perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi
Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar
Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
Oleh :
Novi Eko Cahyanto
D0205102
PROGRAM REGULER
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diuji dan dipertahankan di hadapan
Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta, Januari 2011
Pembimbing
Drs. H. Sutopo, MS
NIP. 19570505 198303 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji:
Ketua : Prof. Drs. H. Totok S, SU, MA, Ph.D ( …………….. )
NIP. 19490428 197903 1 001
Sekretaris : Dra. Indah Budi Rahayu, SE ( …………….. )
NIP. 19580317 199010 2 001
Penguji : Drs. H. Sutopo, MS ( …………….. )
NIP. 19570505 198303 1 004
Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Drs. H. Supriyadi SN, SU
NIP. 19530128 198103 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI
(Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi
Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain.
Apabila ada footnote atau kutipan dari buku atau pendapat lain, sudah dikutip
menurut tata cara penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima akibat dari
dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti
yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau
sebenarnya.
Surakarta, Januari 2011
Novi Eko Cahyanto
NIM. D 0205102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Jadilah Hadiah Untuk Sesama
Lakukan Yang Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan
Berkomunikasilah Dengan Sebaik-baiknya Karena Komunikasi Yang Baik Itu
Akan Membuat Hidup Lebih Berkualitas
Komunikasi Yang Baik, Satu Langkah Menuju Kesuksesan Komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Penelitian ini penulis persembahkan kepada:
· Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW;
· Ayah dan Ibuku, serta segenap keluarga besarku tercinta. I love you so
much;
· Kasihku, Anggita Devi Asmarani;
· Sahabatku Budiyanto, Dewi Sanastri Vienadici, Hergiansyah Afriyanto,
Indrianto Anggoro Putro, Listyawan Hafid, Muhammad Sidik, Muklis
Amrohani, Permatasari Vienadici, Alm. Purnomo, dan Rahmat Pudjiyanto.
Thank you for your friendship;
· Keluarga besar SMA Negeri 1 Wonogiri;
· Keluarga besar Karang Taruna Padma Kencana;
· Keluarga besar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ave Communicare!!!;
· Keluarga besar Partai Amanat Nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN
KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim
Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010). Skripsi ini sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian untuk skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis untuk
mengetahui lebih banyak mengenai bahasan tentang hubungan iklim komunikasi
organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi. Oleh karena itu, penulis ingin
mencari deskripsi mengenai hal tersebut diatas di Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan
Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta)..
Kajian tentang hubungan iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta diketahui
penulis masih minim dilakukan oleh para akademisi komunikasi. Penelitian ini
membuktikan bahwa antara iklim iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan
komunikasi organisasi dan di DPD PAN Wonogiri hubungannya lebih rendah jika
dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, perhatian, sekaligus
berkenan membagikan ilmunya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bpk. Drs. H. Sutopo, MS, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
2. Bpk. Subandi, PR, S.Pd (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Wonogiri) dan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag (Ketua
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta). Atas
segala bantuannya;
3. Seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota
Surakarta;
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, oleh sebab itu, saran, kritik yang membangun, berbagai masukan
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun siapa saja yang membacanya.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
Novi Eko Cahyanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN ……………………………..……………….…… iv
MOTTO……..................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
DAFTAR ISI …................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………...…………… xxii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xxiii
DAFTAR CHART ………………………................................ xxxv
ABSTRAK ……………………………………………...…… xxxviii
ABSTRACT ………………...……………………………...……… xl
BAB I . PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 2
1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori ………….................................................... 3
1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi ……………………...………... 3
1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi ……………...………... 12
1.4.3 Status Sosial Ekonomi …...………………………......……... 14
1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan
Kepuasaan Komunikasi Organisasi ………………………… 16
1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan
Status Sosial Ekonomi …………………………………………… 18
1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan
Status Sosial Ekonomi …………………………….……………… 19
1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan
Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial
Ekonomi …………………………………………………………… 21
1.5 Asumsi Dasar ………….......…………..…………...…………………..….. 24
1.6 Definisi Konseptual dan Operasional ……………………………………. 24
1.6.1 Definisi Konseptual …………...…...…………………..... 24
1.6.2 Definisi Operasional ………………………..……...……. 26
1.6.2.1 Variabel Independen ………………………………….. 26
1.6.2.2 Variabel Dependen ……………………………………. 28
1.6.2.3 Variabel Kontrol …….…………………………...…… 30
1.7 Metode Penelitian………………………..…...………..………………..…. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1.7.1 Jenis Penelitian ……………………...………………………. 31
1.7.2 Lokasi Penelitian …………………………………...……….. 32
1.7.3 Populasi dan Sampel ……………………………...………… 32
1.7.4 Sumber Data …………………………...……………………. 34
1.7.5 Metode Pengumpulan Data ……………………………...…. 34
1.7.6 Validitas Data …………………………...…………………... 35
1.7.7 Teknik Analisis Data …………………………………...…… 36
BAB II . DESKRIPSI ORGANISASI .................................................... 38
2.1 Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional ................................ 38
2.2 Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional ................................ 38
2.3 Platform Partai Amanat Nasional …………………….................. 39
2.4 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri ..... 54
2.5 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota
Surakarta …………………………………………………………….... 56
BAB III . PAPARAN DATA KUESIONER, WAWANCARA
DAN OBSERVASI ………………………………….….……………….. 59
3.1 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi ……………………...………………..……… 59
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri …...………....... 60
3.1.1.1 Supportiveness ……………...………………...……...… 60
3.1.1.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 61
3.1.1.1.2 Pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai
saran atau laporan masalah yang diajukan anggota ...…...…. 63
3.1.1.2 Partisipasi membuat keputusan ……………….…..... 67
3.1.1.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan kebijakan organisasi …………………..….. 68
3.1.1.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi
mengenai kebijakan organisasi yang
relevan dengan kedudukannya ……………………………... 70
3.1.1.3 Kepercayaan …………...…...………...……………….. 74
3.1.1.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada
anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan
tugas ……………………………………………………....... 74
3.1.1.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada
atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan
dengan kemampuan menjalankan tugas
keorganisasian ………......................................................….. 76
3.1.1.4 Keterbukaan dan keterusterangan ………….……….. 80
3.1.1.4.1 Anggota dapat menerima informasi
yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk
informasi yang bersifat rahasia …………………….....……. 80
3.1.1.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk
informasi yang bersifat rahasia ……………………….……. 82
3.1.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………………..….. 86
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ............... 89
3.1.3.1 Supportiveness ……………………………………….… 89
3.1.3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 90
3.1.3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai
saran atau laporan masalah
yang diajukan anggota ……………………………...………. 92
3.1.3.2 Partisipasi membuat keputusan …………….……….. 96
3.1.3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
dengan kebijakan organisasi ……………………..... 97
3.1.3.2.2 Anggota berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi
yang relevan dengan kedudukannya ……...………….…….. 99
3.1.3.3 Kepercayaan ……………………………….....…..….. 103
3.1.3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan
kepada anggota sehubungan dengan kemampuan
melaksanakan tugas ….......................................................... 103
3.1.3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada
atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan
dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian ….. 105
3.1.3.4 Keterbukaan dan keterusterangan ……..………….. 109
3.1.3.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang
dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan
tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi
yang bersifat rahasia ………………………………………. 110
3.1.3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada
seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia ……….………………………………...…. 112
3.1.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Kota Surakarta ………………………………………………….…………… 117
3.1.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam
Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi
di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …...….…… 120
3.1.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator
supportiveness di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta …………………….………… 120
3.1.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator
partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………………….. 122
3.1.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator
kepercayaan di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………..………… 124
3.1.5.4 Perbandingan penilaian tingkat indikator
keterbukaan dan keterusterangan
di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………………….. 126
3.1.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta …………………………………..………… 128
3.2 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi ……………............................................. 130
3.2.1 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri …….…... 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
3.2.1.1 Kepuasan dengan pekerjaan …………………….….. 131
3.2.1.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan
yang diemban ………………………………………..... 131
3.2.1.1.2. Kepuasan terhadap keuntungan yang
didapat dari jenis jabatan yang diemban .…………...… 133
3.2.1.2. Kepuasan dengan ketepatan informasi ….……...…. 137
3.2.1.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia
dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan ...... 138
3.2.1.2.2. Kepuasan terhadap kebijaksanaan
yang diterapkan di dalam organisasi ..……………….... 140
3.2.1.3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam
saluran komunikasi dalam organisasi …………...…………. 144
3.2.1.3.1. Kepuasan terhadap penggunaan
media komunikasi yang ada ............................................ 145
3.2.1.3.2. Kepuasan terhadap efisiensi media
untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi ...... 147
3.2.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………...…….. 151
3.2.3 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta .… 155
3.2.3.1 Kepuasan dengan pekerjaan ……………......………. 155
3.2.3.1.1. Kepuasan dengan jenis jabatan
yang diemban ………………………...……………….. 156
3.2.3.1.2. Kepuasan terhadap keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
yang didapat dari jenis jabatan yang diemban ...……… 158
3.2.3.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi …….………. 162
3.2.3.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang
tersedia dan diterima seputar organisasi
secara keseluruhan ………………….………... 163
3.2.3.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang
diterapkan di dalam organisasi ………….…………….. 165
3.2.3.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam
saluran komunikasi dalam organisasi ………...……………. 170
3.2.3.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan
media komunikasi yang ada .......................................... 171
3.2.3.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi
media untuk menyebarluaskan informasi
dalam organisasi ……………………………………..... 172
3.2.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ....…….. 177
3.2.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel
Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi
di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………… 180
3.2.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator
kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………….……… 180
3.2.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
kepuasan dengan ketepatan informasi
di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………………….. 182
3.2.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator
kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam
saluran komunikasi dalam organisasi
di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ………………..……………… 184
3.2.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ………………………………..……………… 186
3.3 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi ……………………………………………................. 188
3.3.1 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ….……....................... 189
a. Pendidikan ……………………………………….…………... 189
b. Pekerjaan …………………………………….………………. 191
3.3.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………………….….… 193
3.3.3 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta …….…………. 194
a. Pendidikan ……………………………………………….…... 194
b. Pekerjaan ………………………………………………….…. 196
3.3.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel
Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta …………………..…. 198
3.3.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ………………………………………..……… 200
3.3.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator
pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta …………….….……………… 200
3.3.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator
pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….……… 202
3.3.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan
di DPD PAN Kota Surakarta ………………………….…….……………… 204
3.3.7 Rangkuman ……………………………………………………………. 206
BAB IV . ANALISIS DATA ……………..…….……………………..... 208
4.1 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Wonogiri (τxy) ….…................................................................................. 212
4.2 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Wonogiri (τzx) …………..……………………………………………... 213
4.3 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Wonogiri (τzy) ….…………………………………………………..…… 216
4.4 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN
Wonogiri (τxy.z) ….………………………………………..….………… 218
4.5 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Kota Surakarta (τxy) …………………………………………………. 222
4.6 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Kota Surakarta (τzx) ……………………………………………..…. 223
4.7 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Kota Surakarta (τzy) ………………………………………………… 226
4.8 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN
Kota Surakarta (τxy.z) ……………………………………….…....… 228
4.9 Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD
PAN Wonogiri Dan Di DPD PAN Kota Surakarta
…………………………………………………...………….…….……… 232
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….. 234
A. Kesimpulan ………………………………………...……......……….…… 234
B. Saran ………………………………………………....……….…………… 242
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I Diagram Variabel ……………………….……………… 23
Gambar II Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional …...……… 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Perincian Populasi Dari DPD PAN Wonogiri dan Dari DPD
PAN Kota Surakarta ……………………………...…….. 34
Tabel II Tanggapan responden terhadap informasi
dari bawahan kepada atasan ……………………………. 61
Tabel III Tanggapan responden terhadap pimpinan
mendengarkan saran yang diajukan anggota ……….…... 63
Tabel IV Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Wonogiri ……..……………….…... 65
Tabel V Tanggapan responden terhadap anggota
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 68
Tabel VI Tanggapan responden terhadap anggota
berkomunikasi mengenai
kebijakan organisasi ………...…...……………………... 70
Tabel VII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan
terhadap DPD PAN Wonogiri ……………..…………... 72
Tabel VIII Tanggapan responden terhadap atasan
mempunyai kepercayaan kepada anggota …….….…….. 74
Tabel IX Tanggapan responden terhadap anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
memiliki kepercayaan kepada atasan
maupun sesama anggota ………………..…...………….. 76
Tabel X Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Wonogiri …………...……………... 78
Tabel XI Tanggapan responden terhadap anggota
menerima informasi, kecuali untuk informasi
yang bersifat rahasia ………………………..................... 80
Tabel XII Tanggapan responden terhadap pimpinan
mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
tugas kepada anggota,
kecuali untuk informasi rahasia …………………..……. 82
Tabel XIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat keterbukaan
dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri ...….. 85
Tabel XIV Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel independen
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri .…. 88
Tabel XV Tanggapan responden terhadap informasi
dari bawahan kepada atasan ………………….....……… 90
Tabel XVI Tanggapan responden terhadap pimpinan
mendengarkan saran yang diajukan anggota ……..…….. 92
Tabel XVII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
mengenai tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………..…………... 94
Tabel XVIII Tanggapan responden terhadap anggota
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 97
Tabel XIX Tanggapan responden terhadap anggota
berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi ……..….. 99
Tabel XX Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………………... 101
Tabel XXI Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai
kepercayaan kepada anggota ………..……..………...... 103
Tabel XXII Tanggapan responden terhadap anggota memiliki
kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota .... 105
Tabel XXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……...………….... 107
Tabel XXIV Tanggapan responden terhadap anggota
menerima informasi, kecuali untuk informasi
yang bersifat rahasia ……………………….………….. 110
Tabel XXV Tanggapan responden terhadap pimpinan
mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan tugas kepada anggota,
kecuali untuk informasi rahasia ………………….…… 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
Tabel XXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……………….….. 115
Tabel XXVII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel independen
iklim komunikasi organisasi
di DPD PAN Kota Surakarta …………………………. 118
Tabel XXVIII Tabel perbandingan tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Wonogiri dengan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………………….. 120
Tabel XXIX Tabel perbandingan tingkat partisipasi
membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………….……… 122
Tabel XXX Tabel perbandingan tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ….………. 124
Tabel XXXI Tabel perbandingan tingkat keterbukaan
dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 126
Tabel XXXII Tabel perbandingan tingkat variabel
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………..………... 128
Tabel XXXIII Tanggapan responden terhadap kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
dengan jabatan yang diemban ………………………… 131
Tabel XXXIV Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas keuntungan yang didapat
dari jabatan yang diemban ….…………………….…... 133
Tabel XXXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan
terhadap DPD PAN Wonogiri ……………………….... 136
Tabel XXXVI Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas informasi yang tersedia dan diterima
seputar organisasi ……………………………………... 138
Tabel XXXVII Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas kebijaksanaan di dalam organisasi …..…………… 140
Tabel XXXVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan
ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri …... 142
Tabel XXXIX Tanggapan responden terhadap kepuasan
penggunaan media komunikasi ……………….………. 145
Tabel XL Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas efisiensi media komunikasi ………………………. 147
Tabel XLI Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi
saluran komunikasi dalam organisasi
terhadap DPD PAN Wonogiri ….……………………... 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
Tabel XLII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel dependen
kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Wonogiri ……………………………….. 153
Tabel XLIII Tanggapan responden terhadap kepuasan
dengan jabatan yang diemban ……………...……….… 156
Tabel XLIV Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas keuntungan yang didapat dari jabatan
yang diemban ……………………………………..…... 158
Tabel XLV Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………………... 161
Tabel XLVI Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas informasi yang tersedia dan diterima
seputar organisasi …….……………………………...... 163
Tabel XLVII Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas kebijaksanaan di dalam organisasi …….….……… 165
Tabel XLVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi
terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………….…….. 168
Tabel XLIX Tanggapan responden terhadap kepuasan
penggunaan media komunikasi …………………….…. 170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
Tabel L Tanggapan responden terhadap kepuasan
atas efisiensi media komunikasi ………………………. 172
Tabel LI Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan
efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi
terhadap DPD PAN Kota Surakarta ............................... 175
Tabel LII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel dependen
kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….… 178
Tabel LIII Tabel perbandingan tingkat kepuasan
dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ...………... 180
Tabel LIV Tabel perbandingan tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 182
Tabel LV Tabel perbandingan tingkat kepuasan
dengan efisiensi saluran komunikasi
dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 184
Tabel LVI Tabel perbandingan tingkat variabel kepuasan
komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………..…... 186
Tabel LVII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan .….. 189
Tabel LVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat pendidikan ……………….…...……. 190
Tabel LIX Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 191
Tabel LX Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat pekerjaan ……………………….…... 192
Tabel LXI Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel kontrol
status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………... 194
Tabel LXII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan …... 195
Tabel LXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat pendidikan …………………………. 195
Tabel LXIV Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 196
Tabel LXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat pekerjaan …………………….……... 197
Tabel LXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat variabel kontrol
status sosial ekonomi
di DPD PAN Kota Surakarta ……………..…………... 199
Tabel LXXVII Tabel perbandingan tingkat pendidikan
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta .………………… 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
Tabel LXXVIII Tabel perbandingan tingkat pekerjaan
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………….…… 202
Tabel LXIX Tabel perbandingan tingkat variabel
status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………..……... 204
Tabel LXX Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi
Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi,
dan Status Sosial Ekonomi
Di DPD PAN Wonogiri n : 10 …….………...………. 210
Tabel LXXI Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi,
Kepuasan Komunikasi Organisasi,
dan Status Sosial Ekonomi
Di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 ….…………...… 211
Tabel LXXII Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim
Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi
di DPD PAN Wonogiri n : 10 ……………….……… 212
Tabel LXXIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel
Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi
di DPD PAN Wonogiri ……………………….………. 213
Tabel LXXIV Tabulasi Silang Hubungan Variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi
di DPD PAN Wonogiri ………………………….……. 216
Tabel LXXV Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi
Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi
Di DPD PAN Wonogiri n : 9 .…………..……………. 218
Tabel LXXVI Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi
Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang
Di DPD PAN Wonogiri n : 1 …………….……..…….. 219
Tabel LXXVII Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi
Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah
Di DPD PAN Wonogiri n : 0 ……………..………..… 220
Tabel LXXVIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel
Iklim Komunikasi Organisasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta n : 10 …………....………... 222
Tabel LXXIX Tabulasi Silang Hubungan Variabel
Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi
di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….… 223
Tabel LXXX Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan
Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi
di DPD PAN Kota Surakarta ……………….………… 226
Tabel LXXXI Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi
Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi
Di DPD PAN Kota Surakarta n : 6 ………..……….… 228
Tabel LXXXII Korelasi Antara Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi
Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi Yang Sedang
Di DPD PAN Kota Surakarta
n : 4 …………………………………………..…….….. 229
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
Tabel LXXXIII Korelasi Antara Variabel Independen Iklim
Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol
Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi
Yang Rendah Di DPD PAN Kota Surakarta
n : 0 …………….……………………………………… 230
Tabel LXXXIV Perbandingan Hubungan Antar Variabel
Di DPD PAN Wonogiri
Dan Di DPD PAN Kota Surakarta ……………...…….. 232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
DAFTAR CHART
Halaman
Chart I Perbandingan tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ……………………………………….…….. 121
Chart II Perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ……………………………………….……. 123
Chart III Perbandingan tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ……………………………….…………….. 125
Chart IV Perbandingan tingkat keterbukaan
dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ……………………………….…….………. 127
Chart V Perbandingan tingkat variabel
iklim komunikasi organisasi
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) .…….. 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
Chart VI Perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ………………………………….………….. 181
Chart VII Perbandingan tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi
terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) …………………………………………..…. 183
Chart VIII Perbandingan tingkat kepuasan
dengan efisiensi saluran komunikasi
dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ………………………………..…………… 185
Chart IX Perbandingan tingkat variabel
kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) ……………………………….….…………. 187
Chart X Perbandingan tingkat pendidikan
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ….….. 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
Chart XI Perbandingan tingkat pekerjaan
di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ….….. 202
Chart XII Perbandingan tingkat variabel
status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri
dengan di DPD PAN Kota Surakarta
(dalam %) …………………….……………………….. 204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
ABSTRAK
Novi Eko Cahyanto (D0205102) “IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010).” Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi.
Oleh karena alasan itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dapat memberikan gambaran kondisi iklim komunikasi organisasi serta kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri dan kemudian berusaha mencari saran-saran membangun dan koreksi-koreksi yang dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta.
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah perbandingan (komparatif). Kemudian untuk mencari nilai korelasi antar variabel digunakan menggunakan tabulasi silang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan penelusuran literatur. Populasi penelitian ini adalah 20 orang yang tersebar di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.
Hasil penelitian menunjukkan antara di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta pada tahun 2010, dalam hal hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi (τxy), kedua variabel sama-sama berkorelasi secara kuat dan sejajar. Dan di kedua DPD PAN tersebut terbukti bahwa variabel kontrol status sosial ekonomi memang berpengaruh pada hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi (τxy.z).
Setelah menjalankan penelitian ini maka penulis dapat mengajukan saran baik kepada DPD PAN Wonogiri maupun DPD PAN Kota Surakarta yaitu sebagai berikut: Menjaga, mengembangkan dan memanfaatkan kecintaan anggota kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan pencapaian cita-cita bersama dalam partai dengan sebaik-baiknya demi menjaga kepuasan anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu berhubungan dengan keuntungan material; Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan memuaskan tetapi semuanya masih bisa menjadi lebih baik lagi; dan penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan mengangkat dan mengkaji lebih lanjut variabel jaringan komunikasi di kedua DPD PAN tersebut sehingga dapat dilihat dengan lebih detil kegiatan komunikasi yang terjadi kedua DPD PAN tersebut, yaitu di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia kini mengalami masa politik multi
partai pasca reformasi tahun 1998. Berbagai partai politik baru lahir dan
berkembang, salah satunya yaitu Partai Amanat Nasional.
Partai Amanat Nasional terdiri atas berbagai tingkat kepemimpinan, baik
pusat dan daerah, diantaranya Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta).
Penulis pernah beberapa waktu bergabung dengan Partai Amanat Nasional
Wonogiri mengikuti jejak paman penulis yaitu Bpk. Sardi (sekarang anggota
DPRD II Kabupaten Wonogiri dari Fraksi Partai Amanat Nasional).
Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak
banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan
dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan
kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan
komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi.
Oleh karena alasan itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang dapat memberikan gambaran kondisi iklim komunikasi organisasi serta
kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri dan
kemudian berusaha mencari saran-saran membangun dan koreksi-koreksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan
komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara
membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil
penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta.
DPD PAN Kota Surakarta dipilih oleh karena struktur organisasinya
hampir sama dengan struktur organisasi DPD PAN Wonogiri. Dan karena
menurut penulis, DPD PAN Kota Surakarta adalah salah satu DPD PAN yang
aktif berorganisasi dalam hal komunikasi, antara lain terlihat dengan aktifnya
kegiatan dan kantor kesekretariatan dan seringnya diadakan pertemuan formal
pengurus di DPD PAN Kota Surakarta. Sehingga penulis menilai bahwa akan ada
banyak hal baik dalam proses komunikasi yang bisa dipelajari dari iklim
komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta yang kemudian bisa dibagi kepada DPD
PAN Wonogiri sebagai ahan masukan untuk meningkatkan iklim komunikasi dan
kepuasaan komunikasi di DPD PAN Wonogiri.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana perbandingan antara hubungan iklim komunikasi organisasi
dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD
PAN Kota Surakarta Tahun 2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi
organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara hubungan iklim
komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan
iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD
PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.
1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori
1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi
Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan umat
manusia. Teori-teori komunikasi dapat membantu kita untuk memahami apa itu
komunikasi, bagaimana proses yang terkait di dalam, hal-hal apakah yang dapat
mempengaruhi suatu proses komunikasi, dan apa saja pengaruh dari suatu proses
komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terdapat
penyampaian lambang-lambang dan pemaknaan atas lambang-lambang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat
dimengerti oleh penerima (komunikan).
Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang
tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada
penerima pesan (Widjaya, 2000: 13).
John R. Schemerhom (Managing Organizational Behavior), komunikasi
itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima
simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaya, 2000: 14).
Jadi, pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga dapat berupa proses pertukaran
informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari
seseorang dengan orang lain. Yang mana digunakan untuk menciptakan saling
pengertian demi mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai dengan kepentingan
mereka
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip
dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler, ada empat prinsip dasar dari
komunikasi (Muhammad, 2001: 19), yaitu:
1. Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan
yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling hubungan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Komunikasi adalah sistem. Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing
komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi;
3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi. Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar
komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu.
Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesankita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima;
4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai
maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga
halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,
kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan
(Muhammad, 2001: 1).
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan
organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab.
Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu
mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain
dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut (Muhammad, 2001: 23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa organisasi haruslah melakukan
komunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya demi mencapai tujuan
umumnya.
“Organizations are systems and subsystems or cosystems of behavior that
are interrelated, interdependent, and interacting rather than chartable, linear, or
static structures. Organizations are dynamic, living entities that have been put
together to accomplish some type of purpose—they are goal oriented” (Thomas
E. Harris dan Mark D. Nelson, 2008: 19).
Pengertian dari Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson tersebut di atas bila
diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, “Organisasi adalah
sistem dan subsistem atau cosystems perilaku yang saling berhubungan, saling
tergantung, dan saling berinteraksi bukannya chartable, linier, atau struktur statis.
Organisasi adalah dinamis, kesatuan hidup yang telah bersama-sama ditempatkan
untuk mencapai beberapa bentuk tujuan, yaitu pencapaian yang diorientasikan.”
Para ahli belum memiliki kesepakatan yang sama mengenai konsep dari
iklim organisasi. Namun sudah ada hal-hal umum yang disepakati, dan juga
belum disepakati, antara lain :
1. Jame dan Jones membedakan iklim psikologis yang dipersepsi individu mengenai organisasi dengan iklim organisasi yang menunjuk kepada ciri global dari lingkungan organisasi yang mencolok mata anggota;
2. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif daripada afektif atau evaluatif;
3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya;
4. Ada ketidaksepakatan mengenai bagaimana iklim itu secara umum. Beberapa peneliti menduga bahwa suatu set dimensi atau pernyataan yang deskriptif dapat digunakan untuk mencirikan iklim dan sistem;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. Juga diperdebatkan apakah iklim itu konsep yang objektif atau subjektif; 6. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku anggota
organisasi; 7. Iklim juga mempunyai pertalian dengan kultur organisasi. Secara umum
iklim kelihatannya adalah satu bentuk bukan suatu pengganti kultur (Sofiati, 2010: 16). Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi, Katz dan Kahn
mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus, pertukaran informasi
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi (Muhammad, 2001: 65).
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
sistem yang saling berhubungan yang mencakup komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi
organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia
membedakan komunikasi internal dan eksternal dan memandang peranan
komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan
masalah menggiatkan aktivitas (Muhammad, 2001: 66).
Komunikasi formal yaitu bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang
ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan (Muhammad,
2001: 107).
Komunikasi informal yaitu bila karyawan berkomunikasi dengan yang lain
tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi. Informasi ini mengalir ke
atas dan ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi,
kalaupun ada mungkin sedikit (Muhammad, 2001: 124).
Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi berikut,
“Organizational communications is the process of creating and exchanging
messages within a network of interdepedent relationship to cope with
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
environmental uncertainty.” Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi
adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001: 67).
Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu:
1. Proses. Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan salimg menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses;
2. Pesan. Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim;
3. Jaringan. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi;
4. Keadaan saling tergantung. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi;
5. Hubungan. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dari kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi. Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat individual, kelompok, dan hubungan organisasi;
6. Lingkungan. Yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem;
7. Ketidakpastian. Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan (Muhammad, 2001: 67).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam organisasi dapat digunakan
tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual (Muhammad,
2001: 74). Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur
global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pendekatan mikro, pendekatan
ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu
organisasi. Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi
individual dalam organisasi.
Dan penelitian ini berfokus pada pendekatan mikro, yaitu kepada
komunikasi dalam unit dan subunit pada Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota
Surakarta yaitu komunikasi antara Ketua dan anggota serta komunikasi antar
sesama anggota. Yang lebih spesifik lagi difokuskan pada komunikasi verbal yang
terjadi di organisasi tersebut.
Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau
lisan maupun secara tulisan (Muhammad, 2001: 95).
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney
dalam bukunya, Communication and Organizational Behavior, menyatakan,
“Organization Consists of a number of people; it involves interdependence;
interdependence alls for coordinations; and coordinations requires
communication.” Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan
saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, kata William V. Hanney, komunikasi
adalah suatu sine qua non bagi organisasi (Effendy, 2001: 116).
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim
komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim,
diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam
cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi
yang penuh pesaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi
secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang
negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh
rasa persaudaraan (Muhammad, 2001: 85).
Selanjutnya Dennis mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas
pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang
mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian
yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2001: 86).
Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya yang berjudul
“Komunikasi Organisasi Strategi dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”
menyatakan bahwa:
“Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman relative langgeng pada organisasi.” (Sofiati, 2010: 14).
Redding mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi
(Muhammad, 2001: 85): 1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi
mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting;
2. Partisipasi membuat keputusan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia; 4. Keterbukaan dan keterusterangan; 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Selanjutnya Redding juga menjelaskan bahwa :
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebabasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace Faules, 1998: 149).
Peterson dan Pace menyebutkan 6 pengaruh komunikasi yang dapat
digunakan untuk mengukur iklim komunikasi organisasi sebagai berikut:
a. Kepercayaan Personel di semua tingkat harus bekerja keras untuk
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kualitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
b. Pembuatan keputusan bersama Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenal semua masalah dalam semua wilayah organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
c. Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, dan atasan.
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah Kecuali untuk keperluan rahasia, anggota organisasi harus relatif
mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang dan bagian lainnya yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi para pemimpin dan rencana-rencana.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan
saran-saran atau laporan-laporan masalah yang ditemukan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlwanan.
f. Perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi. Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya (Pace & Faules, 1998: 159).
Dari definisi-definisi telihat bahwa iklim komunikasi organisasi
dipengaruhi oleh penilaian tentang baik tidaknya aktivitas komunikasi di suatu
organisasi.
1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi
Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal (yang
bersifat) puas, kesenangan, kelegaan (kamusbahasaindonesia.org).
Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya (klinis.wordpress.com).
Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut
Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi
lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide
iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap
informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kepuasan dalam pengertian diatas menunjukkan kepada bagaimana
baiknya informasi yang tersedia memenuhi permintaan anggota organisasi akan
informasi, dari siapa datangnya, cara penyebarluasannya, bagaimana diterima,
diproses dan apa respon dari orang yang menerimanya. Jadi, puas atau tidak
puasnya tergantung dari pesepsi tiap anggota dalam melihat kemampuan
organisasi mewujudkan apa yang diharapkan terhadap proses komunikasinya.
Kepuasan komunikasi berkenaan dengan apa yang seseorang dapatkan dengan apa
yang ia harapkan.
Level mendefinisikan kepuasan komunikasi sebagai berikut:
“Communication satisfaction as the overall satisfaction of communication the
employees perceived in the environment” (Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao
Chen, dan Yi-Chih Liu, 2008: 4).
Pengertian dari Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao Chen, dan Yi-Chih
Liu tersebut di atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut, “Kepuasan komunikasi sebagai keseluruhan kepuasan komunikasi yang
dirasakan oleh karyawan di dalam lingkungannya."
Hal yang banyak memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam
organisasi belumlah diidentifikasi semuannya tetapi pekerjaan Wiio, Down dan
Hazen dan Beckstrom menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu
angket untuk mengukur 10 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan
dalam organisasi yang telah dipegang oleh peneliti terdahulu. Kepuasan dengan
komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor berikut (Muhammad, 2001: 88):
1. Kepuasan dengan pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri;
2. Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi;
3. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan. Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengenai perubahan untuk tujuan penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan;
4. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi. Faktor ini mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan;
5. Kepuasan dengan kualitas media. Yang berhubungan dengan faktor ini berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang;
6. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja. Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja;
7. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi.
1.4.3 Status Sosial Ekonomi
Menurut Mely G. Tan, status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial
ekonomi seseorang dalam masyarakat mencakup tiga bidang yaitu pendidikan,
pendapatan, pekerjaan (Walgito, 1978: 42).
Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan indikator pendapatan
namun menggunakan indikator pajak listrik dikarenakan menurut penulis, lebih
mudah mengoperasionalkan indikator pajak listrik daripada indikator pendapatan.
Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi
berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang
membutuhkannya. Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat
dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar
pendidikan di bawah ini: Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan
merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk
berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk
menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan
menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga
menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi.” Dengan
pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-
hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi
maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk
kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah air
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
Sundoyo Pitono mendefinisikan pendapatan adalah sebagai berikut:
“Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari piak lain maupun
dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini”
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai
ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu
bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja
mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.
Dalam kaitan ini Soeroto memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai
berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri
sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
ISCO (International Standart Clasification of Oecupation), membagi
pekerjaan menjadi 10 major group, yaitu:
Major Group 1 : Legislator, senior officials and managers; Major Group 2 :
Profesionals; Major Group 3 : Technicians and associate professionals; Major
Group 4 : Clerks; Major Group 5 : Service workers and shop and market sales
workers; Major Group 6 : Skilled agricultural and fishery workers; Major Group
7 : Craft and related trades workers; Major Group 8 : Plant and machine
operators and assemblers; Major Group 9 : Elementary occupations; Major
Group 0 : Armed forces (http://en.wikipedia.org).
1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi
Organisasi
Dennis dan Richetto dan Wieman juga mendukung hubungan yang positif
di antara kepuasan dengan iklim dan efektivitas organisasi yang diamatinya. De
Wine dan Barone menemukan bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah,
maka iklim organisasi akan bertambah positif secara umum. Osmo Wiio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komunikasi
mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena
kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia mengemukakan alasan bahwa
pertambahan keterbukaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi
dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad, 2001: 90).
Ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan
pekerjaannya ini. Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaan. Yang kedua, apabila
hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan kata lain
ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi (Muhammad,
2001: 79).
Berdasarkan pendapat Arni Muhammad diatas, untuk mengatasi
ketidakpuasaan anggota atas pekerjaannya, dapat dilakukan dengan memberikan
informasi yang cukup kepada anggota sehingga dapat melakukan tugas
keorganisasian dengan baik dan merasa puas dengan hasil yang dicapai.
Ketidakpuasan anggota dengan pekerjaannya juga dapat diatasi apabila tercipta
kondisi komunikasi yang terjaga dengan baik dan kondusif di tempatnya bekerja.
Iklim komunikasi mampu menunjang jalannya komunikasi organisasi. Jika
iklim komunikasi yang terbangun di dalam suatu organisasi terbangun dengan
positif atau terbangun dengan baik, diharapkan dapat menghasilkan perilaku atau
sikap yang positif, kepuasan kerja, serta kepuasan komunikasi dari para anggota
organisasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi
Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang
tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada
penerima pesan (Widjaya, 2000: 13).
Komunikasi dapat terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terdapat
penyampaian lambang-lambang dan pemaknaan atas lambang-lambang yang
digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat
dimengerti oleh penerima (komunikan).
Pemaknaan atas lambang-lambang dapat berbeda antara orang yang satu
dengan orang yang lain. Salah satu hal yang dapat mempengaruhinya yaitu tingkat
pendidikan.
Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi,
atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang
dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal
tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu
perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif
(http://forumfikom.blog.com).
Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu
alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional
maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-
baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman
mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat
membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru)
baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta
bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan
kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
Terkait pendapat diatas, dapat kita rumuskan bahwa orang-orang dengan
taraf pendidikan tinggi akan cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial termasuk
dalam gejala-gejala dalam komunikasi yang terkait dengan pemaknaan pesan
komunikasi dan dapat menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) antara lain
berupa teknologi komunikasi yang terlibat dalam dan yang menunjang proses
komunikasi.
1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial
Ekonomi
Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut
Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi
lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide
iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap
informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87).
Orang-orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan cenderung lebih
kritis terhadap informasi dan komunikasi disekitarnya. Orang-orang dengan
dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki cenderungan lebih sulit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
terpuaskan dengan informasi yang tersedia dan komunikasi yang terjadi
disekitarnya.
Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh
status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status
sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf
dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan
kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian
aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif
dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang
yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah
indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni
Muhammad (http://digilib.petra.ac.id).
Tingkat gaji dan tingkat pekerjaan dapat menimbulkan kepuasaan dalam
kegiatan di suatu perusahaan dikalangan pegawainya. Hal ini berhubungan dengan
pengharapan, insentif, dan power yang dimilikinya. Tingkat pengalaman,
pengetahuan, dan sikap kritis seseorang juga sangat penentuankan tingkat
kepuasannya. Orang dengan pengalaman dan pengetahuan lebih tinggi akan
cenderung lebih kritis dan tidak mudah merasa lekas puas dengan apa yang ia
peroleh dengan apa yang ia inginkan (Laksana, 2010: 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi
Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi
Osmo Wiio mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau
keterbukaan dari komunikasi mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada
beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia
mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaan komunikasi menambah
harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad,
2001: 90).
Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi,
atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang
dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal
tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu
perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif
(http://forumfikom.blog.com).
Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut
Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi
lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide
iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap
informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87).
Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh
status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status
sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf
dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan
kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian
aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif
dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang
yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah
indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni
Muhammad (http://digilib.petra.ac.id).
Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif
disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan
kepuasan komunikasi antara lain:
· Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi.
· Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah.
· Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih
mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial
lebih rendah (Kurnia, 2010: 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar I
Diagram Variabel
Variabel Independen.
Iklim Komunikasi Organisasi.
Indikatornya:
1. Supportiveness;
2. Partisipasi
membuat keputusan;
3. Kepercayaan;
4. Keterbukaan
dan keterusterangan.
Variabel Dependen.
Kepuasan Komunikasi Organisasi.
Indikatornya:
1. Kepuasan
dengan pekerjaan;
2. Kepuasan
dengan ketepatan
informasi;
3. Kepuasan
dengan efisiensi
bermacam-macam saluran
komunikasi
dalam organisasi;
Variabel Kontrol.
Status Sosial Ekonomi.
Indikatornya:
1. Pendidikan;
2. Pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1.5 Asumsi Dasar
1. Secara signifikan partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan
positif dengan kepuasan kerja;
2. Semakin tingginya taraf kepercayaan organisasional dapat meningkatkan
taraf kepuasan kerja;
3. Keterbukaan komunikasi yang semakin tinggi atau meningkat akan
meningkatkan pula taraf kepuasan kerja.
4. Secara signifikan status sosial ekonomi berhubungan positif dengan
keterbukaan dan keterusterangan dalam menyampaian aspirasi.
1.6 Definisi Konseptual dan Operasional
1.6.1 Definisi Konseptual
Untuk menghindari perbedaan penafsiran atau pengertian tentang variabel-
variabel penelitian yang akan diuji, antara konsep peneliti dengan konsep
pembaca, perlu adanya definisi konseptual. Definisi konseptual adalah definisi
yang dipakai peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial atau fenomena
alami secara abstrak. Dalam penelitian ini ditetapkan definisi konsepsional
sebagai berikut:
a. Iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif
mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota
terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam
organisasi (Muhammad, 2001: 86), dan indikatornya antara lain:
1. Supportiveness;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Partisipasi membuat keputusan;
3. Kepercayaan;
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
b. Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal (yang
bersifat) puas, kesenangan, kelegaan (kamusbahasaindonesia.org).
Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya (klinis.wordpress.com).
Kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang
karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan
(Muhammad, 2001: 87), dan indikatornya antara lain:
1. Kepuasan dengan pekerjaan;
2. Kepuasan dengan ketepatan informasi;
3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi.
c. Status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam
masyarakat yang mencakup tiga bidang yaitu pendidikan, pendapatan,
pekerjaan, dan indikatornya antara lain;
1. Pendidikan;
2. Pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur variabel (Singarimbun, 1987: 46).
Adapun definisi operasional sebagai berikut:
1.6.2.1 Variabel Independen
Merujuk pada pendapat Peterson dan Pace definisi operasional indikator
iklim komunikasi organisasi dapat disusun sebagai berikut (Pace & Faules, 1998:
159):
Indikator Iklim Komunikasi Organisasi
1. Supportiveness. Hal ini berkaitan dengan:
a. Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh
pimpinan;
b. Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas
mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota.
2. Partisipasi membuat keputusan. Hal ini berkaitan dengan:
a. Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan
organisasi;
b. Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi
yang relevan dengan kedudukannya melalui tatap muka, telephone,
ataupun SMS.
3. Kepercayaan. Hal ini berkaitan dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a. Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan
kemampuan melaksanakan tugas;
b. Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas
keorganisasian.
4. Keterbukaan dan keterusterangan. Hal ini berkaitan dengan:
a. Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia;
b. Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia melalui tatap muka, telephone, ataupun SMS.
Masing-masing pertanyaan dalam indikator dijawab dengan penilaian
sebagai berikut:
1. Setuju (nilai 3), jika pernyataan tersebut merupakan gambaran kondisi
dalam organisasi yang sebenar-benarnya;
2. Cukup setuju (nilai 2), jika pernyataan tersebut merupakan gambaran
kondisi dalam organisasi yang separuhnya benar dan separuhnya salah;
3. Tidak setuju (nilai 1), jika pernyataan tersebut salah sebagai gambaran
kondisi dalam organisasi.
Masing-masing indikator iklim komunikasi organisasi terdiri dari dua
pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 6 (enam), nilai tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai tertinggi untuk
jawaban 3 (tiga). Dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 2 (dua), nilai
tersebut didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai terendah
untuk jawaban 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3 (tiga), maka diperoleh
ketentuan sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). 1.6.2.2 Variabel Dependen
Merujuk pada tulisan Arni Muhammad (Muhammad, 2001: 88). Maka
dapat disusun definisi operasional untuk indikator kepuasan komunikasi
organisasi yaitu sebagai berikut:
1. Kepuasan dengan pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan:
a. Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban;
b. Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang
diemban.
2. Kepuasan dengan ketepatan informasi. Hal ini berkaitan dengan:
a. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
secara keseluruhan;
b. Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi.
3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi. Hal ini berkaitan dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada;
b. Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi
dalam organisasi.
Masing-masing pertanyaan dalam indikator dijawab dengan penilaian
sebagai berikut:
1. Puas (nilai 3), jika anggota merasakan rasa puas terhadap pernyataan yang
ada;
2. Cukup puas (nilai 2), jika anggota merasakan rasa puas tapi juga rasa
kurang puas terhadap pernyataan yang ada;
3. Tidak puas (nilai 1), jika anggota merasakan rasa tidak puas terhadap
pernyataan yang ada.
Masing-masing indikator kepuasan komunikasi organisasi terdiri dari dua
pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 6 (enam), nilai tersebut
didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai tertinggi untuk
jawaban 3 (tiga). Dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 2 (dua), nilai
tersebut didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai terendah
untuk jawaban 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3 (tiga), maka diperoleh
ketentuan sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1.6.2.3. Variabel Kontrol
Indikator Status Sosial Ekonomi
1. Pendidikan. Yang dikategorikan sebagai berikut:
· Tingkat pendidikan formal terakhir. Dan range-nya adalah sebagai
berikut:
1. Tamat Perguruan Tinggi atau Akademi;
2. Tamat SMU;
3. Tamat SMP dan atau SD.
2. Pekerjaan. Yang dikategorikan sebagai berikut:
· Tingkat pekerjaan responden di luar organisasi. Dan merujuk pada ISCO
(International Standart Clasification of Oecupation), yang membagi
pekerjaan menjadi 10 major group, maka dapat dibagi range-nya adalah
sebagai berikut:
1. Legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, pemimpin atau
ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta;
2. Pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau
pekerja di bidang perdagangan;
3. Petani, nelayan, pengrajin, operator alat industri atau alat berat.
Kemudian tiap jawaban respoden atas kuesioner terkait indikator status
sosial ekonomi di atas diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jawaban a diberi nilai 3;
2. Jawaban b diberi nilai 2;
3. Jawaban c diberi nilai 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Masing-masing indikator status sosial ekonomi terdiri dari satu
pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 3 (tiga) dan nilai
terendah yang mungkin diperoleh adalah 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3
(tiga), maka diperoleh ketentuan sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74).
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi. Dra. Aswari Sudjud :
Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja,
tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu
prosedur kerja (Arikunto, 1987: 197).
Namun dilakukan dengan mengacu kepada explanatory research, yaitu
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa
(Singarinbun, 1989: 5).
Hasil kuantitatif dari hubungan antar variabel di dua kelompok penelitian
akan dibandingkan dan dijelaskan melalui uraian deskripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1.7.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di :
1. Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN
Wonogiri), dengan alamat Jln. Diponegoro No. 90 Pokoh Rt. 03/IV
Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah 57615 Telp. (0273) 325666;
2. Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD
PAN Kota Surakarta), dengan alamat Jln. Brigjen Slamet Riyadi No. 499
Surakarta, Jawa Tengah Telp. (0271) 711209.
Lokasi penelitian dipilih karena penulis melihat adanya kesamaan di kedua
organisasi tersebut dalam hal struktur organisasi sehingga akan mempermudah
saat membandingkan keduanya. Juga karena penulis melihat adanya perbedaan
yang menarik dimana menurut penulis, kantor DPD PAN Kota Surakarta terlihat
lebih aktif daripada kantor DPD PAN Wonogiri
1.7.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari elemen-elemen yang sejenis
akan tetapi dapat dibedakan karena karateristiknya (Supranto, 1998: 8).
Sampel, atau contoh ialah sebagian dari populasi (Supranto, 1998: 9).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kabupaten Wonogiri periode
kepengurusan 2005-2010 dan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Kabupaten Kota Surakarta periode kepengurusan 2005-2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dan karena pada kenyataannya tidak semua anggota kedua DPD PAN
tersebut masih berperan aktif di masing-masing organisasinya yaitu di DPD PAN
Wonogiri dan atau di DPD PAN Kota Surakarta. Dan dikarenakan kenyataan
bahwa kedua organisasi tersebut tidak memiliki alamat lengkap semua anggota
DPD PAN mereka sehingga menyulitkan dalam pengumpulan data. Maka penulis
menambahkan beberapa persyaratan bagi sampel, yaitu:
1. Mendapatkan rekomendasi aktif paling tidak sampai dengan setahun
terakhir (atau sampai dengan tahun 2010) dalam kepengurusan di DPD
PAN masing-masing dari DPD PAN mereka masing-masing dan
tercantum pada Surat Keputusan Pengesahan Pengurus DPD PAN mereka
masing-masing yaitu di DPD PAN Wonogiri atau di DPD PAN Kota
Surakarta;
2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini;
3. Memiliki alamat jelas yang diketahui oleh DPD PAN masing-masing
tempat mereka menjabat sebagai pengurus.
Maka berdasarkan rekomendasi dari DPD PAN Wonogiri dan dari DPD
PAN Kota Surakarta dan persyaratan tersebut diatas, berhasil didapatkan populasi
dari kedua DPD PAN yaitu berjumlah 20 orang, dengan perincian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel I
Perincian Populasi Dari DPD PAN Wonogiri dan Dari DPD PAN
Kota Surakarta
Tempat Penelitian Populasi
DPD PAN Wonogiri 10
DPD PAN Kota Surakarta 10
Jumlah Total 20
Karena subyek penelitian ini kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan peneletian populasi (Arikunto, 1987: 107).
Maka seluruh populasi yang didapat dari kedua organisasi tersebut diatas, yaitu 20
orang akan dilibatkan dalam penelitian ini secara keseluruhan.
1.7.4 Sumber Data
Jenis-jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu:
a. Data primer yaitu merupakan data utama dalam suatu penelitian yang didapat
langsung dari subyek penelitian;
b. Data sekunder yaitu merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen,
arsip-arsip, ataupun buku-buku yang relevan dengan penelitian ini.
1.7.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Kuesioner atau angket yaitu adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan atau isian terhadap objek yang diteliti;
b. Observasi yaitu adalah cara pengumpulan data dengan cara terjun langsung
dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti;
c. Wawancara yaitu adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh informasi
dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan sumber atau objek yang
diteliti;
d. Penelusuran literatur yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan
kajian pustaka atas buku-buku maupun karya-karya penulisan lainnya yang
relevan dengan penelitian yang tengah dilakukan. Tujuan dari penelusuran
literatur adalah untuk menemukan bukti-bukti yang relevan dengan materi
penelitian yang tengah dilakukan yang dapat digunakan untuk memperkuat
penelitian tersebut dengan cara mengambil catatan-catatan untuk menunjang
penelitian.
1.7.6 Validitas Data
Data yang berhasil dikumpulkan dan dicatat harus dibuktikan kemantapan
dan kebenarannya. Peneliti harus bisa menentukan cara yang tepat untuk
mengembangkan validasi data yang diperolehnya. Validitas merupakan jaminan
kemantapan simpulan dan tafsir sebagai hasil penelitian (Maleong, 2005: 137).
Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik yang didasari pada pola pikir fenomenologi yang
bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Menurut Patton, seperti yang dikutip
Maleong, teknik triangulasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Triangulasi Data (Sumber) Teknik yang mengarah pada penggunakan beragam sumber data yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
b. Triangulasi Metode Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Ditekankan pada penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda untuk menguji kemantapan informasinya pada sumber data yang sama. Dalam penelitian ini, data hasil wawancara dibandingkan dengan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi.
c. Triangulasi Peneliti Hasil penelitian, baik data ataupun simpulan bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Dari pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian.
d. Triangulasi Teori Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Setiap pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang, maka dengan menggunakan beberapa perspektif teori akan menghasilkan simpulan yang multidimensi (Maleong, 2005: 83).
Teknik Triangulasi yang digunkan dalam penelitian ini adalah teknik
triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode, dimana peneliti menggunakan
beragam sumber data yang tersedia serta beragam metode pengumpulan data yang
memungkinkan peneliti memperoleh kemantapan informasi dari berbagai sumber.
1.7.7 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul nanti akan penulis analisa secara kuantitatif dengan
menggunakan tabulasi silang. Tabulasi silang adalah proses menciptakan tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
kontingensi dari distribusi frekuensi variabel statistik multivarian
(visilubi.wordpress.com).
Tabulasi silang berguna untuk menampilkan distribusi silang antar
variabel (digilib.ubaya.ac.id).
Kemudian data dalam tabel tabulasi silang itu kemudiabungn dianalisa dan
dihubungkan dengan teori korelasi antar variabel yang tercantum pada sub bab
1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi
Organisasi, 1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial
Ekonomi, 1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial
Ekonomi, 1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan
Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
2.1 Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional
Periode pasca runtuhnya Orde Baru perubahan situasi politik yang cukup
mencolok. Perubahan ini terjadi karena kebebasan berserikat dan berkumpul tidak
lagi dihalangi oleh penguasa, dimana hal ini dinyatakan dengan bentuk pendirian
partai-partai politik. Ratusan partai politik bermunculan pasca runtuhnya rezim
Orde Baru, yang salah satunya adalah Partai Amanat Nasional (PAN). PAN
dideklarasikan di Istora Senayan Jakarta sebagai salah satu partai politik resmi
yang berciri inklusif pada tanggal 23 Agustus 1998 dengan menempatkan Amien
Rais sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional.
2.2 Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional
Gambar II
Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Filosofi Logo: Matahari putih yang bersinar cerah dilatarbelakangi segi
empat warna biru dengan tulisan PAN dibawahnya, merupakan simbolisasi bahwa
Partai Amanat Nasional membawa suatu pencerahan baru menuju masa depan
Indonesia yang lebih baik.
Makna Logo: Simbol Matahari yang bersinar terang: Matahari merupakan
sumber cahaya, sumber kehidupan. Warna putih adalah ekspresi dari kebenaran,
keadilan dan semangat baru.
2.3 Platform Partai Amanat Nasional
Platform Partai Amanat Nasional yang diadopsi oleh seluruh Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional adalah sebagai berikut:
2.3.1 Identitas
Identitas partai bersumber dari azas partai yang terpantul dari keterkaitan
pada moral agama yang menghargai harkat kemanusiaan dan kemajemukan sosial
kultural dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial dan kehidupan
bangsa yang cerdas demi terwujudnya Indonesia Baru yang cerah.
2.3.2 Sifat
Partai Amanat Nasional adalah partai yang bersifat terbuka dan mandiri
dalam arti bahwa partai ini terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis dan agama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dan gender. Partai ini menganut prinsip non sektarian dan non diskriminatif.
Partai ini diikat oleh cita-cita politik dan landasan etika sosial yang sama.
2.3.3 Visi dan Misi
Dalam hal pembangunan masyarakat, Partai Amanat Nasional mencita-
citakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, mandiri
dan cerdas. Partai ini menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat dapat mengembangkan kepribadiannya dalam suasana kebebasan.
Setiap anggota masyarakat dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi
dan budaya dan berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan.
Dalam hal pemerintahan, Partai Amanat Nasional menentang segala
bentuk kediktatoran, totalitarisme dan otoriterisme, karena berlawanan dengan
harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum.
Partai ini menjunjung tinggi demokrasi dan berjuang untuk mewujudkan tatanan
sosial dan politik yang memungkinkan suburnya kehidupan masyarakat madani
untuk mengawasi kekuasaan sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya
penetrasi kekuasaan Negara yang berlebihan terhadap individu. Partai ini juga
berjuang untuk berperan sebagai suplemen dan komplemen terhadap kewajiban
dan peran negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2.3.4 Garis Perjuangan Partai
a. Politik dan Hukum
Partai Amanat Nasional berpendirian bahwa negara wajib menghormati
dan melindungi kehidupan dan martabat warganya. Pemerintah harus
menciptakan pra kondisi, yang memberi kemungkinan yang luas bagi warga
negara untuk mengembangkan hak-hak individu dan kewajiban sosialnya secara
wajar.
Untuk menjamin masyarakat madani yang bebas dari kesengsaraan, rasa
takut, serta bebas dari penindasan dan kekerasan, Partai Amanat Nasional
memperjuangkan pemberlakuan hak asasi manusia yang universal. Partai ini
mendukung ratifikasi konvensi PBB mengenai hak azasi manusia.
Karena kunci kepercayaan rakyat pada pemerintah tergantung pada
kredibilitas dan pertanggungjawaban yang transparan, maka PAN akan
membentuk pusat pengaduan perilaku seluruh aparat pemerintah (semacam
obusman office) dan lembaga independen pemantauan korupsi.
PAN memperjuangkan agar pada saat dimulai restrukturisasi birokrasi
untuk terwujudnya pemerintahan yang efektif, setiap pejabat diwajibkan untuk
mengumumkan kekayaannya.
Pemisahan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif mesti ditentukan
secara tegas, agar proses saling kontrol diantara lembaga-lembaga itu dapat
berlangsung dengan baik dan sehat. Karena kepresidenan tidak harus dari lembaga
pemusatan yang serba dominan maka masa jabatan presiden harus dibatasi paling
banyak dua kali masa jabatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pembagian kekuasaan pusat dan daerah mesti diatur supaya warga negara
dapat bertindak lebih otonom dalam mengembangkan daerah. Otonomi dalam
mengurus sumber daya, mencari pendanaan, dan menikmati hasil-hasilnya bukan
hanya terbatas pada tingkat propinsi tetapi juga pada daerah tingkat kabupaten.
Untuk mencegah disintegrasi nasional dan berlanjutnya eksploitasi pusat terhadap
daerah, maka PAN terbuka terhadap perbincangan dan gagasan mengenai bentuk
negara yang dapat menjamin pemenuhan hak-hak daerah dan pusat yang ideal.
PAN akan selamanya berusaha agar hak warga negara untuk berorganisasi
terjamin dengan baik. Dengan adanya dan berkembangnya asosiasi
kemasyarakatan inilah, kehidupan masyarakat madani yang sehat, kuat dan kreatif
bisa terjamin. Hal ini berarti bahwa kehidupan pers yang sehat, informative dan
bebas adalah pula sebuah kemestian.
Partai ini berjuang untuk menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Seluruh
masyarakat harus mendapat akses pada sistem peradilan yang independent, adil
dan murah.
Partai ini mendukung gagasan reformasi konstitusi yang
berkesinambungan untuk menjamin berlangsungnya proses demokratisasi
terwujudnya kedaulatan rakyat dan terjaminnya sistem kekuasaan negara yang
berlandaskan hukum dan konstitusi.
b. Pertahanan Negara
Pertahanan negara merupakan usaha dan tanggung jawab segenap
masyarakat untuk mempertahankan integritas bangsa dan negara. Perlindungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penduduk sipil merupakan bagian terpenting dari pertahanan dan keamanan
negara.
Partai Amanat Nasional berpendirian TNI dan POLRI harus tunduk pada
hukum, kontitusi, dan berada di bawah kontrol publik. TNI berfungsi sebagai alat
negara untuk menjaga pertahanan negara, tidak mencampuri apalagi mendominasi
urusan poltik, ekonomi, dan sosial. Polisi berfungsi sebagai penanggungjawab dan
pelaksana ketertiban dan keamanan dan merupakan bagian dari sistem keamanan
sipil.
c. Ekonomi
Strategi dasar kebijakan ekonomi Partai Amanat Nasional ialah
terwujudnya kesejahteraan sosial melalui pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
dengan berlandaskan moralitas yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Kemakmuran ditopang oleh lima pilar utama, yakni keadilan,
pertumbuhan yang dinamis dan manusiawi, pemerataan stabilitas, dan efisiensi.
Pembangunan ekonomi tidak mengenal perbedaan ras, suku, dan agama
tetapi memberikan perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan
dan mengalami marginalisasi dari proses pembangunan. Partai Amanat Nasional
memperjuangkan pemberian kesempatan yang sama bagi semua aktor untuk
mewujudkan segala potensi yang dimilikinya bagi penguatan daya saing nasional.
Pemberdayaan pengusaha kecil dan koperasi lebih ditekankan pada
penghapusan segala hambatan usaha dan kontrol karena karakteristik alamiah
yang melekat padanya dan sebaliknya memperlancar bagi terkuaknya faktor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
faktor dinamis yang dimilikinya. Partai Amanat Nasional memperjuangkan
kebebasan koperasi dari kekangan birokrasi dan alat politik penguasa.
Ekonomi diatur menuju sistem perekonomian pasar yang kuat, lentur dan
dapat dengan cepat mengatasi krisis. Perekonomian disusun bersamaan dengan
penataan kehidupan politik yang demokratis, tegaknya hokum serta pranata sosial
yang mendukung. Partai Amanat Nasional berkeyakinan bahwa kebijakan
ekonomi harus menjamin kesempatan kerja, meningkatnya produktifitas, dan
kesejahteraan umum.
Partai Amanat Nasional berpendirian bahwa tujuan pembangunan nasional
hanya bisa terwujud jika persaingan yang sehat dapat dibina dengan baik. Untuk
itu mekanisme pasar harus diimbangi dengan penegakan pemerintah yang bersih
dan efektif. Sebab dengan cara inilah keserasian antara kepentingan perseorangan
dan kepentingan masyarakat dapat dipelihara. Peran pemerintah harus lebih
ditekankan pada penciptaan jaring pengaman dan kebijakan yang menyetarakan
peluang dari bebagai pelaku ekonomi dengan memperhatikan asas keadilan.
c.1. Kemiskinan, Lapangan Kerja, dan Kesempatan Usaha
Partai Amanat Nasional memprioritaskan agenda pembangunan yang
mengangkat penduduk dari lembah kemiskinan, meniadakan pengangguran, dan
memperluas kesempatan kerja. Penanganan yang harus segera dilaksanakan ialah
menguatkan sendi-sendi ekonomi yang menjamin pembangunan yang
berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c.2. Pertumbuhan Ekonomi yang Dinamis
Karunia sumber daya alam dan manusia adalah modal dasar penggerak
mesin perekonomian. Untuk mengembalikan investasi dan teknologi, Partai
Amanat Nasional memperjuangkan pulihnya kepercayaan masyarakat domestik
dan internasional pada sistem perekonomian dan politik Indonesia. Perpaduan
antara modal dasar dan kepercayaan inilah yang akan menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang mantap.
Kebijakan yang sekedar mengejar pertumbuhan yang setinggi-tingginya
dengan membiarkan perilaku ”lebih besar pasak daripada tiang” harus
ditinggalkan. Yang harus dikedepankan adalah perilaku hemat dan kemandirian
yang didasarkan pada penguatan sendi-sendi daya saing bangsa di tengah terpaan
gelombang globalisasi.
c.3. Meningkatkan Produktivitas Nasional
PAN bertekad untuk meningkatkan daya saing nasional dengan
meningkatkan produktivitas bangsa Indonesia agar bisa memiliki kedudukan yang
menguntungkan didalam kancah persaingan global. Produktivitas bangsa adalah
kata kunci untuk meningkatkan daya saing nasional.
c.4. Memelihara Stok Modal
Selama masa transisi menuju perekonomian yang lebih stabil, PAN
mengarahkan upaya untuk memelihara stok modal yang ada agar tidak menjadi
onggokan barang mati tak bermakna, karena terkikis oleh gelombang krisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
berkepanjangan. Hal ini penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi tatkala
momentumnya tiba. Penciptaan lapangan kerja lewat program kilat harus
diprioritaskan pada bidang ini.
c.5. Rehabilitasi
Karena tidak terjadi kerusakan serius pada fasilitas produksi, maka titik
berat kebijakan rehabilitasi PAN terletak pada sistem insentif. Dengan begitu
diharapkan terjadi restrukturisasi perekonomian secara wajar. Struktur ekonomi
akan semakin kokoh karena lebih berlandaskan pada kekuatan sendiri (prinsip
keunggulan komparatif).
c.6. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah
Keterpurukan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) selama ini lebih
disebabkan karena perlakuan diskriminatif yang lebih mengutamakan usaha besar
dengan serangkaian proteksi, fasilitas khusus, dan berbagai kebijakan distortif
lainnya. Dengan kesadaran bahwa pada hakekatnya UKM memiliki dasar yang
cukup kokoh dan dinamis tanpa bantuan pemerintah sekalipun, maka strategi
PAN dalam memberdayakan UKM berawal dari penghapusan segala hambatan
yang selama ini membelenggu.
PAN memperjuangkan terbukanya peluang yang seluas-luasnya bagi
UKM untuk menjadi pengusaha-pengusaha yang besar dan tangguh. Untuk itu
PAN bersifat proaktif dalam memperkokoh landasan kelembagaan dan
menjunjung tinggi persaingan sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c.7. Kebijakan Afirmasi
PAN menghendaki suatau kebijakan ekonomi yang memihak kepada
mereka yang lemah dan rentan. Politik afirmasi di sektor ekonomi sangat penting
untuk mendukung terciptanya keadilan bagi masyarakat luas, karena ketimpangan
ekonomi dalam masyarakat terlanjur terlalu parah akibat pembangunan ekonomi
yang mementingkan segelintir pemodal dan penguasanya, terutama lewat praktik-
praktik KKN.
c.8. Pembangunan Daerah
PAN memadukan pendekatan makro ekonomi dan aspek kedaerahan untuk
menghasilkan pembangunan yang lebih dinamis dan merata antar daerah.
Keberagaman potensi dan karakteristik daerah justru merupakan penggerak
dinamika pembangunan yang didasarkan pada otonomi daerah. Otonomi
menempatkan daerah sebagai pelaku sentral dalam mengidentifikasi, merumuskan
dan memecahkan berbagai persoalan lokal yang unik, sehingga bisa
meningakatkan efektifitas peranan pemerintah di daerah. PAN berpendirian
bahwa mengingat kepentingan skala ekonomi dan sumber daya manusia, maka
otonomi daerah didasarkan pada daerah tingkat propinsi dan bukannya kabupaten.
Karena tak terjadi kerusakan serius pada fasilitas-fasilitas produksi, maka
titik berat kebijakan rehabilitasi Partai Amanat Nasional terletak pada
pembenahan sistem insentif. Dengan begitu diharapkan terjadi restrukturisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
perekonomian secara alamiah. Struktur ekonomi akan semakin kokoh karena lebih
berlandaskan pada kekuatan sendiri (prinsip keunggulan komparatif).
c.9. Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah
PAN memperjuangkan perimbangan keuangan pusat-daerah dan menjamin
tatanan yang mencegah pengeringan sumber daerah, karena keduanya adalah
prasyarat bagi diberlakukannya otonomi daerah.
c.10. Partisipasi Aktif dalam Menyehatkan Ekonomi Daerah
Partai Amanat Nasional mensinyalir dewasa ini telah muncul suatu bentuk
eksploitasi baru, yang dilakukan oleh financial-driven economies terhadap good-
producing economies. Kelompok pertama memiliki keleluasaan yang sangat besar
dalam merekayasa bentuk-bentuk transaksi keuangan yang sifatnya semu, dalam
arti tidak memberikan kontribusi produktif bagi peningkatan kesejahteraan nyata
masyarakat. Hal ini terjadi karena uang dan aset-aset finansial lainnya saling
diperdagangkan sebagai komoditi.
Sektor finansial dengan segala bentuk instrumen dan berbagai lembaga
keuangan yang menopangnya tidak bisa berdiri sendiri. Ia pada galibnya
merupakan fasilitator bagi sektor riil. Jika dalam kenyataanya kedua sektor ini
telah lepas kaitan, maka umat manusia tinggal menunggu kehancuran peradaban
atau paling tidak hidup dalam gemerlapan artifisial dengan segala
konsekuensinya. Jika umat manusia ingin terhindar dari malapetaka yang maha
dahsyat, maka mau tak mau kita sudah mulai harus semakin sungguh-sungguh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mengupayakan suatu tatanan baru yang kembali menempatkan sektor finansial
pada fungsi hakikinya. Oleh karena itu PAN akan memperjuangkannya.
c.11. Anti Monopoli
Elemen penting dalam kebijakan ekonomi PAN adalah kebebasan
konsumen dan kebebasan memilih tempat kerja, persaingan berdasarkan hukum
dan perlindungan pengusaha kecil dan lemah. UU Perlindungan Konsumen dan
UU Anti Monopoli merupakan syarat diwujudkannya keadilan bagi semua.
Pembatasan kekuasaan perusahaan besar merupakan tugas pokok suatu kebijakan
ekonomi. Negara dan masyarakat tidak diizinkan menjadi mangsa kelompok
kepentingan yang terlalu kuat.
d. Tanah
PAN menginginkan reformasi agraria, agar seluruh warga bisa memiliki
akses terhadap tanah. Penguasaan berlebihan atas tanah mesti dibatasi.
Pelaksanaan UU Pokok Agraria secara konsisten dan pengakuan hak ulayat, dapat
menjadi langkah awal penataaan tanah di Indonesia.
e. Buruh
Para pekerja harus dibebaskan untuk mendirikan serikat buruh untuk
memperjuangkan kepentingan mereka. Buruh berhak mendapatkan bagian dari
hasil kerja mereka secara layak dan ikut menentukan sebagai pelaku kehidupan
ekonomi dan sosial. Intervensi pemerintah yang meletakkan kepentingan serikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
buruh dibawah kepentingan modal dan kekuasaan mesti dihentikan. Serikat buruh
harus mengubah dirinya dari hamba dunia usaha menjadi warga dunia usaha dan
sanggup menopang perjuangan buruh dalam menjalankan hak mogok.
f. Agama dan Sosial
Kebijakan sosial merupakan persyaratan penting agar setiap warga negara
dapat mengembangkan diri secara bebas dan bermartabat. Sistem jaminan sosial
mesti diciptakan, agar setiap warga negara beroleh pelayanan perumahan,
kesehatan, pendidikan, dan sarana dasar lainnya.
Daya cipta manusia dalam kehidupan budaya yang beragam harus dapat
berkembang. Kebijakan negara seharusnya mendorong dan memberi semangat
kepada seluruh warga untuk mengembangkan sumber-sumber artistik dan
intelektual.
Partai Amanat Nasional menghormati kehidupan beragama,
mengembangkan semangat toleransi sesama manusia yang berbeda keyakinannya.
Latar belakang masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, bukan hanya dari
segi agama, tetapi juga suku, ras, membutuhkan toleransi yang tulus agar
kehidupan yang bermartabat bisa berlangsung. PAN menentang segala
diskriminasi yang didasarkan atas agama, suku, ras, bahasa, dan latar sosial
lainnya.
PAN memperjuangkan wacana agama dan budaya yang mempunyai
wibawa keilmuan dalam wacana ilmu-ilmu sosial sehingga dapat berfungsi efektif
dalam pemecahan masalah pribadi dan sosial kemasyarakatan yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
gilirannya dapat mencegah agar agama tidak gampang dijadikan komoditas
politik.
g. Pendidikan
Sistem pendidikan nasional harus bisa merangsang tumbuhnya akhlak
yang baik, dan merangsang kemandirian intekektual dan akademis serta
kreatifitas. PAN juga mendorong kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara
bebas dan hasilnya terbuka untuk umum. Partai ini mencegah disalahgunakannya
hasil penelitian untuk merusak umat manusia.
Perkembangan arus informasi global yang semakin pesat perlu
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendukung pendidikan nasional. Terutama
dengan cara memperluas dan meningkatkan penyebarannya di daerah-daerah agar
dapat meningkatkan pengetahuan yang berfungsi untuk mendinamisir
pertumbuhan ekonomi, wacana agama dan kebudayaan serta pengembangan SDM
di daerah-daerah.
Wajib belajar diterapkan untuk semua anak usia sekolah. PAN
memberikan perhatian khusus pada usaha pemupukan generasi muda yang
berkualitas agar dapat mengemban tanggung jawab masa depan bangsa. Alokasi
dana pendidikan senantiasa ditingkatkan agar para siswa dapat dibebaskan dari
biaya sekolah dan segala pungutan yang memberatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
h. Perempuan
Persamaan hak perempuan mesti diwujudkan secara hukum, sosial,
ekonomi, dan politik. Kesempatan yang sama harus diberikan kepada perempuan
untuk berkecimpung di segala lapangan kehidupan. PAN meyakini perlunya
keadilan jender. Karena itu PAN memperjuangkan peningkatan keterwakilan
perempuan disegala lapangan kehidupan.
i. Lingkungan Hidup
PAN memperjuangkan dilindunginya sumber kelestarian alam dan
lingkungan hidup. Partai ini berkeyakinan bahwa lingkungan hidup adalah
amanah dari Yang Maha Pencipta dan harus dilindungi dan diselamatkan dari
keserakahan manusia.
j. Pergaulan Dunia
Tidak satu pun bangsa di dunia ini yang bisa hidup mengisolasi diri. PAN
menghendaki suatu pergaulan dunia yang didasari atas prinsip kesetaraan. Partai
ini mendukung setiap usaha kerja sama internasional yang membawa keuntungan
bersama. Perdagangan bebas perlu dikembangkan, sejauh hal itu tidak hanya
menguntungkan negara-negara maju yang kapitalistik dan berkecenderungan
perilaku neo imperialistik, tetapi juga menguntungkan masyarakat lemah terutama
di negeri-negeri selatan. PAN menghormati hak semua bangsa untuk menentukan
nasib sendiri sebagai bagian dari manifestasi hak asasi manusia (Hasil Kongres I
PAN, Yogyakarta 10-13 Februari 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2.4 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri
Partai Amanat Nasional (PAN) dideklarasikan pada hari Minggu, 23
Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta, kemudian sebagai tindak lanjut dari
pendeklarasian PAN secara nasional tersebut, maka pada tanggal 20 September
1998 di GOR Manahan Solo dideklarasikan Dewan Pimpinan Wilayah Partai
Amanat Nasional Jawa Tengah (DPW PAN Jawa Tengah) beserta Dewan
Pimpinan Daerah se-eks Karesidenan Surakarta (DPD se-eks Karesidenan
Surakarta) yang di dalamnya termasuk Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri), yang dihadiri oleh sekitar 15.000
pendukung fanatik PAN (Solopos, 21 September 1998).
Pendeklarasian DPD PAN Wonogiri merupakan tanggapan dari
momentum reformasi Mei 1998. Salah satu agenda reformasi yaitu pemilihan
umum yang dipercepat menimbulkan antusiasme masyarakat untuk terjun ke
dalam kancah politik. DPD PAN Wonogiri siap memperjuangkan kedaulatan
rakyat, demokrasi, kemajuan, dan keadilan sosial masyarakat Kota Gaplek. Guna
mewujudkan cita-citanya, PAN berupaya membangun masyarakat yang
berlandaskan moral agama, prinsip-prinsip demokrasi, peri kemanusiaan, dan
membangun masyarakat madani yang bebas dari rasa takut dan bebas dari
penindasan dan kekerasan. PAN Wonogiri didirikan oleh para aktivis
Muhammadiyah, tokoh masyarakat dan segenap warga masyarakat Wonogiri
yang berasal dari berbagai latar belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Para pendiri DPD PAN Wonogiri antara lain Hadi Narwoto BA, Subandi
PR, S.pd, Rofii Sumaryoto, Sardi, Gimo Broto Utoro. Sebagian besar pendiri
PAN Wonogiri adalah para tokoh Muhammadiyah Wonogiri.
Para Pengurus Harian DPD PAN Wonogiri yang saat ini bertugas,
disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Nomor : PAN/11/A/Kpts/K-
S/145/III/2006. Adapun susunan Pengurus Harian berdasarkan SK tersebut yaitu
sebagai berikut:
Susunan Pengurus
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Kabupaten Wonogiri Periode 2005-2010
Dewan Pimpinan Daerah
Ketua : Subandi, PR, S.Pd;
Wakil Ketua : Ari Susanto;
Wakil Ketua : Sentot Purnomo, A.Md;
Wakil Ketua : Mulyatmo, SE;
Wakil Ketua : Hasan Effendi, A.Md;
Wakil Ketua : Asfari, S.Ag;
Wakil Ketua : Rofi’I Sumaryoto;
Wakil Ketua : Erna Kurniawati;
Wakil Ketua : Sigit Rahmadi, S.Ag;
Wakil Ketua : Ir. Sugianto;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Wakil Ketua : Gentur Kurniawan, SH;
Wakil Ketua : Agus Subagyo;
Wakil Ketua : Imron Rosyidi, S.Ag.
Sekretaris : Sunarmin;
Wakil Sekretaris : Ambar Endro Saputro;
Wakil Sekretaris : Sri Prasetyo;
Wakil Sekretaris : Eko Purnomo, S.Sos;
Wakil Sekretaris : A. Fadilah Salam, SE;
Wakil Sekretaris : Wahid Nor Hidayah, BA;
Wakil Sekretaris : Ir. Moh. Aris Munandar;
Wakil Sekretaris : Sunarwitri;
Wakil Sekretaris : Banu Iskandar;
Wakil Sekretaris : Hadi Sutikno
Wakil Sekretaris : Eko S;
Wakil Sekretaris : Rahmadi;
Wakil Sekretaris : Iskandar, A.Md.
Bendahara : Sardi;
Wakil Bendahara : Abdul Karim, SH;
Wakil Bendahara : Drs. H. Suseno;
Wakil Bendahara : H. Wardoyo;
Wakil Bendahara : Hj. Rodhiyatun;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Wakil Bendahara : Etiek Rahmawati;
Wakil Bendahara : Muh. Sudarso, S.Pd.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri berkantor di
Jln. Diponegoro No. 90 Pokoh Rt. 03/IV Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah
57615 Telp. 0273-325666.
2.5. Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta
Para Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta) yang saat ini bertugas, disahkan
dengan Surat Keputusan (SK) Nomor : PAN/11/A/Kpts/K-S/098/XII/2009.
Adapun susunan Pengurus Harian berdasarkan SK tersebut yaitu sebagai berikut:
Susunan Pengurus
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Kabupaten Kota Surakarta Periode 2005-2010
Dewan Pimpinan Daerah
Ketua : H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag;
Wakil Ketua : Bekti Suharto, SH, M.Hum;
Wakil Ketua : M. Hatta Panwar;
Wakil Ketua : Mochammad Muslich, ST;
Wakil Ketua : Zainal Arifin;
Wakil Ketua : Triyono;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Wakil Ketua : Herbudi Nooriyadi;
Wakil Ketua : Dra. Hj. Siti Nur Zulaikha;
Wakil Ketua : Agus Setiawan, SH;
Wakil Ketua : Liliek Djaliyah MAS, SH, MH;
Wakil Ketua : Abdul Alim;
Wakil Ketua : Laila Istiana Diana Savitri, SE.
Sekretaris : Muh. Syaiful Syahri, S.Ag;
Wakil Sekretaris : Fajar Nugroho, S.Pd;
Wakil Sekretaris : Drs. Henry Budiono;
Wakil Sekretaris : Syaiful Kayat, SE;
Wakil Sekretaris : Wimbo Triatmo, S.Pd;
Wakil Sekretaris : H.M Sahil Al Hasni, SH;
Wakil Sekretaris : M. Kurniawan Budi W, S.Ag, SH, MH;
Wakil Sekretaris : dr. Andri Putranto;
Wakil Sekretaris : Retno Wahyuni, BA;
Wakil Sekretaris : Sumanto, S.Sos;
Wakil Sekretaris : Eko Wahyudi, SH;
Wakil Sekretaris : Epi Rizandi;
Wakil Sekretaris : Ana Mawar Satyawati, S.Ag.
Bendahara : Drs. Muhammad Asmaun;
Wakil Bendahara : H. Fauzan Adzima, SE, MM, AK;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Wakil Bendahara : Eko Prasetyo, SE;
Wakil Bendahara : Zuhdi Effendi;
Wakil Bendahara : Muhammad Irsyam;
Wakil Bendahara : Ismadi Fuad Al Fahmi, S.Ag;
Wakil Bendahara : Muhammad Hidayat, AKt;
Wakil Bendahara : Arme Mahdi, S.Pd;
Wakil Bendahara : Hj. Siswindarti, SE.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta
berkantor di Jln. Brigjen Slamet Riyadi No. 499 Surakarta, Jawa Tengah Telp.
(0271) 711209.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
PAPARAN DATA KUESIONER, WAWANCARA DAN
OBSERVASI
3.1 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Independen Iklim
Komunikasi Oganisasi
Dalam sub bab 3.1 ini akan diuraikan data variabel independen Iklim
Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah
disajikan pengertian iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat
objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi
anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di
dalam organisasi. Untuk mengetahui hal itu, digunakan beberapa indikator
sebagai berikut:
1. Supportiveness, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer
A.1 dan A.2;
2. Partisipasi membuat keputusan, yang diperoleh melalui jawaban
pertanyaan nomer A.3 dan A.4;
3. Kepercayaan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer
A.5 dan A.6;
4. Keterbukaan dan keterusterangan, yang diperoleh melalui
jawaban pertanyaan nomer A.7 dan A.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Masing-masing indikator terdiri dari dua pertanyaan. Jawaban dari tiap
responden nantinya dikategorikan menjadi tiga kategori dengan ketentuan
penilaian sebagai berikut:
a. Jawaban Setuju memperoleh nilai 3;
b. Jawaban Cukup Setuju memperoleh nilai 2;
c. Jawaban Tidak Setuju memperoleh nilai 1.
Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan
dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan
pertanyaan nomer A.1 sampai dengan nomer A.8.
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri
3.1.1.1 Supportiveness
Supportiveness yang dibahas disini adalah penting tidaknya informasi
yang diterima dari bawahan bagi pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3.1.1.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh
pimpinan
Tabel II
Tanggapan responden terhadap
informasi dari bawahan kepada atasan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 8 80%
2. Cukup setuju 2 20%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel II di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN
Wonogiri yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang
menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting
oleh pimpinan.
Informasi dari bawahan dapat digunakan sebagai referensi strategis dalam
pengambilan keputusan atau kebijaksanaan di dalam suatu organisasi. Oleh karena
itu sebaiknya atasan memberikan porsi perhatian yang cukup atas informasi dari
bawahan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan
informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan
antara lain dikarenakan informasi itu perlu, sebagai bahan kajian, sebagai
referensi untuk mengambil suatu kebijakan; dan sekecil apapun informasi itu, itu
merupakan suatu bank data untuk strategi dan langkah-langkah yang akan diambil
DPD untuk mengambil suatu kebijakan. Dan terungkap pula alasan 20%
responden yang lain menyatakan cukup setuju karena kadang Ketua DPD PAN
Wonogiri nampak kurang merespon informasi dari bawahan tersebut.
Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri
selalu berusaha memandang penting informasi yang diterima dari bawahannya
dan kalaupun beberapa informasi tidak terlalu dipandang penting, itu hanya
karena masalah skala prioritas saja dan walau kadang Ketua DPD PAN Wonogiri
nampak kurang merespon informasi dari bawahan tersebut hal itu dikarenakan
ketua memiliki skala prioritas dan memang tidak semua informasi harus
ditanggapi secara serius.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3.1.1.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas
mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota
Tabel III
Tanggapan responden terhadap
pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 7 70%
2. Cukup setuju 3 30%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.2 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel III di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN
Wonogiri yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang
menyebutkan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir
luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan.
Saran atau laporan dari anggota atau bawahan memiliki posisi strategis
pada proses perumusan dan penetapan kebijakan di dalam organisasi. Oleh karena
itu sebaiknya pimpinan senantiasa berusaha mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota atau bawahan tersebut agar kebijaksanaan dapat dirumuskan dan
dibuat secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan
pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai
saran atau laporan masalah yang diajukan anggota antara lain dikarenakan
informasi-informasi dari bawah secara vertikal, dan informasi dari pusat menjadi
sangat penting untuk membahas suatu program, membuat suatu kebijakan
sehingga apa yang diputuskan benar-benar mengakomodir seluruh elemen yang
ada di internal partai. Dan 30% responden yang lain menyatakan cukup setuju
didasari bahwa tidak semua saran atau laporan masalah yang diajukan anggota
tersebut ditindaklanjuti oleh Ketua DPD PAN Wonogiri.
Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri
mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau
laporan masalah yang diajukan anggota karena ketua selalu berusaha mencerna
dan menindaklanjuti saran atau laporan masalah tersebut sesuai skala prioritasnya.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
supportiveness yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.1 dan nomer A.2, dapat
dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada
ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat
supportiveness yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel IV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 8 80%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel IV tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
supportiveness di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 80% responden
memiliki tingkat supportiveness yang tinggi; 20% responden memiliki tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
supportiveness yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat supportiveness
yang rendah.
Tingkat supportiveness yang tinggi dari atasan kepada bawahan dapat
menumbuhkan perasaan dihargai dan dianggap penting di dalam diri bawahan
atau anggota. Maka menjadi sangat penting untuk menjaga agar tingkat
supportiveness dalam level yang baik didalam organisasi untuk menunjang
perkembangan dan keberlangsungan suatu organisasi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat
merasakan bahwa informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting
oleh pimpinan dan merasakan bahwa pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa tingkat supportiveness yang tinggi yang dirasakan
oleh mayoritas anggota DPD PAN Wonogiri yaitu 80% responden dikarenakan
Ketua DPD PAN Wonogiri secara garis besar telah memberikan respon-respon
positif dan menindaklanjuti informasi dari bawahannya. Sedangkan 20%
responden yang lain yang merasakan tingkat supportiveness yang sedang
kemungkinan karena merasa usul-usul darinya kurang direspon oleh ketua.
Dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang sepantasnya tingkat
supportiveness di DPD PAN Wonogiri tinggi karena memang benar Ketua DPD
PAN Wonogiri selalu berusaha memandang penting informasi yang diterima dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
bawahannya dan kalaupun beberapa informasi tidak terlalu dipandang penting, itu
hanya karena masalah skala prioritas saja dan karena memang benar Ketua DPD
PAN Wonogiri mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas
mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena ketua selalu
berusaha mencerna dan menindaklanjuti saran atau laporan masalah tersebut
sesuai skala prioritasnya.
3.1.1.2 Partisipasi membuat keputusan
Partisipasi membuat keputusan yang dibahas disini adalah mengenai
keadaan dimana semua bagian dalam tingkatan organisasi diajak berkomunikasi,
berkonsultasi, dan terlibat dalam pengambilan keputusan bersama mengenai
semua kepentingan yang berhubungan dengan keorganisasian.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3.1.1.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi
Tabel V
Tanggapan responden terhadap
anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 7 70%
2. Cukup setuju 2 20%
3. Tidak setuju 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel V di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN
Wonogiri yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang
menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
kebijakan organisasi.
Partai Amanat Nasional adalah organiasi yang bersifat kolektif kolegial,
sehingga sudah seharusnya para anggotanya diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijakan organisasi yang sesuai dengan porsi wewenangnya
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 20% lainnya menyatakan cukup
setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijakan organisasi antara lain dikarenakan keputusan di
DPD PAN Wonogiri adalah keputusan kolektif jadi keputusan itu bukan
keputusan seorang pimpinan. Karena DPD PAN Wonogiri adalah suatu organisasi
kolektif sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu forum
dimana didalamnya, masing-masing anggota mempunyai hak bicara. Dan 10%
lainnya menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas dikarenakan ia kurang
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk berpendapat dalam proses
pengambilan keputusan di DPD PAN Wonogiri.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang
benar anggota di DPD PAN Wonogiri diberi banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijakan organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam
forum formal maupun non formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3.1.1.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
organisasi yang relevan dengan kedudukannya
Tabel VI
Tanggapan responden terhadap
anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 6 60%
2. Cukup setuju 3 30%
3. Tidak setuju 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.4 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel VI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang
menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden).
Untuk meningkatkan kinerja, anggota atau bawahan dapat mengambil
beberapa cara, salah satunya yaitu dengan senantiasa berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan
mereka masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 30% menyatakan cukup setuju pada
pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi
mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden)
antara lain dikarenakan di DPD PAN Wonogiri memang sudah seharusnya suatu
kebijakan itu harus dikomunikasi atau dikonsultasikan kepada pimpinan. Dan
sebagian kecil lainnya yaitu 10% menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas
memang karena berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi
yang relevan dengan kedudukannya karena yang bersangkutan kurang memiliki
waktu untuk itu.
Dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang benar sebagian besar
anggota DPD PAN Wonogiri berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya dengan sesama anggota
baik melalui forum formal maupun non formal dan hal itu penting agar tugas
mereka dapat dijalankan dengan baik. Dan karena beberapa anggota DPD PAN
Wonogiri adalah orang yang sangat sibuk sehingga dapat dimaklumi jika tidak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan
dengan kedudukannya.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
partisipasi membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.3 dan
nomer A.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat partisipasi
membuat keputusan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel VII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 8 80%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel VII tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi.
Dimana 80% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tinggi; 20% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang
sedang; dan 0% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang
rendah.
Pada hakikatnya, kebijakan atau keputusan di dalam organisasi akan
dilaksanakan oleh semua pihak atau anggota yang terkait. Oleh karena itu maka
atasan sudah seharusnya melibatkan para anggota yang terkait dalam proses
pengambilan kebijakan atau keputusan.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat
merasakan bahwa anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan
organisasi dan anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
organisasi yang relevan dengan kedudukannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa mayoritas responden yaitu 80% responden yang
memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang tinggi dan 20% responden
memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang sedang dikarenakan pada
dasarnya seluruh anggota memiliki hak dalam pembuatan keputusan di DPD PAN
Wonogiri.
Berdasarkan observasi, penulis menilai bahwa tingkat partisipasi membuat
keputusan memang tinggi, hal itu ditandai dengan adanya kesempatan yang cukup
banyak untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan di DPD PAN
Wonogiri dan para anggota juga sering berkomunikasi dan berkonsultasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
mengenai kebijakan organisasi baik secara formal maupun non formal dan
memang benar dasarnya seluruh anggota DPD PAN Wonogiri memiliki hak
dalam pembuatan keputusan di DPD PAN Wonogiri.
3.1.1.3 Kepercayaan
Kepercayaan yang dibahas disini adalah ada tidaknya rasa percaya dalam
organisasi yang meliputi kepercayaan pimpinan pada bawahan atau semua
anggota dan juga sebaliknya.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
3.1.1.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan
kemampuan melaksanakan tugas
Tabel VIII
Tanggapan responden terhadap
atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 6 60%
2. Cukup setuju 4 40%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 untuk DPD PAN Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel VIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang
menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan
kemampuan melaksanakan tugas.
Pelimpahan tugas atau wewenang oleh atasan kepada bawahan sudah
seharusnya disertai dengan kepercayaan. Hal itu ditujukan agar pelaksanaan tugas
atau wewenang tersebut dapat berjalan secara maksinal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden dan
40% yang lain menyatakan cukup setuju di DPD PAN Wonogiri menyatakan
setuju pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada
anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas, antara lain
dikarenakan responden merasa selama ini ketika diberi kepercayaan oleh
pimpinan, responden amanah. Pimpinan juga selalu memberikan saran pada
anggota dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan wajar jika pimpinan
memberikan saran karena memang jika amanah tidak disertai saran ditakutkan
akan terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dan
perbedaan penilaian antara setuju dan cukup setuju hanyalah soal perasaan saja.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa benar
Ketua DPD PAN Wonogiri mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan
dengan kemampuan melaksanakan tugas walaupun memang ketua masih
memberikan pengawasan terhadap kepercayaan yang ia berikan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3.1.1.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian
Tabel IX
Tanggapan responden terhadap
anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 5 50%
2. Cukup setuju 5 50%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.6 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel IX di atas memperlihatkan bahwa responden di DPD PAN Wonogiri
yaitu 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup setuju pada
pernyataan yang menyebutkan anda (responeden) memiliki kepercayaan kepada
atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan
menjalankan tugas keorganisasian.
Rasa saling percaya di dalam suatu organisasi dapat menciptakan iklim
yang lebih kondusif di dalam organisasi tersebut. Maka oleh karena itu rasa saling
percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota di
dalam organisasi harus terus dipupuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN
Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup
setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responeden) memiliki
kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan
dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, antara lain dikarenakan
responden merasa bahwa pengurus telah ditempatkan pada posisi yang sesuai
dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan kinerja.
Berdasarkan hasil observasi penulis, memang benar para anggota DPD
PAN Wonogiri memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian
walaupun aspek pengawasan tetap diperhatikan dan dijaga.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepercayaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.5 dan nomer A.6, dapat
dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada
ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan
yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel X
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 6 60%
2. Sedang 4 40%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel X tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 60% responden
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi; 40% responden memiliki tingkat
kepercayaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan
sesama anggota yang semakin tinggi di dalam suatu organisasi dapat menciptakan
iklim yang makin kondusif pula di dalam suatu organisasi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat
merasakan bahwa atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan
dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota memiliki kepercayaan
kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan
kemampuan menjalankan tugas keorganisasian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri
atau 60% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi karena responden
menilai bahwa ketua adalah pribadi yang amanah dan pengurus telah ditempatkan
pada posisi yang sesuai dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan
kinerja. Dan 40% lainnya memiliki tingkat kepercayaan yang sedang karena
merasa beberapa anggota belum bisa benar-benar diberi kepercayaan penuh atas
jabatanya karena kapasitas yang kurang.
Penulis menilai bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri
memang tinggi ditandai jarangnya timbul rasa curiga dan tidak percaya di DPD
PAN Wonogiri. Dan memang benar beberapa anggota belum mendapatkan
jabatan yang sesuai dengan kapasitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3.1.1.4 Keterbukaan dan keterusterangan
Keterbukaan dan keterusterangan yang dibahas disini berkaitan dengan
kesempatan anggota dalam menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, serta
mengenai pimpinan yang selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
3.1.1.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Tabel XI
Tanggapan responden terhadap
anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 4 40%
2. Cukup setuju 6 60%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 untuk DPD PAN Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel XI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan cukup setuju pada pernyataan
yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia.
Memang tidak semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah
seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, tentu saja kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia. Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran
mereka di dalam organisai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang
menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia, antara lain dikarenakan saat pertemuan tidak semua pengurus bisa datang
sehingga penyebaran informasi hanya di orang-orang tertentu saja. Dan 40%
responden lainnya menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda
(responden) dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
dikarenakan arus informasi di DPD PAN Wonogiri bersifat sangat terbuka.
Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar para anggota
dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia karena arus
informasi di DPD PAN Wonogiri memang bersifat cukup terbuka.
3.1.1.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia
Tabel XII
Tanggapan responden terhadap
pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas
kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 5 50%
2. Cukup setuju 5 50%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel XII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 50%
responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup setuju pada pernyataan
yang menyebutkan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia.
Keterbukaan pimpinan untuk mengkomunikasikan informasi yang
berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia dapat
memperlancar arus informasi di dalam organisasi dan semua itu dapat lebih
menyehatkan organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50%
responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 50% responden di DPD
PAN Wonogiri menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan
pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia antara lain dikarenakan memang ketua melakukan tranfer informasi
melalui forum-forum, melalui rapat-rapat, melalui kegiatan resmi maupun tidak
resmi.
Berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menilai bahwa Ketua DPD
PAN Wonogiri memang sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk
informasi yang bersifat rahasia melalui berbagai forum baik formal maupun non
formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
keterbukaan dan keterusterangan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.7 dan
nomer A.8, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat keterbukaan
dan keterusterangan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel XIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 5 50%
2. Sedang 5 50%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel XIII tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi.
Dimana 50% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang
tinggi; 50% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang
sedang; dan 0% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan
yang rendah.
Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi didalam organisasi
dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi tersebut. Semua itu pada
akhirnya dapat memberikan manfaat positif bagi organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat
merasakan bahwa anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan
dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
dan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan 50% responden di DPD PAN Wonogiri
memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi dikarenakan
pimpinan berusaha selalu mengkomunikasikan informasi tentang kepada DPD
PAN Wonogiri seluruh anggota. Dan 50% responden yang lainnya di DPD PAN
Wonogiri memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang sedang karena
merasa bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri
masih perlu ditingkatkan lagi.
Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar tingkat
keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri dapat dinilai tinggi
karena para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugasnya, karena arus informasi di DPD
PAN Wonogiri memang bersifat cukup terbuka namun memang masih dapat
ditingkatkan lagi.
3.1.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel independen
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pertanyaan dari kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 di DPD PAN Wonogiri
diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya
adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel independen iklim
komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri. Dari 8 pertanyaan yang diberikan,
skor tertinggi adalah 24, skor terendah 8, dan jumlah kelas yang ditentukan 3.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). = 24 – 8 3 = 16 3 = 5,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel XIV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 8 80%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk
DPD PAN Wonogiri
Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas
atau 80% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat iklim komunikasi
organisasi yang tinggi di DPD PAN Wonogiri.
Iklim komunikasi yang baik dan kondusif di dalam suatu organisasi dapat
mendukung kinerja mereka dalam berkomunikasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 80% responden di
DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi
dikarenakan iklim komunikasi di DPD PAN Wonogiri senantiasa berusaha dijaga
oleh para anggota DPD PAN Wonogiri. Dan 20% responden di DPD PAN
Wonogiri lainnya merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang sedang di
DPD PAN Wonogiri dikarenakan iklim komunikasi di DPD PAN Wonogiri masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal koordinasi dan kerbukaan dalam
berpolitik.
Dari hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklim
komunikasi organisasi sudah cukup baik hal ini ditandai dengan sedikitnya
masalah yang timbul dalam hal koordinasi, tingginya tingkat kepercayaan, dan
baik antara Ketua maupun para anggota DPD PAN Wonogiri cukup aktif dalam
berkomunikasi baik formal maupun non formal.
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
3.1.3.1 Supportiveness
Supportiveness yang dibahas disini adalah penting tidaknya informasi
yang diterima dari bawahan bagi pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota.
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3.1.3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh
pimpinan
Tabel XV
Tanggapan responden terhadap
informasi dari bawahan kepada atasan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 10 100%
2. Cukup setuju 0 0%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 100% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup
penting oleh pimpinan.
Informasi dari anggota di DPD PAN dapat digunakan sebagai referensi
untuk menangkap keinginan rakyat. Oleh karena itu sebaiknya atasan memberikan
porsi perhatian yang cukup atas informasi dari bawahan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag
selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju
pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
dipandang cukup penting oleh pimpinan, yaitu antara lain karena suatu partai
kalau ingin besar maka harus mendengar apa yang diharapkan dan menjadi
keinginan masyarakat. Dan yang paling dekat dengan masyarakat yaitu pengurus
yang ada dipaling bawah, mereka adalah ujung tombak partai yang dekat dengan
masyarakat, yang langsung berkomunikasi dengan masyarakat, dan mengetahui
apa yang menjadi keinginan masyarakat sehingga informasi dari mereka menjadi
penting agar pengurus partai tidak salah langkah dalam membesarkan partai.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, penulis menilai memang
benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta memandang cukup penting informasi yang
diterima dari bawahan walaupun tidak semua informasi itu mendapatkan
perhatian yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
3.1.3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas
mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota
Tabel XVI
Tanggapan responden terhadap
pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 9 90%
2. Cukup setuju 1 10%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XVI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 90% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan
berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota.
Saran atau laporan dari anggota atau bawahan memiliki posisi strategis
sebagai bahan dalam perumusan dan penetapan kebijakan di dalam organisasi.
Oleh karena itu sebaiknya pimpinan senantiasa berusaha mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota atau bawahan tersebut agar kebijaksanaan dapat dirumuskan dan
dibuat secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju
pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota, antara lain yaitu karena kewajiban pimpinan itu sebisa mungkin
mendengarkan aspirasi dari anggota sehingga bisa dijadikan produk ketetapan
rapat atau sebagai masukan untuk produk ketetapan tersebut. Dan 10% sisanya
menyatakan cukup setuju dengan pernyataan diatas dikarenakan mungkin merasa
saran atau laporan masalah yang ia sampaikan kurang mendapat perhatian dari
ketua.
Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Kota
Surakarta mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai
saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena banyak saran dari
anggota yang akhirnya di tindaklanjuti oleh ketua baik secara pribadi maupun
forum-forum di DPD PAN Kota Surakarta.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
supportiveness yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.1 dan nomer A.2, dapat
dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada
ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat
supportiveness yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XVII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 10 100%
2. Sedang 0 0%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN
Kota Surakarta
Dari pengkategorian di Tabel XVII tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana
100% responden memiliki tingkat supportiveness yang tinggi; 0% responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
memiliki tingkat supportiveness yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat
supportiveness yang rendah.
Tingkat supportiveness yang tinggi dari atasan kepada bawahan dapat
menumbuhkan perasaan dihargai dan dianggap penting di dalam diri bawahan
atau anggota. Maka menjadi sangat penting untuk menjaga agar tingkat
supportiveness dalam level yang baik didalam organisasi untuk menunjang
perkembangan dan keberlangsungan suatu organisasi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan bahwa informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting
oleh pimpinan dan merasakan bahwa pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
diajukan anggota.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 100% responden memiliki tingkat supportiveness yang tinggi
dikarenakan ketua telah menghargai informasi dari bawahan dan kewajiban
pimpinan untuk sebisa mungkin mendengarkan aspirasi dari anggota sehingga
bisa dijadikan produk ketetapan rapat atau sebagai masukan untuk produk
ketetapan telah dijalankan dengan baik.
Setelah mengadakan observasi, penulis menilai bahwa tingkat
supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta telah sangat baik karena memang
benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta memandang cukup penting informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
diterima dari bawahan walaupun tidak semua informasi itu mendapatkan
perhatian yang sama dan karena memang benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta
mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau
laporan masalah yang diajukan anggota karena banyak saran dari anggota yang
akhirnya ditindaklanjuti oleh ketua baik secara pribadi maupun forum-forum di
DPD PAN Kota Surakarta.
3.1.3.2 Partisipasi membuat keputusan
Partisipasi membuat keputusan yang dibahas disini adalah mengenai
keadaan dimana semua bagian dalam tingkatan organisasi diajak berkomunikasi,
berkonsultasi, dan terlibat dalam pengambilan keputusan bersama mengenai
semua kepentingan yang berhubungan dengan keorganisasian.
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
3.1.3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi
Tabel XVIII
Tanggapan responden terhadap
anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 8 80%
2. Cukup setuju 2 20%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XVIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
kebijakan organisasi.
Untuk meningkatkan iklim yang demokratis dalam organisasi maka setiap
anggota perlu diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat yang seluas-
luasnya sesuai peran dan wewenangnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa mayoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju
pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijakan organisasi dikarenakan banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya di DPD PAN Kota Surakarta dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi tersebut
berupa kesempatan untuk berpendapat, kesempatan untuk menyampaikan aspirasi,
usulan, pertanyaan, klarifikasi tentang kepartaian baik dalam rapat formal maupun
pertemuan non formal. Dan 20% responden lainnya menyatakan cukup setuju
dengan pernyataan diatas dikarenakan mereka merasa seharusnya bisa lebih
banyak lagi mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang
benar anggota diberi berbagai kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan
organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam forum formal maupun non
formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
3.1.3.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
organisasi yang relevan dengan kedudukannya
Tabel XIX
Tanggapan responden terhadap
anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 7 70%
2. Cukup setuju 2 20%
3. Tidak setuju 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XIX di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden).
Selain untuk meningkatkan kinerja, anggota atau bawahan yang senantiasa
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan
dengan kedudukan mereka masing-masing juga dapat berguna sebagai ajang
evaluasi suatu kebijakan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan setuju
dan 20% responden menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan
anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi
yang relevan dengan kedudukan anda (responden), antara lain yaitu karena di
partai itu, komunikasi dengan pimpinan dan anggota itu penting dalam rangka
pemantapan. Dan bila biasanya anggota berkomunikasi lalu tiba-tiba anggota
tidak berkomunikasi maka ada kemungkinan telah terjadi suatu masalah, atau
perasaan tidak enak, atau kemungkinan-kemungkinan yang lain. Dan 10% lainnya
menyatakan tidak setuju pada pernyataan tersebut diatas dikarenakan kendala
kesibukan pribadi.
Berdasarkan dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang benar
sebagian besar anggota DPD PAN Kota Surakarta berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya
dengan sesama anggota baik melalui forum formal maupun non formal dan hal itu
penting agar tugas mereka dapat dijalankan dengan baik walau kadang kesibukan
pribadi menghalangi mereka untuk itu.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
partisipasi membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.3 dan
nomer A.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat partisipasi
membuat keputusan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XX
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 9 90%
2. Sedang 1 10%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN
Kota Surakarta
Dari pengkategorian di Tabel XX tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong
tinggi. Dimana 90% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan
yang tinggi; 10% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
sedang; dan 0% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang
rendah.
Pada hakikatnya, kebijakan atau keputusan di dalam organisasi akan
dilaksanakan oleh semua pihak atau anggota yang terkait. Oleh karena itu maka
atasan sudah seharusnya melibatkan para anggota yang terkait dalam proses
pengambilan kebijakan atau keputusan
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan bahwa anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan
organisasi dan anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
organisasi yang relevan dengan kedudukannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 90% responden memiliki tingkat
partisipasi membuat keputusan yang tinggi dikarenakan banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya di DPD PAN Kota Surakarta dan responden
berpendapat bahwa di partai itu, komunikasi dengan pimpinan dan anggota itu
penting dalam rangka pemantapan. Dan 10% responden memiliki tingkat
partisipasi membuat keputusan yang sedang karena merasa partisipasinya dalam
pembuatan keputusan di DPD PAN Kota Surakarta belum maksimal.
Berdasarkan observasi, penulis menilai bahwa tingkat partisipasi membuat
keputusan di DPD PAN Kota Surakarta memang tinggi dikarenakan memang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
benar anggota diberi berbagai kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan
organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam forum formal maupun non
formal
3.1.3.3 Kepercayaan
Kepercayaan yang dibahas disini adalah ada tidaknya rasa percaya dalam
organisasi yang meliputi kepercayaan pimpinan pada bawahan atau semua
anggota dan juga sebaliknya.
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
3.1.3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan
kemampuan melaksanakan tugas
Tabel XXI
Tanggapan responden terhadap
atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 8 80%
2. Cukup setuju 2 20%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 untuk DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Tabel XXI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan
dengan kemampuan melaksanakan tugas.
Pelimpahan tugas atau wewenang oleh atasan kepada bawahan sudah
seharusnya disertai dengan kepercayaan. Hal itu ditujukan agar pelaksanaan
program-program bersama dapat berjalan secara maksinal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju
pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada
anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas, yaitu antara lain
karena atasan sebagai seorang pimpinan itu harus percaya kepada rekanan atau
dibawahnya (anggota yang lain) untuk mendukung jalannya dan suksesnya
program-program bersama. Dan alasan 20% responden yang menyatakan cukup
setuju pada pernyataan tersebut diatas antara lain karena tidak semua pengurus
memiliki kemampuan yang sesuai jabatannya.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa nuansa
kepercayaan sangat kental terasa di DPD PAN Kota Surakarta walaupun sama
dengan di DPD PAN Wonogiri, kepercayaan itu tetap didampingi pengawasan
dari ketua. Dan memang tidak semua pengurus memiliki kemampuan yang sesuai
jabatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
3.1.3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian
Tabel XXII
Tanggapan responden terhadap
anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 6 60%
2. Cukup setuju 4 40%
3. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan anda (responden) memiliki kepercayaan kepada atasan
maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan
tugas keorganisasian.
Rasa saling percaya di dalam suatu organisasi dapat menjaga
keharmonisasian antara pimpinan dengan anggota maupun diantara sesama
anggota di dalam organisasi tersebut. Maka oleh karena itu rasa saling percaya
antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota di dalam
organisasi harus terus dipupuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan setuju
pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) memiliki kepercayaan
kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan
kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, yaitu antara lain karena harus ada
sinkronisasi antara pimpinan, bawahan, atau yang setara untuk menjaga
keharmonisasian antara pimpinan dan anggota. Dan alasan 40% responden yang
menyatakan cukup setuju dengan pernyataan diatas mungkin berhubungan dengan
kapasitas anggota yang kadang belum sesuai dengan jabatannya.
Penulis menilai memang benar anggota DPD PAN Kota Surakarta
memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota dalam taraf baik hal
ini dikarena Ketua DPD PAN Kota Surakarta adalah orang yang amanah dan
karena para anggota DPD PAN Kota Surakarta telah diusahakan ditempatkan
pada jabatan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepercayaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.5 dan nomer A.6, dapat
dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada
ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan
yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XXIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepercayaan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 9 90%
2. Sedang 1 10%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN
Kota Surakarta
Dari pengkategorian di Tabel XXIII tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 90%
responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi; 10% responden memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
tingkat kepercayaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat
kepercayaan yang rendah.
Rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan
sesama anggota yang semakin tinggi di dalam suatu organisasi dapat menciptakan
iklim yang makin kondusif pula di dalam suatu organisasi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan bahwa atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan
dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota memiliki kepercayaan
kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan
kemampuan menjalankan tugas keorganisasian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa mayoritas
responden atau 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi dikarenakan harus ada sinkronisasi antara pimpinan,
bawahan, atau yang setara untuk menjaga keharmonisasian antara pimpinan dan
anggota dan karena atasan sebagai seorang pimpinan itu harus percaya kepada
rekanan atau dibawahnya (anggota yang lain) untuk mendukung jalannya dan
suksesnya program-program bersama. Dan 10% responden memiliki tingkat
kepercayaan yang sedang mungkin berhubungan dengan kapasitas anggota yang
kadang belum sesuai dengan jabatannya.
Berdasarkan observasi, penulis menilai bahwa memang tingkat
kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta memang memuaskan ditandai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
nuansa kepercayaan sangat kental terasa di DPD PAN Kota Surakarta walaupun
sama dengan di DPD PAN Wonogiri, kepercayaan itu tetap didampingi
pengawasan dari ketua dan jarang munculnya isu-isu ketidakpercayaan dikalangan
anggota DPD PAN Kota Surakarta.
3.1.3.4. Keterbukaan dan keterusterangan
Keterbukaan dan keterusterangan yang dibahas disini berkaitan dengan
kesempatan anggota dalam menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, serta
mengenai pimpinan yang selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia.
Hasil dari responden dapat ditunjukkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
3.1.3.4.1. Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Tabel XXIV
Tanggapan responden terhadap
anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 8 80%
2. Cukup setuju 1 10%
3. Tidak setuju 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXIV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia.
Memang tidak semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah
seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, tentu saja kecuali untuk informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
bersifat rahasia. Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran
mereka di dalam organisai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD
PAN Kota Surakarta yang tidak mau disebutkan namanya terungkap bahwa alasan
mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta
menyatakan setuju dan 10% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang
menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar
bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia, yaitu antara lain karena seringnya koordinasi antar pengurus setiap
seminggu sekali diadakan rapat. Dan selain melalui rapat, juga dilakukan
pencarian informasi antar pengurus melalui telepon. Dan untuk 10% responden
yang lain yang menyatakan tidak setuju pada pernyataan tersebut diatas
dikarenakan responden tersebut merasa beberapa anggota yang lain kadang
menutup-nutupi beberapa informasi.
Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar para anggota
dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia karena arus
informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang bersifat sangat terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
3.1.3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia
Tabel XXV
Tanggapan responden terhadap
pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas
kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Setuju 8 80%
2. Cukup setuju 1 10%
3. Tidak setuju 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.8 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan
yang menyebutkan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang
bersifat rahasia.
Keterbukaan pimpinan untuk mengkomunikasikan informasi yang
berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia dapat
memperlancar arus informasi di dalam organisasi dan semua itu dapat lebih
menyehatkan organisasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD
PAN Kota Surakarta yang tidak mau disebutkan namanya terungkap bahwa alasan
mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta
menyatakan setuju dan 10% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan
cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan selalu
mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada
seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, yaitu antara lain
karena semua pengurus harus mengetahui permasalahan-permasalahan yang
penting yang menyangkut kepartaian ataupun individu dari masing-masing
pengurus yang ada kaitannya dengan partai (Partai Amanat Nasional) karena
partai itu adalah kolektif kolegial. Dan pimpinan mengkomunikasikan informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk
informasi yang bersifat rahasia tersebut melalui rapat sebagai sarana yang resmi.
Dan 10% responden lainnya menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas
dikarenakan ia merasa ketua dalam beberapa kesempatan tidak memberitahukan
beberapa informasi strategis kepada semua anggota secara proporsional.
Berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menilai bahwa Ketua DPD
PAN Kota Surakarta memang sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk
informasi yang bersifat rahasia melalui berbagai forum baik formal maupun non
formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
keterbukaan dan keterusterangan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.7 dan
nomer A.8, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat keterbukaan
dan keterusterangan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Tabel XXVI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 9 90%
2. Sedang 0 0%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN
Kota Surakarta
Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi.
Dimana 90% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang
tinggi; 0% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang
sedang; dan 10% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan
yang rendah.
Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi didalam organisasi
dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi tersebut. Semua itu pada
akhirnya dapat memberikan manfaat positif bagi organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan bahwa anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan
dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
dan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD
PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 90%
responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat keterbukaan dan
keterusterangan yang tinggi dikarenakan seringnya koordinasi antar pengurus
setiap seminggu sekali diadakan rapat dan karena semua pengurus harus
mengetahui permasalahan-permasalahan yang penting yang menyangkut
kepartaian ataupun individu dari masing-masing pengurus yang ada kaitannya
dengan partai (Partai Amanat Nasional) karena partai itu adalah kolektif kolegial.
Sedangkan alasan 10% responden yang memiliki tingkat keterbukaan dan
keterusterangan yang rendah karena responden tersebut merasa beberapa anggota
yang lain kadang menutup-nutupi beberapa informasi dan karena ia merasa ketua
dalam beberapa kesempatan tidak memberitahukan beberapa informasi strategis
kepada semua anggota secara proporsional.
Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar tingkat
keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dinilai tinggi
karena memang benar para anggota dapat dengan mudah menerima informasi
yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar
anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
yang bersifat rahasia karena arus informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang
bersifat sangat terbuka dan karena Ketua DPD PAN Kota Surakarta memang
sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
melalui berbagai forum baik formal maupun non formal.
3.1.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel independen
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban
pertanyaan dari kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 di DPD PAN Kota
Surakarta diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah
selanjutnya adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel
independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 8
pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 24, skor terendah 8, dan jumlah
kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi – nilai terendah Interval kelas = Jumlah Kelas (Sofiati, 2010: 74). = 24 – 8 3 = 16 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
= 5,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta.
Tabel XXVII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 10 100%
2. Sedang 0 0%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk DPD
PAN Kota Surakarta
Berdasarkan pengolahan data di Tabel XXVII diatas, dapat dikatakan
bahwa mayoritas atau 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan
tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Iklim komunikasi yang baik akan dapat memberikan pengaruh positif
terhadap jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi yang baik
harus senantiasa diperjuangkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag
selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE
selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa mayoritas
responden atau 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat
iklim komunikasi organisasi yang tinggi dikarenakan aspek-aspek iklim
komunikasi organisasi yang baik diusahakan untuk dikembangkan dan dijaga oleh
semua jajaran DPD PAN Kota Surakarta hingga sampai pada taraf seperti ini dan
karena ketua senantiasa berusaha menciptakan hubungan komunikasi yang baik
dengan para anggotanya.
Dari hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklim
komunikasi organisasi sudah cukup baik hal ini ditandai dengan sedikitnya
masalah yang timbul dalam hal koordinasi, tingginya tingkat kepercayaan, dan
baik antara Ketua maupun para anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat aktif
dalam berkomunikasi baik formal maupun non formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
3.1.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Independen
Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN
Kota Surakarta
3.1.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator supportiveness di
DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXVIII
Tabel perbandingan tingkat supportiveness
terhadap DPD PAN Wonogiri dengan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 8 80% 10 100%
2. Sedang 2 20% 0 0%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Berdasarkan data di Tabel XXVIII dan Chart I di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika
dibandingkan dengan tingkat supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu
80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di DPD PAN Kota
Surakarta merasakan tingkat supportiveness yang tinggi di DPD PAN mereka
masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.1 dan No. A.2 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri
lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat supportiveness di DPD PAN Kota
Surakarta dikarenakan baik dalam hal informasi yang diterima dari bawahan
dipandang cukup penting oleh pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
diajukan anggota, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada
di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator partisipasi membuat
keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXIX
Tabel perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN
Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 8 80% 9 90%
2. Sedang 2 20% 1 10%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Berdasarkan data di Tabel XXIX dan Chart II di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri lebih
rendah jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD
PAN Kota Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90%
responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat partisipasi membuat
keputusan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.3 dan No. A.4 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD
PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi
membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal
anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi dan
anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
relevan dengan kedudukannya, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih
tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepercayaan di DPD
PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXX
Tabel perbandingan tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri
dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 6 60% 9 90%
2. Sedang 4 40% 1 10%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Berdasarkan data di Tabel XXX dan Chart III di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika
dibandingkan dengan tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu
60% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90% responden di DPD PAN Kota
Surakarta merasakan tingkat kepercayaan yang tinggi di DPD PAN mereka
masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.5 dan No. A.6 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri
lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota
Surakarta dikarenakan baik dalam hal atasan mempunyai kepercayaan kepada
anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota
memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, tingkatannya
di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.4 Perbandingan penilaian tingkat indikator keterbukaan dan
keterusterangan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota
Surakarta
Tabel XXXI
Tabel perbandingan tingkat keterbukaan dan keterusterangan
terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 5 50% 9 90%
2. Sedang 5 50% 0 0%
3. Rendah 0 0% 1 10%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Berdasarkan data di Tabel XXXI dan Chart IV di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri lebih
rendah jika dibandingkan dengan tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD
PAN Kota Surakarta, yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90%
responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat keterbukaan dan
keterusterangan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.7 dan No. A.8 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di
DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat keterbukaan
dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal
anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia dan
pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat
rahasia, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD
PAN Wonogiri.
3.1.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Independen Iklim
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota
Surakarta
Tabel XXXII
Tabel perbandingan tingkat variabel iklim komunikasi organisasi di DPD
PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 8 80% 10 100%
2. Sedang 2 20% 0 0%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk DPD
PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Berdasarkan data di Tabel XXXII dan Chart V di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah
jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota
Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di
DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang
tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.1 sampai dengan No. A.8
dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim
komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan disemua
indikator dalam variabel iklim komunikasi organisasi, tingkatannya di di DPD
PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
3.2 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Dependen Kepuasan
Komunikasi Organisasi
Dalam sub bab 3.2 ini akan diuraikan data variabel dependen Kepuasan
Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah
disajikan pengertian kepuasan komunikasi organisasi yaitu semua tingkat
kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara
keseluruhan. Untuk mengetahui hal itu, digunakan beberapa indikator sebagai
berikut:
1. Kepuasan dengan pekerjaan, yang diperoleh melalui jawaban
pertanyaan nomer B.1 dan B.2;
2. Kepuasan dengan ketepatan informasi, yang diperoleh melalui jawaban
pertanyaan nomer B.3 dan B.4;
3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer B.5
dan B.6;
Masing-masing indikator terdiri dari dua pertanyaan. Jawaban dari tiap
responden nantinya dikategorikan menjadi tiga kategori dengan ketentuan
penilaian sebagai berikut:
a. Jawaban Puas memperoleh nilai 3;
b. Jawaban Cukup Puas memperoleh nilai 2;
c. Jawaban Tidak Puas memperoleh nilai 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan
dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan
pertanyaan nomer B.1 sampai dengan nomer B.6.
3.2.1 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri
3.2.1.1 Kepuasan dengan pekerjaan
Kepuasan dengan pekerjaan yang dibahas disini berkaitan dengan hal-hal
yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu
sendiri.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
3.2.1.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban
Tabel XXXIII
Tanggapan responden terhadap
kepuasan dengan jabatan yang diemban
Nomer Penilaian atau Kategori F Persentase
1. Puas 4 40%
2. Cukup Puas 5 50%
3. Tidak Puas 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 untuk DPD PAN Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Tabel XXXIII tentang kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di
atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu
50% responden menyatakan cukup puas terhadap jenis jabatan yang diemban,
yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan
yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri.
Kepuasan dengan jabatan berhubungan erat dengan apa yang dicita-
citakan seseorang terhadap suatu jabatan dan keuntungan yang didapat dari
jabatan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil
Sekretaris DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang
tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu
50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 40%
menyatakan puas dengan jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh
pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda emban
di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri, antara lain karena
ditempatkan di posisi yang sesuai dengan kapasitasnya; saat masuk tidak
mempunyai cita-cita untuk meraih posisi Ketua, Sekretaris, maupun Bendahara
yang sering diperebutkan; dan bisa mengaktualisasikan keilmuannya. Dan 10%
menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan merasa ia
ditempatkan pada posisi yang kurang sesuai dengan kapasitasnya.
Menurut observasi yang dilakukan penulis, penulis menilai tingkat
kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri cukup baik.
Hal itu ditandai dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban. Dan memang benar
bahwa tidak semua anggota telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan
kapasitasnya
3.2.1.1.2 Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang
diemban
Tabel XXXIV
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban
Nomer Penilaian atau Kategori F Persentase
1. Puas 3 30%
2. Cukup Puas 5 50%
3. Tidak Puas 2 20%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.2 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel XXXIV tentang kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari
jenis jabatan yang diemban di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden
di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan cukup puas terhadap
jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan
kepuasan terhadap keuntungan yang anda (responden) dapat dari jenis jabatan
yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak
melulu berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga dapat
menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu jabatan yang
diemban.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil
Sekretaris DPD PAN Wonogiri, Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara
DPD PAN Wonogiri, dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau
disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50%
responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 30% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan puas terhadap keuntungan yang didapat dari
jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan
kepuasan terhadap keuntungan yang anda dapat dari jenis jabatan yang anda
emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri, antara lain
karena walaupun keuntungan secara material hampir tidak ada namun bisa
mendapatkan keuntungan secara keilmuan. Terungkap juga alasan kenapa
responden menyatakan cukup puas puas terhadap jenis jabatan yang diemban,
antara lain karena atas dasar kesadaran bahwa kerja di partai itu adalah kerja
ikhlas bukan karena dapat imbalan apa-apa tapi karena perjuangan jadi walaupun
tidak mendapatkan honor, tetap saja merasa ikhlas. Kemudian keuntungan selain
keuntungan mateial yang didapatkan responden antara lain yaitu dapat
menegakkan kebenaran yang bernilai pahala dan kepuasan batin. Dan 20%
responden menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas karena jabatan di
DPD PAN Wonogiri tidak mampu memberikan jaminan karir yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
memang kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban di
DPD PAN Wonogiri tidak akan memuaskan bila hanya dihitung dengan
keuntungan materi saja karena dalam partai politik, keuntungan yang didapat dari
jabatan yang diemban lebih berupa keuntungan moril antara lain kepuasan dan
ilmu.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.1 dan nomer
B.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori
tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval
mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD
PAN Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan
dengan pekerjaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Tabel XXXV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 3 30%
2. Sedang 6 60%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel XXXV tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong sedang.
Dimana 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi;
60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang sedang; dan
10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang rendah.
Ketidakpuasan terhadap suatu jabatan yang diemban dapat diungkapkan
melalui beragam cara antara lain pengunduran diri, protes, mengeluh, dan masih
banyak lagi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri cukup
merasakan kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap
keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil
Sekretaris DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang
tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD
PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan
yang sedang dan 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan
yang tinggi dikarenakan walaupun keuntungan atas pekerjaan berupa materi
sangat minim, namun ada keuntungan yang lain yaitu kepuasan dan keuntungan
secara keilmuan. Sedangkan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan
pekerjaan yang rendah dikarenakan ia merasa jabatan di DPD PAN Wonogiri
tidak mampu memberikan jaminan karir yang baik dan dikarenakan ia merasa
ditempatkan pada posisi yang kurang sesuai dengan kapasitasnya.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong cukup memuaskan,
hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN
Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban walau memang benar
bahwa tidak semua anggota telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan
kapasitasnya
3.2.1.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi
Kepuasan dengan ketepatan informasi yang dibahas disini adalah
mengenai tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru,
perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
3.2.1.2.1 Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar
organisasi secara keseluruhan
Tabel XXXVI
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 5 50%
2. Cukup Puas 3 30%
3. Tidak Puas 2 20%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel XXXVI di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di
DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan puas terhadap informasi
yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, yang diwakili
oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang anda (responden) rasakan
terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional Wonogiri secara keseluruhan.
Kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
yang dirasakan oleh para anggota harus mendapatkan perhatian utama oleh para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
pihak terkait. Hal itu dikarenakan ketidakpuasan atau kepuasan para anggota
terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi dapat sangat
mempengaruhi jalannya pelaksanaan tugas dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut
namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan puas dan 30% responden menyatakan cukup
puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara
keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang
anda (responden) rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri secara keseluruhan
antara lain dikarenakan memang setiap ada informasi, langsung dikomunikasikan
kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan
jadi tidak ada informasi yang mengendap (berhenti). Sedangkan 20% responden
menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan masih cukup
banyak informasi yang dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi di DPD
PAN Wonogiri seharusnya berada pada tingkat memuaskan karena para pengurus
DPD PAN Wonogiri cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
3.2.1.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi
Tabel XXXVII
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 5 50%
2. Cukup Puas 3 30%
3. Tidak Puas 2 20%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.4 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel XXXVII tentang kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan
di dalam organisasi di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD
PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan puas terhadap kebijaksanaan
yang diterapkan di dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang
menyebutkan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri.
Kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh
berbagai hal antara lain kesesuaian dengan permasalahan yang sedang dihadapi
dan proses atau cara bagaimana kebijaksanaan tersebut diambil.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut
namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
DPD PAN Wonogiri menyatakan puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di
dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan
terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Wonogiri, antara lain dikarenakan kebijakan pimpinan terutama
di DPD PAN Wonogiri telah sesuai dengan harapan, sesuai dengan pemikiran-
pemikiran anggota sehingga tidak bertentangan. Walaupun implementasinya
kadang memang tidak sesuai dengan yang diharapkan namun itu masih berada
dalam tataran bisa diterima. Dan 30% responden yang lain menyatakan cukup
puas karena memang kenyataan bahwa tidak semua kebijakan dapat
mengakomodir kepentingan semua anggota. Serta 20% responden yang lain
menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan beberapa
kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan baik.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi sedang selayaknya memuaskan
karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara
kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota. Dan memang benar
bahwa tidak semua kebijakan yang telah ditetapkan, dapat dijalankan dengan baik.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan ketepatan informasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.3
dan nomer B.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD
PAN Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XXXVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi
terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 5 50%
2. Sedang 4 40%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel XXXVIII tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri tergolong
tinggi. Dimana 50% responden di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
dengan ketepatan informasi yang tinggi; 40% responden memiliki tingkat
kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang; dan 10% responden memiliki
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah.
Kepuasan terhadap ketepatan informasi adalah sangat penting dalam
kehidupan suatu organisasi. Informasi yang ditranfer kepada anggota harus sesuai
dengan apa yang dibutuhkan sehingga dapat menunjang dan meningkatkan kinerja
anggota.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat
merasakan kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar
organisasi secara keseluruhan dan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang
diterapkan di dalam organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut
namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 50% responden di
DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang
tinggi dan 40% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi
yang sedang dikarenakan di DPD PAN Wonogiri memang setiap ada informasi,
langsung dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat
kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang mengendap
(berhenti) dan kebijakan pimpinan terutama di DPD PAN Wonogiri telah sesuai
dengan harapan, sesuai dengan pemikiran-pemikiran anggota sehingga tidak
bertentangan. Dan 10% responden yang lain memiliki tingkat kepuasan dengan
ketepatan informasi yang rendah dikarenakan masih cukup banyak informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri dan karena beberapa
kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan baik.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri sudah
sepantasnya berada pada taraf tinggi karena para pengurus DPD PAN Wonogiri
cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena kebijaksanaan-
kebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara kolektif dan berusaha
mengakomodir pendapat anggota. Dan memang benar bahwa tidak semua
kebijakan yang telah ditetapkan, dapat dijalankan dengan baik.
3.2.1.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi
Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang dibahas disini adalah kepuasan terhadap cara atau media yang
digunakan dalam menyampaikan informasi dan kepuasan terhadap efisiensi media
untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
3.2.1.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada
Tabel XXXIX
Tanggapan responden terhadap
kepuasan penggunaan media komunikasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 2 20%
2. Cukup Puas 7 70%
3. Tidak Puas 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel XXXIX di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu
70% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas terhadap
penggunaan media komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang
menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan
sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam
menyampaikan informasi kepada anda (meliputi telephone, sms, surat, memo,
langsung, dan sebagainya).
Terdapat berbagai bentuk media komunikasi bagi suatu organisasi, antara
lain yaitu media formal, media non formal, rapat formal serta pertemuan-
pertemuan non formal. Telepon, handphone dan email dapat juga menjadi salah
satu pilihan untuk berkomunikasi di dalam suatu organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri, dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN
Wonogiri dan dengan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau
disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70%
responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 20% responden
menyatakan puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada, yang
diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media
yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan
atau lain kelas dalam menyampaikan kepada anda (meliputi telephone, sms, surat,
memo, langsung, dan sebagainya), antara lain karena di DPD PAN Wonogiri,
undangan tidak harus dengan surat formal. Hal itu dikarenakan pengaruh faktor
geografis yang relatif terlalu luas sehingga jika melalui surat kemungkinan terlalu
lama akhirnya menggunakan alat komunikasi yang lain yaitu melalui Short
Message Service (SMS). Sedangkan 10% responden yang menyatakan tidak puas
terhadap pernyataan diatas dikarenakan ia merasa seharusnya undangan forum
formal seharusnya menggunakan media formal pula yaitu surat resmi.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan penggunaan media komunikasi di DPD PAN Wonogiri yang mayoritas
berada pada taraf cukup puas bisa dipahami karena tidak banyak pilihan media
komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri dikarenakan luasnya
wilayah kabupaten Wonogiri, beratnya medan jalan di wilayah Wonogiri, dan
sinyal seluler yang masih kurang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
.2.1.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi
dalam organisasi
Tabel XL
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas efisiensi media komunikasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 3 30%
2. Cukup Puas 6 60%
3. Tidak Puas 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri
Tabel XL di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 60%
responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas terhadap efisiensi
media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili oleh
pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk
menyebarluaskan informasi dalam organisasi.
Penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi harus dilakukan
secara efisien. Jika tidak maka dapat menimbulkan perasaan bahwa telah
membuang-buang waktu di diri para anggota di dalam organisasi tersebut.
Penggunaan media komunikasi harus mempertimbangkan banyak aspek yang
terkait, antara lain biaya, waktu, dan ketepatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di
DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 30% responden menyatakan
puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi,
yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi
media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi antara lain dikarenakan
media tersebut (Short Message Service (SMS)) itu hemat biaya, hemat waktu, dan
tepat sasaran. Sedangkan 10% responden menyatakan tidak puas terhadap
efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi dikarenakan
seharusnya pihak DPD PAN Wonogiri masih dapat mengusahkan surat resmi bisa
digunakan dalam persiapan forum-forum formal alih-alih menggunakan SMS.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan atas efisiensi media komunikasi di DPD PAN Wonogiri seharusnya
berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang digunakan
di DPD PAN Wonogiri sudah sangat efisien dibandingkan surat menyurat dalam
menghadapi kendala geografis wilayah kabupaten Wonogiri.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.5 dan nomer B.6, dapat dilihat
dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan
rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan
yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD
PAN Wonogiri.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan
yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XLI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam
organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 3 30%
2. Sedang 6 60%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN
Wonogiri
Dari pengkategorian di Tabel XLI tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi di DPD PAN Wonogiri tergolong sedang. Dimana 30% responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi
yang tinggi; 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran
komunikasi dalam organisasi sedang; dan 10% responden memiliki tingkat
kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah.
Efisiensi dalam penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi
dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat menghemat waktu,
mengatasi hambatan jarak dan waktu, menjaga ketepatan dalam penyampain
informasi, dan masih banyak lagi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri cukup
merasakan kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dan
kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam
organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di
DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran
komunikasi dalam organisasi yang sedang karena walau sebenarnya untuk forum-
forum formal sebaiknya digunakan surat undangan formal namun mereka tidak
mempermasalahkan jika hanya lewat SMS. Dan 30% responden di DPD PAN
Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam
organisasi yang tinggi karena merasa sudah sangat puas dengan komunikasi via
SMS dan telepon di DPD PAN Wonogiri terutama dalam hal undangan hemat
biaya, hemat waktu, dan tepat sasaran. Sedangkan 10% responden memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang
rendah dikarenakan seharusnya pihak DPD PAN Wonogiri masih dapat
mengusahkan surat resmi bisa digunakan dalam persiapan forum-forum formal
alih-alih menggunakan SMS.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap
DPD PAN Wonogiri dapat dinilai sedang karena tidak banyak pilihan media
komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri dikarenakan luasnya
wilayah kabupaten Wonogiri, beratnya medan jalan di wilayah Wonogiri, dan
sinyal seluler yang masih kurang memadai.
3.2.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel dependen
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban
pertanyaan dari kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 di DPD PAN Wonogiri
diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya
adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel dependen kepuasan
komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri. Dari 6 pertanyaan yang diberikan,
skor tertinggi adalah 18, skor terendah 6, dan jumlah kelas yang ditentukan 3.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). = 18 – 6 3 = 12 3 = 4
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2;
Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1;
Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD
PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Tabel XLII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 3 30%
2. Sedang 5 50%
3. Rendah 2 20%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk
DPD PAN Wonogiri
Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas
atau 50% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan
komunikasi organisasi yang sedang di DPD PAN Wonogiri.
Kepuasan komunikasi berkaitan erat dengan kepuasan atas pekerjaan yang
dilakukan, kepuasan atas informasi dan kepuasan atas media komunikasi yang
dilibatkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD
PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN
Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 50% responden di
DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang
sedang dan 30% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan
komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Wonogiri antara lain dikarenakan
walaupun keuntungan atas pekerjaan berupa materi sangat minim, namun ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
keuntungan yang lain yaitu kepuasan dan keuntungan secara keilmuan,
dikarenakan memang setiap ada informasi, langsung dikomunikasikan kepada
seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan jadi
tidak ada informasi yang mengendap (berhenti), dikarenakan kebijakan pimpinan
terutama di DPD PAN Wonogiri telah sesuai dengan harapan, sesuai dengan
pemikiran-pemikiran anggota sehingga tidak bertentangan, karena di DPD PAN
Wonogiri, undangan tidak harus dengan surat formal tetapi melalui Short Message
Service (SMS), dan dikarenakan media tersebut (Short Message Service (SMS))
itu hemat biaya, hemat waktu, dan tepat sasaran. Sedangkan 20% responden lain
merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang rendah di DPD PAN
Wonogiri dikarenakan dikarenakan ia merasa ditempatkan pada posisi yang
kurang sesuai dengan kapasitasnya, karena jabatan di DPD PAN Wonogiri tidak
mampu memberikan jaminan karir yang baik, dikarenakan masih cukup banyak
informasi yang dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri,
dikarenakan beberapa kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan
baik, ia merasa seharusnya undangan forum formal seharusnya menggunakan
media formal pula yaitu surat resmi, dan dikarenakan seharusnya pihak DPD PAN
Wonogiri masih dapat mengusahkan surat resmi bisa digunakan dalam persiapan
forum-forum formal alih-alih menggunakan SMS.
Menurut observasi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menilai
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri sudah cukup memuaskan
hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN
Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban, karena para pengurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
DPD PAN Wonogiri cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan
karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara
kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota, karena memang tidak
banyak pilihan media komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri
dikarenakan hambatan geografis dan sinyal seluler yang masih kurang memadai.
3.2.3 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
3.2.3.1 Kepuasan dengan pekerjaan
Kepuasan dengan pekerjaan yang dibahas disini berkaitan dengan hal-hal
yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu
sendiri.
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
3.2.3.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban
Tabel XLIII
Tanggapan responden terhadap
kepuasan dengan jabatan yang diemban
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 7 70%
2. Cukup Puas 3 30%
3. Tidak Puas 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XLIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu
70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap jenis
jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan
kepuasan dengan jenis jabatan yang anda (responden) emban di Dewan Pimpinan
Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta.
Ketepatan dalam penempatan seseorang untuk suatu posisi atau jabatan
berdasarkan bakat dan kemampuan yang dimiliki dapat pula menimbulkan
kepuasan terhadap jabatan yang diemban.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun
selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang
menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda (responden) emban di
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta, antara lain
karena merasa bahwa telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan
kemampuannya. Dan 30% responden lainnya menyatakan cukup puas atas
pernyataan tersebut diatas yaitu karena jabatan itu dapat memberi kesempatan
untuk berkontribusi kepada DPD PAN Kota Surakarta jadi mau tidak mau ia harus
menerima jabatan itu.
Menurut observasi yang dilakukan penulis, penulis menilai tingkat
kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Kota Surakarta cukup
baik. Hal itu ditandai dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN
Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
3.2.3.1.2 Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang
diemban
Tabel XLIV
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 3 30%
2. Cukup Puas 7 70%
3. Tidak Puas 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XLIV tentang kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis
jabatan yang diemban di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di
DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan cukup puas terhadap
jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan
kepuasan terhadap keuntungan yang anda (responden) dapat dari jenis jabatan
yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota
Surakarta.
Berdasarkan pengamatan penulis, kepuasan atas keuntungan yang didapat
dari jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri maupun DPD PAN Kota
Surakarta lebih dipengaruhi oleh keuntungan moril.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun
selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup
puas terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban, yang
diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap keuntungan yang
anda (responden) dapat dari jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan
Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta, antara lain yaitu walaupun
pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material
yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka
responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan.
Dan responden lebih mendapatkan keuntungan moril antara lain kepuasan batin.
Dan alasan 30% responden lainnya di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas
terhadap pernyataan tersebut diatas dengan alasan yang sama yaitu walaupun
pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material
yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka
responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
memang kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban di
DPD PAN Kota Surakarta tidak akan memuaskan bila hanya dihitung dengan
keuntungan materi saja karena dalam partai politik, keuntungan yang didapat dari
jabatan yang diemban lebih berupa keuntungan moril.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.1 dan nomer
B.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori
tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval
mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun
pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan
dengan pekerjaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Tabel XLV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 7 70%
2. Sedang 3 30%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN Kota
Surakarta
Dari pengkategorian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi.
Dimana 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan
dengan pekerjaan yang tinggi; 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan
pekerjaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat kepuasan dengan
pekerjaan yang rendah.
Kepuasan terhadap suatu jabatan yang diemban dapat meningkatkan
loyalitas di diri para anggota terhadap organisasi tempat mereka mengemban
jabatan tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap
keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun
selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat
kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi karena merasa bahwa telah ditempatkan
pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya dan dikarenakan walaupun
pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material
yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka
responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan.
Sedangkan 30% responden lainnya memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan
yang sedang dikarenakan karena jabatan itu dapat memberi kesempatan untuk
berkontribusi kepada DPD PAN Kota Surakarta jadi mau tidak mau ia harus
menerima jabatan itu.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong cukup
memuaskan, hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota
DPD PAN Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban.
3.2.3.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi
Kepuasan dengan ketepatan informasi yang dibahas disini adalah
mengenai tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru,
perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
3.2.3.2.1 Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar
organisasi secara keseluruhan
Tabel XLVI
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 8 80%
2. Cukup Puas 2 20%
3. Tidak Puas 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XLVI tentang kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan
diterima seputar organisasi secara keseluruhan di atas, memperlihatkan bahwa
mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden
menyatakan puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan
yang anda rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
yang dirasakan oleh para anggota harus mendapatkan perhatian utama oleh para
pihak terkait. Hal itu dikarenakan ketidakpuasan atau kepuasan para anggota
terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi dapat sangat
mempengaruhi jalannya pelaksanaan tugas dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad
Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan
mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta
menyatakan puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan
yang anda rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta secara keseluruhan,
yaitu antara lain karena di DPD PAN Kota Surakarta mudah untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme yang ada, dan aliran
informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang sudah bagus. Dan 20%
responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap
informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan
dikarenakan informasi yang tersedia sesuai dengan yang ia butuhkan walaupun
kadang beberapa informasi tidak bisa ia dapatkan.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi di DPD
PAN Kota Surakarta seharusnya berada pada tingkat memuaskan karena para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
pengurus DPD PAN Kota Surakarta sangat terbuka dalam hal informasi dan
komunikasi.
3.2.3.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi
Tabel XLVII
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 4 40%
2. Cukup Puas 3 30%
3. Tidak Puas 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XLVII tentang kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di
dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan
terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Kota Surakarta cenderung memperlihatkan hasil yang merata
yaitu 40% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas; 30%
responden menyatakan cukup puas; dan 30% responden menyatakan tidak puas
terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh
berbagai hal antara lain kesesuaian dengan permasalahan yang sedang dihadapi
dan proses atau cara bagaimana kebijaksanaan tersebut diambil.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag
selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 40% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas
terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi (DPD PAN Kota
Surakarta), yaitu antara lain karena di DPD PAN Kota Surakarta, setiap akan
mengambil keputusan itu dilakukan rapat dan karena di internal Partai Amanat
Nasional keputusan itu diambil secara kolektif kolegial sehingga dapat diyakini
bahwa apa yang diputuskan secara kolektif kolegial itu akan lebih baik hasilnya.
Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah
satu responden yang menjawab cukup puas yaitu Bpk. Drs. Muhammad Asmaun
selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta, dapat diketahui alasan 30%
responden menyatakan cukup puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu karena
pimpinan (Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag selaku Ketua DPD PAN Kota
Surakarta) orangnya terbuka, amanah, dan tidak otoriter; dan karena pengambilan
keputusan di DPD PAN Kota Surakarta diambil secara kolektif kolegial.
Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah
satu responden yang menjawab tidak puas, dapat diketahui alasan 30% responden
lainnya merasa tidak puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu karena kadang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
kadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan
kepada DPD PAN Kota Surakarta.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
memang benar di DPD PAN Kota Surakarta keputusan itu diambil secara kolektif
kolegial, Ketua DPD PAN Kota Surakarta adalah orang yang terbuka, amanah,
dan tidak otoriter, dan kadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang
terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan ketepatan informasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.3
dan nomer B.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas
interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu,
adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Tabel XLVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi
terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 6 60%
2. Sedang 3 30%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN Kota
Surakarta
Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi.
Dimana 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi yang tinggi; 30% responden memiliki tingkat
kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang; dan 10% responden memiliki
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah.
Kepuasan terhadap ketepatan informasi adalah sangat penting dalam
kehidupan suatu organisasi. Informasi yang ditranfer kepada anggota harus sesuai
dengan apa yang dibutuhkan sehingga dapat menunjang dan meningkatkan kinerja
anggota.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
organisasi secara keseluruhan dan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang
diterapkan di dalam organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad
Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan
mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang tinggi dikarenakan kebijakan
pimpinan terutama di DPD PAN Kota Surakarta telah sesuai dengan harapan.
30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang
sedang dikarenakan Ketua DPD PAN Kota Surakarta orangnya terbuka, amanah,
dan tidak otoriter; dan karena pengambilan keputusan di DPD PAN Kota
Surakarta diambil secara kolektif kolegial. Serta 10% responden memiliki tingkat
kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah dikarenakan karena kadang-
kadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan
kepada DPD PAN Kota Surakarta.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta sudah
sepantasnya berada pada taraf tinggi karena para pengurus DPD PAN Kota
Surakarta cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena
kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Kota Surakarta ditetapkan secara kolektif
dan berusaha mengakomodir pendapat anggota dan memang Ketua DPD PAN
Kota Surakarta orangnya terbuka, amanah, dan tidak otoriter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
3.2.3.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran
komunikasi dalam organisasi
Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang dibahas disini adalah kepuasan terhadap cara atau media yang
digunakan dalam menyampaikan informasi dan kepuasan terhadap efisiensi media
untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi.
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
3.2.3.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada
Tabel XLIX
Tanggapan responden terhadap
kepuasan penggunaan media komunikasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 7 70%
2. Cukup Puas 2 20%
3. Tidak Puas 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XLIX tentang kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi
yang ada di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota
Surakarta yaitu 70% responden menyatakan puas terhadap penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan
terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di
bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam menyampaikan kepada anda
(meliputi telephone, sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya).
Terdapat berbagai bentuk media komunikasi bagi suatu organisasi, antara
lain yaitu media formal, media non formal, rapat formal serta pertemuan-
pertemuan non formal. Telepon, handphone dan email dapat juga menjadi salah
satu pilihan untuk berkomunikasi di dalam suatu organisasi. Dan di DPD PAN
Kota Surakarta, Short Message Service atau SMS adalah media yang populer
digunakan untuk berkomunikasi antar sesama anggota.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat,
SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan
mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta
menyatakan puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada, yang
diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media
yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan
atau lain kelas dalam menyampaikan informasi kepada anda (meliputi telephone,
sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya), antara lain karena penggunaan
telepon dan Short Message Service (SMS) dirasa telah memuaskan karena
informasi bisa disampaikan secara langsung. 20% responden lainnya di DPD PAN
Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap penggunaan media komunikasi
yang ada dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
menghemat waktu. Sedangkan 10% responden lainnya di DPD PAN Kota
Surakarta menyatakan tidak puas terhadap penggunaan media komunikasi yang
ada dikarenakan pemakaian SMS atau telepon kadang tidak layak digunakan
seharusnya memakai surat tertulis secara formal dalam beberapa kegiatan
komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta
seharusnya berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang
digunakan di DPD PAN Kota Surakarta sudah sangat efisien dibandingkan surat
menyurat demi menghemat waktu.
3.2.3.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan
informasi dalam organisasi
Tabel L
Tanggapan responden terhadap
kepuasan atas efisiensi media komunikasi
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Puas 6 60%
2. Cukup Puas 3 30%
3. Tidak Puas 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Tabel L tentang kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan
informasi dalam organisasi di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden
di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan puas terhadap
efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili
oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk
menyebarluaskan informasi dalam organisasi.
Penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi harus dilakukan
secara efisien. Jika tidak maka dapat menimbulkan perasaan bahwa telah
membuang-buang waktu di diri para anggota di dalam organisasi tersebut.
Penggunaan media komunikasi harus mempertimbangkan banyak aspek yang
terkait, antara lain biaya, waktu, dan ketepatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku
Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas
responden yaitu 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas
terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi dan
30% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap
efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili
oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk
menyebarluaskan informasi dalam organisasi, antara lain karena dengan telepon
dan Short Message Service (SMS) karena informasi bisa diterima secara langsung
sehingga saat akan ada suatu pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan
alasan 10% lainnya responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan tidak
puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
dikarenakan SMS dan telepon memang kurang formal jika berhubungan dengan
acara-acara formal di DPD PAN Kota Surakarta.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
kepuasan atas efisiensi media komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta
seharusnya berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang
digunakan di DPD PAN Kota Surakarta sudah sangat efisien dibandingkan surat
menyurat demi menghemat waktu.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.5 dan nomer B.6, dapat dilihat
dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan
rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan
yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan
yang diukur dengan dua item pertanyaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Tabel LI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden
mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam
organisasi terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 7 70%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN Kota
Surakarta
Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan
dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD
PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 70% responden memiliki tingkat
kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang tinggi; 20% responden memiliki tingkat kepuasan dengan
efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang sedang;
dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-
macam saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah.
Efisiensi dalam penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi
dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat menghemat waktu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
mengatasi hambatan jarak dan waktu, menjaga ketepatan dalam penyampain
informasi, dan masih banyak lagi.
Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat
merasakan kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dan
kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam
organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat,
SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan
mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden memiliki
tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang tinggi dikarenakan dengan telepon dan Short Message Service
(SMS) karena informasi bisa diterima secara langsung sehingga saat akan ada
suatu pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan alasan 30% responden
memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi yang sedang dikarenakan dikarenakan pemakaian SMS dan
telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu. Serta alasan 10% responden
memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi yang rendah dikarenakan pemakaian SMS atau telepon kadang
tidak layak digunakan seharusnya memakai surat tertulis secara formal dalam
beberapa kegiatan komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta.
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa
tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
DPD PAN Kota Surakarta dapat dinilai baik dikarenakan pemakaian SMS dan
telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu masih didampingi penggunaan
memo atau surat-surat formal untuk acara-acara DPD PAN Kota Surakarta
tertentu.
3.2.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel dependen
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban
pertanyaan dari kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 di DPD PAN Kota
Surakarta diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah
selanjutnya adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel
dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 6
pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 18, skor terendah 6, dan jumlah
kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). = 18 – 6 3 = 12 3 = 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2;
Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1;
Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Tabel LII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 6 60%
2. Sedang 4 40%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk
DPD PAN Kota Surakarta
Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas
atau 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan
komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Kepuasan komunikasi berkaitan erat dengan kepuasan atas pekerjaan yang
dilakukan, kepuasan atas informasi dan kepuasan atas media komunikasi yang
dilibatkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum
selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat,
SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan
mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden di DPD
PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang
tinggi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan dengan telepon dan Short
Message Service (SMS) yang digunakan di DPD PAN Kota Surakarta membuat
informasi bisa diterima secara langsung sehingga saat akan ada suatu
pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan alasan 40% responden yang
merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang sedang di DPD PAN
Kota Surakarta dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi
menghemat waktu.
Menurut observasi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menilai
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta sudah cukup
memuaskan hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota
DPD PAN Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban, karena
para pengurus DPD PAN Kota Surakarta sangat terbuka dalam hal informasi dan
komunikasi dan karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Kota Surakarta
ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi menghemat
waktu.
3.2.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Dependen
Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD
PAN Kota Surakarta
3.2.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan
pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LIII
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN
Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 3 30% 7 70%
2. Sedang 6 60% 3 30%
3. Rendah 1 10% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
Berdasarkan data di Tabel LIII dan Chart VI di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah
jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota
Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 70% responden di
DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang
tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.1 dan No. B.2 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD
PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan
pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal kepuasan
dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap keuntungan yang
didapat dari jenis jabatan yang diemban, tingkatannya di DPD PAN Kota
Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
3.2.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan
ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota
Surakarta
Tabel LIV
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap
DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 5 50% 6 60%
2. Sedang 4 40% 3 30%
3. Rendah 1 10% 1 10%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
Berdasarkan data di Tabel LIV dan Chart VII di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri lebih
rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di
DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60%
responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan dengan
ketepatan informasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.3 dan No. B.4 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di
DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan
dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam
hal kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi
secara keseluruhan, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi
daripada di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
3.2.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan
efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD
PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LV
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi
dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN
Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 3 30% 7 70%
2. Sedang 6 60% 2 20%
3. Rendah 1 10% 1 10%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
Berdasarkan data di Tabel LV dan Chart VIII di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri masih lebih rendah jika dibandingkan
dengan tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
dalam organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN
Wonogiri dan 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat
kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam
organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.5 dan No. B.6 dalam
kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-
macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri masih lebih
rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-
macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
dikarenakan baik dalam hal kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi
yang ada dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan
informasi dalam organisasi, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih
tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.2.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Dependen Kepuasan
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota
Surakarta
Tabel LVI
Tabel perbandingan tingkat variabel kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
f persentase f persentase
1. Tinggi 3 30% 6 60%
2. Sedang 5 50% 4 40%
3. Rendah 2 20% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk
DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
Berdasarkan data di Tabel LVI dan Chart IX di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih
rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD
PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60%
responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi
organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
Menciptakan suatu tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi
tidaklah mudah. Hal ini membutuhkan kerja sama yang solid dari semua anggota
organisasi. Kearifan dari pimpinan pun sangat dibutuhkan.
Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di
DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.1 sampai dengan No. B.6
dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan
komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan disemua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
indikator dalam variabel kepuasan komunikasi organisasi, tingkatannya di di DPD
PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.3 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Kontrol Status Sosial
Ekonomi
Dalam sub bab 3.3 ini akan diuraikan data variabel kontrol Status Sosial
Ekonomi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD
PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota
Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah disajikan
pengertian status sosial ekonomi yaitu kedudukan sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat mencakup tiga bidang yaitu pendidikan. Untuk mengetahui hal
itu, digunakan beberapa indikator sebagai berikut:
1. Pendidikan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer C.1;
2. Pekerjaan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer C.2.
Kemudian tiap jawaban respoden atas kuesioner terkait indikator status
sosial ekonomi di atas diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jawaban a memperoleh nilai 3;
b. Jawaban b memperoleh nilai 2;
c. Jawaban c memperoleh nilai 1.
Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan
dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan
pertanyaan nomer C.1 dan nomer C.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
3.3.1 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri
a. Pendidikan
Pendidikan yang dibahas disini berkaitan dengan tingkat pendidikan
formal terakhir anggota DPD PAN Wonogiri.
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
Tabel LVII
Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan
Nomer Jawaban f Persentase
1. a 8 80%
2. b 2 20%
3. c 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
pendidikan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.1 dapat dilihat dari jawaban
responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 3;
Sedang, jika memiliki skor nilai 2;
Rendah, jika memiliki skor nilai 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri.
Tabel LVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 8 80%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri
Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana mayoritas reponden
di DPD PAN Wonogiri atau 80% responden memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi, dan 20% responden memiliki
tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU.
Orang-orang berpendidikan tinggi banyak diestimasikan sebagai orang
yang pandai dalam bekerja, kritis, maupun pandai dalam berorganisai sehingga
anggota-anggota yang berpendidikan tinggi adalah potensi dan aset bagi
organisasi tempat mereka bernaung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
b. Pekerjaan
Pekerjaan yang dibahas disini adalah mengenai pekerjaan responden di
luar organisasi (DPD PAN Wonogiri).
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai
berikut:
Tabel LIX
Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan
Nomer Jawaban f Persentase
1. a 6 60%
2. b 4 40%
3. c 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.2 dapat dilihat dari jawaban
responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 3;
Sedang, jika memiliki skor nilai 2;
Rendah, jika memiliki skor nilai 1.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
Tabel LX
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 6 60%
2. Sedang 4 40%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri
Pekerjaan yang tinggi erat hubungannya dengan nilai kompetensi yang
tinggi pula. Banyaknya orang-orang berpekerjaan yang tinggi didalam organisasi
seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dapat membawa implikasi baik dan dapat
pula membawa implikasi buruk bagi organisasi, hal ini berkaitan dengan
pembagian waktu dan konsentrasi bagi pekerjaan utama mereka dan bagi PAN.
Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana mayoritas reponden
di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang
tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, atau pemimpin atau
ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta. Dan 40%
responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa
semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
3.3.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol Status
Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel kontrol status
sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban pertanyaan dari
kuesioner No. C.1 dan No. C2 di DPD PAN Wonogiri diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan
interval kelas dari skor jawaban variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD
PAN Wonogiri. Dari 2 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 6, skor
terendah 3, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). = 6 – 2 3 = 4 3 = 1,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri.
Tabel LXI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 9 90%
2. Sedang 1 10%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD
PAN Wonogiri
Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas
atau 90% responden di DPD PAN Wonogiri berstatus sosial ekonomi tinggi.
Dari analisis sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri memiliki kecenderungan
sedang.
3.3.3 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
a. Pendidikan
Pendidikan yang dibahas disini berkaitan dengan tingkat pendidikan
formal terakhir anggota DPD PAN Kota Surakarta. Klasifikasi untuk masing-
masing indikator sama dengan halaman 189.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
Tabel LXII
Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan
Nomer Jawaban f Persentase
1. a 9 90%
2. b 1 10%
3. c 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Tabel LXIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 9 90%
2. Sedang 1 10%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana mayoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
responden di DPD PAN Kota Surakarta atau 90% responden memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi dan 10%
responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU .
b. Pekerjaan
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai
berikut:
Tabel LXIV
Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan
Nomer Jawaban f Persentase
1. a 6 60%
2. b 3 30%
3. c 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat
pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.2 dapat dilihat dari jawaban
responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun pengklasifikasiannya:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 3; Sedang, jika memiliki skor nilai 2; Rendah, jika
memiliki skor nilai 1. (Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di
lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di
DPD PAN Kota Surakarta).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Tabel LXV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 6 60%
2. Sedang 3 30%
3. Rendah 1 10%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta
Akan menjadi tidak baik bagi DPD PAN bila amanat atau jabatan yang
telah diberikan di DPD PAN dikesampingan atau ditinggal oleh anggotanya demi
pekerjaan lain di luar DPD PAN.
Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana mayoritas
reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau 60% responden memiliki tingkat
pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi,
pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun
swasta. 30% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di
bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang
perdagangan. Dan 10% responden memiliki tingkat pekerjaan yang rendah yaitu
petani, nelayan, pengrajin, atau operator alat industri atau alat berat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
3.3.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol Status
Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel kontrol status
sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban pertanyaan dari
kuesioner No. C.1 dan No. C.2 di DPD PAN Kota Surakarta diklasifikasikan
dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah
menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel kontrol status sosial
ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 2 pertanyaan yang diberikan, skor
tertinggi adalah 6, skor terendah 3, dan jumlah kelas yang ditentukan 3.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74). = 6 – 2 3 = 4 3 = 1,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta.
Tabel LXVI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel
kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau Kategori f Persentase
1. Tinggi 8 80%
2. Sedang 2 20%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD
PAN Kota Surakarta
Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas
atau 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta berstatus sosial ekonomi
sedang.
Berbagai point dalam indikator status sosial ekonomi dapat sangat
berpengaruh terhadap kinerja anggota di organisasi tempatnya bernaung. Salah
satu contohnya yaitu anggota yang sudah sangat terbebani dengan pekerjaan di
luar organisasnyai akan sangat kesulitan dalam memaksimalkan perannya di
organisasi tempatnya bernaung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
3.3.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota
Surakarta
3.3.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator pendidikan di DPD
PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXVII
Tabel perbandingan tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di
DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
F persentase f persentase
1. Tinggi 8 80% 9 90%
2. Sedang 2 20% 1 10%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri
dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
Berdasarkan data di Tabel LXVII dan Chart X di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Wonogiri masih lebih rendah
jika dibandingkan dengan tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Kota
Surakarta, dimana mayoritas reponden di DPD PAN Wonogiri atau 80%
responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi
atau Akademi dan 20% responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu
tamat SMU dan Dimana mayoritas reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau
90% responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan
Tinggi atau Akademi dan 10% responden memiliki tingkat pendidikan yang
sedang yaitu tamat SMU.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
3.3.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator pekerjaan di DPD
PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXVIII
Tabel perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di
DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
F persentase f persentase
1. Tinggi 6 60% 6 60%
2. Sedang 4 40% 3 30%
3. Rendah 0 0% 1 10%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri
dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
Berdasarkan data di Tabel LXVIII dan Chart XI di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat indikator taraf pekerjaan di DPD PAN Wonogiri sama dengan
dengan tingkat indikator taraf pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta, dimana
mayoritas reponden di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat
pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, atau
pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun
swasta dan 40% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja
di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang
perdagangan. Dan dimana mayoritas reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau
60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi setara legislator,
profesional, tenaga ahli atau teknisi, pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu
instansi baik pemerintah maupun swasta, 30% responden memiliki tingkat
pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan
umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan serta 10% responden
memiliki tingkat pekerjaan yang rendah yaitu petani, nelayan, pengrajin, atau
operator alat industri atau alat berat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
3.3.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Kontrol Status Sosial
Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXIX
Tabel perbandingan tingkat variabel status sosial ekonomi di DPD PAN
Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Nomer Penilaian atau
Kategori
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
F persentase f persentase
1. Tinggi 9 90% 8 80%
2. Sedang 1 10% 2 20%
3. Rendah 0 0% 0 0%
Jumlah 10 100% 10 100%
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
Berdasarkan data di Tabel LXIX dan Chart XII di atas, dapat dikatakan
bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta,
yaitu 90% responden di DPD PAN Wonogiri dan 80% responden di DPD PAN
Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tergolong tinggi.
Berbagai point dalam indikator status sosial ekonomi dapat sangat
berpengaruh terhadap kinerja anggota di organisasi tempatnya bernaung. Salah
satu contohnya yaitu anggota yang sudah sangat terbebani dengan pekerjaan di
luar organisasnyai akan sangat kesulitan dalam memaksimalkan perannya di
organisasi tempatnya bernaung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
3.3.7 Rangkuman
· Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi
Hasil dari olah data tentang variabel independen iklim komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta terlihat
bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah
jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota
Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di
DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang
tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
· Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi
Hasil dari olah data tentang variabel dependen kepuasan komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta terlihat
bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri juga masih
lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60%
responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi
organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
· Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi
Hasil dari olah data tentang variabel kontrol status sosial ekonomi terlihat
bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
yaitu 90% responden di DPD PAN Wonogiri dan 80% responden di DPD PAN
Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tergolong tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
BAB IV
ANALISIS DATA
Sebagaimana telah dijabarkan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara hubungan iklim
komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010 dan untuk mengetahui apa
yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi
organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan
DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.
Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut maka akan dijabarkan data dan
akan dilakukan analisis atas data tersebut. Dalam hal ini akan digunakan teknik
tabulasi yang kemudian dihubungan dengan teori yang telah termuat di Bab I.
Namun sebelum dimasukkan kedalam tabel tabulasi silang, data dari kuesioner
dibagi tingkatannya dengan ketentuan sebagai berikut:
· Ketentuan untuk klasifikasi variabel iklim komunikasi organisasi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33.
· Ketentuan untuk klasifikasi variabel kepuasan komunikasi organisasi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2;
Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1;
Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
· Ketentuan untuk klasifikasi variabel status sosial ekonomi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01;
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67;
Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel
Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN
Wonogiri, Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi
Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, Tabel Distribusi Skor Variabel
Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri, Tabel
Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD
PAN Kota Surakarta, Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial
Ekonomi di DPD PAN Wonogiri, dan Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
210
Tabel LXX
Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi,
Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN
Wonogiri
n : 10
Nomer Responden Tingkat Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tingkat Kepuasan
Komunikasi
Organisasi
Tingkat Status
Sosial Ekonomi
KPW.1 Tinggi Tinggi Tinggi
KPW.2 Tinggi Tinggi Tinggi
KPW.3 Tinggi Sedang Tinggi
KPW.4 Tinggi Sedang Tinggi
KPW.5 Tinggi Sedang Tinggi
KPW.6 Tinggi Sedang Tinggi
KPW.7 Tinggi Tinggi Tinggi
KPW.8 Tinggi Sedang Tinggi
KPW.9 Sedang Rendah Sedang
KPW.10 Sedang Rendah Tinggi
Sumber: Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
211
Tabel LXXI
Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi,
Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN
Kota Surakarta
n : 10
Nomer Responden Iklim Komunikasi
Organisasi
Kepuasan
Komunikasi
Organisasi
Status Sosial
Ekonomi
KPS.1 Tinggi Tinggi Tinggi
KPS.2 Tinggi Tinggi Tinggi
KPS.3 Tinggi Sedang Tinggi
KPS.4 Tinggi Tinggi Tinggi
KPS.5 Tinggi Sedang Sedang
KPS.6 Tinggi Tinggi Tinggi
KPS.7 Tinggi Tinggi Tinggi
KPS.8 Tinggi Sedang Sedang
KPS.9 Tinggi Sedang Tinggi
KPS.10 Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber: Data Primer
Berdasarkan data diatas maka dapat disusun tabel tabulasi silang sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
212
4.1 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi
Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di
DPD PAN Wonogiri (τxy)
Tabel LXXII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri
n : 10
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 30% 50% 0%
Sedang 0% 0% 20%
Rendah 0% 0% 0%
Sumber : Data Primer
Jika dihubungkan dengan temuan De Wine dan Barone yang menemukan
bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim organisasi akan
bertambah positif secara umum, maka hubungan antara variabel kepuasan
komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri dapat mendukung temuan De Wine dan Barone tersebut dikarenakan di
DPD PAN Wonogiri saat tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung
tinggi, maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat itu cenderung tinggi
dan sedang. Dan saat tingkat kepuasan komunikasi organisasi turun pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
213
rendah maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat itu turun menjadi
sedang.
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim
komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel
kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel
tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula
sebaliknya.
4.2 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan
Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri
(τzx)
Tabel LXXIII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri
Status Sosial Ekonomi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 80% 0% 0%
Sedang 10% 10% 0%
Rendah 0% 0% 0%
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
214
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat pekerjaan, pendidikan
sebagai indikator dalam variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada iklim
komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut:
· Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau
pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang
dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal
tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu
perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif
(http://forumfikom.blog.com).
· Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat
yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional
maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-
baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman
mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap
gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat
membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru)
baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta
bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan
kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung teori-teori
tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
215
dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat iklim
komunikasi organisasi yang tinggi pula. Dan saat responden di di DPD PAN
Wonogiri memiliki tingkat status sosial ekonomi yang sedang maka tingkat iklim
komunikasi organisasi juga sedang.
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi
organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial
ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu
kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat
variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
216
4.3 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
Wonogiri (τzy)
Tabel LXXIV
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi
dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri
Status Sosial Ekonomi
Kepuasan
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 30% 0% 0%
Sedang 50% 0% 0%
Rendah 10% 10% 0%
Sumber : Data Primer
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat variabel status sosial
ekonomi berpengaruh pada kepuasan komunikasi organisasi, yaitu sebagai
berikut:
Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh
status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status
sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf
dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan
kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
217
aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif
dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang
yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah
indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni
Muhammad (http://digilib.petra.ac.id).
Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung teori-
teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para
responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan
tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi pula. Dan saat
responden di di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat status sosial ekonomi yang
sedang maka tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung menurun
menjadi sedang bahkan rendah.
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi
organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial
ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri
itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat
variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
218
4.4 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi
Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang
Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN
Wonogiri (τxy.z)
Tabel LXXV
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Wonogiri
n : 9
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 33,33% 55,56% 0
Sedang 0 0 11,11%
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
tinggi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
219
Tabel LXXVI
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN
Wonogiri
n : 1
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 0 0 0
Sedang 0 0 100%
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
sedang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
220
Tabel LXXVII
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN
Wonogiri
n : 0
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 0 0 0
Sedang 0 0 0
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
rendah)
Jika dihubungkan dengan teori-teori korelasi antara variabel independen
iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi
organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi, yaitu
sebagai berikut:
Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif
disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan
kepuasan komunikasi antara lain:
· Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
221
· Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah.
Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih
mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial
lebih rendah (Kurnia, 2010: 3).
Maka hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi
dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh
variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung
teori-teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para
responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan
tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang
cenderung tinggi dan sedang pula. Dan saat responden di di DPD PAN Wonogiri
memiliki tingkat status sosial ekonomi yang lebih rendah maka tingkat iklim
komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung
lebih rendah pula. yaitu ditandai ada reponden yang merasakan tingkat kepuasan
komunikasi yang rendah saat status ekonominya pada tingkat sedang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel
kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim
komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
222
4.5 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi
Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di
DPD PAN Kota Surakarta (τxy)
Tabel LXXVIII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
n : 10
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 60% 40% 0%
Sedang 0% 0% 0%
Rendah 0% 0% 0%
Sumber : Data Primer
Jika dihubungkan dengan temuan De Wine dan Barone yang menemukan
bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim organisasi akan
bertambah positif secara umum, maka hubungan antara variabel kepuasan
komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN
Kota Surakarta dapat mendukung temuan De Wine dan Barone tersebut
dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta saat tingkat kepuasan komunikasi
organisasi cenderung tinggi maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat
itu cenderung tinggi pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
223
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim
komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel
kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu
variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu
pula sebaliknya.
4.6 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan
Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota
Surakarta (τzx)
Tabel LXXIX
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan
Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
Status Sosial Ekonomi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 80% 20% 0%
Sedang 0% 0% 0%
Rendah 0% 0% 0%
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
224
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat pekerjaan, pendidikan
sebagai indikator dalam variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada iklim
komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut:
· Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau
pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang
dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal
tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu
perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif
(http://forumfikom.blog.com).
· Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat
yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional
maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-
baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman
mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap
gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat
membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru)
baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta
bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan
kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com).
Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung teori-
teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta, mayoritas para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
225
responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan
tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi pula. Dan saat beberapa
responden di DPD PAN Kota Surakarta yang tingkat status sosial ekonominya
yang sedang, tingkat iklim komunikasi organisasi masih tinggi.
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi
organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial
ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota
Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka
tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
226
4.7 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota
Surakarta (τzy)
Tabel LXXX
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi
dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
Status Sosial Ekonomi
Kepuasan
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 60% 0% 0%
Sedang 20% 20% 0%
Rendah 0% 0% 0%
Sumber : Data Primer
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat variabel status sosial
ekonomi berpengaruh pada kepuasan komunikasi organisasi, yaitu berikut:
Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh
status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status
sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf
dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan
kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian
aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
227
dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang
yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah
indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni
Muhammad (http://digilib.petra.ac.id).
Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung
teori-teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta, mayoritas
para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan
tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi pula. Dan saat
responden di di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi
yang sedang maka tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung menurun
menjadi sedang bahkan rendah.
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang
hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi
organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial
ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota
Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka
tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
228
4.8 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi
Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang
Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Kota
Surakarta (τxy.z)
Tabel LXXXI
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Kota
Surakarta
n : 6
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 6 0 0
Sedang 0 0 0
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
tinggi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
229
Tabel LXXXII
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Kota
Surakarta
n : 4
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 2 2 0
Sedang 0 0 0
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
sedang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
230
Tabel LXXXIII
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan
Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh
Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Kota
Surakarta
n : 0
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Iklim
Komunikasi
Organisasi
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 0 0 0
Sedang 0 0 0
Rendah 0 0 0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang
rendah)
Jika dihubungkan dengan teori-teori korelasi antara variabel independen
iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi
organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi, yaitu
sebagai berikut:
Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif
disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan
kepuasan komunikasi antara lain:
· Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
231
· Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah.
· Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih
mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial
lebih rendah (Kurnia, 2010: 3).
Maka hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi
dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh
variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta dapat
mendukung teori-teori tersebut diatas dikarenakan di Kota Surakarta, mayoritas
para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan
tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang
cenderung tinggi dan sedang pula. Dan saat responden di di DPD PAN Kota
Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang lebih rendah atau sedang
maka tingkat iklim komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi
organisasi cenderung lebih rendah pula yaitu ditandai ada reponden yang
merasakan tingkat kepuasan komunikasi yang sedang saat status ekonominya
pada tingkat sedang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel
kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim
komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
232
4.8 Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di
DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXXXIV
Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di
DPD PAN Kota Surakarta
DPD PAN Wonogiri DPD PAN Kota Surakarta
Τxy kuat dan sejajar kuat dan sejajar
Τzx kuat dan sejajar kuat dan sejajar
Τzy kuat dan sejajar kuat dan sejajar
τxy.z Signifikan signifikan
Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel iklim
komunikasi organisasi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi (τxy) di
DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta itu sama-sama kuat dan
sejajar, hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim
komunikasi organisasi (τzx) di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota
Surakarta itu sama-sama kuat dan sejajar, hubungan antara variabel status sosial
ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi (τzy) di DPD PAN
Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta itu sama-sama kuat dan sejajar, dan
dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial
ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
233
dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi (τxy.z) di DPD PAN
Wonogiri dan di DPD PAN Kota .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
234
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif tentang iklim komunikasi
organisasi terhadap kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan
di DPD PAN Kota Surakarta, serta pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat iklim komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat
dikatakan bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi
organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% atau 8 responden di
DPD PAN Wonogiri; dan 100% atau 10 responden di DPD PAN Kota
Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di
DPD PAN mereka masing-masing. Hal tersebut dikarenakan tingkat
supportiveness, tingkat kepercayaan, serta tingkat keterbukaan dan
keterusterangan yang tercipta di DPD PAN Wonogiri tidak sebaik yang
tercipta di DPD PAN Kota Surakarta;
2. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat kepuasan komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat
dikatakan bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
235
komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% atau 3
responden di DPD PAN Wonogiri; dan 60% atau 6 responden di DPD
PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi
yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Hal tersebut
dikarenakan tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan tingkat kepuasan
dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang tercipta di
DPD PAN Wonogiri tidak sememuaskan yang tercipta di DPD PAN Kota
Surakarta;
3. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat status sosial ekonomi di
DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dikatakan
bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi
jika dibandingkan dengan tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Kota
Surakarta, yaitu 90% atau 9 responden di DPD PAN Wonogiri dan 80%
atau 8 responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status
sosial ekonomi yang tergolong tinggi;
4. Berdasarkan analisis data didapatkan hasil sebagai beriktu:
· Hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan
variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu
kuat dan sejajar;
· Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan
sejajar;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
236
· Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat
dan sejajar;
· Dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol
status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen
iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan
komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri;
· Hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan
variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
itu kuat dan sejajar;
· Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat
dan sejajar;
· Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel
kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu
kuat dan sejajar;
· Dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol
status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen
iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan
komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta.
5. Ada beberapa faktor yang mendukung iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri menjadi baik dan memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
237
a. Karena Ketua telah memandang cukup penting informasi dari
bawahan sebagai sebagai bahan kajian, sebagai referensi untuk
mengambil suatu kebijakan;
b. Karena setiap anggota DPD PAN Wonogiri diberi hak bicara
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam suatu forum;
c. Karena anggota DPD PAN Wonogiri merasa bahwa Ketua DPD
PAN Wonogiri benar-benar memberikan kepercayaan kepada
anggota dalam pelaksanaan tugas masing-masing;
d. Karena ada rasa percaya diantara anggota DPD PAN Wonogiri;
e. Karena penempatan anggota sebagai pengurus DPD dirasa telah
sesuai dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan
kinerjanya;
f. Karena Ketua DPD PAN Wonogiri telah melakukan tranfer
informasi melalui forum-forum, melalui rapat-rapat, melalui
kegiatan resmi maupun tidak resmi.
6. Ada beberapa faktor yang menghambat iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri menjadi baik dan memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
a. Dikarenakan saat pertemuan tidak semua pengurus bisa datang
maka tidak semua pihak yang berkepentingan dapat mendapatkan
informasi yang sama;
b. Faktor geografis Kabupaten Wonogiri yang relatif luas dan faktor
jarak tempat tinggal antar anggota yang relatif berjauhan menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
238
tantangan dan kendala tersendiri dalam proses komunikasi di DPD
PAN Wonogiri;
c. Faktor kesibukan pengurus diluar tugasnya di DPD PAN Wonogiri
juga menjadi tantangan dan hambatan tersendiri dalam komunikasi
dan konsolidasi kepartaian di DPD PAN Wonogiri.
7. Ada beberapa faktor yang mendukung iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta menjadi baik dan memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
a. Karena Ketua DPD PAN Kota Surakarta telah memberikan
perhatian yang cukup atas informasi dari bawahannya;
b. Karena adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya di
DPD PAN Kota Surakarta dalam proses pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan kebijakan organisasi tersebut berupa
kesempatan untuk berpendapat, kesempatan untuk menyampaikan
aspirasi, usulan, pertanyaan, klarifikasi tentang kepartaian baik
dalam rapat formal maupun pertemuan non formal kepada semua
anggota;
c. Karena adanya kepercayaan dari Ketua DPD PAN Kota Surakarta
kepada anggota DPD PAN Kota Surakarta yang lain sehubungan
dengan kemampuan melaksanakan tugas;
d. Karena ada rasa percaya diantara anggota DPD PAN Kota
Surakarta;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
239
e. Karena anggota DPD PAN Kota Surakarta dapat menerima
informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan
tugas;
f. Karena di DPD PAN Kota Surakarta sering diadakan koordinasi
antar pengurus setiap seminggu sekali dalam bentuk rapat. Dan
selain melalui rapat, juga dilakukan pencarian informasi antar
pengurus melalui telepon.
8. Ada beberapa faktor yang menghambat iklim komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta menjadi baik dan memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
a. Faktor kesibukan pengurus diluar tugasnya di DPD PAN Kota
Surakarta juga menjadi tantangan dan hambatan tersendiri dalam
komunikasi dan konsolidasi kepartaian di DPD PAN Kota
Surakarta.
9. Ada beberapa faktor yang mendukung kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Wonogiri berada pada taraf memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
a. Faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional membuat para
anggota DPD PAN Wonogiri cenderung loyal dan ikhlas mengabdi
di DPD PAN Wonogiri. Dan karena atas dasar kesadaran bahwa
kerja di partai itu adalah kerja ikhlas bukan karena dapat imbalan
apa-apa tapi karena perjuangan jadi walaupun tidak mendapatkan
honor atau gaji, anggota tetap saja merasa ikhlas. Karena anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
240
merasakan keuntungan yang lain yaitu dapat menegakkan
kebenaran yang bernilai pahala dan kepuasan batin terkait
keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya;
b. Karena di DPD PAN Wonogiri saat ada informasi, langsung
dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat
kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang
mengendap (berhenti);
c. Kebijakan pimpinan di DPD PAN Wonogiri yang telah sesuai
dengan harapan dan sesuai dengan pemikiran-pemikiran anggota
dapat meminimalisir pertentangan walaupun implementasinya
kadang memang tidak sesuai dengan yang diharapkan namun itu
masih berada dalam tataran bisa diterima;
d. Karena di DPD PAN Wonogiri, undangan tidak harus dengan surat
formal karena ada pengaruh faktor geografis yang relatif terlalu
luas sehingga jika melalui surat kemungkinan terlalu lama akhirnya
menggunakan alat komunikasi yang lain yaitu melalui Short
Message Service (SMS) dipandang cukup memuaskan;
10. Yang menjadi kendala dalam penciptaan kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Wonogiri, yaitu antara lain:
a. Susahnya meraih ketepatan dalam penempatan anggota untuk
jabatan di DPD PAN Wonogiri yang sesuai kapasitas pribadinya
dapat sangat mempengaruhi kepuasan dengan jabatan yang
diemban;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
241
b. Susahmya menjalankan kebijkan agar sesuai dengan harapan dapat
sangat mempengaruhi kepuasan atas kebijaksanaan di dalam
organisasi.
11. Ada beberapa faktor yang mendukung kepuasan komunikasi organisasi di
DPD PAN Kota Surakarta berada pada taraf memuaskan di mata para
anggotanya, yaitu antara lain:
a. Faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional membuat para
anggota DPD PAN Kota Surakarta cenderung loyal dan ikhlas
mengabdi di DPD PAN Kota Surakarta. Dan karena adanya
pengaruh faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional itu
juga, maka walaupun keuntungan material yang didapat oleh
anggota DPD PAN Kota Surakarta relatif minim, anggota tetap
merasa puas terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan
yang diembannya;
b. Karena di DPD PAN Kota Surakarta mudah untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme yang ada,
dan aliran informasi di DPD PAN Kota Surakarta dirasakan oleh
anggotanya sudah bagus;
c. Karena di DPD PAN Kota Surakarta, setiap akan mengambil
keputusan itu dilakukan rapat dan karena di internal Partai Amanat
Nasional keputusan itu diambil secara kolektif kolegial sehingga
dapat diyakini bahwa apa yang diputuskan secara kolektif kolegial
itu akan lebih baik hasilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
242
d. Karena penggunaan telepon dan Short Message Service (SMS)
dirasa oleh anggota DPD PAN Kota Surakarta telah memuaskan
karena informasi bisa disampaikan secara langsung.
12. Yang menjadi kendala dalam penciptaan kepuasan komunikasi organisasi
di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu antara lain:
a. Susahnya meraih ketepatan dalam penempatan anggota untuk
jabatan di DPD PAN Kota Surakarta yang sesuai kapasitas
pribadinya dapat sangat mempengaruhi kepuasan dengan jabatan
yang diemban;
b. Susahmya menjalankan kebijkan agar sesuai dengan harapan dapat
sangat mempengaruhi kepuasan atas kebijaksanaan di dalam
organisasi;
c. Unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada
DPD PAN Kota Surakarta dapat menghambat kepuasan atas
kebijaksanaan di dalam organisasi tersebut.
B. Saran
Pada akhir penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran yang peneliti
harapkan akan berguna.
1. Untuk DPD PAN Wonogiri:
a. Untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam penempatan seseorang
untuk suatu posisi atau jabatan berdasarkan bakat dan kemampuan
yang dimilikinya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
243
b. Untuk lebih memperluas akses bagi anggota kepada informasi yang
dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu,
antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik,
kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Memang tidak
semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah
seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi
yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik
individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan
publik, tentu saja kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia.
Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran
mereka di dalam organisai;
c. Menjaga, mengembangkan dan menfaatkan kecintaan anggota
kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan
pencapaian cita-cita bersama dalam partai dengan sebaik-baiknya
demi menjaga kepuasan anggota terhadap keuntungan yang didapat
dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas
keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu
berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga
dapat menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu
jabatan yang diemban. Dan jika satu kali saja kecintaan tersebut
dikhianati maka akan sangat sulit untuk meraihnya kembali. Dan
karena kecintaan tersebut akan dapat menciptakan loyalitas dalam
diri anggota;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
244
d. Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut
iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi,
karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan
memuaskan di DPD PAN Wonogiri, karena semuanya masih bisa
menjadi lebih baik lagi.
2. Untuk DPD PAN Kota Surakarta:
a. Agar meningkatkan komunikasi dan konsultasi mengenai
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan masing-
masing anggota DPD PAN Kota Surakarta;
b. Tingkat keperyaan antara anggota harus ditingkatkan. Setiap
anggota harus berusaha lebih keras lagi agar anggota yang lain
dapat lebih mempercayaian dalam hal kemampuan menjalankan
tugas keorganisasian;
c. Meningkatkan ketepatan dalam penempatan seseorang untuk suatu
posisi atau jabatan berdasarkan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya;
d. Menjaga, mengembangkan dan menfaatkan kecintaan anggota
kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan
pencapaian cita-cita bersama dalam partai dengan sebaik-baiknya
demi menjaga kepuasan anggota terhadap keuntungan yang didapat
dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas
keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu
berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
245
dapat menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu
jabatan yang diemban. Dan jika satu kali saja kecintaan tersebut
dikhianati maka akan sangat sulit untuk meraihnya kembali. Dan
karena kecintaan tersebut akan dapat menciptakan loyalitas dalam
diri anggota;
e. Lebih meningkatkan kualitas dan keterwakilan anggota dalam
kebijaksanaan di dalam organisasi dan meminimalisir unsur
kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD
PAN Kota Surakarta yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur
partai;
f. Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut
iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi,
karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan
memuaskan di DPD PAN Kota Surakarta, karena semuanya masih
bisa menjadi lebih baik lagi.
3. Untuk Penelitian Lanjutan:
Berbagai variabel telah diteliti oleh penulis dalam penelitian tentang iklim
komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN
Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta ini, namun masih banyak
variabel-variabel lain yang dapat diteliti di kedua organisasi tersebut.
Variabel-variabel yang masih dapat diteliti di kedua organisasi politik itu
antara lain jaringan komunikasi yang terbentuk di dalam kedua organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
246
tersebut dan jaringan komunikasi yang terjalin antara kedua DPD PAN
tersebut dengan pengurus partai di bawahnya. Maka oleh karena itu
penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan
mengangkat dan mengkaji lebih lanjut variabel jaringan komunikasi di
kedua DPD PAN tersebut sehingga dapat dilihat dengan lebih detil
kegiatan komunikasi yang terjadi kedua DPD PAN tersebut, yaitu di DPD
PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
247
ALUR PEMIKIRAN
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI
(Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi
Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
Runtuhnya Orde Baru Bermuculan banyak Partai
DPD PAN Wonogiri dan Berdiri Partai Amanat Nasional (PAN) DPD PAN Kota Surakarta
Adanya iklim komunikasi organisasi Olah Data Dengan dan kepuasan komunikasi organisasi Koefisien Korelasi Rangking Partial Kendall dan Tabel Q (Siegel, 1997: 337) Pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, observasi, dan penelusuran literatur
Hasil: · Tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi
organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta;
· Tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta. Saran:
· Untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta agar menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik;
· Untuk Penelitian Lanjutan, penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan mengangkat dan mengkaji lebih lanjut variabel jaringan komunikasi di kedua DPD PAN tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
248
MATRIK PERBANDINGAN
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN
KOMUNIKASI ORGANISASI DI DPD PAN WONOGIRI
DAN DI DPD PAN KOTA SURAKARTA
No.
Aspek
DPD PAN Wonogiri
DPD PAN Kota
Surakarta
1. Iklim Komunikasi
Organisasi
Cukup terbuka Sangat terbuka
2. Kepuasan Komunikasi
Organisasi
Taraf Kepuasan
Komunikasi Organisasi:
Sedang
Taraf Kepuasan
Komunikasi
Organisasi: Tinggi
3. Status Sosial Ekonomi Taraf Status Sosial
Ekonomi: Tinggi;
Taraf Status Sosial
Ekonomi: Sedang;
4. Pertemuan formal Kurang intens Sangat intens
5. Kantor sekretariat Kurang aktif Sangat aktif
6. Penyebaran informasi
kepada anggota
Lebih melalui
pertemuan informal
Lebih melalui
pertemuan formal
7. Alat komunikasi yang
sering digunakan
Panggilan telepon, sms,
dan pertemuan rutin
· Panggilan telepon
dan sms
· Pertemuan rutin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
249
dalam intensitas
yang minim
8. Intensitas komunikasi
dan tatap muka antar
pengurus
Relatif kurang intens Relatif lebih intens