Transcript

I(OMPAS O(UNPAD )ecNDN UNPAD )

( <;NP"vrtJ )o Senin o Selasa o Rabu o Kamis e Jumat o Sabtu o Minggu

12317 18 19

14 15 1629 30 31

4 520

6 721 22

8 9 10 (1)23 24 25 26

12 1327 28

OJan OPeb ONov ODesoMar OApr eMei OJun 0 Jul 0 Ags OSep OOkt

Seleksi Masuk PTN Jalur TertulisAkankah Dihapus?

Kementerian Pendi-dikan dan Kebuda-yaan menggulirkan

rencana untuk mengha-pus Seleksi Nasional Ma-suk Perguruan Tinggi Ne-geri jalur ujian tertulis.

Ke depan, hanya ada duasistem penerimaan mahasiswabarn di perguruan tinggi negeri(pTN). Pertama, Seleksi NasionalMasuk Perguruan Tinggi Negeri(SNMPTN) jalur undangan yangdidasarkan pada nilai rapor, ran-king siswa, dan nilai UN. Kedua,seleksi mandiri yang dilaksana-kan oleh masing-masing PTN.

Sebelum Kemdikbud dan PTN"menetapkan sistem seleksi barnini, perlu kajian terhadap sistemseleksi yang ada dan diin-formasikan kepada masyarakat.Dengan demikian, kebijakan ba-ru akan ditopang oleh bukti-buktikuat guna menumbuhkan tradisi"evidence-based policy" dalampengambilan kebijakan.

Ada tiga hal penting yang perludikaji sebelum mengubah sistempenerimaan. Pertama, perbedaanfungsi UN dan SNMPTN jalurujian tertulis. Kedua, validitaspredildif. Ketiga, dampak per-ubahan sistem terhadap kom-posisi mahasiswa di PTN.

FungsiUjian nasional (UN) dan SN-

MPTN jalur ujian tertulis me-miliki fungsi berbeda UN di-desain untuk menguji kemam-puan siswa mencapai standarkompetensi yang telah ditetap-kan sehingga lebih bersifat cri-terion-referenced test. Hasil tessiswa tidak dibandingkan dengansiswa lain, tetapi lebih untuk me-lihat kemampuan setiap siswamemenuhi standar kompetensiyang ditetapkan. Dengan derni-kian, siswa bisa lulus atau tidaklulus 100 persen.

Sementara SNMPTN maupuntes seleksi perguruan tinggi lain-nya didesain untuk menyeleksisiswa yang dianggap mampumengikuti perkuliahan di per-guruan tinggi sehingga lebih ber-sifat norm-referenced test. Hasil

Oleh ELIN DRIANA

bahwa nilai siswa dan ranking disekolah memiliki validitas pre-diktif paling tinggi dibandingkandengan SAT I ataupun SAT 11(Linn, 2005; Perry, Brown & Saw-rey, 2005). SAT I adalah aptitudetest, yang digunakan untuk

menguji kemampuan penalar-an matematika dan verbalsecara umum. SN-MPTN tulis jugamenggunakan tes se-

macam ini yang dikenaldengan tes potensi akade-

mik (TPA). Sementara SAT 11merupakan achievement test yangterkait kurikulum sekolah.

Meskipun demikian, kemam-puan berbagai ukuran kuantitatifdi atas masih belum memadaidalam menjelaskan keberhasilanmahasiswa di perguruan tinggi.Robert Jeffrey Sternberg (2008)menggagas indikator yang lebihkomprehensif dalam seleksi ea-Ion mahasiswa melalui The Rain-bow Project yang .diuji coba diTufts University.

Indikator tersebut adalah ke-mampuan analitis, kemampuankreatif, dan kemampuan praktis.Hal ini sejalan dengan kecen-derungan perguruan tinggi diAmerika dan Eropa saat ini untuktidak sernata-mata bertumpu pa-da ukuran kuantitatif, tetapi me-nilai calon mahasiswa secara le-bih utuh.

SNMPTN jalur undanganyang digunakan sejak tahun lalutampaknya cukup memberi ha-rapan meskipun terdapat variasinilai rapor antarsekolah dan ke-mungkinan manipulasi nilai ra-por. Ranking siswa dan konsis-tensi ranking yang tinggi mern-bantu mengeliminasi dampak va-riasi tersebut. Selairi itu, panitiaSNMPTN jalur undangan jugatelah menentukan persentasesiswa yang dapat mengikuti jalurundangan berdasarkan akreditasisekolah. PTN pun dapat menilaikredibilitas tiap sekolah berda-sarkan berbagai indikator. Pres-tasi akademik dan non-akademiksiswa juga dapat membantu un-tuk menilai calon mahasiswa

Pertanyaannya, apakah me-nambahkan nilai UN sebagai kri-teria seleksi ke PTN dapat me-ningkatkan validitas prediktif

DIDIESW

tes siswa dibandingkan satu samalain untuk menentukan siswayang layak diterima sesuai ka-pasitas yang dimiliki PT.Apakah UN dapat menjalan-

kan fungsi sebagai salah sa~ pe-nentu kelulusan dari SMA/SMKdan sekaligus salah satu kriteriapenerimaan mahasiswa barn diPTN? Secara teoretis, hasil tesyang valid untuk menjalankanfungsi tertentu belum tentu validuntuk fungsi lainnya Fungsi yangberbeda membuat desain soalmenjadi berbeda pula Kesim-pulannya, hasil UN belum tentudapat digunakan untuk keduafungsi di atas secara bersamaan.

Validitas prediktifSalah satu aspek validitas yang

dikaji dalam penggunaan indi-kator kuantitatif untuk seleksimahasiswa ke perguruan tinggiadalah validitas prediktif (pre-dictive validity), yaitu kemam-puan indikator tersebut dalammemprediksi keberhasilan ma-hasiswa di perguruan tinggi. Apa-kah UN maupun seleksi mandirioleh masing-masing PTN me-miliki validitas prediktif minimalsetara SNMPTN tulis? Hasil pe-nelitian menunjukkan bahwakorelasi (dalam rentang 0-1) an-tara UN dan SNMTPN tulis sa-ngat rendah, hanya 0,2 untuk IPAdan 0,18 untuk IPS.

Sebagai perbandingan, seba-gian besar penelitian tentang se-leksi masuk perguruan tinggi diAmerika Serikat menunjukkan

oleh nilai rapor dan ranking siswamengingat rendahnya korelasiantara nilai UN dan nilai SN-MPTN jalur tertulis?

Komposisi mahasiswaAspek lain yang dalam me-

nentukan sistem seleksi maha-siswa ke PTN adalah kaitannyadengan komposisi mahasiswa I

Berbagai penelitian menunjuk- Ikan bahwa hasil tes, seperti SAT II, SAT 11 dan ACT, ujian ke-lulusan, dan nilai rapor siswa,berkaitan dengan status sosialekonomi siswa (Kobrin, Camara,& Milewski, 2002; Zwick, 2005).

Dengan demikian, peluang le-bih besar ada pada calon ma-hasiswa yang berasal dari ka-langan lebih mampu secara eko-nomi. Hal ini dapat dijelaskanoleh adanya multiple advanta-geous yang dimiliki siswa ber-kondisi sosial ekonomi lebih baikdan multiple disadvantegous yangdimiliki siswa dengan kondisi so-sial ekonomi kurang baik.

Kajian serupa perlu dilakukanoleh PTN di Tanah Air untukmemastikan bahwa sistem se-leksi mahasiswa barn tidak lebihmenguntungkan calon mahasis-wa dengan kondisi sosial eko-nomi yang lebih baik. Sistem ter-sebut harus mampu memberikanpeluang yang setara bagi calonmahasiswa dari berbagai lapisanmasyarakat. Ini karena keragam-an komposisi mahasiswa di per-guruan tinggi akan memberikanpengalaman yang lebih kaya danberharga bagi para mahasiswa

Harapan untuk menjaring ea-Ion mahasiswa yang unggul se-layaknya diparalelkan denganupaya untuk menjamin aksesyang setara bagi calon mahasiswadari berbagailapisan masyarakat.Upaya ini tampaknya tidak dapatdisandarkan semata-mata padasistem seleksi yang digunakan,tetapi juga pada up~ya untukmengurangi dampak sosial eko-nomi terhadap pencapaian siswasejak dini.

ELINDRIANADosen Program PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah

Prof Dr Hamka Jakarta;Salah Seorang Koordinator

Education Forum

Kliplng Humas Onpad 2011

Top Related