Download - GTL Pada Anak
GTL PADA ANAK
Dewasa ini gigi tiruan (baca : gigi palsu) sangat identik dengan orang tua (baca : kakek dan
nenek) yang sudah lama kehilangan fungsi kunyah dan ingin memiliki gigi yang normal. Gigi
tiruan merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan fungsi gigi asli yang hilang. Pada
anak-anak jenis-jenis kehilangan gigi sulung antara lain disebabkan oleh trauma, karies dan
kongenital.
Akibat dari tanggal prematur pada anak
Berkurangnya panjang lengkung rahang dan berubahnya oklusi gigi
Kehilangan gigi prematur menyebabkan harmonisasi lengkung gigi dan oklusi
terganggu. Bila tidak ditangani, terjadi migrasi gigi tetangganya sehingga tempat erupsi gigi
permanen berkurang dan akan mengakibatkan malposisi gigi permanen penggantinya.
Misartikulasi konsonan pada pengucapan
Gangguan pada pengucapan konsonan (s), (z), (v), (f). Bila ada masalah bicara karena efek
samping kehilangan gigi maka segera rujuk ke speech pathologist
Timbul oral habit baru
Gigi anterior hilang, lidah cenderung bergerak ke daerah tersebut dan menyebabkan
labioversi gigi permanen penggantinya
Dapat menimbulkan trauma psikis
Kehilangan gigi pada anak wanita akan menyebabkan rasa malu. Anak membandingkan
dirinya dengan model di TV/majalah dan anak akan menjadi minder karena diolok.
Indikasi
1. Terdapat kehilangan gigi prematur pada gigi molar sulung yang diperlukan sebagai space
maintainer dan juga diperlukan untuk fungsi kunyah
2. Secara radiologis tampak erupsi gigi permanen penggantinya > 6bln
3. Gigi anterior sulung yang hilang oleh karenatrauma
4. Gigi permanen muda yg hilang oleh karena trauma
5. Congenital absence, mis: ectodermal dysplasia
6. Pertimbangan estetik. Pada anak 2-3 tahun, sudah dapat menerima penggunaan gigi tiruan
Pemeriksaan, Diagnosa dan Rencana Perawatan
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan rontgen à disarankan foto panoramic untuk melihat benih, urutan erupsi dan
kondisi rahang menyeluruh
3. Merencanakan desain gigi tiruan
4. Menumpat gigi yang dipakai sebagai penjangkaran
TUJUAN
Mengenalkan prinsip tata laksana perawatan kehilangan gigi prematur dan agenisi
pada anak dengan menggunakan gigi tiruan
Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan karena kehilangan gigi prematur dan
agenisi pada anak
JENIS KEHILANGAN GIGI PREMATURE
Kehilangan satu/beberapa gigi
Masa Gigi sulung/permanen
Regio Anterior/posterior
ETIOLOGI
Trauma
Karies
Kongenital
REPLIKA GIGI (GIGI TIRUAN)
Drg. M. Husdiari *
Replika Gigi (Gigi Tiruan)
Tiruan dari gigi yang dibuat dari bahan tertentu untuk menggantikan gigi asli yang telah
hilang.
Kehilangan gigi :
Berkuranggnya jumlah gigi di dalam mulut dari jumlah yang seharusnya oleh karena berbagai
faktor, sehingga fungsi gigi hilang.
Penyebab Kehilangan gigi :
§ Lubang gigi yang besar
§ Traumatik
§ Penyakit jaringan pendukung gigi
Akibat kehilangan gigi
§ Kehilangan fungsi gigi
§ Berubahnya susunan gigi
§ Berubahnya kontak normal gigi
§ Tulang Mengkerut / Mengecil
Jenis Replika Gigi
Prothesa Lepasan
Alasan Perawatan
Kehilangan sebahagian gigi
Kehilangan seluruh gigi
Terbagi atas ;
Gigi tiruan lepasan penuh: menggantikan seluruh gigi baik rahang atas maupun rahang bawah
Gigi tiruan lepasan sebagian : menggantikan ruangan dari gigi yang hilang (kehilangan gigi
sebahagian),baik pada rahang atas maupun rahang bawah untuk mencegah perubahan posisi.
Dari segi bahan :
· Acrylic
· Steel Denture
Prothesa Cekat
Alasan Perawatan
§ Kehilangan sebagian gigi
§ Mementingkan kenyamanan dan estetik penggunaan prothesa
Terbagi atas :
§ Crown & Bridge : menggantikan ruangan dari gigi yang hilang dengan jalan merekatkan
pada gigi yang masih ada.
§ Implant gigi : Menanamkan bahan tertentu ke dalam tulang rahang untuk sebagai pengganti
fungsi akar gigi, yang nantinya sebagai tumpuan mahkota gigi tiruan.
Hal-hal yang perlu diketahui :
Kehilangan gigi dapat menyebabkan berbagai masalah dalam pengunyahan sehingga dapat
berakibat pada kehilangan tulang.
Kehilangan gigi dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan perubahan susunan gigi,
kontak gigi sehingga makanan akan sering nyangkut
Gigi tiruan meningkatkan kemampuan dalam mengunyah, berbicara dan memberikan
dukungan untuk otot wajah. Meningkatkan penampilan wajah dan senyum.
Konsultasikan pilihan gigitiruan yang akan digunakan dengan menanyakan berbagai
kelebihan dan kekuranggannya pada dokter gigi anda.
Kontrollah rutin 6 bulan sekali untuk mencegah kehilangan gigi.
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anak
25OKT
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anak
Inne Suherna Sasmita, drg., Sp. Ped.
Eriska Riyanti, drg., Sp. KGA.
Badi Soerachman, SKG.
Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Jl. Sekeloa Selatan Bandung
ABSTRAK
Tanggalnya gigi sulung secara dini disebabkan oleh kerusakan gigi atau karena faktor
genetik. Tanggalnya gigi mengakibatkan migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk
mengisi ruang yang kosong sehingga akan terjadi maloklusi. Pemakaian gigi tiruan sebagian
lepasan ditujukan untuk mengembalikan fungsi mastikasi, mencegah gangguan bicara dan
dapat mengembalikan rasa percaya diri pada anak, terutama jika dilihat dari segi estetik.
Perawatan dengan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan anak dilakukan dengan
mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang. Selama periode
pertumbuhan gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-menerus,
sehingga disain gigi tiruan sebagian lepasan yang dibuat tidak menghambat pertumbuhan.
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengganti gigi
yang hilang, selain itu diharapkan dapat mengembalikan fungsi mastikasi, bicara dan
penampilan. Keberhasilan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan anak didukung oleh kerja
sama yang baik antara anak, orang tua, dan dokter.
Kata Kunci : Gigi, Tiruan, Lepasan, Anak
ABSTRACT
Premature loss of a primary tooth is caused by dental damage or by genetic factors. Loss of
teeth may result in migration of the adjoining teeth and their antagonists to fill the gap so as
to result in malocclusion. The use of partially removable denture is intended to restore
masticating function, prevent speech disorder, and restore self-confidence in the child,
especially from the viewpoint of esthetics.
Treatment with the use of partially removable denture in children is implemented with due
consideration for dental and jaw growth and development. In the period of growth, dentures
need periodic and continual adjustment so partially removable dentures do not impede
growth.
Partially removable dentures is a means which may be used to replace loss of theeth. In
addition, partially removable dentures are expected to restore the function of mastication,
speech, and facial appearance. Success in treatment of partially removable denture in
children is supported by good collaboration among the child, and the dentist.
Keywords: Children Removable dentures
PENDAHULUAN
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut. Makanan akan
diproses di dalam rongga mulut oleh saliva, lidah dan gigi, agar proses tersebut dapat
berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari
gigi dan mulut.
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang harus diperhatikan dengan baik, terutama pada
periode gigi sulung, pada periode tersebut lebih sering terjadi kerusakan yang diakibatkan
oleh adanya karies yang parah, kehilangan gigi akibat trauma dan adanya kelainan
kongenital. Kerusakan pada gigi dapat mengakibatkan gangguan dalam pengunyahan dan
menimbulkan rasa sakit. Kerusakan yang terjadi pada gigi jika dibiarkan dapat menyebabkan
gigi tanggal sebelum waktunya dan diikuti dengan adanya perubahan dari fungsi gigi dan
mulut (1).
Tanggalnya gigi sulung secara dini pada anak, dapat menyebabkan terjadinya migrasi gigi
tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut,
sehingga lambat laun akan mengakibatkan maloklusi selain itu lengkung gigi tidak
berkembang secara optimal, bahkan dapat menyebabkan terjadinya gangguan
bicara, mastikasi, dan estetik (2).
Gangguan organ bicara dapat mempengaruhi suara pasien, misalnya kehilangan gigi anterior
rahang atas dan bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang
bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara
dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan (1).
Gangguan bicara yang disebabkan tanggalnya gigi anterior, akan berdampak dalam pelafalan
kata, terutama pada kata yang mengandung huruf konsonan antara lain (s), (z), (v), (f). Udara
bebas yang berada di ruang kosong karena tanggalnya gigi yang hilang, akan merubah
bunyi s menjadi th. Kelainan dalam pelafalan dapat menyebabkan trauma psikologis pada
anak, sehingga anak menjadi kurang percaya diri (3,4).
Ruang kosong dalam lengkung rahang anak, dapat dioptimalkan fungsinya yaitu dengan
menggunakan suatu alat gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) atau gigi
tiruan cekat ( fixed partial denture) (5,6). Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan ditujukan
pada keadaan hilangnya gigi, termasuk diastema, dan terjadinya resorpsi tulang.
Pembuatan gigi tiruan cekat hanya dapat digunakan bila hilangnya gigi tiap daerah tak
bergigi tidak seluruhnya dan pada ke dua sisi daerah yang tidak begigi masih dibatasi gigi
asli sehingga memenuhi syarat sebagai gigi pendukung(1). Apabila alat cekat tidak dapat
dipakai karena kurangnya retensi (tidak memenuhi syarat sebagai gigi pendukung), maka gigi
tiruan sebagian lepasan menjadi pilihan dokter gigi.
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat disesuaikan dengan pertumbuhan gigi. Selama
periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-
menerus, ketika gigi tiruan sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan rahang karena terlalu
kecil, maka pemeriksaan dan perawatan harus dihentikan. Pembuatan gigi tiruan baru
merupakan perawatan yang dianjurkan dokter gigi untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan
dan perkembangan gigi dan rahang(7). Gigi tiruan sebagian lepasan perlu dibuat ulang
mengikuti pola pertumbuhan dan erupsi gigi tetap (6).
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting dalam perawatan gigi
anak, oleh karena perawatan tersebut akan memulihkan fungsi mastikasi, bicara, posisi gigi,
estetik wajah, dapat mencegah kebiasaan buruk, serta sekaligus memelihara dan
mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya (8).
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan bagian dari seni dan ilmu kedokteran gigi yang
bertujuan untuk memperbaiki serta menjaga fungsi mulut dengan mengganti gigi dan jaringan
yang hilang (9). Tujuan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk
mempertahankan jaringan yang masih ada serta mengembalikan fungsi mastikasi, bicara,
penampilan dan mencegah kebiasaan buruk (3).
Dukungan utama dari gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dari jaringan di bawah landasan
serta dukungan tambahan dari gigi kodrat yang masih tinggal. Penggunaan gigi tiruan
tersebut dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien(10). Gigi tiruan sebagian lepasan
adalah alat prostetik yang menggantikan hilangnya satu atau lebih gigi kodrat yang tanggal,
serta harus mendapat dukungan dari gigi kodrat dan jaringan sekitarnya (11).
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pergantian gigi yang mengenai sebagian dari
lengkung gigi dan jaringan sekitarnya, dapat terjadi pada rahang atas maupun bawah,
serta dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri (12).
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan mengembalikan fungsi gigi
dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara
lain (1) :
1. Pemulihan fungsi estetik.
Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan pembuatan gigi
tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan wajah dengan bentuk bibir
masuk ke dalam, sehingga pada dasar hidung tampak lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih
ke depan.
Pada anak-anak kehilangan gigi anterior sering terjadi karena kecelakaan, sehingga
tidak sedikit perawatannya dengan cara mencabut gigi yang terkena trauma akibat
kegoyangan yang sangat besar. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi
ke gigi tetangga ke arah gigi yang hilang.
2. Peningkatan fungsi bicara.
Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi
suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah.
Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang bersifat sementara,
setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara dengan cara
membiasakan menggunakan gigi tiruan.
Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi. Rongga mulut
dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang resonansi. Menurut tempat
terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Labial
Merupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m).
2) Labiodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi anterior rahang
atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).
3) Linguodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas, antara lain
huruf (th).
4) Linguopalatal
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf (d), (s), (c),
(j).
5) Nasal
Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut. Makanan akan
diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik
harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.
Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat dicernakan dengan
sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang sudah kehilangan gigi biasanya
mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu
bagian saja. Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan
kunyah secara merata ke seluruh bagian jaringan pendukung.
4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.
Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan,
karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena
hilangnya gigi.
5. Pencegahan migrasi gigi.
Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan migrasi gigi
tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut,
sehingga lambat laun akan mengakibatkan maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang
secara optimal, bahkan akan menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan
estetis (2).
Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan tertinggal pada daerah
yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental, serta akan mengakibatkan
peradangan jaringan periodontal dan dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Akibat lain
dapat terjadi erupsi berlebih gigi antagonis.
Prinsip dan teknik perawatan pembuatan gigi tiruan pada anak sama dengan pembuatan gigi
tiruan dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan yaitu mengenai pertumbuhan dan
perkembangan terutama gigi dan rahang (14,4).
Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar akan berjalan ke
arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan
puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan. Disain
landasan dapat dibuat sampai forniks tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft
acrylic. Pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap landasan dibuat
sampai forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan stabilisasi (6).
Selama periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara periodik dan terus-
menerus. Gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan rahang karena terlalu
kecil, maka perawatan harus dihentikan. Pembuatan gigi tiruan baru merupakan perawatan
yang dilakukan dokter gigi untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi
dan rahang. Perawatan pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dewasa dilakukan
pemeriksaan jika ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan secara terus-menerus (7).
Pengguanaan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa selamanya dan diganti atau dibuat ulang
jika terdapat keluhan pada gigi tiruan tersebut, sedangkan gigi tiruan sebagian lepasan pada
anak perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan dan erupsi gigi tetap (6). Prosedur ini
dilakukan agar pasien lebih nyaman dalam penggunaan gigi tiruan.
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting dalam perawatan gigi
anak, sebab perawatan tersebut bertujuan untuk memulihkan fungsi mastikasi dan bicara
anak, mengembalikan keadaan gigi dan estetik wajah anak serta mencegah kebiasaan
buruk (3). Gigi tiruan dapat mengembalikan fungsi estetik, sekaligus memelihara dan
mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya (6). Pembuatan gigi tiruan ini
juga dapat membantu mengatasi masalah-masalah psikologis yang timbul pada pasien (5).
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat antara lain (3,4,7,15):
1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi, estetik dan
bentuk muka pasien.
2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila digunakan.
3. Tidak mengganggu fungsi bicara.
4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.
5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan terjadinya
kebiasaan buruk.
6. Mudah untuk dibersihkan.
7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.
8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi tetap.
9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.
Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan antara lain sebagai
berikut (3,4,6):
1. Secara radiografis, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti yang diperkirakan
akan erupsi lebih dari enam bulan.
2. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan ruang untuk
perbaikan fungsi mastikasi.
3. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat adanya resorpsi
akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.
4. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.
5. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia sebagian.
Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
6. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.
7. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.
8. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.
9. Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk menggunakan
gigi tiruan sebagian lepasan.
Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan, selain itu ada
beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan gigi tiruan diantaranya (1,2):
1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompokhysterical mind.
2. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan perawatan.
3. Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan rencana
perawatan.
4. Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.
5. Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.
6. Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan penjelasan
dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.
Keuntungan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (4,15):
1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.
2. Mudah dalam membersihkan.
3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.
4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti perkembangan
rahang anak.
Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah (1,4,15):
1. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.
2. Peningkatan akumulasi plak.
3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.
4. Terjadi peradangan mukosa.
5. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.
6. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.
7. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.
8. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut (3):
Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi
Gambar 3.1 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas I
Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi
Gambar 3.2 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas II
Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi
1
2
Gambar 3.3 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas III
1. Gigi tiruan sebagian lepasan sebelum dipasang di dalam mulut.
2. Gigi tiruan sebagian lepasan yang telah dipasang di dalam mulut.
Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi
Gambar 3.4 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas IV
Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
Gambar 3.5 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas V
Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah
Gambar 3.6 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VI
Kelas VII : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior
1
2
Gambar 3.7 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VII
1. Gigi tiruan sebagian lepasan kelas VII untuk rahang bawah.
2. Keadaan rongga mulut dengan kehilangan gigi anterior rahang atas.
Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu
Gambar 3.8 Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kelas VIII
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi tiruan lepasan (16).
Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode gigi campuran akan
mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan
mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah yang hilang (3) .
PEMBAHASAN
Disain gigi tiruan sebagian lepasan pada anak sama dengan prinsip dasar pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan pada orang dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan dalam
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak adalah waktu pemakaian yang disesuaikan
dengan usia pertumbuhan dan perkembangan gigi (4).
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap (1) :
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam hal panjang,
macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi
tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun pendukungnya.
2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah
berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu
sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga pilihan untuk dukungan sadel tertutup, yaitu
dukungan gigi, mukosa, atau kombinasi. Sebaliknya untuk sadel berujung bebas dukungan
pada umumnya berasal dari mukosa. Dukungan terbaik untuk gigi tiruan sebagian lepasan
diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut antara lain keadaan jaringan
pendukung, panjang dan jumlah sadel serta keadaan rahang.
3. Menentukan jenis penahan.
Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut:
1) Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan dipakai dan gigi
penyangga yang diperlukan.
2) Stabilitas gigi tiruan
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan dipakai.
3) Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.
4. Menentukan jenis konektor.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari resin.
Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya persiapan
dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini bertujuan untuk mendapatkan
keadaan mulut yang mampu mendukung dan memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian
lepasan, serta memelihara sisa gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat
meliputi berbagai cabang kedokteran gigi, antara lain (11):
1. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan sebelum
pembuatan gigi tiruan (5,11).
2. Persiapan konservasi dan endodontik
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk melindungi
gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk memperoleh bentuk mahkota gigi
yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup retensi (5). Selain itu, perawatan konservasi
dapat mengurangi resiko akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies (14). Perawatan
endodontik akan memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan
yang akan dibuat (11).
3. Persiapan periodontik
Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk penderita gingivitis
karena adanya karang gigi dan akumulasi plak. Kebersihan mulut anak perlu diperhatikan,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam perawatan (14).
Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak sebelum melakukan
pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki pengalaman mengenai tahap
pencetakan (14). Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa
pertimbangan dalam pencetakan (4), antara lain:
1. Pemilihan sendok cetak
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil (7). Berbagai macam ukuran
sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan dalam berbagai
macam keadaan (4). Sendok cetak kaku yang berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran
yang sesuai untuk anak-anak(14). Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak
anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.
2. Pemilihan bahan cetak
Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan. Bahan cetak yang
sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenis regular setting maupun fast
setting (4). Alginat yang digunakan untuk anak-anak biasanya yang masa pengerasannya
relatif pendek (3). Perlu diperhatikan perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari
pabrik untuk mendapatkan hasil yang optimal (4).
3. Mengatasi refleks mual
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh karena itu
perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks mual. Refleks mual
pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak yang memiliki rasa, meminta
anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa
kebal, anak diminta bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain
sampai pencetakan selesai dilakukan (4,14). Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar
tidak mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan
sedikit bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas
melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke depan (14). Penggunaan suction atau
penyedot saliva untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada
anak (3).
4. Pencetakan rahang bawah
Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa mual dan rasa
takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak saat menyiapkan sendok cetak.
Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah,
pada posisi tersebut anak tidak akan dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga
dengan pergerakan badan atau kepala (3). Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar
untuk mendapatkan kontraksi otot milohioid (14). Hasil cetakan jika sudah baik tidak terdapat
cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas (3).
5. Pencetakan rahang atas
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan belakang anak,
kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari tengah atau telunjuk kedua
tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari berada di atas arkus zigomatikus.
Penekanan pada sendok cetak yang berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun
rahang bawah adalah pada bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah
anterior (14).
Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi tiruan (4).
Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah dimodifikasi mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi(14). Landasan sebaiknya dibuat
transparan dan cukup kuat saat dipakai makan(4). Gigi tiruan rahang atas didisain dari
landasan akrilik, tetapi gigi tiruan sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor
logam untuk menambah retensi yang lebih baik (10,14) Landasan gigi tiruan sebagian lepasan
dibuat menutupi permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan
tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi (3).
Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk mendapatkan retensi
serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan
sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan
sirkumferensial (4). Cangkolan suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika
tidak akan mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies (3).
Disain gigi tiruan perlu diperhatikan faktor-faktor di bawah ini (4,14):
1. Garis fulkrum merupakan garis khayal yang membagi dua daerah tidak bergigi dan
berfungsi untuk menentukan tempat dan arah cangkolan, selain itu perluasan landasan gigi
tiruan harus memperhatikan nilai beban kunyah di sebelah kanan dan kiri garis fulkrum.
2. Arah pemasangan cangkolan pada gigi kaninus dari mesial ke distal, cara tersebut
disesuaikan dengan bererupsinya gigi insisif tetap dan bergesernya gigi kaninus sulung ke
arah distal. Cangkolan tidak menempel pada gigi dan diberi jarak 0,5 mm, dengan tujuan
tidak menghambat pertumbuhan.
3. Pemakaian pada rahang bawah dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya
dibuat lingual bar dari logam dengan arah 2 mm lebih ke lingual dari jaringan lunak.
4. Perkembangan alveolar akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai
1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan
agar tidak menghambat pertumbuhan.
5. Perluasan sayap bukal pada rahang atas dibuat rendah dan warna harus sesuai dengan
jaringan sekitarnya. Landasan akrilik pada rahang atas harus menutupi seluruh bagian
palatum dengan tujuan untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi.
6. Jurusan pemasangan gigi tiruan memudahkan pasien dalam pemakaian.
7. Kesehatan jaringan yang tersisa dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan lebih
ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan jaringan yang tersisa.
8. Faktor estetis berpengaruh pada penampilan, maka harus disesuaikan dengan kepribadian
pasien, antara lain dalam hal warna gigi, bentuk gigi, penyusunan gigi, dimensi vertikal,
panjang dan lebar gigi.
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari pertimbangan
berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut (6) :
1. Usia 2,5–3 tahun
Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini ditujukan untuk
memberikan kesempatan rahang bergerak ke anterior. Cangkolan untuk gigi molar sulung
harus dibuat dengan tangan cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi. Hal ini
ditujukan karena mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan
landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau vibrating line. Perluasan ke
arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi sampai ke forniks. Pada rahang
bawah dianjurkan menggunakan lingual bar yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.
2. Usia 5,5 – 6 tahun
Cangkolan yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C. Cangkolan
C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap dan gigi molar pertama dan
dilakukan perbaikan. Gigi molar pertama yang telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan
gigi sandaran untuk perawatan selanjutnya. Landasan yang digunakan berupa tissue
conditioner pada bagian labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak
terhambat.
3. Usia 7 – 8 tahun
Usia 7–8 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga panjang landasan
harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain itu digunakan tissue
conditioner pada daerah pertumbuhan. Cangkolan C digunakan untuk gigi molar pertama
tetap.
4. Usia 12 tahun
Erupsi gigi telah lengkap, kecuali gigi molar ketiga, selain itu pertumbuhan
rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat lebih
mudah.
Prinsip biomekanik merupakan prinsip mekanika yang memperhitungkan respon dari
jaringan hidup. Prinsip biomekanik merupakan dasar penting dalam mendisain gigi tiruan
sebagian lepasan. Prinsip biomekanik yang harus diperhatikan dalam mendisain gigi tiruan
meliputi (17):
1. Timbulnya ungkitan dari gigi tiruan yang menyebabkan terjadinya daya pada gigi
sandaran (daya torsi).
Perbedaan kompresibilitas antara jaringan periodontal dan jaringan lunak akan menyebabkan
landasan akan bergerak menurun pada saat terkena beban fungsional/beban kunyah.
Turunnya landasan ini, menimbulkan ungkitan dan menyebabkan gigi sandaran menjadi
longgar.
2. Penyebarluasan beban kunyah pada masing-masing jaringan.
Gigi tiruan harus di dukung oleh gigi dan linggir alveolar, selain itu beban fungsional
seimbang di antara jaringan lunak dan gigi yang masih ada.
3. Faktor yang mempengaruhi besarnya daya yang disalurkan pada gigi sandaran.
4. Pertimbangan kemampuan fisiologis.
Mendapatkan prognosa yang baik dapat ditentukan dengan membagi daya fungsional secara
seimbang antara gigi sandaran dan linggir alveolar, sehingga efek ungkitan dapat dikurangi
serta tidak menerima daya oklusal yang melebihi batas kemampuan fisiologis.
Rencana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dengan kehilangan gigi sejak lahir
yang disebabkan oleh faktor genetik lebih sulit, terutama jika dibandingkan dengan
tanggalnya gigi dengan keadaan masih terdapat gigi kodratnya, sebab pada kehilangan gigi
sejak lahir akan sulit untuk menentukan disain yang akan dibuat karena tidak terdapat oklusi
gigi sebelumnya (14).
Keberhasilan atau kegagalan penggunaan alat gigi tiruan sebagian lepasan pada anak
didukung oleh tiga faktor utama yaitu (3,5,6) :
1. Kemampuan dokter gigi
Dokter gigi dan tekniker harus dapat merancang gigi tiruan yang mampu beradaptasi dengan
baik sesuai bentuk anatomi gigi yang hilang. Kemampuan dokter gigi dalam memberikan
motivasi kepada pasien dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penggunaan gigi tiruan.
2. Usia pasien
Berdasarkan penelitian, penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak usia 2,5 tahun
dan usia 5 tahun tidak ditemukan adanya perubahan, perbaikan atau kesulitan yang berarti.
Penggunaan gigi tiruan lepasan dapat disesuaikan dengan usia pasien sehingga dapat
dilakukan perbaikan atau penggantian gigi tiruan lepasan.
3. Kerjasama orang tua
Memberikan informasi secara langsung mengenai pemakaian gigi tiruan kepada pasien
maupun orang tua pasien sehingga mempermudah dalam penggunaan dan pemeliharaan,
selain itu orang tua yang berpengalaman dalam pemakaian gigi tiruan lepasan dapat
membantu anaknya dalam memakai dan merawat gigi tiruan tersebut.
Keberhasilan dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan pada anak, dapat ditentukan
dengan memberikan informasi dan instruksi-instruksi khusus pada pasien maupun orang tua,
yaitu (3,4,5,7):
1. Instruksi pada anak
Anak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak dapat memberikan
kerjasama yang baik, selain itu anak dianjurkan untuk memberitahukan kepada orang tuanya
jika ada keluhan pada pemakaian gigi tiruan.
Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 – 5 tahun agar gigi tiruan tidak dilepas dari
dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua. Pemasangan gigi tiruan pertama kali dilakukan
oleh dokter dengan menggunakan cermin untuk melihat cara memasang dan melepas gigi
tiruan, setelah itu anak dapat mencoba sendiri. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas
pada saat berolah raga dan pada saat malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan
dibersihkan setiap hari dengan bantuan orang tua.
2. Instruksi orang tua
Orang tua diharapkan ikut melihat pada saat anak memasang dan melepas
gigi tiruan, selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa sakit pada
gusi maka orang tua diharapkan segera untuk menghubungi dokter gigi untuk mengatasi
masalah yang dikhawatirkan mengganggu pemakaian gigi tiruan tersebut.
Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat mengakibatkan perubahan patologis, jika tidak
mengikuti instruksi mengenai pemeliharaan kebersihan mulut (1). Dampak yang timbul antara
lain bertambahnya akumulasi plak, meningkatnya frekuensi karies, terjadi denture
stomatitis dan menyebabkan gigi tetangga menjadi goyang.
Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor yang mengakibatkan keluhan pada
pasien yaitu (1) :
1. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi setiap hari terutama sebelum tidur.
2. Gigi tiruan pada waktu tidur dilepas dan disimpan dalam gelas yang berisi air, setiap hari
harus dibersihkan.
3. Denture stomatitis terjadi karena pemakaian gigi tiruan yang diakibatkan trauma pada
mukosa. Perawatan yang diperhatikan antara lain posisi cangkolan agar tidak melukai
jaringan sekitar.
4. Pengurangan bagian oklusal dari gigi tiruan dilakukan jika terjadi kontak prematur antara
gigi antagonisnya.
5. Cangkolan dan sayap landasan yang merupakan retensi dari gigi tiruan harus sesuai
dengan disain, agar gigi tiruan tidak mudah lepas.
Setelah gigi tiruan sebagian lepasan digunakan anak, untuk tahap berikutnya dilakukan
pengontrolan secara berkala kurang lebih 4 – 6 minggu, jika tidak ada keluhan dan
perkembangan normal, soft acrylic yang digunakan sebagai sayap landasan akan keluar dan
dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi akrilik tersebut. Bertambahnya usia anak,
maka suatu gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan penyesuaian secara periodik untuk
mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan rahang, serta erupsi gigi tetap anak (7).
KESIMPULAN
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat yang dapat digunakan untuk menggantikan gigi
yang hilang dan memperoleh dukungan dari jaringan sekitarnya. Tujuan penggunaan gigi
tiruan sebagian lepasan pada anak untuk mempertahankan jaringan yang ada serta
mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, penampilan dan mencegah kebiasaan buruk dengan
tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan gigi. Keberhasilan perawatan tergantung
dari kemampuan dokter gigi, usia pasien dan kerjasama orang tua.
SARAN
Orang tua pasien sebaiknya memberikan informasi dan instruksi khusus kepada anak dengan
memberikan motivasi, selain itu memperhatikan petunjuk pemakaian alat yang diberikan oleh
dokter gigi agar perawatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur yang
ada.Dokter gigi, terutama spesialis kedokteran gigi anak sebaiknya memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang cukup untuk merawat kehilangan gigi secara dini dengan
memperhatikan usia pertumbuhan dan disain pada alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12, 30-50,
108-111 Jakarta: Hipokrates
2. Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:
Churchill Livingstone.
3. Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285. McGraw-
Hill Book Company Inc.
4. Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia: W.B
Saunders Company inc.
5. Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent
Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger.
6. McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent. 7th ed.
Saint Louis: Mosby
7. Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi Tiruan
Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Usakti.