Download - emfisema 9.1.pptx
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
1/50
MANAJEMEN FT EMPHISEMAKel 9.1
xipho
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
2/50
pendahuluan
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
3/50
Sistem respirasi
Hidung --> faring --> laring --> trakea --> bronkus --> pulmo--> -->
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
4/50
Defenisi Emphisema
Suatu perubahan anatomis paru yang ditandai
dengan melebarnya secara abnormal saluran udara
bagian distal bronkus terminal, yang disertai
kerusakan dinding alveolus atau perubahan
anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran
dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksidinding alveolar (The American Thorack society
1962)
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
5/50
Anatomi, fisiologi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
6/50
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
7/50
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
8/50
The alveoli have a structure specialised for
efficient gaseous exchange:
Walls are extremely thin.
They have a large surface area in relation to
volume.
They are fluid lined enabling gases to dissolve. They are surrounded by numerous capillaries.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
9/50arteri
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
10/50
Emphisema alveoli
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
11/50
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
12/50
Epidemologi
Dari angka mortalitas, WHO memperkirakan pada tahun 2020
pasien PPOK termasuk emfisema akan meningkat dan menjadi
terbesar dan menyebabkan 8,4 juta jiwa kematian setiap
tahun. Di Indonesia emfisema paru menjadi penyakit utama
yang disebabkan oleh rokok dan mencapai 70 % kematian
karena rokok. Data WHO menunjukkan di dunia pada tahun1990, PPOK termasuk empfisema menempati urutan ke 6
sebagai penyebab utama kematian penyakit tidak menular.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
13/50
Etiologi
Terlokalisir
- Faktor genetik/kongenital
- Rokok
- Gabungan keduanya
Umum
- Sekunder karena penyakit paru kronik
- distensi paru okupasional/berlebihan ex. peniup
terompet
- proses geriatrik
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
14/50
Patofisiologi
Kongenital
Factor genetic diataranya adalah adanya
eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin
E (IgE), adanya hiper responsive bronkus, riwayat
penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan
defisiensi protein alfa1 anti tripsin.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
15/50
Patofisiologi Rokok
Rokok bertindak sebagai iritan lokal, kandungan tar dan
nikotinnya mengiritasi saluran napas menyebabkan infeksi
kronik, mengacaukan mekanisme pertahanan pernapasannormal, kelumpuhan silia epitel pernapasan, hipertrofi kelenjar
mukus bronkial,, hipersekresi mukus, dan peningkatan jumlah
netrofil yang secara langsung mendorong pelepasan elastasedari netrofil, suatu enzim proteolitik yang akan merusak
elastisitas alveolus, sehingga cenderung mengakibatkan
emfisema(Chandrasoma dan Taylor, 2006).
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
16/50
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
17/50
Patofisoiologi
Sekunder karena penyakit paru kronik (infeksi)
Infeksi menyebabkan kerusakan paru lebih hebat
sehingga gejalanya lebih berat.Infeksi pernapasan
bagian atas pasien bronchitis kronik selalu
menyebabkan infeksiparu bagian dalam, serta
menyebabkan kerusakan paru bertambah.Bakteri yang
di isolasi paling banyak adalah haemophilus influenzae
dan streptococcus pneumoniae.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
18/50
Patofisiologi
Distensi paru okupasional/berlebihan
Penggunaan yang berlebihan dan menetap dalam
waktu dan intensitas yang lama menyebabkan atrofi
alveoli, menjadikan septum rusak, dan diakhir akan
membentuk bullaeatau kantong udara.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
19/50
Patofisiologi
Proses geriatrik
Secara fisiologis bertambahnya usia akan meningkatkan
kecenderungan pencernaan proteolitik dari jaringan
parenkim paru. Menyebabkan atrofi jaringan
elastis/fibrosis pada alveoli. Distensi pada inspirasi,
ekspirasi menggunakan otot tambahan. Sehingga udara
terjebak dan akhirnya membentuk bullae
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
20/50
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
21/50
Dibagi menurut pola asinus yang terserang. Ada
dua bentuk pola morfologik dari emfisema yaitu:
CLE (Emfisema Sentrilobular)
PLE (Emfisema Panlobular)
Jenis-Jenis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
22/50
CLE (Emfisema Sentrilobular)
CLE ini secara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus
respiratorius.Dinding-dinding mulai berlubang, membesar,
bergabung dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang. Mula-mula duktus alveolaris yang lebih distal dapat dipertahankan
penyakit ini sering kali lebih berat menyerang bagian atas
paru-paru, tapi cenderung menyebar tidak merata. CLE jarang
ditemukan pada mereka yang tidak merokok (Sylvia A. Price
1995).
Jenis-Jenis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
23/50
PLE (Emfisema Panlobular)
Merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, dimana alveolus yang
terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami pembesaran serta
kerusakan secara merata. PLE ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar
merata diseluruhparu-paru . PLE juga ditemukan pada sekelompok kecil
penderita emfisema primer, Tetapi dapat juga dikaitkan dengan emfisema
akibat usia tua dan bronchitis kronik. Penyebab emfisema primer ini tidak
diketahui, tetapi telah diketahui adanya devisiensi enzimalfa 1-
antitripsin.Alfa-antitripsin adalah anti protease.Diperkirakan alfa-antitripsin
sangat penting untuk perlindungan terhadap protease yang terbentuk secara
alami.
Jenis-Jenis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
24/50
Pada awal penyakit emfisema tidak memberi gejala sampai 1/3 parenkim
paru tidak mampu berfungsi.
Hipoksia dan hiperkapnia
Pada penyakit selanjutnya, pada awalnya ditandai oleh sesak napas
(Dispnea).
Batuk
Whezeeng
Berat badan menurun.
AP diameter chest meningkat
Gejala Klinis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
25/50
Tanda klasik dari emfisema adalah dada seperti tong ( barrel
chested) dan ditandai dengan sesak napas disertai ekspirasi
memanjang karena terjadi pelebaran rongga alveoli lebih banyak
dan kapasitas difus gas rendah
Clubbing finger/sianosis perifer
Hyperthropy accessory muscle inspirasi
Penggunaan diaphragma breathing menurun selama inspirasi
Menggunakan pursed-lip breathing saat ekspirasi
AP diameter chest meningkat
Gejala Klinis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
26/50
Komplikasi
Sering mengalami infeksi ulang pada saluran
pernapasan
Daya tahan tubuh kurang sempurna
Proses peradangan yang kronis di saluran napas
Kegagalan napas (timbul perlahan)
Kor pulmonale
Gagal jantung sisi kanan
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
27/50
GAMBARAN KLINIK
Kurus dan pucat
Postur abnormal (forward head,rounded shoulder, dan shoulder elevasi)
Clubbing finger Hyperthropy accessory muscle inspirasi
Penggunaan diaphragma breathingmenurun selama inspirasi
Menggunakan pursed-lip breathing saatekspirasi
AP diameter chest meningkat
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
28/50
PROBLEM KLINIK UMUM FISIOTERAPI
Jumlah dan viscositas produksi mucosameningkat
Batuk produktif dan kronik
Dysphenia (sesak) Pola napas abnormal
Tahypnea (kec respirasi meningkat)
Penggunaan accessory muscle danpengembangan diaphragma menurun
Upper chest breathing
Pertukaran udara pd lower lobus jelek
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
29/50
Sulit ekspirasi dan menggunakanpursed-lip breathing saat bernapas
Gangguan fungsi paru
RV meningkat
VC menurun
Mobilitas dinding chest menurun dan
barrel chest berkembang Abnormal postur: forward head,
rounded shoulder, n elevasi shoulder
Endurance menurun dlm beraktifitas
sehari
hari Kadang spasme n kontraktur otot
accessory berkurang
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
30/50
ANAMNESIS
Anamnesis Umum
Nama : Mr.X
Umur : 45 Jenkel : laki - laki
Alamat : PK4
pekerjaan : buruh bangunan
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
31/50
VITAL SIGN
Suhu : 37,40C
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Denyut nadi : 90/menit
Pernafasan : 30x/menit
Suhu : 35o
C
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
32/50
CHARTS
Chiff of complain (Keluhan utama)
Sesak nafas
History taking
sejak kapan
3 tahun yg lalu tp 3 bulan terakhir bertambah parahBagaimana sifat keluhannya?
sesak nafas saat beraktifitas dan berkurang saat duduk
Bagaimana nyerinya?
nyeri tertusuk saat batukRiwayat sosial
Tinggal di sekitar pabrik
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
33/50
Riwayat batuk?
batuk pada malam
hari disertai sputum
Apakah apak
merokok?
ya. merokok setiap
hari
Apa ada keluarga yg
pernah mengalami
penyakit seperti inisebelumnya?
tidak ada
Riwayat pekerjaan
pernah bekerja di
pertambangan Riwayat operasi
blm pernah operasi
Riwayat alergitidak ada alergi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
34/50
ASSIMETRICInspeksi Statis
Kurus dan pucat
Pola nafas : tidak teratur
Clubbing finger
Hyperthropy accessory muscle inspirasi
Retraksi otot bantu napas : ada Bentuk dada: Barrel chest
Inspeksi Dinamis
Suara napas : bising ( wezhing)
Batuk : ya, ada sekret
Alat bantu pernapasan : O2masker 6 lpm
Pasien disuruh berjalan bolak balik, dan pasien sesaknafas
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
35/50
Palpasi
Otot trapezius, sternocleidomasteudeus,
scaleni, pectoralis mayor menegang
Fremitus (geratan) tidak normal
Posisi trachea normal
Mobilitas chest pd lower lobus menurun Ada nyeri pd dinding dada, dan yeri tdk
bertambah jika ditekan
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
36/50
PERKUSI
Saat dilakukan perkusi, maka yg
terdengar adalah hyperresonant
AUSKULTASI Saat dilakukan auskultasi, bunyi yg
terdengar menurun
Kekuatan otot pernafasan menurun
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
37/50
RESTRICTIVE
Limitasi ROM
Limitasi Pekerjaan
Limitasi Rekreasi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
38/50
Tissue Impairment
Musculo tendinogen: accessory muscle inspirasi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
39/50
Spesifik Test
Pemeriksaan Lingkar thorax meningkat
Kekuatan otot pernafasanmenurun
Pemeriksaan labpd sputum
Pemeriksaan radiologi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
40/50
Lingkar Thorax
Pengukuran lingkar thorax = dengan
menghitung perbedaan ukuran antara full
inspirasi dan full ekspirasi. Dilakukan di:
1. Setinggi axilla (2-3 cm)2. Setinggi proc xyphoideus (4-5 cm)
3. Setinggi diafragma (7-8 cm)
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
41/50
Pemeriksaan Radiologis
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
42/50
Diafragma terletak lebih rendah di bawahpermukaan ujung anterior iga ketujuh. Daerahtranslusen di belakang sternum lebih besar darinormal.Kelainan ini menandai adanya udara
berlebihan dalam paruparu. Disamping itu, adabeberapa kelainan kardiovaskuler seperti jantungkecil (11,5 cm atau kurang) dan terletakmembujur vertical. Percabangan paruparu dan
pembuluh-pembuluh darah hilus lebih besarsedangkan pembuluh darah intrapulmonal lebihkecil.
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
43/50
DIAGNOSA
Gangguan aktifitas fungsional akibat
emphisema
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
44/50
Problem FT
Primer : sesak nafas
Sekunder : - adanya sputum pada salurannafas
- otot assesory inspirasi menegang- Mobilitas dinding dada menurun
- Postur abnormal
- Pernafasan diapraghma menurun Kompleks : gangguan ADL
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
45/50
Tujuan FT
Tujuan jangka panjang
Meningkatkan kapasitas fisik dan aktifitas fungsionalpasien
Tujuan jangka pendek
Meminimalkan serangan sesak nafas
Mengeluarkan sputum pd saluran nafas
Mengurangi ketegangan otot assesory inspirasi
Meningkatkan kemampuan pernafasan diaphragma Meningkatkan mobilitas dinding dada menurun
Mengembalikan postur ke posisi anatomi
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
46/50
Intervensi FT
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
47/50
No. Problem FT Modalitas terpilih Dosis
1. Sesak nafas Breathing exercise F: setiap hari
I : 8 kaliT: Pursed Lip breathing,
diaphragma breathing, posisi
rileks leaning forward
T: 5 menit
2. Peningkatan sputum Huffing and coughexercise,
Postural drainage
F: setiap hariI : 2-3 kali
T: huffing, postural drainage
T: 3 menit
3. Hypertrophy accesorymuscle inspiration
Stretching exercise F: setiap hariI : 8 hit. 3 rep.
T: streching otot accesory
inpirasi
T: 3 menit
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
48/50
No. Problem FT Modalitas terpilih Dosis
4. Mobilitas dinding dada
menurun
Breathing exercise F: setiap hari
I : 8 kali
T: Segmental
breathing
T: 5 menit
5. Postur abnormal Exercise F = 1x /hari
I = 8 hit. 3 rep.T = Bugnet exc.
T = 5 menit
6. Gangguan ADL Latihan ADL F = 3 x / hari
I =
T= latihan jalan, naikturun tanga
T = 10 menit
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
49/50
Modifikasi
Jika terjadi perubahan patologi ke arah
perbaikan, diadakan modifikasi program
fisioterapi.
D f P k
-
8/14/2019 emfisema 9.1.pptx
50/50
Daftar Pustaka
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, Guyton & Hall
Atlas Anatomi, Patrick W.Tank, Thomas R.Gest
Segi Praktis Fisioterapi,Jennifer M.Lee
www. center of health.htm
EMFISEMA PARU _ Emirza Nur Wicaksono_files
Ringkasan Patologi Anatomi,Chandrasoma dan Taylor, 2006, Ed: ke-2, Jakarta : EGC.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Price dan Wilson, 2006, Ed: Ke-6, Jakarta: EGC.
http://www.onhealth.com/emphysema/page2.htm
http://www.curoservice.com/parents_visitors/lungs_circulation/structure_alveoli.asp
http://www.onhealth.com/emphysema/page2.htmhttp://www.onhealth.com/emphysema/page2.htm