EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DI TINJAU
DARI PERKEMBANGAN LABA KOTOR
Studi Kasus CV. Rimba Sentosa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Siwi Pertiwi 031334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DI TINJAU
DARI PERKEMBANGAN LABA KOTOR
Studi Kasus CV. Rimba Sentosa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Siwi Pertiwi 031334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
v Segala yang tak mungkin di dunia ini akan menjadi mungkin dan nyata
kalau kita mau berusaha dan berdoa, karena hidup adalah sebuah perjuangan
dan harapan kibarkanlah dan kembangkanlah layar kapalmu agar tetap bisa
berlayar ditengah sapuan gelombang.
v Lalu ilah hidup ini dengan selalu tersenyum walaupun hatimu sakit karena
hinaan dan cemoohan dari orang lain, jadikanlah hinaan dan cemoohan orang
lain itu sebagai cambuk supaya kita bisa lebih maju dan lebih baik dari mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Para orang Kudus
Ayahanda Kendang Slamet dan Ibunda Sumarti
Adikku Sapta Wibawa
Pendamping Hidupku “ Cornelius Hery Setyawan “
Seluruh teman-teman seperjuanganku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juli 2008
Penulis
Siwi Pertiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DI TINJAU DARI
PERKEMBANGAN LABA KOTOR Studi Kasus pada CV. Rimba Sentosa
Siwi Pertiwi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Kinerja perusahaan bagian produksi ditinjau dari perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 di CV. Rimba Sentosa. (2) Kinerja perusahaan bagian pemasaran ditinjau dari perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 di CV. Rimba Sentosa. Penelitian studi kasus ini dilakukan di CV. Rimba Sentosa Jl. Pattimura No. 23, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo bulan September sampai Oktober 2007. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis selisih laba kotor.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Kinerja bagian produksi menurun, hal ini ditunjukkan adanya selisih harga-harga pokok penjualan yang bersifat merugikan. Kinerja bagian produksi meningkat, hal ini ditunjukkan adanya selisih kuantitas HPP yang bersifat menguntungkan. (2) Kinerja bagian pemasaran meningkat, hal ini ditunjukkan adanya selisih harga jual yang bersifat menguntungkan. Kinerja bagian pemasaran menurun, hal ini ditunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan yang bersifat merugikan. Kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak baik, hal ini ditunjukkan selisih kuantitas penjualan bersih bersifat tidak menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
EVALUATION ON PERFORMANCE OF COMPANY BASED ON GROSS PROFIT DEVELOPMENT
A CASE STUDY ON CV. RIMBA SENTOSA
Siwi Pertiwi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The purposes of study are to know: (1) The performance of production
department of company perceived from gross profit development from 2004, 2005 and 2006 at CV. Rimba Sentosa. (2) The performance of marketing department perceived from gross profit development from 2004, 2005 and 2006 at CV. Rimba Sentosa Jl. Pattimura No. 23, Tawangsari District, Sukoharjo Regency from September to October 2007.The techniques of collecting data were interviews, observation and documentation. The data analysis technique was Analysis Gross Variance
According to the data analysis on the company account, the conclusions are: (1) The performance of production department decreased, it was shown by the unfavorable variance of cost of goods sold. The performance of production department increased, it was shown by the favorable variance of cost of goods sold. (2) The performance of marketing department increased, it was shown by the profitable selling price variance. The performance of marketing department decreased, it was shown by the unfavorable variance of quantity goods sold. Performance of the company as a whole was not good, it was shown by the unfavorable variance of net sales quantity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Siwi Pertiwi Nomor Mahasiswa : 031334040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DI TINJAU DARI PERKEMBANGAN LABA KOTOR Studi Kasus CV. Rimba Sentosa
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 05 Agustus 2008 Yang menyatakan
(Siwi Pertiwi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan
Para Orang Kudus yang telah membimbing dan memberi kekuatan dan inspirasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “ EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DITINJAU
DARI PERKEMBANGAN LABA KOTOR “. Tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, kritik, saran,
masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan
sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan,
semangat, dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Saya menghaturkan terimakasih banyak ya Pak tanpa bimbingan dari Bapak
penulis tidak bisa apa-apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti
Brataningrum, S.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan
dan menyempurnakan hasil skripsi.
6. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak
Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis
kuliah di USD.
8. Bapak Ir. S. Wisnu Broto dan Ibu Sri Indarwati, A. Md yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Winarno, A.Md yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis pada saat melakukan penelitian.
10. Bapak S. Kendang dan Ibu Sumarti yang tercinta, untuk segala kasih sayang,
kesabaran,dan doa-doanya serta pengorbanannya baik moral maupun materiil
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
11. Adiku Sapta Wibawa atas segala doa dan dukungannya ( ndon belajar yang
rajin ya sudah di SMP lho!!!).
12. Ayah makasih ya atas segala doa, motivasi dan kasih sayangnya, yah mama
sudah lulus nich…
13. Om Nardi@keluarga, om Prapto@keluarga, pakde Giyono@keluarga, pakde
Giman@keluarga, bude Wiro terimakasih atas segala doa dan bantuannya.
14. Om Yanto@keluarga, Keluarga besar Mboro, Bapak Ibu Banyuwangi
terimakasih atas doanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
15. Uke, Tari, Wita, Yoyo, Brevi kalian memang sahabat sejatiku yang paling
baik…., Pak polisi Kempit ayo bu Brevi cepat diajak merid, gendut cepat lulus
ndut,Teman-teman seperjuanganku Yenul, Siskut,Tiara, Suster Yekti, Dwi,
Ari, Wulan, Meti, Santi, Wawan, Adel, Septi, Nining, Ana, Lala, Agus, Yudo,
Yiska, Encep, Dewi, terimakasih atas bantuan kalian selama kuliah dan
dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini kapan kita bisa kumpul lagi aku
kangen ni ma kalian smua………
16. Agnes, mba Ince, Mirul, Susi gendut kapan kita ngobrol lagi ? teman kos Lia,
Heni, Rini@mas Joko, Upu, Cenul, Deta terimakasih ya atas tumpangan
ngobrol dukungan dan motivasinya. Buat teman-teman seperjuangan di PAK
2003 kelas A dan B, sukses untuk semuanya ya………
17. Semua pihak yangtidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas
segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan
demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
Siwi Pertiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran Laba Kotor ................................................................................. 8
1. Pengertian Anggaran Laba Kotor ......................................................... 8
a. Pengertian Anggaran ...................................................................... 8
b. Pengertian Laba Kotor ................................................................... 9
c. Pengertian Anggaran Laba Kotor ................................................. 10
2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor ........................................................ 10
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
laba kotor ............................................................................................ 12
4. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen ....................... 14
B. Analisis Anggaran Laba Kotor ................................................................. 15
1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor ............................................. 15
2. Prosedur Analisis Selisih Laba Kotor ................................................ 17
a. Menghitung Selisih Laba Kotor ................................................... 17
b. Menentukan Penyebab Selisih Laba Kotor .................................. 18
C. Manfaat Analisis Laba Kotor ................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 26
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 27
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ................................................................. 36
B. Lokasi Perusahaan .................................................................................... 38
C. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................... 39
D. Aspek Produksi ........................................................................................ 47
E. Aspek Pemasaran ..................................................................................... 52
F. Aspek Personalia ...................................................................................... 56
BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 60
B. Analisa Data ............................................................................................. 65
C. Pembahasan .............................................................................................. 87
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 118
B. Keterbatasan ........................................................................................... 119
C. Saran ....................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 121
LAMPIRAN ................................................................................................. 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar jumlah staf dan karyawan CV Rimba Sentosa …………… 57
Tabel 2 Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa tahun 2003 ………….. 61
Tabel 3 Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa tahun 2004 ………….. 62
Tabel 4 Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa tahun 2005 ………….. 63
Tabel 5 Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa tahun 2006 ………….. 64
Tabel 6 Rangkuman Selisih Laba Kotor …………………………………. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi CV Rimba Sentosa ……………………… 40
Gambar 2 Proses Produksi CV Rimba Sentosa ………………………….. 49
Gambar 3 Analisis Selisih Laba Kotor tahun 2004 ……………………... 71
Gambar 4 Analisis Selisih Laba Kotor tahun 2005 ……………………... 78
Gambar 5 Analisis Selisih Laba Kotor tahun 2006 ……………………... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Analisis Selisih Laba Kotor …………………….. 122
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ………………………………………… 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya para pengusaha mempunyai tujuan utama yaitu
memperoleh laba semaksimal mungkin dan bahkan meningkatkannya. Laba
yang diperoleh perusahaan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Namun laba yang diinginkan
tersebut bukan sekedar hasil penjualan yang meningkat saja, tetapi harus
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Kesesuaian antara rencana
dengan hasil yang diperoleh akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan
secara keseluruhan (Basu Swasta dan Irawan, 2005 :404).
Besarnya laba perusahaan dapat dihitung dengan mengurangkan semua
pendapatan dengan semua biaya dalam satu periode akuntansi yang sama
(D. Hartanto, 1976:227). Maka jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan dan jumlah biaya dalam periode yang bersangkutan merupakan
elemen yang sangat penting dalam menetapkan laba.
Untuk mencapai laba maksimal, perusahaan perlu menyusun
perencanaan laba yang akan dicapai untuk periode yang akan datang.
Dengan perencanaan laba kemampuan perusahaan yang dimiliki perusahaan
dapat dikerahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan utama
perusahaan. Rencana laba dapat berupa laba yang dianggarkan atau dapat
juga berupa laba tahun sebelumnya. Adanya perencanaan laba tersebut dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memudahkan tugas manajer. Manajer akan mengerahkan semua kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Namun dalam pelaksanaan kegiatan seringkali terjadi adanya
penyimpangan antara laba yang dianggarkan dengan realisasi laba yang
dihasilkan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tersebut pelu
dianalisis dan diinvestigasikan sebab-sebab penyimpangan, sehingga dapat
dipakai sebagai alat untuk tujuan analisis. Analisis penyimpangan laba yang
dilakukan dengan membandingkan antara laporan laba rugi yang
dianggarkan dan laba rugi sesungguhnya. Untuk itu, sebelumnya perlu
dipahami konsep-konsep laba yang terdapat dalam laporan laba rugi, yang
meliputi: laba kotor, laba usaha, laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih
setelah pajak.
Laba kotor merupakan hasil penjualan bersih dikurangi dengan harga
pokok penjualan. Laba usaha yaitu laba kotor dikurangi dengan biaya
komersil yaitu biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Laba bersih
sebelum pajak adalah laba usaha ditambah saldo penghasilan di luar usaha.
Laba bersih sesudah pajak merupakan laba bersih sebelum pajak dikurangi
pajak atas laba.
Laba kotor perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen,
termasuk juga penyimpangan antara realisasi dan perencanaannya. Laba
kotor dianggap sebagai angka yang paling berarti dalam perhitungan laba
rugi oleh karena itu, kesadaran yang cepat akan adanya perubahan laba yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mencolok pada laba kotor sangat penting, supaya manajemen dapat
mengambil langkah koreksi yang perlu.
Analisis laba kotor merupakan salah satu metode yang paling
bermanfaat yang dapat digunakan manajemen dalam rangka mengkaitkan
operasi pusat laba dan pusat investasi. Analisis laba kotor bermanfaat untuk
mengetahui kinerja perusahaan, khususnya departemen produksi dan
departemen pemasaran dengan membandingkan antara laba kotor yang
dicapai dengan laba kotor yang dianggarkan.
Selisih laba kotor antara yang dicapai dengan yang dianggarkan
disebabkan adanya selisih hasil penjualan atau selisih harga pokok penjua lan
atau keduanya. Oleh karena itu selisih laba kotor menjadi tanggung jawab
baik departemen pemasaran dan departemen produksi. Departemen
pemasaran bertanggung jawab atas selisih harga dan selisih volume
penjualan. Sedangkan departemen produksi bertanggung jawab atas selisih
harga HPP dan volume HPP
Analisis selisih laba kotor dapat dilakukan dengan membandingkan
antara laba kotor yang dicapai pada periode berjalan dan laba kotor yang
dianggarkan. Hal ini berarti bahwa manajemen membandingkan pelaksanaan
kerja sebenarnya dan anggaran, cara ini merupakan cara pengukuran terbaik
dimana prestasi yang benar-benar dicapai dibandingkan dengan apa yang
seharusnya dicapai. Tetapi apabila perusahaan tidak menyusun anggaran
laba kotor, maka analisi dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kotor yang dicapai pada periode yang berjalan dengan laba kotor pada
periode sebelumnya.
Atas dasar latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Evaluasi Kinerja Perusahaan Ditinjau dari
Perkembangan Laba Kotor “.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi masalah–
masalah yang berhubungan dengan usaha–usaha memaksimumkan laba
antara lain:
1. Apakah kinerja perusahaan bagian produksi sudah baik ditinjau dari
perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 ?
2. Apakah kinerja perusahaan bagian pemasaran sudah baik ditinjau dari
perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 ?
3. Bagaimana usaha atau strategi perusahaan dalam mempertahankan laba
atau meningkatkan laba ?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini didasarkan pada data yang
diperoleh dari perusahaan Rimba Sentosa berupa analisis laba kotor yang
terjadi pada tahun 2004, 2005 dan 2006.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tesebut adalah sebagai berikut :
1. Apakah kinerja perusahaan bagian produksi sudah baik ditinjau dari
perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 di CV Rimba
Sentosa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Apakah kinerja perusahaan bagian pemasaran sudah baik ditinjau dari
perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 di CV Rimba
Sentosa ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan bagian pemasaran sudah
baik ditinjau dari perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan
2006 di CV Rimba Sentosa ?
2. Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan bagian produksi sudah baik
ditinjau dari perkembangan laba kotor dari tahun 2004, 2005 dan 2006 di
CV Rimba Sentosa ?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya
bagi :
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan
yang telah lalu sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan di
dalam penentuan kebijakan untuk periode mendatang.
2. Universitas
Menambah sumber bacaan ilmiah dan referensi perpustakaan.
3. Bagi penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bagi penyusun penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperoleh
pengetahuan dilapangan dan menerapkan teori- teori yang diperoleh di
bangku kuliah pada keadaan sesungguhnya yang terjadi dilapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran Laba Kotor
1. Pengertian Anggaran Laba Kotor
a. Pengertian anggaran
Anggaran atau budget merupakan salah satu cara untuk
melakukan pengendalian dalam suatu perusahaan. Pengendalian ini
disebut pengendalian anggaran yaitu penguasaan atau memimpin
suatu perusahaan dengan suatu anggaran.
1) Menurut Munandar
Anggaran (budget) adalah rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu tertentu yang akan datang (Munandar,2001:1).
2) Menurut Ahyari
Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang
dinyatakan di dalam unit kuantitatif (moneter) (Ahyari, 1998
:8).
3) Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis
daripada pelaksaan tanggung jawab manajemen di dalam
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perencaan, koordinasi dan pengawasan (Gunawan.A dan
Marwan.A,2003: 6).
4) Menurut Polemi dan James. A. dalam bukunya “ Cost
Accounting II”
A budget is quantitative expression of management objectives and a tool used to analyze progress toward those objective. An effective budget should be properly coordinated with management and accounting system. Budgets may be short-term (1 year or less) or long term (greater than 1 year) (Polemi and James. A,1983: 1) . Menurut pendapat polemi dan James. A. tersebut penyusun
dapat mengartikan anggaran adalah pernyataan kuantitatif tetang
tujuan dan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
kemajuan dari tujuan tersebut. Anggaran bisa untuk jangka pendek
(1 tahun atau kurang) atau jangka panjang (lebih dari satu tahun).
b. Pengertian laba kotor
Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan
laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Apabila
pendapatan lebih besar dari biaya selisih disebut laba, dan apabila
pendapatan lebih kecil dari biaya selisihnya disebut rugi.
Laba kotor (gross profit) adalah selisih antara hasil penjualan
dan pokok penjualan(Dwi prastowo D dan Rifka Juliaty,2005: 201 )
Laba kotor adalah selisih antara hasil penjualan bersih
dikurangi dengan harga pokok penjualan. Hasil penjualan bersih
merupakan hasil kali volume produksi yang dijual dengan harga jual
perunit dikurangi potongan dan retur penjualan yang terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
suatu periode. Harga pokok penjualan merupakan hasil kali volume
produk yang dijual dengan biaya produksi perunit.
c. Pengertian anggaran laba kotor
Anggaran laba kotor merupakan laba kotor yang diharapkan
yang dapat dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi
tertentu (Supriyono, 1989 :180). Besarnya anggaran laba kotor dapat
dihitung dengan menselisihkan antara anggaran penjualan dengan
anggaran harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.
Anggaran laba kotor bertujuan agar apa yang direncanakan dapat
sesuai dengan realisasinya.
2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor
Anggaran laba kotor merupakan salah satu cara untuk
melakukan pengendalian laba, sehingga anggaran laba kotor dapat
digunakan (Munandar, 2001:12-14)
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran laba kotor dapat berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang
harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang
akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordiansian kerja
Anggaran laba kotor dapat berfungsi sebagai alat untuk
pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama
dengan baik, untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan
demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
c. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran laba kotor dapat berfungsi sebagai tolok ukur, alat
pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan
perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang
dalam anggaran laba kotor dengan apa yang telah dicapai oleh
realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah
sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Dari perbandingan
tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara
anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan.
Dari kegunaan anggaran laba kotor seperti diatas maka dengan
menyusun anggaran laba kotor akan didapat keuntungan sebagai
berikut:
a. Penyusunan anggaran laba kotor merupakan cara manajer
merumuskan upaya perencanaan laba kotor.
b. Penyusunan anggaran laba kotor dapat menetapkan tujuan dan
sasaran secara pasti yang berfungsi sebagai standar untuk menilai
prestasi mereka dikemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Penyusunan anggaran laba kotor mampu menentukan hambatan
yang potensial sebelum hambatan tersebut terjadi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Laba
Kotor
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-
taksiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga
tidak jauh berbeda dengan realisasinya.
Untuk melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlukan
berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor- faktor
yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran laba kotor.
Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang
terdapat di dalam perusahaan itu sendiri. Faktor- faktor tersebut
antara lain berupa:
1) Penjualan tahun-tahun yang lalu.
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan
saluran distribusi dan sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahan.
4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya
(kuantitatif) maupun ketrampilan dan keahliannya (kualitatif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
6) Fasilitas- fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
7) Kebijaksanaan-kebijaksaan perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksaan fungsi- fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran,
bidang produksi, bidang pembelanjaan, bidang administrasi
maupun bidang personalia.
Faktor-faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang
controllable (dapat diatur), yaitu bahwa perusahaan masih dapat
mengatur dan menyesuaikan faktor- faktor ini dengan apa yang
diinginkan untuk masa yang akan datang.
b. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Keadaan persaingan.
2) Tingkat pertumbuhan penduduk.
3) Tingkat penghasilan masyarakat.
4) Tingkat pendidikan masyarakat.
5) Tingkat penyebaran penduduk.
6) Agama, adat- istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
kemajuan teknologi dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Faktor-faktor ekstern tersebut sering disebut sebagai faktor
uncontrollable (tidak dapat diatur) karena perusahaan tidak mampu
untuk mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkan dalam
periode anggaran yang akan datang.
4. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen.
Secara sederhana, management diartikan sebagai suatu ilmu
dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), mengadakan
pengorganisasian (organizing), mengadakan pengarahan dan
pembimbingan (directing), mengadakan pengkoordinasian
(coordinating), serta menngadakan pengawasan (controlling) terhadap
orang-orang dan barang-barang, untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan (Munandar, 2001: 14 -15)
Sedangkan fungsi anggaran laba kotor yang pokok adalah
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja serta alat
pengawasan kerja. Apabila dibandingkan dengan fungsi- fungsi
manajemen tersebut, nampaklah bahwa anggaran laba kotor mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang
berhubungan dengan penyusunan recana (planning), pengkoordinasian
kerja (coordinating) dan pengawasan kerja (controlling). Dengan
demikian nampaklah bahwa anggaran laba kotor sebagai alat manajemen
untuk membantu menjalankan fungsi- fungsinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Analisis Selisih Laba Kotor
1. Pengertian analisa selisih laba kotor
Laba kotor yang sesungguhnya terjadi dari suatu periode ke
periode berikutnya sering mengalami perubahan. Disamping itu laba
kotor yang sesungguhnya terjadi pada suatu periode ke periode
berikutnya, atau perbedaan antara laba kotor yang sesungguhnya
dengan laba kotor yang dianggarkan mencapai jumlah yang cukup
berarti maka perlu dianalisis untuk mengetahui faktor- faktor
penyebabnya. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tujuan
analisis selisih laba kotor adalah mencari sebab-sebab perubahan
dalam laba kotor. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Supriyono sebagai berikut :
Analisa laba kotor merupakan bagian dari analisa laba, yang dimaksud analisa laba kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk mentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut (Supriyono, 2000 :179). Sedangkan Polemi dan James. A. dalam bukunya “Cost Accountinng
II” menyatakan bahwa :
Gross profit or gross margin is the exces of sales over cost of good sold. Gross profit analysis is the determination of the increase or decrease in gross profit. Any variances that affect gross profit are reported to management so that corrective steps can be taken (Polemi and James. A., 1983 : 103).
Menurut pendapat polemi dan James. A. tersebut penyusun
dapat mengartikan analisa laba kotor adalah usaha menentukn sebab-
sebab bertambahnya atau berkurangnya laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Perubahan laba kotor perlu di analisis untuk mengetahui sebab-
sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan
(kenaikan) maupun perubahan yang merugikan (penurunan) sehingga
dapat diambil kesimpulan untuk periode berikutnya.
Faktor-faktor yang mungkin dapat menyebabkan tejadinya
perbedaan atau penyimpangan dalam laba kotor adalah(Abas
Kartadinata,1981 : 233)
a. Volume variance atau selisih volume yang disebabkan karena
jumlah unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih
sedikit di bandingkan dengan jumlah penjualan yang
diperkirakan.
b. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual
maupun tingkat biaya.
c. Mix variance atau selisih komposisi, yang disebabkan karena
komposisi produk-produk yang dijual tidak sama dengan
kompisisi yang diperkirakan.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab dari selisih laba kotor tersebut mungkin disebabkan oleh
salah satu atau kombinasi dari :
1. Perubahan atau selisih penjualan
a. perubahan atau selisih volume penjualan
b. perubahan atau selisih harga penjualan
2. Perubahan atau selisih harga pokok penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. perubahan atau selisih harga pokok
b. perubahan atau selisih harga pokok penjualan
Selisih antara volume penjualan dan selisih volume neto
disebabkan oleh dua jenis selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan
selisih volume penjualan final.
2. Prosedur analisa laba kotor
Analisis selisih laba kotor dapat dihitung dengan cara (Supriyono,
2000:180-189) :
a. menghitung selisih laba kotor
selisih laba kotor dapat diketahui dengan cara menghitung selisih
laba kotor yang sesungguhnya dan laba kotor yang dianggarkan.
Selisih laba kotor dapat dihitung dengan rumus :
SLK = (PS - HpS) – (AP – AHp)
= LKS – ALK
Keterangan
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan sesungguhnya
HpS = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
AHp = Anggaran harga pokok penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Sifat selisih :
Apabila LKS > ALK, maka selisih laba kotor menguntungkan
LKS < ALK, maka selisih laba kotor merugikan
b. Menentukan penyebab selisih laba kotor
1) Selisih penjualan
SP = ( KS X HJS ) – ( KA X HJA )
= PS – PA
Keterangan
SP = Selisih penjualan
KS = Kuantitas sesungguhnya
HJA = Harga jual yang di anggarkan
HJS = Harga jual per satuan sesungguhnya
PS = Penjualan sesungguhnya
PA = Penjualan di anggarkan
KA = Kuantitas yang di anggarkan
Sifat selisih :
Apabila PS > PA, maka selisih penjualan menguntungkan
PS < PA, maka selisih penjualan merugikan
Selisih penjualan di analisis dalam dua macam selisih, yaitu:
a) Selisih harga jual
SHJ = ( KS X HJS ) – ( KS X HJA )
= KS X ( HJS – HJA )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Keterangan
SHJ = Selisih harga jual
KS = Kuantitas sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila HJS > HJA, maka selisih harga jual menguntungkan
HJS < HJA, maka selisih harga jual merugikan
b) Selisih kuantitas atau volume penjualan
SKP = ( KS X HJA ) – ( KA X HJA )
= ( KS – KA ) X HJA
Keterangan
SKP = Selisih kuantitas penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HJA = Harga jual dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila KS > KA, maka selisih menguntungkan
KS < KA, maka selisih merugikan
2) Selisih harga pokok penjualan
SHP = ( KS X HHpS ) – ( KA X HHpA )
= HHpS – HHpA
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
SHP = Selisih harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpS = Harga harga pokok penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
HpS = Harga pokok penjualan sesungguhnya
HpA = Harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HpS > HpA, maka SHP merugikan
HpS < HpA, maka SHP menguntungkan
Selisih harga pokok sesungguhnya selanjutnya di analisis ke dalam
dua selisih, yaitu :
a) Selisih harga-harga pokok penjualan
SHHp = ( KS X HHpS ) – ( KS X HHpA )
= KS X ( HHpS – HHpA )
Keterangan
SHHp = Selisih harga harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpS = Harga harga pokok penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HHpS > HHpA, maka SHHp merugikan
HHpS < HHpA, maka SHHp menguntungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b) Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
SKHp = ( KS X HHpA ) – ( KA X HHpA )
= ( KS – KA ) X HHpA
Keterangan
SKHP = Selisih kuantitas harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan
KS < KA, maka SKHp menguntungkan
3) Selisih kuantitas atau volume penjualan
Dapat dianalisis menjadi dua selisih yaitu:
a) Selisih komposisi penjualan
SKmP = LKKmS – LKKmA
= ( KSJ X LKAJ ) – ( TKS X LKR )
Keterangan
SKmP = Selisih komposisi penjualan
LKKmS = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
LKKmA = Laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = Kuantitas sesungguhnya pada produk yang dijual
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LKR = Laba kotor rata rata persatuan dianggarkan pada setiap
produk
LKSJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan
Sifat selisih :
Apabila, KmS > KmA, maka SKmP menguntungkan
KmS < KmA, maka SKmP merugikankan
b) Selisih kuantitas penjualan fina l
SKPF = ( TKS X LKR ) – ( KA X LKsA )
Keterangan
SKPF = Selisih kuantitas penjualan final
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
LKsA = Laba kotor satuan dianggarkan untuk setiap jenis
produk
LKR = Laba kotor rata-rata dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, TKS >TKA, maka selisihnya menguntungkan
TKS < TKA, maka selisihnya merugikan
C. Manfaat Analisis Laba Kotor
Manfaat analisa laba kotor bagi manajemen adalah :
1. Memberikan motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu
pemeriksaan, yang akan membawa kepada berbagai kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tindakan koreksi, khususnya analisis yang menunjukkan perbedaan
tidak menguntungkan atau rugi antara anggaran dan realisasi.
2. Analisis laba kotor yang didasarkan pada anggaran dapat memberikan
gambaran titik–titik kelemahan dari kinerja periode tersebut. Sehingga
manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk mengoreksi.
3. Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran
dan fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan
perubahan-perubahan yang terjadi pada harga jual perunit, pegeseran
komposisi penjualan dan penurunan total unit yang dijual. Fungsi
produksi harus mempertanggung jawabkan terjadinya kenaikan harga
pokok.
4. Untuk dapat menentukan selisih-selisih yang terdapat pada biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih
lanjut untuk menentukan penyebab adanya penyimpangan tersebut. Pada
umumnya yang bertanggung jawab pada penyimpangan tersebut adalah
(Supriyono, 2000 : 196-197) :
1. Selisih Harga jual
Penyimpangan ini disebabkan perusahaan telah menjual produk
dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab
terhadap penyimpangan ini terletak pada pejabat perusahaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memiliki wewenang untuk menentukan haga jual, biasanya adalah
kepala departemen atau bagian pemasaran.
Apabila harga jual telah ditentukan pemerintah, maka
perusahaan harus mematuhi harga jual yang telah ditetapkan
pemerintah tersebut. Sehingga tanggung jawab selisih bukan tanggung
jawab bagian pemasaran.
2. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk
dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan
yang dianggarkan. Tanggung jawab dari penyimpangan ini pada
umumnya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran, karena
kuantitas yang dijual tergantung pada harga jual produk dan keaktifan
bagian pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut pada
umumnya masih dalam jangkauan pemasaran. Selisih kuantitas
penjualan dapat bersifat diluar jangkauan pengendalian bagian
pemasaran, misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam produksi
yang mengakibatkan kuantitas yang dihasilkan menurun sehingga yang
dapat dijual juga menurun, apabila penyebab penyimpangan faktor
tersebut, maka tanggung jawab selisih ini tidak berada pada bagian
pemasaran tetapi pada bagian produksi.
3. Selisih harga-harga pokok penjualan
Selisih ini disebabkan karena harga-harga pokok penjualan
yang terjadi lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
direncanakan. Selisih ini disebabkan karena kegiatan dalam
berproduksi, dengan mengadakan investigasi terhadap selisih tersebut
akan dapat ditentukan apakah selisih yang timbul merupakan tanggung
jawab kepala bagian pemasaran atau departemen produksi. Jadi selisih
harga harga pokok penjualan bukan tanggung jawab bagian pemasaran.
4. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
Penyebab timbulnya selisih harga pokok penjualan sama
dengan penyebab timbulnya selisih kuantitas penjualan, oleh karena itu
yang bertanggung jawab terhadap bagian ini adalah bagian produksi.
5. Selisih komposisi penjualan
Selisih ini disebabkan karena komposisi penjualan berbeda
dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab dari penyimpangan ini
terletak pada bagian pemasaran.
6. Selisih kuantitas penjualan final
Selisih ini disebabkan karena kuantitas penjualan secara
keseluruhan berbeda dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab dari
penyimpangan ini tetap pada bagian pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada CV. Rimba
Sentosa. Studi kasus disini adalah penelitian yang dilakukan pada objek
tertentu dan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini penelitian dilakukan
terhadap objek tertentu yaitu laba kotor dan analisis selisihnya. Kesimpulan
yang ditarik dari hasil penelitian ini hanya dapat berlaku pada objek yang
diteliti.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Rimba Sentosa.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2007.
C. Subjek dan objek penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah pimpinan perusahaan atau staf yang
ditunjuk. Dalam hal ini adalah kepala bagian akuntansi, kepala bagian
produksi dan kepala bagian pemasaran.
2. Objek penelitian
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Objek penelitian adalah selisih laba kotor perusahaan pada tahun 2004
sampai tahun 2006.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dari
penelitian ini adalah semua data selisih laba kotor.
2. Sampel adalah bagian dari data yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel
yang akan diambil adalah data selisih laba kotor dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh keterangan-keterangan yang
diperlukan. Wawancara dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada
pimpinan perusahaan, kepala bagian akuntansi, kepala bagian
pemasaran, kepala bagian umum. Teknik ini digunakan untuk mencari
data sejarah perusahaan, struktur oerganisasi perusahaan(Suharsimi
Arikunto, 1991: 135)
2. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatanan dan pencatatan di
lokasi perusahaan. Observasi dilakukan dengan mangamati kegiatan
yang berhubungan dengan laba kotor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen tertulis yang tersedia sebagai sumber data. Dokumen
yang diperlukan adalah dokumen yang mempunyai hubungan dengan
anggaran laba kotor dari tahun 2004 sampai tahun 2006, laporan realisasi
laba kotor dari tahun 2004 sampai 2006, dan jenis produk yang
dihasilkan.
F. Teknik Analisis Data
Dengan membandingkan dua laporan perhitungan rugi- laba suatu
perusahaan dari periode yang berbeda atau dengan membandingkan
antara perhitungan laba kotor yang telah dianggarkan dengan realisasi
laba kotor tahun yang bersangkutan akan dapat di ketahui perubahan
(kenaikan ataupun penurunan) laba kotornya.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang di gunakan untuk
mengetahui kinerja bagian produksi dan bagian pemasaran ditinjau dari
perkembangan laba kotor dengan menggunakan pendekatan analisis
selisih laba kotor dengan langkah– langkah sebagai berikut :
1. Menghitung jumlah selisih laba kotor yang terjadi pada tahun
2004 sampai tahun 2006. Selisih laba kotor di hitung dengan
rumus sebagai berikut :
SLK = (PS - HpS) – (AP – AHp)
= LKS – ALK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Keterangan
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan sesungguhnya
HpS = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
AHp = Anggaran harga pokok penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = anggaran laba kotor
Sifat selisih :
Apabila LKS > ALK, maka selisih laba kotor menguntungkan
LKS < ALK, maka selisih laba kotor merugikan
Untuk menentukan apakah selisih laba kotor cukup berarti atau
tidak adalah 10%. Jika selisih laba kotor yang terjadi kurang
atau sama dengan 10% maka selisih tidak cukup berarti. Jika
selisih laba kotor yang terjadi lebih dari 10% maka selisih
cukup berarti. Selisih laba kotor 10% dapat di hitung dengan
mencari besarnya selisih antara laba kotor dianggarkan dan
laba kotor sesungguhnya kemudian selisih dibagi dengan laba
kotor yang dianggarkan dan hasil dari pembagian tersebut
dikalikan 100%(R. Soemita Adikoesoemah, 1980:15).
2. Untuk mengetahui faktor–faktor penyebab terjadinya selisih
laba kotor, langkah selanjutnya dilakukan analisis selisih laba
kotor yang terbagi dalam tiga macam, yaitu selisih penjualan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas bersih,
sebagai berikut :
a. Selisih penjualan (sales variance)
Selisih penjualan dihitung dengan menggunakan rumus:
SP = ( KS X HJS ) – ( KA X HJA )
= PS – PA
Keterangan
SP = Selisih penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HJA = Harga jual per satuan yang di anggarkan
HJS = Harga jual per satuan sesungguhnya
PS = Penjualan sesungguhnya
PA = Penjualan di anggarkan
KA = Kuantitas penjualan yang di anggarkan
Sifat selisih :
Apabila PS > PA, maka selisih penjualan menguntungkan
PS < PA, maka selisih penjualan merugikan
Untuk mencari penyebab selisih penjualan, digunakan dua
analisis selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas atau volume
penjualan , sebagai berikut :
1) Selisih harga jual ( Sales Price Variance )
Selisih harga jual dihitung dengan menggunakan rumus :
SHJ = ( KS X HJS ) – ( KS X HJA )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
= KS X ( HJS – HJA )
Keterangan
SHJ = Selisih harga jual
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila HJS > HJA, maka selisih harga jual menguntungkan
HJS < HJA, maka selisih harga jual merugikan
2) Selisih kuntitas atau volume penjualan (Sales Quantity atau Volume
Variance)
Selisih kuantitas penjualan dihitung dengan menggunakan rumus :
SKP = ( KS X HJA ) – ( KA X HJA )
= ( KS – KA ) X HJA
Keterangan
SKP = Selisih kuantitas penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
KA = Kuantitas satuan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, maka SKP menguntungkan
KS < KA, maka SKP merugikan
b. Selisih harga pokok penjualan (cost of sales variance)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Selisih harga pokok penjualan dihitung dengan rumus :
SHP = ( KS X HHpS ) – ( KA X HHpA )
= HpS – HpA
Keterangan
SHP = Selisih harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpS = Harga harga pokok penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
HpS = Harga pokok penjualan sesungguhnya
HpA = Harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HpS > HpA, maka SHP merugikan
HpS < HpA, maka SHP menguntungkan
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa
penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu :
1) Selisih harga - harga pokok penjualan (cost of sales variance)
Selisih harga–harga pokok penjualan dihitung dengan
menggunakan rumus :
SHHp = ( KS X HHpS ) – ( KS X HHpA )
= KS X ( HHpS – HHpA )
Keterangan
SHHp = Selisih harga harga pokok penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpS = Harga harga pokok penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HHpS > HHpA, maka SHHp merugikan
HHpS < HHpA, maka SHHp menguntungkan
2) Menghitung selisih kuantitas harga pokok penjualan (cost of
sales quantity)
Selisih kuantitas harga pokok penjualan dihitung dengan
rumus :
SKHp = ( KS X HHpA ) – ( KA X HHpA )
= ( KS – KA ) X HHpA
Keterangan
SKHP = Selisih kuantitas harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHpA = Harga harga pokok penjualan dianggarkan
KA = Kuantiatas dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan
KS < KA, maka SKHp menguntungkan
c. Menghitung selisih kuantitas atau volume penjualan bersih
(Net Quantity or Volume Variance)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menyelisihkan
antara selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas harga
pokok penjualan.
Selisih kuantitas bersih ini kemudian dianalisis dalam dua
selisih, yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih volume
penjualan final sebagai berikut:
1) Menghitung Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix
Variance)
Selisih komposisi penjualan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
SKmP = LKKmS – LKKmA
= ( KSJ X LKAJ ) – ( TKS X LKR )
Keterangan
SKmP = Selisih komposisi penjualan
LKKmS = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
LKKmA = Laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = Kuantitas sesungguhnya pada produk yang dijual
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
LKR = Laba kotor rata rata dianggarkan pada setiap produk
LKAJ = Laba kotor dianggarkan pada produk yang dijual
Sifat selisih :
Apabila, KmS > KmA, maka SKmP menguntungkan
KmS <KmA, maka SKmP merugikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Menghitung Selisih Kuantitas Penjualan final ( Final Sales
Quantity Variance)
Selisih kuntitas penjualan final dihitung dengan
menggunakan rumus :
SKPF = ( TKS X LKR ) – ( KA X LKsA )
Keterangan
SKPF = Selisih kuantitas penjualan final
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguhnya
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan
LKsA = Laba kotor satuan dianggarkan untuk setiap jenis
produk
LKR = Laba kotor rata-rata dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, TKS > TKA, maka SKPF menguntungkan
TKS < TKA, maka SKPF merugikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
CV. Rimba Sentosa adalah salah satu perusahaan mebel yang
berkantor pusat di Jl. Pattimura No. 23, kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo. Perusahaan ini bermula dari usaha yang bergerak
dibidang jasa kontraktor yang dirintis pada tahun 1984 dengan nama CV.
Karya Sentosa yang mengerjakan beberapa proyek di pemerintah Dati II
Sukoharjo. Usaha jasa kontraktor ini tidak bertahan lama, karena tidak
mampu memberikan keuntungan yang memadai, sehingga pada tahun
1988 berubahlah usaha tersebut menjadi usaha penggergajian kayu
gelondongan dengan nama CV. Rimba Sentosa.
Pada masa tersebut penggergajian kayu merupakan usaha yang
menguntungkan, disebabkan banyaknya kayu mentah yang belum diolah
oleh masyarakat. Namun proses ke depan, usaha penggergajian sangat
terbatas dengan kondisi alam dan jumlah kayu yang ada, maka usaha
penggergajian kayu tersebut mengembangkan sayap dengan memasuki
bisnis industri pengolahan kayu yang memiliki potensi bisnis yang lebih
panjang.
Pada tahun 1994, CV. Rimba Sentosa melakukan studi banding
ke Jepara dan membeli mesin-mesin industri kayu. Pertama kali CV.
Rimba Sentosa memulai membuat kusen-kusen kayu jati yang kemudian
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dikirim ke Jakarta, tetapi usaha tersebut belum memberikan keuntunngan
yang signifikan sehingga usaha dialihkan pada usaha pembuatan barang
jadi yang memiliki target pasar yang bertaraf internasional. Setahun
kemudian CV. Rimba Sentosa mulai merambah di dunia industri furniture
yang khusus bergerak pada pembuatan garden furniture dengan bahan
baku kayu jati. Usaha tersebut bertahan sampai sekarang sebagai usaha
keluarga dengan visi menjual langsung ke pembeli luar negeri dan bisa
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dengan menyediakan
lapangan pekerjaan.
Pada awalnya CV. Rimba Sentosa masih bekerja sama dengan
broker atau agen untuk memasarkan produknya ke luar negeri khususnya
Amerika dan Eropa. CV. Rimba Sentosa mencoba mengikuti pameran
industri furniture untuk pertama kali pada bulan September 1997 di Kolhn
Jerman dan kembali ke tanah air dengan membawa banyak order dari
beberapa konsumen luar negeri dan pedagang besar (whole seller) Eropa,
yaitu dari Yunani, Jerman, Denmark. Order yang di terima langsung
menjadikan CV. Rimba Sentosa bisa melakukan ekspor tanpa melalui
agen, sehingga harga dapat disepakati antara Perusahaan dengan pihak
konsumen dan mampu mendatangkan keuntunngan lebih besar.
Perkembangan usaha tersebut seiring dengan banyaknya order yang
diterima, sehingga melampaui kapasitas produksi. Pada saat itu CV.
Rimba Sentosa setiap bulannya mampu mengirim tiga konteiner kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pembeli, dan mengembangkan usaha dengan bekerjasama dengan
beberapa mitra kerja dari berbagai pengrajin di wilayah sekitarnya.
Kemajuan usaha tersebut sedikit tergocang dengan krisis
ekonomi sejak tahun 1998. Situasi ekonomi yang cukup berat sebagai
ujian pengusaha untuk dapat bertahan, namun gocangan tersebut tidak
menumbangkan CV. Rimba Sentosa. Perusahaan mengalami
pembengkakan biaya produksi dan seiring dengan kemampuan perusahaan
hanya mengekspor dua konteiner perbulan.
B. Lokasi Perusahaan
CV. Rimba Sentosa sebagai salah satu perusahaan penghasil
mebel berkantor pusat di Jl. Pattimura No. 23, depan SMU Negeri I
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi perusahaan di daerah
tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain :
a. Lahan milik pribadi, sehingga mampu mengurangi pengeluaran
untuk pembebasan lahan baru.
b. Daerah sekitarnya pada mulanya merupakan daerah yang jauh dari
pemukiman penduduk, sehingga memudahkan dalam perencanaan
pembangunan pabrik ke depannya.
c. Lahan yang cukup murah, sehingga dimungkinkan perluasan lokasi
perusahaan dengan cukup mudah.
d. Ketersediaaan tenaga kerja yang banyak dan murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
e. Mudah dalam mengelola limbah, Karena cukup jauh dari
pemukiman penduduk.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bagian dari pembagian tugas
di mana setiap bagian mempunyai tugas dan wewenang dan
tangggung jawab terhadap perusahaan. Apabila struktur organisasi
tersusun dengan baik maka akan tercipta suasana kerja yang baik
pula antar karyawan dan terjalin kerjasama, masing-masing
bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan oleh perusahaan
sehingga apa yang diinginkan perusahaan dapat tercapai dengan
baik.
CV. Rimba Sentosa merupakan suatu perusahaan
berorentasi kepada kemajuan masa depan, baik bagi pemiliknya
maupun orang yang terlibat di dalamnya. Harapan tersebut
menjadikan perusahaan menerapkan konsep manejemen yang
meliputi perencanaan sampai evaluasi kerja. Manejemen juga
berlaku di bagian personalia untuk menjamin kelangsungan kerja
dan koordinasi. Adapun struktur organisasi CV. Rimba Sentosa
sebagaiberikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 1 Struktur Organisasi CV Rimba Sentosa
Sumber : CV. Rimba Sentosa tahun 2007
Direktur (Ir. Wisnu Broto)
Personalia (Ery Fajar Hartono,S.E)
General Manager (Ir. Wisnu Broto)
Manajer Keuangan (Sri Indarwati,BA)
Adm. Pembukuan (Winarno,A.Md)
Adm. Umum (Susi Purwaningsih)
PSG Pembelian (Rosadanti,A.Md)
Kepala Pabrikasi (Sri Karyowan)
Sekretaris (Dewi Susestyowati)
Security (Suyono,Serka)
Devisi Pengemalan (Maryadi)
Devisi Pembahanan (Andri)
Devisi Produksi (Yusuf)
Devisi Assembling (Suwardi)
Devisi Finishing I (Eko Cahyo)
Devisi Finishing II (Dwi Santoso)
Devisi Finishing III (Yatinem)
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Keterangan:
1. Direktur
Tugas :
a. Betanggung jawab atas keberlangsungan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas marketing atau pemasaran perusahaan.
c. Bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan (manajemen
personalia, keuangan dan produksi ).
Wewenang :
a. Memberi perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan tugas karyawan
di bawahnya.
b. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis ( dalam arti secara
kuantitas, kualitas, keamanan ).
c. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna
secara organisator .
2. Mananger Umum
Tugas :
a. Melakukan pekerjaan pemasaran perusahaan.
b. Melakukan koordinasi manajemen perusahaan demi kelangsungan
usaha pemasaran.
c. Melakukan negosiasi dengan calon supplier perusahaan.
Wewenang :
a. Menentukan daerah pemasaran produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Memberikan keputusan atas negosiasi yang dilakukan dengan calon
supplier.
3. Manager Keuangan
Tugas :
a. Melakukan koordinasi pembayaran dan atau transfer kepada supplier
dan pelanggan.
b. Memantau penerimaan uang dari buyer ( pembeli atau mitra
perusahaan ).
c. Memantau dan melaksanakan pengawasan pembayaran perusahaan.
d. Mengendalikan keuangan perusahaan.
Wewenang :
a. Mengendalikan keuangan perusahaan.
b. Mengawasi segala bentuk transaksi pembayaran perusahaan.
4. PSG (Pembelian, Stock, Gudang )
Tugas :
a. Melakukan pengecekan dan perhitungan bahan masuk atau pembelian
( bahan baku kayu, bahan penolong, suku cadang, yang disesuaikan
dengan kebutuhan produksi ).
b. Membuat tanda terima pembelian baran disertai surat jalan dari
supplier ( yang telah di tandatangani oleh penerima bahan ).
c. Mencatat transaksi pembelian ke dalam buku harian.
d. Memantau stock bahan baku kayu dan bahan penolong.
e. Memantau stock komponen bahan setengah jadi dan barang jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
f. Membuat laporan stock bahan dan barang jadi setiap akhir bulan atau
setiap di bukukan.
g. Menyerahkan tanda terima kepada kepala administrasi dan umum
untuk diperiksa dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh staf yang
berkompeten.
Wewenang :
a. Mengeluarkan tanda terima pembelian bahan.
b. Memutuskan untuk menerima atau menolak bahan masuk atau
pembelian.
5. Pembelian barang atau produk
Tugas :
a. Melakukan pengecekan terhadap produk setengah jadi.
b. Membuat tanda terima dan memasukkan ke dalam buku harian.
c. Memantau stock produk indoor, baik produk setengah jadi maupun
produk jadi.
d. Membuat surat jalan untuk calon pengrajin yang mengambil produk
milik perusahaan untuk sample.
e. Menyerahkan surat terima dan surat jalan kepada kepala administrasi
dan umum yang sekanjutnya di administrasikan kepada staf yang
berkompeten.
6. Personalia
Tugas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Memantau absensi harian karyawan dengan memperhatikan surat ijin
yang bersangkutan.
b. Melakukan pembayaran gaji kepada karyawan harian setiap hari Jumat
sesuai prosedur.
c. Membuat perhitungan upah karyawan harian pada setiap hari Kamis,
kemudian menyerahkan kepada koordinator ( untuk pengkajian).
d. Membuat perhitungan tunjangan premi dan sosial setiap bulan.
e. Memantau surat keluar masuk perusahaan.
f. Memantau filling (pengarsipan administrasi personalia).
g. Membuat filling (pengarsipan surat-surat perusahaan).
Wewenang :
a. Memantau setoran gaji karyawan ke BPR yang akan diterima kasir
yang telah disahkan oleh koordinator.
7. Cashier dan sekretaris
Tugas :
a. Mengajukan permintaan uang dengan membuat permintaan yang
dilampiri dengan buku pembantu pengrajin atau supplier atau nota
tagihan. Nota-nota yang telah dibayar (kas kecil) merupakan bukti
pembayaran dengan stamp perusahaan (pembayaran lain- lain)
kemudian diserahkan ke koordinator yang selanjutnya diajukan ke
manajer perusahaan.
b. Mencatat setiap transaksi kas di perusahaan ke dalam buku harian kas.
c. Bertanggung jawab atau mencatat pemakaian telepon perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
d. Mencatat pesan dari perusahaan untuk direktur yang belum bisa
ditemui (via telepon,surat atau langsung datang).
e. Membuat laporan pemakaian atau pembayaran baik kas maupun bank
setiap akhir bulan atau setiap dibutuhkan.
f. Menyerahkan bukti pembayaran atau kuitansi kepada kepala
administrasi dan umum dan selanjutnya didistribusikan kepada staf
yang berkompeten.
Wewenang :
a. Menentukan waktu pembayaran pada supplier atau penggrajin secara
procedural.
8. Administrasi dan Umum
Tugas :
a. Menjurnal setiap transaksi perusahaan ke jurnal yang bersangkutan
atas dasar nomor bukti (tanda terima atau kuitansi ).
b. Memposting ke buku pembantu dan buku besar masing-masing atas
dasar buku jurnal.
c. Membuat rekapitulasi semua buku rekening, buku besar setiap akhir
bulan selanjutnya diserahkan kepada koordinator yang dibuat laporan
keuangan.
d. Memantau filling atau pengarsipan dokumen keuangan perusahaan.
Wewenang :
a. Melakukan pembukuan transaksi keuangan perusahaan.
9. Security
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tugas
a. Bertanggung jawab atas keamanan pabrik dan lingkungan sekitar.
b. Unsur pembantu pimpinan instansi atau badan usaha atau proyek di
tempat ia bertugas.
c. Unsur pembantu POLRI dan Pembina Kantibmas di bidang penegakan
hukum dalam lingkungan kerjanya.
d. Mengawasi dan mengontrol seluruh barang-barang milik perusahaan
agar terjaga keamanannya.
e. Mengawasi dan mengontrol setiap orang atau kendaraan yang keluar
masuk perusahaan.
f. Melakukan tugas untuk mengabsen karyawan setiap mulai dan selesai
kerja.
g. Melakukan pengawasan pada saat diperlukan.
h. Mengawasi dan mengatur parkir seluruh karyawan di dalam pabrik,
melaporkan tugas kepada kepala satpam apabila diperlukan.
i. Membuat laporan setiap hari dan harus bisa diperiksa setiap waktu
oleh pimpinan perusahaan.
j. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan atau diperintahkan pimpinan
sepanjang tidak bertentangan dengan tugas pokok.
k. Mematuhi tata tertib yang ada dan menjalankan tugas dengan sungguh-
sungguh dan dilakukan dengan rasa tanggung jawab.
Wewenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Mengamankan pabrik dan lingkungan sekitar perusahaan dari
gangguan keamanan, keselamatan dan ketertiban.
10. Koordinator Pabrikasi
Tugas :
a. Membuat perencanaan produksi pabrik.
b. Mengawasi atau memberi pengawasan terhadap hasil pekerjaan pabrik.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap produk masuk dari pengrajin dan
koperasi.
d. Melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan stuffing.
Wewenang :
a. Menentukan perencanaan produksi perusahaan.
D. Aspek Produksi
1. Produk yang dihasilkan
CV. Rimba Sentosa khusus bergerak dalam bidang garden
furniture. Produk yang dihasilkan adalah gardensets.
2. Bahan
Dalam proses produksinya, CV. Rimba Sentosa mempergunakan
bahan-bahan sebagai berikut:
a. Bahan baku yang berupa kayu jati.
b. Bahan-bahan pembantu meliputi :
1) Lem kayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2) Amplas
3) Paku
4) Mur baut
3. Alat yang digunakan
Kapasitas mesin produksi yang dimiliki oleh CV. Rimba Sentosa pada
saat ini mencapai 1.460 m3 kayu. Peralatan yang dipergunakan dalam
proses produksi adalah :
a. Serkel
b. Bensaw
c. Mesin asah
d. Mesin moulding (4 sisi)
e. Spindle (2 pisau)
f. Spindle ( 2 pisau)
g. Serut
h. Siku
i. Amplas mesin
j. Dowl
k. Potong 2 sisi
l. Potong radial
m. Toton
n. Boor
o. Multiser
p. Tenon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Proses produksi
Tahap-tahap proses produksi yang ada pada CV. Rimba Sentosa dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2
Proses Produksi CV. Rimba Sentosa
Sumber : Bagian Produksi CV. Rimba Sentosa
I Proses Pembaharuan
III Memprofil
papan
II Proses Pembentukan
IV Menggosok profil
VI Proses Assembling
VII Finishing I
VIII Finishing II
IX Packing
V Merroter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Keterangan:
a. Proses Pembaharuan
Proses ini merupakan proses paling awal dari seluruh rangkaian
proses yang ada. Dalam proses ini, kegiatannya diawali dengan
menyiapkan bahan baku yang akan diproses (yang dalam hal ini
adalah kayu jati).
Ada 2 (dua) kegiatan dalam proses ini, yaitu :
1) Menyerut kayu dan dan membuat alur, bila diperlukan
dengan mesin.
2) Pembelahan dan pemotongan kayu sesuai ukuran yang
ditentukan berdasarkan keperluan dengan menggunakan
mesin Band Saw.
b. Proses Pembentukan
Proses ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu :
1) Memprofil
Kegiatan ini akan menghasilkan komponen-komponen yang
berbentuk lengkung.
2) Menggosok profil
Kegiatan ini menggunakan mesin amplas (sanding master)
dengan tujuan untuk menghaluskan lengkungan komponen
yang baru di profil.
3) Merroter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Merupakan kegiatan pembentukan yang terakhir dengan
tujuan untuk menggosok sisi tajam agar halus.
c. Proses Assembling (Perakitan)
Proses ini diawali dengan pembuatan lubang pada komponen untuk
mempersiapkan proses assembling. Kegiatan yang dilakukan adalah
dengan mengoleskan lem kayu pada komponen yang akan
direkatkan. Kemudian proses selanjutnya adalah menyatukan
komponen yang telah diolesi dengan lem kayu.
d. Finishing I
Proses ini meliputi kegiatan pengahalusan bahan-bahan mebel yang
telah diproduksi. Dalam proses ini dipergunakan mesin amplas
(sanding master).
e. Finishing II
Proses finishing yang kedua ini, pengamplasan dilakukan secara
manual (tangan). Proses ini meliputi :
1) Penyemprotan pori-pori
2) pendempulan
3) Pengamplasan
4) Penghalusan (top coat)
f. Packing (pengepakan)
Merupakan proses produksi yang terakhir dari keseluruhan proses
sehingga produk siap untuk dipasarkan. Proses ini meliputi :
1) Pengepakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2) Pemberian kode produk
Dalam usahanya untuk mempertahankan dan memperlancar proses
produksinya, CV. Rimba Sentosa sangat memperhatikan dan memelihara
mesin-mesin yang dimiliki. Untuk itu, CV. Rimba Sentosa harus
mengeluarkan sejumlah biaya untuk perawatan, penggantian dan perbaikan
mesin serta onderdil yang telah rusak dan usang.
E. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
menentukan maju atau tidaknya perusahaan. Berbagai aspek yang ada dalam
perusahaan pada hakekatnya untuk menunjang pemasaran. Pemasaran hasil
produksi CV. Rimba Sentosa yang berupa furniture sampai saat ini selain
dipasarkan didalam negeri juga telah berhasil menembus ke pasaran luar
negeri yang meliputi : Denmark, Swedia, Hongkong dan Singapura.
1. Harga
Harga merupakan satuan nominal yang ditetapkan berdasarkan
kriteria tertentu. Harga jual bagi perusahaan merupakan akumulasi dari
biaya produksi dan laba yang diharapkan, sedangkan bagi pembeli
merupakan nominal yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan
nilai barang tersebut. Harga merupakan satu-satunya variabel dalam
bauran pemasaran yang bersifat mendatangkan pendapatan, akumulasi
dari harga barang yang terjual dalam kurun waktu tertentu akan
menentukan besarnya pendapatan yang diterima oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Penetapan harga jual didasarkan pada strategi dan kebijakan tetentu,
dimana harapan kebijakan penetapan harga adalah harga itu sendiri
menjadi daya tarik pembeli untuk tertarik membelinya.
Kebijakan penetapan harga pada CV. Rimba Sentosa
diperngaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Harga bahan baku, yaitu fluktuasi harga kayu sebagai bahan
utama mebel.
b. Upah tenaga kerja, yaitu proses pengerjaan mebel menentukan
upah tenaga kerja yang dibutuhkan, semakin lama dan rumit
produk yang dibuat menjadi harga jual semakin tinggi.
c. Kebijakan pemerintah, yaitu peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan kegiatan ekspor impor dan penentuan batas upah
minimum Kabupaten/Kota atau Regional.
d. Biaya pengangkutan, yaitu besarnya biaya yang akan
dikeluarkan untuk mengirim barang sampai pada tujuan dalam
keadaan aman akan dimasukkan dalam dalam perhitungan harga
jual.
e. Biaya lain- lain, yaitu segala biaya yang mungkin ditimbulkan
dalam proses produksi dan penjualan seperti biaya promosi
2. Distribusi
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
dengan yang diperlukan.
Fungsi- fungsi distribusi yang dilakukan oleh CV. Rimba Sentosa
antara lain :
a. Transportation, yaitu memilih cara yang tepat untuk
memindahkan barang ke tempat yang jauh jaraknya seperti
angkutan darat, laut dan udara. Dalam hal ini CV. Rimba Sentosa
memilih alat transportasi darat dengan kontainer dan sampai luar
negeri dengan kapal laut.
b. Storage dan warehousing, yaitu menyimpan barang untuk
semetara, menunggu untuk dijual atau dikirim lebih lanjut. Mebel
sebelum pengiriman di tampung di gudang perusahaan di lokasi
perusahaan.
c. Inventary central, yaitu pemilihan alternatif apakah penyimpanan
harus dilakukan secara terpusat atau tersebar. CV. Rimba Sentosa
menerapkan penyimpanan terpusat di gudang pabrik.
d. Material handling, yaitu pemilihan alat yang tepat untuk
memindahkan barang ke yang dekat. Alat untuk pemindahan
dalam jarak yang dekat seperti dari bagian produksi ke gudang
lebih mengutamakan tenaga manusia.
e. Border processing, yaitu kegiatan seperti penentuan syarat
pengiriman, persiapan dokumen pengiriman sampai ke tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
f. Protective packaging, yaitu penentuan wadah barang agar
terhindar dari berbagai kerugian yang timbul selama pengiriman.
Wadah barang pengiriman dengan kontainer, sedangkan proteksi
kerusakan tiap item produk dibungkus dengan kertas karton dan
plastik. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerusakan barang,
seperti lecet atau patah.
3. Promosi
Promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
tersebut akan berguna baginya, maka mereka tidak akan pernah
membelinya. Kegiatan promosi merupakan suatu bentuk komunikasi
pemasaran, artinya promosi sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan beserta produknya.
Bentuk promosi yang dipilih sangatlah beragam, namun memiliki
fungsi yang sama. CV. Rimba Sentosa sebagai perusahaan yang
memproduksi mebel memilih bentuk promosi antara lain periklanan,
personal selling. Alasan pemilihan promosi tersebut antara lain:
a. Periklanan
Bentuk-bentuk periklanan yang dilakukan oleh CV. Rimba
Sentosa adalah dengan memasang iklan lewat media internet
dengan menyediakan website http//[email protected]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dimana pengeluaran biaya periklanan ini dibayar kepada pihak
indosat.
b. Personal Selling
CV. Rimba Sentosa untuk menunjang bentuk promosi yang
lain dipilihlah personal selling ,dimana berdasarkan tugasnya
termasuk jenis order getter, yaitu penjual yang mencari pembeli
dan mendatangi pembeli (sifat kerjanya di luar lingkungan
perusahaan).
Armada personal selling CV. Rimba Sentosa melakukan
tugasnya dengan berkunjung ke perusahaan atau konsumen serta
melakukan presentasi yang dilengkapi dengan contoh produk
dalam ukuran kecil. Personal selling yang ditujukan pada
konsumen luar negeri dilakukan di perusahaan Catarid dan Heave
Meubeland di Denmark, Paluse di Jerman dan perusahaan SCTM
di Prancis, sedangkan untuk dalam negeri dilakukan di Jakarta
melalui Asosiasi Meubel Indonesia (ASMINDO).
F. Aspek Personalia
1. Jumlah Tenaga Kerja
CV. Rimba Sentosa sampai pertengahan tahun 2007 (Maret 2007)
memiliki staf dan karyawan sebanyak 202 orang. Pemilihan lokasi
perusahaan yang tepat pada awal berdirinya, memberi efek keuntungan
dari tersedianya tenaga kerja yang terampil dalam bidang pengolahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kayu dan cukup murah. Adapun jumlah karyawan berdasarkan bagian
perusahaan dan tugasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Daftar Jumlah Staf dan Karyawan CV Rimba Sentosa
Periode Januari 2007
No Bagian perusahaan dan Tugas Jumlah Karyawan
1 Pengemalan 4
2 Pembahanan 13
3 Oven dan limbah 14
4 Produksi 25
5 Assembling I 22
6 Finishing I 17
7 Finishing II 14
8 Finishing III 40
9 Oven 4
10 Pimpinan perusahaan dan staf 15
11 Gudang dan umum 21
12 Security 4
13 Indoor 6
14 Kebersihan 3
Jumlah Karyawan 202
Sumber : CV. Rimba Sentosa, tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Jam kerja
Jam kerja yang diberlakukan oleh CV. Rimba Sentosa menganut 8 jam
kerja. Jam kerja dimulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00 dengan
istirahat 1 jam dan berlaku 6 hari kerja yaitu hari senin sampai sabtu,
kecuali hari besar perayaan agama dan ketentuan lain.
3. Sistem penggajian
Sebagai wujud kompensasi atas pengorbanan pikiran, tenaga dan
waktu untuk melakukan tugas dan wewenang yang dibebankan oleh
perusahaan, maka CV. Rimba Sentosa memberikan upah atau gaji
yang dogolongkan menjadi sistem pengupahan sebagai berikut:
a. Gaji Bulanan
Pemberian upah atau gaji oleh CV. Rimba Sentosa diberikan
setiap tanggal 1 sampai dengan 3 tiap bulanannya. Besarnya upah
yang diterima setiap bulannya bervariatif tergantung dari berat
ringannya tugas dan weweang, lama kerja, pendidikan dan
ketentuan lainnnya, yaitu berkisar antara Rp 500.000,00 sampai
dengan Rp 2.000.000,00 perbulan.
b. Gaji per satuan produk
Sistem penggajian per satuan produk adalah semacam sistem
borongan, dimana setiap pekerja atau pengrajin atau kelompok
kerja sepakat menyelesaikan tugas pembuatan produk tertentu,
maka akan mendapat kompensasi sebesar jumlah produk yang
dihasilkan. Besarnya upah tergantung dari jumlah produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dihasilkan dan jenis item produk, karena masing-masing item
produk memiliki nilai produksi yang berlainan. Untuk setiap
produk diberi upah berkisar Rp 150.000,00 sampai dengan Rp
250.000,00.
c. Gaji Harian
Sistem pengupahan harian dihitung berdasarkan bukti
kehadiran dalam satu minggu, dimana upah harian diberikan
setiap hari Jum’at dengan besarnya upah per hari berkisar antara
Rp 15.000,00 sampai dengan Rp 35.000,00.
Selain memberikan gaji yang sepadan dengan tugas
kerjanya, perusahaan juga mamberikan bonus, tunjangan hari
raya (THR), tunjangan rawat inap dan bersalin. Kebijakan upah
atau gaji dan pemberian tunjangan tersebut diberlakukan bagi
karyawan baik karyawan tetap maupun kontrak, baik kepada staf
maupun non staf, sehingga diharapkan karyawan mampu
memiliki loyalitas yang tinggi kepada perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data
Pada bagian ini disajikan diskripsi data penelitian tentang Realisasi
Laba Kotor dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.
1. Data Realisasi Laba Kotor tahun 2003
(tabel dan uraian)
2. Data Realisasi Laba Kotor tahun 2004
(tabel dan uraian)
3. Data Realisasi Laba Kotor tahun 2005
(tabel dan uraian)
4. Data Realisasi Laba Kotor tahun 2006
(tabel dan uraian)
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 1
Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa
Tahun 2003
Penjualan HPP Laba kotor
Harga/unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Jumlah
No
Jenis Produk Kuantitas
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Lux Folding Chair (RS 02) 1.854
265.980
493.126.920
187.521
347.663.934
78.459
145.462.986
2 Java stacking chair (NR RS 13) 1.321
368.280
486.497.880
289.541
382.483.661
78.739
104.014.219
3 Lux postioning chair (RS 01) 3.216
480.810
1.546.284.960
389.450
1.252.471.200
91.360
293.813.760
4 Square table 80x80 (NR RS 03) 2.123
716.100
1.520.280.300
580.740
1.232.911.020
135.360
287.369.280
5 Round foding Table D120 (RS 16) 2.991
886.941
2.652.840.531
738.451
2.208.706.941
148.490
444.133.590
11.505
6.699.030.591
5.424.236.756
1.274.793.835
Sumber : CV. Rimba Sentosa
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 2
Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa
Tahun 2004
Penjualan HPP Laba kotor
Harga/unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Jumlah
No
Jenis Produk Kuantitas
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Lux Folding Chair (RS 02) 1.172 319.920
374.946.240
234.870
275.267.640
85.050
99.678.600
2 Java stacking chair (NR RS 13) 1.340 385.950
517.173.000
302.478
405.320.520
83.472
111.852.480
3 Lux postioning chair (RS 01) 1.562 496.254
775.148.748
391.045
610.812.290
105.209
164.336.458
4 Square table 80x80 (NR RS 03) 2.642 775.620
2.049.188.040
625.140
1.651.619.880
150.480
397.568.160
5 Round foding Table D120 (RS 16) 2.402 902.451
2.167.687.302
795.215
1.910.106.430
107.236
257.580.872
9.118 5.884.143.330
4.853.126.760
1.031.016.570
Sumber : CV. Rimba Sentosa
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3
Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa
Tahun 2005
Penjualan HPP Laba kotor
Harga/unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Jumlah
No
Jenis Produk Kuantitas
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Lux Folding Chair (RS 02) 1.310 299.460
392.292.600
204.896
268.413.760
94.564
123.878.840
2 Java stacking chair (NR RS 13) 756 378.910
286.455.960
280.560
212.103.360
98.350
74.352.600
3 Lux postioning chair (RS 01) 1.436 513.825
737.852.700
396.046
568.722.056
117.779
169.130.644
4 Square table 80x80 (NR RS 03) 2.745 810.521
2.224.880.145
715.807
1.964.890.215
94.714
259.989.930
5 Round foding Table D120 (RS 16) 2.676 825.790
2.209.814.040
732.170
1.959.286.920
93.620
250.527.120
8.923 5.851.295.445
4.973.416.311
877.879.134
Sumber : CV. Rimba Sentosa
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4
Realisasi Laba Kotor CV Rimba Sentosa
Tahun 2006
Penjualan HPP Laba kotor
Harga/unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Jumlah
No Jenis Produk Kuantitas
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Lux Folding Chair (RS 02) 1.024 373.618
382.584.832
314.150
321.689.600
59.468
60.895.232
2 Java stacking chair (NR RS 13) 1.267 535.494
678.470.898
548.560
695.025.520
(13.066)
(16.554.622)
3 Lux postioning chair (RS 01) 1.511 551.955
834.004.005
454.587
686.880.957
97.368
147.123.048
4 Square table 80x80 (NR RS 03) 2.410 1.025.325
2.471.033.250
862.870
2.079.516.700
162.455
391.516.550
5 Round foding Table D120 (RS 16) 2.216 954.968
2.116.209.088
790.389
1.751.502.024
164.579
364.707.064
9.422 6.482.302.073
5.534.614.801
947.687.272
Sumber : CV. Rimba Sentosa
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B. Analisa Data
Data yang dianalisa meliputi data laba kotor sesungguhnya untuk tahun
2003 sampai dengan data laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Analisa data
dilakukan dengan membandingkan antara laba kotor sesungguhnya pada tahun
yang dianalisa dengan laba kotor yang sesungguhnya pada tahun sebelumnya.
Karena kondisi ekonomi yang tidak stabil, anggaran tidak bisa dipakai sebagai
patokan penilaian kinerja perusahaan sehingga pengukuran prestasi yang
didasarkan pada angka-angka yang mengandung faktor- faktor dari luar
kendalinya adalah tidak tepat.
Dalam analisis data ini akan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu
analisa selisih laba kotor tahun 2004, analisa selisih laba kotor tahun 2005,
analisa selisih laba kotor tahun 2006.
1. Analisa Selisih Laba Kotor tahun 2004
Selisih laba kotor tahun 2004 dihitung dengan membandingkan laba
kotor yang sesungguhnya pada tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2003). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih
laba kotor tahun 2004 sebesar Rp 243.777.265,00 (tidak menguntungkan).
Laba kotor sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.031.016.570,00 lebih
kecil dari laba kotor yang sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp
1.274.793.835,00. Hal ini berarti laba kotor tahun 2004 mengalami
penurunan sebesar 19,12 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003.
Dengan menggunakan batas toleransi selisih 10% maka selisih tersebut
berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam
selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih
kuantitas atau volume penjualan bersih.
a. Selisih Penjualan
Selisih penjua lan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan
penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan penjualan sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2003). Dari hasil analisis menunjukkan ada
selisih penjualan tahun 2004 sebesar Rp 814.887.261,00 (tidak
menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
5.884.143.330,00 lebih kecil dari pada penjualan sesungguhnya pada
tahun 2003 sebesar Rp 6.699.030.591,00. Hal ini berarti penjualan tahun
2004 mengalami penurunan sebesar 12,16% dibandingkan dengan
penjualan tahun 2003.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam
selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.
1) Selisih Harga Jual
Selisih harga jual tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan antara harga jual sesungguhnya tahun 2004 dengan
harga jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan
kuantitas sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
ada selisih harga jual tahun 2004 sebesar Rp 305.525.868,00
(menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
5.884.143.330,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2003 sebesar Rp 5.578.617.462,00. Hal ini berarti harga jual tahun
2004 mengalami kenaikan sebesar 5,48% dibandingkan dengan harga
jual tahun 2003.
2) Selisih Kuantitas Penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dihtung dengan
membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2004 dengan
kuantitas sesungguhnya thaun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis
menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp
1.120.413.129 (tidak menguntungkan). Kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.578.617.462,00 lebih kecil
dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp
6.699.030.591,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004
mengalami penurunan sebesar 16,73% dibandingkan dengan kuantitas
penjualan tahun 2003.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004
dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun
2003). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok
penjualan tahun 2004 sebesar Rp 571.109.996,00 (menguntungkan).
Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
4.853.126.760,00 lebih kecil dari harga pokok penjualan tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sebesar Rp 5.424.236.756,00. Hal ini berarti HPP tahun 2004 mengalami
kenaikan sebesar10,53% dibandingkan dengan HPP tahun 2003.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa ke dalam dua macam
selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP.
1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan
Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2004 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2003) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2004. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga
harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 328.971.926 (tidak
menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2004 sebesar Rp 4.853.126.760 lebih besar dari harga harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 4.524.154.834,00.
Hal ini berarti harga HPP tahun 2004 mengalami penurunan sebesar
7,27% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2003.
2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan
Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung
dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2004
dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2003)
dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2003. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga
pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 900.081.922,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjua lan sesungguhnya
tahun 2004 sebesar Rp 4.524.154.834,00 lebih kecil dari kuantitas
harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp
5.424.236.756,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2004
mengalami kenaikan sebesar 16,59% dibandingkan dengan kuantitas
HPP tahun 2003.
c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dan selisih
kuantitas harga pokok penjualan. Dari hasil analisis menunjukkan ada
selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp 220.331.207,00
(tidak menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar
Rp 1.120.413.129,00 (tidak menguntungkan) lebih besar dari selisih
kuantitas harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 900.081.922,00
(menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004
mengalami penurunan sebesar 24,48% dibandingkan dengan kuantitas
HPP tahun 2004.
Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih
dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih
lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:
1) Selisih Komposisi Penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tahun 2004 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2003). Berdasarkan analisa menunjukkan ada
selisih komposisi penjualan tahun 2004 sebesar Rp 44.156.658
(menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2003 sebesar Rp 1.010.305.970 lebih kecil dari laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.054.462.628,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004
mengalami penurunan sebesar 4,37% dibandingkan dengan laba
kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003.
2) Selisih Kuantitas Penjualan Final
Selisih kuantitas penjualan final tahun 2004 dihitung dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi tahun 2004
dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003).
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas
penjualan final tahun 2004 sebesar Rp 264.487.865 (tidak
menguntungkan). Laba kotor pada komposisi tahun 2004 sebesar Rp
1.010.305.970 lebih kecil dari laba kotor tahun 2003 sebesar Rp
1.274.793.835,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 20,75%
dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003.
Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2004 dapat dilihat pada bagan analisa
selisih laba kotor tahun 2004 (gambar 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 3
Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004
Laba Kotor 2003
1.274.793.835
Laba Kotor 2004
1.031.016.570
Selisih Laba Kotor
243.777.265 (UF)
Selisih Penjualan 814.887.261
(UF)
Selisih HPP 571.109.996
(F)
Selisih Harga Jual
305.525.868 (F)
Selisih Kuantitas Penjualan
1.120.413.129 (UF)
Selisih Kuantitas HPP
900.081.922 (F)
Selisih Harga HPP
328.971.926 (UF)
Selisih Kuantitas Bersih
220.331.207 (UF)
Selisih Komposisi Penjualan
44.156.658 (F)
Selisih Kuantitas Penjualan Final
264.487.865(UF)
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Analisa Selisih Laba Kotor Tahun 2005
Selisih laba kotor tahun 2005 dicari dengan membandingkan laba
kotor yang sesungguhnya pada tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2004). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih
laba kotor tahun 2005 sebesar Rp 153.137.436,00 (tidak menguntungkan).
Laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134,00 lebih kecil
dari laba kotor yang sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.031.016.570,00.
Hal ini berarti laba kotor tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 14,85 %
dibandingkan dengan laba kotor tahun 2004. Dengan menggunakan batas
toleransi selisih 10% maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam
selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih
kuantitas atau volume penjualan bersih.
a. Selisih Penjualan
Selisih penjualan tahun 2005 dicari dengan membandingkan
penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan penjualan sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2004). Dari hasil analisis menunjukkan ada
selisih penjualan tahun 2005 sebesar Rp 32.847.885,00 (tidak
menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
5.851.295.445,00 lebih kecil dari pada penjualan sesungguhnya pada
tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00. Hal ini berarti penjualan tahun
2005 mengalami penurunan sebesar 0,55% dibandingkan dengan
penjualan tahun 2004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam
selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.
1) Selisih Harga Jual
Selisih harga jual tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan antara harga jual sesungguhnya tahun 2005 dengan
harga jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan
kuantitas sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan
ada selisih harga jual tahun 2005 sebesar Rp 116.234.475,00 (tidak
menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
5.851.295.445,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp 5.967.529.920,00. Hal ini berarti harga jual tahun 2005
mengalami penurunan sebesar 1,95% dibandingkan dengan harga jual
tahun 2004.
2) Selisih Kuantitas Penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2005 dengan
kuantitas sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis
menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp
83.386.590,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp 5.967.529.920,00 lebih besar dari kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005 mengalami kenaikan
sebesar 1,42% dibandingkan dengan kuantitas penjualan tahun 2004.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005
dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun
2004). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok
penjualan tahun 2005 sebesar Rp 120.289.551,00 (tidak menguntungkan).
Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
4.973.416.311,00 lebih besar dari harga pokok penjualan tahun 2004
sebesar Rp 4.853.126.760,00. Hal ini berarti HPP tahun 2005 mengalami
penurunan sebesar 2,49% dibandingkan dengan HPP tahun 2004.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya dalam
dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP.
1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan
Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2005 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2004) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2005. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga
harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 31.517.983,00 (tidak
menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp 4.973.416.311 lebih besar dari harga harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.941.898.328,00.
Hal ini berarti harga HPP tahun 2005 mengalami penurunan sebesar
0,64% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2004.
2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan
Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung
dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2005
dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2004)
dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2004. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga
pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 88.771.568,00 (tidak
menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp 4..941.898.328,00 lebih besar dari kuantitas
harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
4.853.126.760,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2005
mengalami penurunan sebesar 1,83% dibandingkan dengan kuantitas
HPP tahun 2004.
c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2005. Dari hasil
analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2005
sebesar Rp 5.384.978,00 (tidak menguntungkan). Selisih kuantitas
penjualan tahun 2005 sebesar Rp 83.386.590,00 (menguntungkan) lebih
kecil dari selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
88.771.568,00 (tidak menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan
tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 6.07% dibandingkan dengan
kuantitas HPP tahun 2005.
Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih
dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih
lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:
1) Selisih Komposisi Penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2005 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2004). Berdasarkan analisa menunjukkan ada
selisih komposisi penjualan tahun 2005 sebesar Rp16.664.616,22
(menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2004 sebesar Rp1.008.966.975,78 lebih kecil dari laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 1.025.631.592,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005
mengalami kenaikan sebesar 1,65% dibandingkan dengan laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2004.
2) Selisih Kuantitas Penjualan Final
Selisih kuantitas penjualan final tahun 2005 dihitung dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi tahun 2005
dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004).
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
penjualan final tahun 2005 sebesar Rp 22.049.594.,22 (tidak
menguntungkan). Laba kotor pada komposisi tahun 2005 sebesar Rp
1.008.966.975,78 lebih kecil dari laba kotor tahun 2004 sebesar Rp
1.031.016.570,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,14%
dibandingkan dengan laba kotor tahun 2004.
Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2005 dapat dilihat pada bagan analisa
selisih laba kotor tahun 2005 (gambar 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4
Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005
Laba Kotor 2004
1.031.016.570
Laba Kotor 2005
877.879.134
Selisih Laba Kotor
153.137.436 (UF)
Selisih Penjualan 32.847.885
(UF)
Selisih HPP 120.289.551
(UF)
Selisih Harga Jual 116.234.475 (UF)
Selisih Kuantitas Penjualan
83.386.590 (F)
Selisih Kuantitas HPP
88.771.568 (UF)
Selisih Harga HPP
31.517.983 (UF)
Selisih
Kuantitas Bersih 5.384.978 (UF)
Selisih Komposisi Penjualan
16.664.616,22 (F)
Selisih Kuantitas Penjualan Final 22.049.594,22
(UF)
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Analisa Selisih Laba Kotor Tahun 2006
Selisih laba kotor tahun 2006 dihitung dengan membandingkan laba
kotor yang sesungguhnya pada tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2005). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih
laba kotor tahun 2006 sebesar Rp 107.818.138,00 (menguntungkan). Laba
kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 985.697.272,00 lebih besar dari
laba kotor yang sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134. Hal ini
berarti laba kotor tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 10,78 %
dibandingkan dengan laba kotor tahun 2005. Dengan menggunakan batas
toleransi selisih 10% maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam
selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih
kuantitas atau volume penjualan bersih.
a. Selisih Penjualan
Selisih penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan
penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan penjualan sesungguhnya
tahun sebelumnya (tahun 2005). Dari hasil analisis menunjukkan ada
selisih penjualan tahun 2006 sebesar Rp 631.006.628,00
(menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp
6.482.302.073,00 lebih besar dari pada penjualan sesungguhnya pada
tahun 2005 sebesar Rp 5.851.295.445,00. Hal ini berarti penjualan tahun
2006 mengalami kenaikan sebesar 10,78% dibandingkan dengan
penjualan tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam
selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.
1) Selisih Harga Jual
Selisih harga jual tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dengan harga
jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan kuantitas
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih
harga jual tahun 2006 sebesar Rp 1.135.880.238,00 (menguntungkan).
Harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 6.482.302.073,00
lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
5.346.421.835,00. Hal ini berarti harga jual tahun 2006 mengalami
kenaikan sebesar 21,25% dibandingkan dengan harga jual tahun 2005.
2) Selisih Kuantitas Penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2006 dengan
kuantitas sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis
menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp
504.873.610,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 5.346.421.835,00 lebih kecil
dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
5.851.295.445,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengalami penurunan sebesar 8,63% dibandingkan dengan kuantitas
penjualan tahun 2005.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006
dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun
2005). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok
penjualan tahun 2006 sebesar Rp 523.188.490,00 (tidak menguntungkan).
Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp
5.496.604.801,00 lebih besar dari harga pokok penjualan tahun 2005
sebesar Rp 4.973.416.311,00. Hal ini berarti HPP tahun 2006 mengalami
penurunan sebesar 10,52% dibandingkan dengan HPP tahun 2005.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya dalam
dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP.
1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan
Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2006 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2005) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga
harga pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 985.312.681,00 (tidak
menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp 5.496.604.801,00 lebih besar dari harga harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4.511.292.120,00.
Hal ini berarti harga HPP tahun 2006 mengalami penurunan sebesar
21,84% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2005.
2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan
Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung
dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2006
dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2005)
dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2005. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga
pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 462.124.191,00
(menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp 4.511.292.120,00 lebih kecil dari kuantitas
harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
4.973.416.311,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2006
mengalami kenaikan sebesar 9,29% dibandingkan dengan kuantitas
HPP tahun 2005.
c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2006. Dari hasil
analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2006
sebesar Rp 42.749.419,00 (tidak menguntungkan). Selisih kuantitas
penjualan tahun 2006 sebesar Rp 504.873.610,00 (tidak menguntungkan)
lebih besar dari selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sebesar Rp 462.124.191,00 (menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas
penjualan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 9,25% dibandingkan
dengan kuantitas HPP tahun 2006.
Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih
dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih
lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:
1) Selisih Komposisi Penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2006 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
sebelumnya (tahun 2005). Berdasarkan analisa menunjukkan ada
selisih komposisi penjualan tahun 2006 sebesar Rp 91.842.962,4
(tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp 926.972.677,4 lebih besar dari laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp
835.129.715,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 9,91%
dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2005.
2) Selisih Kuantitas Penjualan Final
Selisih kuantitas penjualan final tahun 2006 dihitung dengan
membandingkan laba kotor pada komposisi tahun 2006 dengan laba
kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan final
tahun 2006 sebesar Rp 49.093.543,4 (menguntungkan). Laba kotor
pada komposisi tahun 2006 sebesar Rp 926.972.677,4 lebih besar
dari laba kotor tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134,00. Hal ini
berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006
mengalami kenaikan sebesar 5,59% dibandingkan dengan laba kotor
tahun 2005.
Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2006 dapat dilihat pada bagan analisa
selisih laba kotor tahun 2006 (gambar 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 5
Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006
Laba Kotor 2005
877.879.134
Laba Kotor 2006
947.687.272
Selisih Laba Kotor
69.808.138 (F)
Selisih Penjualan 631.006.628
(F)
Selisih HPP 523.188.490
(UF)
Selisih Harga Jual 1.135.880.238
(F)
Selisih Kuantitas Penjualan
504.873.610 (UF)
Selisih Kuantitas HPP
462.124.191 (F)
Selisih Harga HPP 985.312.681
(UF)
Selisih
Kuantitas Bersih 42.749.419 (UF)
Selisih Komposisi Penjualan
91.842.962,4(UF)
Selisih Kuantitas Penjualan Final 49.093.543,4 (F)
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 6
Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor
Jenis Selisih
Tahun 2004 % Tahun 2005 % Tahun 2006 %
Selisih Penjualan
814.887.261 (UF) 12,16 32.847.885 (UF) 0,55 631.006.628 (F) 10,78
- Selisih harga jual
305.525.868 (F) 5,48 116.234.475 (UF) 1,95 1.135.880.238 (F) 21,25
- Selisih kuantitas penjualan
1.120.413.129 (UF) 16,73 83.386.590 (F) 1,42 504.873.610 (UF) 8.63
Selisih HPP
571.109.996 (F) 10,53 120.289.551 (UF) 2,49 523.188.490 (UF) 10,52
- Selisih harga HPP
328.971.926 (UF) 7,27 31.517.983 (UF) 0,64 985.312.681 (UF) 21,84
- Selisih kuantitas HPP
900.081.922 (F) 16,59 88.771.568 (UF) 1,83 462.124.191 (F) 9,29
Selisih Kuantitas bersih
220.331.207 (UF) 24,48 5.384.978 (UF) 6,07 42.749.419 (UF) 9,25
- Selisih komposisi penjualan
44.156.658 (F) 4,37 16.664.616,22(F) 1,65 91.842.962,41 (UF) 9,91
- Selisih kuantitas penjualan final
264.487.865 (UF) 20,75 22.049.594,22 (UF) 2,14 49.093.543,4 (F) 5,59
Selisih laba kotor
243.777.265 (UF) 19,12 153.137.436 (UF) 14,85 107.818.138 (F) 12,28
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
C. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah dianalisis, langkah selanjutnya adalah melakukan
pembahasan secara rinci untuk mengetahui kinerja bagian produksi dan
pemasaran selama 3 periode dari tahun 2004 sampai tahun 2006.
1. Evaluasi Kinerja bagian produksi
a. Berdasarkan selisih harga HPP
Kinerja bagian produksi pada tahun 2004 menurun . Hal ini
terjadi karena harga harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar
Rp4.853126.760 lebih besar daripada tahun 2003 sebesar
Rp 4.524.154.834,00 sehingga terdapat selisih merugikan sebesar Rp
328.971.926,00 atau mengalami penurunan sebesar 7,27%. Pada
tahun 2004 selisih harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02
tahun 2004 sebesar Rp 234.870,00/unit lebih besar dari harga harga
pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp
187.521,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
RS 02 merugikan sebesar Rp 47.349/unit. Harga harga pokok
penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebesar Rp
302.478,00/unit lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 289.541,00/unit sehingga terjadi
selisih harga harga pokok penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp
12.937,00/unit. Harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01
tahun 2004 sebesar Rp 391.045,00/unit lebih besar dari harga harga
pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Rp 389.450,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan RS 01 merugikan sebesar Rp 1.595,00/unit. Harga harga
pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp
625.140,00/unit lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 580.740,00/unit sehingga terjadi
selisih harga harga pokok penjualan NR RS 03 merugikan sebesar
Rp 44.400,00/unit. Harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16
tahun 2004 sebesar Rp 795.215,00/unit lebih besar dari harga harga
pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar
Rp 738.451,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan RS 16 merugikan sebesar Rp 56.764,00/unit.
Total harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2004 sebesar Rp 275.267.640,00 lebih besar dari harga harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2003 sebesar
Rp 219.774.612 sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
RS 02 merugikan sebesar Rp 55.493.028,00. Total harga harga pokok
penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebesar Rp
405.320.520,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2003 sebesar
Rp 387.984.940,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 17.335.580,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2004 sebesar
Rp 610.812.290,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sesungguhnya RS 01 tahun 2003 sebesar Rp 608.320.900,00 sehingga
terjadi selisih harga harga pokok penjualan NR RS 13 merugikan
sebesar Rp 2.491.390,00. Total harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 1.651.619.880,00
lebih besar dari harga harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS
03 tahun 2003 sebesar Rp 1.534.315.080,00 sehingga terjadi selisih
harga harga pokok penjualan NR RS 13 merugikan sebesar
Rp 117.304.800,00. Total harga harga pokok penjualan sesungguhnya
RS 16 tahun 2004 sebesar Rp 1.910.106.430,00 lebih besar dari harga
harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2003 sebesar
Rp 1.773.759.302,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 136.347.128,00.
Kenaikan harga harga pokok penjualan tersebut disebabkan
oleh naiknya biaya produksi. Kenaikan biaya produksi tersebut
disebabkan oleh naiknya harga kayu jati dipasaran. Hal itu sangat
berpengaruh terhadap kenaikan harga HPP.
Kinerja bagian produksi pada tahun 2005 menurun. Hal ini
terjadi karena harga harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar
Rp 4.973.416.311,00 lebih besar daripada tahun 2004 sebesar
Rp 4.941.898.328,00 sehingga terdapat selisih merugikan sebesar Rp
31.517.983,00 atau mengalami penurunan sebesar 0,64%. Pada tahun
2005 selisih harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2005 sebesar Rp 204.896,00/unit lebih kecil dari harga harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 234.870,00/unit
sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan RS 02
menguntungkan sebesar Rp 29.974/unit. Harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp 280.560,00/unit lebih
kecil dari harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp 302.478,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp 21.918,00/unit.
Harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2005
sebesar Rp 396.046,00/unit lebih besar dari harga harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 391.045,00/unit
sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan RS 01 merugikan
sebesar Rp5.001,00/unit. Harga harga pokok penjualan sesungguhnya
NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp 715.807,00/unit lebih besar dari
harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
625.140,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
NR RS 03 merugikan sebesar Rp 90.667,00/unit. Harga harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar Rp
732.170,00/unit lebih kecil dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 795.215,00/unit sehingga terjadi
selisih harga harga pokok penjualan RS 16 menguntungkan sebesar
Rp 63.045,00/unit.
Total harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2005 sebesar Rp 268.413.760,00 lebih kecil dari harga harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2004 sebesar
Rp 307.679.700 sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
RS 02 menguntungkan sebesar Rp 39.265.940,00. Total harga harga
pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp
212.103.360,00 lebih kecil dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebesar
Rp 228.673.368,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp 16.570.008,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebesar
Rp 568.722.056,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 01 tahun 2004 sebesar Rp 561.540.620,00
sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan NR RS 13
merugikan sebesar Rp 7.181.436,00. Total harga harga pokok
penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp
1.964.890.215,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebesar
Rp 1.716.009.300,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 248.880.915,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar
Rp 1.959.286.920,00 lebih kecil dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 16 tahun 2004 sebesar
Rp 2.127.995.340,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp 168.708.420,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kenaikan harga harga pokok penjualan disebabkan karena
biaya produksi untuk RS 01 dan NR RS 03 mengalami kenaikan. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap harga HPP.
Kinerja bagian produksi pada tahun 2006 semakin menurun
dibandingkan dengan tahun 2005. Hal ini terjadi karena harga harga
pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 5.496.604.801,00 lebih besar
daripada tahun 2005 sebesar Rp 4.511.292.120,00 sehingga terdapat
selisih merugikan sebesar Rp 985.312.681,00 atau mengalami
penurunan sebesar 21,84%. Pada tahun 2006 selisih harga harga
pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2006 sebesar Rp
314.150,00/unit lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 204.896,00/unit sehingga
terjadi selisih harga harga pokok penjualan RS 02 merugikan sebesar
Rp 109.254/unit. Harga harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS
13 tahun 2006 sebesar Rp 518.560,00/unit lebih besar dari harga
harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
280.560,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
NR RS 13 merugikan sebesar Rp 238.000,00/unit. Harga harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2006 sebesar Rp
454.587,00/unit lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 396.046,00/unit sehingga terjadi
selisih harga harga pokok penjualan RS 01 merugikan sebesar Rp
58.541,00/unit. Harga harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
03 tahun 2006 sebesar Rp 862.870,00/unit lebih besar dari harga
harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp
715.807,00/unit sehingga terjadi selisih harga harga pokok penjualan
NR RS 03 merugikan sebesar Rp 147.063,00/unit. Harga harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2006 sebesar
Rp 790.389,00/unit lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 732.170,00/unit sehingga terjadi
selisih harga harga pokok penjualan RS 16 merugikan sebesar Rp
58.219,00/unit.
Total harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2006 sebesar Rp 321.689.600,00 lebih besar dari harga harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2005 sebesar
Rp 209.813.504,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan RS 02 merugikan sebesar Rp 111.876.096,00. Total harga
harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2006 sebesar
Rp 657.015.520,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar
Rp 355.469.520,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 301.546.000,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2006 sebesar
Rp 686.880.957,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebesar
Rp 598.425.506,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 88.455.451,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2006
sebesar Rp 2.079.516.700,00 lebih besar dari harga harga pokok
penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebesar
Rp 1.725.094.870,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 354.421.830,00. Total
harga harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2006 sebesar
Rp 1.751.502.024,00 lebih besar dari harga harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar
Rp 1.622.488.720,00 sehingga terjadi selisih harga harga pokok
penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp 129.013.304,00.
Kenaikan harga harga pokok penjualan tersebut disebabkan
oleh naiknya biaya produksi yang merupakan komponen utama
pembentuk HPP seperti disebutkan bahwa harga bahan baku seperti
kayu jati dipasaran dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal itu
sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga HPP.
b. Berdasarkan kuantitas HPP
Kinerja bagian produksi pada tahun 2004 meningkat atau baik,
hal ini disebabkan kuantitas HPP tahun 2004 sebesar
Rp 4.524.154.834,00 lebih kecil daripada tahun 2003 sebesar
Rp 5.424.236.756,00 sehingga terdapat selisih menguntungkan
sebesar Rp 900.081.922,00 atau mengalami kenaikan sebesar 16,59%.
Pada tahun 2004 selisih kuantitas ha rga pokok penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menguntungkan karena kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 02 tahun 2004 sebanyak 1.172 unit lebih kecil dari
kuantitas harga pokok penjualan RS 02 tahun 2003 sebanyak 1.854
unit sehingga terjadi penurunan kuantitas harga pokok penjualan 682
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun
2004 sebanyak 1.340 unit lebih besar dari kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 13 tahun 2003 sebanyak 1.321 unit sehingga terjadi
kenaikan kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 sebanyak 19
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun
2004 sebanyak 1.562 unit lebih kecil dari kuantitas harga pokok
penjualan RS 01 tahun 2003 sebanyak 3.216 unit sehingga terjadi
penurunan kuantitas harga pokok penjualan RS 01 sebanyak 1.654
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun
2004 sebanyak 2.642 unit lebih besar dari kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 03 tahun 2003 sebanyak 2.123 unit sehingga terjadi
kenaikan kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03 sebanyak 549
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun
2004 sebanyak 2.402 unit lebih kecil dari kuantitas harga pokok
penjualan RS 16 tahun 2003 sebanyak 2.991 unit sehingga terjadi
kenaikan penurunan kuantitas harga pokok penjualan RS 16 sebanyak
589 unit.
Secara total kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS
02 tahun 2004 sebesar Rp 219.774.612,00 lebih kecil dari kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
harga pokok penjualan RS 02 tahun 2003 sebesar
Rp 347.663.934,00 sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok
penjualan RS 02 menguntungkan sebesar Rp 127.889.322,00. Total
kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004
sebesar Rp 387.984.940,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 13 tahun 2003 sebesar Rp 382.483.661,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 merugikan
sebesar Rp 6.997.320,00. Total kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 01 tahun 2004 sebesar
Rp 608.320.900,00 lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan
RS 01 tahun 2003 sebesar Rp 1.252.471.200,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas harga pokok penjualan RS 01 menguntungkan sebesar Rp
644.150.300,00. Total kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya
NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 1.534.315.080,00 lebih besar dari
kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03 tahun 2003 sebesar Rp
1.232.911.020,00 sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 03 merugikan sebesar Rp 301.404.060,00. Total
kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2004
sebesar Rp 1.773.759.302,00 lebih kecil dari kuantitas harga pokok
penjualan RS 16 tahun 2003 sebesar Rp 2.208.706.941,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas harga pokok penjualan RS 16 menguntungkan
sebesar Rp 434.947.639,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Selisih kuantitas harga pokok penjualan menguntungkan karena
terjadi penurunan kuantitas penjualan sehingga kuantitas yang
diproduksi juga menurun. Karena kuantitas yang diproduksi menurun
maka biaya produksi dari unsur bahan mengalami penurunan.
Kinerja bagian produksi pada tahun 2005 menurun, hal ini
disebabkan kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar
Rp 4.941.898.328,00 lebih besar daripada tahun 2004 sebesar
Rp 4.853.126.760,00 sehingga terdapat selisih merugikan sebesar
Rp 88.771.568,00 atau mengalami penurunan sebesar 1,83%. Pada
tahun 2005 selisih kuantitas penjualan merugikan karena kuantitas
harga pokok penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2005 sebanyak
1.310 unit lebih besar dari kuantitas harga pokok penjualan RS 02
tahun 2004 sebanyak 1.172 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas
harga pokok penjualan 138 unit. Kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebanyak 756 unit lebih kecil
dari kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 tahun 2004 sebanyak
1.340 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 13 sebanyak 584 unit. Kuantitas harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebanyak 1.436 unit lebih
kecil dari kuantitas harga pokok penjualan RS 01 tahun 2004
sebanyak 1.562 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas harga pokok
penjualan RS 01 sebanyak 126 unit. Kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebanyak 2.745 unit lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dari kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03 tahun 2004 sebanyak
2.642 unit sehingga terjadi kenaikan kuantitas harga pokok penjualan
NR RS 03 sebanyak 103 unit. Kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebanyak 2.676 unit lebih besar dari
kuantitas harga pokok penjualan RS 16 tahun 2004 sebanyak 2.402
unit sehingga terjadi kenaikan kuantitas harga pokok penjualan RS 16
sebanyak 274 unit.
Secara total kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS
02 tahun 2005 sebesar Rp 307.679.700,00 lebih besar dari kuantitas
harga pokok penjualan RS 02 tahun 2004 sebesar Rp 275.267.640,00
sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok penjualan RS 02
merugikan sebesar Rp 32.412.060,00. Total kuantitas harga pokok
penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp
228.673.368,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok penjualan NR
RS 13 tahun 2004 sebesar Rp 405.320.520,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 menguntungkan sebesar
Rp 176.647.152,00. Total kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebesar Rp 561.540.620,00 lebih
kecil dari kuantitas harga pokok penjualan RS 01 tahun 2004 sebesar
Rp 610.812.290,00 sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok
penjualan RS 01 menguntungkan sebesar Rp 49.271.670,00. Total
kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005
sebesar Rp 1.716.009.300,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
penjualan NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 1.651.619.880,00
sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03
merugikan sebesar Rp 64.389.420,00. Total kuantitas harga pokok
penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar Rp
2.127.995.340,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok penjualan RS
16 tahun 2004 sebesar Rp 1.910.106.430,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas harga pokok penjualan RS 16 merugikan sebesar Rp
217.888.910,00.
Selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan karena
terjadi kenaikan kuantitas penjualan sehingga kuantitas yang
diproduksi juga meningkat. Karena kuantitas yang diproduksi
meningkat maka biaya produksi dari unsure bahan mengalami
kenaikan.
Kinerja bagian produksi pada tahun 2006 meningkat atau baik,
hal ini disebabkan kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006
sebesar Rp 4.511.292.120,00 lebih kecil daripada tahun 2005 sebesar
Rp 4.973.416.311,00 sehingga terdapat selisih menguntungkan
sebesar Rp 462.124.191,00 atau mengalami kenaikan sebesar 9,29%.
Pada tahun 2006 selisih kuantitas harga pokok penjualan
menguntungkan karena kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 02 tahun 2006 sebanyak 1.024 unit lebih kecil dari
kuantitas harga pokok penjualan RS 02 tahun 2005 sebanyak 1.310
unit sehingga terjadi penurunan kuantitas harga pokok penjualan 286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun
2006 sebanyak 1.267 unit lebih besar dari kuantitas harga pokok
penjualan NR RS 13 tahun 2005 sebanyak 756 unit sehingga terjadi
kenaikan kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 sebanyak 511
unit. Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS 01 tahun
2006 sebanyak 1.511 unit lebih besar dari kuantitas harga pokok
penjualan RS 01 tahun 2005 sebanyak 1.436 unit sehingga terjadi
kenaikkan kuantitas harga pokok penjualan RS 01 sebanyak 75 unit.
Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2006
sebanyak 2.410 unit lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan
NR RS 03 tahun 2005 sebanyak 2.745 unit sehingga terjadi penurunan
kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03 sebanyak 335 unit.
Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2006
sebanyak 2.216 unit lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan
RS 16 tahun 2005 sebanyak 2.676 unit sehingga terjadi kenaikan
penurunan kuantitas harga pokok penjualan RS 16 sebanyak 460 unit.
Secara total kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya RS
02 tahun 2006 sebesar Rp 209.813.504,00 lebih kecil dari kuantitas
harga pokok penjualan RS 02 tahun 2005 sebesar Rp 268.413.760,00
sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok penjualan RS 02
menguntungkan sebesar Rp 58.600.256,00. Total kuantitas harga
pokok penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2006 sebesar Rp
355.469.520,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok penjualan NR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
RS 13 tahun 2005 sebesar Rp 212.103.360,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas harga pokok penjualan NR RS 13 merugikan sebesar Rp
143.366.160,00. Total kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya
RS 01 tahun 2006 sebesar Rp 598.425.506,00 lebih kecil dari
kuantitas harga pokok penjualan RS 01 tahun 2005 sebesar Rp
568.722.056,00 sehingga terjadi selisih kuantitas harga pokok
penjualan RS 01 merugikan sebesar Rp 29.703.450,00. Total kuantitas
harga pokok penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2006 sebesar
Rp 1.725.094.870,00 lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan
NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp 1.964.890.215,00 sehingga tejadi
selisih kuantitas harga pokok penjualan NR RS 03 menguntungkan
sebesar Rp 239.795.345,00. Total kuantitas harga pokok penjualan
sesungguhnya RS 16 tahun 2006 sebesar Rp 1.622.488.720,00 lebih
besar dari kuantitas harga pokok penjualan RS 16 tahun 2005 sebesar
Rp 1.959.286.920,00 sehingga tejadi selisih kuantitas harga pokok
penjualan RS 16 menguntungkan sebesar Rp 336.798.200,00
Selisih kuantitas harga pokok penjualan menguntungkan
karena terjadi penurunan kuantitas penjualan untuk produk RS 02, NR
RS 03 dan RS 16 sehingga kuantitas yang diproduksi juga menurun.
Karena kuantitas yang diproduksi menurun maka biaya produksi dari
unsur bahan mengalami penurunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Evaluasi kinerja bagian pemasaran
a. Berdasarkan harga jual
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2004 semakin
meningkat atau baik, karena selisih harga jual pada tahun 2004
menguntungkan sebesar Rp 305.525.868,00 atau mengalami kenaikan
sebesar 5,48%. Hal ini diakibatkan jumlah harga jual tahun 2004
sebesar Rp 5.884.143.330,00 lebih besar daripada jumlah harga jual
tahun 2003 sebesar Rp 5.578.617.462,00. Pada tahun 2004 selisih
harga jual menguntungkan karena harga jual sesungguhnya RS 02
tahun 2004 sebesar Rp 319.920.000,00/unit lebih besar dari harga jual
sesungguhnya RS 02 tahun 2003 sebesar Rp 265.980,00/unit sehingga
ada selisih harga jual yang bersifat menguntungkan sebesar Rp
53.940,00. Harga jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebesar
Rp 385.950,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun
2003 sebesar Rp 368.280,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual
menguntungkan sebesar Rp 17.670,00/unit. Harga jual sesungguhnya
RS 01 tahun 2004 sebesar Rp 496.254,00/unit lebih besar dari harga
jual sesungguhnya RS 01 tahun 2003 sebesar Rp 480.810,00/unit
sehingga terjadi selisih harga jual menguntungkan sebesar sebesar Rp
15.444,00/unit. Harga jual sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004
sebesar Rp 775.620,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya
NR RS 03 tahun 2003 sebesar Rp 716.100,00/unit sehingga terjadi
selisih harga jua l menguntungkan sebesar sebesar Rp 59.520,00/unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2004 sebesar Rp
902.451,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya RS 16 tahun
2003 sebesar Rp 886.941,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual
menguntungkan sebesar sebesar Rp 15.510,00/unit
Secara total harga jual sesungguhnya RS 02 tahun 2004
sebesar Rp 374.946.240,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya
RS 02 tahun 2003 sebesar Rp 311.728.560,00 sehingga ada selisih
harga jual RS 02 menguntungkan sebesar Rp 63.217.680,00. Total
harga jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebesar Rp
517.173.000,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya NR RS 13
tahun 2003 sebesar Rp 493.495.200,00 sehingga ada selisih harga jual
NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp 23.667.800,00. Total harga jual
sesungguhnya RS 01 tahun 2004 sebesar Rp 775.148.748,00 lebih
besar dari harga jual sesungguhnya RS 01 tahun 2003 sebesar Rp
751.025.220,00 sehingga ada selisih harga jual NR RS 13
menguntungkan sebesar Rp 24.123.528,00. Total harga jual
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 2.049.188.040,00
lebih besar dari harga jual sesungguhnya NR RS 03 tahun 2003
sebesar Rp 1.891.936.200,00 sehingga ada selisih harga jual NR RS
13 menguntungkan sebesar Rp 157.251.840,00. Total harga jual
sesungguhnya RS 16 tahun 2004 sebesar Rp2.167.687.302,00 lebih
besar dari harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2003 sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2.130.432.282,00 sehingga ada selisih harga jual NR RS 13
menguntungkan sebesar Rp 37.255.020,00.
Selisih harga jual ini disebabkan oleh biaya produksi (harga
bahan baku kayu jati) mengalami kenaikan. Diperkirakan kenaikan
harga kursi ini disebabkan oleh semakin banyaknya permintaan kursi
dipasaran. Disamping faktor permintaan, kenaikan harga kursi ini
disebabkan karena naiknya harga kayu jati sebagai bahan baku
pembuat kursi yang diakibatkan kayu jati yang ada dipasaran
jumlahnya sedikit.
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2005 semakin menurun
atau buruk, karena selisih harga jual pada tahun 2005 merugikan
sebesar Rp 116.234.475,00 atau mengalami penurunan sebesar 1,95%.
Hal ini diakibatkan jumlah harga jual tahun 2005 sebesar Rp
5.851.295.445,00 lebih kecil daripada jumlah harga jual tahun 2004
sebesar Rp 5.967.529.920,00. Pada tahun 2005 selisih harga jual
merugikan karena harga jual sesungguhnya RS 02 tahun 2005 sebesar
Rp 299.460,00/unit lebih kecil dari harga jual sesungguhnya RS 02
tahun 2004 sebesar Rp 319.920,00/unit sehingga ada selisih harga jual
yang bersifat merugikan sebesar Rp 20.460,00. Harga jual
sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp 378.910,00/unit lebih
kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp
385.950,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual merugikan sebesar
Rp 7.040,00/unit. Harga jual sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Rp 513.825,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya RS 01
tahun 2004 sebesar Rp 496.254,00/unit sehingga terjadi selisih harga
jual menguntungkan sebesar sebesar Rp 17.571,00/unit. Harga jual
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp 810.521,00/unit
lebih besar dari harga jual sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004
sebesar Rp 775.620,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual
menguntungkan sebesar sebesar Rp 34.901,00/unit. Harga jual
sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar Rp 825.790,00/unit lebih
kecil dari harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2004 sebesar Rp
902.451,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual merugikan sebesar
sebesar Rp 76.661,00/unit.
Secara total harga jual sesungguhnya RS 02 tahun 2005
sebesar Rp 392.292.600,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya
RS 02 tahun 2004 sebesar Rp 419.095.200,00 sehingga ada selisih
harga jual RS 02 merugikan sebesar Rp 26.802.600,00. Total harga
jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp 286.455.960,00
lebih kecil dari harga jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004
sebesar Rp 291.778.200,00 sehingga ada selisih harga jual NR RS 13
merugikan sebesar Rp5.322.240,00. Total harga jual sesungguhnya
RS 01 tahun 2005 sebesar Rp 737.852.700,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya RS 01 tahun 2004 sebesar Rp 712.620.744,00
sehingga ada selisih harga jual RS 01 menguntungkan sebesar
Rp 25.231.956,00. Total harga jual sesungguhnya NR RS 03 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2005 sebesar Rp 2.224.880.145,00 lebih besar dari harga jual
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 2.129.076.900,00
sehingga ada selisih harga jual NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp
95.803.245,00. Total harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2005
sebesar Rp2.209.814.040,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya
RS 16 tahun 2004 sebesar Rp 2.414.958.876,00 sehingga ada selisih
harga jual RS 16 merugikan sebesar Rp 205.144.836,00.
Selisih harga jual merugikan ini disebabkan oleh produk RS 01
dan NR RS 03 yang terlalu mahal sehingga kurang diminati
konsumen.
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2006 semakin
meningkat atau baik, karena selisih harga jual pada tahun 2006
menguntungkan sebesar Rp 631.006.628,00 atau mengalami kenaikan
sebesar 21,25%. Hal ini diakibatkan jumlah harga jual tahun 2006
sebesar Rp 6.482.302.073,00 lebih besar daripada jumlah harga jual
tahun 2005 sebesar Rp 5.346.421.835,00. Pada tahun 2006 selisih
harga jual menguntungkan karena harga jual sesungguhnya RS 02
tahun 2006 sebesar Rp 373.618,00/unit lebih besar dari harga jual
sesungguhnya RS 02 tahun 2005 sebesar Rp 299.460,00/unit
sehingga ada selisih harga jual yang bersifat menguntungkan sebesar
Rp 74.158,00. Harga jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2006
sebesar Rp 535.494,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp 378.910,00/unit sehingga terjadi selisih harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
jual menguntungkan sebesar Rp 156.584,00/unit. Harga jual
sesungguhnya RS 01 tahun 2006 sebesar Rp 551.955,00/unit lebih
besar dari harga jual sesungguhnya RS 01 tahun 2005 sebesar
Rp 513.825,00/unit sehingga terjadi selisih harga jual menguntungkan
sebesar sebesar Rp 38.130,00/unit. Harga jual sesungguhnya NR RS
03 tahun 2006 sebesar Rp 1.025.325,00/unit lebih besar dari harga
jual sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp 810.521,00/unit
sehingga terjadi selisih harga jual menguntungkan sebesar sebesar
Rp 214.804,00/unit. Harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2006
sebesar Rp 954.968,00/unit lebih besar dari harga jual sesungguhnya
RS 16 tahun 2005 sebesar Rp 825.790,00/unit sehingga terjadi selisih
harga jual menguntungkan sebesar sebesar Rp 129.178,00/unit.
Secara total harga jual sesungguhnya RS 02 tahun 2006
sebesar Rp 382.584.832,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya
RS 02 tahun 2005 sebesar Rp 306.647.040,00 sehingga ada selisih
harga jual RS 02 menguntungkan sebesar Rp 75.937.792,00. Total
harga jual sesungguhnya NR RS 13 tahun 2006 sebesar
Rp 678.470.898,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya NR RS
13 tahun 2005 sebesar Rp 480.078.970,00 sehingga ada selisih harga
jual NR RS 13 menguntungkan sebesar Rp 198.391.928,00. Total
harga jual sesungguhnya RS 01 tahun 2006 sebesar
Rp 834.004.005,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya RS 01
tahun 2005 sebesar Rp 776.389.575,00 sehingga ada selisih harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
RS 01 menguntungkan sebesar Rp 57.614.430,00. Total harga jual
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2006 sebesar Rp 2.471.033.250,00
lebih besar dari harga jual sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005
sebesar Rp 1.953.355.610,00 sehingga ada selisih harga jual NR RS
13 menguntungkan sebesar Rp 517.677.640,00. Total harga jual
sesungguhnya RS 16 tahun 2006 sebesar Rp2.116.209.088,00 lebih
besar dari harga jual sesungguhnya RS 16 tahun 2005 sebesar
Rp 1.829.950.640,00 sehingga ada selisih harga jual RS 16
menguntungkan sebesar Rp 286.258.488,00.
Selisih harga jual menguntungkan karena konsumen menyukai
model kursi yang ditawarkan sehingga permintaan kursi meningkat.
b. Berdasarkan kuantitas penjualan
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2004 menurun, hal ini
disebabkan kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp
5.578.617.462,00 lebih kecil daripada tahun 2003 sebesar Rp
6.699.030.591,00 sehingga terdapat selisih merugikan sebesar
Rp 1.120.413.129,00 atau mengalami penurunan sebesar 16,73%.
Pada tahun 2004 selisih kuantitas penjualan merugikan karena
kuantitas penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2004 sebanyak 1.172
unit lebih kecil dari kuantitas penjualan RS 02 tahun 2003 sebanyak
1.854 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas penjualan 682 unit.
Kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004 sebanyak
1.340 unit lebih besar dari kuantitas penjualan NR RS 13 tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sebanyak 1.321 unit sehingga terjadi kenaikan kuantitas penjualan NR
RS 13 sebanyak 19 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya RS 01
tahun 2004 sebanyak 1.562 unit lebih kecil dari kuantitas penjualan
RS 01 tahun 2003 sebanyak 3.216 unit sehingga terjadi penurunan
kuantitas penjualan RS 01 sebanyak 1.654 unit. Kuantitas penjualan
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004 sebanyak 2.642 unit lebih besar
dari kuantitas penjualan NR RS 03 tahun 2003 sebanyak 2.123 unit
sehingga terjadi kenaikan kuantitas penjualan NR RS 03 sebanyak
549 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2004
sebanyak 2.402 unit lebih kecil dari kuantitas penjualan RS 16 tahun
2003 sebanyak 2.991 unit sehingga terjadi kenaikan penurunan
kuantitas penjualan RS 16 sebanyak 589 unit.
Secara total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2004 sebesar Rp 311.728.560,00 lebih kecil dari kuantitas penjualan
RS 02 tahun 2003 sebesar Rp 493.126.920,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan RS 02 merugikan sebesar Rp 181.398.360,00.
Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2004
sebesar Rp 493.495.200,00 lebih besar dari kuantitas penjualan NR
RS 13 tahun 2003 sebesar Rp 486.497.880,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan NR RS 13 menguntungkan sebesar
Rp 6.997.320,00.
Total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 01 tahun 2004
sebesar Rp 751.025.220,00 lebih kecil dari kuant itas penjualan RS 01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tahun 2003 sebesar Rp 1.546.284.960,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan RS 01 merugikan sebesar Rp 795.259.740,00.
Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 03 tahun 2004
sebesar Rp 1.891.936.200,00 lebih besar dari kuant itas penjualan NR
RS 03 tahun 2003 sebesar Rp 1.520.280.300,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan NR RS 03 menguntungkan sebesar
Rp 371.655.900,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 16
tahun 2004 sebesar Rp 2.130.432.282,00 lebih kecil dari kuantitas
penjualan RS 16 tahun 2003 sebesar Rp 2.652.840.531,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas penjualan RS 16 merugikan sebesar
Rp 522.408.249,00.
Selisih kuantitas penjualan merugikan karena terdapat
penurunan kuantitas yang dapat dijual untuk produk RS 02, RS 01, RS
16. Penurunan kuantitas tersebut disebabkan oleh rendahnya
permintaan pasar.
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2005 meningkat atau
baik, hal ini disebabkan kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar
Rp 5.967.529.920,00 lebih besar daripada tahun 2004 sebesar
Rp 5.884.143.330,00 sehingga terdapat selisih menguntungkan
sebesar Rp 83.386.590,00 atau mengalami kenaikan sebesar 1,42%.
Pada tahun 2005 selisih kuantitas penjualan menguntungkan karena
kuantitas penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2005 sebanyak 1.310
unit lebih besar dari kuantitas penjualan RS 02 tahun 2004 sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
1.172 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas penjualan 138 unit.
Kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2005 sebanyak
756 unit lebih kecil dari kuantitas penjualan NR RS 13 tahun 2004
sebanyak 1.340 unit sehingga terjadi penurunan kuantitas penjualan
NR RS 13 sebanyak 584 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya RS
01 tahun 2005 sebanyak 1.436 unit lebih kecil dari kuantitas penjualan
RS 01 tahun 2004 sebanyak 1.562 unit sehingga terjadi penurunan
kuantitas penjualan RS 01 sebanyak 126 unit. Kuantitas penjualan
sesungguhnya NR RS 03 tahun 2005 sebanyak 2.745 unit lebih besar
dari kuantitas penjualan NR RS 03 tahun 2004 sebanyak 2.642 unit
sehingga terjadi kenaikan kuantitas penjualan NR RS 03 sebanyak
103 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2005
sebanyak 2.676 unit lebih besar dari kuantitas penjualan RS 16 tahun
2004 sebanyak 2.402 unit sehingga terjadi kenaikan kenaikan
kuantitas penjualan RS 16 sebanyak 274 unit.
Secara total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2005 sebesar Rp 419.095.200,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
RS 02 tahun 2004 sebesar Rp 374.946.240,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan RS 02 menguntungkan sebesar
Rp 44.148.960,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 13
tahun 2005 sebesar Rp 291.778.200,00 lebih kecil dari kuantitas
penjualan NR RS 13 tahun 2004 sebesar Rp 517.173.000,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas penjualan RS 02 merugikan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Rp 225.394.800,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 01
tahun 2005 sebesar Rp 712.620.744,00 lebih kecil dari kuantitas
penjualan RS 01 tahun 2004 sebesar Rp 775.148.748,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas penjualan RS 02 merugikan sebesar Rp
62.528.004,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 03
tahun 2005 sebesar Rp 2.129.076.900,00 lebih besar dari kuant itas
penjualan NR RS 03 tahun 2004 sebesar Rp 2.049.188.040,00
sehingga tejadi selisih kuantitas penjualan NR RS 03 menguntungkan
sebesar Rp 79.888.860,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya
RS 16 tahun 2005 sebesar Rp 2.414.958.876,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan RS 16 tahun 2004 sebesar Rp 2.167.687.302,00
sehingga tejadi selisih kuantitas penjualan RS 16 menguntungkan
sebesar Rp 247.271.574,00.
Selisih kuantitas penjualan menguntungkan karena kenaikan
kuantitas yang dapat dijual untuk kelima jenis produk. Kenaikkan
kuantitas penjualan tersebut disebabkan oleh permintaan konsumen
yang mulai menggemari lagi model-model kursi dan meja jenis ini.
Kinerja bagian pemasaran pada tahun 2006 menurun, hal ini
disebabkan kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp
5.346.421.835,00 lebih kecil daripada tahun 2005 sebesar Rp
5.851.295.445,00 sehingga terdapat selisih merugikan sebesar
Rp 504.873.610,00 atau mengalami penurunan sebesar 8,63%. Pada
tahun 2006 selisih kuantitas penjualan merugikan karena kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
penjualan sesungguhnya RS 02 tahun 2006 sebanyak 1.024 unit lebih
kecil dari kuantitas penjualan RS 02 tahun 2005 sebanyak 1.310 unit
sehingga terjadi penurunan kuantitas penjualan 286 unit. Kuantitas
penjualan sesungguhnya NR RS 13 tahun 2006 sebanyak 1.267 unit
lebih besar dari kuantitas penjualan NR RS 13 tahun 2005 sebanyak
756 unit sehingga terjadi kenaikan kuantitas penjualan NR RS 13
sebanyak 511 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya RS 01 tahun
2006 sebanyak 1.511 unit lebih besar dari kuantitas penjualan RS 01
tahun 2005 sebanyak 1.436 unit sehingga terjadi kenaikkan kuantitas
penjualan RS 01 sebanyak 75 unit. Kuantitas penjualan sesungguhnya
NR RS 03 tahun 2006 sebanyak 2.410 unit lebih kecil dari kuantitas
penjualan NR RS 03 tahun 2005 sebanyak 2.745 unit sehingga terjadi
penurunan kuantitas penjualan NR RS 03 sebanyak 335 unit.
Kuantitas penjualan sesungguhnya RS 16 tahun 2006 sebanyak 2.216
unit lebih kecil dari kuantitas penjualan RS 16 tahun 2005 sebanyak
2.676 unit sehingga terjadi kenaikan penurunan kuantitas penjualan
RS 16 sebanyak 460 unit.
Secara total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 02 tahun
2006 sebesar Rp 306.647.040,00 lebih kecil dari kuantitas penjualan
RS 02 tahun 2005 sebesar Rp 392.292.600,00 sehingga tejadi selisih
kuantitas penjualan RS 02 merugikan sebesar
Rp 85.645.560,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 13
tahun 2006 sebesar Rp 480.078.970,00 lebih besar dari kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
penjualan NR RS 13 tahun 2005 sebesar Rp 286.455.960,00 sehingga
tejadi selisih kuantitas penjualan RS 02 menguntungkan sebesar
Rp 193.623.010,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya RS 01
tahun 2006 sebesar Rp 776.389.575,00 lebih besar dari kuantitas
penjualan RS 01 tahun 2005 sebesar Rp 737.852.700,00 sehingga
terjadi selisih kuantitas penjualan RS 02 menguntungkan sebesar
Rp 38.536.875,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya NR RS 03
tahun 2006 sebesar Rp 1.953.355.610,00 lebih kecil dari kuantitas
penjualan NR RS 03 tahun 2005 sebesar Rp 2.224.880.145,00
sehingga tejadi selisih kuantitas penjualan NR RS 03 merugikan
sebesar Rp 271.524.535,00. Total kuantitas penjualan sesungguhnya
RS 16 tahun 2006 sebesar Rp 1.829.950.640,00 lebih kecil dari
kuantitas penjualan RS 16 tahun 2005 sebesar Rp 2.209.814.040,00
sehingga tejadi selisih kuantitas penjualan RS 16 merugikan sebesar
Rp 379.863.400,00.
Selisih kuantitas penjualan merugikan karena penurunan
kuantitas yang dapat dijual untuk kelima jenis produk. Penurunan
kuantitas penjualan tersebut disebabkan oleh rusaknya mesin
pemotong kayu sehingga untuk produk RS 02, NR RS 03 dan RS 16
perusahaan tidak dapat memenuhi sejumlah pesanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Evaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan ditinjau dari kuantitas
bersih.
Kinerja perusahaan secara keseluruhan pada tahun 2004 menurun, hal
ini disebabkan selisih kuantitas bersih pada tahun 2004 merugikan sebesar
Rp220.331.207,00 atau mengalami penurunan sebesar 24,48 %. Hal ini
diakibatkan oleh selisih kuantitas penjualan final tahun 2004 merugikan
sebesar Rp 264.487.865,00 lebih besar daripada selisih komposisi penjualan
tahun 2004 menguntungkan sebesar Rp 44.156.658,00. Pada tahun 2004
selisih kuantitas penjualan final merugikan karena laba kotor tahun 2003
sebesar Rp 1.274.793.835,00 lebih besar daripada total kuantitas dijual
tahun 2004 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata tahun 2003 sebesar
Rp 1.010.305.970,00 sehingga terjadi selisih merugikan sebesar
Rp 264.487.865,00. Sedangkan selisih komposisi penjualan
menguntungkan karena kuantitas dijual tahun 2004 yang dikalikan dengan
laba kotor satuan tahun 2003 sebesar Rp 1.054.462.628,00 lebih besar dari
total kuantitas dijual tahun 2004 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata
tahun 2003 sebesar Rp 1.010.305.970,00 sehingga terjadi selisih
menguntungkan sebesar Rp 44.156.658,00.
Penurunan selisih kuantitas bersih ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran karena penurunan jumlah kuantitas barang yang
dijual diakibatkan oleh lesunya permintaan pasar akan meja dan kursi.
Kinerja perusahaan secara keseluruhan pada tahun 2005 menurun, hal
ini disebabkan selisih kuantitas bersih pada tahun 2005 merugikan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Rp 5.384.978,00 atau mengalami penurunan sebesar 6,06%. Hal ini
diakibatkan oleh selisih kuantitas penjualan final tahun 2005 merugikan
sebesar Rp 22.049.594,22 lebih besar daripada selisih komposisi penjualan
tahun 2004 menguntungkan sebesar Rp 16.664.616,22. Pada tahun 2004
selisih kuantitas penjualan final merugikan karena laba kotor tahun 2004
sebesar Rp 1.031.016.570,00 lebih besar daripada total kuantitas dijual
tahun 2005 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata tahun 2004 sebesar
Rp 1.008.966.975,78 sehingga terjadi selisih merugikan sebesar
Rp 22.049.594,22. Sedangkan selisih komposisi penjualan menguntungkan
karena kuantitas dijual tahun 2005 yang dikalikan dengan laba kotor satuan
tahun 2004 sebesar Rp 1.025.631.592,00 lebih besar dari total kuantitas
dijual tahun 2005 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata tahun 2004
sebesar Rp 1.008.966.975,78 sehingga terjadi selisih menguntungkan
sebesar Rp 16.664.616,22.
Penurunan selisih kuantitas bersih ini merupakan tanggung jawab
bagian produksi karena kenaikan kuantitas HPP diakibatkan banyaknya
bahan baku yang cacat pada saat pemotongan.
Kinerja perusahaan secara keseluruhan pada tahun 2006 menurun, hal
ini disebabkan selisih kuantitas bersih pada tahun 2006 merugikan sebesar
Rp 42.749.419,00 atau mengalami penurunan sebesar 9,26%. Hal ini
diakibatkan oleh selisih komposisi penjualan tahun 2006 merugikan sebesar
Rp 91.842.962,40 lebih besar daripada selisih kuantitas penjualan final
tahun 2004 menguntungkan sebesar Rp 49.093.543,40. Pada tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
selisih komposisi penjualan merugikan karena total kuantitas dijual tahun
2006 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata tahun 2005 sebesar
Rp 926.972.677,40 lebih besar daripada kuantitas dijual tahun 2006 yang
dikalikan dengan laba kotor satuan tahun 2005 sebesar Rp 835.129.715,00
sehingga terjadi selisih merugikan sebesar Rp 91.842.962,40. Sedangkan
selisih kuantitas penjualan final menguntungkan karena total kuantitas
dijual tahun 2006 yang dikalikan dengan laba kotor rata-rata tahun 2005
sebesar Rp 926.972.134,00 lebih besar darpada laba kotor tahun 2005
sebesar Rp 877.879.134,00.
Penurunan selisih kuantitas bersih ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian produksi dan bagian pemasaran karena penurunan kuantitas
penjualan diakibatkan rusaknya mesin pemotong kayu sehingga perusahaan
tidak bisa memenuhi pesanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Analisis kinerja bagian produksi selama 3 tahun terakhir ditinjau dari :
a. Harga HPP
Kinerja bagian produksi dari tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006
menurun, hal ini ditunjukkan oleh harga HPP suatu tahun lebih besar dari
tahun sebelumnya.
b. Selisih kuantitas HPP
Kinerja bagian produksi dilihat dari aspek kuantitas HPP pada tahun
2004 dan tahun 2006 meningkat atau baik, hal ini ditunjukkan oleh
kuantitas HPP pada tahun-tahun tersebut lebih kecil dari tahun
sebelumnya. Sedangkan kinerja pada tahun 2005 menurun, hal ini
ditunjukkan oleh kuantitas HPP tahun 2005 lebih besar dari tahun
sebelumnya.
2. Analisis kinerja bagian pemasaran selama 3 tahun terakhir ditinjau dari :
a. Selisih harga jual
Kinerja bagian pemasaran dilihat dari aspek harga jual pada tahun 2004
dan tahun 2006 meningkat atau baik, hal ini ditunjukkan oleh harga jual
tahun-tahun tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada
tahun 2005 menurun, hal ini ditunjukkan oleh harga jual tahun 2005 lebih
kecil dari tahun sebelumnya.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
b. Selisih kuantitas penjualan
Kinerja bagian pemasaran dilihat dari aspek kuantitas penjualan pada
tahun 2004 dan tahun 2006 menurun, hal ini ditunjukkan oleh kuantitas
penjualan tahun-tahun tersebut lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2005 meningkat, hal ini ditunjukkan oleh
kuantitas penjualan tahun 2005 lebih besar dari tahun sebelumnya.
Selisih Kuantitas Bersih
Selisih kuantitas bersih pada tahun 2004, 2005 dan tahun 2006 bersifat
tidak menguntungkan. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan tidak baik. Selisih kuantitas bersih tersebut terjadi karena
selisih kuantitas penjualan final tidak menguntungkan untuk tahun 2004
dan 2005.
B. Keterbatasan
Didalam penelitian ini dimungkinkan adanya keterbatasan data dan analisa
terutama mengenai harga jual produk, harga pokok produk, dan penyebab selisih
laba kotor. Besarnya harga pokok penjualan dan harga jual produk bersumber
dari buku rekapitulasi pembukuan perusahaan. Penyebab selisih laba kotor
diketahui melalui penjelasan yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan. Selain
itu, keadaan perekonomian yang tidak stabil dapat berpengaruh terhadap
terjadinya selisih laba kotor. Keadaan perekonomian berada diluar kendali
perusahaan, sehingga semakin tidak stabil keadaan perekonomian menyebabkan
kesimpulan yang diambil semakin kurang akurat dan memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
C. Saran
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan , saran-saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan selisih kuantitas penjualan final tahun 2004 sebesar Rp
264.487.865,00 (UF) dan tahun 2005 sebesar Rp 22.049.594,22 (UF),
kinerja bagian produksi harus lebih ditingkatkan dengan meningkatkan
pengolahan bahan baku dari segi kualitas, kuantitas dan komposisi yang
tepat sehingga produk yang dihasilkan tetap memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan dan juga hendaknya mencari daerah penghasil bahan baku
yang baru agar bahan baku mudah didapat ketika perhutani setempat
kehabisan persediaan.
2. Bagian pemasaran harus lebih peka terhadap pasar mengenai tingkat
persaingan dan produk yang sedang digemari di pasaran dan seharusnya
berusaha memperluas pangsa pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. (2003). Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE. Ahyari, Agus. (1988). Anggaran Perusahaan : Pendekatan Kuantitatif (Buku I). Yogyakarta : BPFE. Adi Koesoema Soemita. (1980). Auditing : Norma – Norma dan Prosedur Pemeriksaan (Edisi Pertama). Tarsito : Bandung. Consuelo, G Sevilla. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia. Hartanto, D. (1976). Akuntansi Untuk Usahawan (Cetakan 3). Jakarta : LPFE UI.
Kartadinata, Abas. (1979). Norma Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta : Bina Aksara.
Munandar, M. (2001). Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja (Edisi I). Yogyakarta : BPFE. Polemi, Rapl, James. A. Cashin. (1983). Theory and Problem of Cost Accounting II. New York: Mc Graw-Hill Inc. Rifka Juliati dan Dwi Prastowo.(2005). Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi (Edisi 2). Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Suharsimi, Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta : Bina Aksara. Supriyono, RA. (2000). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Data Relevan untuk Pembuatan Keputusan (Edisi 2 Cetakan Pertama). Yogyakarta : BPFE. Swasta, Basu dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern (Edisi 2). Yogyakarta : Liberty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
ANALISA SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2004
Laba Kotor tahun 2003 1.274.793.835 Laba Kotor tahun 2004 1.031.016.570 - Selisih laba kotor 243.777.265 (UF) Faktor -faktor penyebab terjadinya selisih laba kotor 1. Selisih Penjualan Penjualan tahun 2003 6.699.030.591 Penjualan tahun 2004 5.884.143.330 - 814.887.261 (UF) a. Selisih Harga Jual Kuantitas dijual th 2004 x harga jual th 2004 1.172 x 319.920 = 374.946.240 1.340 x 385.950 = 517.173.000 1.562 x 496.254 = 775.148.748 2.642 x 775.620 = 2.049.188.040 2.402 x 902.451 = 2.167.687.302 + 5.884.143.330 Kuantitas dijual th 2004 x harga jual th 2003 1.172 x 265.980 = 311.728.560 1.340 x 368.280 = 493.495.200 1.562 x 480.810 = 751.025.220 2.642 x 716.100 = 1.891.936.200 2.402 x 886.941 = 2.130.432.282 + 5.578.617.462 - 305.525.868 (F) b. Selisih kuantitas penjualan Harga jual th 2003 x kuantitas dijual th 2004 265.980 x 1.172 = 311.728.560 368.280 x 1.340 = 493.495.200 480.810 x 1.562 = 751.025.220 716.100 x 2.642 = 1.891.936.200 886.941 x 2.402 = 2.130.432.282 + 5.578.617.462 Harga jual th 2003 x kuantitas dijual th 2003 265.980 x 1.854 = 493.126.920 368.280 x 1.321 = 486.497.880 480.810 x 3.216 = 1.546.284.960 716.100 x 2.123 = 1.520.280.300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
886.941 x 2.991 = 2.652.840.531 + 6.699.030.591 - 1.120.413.129 (UF) 2. Selisih Harga Pokok Penjualan (HPP) HPP tahun 2003 5.424.236.756 HPP tahun 2004 4.853.126.760 - 571.109.996 (F) a. Selisih Harga Harga Pokok Penjualan Kuantitas dijual th 2004 x HHPP th 2004 1.172 x 234.870 = 275.267.640 1.340 x 302.478 = 405.320.520 1.562 x 391.045 = 610.812.290 2.642 x 625.140 = 1.651.619.880 2.402 x 795.215 = 1.910.106.430 + 4.853.126.760 Kuantitas dijual th 2004 x HHPP th 2003 1.172 x 187.521 = 219.774.612 1.340 x 289.541 = 387.984.940 1.562 x 389.450 = 608.320.900 2.642 x 580.740 = 1.534.315.080 2.402 x 738.45 1= 1.773.759.302 + 4.524.154.834 - 328.971.926 (UF) b. Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan HHPP th 2003 x Kuantitas dijual th 2004 187.521 x 1.172 = 219.774.612 289.541 x 1.340 = 387.984.940 389.450 x 1.562 = 608.320.900 580.740 x 2.642 = 1.534.315.080 738.451 x 2.402 = 1.773.759.302 + 4.524.154.834 HHPP th 2003 x Kuantitas dijual th 2003 187.521 x 1.854 = 347.663.934 289.541 x 1.321 = 382.483.661 389.450 x 3.216 = 1.252.471.200 580.740 x 2.123 = 1.232.911.020 738.451 x 2.991 = 2.208.706.941 + 5.424.236.756 - 900.081.922 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih Kuantitas Penjualan 1.120.413.129 (UF) Selisih Kuantitas HPP 900.081.922 (F) -
220.331.207 (UF) a. Selisih Komposisi Penjualan Total kuantitas dijual th 2004 x LKR th 2003 9.118 x 110.803,46 = 1.010.305.970 Kuantitas dijual th 2004 x LK satuan 2003 1.172 x 78.459 = 91.953.948 1.340 x 78.739 = 105.510.260 1.562 x 91.360 = 142.704.320 2.642 x 135.360 = 357.621.120 2.402 x 148.490 = 356.672.980 + 1.054.462.628 - 44.156.658(F) b. Selisih Kuantitas Penjualan Final Total kuantitas dijual th 2004 x LKR th 2003 9.118 x 110.803,46 1.010.305.970 Laba kotor th 2003 1.274.793.835 -
264.487.865 (UF) * Pembulatan tiga angka dibelakang koma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
ANALISA SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2005
Laba Kotor tahun 2004 1.031.016.570 Laba Kotor tahun 2005 877.879.134 - Selisih laba kotor 153.137.436 (UF) Faktor -faktor penyebab terjadinya selisih laba kotor 1. Selisih Penjualan Penjualan tahun 2004 5.884.143.330 Penjualan tahun 2005 5.851.295.445 - 32.847.885 (UF) a. Selisih Harga Jual Kuantitas dijual th 2005 x harga jual th 2005 1.310 x 299.460 = 392.292.600 756 x 378.910 = 286.455.960 1.436 x 513.825 = 737.852.700 2.745 x 810.521 = 2.224.880.145 2.676 x 825.790 = 2.209.814.040 + 5.851.295.445 Kuantitas dijual th 2005 x harga jual th 2004 1.310 x 319.920 = 419.095.200 756 x 385.950 = 291.778.200 1.436 x 496.254 = 712.620.744 2.745 x 775.620 = 2.129.076.900 2.676 x 902.451 = 2.414.958.876 +
5.967.529.920 - 116.234.475 (UF) b. Selisih kuantitas penjualan Harga jual th 2004 x kuantitas dijual th 2005 319.920 x 1.310 = 419.095.200 385.950 x 756 = 291.778.200 496.254 x 1.436 = 712.620.744 775.620 x 2.745 = 2.129.076.900 902.451 x 2.676 = 2.414.958.876 +
5.967.529.920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Harga jual th 2004 x kuantitas dijual th 2004 319.920 x 1.172 = 374.946.240 385.950 x 1.340 = 517.173.000 496.254 x 1.562 = 775.148.748 775.620 x 2.642 = 2.049.188.040 902.451 x 2.402 = 2.167.687.302 + 5.884.143.330 - 83.386.590 (F) 2. Selisih Harga Pokok Penjualan (HPP) HPP tahun 2004 4.853.126.760 HPP tahun 2005 4.973.416.311 - 120.289.551(UF) a. Selisih Harga Harga Pokok Penjualan Kuantitas dijual th 2005 x HHPP th 2005 1.310 x 204.896 = 268.413.760 756 x 280.560 = 212.103.360 1.436 x 396.046 = 568.722.056 2.745 x 715.807 = 1.964.890.215 2.676 x 732.170 = 1.959.286.920 + 4.973.416.311 Kuantitas dijual th 2005 x HHPP th 2004 1.310 x 234.870 = 307.679.700 756 x 302.478 = 228.673.368 1.436 x 391.045 = 561.540.620 2.745 x 625.140 = 1.716.009.300 2.676 x 795.215 = 2.127.995.340 + 4.941.898.328 31.517.983 (UF) b. Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan HHPP th 2004 x Kuantitas dijual th 2005 234.870 x 1.310 = 307.679.700 302.478 x 756 = 228.673.368 391.045 x 1.436 = 561.540.620 625.140 x 2.745 = 1.716.009.300 795.215 x 2.676 = 2.127.995.340 +
4.941.898.328 HHPP th 2004 x Kuantitas dijual th 2004 234.870 x 1.172 = 275.267.640 302.478 x 1.340 = 405.320.520 391.045 x 1.562 = 610.812.290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
625.140 x 2.642 = 1.651.619.880 795.215 x 2.402 = 1.910.106.430 + 4.853.126.760 - 88.771.568 (UF) 3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih Kuantitas Penjualan 83.386.590 (F) Selisih Kuantitas HPP 88.771.568 (UF) - 5.384.978 (UF) a. Selisih Komposisi Penjualan Total kuantitas dijual th 2005 x LKR th 2004 8.923 x 113.074,86= 1.008.966.975,78 Kuantitas dijual th 2005 x LK satuan 2004 1.310 x 85.050 = 111.415.500 756 x 83.472 = 63.104.832 1.436 x 105.209 = 151.080.124 2.745 x 150.480 = 413.067.600 2.676 x 107.236 = 286.963.536 + 1.025.631.592 -
16.664.616,22(F) b. Selisih Kuantitas Penjualan Final Total kuantitas dijual th 2005 x LKR th 2004 8.923 x 113.074,86= 1.008.966.975,78 Laba kotor th 2004 1.031.016.570 -
22.049.594,22 (UF) * Pembulatan tiga angka dibelakang koma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
ANALISA SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2006
Laba Kotor tahun 2005 877.879.134 Laba Kotor tahun 2006 947.687.272 -
Selisih laba kotor 69.808.138 (F) Faktor -faktor penyebab terjadinya selisih laba kotor 1. Selisih Penjualan Penjualan tahun 2005 5.851.295.445 Penjualan tahun 2006 6.482.302.073 -
631.006.628 (F) a. Selisih Harga Jual Kuantitas dijual th 2006 x harga jual th 2006 1,.024 x 373.618 = 382.584.832 1.267 x 535.494 = 678.470.898 1.511 x 551.955 = 834.004.005 2.410 x 1.025.325 = 2.471.033.250 2.216 x 954.968 = 2.116.209.088 +
6.482.302.073 Kuantitas dijual th 2006 x harga jual th 2005 1.024 x 299.460 = 306.647.040 1.267 x 378.910 = 480.078.970 1.511 x 513.825 = 776.389.575 2.410 x 810.521 = 1.953.355.610 2.216 x 825.790 = 1.829.950.640 + 5.346.421.835 -
1.135.880.238(F) b. Selisih kuantitas penjualan Harga jual th 2005 x kuantitas dijual th 2006 299.460 x 1.024 = 306.647.040 378.910 x 1.267 = 480.078.970 513.825 x 1.511 = 776.389.575 810.521 x 2.410 = 1.953.355.610 825.790 x 2.216 = 1.829.950.640 + 5.346.421.835
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Harga jual th 2005 x kuantitas dijual th 2005 299.460 x 1.310 = 392.292.600 378.910 x 756 = 286.455.960 513.825 x 1.436 = 737.852.700 810.521 x 2.745 = 2.224.880.145 825.790 x 2.676 = 2.209.814.040 + 5.851.295.445 - 504.873.610 (UF) 2. Selisih Harga Pokok Penjualan (HPP) HPP tahun 2005 4.973.416.311 HPP tahun 2006 5.496.604.801 - 523.188.490 (UF) a. Selisih Harga Harga Pokok Penjualan Kuantitas dijual th 2006 x HHPP th 2006 1.024 x 314.150 = 321.689.600 1.267 x 518.560 = 657.015.520 1.511 x 454.587 = 686.880.957 2.410 x 862.870 = 2.079.516.700 2.216 x 790.389 = 1.751.502.024 + 5.496.604.801 Kuantitas dijual th 2006 x HHPP th 2005 1.024 x 204.896 = 209.813.504 1.267 x 280.560 = 355.469.520 1.511 x 396.046 = 598.425.506 2.410 x 715.807 = 1.725.094.870 2.216 x 732.170 = 1.622.488.720 +
4.511.292.120 -
985.312.681 (UF) b. Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan HHPP th 2005 x Kuantitas dijual th 2006 204.896 x 1.024 = 209.813.504 280.560 x 1.267 = 355.469.520 396.046 x 1.511 = 598.425.506 715.807 x 2.410 = 1.725.094.870 732.170 x 2.216 = 1.622.488.720 + 4.511.292.120 HHPP th 2005 x Kuantitas dijual th 2005 204.896 x 1.310 = 268.413.760 280.560 x 756 = 212.103.360 396.046 x 1.436 = 568.722.056
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
715.807 x 2.745 = 1.964.890.215 732.170 x 2.676 = 1.959.286.920 + 4.973.416.311 -
462.124.191(F) 3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih Kuantitas Penjualan 504.873.610 (UF) Selisih Kuantitas HPP 462.124.191 (F) -
42.749.419 (UF) a. Selisih Komposisi Penjualan Total kuantitas dijual th 2006x LKR th 2005 9.422 x 98.383,85 = 926.972.677,4 Kuantitas dijual th 2006 x LK satuan 2005 1.024 x 94.564 = 96.833.536 1.267 x 98.350 = 124.609.450 1.511 x 117.779 = 177.964.069 2.410 x 94.714 = 228.260.740 2.216 x 93.620 = 207.461.920 +
835.129.715 -
91.842.962,41 (UF) b. Selisih Kuantitas Penjualan Final Total kuantitas dijual th 2006 x LKR th 2005 9.422 x 98.383,85 = 926.972.677,4 Laba kotor th 2005 877.879.134 -
49.093.543,4(F) * Pembulatan tiga angka dibelakang koma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
DAFTAR PERTANYAAN
I. Gambaran Umum Perusahaan
A. Pendirian Perusahaan
1. Kapan perusahaan didirikan dan oleh siapa ?
2. Apa yang menjadi tujuan pendirian perusahaa ?
3. Kapan perusahaan memulai produksi ?
4. Apakah perusahaan mengadakan joint venture, kalau ya, mulai kapan ?
B. Letak Perusahaan
1. Apa yang mendasari pemilihan letak perusahaan ?
2. Berapa luas tanah yang digunakan untuk mendirikan perusahaan ?
C. Bentuk Perusahaan
1. Apa badan usaha perusahaan ?
2. Siapa yang bertanggung jawab terhadap perusahaan ?
3. Bergerak dalam bidang usaha apa sajakah perusahaan itu ?
II. Bagian Pemasaran
A. Fungsi Pemasaran
1. Apa saja kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan untuk menarik
pembeli ?
2. Apa saja pelayanan yang dilakukan perusahaan oleh bagian pemasaran
agar konsumen tetap membeli produk perusahaan ?
B. Fungsi Standarisasi
1. Apakah perusahaan mengadakan standarisasi untuk hasil produksi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
2. Bila ada, bagaimana cara standarisasi yang dilakukan perusahaan ?
C. Fungsi Analisis Pasar
1. Apa saja usaha yang dilakukan perusahaan dalam menganalisis pasar
didalam menghadapi persaingan dan kondisi-kondisi yang lain ?
2. Apa saja usaha perusahaan untuk mengurangi resiko yang mungkin
terjadi di pasar industri ?
3. Apakah ada pengaruh mode dalam menentukan produksi dan jumlah
penjualan yang terjadi ?
III Bagian Produksi
A. Bahan – Bahan
1. Darimana bahan-bahan diperoleh ?
2. Bagaimana mengetahui kualitas yang baik dari bahan – bahan ?
3. Apa saja bahan - bahan yang digunakan dalam produksi setiap harinya,
setiap bulan atau setiap periode produksi ?
4. Apa saja usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjaga stabilitas
permintaan bahan mentah ?
B. Pengolahan
1. Bagaimana tahap - tahap pengolahan dari bahan menjadi barang jadi ?
2. Berapa lama pengolahan dari bahan baku dan bahan pembantu menjadi
barang jadi ?
3. Apa saja peralatan dan mesin –mesin yang digunakan dalam proses
produksi ?
4. Berapa kapasitas mesin dalam periode produksi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
5. Berapa rata-rata produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dalam
satu hari / periode produksi ?
6. Apa saja produk yang dihasilkan dalamproses produksi ?
7. Apa saja bagian – bagian dalam proses produksi ?
8. Usaha apa yang dilakukan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas
produksi ?
9. Bagaimana cara menguji mutu barang jadi ?
10. Bagaimana cara menguji kualitas barang itu ?
IV. Personalia
A. Bagian Personalia
1. Siapa yang memimpin bagian personalia ?
2. Berapa jumlah karyawan pria dan wanita ?
3. Bagaimana pengaturan jam kerjanya dalam sehari ?
4. Bagaimana tingkat pendidikan karyawan ?
5. Bagaimana cara merekrut karyawan ?
6. Apa syarat– syarat menjadi karyawan tetap dan tidak tetap perusahaan?
7. Apa saja usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk memajukan
karyawan ?
8. Bagaimana pelatihan dan pendidikan karyawan yang dilakukan
perusahaan?
B. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
2. Bagian apa saja yang ada dalam perusahaan dan siapa yang menjadi
kepala bagian ?
3. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian
didalam organisasi ?
C. Administrasi
1. Bagaimana sistem upah yang dipakai dalam penggajian dan
pengupahan di perusahaan ?
2. Berapa upah minimum dan maksimum untuk karyawan ?
3. Berapa upah lembur yang diberikan kepada karyawan yang melakukan
kerja lembur ?
D. Fasilitas - fasilitas
1. Adakah jaminan sosial untuk masa depan karyawan ?
2. Apakah karyawan diasuransikan ?
3. Apakah ada tunjangan untuk karyawan yang mendapat kecelakaan
atau jaminan untuk karyawan yang sakit ?
4. Berapa besarnya tunjangan tersebut ?
5. Apakah dalam lingkungan perusahaan terdapat poliklinik sebagai
tempat pengobatan karyawan ?
6. Apakah sering diadakan rekreasi bagi karyawan ?
7. Apa saja bentuk rekreasi tersebut ?
E. Inventaris
1. Berapa luas tanah dan bangunan ?
2. Apa saja jenis – jenis mesin yang dimiliki perusahaan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
V. Bagian Permodalan
1. Berapakah jumlah modal pertama yang dimasukkan dalam perusahaan
?
2. Bagaimana efektifitas penggunaan modal tersebut ?
3. Darimana saja modal berasal ?
4. Berapa jumlah modal yang berasal dari dalam perusahaan dan dari
luar perusahaan ?
5. Bagaimana pembiayaan untuk perluasan usaha ?
VI. Bagian Akuntansi
1. Bagaimana laporan untuk tiga periode terakhir ?
2. Berapa anggaran kuantitas (unit) penjua lan untuk tiga periode
terakhir?
3. Berapa anggaran harga jual perunit untuk tiga perode terakhir ?
4. Berapa anggaran harga pokok perunit produk untuk tiga periode
terakhir ?
5. Berapa kuantitas (unit) penjualan yang sesungguhnya untuk tiga
periode terakhir ?
6. Berapakah harga jual perunit sesungguhnya untuk tiga periode
terakhir ?
7. Berapa anggaran harga pokok perunit produk untuk tiga periode
terakhir ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
VII. Kendala dan Pemerintah
1. Apa kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
usahanya?
2. Bagaimana tanggapan pemerintah dan kerja sama yang telah terjalin
antara perusahaan dengan pemerintah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI