Download - Gamping Kristalin,Batu Bara
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan
rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme.
Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan,
struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin,
mengandung fosil dan masih banyak lagi.
1.2 Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen
Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari
pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku,
metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.
b. Batuan Sedimen Nonklastik
Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil
reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme.
Sekepal batuan
kristalin
Batuan beku Batuan metamorfnon foliasi
1.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen
komposisi
Batuan metamorfik berfoliasi
Breksia konglemerat Sandstone Siltstone Calystone
Batuan sediment non
Breksi / konglomerat
Batupasir Batulanau Batulempung
Batuan sediment klastik campuran
Batuan sedimen silisiklastik
Batuan sedimen karbonat
Ukuran
butir
2 mm = kalsidurit 2-0,06 mm = kalkarenit < 0.06 mm = kalsilutit
Batuan sedimen
Kekerasan
& BJ
Batuan sedimen klastik
foliasi
Batuan beku Batuan metamorfik Batuan sedimen non
klastik
1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik
1.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik
1. Ukuran Butir (Grain Size)
Tabel 1.1 Tabel ukuran butir batuan sedimen
2. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir
penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan
dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :
Besar butir (mm) Nama butiran
> 256 Bongkah (boulder)
64 – 256 Brangkal (couble)
4 – 64 Kerakal (pebble)
2 – 4 Kerikil (gravel)
1 – 2 Pasir sangat halus (very coarse)
0,5 – 1 Pasir kasar (coarse)
0,25 – 0,5 Pasir menengah (medium)
0,125 – 0,25 Pasir halus (fine)
0,06 – 0.125 Pasir sangat halus (very fine)
0,004 – 0,06 Lanau (silt)
< 0,004 Lempung (clay)
a. Terpilah baik (well sorted), diperlihatkan oleh ukuran besar
butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
b. Terpilah buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada
batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam
dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.
c. Terpilah sedang, adakalanya seorang peneliti menggunakan
pemilahan ini untuk mewakili kenampakan yang agak
seragam.
3. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya
bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai
kasar. Kebundaran itu dibagi menjadi :
a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua
permukaan cembung
b. Membundar (Rounded), umumnya memiliki permukaan
bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung
c. Agak membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar
dengan ujung-ujung yang membundar
d. Agak menyudut (Sub angular), perkukaan datar dengan
ujung-ujung yang tajam
e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung
butir runcing dan kasar.
4. Kemas (Fabric)
Yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan
sedimen.
a. Kemas Tertutup, batuan sedimen yang memiliki sedikit ruang
antar butir
b. Kemas Terbuka, adanya banyak ruang atau rongga antar butir
yang cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir
halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung
sekali memiliki ruang antar butir.
1.4.2 Struktur Batuan Sedimen Klastik
Pada batuan sedimen mempunyai banyak struktur yang diakibatkan
oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Macam struktur
dalam batuan sedimen :
a. Perlapisan sejajar : bidang perlapiusan saling sejajar
b. Perlapisan pilihan : susunan butir berubah teratur dari halus ke kasar
dalam arah vertikal
c. Perlapisan silang siur : perlapisan yang membentuk sudut
d. Perlapisan pada bidang perlapisan : terbentuknya dapat diakibatkan oleh
penggerusan, pembebanan atau penguapan
e. Laminasi : perlapisan sejajar dengan ketebalan < 1 cm
f. Gelembur gelombang : terbentuk karena pergerakan air atau angin
g. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih
plastis
h. Bekas jejak organisme : bekas rayapan, rangka, atau tempat berhenti
binatang
1.4.3 Komposisi Mineral
1. Fragmen
Frakmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat
berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.
2. Matrik (masa dasar)
Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan
terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral
atau fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir
sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim
adalah :
a. Semen karbonat (kalsit dan dolomite)
b. Semen silika (kalsedon, kuarsit)
c. Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)
Namun pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak
hadir karena tidak adanya rongga antar butiran.
1.5 Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik
1.5.1 Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik
1. Kristalin
Terdiri dari kristal – kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang
saling mengunci satu sama lain.
Nama Butir Besar Butir (mm)
Berbutir kasar 2
Bebutir sedang 1/16
Berbutir halus 1/256
Berbutir sangat halus < 1/256
2. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau
metamorf (nonkristalin).
1.5.2 Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
1. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil
2. Oolitik, dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik,
bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
4. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
5. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan
kerucut per kerucut.
6. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.
7. Biostorm, sejenis bioherm namun bersifat klastik.
8. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri
khasnya adalah rekahan – rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan
lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang memuai celah –
celahnya terisi oleh mineral karbonat.
9. Goode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga – rongga
yang berisi kristal – kristal yang berupa kalsit maupun kuarsa yang
tumbuh ke arah pusat rongga tersebut.
10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.
1.5.3 Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik
Komposisi mineral batuan sedimen nonklastik cukup penting dalam
menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis nonklastik biasanya
komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri dari satu atau dua macam
mineral.
Sebagai contoh komposisi mineral pada:
Batu gamping : Kalsit, dolomit
Chert : Kalsedon
Gypsum : Mineral gypsum
Anhidrit : mineral anhidrit
1.6 Pemerian Batuan Sedimen Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang
dominan (lebih dari 50%) terdiri dari batugamping yang terbentuk dari
pengendapan mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang secara umum
meliputi batugamping dan dolomit.
a. Batugamping Klastik :
Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur
batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.
b. Batugamping Non Klastik :
Terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme dan umum
monomineralik.
Dapat dibedakan :
Hasil Biokimia : bioherm, biostorm
Hasil Larutan Kimia : travertine, tufa
Hasil Replacement : batugamping fosfat, batugamping
dolomit, dll.
1.6.1 Pemerian Batu Gamping Klastik
a. Tekstur Batu Gamping Klastik
Sama pada pemerian batuan sedimen klastik, hanya saja istilahnya
meliputi:
Nama Butir Ukuran Butir (mm)
Rudite >1
Arenit 0,062 – 1
Lutite < 0,062
b. Struktur Batu Gamping Klastik
Pemerian sama halnya dengan pada batuan sedimen klastik.
c. Komposisi Batu Gamping Klastik
Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat
perberdaan istilah, yaitu :
1) Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran
klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah ada.
Macam – macam Allochem :
- Skeletal (Kerangka Organisme), berupa cangkang binatang atau
kerangka hasil pertumbuhan
- Interclas, merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi
batugamping yang telah ada.
- Pisolit, merupakan butiran – butiran oolit yang berukuran lebih
dari 2 mm
- Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan
struktur konsentris
2) Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, berupa
kristal - kristal karbonaterbentuk langsung dari sedimentasi t terbentuk
secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air luat dan
mengisi rongga antar butir.
3) Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan
rekahan, berukuran halus (0,02 – 0,1 mm), dapat terbentuk langsung
dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.
1.6.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik
Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya,
hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.
1.7 Batu Lempung
Batulempung merupakan sebagai bahan galian C, seiring semakin
pesatnya pembangunan maka permintaan akan semen pun semakin tinggi pula
dimana batulempung merupakan salah satu bahan baku dalam industri semen,
Dengan demikian keberadaan Batulempung pun akan terus dicari
Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada
umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3.
2SiO2) atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung
adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau
1/256 mm).
Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung
sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau.
Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen
klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran
yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan
disusun oleh silika.
Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin
pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat
juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung
dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya
(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:
1. Residual Clay
Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami
transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan
dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu
induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik
dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).
2. Transported Clay
Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber
yaitu:
1. Produk dari abrasi
2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi
3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia
Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan
sangat mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain
kuarsa, oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).
Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk
pada daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada
lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau,
lagun dan laut (Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada
daerah yang berbeda mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula
(Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di laut pada umumnya
mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam, atau
binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Batuan Sedimen
Pada saat praktekum,praktekum menyimpulkan batuan sedimen
merupakan batuan yang terjadi akibat dari litifikasi dari bahan rombakan
batuan asal atau hasil reaksi kimia dan hasil kegiatan organisme lain.Sehingga
praktekum dapat menyimpulkan bahwa batuan sedimen ini kenampakan yang
paling menonjol adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan,
bahan rombakan yang tidak kristalin, sehingga bisa disimpulkan batuan ini
mengandung fosil dan juga masih banyak lagiterjadi dari hasil bahan
rombakan yang lain.Sehingga dapat disimpulkan batuan ini terjadi akibat dari:
Sehigga dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan
kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf
ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.
b. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia ataupun hasil kegiatan organisme.
Sehigga dari acara praktikum kali ini praktikan mengamati serta
mendeskripsikan batuan sedimen khususnya batu gamping foram, batu
gamping merah, dan batu lempung. pada praktikum kali ini, kami
menggunakan loupe (kaca pembesar) dan larutan HCl untuk
mengidentifikasikan batugamping foram, batugamping merah, sehigga dapat
membedakan dengan jenis-jenis dan ciri-ciri batuan yang lain.
2.2.Batugamping Kristalin
Pada saat praktekum kami dapat menyimpulkan batugamping kristalin
merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan
sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan
sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan ini
terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal.Sehingga sebagian
perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan
yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu
ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang
gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari
silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil,sehingga dimana lapisan pada
bagian ini lebih tahan terhadap cuaca.
Sehingga batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah
dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Karena air hujan mengandung
sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal
tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah
sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebutlah yang menjelaskan mengapa goa-
goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak
mengandung batu gamping, dan juga dapat menjelaskan mengapa bangunan
bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang
mengandung asam.Hal ini di pengaruhi oleh air hujan yang mengandung
asam.Sehigga pada daerah daerah yang tropis,batu gamping dapat terbentuk
menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu
gamping yang sangat indah.
Sehigga dalam pengamatan praktikan dapat kami mengambil
kesimpulan bahwa batuan inilah yang menyebabkan batugamping kristalin
masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.Pada saat praktikan
mengamati dan memperhatikan batu gamping kristalin ini,ternyata batuan ini
berwarna Crem. Sehigga dari hasil kajian pustaka yang kami lakukan ternyata
batuan ini berwarna crem.
Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan
sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand,
terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah
sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga
sekarang.
Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada
perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang
membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan
gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang
terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan
terhadap cuaca.
Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan
dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari
karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air
hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap
asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung
untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan
juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan
batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah
daerah tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk
sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.
Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan
menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat
di dalam batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan
dolomite.
Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan
dasar teori yang ada maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa
batugamping foram ini memiliki struktur cone in cone. Batu ini bertekstur
cone in cone karena batu gamping kristalin adalah struktur pada batu gamping
kristalin yang menunjukan pertumbuhan krucut perkerucut.Sehingga dari
hasil pengamatan yang telah kami lakukan batugamping kristalin ternyata
memiliki tekstur kristalin karena kristal-kristal yang interloking,yaitu kristal-
kristalnya saling mengunci satu sama lain.
2.3. Batu Bara
Batu bara merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun
dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau
akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui
proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka gambut
akan berubah menjadi batu bara.
Batubara juga termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa
unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk
bituminus dan C240H9004NS untuk antrasit.hampir seluruh pembentuk
batubara berasal dari tumbuhan.
Setelah praktikan kami mengamati dan memperhatikan batu ini,
ternyata batuan ini berwarna Hitam mengkilap. Berdasarkan kajian pustaka
yang dilakukan praktikan ditemukan ternyata batuan ini berwarna hitam
mengkilap, karena dipengaruhi oleh komposisi mineralnya. Batu bara
memiliki komposisi mineral yang tunggal yakni mineral monomineralik
carbon.
Setelah praktikan mengamati batu ini dan membandingkannya
dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batu bara
ini memiliki struktur biohem.Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur
Amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk atau amorf (non
kristalin).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Batu sedimen
Setelah praktekum mengamati,batuansedimen adalah batuan yang terjadi
akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau
hasil kegiatan organisme.
Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik.
Secara detail ada 6 golongan utama batuan sedimen, yaitu golongan
detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika,
golongan evaporit, dan golongan batu bara.
3.2 Batuan gamping kristalin
Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini,
batugamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang
terbentuk dari clay dan sand bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sebagian perlapisan batu
gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain
terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari
batu gamping tersebut terhadap cuaca.
3.3 Batu Bara
Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu bara
ini,ternyata batu ini merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun
dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau
akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui
proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka gambut
akan berubah menjadi batu bara.
LAPORAN PRAKTIKUM
MINERALOGI PETROLOGI
PENGENALAN BATUAN SEDIMEN
(BATUAN GAMPING KRISTALIN,BATU BARA)
Disusun Oleh :
Nama : THEOFILUS WASALI ADVEN
NIM : 114080094
Fak/Jur : FTM/TL
Plug : V
Nama Asisten : 1. Daniel R.Katoppo
2. Dhian Permatasari D.K.P
LABORATORIUM MINERALOGI PETROLOGI
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN “KEBUMIAN”
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2009
DAFTAR PUSTAKA
1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm
2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempung-
dimasa-kini/
3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik
lingkungan upn “veteran” Yogyakarta). Yogyakarta.