteri
terus hidup dan berkembangbiak dalam saluran harvers dan canalikuli dari pulau
tulang yang avaskuler , kumpulan pus disekitarnya mencegah revaskularisasi dari
sequestrum dan mencegah serangan dari lekosit dan obat antibiotika. Sehingga infeksi
tidak dapat secara permanent dihilangkan sampai sequestra dihilangkan baik secara
alami dengan terbentuknya saluran keluar berupa kloaka dalam involucrum dan
terbentuknya saluran sinus keluar atau dengan cara operasi (sequestrectomy).
Pada sebuah area persisten infeksi dalam tulang akan menjadi daerah walling off dari
sekitar tulang oleh jaringan fibrosa untuk membentuk abses tulang kronis (Brodie’s
abscess).
5.3Gambaran klinis dan diagnosa
Anak yang sembuh dari septicemia pada fase akut akan mempunyai gejala sisa berupa
nyeri pada lesi , nyeri tekan dan hilang fungsi dari anggota badan, adanya satu atau
lebih sinus drainase.
Pada gambaran radiology tampak sequestra, gambaran kombinasi dari penipisan
local,sclerosis dan pembentukan periosteum baru yang harus dibedakan dengan
osteosarcoma,ewing sarcomadan granuloma eosinofilik.
Gambaran brodie’s abses jarang nampak. Adanya sinus drainase sering menolong
dalam menentukan letak infeksi dengan sonogram.
Anemia persisten dan peningkatan sediment darah menandakan proses kronis
5.4 Penatalaksanaan
Dilakukan sequestrectomy dan saucerization diikuti dengan pemberian antibiotika
secara sistemik dan local serta evakuasi pus. Bila perlu dilakukan bon graft atau skin
graft untuk menutup defek tulang dan soft tissue
5.5 Komplikasi
Komplikasi meliputi
a. Kontraktur sendi
b. Fraktur patologi
c. Amiloid disease
d. Malignansi
DAFTAR PUSTAKA
1. Miller ; Review of orthopaedics fourth edition ; 2004;Saunders ; Philadelpia;
pp 100 - 108
2. Salter, R.B. ; Texbook of disorder and injuries of the musculoskeletal system
second edition;1983 ; Williams&wilkins;Baltimore; pp 167 – 211
3. Solomon Louis ; Apley’s system of orthopaedics and fractures eight edition;
2001; Arnold publisher; London; pp 27-50.
INFEKSI BAKTERI PIOGENIK
Referat Bedah Orthopaedi
Disusun oleh :Gusriyadi , dr
Pembimbing :Mustapa,dr,SpOT (K)
Bagian Orthopaedi &TraumatologiFakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran /
RS.Dr. Hasan SadikinBandung