Download - EKSUM RS Daerah Kota Malang
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
1/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
1
Exsecutive Summary merupakan ringkasan atau inti sari daripenyusunan dokumen Studi Kelayakan Pembangunan RSD KotaMalang. Executive Summary ini disusun sebagai alat bantu dalam
pelaksanaan diskusi sehingga dapat memperlancar dan memberigambaran awal mengenai agenda-agenda yang menjadi fokus diskusisesuai dengan proses kegiatan penyusunan Studi KelayakanPembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang.
Dalam Bahan Diskusi ini, disampaikan beberapa muatanbahasan, yaitu:
1. Pendahuluan2. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan3. Pembahasan/Analisis, yang mencakup:
- Perkiraan kebutuhan pelayanan kesehatan- Perkiraan kebutuhan sarana dan peralatan- Kajian alternatif lokasi- Kajian lingkungan
- Kajian ekonomi- Kajian legalitas, manajemen, dan SDM
4. Penilaian kelayakanDiharapkan Bahan Diskusi ini dapat membantu kelancaran
kelayakan rencana pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang.
PENGANTAR
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
2/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
2
1.1 LATAR BELAKANGPertumbuhan dan perkembangan kota berjalan seiring dengan
perubahan yang terjadi di dalam kota tersebut. Salah satu perubahanyang terjadi di dalam kota adalah perubahan jumlah penduduk yang
semakin bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan jumlah penduduktersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan fasilitas dan utilitaskota. Dengan semakin bertambahnya penduduk yang tinggal di suatukota maka fasilitas-fasilitas yang telah ada harus disesuaikan denganjumlah penduduk yang dilayaninya. Oleh karena itu diperlukan adanyaperencanaan yang cermat sehingga kota dapat menampung pendudukdengan segala aktivitasnya. Salah satu fasilitas umum yang jugamenunjang pertumbuhan perkotaan adalah fasilitas kesehatan kota ataurumah sakit.
Luas wilayah dan adanya pertambahan penduduk Kota Malangmemiliki kaitan yang erat dengan tingkat kesehatan masyarakat.Tingkat kesehatan masyarakat menentukan tingkat pelayanankesehatan di masyarakat dan tingkat pengetahuan serta kesadaran
masyarakat akan kesehatan. Beberapa indikator yang menilai derajatkesehatan masyarakat menunjukkan bahwa derajat kesehatan di KotaMalang mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapafaktor, diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang kurang memadai,sosialisasi kesehatan yang kurang, atau tingkat pengetahuan dankesadaran masyarakat akan kesehatan yang kurang. Peningkatan
pelayanan kesehatan oleh pemerintah kepada masyarakat menjadisalah satu hal penting untuk mengatasi hal tersebut, misalnya denganmeningkatkan kualitas pelayanan kesehatan atau secara kuantitasmenambah sarana kesehatan seperti rumah sakit sebagai fasilitaskesehatan yang memadai dan representatif.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa Kota Malang masih
belum memiliki rumah sakit umum daerah, karena rumah sakit umumyang ada di Kota Malang selama ini adalah milik pemerintah Propinsi(RSSA) dan sisanya adalah milik swasta. Sehingga, untuk memenuhisemakin besarnya tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat yangmengharapkan pelayanan yang cepat, nyaman, efisien,dan efektif, jugamasih banyaknya jumlah masyarakat yang belum terlayani masalahkesehatannya, maka direncanakan adanya pembangunan Rumah SakitDaerah Kota Malang yang sebelumnya dilakukan Studi untuk menilaikelayakan dari adanya rencana pembangunan tersebut.
Bagian 1
PENDAHULUAN
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
3/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
3
2.1. ADMINISTRASI WILAYAHKota Malang memiliki luas sejumlah 110.06 Km2, serta terletak
pada posisi 112,06sampai dengan 11207' BT dan 7,06 sampaidengan 8,02 LS. dengan dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di
sebelah Utara, Gunung Tengger di sebelah Timur, Gunung Kawi disebelah Barat, dan Gunung Kelud di sebelah Selatan. Adapun bataswilayah Kota Malang adalah :
- Utara : berbatasan dengan Kecamatan Karangploso danKecamatan Singosari Kab. Malang
- Timur : berbatasan dengan Kecamatan Dau (Kota Batu) danKecamatan Wagir Kab. Malang
- Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Pakisaji danKecamatan Tajinan Kab. Malang
- Barat : berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan KecamatanTumpang Kab. Malang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang(RTRW) Tahun 2010, luas wilayah Kota Malang mencapai 11.005,66 Hayang terdiri atas lima kecamatan. Pembagian wilayah menurutkecamatan adalah sebagai berikut:
Kecamatan Lowokwaru, dengan luas wilayah 22.6 ha Kecamatan Sukun, dengan luas wilayah 20.97 ha
Kecamatan Klojen, dengan luas wilayah 8.83 ha Kecamatan Blimbing, dengan luas wilayah 17.77 ha Kecamatan Kedungkandang, dengan luas wilayah 39.89 ha.
Berdasarkan data dalam Kecamatan Dalam Angka Kota MalangTahun 2009, dari lima kecamatan yang ada, terbagi atas 57 kelurahan,526 unit RW, 3.935 unit RT, dan 219.700 KK. Berdasarkan klasifikasi
dari kemampuan desa/kelurahan dalam membangun wilayahnya tercatatseluruh desa/kelurahan masuk ke dalam kategori desa SwaSembada,artinya hampir seluruh desa/kelurahan yang ada telah mampumenyelenggarakan pemerintahannya dengan mandiri.
2.2. TATA GUNA LAHANKondisi tata guna lahan Kota Malang pada umumnya didominasi
oleh kawasan terbangun yang terdiri dari perumahan, fasilitas umum danindustri. Dari beberapa fasilitas yang ada, perumahan memiliki luasanyang relatif mendominasi dibandingkan komponen tata guna lahanlainnya. Kawasan perumahan umumnya tersebar pada kawasan pusatkota yang meliputi Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan sebelahtimur Kecamatan Sukun. Sedangkan kawasan persawahan dan tegalan
masih terdapat di pinggiran kota yang meliputi KecamatanKedungkandang, Kecamatan Lowokwaru dan sebelah barat KecamatanSukun. Secara umum pola tata guna lahan di Kota Malang dapatdijelaskan sebagai berikut :
a. Sebagai pusat kegiatan dan orientasi umum Kota Malang dalamhal ini merupakan pusat kota, berada pada kawasan alun-alundan sekitarnya. Aktivitas utama berupa kegiatan komersil danpelayanan umum.
b. Sub pusat pelayanan tersebar cukup merata untuk mengurangipergerakan kota yang memusat di pusat kota. Beberapa subpelayanan yang telah berkembang diantaranya : KawasanBlimbing, Gadang, Klojen, Kebalen dan Dinoyo.
c. Bagian lainnya yang cukup berkembang pesat adalahperkembangan kawasan terbangun ke arah barat sampaimelebihi batas kota, terutama di Kecamatan Dau dan KecamatanWagir.Untuk rincian penggunaan lahan Kota Malang dapat dilihat pada
Tabel berikut ini :
Bagian 2
GAMBARAN UMUM
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
4/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
4
Tabel 1 Penggunaan Lahan Kota Malang Tahun 2009
No Kecamatan
Luas Lahan (Ha)
NonPertanian
SawahLahanKering
Perkebunan Hutan
RTH/Kawasan
TakTerbangun
Total
1 Kedungkandang 1,322.4202 601.6218 - 0.2840 - 2,064.8670 3,989.1930
2 Sukun 1,342.2900 337.7619 - - - 416.4263 2,096.4782
3 Klojen 802.0796 - - - - 77.8429 879.9225
4 Blimbing 1,256.9400 193.1511 - - - 330.2219 1,780.3130
5 Lowokwaru 1,478.8645 332.0708 - - - 448.8180 2,259.7533
Total 6,202.59431,464.605
6- 0.2840 - 3,338.1761
11,005.6600
Sumber : Buku Data SLHD Kota Malang Tahun 2010
2.3. RENCANA PENGEMBANGANLokasi rencana Studi Kelayakan Pembangunan RSD Kota
Malang berada di wilayah Kota Malang yang disesuaikan dengan
rencana tata ruang Kota Malang yang tercantum dalam kebijakan RTRWKota Malang Tahun 2010-2030.
Berdasarkan rencana tata guna lahan dan struktur tata ruangKota Malang, diketahui bahwa arahan pengembangan Kota Malangselanjutnya berada di arah Selatan Tenggara Kota Malang, yaitu diKecamatan Kedungkandang. Selama ini, untuk BWK Malang Tenggara(Kecamatan Kedungkandang) fasilitas yang ada hanya pada tingkatBWK saja. Untuk itu di masa yang akan datang dengan adanya arahanpengembangan pada kawasan ini terutama pada pusat pelayanan disekitar kawasan Gunung Buring diharapkan nantinya BWK ini akanmemiliki tingkat pelayanan skala kota dan kalau memungkinkan sampaipada skala regional. Untuk meningkatkan skala pelayanan yang ada diwilayah ini direncanakan adanya kegiatan-kegiatan berupa pendidikan
tinggi, perdagangan, sport centre, terminal, dan kegiatan lainnya.Dengan adanya kondisi wilayah yang luas dan banyaknya tanah kosongsehingga dapat menunjang rencana pengembangan kegiatan tersebut(RTRW Kota Malang, 2010: IV-3).
Sementara itu, jika ditinjau dari aspek pemanfaatan ruang KotaMalang, khususnya dari ketersediaan tanah maka diperkirakan
pemanfaatan ruang yang paling besar di masa yang akan datang ada diKecamatan Kedungkandang mengingat bahwa arah pengembangan kotaakan diarahkan pada kecamatan ini dan pada kecamatan ini banyakterdapat lahan untuk pengembangannya (RTRW Kota Malang, 2010: IV-7).
Jika disesuaikan dengan rencana pemanfaatan ruang yang ada
di Kota Malang, maka dapat diketahui bahwa KecamatanKedungkandang yang berada di BWK Tenggara merupakan wilayahyang memiliki kemungkinan arahan pengembangan fasilitas umum skalakota paling besar dibandingkan wilayah lain di Kota Malang. Sehingga,dapat disimpulkan sementara bahwa arahan untuk pembangunan rumahsakit daerah sebagai fasilitas kesehatan skala kota berada di KecamatanKedungkandang sesuai arahan tersebut.
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 -2030Gambar 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Malang Tahun 2030
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
5/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
5
2.4. LOKASI PROYEKLokasi proyek pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang
berada di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang seperti yangtelah ditunjukkan pada Gambar 1.1 Peta Rencana Lokasi PembangunanRSD Kota Malang. Penetapan lokasi ini telah disesuaikan denganarahan pengembangan pembangunan kota dalam rencana tata ruang
Kota Malang (RTRW) Tahun 2010-2030 yang menyebutkan bahwaarahan pengembangan fasilitas sosial skala kota diarahkan di BWKTenggara Kota Malang atau di Kecamatan Kedungkandang. Sesuaidengan yang ditetapkan dalam SK Walikota Malang Nomor 135 Tahun2011 mengenai penetapan lokasi pembangunan Rumah Sakit DaerahKota Malang yang berada di Kelurahan Bumiayu, luasan lahan yangdirencanakan adalah sebesar 12.800 m2. Secara administratif, batasanwilayah Kelurahan Bumiayu yang memiliki luasan sebesar 386 ha adalahsebagai berikut:
Utara : Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang Timur : Kelurahan Wonokoyo dan Kelurahan Buring,
Kecamatan Kedungkandang Selatan : Kelurahan Wonokoyo dan Arjowinangun,
Kecamatan Kedungkandang Barat : Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun
Gambar 2 Peta Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit DaerahKota Malang
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
6/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
6
3.1. PERKIRAAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN
A. KependudukanJumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2010 diperoleh
berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 dan hasil proyeksi
jumlah penduduk tahun 2003 - 2009. Pada Gambar 4.1 dibawah ini hasilproyeksi jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 828.252 jiwa. Sedangkanjumlah penduduk kota Malang pada tahun 2010 berdasarkan hasilsensus penduduk tahun 2010 sebesar 820.243 jiwa dengan tingkatkepadatan penduduk mencapai 7.453 jiwa/km2. Jumlah pendudukmenunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.
Data persentase pertumbuhan penduduk dihitung berdasarkanjumlah penduduk dengan sumber data BPS. Rata-rata pertumbuhanpenduduk kota Malang mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2010sebesar 0,84 % per tahun. Sedangkan berdasarkan hasil sensuspenduduk tahun 2010 laju pertumbuhan penduduk kota Malang pertahun selama sepuluh tahun yakni dari tahun 2000 2010 sebesar0,80%. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Kedungkandang adalah
yang tertinggi dibandingkan kecamatan lain di Kota Malang yaknisebesar 1,5%, diikuti Kecamatan Sukun 1,12%, Kecamatan Lowokwaru0,99%, Kecamatan Blimbing 0,82% dan Kecamatan Klojen -1.02%.Terlihat setiap kecamatan mengalami pertumbuhan kecuali Klojenmengalami pertumbuhan dibawah nol.
Sumber : Buku Analisa SLHD Kota Malang 2010Gambar 3 Grafik Persentase Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan di
Kota Malang Pada Mei 2010
Kepadatan penduduk merupakan jumlah jiwa yang menempatisuatu luasan lokasi tertentu dihitung dengan satuan jiwa/km2. Proyeksikepadatan penduduk kota Malang tahun 2010 dari BPS sebesar 7.521
jiwa/km2. Kepadatan penduduk Kota Malang mempunyai kecenderunganmeningkat selama tahun 20032010.
B. Sosio-EkonomiKekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kota Malang
berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunyayang terkenal adalah Tari Topeng, namun kini semakin terkikis olehkesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gayakesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo,Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan,Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi). Untuk mengetahui lebih jauhtentang daerah-daerah lain disekitar Kota malang silahkan kunjungi :Daerah Sekitar Kota Malang.
Sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di Kota Malangcukup banyak dan beragam, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak(TK), SD, SMP, SMU, hingga akademisi dan Perguruan Tinggi, baikpendidikan negeri maupun swasta. Demikian juga halnya denganpendidikan yang lain seperti lembaga bimbingan belajar, kursus bahasaasing, kursus komputer, dan kursus-kursus keterampilan yang lain.
00.20.40.60.8
10.84 0.84 0.84 0.84 0.84
Laj
uPertumbuhan
P
enduduk(%)
Kecamatan
Bagian 3
PEMBAHASAN
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
7/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
7
Berikut ini jumlah sarana pendidikan dasar dan menengah di KotaMalang:
Tabel 2 Jumah Sarana Pendidikan Dasar dan Menengah Kota MalangTahun 2009/2010
KecamatanJumlah Sekolah
TK SD MI SMP MTs SMU SMK MA
Kedungkandang 49 54 19 14 9 5 6 3Sukun 62 54 12 15 2 6 9 1
Klojen 69 43 6 25 5 19 12 4
Blimbing 57 56 6 19 2 5 9 1Lowokwaru 62 58 4 16 6 11 10 4
Jumlah 299 265 47 89 24 46 46 13
Sumber : Profil Kesehatan Kota Malang,2010
Jumlah pencari kerja pada tahun 2008 yang terdaftar sebanyak15.319 orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 13.251orang. Sementara jumlah lowongan kerja yang tersedia 621 orang.Dengan demikian masih terjadi kesenjangan antara jumlah pencari kerjadengan jumlah lowongan kerja yang tersedia.
Berdasarkan hasil survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
tahun 2008, penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkanlapangan usaha tercatat yang paling banyak menyerap tenaga kerjaadalah sektor perdagangan, jasa-jasa, dan industri dengan persentasemasing-masing sebesar 33,17 persen, 32,11persen, dan 14,47 persen.
Tabel 3 Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenis Kelamin dan TingkatPendidikan
UraianJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
Sekolah Dasar 8 10 18
SMP 335 44 379SMU 6.880 5.083 11.963Diploma/ Akademi 1.584 1.557 3.141Sarjana 6.512 6.557 13.069
Jumlah 15.319 13.251 28.570Sumber : Kota Malang dalam Angka, 2009
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja dari suatu wilayahantara lain dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkanoleh faktor-faktor produksi yang ada di suatu wilayah. Besaran nilai
tambah yang dihasilkan oleh factor-faktor produksi tersebut umumnyadisebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yangmenggambarkan struktur perekonomian makro suatu wilayah.Perkembangan PDRB dapat mengindikasikan pertumbuhan ekonomiwilayah tersebut. Perhitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitungdengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan
pengeluaran.Dari hasil peritungan besaran nominal PDRB atas dasar hargaberlaku pada tahun 2008 sebesar Rp 24.392.090,72 (dalam juta). Sektoryang memberikan andil yang cukup signifikan secara berurutan adalahsector industry pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa,keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, angkutan dan komunikasi.
Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuansuatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomitersebut dapat dihitung dari gambaran kenaikan jumlah produksi dengamenghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi KotaMalang pada tahun 2008 adalah 6,02%. Sektor yang mendukungpertumbuhan ekonomi antara lain sektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan (7,92%), perdagangan, hotel, dan restoran (8,30%),
bangunan (12,94%), jasa-jasa (5,75%), industri pengolahan (2,95%),angkutan dan komunikasi (5,13%), dan listrik, gas, dan air bersih(5,31%).
Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000(Jutaan Rupiah)
No. Sektor 2000 2007 2008
1. Pertanian 57.520,24 58.956,54 58.426,77
2. Pertambangan dan galian 6.581,78 7.000,50 6.789,433. Industri pengolahan 2.888.972,34 3.873.930,39 3.988.365,50
4. Listrik, gas, dan air bersih 36.276,63 45.986,86 48.430,69
5 Bangunan 191.063,81 265.209,93 299.515,90
6. Perdagangan, hotel, dan restoran 2.903.335,57 4.217.672,09 4.567.611,94
7. Angkutan dan komunikasi 411.919,90
8. Keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan
663.966,01 972.430.,91 1.049.483,68
9. Jasa-jasa 1.019.271,92 1.439.322,48 1.522.093,32PDRB 8.178.908,20 11.412.769,63 12.100.269,47
Sumber : Kota Malang dalam Angka, 2009
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
8/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
8
C. Derajat KesehatanGambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikatordalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan programpembangunan kesehatan lainnya. Perkembangan tingkat kematian dan
penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada tahun2010 akan diuraikan di bawah ini.
Sumber : Profil Kesehatan Kota Malang 2010
Gambar 4 Diagram Kematian Ibu di Kota Malang Tahun 2006 2010
Komponen harapan hidup diharapkan mencerminkan lama hidupsekaligus hidup sehat suatu masyarakat. . Untuk meningkatkan usiaharapan hidup, masyarakat harus senantiasa meningkatkan kualitashidupnya. Kualitas kesehatan penduduk Kota Malang dalam kurun waktutahun 2008 2009 mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dariangka harapan hidup penduduk Kota Malang pada tahun 2008 sebesar70,22 menurun pada tahun 2009 menjadi 69,79. Ini semua tidak lepasdari penurunan salah satu indikator angka harapan hidup, yaitu indeksharapan hidup. Pada tahun 2009 AHH sebesar 69,79 dengan indeksharapan hidup 74,65. Jika dibandingkan dengan tahun 2008 AHHmenurun 0,71 tahun. Hal ini bermakna bahwa peluang seorang bayiuntuk hidup di tahun 2009 lebih sedikit 0,71 tahun dibandingkan dengantahun 2008.
Data kejadian kesakitan penduduk yang bersumber darimasyarakat (community based data) dapat diperoleh melalui studimorbiditas, dan dapat juga diperoleh melalui pengumpulan data daripuskesmas di kabupaten/ kota atau sarana pelayanan kesehatan lainnya(facility based data) yang didapat melalui sistem pencatatan danpelaporan. Berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular
yang perlu mendapat perhatian, termasuk penyakit menular yang dapatdicegah dengan imunisasi (PD3I), dan penyakit potensial KLB/ wabah(Profil Kesehatan Kota Malang, 2010), diantaranya adalah:
a. Penyakit malariab. Penyakit TB Paruc. Penyakit HIV/AIDS dan IMSd. Penyakit kustae. Pneumoniaf. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
- Difteri- Campak- AFP
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
9/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
9
SaranaKesehatan
Pemilikan/ PengelolaPemerinta
h PusatPemerintah Provinsi
Pemerintah
Kab/Kota
TNI/Polri
BUMN
Swasta
Jumlah
(unit)
KhususPuskesmasperawatan
- - 2 - - -2
Puskesmas NonPerawatan
- - 13 - - -13
Puskesmas Keliling
- - 15 - - -15
PuskesmasPembantu
- - 33 - - - 33
PuskesmasPembantuGadar
- - - - - - -
RumahBersalin
- - 1 - - 56
BalaiPengobata
n/ Klinik
- - - 5 - 6368
PraktikDokterBersama
- - - - - 11
PraktikDokterPerorangan
- - - - - 519
519
PraktikPengobatanTradisional
- - - - - 18
18
Poskesdes - - 57 - - - 57Posyandu - - 655 - - - 655Apotek - - - - - 161 161Toko Obat - - - - - 3 3
IndustriObat
- - - - - 1 1
IndustriKecil ObatTradisional
- - - - - 2828
IndustriPerbekalan
- - - - - 11
SaranaKesehatan
Pemilikan/ PengelolaPemerinta
h PusatPemerintah Provinsi
Pemerintah
Kab/Kota
TNI/Polri
BUMN
Swasta
Jumlah
(unit)
KesehatanRumahTanggaIndustri
AlatKesehatan
- - - - - 2
2
PedagangBesarFarmasi
- - - - - 5858
PenyalurAlatKesehatan
- - - - - 3 3
CabangPenyalurAlatKesehatan
- - - - - 11 11
SubPenyalurAlatKesehatan
- - - - - 42 42
Sumber : Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2010
2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakatIndikator pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
dapat dilihat pada tingkat kunjungan masyarakat ke tempat atau saranapelayanan kesehatan yang ada. Berdasarkan data dari Dinas KesehatanKota Malang tahun 2006, diketahui bahwa penduduk Kota Malang yangtelah memanfaatkan puskesmas sebagai tempat untuk berobat ataumemeriksakan diri sebanyak 686.700 orang atau 86.578 per 100.000penduduk. Ini artinya, tingkat pemanfaatan puskesmas oleh pendudukKota Malang terutama pelayanan rawat jalan tergolong tinggi, lebih dariseparuh penduduk Kota Malang memanfaatkan puskesmas. Angka inimeningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
pemanfaatannya hanya 454.115 orang atau 56.899 per 100.000penduduk. Untuk mengetahui perbandingan pemanfaatan kunjunganmasyarakat dapat dilihat pada gambar berikut:
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
10/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
10
Gambar 5 Perbandingan Pemanfaatan Sarana Kesehatan Oleh MasyarakatKota Malang Tahun 2006
E. Jumlah Kebutuhan Pelayanan Kesehatan yang
DirencanakanIndikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana
rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitasperawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempattidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Namun rasio rumahsakit terhadap jumlah penduduk tidak dapat ditunjukkan karena rumah
sakit yang ada juga menjadi rujukan penduduk dari luar Kota Malang.
1. Kondisi sarana kesehatanIndikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana
rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitasperawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempattidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah tempat tidurrumah sakit umum di seluruh Kota Malang pada tahun 2010 adalah1.922 tempat tidur. Untuk melihat lebih jelas mengenai perkembanganrasio ketersediaan sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Rasio Sarana Pelayanan Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk
No. Uraian SatuanTahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rasio
Puskesmas/penduduk
Per 100.000
penduduk
1,89 1,86 1,84 1,82 1,77
2Rasio Pustu/penduduk
Per 100.000penduduk
4,16 4,11 3,96 3,94 3,89
3 Rasio RumahSakit/penduduk
Per 100.000penduduk
0,88 0,85 0,82 0,79 0,76
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pelayanankesehatan di Kota Malang masih belum seimbang dengan pertumbuhanpenduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini diketahui darisetiap tahun rasio sarana kesehatan terhadap jumlah pendudukmengalami penurunan yang dikarenakan sedikitnya pertambahan jumlahsarana kesehatan untuk menampung kebutuhan pelayanan kesehatan
terhadap pertumbuhan penduduk. Sehingga diperlukan adanyapenambahan sarana kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanankesehatan masyarakat, salah satunya melalui rencana pembangunanRumah Daerah Kota Malang.
2. Tingkat kepuasan penduduk dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan (rumah sakit)Selain itu, penilaian tingkat keberhasilan pelayanan sarana
kesehatan, khususnya rumah sakit juga dapat dilihat dari berbagai segi,yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu, dan tingkat efisiensi pelayanan.Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan dirumah sakit yang dipantau antara lain adalah pemanfaatan tempat tidur(BOR), rata-rata lama hari perawatan (ALOS), rata-rata tempat tidurdipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI),
persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasienkeluar yang meninggal setelah 48 jam dirawat (NDR).
Pencapaian BOR rumah sakit di Kota Malang selama tahun2010 mencapai 32,4%. Artinya dari 100 tempat tidur ada di seluruhrumah sakit yang ada di Kota Malang, yang dimanfaatkan selama tahun2010 antara 32 33 tempat tidur. Sedangkan untuk pencapaian ALOSrumah sakit di Kota Malang pada tahun 2010 mencapai 6,7%. Artinyadari 100 orang pasien yang dirawat di Kota Malang, merekamendapatkan perawatan antara 6 7 hari. Pencapaian TOI rumah sakitdi Kota Malang pada tahun 2010 adalah 13,9%. Artinya rata-rata haritempat tidur yang tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnyamencapai 13,9 hari per 100 hari. Angka GDR atau angka kematianumum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar adalah 96,8. Artinya selamatahun 2010 terjadi 9697 kematian dari setiap 1.000 pasien yang keluardari rumah sakit yang ada di Kota Malang. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel berikut:
60%
40%
Perbandingan Kunjungan Masyarakat terhadapSarana Kesehatan di Kota Malang
Puskesmas
Rumah Sakit
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
11/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
11
Tabel 7 Efisiensi Rumah Sakit di Kota Malang
No.
Uraian SatuanTahun
2006 20072008
2009
2010
1 BOR (Bed Occupancy Rate) Prosen 65,29
37,56
53,0 53,0 16
2 ALOS (Average Length ofStay)
Hari 4,74 4,64 5,42 5,2 6,7
3 TOI (Turn Over lnterval) Perseratus hari
4,84 10,64
5,1 4,6 34,8
4 NDR (Netto Death Rate) Perseribuorang
3,47 28,1 29,1 45,5 63,9
5 GDR (Gross Death Rate) Perseribuorang
4,08 47,0 41,6 67,5 96,8
Sumber: Hasil Analisis, 2011
Dalam kaitannya dengan kebutuhan sarana kesehatan, makanilai BOR menunjukkan bahwa jika semakin tinggi nilainya, makasemakin dibutuhkannya sarana kesehatan. Hal ini dikarenakan semakintinggi nilai menunjukkan semakin tinggi pula kebutuhan padapemanfaatan tempat tidur atau semakin tinggi pula kebutuhan akanrumah sakit. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
pemanfaatan sarana kesehatan berupa rumah sakit yang diukur daripemanfaatan tempat tidur (BOR) menunjukkan penurunan di tahun 2010.Hal ini membuktikan bahwa adanya peningkatan jumlah penduduk yangtidak diimbangi dengan peningkatan jumlah tempat tidur di sarana rawatinap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Indikator lainnya adalah ALOS (Average Length of Stay) ataurata-rata lama inap, dimana angka ALOS yang semakin besar, makasemakin besar pula kebutuhan akan sarana rawat inap. Berdasarkantabel di atas, ditunjukkan bahwa tiap tahunnya ALOS di Kota Malangmengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akansarana rawat inap seperti rumah sakit memang diperlukan.
Selain itu, jika dilihat dari nilai TOI (rata-rata selang waktupemakaian tempat tidur), menunjukkan bahwa rata-rata selama lima
tahun terakhir (2006-2010) adalah sebesar 11,9. Angka ini masih cukupkecil jika dibandingkan dengan angka nasional. Dalam kaitannya dengankebutuhan sarana kesehatan rumah sakit, jika nilai TOI semakin kecil,maka semakin besar kebutuhan sarana kesehatan. Hal ini dikarenakanangka tersebut menunjukkan semakin cepat pergantian pasien, yang
menunjukkan kebutuhan yang tinggi di masyarakat seperti halnya nilaiyang ditunjukkan oleh Kota Malang ini.
Sedangkan untuk nilai GDR, akan semakin dibutuhkan saranakesehatan rumah sakit, jika angkanya menunjukkan nilai yang semakintinggi, seperti persentase pada tahun 2010 sebesar 96,8. Hal inidikarenakan dengan semakin banyaknya persentase kematian padapasien rawat inap, menunjukkan pelayanan kesehatan yang masihkurang, sehingga diperlukannya pelayanan kesehatan kepadamasyarakat yang lebih memadai, salah satunya dengan adanya rumahsakit.
Begitu pula halnya untuk nilai NDR, akan semakin dibutuhkansarana kesehatan rumah sakit, jika angkanya menunjukkan nilai yangsemakin tinggi. Seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas, bahwa nilaiNDR di Kota Malang selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan.Artinya, semakin tinggi kebutuhan pelayanan kesehatan. Berdasarkanindikator-indikator tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanansarana kesehatan di Kota Malang masih belum tercukupi. Oleh karenaitu, diperlukan adanya peningkatan kualitas pada pelayanan kesehatanatau menambah jumlah sarana kesehatan seperti rumah sakit.
3. Cakupan jaminan kesehatanSaat ini telah berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan
bagi masyarakat antara lain dana sehat, asuransi kesehatan, asuransitenaga kerja (Astek), jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), JaminanPemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan sebagainya. Untukpenduduk miskin disediakan kartu sehat sehingga mereka tidak perlumembayar pelayanan kesehatan yang digunakannya. Namun demikiancakupan atau keikutsertaan masyarakat terhadap berbagai jaminanpembiayaan kesehatan ini masih sangat rendah. Berdasarkan datapenduduk Kota Malang tahun 2010 yang tercakup jaminan pembiayaankesehatan sebesar 21.30%. hal ini menunjukkan bahwa target capaian10% dari total penduduk Kota Malang telah dicapai.
4. Pengelolaan tenaga kesehatanJumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kota Malang tahun
2010 sebanyak 3.717 orang. Distribusi tenaga kesehatan di Kota Malangdapat dilihat pada tabel 4.19. Berdasarkan tabel di bawah inimenunjukkan bahwa tenaga kesehatan di Kota Malang sangat banyak,khususnya tenaga perawat yang mencapai 2.111 orang atau 56,81% dari
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
12/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
12
total tenaga kesehatan yang ada di Kota Malang. Diikuti dengan tenagamedis yang mencapai 543 orang atau 14,61% dari total tenagakesehatan di Kota Malang. Demikian juga halnya dengan tenaga bidanyang mencapai 399 orang atau 10,74% dari total tenaga kesehatan diKota Malang. Jumlah tenaga kesehatan tersebut dirasa sudahmencukupi apalagi jika didukung keberadaan praktik dokter peroranganyang mencapai 519 tempat praktik perorangan dan 1 praktik bersama.Namun, jumlah ini sebenarnya masih kurang jika disesuaikan denganstandar kebutuhan tenaga kesehatan di Kota Malang. Hal ini sangatpenting mengingat permasalahan lingkungan di Kota Malang semakinlama semakin kompleks sehingga membutuhkan banyak sentuhantenaga kesehatan untuk semakin menjadikan Kota Malang sebagai kotasehat.
5. Pembiayaan kesehatanTotal anggaran pembangunan kesehatan dari berbagai sumber
pada tahun 2010 sebesar Rp 54.175.508.985 dimana sebesar 86,29%bersumber pada APBD Kota. Anggaran pembangunan untuk kesehatandi Kota Malang masih sebesar 4,59% dibandingkan dengan total APBDuntuk belanja pembangunan/belanja langsung. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa pencapaian target 10% anggaran kesehatanterhadap APBD (sesuai dengan Permenkes) belum terwujud.
Tabel 8 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kota Malang
Unit Kerja
Tenaga Kesehatan
Jumlah
JumlahTenaga
NonKesehatan
Medis
Perawat Bidan Farmasi Kesmas Sanitasi GiziKeterapian
FisikTeknisiMedis
DokterUmum
DokterSpesialis
Dasar
DokterSpesialisaPenunjang
DokterSpesialisLainnya
DokterGigi
Puskesmas(termasuk Pustudan Polindes)
39 1 - 1 28 131 112 32 3 17 24 - 17 405 86
Rumah sakit(pemerintah danswasta)
101 81 32 98 40 1.749 218 141 17 6 73 26 112 2.694 1.869
UPT DinasKesehatan
7 2 - - 4 9 8 2 1 - - - 8 41 16
Sarana kesehatanlain
62 3 5 2 24 121 55 6 - - 2 - 93 373 -
Sub institusidiknakes/ diklat
4 - - - 1 87 1 2 48 2 6 - - 151 -
Sub dinaskesehatan kab/kota
8 - - - - 14 5 9 9 4 3 - - 52 38
JUMLAH 221 87 37 101 97 2.111 399 192 270 299 108 26 230 3.717 2.007
Sumber: Profil Kesehatan Kota Malang, 2010
6. Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang KesehatanSPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 ayat (1) berkaitan dengan pelayanankesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan
target Tahun 2010 Tahun 2015. Sementara itu, pelayanan bidangkesehatan di Kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut:
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
13/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
13
Tabel 9 Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
No.
KriteriaStandar
PelayananMinimal
Eksisting Pelayanan Evaluasi
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Cakupankunjungan Ibuhamil K4
95 % padaTahun2015
Pada tahun 2010,cakupan K4 sebesar99,59% atau sebanyak
13.698 ibu hamil
Cakupan pelayananeksisting telahmelebihi dari target
yang ditentukan,bahkan sebelumtahun target, yaitutahun 2015.
2. Cakupankomplikasikebidanan yangditangani
80 % padaTahun2015
Dari sebanyak 2.751 ibuhamil, yang telahditangani pada tahun2010 adalah sebesar2.749 ibu hamil ataumencapai 99,93%.
Cakupan pelayanansudah melebihi target,bahkan sebelumtahun 2015 yangditargetkan.
3. Cakupanpertolonganpersalinan olehtenaga kesehatanyang memilikikompetensi
kebidanan
90% padaTahun2015
Pada tahun 2010, ibubersalin di Kota Malangyang mendapatpertolongan kesehatanoleh tenaga kesehatanmencapai 99,70%, yaitu
12.591 ibu bersalin dari12.629 jumlah ibubersalin yang ada di KotaMalang.
Cakupan pelayanansudah melebihi target,bahkan sebelumtahun 2015 yangditargetkan.
4. Cakupanpelayanan nifas
90% padaTahun2015
Cakupan pelayanan nifasdi Kota Malang tahun2010 sebesar 92.56%
Jika diasumsikankenaikan target setiaptahun adalah 5%,maka target padatahun 2010 adalahsebesar 65%. Akantetapi, berdasarkancakupan pelayanan dikondisi eksistingsudah melebihi targetyang ditentukan.
5. Cakupan
neonatus dengankomplikasi yangditangani
80% pada
Tahun2010
Cakupan KN2 pada tahun
2010 mencapai 95,63%dari 12.504neonatus yang ada diKota Malang, atausebesar 11.957 neonatus
Sudah mencapai
target SPM
6. Cakupankunjungan bayi
90% padaTahun
Cakupan pelayananuntuk kunjungan banyi di
Masih belummencapai target
No.
KriteriaStandar
PelayananMinimal
Eksisting Pelayanan Evaluasi
2010 Kota Malang pada Tahun2010 adalah sebesar71.45%
capaian SPM
7. CakupanDesa/Kelurahan
Universal ChildImmunization(UCI)
100% padaTahun
2010
Selama tahun 2010Kota Malang mencapai
78,95% kelurahan UCI
Belum mencapaitarget SPM
8. Cakupanpelayanan anakbalita
90% padaTahun2010
Cakupan pelayananuntuk balita di KotaMalang adalah sebesar1.83 % pada tahun 2010.
Masih jauh di bawahtarget SPM.
9. Cakupanpemberianmakananpendamping ASIpada anak usia 6- 24 bulankeluarga miskin
100% padaTahun2010
Cakupan pelayananuntuk pemberianmakanan pendampingASI di Kota Malangadalah sebesar 57.43%pada tahun 2010.
Belum mencapaitarget SPM
10. Cakupan balitagizi buruk
mendapatperawatan
100% padaTahun
2010
Cakupan pelayananuntuk balita gizi buruk
mendapat perawatan diKota Malang adalahsebesar 0.57% padatahun 2010.
Masih berada jauh dibawah target SPM.
11. CakupanPenjaringankesehatan siswaSD dan setingkat
100% padaTahun2010
Cakupan pelayananuntuk penjaringankesehatan siswa SD dansetingkat di Kota Malangadalah sebesar 99.51%pada tahun 2010.
Belum mencapaitarget SPM
12. Cakupan pesertaKB aktif
70% padaTahun2010
Cakupan pelayananuntuk peserta KB aktif diKota Malang adalahsebesar 85.81% padatahun 2010.
Sudah mencapatarget SPM yang telahditentukan.
13. Cakupan
pelayanankesehatan dasarmasyarakatmiskin
100% pada
Tahun2015
Cakupan pelayanan
untuk kesehatan dasarmasyarakat miskin diKota Malang adalahsebesar 100% padatahun 2010.
Sudah mencapa
target SPM yang telahditentukan.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
1. Cakupan 100% pada Jumlah masyarakat jika diasumsikan
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
14/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
14
No.
KriteriaStandar
PelayananMinimal
Eksisting Pelayanan Evaluasi
pelayanankesehatan rujukanpasienmasyarakatmiskin
Tahun2015
miskin yang dicakuppelayanan kesehatanpada tahun 2010mencapai 126.630 orang.Dari jumlah tersebut yang
mendapat pelayanankesehatan berupa rawatjalan di puskesmasmencapai 98,65% atauberjumlah 124.920 orang.
target capaianpelayanan setiaptahun adalah 5%,maka tahun 2010targetnya adalah
sebesar 75%.Sementara itu, kondisieksistingmenunjukkanpelayanan sebesar98,65%, sehinggapelayanan rujukanuntuk masyarakatmiskin telah mencapaitarget.
2. Cakupanpelayanan gawatdarurat level 1yang harusdiberikan saranakesehatan (RS) di
Kabupaten/Kota
100 %padaTahun2015.
Kunjungan pasien rawatjalan di puskesmas KotaMalang selama tahun2010 mencapai 335.706untuk kunjungan baru danmencapai 306.586 untuk
kunjungan lama.Sedangkan kunjunganpasien rawat inapmencapai 2.648kunjungan lama.Sedangkan kunjunganrawat jalan di rumah sakitselama tahun 2010 barumencapai 104.763 untukkunjungan baru dan109.808 untuk kunjunganlama. Sedangkankunjungan rawat inapmencapai 40.988 untukkunjungan baru danmencapai 75.196 untuk
kunjungan lama.Sehingga, jika dihitungdari jumlah totalpenduduk Kota Malang,maka pelayanankesehatan rujukansebesar 96,84%.
Jika diasumsikantarget pencapaiansetiap tahunnyaadalah 5%, makaasumsi target untuktahun 2010 adalah
sebesar 75%. Dengandemikian, capaianpelayanan kesehatanrujukan untukmasyarakat telahmelebihi target padatahun 2010.
No.
KriteriaStandar
PelayananMinimal
Eksisting Pelayanan Evaluasi
C. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB
1. Cakupan Desa/Kelurahanmengalami KLByang dilakukan
penyelidikanepidemiologi < 24jam
100% padaTahun2015
Cakupan pelayananuntuk Kota Malangsebesar 100%.
Sudah mencapaitarget SPM.
D. PromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakatCakupan DesaSiaga Aktif
80% padaTahun2015
Promosi kesehatan danpemberdayaanmasyarakat cakupandesa siaga aktif di KotaMalang adalah sebesar71.93%pada tahun 2010.
Jika diasumsikantarget capaian tiaptahun adalah sebesar5%, maka asumsitarget untuk tahun2010 adalah sebesar55%. Dengandemikian, targetpromosi kesehatan diKota Malang telahmencapai targetcapaian SPM.
Sumber: Hasil Evaluasi, 2011
3.2. PERKIRAAN KEBUTUHAN SARANA DAN PERALATANKESEHATAN
A. Kebutuhan Sarana dan Fasilitas FisikKebutuhan sarana dan fasilitas fisik untuk Rumah Sakit Daerah
Kota Malang disesuaikan dengan Pedoman Teknis yang mengaturmengenai kebutuhan sarana fisik pembangunan Rumah Sakit,khususnya Tipe D yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 44Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor147 Tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit, Keputusan MenteriKesehatan RI Nomor 129 Tahun 2007 tentang Standar PelayananMinimal Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165Tahun 2007 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum,
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014 Tahun 2008 tentangPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/ Kota, Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 741 Tahun2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/ Kota, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
15/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
15
tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah(BLUD) Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Timur.B. Rencana Cakupan
Rumah Sakit Daerah (RSD) Kota Malang yang akan dibangunmemiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar dapatmemberikan pelayanan kesehatan secara paripurna sehinggadirencanakan dapat mewadahi pelayanan medis dan pelayananspesialitik yang penting. Dalam mendukung upaya peningkatanpelayanan kesehatan tersebut maka diperlukan penyediaan teknologidan peralatan penunjang kesehatan yang memadai sehingga rumahsakit dapat menyelenggarakan pelayanan yang bermutu memenuhistandar minimal penyelenggaraan rumah sakit umum.1. Lingkup pelayanan
Lingkup pelayanan rumah sakit mencakup :a. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan yang akan diselenggarakan mencakup :1. Poliklinik Umum dan Gigi;2. Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA);3. Poliklinik Spesialis Penyakit Anak;4. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam;5. Poliklinik Spesialis Bedah;6. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
b. Pelayanan Rawat DaruratTingkat pemanfaatan Instalasi Rawat Darurat (IRD) oleh
masyarakat saat ini relatif belum maksimal. Hal tersebut mengacupada jumlah pasien rawat inap dan pasian rujukan di InstalasiRawat Darurat (IRD). Seperti yang telah dijelaskan pada babsebelumnya, teknologi dan sumber daya manusia yang tersediapada Instalasi Rawat Darurat (IRD) masih tergolong belummencukupi apabila dibandingkan dengan data jumlah penyakit yangdiderita penduduk Kota Malang.c. Unit Rawat Inap
Pelayanan rawat inap diselenggarakan mencakup semua fungsipelayanan, yaitu:1. Nurse station;2. Rawat regular, semi intensif, intensif dan isolasi;3. Ruang tindakan;4. Dapur kecil;
5. Ruang pembilasan;6. Ruang tunggu;7. Akses darurat;8. Ruang isolasi;9. Gudang;10. Ruang tunggu.
Dalam segmentasi kelas hanya diberlakukan pembedaanpenetapan tarif berdasarkan perbedaan sarana yang disediakannamun tidak berpengaruh terhadap besaran tarif pelayanan medisdan penunjang lainnya.
2. Kebutuhan peralatan medic dan non medicPelayanan penunjang medik untuk mendukung diagnostik dan
terapi yang disediakan oleh rumah sakit harus memenuhi standarminimal suatu rumah sakit yang mencakup:
a. Pelayanan penunjang medik1. Radiologi dan elektromedik2. Laboratorium3. Kamar bedah4. Kamar bersalin
5. Urin perinatologi6. Rehabilitasi medic7. Ruang intensif (ICU)8. Unit farmasi
b. Pelayanan penunjang non medic1. Instalasi gizi2. Laundry dan binatu
c. Central sterilized supply department (CSSD)d. Instalasi pemeliharaan sarana dan sanitasi rumah sakit (IPSRS)e. Pelayanan administrasif. Unit rekam medikg. Unit penunjang pelayanan publik
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
16/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
16
3.3. KAJIAN ALTERNATIF LOKASI
A. Persyaratan Lokasi Berdasarkan Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah SakitPersyaratan lokasi sebagaimana yang dimaksud dalam UU No.
44 Tahun 2009 Pasal 7 ayat 1 ini adalah harus memenuhi ketentuanmengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta
sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraanrumah sakit.1. Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan
Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungansebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 menyangkut UpayaPemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/ ataudengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundang-undangan. Adapun upaya pengelolaan danpemantauan lingkungan terkait kesehatan dan keselamatan lingkunganpada kegiatan Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah KotaMalang dilakukan dengan pengamatan sekunder. Parameter kesehatanlingkungan yang dipantau diantaranya adalah menurunnya kualitas air(TSS, kekeruhan, dan tingkat pH) dan kualitas udara (CO, SO2, danNOx) pada saat konstruksi bangunan hingga rumah sakit tersebutberjalan. Sementara itu, untuk parameter keselamatan lingkungan yangdipantau adalah perubahan guna lahan yang sebelumnya adalah lahanproduktif menjadi lahan terbangun yang kemungkinan akan berdampakpada kenaikan limpasan hujan pada saat musim hujan jika sistemdrainase dalam pembangunan RSD Kota Malang tidak diantisipasidengan baik. Parameter kesehatan dan keselamatan lingkungan menjadipenting dalam persyaratan lokasi pembangunan Rumah Sakit DaerahKota Malang. Hal ini dikarenakan agar dampak yang terjadi akibatpembangunan rumah sakit dapat ditekan hingga tingkat minimal atautidak ada dampak sama sekali, terutama yang menyangkut kesehatandan keselamatan lingkungan yang akan berubah selama masa
pembangunan atau hingga pasca konstruksi pembangunan Rumah SakitDaerah Kota Malang.2. Ketentuan mengenai tata ruang
Ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud padaPasal 8 ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Rencana Tata RuangKawasan Perkotaan, atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
Berdasarkan rencana tata guna lahan dan struktur tata ruangKota Malang, diketahui bahwa arahan pengembangan Kota Malangselanjutnya berada di arah Selatan Tenggara Kota Malang, yaitu diKecamatan Kedungkandang. Selama ini, untuk BWK Malang Tenggara(Kecamatan Kedungkandang) fasilitas yang ada hanya pada tingkatBWK saja. Untuk itu di masa yang akan datang dengan adanya arahanpengembangan pada kawasan ini terutama pada pusat pelayanan disekitar kawasan Gunung Buring diharapkan nantinya BWK ini akanmemiliki tingkat pelayanan skala kota dan kalau memungkinkan sampaipada skala regional. Untuk meningkatkan skala pelayanan yang ada diwilayah ini direncanakan adanya kegiatan-kegiatan berupa pendidikantinggi, perdagangan, sport centre, terminal, dan kegiatan lainnya.Dengan adanya kondisi wilayah yang luas dan banyaknya tanah kosongsehingga dapat menunjang rencana pengembangan kegiatan tersebut(RTRW Kota Malang, 2010: IV-3).
Sementara itu, jika ditinjau dari aspek pemanfaatan ruang KotaMalang, khususnya dari ketersediaan tanah maka diperkirakanpemanfaatan ruang yang paling besar di masa yang akan datang ada diKecamatan Kedungkandang mengingat bahwa arah pengembangan kotaakan diarahkan pada kecamatan ini dan pada kecamatan ini banyakterdapat lahan untuk pengembangannya (RTRW Kota Malang, 2010: IV-7).
Jika disesuaikan dengan rencana pemanfaatan ruang yang adadi Koa Malang, maka dapat diketahui bahwa KecamatanKedungkandang yang berada di BWK Tenggara merupakan wilayahyang memiliki kemungkinan arahan pengembangan fasilitas umum skalakota paling besar dibandingkan wilayah lain di Kota Malang. Sehingga,dapat disimpulkan sementara bahwa arahan untuk pembangunan rumahsakit daerah sebagai fasilitas kesehatan skala kota berada di KecamatanKedungkandang sesuai arahan tersebut.
Lokasi rencana Studi Kelayakan Pembangunan RSD KotaMalang berada di wilayah Kota Malang yang disesuaikan denganrencana tata ruang Kota Malang yang tercantum dalam kebijakan RTRWKota Malang Tahun 2010-2030. Sehingga, berdasarkan arahanpengembangan dalam kebijakan tersebut, dipilih Kelurahan Bumiayu,Kecamatan Kedungkandang sebagai lokasi pembangunan Rumah Sakit
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
17/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
17
Daerah Kota Malang yang kemudian ditetapkan dalam SK WalikotaMalang Nomor 135 Tahun 2011 tentang Penetapan lokasi barang milikdaerah berupa tanah yang dimiliki oleh pemerintah Kota Malang untukpembangunan Rumah Sakit Daerah terletak di Kelurahan BumiayuKecamatan kedungkandang. Hal ini seperti yang telah ditunjukkan padaGambar sebelumnya tentang Peta Lokasi Rencana PembangunanRumah Sakit Daerah Kota Malang.
3. Analisa aspek fisik lokasia. Lokasi tapak
Penentuan lokasi sangat berperan penting dalam berbagaimacam kegiatan pembangunan fisik, dalam hal ini terkait denganpembangunan rumah sakit. Pemilihan lokasi yang tepat akanmemperlancar proses pembangunan dan operasionalisasi rumahsakit, dimana permasalahan yang akan timbul terutama selamaproses pembangunan atau konstruksi dapat diminimalisir. Dalamkegiatan pembangunan rumah sakit sebaiknya dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Dekat dengan pusat pemerintahan- Dekat dengan pusat perekonomian- Dekat dengan pusat pengaruh masyarakat
b. Kondisi fisik lahanPenilaian kelayakan lokasi berdasar konfisi fisik lahan dalam
studi ini didasarkan analisis satuan kemampuan lahan (SKL). Kajiankemampuan lahan yang pertama ditinjau terkait denganketersediaan air, dimana lokasi atau wilayah yang sesuai untukpengembangan kawasan rumah sakit merupakan wilayah denganketersediaan air bersih yang cukup memadai terutama dalam tujuanuntuk memenuhi konsumsi unit-unit fungsional dalam rumah sakit.Berdasar pada hasil analisa diketahui bahwa pada lokasi rencana diKelurahan Bumiayu ini memiliki kemampuan lahan yang baikapabila ditinjau berdasar kondisi ketersediaan air dalam kategoriyang mencukupi. Sehingga dapat disimpulkan jika pembangunan
rumah sakit berada di wilayah ini, tidak akan ada gangguan dalamsistem penyediaan air bersih dan air minum, karena telah memadaiuntuk menunjang aktivitas setiap unit fungsional pelayanankesehatan yang ada di kawasan rumah sakit.
c. AksesbilitasAksesibilitas menjadi faktor penting dalam mendukung tingkat
pelayanan dan akses masyarakat terhadap fasilitas umum maupunsosial pada suatu wilayah. Keberadaan fasilitas yang tidak didukungdengan akses atau jaringan jalan yang memadai dapat membuatfasilitas tersebut sulit dijangkau masyarakat sehingga kondisipelayanannya tidak maksimal. Oleh karena itu dalam analisis
kelayakan pembangunan rumah sakit ini perlu diperhitungkan aspekaksesibilitas dalam memilih alternatif lokasi pembangunan yangsesuai. Lokasi rencana pembangunan rumah sakit di KelurahanBumiayu ini berada dekat dengan ruas jalur lingkar kota yang jugamenjadi penghubung antara wilayah Kota Malang dan wilayahKabupaten Malang, sehingga kondisi aksesbilitas lokasi rencana diwilayah ini baik untuk menunjang pola sirkulasi dalam maupun luartapak rumah sakit.
4. Kesesuaian pembangunan dengan kebijakan daerahTinjauan lokasi pembangunan Rumah Sakit Daerah (RSD) Kota
Malang dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagaiberikut:
a. Adanya arahan kebijakan penataan ruang terutama untukpengembangan fasilitas kesehatan dalam skala pelayananregional, terutama substansi kebijakan tersebut termuat dalamRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
b. Efisiensi dan efektivitas program pembangunan rumah sakitdimana baik dalam aspek pembiayaan, aspek aksesibilitasmaupun aspek kelengkapan fasilitas pendukung berupa saranaprasarana medis dan non medis;
c. Persyaratan pelayanan sebuah rumah sakit umum daerah yangkomprehensif mencakup kenyamanan, keamananan dankemudahan dalam pengelolaan dan penanganan kesehatan;
d. Tersedianya lahan yang legal dan bebas dari konflik sehinggamemudahkan proses pembangunan karena tidak perlu
melakukan pembebasan lahan yang rumit serta tidakmembutuhkan biaya yang sangat besar;e. Potensi pengembangan dan perluasan rumah sakit di masa yang
akan datang cukup besar, baik berdasar aspek fisik maupunaspek finansial;
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
18/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
18
f. Keselarasan pembangunan terhadap kondisi lingkungansehingga dalam perkembangannya terbentuk wujud (image)pengembangan rumah sakit yang ramah lingkungan.
3.4. KAJIAN LINGKUNGANSalah satu komponen studi kelayakan pembangunan rumah
sakit daerah kota Malang adalah kajian mengenai aspek lingkungan. Halini juga sejalan dengan visi kota Malang dalam melaksanakan kegiatanpembangunan yang berwawasan lingkungan. Disamping itu,pembangunan RSD Kota Malang sejalan dengan salah satu misi kotaMalang untuk mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Sehat melaluipeningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang kurang mampu danmeningkatkan penghijauan kota.
Gambar 6 Lokasi Rencana Proyek
Studi aspek lingkungan pembangunan RSD Kota Malangterbatas pada kajian dampak lingkungan kegiatan pembangunan RSDKota Malang terhadap kondisi lingkungan di sekitar lokasi terpilih denganmempertimbangkan kebijakan dan peraturan terkait. Untuk penyusunanupaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL-UPL) akandilakukan studi tersendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Lingkup studi dalam kajian aspek lingkungan dalam pembangunan RSD
Kota Malang meliputi : Kajian kegiatan pembangunan yang berdampak terhadap
lingkungan sekitar lokasi pembangunan.
Kajian pengelolaan dampak lingkungan kegiatan pembangunanStudi aspek lingkungan pembangunan RSD Kota Malang
mempunyai batas ekologi yang disesuaikan dengan batas proyek. Untuklebih jelasnya batas proyek dan batas ekologis dapat dilihat padagambar berikut ini.
1. Kajian dampak lingkunganPendekatan yang dilakukan untuk mengkaji dampak lingkungan
adalah dengan melakukan kunjungan kelapangan (site investigation),melakukan pengumpulan data rona awal lingkungan, selanjutnya
melakukan diskusi/wawancara terbatas dengan instansi terkait,pemrakarsa dan masyarakat untuk memperoleh isu-isu pokok (mainissues) dampak lingkungan. Selanjutnya dampak yang diprakirakanakan timbul dikategorikan atas Dampak Positif (+) dan Dampak Negatif (-). Sedangkan skala penting dampak dikategorikan atas : Skala Kecil (1),Sedang (2) dan Besar (3).
Berikut ini kajian dampak lingkungan rencana kegiatanpembangunan dan operasional Rumah Sakit Umum Kota Malang.
a. Tahap PrakonstruksiKegiatan-kegiatan yang mempunyai dampak terhadap
lingkungan dalam tahap ini adalah :1. Survey lapangan dan pengukuran2. Pembebasan dan penyiapan lahan
b. Tahap konstruksiKegiatan-kegiatan yang mempunyai dampak terhadap
lingkungan dalam tahap ini adalah :1. Pembuatan dan Pengoperasian Kantor Proyek & Base Camp
- Penurunan kualitas air permukaan
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
19/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
19
- Gangguan kuantitas air tanah- Gangguan kualitas air tanah- Terbukanya kesempatan usaha dan pendapatan- Mobilisasi tenaga kerja- Mobilisasi alat-alat berat dan material konstruksi
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara
Kemacetan lalu lintas- Pekerjaan tanah
Peningkatan kebisingan Penurunan kualitas udara Kesesuaian dengan RTRW Kota Malang Berkurangnya RTH sebagai daerah resapan air
hujan Pekerjaan pondasi
c. Tahap pasca konstruksiTahap pasca konstruksi berupa pengoperasian rumah sakit
umum Kota Malang yang direncakan bertipe D sehingga kegiatan
operasional yang akan berlangsung menyesuaikan dengan fasilitaspelayanan rumah sakit tipe D sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Kegiatan operasional rumah sakit yang berdampak terhadaplingkungan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan medis, keperawatan dan kebidanan, penunjang klinis- Peningkatan kesehatan masyarakat- Peningkatan kesempatan kerja dan usaha
- Peningkatan kemacetan lalu lintas2. Pengelolaan limbah
- Sampah- Limbah cair- Limbah klinis
Ringkasan perkiraan dampak lingkungan dari kegiatanpembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang dapat dilihat padatabel di bawah ini.
Tabel 10 Identifikasi Dampak
SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN YANGTERKENA DAMPAK
JENIS DAMPAK KATEGORIDAMPAK
SKALADAMPAK
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Survei dan Pengukuran Persepsi masyarakat Penerimaan positif masyarakat terhadap kegiatanpembangunan
Positif Besar
2.Pembebasan dan penyiapan lahan Persepsi masyarakat Penerimaan negatif masyarakat terhadap kegiatanpembebasan lahan
Negatif Sedang
TAHAP KONSTRUKSI
1. Pembuatan dan pengoperasian kantorproyek dan base camp
Kualitas air permukaan Penurunan kualitas air permukaan (kekeruhan, TSS, BOD,Total Coli)
Negatif Kecil
Kualitas air tanah Gangguan kuantitas air tanah Negatif Kecil
Kualitas air tanah Penurunan kualitas air tanah (Total Coli) Negatif Kecil
Kesempatan usaha Terbukanya kesempatan usaha penyediaan kebutuhansehari-hari, makanan dan minuman
Positif Besar
Perekonomian rumah tangga Peningkatan pendapatan Positif Besar2. Mobilisasi tenaga kerja Kesempatan kerja Terbukanya kesempatan kerja sebagai tenaga pelaksana(kuli dan tukang )
Positif Kecil
Persepsi masyarakat Kecemburuan sosial terhadap pekerja pendatang Negatif Kecil
3. Mobilisasi alat berat Kebisingan Peningkatan kebisingan Negatif Sedang
Kualitas udara Penurunan kualitas udara
Lalu lintas Peningkatan kemacetan Negatif Kecil
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
20/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
20
SUMBER DAMPAKKOMPONEN LINGKUNGAN YANG
TERKENA DAMPAKJENIS DAMPAK
KATEGORIDAMPAK
SKALADAMPAK
Kualitas jalan Penurunan kualitas jalan (ambles, berlubang) Negatif Kecil
4. Pengangkutan material Kebisingan Peningkatan kebisingan Negatif Sedang
Lalu lintas Peningkatan kemacetan Negatif KecilKualitas udara Peningkatan kadar debu Negatif Sedang
5. Pekerjaan tanah Kebisingan Peningkatan kebisingan Negatif Kecil
Kualitas udara Peningkatan kadar debu Negatif Sedang
Ruang, Lahan dan Tanah Kesesuaian dengan RTRW Kota Malang Positif BesarHidrologi Berkurangnya lahan RTH sebagai daerah resapan Negatif Sedang
Kuantitas air tanah Berkurangnya kuantitas air tanah Negatif Kecil6. Pekerjaan pondasi Kuantitas air permukaan Gangguan pengaliran air tanah Negatif Kecil
Fisiografi tanah Gangguan kestabilan tanah Negatif Sedang
TAHAP OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
1. Pelayanan medis, keperawatan dankebidanan, penunjang klinis
Kesehatan masyarakat Peningkatan kesehatan masyarakat Positif Besar
Lalu lintas Peningkatan kemacetan lalu lintas Negatif Besar
Kesempatan kerja dan usaha Terbukanya peluang usaha dan kerja di lingkungan rumahsakit maupun di sekitarnya
Positif Besar
Kebisingan Peningkatan kebisingan Negatif Besar
Kualitas udara Penurunan kualitas udara (debu, NOx, SOx, Timbal, logamberat, B3)
Negatif Sedang
Perekonomian rumah tangga Peningkatan pendapatan Positif Besar
2. Pengelolaan sampah Kualitas air tanah Penurunan kualitas air tanah dari lindi sampah (BOD, CODNitrat, Fosfat)
Negatif Kecil
Kepadatan dan penyebaran fauna Pertambahan populasi dan penyebaran tikus, lalat, nyamuk,kecoa
Negatif Besar
Kesehatan masyarakat Penyebaran penyakit Negatif Sedang
Kualitas tanah Penurunan kualitas tanah (logam berat dan B3) Negatif Kecil
3. Pengelolaan limbah cair Kualitas air permukaan Penurunan kualitas air permukaan (kekeruhan, TSS, BOD,COD, Fosfat, Nitrat, Fecal Coli)
Negatif Sedang
4. Pengelolaan limbah klinis Kualitas air tanah Penurunan kualitas air tanah (biota pathogen, B3 ) Negatif Kecil
Kualitas air permukaan Penurunan kualitas air permukaan (biota pathogen, B3 ) Negatif Kecil
Sumber: Hasil Analisis, 2011
3.5. KAJIAN EKONOMIPerkiraan biaya yang diperhitungkan dalam rencana
pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang tidak hanya dihitungdari biaya pembangunan (pra konstruksi, konstruksi, dan pasca
konstruksi), tetapi juga pembiayaan dalam pembelian alat-alat kesehatandan sumber daya manusia. Tentunya pembiayaan tersebut jugadisesuaikan dengan Anggaran Pembangunan untuk PembangunanRumah Sakit Daerah Kota Malang ini.
Untuk menganalisis pembiayaan dilakukan dengan metode yangpaling sederhana yaitu Cash Flow atau aliran uang, yang diproyeksikan
untuk lima tahun kedepan sampai tahun 2015, hal ini untuk mengetahuiwaktu terjadinya titik kembali dan internal rate of return (IRR). Adapunbiaya penyelenggaraan rumah sakit atau cash outflow terdiri atas : biaya
investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan, sementara untukcash inflow atau pendapatan operasional berasal dari unit produksiseperti rawat jalan (poli umum, gigi dan spesialis), rawat inap, rawatdarurat, tindakan pembedahan, laboratorium, radiologi, apotek, gizi danpenunjang yang lain seperti ambulan, dan pelayanan administrasi yanglain.
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
21/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
21
Tabel 11 ProyeksiPembiayaan Tahun 2011 2015
No Jenis Arus Uang PVATahun (rupiah)
2011 2012 2013 2014 2015
Cash Outlow:
1 Investasi:
Tanah 1% 2.029.500.000 5.404.005.000 3.726.900.000 3.726.900.000 3.726.900.000
Gedung 1% 10.000.000.000 13.150.851.450 11.435.523.000 11.435.523.000 11.435.523.000Alat medik 1% 1.290.312.870 3.435.751.269 2.369.483.634 2.369.483.634 2.369.483.634
Alat non medik 1% 8.250.000 21.967.500 15.150.000 15.150.000 15.150.000
IPAL, Incen, Genset 1% 71.500.000 190.385.000 131.300.000 131.300.000 131.300.000
Kendaraan 1% 33.000.000 87.870.000 60.600.000 60.600.000 60.600.000
Sub total 1 13.432.562.870 22.290.830.219 17.738.956.634 17.738.956.634 17.738.956.634
2 Operasional:
Jasa 2% 4.943.850.113 5.040.788.350 5.137.726.588 5.234.664.825 5.331.603.063
Bahan 2% 3.488.389.718 3.556.789.517 3.625.189.315 3.693.589.114 3.761.988.912Sub total 2 8.432.239.831 8.597.577.867 8.762.915.903 8.928.253.939 9.093.591.975
3 Pemeliharaan:
Gedung 2% 1.132.230.000 1.154.874.600 1.177.519.200 1.200.163.800 1.222.808.400
Alat medik 1% 117.301.170 118.474.182 119.647.193 120.820.205 121.993.217
Alat non medik 10% 7.500.000 8.250.000 9.000.000 9.750.000 10.500.000IPAL, Incen, Genset 2% 6.000.000 6.120.000 6.240.000 6.360.000 6.480.000
Kendaraan 2% 13.000.000 13.260.000 13.520.000 13.780.000 14.040.000
Sub total 3 1.263.031.170 1.287.718.782 1.312.406.393 1.337.094.005 1.361.781.617
Sub Total A (1+2+3) 23.127.833.871 32.176.126.868 27.814.278.930 28.004.304.578 28.194.330.225
Cash inflow:
4 Operasional:
Pembedahan 10% 10.793.687.500 11.873.056.250 12.952.425.000 14.031.793.750 15.111.162.500
Non Pembedahan 10% 822.375.000 904.612.500 986.850.000 1.069.087.500 1.151.325.000
Pelayanan medik 10% 1.300.175.000 1.430.192.500 1.560.210.000 1.690.227.500 1.820.245.000
Penunj. Medik 10% 524.634.375 577.097.813 629.561.250 682.024.688 734.488.125
Apotek(netto) 10% 422.249.063 464.473.969 506.698.876 548.923.782 591.148.688Sub total 4 13.863.120.938 15.249.433.032 16.635.745.126 18.022.057.219 19.408.369.313
5 sewa kendaraan 10% 12.000.000 13.200.000 14.400.000 15.600.000 16.800.000sub total 5 12.000.000 13.200.000 14.400.000 15.600.000 16.800.000
sub total B(4+5) 13.875.120.938 15.262.633.032 16.650.145.126 18.037.657.219 19.425.169.313
Total B-A -9.252.712.933 -16.913.493.836 -11.164.133.805 -9.966.647.358 -8.769.160.912
Sumber: Hasil Perhitungan, 2011
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
22/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
22
3.6. KAJIAN LEGALITAS, MANAJEMEN, DAN SDMA. Legalitas
Kajian legalitas mengenai rumah sakit mencakup perijinanrumah sakit. Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin yangterdiri dari izin mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikanuntuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu)
tahun. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dandapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. Izin RumahSakit kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kota setelah mendapatrekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan padaPemerintah Daerah Kota. Sesuai dengan Peraturan Menteri KesehatanNomor 147 Tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit, maka perijinandalam mendirikan rumah sakit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Studi Kelayakan;b. Master Plan;c. Status Kepemilikan;d. Rekomendasi Izin Mendirikan;e. Izin undang-undang gangguan (HO);f. Persyaratan pengolahan limbah;
g. Luas tanah dan sertifikatnya;h. Penamaan;i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);j. Izin Penggunaan Bangunan (IPB); dank. Surat Izin Tempat Usaha (SITU).Adapun persyaratan izin operasional rumah sakit adalah sebagai
berikut:a. Memiliki izin mendirikanb. Sarana prasaranac. Peralatand. Sumber daya manusiae. Administrasi manajemenRumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Daerah harus
berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan denganpengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. ManajemenRumah sakit adalah organisasi yang kompleks dengan sumber
daya yang terlibat dengan kandungan padat modal, padat dengan multiprofesi, teknologi yang semakin canggih dan pelayanan yang komplekssehingga memungkinkan terjadinya permasalahan yang banyak terjadidalam operasionalisasinya baik dari pasien dan pengunjung maupun dariinternal rumah sakit itu sendiri. Sehingga dalam pengelolaan rumah sakit
perlu menggunakan pendekatan yang tidak linier tapi menerapkanmanajemen yang partisipatif dengan tetap berorientasi pada objektifyang telah ditetapkan.
Lingkup manajemen yang lain yang ada di rumah sakit adalah :a. Manajemen pelayanan dan penjagaan mutu;b. Manajemen SDM;c. Manajemen pemeliharaan sarana dan lingkungan rumah
sakit;d. Manajemen sosial marketing dan kepuasan pelanggan;e. Manajemen keuangan.
1. Pengembangan manajemenPengembangan manajemen pelayanan dan mutu
Pengembangan manajemen pelayanan dan mutu rumah sakit diarahkan
kepada pemenuhan kepuasan stake holder rumah sakit dalam hal iniadalah Pasien; Masyarakat; Pemerintaah dan anggota dewan; dan Paraprofessional.
Untuk mendapatkan evaluasi atas pelayanan yang telahdiberikan oleh rumah sakit perlu dilakukan survai dan audit secaraberkesinambungan sebagai berikut:
Survai kepuasan pasien; Survai kepuasan karyawan.Sedangkan audit pelayanan dilakukan selain berdasarkan
indikator klinik juga indikator proses berupa audit medik, audit farmasi,audit rekam medik dan audit k linis. Penjagaan Mutu Sehubungan denganrencana pendidirian rumah sakit baru, maka institusi yang berkaitanlangsung dengan mutu pelayanan medis secara fungsional adalahKomite Medis.
Untuk memperjelas akuntabilitas masing-masing antara rumahsakit sebagai lembaga dan para professional dokter sebagai pemberipelayanan langsung, maka perlu dilaksanakan registrasi dan legitimasidari setiap dokter untuk memenuhi azas Hospital by law.
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
23/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
23
2. Manajemen pelayanan customerPengembangan manajemen sosial marketing dilakukan proses
perencanaan dengan memperhatikan kebutuhan dan tuntutan darimasyarakat khususnya di area cakupan rumah sakit dan dilakukanlangkah operasional dengan secara terprogram dan terorganisir dalamstruktur organisasi rumah sakit.
Survei untuk pemantauan kepuasan komplain berkelanjutan,
identifikasi karakteristik, persepsi dan preferensi masyarakat terusdilakukan secara berkesinambungan baik kepada pengunjung maupunkepada per group di tengah masyarakat melalui berbagai saluran dimasyarakat baik formal maupun informal.3. Manajemen pemasaran
Pemasaran atau marketing merupakan segala bentuk kegiatanusaha yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperlancararus pertukaran barang atau jasa ke tangan konsumen, baik sebelumterjadi pertukaran maupun sesudahnya dengan harapan dapatmemberikan kepuasan terhadap konsumen, dan pada gilirannyakeuntungan dapat dicapai.
Dewasa ini rumah sakit sebagai jasa kesehatan berfokus padakonsumen. Hal ini didorong oleh semakin cerdasnya konsumen jasa
kesehatan sehingga tingkat harapannya juga meningkat, porsi belanjayang dikeluarkan konsumen untuk jasa kesehatan semakin besar(Godman & Stano, 1993, dalam Sudirman, 2001) dan peraturanpemerintah yang lunak, dikombinasikan dengan oversupplymeningkatkan intensitas persaingan (Stelber, 1987, Nelson & Goldstein,1989, dalam Sudirman, 2001). Kemampuan rumah sakit untuk bertahanpada pasar yang sangat kompentitif membutuhkan pemahamanterhadap kebutuhan pasar dan pemanfaatan informasi tersebut untukmenyajikan nilai bagi pasien. Oleh karena itu, manajer harus mampumemanfaatkan sumber dayanya secara efektif untuk memaksimasi nilaidari jasa yang ditawarkan pada pasien atau konsumen sasaran.C. Organisasi
Status kelembagaan Rumah Sakit adalah Badan LayananUmum (BLU). Jika disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada Pasal 15 ayat 5,disebutkan bahwa lembaga teknis daerah yang berbentuk rumah sakitdipimpin oleh direktur. Direktur yang dimaksud berkedudukan di bawahdan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah.
Rumah sakit umum kelas D terdiri dari satu subbagian tata usaha dandua seksi (Pasal 31 ayat 5). Untuk kepala bagian dan kepala bidangpada rumah sakit umum daerah, direktur rumah sakit umum daerahkelas D merupakan jabatan struktural eselon IIIb.
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
24/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
24
Sumber : Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 983/MENKES/SK/XI/1992Gambar 7 Organisasi Rumah Sakit Daerah Tipe D
DIREKTUR
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
BIDANG PENGEMBANGAN DAN
INFORMASI
SUB BIDANG PENELITIAN DAN
REKAM MEDIK
SUB BIDANG PENYULUHAN DAN
PEMASARAN
BIDANG SARANA DAN
PRASARANA
SUB BIDANG SARANA DAN
PRASARANAMEDIK
SUB BIDANG SARANA DAN
PRASARANA NONMEDIK
BIDANG PELAYANAN
SUB BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN
KEPERAWATAN
SUB BIDANG PELAYANAN
PENUNJANG MEDIK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL TERTENTU
Sekretaris Daerah
Garis Koordinatif
Garis Instruktif
Keterangan:
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
25/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
25
D. Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAnalisa terhadap prediksi pelayanan kesehatan di masa yang
akan datang menuntut peningkatan kualitas SDM dan peningkatandibidang manajemen organisasi dengan sasaran-sasaran sesuai dengantujuan Medical Excellence yaitu :
Tercapainya kualifikasi ketenagaan yang sesuai denganbidang tugasnya;
Tercapainya jumlah tenaga sesuai standar kebutuhan; Terlaksananya hak dan kewajiban karyawan; Terciptanya Personal Values dari seluruh karyawan untuk
mewujudkan Customer Values berupa integritas, kesediaanuntuk melayani dan kerendahan hati;
Tercapainya evaluasi kerja karyawan dalam kaitannyadengan sistem reward and punishment.
1. Perkiraan Jumlah Tenaga Rumah SakitMenurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 262 Tahun 1979, maka jenis ketenagaan rumah sakit dapatdikelompokan dalam 4 kategori ketenagaan yang juga disesuaikandengan kebutuhan pelayanan rumah sakit Tipe D. Pedoman yangdigunakan adalah standarisasi ketenagaan yang ditetapkan dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010, yaitu jumlahtenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.Adapun rincian ketenagakerjaan pada Rumah sakit kelas D adalahsebagai berikut :
1) Tenaga medis (jumlah: 6 orang)a. Pelayanan medik dasar minimal harus ada empat
dokter umum dan satu orang dokter gigi sebagaitenaga tetap
b. Pelayanan medik spesialis dasar harus ada masing-masing minimal satu orang dokter spesialis dari duajenis pelayanan spesialis dasar dengan satu orangdokter spesialis sebagai tenaga tetap.
2) Tenaga paramedis perawatan, dengan rasio tempat tidur :tenaga keperawatan adalah 3 : 2, dengan kualifikasi tenagakeperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jikastandar minimal tempat tidur pada Rumah Sakit DaerahTipe D adalah sebanyak 50 unit, maka jumlah perawat yangdibutuhkan adanlah sebanyak 33 orang minimal.
3) Tenaga paramedis non perawatan, disesuaikan dengankebutuhan rumah sakit.
4) Tenaga non medis, disesuaikan dengan kebutuhan rumahsakit.
Jika Rumah Sakit menerapkan sistem 24 jam layanan dan jugamenerapkan sistem shift pergantian sebanyak tiga kali, maka jumlahtenaga minimum adalah 73 x 3, yaitu sebanyak 219 orang. Jumlah
tenaga kerja tersebut diasumsikan dengan setiap kebutuhan ruangmembutuhkan masing-masing satu orang, sehingga jika pelayanandibuka selama 24 jam, maka tiap klasifikasi ruangan membutuhkan 3orang tenaga kerja, termasuk tenaga medis, tenaga medis perawatan,tenaga paramedis non perawatan, dan tenaga non medis.
Sebagai estimasi ketenagaan di RSD Kota Malang, maka untukcakupan kebutuhan tenaga kerja secara moderat dapat dibulatkanjumlahnya, agar dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja di RSDbaru nantinya tidak terjadi kekurangan. Hal ini dikarenakan, perhitungandi atas hanya sebatas perhitungan kebutuhan untuk tenaga medis, nonmedis, dan tenaga penunjang rumah sakit. Sedangkan tenaga kerja dibisang rumah tangga, sementara ini masih belum diperhitungkan. Olehkarena itu, maka pembulatan yang dipakai atas estimasi jumlah tenaga
kerja di atas adalah sebanyak 250 orang.
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
26/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
26
Rencana pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang inidisesuaikan dengan kebutuhan pelayanan atas sarana kesehatan yangberdasarkan hasil kajian sebelumnya menunjukkan bahwa kebutuhanmasyarakat pada pelayanan sarana kesehatan terutama rumah sakitmasih belum memenuhi. Adapun tipe Rumah Sakit yang akan dibangunadalah Rumah Sakit Tipe D yang nantinya masih dapat dimungkingkanmengalami peningkatan kelas berdasarkan kebutuhan masyarakat.
4.1. AZAS DAN MANFAATBeberapa penilaian kelayakan secara yang umum dapat
dijelaskan menurut manfaat dari rencana pembangunan Rumah SakitDaerah (RSD) Kota Malang adalah sebagai berikut:A. Secara Sosial, pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang
layak untuk dilaksanakan dikarenakan:
Ketersediaan RSD Kota Malang sebagai fasilitaskesehatan yang memenuhi syarat dalam pelayanan umumdan pelayanan spesialis, diharapkan dapat memacupeningkatan kondisi atau kualitas kesehatan masyarakatyang ada di Kota Malang dan sekitarnya.
Ketersediaan RSD Kota Malang menjadi kebanggaanmasyarakat Kota Malang karena menunjukan kualitaspembangunan yang ada di Kota Malang, dimana RSD inidapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dalam rangkapenyembuhan atau pengobatan.
B. Secara Ekologis/ Lingkungan, pembangunan Rumah SakitDaerah Kota Malang ini nantinya dapat menciptakan:
Terciptanya keseimbangan dan keserasian lingkungandengan keberadaan kawasan rumah sakit.
C. Secara Ekonomis, pembangunan Rumah Sakit Daerah KotaMalang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi secaramakro baik untuk lingkup lokal (Kota Malang) maupun lingkup
regional (Propinsi Jawa Timur), yang berupa: Rencana pembangunan RSD Kota Malang ini diperkirakan
dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesempatankerja yang baru bagi masyarakat, baik pada tahapkonstruksi maupun tahap operasionalisasi. Pada tahapkonstruksi diperkirakan akan membutuhkan banyak pekerjabangunan, sementara pada tahap operasionalisasidiperlukan banyak pekerja sebagai pegawai administrasiatau non medis serta pegawai medis.
Secara tidak langsung, keberadaan RSD Kota Malangakan mempengaruhi peningkatan nilai dan hargaaset/properti milik warga yang berada di sekitar lokasirumah sakit. Hal tersebut dipengaruhi oleh prosespembebasan lahan untuk pembangunan rumah sakit ini,dimana lahan yang sebelumnya berupa lahan dengan gunalahan sawah da perkebunan mulai dibeli dengan hargayang tinggi. Oleh karena itu, diperkirakan masyarakat yangberada di sekitar lokasi rumah sakit juga akan mulaimematok harga untuk lahan yang mereka miliki.
Keberadaan RSD Kota Malang ini diperkirakan akanmemicu perkembangan aktivitas ekonomi baru padawilayah sekitarnya. Aktivitas ekonomi tersebut ada yangterkait dengan aktivitas rumah sakit namun ada yang samasekali tidak terkait dengan aktivitas rumah sakit, dimanaaktivitas ekonomi tersebut meliputi berdirinya warung atau
toko yang menjual barang atau bahan yang diperlukanpegawai, pasien maupun pengunjung rumah sakit,kemudian muncul toko obat ataupun kios farmasi dan lainsebagainya.
Bagian 4
PENILAIAN
KELAYAKAN
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
27/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
27
4.2. PARAMETER DAN KRITERIAPembangunan Rumah Sakit Daerah (RSD) Kota Malang paling
tidak harus memperhatikan parameter dan kriteria sebagai berikut:a. Kriteria Tapak Rumah Sakit, meliputi:
Lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan tersediacukup luas;
Lokasi tapak mudah diakses atau dijangkau dari segala
penjuru wilayah; Terdapat angkutan umum yang melayani rute menuju
lokasi rumah sakit;
Pada lokasi tapak diperlukan utilitas atau jaringanprasarana wilayah;
Kondisi fisik tanah harus memiliki kemampuan dankesesuain untuk pembangunan rumah sakit.
b. Kriteria Teknis Rumah Sakit, meliputi :
Kesesuaian rencana pembangunan rumah sakit dengankebijakan penataan ruang dan kebijakan pembangunanwilayah;
Kesesuaian lay out rumah sakit dan kondisi
kawasan/tapak; Desain dan teknologi pembangunan rumah sakit yang tepat
dan sesuai dengan kondisi lokal (arsitektur,struktur, MEP);
Fasilitas dan utilitas yang direncakan untuk disediakanpada kawasan rumah sakit, baik fasilitas kesehatan utamamaupun fasilitas penunjang;
Batasan anggaran/dana yang disediakan pemerintah untukpembangunan rumah sakit.
c. Kriteria Ekonomi/Finansial, meliputi :
Pertumbuhan sektor ekonomi, terutama pada sektor yangterkait dengan pelayanan publik;
Pemerataan pelayanan kesehatan pada berbagai wilayahterutama di Kota Malang, dimana pelayanan kesehatan ini
berpotensi menjadi pos pendapatan asli daerah (PAD)yang baru;
Penyediaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat diKota Malang, baik dalam tahap konstruksi maupun tahapoperasionalisasi rumah sakit.
d. Kriteria Lingkungan, meliputi :
Kegiatan pembangunan atau operasionalisasi rumah sakitdiharuskan tidak merusak atau mengganggu kondisilingkungan sekitar;
Terdapat usaha pengelolaan lingkungan dalam kegiatankonstruksi maupun operasionalisasi rumah sakit, salah
satunya dalam bentuk penyusunan AMDAL; Menyediakan fasilitas atau utilitas untuk pengelolaan
limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumah sakit yang padaakhirnya ditujukan untuk meningkatkan nilai ekologiskawasan rumah sakit.
e. Kriteria SosialBudaya, meliputi :
Rencana pembangunan Rumah Sakit Daerah (RSD) diKota Malang salah satunya ditujukan untuk meningkatkankualitas atau derajat kesehatan masyarakat;
Dengan meningkatnya kualitas atau derajat kesehatanmasyarakat maka diharapkan produktivitas atau kinerja masyarakatsehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4.3. PENILAIAN KELAYAKANUntuk menentukan alternatif lokasi yang sesuai untuk kegiatan
pembangunan rumah sakit maka perlu dilakukan penilaian lokasitersebut berdasar pada kondisi, keuntungan dan kerugian alternatiflokasi. Adapun parameter penilaian lokasi tersebut ditinjau berdasarpada aspek kondisi umum lokasi, aspek aksesibilitas, aspek fisik lahan,aspek utilitas serta aspek pembiayaan proyek.
Berdasar pada aspek dan kriteria penilaian yang diuraikansebelumnya, maka dapat dilakukan analisis penilaian kelayakanterhadap kegiatan pembangunan rumah sakit daerah di Kota Malang.Adapun ketentuan hasil penilaian kelayakan adalah sebagai berikut:
Tidak layak : 2234Layak bersyarat : 3547Layak : 4860Sangat layak : > 60
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
28/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
28
Tabel 12 Penilaian Kelayakan RSD Kota Malang
NO ASPEK/KRITERIA Nilai untuk RSD Kota Malang
ASPEK KONDISI TAPAK (SITE)
1 Luas Lahan Tapak 3
2 Kondisi Tapak 2
3 Lokasi Tapak 2
4 Status Kepemilikan Tapak 35 Kesesuaian dengan Kebijakan Wilayah 2
ASPEK AKSESBILITAS
1 Ketersediaan Jaringan Jalan 3
2 Ketersediaan Sarana Angkutan 2
ASPEK FISIK LAHAN
1 Kemiringan/Kelerengan Lahan 3
2 Potensi Kegempaan 3
3 Ketersediaan Air 3
4 Ketahanan Erosi 4
5 Kestabilan Lereng 4
6 Kemudahan Penggalian 4
7 Kemampuan Drainase 4
ASPEK UTILITAS
1 Jaringan Air Bersih 3
2 Jaringan Telekomunikasi 3
3 Jaringan Drainase 3
4 Sistem Sanitasi 3
5 Sistem Persampahan 3
ASPEK EKONOMI
1 BCR (Benefit Cost Ratio) 1
2 NPV (Net Present Value) 1
3 Pay Back Period 3
TOTAL 62
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Berdasar pada hasil perhitungan/penilaian terhadap keduaalternatif lokasi, maka diketahui bahwa rencana pembangunan RSD KotaMalang dikatakan sangat layak. Tetapi perlu diketahui bahwa bukanberarti alternatif dengan nilai sangat layak tersebut tidak memilikikekurangan karena rencana pembangunan RSD juga memilikikekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu perlu diperhatikan dalampengambilan keputusan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria
dan aspek yang digunakan dalam analisis di atas.Pada alternatif lokasi rencana pembangunan RSD tersebut,
meskipun tidak memiliki memiliki potensi terhadap kerawanan terjadinyabencana, tetapi harus dilakukan antisipasi terhadap kerawananterjadinya bencana. Adapun yang dimaksud adalah diidentifikasimengalami bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor. Dalamantisipasi bencana tersebut dapat diperhatikan dalam perencanaanteknis bangunan tahan gempa dengan memperhatikan tingkat minimalkelas gempa yang diperhitungkan. Selain itu peil banjir perlu jugadiperhatikan dalam penentuan lantai dasar bangunan dan basementyang diperlukan kelak dalam desain teknis pembangunan RSD KotaMalang. Untuk aspek sanitasi tampaknya perlu lebih diperhatikan karenawilayah yang terpilih merupakan wilayah yang dekat dengan kawasan
permukiman penduduk.
4.4. REKOMENDASI RENCANAPembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang bersifat
komprehensif yang akan melibatkan berbagai sektor kehidupan sertamembutuhkan sumber daya modal yang besar. Di pihak lain,keterbatasan modal pembangunan (baik dalam pengertian dana, sumberdaya manusia, maupun bahan baku pembangunan) merupakan masalahumum yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pembangunan. Adanyaketerbatasan tersebut menyebabkan pembangunan RSD Kota Malangtidak dapat dilangsungkan sekaligus, tetapi dilakukan secara bertahap.
Program-program pembangunan per tahapan secara lebih rincidapat dilihat pada tabel 10.3 Rencana Tindak Pembangunan RSD Kota
Malang. Rencana tindak tersebut berbentuk matrik perencanaanprogram atau proyek yang merupakan suatu alat untuk mengembangkanrancangan proyek yang memberikan suatu ringkasan mengenairancangan dan tahapan perencanaan proyek tersebut dalam bentuksebuah matriks.
-
7/24/2019 EKSUM RS Daerah Kota Malang
29/29
Bahan Diskusi: Executive Summary)
Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota Malang Tahun 2011
29
Program-program pembangunan tersebut secara umum terbagiatas program pembangunan yang dilakukan untuk jangka waktu tertentumaupun yang dilakukan secara berkala. Ditinjau dari kemungkinanrealisasinya, maka diperkirakan tidak seluruh komponen yangdirencanakan akan dapat terealisasi dalam kurun waktu umum
berlakunya rencana. Untuk itu, penentuan jangka waktu pelaksananpembangunan tersebut ditetapkan dalam suatu kurun waktu tertentuyang relatif lebih panjang, disesuaikan dengan kurun waktu programpembangunan jangka pendek (lima tahun).
Tabel 13 Rencana Tindak Pembangunan RSD Kota Malang
INDIKATOR OBYEKTIF
Uraian Penanggung JawabTahun
2011 2012 2013 2014 2015
Biaya investasi Bappeda Kota Malang 3.432.562.870 9.139.978.769 6.303.433.634 6.303.433.634 6.303.433.634
Biaya operasional Bappeda Kota Malang 8.432.239.831 8.597.577.867 8.762.915.903 8.928.253.939 9.093.591.975
Penyusunan Feasibility Study Dinas Kesehatan dan Bappeda Kota Malang 150.000.000
Pembangunan konstruksi (sebagian) Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum 10.000.000.000
Penetapan Kelembagaan (Praturan Daerah
Struktur Organisasi RS dan Peraturan Daerah
Retribusi Tarif RS)
Dinas Kesehatan, Bagian Hukum, Bagian
Organisasi 150.000.000 150.000.000
Penyusunan UKL/ UPL Dinas Kesehatan dan BLH 100.000.000
Penyusunan Master Plan Dinas Kesehatan dan Bappeda Kota Malang 100.000.000
Recruitment SDM Dinas Kesehatan dan BKD - - - -
Pembebasan Lahan Tambahan Dinas Kesehatan, Bappeda Kota Malang, danDinas Perumahan 6.375.000.000
Pembangunan Fisik Lanjutan Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum 13.150.851.450 11.435.523.000 11.435.523.000 11.435.523.000
Pemindahan Kantor Kelurahan yang ada di lokasi
eksisting (1000 m2)
Dinas Kesehatan, Dinas Perumahan, Bagian
Pemerintahan500.000.000
Penyusunan ANDAL/ LALIN Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan 150.000.000
Biaya pemeliharaan Dinas Kesehatan 1.263.031.170 1.287.718.782 1.312.406.393 1.337.094.005 1.361.781.617
Total biaya yang dikeluarkan per tahun 23.277.833.871 39.051.126.868 28.464.278.930 28.004.304.578 28.194.330.226
Sumber: Hasil Rencana, 2011