22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Bhayangkari Kecamatan Randublatung
Kabupaten Blora dengan subyek penelitian siswa TK B Bhayangkari blora
sebanyak 20 siswa. Letak sekolah TK bhayangkari blora berada di wilayah
kecamatan Randublatung Kabupaten blora.
TK Bhayangkari terletak di desa pilang Kelurahan Pilang Kecamatan
Randublatung Kabupaten Blora. Jarak tempuh ke sekolah TK Bhayangkari dari
pusat kota kurang lebih 30 km. Kita dapat dengan mudah menemukan TK
Bhayangkari, karena tereletak sangat strategis yaitu di pertigaan yang di kelilingi
tempat – tempat umum. Di depan TK Bhayangkari terdapat Bank BRI di sebelah
kiri terdapat kantor pos, pegadaian, dan pasar randublatung, sedangkan di
belakang TK Bhayangkari yang menghadap selatan terdapat SD Bhayangkari.
4.2 Gambaran Khusus Subyek Penelitian
Penelitian di lakukan di TK B Bhayangkari yang berjumlah 20 siswa pada
pembelajaran Penggunaan Finger Painting Dalam Menggambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak. Di peroleh data hasil
pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang di lakukan oleh
peneliti yang terdapat dalam tabel 4. 1.
23
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Deskripsi kondisi awal
Kondisi awal adalah kondisi kelas dimana belum dilaksanakannya
suatu penelitian tindakan kelas. Dari hasil observasi sebelum melakukan
penelitian pada TK B Bhayangkari Blora Kec. Randublatung dengan jumlah
siswa sebanyak 20 anak di dalam suatu kelas, bahwa terlihat pada beberapa
siswa yang keterampilan motorik halusnya masih kurang. Hal tersebut
terlihat pada waktu siswa melaksanakan kegiatan menggambar
Tabel 4. 1.
Rekapitulasi Perolehan Nilai Sebelum Diadakan Tindakan oleh Peneliti
No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Anak Presentase
1. Baik 4 20% 2. Cukup 10 50% 3. Kurang 6 30%
Dilihat dari tabel 4. 1. Pembelajaan belumlah efektif dengan siswa
yang kategori baik 4 anak, anak dengan kategori cukup berjumlah 10 anak,
dan yang terakhir anak dengan kategori kurang berjumlah 6 anak.
Sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi
membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak, khususnya anak
di TK Bhayangkari Blora Randublatung. Berdasarkan Tabel 4. 1. Dapat
digambarkan dalam gambar 4. 1.
Gambar 4. 1 Diagram Batan
Berdasarkan dari hasil sebelum dilakukan tindakan peneliti
melakukan sebuah tindakan yang di sebut sebagai penelitian tindakan kelas
(PTK) sesuai dengan apa yang di uraikan sebelumnya. P enelitian tersebu
akan dilaksanakan di sekolahan TK BHAYANGKARI Kec. Blora yang
lebih spesifik lagi yaitu terhadap siswa kelompok TK B. P enelitian akan
menggunakan media finger painting dan akan di laksanakan dalam dua
siklus. Di dalam satu siklus terdapat tiga kali pert
penelitian akan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan/tatap muka.
4.3.2 Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan perencanaan, peneliti harus melakukan
observasi di Tk B Bhayangkari Kec.
mengidentifikasi masalah, merumuskan dan menetapkan tujuan
penelitian. Kemudian setelah menemukan masalah yang ada di lapangan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
24
Gambar 4. 1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Sebelum
Diadakan Tindakan.
Berdasarkan dari hasil sebelum dilakukan tindakan peneliti
melakukan sebuah tindakan yang di sebut sebagai penelitian tindakan kelas
(PTK) sesuai dengan apa yang di uraikan sebelumnya. P enelitian tersebu
akan dilaksanakan di sekolahan TK BHAYANGKARI Kec. Blora yang
lebih spesifik lagi yaitu terhadap siswa kelompok TK B. P enelitian akan
menggunakan media finger painting dan akan di laksanakan dalam dua
siklus. Di dalam satu siklus terdapat tiga kali pertemuan/tatap muka, jadi
penelitian akan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan/tatap muka.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan perencanaan, peneliti harus melakukan
observasi di Tk B Bhayangkari Kec. Randublatung guna untuk
gidentifikasi masalah, merumuskan dan menetapkan tujuan
penelitian. Kemudian setelah menemukan masalah yang ada di lapangan
Baik Cukup Kurang
g Hasil Perolehan Nilai Sebelum
Berdasarkan dari hasil sebelum dilakukan tindakan peneliti
melakukan sebuah tindakan yang di sebut sebagai penelitian tindakan kelas
(PTK) sesuai dengan apa yang di uraikan sebelumnya. P enelitian tersebut
akan dilaksanakan di sekolahan TK BHAYANGKARI Kec. Blora yang
lebih spesifik lagi yaitu terhadap siswa kelompok TK B. P enelitian akan
menggunakan media finger painting dan akan di laksanakan dalam dua
emuan/tatap muka, jadi
penelitian akan dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan/tatap muka.
Sebelum melaksanakan perencanaan, peneliti harus melakukan
Randublatung guna untuk
gidentifikasi masalah, merumuskan dan menetapkan tujuan
penelitian. Kemudian setelah menemukan masalah yang ada di lapangan
25
peneliti harus menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan kemudian
di lakukan dengan menyusun format observasi dan instrumen penelitian
tindakan lainnya. Dalam melangsungkan kegiatan belajar peneliti
hendaknya menyiapkan alat dan media pembelajaran yang di perlukan
dalam kegiatan. Dan terakhir menyiapkan alat evaluasi yang berupa
lembar observasi siswa untuk melihat kondisi pembelajaran saat
berlangsungnya kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
materi yang telah di tetapkan dengan menerapkan tindakan perbaikan
memalui pembelajaran finger painting yang di susun dalam Rancangan
kegiatan Harian (RKH) sebelumnya. Langkah – langkah pembelajaran
dan tindakan yang di laksanakan adalah:
Pertemuan 1
1) Pembukaan (30’)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih
dahulu berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di
lanjutkan dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi
salam. Tak lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari
ini tidak mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan
absensi anak di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Peneliti
melakukan tanya jawab tentang sub tema hari ini.(apersepsi)
26
2.) Kegiatan inti (75’)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang
akan di lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir ai dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan
peneliti memberikan contoh mengecap tangan masing – masing dengan
menggunakan media finger painting di dalam kertas karton yang sudah di
siapkan. Peneliti mengulang tahap – tahap yang harus di lakukan sebelum
menggambar dengan menggunakan media finger painting sembari peneliti
mengajak anak – anak untuk memperhatikannya. Guru memberikan waktu
kepada anak untuk mengerjakan sesuai dengan tugas yang di berikan kepada
guru yaitu mengecap telapak tangan masing – masing, sembari anak
mengerjakan tugas guru berkeliling kelas untuk mengamati.
3.) Penutup (15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti
mengajak anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu
pesan – pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan hari ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
27
Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 tidak jauh beda dengan pertemuan 1. pada
pertemuan ini masih mengambil tema diri sendiri dengan sub anggota tubuhku
1.) Pembukaan (30)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih
dahulu berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di
lanjutkan dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi
salam. Tak lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari
ini tidak mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan
absensi anak di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Peneliti
melakukan tanya jawab tentang sub tema hari ini.(apersepsi)
2.) Kegiatan inti (75 menit)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang
akan di lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir ai dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan
peneliti memberikan contoh mengecap telapak kaki, telapak kaki di sini
bukan telapak kaki sesungguhnya karena yang di maksud adalah
mengecapkan tangan yang mengempal dan kemudian di atasnya di beri
bulat – bulat 5 menggunakan jari telunjuk. Guru memberikan waktu kepada
28
anak untuk mengerjakan sesuai dengan tugas yang di berikan kepada guru
yaitu mengecap telapak tangan masing – masing, sembari anak mengerjakan
tugas guru berkeliling kelas untuk mengamati.
3.) Penutup (15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti
mengajak anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu pesan
– pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan har ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
Pada Pertemuan 3 tidak jauh beda dengan pertemuan 1 dan pertemuan
2. pertemuan 3 pada siklus 1 ini adalah pertemuan terakhir pada siklus 1. pada
pertemuan ini masih mengambil tema diri sendiri dengan sub tema anggota
tubuhku
Pertemuan 3
1.) Pembukaan (30’)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih
dahulu berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di
lanjutkan dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi
salam. Tak lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari
ini tidak mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan
absensi anak di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Peneliti
melakukan tanya jawab tentang sub tema hari ini.
29
2.) Kegiatan inti (75’)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang
akan di lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir ai dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan peneliti
memberikan contoh menggambar mata dengan menggunakan media finger
painting dalam kertas karton yang telah disediakan. Pada pembelajaran kali
ini, anak diajak untuk menggambar mata namun karena anak belum mampu
menggambar mata, anak – anak menggambar coret – coret ada yang
menggambar lingkaran seperti obat nyamuk meskipun tidak beraturan.
3.) Penutup (15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti
mengajak anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu
pesan – pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan har ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
30
4.3.3 Analisis Hasil Penelitian Siklus I
Observasi atau pengamatan terhadap kegiatan anak selama kgiatan
pembelajaran menggunakan lembar observasi. Observasi tersebut dilakukan
oleh peneliti dan hasil dari observasi terhadap kegiatan anak berguna untuk
menjadi refleksi peneliti sehingga dapat merencanakan tindakan pada
pertemuan yang berikutnya.
Berikut ini hasil dari lembar penelitian siklus 1 yaitu sebanyak 3 kali
pertemuan/tatap muka.
Tabel 4.2 pertemuan 1 siklus I
No Nilai Sebelum Tindakan Pertemuan 1 F % F % 1. Baik 4 20% 4 20% 2. Cukup 10 50% 10 50% 3. Kurang 6 30% 6 30% Jumlah 20 100% 20 100%
Berdasarkan dari hasil yang di peroleh pada pertemuan 1 di siklus 1,
belum terdapat peningkatan sama sekali terhadap perkembangan
ketrampilan motorik halus pada anak. Terlihat pada hasil tabel 4.2 bahwa
pada pertemuan 1 siklus 1 tidak ada perubahan presentase. Peneliti masih
menemukan kesulitan anak pada saat pembelajaran. Kesulitan tersebut
terlihat di saat anak mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan
gerakan yang rumit. Hanya sedikit yang terlihat sudah dapat bisa
mengkoodinasikan antara mata dan jari jemarinya.
Maka peneliti melakukan refleksi pada petemuan hai itu, sehingga
dapat menjadi patokan terhadap pertemuan berikutnya untuk dilakukan
31
perbaikan. Peneliti juga mempertahankan dan meningkatkan pada anak yang
sudah mencapai nilai baik.
Tabel 4.3 pertemuan 2 siklus I
No Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 F % F %
1. Baik 4 20% 6 30% 2. Cukup 10 50% 8 40% 3. Kurang 6 30% 6 30% Jumlah 20 100% 20 100%
Pada pertemuan 2 siklus 1, sedikit anak yang sudah meningkat dari
hasil pertemuan 1 siklus 2. terlihat dari tabel 4.3 bahwa anak dengan
kategori nilai baik meningkat yang sebelumnya anak tersebut termasuk
kategori nilai cukup kemudian meningkat ke dalam kategori nilai baik
sebanyak 2 anak. Peningkatan tersebut terjadi pada anak yang pada
pertemuan 1 siklus 1 belum bisa mengkoordinasikan antara mata dan tangan
atau jari jemari dalam mengambar, tetapi dalam pertemuan ini anak sudah
bisa mengikutinya meskipun masih membutuhkan pendampingan.
Jadi kesulitan yang mereka hadapi tidak jauh berbeda pada
pertemuan 1 siklus 1. masih terlihat sedikitnya peningkatan terhadap anak,
maka dari itu peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan
pada pertemuan 2 siklus 1,sehingga dapat menjadi acuhan terhadap
pertemuan terakhir di siklus 1.
32
Tabel 4.4 Pertemuan 3 siklus I
No Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 F % F %
1. Baik 6 30% 6 30% 2. Cukup 8 40% 10 50% 3. Kurang 6 30% 6 30% Jumlah 20 100% 20 100%
Bedasarkan dari hasil pertemuan 3 siklus 1 sudah terlihat
peningkatan pada beberapa aspek tertentu. Pada anak berkategori kurang
yang semula terdapat 6 anak, pada pertemuan 3 berkurang 2 anak menjadi 4
anak yang berkategori kurang. Dan anak yang berkategori nilai baik tetap.
Artinya disini peningkatan motorik halus anak sebagian dapat meningkat
pada siklus 1. pada terakhir dipertemuan di siklus 1, masih terdapat pula
anak yang berkategori kurang , maka dari itu peneliti melakukan refleksi
sehingga dipertemuan pada siklus berikutnya ketrampilan motorik halus
anak dapat meningkat.
Perbandingan tingkat perkembangan motorik halus anak untuk
menggambar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah siklus 1.
Setelah dilakukan penelitian tindakan melalui 3 kali pertemuan
beberapa anak mengalami peningkatan pada ketrampilan motorik halusnya.
Yang berarti ,pada siklus 1 telah terjadi peningkatan walaupun belum
semuanya. Peningkatan tesebut terjadi karena anak terlihat sangat antusias
dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga anak mampu
mengekspresikan diri dengan berkarya seni . berikut ini adalah tabel
peningkatan perkembangan motorik halus anak untuk menggambar sebelum
dilakukan tindakan dan sesudah siklus I.
33
Tabel 4.5 Perbandingan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Anak
Sebelum tindakan dan siklus 1
No Nilai Sebelum Tindakan
Siklus 1
F % F % 1. Baik 4 20% 6 30% 2. Cukup 10 50% 10 50% 3. Kurang 6 30% 4 20% Jumlah 20 100% 20 100%
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel, terlihat terdapat
peningkatan. Siswa dengan kategori baik terdapat 4 anak dengan presentase
20% dan mengalami peningkatan sebanyak 2 anak menjadi 6 anak dengan
presentase 30%.Siswa dengan kategori nilai cukup terdapat 10 anak dengan
presentase 50% tidak mengalami peningkatan tetap 10 anak dengan
presentase 50%. Sedangkan anak dengan kategori nilai kurang mengalami
pengurangan sebanyak 2 anak dari yang sebelumnya ada 6 anak dengan
presentase 30% menjadi 4 anak dengan presentase 20%.
4.3.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
A. Keberhasilannya
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Anak lebih tertarik pada pembelajaran
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
34
B. Kekurangannya
1. Kebingungan ketika anak di beri waktu untuk membuat gambar.
2.Karena siswa cenderung memperhatikan kegiatannya menggambar
dengan finger painting anak kurang memperhatikan guru dan ramai
sendiri.
C. Suasana kelas yang cenderung ramai dan dikarenakan banyak anak –
anak dari kelas lain yang ingin melihat proses pembelajaran.
4.3.5 Siklus II
1.Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan siklus 2 di karenakan siklus 1 hasilnya belum
mencapai tujuan pembelajaran, maka peneliti perlu menyusun ulang rencana
pembelajaran sebagai perbaikan dari rencana pembelajaran pada siklus
sebelumnya. Setelah itu menetapkan tindakan perbaikan yang harus
diperbaiki dan menyusun kembali media pembelajaran yang sesuai. Seperti
yang dilakukan pada siklus 1, pada siklus 2 ini peneliti tetap menyusun
instrumen penelitian dan alat evaluasi yang berupa lembar observasi siswa
untuk melihat kondisi pembelajaran saat berlangsungnya kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
1.) Pembukaan (30’)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih dahulu
berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di lanjutkan
dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi salam. Tak
35
lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari ini tidak
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan absensi anak
di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Dan yang terakhir di bagian
pembukaan di lakukannya apersepsi dan tanya jawab mengenai binatang.
Apersepsi tersebut dapat berguna bagi anak untuk lebih mengingatkan
tentang macam – macam binatang,tempat hidup binatang dan manfaat dari
binatag.
2.) Kegiatan inti (75’)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang akan di
lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir air dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan
peneliti memberikan contoh menggambar macam – macam binatang(kupu –
kupu) dalam kertas karton yang di sediakan. Guru memberikan waktu
kepada anak untuk mengerjakan sesuai dengan tugas yang di berikan kepada
guru yaitu mengecap telapak tangan masing – masing, sembari anak
mengerjakan tugas guru berkeliling kelas untuk mengamati
36
3.) Penutup(15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti mengajak
anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu
pesan – pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan har ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
Pertemuan 2
1.) Pembukaan (30’)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih dahulu
berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di lanjutkan
dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi salam. Tak
lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari ini tidak
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan absensi anak
di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Dan yang terakhir di bagian
pembukaan di lakukannya apersepsi dan tanya jawab mengenai tanaman.
Apersepsi tersebut dapat berguna bagi anak untuk lebih mengingatkan
tentang macam – macam tanaman(bunga)
2.) Kegiatan inti (75’)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang akan di
lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
37
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir air dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan
peneliti memberikan contoh menggambar macam – macam tanaman(bunga)
dengan media finger painting dalam kertas karton yang telah disediakan.
Guru memberikan waktu kepada anak untuk mengerjakan sesuai dengan
tugas yang di berikan kepada guru yaitu mengecap telapak tangan masing –
masing, sembari anak mengerjakan tugas guru berkeliling kelas untuk
mengamati
3.) Penutup (15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti mengajak
anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu
pesan – pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan har ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
Pertemuan 3
1.) Pembukaan (30’)
Dalam pembukaan sebelum masuk di dalam kelas anak terlebih dahulu
berbaris di halaman kelas. Setelah siswa berada di dalam kelas di lanjutkan
dengan berdoa sebelum melaksanakan kegiatan dan memberi salam. Tak
lupa mengabsen anak satu per satu sehingga tau siapa yang hari ini tidak
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Setelah melakukan absensi anak
38
di ajak gerak lagu supaya anak lebih semangat. Dan yang terakhir di bagian
pembukaan di lakukannya apersepsi dan tanya jawab mengenai tanaman.
Apersepsi tersebut dapat berguna bagi anak untuk lebih mengingatkan
tentang macam – macam tanaman(bunga)
2.) Kegiatan inti (75’)
Masuk dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang apa yang akan di
lakukan hari ini, sesudah itu peneliti melanjutkan kegiatannya untuk
menjelaskan tentang kegiatan penggunaan finger painting dalam
menggambar. Peneliti juga memberikan contoh kepada anak di depan kelas
bagaimana tahap – tahap pembuatan finger painting Tahap – tahap tersebut
meliputi memasukkan ½ cangkir tepung kanji, 3 sdm gula pasi, ½ sdt garam
halus, 2 cangkir air dingin, dan pewarna kue. Setelah menjadi adonan
peneliti memberikan contoh menggambar pohon dengan media finger
painting dalam kertas karton yang telah disediakan. Guru memberikan
waktu kepada anak untuk mengerjakan sesuai dengan tugas yang di berikan
kepada guru yaitu mengecap telapak tangan masing – masing, sembari anak
mengerjakan tugas guru berkeliling kelas untuk mengamati
3.) Penutup (15’)
Untuk membuat suasana kelas menjadi semangat lagi peneliti mengajak
anak kembali bernyanyi. Setelah bernyanyi peneliti melakukan
evaluasi/mengingatkan ulang tentang kegiatan apa yang dilakukan pada hari
ini. Tidak lupa peneliti memberikan pesan – pesa sebelum pulang yaitu
39
pesan – pesan yang mengandung unsur positif bagi anak. Terakhir di dalam
pertemuan har ini peneliti mengajak anak untuk berdoa dan memberi salam.
4.3.6 Analisis Hasil Penelitian Siklus II
Peneliti melakukan observasi pada siklus 2. berikut ini adalah tabel
peningkatan perkembangan ketrampilan motorik halus anak untuk
menggambar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah siklus 2 di setiap
pertemuan
Tabel 4.6 Pertemuan 1 Siklus II
No Nilai Siklus 1 Pertemuan 1 F % F %
1. Baik 6 30% 8 40% 2. Cukup 10 50% 9 45% 3. Kurang 4 20% 3 15% Jumlah 20 100% 20 100%
Pada pertemuan 1 siklus 2, sudah ada mengalami banyak
peningkatan pada anak. Terlihat dari tabel 4.6 bahwa anak dengan kategori
nilai baik meningkat sebanyak 2 anak. Peningkatan tersebut terjadi pada
anak yang sebelumnya merasa jijik pada saat mengaduk dan meremas –
remas adonan pada pertemuan ini anak mampu mengikuti tanpa ada rasa
jijik pada adonan finger painting. Tetapi masih terdapat anak yang belum
mengalami peningkatan motorik halusnya.
Tabel 4.7 Pertemuan 2 siklus II
No Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 F % F %
1. Baik 8 40% 12 60% 2. Cukup 9 45% 7 35% 3. Kurang 3 15% 1 5% Jumlah 20 100% 20 100%
40
Dari tabel 4.7 sudah terlihat peningkatan dari kategori nilai cukup ke
nilai baik sebanyak 4 anak. Dan sedangkan anak berkategori kurang ke
kategori nilai cukup sebanyak 2 anak. Pada pertemuan 2 siklus 2 ini terlihat
banyak peningkatan pada anak, yang tadinya anak masih belum mampu
mengkoordinasikan mata dan kedua tangan untuk melakukan gerakan rumit,
pada pertemuan ini anak mampu melakukannya.
Tabel 4.8 Pertemuan 3 siklus II
No Nilai Pertemuan 2 Pertemuan 3 F % F %
1. Baik 12 60% 16 80% 2. Cukup 7 35% 4 20% 3. Kurang 1 5% 0 0% Jumlah 20 100% 20 100%
Pada pertemuan terakhir di siklus 2 sangat terlihat bertambahnya
jumlah anak yang meningkat sebelumnya saja dalam kategori nilai baik ada
12 anak menjadi 16 anak dan yang sebelumnya pada kategori nilai kurang
ada 1 anak menjadi tidak ada.
Tabel 4.9 Perbandingan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Anak
di Siklus I dan Siklus II
No Nilai Siklus 1 Siklus 2 F % F %
1. Baik 6 30% 16 80% 2. Cukup 10 50% 4 20% 3. Kurang 4 20% 0 0% Jumlah 20 100% 20 100%
Gambar 4 . 2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai
Hasil data dari tabel perbandingan tingkat perkembangan motoik halus
pada siklus 2 terlihat mengalami peningkatan jumlah anak. Siswa dengan kategori
nilai baik semula terdapat 6 anak dengan presentase 30% dan mengalami
peningkatan menjadi 16 anak dengan presentase 80%. Siswa dengan kategori nilai
cukup yang sebelumnya ada 10 anak dengan presentase 50% dan mengalami
pengurangan menjadi 4 anak dengan presentase 20%. Dan anak dengan kategori
nilai kurang yang sebelumnya ada 4 anak denga
pengurangan menjadi tidak ada dengan presentase 0%.
Sedangkan berikut ini adalah tabel perbandingan dari keseluruhan
peningkatan perkembangan motorik halus anak dari kondisi awal sebelum
tidakan, siklus 1 dan siklus 2.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Siklus 1
41
Gambar 4 . 2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus I dan Siklus II
Hasil data dari tabel perbandingan tingkat perkembangan motoik halus
pada siklus 2 terlihat mengalami peningkatan jumlah anak. Siswa dengan kategori
nilai baik semula terdapat 6 anak dengan presentase 30% dan mengalami
enjadi 16 anak dengan presentase 80%. Siswa dengan kategori nilai
cukup yang sebelumnya ada 10 anak dengan presentase 50% dan mengalami
pengurangan menjadi 4 anak dengan presentase 20%. Dan anak dengan kategori
nilai kurang yang sebelumnya ada 4 anak dengan presentase 20% mengalami
pengurangan menjadi tidak ada dengan presentase 0%.
Sedangkan berikut ini adalah tabel perbandingan dari keseluruhan
peningkatan perkembangan motorik halus anak dari kondisi awal sebelum
tidakan, siklus 1 dan siklus 2.
Siklus 1 Siklus 2
Baik
Cukup
Kurang
Siklus I dan Siklus II
Hasil data dari tabel perbandingan tingkat perkembangan motoik halus
pada siklus 2 terlihat mengalami peningkatan jumlah anak. Siswa dengan kategori
nilai baik semula terdapat 6 anak dengan presentase 30% dan mengalami
enjadi 16 anak dengan presentase 80%. Siswa dengan kategori nilai
cukup yang sebelumnya ada 10 anak dengan presentase 50% dan mengalami
pengurangan menjadi 4 anak dengan presentase 20%. Dan anak dengan kategori
n presentase 20% mengalami
Sedangkan berikut ini adalah tabel perbandingan dari keseluruhan
peningkatan perkembangan motorik halus anak dari kondisi awal sebelum
Baik
Cukup
Kurang
Tabel 4.10 Perbandingan Peningkatan Motorik halus anak sebelum
No Nilai
1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Jumlah
Gambar 4. 3 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Sebelum diadakan
Terlihat pada tabel perbandingan dari sebelum tindakan, siklus 1
sampai siklus 2 mengalami peningkatan keberhasilan. Sehingga
keberhasilan yang di capai sebanyak 80%. Berikut ini adalah gambar grafik
dari perbandingan sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sebelum Tindakan
42
.10 Perbandingan Peningkatan Motorik halus anak sebelum
tindakan, siklus 1 dan siklus II
Sebelum Tindakan Siklus 1
F % F % 4 20% 6 30% 10 50% 10 50% 6 30% 4 20% 20 100% 20 100%
Gambar 4. 3 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Sebelum diadakan
Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Terlihat pada tabel perbandingan dari sebelum tindakan, siklus 1
sampai siklus 2 mengalami peningkatan keberhasilan. Sehingga
yang di capai sebanyak 80%. Berikut ini adalah gambar grafik
dari perbandingan sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2.
Sebelum Tindakan
Siklus 1 Siklus 2
.10 Perbandingan Peningkatan Motorik halus anak sebelum
Siklus 2
F % 16 80% 4 20% 0 0% 20 100%
Gambar 4. 3 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Sebelum diadakan
Terlihat pada tabel perbandingan dari sebelum tindakan, siklus 1
sampai siklus 2 mengalami peningkatan keberhasilan. Sehingga
yang di capai sebanyak 80%. Berikut ini adalah gambar grafik
Baik
Cukup
Kurang
43
4.3.7 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2
selanjutnya. Diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
a) Dari tabel dan diagram batang dapat dideskripsikan bahwa pembelajaran
an menggunakan penggunaan finger painting dalam menggambar untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada siklus 2 dengan 1
pertemuan ada peningkatan nilai. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata – rata
siswa pada siklus 1 sudah baik dan nilai rata – rata pada siklus 2 sangat baik.
Nilai tersebut sudah melebihi KKm yaitu baik dan jumlah siswa yang telah
tuntas sebanyak 16 siswa.
b) Keberhasilan
1) Rancangan pembelajaran sudah terpogram
2) Siswa lebih tertarik pada pembelajaran
3) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
c) Kekurangan
1) Penjelasan guru terlalu cepat
2) Siswa kurang memperhatikan guru
Dari tabel rekapitulasi pengelompokan nilai pada tabel 4.10 dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran
penggunaan finger painting dalam menggambar untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum
diadakan tindakan yang tuntas hanya 2 anak. Sedangkan setelah siklus 1 dan
44
2 jumlah anak yang tuntas ada 20 ana. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran menggunakan penggunaan finger painting dalam menggambar
untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat meningkat. Hal
ini dapat dilihat pada diagram 4.4 dan grafik 4.4
4.4 Pembahasan
4.4.1 Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di TK
Bhayangkari Blora terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah
menggunakan penggunaan finger painting dalam menggambar untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal tersebut dikarenakan
siswa tertarik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
penggunaan finger painting dalam menggambar untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak. Anak antusias dalam pembelajaran karena
buat anak TK Bhayangkari tersebut itu merupakan hal yang baru buat
mereka yang sebelumnya belim pernah melukukannya.
Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan, ada beberapa kendala yang mempengaruhi
penelitian sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya tempat yang
sempit karena harus berbagi kelas dengan kelas lain yang disebabkan sedang
ada perbaikan gedung sekolah. Siswa dari kelas lain yang ramai
mengganggu pembelajaeran yang sedang dilakukan sehingga siswa kurang
berkonsentrasi.
45
4.4.2 Siklus II
Pada siklus 2 masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu siklus
1. Siswa masih antusia mengukuti pembelajaran. Kendala yang dihadapi pun
masih sama seperti siklus 1, siswa yang terganggu konsentrasinya karena
siswa dari kelas lain yang ribut atau ramai sendiri. Hasil dari siklus 2 siswa
mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
partisipasi siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif
memperhatikan penjelasan guru, sehingga pembelajaran lebih berarti dan
berkesan. Hasil analisi nilai yang diperoleh anak dalam pembelajaran ini.
Setelah dilakukan siklus 1 dan siklus 2 dengan siklus 1 sebanyak
3kali pertemuan dan siklus 2 sabanyak 3 kali pertemuan dapat memperbaiki
motorik halus anak yang kurang baik. Dengan penggunaan finger painting
dalam menggambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
lebih tertarik karena dalam pembelajaran ini anak menggunakan media yang
sebelumnya belum pernah mereka tau sehingga anak lebih semangat dalam
pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya.
Terbukti nilai anak mengalami peningkatan dalam pembelajaran
khususnya untuk motorik halus anak. Dengan pembelajaran ini memberi
sedikit peluang anak untuk ramai dan bermain sendiri sebab dalam
pembelajaran ini anak harus bener – bener memperhatikan agar dapat
mengerti dan jelas apa yang di ajarkan sehingga anak bisa menerima dan
46
mengikuti dengan baik dan nilai yang diperoleh dalam pemebelajaran sesuai
yang di inginkan.