iERAPAN PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA PADA LARUTAN PENYANGGA
Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di MAS AS-SYAFI'IY AH 01 Tebet Jakarta Selatan)
U111vei '.9L,-L~ bi<.ffn i'Jeqe11
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OLEH:
NINAHUSNA
103016227135
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul, PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
BERBASIS GENERA TIF UNTUK MENINGKA TKAN PEMAHAMAN SISWA
P ADA LARUT AN PENY ANGGA, yang disusun oleh mahasiswi yang bemama :
NINA HUSNA, Nomor Induk Mahasiswa : 103016227135, Jurusan Pendidikan
IP A, Program Studi Kimia, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Pembimbing 1
rof.Dr.Aziz Fa rrozi NIP.150202343
Jakarta, 31 Juli 2008
Yang Menyatakan
Pembimbing 2
Munasprianto Ramli, S.Si.MA NIP.150377453
SURAT PERNY A TAAN KARY A ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nina Husna
NIM : 103016227135
Jurusan I semester
Angkatan tahun
Alam at
: Pendidikan IP A (Kimia) I XI
: 2003
: JI. Mawar Raya Rt 03/02 No.21
Bekasi Timur
Menyatakan dengan sesunguh-sungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul "Pembelajaran Generatif Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga", adalah benar
hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan:
Nama : Prof.Dr.Aziz Fachrurrozi
NIP :150 202 343
Nama : Munasprianto Ramli, S.Si.MA
NIP :150377453
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
saya sendiri.
Jakarta, Desember 2008
ABSTRAK
NINA HUSNA, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Generatif (Generative Learning) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga, Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada larutan penyangga dengan menggunakan model pembelajaran generatif Penelitian ini dilaksanakan di MAS As-Syafi'iyah 01 Tebet, Jakarta Selatan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan pada bahasan mengukur pH larutan penyangga dan bukan penyangga setelah ditambahkan asam, basa atau pengenceran dan menurunkan persamaan untuk menentukan Ir dan OH-. Siklus II dilakukan sebanyak empat kali pertemuan pada bahasan teori perhitungan pH dan pOH, perhitungan pH dan pOH jika ada penambahan asam, basa atau pengenceran, dan peran larutan penyangga dalam makhluk hidup dan industri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes basil belajar yang diklasifikasikan dengan jenjang soal. Pada siklus I dan siklus II menggunakan jenjang soal pengetahuan (Cl), pemahaman (C2), aplikasi (C3), adan analisis (C4). Instrumen angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran generatif, dan lembar observasi. Dari basil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai criteria yang menjadi bahsan indikatior keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 60, 75 menjadi 75,87 pada siklus II. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 65, 0. begitu pula dengan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran generatif terjadi peningkatan persentase pada seluruh pertanyaan dari siklus I ke siklus IL Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan dengan pembelajaran generatif memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Dan basil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi para pendidik dalam memilih strategi mengajar yang tepat untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar yang diharapkan.
Kata knnci: Classroom Action Research (CAR), larutan penyangga, pemahaman, pembelajarn generatif (Generative Learning).
semuanya, yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa
cinta kepada teman-teman.
10. Teman-temanku di kos Srikandi, yang banyak menemani penulis dalam
suka dan duka.
11. Kepada adik-adikku di sekolah MAS As-Syafi' iyah O 1 Tebet, khususnya
anak kelas XI IP A, yang terlibat langsung dalam penelitian ini.
12. Perpustakaan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
melayani dan meminjamkan seperangkat buku-buku yang terdapat
relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak terlibat dalam
pelaksanaan penelitian ini. Semoga mendapatkan pahala dan anugerah dari Allah
SWT. Amin.
Demikianlah, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, September 2008
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISi ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii
BABIPENDAHULUAN
A. La tar Belakang . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 1
(L .B. Identifikasi Masai ah .. :: ................................................................ 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .................................. 9
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain
Alternatiflntervensi Tindakan yang dipilih .................................. 9
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme ................................. 9
a. Pengertian Konstruktivisme ............................................. 9
b. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme .................... 12
c. Model-model Pembelajaran Konstruktivisme .................. 14
d. Prinsip-prinsip Dasar Konstruktivisme ............................ 15
e. Tahap-tahap Pembelajaran Konstruktivisme .................... 16
f. Kelebihan dan Kelemahan Konstruktivisme .................... 18
2. Hakikat Pembelajaran Generatif .......................................... 19
a. Pengertian Generatif ...................................................... .19
b. Landasan Teoritik dan Empirik Pembelajaran
Generatif. ......................................................................... 21
c. Ciri-ciri Pembelajaran Generatif ...................................... 23
e. Penerapan Pembelajaran Generatif ................................... 29
3. Hakikat Pemahaman ............................................................ 30
a. Pengertian Pemahaman .................................................... 30
b. Tingkatan Pemahaman .................................................... .30
c. Kategori Pemahaman ...................................................... .32
4. Larutan Penyangga (Buffer) ................................................. 36
a. Pengertian Larutan Penyangga ......................................... 36
b. Sifat Larutan Penyangga ................................................ .37
c. Komponen Larutan Penyangga ...................................... .37
d. Kegunaan larutan Penyangga ......................................... .38
C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 39
'-~ipotesis Penelitian Tindakan ... ':.'. ............................................. 40
E. Penelitian yang relevan .............................................................. 40
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ........................... 41
l. Pengertian PTK ................................................................... 41
2. Karateristik PTK .................................................................. 42
3. Tahap-tahap PTK ................................................................. 43
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 45
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 45
c. Subjek atau Partisipan yang Terkait.. ........................................... 46
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 46
:2 E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................... 47
F. Has ii Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 48
G. Data dan Sumber Data ................................................................. 49
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ..... ·: ......... 49
I. Teknik Pengumpul Data .............................................................. 49
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi ....... 50
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................... 53
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan .......................................... 55
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Efek/Hasil Intervensi Tindakan .................................................. 61
1. Kegiatan Siklus 1 ................................................................... 61
a) Tahap Perencanaan .......................................................... 61
b) Tahap Pelaksanaan ........................................................... 61
c) Tahap Evaluasi ................................................................ 75
d) Tahap Refleksi ................................................................. 76
2. Kegiatan Siklus II .................................................................. 77
a) Tahap Perencanaan .......................................................... 77
b) Tahap Pelaksanaan ........................................................... 78
c) Tahap Evaluasi ................................................................ 88
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 89
C. Analisis Data .............................................................................. 90
D. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 93
E. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
~ · A Kesimpulan ................................................................................. 97
B. Saran ........................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 99
LAMPIRAN .......................................................................................... 103
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Fase Pembelajaran pada Model Pembelajaran
Pada Model Pembelajaran Konstruktivis ..................................... 15
Tabel 2.2 Materi atau Strategi untuk Menstimulasi Pembelajaran
Generatif ..................................................................................... 24
Tabel 4.1 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I
Berdasarkan Soal Pilihan Ganda ................................................... 66
Tabel 4.2 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Sik:lus I
Berdasarkan Soal Essay ................................................................ 69
Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Siklus I ......................................................... 70
Tabel 4.4 Observasi Pemahaman Siswa Pada Siklus I .................................. 72
Tabel 4.5 Hasil dari presentasi siswa ............................................................ 82
Tabel 4.6 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II
Berdasarkan Soal Pilihan Ganda ................................................... 83
Tabel 4. 7 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II
Berdasarkan Soal Essay ................................................................ 84
Tabel 4.8 Hasil Angket Siswa Siklus II ........................................................ 85
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pemahaman Siklus II ........................................... 86
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pemahaman Siswa Konsep
Larutan Penyangga Siklus I dan Siklus II ..................................... 90
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Angket Siswa Siklus I dan II ........................ 91
Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus !!.. .............................. 92
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM
Gambar 2.1 Skema Daur Ulang PTK ........................................................... 44
Gambar 3 .I Desain Penelitian ..................................................................... 55
Gambar 4.1 Siswa Membuat Larutan .......................................................... 80
Diagram 4 .1 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga
Siklus I dan II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............. 93
Diagram 4.2 Hasil Angket Siswa Siklus I dan II ............................................ 94
Diagram 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I dan II ........................................ 95
DAFT AR LAMPIRAN
1. Silabus Pembelajaran ....................................................................... l 03
2. Rencana Pelaksananaan Pembelajaran Larutan Penyangga ............. 104
3. Kisi-kisi lnstrumen Soal Siklus 1 ..................................................... 119
4. Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ......................................................... 120
5. Kunci Jawaban Siklus I ..................................................................... 123
6. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II ..................................................... 125
7. Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ....................................................... 126
8. Kunci Jawaban Siklus II ................................................................... 129
9. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ................. 131
10. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ................. 133
11. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket.. .............................................. 135
12. Uji TarafKesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I dan II ..................... 138
13. Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus I dan 11.. ............................. 139
14. Perhitungan Uji Validitas Tes Soal ................................................... 140
15. Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Soal .............................................. 142
16. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angketl ......................... 144
17. Daftar Nilai Has ii Belajar PG Ke las XI IP A .................................... 146
18. Daftar Nilai Hasil Essay Kelas XI IPA ............................................. 147
19. Tabel Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Soal ................................. 148
20. Kriteria Penilaian Essay Siklus I ...................................................... 149
21. Kriteria Penilaian Essay Siklus II ..................................................... 150
22. Tanggapan Siswa Mengenai Penerapan
Metode GeneratifSiklns I ................................................................. 151
23. Tanggapan Siswa Mengenai Penerapan
Metode Generatif Siklus II ................................................................ 152
24. Lembar Angket Mengenai Pemahaman Siswa .................................. 153
25. Format Lembar Observasi Proses Pembelajaran ............................... 155
26. Lembar Ke1ja Siswa ......................................................................... 156
28. Lembar Analisis Kebutuhan ............................................................. 162
29. Fom1at Wawancara Siswa ................................................................ 163
30. Kuis Setiap Pertemuan ..................................................................... 164
31. Format Catatan Lapangan Siklus I .................................................... 167
32. Format Catatan Lapangan Siklus II .................................................. 170
33. Hasil wawancaradari siswaXI IPA ................................................. 173
34. Hasil Wawancara Guru Kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 ................ 174
35. Hasil Kuisioner Awai SiswaXI IPA As-Syafi'iyah 01 ................... 175
36. Hasil Angket Siswa Siklus I ............................................................. 176
37. Hasil Angket Siswa Siklus II ........................................................... 178
38. Perhitungan V aliditas Instrumen Soal Essay Siklus 1 ..................... 180
39. Perhitungan Validitas Instrumen Soal Essay Siklus 2 ..................... 181
40. Gambar Siswa .................................................................................. 182
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan tonggak perkembangan dari suatu Negara.
Kemajuan dari pendidikan merupakan kemajuan sebuah Negara. Harapan
tertumpu pada generasi muda yang akan meneruskan perjuangan para leluhur
bangsa. Perubahan zaman yang semakin maju mendorong kebutuhan manusia
yang semakin tinggi, menciptakan jurang sosialisasi yang semakin lebar.
Kekuatan moral dan materiil dibutuhkan untuk bertahan meneruskan
kehidupan yang semakin bergejolak oleh perubahannya. Bekal tersebut salah
satunya diperoleh dari pendidikan. Semakin muda seseorang mengenyam
pendidikan, maka akan semakin siap menghadapi hidupnya.
Berangkat dari ha! itu, lembaga dan institusi pendidikan memiliki
tanggung jawab dalam mewujudkan tujuan semua bangsa yaitu mencerdaskan
bangsa. Kesadaran pentingnya pendidikan merupakan awal yang baik menuju
negara yang maJU.
Menurut Ahmad D. Marimba, "pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menu ju terbentuknya kepribadian yang utama". 1 Pendidikan
harus mampu mengarahkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki
masing-masing manusia agar menjadi suatu kegiatan hidup yang utuh menjadi
manusia individu dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdi diri padaNya.
Berbagai macam persepsi para ahli tentang pendidikan menegaskan
pada kita bahwa pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan ini.
Sebagaimana telah tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 memberikan
hak kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan nasional.
Dengan demikian maka semua warganegara Indonesia dimanapun berada
hams memiliki pengetahuan, sikap, dan kemampuan dasar yang sama sebagai
warganegara dari suatu negara yang merdeka.2
Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.3
Sebagai seorang pendidik sangatlah penting mengetahui metode seperti
apa yang baik dalam menyampaikan pembelajarannya. Metode yang sedang
berkembang saat ini adalah metode pembelajaran berpusat pada siswa. Guru
tidak berperan sebagai buku berjalan, yang menyampaikan konsep tanpa tahu
siswa memahami atau tidak. Tapi guru berperan sebagai pembimbing siswa,
mengarahkan siswa agar dapat menemukan sendiri ilmu tersebut. Dengan
begitu, siswa tidak hanya bisa menjawab pertanyaan dari guru tapi siswa
memahami isi dari jawaban tersebut.
Menurut pengamatan dari penulis, masih banyak sekolah yang
menerapkan sistem lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Namun, ada
beberapa sekolah yang sadar akan manfaat dari metode ini dan menerapkan
sebagai sistem yang hams dipatuhi. Sekolah yang tidak menerapkan bukan
berarti tidak 'aware', namun ban yak pertimbangan dari segi biaya yang
dibutuhkan untuk menerapkan metode ini. Hal ini merupakan 'momok' dalam
dunia pendidikan negara kita.
Penulis ingin mencoba menerapkan metode yang saat ini sedang
berkembang, yaitu metode Pembelajaran Generatif pada sekolah MAS As
Syafi'iyah di Tebet Jakarta Selatan. Metode ini pernah dilakukan oleh
2 Pendidikan Nasional Sebagai Wabana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), (Jakarta: Center for Information and National Policy Studies, 2000) lial.62.
3 Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undangundang Republik Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II vasa/ 3. !Jakarta:
3
beberapa peneliti lain yang berkecimpung di dunia pendidikan. Dan berhasil
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun banyak kendala dalam
menjalani penelitian ini. Peneliti memilih sekolah ini karena menurut
pengamatan peneliti, sekolah ini mempunyai bakat untuk berkembang. Tapi
dari segi pengajaran, masih menerapkan metode konvensional, yaitu dengan
metode ceramah. Didukung dengan keadaan struktur bangunan sekolah yang
masih berantakan. Siswa SD, SMP, SMA dijadikan satu bangunan, sehingga
suasana pembelajaran tidak terkondisikan. Ditambah dengan keadaan
laboratorium yang masih dalam tahap pembangunan. Nilai kimia XI IP A
yang diambil peneliti sebagai data acuan, menunjukkan hasil yang kurang
bagus seimbang dengan alasan-alasan yang disebutkan diatas. Oleh karena itu,
peneliti memulai kegiatan penelitiannya disini. Dalam penelitian ini, penulis
Menerapkan Model Pembelajaran Generatif Pada Larutan Penyangga. Peneliti
ingin mencoba mampukah metode ini meningkatkan pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran kimia di sekolah MAS As'Syafi'iyah 01, Tebet,
Jakarta Selatan.
Sebelum melakukan penelitian di MAS As'Syafi'iyah, penulis
mengadakan survey terlebih dahulu ke sekolah lain di Jakarta. Penulis
mendapatkan bahwa nilai siswa pada pelajaran kimia masih di bawah rata-rata
apalagi pada materi larutan penyangga. Pada bah ini, siswa banyak sekali
mengalami kesulitan. Diantaranya, siswa mengalami kesulitan dalam
perhitungannya, juga pada proses pembuatan larutan penyangga. Berangkat
dari hal itu, penulis mengambil materi larutan penyangga sebagai bahan
penelitian untuk ditindak lebih lanjut dengan menggunakan metode generatif.
Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah merupakan proses
pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam
benak atau pikiran manusia. 4 Ausubel , seorang ahli pendidikan, mencetuskan
teori tentang belajar. Beliau mengatakan bahwa:
4 M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/ajaran, htto://www.google.eo.id/search?hl=id&lr=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:en-
4
Belajar menerima dan belajar menemukan konsep. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghapalkannya sedangkan belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Pada belajar menghafal, siswa menghafalkan materi yang sudah diperolehnya., tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.5
DaJam kegiatan belajar mengajar, guru semestinya mengkondisikan
pembelajaran sehingga konsep-konsep yang diajarkan dapat "bertahan lebih
lama" dalam pikiran siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan-gagasannya sehingga
terjadi proses pembentukan konsep secara bermakna. 6
Mengikuti paham konstruktivisme ini, pengetahuan tidak bisa
dipindahkan dari guru secara sempuma kepada murid, akan tetapi membiarkan
murid untuk membangun konsep sendiri dengan kemampuan mereka masing
masing. Disini ditekankan agar guru tidak boleh belajar untuk murid, guru
cukup membimbing murid untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Dengan begitu murid akan siap menghadapi kenyataan-kenyataan yang secara
asing muncul dari lingkungannya.
Dalam penelitian ini penulis ingin mencoba meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi larutan penyangga dengan menggunakan metode
konstruktivisme berbasis generatif. Penulis menggunakan metode ini, karena
menurut Wittrock, "Model pembelajaran dengan metode generatif merupakan
pendekatan yang spesifik untuk pengajaran aktif'7 . Berpikir aktif sangat
penting dalam suatu pembelajaran, karena dapat membantu menguatkan
ingatan siswa dan memperdalam pemahaman.
Sebelum melaknkan penelitian, peneliti mengadakan prapenelitian.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah-masalah apa saja
yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas XI IP A 2 untuk dapat
5 H. Ennan Suhennan, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika ...... , hal 32 6 I Way an Redhana clan I Dewa Ketut Sastrawidana, Pembelajaran Generatif Dengan
Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar II, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIP A, IKIP Negeri Singaraja.
7 "Active and Generative Teaching",
5
dicari solusinya dengan menggunakan pembelajaran generatif dalam
penelitian yang kan dilaksanakan.
Kegiatan prapenelitian dilakukan dalam kelas XI IP A 2 As-Syafi' iyah
01 Tebet. Peneliti mengamati kondisi dan situasi saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hasil dari pengamatan dalam kelas XI IPA 2
diantaranya adalah: kondisi pembelajaran yang kurang tertib dan disiplin, guru
yang masih menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan berpusat pada
guru, siswa masih enggan mengajukan pendapat, dan dari hasil post test belum
mencapai indikator keberhasilan yang menunjukkan siswa memahami
pelajaran.
Setelah mengamati kegiatan belajar mengajar dalam kelas, peneliti
mengadakan wawancara dengan guru kimia XI IPA 2 As-Syafi'iyah 01,
Tebet. Penelitian ini diawali dengan kegiatan prapenelitian terhadap proses
pembelajaran kimia khususnya yang dilakukan di kelas XI IP A MAS As
Syafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan. Dalam kegiatan prapenelitian ini peneliti
melakukan observasi langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas XI
IPA, wawancara pada siswa XI IPA Assyafi'iyah 01 dan wawancara pada
guru kimia di kelas XI IP A tersebut. Dari hasil wawancara diperoleh informasi
bahwa selama ini guru mengajar dengan metode ceramah, dengan begitu
kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sedangkan siswa kurang
berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi terhadap materi yang diajarkan dan masih banyak
siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata.
Dari data yang diperoleh (data lengkap ada pada lampiran) bahwa guru
kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 menyatakan metode ceramah dan tanyajawab
yang digunakan selama ini belum efektif. Metode ini kurang efektif karena
berpusat pada guru, sedangkan siswa tidak dapat berpartisipasi secara optimal
dalam kegiatan pembelajaran ini. Oleh karena itu, guru sangat mendukung
kegiatan penelitian ini.
Data di atas didukung dengan kuesioner awal pada siswa kelas IX .
Assyafi'iyah yang terlamoir di lamoiran. Perolehan data merniniuklrnn hohurn
6
siswa masih belum menguasai materi yang diberikan oleh guru, karena tidak
memahami konsep yang disampaikan guru.
Permasalahan di atas menjadi alasan untuk peneliti melanjutkan
penelitian pada kelas XI IP A tersebut. Kualitas pembelajaran di atas tidak
mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif Juga dilatar belakangi oleh
permasalahan pembelajaran yang selama ini berkesan kurang menarik, kurang
menantang dan membosankan bagi siswa sehingga pemahaman tidak
maksimal. Menurut Khoiruddin :
Salah satu dari permasalahan pembelajaran adalah dengan mengorganisasikan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyentuh realita kehidupan siswa, antara lain dengan mengembangakan pembelajaran pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Generatif yang merupakan salah satu model pembelajaran yang perlu diangkat dalam proses belajar mengajar.8
Dari pembahasan data di atas, peneliti meneruskan kegiatan berikutnya
yaitu penelitian yang diikuti dengan tindakan-tindakan kelas dengan metode
pembelajaran generatif dalam kelas XI IP A tersebut dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa mengenai larutan penyangga. Larutan
penyangga, merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam Ilmu Kimia.
Pada pembelajaran larutan penyangga, asam dan basa labih dahulu dipelajari.
Oleh karena itu siswa harus lebih <lulu paham tentang asam dan basa.
Terutama dalam perhitungan pH.
Seperti itulah gambaran sedikit tentang larutan penyangga yang akan
diteliti oleh penulis. Penulis akan menggunakan metode konstruktivisme
berbasis generatif dalam kegiatan belajar mengajar MAS Assyafi'iyah 01 .
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menerapkan metode generatif
dalam proses pembelajaran kimia SMU. Penulis ingin meneliti sejauh mana
peningkatan yang terjadi pada pemahaman siswa terhadap materi larutan
penyangga.
8 Khoiruddin, Konstruktivisme, http://www.google.eo.id/ searcah?hl=id&h=lang, I Julli
7
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini masalah dibatasi pada latar belakang kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi asam basa sehingga menyebabkan
miskonsepsi.
Secara eksplisit, permasalahan yang diupayakan pemecahannya dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan awal siswa mengenai konsep-konsep yang terkandung
dalam mata pelajaran kimia.
2. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran kimia setelah mengikuti
perkuliahan dengan metode konstruktivisme berbasis generatif.
3. Efektivitas pembelajaran metode konstruktivisme berbasis
generatif dalam membantu siswa memecahkan masalah pada
pembelajaran kimia larutan penyangga.
4. Tanggapan siswa terhadap metode konstruktivisme dalam
pembelajaran ki.mia Iarutan penyangga.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka
masalah ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini strategi pembelajaran yang
digunakan adalah generatif learning atau pembelajaran generatif. Sedangkan
pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep
larutan penyangga.
Berdasarkan identifikasi masalah, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : "Apakah penggunaan metode pembelajaran
konstruktivisme berbasis generatif dapat meningkatkan pemahaman siswa
pad a konsep larutan penyangga ?"
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
pentingnya penerapan konstruktivisme berbasis generatif untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga demi tercapainya tujuan
van!!: diharankan dalam nemhelaiarnn kimia
8
Tujuan penelitian ini adalah:
"Untuk mengetahui peningkatan pemahaman sJSwa pada konsep
larutan penyangga setelah diterapkannya pembelajaran konstruktivisme
berbasis generatif'.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan siswa.
2. Pembinaan belajar siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
3. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti meto4e
lfll.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
Berdasarkan hasil survey yang diambil penulis sebelum melakukan
penelitian, yang menunjukkan bahwa ada kekurangan pada metode yang
diajarkan di sekolah yang mempengaruhi pemahaman siswa. Maka penulis
mencoba menerapkan metode pembelajaran generatif Pembelajaran generatif
ini merupakan cabang dari pembelajaran konstruktivisme. Menurut Osborne
dan Wittrock merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif pengetahuan barn dengan menggunakan
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan barn itu
akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau
gejala yang terkait. Jika pengetahuan barn itu berhasil menjawab
permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan barn itu akan disimpan dalam
memori jangka panjang. 1 Penelitian dengan metode pembelajaran generatif ini
akan dilaksanakan pada kelas XI IPA 2 As-Syafi'iyah Tebet untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada larntan penyangga.
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme
a. Pengertian Konstruktivisme
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru berusaha sebisa
mungkin untuk memberikan sistem pembelajaran yang tidak monoton.
Pembelajaran ini banyak sekali digunakan dalam pembelajaran sains,
dengan tuntunan berikut ini: belajar sesuatu yang barn dan berusaha
mengetahui pemahaman yang telah ada lebih mendalam. Hal ini
merupakan tahap awal dari eksplorasi, dimana siswa dapat
menggabungkan antara pengalaman sebelumnya dengan pengetahuan
10
yang baru. 2 Metode pembelajaran seperti itu disebut metode
konstruktivisme.
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar,
1989: 159) menegaskan bahwa "pengetahuan tersebut dibangun dalam
pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah
penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi
adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi
baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat" (Russeffendi
1988: 133).3
Filsafat tentang pembelajaran, yang menunjukkan pembelajar
butuh untuk dibangun pemahaman mereka, yang biasa disebut
kontruktivisme. Sudah banyak diteliti dan ditulis oleh para ahli teori
pembelajaran dan kognisi. Seperti Jean Piaget, Eleanor Duckworth,
George Hein dan Howard Gardener telah mendalami metode
pembelajaran ini.
Konstruktivisme berarti bersifat membangun, dalam konteks
Filsafat Pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun
tata susunan hidup yang berbudaya dan modem.4 Dalam proses
pembelajaran konsep ini menghendaki agar anak didik dapat
mengembangkan kemampuannya secara konstruktif untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan dari ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Menurut Fensham (1994:5) penganut konstruktivisme memiliki
pandangan tentang hal-hal yang dialami atau diceritakan secara aktif
oleh diri mereka sendiri. Makna yang dibangun bergantung pada
pengetahuan yang sudah ada pada diri seseorang. Oleh karena
pengalaman dan hasil bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil
2 Constructivism and the Five E's, http://www.constructivisme/expo.expo.edu.ph/pinatubo/page4.html, 20 Mei 2008, ha! 2
3 Pembe/ajaran Konstruktivisme, http://gurubeasiswa.blogsoot.com/2007/12/pembelajarao-matematika-dengao-teori.html, l Juli 2008 hal 3.
4 Gura Pemhelninrnn Y nl'l«h,,,.1; .. ;,...;.; 7•
11
pemaknaan juga boleh jadi menjadi amat berbeda.5 Salah satu ahli
pendidikan dari Indonesia berpendapat bahwa pendekatan
pembelajaran konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang
menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam benak atau
pikiran manusia. 6
John Dewey mengutakan lagi teori konstruktivisme ini dengan
mengatakan bahwa "pendidik yang cakap harus melaksanakan
pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman
secara terus menerus".7 Pendapat lain menyatakan bahwa:
"Konstruktivisme merupakan cara pandang (filosofis) yang
menganjurkan perubahan proses pembelajaran skolastik melalui
pengenalan, penyusunan, dan penetapan tangkapan pengetahuan
berdasar reaksi (di dalam pikiran) peserta didik."8 Ilmu pengetahuan
tidak boleh dipindahkan kepada peserta didik (transfer knowledge)
dalam bentuk yang serba "sempuma"/"jadi" melalui program
pengajaran guru (Teacher Centered Leaming).
Menurut paham konstruktivisme di atas, ilmu pengetahuan
sekolah tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada murid,
tapi murid perlu dibina untuk memperoleh pengetahuan itu sendiri
dengan pengalaman masing-masing. Banyak ahli pskilogi dan
pendidikan yang berkutat meneliti metode pembelajaran tersebut.
Seperti yang sudah penulis jabarkan di atas. Berikut ini sumbangan
pemikiran dari John Dewey tentang pendekatan konstruktivisme. Bagi
Dewey, berfikir adalah mengubah, mengorganisasi kembali,
5 Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), cet 1, 2005), ha!. 171
6 M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/qjaran, http://www.google.eo.id/search?hl=id&lr=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs= 1 xJ&q=pcmbelajaran+konstruktivisme&start= lO&sa=N. I juli 2008, ha! 1.
7 M. Kl1oiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/ajaran, http://www.goocle.eo.id/search ......... , I juli 2008, ha! 1.
8 Tmubuh Kembang, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, http://tmubnhkembang.blo11:soot.com/2007/()R/lrnn<>n•lri'"'"-" •-•--· · ·
12
membentuk makna. Dewey kerap berkata pada pembaca bahwa: " '
Mind is active, a verb and not a noun" (fosnot, 1996, p.126).
Dewey menegaskan bahwa penting bagi siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman yang
dimaksud Dewey adalah lingkungan sosial, dimana siswa bersama
sama menganalisa objek permasalahan dan atau menciptakan sendiri
komunitas untuk saling bertukar pikiran. 9
Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sains maka
akhir-akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget.
Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak
membangun pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak
pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989:160). Oleh karena itu setiap
siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama
berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat beberapa ha! yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme,
yaitu : ( 1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara
bermakna; (2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa
mengkonstruksi pengetahuan; (3) mengaitkan antara gagasan siswa
dengan informasi barn di kelas (Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme
yang menggunakan kegiatan hands-on serta memberikan kesempatan
yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya
akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan
berpikir para siswa.
b. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme
Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka
otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu
disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan
9 Important People in the Development of the Theory of Constructivism, http://www.constructivisme.com/chd_f.ls~ trmP Mn/lmm"''"'"',... ... 11~~-···1 --1--~- -
13
memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya
semakin meningkat.
Siswa tidak boleh diberikan bagian.-bagian yang terpisah,
penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi
sebaliknya: siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kompleks,
terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan. Masalah
masalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada aktivitas dan
tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang dihadapi tersebut,
seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia nyata. 10
Masuknya informasi baru ke dalam skemata menurut Piaget
melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. "Asimilasi
adalah proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam
skemata yang telah terbentuk. Sedangkan akomodasi adalah proses
pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk
secara tidak langsung." 11
Pada proses asimilasi seseorang menggunakan struktur kognitif
dan kemampuan yang sudah ada untuk beradaptasi dengan masalah
dari lingkungannya. Sedangkan pada proses akomodasi, seseorang
harus memodifikasi struktur kognitif awalnya sudah ada, agar mereka
dapat mengadakan respon terhadap lingkungannya.
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut
pandangan konstruktivisme, Driver dan Bell ( dalam Susan, Marilyn
dan Tony, 1995:222) mengajukan karakteristik sebagai berikut:
(1) siswa tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungin proses keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal, ( 4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, ( 5) kurikulum
'° Konstruktivisme dan Pembelajaran, http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/04/48/, 1 Juli 2008.
11 Ennan Suhennan, dkk, Common Textbook Strategi Pembe/ajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: TICA. Universitas Pendidikan Indonesia 2003) ha! 36.
14
bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pmbelajaran, materi, dan sumber. 12
c. Model-Model Pembelajaran Konstruktivisme
Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sains maka
akhir-akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget.
Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak
membangun pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak
pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989: 160). Oleh karena itu setiap
siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama
berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat beberapa ha! yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme,
yaitu : (1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara
bermakna; (2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa
mengkonstruksi pengetahuan; (3) mengaitkan antara gagasan siswa
dengan informasi baru di kelas (Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme
yang menggunakan kegiatan hands-on serta memberikan kesempatan
yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya
akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan
berpikir para siswa.
Ada beberapa model pembelajaran yang dilandasi
konstruktivisme yaitu model siklus belajar (Learning Cycle). Model
pembelajaran generatif (Generatif Learning Model), model
pembelajaran interaktif (Interactive Learning Model), model CLIS
(Children learning in science), dan model strategi pembelajaran
kooperatif atau CLS (Cooperative Learning Strategies). Masing
masing model tersebut memiliki kekhasan tersendiri, tetapi semuanya
mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk membangun
12 Pembela_jaran Konstruktivi!i:mP httn·//m1n•-
15
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model
tersebut tampak pada tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Tyler (1996: 11-17) menyatakan bahwa setiap model memiliki
fase-fase dengan istilah berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama yaitu menggali gagasan siswa, mengadakan klarifikasi dan
perluasan terhadap gagasan tersebut, kemudian merefleksikannya
secara eksplisit. Perbandingan fase-fase dari model-model tersebut
tampak pada Tabel 1 u Model pembelajaran konstruktivisme juga
dapat dibagi menjadi tiga model pembelajaran: dua model
pembelajaran merupakan model pembelajaran yang telah ditawarkan
secara populer oleh para pakar konstruktivis (Learning Cycle dan
Generative Learning), dan satu model merupakan model konvensional
(inkuiri ilmiah-jenis eksperimen)H
Tabel 2.1 Perbandingan Fase Pembelajaran pada Model Pembelajaran pada Model
l
em e aJaran P b I . ons ru IVJC! K t kf. . .
Fase .. embela
S klus Belajar I embelajanm ,
embelajanm .c>mbelaianm jaran ·-
, - - - ·-- .. CLIS -·-·
---- Kooneratif 1 ~ . encas1 Oientasi 0 " ·--'o SI 1 E isitasi
3 Prngenalan Tmtangan P rtanyaan R struk:turisasi .. ~·
4 p, nerapan A >likasi - A likasi ·'''~ .. < - .l\..euef\.Sl tleksi "
d. Prinsip-prinsip Dasar Konstruktivisme
Menurut Wheatley dalam jurnal Hamzah, dua prinsip utama
dalam pembelajaran konstruktivisme. Pertama, pengetahuan tidak
dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif
13 Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar .. ....... , ha! 173-174. 14 Edi Henclri Mulyana, "Pengaruh Jmplementasi Model Pembe/ajaran Konstruktivisme
AlternatifTerhadap Perubahan Konseptual dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPA p cf!ll!lm T ~ ................. u~-~ 1 ""'- -- ••••
16
siswa. Kedua, fungsi kognitif bersifat adaptif dan membantu
pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak. 15
Prinsip-prinsip konstruktivisme dalam proses pembelajaran
antara lain; 16
1) Pengetahuan muncul atau hanya ada dalam pikiran manusia 2) Arti atau interpretasi yang diberikan oleh individu terhadap
sesuatu tergantung pada pengetahuaanya 3) Pengetahuan dikonstruksi dari dalam diri in di vi du dan dalam
hubungannya dengan dunia nyata 4) Pengetahuan tidak pernah pasti 5) Pengetahuan umum datang dari otak dan tubuh yang bersifat
umum, yang menerapkan bagian dari alam semesta yang sama
Pendapat lain mengatakan prinsip dari konstruktivisme sebagai
berikut17:
1) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 2) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya
sebuah pertanyaan. 3) Mencari dan menilai pendapat siswa. 4) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. 5) Menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran.
e. Tahap- tahap Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme memiliki beberapa tahap yang dapat
menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien, tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut:
1) Persia pan, pad a tahap ini terdapat aktivitas untuk menarik
perhatian siswa, menstimulasi cara berfikir siswa dan menolong
mereka untuk menerima pengetahuan yang baru. Biasanya dengan
metode; demonstrasi, membaca dari media koran, jurnal, buku,
literature, biografi, dan menganalisis grafik.
15 Hamzah, "Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Konstruktivisme"dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahnn ke-8, November 2002. h. 67
16 H. A. Syukur Ghazali, "Menciptakan Lingknngan yang Kontruktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa'', dalam, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Tahnn 16 No. I, 2003, h. 13
17 Guru, PembelajaranKonstruktivistik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66. 13 Anril 2007 h•l 1
17
2) Pencarian, pada tahap ini siswa diberi waktu untuk berfikir,
berencana, berinvestigasi dan mengorganisasi informasi. Dengan
melakukan metode-metode berikut; mengumpulkan informasi agar
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan open-ended dan untuk
membuat keputusan, pemecahan masalah, mengkonstruksi model,
eksperimen.
3) Penjelasan, siswa melakukan analisis terhadap pencarian yang
dilakukan. Pemahaman mereka diklarifikasi dan dimodifikasi
karena aktivitas bayangan. Dengan menggunakan metode-metode
berikut ini: analisis dan penjelasan siswa, mengeluarkan gagasan,
berdiskusi.
4) Perluasan, pad a tahap ini s1swa diberi kesempatan untuk
meluaskan dan menguatkan pengertian mereka akan konsep dan
menerapkan situasi yang sebenarnya. Dengan menggunakan
metode pembelajaran berikut ini: pemecahan masalah, eksperimen
inquiri, aktivitas kemampuan berpikir, membuat keputusan.
5) Evaluasi, dimana guru dan siswa menggenerasi alat dan rubrik.
Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang berfokus pada
bagaimana siswa dapat memahami konsep tentang materi yang
diajarkan. Dimana siswa dapat membangun sendiri pemahamannya
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, tentunya dengan
prosedur di atas.
Tahap-tahap dalam pembelajaran konstruktivisme tercantum
dalam berbagai persepsi dari beberapa ahli. Tapi memiliki satu tujuan,
diantaranya dari Ari Widodo, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: 18
I) Pendahuluan, tahap penyiapan pembelajaran untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Eksploitasi, tahap pengidentifikasian dan pengaktifan pengetahuan awal pembelajaran.
3) Restrukturisasi, tahap restrukturisasi pengetahuan awal pembelajaran agar terbentuk konsep yang diharapkan.
18 Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelaiaran Sains. Jurnal Pendidikan d:m
18
4) Aplikasi, tahap penerapan konsep yang telah dibangun pada konteks I kondisi yang berbeda dalam k.ehidupan sehari-hari.
Konstruktivis menurut Piaget adalah dimana siswa akan
mempunyai pengalaman belajar jika mereka aktif berpartisipasi.
Shapiro (1994) menyatakan bahwa "di dalam kelas yang
mengaplikasikan metode konstruktivis, siswa mempunyai sifat dan
perilaku yang sama dengan saintis: Siswa membangun hipotesa,
mengumpulkan data dengan melakukan percobaan atau observasi, dan
membangun konsep berdasarkan hipotesis dan fakta yang mereka
peroleh". 19
f. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konstruktivisme
Setiap model, strategi atau metode pendidikan memiliki
keurangan dan kelebihan masing-masing. Adakalanya cocok
menggunakan metode yang satu dan tidak cocok dengan metode
lainnya. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dari metode
konstruktivisme, diantaranya:
1) Pembelajaran melekat dalam lingkungan belajar yang komplek,
realistis, dan relevan.
2) Menyediakan negosiasi sosial, dan tanggungjawab bersama
sebagai bagian dari pembelajaran.
3) Mendukung pandangan beragam dan menggunakan representasi
yang juga beragam terhadap isi yang dipelajari.
4) Meningkatkan kesadaran diri dan pengertian bahwa pengetahuan
itu dibangun.
5) Mendorong kesadaran dalam pembelajaran.
19 Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menvenanl!kan den!!llll Metode
19
Kekurangan dari metode konstruktivisme adalah sebagai
berikut20:
I) Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah bertahun-tahun
menggunakan pendekatan tradisional.
2) Guru konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan
pembelajaran dan memilih menggunakan media.
3) Pendekatan konstruktifis menuntut perubahan s1swa evaluasi,
yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidik dalam
waktu dekat.
4) Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru
yang terbiasa dengan kurikulum terkontrol.
5) Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi
dengan proses belajar dan mengajar yang barn.
2. Hakikat Pembelajaran Generatif
a. Pengertian Generatif
Menurut Osborne dan Wittrock dalam Katu (1995. b:l),
"pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan barn
dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa
sebelumnya."21 Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.
Jika pengetahuan barn itu berhasil dalam menjawab permasalahan
yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam
memori jangka panjang.
Pembelajaran generatif mernpakan pembelajaran sams yang
bertolak dari filosofi belajar konstruktivisme di mana pembelajar
mengkonstrnksi pengetahuan sainsnya sendiri dalam lingkungan
20 Guru, Pernbelajaran Konstruktivistik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66, ha! 4, 13 April 2007.
21 Pen1belaiaran GeneratifKatu. httn://nf.IAAni itPti nitfllhn Prl11/n!lc"·..11no::i.rlr/A..,,t ... ,..i. ...... hi-......
20
belajar konstrnktivisme. Menurnt Osborne, "Pembelajaran secara
generatif adalah metode yang melatih murid untuk membentuk
pengetahuan sesuai dengan cara mereka masing-masing, mengenal dan
memberi pandangan tentang alam". 22
Pembelajaran generatif menekankan agar kepahaman siswa
tentang suatu perkara diperoleh dari melatih proses mental yang terkait
secara eksplisit antara pengetahuan yang barn dengan pengetahuan
yang sudah ada. Dalam tahun-tahun terakhir ini, generatif mulai
merambah pada beberapa prose& pendidikan, karena metode ini cukup
efektif untuk mengembangkan motivasi dan potensi siswa. Berikut ini
pendapat dari sekelompok ahli pendidikan di Barat tentang Generatij
Leaming. "Pembelajaran generatif mernpakan proses dimana siswa
secara aktif menghubungkan pengetahuan yang barn saja didapatnya
dengan pengetahuan yang sudah ada". 23 Hasilnya, pemahaman siswa
yang maksimal mengenai suatu topik dan hal itu sangat berguna untuk
beradaptasi dengan situasi yang ada. Singkatnya, pembelajaran
generatif adalah perolehan informasi dari siswa sendiri dan
memperdalamnya dengan cara dan kemampuan masing-masing.
Pandangan Senge (1990), pembelajaran generatif itu adalah
tentang kreatifitas, terdiri dari sistem berfikir, mencurahkan pendapat,
tim belajar, kreatif dan pribadi yang berkembang.24 Berikut ini teori
pembelajaran generatif menurnt Osborne dan Wittrock (1985):
Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dan menyusun kembali dengan persepsi yang baru. Ketika siswa meganalisa suatu objek, menggabungkan dengan pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya, dan mencocokkan dua pengetahuan itu,
22 Strategi Pembe/ajaran Generatif, www.geocities.com/norizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatifhnn, 20 Mei 2008
23 Generative Learning Group, Generative Learning, http://www.generative.com 24 What is Adaptive Learn inf! v.s GenerntivP T pn,. ... ;,,,,,..
21
disitulah mereka mulai memperoleh pemahaman secara mendalam. 25
Sedangkan menurut Liangbiao (1992), mengatakan bahwa:
Pembelajaran generatif dapat menciptakan iklim pembelajaran yang konstruktivis, yakni mahasiswa akan dapat mengajukan ide-ide, pertanyaan-pertanyaan, dan masalah-masalah, serta mendiskusikan perihaJ konsep yang berkaitan dengan pembelajaran dengan tanpa dibebani rasa takut dan mampu berargumentasi untuk menjelaskan konsep-konsep ilmiah.26
Dari beberapa teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran Generatif merupakan pembelajaran yang melatih
aktivitas kognitif siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan
potensinya. Metode ini mengindikasikan bahwa pikiran siswa pada
saat mengikuti kegiatan belajar mengajar bukanlah 'kertas kosong'
yang akan diisi pengetabuan dari guru dengan sempurna, tapi siswa
membangun sendiri pengetabuannya dengan bantuan pengetahuan
yang sudah terekam dalam memori ingatannya sehingga menciptakan
konsep pengetabuan yang baru. Hal itu tidak terlepas dari bimbingan
guru.
b. Landasan Teoritik dan Empirik Pembelajaran Generatif.
Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar
pada teori-teori belajar konstruktivis mengenai belajar dan
pembelajaran. Butir-butir penting dari pandangan belajar menurut teori
konstruktivis ini menurut Nur (2000:2-15) dan Katu (1995.a:l-2),
diantaranya adalah27:
25 Ritchie, dkk, Effectiveness o/Two Generative Learning Strategies In The Science C/assroon1, http://findarticles.com/p/articles/mi_ qa3667 /is_ 200002/ai_ n88855 l 6/pg_ 6 ?tag=artBody;coll
26 I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Pemecahan Masai ah Untuk Meningkatkan Kua/itas Pembelajaran Kimia Dasar If', Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. 1 TH. XXXVI, 2003. ha! 95.
22
I) Menekankan bahwa perubahan kognitif hanya bisa terjadi j ika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui
suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami
informasi-informasi baru.
2) Seseorang belajar jika dia bekerja dalam zona perkembangan
terdekat, yaitu daerah perkembangannya saat ini. Seseorang belajar
konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona tersebut.
3) Penekanan pada prinsip Scaffolding, yaitu pemberian dukungan
tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah. Dukungan
itu sifatnya lebih terstruktur pada tahap awal, dan kemudian secara
bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar tersebut kepada
siswa untuk bekerja atas arahan dari mereka sendiri.
4) Lebih menekankan pada masalah top-down daripada bottom-up.
Top-down berarti siswa langsung mulai dari masalah-maslah
kompleks, utuh, dan autentik untuk keterarnpilan-keterampilan
dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah kompleks tadi
dengan bantuan guru/dosen atau teman sebaya yang lebih mampu.
5) Menganut asumsi sentral bahwa belajar itu ditemukan. Meskipun
jika kita menyarnpaikan informasi kepada siswa, tetapi mereka
harus melakukan operasi mental atau kerja otak atas informasi
tersebut untuk membuat informasi itu masuk ke dalam pemahaman
mereka.
6) Menganut visi siswa ideal, yaitu seorang siswa yang dapat
memiliki kemampuan pengaturan diri sendiri dalam belajar.
7) Menganggap bahwa jika seseorang memiliki strategi belajar yang
efektif dan motivasi, serta tekun menerapkan strategi itu sampai
suatu tugas terselesaikan demi kepuasan mereka sendiri, maka
kemungkinan sekali mereka adalah pelajar yang efektif dan
memiliki motivasi abadi dalam belajar.
8) Sejumlah penelitian (Slavin, 1997) yang menunjukkan pengaruh
23
pembelajaran generatif terhadap variabel-variabel hasil belajar
tradisional, diantaranya adalah: dalam bidang matematika
(Carpenter dan Fennema, 1992), bidang sains (Neale, Smith, dan
Jhonson, 1992), membaca (Duffi dan Roehler, 1986), menulis
(Bereiter dan Scardamalia, 1987). Penerapan Knapp (1995)
menemukan suatu hubungan positif pendekatan-pendekatan
konstruktivis dengan hasil belajar.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Generatif
Good (1983) telah memperkenalkan instruksi langsung yang
cukup bagus sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
direkomendasikan juga sebagai 'active teaching' yang dapat
menjelaskan bagaimana cara mengajar yang benar dan baik.
Dalam model pembelajaran generatif, guru memiliki tanggung
jaw ab sebagai berikut28 :
!) Mengajarkan kepada siswa bahwa belajar dengan pemahaman
adalah 'generatif learning'.
2) Mengajarkan kepada siswa bahwa kesuksesan di sekolah bermula
dari percaya diri pada kemampuan diri sendiri dan menghargai
usaha.
3) Mengajarkan kepada siswa untuk mengikuti proses membangun
pemahaman dari instruksi guru.
4) Mengajarkan kepada siswa untuk menggenerasi maksud mengapa
mereka harus belajar.
Dari penjelasan di atas seorang guru dapat melakukan hal-hal
dibawah ini sebagai bekal awal untuk lebih memahami tentang model
pembelajaran generatif ini:
28" Active dan Generative Teaching", 1990-1991,
http://education.calumet.purdue.edu/vockell/edpsvbook/Edosv2/edosv2 active.him. 16 Novemher
24
1) Pelajari apa itu model, prakonsepsi, strategi pembelajaran, sikap,
dan percaya bahwa kemampuan siswa relevan dengan apa yang
diaj ark an guru.
2) Mendesain struktur yang akan mengetahui kemampuan siswa
dalam menghubungkan antara konsep materi dengan model,
pengetahuan, di!.
3) Menghubungkan self control strategi agar siswa dapat diketahui
kemampuan kognitif dan afektif.
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, guru dapat
mengukur kegagalan siswa dengan memilih dan menentukan materi
yang dapat membuat siswa memahami dengan benar-benar
pembelajaran 'generatif learning'. Berikut ini beberapa materi dan
strategi untuk menstimulasi pembelajaran generatif9 :
Tabel 2.2 Materi atau Strategi untuk Menstimulasi
Pembelajaran Generatif
Materi atau Bagaimana cara Aplikasi pembelajaran Pembelajaran yang strategi mengguuakauuya generatif tidak generatif
Judul Siswa mencari arti dari judul, Gunakanlah judul untuk Memperbaiki judul membuat prediksi, atau memprediksi apakall bukan hal yang menciptakan judul untuk bagian yang kita baca, menarik sama sekali bagian yang belum ada kemudian pahami jika untuk siswa. judulnya. memang tidak ada yang
salah.
Pertanyaan Guru memberikan Menjawab pertanyaan yang Melewati pertanyaan dan siswa ada dalam teks buku atau pertanyaan, atau menjawabnya, atau murid menambah pertanyaan siswaakan aktif mencari pertanyaan sendiri. menjawab jika sendiri, dan melemparkan benar-benar mau pertanyaan untuk kelompok menjawab. atau guru.
Pertanyaan Guru menjelaskan tujuan Menganalisis tujuan pada Melewati tujuan, ha! spesi:fik yang dibutuhkan setiap bab untuk itu akan sama saja untuk menambah meniugkatkan jika sudah ditulis peugetahuan siswa. keobjektifaunya. sekalipun isinya.
29 Wittrock, Active dan Generative Teachin~ ...... hal 1-4
25
Ringkasan Guru memberikan ringkasan Baca baik·baik Melewatkan yang dapat membuat murid ringkasannya, lain lihat lagi ringkasan, karena aktif mendengarkan dan teks sebelumnya untuk menurut mereka itu membuat pertanyaan menghilangkan sama saja dengan mengenai ringkasan tersebut. kebingungan. kata-kata yang tacli.
Grafik Siswa membaca dan Ketika ada diskusi, Melupakan grafik, membuat paraphrase dari menunjukkan grafik dan danhanya informasi yang ada di grafik, menjelaskan point -point mengulang apa yang atau mereka membuat scndiri pentingnya. ada di teks. grafik untuk dipresentasikan.
Tabel I skema Gurudapat Ketika ada tinjauan, ambil Menghindar mempresentasikan informasi bagian-bagain terpenting membuat table. secara sistematis dengan saja untuk dicantumkan tabel, dan siswa merancang dalam tabel. tabel untuk meringkas informasi, atau siswa mengambil informasi dari skema lain dirancang lagi dalam tabel.
Demonstrasi Guru mengadakan Aplikasikan konsep yang Tidak melakukan demonstrasi konsep dan ada dalam buku dalam demonstrasi sam siswa menyimak baik·baik kehidupan sehari-hari. sekali. atau siswa mendemonstrasikan konsep kepada guru atau kelompok.
Kiasandan Guru menggunakan analogi Menyusun metafora dan analogi dan kiasan yang berarti dan analogi sendiri pada buku
siswa menjelaskan konsep yang dibaca. atau siswa membuat metafora sendiri.
Contoh Guru memberikan contoh Kapanpun konsep muncul, Membuat contoh yang sering dan banyak berpikirlah bahwa contoh sendiri, tauap diketahui siswa, dan siswa itu ada di sekelilingmu, menghiraukan membuat sendiri contoh dan atau kamu sendiri pernah contoh yang sudal1 periksa keakuratannya. mencobanya. ada.Karena
mungkin contoh yang dibuat sendir tidak akurat.
Gambar Guru menunjukkan gambar Lihat garnbar di buku dan Melewati garnbar yang dapat menjelaskan perllatikanlah apakah begitu saja, karena .
~"'~-- _; ---·~ mencari garnbar tersebut hanya menganggap gambar yang berkaitan menjelaskan konsep. itu hanya sebuah dengan konsep. hiasan.
Aplikasi Guru membantu siswa Aplikasikan konsep yang mengaplikasikan konsep. akan didiskusikan.
26
Interpretasikan Guru menjelaskan kenapa Hadirkan penanya-penanya Tidak pernah
Membuat uraian
Menarik kesimpulan
sesuatu itu terjadi atau yang cukup rinci dalam mempertanyakan tanyakan pada siswa apa bisa memberikan pertanyaan mengapa ha! tersebut siswa menjelaskan kembali sebagai stimulus untuk terjadi, dan tidak dan menyebutkan fungsinya menggeuerasikan pernal1 untuk mereka. penjelasan. Kemudian mempertimbangkan
periksa keakuratan keakuratannya. pertanyaan.
Guru meminta siswa Mencoba untuk Tidak melakukan ha! menguraikan konsep dengan mendefinisikan kembali tersebut sama sekali. kata-kata sendiri, atau guru dengan kata-kata sendiri memparafrase penjelasan kata kunci dari konsep. dari siswa.
Guru meminta siswa untuk Membuat kesimpulan Tidak pernah menggambarkan kesimpulan tentang apa yang akan berpikir sesuatu terhadap apa yang akan terjadi apabila konsep yang tidak ada di terjadi jika apa yang mereka diaplikasikan dalam buku, tidak pernah pelajari adalah ha! yang kehidupan nyata, dan memperkirakan apa benar. periksa kembali apakah ha! yang akan terjadi.
itu akan benar-benar terjadi.
Model pengajaran di atas akan membantu guru dalam untuk
mengajar aktif di kelas. Pada pendekatan generatif, siswa tidak hanya
belajar secara fokus tapi juga harus dapat menggenerasikan hubungan
antara pengetahuan yang lama dan pengetahuan yang barn didapat, dan
yang paling penting bagaimana siswa dapat mengaplikasikan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Model-model Pembelajal'an Generatif.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka model belajar
generatif perlu diimplementasikan dalam proses pembelajaran, untuk
mengubah miskonsepsi siswa menuju konsepsi ilmiah. Model belajar
generatif berbasis pada pandangan konstruktivisme dalam belajar dan
mengajar, asumsi dasarnya bahwa pengetahuan dibangun di dalam
pikiran pembelajar (Bodner, 1986).
Model belajar generatifyang diajukan oleh Russel Tyler (1996)
-----rd,...alarn I Kctttt Tika, tahap generatif diawali dengan'0 :
30 I Ketut Tika, "Model Belaiar Generati(Sebaeai Alternnti( Pfi:rhnilrnn l:T?(:n/nhnn
27
I. Fase pertama adalah eksplorasi prakonsepsi siswa. 2. Fase kedua adalah pemusatan, yang terarah pada konsep yang akan
dipelajari siswa. 3. Fase ketiga adalah fase tantangan. Pada fase ini guru berfungsi
sebagai fasilitator dalam mengubah miskonsepsi siswa menuju konsepsi ilmiah.
4. Model belajar generatif diakhiri dengan fase keempat yaitu fase aplikasi. Pada fase ini para siswa mencoba memecahkan masalahmasalah praktis berdasarkan konsep-konsep ilmiah.
Berikut ini adalah iahap pembelajaran generatif menurut Tyler
(1996), yaitu: (!) Prelimenary (Eksplorasi), (2) Focusing (pemusatan)
, (3) Challenge (tantangan), dan (4) Application (aplikasi). Pada fase I,
pengajar mengetahui dengan pasti pengetahuan awal siswa yang
relevan dengan topik pembelajaran, mengklasifikasikannya,
mengaitkannya dengan konsep ilmiah atau sejarah penemuan ilmiah31.
Peneliti lain menemukan beberapa tahap pembelajaran
generatif, dibawah ini tahap-tahap yang ditemukan oleh Cosgorove
dan Osborne (1985), yaitu32:
1. Tahap pengingatan (Elicitation); pada tahap ini guru melibatkan siswa dalam diskusi yang bertujuan menggali pemahaman mereka.
2. Tahap tantangan dan konfrontasi (challenge and confrontation); pada tahap ini guru mengajak siswa mengemukakan gejala yang diperkirakan muncul dari peristiwa yang akan didemonstrasikan.
3. Tahap reorganisasi kerangka kerja konsep (Restructuring of the Conceptual Framework); pada tahap ini guru membantu siswa dengan mengusulkan alternative yang diterima pada siswa.
4. Tahap penerapan (Application); pada tahap ini guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang berbeda untuk diselesaikan oleh siswa yang telah mengalami restrukturisasi.
5. Tahap menilai kembali (Review); pada tahap ini dalam suatu diskusi, guru mengajak para siswa untuk membandingkan kerangka berfikir barn dari hasil reorganisasi dengan apa yang sebelumnya mereka miliki.
Singaraja" dalam Jurnal Pendidikan clan Kebudayaan Anelra Widya, No. 3 Th XXXIV, Juli 2001, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, ha! 46
31 Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh lmplementasi Model Pembe/ajaran Konstruktivisme AlternatifTerhadap Perubahan Konseptua/ dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Ku/iah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas limn Pendidikan UPI, 2001, ha! 20.
32 Syaiful B. Arsyid, "Pengembangan Model Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki Miskonsepsi Mahasiswa Tentanf! Konsev Mekanika" dalam I~:inornn PP.nP.litilln P:llrnltll~ Tlrnn
28
- - - --·-, PE!=(PUSTAV;'.\t'·1 u·1·.',"A 1'
' . . '" ,- . i -- t-', i''J I U!l\I SY.C,,if(l JtlKARTA I
----·-------- - !
Driver dan Oldham dalam Katu (1994) mengembangkan model
pengajaran dengan menggunakan pendekatan belajar generatif yang
terdiri dari 5 tahap kegiatan yaitu33:
1. Tahap orientasi: siswa diberi kesempatan membangun kesan mengenai topik yang akan dibahas.
2. Tahap pengungkapan ide: siswa mendapat kesempatan mengemukakan ide atau gagasan tentang topik yang dibahas.
3. Tahap tantangan dan restrukturisasi: siswa membandingkan dan berargumentasi tentang ide atau gagasannya, menguji kebenaran gagasan melalui pengamatan gejala pada kegiatan demonstrasi dan mendapat informasi tentang ide yang didukung kebenarannya secara ilmiah.
4. Tahap penerapan: siswa menerapkan pemahamannya yang baru untuk memecahkan berbagai persoalan.
5. Tahap melihat kembali: siswa mengevaluasi kelemahan bentuk pemahamannya yang lama dan merangkum segala informasi yang baru diperolehnya berkaitan dengan topik yang dibahas dalam proses pembelajaran.
Model generatif telah berkembang pesat, sehingga banyak
bermunculan model generatif dengan tahap-tahap yang berbeda.
Berikut ini tahap generatif yang lain, yaitu: "metode PQ4R yang
dikembangkan oleh Thomas dan Robinson, dan sesuai dengan
namanya metode PQ4R ini terdiri dari enam langkah yaitu Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review (Muhammad Nur,
1999)".34 Sedangkan menurut Lingbiao (1992), tahap pembelajaran
generatif terdiri dari: (1) tahap orientasi, (2) tahap aktivitas dan
interaksi, (3) tahap penilaian dan umpan balik, dan (4) tahap
perluasan. 35
33 Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bah an Ajar Terpadu Remediasi Menerapkan Model Generatif Untuk Mengatasi Kenda/a Kognitif Fisiska SLTP di Propinsi Bengku/u ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan limn Pengetahuan Alam Universitas Bengku!u, 9 April 2002, hal6.
34 Ayn Malrayukti, l'engembangan Model Pembe/qjaran Generatif Dengan Metode PQ4R Dalam Upaya lvfeningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Ke/as II B SLTP Laboratorium !KIP Ngeri Singarqja" ,Institut Keguman dan limn Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Peugajaran ISSN 0215-8250 No. I TH. XXXVI Jauuari 2003. ha! 3.
35 I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawirlan:i "PPmhp/ni/"I,.,.,,,,, ~n,,.,, .. ,,.f;rn~~--··
29
e. Penerapan Pembelajaran Generatif
Dalam proses akomodasi, yaitu dalam pembelajaran
konstruktivisme, struktur kognitif individu mengalami reorganisasi
untuk menyesuaikan dengan informasi yang baru. Dalam proses ini,
suatu keadaan yang diinginkan terjadi adalah agar siswa melakukan
restrukturisasi bagan konsep sehingga terjadi suatu pergeseran dari
pemahaman yang salah ke arah pemahaman yang benar atau 'scientific
undertanding' (Thorley dan Treagust, 1987; Sadya, 1996).
Dalam melaksanakan pembelajaran generatif, menurut Sutrisno
(1995 :3), guru perlu memperhatikan beberapa ha!, diantaranya adalah
sebagai berikut36:
1) Menyajikan demonstrasi untuk menantang intuisi siswa. Setelah
guru mengetahui intuisi yang dimiliki siswa, guru mempersiapkan
demonstrasi yang menghasilkan peristiwa yang dapat berbeda dari
intuisi siswa. Dengan melihat peristiwa yang dapat berbeda dari
dugaan mereka maka dalam pikiran mereka timbul perasaan kacau
(dissonance) yang secara psikologis membangkitkan perasaan tidak
tenteram sehingga dapat memotivasi mereka untuk mengurangi
perasaan kacau itu dengan mencari alternative penjelasan.
2) Mengakomodasi keinginan siswa dalam mencari alternative
penjelasan dengan berbagai kemungkinan kegiatan siswa antara
lain berupa eksperimen/percobaan, kegiatan kelompok
menggunakan
menggunakan
diagram, analogi, atau simulasi, pelatihan
tampilan jamak (multiple representation) untuk
mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Variasi kegiatan dapat
membantu siswa memperoleh penejalsan yang cukup memuaskan.
3) Untuk lebih memperkuat pemahaman mereka maka guru dapat
memberikan soal-soal terbuka (open-ended questios ), soal-soal
Fakultas Penclidikan MIP A !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pencliclikan dan Pengajaran No. I TH. XXXVI, 2003. hill 97.
36 Pembe/ajaran Generatif Katu. httn://nasani ited hol 1
30
kaya konteks (context-rich problems) dan pertanyaan terbalik
(reverse questions) yang dapat dikerjakan kelompok.
3. Hakikat Pemahaman
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman atau insight merupakan proses berpikir dan
belajar. 37 Dikatakan demikian karena untuk ke arah pemahaman perlu
diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses,
perbuatan dan cara memahami.
Di dalam ranah kognitif menunjukkan tingkat-tingkat
kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang lebih tinggi.
Definisi pemahaman menurut Drs. Anas Sudjiono adalah "kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu itu diketahui dan
diingat, atau kemampuan setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
hafalan". 38 Menurut Bloom, Memahami adalah kemampuan
mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal
yang di mi liki, at au mengintegretasikan pengetahuan yang baru ke
dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.39
b. Tingkatan Pemahaman
Dalam Wahyudi, Richard Skemp mengajukan gagasan
gagasannya tentang tingkatan-tingkatan pemahaman (the levels of
understanding) siswa. Skemp membedakan tingkatan pemahaman
siswa menjadi dua, yaitu Tingkatan pemahaman yang pertama disebut
pemahaman instruksional (instructional understanding). Pada
tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu
atau hafal suatu rumus dan dapat menggunakannya untuk
menyelesaikan suatu soal. Pada tahap kedua, yaitu pemahaman
----''"-!1::-ftmtltim;-dl<k.-;Per=naan Pengajaran, (Jakarta: PT Rffieka Cipta, Juli 2003), ha! 22.
38 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) h. ?_O
0
31
relasional (relational understanding), siswa tidak hanya sekedar tahu
dan hafal tentang suatu rumus, tetapi dia juga tahu bagaimana dan
menganggap rumus itu dapat digunakan.40
Menjawab soal apa itu pemahaman. Skemp (1976) membagi
tingkatan-tingkatan pemahaman, yang terdiri dari pemahaman
instruksional dan pemahaman relasional. Pemahaman instruksional
adalah pemahaman dimana siswa mengenal suatu informasi tanpa
mengetahui seluk beluk dari informasi tersebut. Misal, seorang siswa
mengetahui rumus konsentrasi asam kuat adalah [W] = x. Ma, tapi dia
tidak mengetahui mengapa rumus itu digunakan dan dari mana asal
rumus tersebut, sedangkan pemahaman relasional adalah dimana siswa
mengenal suatu informasi dan mengetahui pula bagaimana dan
mengapa rumus itu digunakan.
Byers dan Herscovics (1977) menganalisis ide Skemp itu dan
mengembangkannya lebih jauh. Menurut mereka, siswa terlebih
dahulu berada pada tingkatan pemahaman antara, yaitu tingkatan
pemahaman intuitif (intuitive understanding) dan tingkatan
pemahaman formal (formal understanding). Pertama, sebelum sampai
pada tingkatan pemahaman instruksional, siswa terlebih dahulu berada
pada tingkatan pemahaman intuitif. Mereka mendefinisikannya
sebagai berikut. "intuitive understanding is the ability to solve a
problem without prior analysis of problem" .41
Dijelaskan disini bahwa sebelum sampai pada tingkatan
pemahaman relasional yang sebenarnya, siswa terlebih dahulu harus
memahami\menguasai simbol-simbol dan notasi-notasi yang
digunakan dalam matematika atau sams (IPA), kemudian
menghubungkannya dengan konsep-konsep yang relevan di dalam
matematika atau sains, dan menggabungkannya ke dalam rangkaian
pemikiran yang logis.
40 Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Tahun ke-8, Mei 20021- hal 390.
32
Dalam pembelajaran yang optimal diperlukan sekali
pemahaman seperti itu dan untuk menunjang ha! tersebut kepekaan
guru untuk memilih metode, tekhnik atau media apa yang digunakan
dalam penyampaian materi sangat diperlukan, guna tercapainya
pemahaman relasional dan instruksional.
c. Kategori Pemahaman
Menurut Bloom, Memahami adalah kemampuan mengkonstruk
makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki,
atau mengintegretasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang
telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh
proses kognitif : menafsirkan (interpreting), memberikan contoh
( exemplifYing), mengklasifikasikan ( classifYing), membandingkan
(comparing), dan menjelaskan (explaining). 42
Benyamin S. Bloom telah mengembangkan taksonomi untuk
ranah kognitif. Taksonomi adalah metode penggolongan berurutan dari
tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Berikut ini penggolongannya 43:
1. Pengetahuan: kemampuan mengingat, mengulang, atau
menceriterakan kembali informasi yang disajikan sebelumnya.
Contoh: sebutkan bagian utama kamera 35 mm.
2. Pemahaman: kemampuan menafsirkan atau menyatakan kembali
informasi yang diperoleh pada tingkat pengetahuan dengan kata
kata sendiri.
Contoh: Ceriterakan urutan mengisi film dalam kamera 35 mm.
3. Penerapan: kemampuan menggunakan atau menerapkan
informasi, teori, prinsip, atau hukum kepada situasi baru.
Contoh: pilih tiga keadaan pencahayaan kamera untuk berbagai
situasi pengambilan gambar.
42 Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar ... , cet I, 2005), ha! 156. 43 A. Ttesna Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka
33
4. Analisis: kemampuan menguraikan pengetahuan yang rumit ke
dalam bagian-bagiannya dan mengenal hubungan bagian-bagian
itu.
Contoh: Bandingkan cara setiap kamera untuk dua model kamera
35mm.
5. Sintesis: kemampuan meramu unsur-unsur terpisah pengetahuan
untuk membentuk pola terbaru.
Contoh: Rencanakan suatu deret urutan film potret untuk enam
bidang studi.
6. Evaluasi: kemampuan membuat pertimbangan atau penilaian
didasarkan kepada pengetahuan atau criteria yang diberikan.
Contoh: berikan penilaian perihal poteret yang dibuat siswa
dalam skala empat angka.
Menurut teori Gestalt belajar harus dimulai dari keseluruhan,
baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam belajar, siswa harus
mampu menangkap makna dari hubungan antara satu dengan bagian
yang lainnya. Penangkapan makna hubungan inilah yang disebut
memahami, mengerti atau insight.
Ada suatu hukum yang sangat terkenal dari teori Gestalt yaitu
hukum Pragnanz yang kurang lebih berarti "teratur, seimbang, atau
harmonis". Untuk menemukan Pragnanz diperlukan adanya
pemahaman atau insight. Menurut Ernest Higard ada enam ciri dari
belajar yang mengandung pemahaman, yaitu44:
1. Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar. 2. Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar. 3. Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi. 4. Pemahaman didahului oleh usaha coba-coba. 5. Belajar dengan pemahaman dapat diulang-ulang.
Menurut Anderson (2001) proses kognitif dalam pemahaman
ini meliputi menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan,
AA __
34
meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan
menjelaskan.
1. Menafsirkan
Proses menafsirkan terjadi ketika siswa mampu menerima
informasi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Menafsirkan
ini meliputi penukaran dari kata ke kata ( contoh: menguraikan
kata-kata), dari gambar ke kata-kata, dari kata-kata ke gambar, dari
nomor ke kata-kata, dari kata-kata ke nomor, dari not musik ke
nada, dan sebagainya. Altematif syarat adalah menterjemahkan,
menguraikan, kata-kata, memberi gambaran dan
mengklarifikasikan/menjelaskan.
2. Memberikan contoh
Pemberian contoh terjadi ketika siswa memberi contoh
yang spesifik dan konsep yang masih umum atau prinsip.
Pemberian contoh meliputi identifikasi definisi, ciri-ciri dari
konsep generasi atau prinsip ( contoh: segitiga sama kaki harus
mempunyai dua sisi yang sama) dan menggunakan ciri-ciri ini
untuk membangun contoh yang spesifik ( contoh: mampu memilih
segitiga sama kaki diantara segitiga yang ada). Altematifbentuk ini
adalah mengilustrasikan.
3. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengenal sesuatu
( contoh fakta) sampai pada kategori tertentu (konsep atau dasar).
Pengklasifikasian meliputi pendeteksian ciri-ciri yang relevan atau
bentuk yang sesuai antara contoh dengan konsep. Pengklasifikasian
merupakan proses melengkapi dari tahap pemberian contoh.
Mengingat pemberian contoh dimulai dari konsep yang umum dan
mengharuskan siswa untuk mencari contoh yang spesifik. Bentuk
______ a~l~te~m~a~t~if~d~an~pengklasifikasian ini adalah mengkategorikan dan
menggolongkan.
35
4. Meringkaskan
Meringkaskan terjadi ketika siswa mengusulkan pertanyaan
singkat yang mewakili informasi yang telah diberikan.
Meringkaskan ini meliputi penyusunan gambaran informasi,
seperti arti pengertian dari suatu adegan, dan menyimpulkan dari
bentuk itu, seperti menentukan tema atau poin utama. Altematif
bentuk ini adalah generalisasi atau abstraksi.
5. Mengambil kesimpulan
Pengambilan kesimpulan meliputi pencarian bentuk dalam
suatu contoh. Pengambilan keputusan terjadi ketika siswa mampu
mengikhtisarkan suatu konsep. Proses pengambilan keputusan ini
meliputi pembuatan perbandingan antara contoh dengan suatu
konteks.
6. Membandingkan
Membandingkan meliputi deteksi antara persamaaan dan
perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian, ide, masalah atau
situasi. Mencari satu-satu hubungan antara satu element dengan
pola dalam suatu obyek, peristiwa, atau ide di lain objek, peristiwa
atau ide juga termasuk ke dalam tahapan membandingkan.
7. Menjelaskan
Menjelaskan terjadi ketika siswa mampu membangun dan
menggunakan model sebab akibat dalam suatu sistem. Model
mungkin diperoleh dari teori formal atau mungkin dalam penelitian
atau percobaan.
Menurut Ausubel dan Dahar (1989) mahasiswa dapat
dikatakan memahami konsep jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Nama, yaitu mahasiswa dikatakan paham apabila mampu menyebutkan nama konsep itu.
2. Logic core, yaitu ciri-ciri khusus, sifat-sifat atau faktor yang mendukung konsep.
36
3. Assosiasi frame work, yaitu bagaimana konsep-konsep dapat dihubungkan satu dengan yang lain. 45
4. Larutan Penyangga (Buffer)
a) Pengertian Larutan Penyangga
Dalam praktek analisis kualitatif dan kuantitatif, sering-sering
perlu kita sesuaikan kondisi ion hidrogen sampai nilai tertentu sebelum
melakukan suatu uji, dan menjaga agar konsentrasi ion hidrogen ini
tetap, selama jalannya analisis. Jika diperlukan suasana asam kuat (pH
0-2) atau basa kuat (pH 12-14), ini dapat dicapai dengan
menambahkan asam kuat atau basa kuat secukupnya. Namun, jika kita
ingin mempertahankan pH antara 2 dan 12 misalnya, cara di atas tidak
akan membantu.
Mari sebagai contoh kita meninjau suatu kasus, di mana kita
perlu mempertahankan pH 4 dalam larutan selama pengerjaan
pengerjaan analisis kita. Bisa kita tambahkan asam klorida pada
larutan (yang semula netral) dalam jumlah sedemikian, sehingga
konsentrasi asam bebas itu adalah 0,0001 M dalam campuran akhir.
Misalkan larutan itu banyaknya 10 ml, ini berarti bahwa harus ada
0,036 mg asam klorida bebas. Jumlah ini sangat kecil sekali, dan dapat
mudah berubah oleh reaksi dengan runutan basa yang melarut dari
gelas, atau oleh runutan ammonia yang terdapat dalam atmosfer di
hidroksida alkali adalah peka terhadap karbon dioksida yang terdapat
dalam sedikit asam, netral atau sedikit basa, hanya dengan sekedar
menambahkan asam kuat dan basa kuat sejumlah yang dihitung.46
Mari kita tinjau sekarang campuran suatu asam lemah dan
garamnya, misalnya campuran asam asetat dan natrium asetat. Dalam
45 Endang Susilowati, dkk. "Pengembangan Pembe/ajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Siklus Be/ajar dengan Model 5-E untuk MEningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Kesetimbangan Fase" dalam Laporan Pene/itian di Fakultas Keguruan dan I/mu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, No: 37JIP4T/DPPM/ARSC-LPTKN/2003, hall3.
46 Vogel,AnalisisAnorganik Kualitati/Makro Dan Semimikro, (Jakarta; PT. Kahuan ~()),11.51
37
larutan demikian, natrium asetat, seperti juga setiap garam lainnya,
hampir sempurna berdisosiasi.
Disosiasi asam asetat hampir dapat diabaikan, karena adanya
ion-ion asetat dalam jumlah yang banyak (yang berasal dari disosiasi
natrium asetat), akan menggeser kesetimbangan kearah pembentukan
asam asetat yang tak berdisosiasi (yaitu, kearah ruas kiri persamaan di
atas). Larutan ini akan mempunyai pH yang tertentu, basa dalam
jumlah yang banyak sekali.
Begitulah ion-ion yang bekerja dalam larutan penyangga, asam
kuat yang direaksikan dengan basa yang lemah akan menghasilkan
suatu garam, reaksi dari garam dan basa lemahnya disebut larutan
penyangga.
b) Sifat Larutan Penyangga
I) pH larutan konstan pada penambahan sedikit asam/basa
2) Proses pengenceran ( dengan cara menambah pelarut), tidak
mengubah pH larutan.
3) Daya penahan suatu larutan penyangga bergantung pada jumlah
mo! komponen.
c) Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga mengandung:
I) Penyangga asam I buffer asam:
Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH
dan CH3COONa.
Campuran asam lemah dengan basa kuat
(syarat: mo! asam lemah lebih besar dari mo! basa kuat).
38
2) Penyangga basa I buffer basa :
Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NI-LiOH
dan NI-LiCl
Campuran basa lemah dengan asam kuat
(syarat : mo! basa lemah lebih besar dari mo! asam kuat).47
d) Penggunaan
1) Mempertahankan pH larutan dalam tubuh manusia dan hewan
vertebrata lainnya. pH cairan tubuh yang ideal adalah 7,4
2) Dalam cairan intraseluler (di dalam sel) terlarut campuran
H2P04 - dan HPO/-yang disediakan oleh ATP dan glukosa-
6-fosfat: H 2P04- <=:> HP042
- +H+
(Ka= 4 x 10"8). Di dalam sel ion HP04 z- memiliki kosentrasi
yang sama, sehingga pH= pKa yaitu 8 - log 4 = 7,4
3) Dalam cairan ekstraseluler (di luar sel), termasuk plasma
darah, terlarut H1C03 dan HCO,- . Reaksi-reaksi metabolisme
dalam tubuh menghasilkan gas C02 yang sebagian larut dalam
plasma darah :
C02 + H10 --) H2C03
pH= pKa +log 10 = (7 - log 4) + I = 7,4
Contoh fungsi larutan penyangga dalam tubuh:
Dalam plasma darah terlarut H1C03 dan HC03 -
(asam lemah dengan garamnya). Jika ada ion H + masuk ke
39
dalam darah maka ion itu dicegat oleh ion HC03-, sehingga
terjadi reaksi: ff'"+ HCO,-. Jika ada ion OF masuk ke dalam
darah maka ion itu di cegat oleh molekul H2CO,, sehingga
terjadi reaksi :
Off + H2CO, ~ HC03 - + H20. Dengan demikian pH darah
selalu konstan, yaitu 7,4.48
C. Kerangka Berfikir
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang sams yang sangat
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak kebutuhan hidup kita
dibuat oleh bahan-bahan kimia, misal; sabun, min yak, obat, dll. Hal itu
mendorong kita untuk lebih respect terhadap Ilmu Kimia.
Upaya kita untuk lebih melestarikan dan mengembangkan Ilmu Kimia,
yang terpenting adalah penanaman konsep ilmu kimia pada siswa sekolah.
Mereka adalah generasi masa depan yang akan mengolah sumber daya alam
yang kita miliki.
Para guru pun harus seefisien mungkin dalam menyampaikan materi,
salah satunya dengan metode yang mendukung tercapainya pembelajaran yang
optimal. Penulis mengambil suatu metode mengajar yang pernah digunakan
para peneliti lain sebelumnya, yaitu pembelajaran konstruktivisme berbasis
generatif Beberapa hasilnya memuaskan, seperti yang akan dicantumkan
berikut ini.
Metode generatif ini merupakan metode yang membuat suatu kegiatan
belajar mengajar menjadi aktif, atau yang biasa disebut 'active learning'.
Dalam pembelajaran generatif ini, siswa sangat berpartisipasi dalam kegiatan
belajar mengajar, bahkan mencari konsep sendiri tentang materi yang
dipelajari. Karena sebelumnya, siswa-siswa diberi waktu untuk mencari
beberapa referensi tentang materi yang akan dipelajari.
40
Berdasarkan penjelasan di atas, ditarik kesimpulan bahwa pemahaman
siswa mengenai materi yang dipelajari sangat berkaitan dengan strategi dan
metode yang diterapkan pendidik.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa jika pembelajaran dengan
menggunakan metode konstruktivisme berbasis generative dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada materi larutan penyangga.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan
Dari penjabaran kerangka berfikir di atas, hipotesis penelitian ini
adalah " jika diterapkan metode konstruktivisme berbasis generatif maka
dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada materi larutan
penyangga".
E. Penelitian yang relevan
1. Penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh I Wayan Redhana dan I Dewa
Ketut Sastrawidana, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, IKIP
Negeri Singaraja. Dengan judul "Pembelajaran Generatif Dengan Strategi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia
Dasar II". Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada mata kuliah Kimia
Dasar II mahasiswa TPB Jurusan Pendidikan Kimia Tahun akademik
2001/2002, terdiri dari 23 orang mahasiswa. Penelitian ini dirancang
dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas dan basil belajar mahasiswa
tergolong baik (7, 11, skala 11).
2. Penelitian lain pernah juga dilakukan oleh I Ketut Tika, Program Studi
Pendidikan Fisika, IKIP Singaraja. Denganjudul "Model Belajar Generatif
Sebagai Alternative Perbaikan Kesalahan Konsepsi Dalam Perkuliahan
Fisika Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja''.
Penelitian tindakan ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas model
belajar generatif dalam memperbaiki kesalahan konsepsi mahasiswa dalam
mata kuliah Fisika DasHr DHtfl r1ilc11mn111k~n rl,:.no~n m""nnrr11nnlrnn + ........
41
kuesioner dan pedoman observasi. Dasi] dari penelitian ini menunjuukan
babwa (1) konsep awal mahasiswa tentang konsep-konsep fisika cukup
bervariasi dan sebagian besar (70,6%) berlabel miskonsepsi; (2) pada
siklus 1, terjadi penurunan persentasi mabasiswa yang masih mengalami
miskonsepsi sebesar 50,8%, yiatu dari 68,4% menjadi 17,2% dan berubah
menjadi miskonsepsi ilmiah.
3. Penelitian yang relevan juga dilaksanakan oleh Gst Ayu Mahayukti, yang
berjudul "Pengembangan Model Pembelajaran GeneratifDengan Metode
PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja". Subjek
penelitian ini adalah I orang guru dan 36 siswa kelas II B SL TP
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran generatif dengan metode PQ4R dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika siswa kelas II SLTP Laboratorium IKIP Negeri
Singaraja.
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
I. Pengertian PTK
Kurt Lewin, seorang psikolog sosial dari Amerika mencetuskan
gagasan cantiknya terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran,
melalui aktivitas yang disebut dengan "CAR" - Classroom Action
Research. Cetusan gagasan ini, memicu ahli lainnya meneruskan dan
mengembangkannya, diantaranya adalab Stephen Kemmis, Robin Mc
Tanggart, Jhon Elliot, dan Dave Eb butt. Ketik:a itu tahun 1946 "CAR",
atau dengan mudah kita menyebutnya "PTK" - Penelitian Tindakan Kelas,
berkembang.49
Menurut Prof Suhardjono, penelitian tindakan kelas (classroom
action research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru,
bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga
49 Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian Tindakan Ke/as http://diokoawco11Pr.tinn hll\oC"nn.+ ,..,..,.,..,..1"'"''-'"" 11 .. 1
-- - •• ·• • - -
42
bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar
dengan penekanan pada penyempumaan atau proses dan praktis
pembelajaran. 50
Menurut Kemmis ( 1983 ), Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk
inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social
tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan
praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai
kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. 51
Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar
permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau
l I .. 52
amunan seorang pene 1tt.
Kebermaknaan dari penelitian tindakan kelas ini disingkap oleh
Hitschck & Hughes (1955) ketika mengemukakan bahwa para peneliti
tindakan bermaksud akan memperbaiki situasi belajar melalui intervensi
dan kerja sama aktif dengan semua yang terkait sehingga mendapatkan
informasi yang relevan bagi peneliti. 53
2. Karakteristik PTK
ha! 57.
PTK sebagai sarana dalam mencermati aktivitas pembelajaran,
memiliki karakter sebagai berikut54:
a. Kegiatan PTK didasarkan kepada problema yang dihadapi oleh guru
terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan, oleh karenanya
sifatnya sangat khusus sekali.
50 Suharsimi Arikuuto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
51 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Ke/as, (Bandung: PT Remaja Rosdakar;;a, 2007), h. 12 ·
2 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as ... ., h. 106 53 Derek Glover dan Sue Law, Memperbaiki Pembelajaran Praktik Profesional di
Seka/ah Menengah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) ha! 3 I. 54 Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian Tindakan Kelas.
43
b. Guru disamping sebagai peneliti, juga sekaligus berperan sebagai
praktisinya, sehingga dalam waktu yang bersamaan melakukan
refleksi.
c. Mendukung profesi, sekaligus meringankan kerja guru, karena
problem dikelas akan terurai, sekaligus diperbaiki 0
d. Hal yang dipermasalahkan bukan hasil dari kajian teoritis atau dari
hasil penelitian yang terdahulu, tetapi berasal dari permasalahan
yang nyata clan actual. (Bukan yang bersifat teoritis, namun bersifat
pragmatis)
e. Tidak saja menyelesaikan atau memutuskan masalah, namun juga
berupaya mencari dukungan ilmiahnya.
f. Adanya kolaborasi antara praktisis (guru, s1swa, sekolah dll) dan
peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan
sekaligus pengambilan keputusannya, sehingga melahirkan tindakan
kelas.
3. Tahap-tahap PTK
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan ( 4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing
masing tahap adalah sebagai berikut.55
44
I Perencanaan I ~ Refleksi I I SIKLUS 1 I I Pelaksanaan
Q~I Pengamatan I ¢D I Perencanaan I ~
I Refleksi I I SIKLUS II I I Pelaksanaan
~~P-m•W I dJ Gambar 2.1 Skema Daur Ulang PTK
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2: Pelaksanaan tindakan
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.
Tahap 3: Observasi
Tahap ke- 3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Pada tahap ini guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan
"pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Tahap 4: Refleksi
Tahap ke- 4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
BAB ID
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam rangka mengumpulkan dan memperoleh data-data yang
berhubungan dengan penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di
MAS As-Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan pada semester II tahun ajaran
2007-2008.
Jumlah siswa di kelas XI IPA As-Syafi'iyah 01 adalah 30 orang siswa.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada hari senin dan rabu yaitu mulai
pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
konstruktivisme berbasis generatif Hasil dari kumpulan pendapat beberapa
ahli, metode ini merupakan metode yang melatih siswa untuk membangun
jalan pemikiran siswa guna mendapatkan suatu pengetahuan yang baru, yang
tentunya didukung oleh pengalaman masing-masing siswa sebelumnya.
Jenis dan penelitian ini adalah tindakan kelas atau yang lebih dikenal
Classroom Action Research. Esensi dari Action Research terletak pada adanya
tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau meningkatkan
pembelajaran serta mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara
perorangan maupun menyeluruh.
Penelitian tindakan kelas ini tersusun dari beberapa siklus, yang
masing-masing siklus memiliki beberapa tahap. Tahap tahap yang akan
dilaksanakan ad al ah sebagai berikut:
a. Kegiatan pendahuluan
1. Observasi proses pembelajaran
2. wawancara dengan guru dan siswa
46
b. Kegiatan Siklus 1
1. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode konstruktivisme berbasis generatif dengan sub
pokok bahasan larutan penyangga.
2. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar kimia dengan
metode konstruktivisme berbasis generatif.
3. Tahap Analisis Data: Menganalis proses pembelajaran dan hasil
pekerjaan siswa.
4. Tahap refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran siklus I.
c. Kegiatan Siklus II
1. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode konstruktivisme berbasis generatif dengan sub
pokok bahasan menghitung pH larutan penyangga.
2. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar kimia dengan
metode konstruktivisme berbasis generatif.
3. Tahap Analisis Data: Menganalis proses pembelajaran dan hasil
pekerjaan siswa.
4. Tahap refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran siklus IL
C, Subjek 11tllu P11rtisip11n y11ng Terk11it
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa
kelas XI IP A Madrasah Aliyah A.s-Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Penelitian kualitatif menuntut kehadiran peneliti di lapangan karena
pengumpulan data dilakukan dalam situasi sesungguhnya. Dalam penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti
bekerja rnelakukan pengarnatan, rnerencanakan tindakan, melaksanakan
kegiatan, rnengumpulkan dan rnenganalisis data, serta melaporkan hasil
penelitian. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu seorang guru. Guru
47
ini adalah guru kelas yang memegang kelas penelitian. Guru kelas bertindak
sebagai observer atau pengamat kegiatan yang telah disiapkan oleh peneliti.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Jenis dan penelitian ini adalah tindakan kelas atau yang lebih dikenal
Classroom Action Research. Esensi dari action research terletak pada adanya
tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau meningkatkan
pembelajaran serta mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara
perorangan maupun menyeluruh.
Prosedur penelitian ini berlangsung secara siklik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tiga siklus, dimana dari tiap siklus terdiri dari empat
kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi.
Siklus pertama digambarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
penelitian. Peneliti mempersiapkan skenario pembelajaran dan
instrumen penelitian yang terdiri atas: soal yang hams dikerjakan
siswa, lembar observasi dan lembar wawancara.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Tahap pembelajaran ini terdiri dari : metode pembelajaran dalam
generatif, tahap-tahapnya adalah: (1) tahap orientasi, (2) tahap
aktivitas dan interaksi, (3) tahap penilaian dan umpan balik, dan ( 4)
tahap perluasan. Tahapan-tahapan ini diadopsi dari pembelajaran
generatifyang dikembangkan oleh Lingbiao(1992).
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar
siswa, kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan
pembelajaran serta menilai tindakan-tindakan yang sudah baik dan
tindakan yang masih perlu diperbaiki. Pada akhir siklus dilakukan
evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa serta pendapat
siswa tentang pembelajaran yang diharapkan.
Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas terdiri dari
dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
terdiri dari hasil belajar siswa dan data tentang pendapat siswa dari
angket tertutup, sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang
aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dan pendapat siswa dari
hasil angket terbuka.
Hasil belajar dianalisis menggunakan statistik deskriptif
dengan menghitung rata-rata nilainya. Data pendapat siswa dengan
pembelajaran yang diterapkan, disajikan dalam bentuk prosentase
dan dianalisis dengan membandingkan antar jumlah prosentase yang
memilih setuju dan jumlah prosentase yang memilih tidak setuju.
Pendapat siswa dikatakan positif terhadap pembelajaran yang
diterapkan bila perbandingan jumlah prosentase memilih setuju lebih
besar daripada jumlah prosentase yang memilih tidak setuju. Data
kualitatif tentang aktivitas dan pendapat siswa dikelompokkan
berdasarkan pendapat sejenis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan
secara umum.
d. Refleksi
Hasil yang didapat dari tahap pengamatan, dikumpulkan dan
dianalisis bersama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasil analisa tersebut akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus selanjutnya.
F. Ha~i! !ntervcm~i Tindakan yang Di!!arnpkan Penelitian dengan menggunakan metode konstruktivisme dengan
model generatif ini rnenggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
beberapa siklus yang diberi tindakan.
49 .
Selama menerapkan metode ini, tindakan yang dilakukan adalah:
memberikan masalah kepada siswa untuk dicari solusinya bersama teman
kelompoknya. Masalah tersebut berupa soal hitungan atau soal yang diuji
dilaboratorium. Peneliti mengharapkan adanya peningkatan dari siklus
pertama ke siklus kedua, ditandai dengan adanya peningkatan nilai terhadap
siswa dan peningkatan terhadap aspek kognitif pemahaman yang diamati.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, peneliti dan jurnal
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
l . Lemb ar ob servasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2. Lembar soal
Lembar soal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal.
3. Lembar wawancara
Wawancara dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara
dengan menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama
proses pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap
pengumpulan data berikut ini:
1. Dokumentasi
_____ .... o,,.,au;fa.,mH-dH<o~lrnmentasi, penulis melakukan wawancara terhadap
guru dan siswa yang menjadi subjek penelitian, membuat catatan
lapangan, observasi kegiatan siswa pada setiap kegiatan pembelajaran,
50
membuat silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), laporan tugas siswa, dan ujian akhir yang berupa pilihan ganda dan
essay. Siswa menyelesaikan soal tes yang diberikan oleh peneliti pada tiap
akhir siklus serta observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti
dan guru pada saat menganalisis data dan sangat berguna untuk
menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Angket
Angket yang digunakan adalah angket skala likert (rating scale).
Pada skala ini siswa memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan
sikap dengan memilih 1:
SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
Angket ini digunakan untuk mengetahui pemdapat s1swa
mengenai metode yang diterapkan oleh penulis.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
1. V aliditas
Validitas suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid
atau shahih mempunyai validitas tinggi. 2
Untuk data yang valid digunakan tekhnik triangulasi dan saturasi,
yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara
yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi
tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi s1swa,
1 'foniit Feronika,dkk, Eva/uasi Pendidikan Pengembangan Eva/uasi Produk Pembelqjaran Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N SyarifHidayatullah, Jakarta, bal. 28
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta: ----- - --·
51
wawancara s1swa, dan memeriksa hasil kerja siswa dalam
mengerjakan soal larutan penyangga.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh
informasi tentang ha! yang sama. Untuk memperoleh informasi
tentang pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil-hasil
pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan guru.
3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul.
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dari angket dan
soal adalah sebagai berikut:
Rumus Point Biserial adalah3:
_ MP-M, ~ fpbis - -s, q
Rumus Product Moment dari Pearson4:
fxy = L 2:X2-(Lx)2
2. Reabilitas
Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. 5
Hasil data yang lain, seperti hasil validasi dan reabilitas angket
dengan menggunakan rumus berikut;
Rumus KR-20 dari Kuder dan Richardson6:
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2002), hal 252 --~4.fll31iamllb'fill..l!. Uoo, Perencanaan-llembelaja•an, (PT Bumi..Aksara- Jakarta, 2001), ha! 108
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu .... , hal 154 6 e> •• t.. ___ :_: A..:1 ___ .__ n. ____ J .... n ____ ,,.,, ___ 0 .. _ .. __ L-1 1r,1
52
Rumus di atas merupakan rumus untuk menguji reliabilitas yang
dilakukan dengan rumus-rumus statistik dengan instrument yang
berbentuk tes prestasi belajar yang diskor dengan 1 dan 0. Sedangkan
untuk menentukan validitas dan reliabilitas pada instrument yang diskor
dengan nilai rentang bukan 0-1 tetapi bervariasi, misal 0-10 atau 0-100,
maka rumus yang digunakan adalah rumus product moment dan KR-20.
Berikut ini rumusnya;
Untuk mencari reabilitas, menggunakan Rumus Alpha Cronbach7:
f11 = (k~1)(1-~;~) 3. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dari setiap butir soal dihitung berdasarkan
jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes. Untuk menghitung tingkat
kesukaran soal uraian digunakan unsur :
B P=-
JS
Keterangan :
P : Tingkat Kesukaran
B : Jumlah Skor yang didapat siswa pada butir soal itu
JS : Jumlah Skor ideal pada butir soal itu
Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan
dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran butir soal sebagai
berikut:
P = 0,00 terlalu sukar (TS)
0,00 < P :S 0,30 Sukar (SK)
0,30 < P :S 0, 70 Sedang (SD)
0,70 < P :S 1,00 Mudah (MD)
P = 1,00 Terlalu Mudah (TM)8
4. Analisa Daya Pembeda
53
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang
mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = PA - Pa, dimana
BA BB PA= - dan Pa= -JA JB
Keterangan:
D : Daya pembeda PA : Proporsi kelas alas PB : Proporsi kelas bawah BA : Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap
butir soal BB : banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk
setiap butir soal h : jumlah siswa kelas atas Js : jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi daya pembeda soal:
D < 0,20 jelek D = 0,20 - 0,40 cukup D = 0,40 - 0, 70 baik D = 0, 70- 1,00 sangat baik9
K. Analisis Data dan Interpretasi Basil Analisis
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu
pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data
yang sudah terkumpul berupa hasil kerja siswa, hasil wawancara, hasil
observasi dan catatan lapangan.
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hal 208.
9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raift Gr~finrln p,,.'1"'-'"'A ...
54
Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data
yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data,
menyusunnya dalam susunan satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data
yang sudah diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa
diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah.
Data- data dapat diolah dengan cara-cara berikut ini:
1. Mengecek (checking)
Untuk menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan
adalah melakukan pengecekan terhadap pengisisan angket. Setiap
angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan,
dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari
kekeliruan, kesalahan dalam mendapatkan informasi, sehingga
diperoleh data yang akurat.
2. Catatan Pinggir
Catatan pinggir ini dibuat oleh peneliti yang mempunyai
waktu sedikit, karena merangkap sebagai pengamat dan pengajar.
Catatan ini dibuat seadanya dengan banyak singkatan yang hanya
dimengerti penulis saja, oleh karena itu selesai kegiatan penelitian
hendaknya peneliti menulis ulang kembali. 10
3. Tabulasi
Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi
dalam setiap angket. Tabulasi diantaranya didapatkan dan hasil
survey yang berupa data survey. Data survey di input dalam excel
sheet untuk kemudian diolah, hasil pengolahan data berupa
presentase siswa dalam menjawab soal, presentase siswa dalam
menjawab soal, presentase kemudian dianalisis.
Data pada angket minat, dianalisis dengan cara memberi
skor terhadap item-item dengan urutan penskoran 5, 4, 3, 2, dan 1
untuk pemyataan positif, sedangkan untuk pemyataan negatif
'0 Rochlati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
D ,.,,,..,.i,.,,1,.,.... ... ,,.. 1')(\f\''1'\ l.. .... 1 1 A "t
55 ... c
diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk menganalisis setiap eek minat
digunakan tekbnik analisis secara deskriptif dengan menggunakan
b . b "ku 11 rumus se aga1 en t:
F P=-xl00%
n
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan
1) Desain Penelitian
Sosialisasi
START
Kegiatan Pendahuluan Identifikasi masalah
Masalah: a. Siswa tidak benar-benar memahami materi larutan
penyangga.
b. Siswa tidak benar-benar menguasai materi larutan
penyangga.
c. Siswa tidak senmngat belajar
d. Siswa rnengalarni miskonsepsi dalam penyampaian
materi oleh guru.
e. Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran
k.inlla larutan penyangga.
f. Kurangnya suasana kompetisi antar siswa.
g. Nilai rata-rata kelas rendah
Siklus 1, II dan Ill
11 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raia Grafinflo Pf'r<0no
Refleksi Awai I I Identifikasi Masalah I I Sosialisasi I
i Tindakan:
Perencanaan Umum: Pelaksanaan model Penyusunan reneana model siklus generatif: siklus belajar generatif . 1. Orientasi pada pembelajaran Larutan 2. Aktivitas/Interaksi Penyangga 3. Penilaian
4. Perluasan SIKLUSI
t Analisis dan Refleksi: Observasi dan Evaluasi: • Analisis pelaksanaan • Observasi pelaksanaan
pembelajaran perkuliahan • Analisis basil tes • Tes awal • Refleksi uotuk perbaikan • Tes akhir
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
I SIKLUS KEDUA
I Perencanaan I I Tindakan I I Observasi/Evaluasi I I Analisis/Refleksi I
Gambar 3.1 Desain Penelitian
.
56
TINDAK LAN JUT
Tahap-tahap penelitian dimulai dengan prapenelitian dan akan
dilanjutkan dengan siklus I. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Setelah melakukan
analisis dan refleksi pada siklus II, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus
III.
57
Berikut uraian kegiatan-kegiatan penelitian :
1. Prapenelitian
a. Pengamatan keadaan kelas
Waktu pelaksanaan: 12 Februari 2008
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi awal terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA Man Assyafi'iyah.
b. Wawancara
Waktu pelaksanaan : 14 Februari 2008
Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan guru kelas
dalam pembelajaran kimia.
c. Pemberian tes awal
Waktu pelaksanaan : 15 Februari 2008
Soal yang diberikan pada tes awal adalah tentang larutan
penyangga dan 5 soal uraian. Hasil belajar siswa digunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa.
d. Analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan: 15 Februari 2008
Analisis dan refleksi dari kegiatan prapenelitian dilakukan
untuk memperoleh cara yang tepat mengatasi permasalahan
yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat
pada tahap berikutnya.
2. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Waktu pelaksanaan : 25 Februari 2008
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran,
menyusun kuis yang akan diberikan pada akhir pertemuan dan
membuat tes akhir siklus.
58
b. Tahap pelaksanaan
Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir
pertemuan.
Waktu pelaksanaan: 27 Februari 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 2 : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir
pertemuan
Waktu pelaksanaan: 5 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 3 : penyajian materi dan pemberian kuis di akhir
pertemuan.
Waktu pelaksanaan: 10 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 4 : wawancara dan pemberian tes akhir siklus.
Waktu pelaksanaan: 12 Maret 2008
Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan
guru kelas. Soal yang akan diberikan terdiri dari 10 soal pilihan
ganda dan 5 soal essay tentang larutan penyangga.
c. Tahap observasi
Waktu pelaksanaan : 27 Februari, 5 Maret, 10 Maret 2008.
Pengamatan akan dilaln1kan setiap pertemuan dari awal sampai
akhir selama kegiatan observasi ini peneliti didampingi oleh
guru kelas.
59 0
d. Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan : 13 Maret 2008
Analisis akan dilakukan terhadap hasil pengamatan seluruh
rangkaian pada siklus I dan refleksi dilakukan untuk perbaikan
pada tahap perencanaan siklus IL
3. Sildus II
a. Tahap perencanaan
Waktu pelaksanaan: 15 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran,
menyusun kuis yang akan diberikan pada akhir pertemuan
dan membuat tes akhir siklus.
b. Tahap pelaksanaan
Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir
pertemuan.
Waktu pelaksanaan : 17 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 2 : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir
pertemuan
Waktu pelaksanaan: 19 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 3 : penyajian materi dan pemberian kuis di akhir
pertemuan.
Waktu pelaksanaan: 24 Maret 2008
Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan
penyangga dan memberikan kuis.
Kegiatan 4 : wawancara dan pemberian tes akhir siklus.
Waktu pelaksanaan: 26 Maret 2008
60
Wawancara akan dilak:ukan oleh peneliti terhadap siswa dan
guru kelas. Soal yang akan diberikan terdiri dari I 0 soal
pilihan ganda dan 5 soal essay tentang larutan penyangga.
c. Tahap observasi
Waktu pelaksanaan: 17, 19, 24 Maret 2008
Pengamatan akan dilak:ukan setiap pertemuan dari awal
sampai akhir selama kegiatan observasi ini peneliti
didampingi oleh guru kelas.
d. Tahap analisis dan refleksi
Waktu pelaksanaan: 27 Maret 2008
Analisis akan dilakukan terhadap hasil pengamatan seluruh
rangkaian pada siklus II. Penelitian ini berakhir pada siklus
II, dikarenakan pencapaian target penelitian sudah tercukupi.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI BASIL ANALISIS, DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Basil Pengamatan Efek!Hasil Intervensi Tindakan
1. Kegiatan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan siklus pertama, diawali dengan merencanakan
tindakan yang akan diberikan pada siswa. Adapun tindakan-tindakan
yang akan diberikan tercantum di bawah ini:
I) Menyusun skenario pembelajaran untuk tiga kali pertemuan,
karena dalam siklus pertama ada tiga pertemuan. Setiap skenario
pembelajaran memuat prosedur mengajar agar pembagian waktu
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dan setiap skenario
membahas indikator yang berbeda dari sub bah larutan penyangga.
2) Membuat beberapa soal yang akan dibagikan setiap kelompok
untuk didiskusikan dan dicari solusinya. Soal yang dibuat berbeda
tergantung dengan indikator yang ingin dicapai setiap pertemuan.
3) Menyusun format observasi pengamatan terhadap kegiatan siswa
setiap kelompok di kelas pada saat berdiskusi, yang akan
menunjukkan tingkat pemahaman siswa.
4) Menyusun angket mengenai pendapat siswa tentang metode yang
disajikan peneliti dan pemahaman siswa.
5) Membuat kelompok belajar yang terdiri dari 5 SISWa setiap
kelompok, agar kegiatan diskusi dapat berjalan efektif
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam setiap pertemuan, peneliti menggunakan metode
pembelajaran generatif dengan strategi pemecahan masalah pada bahan
kajian larutan penyangga. Pembelajaran generatif ini melalui beberapa
tahap, adapun tahap-tahap dalam siklus I sehaP-~i hl'rilmt·
62
1) Tahap orientasi
Tahap ini merupakan tahap persiapan s1swa untuk
mempelajari materi baru, yaitu larutan penyangga. Siswa yang
sebelumnya belajar tentang larutan asam basa, akan mengalami
miskonsepsi dalam hal mempelajari materi larutan penyangga. Hal
itu disebabkan karena ada kesamaan rumus dengan materi asam
basa. Dalam ha! ini peneliti memberikan soal-soal yang dapat
mengajak siswa untuk membangun konsep sendiri.
Pada tanggal 27 Februari 2008 yang merupakan awal
pertemuan peneliti dengan siswa yang akan diteliti di kelas XI IP A.
Pertemuan pertama membahas tentang menghitung pH atau pOH
larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Peneliti membuka kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
prosedur dari kegiatan pembelajaran yaitu yang diawali dengan ,,
menyapa, memberi motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa. Di bawah ini dialog antara guru dan
siswa memulai kegiatan belajar yang sempat direkam oleh peneliti.
Guru : "Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?"
(siswa menjawab bersama-sama sambil melihat buku)
Siswa : "Larutan penyangga adalah suatu larutan yang
dapat mempertahankan nilai pH-nya"
Guru : "Caba uraikan dengan kata-kata sendiri apa yang
dimaksud dengan larutan penyangga?"
Siswa : "Larutan yang dapat mempertahankan pH-nya"
Dari dialog diatas menunjukkan siswa belum benar- benar
memahami konsep dari larutan penyangga. Sebagian besar siswa
melihat jawaban dari buku. Namun, ha! ini wajar karena guru
belum membahas secara rinci materi larutan penyangga.
Setelah itu, peneliti memberikan soal pada setiap kelompok
dengan soal yang sama. Y aitu tentang bagaimana membedakan
63
larutan penyangga atau bukan larutan penyangga berdasarkan nilai
pH sebelum dan sesudah ditambah asam atau basa.
Pada awal pembelaj aran di pertemuan kedua yaitu tanggal 5
Maret 2008 dengan pembahasan menurunkan persamaan dari H+
dan OH" dari larutan penyangga. Di bawah ini percakapan yang
memulai kegiatan di kelas;
Guru: "Apakah garam sama dengan basa konjugasi atau
asam konjugasi?"
Siswa: "Sama, bu. Garam sama dengan asam atau basa
konjugasi"
Masalah berawal dari garam sama atau tidak dengan larutan
asam atau basa suatu larutan penyangga, guru memberikan masing
masing kelompok soal yang berbeda mengenai persamaan yang
diturunkan dari larutan penyangga agar dapat diketahui asam atau
basa konjugasinya. (soal yang diberikan ada pada lampiran)
Pada awal pertemuan ketiga, tepatnya tanggal 10 Maret
2008, peneliti membuka pembelajaran seperti biasa yaitu dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi pada
siswa untuk mempelajari larutan penyangga dan mengerjakan
tugas dari peneliti dengan sebaik-baiknya. Pertemuan ketiga ini
membahas tentang bagaimana menyimpulkan pengertian dan
peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran. Pada
kesempatan kali ini, peneliti ingin memberi motivasi pada siswa
dengan memberikan sedikit permainan dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap kelompok akan diberikan soal yang sama,
dan jika mereka dapat memecahkan soal lebih <lulu dari kelompok
lain maka akan diberikan point tambah. Kegiatan siswa di awal
pembelajaran sangat penting diamati bagi peneliti untuk
mengetahui keadaan siswa, cara belajar siswa, kondisi dan situasi
kelas. Dalam ha! ini, peran observer sangat membantu peneliti.
64
2) Tahap Aktivitas dan Interaksi
Pada tahap ini, siswa dituntut untuk lebih aktif baik di
kelompok maupun individu. Observer akan lebih banyak mendapat
data pada kegiatan ini, karena aspek-aspek kognitif siswa akan
lebih terlihat. Pada pertemuan pertama peneliti memberikan
masalah yang berupa soal untuk dipecahkan pada masing-masing
kelompok. Peneliti memberikan soal tentang bagaimana pH
larutan penyangga jika ditambah dengan asam, basa atau dengan
pengenceran.
Siswa menjalankan diskusi sesuai dengan prosedur dari
peneliti. Pada kegiatan diskusi ini, siswa sesama kelompok masih
malu untuk bekerja sama. Antara siswa yang pintar dengan yang
biasa saja tidak bersatu. Siswa yang agak nakal mengambil
kesempatan mengobrol dengan yang lain.
Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan soal tentang
bagaimana siswa dapat membedakan antara asam dan basa
konjugasinya atau sebaliknya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak
mengalami miskonsepsi antara larutan penyangga dengan larutan
asam basa.
Pada pertemuan ketiga, peneliti memberikan soal mengenai
peran larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari. Masing
masmg kelompok mendiskusikannya dan hasilnya akan
dipresentasikan di depan kelas.
Dari pertemuan kedua dan ketiga, peneliti mengubah
sedikit kegiatan pembelajaran dari biasanya. Masing-masing
kelompok diberi kesempatan untuk menjawab soal dari peneliti.
Yang lebih <lulu menjawab akan diberikan point tambah.
Kelompok yang paling banyak point akan diberi hadiah. Semangat
siswa memuncak dan kondisi kelas menjadi lebih kompetitif.
65
3) Tahap penilaian dan nmpan balik
Pada tabap ini, siswa mempresentasikan basil diskusi
kelompok. Masing-masing kelompok menjawab pertanyaan guru
dengan bervariatif Pertemuan pertama, kelompok Aswaja lebib
<lulu mendapatkan jawabannya, karena kerjasama kelompok yang
cukup baik.
Jawaban dari Kelompok Aswaja; Larutan B dan C termasuk
larutan penyangga karena pH mengalami perubaban yang sedikit
atau nyaris tidak berubab. Hal itu menunjukkan larutan penyangga
memiliki pH yang relatif stabil bila dicampur sedikit asam, basa
atau pengenceran.
Sedangkan pada pertemuan kedua, Kelompok Skill lebib
cepat dari yang lain. Pada pertemuan itu, Kelompok Skill sangat
kompak, satu sama lain saling membantu dan menunjukkan
kerjasama yang baik. Sebingga penyelesaian masalab terjadi
lancar. Kelompok ini mempunyai nilai I 00, dari cara mengerjakan
sampai basil yang didapat tidak ada yang salab. Pada pertemuan
ketiga, yaitu mendiskusikan peran larutan penyangga, bampir
setiap kelompok memiliki nilai sama. Jalannya diskusi lebib tertib
dari biasanya.
4) Tahap Perluasan
Tahap perluasan adalab tabap dimana siswa merangkum
informasi-informasi yang terkait dengan materi dan mereview
kelemaban dari pemabamannya yang <lulu. Pada tabap ini siswa
membuat kesimpulan mengenai materi yang telab diajarkan.
Peneliti memberikan ujian akbir larutan penyangga dan
angket kepada siswa pada pertemuan keempat yaitu tanggal 12
Maret 2008. Peneliti memberikan soal larutan penyangga yang
terdiri dari I 0 piliban ganda dan 5 essay, dan angket untuk
mengetabui pendapat siswa mengenai metode generatif
66
Dibawah ini merupakan hasil akhir siklus 1 pada
instrument soal, angket dan observasi pada siswa XI IP A As
Syafi' iyah 01.
a) Tes Basil Belajar Siswa Siklus I
Indikator Keberhasilan:
Pokok Baliasan
Ikatan Kimi a
(I) Nilai rata-rata kelas siswa yaitu > 65
(2) Tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai < 60,0
(3) Mencapai batas maksimum sekolah sebesar 70%
Pada siklus I dilihat dari materi bahasan, hasil belajar di
ukur dengan mengacu pada nilai soal berdasarkan indikator sub
bah larutan penyangga.
Tabel 4.1 Basil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga
Siklus I Berdasarkan Soal Pilihan Ganda
Indikator Nomor Proporsi Rata-
(%) rata (%)
5 57 Menghitung pH atau pOH 6 38 larutan penyangga dengan
8 57 67 menggunakan prinsip kesetimbangan. 9 90
10 95
Menghitung pH larutan 3 81 penyangga pada penambahan 57 sedikit asam, basa, atau pengenceran. 7 33
Menyimpulkan pengertian dan l 14,30
peranan larutan penyangga 2 38 17,6 berdasarkan basil pengukuran.
4 0,5 Total 47
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi
bahwa pada indikator pertama, dari 21 siswa sebagian besar
mampu menjawab pertanyaan, dengan persentase sebesar 67%
siswa telah memahami konsep perhitungan pH dan pOH..
67
Namun jika dilihat setiap soal, ada beberapa pertanyaan yang
hanya dapat dijawab oleh sebagian kecil siswa, diantaranya
pertanyaan pada nomor 5, sebesar 57% siswa dari 21 siswa
mampu memahami dengan baik, nomor 6 sebesar 38% dari 21
siswa mampu menjawab, dan nomor 8 sebesar 57% siswa dari
21 siswa mampu memahami konsep larutan penyangga. Pada
indikator kedua, siswa mengalami cukup kesulitan dalam
menjawab pertanyaan, dengan diperolehnya persentase sebesar
57% dari 21 anak yang mampu menjawab benar. Soal nomor 7
merupakan indikasi kesulitan siswa, dengan persentase sebesar
33% menjawab benar dari 21 siswa, selebihnya siswa belum
memahami konsep dengan baik. Tapi tidak pada soal nomor 3,
siswa cukup mudah menjawab pertanyaannya, dengan 81%
dari 21 siswa yang berhasil menjawab dengan baik. Indikator
yang terakhir merupakan indikator dengan pertanyaan yang
cukup menyulitkan. Semua pertanyaan pada indikator ini
menjadi acuan utama mengapa penelitian ini dilanjutkan
sampai siklus selanjutnya. Pada nomor 1, hanya ada 14,3 %
siswa yang menjawab betul, sedangkan pada nomor 2, hanya
38%, sedangkan pada nomor 4, hanya ada satu siswa yang
menjawab benar. Persentase hasil yang diharapkan adalah
sebesar 70%, namun data menunjukkan basil yang belum
maksimal yaitu hanya sebesar 47%, menunjukkan bahwa
pemahaman siswa terhadap 3 indikator larutan penyangga
belum berhasil dipahami dengan baik. Penelitian ini dilanjutkan
pada siklus selanjutnya.
Kekurangan yang terdapat pada setiap indikator akan
dijelaskan di bawah ini:
( 1) Pada indikator pertama
Kesulitan yang dialami siswa pada soal nomor 6 adalah
ketidakpahaman siswa tentang dengan apa garam ditambahkan
68
agar terjadi reaksi larutan penyangga. Cukup jelas, disini
menunjukkan bahwa siswa tidak sepenuhnya memahami
konsep larutan penyangga. Kesulitan siswa yang dialami pada
soal nomor 8 adalah perhitungan pH dari larutan penyangga.
Terutama ketika siswa harus mencari mo! dari volume dan
konsentrasi yang diketahui. Konsep yang dimiliki siswa pada
perhitungan mo! masih sangat terbatas. Sedangkan pada nomor
5, siswa tidak menguasai konsep dari materi, mungkin
disebabkan dari ketidakmampuan guru membimbing siswa atau
siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat belajar.
(2) Pada indikator kedua
Pada soal nomor tiga siswa mengalami kesulitan pada
pemahaman konsep perubahan pH yang terjadi saat
penambahan asam, basa atau air pada larutan penyangga. Hal
ini terlihat dari sebagian besar jawaban siswa mengarah pada
perubahan pH yang sangat besar apabila ditambahkan sedikit
asam, basa atau air apda larutan penyangga.
(3) Pada indikator ketiga
Pada soal nomor dua siswa mengalami kesulitan pada
saat membedakan antara larutan penyangga atau bukan. Hal ini
dikarenakan dua ha!, yang pertama siswa belum hafal asam
dan basa kuat dan lemah sehingga tidak mampu membedakan
larutan penyangga atau bukan. Kedua, siswa belum memahami
konsep terjadinya larutan penyangga sehingga kesulitan untuk
mengetahui basil dari asam dan basa yang bereaksi. Sedangkan
pada nomor 4, keterbatasan siswa dalam konsep reaksi kimia
membuat siswa susah membedakan antara larutan yang dapat
menghasilkan larutan penyangga dan bukan.
69
Tabel 4.2 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I
Berdasarkan Soal Essay
Pokok Bahasan
Ikatan Kimi a
Norn or Proporsi Rata-Indikator Soal (%) rata (%)
Menyimpulkan pengertian dan I 69,52
peranan larutan penyangga 2 61
55 berdasarkan hasil pengukuran.
3 34,76
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau 4 69,8 69,80
pengenceran.
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip 5 72,14 72,14
kesetimbangan.
Total 66
Dari data diatas diketahui bahwa pada indikator
pertama, sebanyak 55% pemahaman siswa terhadap konsep
dari pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan
hasil pengukuran. Dengan rincian, pada nomor 1, sejumlah
69,52% siswa yang berjumlah 21 siswa memahami konsep
tersebut. Pada nomor 2, sebesar 61% dari jawaban 21 siswa
benar, sedangkan pada nomor 3 sebesar 34,76% jawaban
benar, namun selebihnya konsep peranan larutan penyangga
belum mencapai target keberhasilan. Sedangkan pada indikator
kedua, dengan jumlah 1 soal, sebagian siswa menjawab benar,
dengan persentase 69,80%. Dan indikator yang terakhir, hasil
yang cukup bagus, dengan persentase sebesar 72,14% jawaban
berhasil cukup baik. Jika dilihat dari hasil persentase, soal yang
memiliki kendala paling besar terdapat pada indikator pertama.
Berikut ini akan dibahas kekurangannya:
70
( 1) Pada indikator pertama
Kesulitan siswa pada pertanyaan nomor 3 adalah
ketidakmampuan siswa dalam perhitungan pH, terutama dalam
pencarian mo! asam, basa atau garam dari larutan penyangga.
Konsep siswa mengenai perhitungan mo! sangat kurang. Oleh
karena itu, sebagian siswa memiliki nilai rendah. Sedangkan
pada nomor 2, kekurangan siswa dalam menguasai pelajaran
sebelumnya yaitu pada reaksi asam basa, sehingga siswa tidak
mampu membedakan reaksi antara asam dan basa larutan
penyangga.
Keberhasilan peneliti untuk meningkatkan pemahaman
siswa belum mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar
70% pemahaman siswa terhadap konsep larutan penyangga.
Oleh karena itu peneliti meneruskan penelitian ini dengan
siklus selanjutnya yaitu siklus dua.
b) Hasil Angket Siswa Siklus I
Setelah kegiatan pembelajaran selama siklus I, peneliti
melakukan evaluasi dalam pembelajaran dengan memberikan
kuisioner berupa pernyataan mengenai tanggapan siswa selama
pembelajaran berlangsung dalam siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Siklus I
Nomor Persentase Indikator Soal Pertanyaan respon
siswa
Saya senang dengan metode 1 pembelajaran (generatif) yang 73,81
Pendapat siswa telah dilaksanakan.
mengenai Guru banyak memberikan latihan metode 3 soal dalam kegiatan belajar 78,57 pembelajaran mengajar. generatif
Guru memberikan informasi 4 tentang larutan penyangga dengan 57,14
ielas.
71
Saya rnerasa Iebih rnengerti rnateri 2 Iarutan penyangga daripada rnateri 57,14
sel>durn11ya.
Saya dapat rnenjelaskan sendiri 5 konsep rnateri yang telah dipelajari 55,95
kepada ternan.
Pendapat siswa 6 Saya dapat rnenarik kesirnpulan
51,19 dari rnateri yang diajarkan. mengena1 pemaharnan Saya sering membandingkan konsep larutan 7 konsep materi yang sekarang 65,48 penyangga dengan materi yang dipelajari lalu.
Saya suka rnencari perbedaan
8 antara senyawa CH3C00Na 61,90 dengan NaCl, atau senyawa
lainnya.
Saya suka berfikir apa fimgsi dari 9 senyawa-senyawa tersebut dalarn 72,62
kehidupan sehari-hari.
Diperoleh data dari indikator pertarna, pada pertanyaan
nomor satu, 73,81% dari 21 siswa senang dengan metode
generatif yang diterapkan. Pada pembelajaran generatif ini,
guru sering memberikan latihan soal kepada siswa agar siswa
dapat menghadapi berbagai macam jenis soaL Siswa yang
berpendapat setuju bahwa guru memberikan banyak latihan
soal, sebesar 78,57% dari 21 siswa. Pada penyampaian konsep
materi, 57,14% dari 21 anak menganggap bahwa guru belum
menyampaikan konsep dengan baik.
Indikator kedua, pendapat siswa mengenai pemahaman
pada konsep larutan penyangga. Pertanyaan mengenai sejauh
mana pengertian siswa terhadap larutan penyangga, dijawab
57, 14% siswa yang mengerti dengan baik. Pada pertanyaan
kelima, mengenai kemampuan siswa untuk menguraikan
definisi dengan kata-kata sendiri memiliki nilai 55,95%, dalam
arti, siswa sebagian siswa masih belum bisa menguraikan
72
definisi. Begitu pula dalam menarik kesimpulan, hanya 51, 19%
siswa dari 21 anak yang mampu menarik kesimpulan. Pada
pertanyaan 7, 8 dan 9, sebagian besar siswa menunjukkan
indikasi bahwa mereka mampu membandingkan materi,
mencari perbedaan dan menghubungkan materi yang dipelajari
dengan contoh kehidupan sehari-hari.
c) Basil Observasi
Pada pelaksanaan penelitian ini, selain dengan
instrumen angket dan soal juga diikut sertakan observasi pada
siswa di tengah kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang
diamati adalah aspek-aspek kognitif yang berkaitan dengan
pemahaman siswa. Observasi ini dilakukan pada setiap
kelompok oleh setiap observer. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Observasi Pemahaman Siswa Pada Siklus I
Indikator Aspek Penilaian
Observasi Pemahaman (%)
s1swamampu
Menafsirkan menterjemahkan dan
Masalah menguraikan konsep 40,19 dengan kata-kata sendiri.
Memberikan s1swa mampu
Contoh mengidentifikasikan 25,19 definisi dan konsep
siswa mampu mencari
Mengklasifikasikan persamaan dan
22,43 perbedaan objek-objek masalah
Mengambil siswa mampu
Kesimpulan membandingkan objek- 19,43 objek permasalahan
Menjelaskan siswa mampu 13,36 menjelaskan konsep
73
Dari tabel observasi di atas diperoleh data siswa kelas
XI IPA yang dibagi menjadi 5 kelompok. Pembagian kelompok
ini adalah dengan tujuan untuk memudahkan peneliti
mencermati kegiatan siswa secara individual. Setiap kelompok
memiliki observer masing-masing. Tugas observer adalah
mengamati kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selebihnya tidak ada yang dilakukan observer, kecuali hanya
mengamati.
Pada indikator pertama, yaitu menafsirkan masalah.
Siswa dengan kelompok masing-masing dapat melakukan
kegiatan menukarkan kata, menguraikan, menterjemahkan
suatu konsep dengan baik. Kelompok 1 memiliki nilai rata-rata
35,64%, lebih besar 1 point dari kelompok 2, yaitu 34,08%.
Dalam ha! ini, kelompok 1 lebih besar partisipasinya dalam
kegiatan menafsirkan masalah dibanding dengan kelompok 2.
Secara keseluruhan, kelompok 3 yang memiliki nilai
pengamatan paling besar dalam kegiatan ini yaitu 48,62%.
Pada indikator kedua, memberikan contoh, dimana
siswa dapat melakukan kegiatan mengidentifikasikan definisi
dan ciri-ciri, dan mengilustrasikan suatu objek permasalahan
dengan baik. Observer pada kelompok 2, memberikan nilai
terbesar yaitu 31,96%, berbeda tipis dengan nilai yang
diberikan observer pada kelompok 1, yaitu 31,53%. Artinya,
pada kelompok 2, siswa memiliki partisipasi yang bagus
terhadap kegiatan identifikasi definisi dan ciri-ciri.
Pada indikator ketiga, mengklasifikasikan, yaitu siswa
dapat mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek
permasalahan, mengontraskan dan mencari dasar penggolongan
suatu permasalahan dengan materi yang diajarkan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan siswa pada saat berdiskusi
dengan teman sekelompok. Hal vang didiskusikan diantaranvH
0
74
adalah soal yang diberikan oleh guru tentang larutan
penyangga. Nilai pengamatan yang dimiliki antara kelompok
berbeda-beda, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Nilai yang terendah dimiliki oleh
kelompok 5, yaitu 17, 79%. Kelompok 5, pada saat itu tidak
memiliki partisipasi yang cukup baik dalam kegiatan kelas,
mungkin ha! ini dipengaruhi dari salah satu anggotanya yang
tidak masuk kelas sehingga mereka kurang kompak dalam
menjalani kegiatan belajar kelompok tersebut.
Pada indikator keempat adalah mengambil kesimpulan.
Indikator keempat dan kelima hampir banyak persamaan,
meskipun ada perbedaan sedikit diantara keduanya.
Meringkaskan merupakan kegiatan mengumpulkan teori dan
konsep tentang materi saat itu dan dipersempit penjelasannya.
Sedangkan mengambil kesimpulan adalah membuat
perbandingan, apakah teori ini sama dengan teori yang satunya,
misalnya; apa saja perbedaan larutan penyangga dengan asam
basa. Dan pada indikator mengambil kesimpulan, nilai tertinggi
adalah jatuh pada kelompok 5, yaitu 23,14%. Kelompok ini
aktif dalam kegiatan membuat dan mencari perbandingan suatu
teori konsep dengan teori lainnya.
Indikator yang terakhir adalah menjelaskan. Kelompok
5 memiliki nilai pengamatan ini paling tinggi, yaitu 19,49%.
Anggota pada kelompok ini saling menjelaskan kepada teman
sekelompok yang belum benar-benar paham dengan materi
yang diaj arkan.
Kemampuan pemahaman siswa pada proses
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi peneliti di atas.
Pemahaman siswa dilihat dari ketepatan dan kejelasan dalam
menjawab pertanyaan dan mendiskusikan masalah dari guru
sehingga siswa danat menvlmnn1k-~n h!=t'-!.j) t'\Pn11Afir11lr':lnrtun
75
Siswa juga sudah mampu menyajikan hasil penyelidikannya
dan dapat melakukan refleksi terhadap hasil-hasil penyelidikan
mereka dengan cara menjawab soal-soal dari guru.
c. Tahap Evaluasi
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus 1, masih
banyak terdapat kekurangan terjadi, baik dari faktor pengajar, siswa
maupun dari situasi dan kondisi dari sekolah itu sendiri. Faktor internal
maupun eksternal merupakan ha! yang paling berpengaruh dalam
kegiatan pembelajaran siswa. Kendala-kendala yang sempat diamati
oleh peneliti dan observer, diantaranya adalah:
1) Kurang tertib suasana kelas, misal; pada saat be! masuk. Masih
banyak siswa yang masih beraktivitas di luar sekolah, pada saat
bunyi be! masuk kelas. Siswa sud ah memenuhi kelas setelah 10
menit bel masuk, akibatnya waktu kegiatan belajar mengajar jadi
berkurang.
2) Lingkungan sekolah yang kurang tertib. Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, kelas lain yang kebetulan tidak ada
guru, sangat gaduh sekali, sehingga mengganggu konsentrasi siswa
kelas lain.
3) Pada saat kegiatan pembelajaran, tidak terlihat kerjasama yang
optimal pada setiap kelompok. Masing-masing siswa masih
mementingkan diri sendiri. Siswa yang pandai dan siswa yang
tidak begitu pandai masih canggung untuk bekerjasama. Imbasnya
toleransi dan kerjasama yang justru sangat dibutuhkan pada
kegiatan memecahkan masalah ini tidak terwujud.
4) Peneliti yang masih belum pandai menguasai kelas, akibatnya
kegiatan belajar mengajar berjalan kurang tertib. Sehingga suasana
kelas ribut, dan banyak siswa yang mengobrol pada saat
berdiskusi.
76
5) Pembagian waktu antara pengerj aan tu gas, diskusi dan kesimpulan
hasil diskusi belum optimal.
Dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa masih banyak kendala dalam menerapkan
metode konstruktivisme berbasis generatif ini. Kelemahan-kelemahan
dari metode ini diantaranya;
1) Metode ini mengutamakan partisipasi siswa yang lebih besar dari
kegiatan pembelajaran. Guru tidak banyak memberikan ceramah,
siswa sendiri yang mencari konsep tentang larutan penyangga
melalui diskusi dengan kelompok masing-masing. Akan tetapi
perlunya fasilitas dalam sekolah ikut mempengaruhi kegiatan
belaj ar dengan metode ini. Karena guru tidak berperan aktif, maka
perlu alat bantu mengajar, misal OHP, untuk menyalurkan
informasi yang lebih banyak kepada siswa.
2) Metode ini lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok. Siswa
belum terbiasa dengan suasana pembelajaran seperti ini. Oleh
karena itu siswa msih perlu adaptasi dengan pembelajaran seperti
llll.
3) Materi yang diajarkan merupakan materi yang cukup sulit, karena
banyak perhitungannya. Metode generatif mendiskusikan masalah
dan mencari solusinya. Sedangkan untuk mendiskusikan soal
perhitungan, tidak cukup efektif menggunakan metode ini.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis dan evaluasi data pada siklus I baik
secara kuantitatif maupun kualitatif diperoleh banyaknya kekurangan
dalam menerapkan metode generatif ini sehingga ada beberapa ha!
yang harus diperbaiki. Dibawah ini merupakan hal-hal yang harus
diperhatikan:
I) Peneliti perlu meningkatkan bimbingan, arahan dan motivasi
kepada siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, agar suasana
77
kelas tidak ricuh. Penerapan metode yang barn membuat mereka
sedikit bingung, karena tidak terbiasa.
2) Peneliti perlu meningkatkan pengawasannya kepada masing
masing kelompok, karena dalam belajar kelompok, masih banyak
anak-anak yang sibuk sendiri membicarakan hal yang tidak
berkaitan dengan materi.
3) Perlu ditingkatkan pemberian motivasi kepada siswa untuk lebih
aktif dalam kerja kelompok, sehingga tidak hanya siswa yang
pandai saja yang dominan dalam kegiatan diskusi.
4) Pemberian soal yang beragam, agar siswa mampu mengetahui
masalah yang bervariatif.
5) Peneliti perlu mengadakan praktikum pada materi-materi yang
tidak membutuhkan banyak penjelasan, akan tetapi percobaan agar
siswa lebih paham. Misal; bagaimana perubahan pH larutan
penyangga jika ditambahkan sedikit asam, basa atau air.
6) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam
pengerjaan tugas, diskusi dan kesimpulan hasil diskusi.
Karena siklus 1 banyak mengalami kekurangan sehingga
pencapaian indikator pembelajaran dan pencapaian target pada
penelitian belum optimal maka diadakan siklus selanjutnya, yaitu
siklus 2.
2. Kegiatan Sik!us 2
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan siklus pertama, diawali dengan merencanakan
tindakan yang akan diberikan pada objek. Adapun tindakan-tindakan
yang akan diberikan kepada siswa tercantum dalam tahap berikut ini:
I) Menyusun skenario pembelajaran untuk tiga kali pertemuan,
karena dalam siklus pertama ada tiga pertemuan. Setiap skenario
pembelajaran memuat prosedur mengajar agar pembagian waktu
78
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dan setiap skenario
membahas indikator yang berbeda dari sub bab larutan penyangga.
2) Membuat beberapa soal yang akan dibagikan setiap kelompok
untuk didiskusikan dan dicari solusinya. Soal yang dibuat berbeda
tergantung dengan indikator yang ingin dicapai setiap pertemuan.
3) Menyusun format observasi terhadap kegiatan siswa di kelas pada
saat berdiskusi, yang akan menunjukkan tingkat pemahaman siswa.
4) Menyusun angket mengenai pendapat siswa mengenai metode
yang disajikan peneliti.
5) Membuat kelompok belajar yang terdiri dari 5 anak setiap
kelompok, agar kegiatan diskusi dapat berjalan efektif. Susunan
kelompok sama dengan yang dibuat pada siklus 1.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini, peneliti banyak melakukan praktikum dalam
kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk
membangun kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi larutan penyangga dan membuat suasana kegiatan
belajar mengajar jadi lebih menarik.
Laboratorium di sekolah ini masih sangat terbatas, keadaan
laboratorium yang masih kurang memadai membuat kegiatan
praktikum berjalan kurang optimal. Peneliti melakukan praktikum
dengan bahan dan alat seadanya.
Pelaksanaan praktikum membuka kegiatan di siklus kedua,
yaitu pada tanggal 17 Maret 2008. Peneliti menjelaskan prosedur
pelaksanaan praktikum sebagai pembuka kegiatan ini.
Praktikum yang kedua pada tanggal 19 Maret 2008.
Praktikum pada pertemuan kedua di siklus kedua ini merupakan
lanjutan dari praktikum sebelumnya. Hal ini dikarenakan alat yang
kurang memadai, sehingga praktikum harus dilakukan dua kali.
79
Peneliti mengakhiri siklus 2 pada pertemuan ketiga, yaitu
tanggal 24 Maret 2008. Materi yang dibahas adalah tentang
perhitungan pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan
prinsip kesetimbangan.
2) Tahap Aktivitas dan Interaksi
Pencapaian indikator yang diinginkan pada kegiatan
praktikum pertama dan kedua adalah siswa dapat merancang dan
melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan
bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
Siswa dituntut bekerja sama untuk mencari hasil percobaan
sesuai dengan prosedur dan bimbingan dari peneliti. Prosedur dari
praktikum secara garis besar adalah; siswa membuat larutan
CH3COOH dan CH3COONa, kemudian dijadikan satu dan dibuat
menjadi dua larutan pada tabung yang berbeda. Setelah itu, siswa
membuat larutan NaOH. Larutan tersebut diteteskan masing
masing ke dalam dua tabung penyangga asam tadi yang
sebelumnya diberi kertas lakmus merah sebagai penentu asam.
Siswa sangat antusias menjalani kegiatan praktikum ini.
Mereka terlihat kompak pada saat bersama-sama mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan. Pada saat menggunakan alat,
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan menggunakan alat.
Peneliti dan guru yang membantu berusaha sebisa mungkin agar
tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, apalagi dengan digunakannya
bahan-bahan yang cukup berbahaya, salah satunya; larutan NaOH,
HCI, CH3COOH, dan NaCl.
Pada saat membuat larutan, ada siswa yang bertanya;
Siswa: "Bu, bagaimana cara melihat ukuran yang akurat
pada tabung ukur?"
Guru: "Setarakan garis yang mgm diukur, misal 5 ml.
setarakan matamu dengan daris pada 5 ml, kalau
80
ada tanda lengkung pada garis tersebut maka
ukurannya sudah pas"
Siswa mengikuti petunjuk peneliti dengan baik. Berikut ini
gambar siswa yang sedang membuat larutan:
Gambar 4.1 Siswa Membuat Larutan
Diadakannya praktikum ini bertujuan agar siswa bertambah
wawasan mengenai praktikum meskipun tidak secara optimal
karena keterbatasan alat dan tempat. Salah satunya dalam
menggunakan alat-alat praktikum. Penggunaan alat-alat dengan
tepat dapat menunjang kegiatan praktikum di laboratorium berjalan
lancar, sehingga tidak mempengaruhi hasil kinerja yang
diinginkan.
Siswa sangat tertarik pada saat pembuatan larutan NaOH.
Asap putih yang mengumpul seperti kapas, seperti biang es yang
sering dimainkan anak-anak, padahal zat itu berbeda. Hal yang
sangat berbahaya adalah pada saat mengencerkan larutan HCI, uap
asam menyebar ke seluruh ruang kelas, dan tidak tersedianya
kamar asam.
Pada praktikum kedua, lanjutan dari praktikum pertama,
siswa membuat larutan yang sama seperti praktikum sebelumnya
yaitu CH3COOH dan CH3COONa yang dibuat dalam dua tabung.
Kemudian siswa membuat larutan HCl, dan diteteskan ke dalam
dua tabung tersebut. Tinggal diamati perubahannya.
81
3) Tahap Penilaian/Umpan Batik
Praktikum berjalan sesuai dengan prosedur dari peneliti.
Kekompakkan siswa mulai terlihat disini. Kegiatan ini menambah
pengetahuan siswa terhadap materi larutan penyangga. Hal ini
memudahkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan praktikum larutan penyangga:
a) Siswa mengetahui cara membuat larutan penyangga
b) Siswa mengetahui cara mengencerkan larutan
c) Siswa mengetahui cara menggunakan alat-alat praktikum
d) Siswa mengetahui bahan-bahan kimia sintesis
e) Siswa mengetahui bagaimana perubahan pH yang terjadi pada
larutan penyangga apabila kelebihan asam ataupun basa.
4) Tahap Perluasan
Tahap perluasan adalah tahap dimana siswa merangkum
informasi-informasi yang terkait dengan materi dan mereview
kelemahan dari pemahamannya yang dulu. Pada tahap ini siswa
mempresentasikan basil dari percobaan.
Pertemuan terakhir pada siklus kedua ini pada tanggal 24
Maret 2008. Pembahasannya mengenai perhitungan pH atau pOH
larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Yang berbeda adalah motivasi dan pemahaman siswa yang cukup
meningkat dari siklus I. ha! ini disebabkan salah satunya adalah
adaptasi yang cukup terhadap perubahan metode belajar.
82
Hasil dari setiap kelompok, dirangkum dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil dari presentasi siswa
Nama Kelompok Basil dari pel"cobaan Kete..anl!an
Kertas lalanus dalam larutan Pada praktilmm pertama, kelompok ini penyangga asam berubah menambahkan 5 tetes NaOH pada penyangga
Smart meujadi biru dengan 5 tetes asam yang akhirnya terjadi perubahan kertas NaOH. Sedangkan pada lalanus merah menjadi biru. Tetapi pada penambahan HCl, kertas pertemuan kedua, kertas lalanus tetap merah, pH lalanus merah tetap merah. tetap stabil.
Pada praktiknm pertama, kelompok ini menambahkan 7 tetes NaOH pada penyangga
Kertas lalanus dalam larutan asam yang akhirnya terjadi perubahan kertas penyangga asam berubah lalanus merah menjadi biru. Tetapi pada
Skill menjadi biru dengan 7 tetes pertemuan kedua, kertas lalanus tetap merah NaOH. Pada praktikum kedua, berubah menjadi biru dengan 5 tetes HCl, pH lalanus merah berubah menjadi berubah. Hal ini berbeda dari seharusnya terjadi, biru pada tetesan HCl ke-5. mungkin dikarenakan larutan HCl yang sudah
terkontaminasi dengan basa dari NaOH, sehingga membuat Jarutan tersebut bersifut basa.
Kertas lalanus dalam larutan Kelompok Sakura menambahkan 10 tetes NaOH penyangga asam berubah pada penyangga asam yang akhirnya terjadi meajadi biru dengan 10 tetes perubahan kertas lalanus merah meajadi biru.
Sakura NaOH. Sedangkan pada Pada pertemuan kedua, kertas lalanus merah praktikum kedua, kertas lalanus berubah menjadi biru dengan 5 tetes HCI, pH merah berubah menjadi biru berubah. Pemakaian alat yang tidak bersih pada tetesan ke-5 mempengaruhi kemumian dari larutan HCI.
Kertas lalanus dalam larutan Praktilmm pertama, tidak berubahuya kertas
penyangga asam tidak berubah. lalanus menjadi bim meskipun ditambah banyak
Qodar Sedangkim pada praktikum NaOH, mungkin dikarenakan tabung reaksi yang
kedua, kertas lalanus merah sangat kotor, sehingga banyak kontaminasi dari
tetap menjadi merah. zat-zat lain. Tapi pada penambahan HCI, larutan ini mempertahankan pH-nya.
Kertas lalanus dalam larutan Penambahan NaOH 8 tetes ke dalam larutan penyangga asam berubah penyangga asam membuat pH tidak lagi Aswaja menjadi biru dengan 8 tetes NaOH. Kertas lalanus merah bertahan. Sedangkan pada praktilmm kedua, pH
tetap merah, pH tetap. bertahan.
83
Tanggal 26 Maret 2008 siswa menjalani tes akhir siklus 2
yang terdiri dari tes soal dan tes angket. Berikut ini hasil dari tes
siklus 2:
a) Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.6 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II
Berdasarkan Soal Pilihan Ganda
Pokok Indikator Norn or
Proporsi Rata-Bahasan (%) rata (%)
2 24 5 48
Menghitung pH atau pOH 6 100 larutan penyangga dengan
7 72 77 menggunakan prinsip kesetimbangan. 8 100
9 100 10 95
Ikatan Merancang dan melakukan 1 100 Kimi a percobaan nntuk menganalisis
larutan penyangga dan bukan 90,5 penyangga melalui kerja
4 81 kelompok di laboratorium.
Melalui disknsi kelas menjelaskan fungsi larutan
3 95 95 penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Total 88
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa
terjadinya peningkatan pada setiap indikator. Indikator pertama
sebesar 77% dari 21 siswa memahami konsep dengan baik.
Meskipun pada soal nomor 2 dan 5 hanya sedikit siswa yang
menjawab benar, sebesar 24% dan 48%. Akan tetapi secara
keseluruhan s1Swa telah dianggap mengalami kemajuan
padapemahaman konsep larutan penyangga pada indicator
tersebut. Pada indikator kedua, oeningkatan iull:a teriadi vaitn
84
sebesar 90,5% siswa dari 21 anak menjawab dengan benar. Begitu
pun pada indikator terakhir, terdiri dari 1 soal, siswa berhasil
menjawab dengan baik dengan persentase 95%. Dengan begitu
dapat dinyatakan padaindikator kedua dan ketiga siswa telah
mampu memahami konsep sebaik yang diharapkan. Maka
penelitian ini dianggap telah selesai pada siklus kedua.
Tabel 4. 7 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Berdasarkan
Soal Essay Siklus II
Pokok Nomor Proporsi Rata-rata Bahasan
Indikator Soal (%) (%)
Merancang dan melakukan 1 87,6 percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan 85,45 penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. 4 83,3
Ikatan 2 Kimia Menghitung pH atau pOH larutan
52,14
penyangga dengan menggunakan 57,02 prinsip kesetimbangan. 5 61,9
Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam 3 65 65 tubuh makhluk hidup.
Total 70
Perolehan data diatas menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman siswa, dari data keseluruhan sebelumnya 66% menjadi
70% jawaban siswa yang benar. Akan tetapi pada indikator kedua,
sebesar 57,02% siswa yang memahami konsep ini. Sedangkan pada
nomor 3, sebesar 65% dari 21 siswa menjawab benar. Namun karena
penilaian diambil dari total indikator, sebesar 70% secara
keseluruhan pemahaman siswa telah meningkat dari siklus
sebelumnya, dan sesuai dengan nilai batas maksimum vang dimiliki
85
sekolah ini sebesar 70%, maka penelitian siklus kedua ini dianggap
telah berhasil. Dan penelitian selesai pada siklus kedua.
b) Basil Angket siswa Mengenai Metode Generatif Siklus II
Setelah kegiatan pembelajaran selama siklus II, peneliti
melakukan evaluasi dalam pembelajaran dengan memberikan
kuisioner berupa pemyataan mengenai tanggapan siswa selama
pembelajaran berlangsung dalam sik!us II.
Tabel 4.8 Basil Angket Siswa Siklus II
Nomor Persentase lndikator
Soal Pertanyaan resp on
siswa (%)
Saya senang dengan metode 1 pembelajaran (generatif) yang 71,43
telah dilaksanakan. Pendapat siswa
Guru banyak memberikan latihan mengenai metode pembelajaran 3 soal dalam kegiatan belajar 66,67
generatif mengaJar.
Guru memberikan informasi 4 tentang larutan penyangga dengan 73,81
ielas.
Saya merasa lebih mengerti materi 2 larutan penyangga daripada materi 64,29
sebelumnya.
Saya dapat menjelaskan sendiri 5 konsep materi yang telah dipelajari 61,90
kepada teman.
6 saya dapat menarik kesimpulan
69,05 Pendapat siswa dari materi yang diajarkan.
mengenai konsep saya sering membandingkan larutan 7 konsep materi yang sekarang 66,67 penyangga dengan materi yang dipelajari lalu.
saya suka mencari perbedaan
8 antara senyawa CH3COONa
65,48 dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
saya suka berfikir apa fungsi dari 9 senyawa-senyawa tersebut dalam 84,52
kehidupan sehari-hari.
86
Pendapat siswa mengenai metode generatif sebesar
71,43%, artinya pada siklus II ini 71,43% dar 21 siswa
menyukai metode ini. Untuk cara mengajar guru, cara
menyampaikan dan banyak memberi soal, diperoleh 66,67%
dan 73,81% dari 21 siswa menyetujui cara mengajar seperti itu.
Sedangkan untuk pemahaman siswa mengenai larutan
penyangga, pendapat siswa mengenai kemampuan memahami
konsep sebesar 64,9"/o dari 21 siswa memahami konsep larutan
penyangga tersebut. Sedangkan dalam ha! mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan, sebagian besar
siswa mampu untuk melakukan hal-hal tersebut dibanding pada
siklus I. Yang paling besar adalah bagaimana siswa menyukai
hal-hal yang berhubungan dengan larutan penyangga, sebesar
84,52% dari 21 siswa melakukan dengan baik.
c) Hasil Observasi Pemahaman Siklns II
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pemahaman Siklus 2
Indikator Aspek Penilaian Observasi Pemahaman (%)
siswamampu Menafsirkan menterjemahkan dan
48,92 Masai ah menguraikan konsep
dengan kata-kata sendiri.
Memberikan siswamampu
Contoh mengidentifikasikan 35,14 definisi dan konsep
siswa mampu mencari Mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan 32,68
objek-objek masalah
Mengambil stswamampu
Kesimpulan membandingkan objek- 36,52 objek permasalahan
Menjelaskan siswa mampu 31,21 menjelaskan konsep
87
Dari tabel di atas ini diperoleh bahwa siswa banyak
mengalami peningkatan nilai. Seperti pada indikator
menafsirkan masalah, siswa mengalami peningkatan sebesar
8,73%, dari 40,19% menjadi 48,92%. Peningkatan ini cukup
signifikan, artinya siswa banyak mengalami perubahan yang
positif dalam ha! kegiatan menafsirkan masalah. Siswa dapat
mengatasi kesulitannya dalam menguraikan definisi dengan
kata-kata sendiri, dapat menterjemahkan definisi dengan baik.
Begitu juga pada indikator kedua, yaitu memberikan
contoh, siswa banyak mengalami peningkatan, dari siklus I,
sebesar 25,19% menjadi 35,14% pada siklus 2, peningkatan
sebesar 9,95%. Peningkatan yang cukup besar menunjukkan
bahwa siswa sudah dapat melakuakn kegiatan memberikan
contoh dengan baik, mengidentifikasikan contoh dengan baik
pula.
Selanjutnya pada indikator ketiga, yaitu
mengklasifikasikan, siswa mengalami peningkatan sebesar
10,25%. Siswa sudah cukup baik mengklasifikasikan masalah
yang terkait dengan materi yang diajarkan. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa sudah dapat memberikan contoh
dengan baik, dapat mencari persamaan dan perbedaan kedua
masalah dengan tepat.
Sedangkan pada indikator keempat 10,2%, peningkatan
yang cukup signifikan. Indikator kelima dan keenam adalah
menyimpulkan dan membuat perbandingan, dua indikator ini
merupakan indikator yang cukup menentukan apakah siswa
dapat memahami inti dari materi yang diajarkan atau tidak. Dan
pada indikator yang terakhir, menjelaskan, siswa mengalami
peningkatan sebesar 7,95%.
88
Tapi dalam indikator menjelaskan, siswa mengalami
peningkatan hanya sekitar 0, 12%, dari 57,88% menjadi 58%.
Mungkin ha! ini disebabkan, siswa masih agak sulit
menjelaskan definisi konsep dengan kata-kata sendiri.
Sedangkan peningkatan terbesar, yaitu pada indikator
mengklarifikasikan, yaitu sebesar 22,5% dari 65% menjadi
87,5%. Pada indikator ini, siswa mengalami peningkatan yang
sangat bagus.
Kemampuan pemahaman s1swa pada proses
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi peneliti di atas.
Pemahaman siswa dilihat dari ketepatan dan kejelasan dalam
menjawab pertanyaan dan mendiskusikan masalah dari guru
sehingga siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikannya.
Siswa juga sudah mampu menyajikan hasil penyelidikannya
dan dapat melakukan refleksi terhadap hasil-hasil penyelidikan
mereka dengan cara menjawab soal-soal dari guru.
c. Tahap Evaluasi Siklus II
Pada siklus ini, siswa banyak mengalami peningkatan
dalam beberapa ha! dan peneliti pun banyak melakukan
perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Perubahannya
diantaranya adalah :
I) Pada siklus ini, peneliti banyak melakukan penelitian di
laboratorium IP A. Siswa merasa tertarik dengan praktikum
yang dilaksanakan, karena mereka akan banyak mendapat
pengetahuan dan pengalaman.
2) Suasana kelas sangat aktif karena setiap siswa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan praktikum, rasa
keingintahuan mereka meningkat pada siklus ini.
89
3) Pada kegiatan belajar siklus ini, siswa-siswa dalam setiap
kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Mereka saling
membantu sama lain.
4) Kegiatan - kegiatan siswa yang berkaitan dengan aspek
kogniti±; terutama pemahaman mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Hal ini yang diutamakan dalam
penelitian metode generatifini.
5) Kegiatan pembelajaran telah mencapai indikator yang telah
direncanakan.
6) Pembagian waktu kegiatan belajar mengajar sudah
proporsional.
Kegiatan penelitian dalam UJI coba metode
konstruktivisme berbasis generatif dengan strategi pemecahan
masalah diselesaikan pada sikJus 2. Hal ini dikarenakan telah
terjadi peningkatan yang cukup dari siklus sebelumnya. Hasil
dari evaluasi di atas cukup menjadi alasan berakhimya penelitian
ini.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Peneliti mengambil data dari beberapa instrumen, di antaranya;
Instrumen angket, observasi, soal dan wawancara. Masing-masing instrumen
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing untuk saling
melengkapi agar penelitian memiliki data yang akurat dan bisa diandalkan.
Untuk memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh melalui wawancara,
observasi dan pengamatan digunakan tekhnik triangulasi, yaitu tekhnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Adapun hal-hal yang dimanfaatkan salah satunya adalah sumber;
triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
90
berbeda dalam metode kualitatif1. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan. Dengan melihat data
hasil pengamatan dan dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui
wawancara, ternyata antara dua data tersebut memiliki kesamaan.
Instrumen tersebut memberikan data-data tersendiri yang akan menunjukkan
seberapa meningkatnya pemahaman siswa dari siklus satu ke siklus lain.
C. Analisis Data
1. Tes Basil Belajar
Pemberian soal dilakukan setiap akhir siklus, pada siklus I dan pada
siklus II. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Berikut ini merupakan tabel hasil belajar siswa yang
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Tabet 4.10 Perbandingan Basil Pemahaman Siswa Konsep Larutan
Penyangga Siklus I dan Siklus II
Pokok Indikator Rata- Indikator Rata-Bahasan rata{%) rata (%)
Menghitung pH atau pOH Menghitung pH atau pOH Ikatan larutan penyangga dengan 61 larutan penyangga dengan
81 Kimi a menggunakan prinsip menggunakan prinsip kesetimbangan. kesetimbangan.
Merancang dan melakukan Menghitung pH larutan percobaan untuk penyangga pada 63 menganalisis larutan 73,80 penambahan sedikit asam, penyangga dan bukan basa, atau pengenceran. penyangga melalui kerja
kelompok di laboratorium.
Menyimpulkan pengertian Melalui diskusi kelas dan peranan larutan 44,87 menjelaskan fungsi larutan
80 penyangga berdasarkan penyangga dalam tubuh hasil pengukuran. makhluk hidup.
Total 56 Total 78
1 Lexy, J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
91
2. Hasil angket
Penyebaran angket yang dilakukan setiap akhir siklus, bertujuan
untuk menunjang instrumen utama yaitu hasil belajar. Hasil angket yang
telah dicantumkan diatas menjadi penunjang bagi peningkatan pemahaman
siswa. Di bawah ini merupakan perbandingan data siklus I terhadap sikus
II:
Tabet 4.11 Perbandingan Hasil Angket Siswa Siklus I dan II
Rata-rata respon No Indikator siswa (%)
Siklus I Siklus II
1 Pendapat siswa mengenai
69,84 70,64 rnetode pembelajaran generatif
Pendapat siswa mengenai 2 pernaharnan konsep larutan 60,71 68,65
penyangga
3. Hasil Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan. Pada
setiap kegiatan pembelajaran, setiap kelompok memiliki satu pengarnat
yang akan mengamati tingkah laku siswa pada saat kegiatan pembelajaran
dimulai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektifkah metode
generatif dalam pembelajaran ini.
Dengan terlampimya data-data dibawah, peneliti mengulas kembali
bahwa terjadi peningkatan dari aspek pemahaman siswa dari kegiatan
pembelajaran pada siklus I pada siklus II. Peningkatan pemahaman siswa
dapat dilihat dari tes hasil belajar yang diberikan setiap siklus, dengan
ditunjang oleh instrumen-instrumen penunjang seperti angket dan
observasi.
92
Tabet 4.12 Basil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Indikator Aspek Penilaian Persentase Persentase Pemahaman Siklus I Siklus II
s1swamampu Menafsirkan menterjemahkan dan
40,19 48,92 Masai ah menguraikan konsep
dengan kata-kata sendiri.
s1swamampu Memberikan Conteh mengidentifikasikan 25,19 35,14
definisi dan konsep .
siswa mampu mencari Mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan 22,43 32,68
objek-objek masalah
Mengambil sISwamampu
Kesimpulan membandingkan objek- 19,43 36,52 objek permasalahan
Menjelaskan siswa mampu menjelaskan
13,36 31,21 konsep
Pada siklus I, indikator yang terakhir menunjukkan basil yang sangat
kurang. Hal itu disebabkan oleh keterbasan siswa dalam menguasai konsep
materi. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk memperbaikinya
pada siklus II. Pada siklus II peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus
I, sehingga siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep materi
larutan penyangga. Dilihat dari hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 56%
pada siklus I dan 78% pada siklus II. Pencapaian indikator keberhasilan
tercapai, dengan berkurangnya siswa yang memiliki nilai dibawah 65
(lihat pada lampiran). Hal ini didukung dari hasil angket yang menyatakan
pendapat siswa mengenai metode generatif, pada siklus I, siswa belum
antusias menanggapi kegiatan pembelajaran. Hal tersebut mungkin
dikarenakan siswa masing belum terbiasa dengan kegiatan dalam kelas.
Namun ha! itu berubah pada siklus II, mereka antusias mengikuti kegiatan
dalam kelas. Selain itu, data observasi menunjukkan membaiknya keadaan
93
di kelas dengan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, keadaan menjadi
lebih kompetitif dan menyenangkan bahkan suasana ribut berkurang. (lihat
data pad a tabel 4. 9)
D. Interpretasi Basil Analisis
Data di atas sudah cukup membuktikan bahwa dalam penelitian ini ada
beberapa kemajuan dari cara belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil tes,
angket dan observasi siswa yang meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Untuk
mengetahui peningkatan yang terjadi pada siklus II, di bawah ini merupakan
diagram yang membandingkan nilai siklus I dan siklus II:
Diagram 4.1 Basil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga
Siklus I dau II
80
~
~ 60 ;;; ! 40 l!l!Siklus I z 3 CISiklus II
~ 20 13
"' '"' 0
Siswa
Diatas merupakan grafik yang menunjukkan hasil pemahaman siswa
pada siklus I dan siklus II berdasarkan hasil tes soal larutan penyangga setiap
akhir siklus. Diperoleh dari data di atas bahwa ada kenaikan yang signifikan
antara siklus 1 dan siklus 2. Pemahaman siswa mengenai konsep larutan
penyangga semakin meningkat dari siklus I ke siklus II. Terlihat dari rata-rata
yang diperoleh, pada siklus I nilai pilihan ganda dan essay dari 21 siswa
memiliki rata-rata nilai sebesar 56, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 78. Jika pada siklus 1, nilai rata-rata siswa berkisar antara 30-70,
94
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata pemahaman siswa berkisar antar 70-
90. Hal itu ditunjukkan oleh hasil dari nilai siswa pada sola yang diberikan,
pada siklus I masih banyak siswa yang mendapat nilai 35-40, sedangkan pada
siklus 2 yang memiliki nilai pada rentang 95-100, dan tidak ada siswa yang
memiliki nilai 50.
Diagram 4.2 Basil Angket Siswa Siklns I dan Siklus II
75 ~
~ 70 " -~ 65 Ill
Ci) c: 60 OSiklus I 0 c.. !!liSiklus II Ill
~ 55
50 1 2
lndikator
Ket: Indil;ator I: Pendapat siswa mengenai metO!le pembe!ajimm
generatif Indikator 2: Pendapat siswa mengenai pemahaman konsep
larutan penyangga
Peningkatan pemahaman siswa didukung oleh pendapat siswa melalui
angket, yang menunjukkan keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran
dengan metode generatif ini yang awalnya siswa masih enggan mengikuti alur
pembelajaran. Hal demikian diikuti dengan pengamatan observer pada setiap
kegiatan siswa mengikuti pembelajaran generatif di kelas. Angket yang
diberikan setiap akhir siklus dan pengamatan terhadap siswa membantu guru
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi atau belum, kalau
belum apa sebabnya. Data-data tersebut melengkapi kekurangan instrumen
soal yang merupakan instrumen utama dalam penelitian ini.
96
dalam memahami konsep-konsep kimia, kreativitas siswa lebih terlihat, dan
interaksi antar sesama teman berjalan lebih hidup.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Pada siklus 1, aktivitas belajar siswa sudah berlangsung cukup baik.
Beberapa aktivitas belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Kebiasaan belajar
siswa ketika menggunakan metode ceramah mewarnai aktivitas belajar siswa
pada siklus I, yakni mereka lebih banyak mendengarkan dan mencatat.
Dengan penerapan partisipatif pada siklus 2, aktivitas belajar siswa
mulai meningkat. Kerjasama dan interaksi belajar siswa lebih baik. Hal ini
disebabkan oleh beberpa ha!, diantaranya:
I. Pada siklus I memberikan kondisi pembelajaran pada s1swa sehingga
siswa terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan.
2. Pendekatan partisipatif yang diterapkan mampu membina hubungan
humanis antara guru dan siswa, begitu juga siswa dan siswa.
Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme Berbasis Generatif
mampu meningkatkan semangat siswa. Pembelajaran ini memberikan indikasi
bahwa siswa masuk ke dalam kelas bukanlah sebagai anak dengan "kepala
kosong", namun mereka telah memiliki gagasan yang telah tersimpan dalam
memori di kepalanya atas dasar pengetahuan yang mereka peroleh
sebelumnya.
Dengan pemberian banyak masalah yang berbentuk soal, siswa dapat
mengaplikasikan teori konsep pada bentuk soal. Hal ini sangat dibutuhkan
agar siswa dapat menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya.
Ditambah kegiatan praktikum, konsep siswa mengenai larutan penyangga
semakin kuat. Karena siswa dapat melihat, mengapresiasikan, dan
menyimpulkan materi larutan penyangga dengan cara yang bervariasi.
A. Kesimpulan
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan yang telah diuraikan
pada bab IV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa berdasarkan siklus
siklus dan metode-metode yang telah dilalui dapat terlihatnya meningkatnya
pemahaman siswa melalui proses pembelajaran generatif ha! ini dapat dilihat
dari basil angket, wawancara, observasi, dan tes basil belajar yang telah
dilakukan peneliti. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
meningkatkan pemahaman siswa dan agar basil yang diperoleh mencapai
target peningkatan, peneliti melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Pada pembelajaran generatif ini, peneliti menerapkan pembelajaran aktif.
Strategi yang dilakukan adalah dengan diskusi antar kelompok setiap
pembelajaran dan beberapa praktikum pada materi yang dapat
dipraktikumkan. Hal ini ditujukan untuk merubah suasana pembelajaran
menjadi lebih aktif dan menarik.
2. Mengenalkan kepada siswa alat atau bahan yang digunakan pada kegiatan
praktikum dalam penelitian dan memberikan contoh cara penggunaannya.
Dengan begitu siswa tidak canggung lagi dalam melakukan kegiatan
praktikum.
3. Mengadakan diskusi kelompok pada setiap masalah yang diberikan guru.
Hal ini bertujuan agar siswa mampu bekerjasama mencari solusi tersebut
sehingga mampu membangun sendiri konsep materi larutan penyangga.
Dengan begitu suasana kelas tidak pasif dan siswa mampu
mengungkapkan opininya masing-masing.
4. Mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi tugas setiap
individu dalam kelompok. Hal ini ditujukan agar masing-masing siswa
mempunyai tanggung jawab sendiri dan tidak saling mengandalkan,
dengan begitu siswa dapat mengikuti proses belajar dengan baik.
98
5. Mendatangi tiap kelompok untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam kegiatan diskusi maupun praktikum. Hal ini ditujukan agar siswa
berani mengungkapkan pendapatnya didepan umum.
Dengan melakukan tindakan-tindakan· tersebut diatas maka diperoleh
hasil yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan pemahaman
pembelajaran siswa. Selain pemahaman siswa yang meningkat, proses belajar
mengajar pun semakin baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran generatif dapat
menumbuhkan keaktifan siswa, nilai rata-rata siswa dari 58,76 menjadi 75,8
dan dari hasil wawancara, siswa merespon dengan baik pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran ini. Menurut mereka, dengan pembelajaran
generatif ini, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka secara umum dapat dikatakan
penelitian ini dianggap telah berhasil, karena telah mencapai kriteria indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan
pada siklus berikutnya.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, maka penulis ingin
menyumbangkan pemikiran, yaitu:
I. Untuk membuat siswa lebih aktif dan kreatif seorang guru sebaiknya
mencoba menggunakan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran
kimia di kelas.
2. Dianjurkan kepada guru kimia menggunakan metode generatif dalam
kegiatan pembelajaran, karena metode m1 cukup membantu
mengembangkan pengetahuan siswa.
3. Mengingat penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas XI IP A MAS
As-Syafi'iyah Tebet 01, untuk itu perlu dilakukan penelitian serupa
terhadap siswa yang memiliki karakteristik berbeda. Selain itu dapat
dicoba penelitian serupa untuk mata pelajaran yang lain, misalnya
diterapkan pada pelajaran fisika dan biologi.
DAFT AR PUST AKA
Abuddin Nata, Filsqfai Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Arikunto, Suharsimi, Dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002)., ha! 144 .
. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Arsyid, Syaiful B. "Pengembangan Model Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki Misko11sepsi Mahasiswa Tentang Konsep Mekanika" dalam Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, 2002.
Esvandiari, Jago Kimia SMU, Jakarta: Puspa Swara, 2004.
Feronika, Tonih, dick Evaluasi Pendidikan Pe11gemba11gan Evaluasi Produk Pembelajaran Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N SyarifHidayatullah, Jakarta.
Generative Learning Group, "Generative Learning", http://www.generative.com.
Ghazali, H. A Syukur. "Menciptakan Li11gku11ga11 yang Kontruktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa", dalam Jumal Pendidikan dan Pembelajaran, Tahun 16 No. 1, 2003.
Glover, Derek, Dkk. Memperbaiki Pembelajaran Praktik Projesional di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Grasindo, 2005.
Guru, "PembelajaranKonstuktivistik ",http ://suci ptoardi. word press. com/2007I1210 4/48/, l Juli, 2008.
Hamzah, "Pembelajaran Matematika Menurut Teori Be/ajar Konstruktivisme "dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahun ke-8, November 2002.
Ibrahim, R. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Katu."PembelajaranGeneratij'',http://nasaui.ited.uidaho.edu!nasasparkldatashar.h tm, 28 Feb, 2008.
100
Kembang, Tumbuh. "Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan", http://tmnbuhkembang, blogspotcom/2007 /08/konstruktivismedalampembelajamn-ke.html,
l Juli, 2008.
Khoiruddin, M. "Konstruktivisme Dalam Strategi Pembelajaran", http://www.google.eo.id/search?hl=id&b:=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mo zilla:enUS:official&hs= lxJ&q=oembelaiaran+konstruktivisme&start= 1 O&sa=N, 1 Juli, 2008.
Mahayukti, Ayu. "Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLIP Laboratorium /KIP Ngeri Singaraja" ,Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN 0215-8250 No. 1 TR XXXVI Januari 2003.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyana, E Hendri. "Pengaruh lmplementasi Model Pembelqjaran Konstruktivisme Altematif Terhadap Perubahan Konseptual dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 200L
Munasprianto Ramli, "Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme ", Jakarta: Metamorfosa, VoL 1 No 2, Oktober 2006.
Pendidikan Nasional Sebagai Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), Jakarta: Center for Information and National Policy Studies, 2000.
Purba, Michael. Kimia untuk SMA Ke/as XI, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002. Redhana, I Wayan, Dkk. "Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Pemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar IF', Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. I TH XXXVI, 2003.
Ritchie, dkk, "Effectiveness of Two Generative Learning Strategies Jn The ScienceClassroom ",http://findarticles.com/p/articles/mi _ qa3667 /is_ 200002/ ai_ n8885516/pg_ 6?tag=artBody;col l.
Rohadi, Nyoman. "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu Remediasi Menerapkan Model Genera/if Untuk Mengatasi Kenda/a Kognitif Fisiska SLTP di Propinsi Bengkulu '', dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu, 9 April 2002.
101
Rustaman, Nuryani Y, Dkk. Strategi Bek.ljar Mengajar Biologi, Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), cet 1, 2005.
Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Suherman, H. Erman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI.
Susilowati, Endang, dkk. "Pengembangan Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Siklus Be/ajar dengan Model 5-E untuk MEningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Kesetimbangan Fase" dalam Laporan Penelitian di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, No: 371/P4T/DPPM!ARSC-LPTKN/2003.
The Maryland Virtual High School of Sciense and Mathematics, "5 E's Lesson Components" , http://mvhsl.mbhs.edu/mvhsproj/leamingcycle/lcmodel.html, 29 Maret, 2007.
Tika, I Ketut. "Model Be/ajar Generatif Sebagai Alternatif Perbaikan Kesalahan Konsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja" dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan Aneka Widya, No. 3 Th XXXIV, Juli 2001, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-undang Republik Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro , Jakarta; PT.
Kalman Media Pustaka, 1990.
Wahyudi, "Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Aiateri Pembelqjaran IPA", Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Tahun ke-8, Mei 2002.
102
Widodo, Ari. "Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains '', Jakarta: Jurnal Pendidikan clan Kebudayaan, No. 064, Tahun ke-13, Januari 2007.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Wittrock, "Active dan Generative Teaching", http://education.calumet.purdue.edu/vockell/edpsybook/Edpsy2/edpsy2 acti ve.htm, 16 Nov, 2007.
Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, "Penelitian Tindakan Kelas" http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66, 13 April, 2007.
__ "Strategi Pembelajaran Generatij", www.geocities.com/norizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatifhtm, 20 Mei, 2008.
__ "What is Adaptive Learning v.s Generative Learning'', http://education.calumet.purdue.edu/vockell!Edpsybook/Edpsy2/edpsy2.acti ve.htm, 20 Mei 2008.
__ "Constructivism and the Five E's", http://www. constructivisme/ expo. expo. edu. ph/pinatubo/page4 .html, 20 Mei, 2008.
__ "Important People in the Development of the Theory of Constructivism", http://www.constructivisme.com/chd.gse.gme.edu/immersion/konwledgebas e/index.htm, 20 Mei, 2008.
__ ."Konstruktivisme dan Pembelajaran'', http://djokoawcollection.blogspot.com/2007 /l l/penelitiantindakankelas.html 1 Juli, 2008.
--· "Pembelajaran Generatif Katu ", http://nasaui.ited.uidaho.edu/nasapark/datashar.htm, 1 Juli 2008.
__ "Pembelajaran Konstruktivisme ", . http://gurubeasiswa.blogspot.com/2007/12/pembelajaranmatematikadenganteori.html,
I Juli, 2008.
mpiran 1
SILABUS
1a Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi 'iyah 0 I 1 Pelajaran : KIMIA s/Sernester : XI/2 dar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, rnetode pengukuran, dan terapannya rnsi Waktu : 2 x 45 menit
1petensi dasar Materi
Kegiatan Pembelajaran Indikator Pernbelaiaran
leskripsi • Larutan • Merancang dan rnelakukan • Menganalisis larutan penyangga percobaan untuk rnenganalisis penyangga dan bukan
ifat larutan larutan penyangga dan bukan penyangga melalui mggadan penyangga melalui kerja percobaan. an larutan •pH larutan kelompok di laboratoriurn. mgga dalam penyangga • Menghitung pH atau pOH tmakhluk • Menyirnpulkan sifat larutan larutan penyangga
penyangga dan bukan • Fnngsi penyangga. • Menghitung pH larutan
larutan penyangga dengan penyangga • Menghitung pH atau pOH penambahan sedikit asam
larutan penyangga rnelalui atau sedikit basa atau diskusi. dengan pengenceran
• Melalui diskusi kelas • Menjelaskan fungsi larutan menjelaskan fungsi larutan penyangga dalarn tubuh penyangga dalam 1tubuh makhlnk hidup makhlnk .nidup
©
Penilaian Alokasi Waktu
• J~nis tggihan 8jam Tngas individu Tugas kelornpok Ulangan
• Bentuk instrurnen Petformans(kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis
Surnber/ bahan/alat
• Surnber Buku kirnia
• Bahan Lembar kerja, Bahan/ alat w1tuk praktek
~
0 w
Lampiran 2
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
: Kimia ,,
: Larutan Penyangga
104
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi : Pengertian Larutan Penyangga dan Komponen dan Cara Kerja
Larutan Penyangga.
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi waktu
: XI IPA/genap
: 1
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI
Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran suatu terapannya.
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Menghitung pH atau pOH Iarutan penyangga dengan menggunakan pnns1p
kesetimbangan.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran : Mempelajari sifat larutan penyangga pada penambahan
sedikit asam, basa atau pengenceran.
B. Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
105
C. Langkah Kerja/ Pembelajaran :
Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar
Waktu Guru Aktif Siswa Aktif
Pendahuluan Guru mengabsensi siswa Siswa mengamati 5'
yang hadir. absensi dan penjelasan
dari guru.
Guru memberikan apersepsi 10'
tentang pokok bahasan yang
ada kaitannya dengan materi.
Guru menyampaikan tujuan 10'
pelajaran dan mengulas
sedikit materi pelaj aran yang
lalu.
Guru memberikan motivasi 5'
kepada siswa agar tertarik
untuk mempelajari materi
yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti F ase Orientasi
Guru memberikan sedikit Siswa bersiap~siap 5'
pertanyaan berkaitan dengan mencari jawaban.
materi yang lalu.
Fase Aktivasi
Guru membagi siswa dalam Siswa berkelompok 5'
beberapa kelompok. sesuai dengan yang
telah ditentukan.
106
Guru membagikan tugas Siswa berdiskusi 20'
pada setiap kelompok untuk dengan kelompok
didiskusikan bersama. masing-masing tentang
tugas yang telah
diberikan.
Fase Peni/aian
20'
Guru membimbing Setiap kelompok
persentasi oleh masing- mempersiapkan basil
masing kelompok. persentasinya.
Penutup Fase Perluasan
Guru memberikan Siswa berinsiatif 10'
kesimpulan dari materi yang menyimpulkan materi
dipelajari hari itu. yang tel ah diaj arkan.
D . Sumber belajar :
./ Buku kimia
./ Jumal Internet
E . Penilaian:
./ Afektif
./ Kognitif
./ Psikomotor
Guru Bidang Studi Siswa Peneliti
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
: Kimia
: Larutan Penyangga
: Larutan Penyangga Asam Dan Basa
: XIIPA/2
:2
: 2x45
STANDAR KOMPETENSI
107
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk meajelaskan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau
pengenceran.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran :Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
B. Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
109
Fase Penilaian Siswa
Guru membimbing siswa mempersiapkan
mempresentasikan hasil kelompoknya untuk 20'
diskusi dari setiap mendapatkan giliran
kelompok. menjelaskan hasil
diskusi.
Penutup Fase Perluasan
Guru memberikan Siswa mendengarkan
kesempatan pada setiap ringkasan dari guru
kelompok untuk saling dan berinisiatif untuk
bertanya. mengungkapkan
Guru meringkaskan materi pendapatnya tentang
yang barn saja dijelaskan sekitar masalah yang 10'
atau membimbing murid berkaitan dengan
untuk menyammpaikan yang barn saja
ringkasannya dengan j elas. diajarkan.
10'
D. Sumber belajar
,/ Buku kimia
,/ Jurnal internet
E. Penilaian:
,/ Afektif
,/ Kognitif
,/ Psikomotor
Guru bidang studi siswa Peneliti
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran
Kelas/ semester
Materi Pokok
Sub Materi
Pertemuan ke
Alokasi waktu
: Kimia
: XIIPA/2
: Larutan Penyangga
: Menghitung pH Larutan Penyangga
:3
: 2 x45 menit
STANDAR KOMPETENSI
110
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan basil
pengukuran.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran :Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
B. Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
111
C. Langkah Pembelajaran
No Langkah Kegiatan belajar mengajar Alokasi
pembelajaran Guru aktif Siswa aktif waktu
1 Pendahuluan Guru mengabsensi siswa Siswa 5'
dilanjutkan dengan memperhatikan
menyampaikan tujuan absensi siswa dan
pembelajaran dan memahami tujuan
mengulas sedikit materi dari pembelajaran
pelajaran lalu. dan materi yang lalu
5' Guru memberikan Siswa
apersepsi tentang pokok memperhatikan
bahasan yang ada dengan baik apa yang
kaitannya. telah dijelaskan oleh
Guru memberikan guru.
motivasi kepada siswa Siswa termotivasi 5'
agar tertarik untuk untuk mengetahui
mempelajari materi yang lebih dalam materi
akan diberikan dengan mi.
cara memberikan
manfaat serta tujuan
mempelajari materi
tersebut.
Fase Orientasi
2. Kegiatan inti Guru memberi Siswa menjawab. 5'
pertanyaan mengenai
materi yang telah
diajarkan sebelumnya.
Guru membagi siswa Siswa berkelompok 5'
dalam beberapa sesuai yang 1 ....... 1 ............ _ .... 1~ _1: _____ ~ __ ,_t_t
112
Fase Aktivasi
Guru memberikan tugas Siswa mendiskusikan 20'
untuk dikerjakan tugas yang diberikan
bersama-sama. guru.
Fase Penilaian
Guru membimbing siswa Siswa 20
untuk mendiskusikan mempresentasikan
tugas yang diberikan hasil dari tugas
guru. tersebut.
Fase Perluasan
3. Penutup Guru membimbing siswa Siswa berinisiatif
mempresentasikan basil 15' meringkaskan materi
tugasnya. yang telah diajarkan.
Guru memberikan 10'
ringkasan yang tepat.
D. Sumber belajar
,/ Buku kimia
,/ Jurnal internet
E. Penilaian:
,/ Afektif
,/ Kognitif
,/ Psikomotor
Guru bidang studi Peneliti
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
Mata pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Sub Materi
Pertemuan ke
Alokasi waktu
: Kimia
: XIIPN2
: Larutan Penyangga
: Menghitung pH Larutan Penyangga
:4
: 2 x 45 menit
STAND AR KOMPETENSI
113
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan pnnstp
kesetimbangan.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan
penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran :Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
B. Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
114
C. Langkah Pembelajaran
No Langkah Kegiatan belajar mengajar Alokasi - . -··--
pembelajaran Guru aktif Siswa aktif waktu
1 Pendahuluan Guru mengabsensi siswa Siswa 5'
dilanjutkan dengan memperhatikan
menyampaikan tujuan absensi siswa dan
pembelajaran dan memahami tujuan
mengulas sedikit materi dari pembelajaran
pelajaran lalu. dan materi yang lalu
Guru memberikan Siswa 5'
apersepsi tentang pokok memperhatikan
bahasan yang ada dengan baik apa yang
kaitannya. telah dijelaskan oleh
guru.
Guru memberikan Siswa termotivasi 5'
motivasi kepada siswa untuk mengetahui
agar tertarik untuk lebih dalam materi
mempelajari materi yang mt.
akan diberikan dengan
cara memberikan
manfaat serta tujuan
mempelajari materi
tersebut.
2. Kegiatan inti F'ase Orientasi
Guru menjelaskan Siswa 5'
prosedur dari praktikum. mempersiapkan
segala yang
diperlukan untuk ....
3. Penutup
D. Sumber belajar
./ Buku kimia
./ Jurnal internet
E. Penilaian:
./ Afektif
./ Kognitif
./ Psikomotor
Guru bidang studi
Guru membagi siswa
dalam beberapa
kelompok.
Guru membimbing siswa
melakukan praktikum
sesuai prosedur.
Fase Penilaian
Guru membimbing siswa
mempresentasikan hasil
praktikum.
Fase Perluasan
Guru memberikan
ringkasan yang tepat.
115
Siswa berkelompok 5'
sesuai yang
diperintahkan guru.
Siswa bekerjasama 40'
dalam praktikum.
Siswa 15'
mempresentasikan
hasil dari tugas
tersebut.
Siswa berinisiatif 10'
meringkaskan materi
yang telah diaj ark an.
Peneliti
116
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
: Kimia
: XIIPN2
Mata pelajaran
Kelas/ semester
Materi Pokok
Sub Materi
Pertemuan ke
Alokasi waktu
: Larutan Penyangga
: Menghitung pH Larutan Penyangga
:5
: 2 x45 menit
STANDAR KOMPETENSI
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan
penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran : Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
B. Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga
117
C. Langkah Pembelajaran
No Langkah Kegiatan belajar mengajar ..• - -----··- Alokasi waktu
pembelajaran Guru aktif Siswa aktif
1 Pendahuluan Guru mengabsensi Siswa 5'
siswa dilanjutkan memperhatikan
dengan absensi siswa dan
menyampaikan memahami tujuan
tujuan pembelajaran dari pembelajaran
dan mengulas dan materi yang lalu
sedikit materi
pelaj aran Ialu.
Guru memberikan Siswa 5'
apersepsi tentang memperhatikan
pokok bahasan yang dengan baik apa
ada kaitannya. yang telah
dijelaskan oleh
guru.
Guru memberikan Siswa termotivasi 5'
motivasi kepada untuk mengetahui
siswa agar tertarik lebih dalam materi
untuk mempelajari ini.
materi yang akan
diberikan dengan
cara memberikan
manfaat serta tujuan
mempelajari materi
tersebut.
2. Kegiatan inti Fase Orientasi Siswa 5'
Guru menjelaskan mempersiapkan
T\t"A<".o...1,,,. ...ln..-: ......... ~ ..... 1- -----
118
praktikum. diperlukan untuk
praktikum.
Guru membagi Siswa berkelompok 5'
siswadalam sesuai yang
beberapa kelompok. diperintahkan guru.
Guru membimbing Siswa bekerjasama
siswa melakukan dalam praktikum. 40'
praktikum sesuai
prosedur.
Fase Penilaian Siswa
Guru membimbing mempresentasikan 15' siswa basil dari tugas
mempresentasikan tersebut.
basil praktikum.
Fase Perluasan
Guru memberikan Siswa berinisiatif 10'
ringkasan yang meringkaskan
3. Penutup tepat. materi yang telab
diajarkan.
D. Sumber belaJar
../ Buku kimia
../ Jumal internet
E . Penilaian:
../ Afektif
../ Kognitif
../ Psikomotor
Guru bidang studi Peneliti
119
Lampiran 3
KISl-KISI SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 1
Pokok Indikator
Aspek Kognitif Proporsi
Bahasan Cl C2 C3 C4 Jml %
lkatan Menghitung pH atau pOH larutan
4*,8,10, 13*, 12,
Kimi a penyangga dengan menggunakan 7
14*. 11. 5 50
prinsip kesetimbangan.
Menghitung pH larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa, atau 9 5*, 3 15* 2 20 pengenceran.
Menyimpulkan pengertian dan peranan
larutan penyangga berdasarkan hasil I 2 6 3 30 pengukuran.
Jumlah 3 2 6 4 10 100
Ket : • soal yang tidak valid.
KISl-KISI SOAL ESSAY SIKLUS 1
Pokok Indikator
Aspek Kognitif Proporsi
Bahasan CI C2 C3 C4 Jml %
Ikatan Menghitung pH atau pOH larutan
Kimi a penyangga dengan menggunakan 5 1 20 prinsip kesetimbangan.
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau 4 1 20 pengenceran.
Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil 1,2 3 3 60 pengukuran.
Jnmlah 2 2 1 5 100
Lampiran 4
TES AKHffi LARUTAN PENYANGGA SIKLUS 1
1. Pertanyaan berikut benar tentang larutan penyangga, kecuali ...
a. Memiliki pH yang konstan
b. pH-nya tidak dipengaruhi oleh pengenceran
c. pH-nya tidak dipengaruhi kadar C02 di udara
d. dapat dibuat dengan mencampur asam lemah dengan basa
e. pH-nya selalu sama dengan pKa dan pKb
2. Salah satu contoh larutan penyangga adalah larutan yang mengandung
campuran ...
a. NaOH dan HCI
b. NaOH dan NaCl
c. NRiOH dan HCl
d. CH3COOH dan CH3COOK
e. HCOOH dan NaCl
3. Berikut ini tabel percobaan penambahan asam atau basa terhadap 1 liter
campuran.
Campurau Zat yaug Ditambahkau Perubahau pH
I 10 mL NaOH 0,1 M 3
II 10 mL HCI 0,1 M 4
III 10 mL HCl 0,1 M 2
IV 10 mL NaOH 0,1 M 4
v 10 mL HCl 0,1 M 0,1
Dan data dt atas campuran yang merupakan larutan penyangga adalah ...
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
4. Larutan NaCN dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan
larutan ..... .
120
121
a. HCN
b. H2S04
c. NaOH
d. NaCH3COOH
e. HCI
5. Campuran asam lemah dengan basa kuat dapat membentuk penyangga bila .....
a. Jumlah mo! basa kuatnya bersisa
b. Jumlah mo! asam lemahnya bersisa
c. Tidak ada yang bersisa
d. Dua-duanya bersisa
e. Salah semua
6. Ke dalam 100 mL larutan penyangga yang pH-nya 4 ditambah 20 mL air pH-
nya menjadi ...
a. 9,25
b. 8,25
c. 7,25
d. II
e. IO
7. I 00 mL CH3COOH 0, I M dengan 50 mL larutan NaOH 0, I M dapat
membentuk larutan penyangga karena ...
a. Basa dan asamnya bersifat kuat
b. Basa dan asamnya bersifat lemah
c. Asamnya bersisa denganjumlah 5 mmol
d. Asamnya bersisa denganjumlah 10 mmol
e. Basanya bersifat lemah
8. Meskipun di tam bah sedikit asam kuat atau basa kuat juga diencerkan, pH
larutan penyangga relatif ...
a. berubah
b. tetap
c. tidak stabil
d. lebih asam
122
9. Di antara larutan-larutan berikut yang mempunyai pH lebih besar dari 7
adalah ...
a. KN03-
b. NaCl
c. NH4Cl
d. Na2C03
e. Fe2S04
10. Manakah larutan yang mempunyai pH paling tinggi?
a. Na2S040,1 M
b. NaCl 0,1 M
c. NH4Cl 0,1 M
d. N~Cl 0,1 M
e. CH3COON 0, 1 M
ESSAY.
1. Apa yang dimaksud dengan larutan buffer atau larutan penyangga?
2. Ada berapa macam larutan penyangga? Sebutkan dan berikan masing
masing dua contoh!
3. Mengapa campuran berikut dapat menghasilkan larutan penyangga?
a. 20 cm3 HCN 0, 1 M + 20 cm3 KCN 0,2 M
b. 20 cm3 H2S04 0,1M+20 cm3 NH40H 0,5 M
4. Suatu larutan terdiri atas campuran 100 mL CH3COOH 0,1 M dalam
tabung reaksi Adan larutan 50 mL NaOH 0, 1 M dalam tabung reaksi B.
a. Berapakah pH larutan penyangga di atas?
b. Bagaimana pH larutan bila masing-masing ditambah sedikit basa kuat?
5. Hitunglah pH larutan yang terdiri dari 50 mL asam asetat dengan 50 mL
larutan natrium asetat yang masing-masing mempunyai konsentrasi 0,1 M.
Ka= 1,75 x 105.
Lampiran 5
Pilihan Ganda
1. e
2. d
3. e
4. a
5. b
6. c
7. c
8. b
9. d
10.e
Essay
123
KUNCIJAWABANSIKLUS 1
1. Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar adalah larutan yang
mampu mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam, sedikit basa atau air
(pengenceran).
2. Larutan penyangga mengandung:
a. Penyangga asam I bzif.fer asam:
•:• Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH dan
CH3COONa atau
•!• Campuran asam lemah dengan basa kuat
(syarat : mol asam lemah lebih besar dari mol basa kuat).
b. Penyangga basa I buffer basa :
•!• Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NRiOH dan NRiCI atau
•!• Campuran basa lemah dengan asam kuat
(syarat : mol basa lemah lebih besar dari mol asam kuat).
3. Larutan di bawah ini merupakan penyangga:
a. 20 cm3 HCN 0, 1 M + 20 cm3 KCN 0,2 M
Larutan di atas merupakan larutan penyangga karena HCN termasuk asam
lemah sedangkan KOH merupakan basa kuat.
b. 20 cm3 H2S04 0,1M+20 cm3 NRiOH 0,5 M
Larutan di atas merupakan larutan penyangga karena NRiOH memounvai sisa
4. pH larutan adalah :
a. mol CH3CQOH = 100 ml x 0,1M=10 mo!
mo! NaOH= 50 ml x 0,1M=5 mo!
CH3COOH + NaOH
Mula 10 5
Reaksi 5 5
Sisa 5 0
[H+ }=Ka ~::] [H+ ]=10-5 2
5 pH=5
124
5 5
5 5
b. Jika asam asetat ditambah sedikit basa kuat maka pH akan berubah menjadi
penyangga basa.
Jika NaOH ditambah basa maka pH akan semakin basa.
5. pH larutan tersebut adalah:
Mo! CH3COOH = 50 ml x 0, 1 M = 5 mo!
Mo! C}LCOONa = 50 ml x 0,1 M = 5 mo!
[H+ ]=Ka. [asamJ (garamJ
[H+ ]= 1,75.2 5
(H+ }= 1,75
pH= 5 - log 1, 75 = 4, 76
125
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 2
Pokok lndikator
Aspek Kognitif Proporsi Bahasan CI C2 C3 C4 Jumlah %
Menghinmg pH atan pOH larntan 4,8,10, 12,13*
penyangga dengan menggunakan 15
11 14
7 70 prinsip kesetimbangan.
Merancang dan melaknkan percobaan
lkatan nntuk menganalisis larntan
Kimia penyangga dan bukan penyangga l*,2,7 3* 5* 2 20 melalui kerja kelompok di laboratorium.
Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam 6,9* I IO tubuh makhluk nidup
Jumlah 4 I 5 4 IO !00
Ket : * soal yang tidak valid.
KISI-KISI SOAL ESSAYSIKLUS 2
Pokok Indikator
Aspek Kognitif Proporsi
Bahasan CI C2 C3 C4 Jumlah %
Ikatan Menghitung pH atau pOH larutan
Kimia penyangga dengan menggnnakan 2 5 2 40 prinsip kesetimbangan.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larntan penyangga dan bukan penyangga l 4 2 40 melalui kerja kelompok di laboratorium.
Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam 3 l 20 tubuh makhluk hidup.
Jmnla11 l 2 2 5 100
126
Lampiran 7
TES AKHIR LARUTAN PENYANGGA SIKLUS II
1. Larutan-larutan di bawah ini akan menghasilkan larutan buffer jika
dicampurkan, kecuali ...
a. NaOH dan HCI
b. NaOH dan CH3COOH
c. HCI dan NH3
d. NaOH dan NaH2P04
e. Al(OH)2 dan HCOOH
2. Larutan 25 mL CH3COOH 0,2 M (Ka= 1 x 10-5) dicampurkan dengan 25 mL
NaOH 0,1 M, maka harga pH larutan yang terjadi adalah ....
a. 2,0
b. 2,5
c. 3,0
d. 5,0
e. 6,0
3. Larutan CH3C00Na dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan
larutan .....
a. Cli3COOH
b. NaOH
c. NaCl
d. NaCN
e. HCI
4. Campuran asam lemah dengan basa kuat dapat membentuk penyangga
bila ....
a. Jumlah mo! basa kuatnya bersisa
b. Jumlah mo! asam lemahnya bersisa
c. Tidak ada yang bersisa
d. Dua-duanya bersisa
e. Tidak ada jawaban yang benar
5. JOO mL CH3COOH 0,1Mdengan50 mL NaOH 0,1 M dapat membentuk
larutan penvamnia bir<"n~
127
b. Basa dan asamnya bersifat lemah
c. Asarnnya bersisa dengan jumlah 5 mmol
d. Asamnya bersifat denganjumlah 10 mmol
e. Asam dan basanya bersisa 5 mrnol
6. Ke dalam 50 mL larutan NaH2P04 0,2 M ditambahkan larutan 50 mL NaOH
0, 1 M, berapakah pH larutan penyangga tersebut. ... (Ka= 6,3 x !0-8)
a. 8 - log 6,3
b. 8 +log 6,3
c. 9-log 6,3
d. 9 +log 6,3
e. 11 + log 6,3
7. Perbandingan volume CH3COOH 0, 1 M (Ka= 10-5 ) NaOH 0, 1 M yang harus
dicampurkan untuk membuat larutan buffer dengan pH 6 ialah ...
a. 2: 1
b. 11 : 1
c. 1: 10
d. 11 : 10
e. 10: I
8. Untuk membuat larutan penyangga yang mempunyai pH= 4 ke dalam I 00 ml
CH:iCOOH 0,5 M (Ka= 10"5) hams ditambah larutan CH3C00Na 0,5
sebanyak ...
a. 100 ml
b. 50 ml
c. 10 ml
d. 5 ml
e. 1 ml
9. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 5, maka ke dalam 40 ml
larutan 0,1 M asam asetat (Ka= 10"5) harus ditambahkan larutan NaOH 0,2 M
sebanyak:
a. 10 ml
b. 20ml
f'. 1.f\ ........ 1
e. 50 ml
10. Jika 0,2 mo! CH3COOH (Ka= 10·5 ) dan 0,2 mo! CH3COONa dilarutkan
dalam I liter. Larutan ini mempunyai pH ....
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
ESSAY
128
I. Sebanyak JOO mL larutan CH3COOH 0,2 M dicampur dengan 100 mL
larutan NaOH 0,1 M.
a. Tentukan pH larutan-larutan itu sebelum dicampurkan
b. Tentukan pH Jarutan-Jarutan itu sesudah dicarnpurkan (Ka CH3COOH
= 10"5)
2. Berapa mL larutan CH3COOH 0,1 M harus ditambahkan kedalam 200
mL larutan CH3C00Na 0, 1 M untuk membuat larutan penyangga dengan
pH = 5 (Ka CfuCOOH = 1 o·5).
3. Tentukan pH larutan yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan
NH3 0,1Mdengan500 mL larutan NRiCI 0,1 M. (Kb NH3 = 1,8 x 10"5)
4. Sebutkan macam-macam cairan yang berfungsi sebagai larutan
penyangga yang ada di tubuh kita!
5. Ke dalam 10 mL larutan 0, 1 M HCI ditambah 90 ml air pH larutan
berubah menjadi berapa?
Lampiran 8 KUN CI JA WABAN SIKLUS II
Pilihan Ganda 1. a 2. d 3. b 4. b 5. c 6. a 7. c 8. c 9. a 10. c
Essay I. pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan adalah :
a. pH CH3COOH larutan sebelum dicampurkan
[H+ ]=.Jr o-5.2.10-•
[H+ ]= 1,4.10-3
pH=3-logl,4
pH=2,85
pH NaOH sebelum dicampurkan
[Off]= 1. 10-5
pOH=l
pH= 13
b. pH larutan setelah dicampurkan
Mula
Reaksi
Sisa
mol CH3COOH = 100 ml x 0,2 M = 20 mmol
mol NaOH = 100 ml x 0,1M=10 mmol
pH=5
20
10
10
10
10
0
IO
10
129
10
10
2. Volume dari larutan CH3COOH yang dibutuhkan adalah:
Mo! CH3COOH = x ml. 0,1M=0,1 x mmol
Mo! CHJCOONa = 200 ml x 0,1 M = 20 mmol
fH+ }=Ka. [asam) fgaram]
10_, = 10 .. 5. 0, Ix 20
20= O,lx
x =200ml
3. Cairan - cairan yang berfungsi sebagai larutan penyangga dalam tubuh :
a. Cairan luar sel
HP04. + W ~ H2Po4·
H2P04- +OK :;e4=:=1!:t HP042· + H20
b. Cairan dalam sel
H2C03 + OK HC03. + H20
HC03. + W 1:•=~ro H2C03
4. pH larutan penyangga tersebut adalah:
Mo! NH3 = 100 ml x 0,1 M =IO mmol
Mo! ~Cl =500ml xO,I M=50 mmol
[oH-)=Ka.~~:J [oH-]= 1,s.10-s.!~
50 (oH-]= 3,6.10-6
pH =14-(6-log3,6)= 8,56
5. pH larutan penyangga tersebut adalah:
M1. Vi =M2. V2
0,1 M. lOml =M2. lOOml
M = 10.0,1= 10_2 2 100
[H+ ]=x.M. [H+ )= 1.10-2
130
Lampiran 9 131 VALIDITAS DAN REABILITAS UJI TES BELAJAR PILIHAN GANDA SIKLUS I
NAMA BUTIRSOAL
NO JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 ADAM.D 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10
2 ADIB DANU 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
3 AGGIES 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 7
4 AJI .D.H 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
5 ALFIE .R 8 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7
6 ALDJR 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
7 ANUGGRAH 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
8 ANNUR .l 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
9 ARANITAD 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
10 ASTRID 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
11 DEBYTW 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
12 DEWIP 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 8 13 DIMASK.R 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 14 DWJN 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9
15 ENDl.H 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
16 ERLANGGA 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7
17 FADLI A 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11
18 HANUM.H 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 9
19 HAPPYR 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
20 JOA YUN 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10
21 !NORIS 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
22 INNAN 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11
23 KARIM .S 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
24 KUNTUMC 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
25 KURNJAW 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 8
26 LUCKYP 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
27 MADITO.M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
28 MAULANA.R 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11
29 MIGA THON 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
30 MIRAA 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9
31 M.AJIA 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
32 M. IQBAL 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11
33 PUTRID 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
34 RISKANOVIA 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
35 RISKA Y a 0 a 1 a a 1 1 1 1 a 1 1 1 1 9
36 SAHNAZ 1 1 0 a 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 9 !, 37 TIAR.S 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 .
38 VIVID.M 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 9
39 WIJIW 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7
40 YULIA D 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6
JUMLAH 25 31 23 12 3 18 30 36 30 37 7 27 39 40 39 397 p 25 31 24 12 3 18 30 36 30 38 7 27 39 40 39
Q 15 9 16 28 37 22 10 4 10 2 33 13 1 0 1 Pi 0,63 0,78 0,6 0,3 0,08 0,45 0,75 0,9 0,75 0,95 0,18 0,675 0,98 1 0,98 Qi 0,38 0,23 0,4 0,7 0,93 0,55 0,25 0,1 0,25 0,05 0,83 0,325 0,03 0 0,03
Pi" Qi 0,23 0,17 0,24 0,21 0,07 0,25 0,19 0,09 0,19 0,05 0,14 0,219 0,02 0 0,02 JUMLAH 268 320 254 121 31 192 311 397 317 397 81 286 386 397 386
St 1,75
XI 9,93 •'
BUTIRSOAL Ku ad rat NO NAMA jml Skor
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 Total
132
1 ADAM.D 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 49 2 ADIB DANU 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 25 3 AGGIES 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 9
4 AJI .D.H 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 49 5 ALFIE.RB 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 9
6 ALDIR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
7 ANUGGRAH 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 36
8 ANNUR .L 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 64
9 ARANITAD 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 64 10 ASTRID 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 49 11 DEBYTW 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 49 12 DEWIP 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 16 13 DIMASK.R 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 5 25 14 DWIN 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 36 15 ENDl.H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 81 16 ERLANGGA 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 4 16 17 FADLI A 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 49 18 HANUM.H 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 36 19 HAPPYR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 64 20 IDA YUN 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 49 21 INDRIS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
22 INNAN 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 64 23 KARIM.S 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 49
24 KUNTUMC 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 64 . 25 KURNIAW 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 25
26 LUCKYP 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 49 27 MADITO.M 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 64 28 MAULANA .R 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 64 29 MIGA THON 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
30 MIRAA 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 36
31 M.AJIA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 64 32 M. IOBAL 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 64 33 PUTRID 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
34 RISKANOVIA 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 64 35 RISKA Y 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 5 25 36 SAHNAZ 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6 36 37 TIAR .S 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 64 38 VIVID.M 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 4 16 39 WIJIW 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 16
40 YULIA D 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3 9
JUMLAH 25 31 23 18 30 36 30 37 7 27 264 1872 p 25 31 23 18 30 36 30 37 7 27
Q 15 9 17 22 10 4 10 3 33 13
Pi 0,63 0,78 0,58 0,45 0,75 0,9 0,75 0,93 0,18 0,88
Qi 0,38 0,23 0,43 0,55 0,25 0,1 0,25 0,08 0,83 0,33 Pro; 0,23 0,17 0,24 0,25 0,19 0,09 0,19 O,o7 0,14 0,22 1,8
AkarPUQi 1,29 1,88 1,16 0,9 1,73 3 1,73 3,51 0,46 1,44 Jumlah 188 217 168 137 213 246 210 254 55 195
SI 1,82
XI 6,6
Xi 7,52 7 7,3 7,61 7,1 6,89 7 6,88 7,88 7,22
r-pbis 0,65 0,94 0,45 0,5 0,46 0,46 0,38 0,51 0,32 0,49 Kriteria v v v v v \I " .. .. . .
133
Lampiran 10 VALIDITAS DAN REABILITAS HASIL UJI TES PILIHAN GANDA SIKLUS 2
NO NAMA BUTIRSOAL
JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 ADAM.D 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12
2 ADIB DANU 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10
3 AGGIES 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7
4 AJI .D.H 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 9
5 ALFIE.RB 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10
6 ALDIR 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
7 ANUGGRAH 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 8 ANNUR .L 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 6
9 ARANITA D 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 9
10 ASTRID 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
11 DEBYTW 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
12 DEWIP 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 8
13 DIMASK.R 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 14 DWIN 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 6
15 ENDI .H 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
16 ERLANGGA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
17 FADLI A 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 18 HANUM.H 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 7
19 HAPPYR 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7
20 IDAYUN 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 8
21 INDRIS 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 8
22 INNAN 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9
23 KARJM.S 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12
24 KUNTUMC 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
25 KURNIAW 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 10
26 LUCKYP 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 8
27 MADITO.M 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
28 MAULANA .R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13
29 MIGA THON 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
30 MIRAA 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10
31 M.AJIA 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
32 M. IQBAL 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
33 PUTRID 1 0 1 a 0 a a 1 1 1 0 1 a 1 1 8
34 RISKA NOVIA 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 10
35 RISKA Y 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10
36 SAHNAZ 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9
37 TIAR .S 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10
38 VIVID.M 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 9
39 WIJIW 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 40 YULIA D 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
JUMLAH 34 15 39 33 5 15 25 36 39 37 4 31 0 33 33 379 p 34 15 39 33 5 15 25 36 39 37 4 31 0 33 33 Q 6 25 1 7 35 25 15 4 1 3 36 9 40 7 7
Pi 0,85 0,38 0,98 0,83 0,13 0,38 0,6 0,9 0,98 0,93 0,1 o,n5 0 0,83 0,83 Qi 0,15 0,63 0,03 0,18 0,88 0,63 0,4 0,1 0,03 0,08 0,9 0,225 1 0,18 0,18
Pf* Qi 0,13 0,23 0,02 0,14 0, 11 0,23 0,2 0,09 0,02 0,07 0,09 0,174 0 0,14 0,14 JUMLAH 324 157 369 328 45 157 251 348 371 370 46 311 0 323 336
-·
134 BUTIRSOAL kuadrat
NO NAMA JML skortotnl 2 4 6 7 8 10 11 12 14 15
1 ADAM.D 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81
2 ADIB DANU 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 64
3 AGGIES 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 25
4 AJI .D.H 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5 25
5 ALFIE.RB 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 49
6 ALDI R 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 64
7 ANUGGRAH 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81
8 ANNUR .L 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3 9
9 ARANITA D 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 36
10 ASTRID 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
11 DEBYTW 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
12 DEWIP 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 25
13 DIMASK.R 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 49
14 DWIN 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 9
15 ENDI .H 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 49
16 ERLANGGA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 64
17 FADLIA 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 49
18 HANUM .H 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 16
19 HAPPYR 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 16
20 IDA YUN 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 36
21 INDRIS 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 25
22 INNAN 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 36
23 KARIM .S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81
24 KUNTUM C 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 49
25 KURNIAW 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 36
26 LUCKY P 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5 25 27 MADITO .M 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
28 MAULANA.R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
29 MIGATHON 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81
30 MIRAA 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 49
31 M.AJIA 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
32 M. IQBAL 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 49
33 PUTRID 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 25 34 RISKANOVIA 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 49
35 RISKA Y 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 49
36 SAHNAZ 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 5 25 37 TIAR .S 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
38 VIVID.M 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 25
39 WIJIW 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 49
40 YULIAD 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4 16
Jumlah 15 33 15 25 36 37 4 31 33 33 262 1836 p 15 33 15 25 36 37 4 31 33 33
Q 25 7 25 15 4 3 36 9 7 7
Pi 0,38 0,83 0,38 0,63 0,9 0,93 0,1 0,78 0,83 0,83
Qi 0,63 0,18 0,63 0,38 0,1 0,08 0,9 0,23 0,18 0,18
Pi"' Qi 0,23 0,14 0,23 0,23 0,09 0,07 0,1 0,17 0,14 0,14 1,56
Akar Pi /Qi 0,77 2,17 0,77 1,29 3 3,51 0,3 1,86 2,17 2,17
JUMLAH 111 232 122 179 243 252 34 221 230 230
St 1,75
XI 6,55
Xi 7,4 7,03 8,13 7,16 6,75 6,81 8,5 7,13 6,97 6,97
r~obis 0.38 0.591 0.7 I 0.4510.341 0.521 0 410 A1 In fi?I n fi?I
11 VALIOITAS DAN REABILITAS ANGKET
BUTIR SOAL(X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3
3 1 3 1 3 1 2 3 3 2 2 2 2
3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3
4 2 3 3 3 0 0 3 2 3 3 2 2
3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 1 1 4 3 2 3 3 2
3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3
3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 1 1 4 3 2 3 3 2
4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3
3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3
3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 1 2 2
3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
3 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2
3 2 3 3 3 0 0 3 2 3 3 2 2
2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2
3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2
3 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 0
4 2 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3
4 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3
3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3
3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3
3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 4 2
3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2
96 70 85 67 89 58 67 82 74 75 76 74 71
0,4774 0,2793 0,281 0,1987 0,2062 0,2427 0,2006 0,4761 0,4095 0,2273 0,4659 0,049 0,5416
v !NV INV !NV !NV !NV INV v v INV v INV v
14 15 16 17
3 3 3 3
3 2 2 3
3 3 3 3
2 2 2 3
3 3 2 3
2 3 3 4
2 3 3 3
3 3 2 3
2 3 2 4
2 3 3 3
3 3 2 3
3 3 2 3
2 2 2 3
2 2 1 2 3 3 2 3
2 2 2 1
2 2 2 3
2 3 2 3
2 3 3 3
3 3 2 4
3 3 2 3
2 3 1 1
2 4 4 4
2 4 4 4
3 3 2 3
3 3 2 3
2 3 2 3
2 3 3 3
3 3 2 2
3 3 2 3
74 86 69 89
0,2706 0,3451 0,5357 0,627
INV INV v v
18 19 20 3 3 3
2 2 3
2 3 3
3 2 3
2 3 3
4 3 2
2 3 2
3 3 4
3 4 3
2 3 .2
2 3 2
2 3 2
2 3 3
2 3 3
3 2 2
1 3 1
2 3 2
2 3 3
2 3 3
4 3 2
3 2 2
2 2 1
3 4 4
3 4 3
3 3 3
3 3 3
2 3 2
2 3 2
3 2 3
3 3 3
75 87 77
0,4158 0,5026 0,5321
v v v
21
3
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
4
3
3
3
3
2
4
2
2
3
3
3
3
2
2
78
-0,0947
INV
22
3
4
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
82
0,0745
INV ~
w "'
VALIDITAS DAN REABILITAS ANGKET
BUTIR SOAL(X)
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 4 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 2 3 3 3 3 2 3 3
3 2 2 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
4 4 3 4 4 4 2 2 2 3
3 3 2 3 3 3 2 3 2 3
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
2 3 2 4 4 3 2 2 3 2
2 2 3 3 3 3 2 2 2 3
3 4 4 4 2 3 3 3 2 3
3 4 3 4 4 4 2 2 3 3
2 3 2 4 3 4 2 3 2 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
2 1 3 4 3 4 2 2 1 1
3 3 3 4 4 3 2 2 3 3
3 3 2 4 4 3 3 2 3 3
1 3 2 4 3 3 3 3 3 3
1 3 2 4 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
4 2 2 2 3 4 2 3 3 2
2 2 2 3 3 3 2 2 3 2
77 82 76 98 94 95 73 72 75 78
I 0,2608 0,4792 0,1422 0,1057 0,2839 -0,2421 0,546 0,447 0,4369 0,6492
INV v INV INV INV INV v v v v
35 36 37 38
3 3 3 3
3 3 3 2
3 3 2 3
3 3 2 2
3 3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 3
3 3 3 2
3 3 3 2
2 2 2 3
2 2 2 3
3 3 3 3
3 2 3 3
2 4 3 3
3 3 3 2
1 3 3 1
3 2 3 1
3 3 3 3
3 2 3 3
3 3 3 3
3 3 3 2
1 4 1 2
1 3 3 3
3 3 4 3
2 3 2 3
2 3 2 3
2 3 3 2
2 3 3 2
2 2 2 3
2 2 3 2
74 84 81 76
0,4482 0,1221 0,469 0,3899
v INV v v
39 40
3 3
2 3
3 3
4 4
3 3
3 3
2 3
3 4
2 3
2 3
2 3
3 4
3 3
3 4
2 3
1 2
1 2
2 4
3 3
3 3
3 3
1 2
3 3
3 4
3 4
3 4
2 2
2 2
3 1
3 1
76 89
0,4853 0,5248
v v
Jml (Y)
121
109
114
100
108
111
101
114
107
101
95
112
104
99
98
100
102
106
101
114
103
84
115
120
111
112
99
100
98
96
3155
Skor Kuadrat Total Y
14641
11881
12996
10000
11884
12321
10201
12996
11449
10201
9025
12544
10816
9801
9604
10000
10404
11236
10201
12996
10609
7056
13225
14400
12321
12544
9801
10000
9604
9216
333753
-w
°'
11·· 8- -9- ,_ -- -·-·- __ ,,_,._,_ -· - ~·-···--"-r'-""'"""-""' -.--~- ... IYIL\ I I f\U<l!,.l!<I~
11 13 16 17 18 19 20 26 31 32 33 34 35 37 38 39 40 Total Y
I 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3721
' 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 53 2809
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 58 3364
3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 4 56 3136
3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 54 2916
4 3 2 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3600
3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 49 2401
3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3 2 3 4 58 3364
3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 56 3138
3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 49 2401
3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 49 2401
4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 56 3136
3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 52 2704
3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 50 2500
3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 48 2304
3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 4 3 3 2 3 1 3 1 1 2 41 1681
3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 1 1 2 47 2209
3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 52 2704
3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 53 2809
2 3 3 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3364
3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 50 2500
3 1 1 2 0 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 28 784
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 61 3721
4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 66 4356
3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 57 3249
4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 58 3364
3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 48 2304
3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 49 2401
3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 48 2304
3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 1 48 2304
96 82 74 76 71 69 89 75 87 77 82 73 73 75 78 74 81 76 76 89 1573 83947
0,4242 0,6618 0,4742 0,5517 0,574 0,5733 0,7919 0,5361 0,5066 0,6631 0,4288 0,4208 0,4072 0,5798 0,621 0,5256 0,4706 0,4936 0,6969 0,5722
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 0,2345 0,4782 0,3264 0,3264 0,4471 0,4931 0,5161 0,4655 0,3 0,5299 0,5471 0,323 0,254 0,3276 0,3172 0,4644 0,3552 0,3954 0,5333 0,723 8,3575
8,3575
50,668 -0,879
~
w __, -
138
Lampiran 12 T ARAF KESUKARAN SOAL PG S!KLUS 1
NO NAMA BUTIRSOAL
JML(X) I 2 3 4 5 6 7 8 9 JO
I ABDUL.K 0 I I 0 I I I 0 I I 7
2 ACHMAD.S 0 0 I 0 0 0 0 0 I I 3
3 BAHTIAR 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I
4 CHOIRUNNISA I I I 0 I I 0 I I I 8
5 DEDEH.W 0 I I 0 I 0 0 I I I 6
6 F ATC HUR ROZ! 0 0 I 0 I I 0 I I I 6
7 FERINA.R 0 I I I 0 0 I I I I 7
8 INDRIYATI 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 2
9 JPAH.F 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 2
10 !SMl.W 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 2
II M. RIFA'I 0 I I 0 I I 0 I I I 7
12 MERRY.W 0 I I 0 0 0 0 0 I I 4
13 MUT!F!TRIA 0 0 I 0 I 0 I I I I 6
14 NADIA.V 0 0 I 0 I I I I I I 7
15 NILLA.N I 0 I 0 I I I I I I 8
16 NURANISA 0 I I 0 I 0 0 I I I 6
17 NURUL F ACHRI 0 0 I 0 0 0 0 0 0 I 2
18 RlNRIN.R 0 I I 0 I I I I I I 8
19 RJZKl.M 0 0 I 0 I 0 0 I I I 5
20 S!TI MARYATI 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 2
21 SIT! .N I 0 I 0 I I I I I I 8
JML 20 7 21 ]9 14 25 22 27 28 28 156
Kesukaran 0,95 0,33 1,00 0,90 0,67 l,19 1,05 1,29 1,33 1,33
Kriteria SKR SDG MDH SKR SDG SDG SDG SDG MDII MDH
TARAF KESUKARAN SOAL PG SIKLUS 2
NO NAMA I 2 3 4
BUT!RSOAL JML(X)
5 6 IO 7 8 9
I ABDUL.K I 0 I I 0 I 0 I I I 7
2 ACHMAD.S I 0 I I 0 I I I I 0 7
3 BAHTIAR I 0 I I I I I I I I 9
4 CHOIRUNNISA I 0 I I I I I I 1 I 9
5 DEDEH.W 1 1 1 0 I I I I 1 I 9
6 FATCHUR ROZ! I 0 I 0 0 I 1 I I I 7
7 FERINA.R 1 0 I 0 0 I I I I 1 7
8 INDRIYATI 1 0 I I 0 I 0 1 I I 7
9 IPAH .F 1 0 I 1 1 1 I I 1 I 9
10 !SM!.W I I I I 0 I I I I I 9
11 M. RIFA'.l I I 1 1 0 1 I 1 1 1 9
12 MERRY.W I 0 1 1 I I I 1 I 1 9
13 MUTIF!TRIA I 0 I I I I 0 I I I 8
14 NAD!A.V 1 0 0 I 1 I 1 1 1 1 8
15 NILLA.N 1 0 1 1 0 I I I 1 1 8
16 NURAN!SA I I 1 I 1 I 1 I I I 10
17 NURULFACHRI I 0 I 1 0 I 0 I I I 7
18 RINRIN.R I 0 I I 1 I I I 1 I 9
19 RIZKl.M I I 1 0 0 I I I I I 8 20 SITI MARY AT! I 0 I I 0 1 0 I I I 7
21 SITl.N I 0 1 1 I I 0 1 I 1 8
JML 21 5 20 17 IO 21 15 21 21 20 171 Kesukaran 1 0,2381 0,9524 0,8095 0,4762 I 0,7143 I I 0,9524
Kriteria MDH SKR MDH MDH SDG MDH SDG MDH MDII MDH
139
Lampiran 13 UJI DAYA BEDA SIKLUS 1
No Nama Butir Soal
Jml l 2 3 4 5 6 7 8 9 10
l CHOJRUNNISA l I l 0 I l 0 I I I 8
2 NILLA NURJAlvl!LA l 0 l 0 I l l l l l 8
3 RINRIN. R 0 l l 0 l l l l l l 8
4 SIT! NURKHASANAH l 0 l 0 I l l I l l 8
5 ABDUL KHOLIQ 0 I l 0 l I l 0 I I 7
6 FERINA RAHMAWATI 0 I l I 0 0 I I l l 7
7 M. RIFA'l 0 l I 0 l I 0 I I I 7
8 NADIA VAILUSUFA 0 0 I 0 I I l I I I 7
9 DEDEH WININGSIH 0 I I 0 l 0 0 I I I 6
10 FATCHURROZI 0 0 I 0 I I 0 I I I 6
11 MUTIFITRIA 0 0 l 0 l 0 I l l I 6
12 NURANISA 0 I l 0 I 0 0 I I l 6
I3 R!ZKIMUNAWAR 0 0 l 0 I 0 0 I I l 5
14 MERRYWAIWURYANTI 0 I l 0 0 0 0 0 I I 4
15 ACHMAD SUHARTO 0 0 I 0 0 0 0 0 I I 3
16 INDR!YATI 0 0 0 0 0 0 0 0 I l 2
17 IP Al1 F AUZIAl1 0 0 0 0 0 0 0 0 l l 2
18 ISM! WIDY ANINGSIH 0 0 0 0 0 0 0 0 l I 2
!9 NURUL F ACHRI 0 0 I 0 0 0 0 0 0 I 2
20 SITIMARYATI 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 2
21 BA11TIAR 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 I
Daya Beda 0,3 0,32 0,37 0,1 0,63 0,8 0,6 0,63 0,2 0,1 4,05
Kategori B B B KB B B B B c KB
UJI DAY A BEDA SIKLUS 2
No Nama Butir Soal
Jml I 2 3 4 5 6 7 8 9 10
l NURANISA I I I I I I I l l l JO
2 BAIITIAR I 0 l I I I I l I I 9
3 CHOIRUNNISA I 0 l I I I I I I l 9
4 DEDEH WININGSIH I I l 0 l l l I I I 9 5 IP Al1 F AUZIA!1 I 0 I I l I l l I I 9
6 ISM! WIDY ANINGSIH I I I I 0 I I I I I 9
7 M.RJFA7 l I I l 0 I l I I l 9
8 MERRY W A!1YURY ANTI I 0 I I I I I I I I 9
9 RINRIN.R I 0 I l I I I I I I 9 10 MUTIFITRJA I 0 I I I l 0 l l I 8
11 NADIA VAILUSUFA I 0 0 I I I l l l I 8
12 NILLA NURJAMILA I 0 I I 0 I l l l l 8
13 RIZKIMUNAWAR l l l 0 0 l l l l l 8
14 SITI NURKHASANAl1 l 0 l I I I 0 I I I 8 15 ABDUL KHOLIQ I 0 l I 0 l 0 I I I 7 16 ACHMAD SUllARTO I 0 l I 0 I I l l 0 7 17 FATCHUR ROZ! I 0 I 0 0 I I l I l 7
18 FERINARAHMAWATI l 0 I 0 0 I l l I l 7
19 INDR!YATI I 0 l I 0 l 0 l I I 7 20 NURULFACHRI l 0 l I 0 l 0 I l I 7
" nT'T'T' ~ • ,.,.~,. • 'T"T -
Lampiran 14
Perhitungan Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
(Contoh: Soal Tes Hasil Belajar Siklus I No.1)
--ff Xi-X, Pi rbis(I) = -s, qi
1. Mencari proporsi menjawab benar (pi) setiap butir soal (no. I)
Pi=I;x N
= 25 = 0 625 40 ,
2. Mencari proporsi menjawab salah (qi) setiap butir soal (no.1)
qi =I - pi
=I - 0,625
= 0,325
3. Mencari rata-rata skor soal peserta tes (xi) setiap soal (no. I)
X = Jumlah skor total peserta tes yang menjawab benar
' Jumlah peserta tes yang menjawab benar
= 268
=10 72 25 ,
4. Mencari rata-rata skor total semua responden (xi} - ~x-x =-£... __ ,
' N
= 397 = 9 925 40 ,
St=I,75
Maka:
l0,72-9,925 rhi, = I 75 ,
0,625 = 0 59 0,325 ,
Karena fbi' > ftabeb maka soal no. I dinyatakan valid.
140
Perhitungan Uji Validitas Soal Essay
rxy =
Dari data tabel sebelumnya diperoleh data-data berikut ini (no. l):
LX = 257
l:Y=l579
l:X2 =1871
:L v 2 = 67736,5
L XY = 10794,5
r,y = ~[40.1871-(257)2 {40.67736,5-(1579)2}
25977 r = 0,595
xy .Js79J.216219
40. J0794,5-(251X1579)
Karena ketentuan rxy > rtabeI maka butir satu dinyatakan valid.
141
•
Lampiran I 5
Perhitungan Uji Reliabilitas Pilihan Ganda
_ ( k )(V,-2:;pqJ ru- --k-1 v
t
Dari tabel diperoleh data, sehingga jika dimasukkan rumus:
~ =(_!.2__J[3,32-l,79J=051 II 10-J 332 '
'
Karena r11 > ftabel maka soal-soal tersebut reliabel.
142
Perhitungan Uji Reabilitas Essay
r11 = reliabilit as intrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
L cr~ = jumlah varians butir
L cr~ = varians total
1. Mencari varians dari masing-masing butir soal.
:L;X2 - (L:x2) cr2, = N
N
1871- (257)2
2 ---~40=-- = 5,6 Cl(!)= 40
2. Butir soal yang lain juga menggunakan ini sehingga di peroleh:
Cl~= 5,64+2,94+15,08+10,61+52,91=87,17
67736 5 - (l 579 )2 Varians Total= ' 40 = 138,6
40 Dimasukkan ke Rumus Alpha
~ =(-5-)(1- 87,17)=0464 11 5 -1 138 6 , ,
Karena r11 > ftabei maka soal-soal tersebut reliable.
143
0
Lampiran 16
Perhitungan Uji Validitas Angket
Dari data tabel sebelumnya diperoleh data-data berikut ini (no. I):
:L;X=96
:L;Y=3155
:z:;x 2 =314
:L;Y2 =333753
:L;XY=l0151
Dimasukkan ke dalam rumus Product Moment :
30.101s 1-(96X3155) r =-rr=========<T~====~=====;-
xy ~~0.314-(96)2 }{30.333753-(3155)'}
r = 304530- 302880 = 0 477 xy ~(204Xs8565) '
Karena ketentuan adalah r xy>riabeI maka angket tersebut valid.
144
Perhitungan Uji Reabilitas Augket
ru = reliabilit as intrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
Z:: cr~ = jumlab varians butir
2: cr~ = varians total
1. Mencari varians dari masing-masing butir soal.
z::x2 (Lx)' -
2 N (j t =
N
314- (9G)2 2 30 = 0,23 cr(l) =
30
2. Butir soal yang lain juga menggunakan ini sehingga diperoleh:
145
~ = 0,234+ 04 7&+0,326t-0,326t-O, 44 7+0, 493+0,5 l 6t-O, 466t-0,3+ 0,53+0,54 7+ 0,323
+ 0,254+ 0,328+0,317+0,464+0,355+0,395+0,533+0, 723= 8,375
83 94 7- (l 57.f VariansTotal= 30 - 48 98
30 '
Dimasukkanke RumusAlpha
, =(~xl- 8,3751=0873 ll 20-l 48,98) ,
Karena ru > r1abel maka soal-soal tersebut reliable.
146
Lampiran 17 NILAJ SJSWA PJLJHAN GANDA SJKLUS 1
NO NAMA BUT/R SOAL
JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ABDUL KHOL/Q 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 2 ACHMAD SUHARTO 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 3 BA HT/AR 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4 CHOIRUNNISA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8
5 DEDEH WININGSIH 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 6 FATCHUR ROZ/ 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 7 FER/NA RAHMAWATI 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 8 INDRIYAT/ 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
9 IPAH FAUZIAH 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 10 ISM/ WIDYANINGS/H 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
11 M.RIFA'I 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7
12 MERRY WAHYURYANTI 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4
13 MUT/ F/TRIA 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6
14 NADIA VAILUSUFA 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
15 N/LLA NURJAMILA 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
16 NURANISA 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6
17 NURUL FACHRI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2
18 RINRIN. R 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
19 RIZK/ MUNAWAR 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
20 SIT/ MARYATI 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
21 SIT/ NURKHASANAH 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
JML 3 8 17 1 12 8 7 12 19 20 107
NILA! SJSWA PILIHAN GANDA SIKLUS 2
NO NAMA BUTIR SOAL
JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ABDUL KHOL/Q 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
2 ACHMAD SUHARTO 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7
3 BAHTIAR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
4 CHO/RUNNISA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
5 DEDEH W/N/NGS/H 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
6 FATCHUR ROZ/ 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7
7 FER/NA RAHMAWATI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7
8 INDRIYATI 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 9 /PAH FAUZIAH 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
10 ISM/ WIDYANINGS/H 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11 M.RIFA'I 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
12 MERRY WAHYURYANTI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
13 MUT/ F/TRIA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8
14 NADIA VAILUSUFA 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
15 NILLA NURJAMILA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
16 NURANISA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 NURUL FACHRI 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 18 RINRIN. R 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
19 RIZK/ MUNAWAR 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
10 SIT/ MARYA Tl 1 0 1 1 n ' n . .. -·-
147
Lampiran 18 NILA! SOAl ESSAY SI KLUS 1
NO NAMA BUTIR SOAL
JML 1 2 3 4 5
1 ABDUL KHOLIQ 4 1 8 15 12 40
2 ACHMAD SUHARTO 4 3 2 13 8 30 3 BAHTIAR 4 3 0 14 14 35 4 CHOIRUNNISA 4 3 8 18 20 53
5 DEDEH WININGSIH 3 3 2 14 10 32 6 FATCHURROZI 2 2 0 15 14 33 7 FERINA RACHMAWATI 2 5 2 18 10 37 8 INDRI 5 5 1 6 10 27 9 IPAH FAUZIAH 2 3 1 18 20 44
10 ISMI WIDYANINGSIH 3 5 1 6 20 35 11 M. RIFA'I 3 3 7 15 14 42 12 MERRYWAHYU. R 3 3 0 14 15 35 13 MUTI FITRIA 5 1 2 18 15 41 14 NADIA VAILUSUFA 4 1 10 18 20 53
15 NILLA NURJAMILA 2 3 10 8 10 33 16 NURANISA 5 3 2 18 20 48
17 NURUL FACHRI 3 3 2 16 14 38
18 RINRIN .R 4 3 2 20 14 43 19 RIZKI MUNAWAR 2 3 3 13 14 35
20 SITI MARYATI 5 5 0 8 14 32 21 SIT! NURKHASANAH 4 3 10 8 15 40
JML 73 64 73 293 303 806
NILA! SOAL ESSAY SIKLUS 2
NO NAMA BUTIR SOAL
JML 1 2 3 4 5
1 ABDUL KHOLIQ 18 0 5 10 3 38
2 ACHMAD SUHARTO 18 20 3 7,5 5 53,5 3 BAHTIAR 18 0 3 10 5 36 4 CHOIRUNNISA 18 0 3 10 5 38
5 DEDEH WININGSIH 14 10 3 10 5 42 6 FATCHURROZI 18 0 2 7,5 5 32,5 7 FERINA RACHMAWATI 18 8 2 5 3 38
8 !NORI 14 15 2 7,5 5 43,5 9 IPAH FAUZIAH 18 18 5 10 3 54 10 ISM! WIDYANINGSIH 20 20 5 7,5 5 57,5 11 M.RIFA'I 18 10 2 7,5 4 41,5 12 MERRYWAHYU. R 20 20 2 10 3 55 13 MUTI FITRIA 20 20 3 7,5 5 55,5 14 NADIA VAILUSUFA 20 20 2 7,5 5 54,5 15 NILLA NURJAMILA 18 10 4 10 0 42 16 NURANISA 14 0 2 7,5 5 28,5 17 NURUL FACHRI 18 8 3 10 5 44 18 RINRIN .R 18 20 3 7,5 4 52,5 19 RIZK! MUNAWAR 18 0 2 5 3 28 ~ f'.>J .... I .... ""'H•..-o
148
Lampiran 19
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
Tabel Hasil Belajar Siklus I Dikelompokkan Berdasarkan Jenjang Soal
Jenjang Saal Nomor Butir Soal Siswa Jawab Benar
1 Pengetahuan
5 (Cl)
7
Jumlah rata-rata 2
Pemahaman 3 (C2) 6
8
Jumlah rata-rata Aplikasi
4 (C3)
Jumlah rata-rata Analisis 9
(C4) 10
Jumlah rata-rata
Tabel Hasil Belajar Siklus II Dikelompokkan Berdasarkan Jenjang Soal
(%)
14,28
57,14
33,33
34,92 38,09
80,95
38,09
57,14
53,56
4,8
4,8
90,48
95,24
92,86
Jeajang Saal Nomor Butir Soal Siswa Jawab Benar
(%) 1 100
Pengetahuan 3 95
(Cl) 4 80,95
Jumlah Rata-rata 91,98 2 23,8
Pemahaman 5 47,62 (C2) 6 100
10 95,24
Jumlah Rata-rata 66,67 Aplikasi
7 71,43 IC3)
Jumlah Rata-rata 71,43
Analisis 8 100 (C4) 9 100
Jumlah Rata-rata 100
Lampiran 20 149
Kategori Penilaian Essay Siklus I
No Jaw a ban Nilai
I Larutan penyangga atan larutan buffer atau larutan dapar adalah larutan yang mampu mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam, sedikit basa atau air (pengenceran). 5
2 Larutan penyangga mengandung:
Penyangga asam I buffer asam: Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH
a dan CH3C00Na atau Campuran asam lemah dengan basa kuat. (syarat: mo! asam lemah 2,5 lebih besar dari mo! basa kuat).
Penyangga basa I buffer basa : Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NH40H b clan NH4Cl atau Campuran basa lemah dengan asam kuat (syarat : mo! basa lemal1 lebih besar 2,5
dari mo! asam kuat).
3 Larutan di bawah ini merupakan penyangga:
a 20 cm3 HCN 0,1 M + 20 cm3 KCN 0,2 M. Larutan itu merupakan larutan penyangga karena
5 HCN termasuk asam lemah sedangkan KOH merupakan basa kuat.
b 20 cm3 H2S04 0, I M + 20 cm3 NH,OH 0,5 M. Larutan di atas merupakan larutan penyangga
5 karena NH40H mempnnyai sisa setelah bereaksi dengan larutan lain.
4 pH lanllan adalah :
mo! CH3COOH = JOO ml x 0, I M = IO mol, mo! NaOH = 50 ml x 0, I M = 5 mo!
CH3COOH + Na OH .. CH3COONa + H20
Mula IO 5 - -Reaksi 5 5 5 5
Sisa 5 0 5 5 10 a
[H +]=Ka [asam ] [garam J
(H+)=IO-'~ 5
pH=5
b Jika asam asetat ditambah sedikit basa kuat maka pH akan berubah menjadi penyangga basa.
IO Jika NaOH ditambah basa maka pH akan semakin basa.
5 pH larutan tersebut adalal1:
Mo! CH3COOH = 50 ml x 0,1 M = 5 mo!, Mo! CH3C00Na = 50 ml x 0,1M=5 mol.
[H• J= Ka.~=]] 20
(H• ]= 1,75. ~ 5
(H+ ]= 1,75.10 -s
pH= 5 - log I, 75 = 4, 76
Lampiran 21 150 Kriteria Penilaian Essay Siklus II
No Jawaban Nilai
1 pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan adalah : t--
pH CH3COOH larutan sebelum dicampurkan
(H• ]= .J10 5.2.10 1 ,(H• )= 1,4.10 - 3 10 a
pH = 3 - logl,4 = 2,85
pH NaOH sebelum dicampurkan, [OH-]= 1. I0-5, pOH = I, pH= 13.
pH larutan setelah dicampurkan
mol CH3COOH = IOO ml x 0,2 M = 20 mmol, mol NaOH = 100 ml x 0,1 M = IO mmol
CH3COOH + NaOII • CH3COONa + H20 Mula-mula 20 10 - -
b Reaksi IO IO IO IO
10
Sisa 10 0 10 IO
(H• ]= 10-' ~,pH = 5 IO
Volume dari larutan CH3COOH yang dibutuhkan adalah: Mo! CH3CUUH = x ml. U,l M = U,l x mmol, Mo! CHJCOONa =:WU ml x U,l M = 20 mmol
2 [H• ]- K [asam) - a. (garrun ]
20
10-' = 10-'. O,!x 20 = 0 Ix x = 200ml 20 , . .
3 Cairan - cairan yang berfungsi sebagai larutan penyangga dalam tubuh :
Cairan luar sel
a HPO 4
- +H+ ¢::i. H2P0
4- 2,5
H 2 PO ~+OH - ~ I1PO :- + H 2 0
Cairan intra sel
b H,co 3 + oH- "" HCO; + H,O 2,5
HCO ,- + H• °"" H,CO 3
pH larutan penyangga tersebut adalah:
Mo! NH3 = 100 ml x 0,1 M = IO mmol, Mol NH4CI = 500 ml x 0,1 M = 50 mmol
4 f J [bas~ f J 5 10 f ] a6 Olf =Ka.fi;aranj' Olf =l,8.10. 50
, Olf =3,6.l 10
pH=14-(6-log3,q=8,56
pH larutan penyangga tersebut adalah:
M 1 • V1 = M2 • V2
O,IM. IOml=M,. IOOml
M 2 = 10.0,1 = 10 -2
5 100 5
[H + )= x.M ,
(H • )= 1.10 -2
.. -
151
Lampiran 22
Tanggapan Siswa Mengenai Metode Generatif Siklus I
No Siklus I Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah katnu senang dengan
80% 20% metode yang telah dilaksanakan?
Apakah kamu mengalami kesulitan 2 memahami materi larutan 40% 60%
penyangga
Apakah rata-rata nilai kamu pada pelajaran kirnia:
3 Bagus 20%
Sedang 30%
Tidakbagus 50%
Faktor apa yang mendukungmu menyukai materi pelajaran?
4 Guru 25%
Cara Penyampaiannya 50%
Materi yang disampaikan 25%
5 Apakah kamu suka dengan
80% 20% perubahan metode sekarang?
Apakah guru memberikan peluang 6 siswa untuk mengutarakan 80% 20%
pendapat?
Apakah katnu bersemangat dalam 7 kegiatan berdiskusi bersama 80% 20%
kelompokmu?
152
Lampiran 23
Tanggapan Siswa Mengenai Metode Generatif Siklus II
No Siklus II Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
I Apakab kamu senang dengan
90% 10% metode yang telah dilaksanakan?
Apakah kamu mengalami 2 kesulitan memahami materi 50% 50%
larutan penyangga
Apakah rata-rata nilai kamu pada pelajaran kimia:
3 Bagus 35% Sedang 50% Tidak bagus 15%
Faktor apa yang mendukungmu menyukai materi pelajaran?
4 Guru 25% Cara Penyampaiannya 50% Materi vang disamoaikan 25%
5 Apakah kamu suka dengan
90% I 00/o perubahan metode sekarang?
Apakah guru memberikan peluang 6 siswa untuk mengutarakan 90% 10%
pendapat?
Apakah kamu bersemangat dalam 7 kegiatan berdiskusi bersama 90% 10%
kelompokmu?
Lampiran 24 A Identitas Responden Nama: Kelas:
B. Petunjuk Pcngisian I. Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan yang anda anggap paling sesuai dengan kenyataan yang sebenar
nyal 2. Berikan tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan masing-masing kriteria/pilihan Anda!
a. SS= sangat setuju c. TS = tidak setuju b. S = setuju d. STS = sangat tidak setuju
No Pertanyaan SS s TS STS
l Saya senang dengan metode pembelajaran yang telah <lilaksanakan.
2 Saya tidak mengalami kesulitan dengan materi larutan penyangga.
3 Saya aktifberpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
4 Saya mencari sendiri informasi tentang larutan penyangga.
5 Saya suka dengan perubahan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6 Saya aktif dalam mencari sendiri konsep larutan penyangga
7 Saya kmung memahami materi yang diajarkan guru
8 Saya tidak begitu suka dengan perubahan metode yang diterapkan.
9 Saya merasa lebih mengerti rnateri larutan penyangga daripada materi sebelumnya.
10 Saya tidak begitu memahami soal-soal larutan penyangga yang diberikan guru.
11 Saya sangat menyukai materi larutan penyangga.
12 Saya sangat menyukai pelajaran kimia, khususnya larutan penyangga.
13 Saya dapat memaharai dengan baik materi larutan penyangga.
14 saya dapat mengerjakan soal-soal dengan baik.
153
16 Gun1 memberikan 100% infonnasi tentang larutan 154 penyangga.
17 Gum banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengajar
18 Gum banyak memberikan metode ceramah dalam mengajar larutau penyangga.
19 guru rnemberikan peluang unmk mengemukakan pendapat setiap sis\Va.
20 soal-soal yang diberikaa guru tidak menarik dau membosankan
21 Saya dapat menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri.
22 Saya dapat rnendefinisikan konsep dengan kata-kata sendiri.
23 Saya dapat memecahkaa masalah dari soal-soal yaag diberikaa.
24 Saya dapat menjawab pertaayaaa dengaa baik.
25 Saya tidak dapat memecahkan masalah sendiri.
26 Saya tidak dapat menjawab pertanyaan sendiri.
27 Saya dapat n1engidentiftkasi definisi dengan sendirinya
28 Saya senang berdish."llsi untuk rnemecahkan suatu masalah dengan teman.
29 Saya tidak bersemaagat berdiskusi dengan temaa.
30 Saya senang mengemukakan pendapat saya dalam suatu diskusi.
31 Saya dapat menjelaskan sendiri konsep materi yaag telah dipel~jari kepada temaa.
32 Saya agak susah mengungkapkan pendapat saya tentang konsep materi Jarutan penyangga.
33 saya amat senang menarik kesirnpulan dari materi yang diajarkaa.
34 saya dapat menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
35 saya se!alu menghubungkan antara pelajaran di kelas dengan kejadian dalarn kehidupan sehari-hari.
36 saya Jupa dengan pe!ajaran yaag baru saja dipelajari di sekolah.
37 saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan mater yang dipelajari la!u.
38 saya suka mencari perbedaan antara senya\va CH3COONa dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
39 saya suka membayangkan apa yang terjadi jika larutan NaCl diCfilllOUT ifenPflTI f-f{'_l J'ltm1 J<iinnu<i
1mpiran 25
ASPEK KOGNITIF YANG OIAMATI 5
Menafsirkan Masalah
Penukaran dari kata ke kata Menterjemahkan
Menguraikan kata- kata
Mengklarlflkasikan
Memberikan Contoh
fdentifikasi definisi
ldentifikasi ciri-cirl darl konsep
Mengilustrasikan
Mengklasifikasikan
Mencari persamaan objek-objek
Mencari Perbedaan dari objek-objek
Mengontraskan
Vlencari dasar penggolongan
\lferingkaskan
v1enggenerafisasikan masalah I ~engabstraksikan masalah
11engambil Kesimpulan
~embuat Perbandingan antara contoh engan suatu konsep
fembandingkan
lencari Hubungan antara satu objek ~ngan objek lainnya
ienjefaskan
Format Observasi
BERi TANDA CEK
5 5 5 5 5 5 5 5 5
I
I
5 5 5 5 5 5 5
I
5
-v. v.
156
Lampiran 26
Nama Kelompok : Ke las Tanggal : 12-03-2008
LKS
LARUTANPENYANGGA
Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat Larutan Asam Basa, Metode
Pengukuran, dan Terapannya
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Sifat Larutan Penyangga Dan Peranan
Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup
AJokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :5
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan dapat:
Mengukur pH larutan penyangga dan bukan penyangga setelah
ditambahkan sedikit asam, sedikit basa atau pengenceran.
Menurunkan persamaan untuk menentukan W atau Olf suatu Jarutan
penyangga.
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan
prinsip kesetimbangan.
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa
atau pengenceran.
Menyimpulkan pengertian dan peranan Jarutan penyangga berdasarkan
hasil pengukuran.
Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
kehidupan sehari-hari.
157
A. Ringkasan Materi
Pada bab yang lalu telah kita pelajari bahwa titrasi 50 mL larutan asam
lemah (CH3COOH) dengan larutan NaOH sebelum titik kesetaraan, perubahan pH
sangat kecil, karena terbentuk larutan penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH
dari pengaruh penambahan sedikit asam atau basa serta pengenceran. Meskipun
ditambah sedikit asam atau basa ataupun diencerkan, pH larutan penyanggga akan
tetap. Larutan penyangga ada dua macam, yaitu:
1. Larutan penyangga asam yaitu larutan yang mengandung campuran asam
lemah dan garamnya (basa konjugasi)
Contoh:
CI-hCOOH dan CH3C00Na
H2P04 dan Na2HP04
HCOOH dan HCOONa (larutan penyangga asam)
HA + H10 HJO+ + A"
(asam lemah)
Penambahan sedikit asam kuat {Ir) akan menggeser kesetimbangan ke
kiri sehingga mengurangi jumlah A". Berkurangnya A- akan digantikan
oleh A" yang berasal dari garam, pergeseran ini menyebabkan jumlah
H30+ dan II'" dalam larutan tetap akibatnya pH juga tetap.
Penambahan sedikit basa (OH) kuat akan bereaksi dengan H30+ ,
sehingga H30+ berkurang kemudian reaksi bergeser ke kanan sehingga
jumlah H30+ dalam larutan tetap akibatnya pHjuga tetap.
2. Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung campuran basa
lemah dan garamnya (asam konjugasi).
Contoh: NH40H dan NH4Cl (larutan penyangga basa)
Pada larutan penyangga basa terjadi kesetimbangan:
B + H10 OH" + BH'"
(basa lemah)
158
•>
penambahan sedikit asam kuat (II'") akan bereaksi dengan OH- sehingga
jumlah Off berkurang dan reaksi bergeser ke kanan membentuk OH
kembali sehingga OH" tetap, maka pH tetap.
Penambahan sedikit basa kuat menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga
Off tetap akibatnya pH juga tetap.
B. Kegiatan Kompetensi Siswa
Penilaian Praktik
Sifat larutan Penyangga
Alat dan Bahan:
• Tabung reaksi
• Gelas ukur
• Pipettes
• Indikator universal
• Erlenmeyer
• Larutan CH3COOH 0, 1 M
• Larutan CH3COONa 0, 1 M
• Larutan NaOH 0, 1 M
• Larutan HCl 0, 1 M
• Larutan NaCl 0, 1 M
Langkah kerja:
1. Campurkan 5 mL larutan CH3COOH 0, 1 M dengan 5 mL larutan
CH3COONa 0, 1 M dalam erlenmeyer dan kocoklah hingga merata!
2. Ambillah masing-masing 2 mL larutan campuran dalam 3 tabung reaksi
dan ukurlah pH-nya dengan indikator universal!
3. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0, 1 M ke dalam tabung pertama
sampai pH-nya berubah dan catatjumlah tetesan NaOH yang diperlukan!
4. Tambahkan tetes demi tetes larutan HCl 0,1 M ke dalam tabung kedua
sampai pH-nya berubah dan catat jumlah tetesan!
A
B
159
5. Tambahkan tetes demi tetes aquades sampai pH-nya berubah pada tabung
ketiga dan cata jumlah tetesan!
6. Ulangi percobaan dengan mengganti larutaqn penyangga
CH3COOH/CH3COONa dengan larutan NaCl 0, 1 M kenudian bandingkan
hasilnya!
Basil Pengamatan dan Pembahasan
Larutan Jnmlah Tetesan sampai pH berubah
NaOH HCI Aquades
Penyangga
CH3COOH/CH3COONa
NaCl 0,1 M
Jelaskanlah hasil pengamatan dari data praktikum yang telah kamu peroleh di
atas!
Kesimpulan:
160
Uji Kompetensi
I. Larutan NRiCI dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan
larutan ................................................................................ .
2. campuran asam lemah dengan basa k:uat dapat membentuk penyangga
hlla ..................................................................................... .
3. ke dalam 300 mL larutan penyangga yang pH-nya 54 ditambah 50 mL air pH-
nya menjadi. ............................................................................. ..
4. 250 mL CH3COOH 0,3 M dengan 200 mL larutan NaOH 0,3 M dapat
membentuk larutan penyangga karena... .. . . .. . . . .. ................................ ..
5. meskipun ditambah sedikit asam k:uat atau basa kuat juga diencerkan, pH
larutan penyangga
relatif.. ............................................................ .
Lampiran 27
PENGAMATAN BERSTRUKTUR
Wawancara Untuk Guru Tentang Metode Yang Digunakan Dalam
Pengajaran
(untuk mencari fokus permasalahan)
Pertanyaan :
1. Metode apa yang sering digunakan dalam penyampaian larutan
penyangga?
2. Kenapa menggunakan metode tersebut?
3. Apakah metode tersebut berpengaruh baik pada siswa dalam
pemahamannya pada larutan penyangga?
161
4. Apakah sekolah memfasilitasi guru dalam menerapkan metode apapun
dalam kegiatan belajar mengajar?
5. Apakah Anda setuju jika metode yang <lulu harus diubah agar
pemahaman anak lebih mendalam tentang larutan penyangga?
Lampiran 28
ANALISIS KEBUTUHAN
LEMBAR KUISIONER A WAL
1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar kimia?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika anda menjawab ya, sebutkan alasannya!
3. Metode apa yang biasa digunakan oleh guru kimia anda?
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Lainnya, sebutkan
162
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami kimia dengan metode
yang digunakan oleh guru anda?
a. Ya
b. Tidak
5. Jika anda menjawab ya, sebutkan alasannya!
6. Apakah ada materi kimia yang menurut anda sulit dipahami?
a. Tidak
b. Ya, sebutkan
.Lampiran 29
Nama Kelas Sekolah
KRITERIA
Menafsirkan
Memberi Contoh
Mengklasifikasikan
Meringkaskan
Mengambil Kesimpulan
Menjelaskan
163
FORMATWAWANCARA
PERTANYAAN JAWABAN Apakah Anda dapat menafsirkan suatu definisi konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat menterjemahkan konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat mengklarifikasikan konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat memberikan contoh konsep larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Anda dapat menggolongkan beberapa konsep materi yang diaiarkan oleh Quru? Apakah Anda dapat menggeneralisasikan masalah yang berkaitan dengan materi yang diaiarkan? Apakah Anda dapat mencari hubungan antara satu objek dengan obejek yang lain yang berkaitan dengan yang diajarkan QUru? Apakah Anda dapat menjelaskan konsep dari materi yang diajarkan guru?
Lampiran 30
KUIS
Pertemuan 1
No Pertanyaan Keterangan
1 Apa yang dimaksud dengan larutan buffer atau
larutan penyangga?
2 Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan A B c pH awal 7 5 8
Ditambahkan sedikit 4 4,99 7,98
asam
Ditambah sedikit basa IO 5,01 8,01
Manakah di antara larutan tersebut yang bersifat
buffer? Jelaskan jawabanmu.
Pertemuan 2
Pada pertemuan ketiga, kelompok mengambil secara acak nama zat, kemudian
dicocokkan apakah menghasilkan larutan penyangga.
Nama zat CH3COOH NH2
H20 NH3
Na OH Al S04
H20 Al(OH)2
HCI Ah(SO)
CH3C002H CH3COONa H,.-:n. ~Cl
164
Pertemuau 3 1. 50 mL Iarutan NH3 0,1M+25 mL larutan (NHi)2S04 0,1 M
2. 50 mL larutan H3P04 0, l M + 50 mL larutan NaH2P04 0, 1 M
3. 50 mL larutan NaH2P04 0, l M + 50 mL larutan Na2HP04 0, l M
4. 50 mL larutan H2C03 0,05 M + 50 mL larutan NaHC03 0,1 M
5. 50 mL larutan H2S040,1 M + 50 mL larutan NaHS04 0, I M
Pertemuau 4
I. Hitunglah pH Iarutan yang terdiri dari 50 mL asam asetat dengan 50 mL
larutan natrium asetat yang masing-masing mempunyai konsentrasi 0, I M.
Ka= 1,75 x 105.
165
2. Tentukan pH Iarutan yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan NHJ
0, 1 M dengan 500 mL Iarutan N&CI 0, 1 M. (Kb NH3 = 1,8 x 10'5)
Pertemuau 5
PERAN LARUTAN PENY ANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia
dan bakteriologi, dalam fotografi, industri kulit dan zat wama. Dalam tiap bidang
tersebut, terutama dalam biokimia dan bakteriologi , diperlukan rentang pH
tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim,
tumbuhnya kultur bakteri dan proses biokimia lainnya sangat sensitif terhadap
perubahan pH.
Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan Iarutan
penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan
dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2P04- - HP04} Sistem ini bereaksi
dengan asam dan basa sebagai beriknt:
HP04- + H" ~ H1P04-
Dalam cairan intraseluler (di dalam sel) terlarut campuran H2P04- dau
HPoi·yang disediakan oleh ATP dan glukosa-6-fosfat : H2P04- ""' HPol· + H+
166
(Ka= 4 x 10"8). Di dalam sel ion HP04
2- memiliki kosentrasi yang sama, sehingga
pH= pKa yaitu 8 - log 4 = 7,4
Adapun sistem penahan utama dalam cairan luar sel ( darah) adalah
pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2C03-HC03"). Sistem ini bereaksi dengan
asam dan basa sebagai berikut:
H2C03 + OK HC03- + H20
HC03" + W ii ~ H2C03
Sistem penyangga di atas menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4.
Perbandingan konsentrasi HC03 - terhadap H2C03 yang diperlukan untuk
menjadi pH= 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HC03" yang relatif jauh lebih banyak itu
dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak
bersifat asam. Proses metobolisme dalam jaringan terus menerus membebaskan
asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat, dan asam sulfat. Ketika asam-asam
itu memasuki pembuluh darah maka ion HC03- akan berubah menjadi H2C03 ,
kemudian H2C03 akan terurai menjadi C02. Pernapasan akan meningkat untuk
mengeluarkan kelebihan C02 melalui paru-paru. Apabila darah menerima zat yang
bersifat basa maka H1C03 akan berubah menjadi HC03"/ H1C03 tetap 20 : 1 maka
sebagian C02 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam darah
membentuk H1COJ.
Pertanyaan :
1. Jelaskan mengapa sistem penyangga penting dalam cairan tubuh.
2. Sebutkan komponen penyangga dalam
a. Cairan luar sel
b. Cai ran dalam sel
Jelaskan cara kerja sistem penyangga tersebut.
167
Lampiran 31
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01
Kelas : XI IP A
Pertenman : l (Siklus l)
No Urutan Waktu Pengamatan
Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa dan ada 1 orang yang tidak masuk karena sakit. Setelah itn guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi larutan
1 08.30 - 08.50 penyangga dan memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Sesudah itu, guru memberikan sedikit pertanyaan tentang materi asam basa, sekedar untuk mengembalikan ingatan siswa mengenai materi sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan yang sangat mendasar mengenai larutan penyangga. Y aitu "Apa pengertian dari larutan penyangga". Karena masih banyak siswa yang tidak menjawab, maka guru memberikan sedikit kunci kepada siswa, "Larutan penyangga adalah larutan yang
2 08.50 - 09.30 dapat mempertahankan pH-nya". Guru memberikan soal untuk dikerjakan bersama kelompok masing-masing dan dicari solusinya. Guru membimbing jalannya diskusi. Di tengah diskusi masih banyak siswa yang tidak tertib mengikuti kegiatan ini, diantaranya juga masih banyak yang mengobrol.
Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi selesai, siswa dari setiap kelompok ma.ju ke depan untuk
3 09.30 - 09.45 mempresentasikan hasil dari diskusi dan dibandingkan dengan kelompok lainnya. Didiskusikan dan dicari jawaban yang benar.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok 4 09.45 - 10.00 untuk mengajukan kesimpulan mengenai materi yang
didiskusikan.
168
CATA TAN LAPANGAN SIKLUS I
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I
Kelas : XI IP A
Pertemuan : 2 (Siklus I)
No Urutan Waktu Pengamatan
Guru memulai pembelajaran seperti biasa, yaitu mengabsen siswa, meajelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi demi berlangsungnya kegiatan
I 12.30 - 12.50 pembelajaran ini. Dan hal yang paling baik awal pembelajaran adalah mengulang sedikit materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya, pertanyaannya adalah "Siapa yang masih ingat definisi tentang Jarutan penyangga?
Pada pertemuan kali ini, guru juga memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan bersama. Guru
2 12.50 - 13.30 membimbing kegiatan diskusi dan memberikan arahan jika siswa tidak melakukan diskusi dengan baik. Saal yang diberikan mengenai perhitungan pH larutan penyangga.
Di akhir diskusi, siswa perwakilan dari setiap kelompok bersiap-siap untuk maju ke depan untuk mengumumkan
3 13.30 - 13.45 basil diskusinya. Siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam mencari jawaban soal itu. Guru membantu siswa memberikan solusi yang tepat dari soal tersebut.
Pada akhir pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru
4 13.45 - 14.00 menyatakan kesimpulan mengenai materi larutan penyangga.
169
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Nama Sekolah: Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01 Kelas : XI IP A Pertemuan : 3 (Siklus I)
No Urutan Waktu Pengamatan
Awal pembelajaran guru melakukan aktivitas seperti biasa, 1 08.30 - 08.50 yaitu; mengabsen siswa, menjelaskan tujuan dari
pembelajaran, dan memotivasi siswa.
Siswa diberikan soal mengenai peranan larutan penyangga
2 08.50 - 09.30 dalam tubuh manusia. Siswa mendiskusikannya, apakah betul larutan penyangga ada dalam tubuh manusia dan mengidentifikasi zat-zat tersebut.
3 09.30 - 09.45 Keadaan diskusi cukup lebih tertib dari biasanya, karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran ini.
Seperti biasa, di akhir pembelajaran siswa menyimpulkan 4 09.45 - 10.00 hasil diskusinya dan saling bertukar pendapat dengan
kelompok lain.
170
Lampiran32
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Nama Sekolah: Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01
Kelas : XI IP A
Pertemuan : 5 (Siklus 2)
No Urutan Waktu Pengamatan
Pertemuan kelima ini merupakan awal dari siklus 2. Pada pcrtemuan ini, guru mengadakan praktikum sedcrhana
membahas tentang perubahan pH larutan penyangga I 08.30 - 08.50 berdasarkan pengukuran indikator universal clan kertas
lakmus. Siswa mendengarkan dengan cermat penjelasan mengenai prosedur praktikum dan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Siswa menjalankan praktikum dengan tertib dan semangat. Alat dan bahan seadanya tidak mengurangi semangat
2 08 .50 - 09 .40 mereka untuk belajar. Banyak kesalahan yang terjadi, dianraranya pada penggunaan alat, siswa tidak dapat menggunakan labu ukur, pada bahan, banyak yang salah mencampurkan zat yang salah ke dalam larutan.
Pada akhir kegiatan ini, masing-masing kelompok mengisi
3 09.40 - I 0.00 LKS, untuk dipresentasikan pada pertemuan selanjutuya. Karena kegiatan praktikum masih hams diteruskan pada pertemuan berikutuya.
171
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I
Kelas : XI IPA
Pertemuan : 6 (Siklus 2)
No Urutan Waktu Pengamatan
Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan 1 12.30 - 12.50 sebelumnya. Siswa masih melakukan praktikum. Siswa
dan guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Praktikum kali ini tidak sesibuk praktikum kemarin, karena bahan-bahan, seperti larutan penyangga CH3C00Na sudah dibuat, larutan NaOH sudah dikurangi konsentrasinya, begitu juga dengan HCI. Siswa melakukan
2 12.50 - 13.40 praktikum dengan kelompok masing-masing. Jika praktikum sebelumnya membahas perubahan larutan penyangga CH3COONa jika ditambah dengan basa, sekarang adalah perubahan pH larutan CH3C00Na dengan penambahan asam. haisl tersebut dibandingkan dan diambil kesimpulan.
3 13.40 - 14.00 Siswa mengisi lembar LKS.
172
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I
Kelas : XI IPA
Pertemuan : 7 (Siklus 2)
No Urutan Waktu Pengamatan
Pertemuan yang ketiga pada siklus dua membahas mengenai perhitungan pH dari larutan penyangga jika ditambah basa, asam atau pengenceran. Guru membuka
I 08.30 - 08.50 pertemuan dengan mengabsen siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi. Sebelumnya guru, menagih hasil kerja siswa pada praktikum untuk dipresentasikan di depan kelas.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, yaitu 2 08.50 - 09.30 perhitungan pH pengenceran larutan penyangga. Siswa
melaksanakan diskusi dengan tertib dan antusias.
Setelah selesai mengerjakan soal dari guru, perwakilan dari masing-masing kelompok mengutarakan hasil dari
3 09.30 - 09.45 praktikum yang telah dilakukan. Setiap kelompok merniliki hasil yang berbeda-beda, sehingga banyak perdebatan yang terjadi.
4 09.45 - 10.00 Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil dari masing-masing praktikurn.
Lampiran33
Basil wawancara dari beberapa siswa XI IPA As-Syafi'iyah 01 mengenai pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
Jawaban
No Pertanyaan Ya Ragu-ragu Tidak
Apakah Anda dapat menafsirkan l suatu konsep dengan kata-kata 50% 40% 10%
Anda sendiri?
Apakah Anda dapat 2 menterjemahkan konsep dengan 50% 20% 30%
kata-kata Anda sendiri?
Apakah Anda dapat 3 mengklarifikasikau konsep 40% 30% 30%
dengan kata-kata Anda sendiri?
Apakah Anda dapat
4 memberikan contoh kejadian di
80% 0 20% kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi kimia?
Apakah Anda dapat
5 menggolongkan salah satu
40% 40% 20% masalah dari materi yang diajarkan?
Apakah Anda dapat 6 menggeneralisasikan suatu 40% 20% 40%
konsep dalam kimia?
Apakah Anda dapat mencari
7 hubungan antara satu objek
40% 0 60% dengan objek lain yang berkaitan materi kimia?
Apakah Anda dapat 8 meajelaskan konsep dari materi 50% 50% 0%
yang diajarkan guru?
173
Lampiran 34
Hasil Wawancara Guru Kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 mengenai metode pembelajaran.
No Pertanyaan Jawaban
Metode apa yang dulu Metode yang saya gunakan pada saat
1 pemah Anda gunakan di mengajar di kelas XI IP A Assyafi'iyah kelas? adalah dengan ceramah dan tanya jawab.
Metode tersebut masih kurang efektif
Apakah metode tersebut karena siswa kurang aktif, dan kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Dan
2 efektif dalarn penyarnpaian siswa masih agak sulit diajak berdiskusi,
materi? sehingga saya masih agak sulit menerapkan metode diskusi.
3 Apakah saya dapat Mungkin, dengan metode yang barn, siswa membantunya? jadi lebih tertarik.
MenurutAndaapakah Metode konstruktivisme itu bertujuan
4 metode generatifberbasis
untuk menggali potensi siswa, jadi saya konstruktivisme ini membantu?
rasa dapat membantu.
174
175
Lampiran 35
Hasil Kuisioner Awai Siswa XI IPA As-Syafi'iyah 01.
Jawaban No Pertanyaan
A B c D
Ya, kadang saya Ya, karena konsep teori ya, terutama dalam
Apakah Anda kurang paham dengan yang kurang saya mempe1ajari rumus-
ya, karena konsep 1 mengalami kesulitan beberapa rumus kimla, pahami dan unsur-unsur
rumus dan teorinya susah dalam belajar kimia? dan kurang dalam kimia yang sulit
perhitungannya. dipahaml.
memperhatikan. dihafal.
Metode apa yang biasa 2 digunakan oleh guru Ceramah. Ceramah. Ceramah. Cera mah
kimia Anda?
ApakahAnda Ya, karena ada beberapa
mengalami kesulitan materi yang masih sulit
dalam memahami kimia Ya, Karena penjelasan saya pahami tetapi
Ya, terkadang Ya, karena teorinya
3 dengan metode yang dari guru kurang saya sudah berlanjut ke
mengalami kesulitan. sangat susah untuk
digunakan oleh guru pa ha mi. materi lain. Jadi saya dimengerti.
belum sempat benar-Anda?
benar memahami.
Ada, yaltu dalam menentukan
Apakah ada materi kimia Ada, larutan Ya, 1arutan penyangga persaman dan
Larutan penyangga 4 yang menurut Anda sulit dan asam basa. perbedaan sifat dari dan asam basa.
dipahami? penyangga. unsur. Misalnya; unsur apa saja yang termasukasam,basa.
176
mpiran 36 Hasil Angket Siswa Siklus I
Indikator Nomor
Pertanyaan Respon siswa terhadap pertanyaan p,
Soal SS s TS STS 4
Saya senang dengan metode
I pembelajaran (generatif) yang telah 2 18 0 0 8 dilaksanakan.
apat siswa ~enai metode Guru banyak memberikan latihan >elajaran 3
soal dalam kegiatan belajar mengajar 6 13 I I 24
~atif
4 Guru memberikan informasi tentang
3 8 2 8 12 larutan penyangga dengan jelas.
Saya merasa lebih mengerti materi
2 larutan penyangga daripada materi 1 5 II 7 4 sebelumnya.
Saya dapat menjelaskan sendiri
5 konsep materi yang telah dipelajari I 9 5 6 4 kepada teman.
6 saya dapat menarik kesimpulan dari
0 7 8 6 0 materi yang diajarkan.
tpat siswa
enai konsep saya sering membandingkan konsep
m penyangga 7 materi yang sekarang dengan materi I 14 3 3 4 yang dipelajari lalu.
saya suka meneari perbedaan antara
8 senyawa CH3COONa dengan NaCl, I 11 6 3 4 atau senyawa lainnya.
saya suka berfikir apa fungsi dari
9 senyawa-senyawa tersebut dalam 7 8 3 3 28 kehidupan sehari-hari.
177
Hasil Angket Siswa Siklus I
mgan butir soal Jumlah Persentase Rata-rata
2 I
~ 0 0 62 73,81
I 2 I 66 78,57 69,84
4 8 48 57,14
22 7 48 57,14
10 6 47 55,95
16 6 43 51,19
60,71 6 3 55 65,48
12 3 52 61,90
6 3 61 72,62
65,28
178
tnpiran 37
Hasil Angket Siswa Siklus II
Nomor Respon siswa terhadap pertanyaan
Indikator Pertanyaan Soal
SS s TS STS
Saya senang dengan metode 1 pembelajaran (generatif) yang telah 1 18 1 0
dilaksanakan. dapat siswa
Guru banyak memberikan latihan 1genai metode 1belajaran 3 soal dalam kegiatan belajar 2 12 5 2
eratif mengajar
4 Gnru memberikan informasi tentang
5 11 4 1 larutan penyangga dengan jelas.
Saya merasa lebih mengerti materi 2 larutan penyangga daripada materi 2 12 4 2
sebelumnya.
Saya dapat menjelaskan sendiri 5 konsep materi yang telah dipelajari 0 12 7 2
kepada teman.
6 saya dapat menarik kesimpulan dari
I 16 2 2 materi yang diajarkan.
1dapat siswa -··-- -- --- -- ·-- --- -- ... ---·--'"- ----- ....... .. ' . ..
.1genai konsep saya sering membandingkan konsep
1tan penyangga 7 materi yang sekarang dengan mater 1 14 4 2 yang dipelajari lalu.
saya suka mencari perbedaan antara 8 senyawa CH3COONa dengan NaCl, 0 15 4 2
atau senyawa lainnya.
saya suka berfikir apa fungsi dari 9 senyawa-senyawa tersebut dalam 8 II 3 0
kehidupan sehari-hari.
179
Hasil Angket Siswa Sildus II
Perhitungan butir soal Jumlah Persentase Rata-rata
4 3 2 I
4 54 2 0 60 71,43
8 36 10 2 56 66,67 70,64
20 33 8 I 62 73,8!
8 36 8 2 54 64,29
0 36 14 2 52 61,90
4 48 4 2 58 69,05
--- ------ ---- ' ... ..... . . -~"
68,65 4 42 8 2 56 66,67
0 45 8 2 55 65,48
32 33 6 0 71 84,52
69,64
180
Lampiran 38
PERHITUNGANVALIDITAS INSTRUMEN SOAL ESSAY SIKLUS 1
NO NAMA BUTIRSOAL
JUMLAH 1 2 3 4 5
1 ADAM DARMA WAN 6 3 I 5 20 35 2 ADIBDANU JO 3 8 JO 20 5J 3 AGGIES 5 5 10 5 20 45 4 AJl DWIANTORO .H 6 2 I 5 20 34 5 ALFIE RIZK! B. P. 6 5 10 JO 20 5I 6 ALDI RENALDI 6 5 JO 5 20 46 1 ANUGGRAH.K 5 5 JO 5 20 45 8 ANNUR.L 4 5 3 JO 3 25 9 ARANITA DEV!STA 5 4 2 5 3 I9 JO ASTRI DAMA Y ANTI 5 3 10 5 20 43 11 DEBY TRIANA .W 6 3 10 5 20 44 J2 DEW! PRASETYAWATI 6 2,5 5 JO 20 43,5 13 DIMAS KIW ARI .R JO 7 JO 5 20 52 14 DWI NURSEPTIAN! IO 3 3 10 3 29 I5 ENDI .H IO 8 IO 10 20 58 16 ERLANGGA.H 10 10 10 5 20 55 17 FADLI AHMAD .S 10 3 10 JO 20 53 J8 HANUM.H 9 4 5 10 20 48 J9 HAPPY RlZKI .K 4 5 0 JO 20 39 20 IDA YUN! .A 5 4 I 0 2 12 2I !NORI SAFITRI 4 5 5 IO 5 29 22 INNA NABELLA 3 5 0 12 7 27 23 KARIM .S 10 5 10 5 20 50 24 KUNTUM CHAIRUM IO 7 IO IO 5 42 25 KURNIA WAHYU .U 6 5 3 5 3 22 26 LUCKY PRASTIO 6 3 I 5 20 35 27 MADITO.M IO 5 IO IO 20 55 28 MAULANA.R 6 3 5 5 20 39 29 MIGATHONDWIA. W. 6 4 10 5 20 45 30 MIRA AJENG W. D. 8 5 2 IO 20 45 31 M. AJI ARSANTO 5 3 2 JO 20 40 32 M.IQBAL 0 3 0 5 20 28 33 PUTRI DIAN .P 4 5 0 10 5 24 34 RISKANOVIA 6 5 3 0 20 34 35 RISKA YULIANI .F 5 5 5 5 20 40 36 SAHNAZS.A 5 5 3 JO 3 26 37 TIAR.S 6 4 5 IO 20 45 38 VIVID. M 7 7,5 10 15 20 59,5 39 WlJI W AHYUNINGSIH 6 5 5 IO 20 46 40 YULIA DEW! .M 6 1 3 5 5 20
JUMLAH 257 180 221 297 624 1579 rxv 0,5958 0,4087 0,7648 0,3 J59 0,778J
Kriteria v v v v v
Vi 5,6353 2,9359 J5,076 10,61 52,913 JmIVi 87,J7
. -- ,
181
Lampiran 39
PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN SOAL ESSAY SIKLUS 2
NO NAMA BUTIRSOAL
JUMLAH 1 2 3 4 5
1 ADAM DARMA WAN 20 10 20 5 7 62 2 ADIBDANU 15 10 20 10 10 65 3 AGGIES 20 10 20 10 7 67 4 AJ! DWIANTORO .H 9 10 20 5 8 52 5 ALFIE RlZKJ B. P. 20 10 20 10 8 68 6 ALDI RENALDI 10 5 13 8 7 43 7 ANUGGRAH.K 20 10 20 10 7 67 8 ANNUR.L 20 l 5 7 10 43 9 ARANITA DEVISTA 20 I 15 8 10 54 10 ASTRJ DAMA YANT! 20 10 20 10 7 67 11 DEBY TRIANA .W 20 10 20 10 7 67 12 DEW! PRASETY AW AT! 20 3 20 0 0 43 13 DIMAS KIW ARI . R 20 10 20 10 7 67 14 DWI NURSEPTlANl 20 1 5 JO IO 46 J5 END! .H 20 10 20 7 10 67 16 ERLANGGA.H 20 10 20 10 7 67 17 FADL! AHMAD .S 15 7 20 10 8 60 J8 HANUM.H JO 10 20 JO 10 60 19 HAPPY RJZKJ .K 20 10 20 10 JO 70 20 IDA YUN! .A 20 l 15 8 JO 54 2J JNDRJ SAFITRJ 20 3 20 10 10 63 22 JNNA NABELLA 20 10 20 7 5 62 23 KARJM.S 15 10 20 10 7 62 24 KUNTUM CHAIRUM 20 1 20 10 7 58 25 KURNIA WAHYU .U 15 1 20 10 10 56 26 LUCKY PRASTIO 20 10 20 10 8 68 27 MADITO.M 20 10 20 5 10 65 28 MAULANA.R 20 5 JO 5 7 47 29 MIGATHON DWI A. W. 20 5 IO 10 5 50 30 MIRA AJENG W. D. 20 8 20 10 10 68 31 M. AJI ARSANTO 20 10 20 JO 8 68 32 M.IQBAL 20 10 20 JO 0 60 33 PUTRJ DIAN .P 20 3 5 10 JO 48 34 RJSKANOVIA 15 8 20 10 JO 63 35 RISKA YULIANJ .F 20 10 20 10 7 67 36 SAHNAZS.A 15 I 20 10 10 56 37 TJAR.S 20 JO 20 JO 8 68 38 VlVlD.M 15 0 20 10 5 50 39 WIJI W AHYUNJNGSIH 20 10 20 0 5 55 40 YUL!A DEW! .M 5 4 20 0 0 29
JUMLAH 719 278 718 335 302 2352 rxv 0,4723 0,6848 0,5635 0,5538 0,359
Kriteria v v v v v Vi 14,2814 14,6128 20,6641 8,54808 7,48462
Jml Vi 65.591 51.3096 36.6968 29 29
182
Lampiran 41
GAMBAR SISWA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PENELITIAN (Yang diadakan pada tanggal 17-19 Maret 2008)
Garn bar 1. Siswa mencampnrkan sedikit asam (HCI) pada larntan penyangga asam nntuk diamati pernbahan pH
Garn bar 2. Siswa mencampnrkan sedikit basa (NaOH) pada larntau penyangga basa nntuk diamati perubahan pH
Nama
NIM
LEMBAR UJI REFERENSI
: Nina Husna
: 103016227135
Jumsan : Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Penerapan Pembelajaran Konstmktivisme Berbasis Generatif Untuk Mening Pemahaman Siswa Terhadap Lamtan Penyangga.
Judul dan Halaman Buln1/Referensi Paraf Pembimbing
No I II
BABI
I Abuddin Nata, Filsqfat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya t ~ Media Pratama, 2005) hal.10 I
2 Armai Arief, Pengantar I/mu dan Metodo/ogi ~ 1K Pendidikon Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) ha! 6.
Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan
f Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-nndang Republik
~ 3 Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pas al 3, (Jakarta: CV. Tami ta Utama, 2004 ), hal 37.
Pendidikan Nasional Sebagai Wahana Mencerdaskan
! ~ Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara 4 Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), (Jakarta:
Ce11rer fur fafu1111atio11 a11d National Policy Studies, 2000) hal.62.
Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan If Al_ 5 Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-undang Republik / ...... ,ha!. 39 •
6 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT ,{ ~,f( Asdi Mahasatya, 2006), hal 225.
Erman Suherman, dkk, Common Textbook Strategi f ~ 7 Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) ha\ 7.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan /) ~ 8 Pendekatan Bani, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) ha! 90. /
H. Erman Suhennan, dkk, Strategi Pembelajaran f if}
9 Matematika ...... , ha! 3 2 ~
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, /
~ Pembclajaran GeneratifDengan Strategi Pemecahan
f 10 Masalah Unllik Meningkatkan Kualilas Pembelajaran Kimia Dasar II, Jumsan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIP A, IK.IP Negeri Singaraja.
M. Khoiruddin, Konstrukti\~sme Dalam Strategj
l:~il!lUL
5 11 h!!l2:.l.hvww.goggle.cojdiseardi7JiJ=jd&JJ=Jang jd&dient
~ =firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-
.!JS :Qfilv11l&hs=) xJ&g=pembelajfil:an+1;:211stn!ktivisme&s tart=lO&sa=N, l iuli 200&, hall
Active dJ!11 Q.~rative Teachi11g, 1990-1991,
I J 12 httg://education.calumet.gurdue.edufvockellfedgsybookfE dm;y2/ednsv2 active.htm. 16 November 2007.
,,.....,,
13 Michael Purba, Kimi a untuk SMA Ke las XJ, (Jakarta; J ~)!_,, Penetbit Erlangga, 2002), h.88
BABU
Katu, Pembelajaran Generatif, '/
l 14 httQ://nasaui.ited.uidaho.edufnasasQarkldatashar.htm. /
' Constructivism and the Five E's,
f ~ 15 httQ://www.constructivismelexQo.exQo.edu.Qh/Qinatu bo/Qage4.html, 20 Mei 2008, hal 2
Pembelajaran Konstruktivisme, ht!Jl://guru-
~ (\2v 16 beasiswa.blogsQot.com/2007/12/Qembelajaran-matematika-dengan-teori.1itm1, 1 Juli 2008 lial 3. -Constructivism and the Five E's, 1 ~ 17 h!.!Jl://www.constructivisme/exQQ.elillQ.edu.gh/ginatubo/Q age4.hl!!!!. 20 Mei 2008
Guni, Petnbelajaran Konstuktivistik, ~ • /1
18 httn://www.wbandi.net/'?pilih=new&aksi=lihat&id=66. ~ Vf' 13 April 2007.
Nuryani Y. Rustarnan Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar ~- (!____, 19 Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang
(UM Press), cet l, 2005), hal 171
M. Khoiruddin. Konstrnktivisme Dalam Strategi Pembelajaran, { ~ 20 httg://mvw.google.co.idfsearch?hl=id&lr=lang id&client =firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=lxJ&g~mbelajaran+konstrnktivisme&s
tart= IO&sa=N, 1 juli 2008, ha! I. ~
Tumbnh Kemban° Konstrnktivisme Dalam Pembelaiaran
! ~ 21 keDepan,
' httn://tumbuhkembang.blogsQQt.com/2007/08/konstnJktiv isme-dalarn-~mbelajaran-ke.html, 1 Juli 2008. ..!
ImllQrtant Peo11Ie in the DeveloQment of the Theo!)' of
L 22 Constructivism.
t 1m11.:!/n'Il'Il'.constructivisme.com!cJ1d.gse.&J1e.edu!immers ionlkonwledgebase/index.htm. 20 mei 2008.
Konstmktivisme dan Pembelajaran.
~ (L 23 ht11r//suci11toardi.wordQress.com/2007/12/04/48/, 1 Juli 2008.
-Ennan Suhennan, cU<lc, Common Textbook Strategi
~ t(l 24 Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: TICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) ha! 36.
Pembelajaran Konstruktivisme, htt11://gum- ? ~ 25 beasiswa.blogsllQt.com/2007/12/Qs;mbelajaran-matematika-denfilill-teori.html, 1 Juli 2008, ha! 3.
26 Nm:yani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar .. y ~ ....... , hal 173-174.
Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh Implementasi Model
~ ~ Pe111belajarcm Konstmktivisme Altematij'Terhadap
27 Perubahan Konseptua/ dan Keterampilan Ilmiah },;fahasiswa Dalam .Mata Ku Ii ah Konsep Dasar IPA ", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Faknltas Ilmu Pendidikan UPI, 2001, ha! 18.
Hamzah, "Pembelajaran Matematika Menumt Teori x ~ 28 ~elajar K<mstrnlgivisme"qa!am Jurna/ pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahuu ke-8, November 2002. h.67
H. A. Syukur Ghazali, "Menciptakan Lingkungan yang
< ~ 29 Kontmktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa", dalam, Jurnal Pendidikan dan Pembelafaran, Tahun 16 No. l, 2003, h. 13
I
~ Guru. I>embelajaran Konslillktivistik.
I; 30 htto://www.whandi.net/?oilih=new&aksi=Iihat&id=66, 13 A!lril 2007, ha! 3.
Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains, t L 31 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064, Tahuu ke-13, Januari 2007, Jakarta, h.101.
Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan K ~ 32 dengan Mctode Konstruktivismc, Mctamorfosa, Vol. 1 No 2, Oktober 2006, Jakarta, h. 5 l • Gu!:!!, Pembelajaran Konstmktivistik.
~ \¥-33 htt11://www.whandi.net/?gilih=new&aksi=lihat&id=66, hal 4, l3 A1Jril 2007.
Pembelajaran Generatif Ka tu.
)5 ~l 34 ht!Q://nasaui.ited.uidaho.edu/nasagark/datashar.htm. hal.1
Strategj Pembelajaran Generatif, e: ~ 35 www.geoeities.com/ngrizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatif.htm, 20 Mei 2008
36 Generative Learning Group, Generative Leaming.• f ~ http://www.generative.com
What is Adantive Learning v.s Generative Learning t ~ 37 ht!Q://education.calumetQnrdue.edulvockell!Ed11[l'booklE d11sv2/edQsv2.active.htm.
Ritcl1ie, dkk, Effectiveness <>/Two Generative Leaming /
38 Strategies In The Science Classroom,
~ f http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3667/is_ 200002/ai _n88855 l6/pg_ 6?tag=artBody;coll
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, I "Pembe/ajaran General![ Dengan Strategi Pemecahan
1 ~ 39 i\Iasa/ah Untuk ,'vfeningkatkan Kualitas Pembe/ajaran Kimi a Dasar If", Faknltas Pendidikan MIP A IK1P Negeri Singaraja, Jurua! Pendidikan dan Pengajaran No. l TH. XXXVI, 2003. ha! 95.
40 Pembelajaran Generatif Katn, ~ ~ htto:llnasaui.ited.uidaho ....... ha! l-2.
Wittrock, Active dan Generative Teaching. 1990-1991, ? ~ 41 hffil:/leducation.calumet.gurdue.edulvockelUed!![l'booklE d!!§Y2/ed!!sv2 active.htm, 16 November 2007. l1al 1-2.
I
tt 42 Wittrock, Active dan Generative Teaching ........ ha! 3-4. (J I Ketut Tika, "Model Be/ajar Generatif Sebagai I A!ternatif PErbaikan KEsa/ahan Konsepsi dalam
~ ~ Perkuliahan Fisika Dasar ;\!fahasisit1a Jurusan
43 Pendidikan MJPA STKIP Singaraja" dalam Jurua! Pendidikan dan Kebudayaan Aneka Widya, No. 3 Th XXXIV, Jnli 2001, Institut Kegnruan dan limn Pendidikan Negeri Singaraja, ha! 46
Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh Implementasi lvfodet
~() t Pembe/ajaran Konstruktivisme AlternatifTerhadap
44 Perubahan Konseptual clan Ketera111pilan l/Jniah Mahasiswa Dal am Mata Kuliah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas ') Ilmu Pcndidikan UPI, 2001, ha! 20.
Syaiful B. Arsyid, "Pengembangan ivfodel Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki Miskonsepsi Mahasiswa
~ 45 Tentang Konsep lvfekanika" dalam Laporan Penelitian,
J Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ta1tjungpura Pontianak, 2002, hal 9-10.
Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu I Remediasi lvfenerapkan ,\cfodel Genera/if Untuk
~ 46 Mengatasi Kenda/a Kognit1f Fisiska SLTP di Propinsi
< Bengkulu ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alan1 Universitas Bengkulu, 9 April 2002, hal 6.
I Ayu Mahayukti, "Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan 1Wetode PQ4R Dalam Upaya
~ Meningkatkan Kualitas Pembe/qjaran Matematika Siswa
~ 47 Ke/as II B SLTP Laboralorium !KIP Ngeri Singaraja"
, Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Negeri
Singaraja; Jurua! Pendidikan dan Pengajaran ISSN 0215-8250 No. 1 TH. XXXVl Januari 2003. hal 3.
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembe/ajaran Genera/if Dengan Stralegi Pemecahan
f-48 Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembe/ajaran
( Kimia Dasar II", Fakultas Pendidikan MIPA !KIP Negeri Singaraja, Jumal Pendidikan dan Pengajaran No. 1 TH. XXXVJ, 2003. bal 97.
Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu
~ Remediasi Menerapkan Model Genera/if Untuk
~ 49 Mengalasi Kenda/a Kognilif Fisiska SLTP di Propinsi Bengkulu ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Benglmlu, 9 April 2002, lllll 6.
.• ---- --·--
Ayu Mahayukti, "Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembe/ajaran Matematika Siswa
~ ~ 50 Ke/as II B SLTP Laboratoriwn !KIP Ngeri Singaraja"
, Inslitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN 0215-8250 No. I TH. XXXVl Januari 2003. ha! 3.
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembelajaran Genera/if Dengan Strategi Pemecahan
~ ~ 50 AJasafah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimi a Dasar II", Faknltas Pendidikan MIP A !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. l TH. XXXVl, 2003. hal 97.
51 Anas Sudjiono., Pengantar Evaluasi Pendidikan , (/ 0 ... -- - . - - . -
Waliyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi
f ~ 52 Pem/Jelajaran IPA , (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Talmn ke-8, Mei 2002), 1uil 390.
53 Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap ... .... ,
h ~ ha! 391
Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar / ~c 54
... , cet 1, 2005), ha! 156. ~-
55 A. Tresna Saslrawijaya, Pengembangan Program \) ~ Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991) ha! 46-47.
I ,
() ! L 56 R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal 20-21.
"' I
Endang Susilowati, dkk. "Pengembangan Pembelajaran ,
Kimi a ]vfenggunakan Pendekatan Siklus Belajar dengan
~ Model 5-E untuk lvfEningkatkan Pemahaman Konsep-
~ 57 Konsep Kesetimbangan Fase" dalamLaporan Penelitian di Fakultas Keguruan dan Jlmu Pendidikan Universitas &be/as Maret Surakarta , No: 371/P4T/DPPM/ARSC-LPTKN/2003, hall3.
Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif1vlakro Dan
~ l 58 Semimikro , (Jakarta; PT. Kalman Media Pustaka, 1990), h. 51 ..
59 Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kclas X1, (Jakarta: f 2 Erlangga, 2002), ha! 101-102.
Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian y ~ Tindakan Ke/as
60 ) \ - (_ )
httn://diokoawcollection.blovsnnt.com/2007/l ll~nelitian tindakan-kelas.html I juli 2008, hal l. "-'
61 Rochiati Wiriaatmadja, J\Ietode Pene/itian Tindakan (j l Ke/as, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 12
Suha;filmi Arilmnto, dkk., Penelilian Tindakan Ke/as ... ., '/
~ 62 ll. 106 >? Derek Glover dan Sne Law, Afemperbaiki Pembe/ajaran
:~ \f--Praktik Profesional di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT
63 Grasindo, 2005) hal 31.
Worksho11 PTK SMA Negeri 8 Surabava, Penelitian
~~ ~ Tindakan Kelas. h!!Ji;//djokoawcollection.blogsoot.com ..... ., ha! 2.
64 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as ... ., /(!, L h. 16
\ I
BAB III
Tonih Feronika,dkk, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Evalttasi Produk Pembe/ajaran Kimia,
65 Program Studi Pendidikan Kinria Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ke gum an UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ha!. 28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu 66 Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2002),
ha\ 144.
67 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembe/ajaran, (PT. Bunri Aksara: Jakarta, 2007), ha\. 108
Suharsinri Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..... ,ha! 68 164
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu .... , hal 69
173
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 70
(Jakarta: PT B1mri Aksara, 2005), hal 208.
Anas Sudyono, Pengantar Evafuasi Pendidikan, 71 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-5, hal.
389
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan 72
Kela&, (Bandung: PT Rernaja Rosdakarya, 2007), hal 142.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: 73
PT Raja Grafindo PErsada, 2000), h. 40
BAB IV
LeJ.y J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 74 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet ke-18,
h.178
'/ , 1~
[J,
(.,. !) l
,
I ~ /
YAYASAN
PERGlJRUAN ISLAM AS-SYA.FI'IYAH Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01
No. : 85/MA-AS/E/II/2008 Jakarta, 12 Pebruari 2008 Lamp.: -Hal : Izin Penelitian
Kepada Yth Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Jakarta Di-
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita semua dalam bimbingan, taufiq dan hidayah dari Allah SWT dalam menjalankan tugas. Amin
Menunjuk surat saudara No. Un.01/Fi/TL022/146/2008 tentang permohonan izin penelitian di sekolah yang kami pimpin, maka kami atas nama instansi/ sekolah MA As-syafi' iyah 01 memberi izin, kepada :
No Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
I. NinaHusna 103016227135 Pendidikan IX Pembelajaran IPA Konstruktivisme
berbasis Generatif dengan Strategi Pemecahan Masa.lah untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada larutan Penyangga
Demikian surat izin ini disan1paikan agar maklum adanya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
I ! i ! ' 1