Gambaran Upaya Orang Tua dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Batita Di Lingkungan
Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.
Melina Nuvarinda.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan dan cedera pada anak batita merupakan masalah yang penting bagi
orangtua. Kecelakaan dan cedera pada anak batita dapat terjadi mulai dari
mainan,serangga,di sekitar rumah , tempat bermain, tempat tidur, tangga rumah.
Kecelakaan merupakan kejadian buruk yang tidak dapat terduga. Keamanan dan
keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia prioritas kedua setelah
kebutuhan fisiologis menurut hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya
mencangkup pencegahan kecelakaan tetapi juga memfasilitasi anak untuk
beraktivitas tanpa bahaya. Pada masa batita kecelakaan yang terjadi dapat
berupa jatuh , terbakar, bengkak,menelan mainan. Kecelakaan tersebut terjadi
karena belum sempurnanya sistem musculoskeletal dan neurologis serta karena
adanya rasa ingin tahu anak untuk mencoba hal-hal baru dan kurangnya
kewaspadaan orang tua (Craven,2003).
Kecelakaan sering terjadi pada anak karena kebanyakan orang tua tidak
menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan anak batita rentan terhadap bahaya
kecelakaan. Pada masa batita anak sudah mampu berjalan , berlari, memanjat,
melompat dan mencoba segala hal. Semua hal-hal baru yang mereka temukan
dapat menjadi bahaya bagi anak. Peran orang tua yang terpenting adalah
menghindari anak dari terjadinya kecelakaan dengan mengawasi dan
memberikan perhatian penuh saat anak bermain dan belajar (Morrongiello,2004).
Menurut Survei Kesehatan Nasional tahun 2001, insiden kecelakaan pada anak
dirumah mencapai 13.618 kejadian yang disebabkan oleh terjatuh , keracunan,
tertelan benda asing dan tenggelam dan berdasarkan data Survei Sosial
Ekonomi tahun 2001, penyebab kematian pada bayi usia 0-59 bulan 4,9%
dikarenakan tenggelam. Tahun 2003, The Centers For Disease Preventoin and
Control (CDC) melaporkan10.216 kematian anak usia 0-18 bulan disebabkan
krena kecelakaan (Liller,2006).
Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskernas) tahun 2007,prevalensi
kejadian cedera mencapai 7,5 % yang disebabkan oleh jatuh (58,0%) dank
arena benda tajam (20,6%) sedangkan untuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY),prevalensi cedera mencapai 7,2 % yang disebakan oleh jatuh
(45,4%) , terbakar (0,4%) , dan keracuanan (0,5%).
Penelitian Prihandana (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kecelakaan di rumah pada batita di Dusun Mejing kidul Desa Ambarketawang
kecamatan Gamping Kabupaten Sleman menunjukkan hasil bahwa kejadian
kcelakaan sebanyak 66,7% yang disebabkan oleh terjatuh (84,3%). Angka
kecelakaan tersebut dapat ditekan bila orang tua tidak lalai dalam mengawasi
anak.
Orang tua sering kali khawatir bila anaknya bermain diluar, mereka merasa
lingkungan luar rumah lebih berbahaya dibandingkan lingkungan di dalam
rumah. Menurut para ahli keselamatan pada anak, dilingkungan rumah lebih
berpotensi membuat anak cedera. Anak usia 1-14 tahun cenderung lebih banyak
mengalami kecelakaan didalam rumah. Menurut Martin Simenc pakar
keselamatan anak di Amerika Serikat, anak usia balita senang melakukan
explorasi untuk mengetahui lebih jauh lingkungan terdekatnya. Rasa ingin tahu
anak menyebabkan batita ingin memegang, meraih, dan memasukkan ke dlaam
mulut semua yang menarik perhatiannya. Akibatnya anak lebih banyak
mengalami luka bakr , terjatuh , tersedak atau tenggelam ( Supartini,2004).
Berdasarkan Studi Pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal
27 Desember 2011 melalui wawancara terhadap 5 orang tua di Rumah Susun
Bina Harapan Yogyakarta didapatkan bahwa dari 5 Batita pernah mengalami
kecelakaan terjatuh sebanyak 3 anak (60%) yang disebabkan terjatuh saat
berlari, memanjat kursi, saat latihan jalan, jatuh dari tempat tidur. Anak juga
tersedak makanan seperti kacang-kacangan , biji buah dikarenakan makan
sendiri sebanyak 2 anak (40%) dan ada juga yang terkena sengatan listrik
karena memegang kabel listrik sebanyak 2 anak (40%).
Anak-anak di Rumah Susun Bina Harapan kebanyakan diawasi oleh orang tua
saat bermain, namun 2 orang tua anak (40%) mengungkapkan bahwa tidak bisa
selalu mengawasi anaknya karena kesibukan orang tua untuk bekerja dan
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan
membersihkan rumah. Upaya pencegahan kecelakaan yang telah dilakukan
orang tua di Rumah Susun Bina Harapan adalah mengawasi anak saat bermain
dihalaman dan didaam rumah sebanyak 3 orang (60%), menjelaskan pada anak
tentang bahaya api dan listrik sebanyak 2 orang (40%).
Pemerintah kota Yogyakarta saat ini telah mebangun rumah susun sewa
sederhana Bina Harapan yang terletak dibantaran sungai Code. Langkah ini
diambil oleh pemerintah kota Yogyakarta untuk menyediakan tempat tinggal
yang layak huni bagi masyarakat di sekitar bantaran sungai Code. Rumah susun
dibangun 4 lantai yang terdiri dari 68 unit kamar yang berukuran 3x7 meter.
Setiap unit tersedia kamar mandi, toilet, dapur, jemuran, kamar dan ruang
keluarga.
Rumah Susun Bina Harapan memiliki anak tangga yang cukup banyak , tinggi
pagar yang membatasi sungai sekitar 1 meter. Luas kamar di Rusunawa yang
berukuran 3x7 meter ruangan kamar menjadi sempit, letak dapur , tempat tidur,
dan alat elektronik menjadi satu, sumber listrik terletak menjuntai dilantai , tidak
ada tempat bermain khusus untuk anak, pintu kamar mandi tidak selalu tertutup,
kompor ,air panas terletak berada didekat tempat tidur,halaman rumah sangat
sempit dan semua akitivitas dilakukan di dalam kamar.
Kondisi rumah susun yang kurang mendukung bagi anak dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan pada anak bila orang tua kurang dalam mengawasi anak.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertari untuk melakukan penelitian tentang
“Gambaran upaya orang tua dalam pencegah kecelakaan pada anak batita di
Lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Bagaimanakah gambaran upaya orang tua dalam pencegahan
kecelakaan pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan
Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan pada anak batita
di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan luka bakar.
2. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan terjatuh.
3. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan aspirasi dan sufokasi.
4. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan keracunan.
5. Diketahuinya upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan cedera tubuh.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan anak yaitu mengenai
pencegahan kecelakaan pada anak toddler.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi
pembaca tentang Gambaran upaya orang tua dalam pencegahan kecelakaan
pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat untuk :
a. Institusi pendidikan
Dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai
bahan dan reverensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
b. Bidang keperawatan
Dapat dijadikan umpan balik dalam melaksanakan intervensi
Keperawatan di masyarakat khususnya mengenai upaya pencegahan
kecelakaan pada anak di lingkungan rumah.
c. Bagi masyarakat khususnya orang tua batita
Dapat dijadikan informasi yang dapat membantu dalam menentukan
keputusan untuk bersikap dan bertindak terhadap kecelakaan pada anak
batita di lingkungan rumah.
d. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
peneliti tentang gambaran upaya orang tua dalam pencegahan
kecelakaan pada anak batita di lingkungan Rumah Susun Bina Harapan
Yogyakarta.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai kecelakaan pada anak sudah banyak dilakukan walaupun
dari sudut pandang dan metode yang beragam.
Penelitian yang sudah pernah dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prihandara (2003) dalam judul “Faktor yang mempengaruhi kejadian
kecelakaan di rumah pada balita di dusun Mejing Kidul desa Ambarketawang
kecamatan Gamping kabupaten Sleman menggunakan desain penelitian
deskriptif cross sectional dengan hasil 66,7 % mengalami kecelakaan dalam
3 bulan terakhir, dengan jenis kecelakaan paling banyak adalah terjatuh (84,3
%), terpeleset, terjepit pintu, terluka, tersedak, kemasukan koin, dan digigit
serangga.Faktor-faktor