i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYASTRES PADA SANTRIWATI BARU DI PONDOK
PESANTREN DARUL AITAMI KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH :
Aziz Fadliansyah
NIM : 08c10104034
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT
2013
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYASTRES PADA SANTRIWATI BARU DI PONDOK
PESANTREN DARUL AITAMI KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH :
Aziz Fadliansyah
NIM : 08c10104034
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARACEH BARAT - MEULABOH
TAHUN 2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi/Tugas Akhir : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHITIMBULNYA STRES PADA SANTRIWATIBARU DI PONDOK PESANTREN DARULAITAMI KECAMATAN MEUREUBOKABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013
Nama Mahasiswa : Aziz Fadliansyah
NIM : 08c10104034
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ( IKM )
Mengetahui;Komisi Pembimbing
Mengetahui;
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Lulus Tanggal : 30 Mei 2013
Anggota
Jun Musnadi Is, SKMNIDN : 0129068101
Ketua
Kana Safrina Rouzi, S.Ag, MSi
Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Citra Ovalisa Rahmi, SKM
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Salman Rusly, SKM, M.EpidNIDN :0128067401
iv
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA STRES PADASANTRIWATI BARU DI PONDOK PESANTREN DARUL AITAMI
KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2013
Yang disusun oleh
Nama Mahasiswa : Aziz Fadliansyah
NIM : 08c10104034
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Telah Dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Mei 2013 dan
dinyatakan memenuhi Syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Kana Safrina Rouzi, S.Ag, M.Si .............................................
( Dosen Pembimbing Ketua)
2. Jun Musnadi Is, SKM ............................................
( Dosen Pembimbing Anggota)
3. Evi Darni, S.Kep, MKM ...........................................
( Dosen Penguji I )
4. Hasrah Juniadi, SKM ...........................................
( Dosen Penguji II )
Alue Peunyareng, 30 Mei 2013Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Citra Ovalisa Rahmi, SKM
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Aziz Fadliansyah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Ujong Tanjong, 13 November 1989
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Dusun Keuchik Dolah Desa Ujong TanjongKecamatan Meureubo kabupaten Aceh Barat
Pendidikan Formal :
1. Tahun 1996-2002 : Tamat SD Negeri Ujong Tanjong Berijazah2. Tahun 2002-2005 : Tamat SMP Negeri 2 Meureubo Berijazah3. Tahun 2005-2008 : Tamat MAN I Meulaboh Berijazah
Pengalaman Organisasi
1. Remaja Mesjid Al-Ihsan Gampong Ujong Tanjong : 2010-Sekarang
Pengalaman Kerja
2. Waka Humas SMPs Darul Aitami : 2011-Sekarang3. Kepala Perpustakaan SMPs darul Aitami : 2011-Sekarang
vi
Kata Mutiara
Ya Allah.......... Sepercik ilmu telah engkau karuniakan kepadaku inilah puji syukuryang dapat kupersembahkan kepada Mu, hamba hanya mengetahui sebagian kecililmu yang ada pada Mu. ( Q.S. Ar-Ruum : 41)
Tuhan.......Bertahun sudah kulewati hidupJalan setapak demi setapak telah kulaluiKini tiba saatnya kuraih sebuah kesuksesanWalau dibaluti dengan sejuta rintangan
Tuhan .......Satu kesuksesan telah kugapaiBukan bearti suatu perjuangan telah berakhirIni awal dari perjalanan hidupDalam menyongsong hariku penuh arti
Tuhan.......Kini langkahku ringan sudahDalam menepati tebing termalWalau masih ada kabutYang menghalau pandanganku
Terima kasih tuhan ku .......Engkau yang memberikan rahmat dan hidayahEngkau yang memberikan aku ilmuSehingga ku mengerti pentingnya ilmu dan pendidikanTuk arungi cobaan dan duniamu dan bekal diakhirat nanti
Ayahanda dan ibundaDengan tetesan keringat dan bimbingan darimuBahkan tanah yang gersangKau olah menjadi subur untuk keberhasilankuDisetiap diriku melangkah meniti hari-harikuKau selalu melepaskan dengan air mata dan doaBayangmu selalu hadir dalam damaiKini harapanmu talah kugapai
Aziz Fadliansyah
vi
Kata Mutiara
Ya Allah.......... Sepercik ilmu telah engkau karuniakan kepadaku inilah puji syukuryang dapat kupersembahkan kepada Mu, hamba hanya mengetahui sebagian kecililmu yang ada pada Mu. ( Q.S. Ar-Ruum : 41)
Tuhan.......Bertahun sudah kulewati hidupJalan setapak demi setapak telah kulaluiKini tiba saatnya kuraih sebuah kesuksesanWalau dibaluti dengan sejuta rintangan
Tuhan .......Satu kesuksesan telah kugapaiBukan bearti suatu perjuangan telah berakhirIni awal dari perjalanan hidupDalam menyongsong hariku penuh arti
Tuhan.......Kini langkahku ringan sudahDalam menepati tebing termalWalau masih ada kabutYang menghalau pandanganku
Terima kasih tuhan ku .......Engkau yang memberikan rahmat dan hidayahEngkau yang memberikan aku ilmuSehingga ku mengerti pentingnya ilmu dan pendidikanTuk arungi cobaan dan duniamu dan bekal diakhirat nanti
Ayahanda dan ibundaDengan tetesan keringat dan bimbingan darimuBahkan tanah yang gersangKau olah menjadi subur untuk keberhasilankuDisetiap diriku melangkah meniti hari-harikuKau selalu melepaskan dengan air mata dan doaBayangmu selalu hadir dalam damaiKini harapanmu talah kugapai
Aziz Fadliansyah
vi
Kata Mutiara
Ya Allah.......... Sepercik ilmu telah engkau karuniakan kepadaku inilah puji syukuryang dapat kupersembahkan kepada Mu, hamba hanya mengetahui sebagian kecililmu yang ada pada Mu. ( Q.S. Ar-Ruum : 41)
Tuhan.......Bertahun sudah kulewati hidupJalan setapak demi setapak telah kulaluiKini tiba saatnya kuraih sebuah kesuksesanWalau dibaluti dengan sejuta rintangan
Tuhan .......Satu kesuksesan telah kugapaiBukan bearti suatu perjuangan telah berakhirIni awal dari perjalanan hidupDalam menyongsong hariku penuh arti
Tuhan.......Kini langkahku ringan sudahDalam menepati tebing termalWalau masih ada kabutYang menghalau pandanganku
Terima kasih tuhan ku .......Engkau yang memberikan rahmat dan hidayahEngkau yang memberikan aku ilmuSehingga ku mengerti pentingnya ilmu dan pendidikanTuk arungi cobaan dan duniamu dan bekal diakhirat nanti
Ayahanda dan ibundaDengan tetesan keringat dan bimbingan darimuBahkan tanah yang gersangKau olah menjadi subur untuk keberhasilankuDisetiap diriku melangkah meniti hari-harikuKau selalu melepaskan dengan air mata dan doaBayangmu selalu hadir dalam damaiKini harapanmu talah kugapai
Aziz Fadliansyah
vii
ABSTRAK
Aziz Fadliansyah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Stres PadaSantriwati Baru Di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan MeureuboKabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Dibawah bimbingan Ibu Kana Safrina Rouzi,S.Ag, M.Si dan Bapak Jun Musnadi Is, SKM.
Kehidupan di pondok pesantren sangat berbeda dengan kehidupan diluar pondokpesantren. Sebelum masuk pesantren, anak memiliki ruang gerak yang bebasuntuk beraktifitas, kegiatan tidak terlalu padat, fasilitas rumah yang memadai,dan segala kebutuhan masih ditangani oleh orang tua masing-masing. Sedangkanketika masuk pesantren, kehidupan berbalik arah yaitu anak harus mampumenjadi santri yang mandiri dan menerima apa adanya fasilitas dari pesantrenserta mampu mengikuti padatnya jadwal dan kegiatan yang diberikan oleh pihakpesantren. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi timbulnya stress pada santriwati baru di Pondok Pesantren DarulAitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Penelitiaan inibersifat Analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitiaan iniadalah 33 siswi kelas 1 SMPS Pondok Pesantren Darul Aitami. Sedangkan sampeldalam penelitian ini juga 33 siswi kelas 1 SMPS Pondok Pesantren Darul Aitami.Hasil pelitian dari 33 sampel yang di teliti terdapat 17 (51,5%) sampel yangmenyatakan beban pelajaran berat dan 16 (48,5 %) sampel yang menyatakanbeban pelajaran ringan dan P Value 0,014 (α = 0,0309). Variabel pindah daerahbaru yang masuk katagori baik 24 (72,7%) dan yang termasuk katagori burukadalah 9 (27,3%) dan P Value 0,149 Untuk variabel kenyamanan yang tidaknyaman adalah 15 (45,5%) dan yang nyaman adalah 18 (54,5%) sampel dan PValue 0,009.Untuk variabel yang berpengaruh terhadap stres pada santriwati di pesantrenDarul Aitami Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 dalampenelitian ini adalah variabel beban pelajaran ( p value = 0,0309) dan kenyamanan( p value = 0,009), sedangkan variabel pindah daerah baru ( p value = 0,149) tidakberpengaruh terhadap stres pada santriwati di pesantren Darul Aitami KecamatanMeurebo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.Disarankan kepada pihak Pesantren Darul Aitami agar mengurangi beban belajarterhadap santriwati baru karena satriawati baru dibutuhkan untuk menyesuaikandiri, hal ini agar santriwati baru tidak mengalami stres dalam menuntut ilmu, baikilmu umum dan ilmu agama.
Kata Kunci : Beban Pelajaran, Pindah Daerah Baru, kenyamanan, Stres, SantriwatiBaru
viii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih dan
rahmat-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Stres Pada
Santriwati Baru di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat tahun 2013”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam
hal ini penulis dengan tulus mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Keberhasilan penulis dalam menyusu skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan dukungan moril maupun spiritual dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepada kedua orang tua saya, yang telah memberi segala-galanya, yang telah
membesarkan saya dari ayunan sampai pada saat ini.
2. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, MS. selaku Rektor Universitas Teuku Umar
(UTU) Meulaboh.
3. Bapak Salman Rusly, SKM, M,Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh.
4. Ibu Kana Safrina Rouzi S.Ag,M.Si selaku pembimbing satu yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama
penyusunan skripsi ini.
ix
5. Bapak Jun Musnadi Is, SKM selaku pembimbing dua yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Evi Darni, S.Kep, MKM selaku penguji satu yang telah memberikan saran
dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Hasrah Junaidi, SKM selaku penguji dua yang telah memberikan saran
dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu Dosen dan staf pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
memberi ilmu dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Universitas Teuku
Umar (UTU) Meulaboh.
9. Teman-teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar
(UTU) Meulaboh.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Khusunya, dan bagi mereka yang membacanya.
Meulaboh, Juni 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
HalamanLEMBARAN JUDUL .................................................................................... iLEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... iiLEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iiiRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ivKATA MUTIARA.......................................................................................... vABSTRAK ...................................................................................................... viKATA PENGANTAR .................................................................................... viiDAFTAR ISI................................................................................................... ixDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 11.1. Latar Belakang .............................................................................. 11.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 51.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 61.3.2. Tujuan Kusus....................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 61.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................. 61.4.2. Manfaat Praktis ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 82.1. Pondok Pesantren .......................................................................... 8
2.1.1. Pengertian............................................................................ 82.1.2. Tujuan Pendidikan Pesantren .............................................. 8
2.2. Santri ............................................................................................. 102.2.1. Pendidikan Asrama ............................................................. 11
2.3. Stres ............................................................................................... 112.3.1. Pengertian Stres................................................................... 112.3.2. Proses Terjadinya Stres ....................................................... 132.3.3. Gejala dan Tanda-Tanda Stres ............................................ 152.3.4. Faktor-Faktor penyebab Stres ............................................. 17
2.4. Kerangka teori ............................................................................... 212.5. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 222.6. Hipotesis Penelitian....................................................................... 22
xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 233.1. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 233.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 233.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 233.3.1. Populasi.................................................................................... 233.3.2. Sampel...................................................................................... 233.4. Metode Pengumpulan Data......................................................... 24
3.4.1. Data Primer. ...................................................................... 243.4.2. Data Sekunder................................................................... 24
3.5. Defenisi Operasional................................................................... 253.6. Aspek pengukuran Variabel........................................................ 263.7. Teknik Analisis Data................................................................... 26
3.7.1 Analisis Univariat ............................................................. 263.7.2 Analisis Bivariat ............................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 284.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................ 28
4.1.1 Letak Strategis.................................................................... 284.1.2 Sejarah Berdirinya Dayah Inti Darul Aitami...................... 304.1.3 Letak Tempat Penelitian...................................................... 30
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................. 314.2.1 Analisis Univariat................................................................ 314.2.2 Analisis Bivariat.................................................................. 33
4.3 Pembahasan.................................................................................. 354.3.1 Pengaruh beban belajar santriwati baru
terhadap stres di Pondok Pesantren DarulAitami Kecamatan Meureubo Kabupaten AcehBarat Tahun 2013............................................................... 36
4.3.2 Pengaruh pindah daerah baru terhadap stresdi Pondok Pesantren Darul Aitami KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013................ 37
4.3.3 Pengaruh kenyamanan terhadap stres di PondokPesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat Tahun 2013..................................................... 38
BAB V PENUTUP......................................................................................... 395.1 Saran........................................................................................ 395.2 Kesimpulan.............................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5.1 Definisi Operasional .................................................................. 24Tabel 4.2.1.1 Distribusi beban Pelajaran timbulnya stres pada
santriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013 ................................................................................ 31
Tabel 4.2.1.2 Distribusi Pindah Daerah Baru timbulnya strespada santriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013 ................................................................................ 31
Tabel 4.2.1.3 Distribusi Kenyamanan timbulnya stres padasantriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013 ................................................................................ 32
Tabel 4.2.1.4 Distribusi stres santriwati baru di Pondok PesantrenDarul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten AcehBarat Tahun 2013....................................................................... 32
Tabel 4.2.2.1 Pengaruh beban belajar santriwati baru terhadapstres di Pondok Pesantren Darul Aitami KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013......................... 33
Tabel 4.2.2.2 Pengaruh pindah daerah baru terhadap stres diPondok Pesantren Darul Aitami KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013......................... 34
Tabel 4.2.2.3 Pengaruh kenyamanan terhadap stres diPondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan MeureuboKabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ........................................... 35
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Kerangka Teori................................................................... 21
Gambar 2.5 Kerangka Konsep penelitian .............................................. 22
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Koesioner
Lampiran 2 : Tabel Skor
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
Lampiran 5 : Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Pesantren Darul
Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Lampiran 6 : Hasil/output SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesantren merupakan sebuah pendidikan dan pengembangan islam dan bila
di bandingkan dengan lembaga pendidikan lainya yang pernah muncul di
indonesia, pesantren merupakan lembaga tertua saat ini. Namun sekarang format
pendidikan pesantren sudah sangat beragam mulai yang masih tradisional sampai
modern. Namun demikian, pada dasarnya agama merupakan kajian utama dalam
keseluruhan proses pendidikannya (Supriadi,1997).
Kehidupan di pondok pesantren sangat berbeda dengan kehidupan diluar
pondok pesantren. Sebelum masuk pesantren, anak memiliki ruang gerak yang
bebas untuk beraktifitas, kegiatan tidak terlalu padat, fasilitas rumah yang
memadai, dan segala kebutuhan masih ditangani oleh orang tua masing-masing.
Sedangkan ketika masuk pesantren, kehidupan berbalik arah yaitu anak harus
mampu menjadi santri yang mandiri dan menerima apa adanya fasilitas dari
pesantren serta mampu mengikuti padatnya jadwal dan kegiatan yang diberikan
oleh pihak pesantren, untuk menghadapi perubahan dari kehidupan selama di
pesantren, santri membutuhkan penyesuaian diri untuk menyelaraskan dan
menyeimbangkan lingkungan lama menuju lingkungan baru. Terkait dengan
penyesuaian diri, seseorang harus memiliki kesiapan secara fisik dan psikis, bagi
individu yang tidak siap secara mental dalam menghadapi perubahan maka akan
menimbulkan stres, yaitu keadaan tertekan baik secara fisik maupun psikologis
(Chaplin, 2006).
1
2
Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi kehidupan,
salah satunya adalah transisi sekolah. Transisi sekolah adalah perpindahan siswa
dari sekolah yang lama ke sekolah yang baru yang lebih tinggi tingkatannya.
Transisi siswa dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama menarik perhatian
para ahli perkembangan (Santrock dan Bandura dalam Novikarisma, 2007).
Hasi Survey awal penulis pada tahun 2012, pesantren terpadu yang ada di
kecamatan meureubo hanya ada 2 yaitu Pondok Pesantren Darul Hikmah di desa
Peunaga Rayeuk Dan Pondok Pesantren Darul Aitami di desa Ujong Tanjong,
Pesantren Darul Hikmah didirikan oleh Saidi Anshari pada tahun 1971 saat ia
menjadi geuchik (kepala desa), Saidi Anshari memulai menyebarkan Islam
melalui pengajian gampong yang ia adakan di rumahnya.
Karena semakin banyak yang ikut pengajiannya, pada tahun 1979 tempat
pengajian dipindah ke masjid gampong dan dinamakan Kelompok Pengajian
Darul Hikmah. Saat itu ada sekitar 120 orang yang mengikuti pengajian. Pada
tahun 1981 ia mengajak masyarakat secara swadaya mendirikan dayah. Pada
mulanya ada sebagian tokoh masyarakat yang kurang setuju. Kemudian ia
berinisiatif mengumpulkan tuha peut (tokoh masyarakat) sebanyak 15 orang.
Karena mayoritas masyarakat mendukung, maka para tuha peut sepakat
mendukung Saidi mendirikan dayah. Perjuangan tidak sampai di situ. Melihat
berbagai pengalaman para tengku sebelumnya yang mendirikan dayah di tanah
wakaf selalu membuahkan sengketa tanah, maka Saidi Ansari menolak pemberian
tanah wakaf dari warga. Ia berusaha sekuat tenaga membeli tanah masyarakat dan
membuat sertifikat tanah atas nama Dayah Darul Hikmah Islamiyah.
Hasilnya pada tahun 1982 berdiri dayah dengan sertifikat tanah atas nama Dayah
3
Darul Hikmah Islamiyah. Pada tahun 1984 resmi berdiri Yayasan Pesantren Darul
Hikmah Islamiyah. Tahun 1990 berhasil dibangun asrama putri.
Mulai tahun 1994 dirintis pendidikan terpadu (pesantren dan sekolah
umum). Dua tahun kemudian berhasil didirikan Pesantren Darul Hikmah
Islamiyah Pendidikan Terpadu bermottokan “Hasanah Dunia Hasanah Akhirat”
dengan status izin “Terdaftar”. Dan sekarang tengah mengurus izin pendirian
Sekolah Tinggi Agama Islam.
Hasil Survei awal penulis pada bulan juli sampai desember tahun 2012.
Pondok Pesantren Darul Aitami merupakan sebuah lembaga pendidikan
keagamaan berbentuk yayasan, yang berdiri sejak tahun 2002, bertujuan untuk
memberdayakan anak yatim dan terlantar serta anak-anak kaum dhuafa, dalam
memperoleh pendidikan yang layak dan memadai demi kesejateraan dan masa
depan mereka. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren
Terpadu Dayah Inti Darul Aitami ini guna menunjang proses belajar mengajar
yang saat ini dimiliki adalah : Ruang belajar permanen sebanyak 12 ruang,
Gedung asrama kapasitas 100 santri 2 unit, Mushala ukuran 10x10 m 1 unit,
Tempat wudhu’ 1 unit, Kantor 1 unit, Dapur umum 1 unit, Pos satpam 1 unit,
Rumah pimpinan, pengurus dan dewan guru 8 unit. Selama ini Pondok Pesantren
Darul Aitami masih menjalankan program pengajaran/pendidikan selama 6
(enam) tahun dengan metode dan waktu belajar Shubuh : Tahfidz Al-Qur’an dan
kitab kuning, Pagi : Pendidikan Umum sederajat SMP/MTsN dan SMA/MA
(Kurikulum Nasional) , Siang : Istirahat, Sore : program Kusus Seni Qur’an,
Khattil Qur’an, Bahasa Arab, Malam : Pengajian Kitab Kuning.
4
Padatnya jadwal belajar yang diterima para santri kemudian memberi
dampak lain pada kehidupannya. Berdasarkan wawancara, dengan salah seorang
pengurus pesantren Darul Aitami, kegiatan dimulai dari jam setengah 5 pagi
sampai jam 10 malam. Semua di atur sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu
yang terbuang percuma. Setiap hari santri dibebani oleh kegiatan-kegiatan yang
tidak ringan, di mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.
Setiap tahunnya pondok pesantren Dayah Inti Darul Aitami membuka tiga
kelas untuk penerimaan santri baru putra dan putri. Fenomena yang terjadi setiap
tahunnya pada tiga bulan pertama tahun ajaran para santri keluar dari pendidikan
pesantren, berdasarkan laporan dari pengelola pesantren rata-rata 10-15 orang
santri keluar dari pesantren, hal ini diiringi dengan banyaknya jumlah santri yang
sering berkunjung ke Unit Kesehatan baik itu rumah sakit umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh maupun di rumah bidan setempat untuk berobat karena sakit berjumlah
15-20 orang.
Menurut salah satu staf pengurus asrama santriwati di Pondok Pesantren
Darul Aitami yaitu Ustazah Maria diketahui bahwa beberapa wali santri
mengeluhkan keadaan anaknya, ketika belum masuk pesantren anak tidak pernah
mengeluh tentang suatu penyakit apapun, akan tetapi setelah dimasukkan ke
pesantren anak lebih sering mengeluh sakit dan tidak memiliki semangat seperti
sediakala, kemudian banyak anak minta dijemput untuk pulang dengan izin sakit
yang berjumlah 15-20 orang, kenyataan yang ada ketika sampai dirumah anak
seketika langsung sembuh dari penyakit yang dikeluhkan, setelah orang tua
merasa anak baik-baik saja, orang tua mengantarkan anaknya ke pesantren untuk
5
kembali menuntut ilmu, tapi pada kenyataannya selang beberapa hari saja anak
sudah menelepon kembali dan mengeluhkan beberapa penyakit lagi.
Hasil wawancara penulis dengan kepala bagian kemaslahatan dan prestasi
santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Darul Aitami, mengemukakan bahwa :
“Santriwati yang biasanya mengalami hambatan dalam penyesuaian diri
disebabkan oleh banyak hal seperti masuk pesantren bukan kemauan diri sendiri
atau dipaksa oleh orang tua, peraturan yang terlalu ketat, tidak mampu mengikuti
pelajaran di pesantren, penerimaan yang buruk oleh teman-temannya atau
dikucilkan, tidak bisa berpisah dengan orang tua.
Jumlah seluruh santri pada Pesantren Darul Aitami keseluruhan adalah 236
orang, dengan santri SMP 208 orang, SMA 28 orang, dan santri yang sering sakit
atau sering pulang karana alasan sakit berjumlah 15-20 orang, dan pada tahun
ajaran 2009-2010 15 orang santri yang keluar dari pesantren, kemudian pada
tahun ajaran 2010-2011 25 orang santri yang keluar dari pesantren, dan pada
tahun ajaran 2011-2012 14 0rang santri keluar dari pesantren, dan untuk
sementara pada tahun ajaran 2012-2013 sudah 10 orang santri yang keluar dari
pondok pesantren, karena mengalami masalah dalam proses penyesuaian diri,
seperti tidak mampu mengikuti pelajaran, tidak bisa tinggal di asrama karena tidak
bisa hidup terpisah dengan orang tuanya, melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar aturan Pondok Pesantren dan sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya stres pada santriwati baru
6
di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2013.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya stress pada
santriwati baru di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1. Mengetahui pengaruh antara beban pelajaran dengan stres pada santriwati
baru di Pondok Pesantren Darul Aitami.
1.3.2.2. Mengetahui pengaruh antara pindah ke daerah baru dengan stres pada
santriwati baru di Pondok Pesantren Darul Aitami.
1.3.2.3. Mengetahui pengaruh antara kenyamanan dengan stres pada santriwati
baru di Pondok Pesantren Darul Aitami.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat teoritis
1.4.1.1. Bagi pihak pesantren
Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu stres, sehingga
dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pendekatan atau
intervensi dalam menangani masalah kecenderungan terkena stres pada
santriwati baru.
7
1.4.1.2. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada usia remaja.
1.4.1.3. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi mengenai
stres bagi usia remaja dan dapat menambah referensi kepustakaan yang
telah ada.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan untuk lebih lanjut bagi
mahasiswa(I) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pondok Pesantren
2.1.1. Pengertian
Pesantren berarti tempat tinggal santri. Pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam, mengandung makna bahwa titik pusat perkembangan keilmuan
dilembaga ini adalah ilmu-ilmu agama. Oleh karena ilmu agama itu tidak akan
berkembang dengan baik tanpa ditunjang oleh ilmu-ilmu lain, maka oleh sebagian
pesantren ilmu-ilmu tersebut juga merupakan bagian dari ilmu-ilmu yang
diajarkan (Daulay, 2001).
2.1.2. Tujuan Pendidikan Pesantren
Menurut (Nafi’dkk, 2007) secara spesifik, beberapa pesantren yang
tergabung dalam Forum Pesantren merumuskan beragam tujuan pendidikannya,
yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok :
1) Pembentukan Akhlak/Kepribadian
Berpijak pada hadist Nabi Muhammad SAW “Innamâ bu’itstu
liutammima makarimal akhlâq” atau “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak mulia” (HR Ahmad), maka para pengasuh
pesantren, sebagai ulama pewaris para nabi, terpanggil untuk meneruskan
perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam membentuk kepribadian
masyarakat melalui para santrinya. Para pengasuh pesantren
mengharapkan santri-santrinya memiliki integritas kepribadian yang tinggi
(shâlih).
8
9
2) Penguatan Kompentensi Santri
Kompentensi dikuatkan melalui empat jenjang tujuan, yaitu :
a. Wasâil (tujuan awal)
Penguasaan skolastik atas mata pelajaran di pesantren ditempatkan
sebagai wasâil, baik penguasaan itu berada dalam ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Rumusan wasâil dapat dikenali dari
rincian mata pelajaran yang masing-masing menguatkan kompentensi
santri di berbagai bidang ilmu agama dan penunjangnya.
b. Abdâf (tujuan antara)
Mata pelajarannya banyak hafalan, karena segi-segi analisis belum
sesuai dengan rata-rata umur mereka. Bimbingan santri menekankan
pendekatan-pendekatan psikologis untuk penguatan cita-cita.
Pengorganisasian santri diarahkan untuk memudahkan mereka
mengurus kebutuhan pribadi agar kerasan tinggal di dalam pondok
sebagai santri mukim dengan keteraturan belajar.
c. Maqâshid (tujuan pokok)
Tujuan pokok yang ingin dihasilkan dari proses pendidikan di lembaga
pesantren adalah lahirnya mutafaqqih fi ad-din, yaitu orang yang ahli
di bidang ilmu agama Islam.
d. Ghâyah (tujuan akhir)
Tujuan akhir adalah mencapai ridha Allah SWT. Itulah misteri
kehidupan yang terus memanggil dan yang membuat semua kesulitan
terasa sebagai rute-rute dan terminal-terminal manusiawi yang wajar
untuk dilalui.
10
3) Penyebaran Ilmu
Penyebaran ilmu atau nasyru al-‘ilmi adalah menjadi pilar utama bagi
menyebarnya ajaran agama Islam. Kalangan pesantren mengemas
penyebaran ilmu ini dalam kegiatan dakwah yang memuat prinsip al-
amru bi al-ma’ruf wa al- nahyu ‘an al-munkar. Kewajiban ini bahkan
menjadi sebuah keyakinan bagi kalangan pesantren, sebagai pembeda
antara orang mukmin dengan munafik.
2.2. Santri
Santri adalah siswa yang belajar di pondok pesantren, menurut (Daulay,
2001) santri ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok :
1) Santri Mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat yang
jauh yang tidak memungkinkan dia untuk pulang ke rumahnya, maka dia
mondok (tinggal) di pesantren. Sebagai santri wajib mukim mereka
memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
2) Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang
memungkinkan mereka pulang ke tempat tinggal masing-masing. Santri
kalong ini mengikuti pelajaran dengan cara pulang pergi antara rumahnya
dengan pesantren.
Kata “santri” diduga berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang
berarti “melek huruf”, atau dari bahasa Jawa “cantrik” yang berarti orang yang
mengikuti gurunya kemanapun pergi. Dari sini dapat dipahami bahwa pesantren
setidaknya memiliki tiga unsur, yakni; Santri, Kyai dan Asrama (pondok) (Efendi,
2008).
11
2.2.1. Pendidikan Asrama
Dalam proses pendidikan dikenal tiga lembaga yaitu pendidikan sekolah,
pendidikan masyarakat dan pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga terbukti
lebih efektif untuk membangun sisi efektif (sikap dan perilaku siswa). Pendidikan
sekolah, efektif untuk membangun sisi kognitif (pengetahuan siswa). Sedangkan
pendidikan masyarakat, khususnya pendidikan luar sekolah, efektif dalam
membangun sisi psikomotorik (ketrampilan siswa). Idealnya ketiga institusi ini
berjalan secara harmonis dan komprehensif, beriringan dan saling melengkapi.
Akan tetapi, kehidupan jaman modern banyak mempengaruhi situasi pendidikan,
sedikitnya dalam 2 hal :
1) Banyak keluarga sangat sibuk untuk melaksanakan fungsi pendidikan
keluarga.
2) Kuatnya tekanan situasi pergaulan di luar rumah dan di luar sekolah
dalam perkembangan anak.
2.3. Stres
2.3.1. Pengertian Stres
Stres merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks dan unik sehingga
banyak pakar berbeda pendapat dalam memberikan defenisi tentang stres,
walaupun pada dasarnya antara satu defenisi dengan defenisi lainnya terdapat inti
persamaannya.
Menurut Hawari (2001), yang di maksud dengan stres adalah respon tubuh
yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan atas beban atasnya. Misalnya
bagaimana respon tubuh seseorang mana kala yang bersangkutan mengalami
beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada
12
gangguan pada fungsi organ tubuh, maka di katakan yang bersangkutan tidak
mengalami stres, tetapi sebaliknya bila ia mengalami gangguan pada satu atau
lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan
pekerjaannya dengan baik, maka ia di sebut mengalami stres.
Menurut Hasibuan H. Melayu S.P (2003), stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran
kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks,atau
memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.
Menurut Carry Cooper (1995), stres adalah tekanan yang terlalu besar bagi
kita. Stres itu sangat bersifat personal, setiap orang memiliki tingkatan toleransi
tertentu pada tekanan setiap waktunya, yaitu kemampuan kita untuk mengatasi
atau tidak mengatasinya.
National safety council (2004) stres adalah sebagai ketidakmampuan
mengatasi ancaman yang di hadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual
manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia
tersebut.
Dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
seseorang yang terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan
penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal. Stres yang terlalu besar
dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sebagai hasilnya, para diri santri berkembang berbagai macam gejala stres yang
dapat mengganggu rutinitas mereka di Pesantren.
13
2.3.2. Proses Terjadinya Stres
Dalam peristiwa terjadinya stres, ada tiga hal yang saling terkait satu
dengan yang lainnya (Nasution, 2000) yakni :
1. Hal, peristiwa, keadaan, orang yang menjadi sumber stres (stressor) jika
di pandang secara umum, hal-hal yang menjadi sumber stres di pahami
sebagai rangsangan (stimulus)
2. Orang yang mengalami stres (the stresed), kita dapat memusatkan
perhatian pada tanggapan (respon) orang tersebut terhadap hal-hal yang
di nilai mendatangkan stres. Tanggapan orang tersebut terhadap sumber
stres dapat mempengaruhi pada psikologis dan fisiologis. Tanggapan ini
di sebut strain, yaitu tekanan atau tanggapan yang dapat membuat pola
pikir, emosi dan perilaku kacau, dapat membuat gugup dan gelisah.
3. Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi
penyebab (transaction). Hubungan itu merupakan proses, yaitu ada
penyebab stres dan pengalaman individu yang terkena stres saling terkait.
Tidak semua stres buruk. Kenyataannya, banyak orang yang setuju kalau
kita memang membutuhkan stres sampai derajat tertentu agar tetap sehat.
Namun bagaimana stres bisa menjadi sesuatu yang baik? Apabila stres
dianggap sebagai sebuah motivasi positif, stress dapat dianggap sebagai
sesuatu yang menguntungkan. Tetapi apabila melebihi poin optimal yang
menguntungkan, stres ternyata lebih membawa keburukan dari pada
kebaikan.
14
Menurut National Safety Council (2004), stres dibagi dalam dua jenis yaitu :
1. Stres baik (positif).
yaitu gejala situasi dan kondisi apapun yang menurut anda dapat
memotivasi atau memberikan inspirasi. Promosi jabatan atau cuti yang di
bayar adalah contoh-contoh dari stres yang baik.
2. Stres buruk (disstres)
Adalah stres yang membuat anda menjadi marah, tegang, bingung,
cemas, merasa bersalah, atau kewalahan. Stres buruk (disstres) dibagi
menjadi dua bentuk yaitu stres akut dan stres kronik.
Menurut Robert J.Van Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh
Dadang Hawari (2001) bahwa tahapan stres sebagai berikut :
a. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
nafsu beraktifitas yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan
aktifitas tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan
menjadi tajam.
b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman,
jantung berdebar dan otot kaku. Hal tersebut karena cadangan tenaga
tidak memadai.
c. Stres tahap ketiga, yaitu stres dengan keluhan, sperti defekasi tidak
teratur (kadang-kadang diare), otot kaku, emosional, insomnia, mudah
terjaga dan sulit tidur kembali, bangun terlalu pagi dan sulit tidur
kembali, koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
15
d. Stres tahap ke empat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu beraktifitas sepanjang hari (loyo), aktifitas terasa sulit dan
menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,
serta timbul ketakutan dan kecemasan.
e. Stres tahapan kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan
kelemahan fisik dan mental, ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan
yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya
rasa takut dan cemas, bingung dan panik.
f. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tanda-
tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan bergetar, dingin
dan banyak keluar keringat, loyo, pingsan, atau kolaps.
2.3.3. Gejala dan tanda-tanda stres
Menurut Terry Beehr dan newman (1987), gejala dan tanda stres dibagi
menjadi tiga gejala yakni : gejala fisik, gejala psiklogis dan perilaku.
1. Gejala fisik : meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,
meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin, gangguan lambung,
mudah terluka, mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan, sering
berkeringat, gangguan kulit, kepala pusing, migrain, kanker, ketegangan
otot dan sulit tidur.
2. Gejala psikologi : kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif,
memendam perasaan, kominikasi tidak efektif, menurunya fungsi
intelektual, mengurung diri, ketidak puasan kerja, depresi, kebosanan,
lelah mental, mengasingkan diri, kehilangan konsentrasi, kehilangan
16
spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunya harga
diri dan rasa percaya diri.
3. Gejala perilaku : menunda atau menghindari aktifitas, penurunan prestasi
dan prokduktifitas, minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, makan
yang tidak normal, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,
ngebut dijalan, meningkatnya agretifitas, dan kriminalitas, penurunan
hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman serta kecendrungan
bunuh diri.
Stres mempengaruhi baik pada tubuh maupun mental dan keduanya akan
mempengaruhi bagaimana kita berprilaku di bawah tekanan yang berat, dan
mempengaruhi tingkatan dimana kita bisa melanjutkan peran kita, dirumah dan di
tempat beraktifitas, secara efektif dan efesien (Towner Lesley, 2002).
Anoraga Pandji (2006), mengemukakan bahwa stres yang tidak teratasi
menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial. Dapat ringan, sedang, dan
berat. Suatu “stres” tidak langsung memberi akibat saat itu juga, walaupun banyak
diantaranya yang segera memperlihatkan manifestasinya. Dapat juga
bermanifestasi beberapa hari, minggu, bulan, atau setahun kemudian.
Dalam hubungan dengan gangguan pada badan, dikatakan bahwa stres
emosional mempengaruhi otak, yang kemudian melalui sistem neurohormonal
menyebabkan gejala-gejala badaniah yang dipengaruhi oleh hormon (adrenalin)
dan sistem saraf otonom. Adrenalin yang meningkat menimbulkan kadar asam
lemak bebas juga meningkat dan ini merupakan persediaan sumber energi ekstra.
Bilamana peningkatan ini tidak di sertai kegiatan fisik, energi ekstra ini tidak
dibakar habis dan akan diubah hati menjadi lemak kolesterol yang kemudian
17
menimbun pada dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh jantung koroner.
Selanjutnya terjadi kenaikan tekanan darah, denyut jantung jantung yang
bertambah, dan keduanya mengakibatkan gangguan pada kerja jantung bahkan
mudah menimbulkan kematian mendadak (serangan jantung)
Pada sistem saraf otonom, menimbulkan gejala seperti keluarnya keringat
dingin (keringat pada telapak tangan), rasa panas dingin badan, asam lambung
yang meningkat (sakit maag), kejang lambung dan usus, mudah kaget, gangguan
seksual dan lain-lain. Gejala berat akibat stres bisa menyebabkan kematian, gila
dan hilangnya kontak sama sekali dengan lingkungan sosial.
2.3.4. Faktor-faktor penyebab stres
Stres disebabkan oleh banyak faktor yang disebut dengan stressor. Stressor
merupakan stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor
menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa
saja kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual,
atau kebutuhan kultural. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
stressor internal dan stressor eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang misalnya kondisi fisik, atau suatu keadaan emosi. Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga
dan sosial budaya (Potter & Perry, 2005).
Penyebab stres dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu kategori
pribadi dan kategori kelompok atau organisasi. Kedua kategori ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada individu atau kelompok dan
prestasi individu dan kelompok yang bersangkutan (Agoes,2003).
18
Santrock (2003) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan stres
terdiri atas :
1) Beban yang terlalu berat, konflik dan frustasi Beban yang terlalu berat
menyebabkan perasaan tidak berdaya, tidak memiliki harapan yang
disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat berat dan akan
membuat penderitanya merasa kelelahan secara fisik dan emosional.
2) Faktor kepribadian
Tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian yang cenderung untuk
mengalami stres, dengan karakteristik kepribadian yang memiliki
perasaan kompetitif yang sangat berlebihan, kemauan yang keras, tidak
sabar, mudah marah dan sifat yang bemusuhan.
3) Faktor kognitif
Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung bagaimana individu menilai
dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Penilaian secara
kognitif adalah istilah yang digunakan oleh Lazarus untuk
menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian dalam
hidup mereka sebagai sesuatu yang berbahaya, mengancam atau
menantang dan keyakinan mereka dalam menghadapi kejadian tersebut
dengan efektif.
Pada umumnya stressor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Perkawinan Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres
yang dialami seseorang; misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian,
kematian salah satu pasangan, ketidaksetian, dan lain sebagainya.
2) Problem orang tua
19
Permasalahan yang dihadapi orang tua; misalnya kenakalan anak, anak
sakit, hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan dan lain
sebagainya.
3) Hubungan interpersonal
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat/orang-orang
disekitar yang mengalami konflik.
4) Pekerjaan
Masalah pekerjaan merupakan sumber stres kedua setelah masalah
perkawinan; misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok,
mutasi, jabatan, kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan, dan
lain sebagainya.
5) Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan
seseorang. Rasa tercekam dan tidak merasa aman ini amat mengganggu
ketenangan dan ketenteraman hidup, sehingga tidak jarang orang jatuh
kedalam depresi dan kecemasan.
6) Keuangan
Masalah keuangan (kondisi sosial-ekonomi) yang tidak sehat misalnya
pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang,
kebangkrutan usaha, soal warisan dan lain sebagainya sangat
berpengaruh terhadap kesehatan jiwa seseorang.
7) Hukum/peraturan
Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum/peraturan yang ada dapat
merupakan sumber stres pula.
20
8) Perkembangan
Yang dimaksud disini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun
mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopouse, usia
lanjut, dan sebagainya.
9) Kondisi fisik atau cidera
10) Faktor keluarga
Faktor keluarga yang dimaksud disini adalah faktor stres yang dialami
oleh seseorang yang disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
yaitu sikap orang tua.
Nelson dalam Agoes (2003) menyebutkan bahwa penyebab stres umumnya
adalah: pindah ke daerah baru, masuk perguruan tinggi, pindah sekolah, menikah,
hamil, baru bekerja, gaya hidup baru, perceraian, kematian orang yang dicintai,
dipecat dari pekerjaan, tekanan waktu, persaingan, kesulitan keuangan, suasana
atau bunyi yang sangat ramai atau bising, tidak puas atau tidak nyaman.
Terjadinya stres karena stressor tersebut dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga mengakibatkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan
awal dari gangguan kesehatan fisik, psikologis, bahkan spiritual. Sedangkan
dampak dari stressor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: Sifat
stressor, jumlah stressor pada saat yang bersamaan, lama pemajanan terhadap
stressor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan (Kozier & Erb, 1983
dalam Keliat, 1998)
21
2.4. Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Nelson dalam Agoes (2003),
Santrock (2003). Maka dapat di gambarkan kerangka konpensional :
- Beban yang terlalu berat- Faktor kepribadian- Faktor kognitif
- Pindah ke daerah baru- Pindah sekolah- gaya hidup baru- tekanan waktu- persaingan- kesulitan keuangan,- suasana atau bunyi yang
sangat ramai atau bising- tidak puas atau tidak
nyaman.
STRES
Gambar. 2.4 kerangka teori penelitian
22
2.5. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
2.6. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh beban pelajaran dengan stres
2. Ada pengaruh pindah ke daerah baru dengan stres
3. Ada pengaruh Kenyamanan dengan stres
Beban pelajaran
Pindah ke daerah baru Stres SantriwatiSssssaaSSaSantri
watiKenyamanan
Gambar. 2.5 kerangka konsep penelitian
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain cross sectional yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian
melalui pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Timbulnya Stress pada Santriwati Baru di Pondok Pesantren
Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 12 sampai 27 April 2013 di
Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah 33 siswi kelas 1 SMPS Pondok Pesantren
Darul Aitami.
3.3.2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2002). Selanjutnya Arikunto (2002) mengemukakan bahwa:
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga sampel
penelitian merupakan populasi. Apabila lebih dari 100, maka dapat diambil
sampel 10-15%, 20-25%, atau 30-35% dan seterusnya.
23
24
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu
33 siswi kelas 1 SMPS Pondok Pesantren Darul Aitami.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung pada siswa
dengan menggunakan pedoman quesioner tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya stres pada santriwati baru di pondok pesantren darul
aitami kecamatan meureubo kabupaten aceh barat
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui Pesantren Darul Aitami meliputi jumlah
siswa baru.
25
3.5. Definisi Operasional
3.5.1.Tabel Definisi Operasional
No Variabel Keterangan
Variabel Idependen1. Beban pelajaran Definisi Merupakan sebuah tekanan, tekanan
sebagai tanggapan dari tidakdapatnya menyesuaikan diri, yangdipengaruhi oleh perbedaan individu/ proses psikologis, yaknikonsekuensi dari setiap tindakaneksternal (lingkungan, situasi,peristiwa yang terlalu banyakmengadakan tuntutan fisik danpsikis) terhadap seseorang.
Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil Ukur 1. Berat
2. RinganSkala Ukur Ordinal
2. Pindah ke daerahbaru
Definisi Sesuatu keadaan yang beralih daritempat semula ke tempat lain
Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuesionerHasil Ukur 1. Buruk
2. BaikSkala Ukur Ordinal
3. Kenyamanan Definisi Suatu keadaan yang berbeda daritempat tinggal yang semula
Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil Ukur 1. Tidak Nyaman
2. NyamanSkala Ukur Ordinal
Variabel Dependen4. Stres Definisi Respon tubuh yang sifatnya non
spesifik terhadap setiap tuntutan atasbebas atasnya.
Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil Ukur 1. Berat
2. RinganSkala Ukur Ordinal
26
3.6. Aspek Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini penskoran dilakukan terhadap kuesioner. Kuesioner yang
memuat skala yang membuat nilai untuk alternative jawaban yang tersedia dan
responden diminta untuk memberikan jawaban atas alternative jawaban yang
tersedia pada setiap pertanyaan.
1. Untuk variabel beban pelajaran, dibagi 2 kategori yaitu: katagori berat dan
katagori ringan. Untuk katagori berat skornya > 7,5 dan ringan skornya < 7,5 .
2. Pindah ke daerah baru, jawaban tiap pertanyaan dibagi 2 yaitu: katagori baik
dan katagori buruk. Untuk katagori baik skornya > 10,5 dan katagori buruk
skornya < 10,5.
3. Kenyamanan, jawaban tiap pertanyaan dibagi 2 yaitu : katagori nyaman dan
katagori tidak nyaman. Untuk katagori nyaman skornya > 15 dan katagori
kurang nyaman skornya < 15.
4. Stress, diukur dengan memberikan pernyataan, jawaban dari tiap pernyataan
dibagi 2 yaitu: katagori berat dan katagori ringan. Untuk katagori berat skornya
> 15 dan katagori ringan < 15.
3.7. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sebagai
berikut:
3.7.1 Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian.
Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel.
27
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolerasi. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal
menggunakan uji statistik Chi-Square karena sesuai dengan data yang
digunakan.
Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :
1. Bila 2x2 di jumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang di
gunakan adalah Fisher’s Exact Test.
2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai Expected (harapan), maka uji yang
dipakai sebaliknya Contiuty Correction.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Strategis
Dayah Inti Darul Aitami adalah sebuah lembaga pendidikan pesantren yang
ikut bergerak dalam upaya mendidik dan membina generasi muda untuk
menguasai ilmu pendidikan Agama Islam sedalam-dalamnya demi melanjutkan
tugas mulia yang diwarisi Rasulullah SAW. Dayah Inti Darul Aitami terletak di
Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Dari segi letak geografisnya Dayah Inti Darul Aitami adalah tempat
pendidikan yang sangat asri dan mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat karena
letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Dengan demikian Dayah Inti Darul Aitami sangat cocok untuk lembaga
pendidikan formal maupun non formal, apa lagi lokasi lembaga ini lebih jauh dari
kebisingan kota, dengan suasana aman tentram dan menyenangkan untuk lokasi
lembaga pendidikan, maka gairah dalam belajar juga akan terasa dari peserta didik
yang belajar dilembaga tersebut, ditambah lagi dengan sarana dan prasarana yang
sudah memadai.
4.1.2 Sejarah Berdirinya Dayah Inti Darul Aitami
Dayah Inti Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
adalah lembaga pendidikan non-formal yang berada dibawah naungan Yayasan
Pemda Kabupaten Aceh Barat. Dayah Inti Darul Aitami berdiri berkat kerjasama
tokoh agama, pendidikan dan masyarakat, sedangkan gagasan beridirinya Dayah
28
29
Inti Darul Aitami adalah sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat dalam rangka untuk memberikan solusi pendidikan bagi kaum du’afa di
tanah rencong ini akibat dari konflik yang berkepanjangan. Sehingga kondisi
tersebut yang melahirkan berdirinya Darul Aitami dengan sasaran anak-anak
yatim korban konflik, anak-anak terlantar, anak-anak dari kaum dua’fa serta anak-
anak akibat musibah gempa bumi dan tsunami agar mereka memperoleh
pendidikan yang layak sebagaimana anak-anak yang lain.
Peletakan batu pertama oleh Bapak Camat Jamin Gapi dan tanah itu dibeli
pada penduduk desa. Pada tahun 2001-2002 dipegang oleh Camat Jamin Gapi,
dan pada tahun 2003 awal dimulanya proses belajar mengajar yang di pimpin oleh
Ustadz. Maskun, S.Ag. Pada tahun 2005-2006 jabatan kepala kosong dan
digantikan sementara dengan P.J (sebagai jabatan sementara) setelah itu pada
tahun 2007-2008 pesantren Dayah Inti Darul Aitami dipimpin oleh Tgk. Sirajudin
beliau tidak lama menjabat setelah itu digantikan oleh Tgk. H.Muhammad Arifin
Mahmud mulai tahun 2009-2012 dan pada tahun 2013- sampai saat ini dijabat
oleh Tgk. Salman Saf.
Luas area Dayah Inti Darul Aitami 1350 m2. Di Dayah Inti Darul Aitami
terdapat beberapa sarana dan prasarana yang terdiri dari ruangan-ruangan seperti
gedung asrama, gedung belajar, kantor, mushalla, dapur umum, rumah guru, pos
satpam, dan gudang.
Di komplek Dayah Inti Darul Aitami juga terdapat sekolah tingkat SMP
yang didirikan pada tahun 2004 yang di kepalai oleh Ustad. Suhaimi Ardinata.
Pada tahun 2009-2010 SMP Darul Aitami dikepalai oleh M. Abbas Ibrahim yang
beliau ditunjuk oleh pemerintah Aceh Barat, selanjutnya tahun 2010 hingga
30
sekarang SMP Darul Aitami di kepalai oleh Bapak Syarifuddin S.Pd. Pada tanggal
15 Januari 2012 Dayah Inti Darul Aitami membuka pendidikan tingkat SMA yang
pendidikan tersebut langsung di buka oleh ketua yayasan yaitu Bapak Ramli, MS
yang beliau juga sebagai Bupati di Kabupaten Aceh Barat pada saat itu.
Adapun Visi Dayah Inti Darul Aitami adalah: “Mewujudkan Generasi
Qur’ani yang berimtaq dan beriptek”. Misinya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Aqidah yang lurus;
2. Meningkatkan kemampuan santri dalam bidang membaca, menulis
memahami serta menghafalkan Al-Qur’an;
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam ilmu bahasa Arab sebagai
landasan menuju pemahaman Al-Qur’an dan Sunnah;
4. Mengembangkan kemampuan santri dalam berbahasa Arab secara aktif,
yang merupakan sarana penguasaan berbagai Ilmu pengetahuan.
Menurut Tgk. Ramazali selaku wakil Pimpinan Dayah, adapun maksud
dari Visi dan Misi tersebut untuk mencetak kader-kader Islam Qur’ani yang
mampu membentengi dirinya dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari
berbagai pihak, serta dapat memperkuat sendi-sendi keislaman pada zaman
modern ini.
4.1.3 Letak Tempat Penelitian
1. Sebelah Barat berbatasan dengan terminal mobil barang
2. Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan karet Masyarakat
3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan desa Ujong Tanjong
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah Ali Basyah Samad dan
Keucik lias
31
4.2.1 Analisi Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 12
sampai 27 April 2013, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
stres pada santriwati baru di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut :
Tabel 4.2.1.1 :Tabel distribusi beban Pelajaran timbulnya stres padasantriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Beban Pelajaran Frekuensi %1 Berat 17 51,52 Ringan 16 48,5
33 100Data Primer ( Diolah tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa dari 33 santriwati baru yang
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, maka di peroleh 17 santriwati baru atau
( 51,5%) yang menyatakan berat terhadap beban pelajaran dan 16 santriwati baru
atau (48,5%) yang menyatakan ringan terhadap beban pelajaran.
Tabel 4.2.1.2 : Tabel distribusi Pindah Daerah Baru timbulnya stres padasantriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Pindah Daerah Baru Frekuensi %1 Buruk 9 27,32 Baik 24 72,7
33 100Data Primer ( Diolah tahun 2013)
32
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa dari 33 santriwati baru yang
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, maka di peroleh 9 santriwati baru atau
( 27,3%) yang masuk katagori Buruk terhadap pindah daerah baru dan 24
santriwati baru atau (72,7%) yang masuk katagori baik terhadap pindah ke daerah
baru.
Tabel 4.2.1.3 :Tabel distribusi Kenyamanan timbulnya stres padasantriwati baru di Pondok Pesantren Darul AitamiKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Kenyamanan Frekuensi %1 Tidak Nyaman 15 45,52 Nyaman 18 54,5
33 100Data Primer ( Diolah tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa dari 33 santriwati baru yang
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, maka di peroleh 15 santriwati baru atau
( 45,5%) yang menyatakan tidak nyaman terhadap tempat tinggal dan 18
santriwati baru atau (54,5%) yang menyatakan nyaman terhadap tempat tinggal.
Tabel 4.2.1.4 : Tabel distribusi stres santriwati baru di Pondok PesantrenDarul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013
No Stres Frekuensi %1 Berat 26 78,82 Ringan 7 21,2
33 100Data Primer ( Diolah tahun 2013)
33
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa dari 33 santriwati baru yang
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, maka di peroleh 26 santriwati baru atau
( 78,8%) yang mengalami stres berat dan 7 santriwati baru atau (21,2%) yang
mengalami stres ringan.
4.2.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.2.2.1 : Pengaruh antara beban pelajaran santriwati baru denganstres di Pondok Pesantren Darul Aitami KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Beban Stres Total P Value αPelajaran Berat Ringan
N % N % N %1 Berat 16 94,1 1 5,9 17 100 0,039 0,052 Ringan 10 62,5 6 37,5 16 100
Total 26 78,8 7 21,2 33 100Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa 17 santriwati baru yang
menyatakan beban pelajaran berat terdapat 16 Santriwati baru atau (94,1%) yang
mengalami stres berat dan 1 santriwati baru atau (5,9%) yang mengalami stres
ringan. Selanjutnya dari 16 santriwati baru yang menyatakan beban pelajaran
ringan terdapat 10 santriwati baru atau (62,5%) yang mengalami stres berat dan 6
santriwati baru atau (37,5%) yang mengalami stres ringan.
Hasil analisi statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara beban belajar terhadap stres menunjukkan nilai
p value 0,039, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara beban
34
pelajaran santriwati baru terhadap stres di Pondok Pesantren Darul Aitami
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Tabel 4.2.2.2 : Pengaruh antara pindah daerah baru dengan stres diPondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan MeureuboKabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Pindah Ke Stres Total P Value αDaerah Baru Berat Ringan
N % N % N %1 Buruk 9 100 0 0 9 100 0,149 0,052 Baik 17 70,8 7 29,2 24 100
Total 26 78,8 7 21,2 33 100Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa 9 santriwati baru yang
melakukan pindah ke daerah baru terdapat 9 Santriwati baru atau (100%) yang
mengalami stres berat dan 0 santriwati baru atau (0%) yang mengalami stres
ringan. Selanjutnya dari 24 santriwati baru yang melakukan pindah ke daerah baru
terdapat 17 santriwati baru atau (70,8%) yang mengalami stres berat dan 7
santriwati baru atau (21,2%) yang mengalami stres ringan.
Hasil analisi statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pindah daerah baru terhadap stres menunjukkan
nilai p value 0,149 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara
pindah daerah baru santriwati baru terhadap stres di Pondok Pesantren Darul
Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
35
Tabel 4.2.2.3 : Pengaruh kenyamanan dengan stres di Pondok PesantrenDarul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013
No Kenyamanan Stres Total P Value ΑBerat Ringan
N % N % N %1 Tidak nyaman 15 100 0 0 15 100 0,009 0,052 Nyaman 11 61,1 7 38,9 18 100
Total 26 78,8 7 21,2 33 100Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa 15 santriwati baru dalam hal
kenyamanan terdapat 15 Santriwati baru atau (100%) yang mengalami stres berat
dan 0 santriwati baru atau (0%) yang mengalami stres ringan. Selanjutnya dari 18
santriwati baru dalam hal kenyamanan terdapat 11 santriwati baru atau (61,1%)
yang mengalami stres berat dan 7 santriwati baru atau (38,9%) yang mengalami
stres ringan.
Hasil analisi statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara kenyamanan terhadap stres menunjukkan nilai
p value 0,009 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kenyamanan
santriwati baru terhadap stres di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi stres terhadap santriwati baru yang sedang menuntut ilmu di
Pesantren Darul Aitami kecamatan meureubo kabupaten Aceh Barat tahun 2013.
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti adalah variabel dependen
36
berupa stres santriwati baru dan variabel dependen yaitu beban pelajaran, pindah
kedaerah baru, dan kenyamanan.
4.3.1 Pengaruh antara beban belajar santriwati baru dengan stres diPondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat Tahun 2013
Nelson dalam Agoes (2003) menyebutkan bahwa penyebab stres umumnya
adalah: pindah ke daerah baru, masuk perguruan tinggi, pindah sekolah, menikah,
hamil, baru bekerja, gaya hidup baru, perceraian, kematian orang yang dicintai,
dipecat dari pekerjaan, tekanan waktu, persaingan, kesulitan keuangan, suasana
atau bunyi yang sangat ramai atau bising, tidak puas atau tidak nyaman.
Terjadinya stres karena stressor tersebut dipersepsikan oleh individu sebagai
suatu ancaman sehingga mengakibatkan kecemasan yang merupakan tanda umum
dan awal dari gangguan kesehatan fisik, psikologis, bahkan spiritual. Sedangkan
dampak dari stressor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: Sifat
stressor, jumlah stressor pada saat yang bersamaan, lama pemajanan terhadap
stressor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan (Kozier & Erb, 1983
dalam Keliat, 1998)
Dalam penulisan ini terhadap beban pelajaran dibagi dalam dua katagori
yaitu katagori berat dan katagori ringan, maka dari 33 santriwati baru yang
menuntuk ilmu di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, terdapat 17 santriwati baru atau ( 51,5%)
yang menyatakan berat terhadap beban pelajaran dan 16 santriwati baru atau
(48,5%) yang menyatakan ringan terhadap beban pelajaran.
37
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisa bivariat menggunakan uji shi-
squre di dapatkan p = 0,039 nilai ini lebih kecil dari α = 0,05 yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara beban pelajaran santriwati baru dengan stres. Maka
dapat kita simpulkan bahwa beban pelajaran dapat mempengaruhi terhadap stres
santriwati baru di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
4.3.2 Pengaruh antara pindah ke daerah baru dengan stres di PondokPesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh BaratTahun 2013
Dalam hal pindah ke daerah baru bagi santriwati dibagi dalam dua katagori
yaitu baik dan buruk, maka dari 33 santriwati baru yang menuntut ilmu di
Pondok Pesantren Darul Itami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2013, terdapat 9 santriwati baru atau ( 27,3%) yang masuk katagori Buruk
terhadap pindah daerah baru dan 24 santriwati baru atau (72,7%) yang masuk
katagori baik terhadap pindah ke daerah baru.
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisa bivariat menggunakan uji Chi-
squre di dapatkan p = 0,149 lebih besar dari α = 0,05 yang menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara pindah ke daerah baru dengan stres. Maka dapat kita
simpulkan pindah kedaerah baru tidak mempengaruhi terhadap stres santriwati
baru di Pondok Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat Tahun 2013.
4.3.3. Pengaruh kenyamanan terhadap stres di Pondok Pesantren DarulAitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
38
Dalam penulisan ini kenyamanan dibagi dalam dua katagori yaitu katagori
nyaman dan tidak nyaman, maka dari 33 santriwati baru yang menuntut ilmu di
Pondok Pesantren Darul Itami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2013, terdapat 15 santriwati baru atau ( 45,5%) yang masuk katagori tidak
nyaman dan 18 santriwati baru atau (54,5%) yang masuk katagori nyaman.
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisa bivariat menggunakan uji shi-
squre di dapatkan p = 0,009 nilai ini lebih besar dari α = 0,05 yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kenyamanan dengan stres. Maka dapat kita simpulkan
kenyamanan mempengaruhi terhadap stres santriwati baru di Pondok Pesantren
Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
39
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara beban belajar terhadap stres
menunjukkan p value 0,039, dan antara kenyamanan menunjukkan p
value 0,009 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara beban
pelajaran dan kenyamanan santriwati baru terhadap stres di Pondok
Pesantren Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2013.
2. Hasil analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pindah daerah baru terhadap stres
menunjukkan p value 0,149, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh antara pindah daerah baru terhadap stres di Pondok Pesantren
Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
4.2 Saran
1. Diharapkan kepada pihak Pesantren Darul Aitami agar mengurangi
beban belajar terhadap santriwati baru karena satriawati baru dibutuhkan
untuk menyesuaikan diri, hal ini agar santriwati baru tidak mengalami
stres dalam menuntut ilmu, baik ilmu umum dan ilmu agama.
2. Bagi santriwati baru agar dapat menyesuaikan diri terhadap metode
belajar dan kenyamanan yang telah diatur oleh pihak Pondok Pesantren
Darul Aitami Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
39
40
3. Kepada pihak Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar agar dapat memperbanyak buku panduan penulisan skripsi,
agar mahasiswa(i) yang sedang menyelesaikan tugas akhir dapat menulis
skripsi yang baik dan benar.
41
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT Gramedia.Widiasarana
Anoraga Pandji. 2006. Cetakan Kelima. Pengantar Pasar Modal. Penerbit PT.RINEKA CIPTA, Jakarta.
Arikunto, S.,2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
Carry Cooper. 1995. Stres Manajament Yang Sukses. Jakarta : Kesain Blanc
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Dr. Kartini Kartono).Jakarta: Raja Grafmdo Persada.
Dadang Hawari. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Gaya baru,Jakarta
Daulay. 2001. Historisitas dan Eksistensi; Pesantren, sekolah dan Madrasah.P:7-35 http://www.google.co.id/search?q update 15 Oktober 2012
Efendi, A. 2008. Peran Strategis Lembaga Pendidikan Berbasis Islam diIndonesia.http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/MOHanlonReport.pdf. update 10 Oktober 2012
Hasibuan H. Melayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, BumiAksara. Jakarta
Kozier, B., and Erb, G. 1983. Fundamental of nursing: concept and procedures7th Edition.http://www.google.co.id/search. update 15 November 2012.
Nafi’, M.D. A’la, A., Anisah, H., Aziz, A. dan Muhaimin, A. 2007. PraksisPembelajaran Pesantren. http://www.google.co.id/search. update 13November 2012.
Nasution, H. 2000. Modul Kuliah Psikologi Industri Program Magister IlmuKesehatan Masyarakat, PPs USU, Medan.
National safety council (2004). Manajemen Stres. Penerbit EGC, Jakarta.http://www.google.co.id/search. update 20 November 2012.
Nelson dalam Agoes. 2003. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15, EGC, Jakarta.
42
Potter, P.A & Perry, A.G.2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan : konsep,proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Santrock, J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja, Edisi Keenam.Jakarta: Erlangga
dan Bandura dalam Novikarisma. 2007. Perkembangan Anak, JilidI,Jakarta,Erlangga.
Singarimbun, M & Sofian Em, (1989), Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Cetakan ke6. Bandung: Alfabeta
Supriadi. 1997. Kapita selekta daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGCTerry Beehr dan newman (1987),
Beehr, T. A. 1987. Psychologycal Stress In The Workplace..http://www.google.co.id/search. update 8 November 2012.
Towner Lesley. 2002. Managing Employee Stress,http://www.google.co.id/search. update 18 November 2012.