EFEK PEMBERIAN ASAM ASETILSALISILAT (ASPIRIN) DOSIS 80 MG TERHADAP
HIPERAGREGASI TROMBOSIT PADA PASIEN STROKE ISKEMIK KASUS BARU
TESIS
OLEH
TRIO ADORATEE L. PUTRA
NIM: 077101001
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
Universitas Sumatera Utara
EFEK PEMBERIAN ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN) DOSIS 80 MG TERHADAP
HIPERAGREGASI TROMBOSIT PADA PASIEN STROKE ISKEMIK KASUS BARU
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Spesialis Penyakit Dalam dalam Program Studi Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Oleh
TRIO ADORATEE L. PUTRA NOMOR INDUK : 077101001
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : EFEK PEMBERIAN ASAM ASETIL
SALISILAT (ASPIRIN) DOSIS 80 MG
TERHADAP HIPERAGREGASI TROMBOSIT
PADA PASIEN STROKE ISKEMIK KASUS
BARU
Nama Mahasiswa : Trio Adoratee L. Putra
Nomor Pokok : 077101001
Program Studi : Ilmu Penyakit Dalam
Menyetujui
Pembimbing Tesis I Pembimbing Tesis II
( dr. Dairion Gatot, Sp.PD-KHOM ) ( dr.Yuneldi Anwar, Sp.S)
Disyahkan Oleh: Ketua Program Studi Kepala Departemen (dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH) (dr. Salli Rosefi Nasution, SpPD-KGH)
Tanggal Lulus : 25 Januari 2012
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah penulis
nyatakan dengan benar
Nama : Trio Adoratee L. Putra
Nomor Induk : 07710100120111
Tanda Tangan :
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Trio Adoratee L. Putra
Nomor Induk : 07710100120111
Program Studi : Ilmu Penyakit Dalam
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul :
EFEK PEMBERIAN ASAM ASETIL SALISILAT
(ASPIRIN) DOSIS 80 MG TERHADAP
HIPERAGREGASI TROMBOSIT PADA
PASIEN STROKE ISKEMIK KASUS BARU Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan
mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : 27Januari 2012
Yang menyatakan
( Trio Adoratee L. Putra )
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
“Efek Pemberian Asam Asetil Salisilat (Aspirin) Dosis 80 mg terhadap Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke Iskemik Kasus Baru”
Trio Adoratee L. Putra*, Dairion Gatot*, Yuneldi Anwar**,
*Divisi Hematologi Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam **Departemen Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP.H.Adam Malik Medan
Latar Belakang Agregasi trombosit adalah penting dalam patogenesis dari stroke iskemik akut. Trombosit yang berasal dari pasien-pasien stroke mengalami hiperagregasi sebagai respon terhadap agonist pada fase akut. Asam asetil salisilat (aspirin) telah digunakan secara luas untuk menghambat agregasi trombosit, prevensi sekunder stroke iskemik dan kejadian vaskuler lainnya. Meskipun aspirin dosis rendah dianggap aman dan efektif, obat tersebut memiliki manfaat yang terbatas karena hanya menurunkan 25-30% kejadian stroke iskemik. Tes fungsi trombosit adalah efektif untuk mengukur efek aspirin. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas aspirin dosis rendah sebagai obat anti agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru Bahan dan Cara : Penelitian eksperimental dari 13 pasien stroke iskemik kasus baru dan menggunakan aspirin 80 mg/hari selama kira-kira 4 minggu. Agregasi trombosit dievaluasi sebelum dan sesudah minum aspirin menggunakan Chronolog Helena AggRam dengan ADP 1,5 dan 10 secara berturut-turut. Hasil : Dari total 23 subjek penelitian dengan stroke iskemik akut dan hiperagregasi trombosit. Hanya 13 subjek (9 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) yang menyelesaikan tes agregasi trombosit setelah meminum aspirin dengan dosis 80 mg selama kira-kira 4 minggu. Sepuluh orang subjek dikeluarkan dari penelitian karena meninggal (4 orang) dan hilang dari follow up (6 orang). Tiga dari tiga belas pasien tampak mengalami penurunan respon dengan terapi aspirin, sisanya 10 pasien tak tampak penurunan respon agregasi trombosit. Setelah terapi aspirin dosis rendah, respon agregasi trombosit tidak mengalami penurunan dengan agonis ADP 1.0 dan ADP 10.0, tetapi hampir mendekati bermakna dengan ADP 5.0 (p = 0,057). Kesimpulan : Asam asetil salisilat 80 mg sehari adalah tidak efektif dalam menurunkan agregasi trombosit pada pasien stroke kasus baru, dan dibutuhkan evaluasi lebih lanjut dengan dosis yang lebih dari 80 mg. Kata Kunci : asam asetil salisilat, agregasi trombosit, stroke iskemik kasus baru
Universitas Sumatera Utara
Abstract
The Effect of 80 mg Acetyl Salicylic Acid (Aspirin) to Platelet Hyperaggregation in Recent Ischemic Stroke Patients
Trio Adoratee L. Putra*, Dairion Gatot*, Yuneldi Anwar**
*Division of Hematology Oncology Medic,Department of Internal Medicine ** Department of Neurology
Faculty of Medicine University of Sumatera Utara H. Adam Malik General Hospital Medan
Background Platelet aggregation is critical in the pathogenesis of acute ischemic stroke. Platelets derived from stroke patients were more hyperaggregable in response to agonist in the acute phase. Acetyl salicylic acid (aspirin) is most widely used to inhibit platelet aggregation in secondary prevention of ischemic stroke and other vascular event. Although low dose aspirin is considered safe and effective, it has limited efficacy with 25-30% a risk reduction for ischemic stroke. Platelet function test are effective in measuring aspirin effect. Objective : The purpose of this study was to assess the effectiveness of low dose aspirin as antiplatelet agent in recent ischemic stroke. Materials and Methods : An experimental study of 13 patients with recent ischemic stroke taking aspirin 80 mg/day for 4 weeks. Platelet aggregation level was evaluated before and after 4 weeks of aspirin consumption using Chronolog Helena Aggram with ADP 1.0, 5.0, 10.0 respectively. Result : Total of 23 patients had acute ischemic stroke and hyperaggregation response to three ADP, only 13 patients completed the study (9 men and 4 women) from February-December 2011 in Stroke Unit Department of Neurology. Only ten patients were excluded from this study (4 patients passed away and 6 patients loss of follow up). Only 3 patients had reduced response with aspirin therapy and 10 patients unresponsed. After approximately 4 weeks of low dose aspirin therapy, platelet aggregation responses were not reduced with agonist ADP 1.0 and ADP 10.0, but near significant with ADP 5.0 (p = 0,057). Conclusion : Acetyl salicylic acid (aspirin) 80 mg daily was effective in reducing platelet aggregation in recent ischemic stroke and future research is needed to determine the effectiveness aspirin with dose over 80 mg/day. Key Word : acetyl salicylic acid, platelet aggregation, recent ischemic stroke
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tesis ini dengan judul: “Efek Pemberian Asam Asetil Salisilat
(Aspirin) Dosis 80 mg terhadap Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke
Iskemik Kasus Baru “ yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan dokter ahli di bidang ilmu penyakit dalam pada fakultas kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya karya tulis ini, maka penulis ingin menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Salli Roseffi Nasution, SpPD-KGH, selaku Kepala Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK USU / RSUP H ADAM MALIK MEDAN yang
telah memberikan kemudahan dan dorongan buat penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.
2. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-
KGH dan Sekretaris Program Ilmu Penyakit Dalam Dr Zainal Safri,
SpPD-SpJP yang dengan sungguh-sungguh telah membantu dan
membentuk penulis menjadi ahli penyakit dalam yang berkualitas, handal
dan berbudi luhur serta siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa.
3. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr. Dairion Gatot, SpPD-KHOM dan Dr.
Yuneldi Anwar, Sp.S(K) sebagai pembimbing tesis, yang telah
memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis selama
melaksanakan penelitian, juga telah banyak meluangkan waktu dan
dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya karya tulis ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia kepada
beliau beserta keluarga.
4. Seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU / RSUD Dr
Pirngadi / RSUP H Adam Malik medan : Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis,
SpPD-KGH., Prof. Dr. Bachtiar Fanani Lubis, SpPD-KHOM., Prof. Dr.
Habibah Hanum, SpPD-KPsi., Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD-KKV.,
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI-SpMK., Prof. Dr. OK Moehad
Sjah, SpPD-KR., Prof. Dr. Lukman H. Zain, SpPD-KGEH., Prof. Dr. M.
Yusuf Nasution, SpPD-KGH., Prof. Dr. Azmi S Kar, SpPD-KHOM.,
Prof. Dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH., Prof. Dr. Haris Hasan, SpPD-
SpJP(K)., Dr. Nur Aisyah, SpPD-KEMD., Dr. A Adin St Bagindo,
SpPD-KKV., Dr. Lutfi Latief, SpPD-KKV., Dr. Syafii Piliang, SpPD-
KEMD (Alm)., Dr. T. Bachtiar Panjaitan, SpPD., Dr. Rustam Effendi
YS, SpPD-KGEH., Dr. Abiran Nababan, SpPD-KGEH., Dr. Betthin
Marpaung, SpPD-KGEH., Dr. Sri M Sutadi, SpPD-KGEH., Dr. Mabel
Sihombing, SpPD-KGEH., Dr. Salli R. Nasution, SpPD-KGH., DR. Dr.
Juwita Sembiring, SpPD-KGEH., Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP., Dr.
Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH., Dr. Dharma Lindarto, SpPD-
KEMD., DR. Dr Umar Zein, SpPD-KPTI-DTM&H-MHA., Dr. Yosia
Ginting, SpPD-KPTI., Dr. Refli Hasan, SpPD-SpJP., Dr. EN. Keliat,
SpPD-KP., DR. Dr. Blondina Marpaung, SpPD-KR., Dr. Leonardo
Dairy, SpPD-KGEH., Dr. Pirma Siburian, SpPD-KGer., Dr. Mardianto,
SpPD-KEMD., Dr. Santi Safril, SpPD-KEMD., Dr Zuhrial, SpPD., yang
merupakan guru-guru saya yang telah banyak memberikan arahan dan
petunjuk kepada saya selama mengikuti pendidikan.
5. Dr. Armon Rahimi, SpPD-KPTI., Dr. R Tunggul Ch Sukendar, SpPD-
KGH (Alm)., Dr. Daud Ginting, SpPD., Dr. Tambar Kembaren, SpPD.,
Dr. Saut Marpaung, SpPD., Dr. Dasril Effendi, SpPD-KGEH., Dr.
Ilhamd, SpPD., Dr. Calvin Damanik, SpPD., Dr. Rahmat Isnanta, SpPD.,
Dr. Jerahim Tarigan, SpPD., Dr. Endang, SpPD., Dr. T. Abraham,
SpPD., Dr. Soegiarto Gani, SpPD., Dr. Savita Handayani, SpPD., Dr.
Fransiskus Ginting, SpPD., Dr. Deske Muhadi, SpPD., Dr. Syafrizal Nst,
SpPD., Dr. Ida Nensi Gultom, SpPD., Dr. Imelda Rey, SpPD., Dr. Anita
Rosari, SpPD., Dr. Wika Hanida, SpPD., Dr. Radar R Ginting, SpPD.,
Dr. Ameliana Purba, SpPD., dan Dr. Taufik Sungkar, SpPD., sebagai
dokter kepala ruangan / senior yang telah amat banyak membimbing saya
selama mengikuti pendidikan ini.
Universitas Sumatera Utara
6. Direktur RSUP H Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan
yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan izin dalam
menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit untuk menunjang
pendidikan keahlian ini.
7. Bupati Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur, Rektor
Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan menerima saya,
sehingga dapat mengikuti pendidikan keahlian ini.
8. Seluruh PPDS Hematologi Onkologi Medik dan PPDS Departemen
Neurologi yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada teman-teman seangkatan yang memberikan dorongan semangat:
Dr. Halomoan Budisusanto, Dr. Fahmi, Dr. Alfred Situmorang, Dr.
Terang Meliala, Dr. Melati Nasution, Dr. Sumi Ramadhani. Juga para
sejawat dan PPDS interna lainnya yang tidak dapat saya sebut satu
persatu, paramedik dan Syarifuddin Abdullah, Kak Leli, Fitri, Deni,
Wanti, Yanti, Tika dan Sari atas kerjasama yang baik selama ini.
10. Para co-asisten dan petugas kesehatan di SMF / Bagian Ilmu Penyakit
Dalam RSUP H. Adam Malik Medan / RSUD Dr. Pirngadi Medan / RS
Haji Medan / RS Tembakau Deli, karena tanpa adanya mereka tidak
mungkin penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.
11. Kepada DR. Dr. Rosita Sembiring di Laboratorium Trombosis dan
Hemostasis RSU Herna Medan yang telah memberikan kemudahan dan
kerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Kepada Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan yang tulus dalam menyelesaikan penelitian ini.
Rasa hormat dan terima kasih saya yang setinggi-tingginya dan
setulusnya penulis tujukan kepada ayahanda Soenardi dan ibunda Upik Harya
Teresia (Alm) yang sangat ananda sayangi dan kasihi, tiada kata-kata yang tepat
untuk mengucapkan perasaan hati, rasa terima kasih atas segala jasa-jasanya
ayahanda dan ibunda yang tiada mungkin terucapkan dan terbalaskan. Semoga
Universitas Sumatera Utara
Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan dan kebahagian kepada orang tua
yang sangat saya cintai dan sayangi. Demikian juga mertua saya Ir. Bengkas
Tampubolon (Alm) dan Ny. Norma Rosintan Siti Bonur Sitorus yang telah
mendukung, membimbing, menyemangati dan menasihati agar kuat dalam
menjalani pendidikan, saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya. Semoga
Allah memberikan kesehatan dan kebahagiaan kepada orang tua yang sangat saya
cintai dan sayangi.
Kepada istriku tercinta drg. Marsintha Lolita Margaretha
Tampubolon dan anak-anakku tercinta Amanda Naomi L. Putri Panggabean
dan Nadine L. Putri Panggabean, terima kasih atas kesabaran, ketabahan,
pengorbanan dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Semoga apa yang
kita capai dapat memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi kita dan
diberkati Tuhan.
Kepada saudara-saudaraku Indra Ardie Surya, S.Si, M.Si., Ir. Dwieka
Trimulya Pisces Nuralam Hakim yang telah banyak membantu memberi
semangat dan dorongan selama pendidikan, terima kasihku yang tak terhingga
untuk segalanya.
Kepada semua pihak baik perorangan maupun instansi yang tidak
mungkin kami ucapkan satu persatu yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pendidikan spesialis ini, kami ucapkan banyak terima kasih
Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini, semoga segala
bantuan, dorongan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha
Esa yang maha pengasih, maha pemurah dan maha penyayang.
Medan, Januari 2012
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak............................................................................................................... i Abstract............................................................................................................... ii Kata Pengantar.................................................................................................... iii Daftar Isi............................................................................................................. vii Daftar Tabel........................................................................................................ vii Daftar Gambar.................................................................................................... ix Daftar Singkatan................................................................................................. x Daftar Lampiran................................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah................................................................. 2 1.3 Hipotesis................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ................................................................ 5
2.1. Trombosit................................................................................. 5 2.2. Stroke Iskemik.......................................................................... 9 2.3. Asam Asetil Salisilat (Aspirin)................................................. 12 2.4. Tes Agregasi Trombosit............................................................ 14
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....... 16 3.1. Kerangka Konsep...................................................................... 16 3.2. Definisi Operasional .................................................................16
BAB IV METODE PENELITIAN....………………………….................... 17
4.1 Desain penelitian...………….….............................................. 17 4.2 Waktu dan tempat penelitian…………………………............ 17 4.3 Subjek Penelitian…………………………………………….. 17 4.4 Kriteria Inklusi…………………..……………………….…... 17 4.5 Kriteria Eksklusi…………………………………………....... 17 4.6 Besar Sampel……………………………………………....... 18 4.7 Cara Kerja........………………………………………………. 18 4.8 Ethical clearance dan informed consent…………...……….... 19 4.9 Kerangka operasional………………………………………... 20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN…………........................................ 21 5.1. Hasil Penelitian........................................................................ 21 5.2. Pembahasan ............................................................................. 22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 28
6.1 Kesimpulan.............................................................................. 30 6.2 Saran........................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data karakteristik dasar kelompok stroke iskemik kasus baru .... 21
Tabel 2. Efek terapi aspirin terhadap agregasi trombosit ........................... 22
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Fungsi Trombosit ................................................................. 6
Gambar 2.2. Reaksi Biokimiawi dalam Sel Trombosit ............................. 7
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
ACCP : American College of Chest Physician
ADP : Adenosine Diphosphate
AHA : American Heart Association
AMP : Adenosine Monophosphate
ASA : Acetyl Salicylic Acid
ASA : American Stroke Association
ATP : Adenosine Triphosphate
aPTT : Activated Partial Thromboplastin Time
BB : Berat Badan
BM : Berat Molekul
cAMP : Cyclic Adenosine Monophosphate
CT-Scan : Computed Tomography Scan
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dkk : dan kawan-kawan
DM : Diabetes Mellitus
GP : Glikoprotein
HDL : High Density Lipoprotein
IMT : Indeks Massa Tubuh
KGD : Kadar Gula Darah
HDL : High Density Lipoprotein
LDL : Low Density Lipoprotein
Ltr : Liter
Universitas Sumatera Utara
m : Meter
mg : Miligram
mmHg : Millimeter air raksa
MRI : Magnetic Resonance Imaging
n : Jumlah subjek penelitian
p : Tingkat kemaknaan
PDGF : Platelet Derived Growth Factor
PF 3 : Platelet Factor 3
PGI2 : Prostaglandin Inhibitor 2
PRP : Platelet Rich Plasma
PT : Protrombin Time
SD : Standar Deviasi
SGOT : Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase
SGPT : Serum Glutamic PiruvatTransaminase
TB : Tinggi Badan
TDD : Tekanan Darah diastolik
TDS : Tekanan Darah sistolik
TG : Trigliserida
TIA : Transient Ischemic Attack
vWF : von Willebrand Factor
WHO : World Heath Organization
Zα : deviat baku normal untuk α
Zβ : deviat baku normal untuk β
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1. Lembar Informasi Subjek Penelitian .................................... 35
LAMPIRAN 2. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ................................. 36
LAMPIRAN 3. Lembar Persetujuan Komite Etik Penelitian ........................ 37
LAMPIRAN 4. Master Tabel Hasil Penelitian .............................................. 38
LAMPIRAN 5. Uji Statistik .......................................................................... 42
LAMPIRAN 6. Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 43
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
“Efek Pemberian Asam Asetil Salisilat (Aspirin) Dosis 80 mg terhadap Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke Iskemik Kasus Baru”
Trio Adoratee L. Putra*, Dairion Gatot*, Yuneldi Anwar**,
*Divisi Hematologi Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam **Departemen Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP.H.Adam Malik Medan
Latar Belakang Agregasi trombosit adalah penting dalam patogenesis dari stroke iskemik akut. Trombosit yang berasal dari pasien-pasien stroke mengalami hiperagregasi sebagai respon terhadap agonist pada fase akut. Asam asetil salisilat (aspirin) telah digunakan secara luas untuk menghambat agregasi trombosit, prevensi sekunder stroke iskemik dan kejadian vaskuler lainnya. Meskipun aspirin dosis rendah dianggap aman dan efektif, obat tersebut memiliki manfaat yang terbatas karena hanya menurunkan 25-30% kejadian stroke iskemik. Tes fungsi trombosit adalah efektif untuk mengukur efek aspirin. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas aspirin dosis rendah sebagai obat anti agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru Bahan dan Cara : Penelitian eksperimental dari 13 pasien stroke iskemik kasus baru dan menggunakan aspirin 80 mg/hari selama kira-kira 4 minggu. Agregasi trombosit dievaluasi sebelum dan sesudah minum aspirin menggunakan Chronolog Helena AggRam dengan ADP 1,5 dan 10 secara berturut-turut. Hasil : Dari total 23 subjek penelitian dengan stroke iskemik akut dan hiperagregasi trombosit. Hanya 13 subjek (9 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) yang menyelesaikan tes agregasi trombosit setelah meminum aspirin dengan dosis 80 mg selama kira-kira 4 minggu. Sepuluh orang subjek dikeluarkan dari penelitian karena meninggal (4 orang) dan hilang dari follow up (6 orang). Tiga dari tiga belas pasien tampak mengalami penurunan respon dengan terapi aspirin, sisanya 10 pasien tak tampak penurunan respon agregasi trombosit. Setelah terapi aspirin dosis rendah, respon agregasi trombosit tidak mengalami penurunan dengan agonis ADP 1.0 dan ADP 10.0, tetapi hampir mendekati bermakna dengan ADP 5.0 (p = 0,057). Kesimpulan : Asam asetil salisilat 80 mg sehari adalah tidak efektif dalam menurunkan agregasi trombosit pada pasien stroke kasus baru, dan dibutuhkan evaluasi lebih lanjut dengan dosis yang lebih dari 80 mg. Kata Kunci : asam asetil salisilat, agregasi trombosit, stroke iskemik kasus baru
Universitas Sumatera Utara
Abstract
The Effect of 80 mg Acetyl Salicylic Acid (Aspirin) to Platelet Hyperaggregation in Recent Ischemic Stroke Patients
Trio Adoratee L. Putra*, Dairion Gatot*, Yuneldi Anwar**
*Division of Hematology Oncology Medic,Department of Internal Medicine ** Department of Neurology
Faculty of Medicine University of Sumatera Utara H. Adam Malik General Hospital Medan
Background Platelet aggregation is critical in the pathogenesis of acute ischemic stroke. Platelets derived from stroke patients were more hyperaggregable in response to agonist in the acute phase. Acetyl salicylic acid (aspirin) is most widely used to inhibit platelet aggregation in secondary prevention of ischemic stroke and other vascular event. Although low dose aspirin is considered safe and effective, it has limited efficacy with 25-30% a risk reduction for ischemic stroke. Platelet function test are effective in measuring aspirin effect. Objective : The purpose of this study was to assess the effectiveness of low dose aspirin as antiplatelet agent in recent ischemic stroke. Materials and Methods : An experimental study of 13 patients with recent ischemic stroke taking aspirin 80 mg/day for 4 weeks. Platelet aggregation level was evaluated before and after 4 weeks of aspirin consumption using Chronolog Helena Aggram with ADP 1.0, 5.0, 10.0 respectively. Result : Total of 23 patients had acute ischemic stroke and hyperaggregation response to three ADP, only 13 patients completed the study (9 men and 4 women) from February-December 2011 in Stroke Unit Department of Neurology. Only ten patients were excluded from this study (4 patients passed away and 6 patients loss of follow up). Only 3 patients had reduced response with aspirin therapy and 10 patients unresponsed. After approximately 4 weeks of low dose aspirin therapy, platelet aggregation responses were not reduced with agonist ADP 1.0 and ADP 10.0, but near significant with ADP 5.0 (p = 0,057). Conclusion : Acetyl salicylic acid (aspirin) 80 mg daily was effective in reducing platelet aggregation in recent ischemic stroke and future research is needed to determine the effectiveness aspirin with dose over 80 mg/day. Key Word : acetyl salicylic acid, platelet aggregation, recent ischemic stroke
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke masih merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas
jangka panjang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat kira-kira 795.000
orang setiap tahun mengalami stroke kasus baru atau stroke rekuren, hampir
600.000 orang merupakan serangan pertama dan 185.000 orang merupakan
kejadian ulangan. Data mortalitas pada tahun 2006 mengindikasikan bahwa
stroke diperkirakan 1 dari 18 kematian yang terjadi di Amerika Serikat.
Insidens dari serangan iskemik sepintas di Amerika Serikat diperkirakan
200.000-500.000 orang per tahun. Risiko rekuren setelah serangan iskemik
sepintas (TIA) atau stroke iskemik berkisar 5-20% per tahun. Risiko yang
paling tinggi terjadi dalam beberapa hari pertama setelah kejadian awal.(1)
Di Indonesia, prevalensi yang benar dari serangan iskemik sepintas
(TIA) atau stroke iskemik sulit untuk diketahui karena sebagian besar pasien
yang mengalami serangan tidak melaporkannya ke penyedia pelayanan
kesehatan. (2)
Di Indonesia masih belum terdapat epidemiologi tentang insidensi dan
prevalensi penderita stroke secara nasional. Dari beberapa data penelitian
yang minim pada populasi masyarakat dilaporkan angka prevalensi penyakit
stroke pada daerah urban sekitar 0,5% dan angka insidensi penyakit stroke
pada daerah rural sekitar 50/100.000 penduduk. Sedangkan data dari survei
Kesehatan Rumah Tangga (1995) Depkes RI, menunjukkan bahwa penyakit
vaskular merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia.(3)
Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang belangsung cepat selama
24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskular.(4) Stroke diklasifikasikan dalam 2 tipe utama
yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Kira-kira 80% stroke
disebabkan oleh stroke iskemik dan 20% disebabkan oleh stroke
hemoragik.(5)
Universitas Sumatera Utara
Stroke iskemik dapat disebabkan oleh tiga macam mekanisme yaitu
trombosis, emboli dan pengurangan perfusi sistemik. (5)
Berdasarkan triad of Virchow’s terdapat tiga faktor yang berperanan
dalam patofisiologi trombosis yaitu kelainan dinding pembuluh darah,
perubahan aliran darah dan perubahan daya beku darah. Ketiga faktor
tersebut saling berkaitan, tetapi besarnya peranan masing-masing faktor
tidak sama.(6)
Banyak peneliti melaporkan bahwa penyumbatan pembuluh darah
otak dan jantung sering terjadi akibat hiperaktivitas fungsi trombosit. Hal ini
terlihat pada trombus arteri yang lebih banyak mengandung trombosit
daripada fibrin. Hiperaktivitas trombosit dapat meningkatkan agregasi
trombosit yang menimbulkan trombosis, akibatnya pembuluh darah menjadi
tersumbat.(6)
Satu studi yang dilakukan oleh Suzanne Fateh-Moghadam (2007)
terhadap pasien stroke iskemik akut dengan usia rata-rata 62,3 ± 13,91
tahun (68 perempuan, 49,3% ) dan 40 subjek kontrol yang sehat dengan usia
rata-rata 38 ± 11,7 tahun (16 perempuan, 40%). Pasien dengan penyakit
yang mempengaruhi fungsi trombosit dikeluarkan pada penelitian ini.
Faktor-faktor resiko seperti hipertensi, hiperkolesterol, perokok aktif dan
diabetes memiliki distribusi yang sama antara pasien yang stroke dan
serangan iskemik sepintas (TIA). Lekosit dan jumlah trombosit adalah
sangat bermakna pada grup pasien stroke dibandingkan grup pasien TIA.
Agregasi trombosit dengan agonis trombosit ADP, asam arakidonat dan
epinefrin meningkat bermakna pada pasien stroke dibandingkan grup TIA.(7)
Pemeriksaan agregasi trombosit dapat dikerjakan dengan bermacam-
macam cara, tetapi yang paling sering dikerjakan adalah dengan cara
turbidimetrik menurut Born yang didasarkan pada perubahan transmisi
cahaya. Hasil pemeriksaan agregasi trombosit disajikan dalam bentuk kurva
yang menggambarkan perubahan transmisi cahaya. Penilaian hasil dapat
dilakukan dengan menganalisis bentuk kurva agregasi trombosit yaitu
dengan menghitung persentasi transmisi cahaya maksimal. Hasil
pemeriksaan agregasi trombosit tergantung pada jenis dan kadar agonis.(8)
Universitas Sumatera Utara
Terapi anti trombosit seperti asam asetil salisilat (aspirin) merupakan
pilihan pengobatan pertama untuk stroke iskemik akut dan pencegahan
sekunder jangka panjang pada pasien-pasien dengan stroke iskemik atau
serangan iskemik sepintas.
Cara untuk mengetahui efektivitas terapi aspirin adalah dengan
menilai fungsi trombosit. Penelitian secara cross over study yang dilakukan
oleh Refli Hasan pada tahun 1998 yang menilai kemampuan anti agregasi
trombosit aspirin antara dosis 80 mg dan dosis 320 mg pada penderita
penyakit jantung koroner yang berobat jalan di poliklinik kardiologi RSU.
Pirngadi Medan.(8) Demikian juga studi yang dilakukan oleh Juliani Dewi
dkk yang meneliti hubungan persentase agregasi trombosit dengan lamanya
komsumsi aspirin pada penderita aterosklerosis di Poli Jantung RSU dr.
Saiful Anwar Malang.(9) Sampai saat ini belum ada penelitian di Indonesia
mengenai agregasi trombosit pada pasien-pasien stroke setelah pemberian
aspirin. Oleh karena itu penulis berminat untuk melakukan sebuah
penelitian mengenai efek pemberian aspirin terhadap agregasi trombosit
pada pasien stroke iskemik kasus baru.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah disebutkan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah : apakah terjadi penurunan agregasi
trombosit pada stroke iskemik kasus baru yang telah diberikan asam asetil
salisilat (aspirin).
1.3. Hipotesis
Terdapat penurunan agregasi trombosit pada stroke iskemik kasus
baru yang telah diberikan asam asetil salisilat (aspirin).
1.4. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektifitas aspirin dosis 80 mg sebagai anti agregasi
trombosit pada stroke iskemik kasus baru di Medan
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
• Dengan dilakukannya penelitian agregasi trombosit pada stroke
iskemik yang telah diberikan anti agregasi maka diharapkan dapat
berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
• Dengan mengetahui agregasi trombosit pada stroke iskemik yang telah
diberikan anti agregasi maka dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menilai kegagalan terapi aspirin.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Trombosit
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit. Hitung trombosit antara 150-400 X 10 9/ltr, sedangkan umur
trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada
hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup
luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu
adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.(6,9,10)
Dalam keadaan tidak teraktivasi, trombosit berbentuk cakram
bikonveks dengan diameter 2-4 µm dan volumenya 7-8 fl. Selubung
eksternal trombosit lebih tebal dan padat dari sel dan banyak mengandung
glikoprotein yang berfungsi sebagai reseptor. Glikoprotein I dan V adalah
reseptor untuk trombin, glikoprotein Ib merupakan reseptor untuk faktor
Von Willebrand sedangkan glikoprotein II b dan III a adalah reseptor untuk
fibrinogen.(6,10,12)
Secara ultrastruktur trombosit dapat dibagi atas zona perifer, zona sol
gel dan zona organella. Zona perifer terdiri atas glikokalik, suatu membran
ekstra yang terletak di bagian paling luar; di dalamnya terdapat membran
plasma dan lebih dalam lagi terdapat sistem kanal terbuka. Zona sol gel
terdiri atas mikrotubulus, mikrofilamen, sistem tubulus padat (berisi
nukleotida adenin dan kalsium). Selain itu juga terdapat trombostenin, suatu
protein penting untuk fungsi kontraktil. Zona organella terdiri atas granula
padat, mitokondria, granula α dan organella (lisosom dan retikulum
endoplasmik). Granula padat berisi dan melepaskan nukleotida adenin,
serotonin, katekolamin dan faktor trombosit. Sedangkan granula α berisi dan
melepaskan fibrinogen, PDGF (platelet-derived growth factor), enzim
lisosom. Terdapat 7 faktor trombosit (platelet factor) yang telah
diidentifikasi dan diketahui ciri-cirinya. Dua diantaranya dianggap penting
yakni PF3 dan PF4. (6,11,13)
Universitas Sumatera Utara
Agregrasi trombosit adalah perlekatan antara sesama trombosit.
Dalam keadaan tidak aktif, trombosit tidak mudah melekat karena
glikoprotein pada permukaan trombosit mengandung molekul sialic acid
yang mengakibatkan permukaan trombosit bermuatan negatif sehingga
trombosit saling tolak menolak.(17)
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama
respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit,
dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi
trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas
prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.(6,13,17)
Setelah terjadi adhesi trombosit, selanjutnya akan dilepas ADP. Proses
ini bersifat reversibel, yang terlihat sebagai gelombang pertama pada tes
agregasi trombosit. Bila konsentrasi ADP makin meningkat, terjadilah
agregasi trombosit. Selain ADP, juga dilepas serotonin, yang menyebabkan
vasokonstriksi, sehingga memberi kesempatan untuk menyiapkan
pembentukan sumbat hemostatik primer, yang terdiri atas trombosit dan
fibrin. Pada kondisi dimana kadar ADP mencapai titik kritis, terjadilah
pengaktifan membran fosfolipid (PF3), yang bersifat ireversibel dan tampak
sebagai gelombang kedua dalam grafik tes agregasi trombosit. Membran
fosfolipid ini memfasilitasi pembentukan kompleks protein koagulasi yang
terjadi secara berurutan. (3,13,17)
Gambar 2.1. Fungsi Trombosit (Dikutip dari 17)
Universitas Sumatera Utara
AMP siklik merupakan modulator kunci fungsi trombosit. Peranan
dari senyawa ini adalah menggabungkan protein yang tergantung AMP
siklik, untuk membentuk aktivitas kinase. Kinase sendiri berfungsi untuk
fosforilasi protein reseptor, yang akhirnya mengikat kalsium. Apabila
kalsium dalam sel trombosit terikat, trombosit bersifat hipoagregrasi.
Epinefrin, trombin, kolagen dan serotonin menghambat enzim adenilat
siklase, yang bertanggungjawab untuk konversi ATP menjadi AMP siklik.
Hambatan ini mengakibatkan penurunan konsentrasi kinase, penurunan
fosforilase protein reseptor, peningkatan ion kalsium, yang akhirnya
berakibat hiperagregrasi trombosit.(17)
Enzim yang bertanggung jawab mengubah AMP siklik menjadi
bentuk inaktif adalah fosfodiesterase. Enzim ini dapat dihambat oleh obat
antitrombosit dipiridamol sehingga AMP siklik, kinase dan protein reseptor
yang telah mengalami fosforilase meningkat dan akibatnya kalsium dalam
trombosit akan terikat sehingga trombosit menjadi hipoaktif.(17)
Gambar 2.2. Reaksi biokimiawi dalam sel trombosit (17)
Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi
granula trombosit, yang meliputi ADP, serotonin, fibrinogen, enzim
lisosom, β-tromboglobulin, dan faktor penetral heparin (faktor trombosit 4).
Universitas Sumatera Utara
Kolagen dan trombin mengaktifkan sintesis prostaglandin trombosit. Terjadi
pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan fosforilasi protein melalui
protein kinase C) dan inositol trifosfat (yang menyebabkan pelepasan ion
kalsium intrasel) dari membran, yang menyebabkan pembentukan suatu
senyawa yang labil yaitu tromboksan A2, yang menurunkan kadar adenosin
monofosfat siklik (cAMP) dalam trombosit serta mencetuskan reaksi
pelepasan. Tromboksan A2 tidak hanya memperkuat agregasi trombosit,
tetapi juga mempunyai aktivitas vasokonstriksi yang kuat. Reaksi pelepasan
dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar cAMP trombosit. Salah
satu zat yang berfungsi demikian adalah prostasiklin (PGI2) yang disintesis
oleh sel endotel vaskular. Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi
trombosit yang kuat dan mencegah deposisi trombosit pada endotel vaskular
normal.(6,14,17)
ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak
trombosit yang beragregasi pada tempat cedera vaskular. ADP
menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membran trombosit
pada trombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain. Bersamaan
dengan itu, terjadi reaksi pelepasan lebih lanjut yang melepaskan lebih
banyak ADP dan tromboksan A2 yang menyebabkan agregasi trombosit
sekunder. Proses umpan balik positif ini menyebabkan terbentuknya massa
trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah kerusakan endotel.(16)
Setelah agregasi trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membran
yang terpajan (faktor trombosit, platelet faktor 3) tersedia untuk dua jenis
reaksi dalam kaskade koagulasi, yang bergantung pada ion kalsium. Reaksi
pertama (tenase) melibatkan faktor IXa, VIIIa, dan X dalam pembentukan
faktor Xa. Reaksi kedua (protrombinase) menghasilkan pembentukan
trombin dari interaksi faktor Xa, Va, dan protrombin (II). Permukaan
fosfolipid membentuk cetakan yang ideal untuk konsentrasi dan orientasi
protein-protein tersebut yang penting.(3,6,17)
Konsentrasi ADP yang tinggi, enzim yang dilepaskan selama reaksi
pelepasan, dan protein kontraktil trombosit menyebabkan fusi yang
irreversibel pada trombosit-trombosit yang beragregasi pada lokasi cedera
Universitas Sumatera Utara
vaskular. Trombin juga mendorong terjadinya fusi trombosit, dan
pembentukan fibrin memperkuat stabilitas sumbat trombosit yang
terbentuk.(3,6,16)
Platelet Derived Growth Factor (PDGF) yang ditemukan dalam
granula spesifik merangsang sel-sel otot polos vaskular untuk
memperbanyak diri, dan ini dapat mempercepat penyembuhan vaskular
setelah cedera.
Plak aterotrombotik yang terjadi pada pembuluh darah dapat lisis
akibat mekanisme fibrinotik pada dinding arteri dan darah yang
menyebabkan terbentuknya emboli, yang akan menyumbat arteri yang lebih
kecil, distal dari pembuluh darah tersebut. Trombus dalam pembuluh darah
juga dapat timbul akibat kerusakan endotel, sehingga plak menjadi tidak
stabil dan membetuk emboli. Emboli tersebut mengandung endapan
kolesterol, agregasi trombosit dan fibrin. Emboli akan lisis, pecah atau tetap
utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal, tergantung pada
ukuran, komposisi, konsistensi dan umur plak tersebut, dan juga tergantung
pada pola dan kecepatan aliran darah.(3) Sumbatan pembuluh darah tersebut
bila timbul di pembuluh darah otak akan menyebabkan stroke iskemik, dan
bila timbul di jantung dapat menimbulkan sindroma koroner akut,
sedangkan bila timbul di daerah ekstermitas menimbulkan penyakit arteri
perifer.
2.2. Stroke Iskemik
Stroke iskemik didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik yang
berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih,
pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang
menyebabkan cacat atau kematian. Stroke jenis ini memiliki ciri khas onset
defisit neurologis setempat yang tiba-tiba. Beberapa pasien mengalami
perkembangan gejala yang bertahap. Defisit neurologis yang lazim
ditemukan meliputi dysphasia, dysarthria, hemianopia, hemiparesis, ataxia,
dan sensory loss. Gejala dan tandanya biasanya satu sisi (unilateral).(22)
Iskemia jaringan otak biasanya disebabkan oklusi mendadak pada
arteri di daerah otak (biasanya arteri vertebrobasilar) bila ada ruptur plak
Universitas Sumatera Utara
yang kemudian akan mengaktivasi sistem pembekuan. Interaksi antara
ateroma dengan bekuan akan mengisi lumen arteri sehingga aliran darah
mendadak tertutup.
Aterosklerosis berhubungan erat dengan banyak faktor risiko. Stroke
dapat dicegah dengan memanipulasi faktor-faktor resikonya. Faktor resiko
stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi
dengan perubahan gaya hidup atau secara medik. Menurut Sacco 1997,
Goldstein 2001, faktor-faktor risiko pada stroke adalah hipertensi, penyakit
jantung, diabetes mellitus, peningkatan viskositas darah, riwayat stroke
sebelumnya, peningkatan kadar lemak, merokok, obesitas, kurang aktivitas
dan usia lanjut. (3,4,6,22-27)
Stroke iskemik (stroke non-hemoragik, infark otak, penyumbatan)
dapat terjadi berdasarkan 3 mekanisme yaitu trombosis serebri, emboli
serebri dan pengurangan perfusi sistemik umum.(4,5,21)
Stroke iskemik merupakan penyakit yang progresif dengan berbagai
macam tampilan klinis, dari yang ringan hingga yang berat. Gambaran
klinis stroke iskemik dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada
kedua sisi), hiperrefleksia anggota tubuh, kelemahan otot-otot wajah,
dysarthria, dysfagia, peningkatan reflex muntah, diplopia, nystagmus,
kelemahan otot mata, dan penurunan kesadaran.(22)
Diagnosis stroke dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
radiologis (CT Scan/MRI). Pemeriksaan laboratorium berperan dalam
menyingkirkan gangguan neurologis lain, mendeteksi penyebab stroke dan
menemukan keadaan komorbid.
1. Pemeriksaan radiologis
a. CT-Scan
Pada kasus stroke, CT-Scan dapat menentukan dan memisahkan
antara jaringan otak yang infark dan daerah penumbra. Selain
itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsifikasi jaringan.
Berdasarkan beberapa studi terakhir, CT-Scan dapat mendeteksi
lebih dari 90% kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas
dalam diagnosis stroke.
Universitas Sumatera Utara
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Secara umum lebih sensitif dibandingkan CT-Scan. MRI juga
dapat digunakan pada kompresi spinal. Kelemahan alat ini
adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas
dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah
prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, hanya
sedikit sekali rumah sakit yang mempunyai, harga pemeriksaan
yang sangat mahal serta tidak dapat dipakai pada pasien yang
memakai alat pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada stroke akut
meliputi beberapa parameter yaitu hematologi lengkap, kadar gula
darah, elektrolit, ureum, kreatinin, profil lipid, enzim jantung, analisis
gas darah, protrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin
time (aPTT), kadar fibrinogen serta D-dimer. Polisitemia vera dan
trombositemia esensial merupakan kelainan darah yang dapat
menyebabkan stroke. Polisitemia, nilai hematokrit yang tinggi
menyebabkan hiperviskositas dan mempengaruhi darah otak.
Trombositemia meningkatkan kemungkinan terjadinya agregasi dan
terbentuknya trombus. Kadar glukosa darah untuk mendeteksi adanya
hipoglikemia dan hiperglikemia dimana dapat dijumpai gejala
neurologis. Pemeriksaan elektrolit bertujuan mendeteksi gangguan
natrium, kalium, kalsium, fosfat dan magnesium yang semuanya dapat
menyebabkan depresi susunan saraf pusat. Analisis gas darah perlu
dilakukan untuk mendeteksi penyebab metabolik, hipoksia dan
hiperkapnia. Profil lipid dan enzim jantung untuk menilai faktor resiko
stroke. PT dan aPTT untuk menilai aktivitas koagulasi serta
monitoring terapi. Sedangkan D-dimer diperiksa untuk mengetahui
aktivitas fibrinolisis.(6,22)
Universitas Sumatera Utara
2.3. Asam Asetil Salisilat (Aspirin)
Aspirin merupakan agen anti trombosit yang telah dievaluasi untuk
pengobatan stroke iskemik akut. Aspirin bekerja dengan menghambat enzim
siklooksigenase yang berperanan penting pada metabolisme asam
arakhidonat. Hambatan pada enzim siklooksigenase ini terjadi pada sel
trombosit maupun pada dinding pembuluh darah sehingga pembentukan
prostasiklin (PGI2) dan tromboksan A2 akan terganggu. Mekanisme
penghambatan enzim siklooksigenase oleh aspirin terjadi secara asetilase.
Karena aspirin menghambat pembentukan baik prostasiklin maupun
tromboksan A2, maka aspirin mempunyai dua macam efek yang berlawanan
terhadap agregasi trombosit. Tetapi karena siklooksigenase trombosit lebih
peka terhadap blokade aspirin dibandingkan siklooksigenase dinding
pembuluh darah, maka pemberian aspirin pada dosis rendah akan
menghambat siklooksigenase trombosit secara selektif sehingga menhambat
pembentukan tromboksan A2 tetapi tidak atau kurang menghambat
siklooksigenase dinding pembuluh darah sehingga prostasiklin akan tetap
terbentuk. Dengan demikian pada dosis rendah aspirin akan mempunyai
efek antiagregrasi trombosit, sebaliknya pada dosis tinggi tidak hanya
menghambat pembentukan tromboksan A2 tetapi juga menghambat
pembentukan prostasiklin sehingga tidak mempunyai efek antiagregasi.
Oleh karena trombosit selama hidupnya mensinstesa sedikit protein, maka
penghambatan pada enzim siklooksigenase berlangsung selama trombosit
itu hidup. Jadi satu dosis tunggal terapeutik akan mengakibatkan kerusakan
trombosit selama satu minggu.(28,29)
Selama beberapa dekade, terapi antiagregasi trombosit terfokus pada
jalur tromboksan, dan jalur ini dihambat oleh aspirin. Dosis yang sering
digunakan adalah 75-325 mg/hari, karena dosis ini dinilai cukup efektif dan
mempunyai efek samping perdarahan yang lebih kecil dibandingkan dosis
yang lebih tinggi.(30)
Dua uji klinis utama yang meneliti manfaat dan risiko dari aspirin
dalam penanganan stroke iskemik akut yaitu (30,31) :
Universitas Sumatera Utara
• Studi dari International Stroke Trial (IST), pasien yang menerima
aspirin (300 mg) dalam 48 jam pertama dari onset gejala stroke
iskemik akut mengalami penurunan bermakna rekurensi stroke
iskemik dalam 14 hari (2,8 versus 3,9%) dan dalam hasil akhir stroke
nonfatal atau kematian (11,3 versus 12,4%).
• Studi dari Chinese Acute Stroke Trial (CAST) terhadap 21.100 pasien
yang dirandomisasi dengan 160 mg aspirin perhari atau plasebo, juga
dalam 48 jam dari onset stroke iskemik akut. Pasien-pasien yang
diberikan aspirin mengalami penurunan 14% mortalitas pada 4
minggu (3,3 versus 3,9%).(31)
Kedua studi di atas menggambarkan bahwa terapi aspirin pada stroke
iskemik akut menyebabkan penurunan 11 stroke nonfatal atau kematian per
1000 pasien dalam minggu-minggu pertama tetapi menyebabkan 2 stroke
hemoragik. Kemudian, kira-kira 9 stroke nonfatal atau kematian dicegah
untuk setiap 1000 pasien yang diobati dini. (32)
Review Cochrane terhadap terapi anti trombosit untuk stroke iskemik
akut mencakup 9 penelitian terhadap 41.399 pasien. Para peninjau resensi
menyimpulkan bahwa terapi anti trombosit dengan aspirin, 160-300 mg
yang diberikan secara oral (atau per rektum pada pasien yang tidak dapat
menelan obat), dan dimulai dalam 48 jam dari onset stroke iskemik,
menurunkan risiko stroke iskemik rekuren tanpa risiko komplikasi
hemoragik dan meningkatkan hasil akhir jangka panjang. (32)
Menurut rekomendasi American Heart Association/American Stroke
Association 2011 bahwa aspirin dengan dosis 75 mg/hari hingga 325
mg/hari dapat digunakan sebagai monoterapi dengan Level of evidence A,
Class I. Untuk pasien stroke iskemik yang sementara minum aspirin, tidak
terdapat bukti bahwa meningkatkan dosis aspirin memberikan manfaat
tambahan.(30,33)
Pada studi BB Weksler dkk (1985) yang menilai efek aspirin 40 mg
terhadap fungsi trombosit pada pasien-pasien iskemia serebral mendapatkan
bahwa agregrasi trombosit menunjukkan respon penuh terhadap stimuli
arakidonat, ADP, kolagen, epinefrin dan endoperoksidase. Rata-rata skor
Universitas Sumatera Utara
agregrasi trombosit adalah 15,6 ± 2,5 dan setelah diberikan aspirin 40
mg/hari selama 7 hari, skor rata-rata turun menjadi 4,9 ± 1,1. Tidak ada
perbedaan skor agregrasi trombosit antara laki-laki dan perempuan pada
garis dasar studi dengan sesudah pemberian aspirin. (35)
Satu studi yang membandingkan aspirin dosis 300 mg/hari dan 1000
mg/hari pada pasien-pasien dengan iskemia cerebral. Hasil studi ini
mengindikasikan bahwa dosis tinggi aspirin memberikan lebih banyak efek
samping daripada dosis rendah. Tidak ada data yang menyakinkan bahwa
dosis obat yang satu adalah lebih atau kurang efektif dari yang lainnya.(36)
Studi-studi yang ada menyokong penggunaan dosis aspirin sehari
sebanyak 75-100 mg untuk pencegahan jangka panjang kejadian vaskular
pada pasien yang beresiko tinggi. Sedangkan pada kasus yang
membutuhkan efek antitrombotik yang segera (seperti pada sindroma
koroner akut atau stroke iskemik akut) maka dosis pembebanan adalah 160-
200 mg harus diberikan pada saat diagnosis untuk menjamin inhibisi yang
cepat dan lengkap dari agregasi trombosit yang tergantung tromboksan.(37)
Aspirin jangka panjang setiap hari adalah bermanfaat dalam
pencegahan terhadap kejadian vaskular serius dari stroke iskemik,
penurunan angka rata-rata rekurensi dan meningkatkan survival. Efek
antitrombosit dari aspirin bermanfaat dalam menurunkan mikroagregrat
trombosit dan vasokonstriksi yang ditimbulkan oleh trombosit seperti
tromboksan A2. Hal tersebut pada gilirannya akan meningkatkan aliran
darah ke mikrosirkulasi cerebral dan dengan demikian akan menurunkan
jejas iskemik.(37)
2.4. Tes Agregasi Trombosit (Tes Fungsi Trombosit)
Proses agregasi adalah suatu proses yang menyebabkan trombosit
saling melekat satu sama lain. Pemeriksaan agregasi trombosit berfungsi
untuk mengevaluasi faal trombosit, terutama pada pasien dengan jumlah
trombosit yang normal tetapi disertai dengan perdarahan atau pasien dengan
trombosit normal dengan kecenderungan mengalami trombosis. Cara untuk
mengetahui manfaat aspirin dalam pasien-pasien dengan stroke iskemik
adalah dengan tes agregasi trombosit. Terdapat berbagai tes dalam
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi inhibisi fungsi trombosit yang diinduksi oleh aspirin dan
metodologinya yang berbeda meliputi classical platelet aggregometry,
whole blood agregometry, light scattering methods, The VerifyNow Assay,
Platelet Function Analyzer (PFA-100) pengukuran indirek tromboksan A2
meliputi serum tromboksan B2 TXB2 dan 11-dehidro-TXB2 dari urine.(38,40)
Salah satu tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah classical
platelet aggregometry, mengevaluasi perubahan pancaran cahaya akibat
agregasi timbul pada plasma yang kaya akan trombosit (platelet-rich
plasma/PRP) yang timbul akibat stimulasi oleh agonis trombosit. Meskipun
tes ini telah digunakan selama lebih dari 40 tahun namun dapat memprediksi
hasil akhir klinik pada pasien yang resisten aspirin, standarisasi yang rendah
dan memerlukan manipulasi oleh tenaga laboratorium terlatih dalam
penggunaannya.
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi agregasi trombosit meliputi
obat golongan anti inflamasi non steroid, aspirin, amitriptilin,
chlorpromazine, chloroquine, cyprohepatadine, dextran, beta bloker,
furosemide, heparin, sefalosporin, kortikosteroid, promethazine, ibuprofen,
imipramine, clofibrate, antidepresan trisiklik dan berbagai suplemen diet
seperti ginko biloba, panax ginseng. (39)
Nilai rujukan yang dipakai di RSCM dengan PACKS-4 dengan ADP
1.0 µM, ADP 2.5-5 µM, ADP 5.0 µM dan ADP 10.0 µM masing-masing
adalah 3,4-31%, 22,4-100,8%, 54-108% secara berturut-turut. Riadi
Wirawan yang meneliti nilai rujukan pemeriksaan agregasi trombosit
dengan adenosin difosfat pada orang Indonesia dewasa normal di Jakarta
dengan memakai alat Chrono-Log 490 menggunakan ADP 1,2,5 dan 10 µM
berturut-turut 3-15%, 11-36%, 25-68% dan 49-84%, sedangkan nilai
rujukan yang dipakai dalam penelitian ini dengan alat platelet aggregation
Aggram Helena di Laboratorium Hemostasis dan Trombosis Medan
menggunakan ADP 1, 5 dan 10 µM berturut-turut 10-20%, 30-60% dan 30-
65%. (39)
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep
Berikut ini adalah kerangka konsep penelitian yang dikembangkan
untuk menentukan pengaruh pemberian aspirin dosis 80 mg terhadap
hiperagregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Asam asetil salisilat (Aspirin) adalah salah satu obat anti trombosit
yang digunakan untuk pencegahan sekunder setelah iskemia
serebral.
3.2.2. Hiperagregasi trombosit merupakan suatu fase dari trombosit yang
mengalami peningkatan fungsi agregasi yang dinilai secara kualitas
melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Born
menggunakan Chronolog Helena AggRAM & Packs 4 dengan
konsentrasi ADP 1.0, ADP 5.0, ADP 10.0 yang dinyatakan dalam
persen.
3.2.3. Stroke iskemik adalah sekumpulan tanda klinik yang berkembang
oleh sebab vaskular, berlangsung 24 jam atau lebih; pada umumnya
terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan
cacat atau kematian. Pada gambaran CT-Scan kepala, warna lebih
hypodense dibandingkan dengan otak normal.
Asam Asetil Salisilat (Aspirin)
Hiperagregasi trombosit
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
BAHAN DAN METODE
4.1. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan eksperimental. Pengambilan sampel
dengan cara consecutive sampling, dimana jumlah sampel dibatasi minimal
sesuai perkiraan jumlah sampel atau sampai batas waktu pengumpulan
sampel yang ditetapkan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2011 hingga tercapai
jumlah sampel di Unit Stroke Departemen Neurologi RSUP H. Adam
Malik.
4.3. Subjek Penelitian
Pasien-pasien stroke iskemik akut yang rawat inap di Departemen
Neurologi RSUP H. Adam Malik.
4.4. Kriteria Inklusi :
a. Pasien dengan bukti klinik stroke iskemik (diperoleh melalui
pemeriksaan CT Scan Kepala)
b. Laki-laki dan perempuan usia di atas 20 tahun
c. Pasien sebelumnya tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
mempengaruhi agregasi trombosit (seperti aspirin, clopidogrel,
dipiridamol, obat antiinflamasi non steroid)
4.5. Kriteria Eksklusi :
a. Pasien dengan stroke hemoragik
b. Pasien yang alergi terhadap aspirin
c. Pasien dengan perdarahan saluran makanan
d. Pasien dengan penyakit yang mempengaruhi fungsi trombosit seperti
penyakit hati, gagal ginjal kronik, gangguan hematologi, kanker.
e. Menggunakan kontrasepsi hormonal atau antikoagulan oral
f. Pasien yang tidak bersedia ikut serta hingga akhir penelitian
g. Pasien yang kepatuhan minum obatnya rendah
Universitas Sumatera Utara
h. Pasien yang meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan tes agregasi
trombosit post terapi aspirin
4.6. Besar Sampel
Perkiraan besar sampel :
Rumus yang digunakan : n = (Zα + Zβ) Sd 2
d
Dimana:
n = jumlah sampel.
Zα = nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung pada
nilai α yang ditentukan. Untuk α = 0,05 → Zα = 1,96.
Zβ = nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung pada
nilai β yang ditentukan. Untuk β = 0,10 → Zβ = 1,282.
d = selisih rerata kedua kelompok yang bermakna = 1,0
Sd = standard deviasi adalah 1,1
Jumlah sampel yang dibutuhkan:
(1,96 +1,282) 1,1 2
1,0
n = 13
4.7. Cara Kerja
a. Pasien stroke akut di Unit Stroke Departemen Neurologi RSUP H.
Adam Malik dilakukan anamnesis (usia, jenis kelamin dan faktor
risiko), pemeriksaan fisis (berat badan, tinggi badan, tekanan darah),
pemeriksaan laboratorium (darah rutin, kadar gula darah adrandom,
kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, kolesterol LDL, ureum,
creatinin, SGOT dan SGPT.
b. Dilakukan pemeriksaan CT-Scan kepala merk Toshiba Asteion CT
System Model TSX 021B D1512241-Toshiba Corporation Japan pada
pasien stroke.
c. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi menandatangai persetujuan
informed consent dan dilakukan evaluasi awal dan akhir pemeriksaan
n =
Universitas Sumatera Utara
agregasi trombosit setelah lengkap mendapatkan terapi aspirin 80
mg/hari selama kira-kira 4 minggu.
Bahan penelitian berupa 10 mL darah yang diambil dengan stasis
minimal dari vena kubiti dan dimasukkan dalam tabung sitrat yang
telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2%. Darah yang diambil dalam keadaan
puasa minimal 8-10 jam. Pemeriksaan agregasi trombosit dilakukan di
Laboratorium Hemostasis dan Trombosis RSU Herna Medan. Bahan
pemeriksaan harus diletakkan pada suhu ruangan (24-27oC) dan diuji
tidak lebih dari 2 jam sejak pengambilan dan diteruskan sampai
dengan 2 ½ jam.
4.8. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
SPSS 15.0 for windows. Untuk melihat perbandingan agregasi trombosit
pada pasien stroke yang telah diberikan anti agregasi trombosit digunakan
uji t berpasangan bila data yang diamati berdistribusi normal. Sebaliknya
jika tidak berdistribusi normal digunakan Wilcoxon rank sum test yang
digambarkan dengan mean ± SD. Dikatakan bermakna apabila p < 0,05.
4.9. Ethical Clearence dan informed consent
Ethical clearence (izin untuk melakukan penelitian) diperoleh dari
Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Sutomo Kasiman,
Sp.PD, Sp.JP (K) pada tanggal 20 April 2011 dengan nomor
102/KOMET/FK USU/2011.
Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang
bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4.10. Kerangka Operasional
CT-Scan otak
Hiperagregasi trombosit
Stroke iskemik Akut Stroke hemoragik
Test agregasi trombosit
Test agregasi trombosit
Terapi agregasi trombosit (aspilet ≥ 4 minggu)
Pasien stroke Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik
Tidak ada penurunan agregasi trombosit Penurunan agregasi trombosit
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Selama periode seleksi penelitian (Februari s/d Desember 2011) di
Departemen Neurologi RS. H. Adam Malik Medan diperoleh 23 subjek
penelitian dengan stroke iskemik akut dan hiperagregasi trombosit. Hanya
13 subjek (9 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) yang menyelesaikan
lengkap tes agregasi trombosit setelah meminum aspirin dengan dosis 80
mg selama kira-kira 4 minggu, 3 orang dengan riwayat diabetes mellitus
tipe 2 (23%) dan 11 orang dengan riwayat hipertensi (84,6%), 3 orang
dengan obesitas (23%). Sepuluh orang subjek yang dikeluarkan dari
penelitian karena meninggal (4 orang) dan hilang dari follow up (6 orang).
Tiga dari tiga belas pasien tampak mengalami penurunan respon dengan
terapi aspirin, sisanya 10 pasien tak tampak penurunan respon agregasi
trombosit.
Tabel 1. Data karakteristik dasar kelompok stroke iskemik kasus baru
Karakteristik Stroke Iskemik Kasus Baru
(Mean ± SD)
Jumlah 13
Usia (tahun) 59,92 ± 19,42
BB (kg) 58,92 ± 10,04
TB (mtr) 1,61 ± 0,34
IMT (kg/m2) 22,56 ± 3,34
TDS (mmHg) 166,15 ± 25,67
TDD (mmHg) 93,85 ± 13,25
KGD (mg/dl) 149,90 ± 87,66
Kolesterol Total (mg/dl) 169 ± 34,35
Trigliserida (mg/dl) 105,08 ± 30,08
Kolesterol HDL (mg/dl) 33,15 ± 7,83
Lama Minum ASA (hari) 38,69 ± 5,44
Universitas Sumatera Utara
Semua parameter karakteristik dasar yang diperoleh dengan uji
Kolomogorov-Smirnov memiliki sebaran dara yang terdistribusi normal.
Untuk mengetahui perbandingan agregasi trombosit awal dan akhir selama
kira-kira 4 minggu digunakan uji t berpasangan dan diperoleh hasil tidak
ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit dengan agonis
ADP 1.0 dan ADP 10.0 dan hampir bermakna pada agonis ADP 5.0.
Tabel 2. Efek Terapi Aspirin terhadap Agregasi Trombosit
ADP Awal
(mean ± SD)
Akhir
(mean ± SD)
P
ADP 1.0 21,56 ± 9,09 22,92 ± 15,38 0,678
ADP 5.0 72,56 ± 12,42 61,10 ± 21,90 0,057
ADP 10.0 75,04 ± 13,62 68,95 ± 17,00 0,301
4.2. Pembahasan
Aterosklerosis merupakan penyebab utama gangguan serebrovaskuler
dan menyebabkan peradangan kronik yang berinteraksi dengan faktor-faktor
risiko metabolik untuk memulai, memperbanyak dan mengaktifkan lesi
vaskuler. Trombosis arterial merupakan komplikasi akut yang berkembang
pada permukaan plak ateroma yang mengalami ruptur atau sebagai
konsekuensi jejas di endotel pembuluh darah sehingga timbul stroke
iskemik atau infark miokard. Trombosit merupakan komponen penting
hemostasis yang akan memulai proses fisiologik untuk menghentikan
perdarahan seperti yang telah disebutkan di atas. Kemampuan trombosit
untuk berpartisipasi dalam hemostasis normal dan aterotrombosis
tergantung pada daya melekat dan kapasitasnya untuk teraktivasi secara
cepat sebagai respon terhadapa berbagai stimuli. Sejumlah studi
menunjukkan bahwa trombosit teraktivasi pada fase akut dari stroke
iskemik.(41) Akan tetapi pengaruh peningkatan aktivasi trombosit pada
stroke iskemik akut dengan terapi anti trombotik seperti aspirin tunggal
maupun kombinasi aspirin dengan anti trombotik lainnya hingga saat ini
masih menjadi perdebatan.(44-55)
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dan keamanan aspirin telah dievaluasi pada beberapa
populasi, mulai dari individu sehat dengan faktor risiko yang rendah hingga
pasien-pasien dengan stroke iskemik akut atau infark miokard akut.
Beberapa studi meta-analisis terhadap aspirin dan obat anti trombosit
lainnya menurunkan risiko kejadian vaskuler (infark non fatal, stroke non
fatal atau kematian dari penyebab vaskuler) diperkirakan sebanyak 25-
30%.(37,56)
Diabetes mellitus tipe 2 berhubungan dengan disfungsi endotel dan
peningkatan agregasi trombosit yang disebabkan karena kondisi
hiperglikemia kronik. Beberapa peneliti melaporkan adanya peningkatan
fungsi adesi yang dihubungkan dengan peningkatan kadar vWF,
peningkatan agregasi trombosit spontan in vitro. Disamping itu didapatkan
bukti adanya peningkatan fungsi pelepasan yang dicerminkan adanya
peninggian kadar tromboglobulin dan platelet factor 4 meski belum tampak
adanya kelainan vaskuler. Trombosit penderita DM cenderung
memprodukso tromboksan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol, hal
ini mungkin akibat peningkatan aktivitas siklooksigenase sehubungan
dengan peningkatan kadar peroksida lipid. Ekspresi GP Ib dan GP IIb/IIIa
yang meningkat akan memperkuat interaksi trombosit-vWF dan trombosit
fibrinogen. Kelainan fungsi trombosit hanya bisa diatasi dengan pemberian
anti trombosit. Namun dari beberapa penelitian didapatkan adanya resistensi
aspirin pada penderita DM yang diterapi dengan aspirin dibandingkan
dengan kontrol sehat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena peningkatan
faktor-faktor koagulasi yang mempengaruhi proses asetilasi disamping
kelainan fungsi trombosit yang disebutkan di atas. Dengan kontrol glikemik
yang lebih baik ternyata berhubungan dengan penurunan resistensi aspirin.
Pada penelitian ini penulis belum dapat menyimpulkan terhadap tidak
terjadinya penurunan ke arah hipoagregasi pada penderita DM dengan
setelah terapi aspirin. Dibutuhkan studi lebih lanjut tentang penderita DM
dengan stroke iskemik akut bila diberikan terapi aspirin.(57)
Kolesterol HDL merupakan faktor proteksi terhadap stroke terutama
stroke non fatal karena HDL dianggap sebagai faktor proteksi terhadap
Universitas Sumatera Utara
endotel vaskuler. Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, risiko
stroke iskemik berhubungan terbalik dengan tingginya kadar kolesterol
HDL. Penelitian ini dijumpai kadar kolesterol HDL yang rendah (HDL < 40
mg/dl) pada 12 subjek penelitian dan kadar kolesterol total yang tidak
optimal pada 2 subjek penelitian (Optimal bila kadar kolesterol < 200
mg/dl). Dengan demikian gambaran lipid yang ada merupakan faktor risiko
untuk terjadinya stroke dan tidak berhubungan dengan agregasi trombosit.
Namun dari beberapa panelitian didapatkan bukti bahwa terapi statin selain
menurunkan kolesterol, juga memiliki efek anti inflamasi dan efek anti
trombosit, sehingga memerlukan studi lanjutan tentang agregasi trombosit
pada pasien yang mendapat terapi aspirin saja dengan terapi aspirin
ditambah statin pada pasien stroke iskemik akut (58,59)
Demografik pasien yang dilakukan dalam uji klinik akan berdampak
pada hasil akhir stroke dan dapat memperkirakan manfaat pengobatan. Akan
tetapi demografi pasien dalam uji klinik tidak secara akurat menggambarkan
keadaan pasien sebenarnya yang mangalami stroke iskemik. Keseluruhan
tingkatan risiko sangat tergantung pada persentase pasien yang terlibat
dengan faktor-faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, riwayat
merokok. Hal ini penting karena faktor-faktor risiko merupakan prediktor
mortalitas post stroke dan stroke rekuren.(56)
Demografi lainnya yang berdampak pada hasil uji klinik adalah usia
rata-rata pasien. Menurut studi yang berdasarkan pada populasi, usia rata-
rata onset stroke adalah ≥ 70 tahun; akan tetapi usia rata -rata pasien yang
dilakukan dalam uji klinis dengan terapi anti trombosit adalah kira-kira 65
tahun, karena peningkatan usia merupakan prediktor independen mortalitas
post stroke jangka pendek dan jangka panjang, stroke rekuren dan prognosis
yang jelek.(56) Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 7 orang subjek yang
berusia di atas 60 tahun dengan usia mean 59,92 ± 19,42 tahun.
Faktor risiko ras dan suku dari populasi pasien juga penting untuk
distribusi aterosklerosis serebral, misalnya studi populasi yang
menunjukkan bahwa stroke lakunar lebih banyak pada pasien-pasien di Asia
dibandingkan dengan pasien-pasien di negara barat. Belum ada studi
Universitas Sumatera Utara
tentang proporsi stroke dan faktor-faktor risiko usia, jenis kelamin, suku dan
penyakit penyerta pada populasi penduduk di Sumatera Utara.
Penggunaan aspirin untuk pencegahan sekunder terhadap komplikasi
kardiovaskuler telah diterima secara luas. Banyak studi yang telah dilakukan
untuk menjawab persoalan ini dengan kesimpulan yang berbeda. American
Heart Association (AHA) merekomendasikan penggunaan aspirin (71-326
mg) untuk jangka waktu yang tidak terbatas pada semua pasien sebagai
prevensi sekunder penyakit kardiovaskuler, kecuali jika terdapat
kontraindikasi. Dengan aspirin dosis rendah antara 71-326 mg pada pasien
yang berisiko tinggi diharapkan akan memberi rasio manfaat risiko yang
lebih besar dan penggunaan aspirin dengan regimen sekali sehari lebih baik
dibandingkan dengan penggunaan selang sehari karena variasi diantara
individu pada turn over trombosit, yang merupakan suatu faktor penting
pada tingkat dan durasi inhibisi trombosit dengan aspirin dosis rendah pada
dosis ulangan.(30,37,61)
Efek antitrombosit dari aspirin bermanfaat dalam menurunkan
mikroagregrat trombosit dan menurunkan vasokonstriksi yang ditimbulkan
oleh trombosit seperti tromboksan A2. Hal tersebut pada gilirannya akan
meningkatkan aliran darah ke mikrosirkulasi cerebral dan dengan demikian
akan menurunkan jejas iskemik. Pada penelitian ini penulis berasumsi
bahwa luasnya infark berhubungan dengan peningkatan agregasi trombosit,
sehingga masih memerlukan studi lebih lanjut.
Meskipun aspirin telah terbukti bermanfaat pada populasi pasien yang
berisiko tinggi, kira-kira 10-20% pasien mengalami kejadian vaskuler
ulangan dalam 5 tahun. Data yang ada menunjukkan adanya respon terhadap
aspirin yang tidak sama diantara individu, sehingga banyak pasien yang
resisten atau hanya berespon sebagian terhadap efek anti trombosit dari
aspirin.(64-67)
Saat ini terdapat banyak metode untuk menilai fungsi agregasi
trombosit, namun yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Born
(classical platelet aggregometry) karena hanya satu-satunya metode yang
terdapat di Medan, Sumatera Utara. Metode ini memerlukan waktu yang
Universitas Sumatera Utara
lama, membutuhkan tenaga analisis laboratorium yang intensif, tergantung
pada operator dan interpreter, biayanya mahal namun berkorelasi dengan
kejadian klinik.
Hasil pemeriksaan agregasi trombosit tergantung pada jenis dan kadar
agonis yang digunakan. Dengan kadar agonis ADP yang rendah akan timbul
agregasi kemudian desagregasi. Bila kadar ADP ditingkatkan, akan
dihasilkan agregasi bersifat ireversibel dengan bentuk kurva yang bifasik.
Hal ini disebabkan karena proses agregasi primer yang disebabkan oleh
ADP eksogen kemudian diikuti oleh agregasi sekunder yang disebabkan
oleh pelepasan ADP endogen dari trombosit. Dengan kadar yang lebih
tinggi lagi akan diperoleh kurva yang monofasik karena gelombang primer
dan sekunder menjadi satu. Oleh karena itu pengukuran agregasi trombosit
dengan ADP tinggi tidak dapat membedakan trombosit normal dengan
hiperaktif.
Aspirin bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase
sehingga sintesis prostaglandin dan tromboksan menjadi terhambat.
Hambatan yang terjadi akibat pemakaian aspirin bersifat ireversibel karena
berlangsung seumur hidup trombosit. Dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat penghambatan aspirin pada konsentrasi agonis ADP
yang rendah (ADP 1.0) dan konsentrasi agonis ADP tinggi (10.0), tetapi
hampir mendekati nilai yang bermakna pada konsentrasi agonis ADP
sedang (ADP 5.0). Hal ini menunjukkan bahwa dengan aspirin terutama
bekerja pada agregasi sekunder yang dihasilkan oleh agonis ADP yang
rendah. Pada konsentrasi ADP yang tinggi, agregasi sekunder dihasilkan
maksimal dari ADP eksogen daripadi ADP endogen, sehingga aspirin
dengan dosis rendah 80 mg pada penelitian ini belum bermanfaat untuk
menekan respon agregasi trombosit dan diperlukan dosis yang lebih tinggi
dari dosis 80 mg sebagai pencegahan sekunder pasien stroke iskemik akut.
Akan tetapi dibutuhkan studi lanjutan untuk mengevaluasi asumsi ini
dengan dosis yang lebih besar dari 80 mg dan sangatlah penting untuk
mengevaluasi terapi aspirin secara individual, namun tetap sebagai klinisi
harus dapat berpegang pada pedoman berbasis bukti yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
Studi dari Mark JA dkk pada tahun 2004 yang meneliti efek anti
trombosit dari aspirin pada pasien dgn CVD dengan PFA-100
menggambarkan angka rata-rata resistensi aspirin yang lebih tinggi pada
pasien yang menggunakan aspirin dosis 81 mg dibandingkan dengan 325
mg (56% vs 28%) dan dengan meningkatkan dosis namun masih dalam
kisaran dosis ≤ 325 mg menunjukkan efek anti trombosit.(67)
Pedoman klinik yang ada saat ini tidak menyokong pemeriksaan
skrining rutin untuk resistensi aspirin karena belum ada tes skrining yang
telah ditetapkan menjadi standar baku emas.(67-71)
Istilah resistensi aspirin digunakan untuk menjelaskan
ketidakmampuan dari aspirin untuk menghambat agregasi trombosit seperti
yang ditunjukkan dengan tes fungsi trombosit (resistensi aspirin biokemikal)
atau merujuk pada kejadian kardiovaskuler ulangan meskipun telah
menggunakan terapi aspirin (resistensi aspirin klinik). Namun belum ada
dasar ilmiah untuk mengubah terapi anti trombosit pada kasus kegagalan
pengobatan karena belum dapat memastikan apakah kejadian vaskuler yang
berulang pada pasien yang sama akan memberikan mekanisme yang sama
dengan kejadian yang pertama. Belum ada bukti menyakinkan bahwa
mengubah terapi aspirin adalah strategi yang lebih efektif dari
mempertahankan regimen antitrombosit berdasarkan bukti-bukti yang sudah
ada. (70-72)
Resistensi aspirin yang didiagnosis secara klinik sangat terbatas
karena membutuhkan studi retrospektif (dibuat setelah kejadian) dan tidak
spesifik.
Perbandingan secara langsung dari metode laboratorium yang berbeda
untuk mendeteksi resistensi aspirin menunjukkan korelasi yang lemah.
Mengindikasikan bahwa metode laboratorium tersebut sensitif untuk
parameter yang berbeda. Prevalensi yang dihitung tentang resistensi aspirin
dari 11 studi berkisar antara 5,5-61%. Adanya variabilitas yang cukup lebar
tersebut sehingga tidak dapat dijelaskan secara sederhana berdasarkan
perbedaan dalam populasi pasien yang diteliti, tetapi ada kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena perbedaan keakuratan dari alat untuk mendeteksi efek
farmakologik dari aspirin.(72)
Monitoring terapi anti trombosit sangat berguna untuk
mengidentifikasi individu yang resisten terhadap obat anti trombosit atau
mengidentifikasi pasien dengan reaktivitas trombosit sangat tinggi, individu
yang berisiko untuk mengalami kejadian aterotrombotik. Terapi anti
trombosit tetap menjadi komponen penting pencegahan sekunder untuk
pasien dengan stroke iskemik non kardioembolik. Pedoman yang berbasis
bukti dari ACCP dan AHA/ASA merekomendasikan terapi anti trombosit
meliputi aspirin, aspirin ditambah dipiridamol ER dan klopidogrel.(74)
Data dari uji acak menyatakan bahwa manfaat terhadap pasien dengan
inisiasi terapi anti trombosit yang lebih dini. Pasien dengan kejadian
kardiovaskuler < 7 hari sebelum perlakuan menunjukkan manfaat yang lebih
banyak dengan gabungan aspirin dan klopidogrel, pasien yang diikuti dalam
7 hari hingga 1 bulan setelah kejadian adalah kurang bermanfaat dengan
terapi gabungan, dan pasien yang diikuti > 1 bulan setelah kejadian tidak
ada manfaat dengan terapi gabungan.(74)
Penulis berasumsi bahwa cara logis untuk mengevaluasi pasien-pasien
yang menggunakan terapi aspirin sebaiknya berdasarkan variasi individu
dengan meningkatkan keefektifan aspirin dalam mencegah kejadian
vaskuler aterotrombotik dengan cara memperhatikan kepatuhan pasien
minum obat, interaksi antara aspirin dengan obat lainnya atau akibat
peningkatan metabolisme turn over trombosit seperti pada keadaan sepsis
sebelum meningkatkan dosis atau menambahkan obat anti trombosit lainnya
yang menghambat jalur aktivasi dan agregasi lainnya. Disamping berbagai
penyebab resistensi aspirin lainnya seperti variasi genetik ataupun jalur
alternatif aktivasi trombosit yang belum ada pemeriksaannya di RS. H.
Adam Malik Medan.
Penghentian terapi oral anti trombosit baik aspirin maupun
klopidogrel, pada umumnya berhubungan dengan risiko kardiovaskuler
yang lebih banyak. Penyebab dari peningkatan ini adalah tidak diketahui,
tetapi kemungkinan disebabkan karena efek protrombotik paradoksikal
Universitas Sumatera Utara
terhadap penarikan anti trombosit atau sebagai respon dari riwayat penyakit
yang mendasarinya. (73,76)
Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit
sehingga tidak dapat mengevaluasi pasien secara lebih dalam, intake aspirin
tidak di bawah pengawasan langsung oleh dokter sehingga peneliti
mempercayakan informasi yang diberikan oleh pasien, beberapa pasien
menggunakan jamu tradisional yang mungkin mempengaruhi absorpsi dan
berinteraksi dgn aspirin walaupun belum ada penelitian yang mendukung,
adanya bias yang mungkin mempengaruhi pemeriksaan agregasi trombosit
dan tidak mengevaluasi jangka panjang pada pasien yang tidak berespon
dengan aspirin.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hiperagregasi trombosit masih dijumpai pada 10 pasien stroke
iskemik kasus baru yang mendapat terapi aspirin 80 mg selama kira-
kira 4 minggu.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat penghambatan
aspirin pada konsentrasi agonis ADP yang rendah (ADP 1.0) dan
konsentrasi agonis ADP tinggi (10.0), tetapi hampir mendekati nilai
yang bermakna pada konsentrasi agonis ADP sedang (ADP 5.0).
3. Asam asetil salisilat (aspirin) dosis 80 mg/hari adalah belumlah efektif
dalam menurunkan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik
kasus baru dan dibutuhkan evaluasi lanjutan dengan dosis yang lebih
tinggi dari 80 mg/hari.
4. Perlu dilakukan monitoring terhadap individu yang mengkonsumsi
obat-obatan anti trombosit, sehingga dapat diketahui tingkat kegagalan
respon terhadap terapi.
6.2. Saran
1. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang besar dan dengan dosis
yang lebih besar dari 80 mg pada individu yang mengkonsumsi obat
anti trombosit dengan metodologi yang lebih baik di masa yang akan
datang.
2. Dibutuhkan studi lebih lanjut tentang penderita DM dengan stroke
iskemik akut bila diberikan terapi aspirin.
3. Perlu dilakukan studi lebih lanjut yang mengevaluasi luasnya infark
dengan agregasi trombosit dan tingkat perbaikan klinik setelah terapi
aspirin pada pasien stroke iskemik kasus baru.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Hinkle JL, Guanci M. Acute Ischemic Stroke Review. J Neuroscience Nurs.
2007;39:285-93.
2. Hariyono T. Tinjauan Pustaka Hipertensi dan Stroke. SMF Ilmu Penyakit
Saraf RSUD Banyumas.
3. Japardi I. Patofisiologi Stroke Infark Akibat Tromboemboli. Bagian Bedah
Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2002:1-9.
4. Rambe AS. Stroke : Sekilas tentang definisi, penyebab, efek, dan faktor
risiko. Departemen Neurologi FK-USU
5. Caplan LR. Classification of stroke. UpToDate 2009. Available from :
http:// www.uptodate.com
6. Setiabudy RD. Hemostasis dan Trombosis. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007:34-84.
7. Fateh S, Htun P, Tomandi B et al. Hyperresponsiveness of platelets in
ischemic stroke. Thromb Haemost. 2007;97:974-8.
8. Hasan R. Penilaian Kemampuan Antiagregrasi Trombosit Asam Asetil
Salisilat (Aspirin) Dosis 80 mg dan Dosis 320 mg pada Penderita Penyakit
Jantung Koroner. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedoketeran
Universitas Sumatera Utara 1998.
9. Dewi J, Hernowati TE. Hubungan Persentase Agregrasi Trombosit dengan
Lamanya Konsumsi Aspirin pada Penderita Aterosklerosis di Poli jantung
RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Medicinus. 2008;21:63-5.
10. Smith NM, Pathansali R, Bath PMW. Platelets and Stroke. Vascular
Medicine. 1999;4:165-172.
11. Jurk K, Kehrel BE. Platelets : Physiology and Biochemistry. Seminars in
thrombosis and hemostasis. 2005;31:381-90.
12. Abrams CS. Platelet biology. UpToDate 2009. Available from : http://
www.uptodate.com
13. Rivera J, Lozano ML, Navarro L, Vicente V. Platelet receptor and signaling
in the dynamics of thrombus formation. Haematologica. 2009;94:700-9.
Universitas Sumatera Utara
14. Ofosu FA. The Blood Platelet as a Model for Regulating Blood Coagulation
on Cell Surface and Its Consequences. Biochemistry. 2002;67:47-55.
15. Kuter DJ. Megakaryocyte biology and the production of platelet. UpToDate
2009. Available from : http:// www.uptodate.com
16. Leung LLK. Overview of hemostasis. UpToDate 2009. Available from :
http:// www.uptodate.com
17. Suharti C. Dasar-dasar Hemostasis. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I dkk., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam. 2009:1293-300.
18. Furie B. Pathogenesis of thrombosis. Haematology. 2009:255-8.
19. Nachman RL, Rafii S. Platelets, Petechiae and Preservation of the Vascular
Wall. N Eng J Med. 2008;18:1261-70.
20. Bakta IM. Thrombosis dan Usia Lanjut. J Penyakit Dalam. 2007;8:148-59.
21. Tambunan KL. Patogenesis Trombosis. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I dkk., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam. 2009:1301-6.
22. Sjahrir H. Stroke Iskemik. Yandira Agung Medan. 2003:1-35.
23. Aliah A, Widjaya D. Faktor Risiko Strok pada Beberapa Rumah Sakit di
Makassar (Kurun Januari – September 2000). Jurnal Medika Nusantara.
2004;25:1-4.
24. Widjaya D. Hipertensi dan Stroke. Cermin Dunia Kedokteran. 1994:24-33.
25. Makino Y, Kawano Y, Minami J et al. Risk of Stroke in Relation to Level of
Blood Pressure and other Risk Factors in Treated Hypertensive Patients.
Stroke. 2000;31:48-52.
26. Lawes CM, Bennett DA, Feigin VL et al. Blood Pressure and Stroke : An
Overview of Published Reviews. Stroke. 2004;35:776-85.
27. Bowman TS, Sesso HD, Kurth T et al. Cholesterol and the Risk of Ischemic
Stroke. Stroke. 2003;34:2930-4.
28. Espinosa EP, Murad J, Khasawneh. Aspirin : Pharmacology and Clinical
Applications. Hindawi Publishing Corporation. 2011;2012:1-15.
29. Patrono C, Rocca B. Aspirin, 110 years later. J Thromb Haemost.
2009;7:258-61.
Universitas Sumatera Utara
30. Furie KL, Kasner SE, Adams RJ et al. Guidelines for the Prevention os
Stroke in Patients With Stroke or Transient Ischemic Attack : A Guideline
for Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2011;42:227-76.
31. Chen ZM, Sandercock P, Pan HC et al. Indications for Early Aspirin Use in
Acute Ischemic Stroke : A Combined Analysis of 40 000 Randomized
Patients from the Chinese Acute Stroke Trial and the International Stroke
Trial. Stroke. 2000;31:1240-9.
32. Oliveira J, Koroshetz WJ. Antithrombotic treatment of acute ischemic
stroke. UpToDate 2009. Available from : http:// www.uptodate.com
33. Cucchiara B, Messe SR. Antiplatelet therapy for secondary prevention of
stroke. UpToDate 2009. Available from : http:// www.uptodate.com
34. McCabe DJ, Brown MM. Prevention of ischaemic stroke-antiplatelets.
British Medical Bulletin. 2000;56:510-25.
35. Weksler BB, Kent JL, Rudolph D et al. Effects of low dose aspirin on
platelet function in patients with recent cerebral ischemia. Stroke.
1985;16:5-9.
36. Hirsh J. Progress Review : The Relationship Between Dose of Aspirin, Side-
Effects and Antithrombotic Effectiveness. Stroke. 1985;16:1-4.
37. Patrono C, Rodriguez LA, Landolfi R. Low-Dose Aspirin for the Prevention
of Atherothrombosis. N Eng J Med. 2005;335:2373-83.
38. Harrison P. Platelet function testing. UpToDate 2009. Available from :
http:// www.uptodate.com
39. Wirawan R. Nilai Rujukan Pemeriksaan Agregasi Trombosit dengan
Adenosin Difosfat pada Orang Indonesia Dewasa Normal dj Jakarta.
Majalah Kedokteran Indonesia. 2007;57:212-9.
40. Harrison P. Platelet function analysis. Blood Reviews. 2005;19:111-123.
41. Tumbelaka AR, Riono P, Sastroasmoro S, Wirjodiarjo M, Pudjiastuti P,
Firman K. Pemilihan uji hipotesis. Dalam : Sastroasmoro S., ed. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto. 2010:279-300.
Universitas Sumatera Utara
42. Fazio C, Agnoli A, Meyer JS. Summary of the International Round Table
Conference on Platelet Aggregation in the Pathogenesis of Cerebrovascular
Disorders. Stroke. 1975;6:239-44.
43. Donnell CJ, Larson MG, Feng D et al. Genetic and Environmental
Contribution to Platelet Aggregation : The Framingham Heart Study.
Circulation. 2001;3051-6.
44. Albers GW, Amarenco P, Easton JD et al. Antithrombotic and Thrombolytic
Therapy for Ischemic Stroke. Chest. 2001;119:300-20.
45. Mousa SA. Antiplatelet therapies : from aspirin to GPIIb/IIIa-receptor
antagonists and beyond. DDT. 1999;4:552-61.
46. Bednar MM, Gross CE. Antiplatelet Therapy in Acute Cerebral Ischemia.
Stroke. 1999;30:887-93.
47. Wilterdink JL, Bandixen B, Adams HP et al. Effect of Prior Aspirin Use on
Stroke Severity In Trial of Org 10172 in Acute Stroke Treatment (TOAST).
Stroke. 2001;32:2836-40.
48. Grau AJ, Reiners S, Lichy C et al. Platelet Function Under Aspirin,
Clopidogrel, and Both After Ischemic Stroke : A Case-Crossover
Study*Synergistic Antiplatelet effects of Clopidogrel and Aspirin Detected
With the PFA-100 in Stroke Patients. Stroke. 2003;34:849-54.
49. Bornstein NM. Antiplatelet Aggregant Therapy to Prevent Stroke. In : Marc
Fisher ed. Stroke Therapy. Butterworth Heinemann New Delhi. 2001:159-
69.
50. Cox DC, Maree AO, Dooley M et al. Effect of Enteric Coated on
Antiplatelet Activity of Low-Dose Aspirin in Healthy Volunteers. Stroke.
2006;37:2153-8.
51. A Swedish Cooperative Study. High-Dose Acetylsalicylic Acid After
Cerebral Infarction. Stroke. 1987;18:325-34.
52. Mardikar H, Deo D, Deshpande N et al. Variability in Platelet Response to
A Single Daily Dose of 150 mg Enteric Coated Aspirin in A High Risk
Population. JAPI. 2008;56:321-4.
53. Meyer DM, Albright KC, Allison TA. LOAD : A Pilot Study of the Safety
of Loading of Aspirin and Clopidogrel in Acute Ischemic Stroke and
Universitas Sumatera Utara
Transient Ischemic Attack. Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases.
2008;26-9.
54. Meves SH, Neubauer H, Overbeck U, Endres HG. Is there an ideal way to
initiate antiplatelet therapy with aspirin? A crossover study on healthy
volunteers evaluating different dosing schemes with whole blood
aggregometry.BMC Research. 2011;4:1-8.
55. Biller J. Antiplatelet therapy in ischemic stroke : variability in clinical trials
and its impact on choosing the appropriate therapy. Journal of the
Neurological Sciences. 2009;284:1-9.
56. Coull BM, Williams LS, Goldstein LB et al. Anticoagulants and Antiplatelet
Agents in Acute Ischemic Stroke : Report of the Joint Stroke Guideline
Development Committee of the American Academy of Neurology and the
American Stroke Association. Stroke. 2002;33:1934-42.
57. Suharti C, Lumbantobing M, Suyono. Faktor-faktor protrombotik pada
diabetes mellitus. Dalam : Darmono, Suhartono T, Pemayun TGD,
Padmomartono FS., eds. Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek
Penyakit Dalam. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007:63-72.
58. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk Praktis
Penatalaksanaan Dislipidemia. 2004:1-19.
59. Lakhan SE, Bagchi S, Hofer M. Statins and Clinical Outcome of Acute
Ischemic Stroke : a Systematic Review. International Archives of
Medicine.2010;22:1-7.
60. Tohgi H, Konno S, Tamura K et al. Effects of low to high doses of aspirin
on platelet aggregability and metabolites of thromboxane A2 and
prostacyclin. Stroke. 1992;23:1400-3.
61. Tohgi H, Tamura K, Kimura B. Individual Variation in Platelet
Aggregability and Serum Thromboxane B2 Concentrations After Low-Dose
Aspirin. Stroke. 1988;19:700-3.
62. Spranger M, Aspey BS, Harrison MJ. Sex difference in antithrombotic effect
of aspirin. Stroke. 1989;20:34-37.
63. Michos ED, Ardehali R, Blumenthal RS, Lange RA, Ardehali H. Aspirin
and Clopidogrel Resistance. Mayo Clin Proc. 2006;81:518-26.
Universitas Sumatera Utara
64. Navarro JC, Lao AY, Yumul MP, Araullo LC, Lokin JK, Baroque AC.
Aspirin resistance among patients with recurrent non-cardioembolic stroke
detected by rapid platelet function analyzer. Neurology Asia. 2007;12:89-95.
65. Krasopoulos G, Beattie WS, Elliot RF, Burchanan MR. Aspirin “resistance”
and risk of cardiovascular morbidity : Systematic review and meta-analysis.
BMJ Research. 2007:1-9.
66. Alberts MJ, Bergman DL, Molner E, Jovanovic BD, Ushiwata I, Teruya J.
Antiplatelet Effect of Aspirin in Patients with Cerebrovascular Disease.
Stroke. 2004;35:175-8.
67. Uchiyama S, Takeuchi M, Osawa M et al. Platelet function test in
thrombotic cerebrovascular disorders. Stroke. 1983;14:511-7.
68. Lordkipanidze M, Pharand C, Schampaert E, Turgeon J, Palisaitis DA,
Diodati JG. A comparison of six major platelet fuction test to determine the
prevalence of aspirin resistance in patients with stable coronary artery
disease. European Heart Journal. 2007;28:1702-8.
69. Sanderson S, Emery J, Baglin T, Kinmonth AL. Narrative Review : Aspirin
Resistance and Its Clinical implications. Ann Intern Med. 2005;142:370-80.
70. Mehta JL, Mohandas B. Aspirin resistance : Fact or fiction? A point of view.
World Journal of Cardiology. 2010;2:280-8.
71. Cattaneo M. Laboratory detection of ‘aspirin resistance’ : what test should
we use (if any)?. European Heart Journal Access. 2007:1-3.
72. Hankey HJ, Eikelboom JW. Aspirin resistance. Lancet 2006;367:606-17.
73. Husted S. Evidence-based prescribing and adherence to antiplatelet therapy-
How much difference do they make to patients with atherothrombosis?
International Journal of Cardiology. 2009;134:150-9.
74. Biller J. Antiplatelet therapy in ischemic stroke : Variability in clinical trials
and its impact on choosing the appropriate therapy. Journal of the
Neurological Sciences. 2009;284:1-9.
75. Pulcinelli FM, Pignatelli P, Celestini A, Riondino S, Gazzaniga P, Violi F.
Inhibition of platelet aggregation by aspirin progesively decreases in long-
term treated patients. JACC. 2004;43:979-84.
Universitas Sumatera Utara
76. Maulaz AB, Bezerra DC, Michel P et al. Effect of Discontinuing Aspirin
Therapy on the Risk of Brain Ischemic Stroke. Arch Neurol. 2005;62:1217-
20.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
LEMBAR INFORMASI SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi/siang bapak/ibu, pada hari ini, saya, dr. Trio A. L. Putra akan
melakukan penelitian yang berjudul “Efek Pemberian Asam Asetil Salisiliat
(Aspirin) Dosis 80 mg terhadap Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke
Iskemik Kasus Baru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas aspirin
sebagai antiagregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru. Manfaatnya
adalah untuk melihat bagaimana agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik
dan dapat digunakan untuk menilai kegagalan terapi sehingga dapat memperbaiki
penanganan dan terapi lanjutan bagi bapak/ibu.
Pada bapak/ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan
diharuskan mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, wawancara mengenai
penyakit yang dialami, dan dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Bapak/ibu nantinya akan diminta untuk melakukan pemeriksaan agregasi
trombosit dengan cara pengambilan darah vena sebanyak 9 cc dan diperiksakan ke
alat agregometer di Laboratorim Hemostasis RSU. Herna Medan.
Biaya pemeriksaan akan ditanggung oleh saya, peneliti sendiri, tanpa dibebankan
kepada bapak/ibu.
Bila masih terdapat pertanyaan, bapak/ibu dapat menghubungi saya pada:
Nama : dr. Trio A. L. Putra
Alamat : Jl. Seksama No. 18 A Medan Denai
Telepon : (061) 77369213
Peneliti
( dr. Trio A. L. Putra )
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONCENT)
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : ............................................................................................
Alamat : ............................................................................................
Umur : .......................... Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
No Telp/HP : ............................................................................................
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan
prosedur penelitian ini, saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian
tentang “Efek Pemberian Asam Asetil Salisilat (Aspirin) Dosis 80 mg terhadap
Hiperagregasi Trombosit pada Pasien Stroke Iskemik Kasus Baru”. Apabila
sewaktu – waktu saya mengundurkan diri dari penelitian ini, kepada saya tidak
dituntut apapun.
Demikianlah surat persetujuan bersedia ikut dalam penelitian ini saya buat, untuk
dapat digunakan seperlunya.
Medan, ............................ 2011
( __________________________ )
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERSETUJUAN KOMITE ETIK PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 5
UJI STATISTIK
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
13 59.92 19.423 .160 .148 -.160 .575 .895
13 58.92 10.045 .227 .227 -.187 .817 .517
13 1.6146 .03406 .139 .130 -.139 .503 .962
13 22.5592 3.34140 .156 .156 -.113 .564 .908
13 166.15 25.670 .252 .176 -.252 .908 .382
13 93.85 13.253 .232 .167 -.232 .836 .486
13 149.900 87.6591 .329 .329 -.213 1.185 .120
13 169.77 34.354 .205 .205 -.141 .739 .646
13 105.08 30.079 .156 .156 -.109 .563 .90913 33.15 7.830 .204 .204 -.113 .737 .65013 112.08 26.046 .222 .222 -.124 .802 .54113 21.562 9.0941 .234 .143 -.234 .843 .47613 72.562 12.4155 .101 .101 -.101 .365 .999
13 75.038 13.6194 .196 .125 -.196 .706 .702
13 22.923 15.3782 .113 .113 -.100 .407 .99613 61.100 21.8989 .188 .092 -.188 .677 .749
13 68.946 17.0028 .270 .141 -.270 .975 .297
13 38.69 5.437 .166 .166 -.108 .599 .866
Usia (tahun)Berat badan(Kg)Tinggi badan(m)Indeks MasaTubuhTekanandarah s istolikTekanandarahdiastol ikKGD ADKolesterolTotalTrigliseridaHDLLDLADP 1.0 AwalADP 5.0 AwalADP 10.0AwalADP 1.0 AkhirADP 5.0 AkhirADP 10.0AkhirLama minumASA (hari)
N Mean Std. DeviationNormal Parametersa,b
Absolute Positive NegativeMost Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Paired Samples Test
-1.3615 11.5299 3.1978 -8.3290 5.6059 -.426 12 .678
11.4615 19.6065 5.4379 -.3865 23.3096 2.108 12 .057
6.0923 20.3051 5.6316 -6.1779 18.3625 1.082 12 .301
ADP 1.0 Awal -ADP 1.0 Akhir
Pair1
ADP 5.0 Awal -ADP 5.0 Akhir
Pair2
ADP 10.0 Awal -ADP 10.0 Akhir
Pair3
Mean Std. DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : dr. Trio A. L. Putra
Tempat/Tgl Lahir : Ujung Pandang/ 4 Mei 1976
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
NIP : 140 366 993
Pangkat/ Gol. : Penata / III-C
Istri : drg. Marsintha Lolita M. Tampubolon
Anak : 1. Amanda Naomi L. Putri Panggabean
2. Nadine L. Putri Panggabean
Alamat Pekerjaan : Fakutas Kedokteran USU
Jl. dr. Mansyur no. 5 Medan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU
RSUP. H. Adam Malik Medan
Jl. Bunga Lau no.17 Medan
Alamat Rumah : Jl. Seksama No. 18 A Medan Denai
Telepon selular : (061)-77369213
II. PENDIDIKAN
1. SD Ujung Pandang (1982 – 1988) di Ujung Pandang
2. SMP Ujung Pandang (1988 – 1991) di Ujung Pandang
3. SMA Negeri 1 Ujung Pandang (1991 – 1994) di Ujung Pandang
4. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (1994 – 2001 ) di Ujung
Pandang
5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (2007 – sekarang) di Medan
III. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Dokter PTT di Puskesmas Magepanda Kabupaten Sikka Propinsi
NTT, tahun 2001 – 2003.
Universitas Sumatera Utara
2. PNS DPK Depkes Propinsi NTT di RSUD. T. C. Hillers Maumere
Propinsi NTT tahun 2003 – 2006.
3. Dokter Konsultan Penyakit Dalam RSU. H. Sahuddin Kutacana,
Kabupaten Aceh Tenggara, Maret – Juli 2010
IV. KEANGGOTAAN PROFESI
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
2. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
V. KURSUS PENATARAN
1. Pendidikan dan Pelatihan Pra Tugas Dokter PTT, Kupang NTT, 2001
2. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Angkatan IV Tahun
VI. KARYA ILMIAH
1. Trio A. L. Putra, Tunggul Ch. Sukendar, Nephrotic Syndrome in
Miliary Tuberculosis, Joint National Congress of PERNEFRI X 2008.
Bandung, 28 – 30 Nopember 2008.
2. Trio A. L. Putra, Fransciscus Ginting, Tambar Kembaren, Armon
Rahimi, Yosia Ginting. Artritis TB Sendi Lutut pada Pasien AIDS.
Kongres Nasional XIV Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
(KOPAPDI XIV) 2009. Jakarta, 11-14 Nopember 2009.
VII. PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH
1. Peserta dan Panitia Simposium New Era in Therapeutic Options
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IX 2008 Departemen Penyakit
Universitas Sumatera Utara
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan, 17-
19 April 2008.
2. Peserta Simposium “Penanganan Thalassemia secara Menyeluruh”
dalam rangka hari ulang tahun ke-56 Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, 24 Mei 2008
3. Peserta Workshop Hepatitis C Gastroentero-Hepatologi Update VI
2006, Convention Hall Hotel Danau Toba Medan, 16 Oktober 2008
4. Peserta Simposium Gastroentero-Hepatologi Update VI 2006,
Convention Hall Hotel Danau Toba Medan, 17-18 Oktober 2008
5. Peserta Festschrift Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Tiara Convention Centre Medan, 10 Nopember 2008
6. Peserta Konas X Pernefri & Annual Meeting 2008 Bandung, 28-30
Nopember 2008
7. Pembicara Makalah Bebas pada KONAS X Pernefri & Annual
Meeting 2008, Bandung 28-30 Nopember 2008
8. Peserta Expert Meeting “New Paradigm in Maintenance Fluid
Therapy” Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/RSUP. Dr. Adam Malik Medan, 18 Maret
2009
9. Peserta Simposium “Landmark Trial in The Management of
Hypertension & Diabetes” . PAPDI Sumut. Hotel JW Mariot Medan,
7 Maret 2009
10. Peserta Workshop “Update from Clinical to Application in Internal
Medicine”. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) X 2009 Departemen
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medan 20-22 April 2009
11. Peserta Simposium “Update from Clinical to Application in Internal
Medicine”. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) X 2009 Departemen
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medan 23-25 April 2009
Universitas Sumatera Utara
12. Instruktur Pra Kepaniteraan Klinis Senior Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan 20-21 Juni 2009
13. Peserta Workshop “Achieving Ambitious Glycemic Target in Diabetes
: Stepwise Intensification of Insulin Treatment from Basal to Basal
Bolus Plus/Bolus” Medan, 12 Juli 2009
14. Peserta Workshop On Osteoporosis “Osteoporosis Crunch Time”
Medan, 8 Agustus 2009
15. Peserta Simposium An Approach to Hemodialysis Patients and What
Modality Choice we have Today, JW Marriott Medan, 9 Agustus 2009
16. Peserta Simposium “Neurosurgery Hot Issues”, JW Marriott Medan,
14-15 Agustus 2009
17. Peserta Simposium “Urology”, JW Marriott Medan, 14-15 Agustus
2009
18. Peserta Simposium “Recent Advances in Obstetric & Gynaecology in
Singapore”, JW Marriott Medan, 14-15 Agustus 2009
19. Peserta Simposium “Acute Coronary Syndrome and Antibiotics”, JW
Marriott Medan, 14-15 Agustus 2009
20. Peserta Simposium “Orthopaedic Update”, JW Marriott Medan, 14-
15 Agustus 2009
21. Peserta “Obstetric Symposium on Women Health to day”, JW Marriott
Medan, 14-15 Agustus 2009
22. Pembicara pada Bakti Sosial di Lingkungan X Kelurahan Tanjung Sari
Medan, 22 September 2009
23. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update VII 2009. Medan, 9-10
Oktober 2009
24. Peserta Simposium pada Kongres Nasional PAPDI XIV Jakarta, 11-14
November 2009
25. Pembicara Makalah Bebas Oral/Poster pada Kongres Nasional PAPDI
XIV Jakarta, 14 November 2009
26. Peserta Workshop Basah “Bursal Injection” pada Kongres Nasional
PAPDI XIV Hotel Indonesia Kempinski, Grand Hyatt & Hotel Sahid
Jaya Jakarta, 11-14 November 2009
Universitas Sumatera Utara
27. Peserta Workshop Kering “Insulin” pada Kongres Nasional PAPDI
XIV Hotel Indonesia Kempinski, Grand Hyatt & Hotel Sahid Jaya
Jakarta, 11-14 November 2009
28. Peserta Workshop Kering “Terapi SIDA & Berbagai Komplikasinya”
pada Kongres Nasional PAPDI XIV Hotel Indonesia Kempinski,
Grand Hyatt & Hotel Sahid Jaya Jakarta, 11-14 November 2009
29. Peserta Workshop Kering “EKG Dasar & Lanjut” pada Kongres
Nasional PAPDI XIV Hotel Indonesia Kempinski, Grand Hyatt &
Hotel Sahid Jaya Jakarta, 11-14 November 2009
30. Peserta Workshop Kering “Analisa Gas Darah & Elektrolit” pada
Kongres Nasional PAPDI XIV Hotel Indonesia Kempinski, Grand
Hyatt & Hotel Sahid Jaya Jakarta, 11-14 November 2009
31. Peserta Workshop Kering “Kiat Internis menghadapi Tuntutan Pasien
di Bidang Penyakit Dalam” pada Kongres Nasional PAPDI XIV Hotel
Indonesia Kempinski, Grand Hyatt & Hotel Sahid Jaya Jakarta, 11-14
November 2009
32. Peserta Workshop Kering “Tatalaksana TB yang sulit & Penerapan
ISTC” pada Kongres Nasional PAPDI XIV Hotel Indonesia
Kempinski, Grand Hyatt & Hotel Sahid Jaya Jakarta, 11-14 November
2009
33. Peserta Scientific Weekend Early Insulin Inisiation, How, When and
What Insulin according to Daily Practice Need, Grand Swiss Belhotel
Medan, 21 November 2009
34. Peserta Workshop Confronting Obstacles in Managing Type 2 DM
Controlling HbA1C Effectively without Compromise, Grand Aston
Hotel Medan, 6 Desember 2009
35. Peserta Workshop Ultrasonography 11th Annual Scientific Meeting
Internal Medicine Depatrment of Internal Medicine , Medan 1-3 April
2010
36. Peserta Simposium New Advances in Treatment of Type 2 Diabetes,
JW. Marriott Medan, 18 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
37. Peserta Workshop Injeksi Kortikosteroid Intra Lesion and Visco
Supplement dalam Rheumatology Update 2010, RSU. Prof. Dr. Boloni
Medan, 30 Juli 2010
38. Peserta Simposium Rheumatology Update 2010, Hotel Grand Aston
City Hall Medan, 30-31 Juli 2010
39. Peserta Roadshow “Medskup Cardio-Metabolic”, Grand Aston City
Hall Medan, 2 April 2011
40. Peserta Pelatihan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutan Ultrasonografi Tahap Pertama bagi PPDS Penyakit
Dalam. Departemen Penyakit Dalam FK USU dan PUSKI. Medan 23-
26 September 2010
41. Peserta Workshop on Understanding Mechanical Ventilation The 12th
International Meeting on Respiratory Care Indonesia (Respina) 2010,
Shangrila Hotel Jakarta, 1-4 Desember 2010
42. Peserta Simposium The 12th International Meeting on Respiratory
Care Indonesia (Respina) 2010, Shangrila Hotel Jakarta, 1-4
Desember 2010
43. Peserta Workshop Thoracocentesis with Ultrasound Guidance The 2nd
Medan Respiratory Care Meeting Annually, 17 Maret 2011
44. Peserta Workshop Management of Problematic Asthma Pertemuan
Ilmiah Tahunan XII 2011, JW Marriott International Hotel Medan, 28-
30 April 2011
45. Peserta Workshop Insulin in Daily Practice Pertemuan Ilmiah Tahunan
XII 2011, JW Marriott International Hotel Medan, 28-30 April 2011
46. Peserta Workshop Hypertension Crisis in Daily Practice Pertemuan
Ilmiah Tahunan XII 2011, JW Marriott International Hotel Medan, 28-
30 April 2011
47. Peserta Workshop New Hope for COPD Patient Pertemuan Ilmiah
Tahunan XII 2011, JW Marriott International Hotel Medan, 28-30
April 2011
48. Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan XII 2011, JW Marriott
International Hotel Medan, 28-30 April 2011
Universitas Sumatera Utara
49. Peserta Simposium The 6th New Trend in Cardiovascular
Management, JW. Marriott Hotel Medan, 23-25 Juni 2011
50. Peserta Simposium Achieving Ambitious Glycaemic Target in Diabets
: “Stepwise Treatment From Sulfonilurea to Insulin Inisiation &
Intensification (Basal and Basal Plus), Emerald Ball Room, Grand
Swiss-Belhotel Medan, 3 Juli 2011
51. Peserta Seminar Sehari Lymphoma Update : Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan, RSUP. H. Adam Malik Medan, 16 Juli 2011
52. Peserta Workshop Manajemen Terapi Cairan pada Pasien
Kegawatdaruratan”, JW. Marriott Hotel Medan, 22 Oktober 2011
53. Panitia Rheumatologi Update Departemen Penyakit Dalam FK USU,
Medan, 9-10 Juli 2011
54. Peserta Pelatihan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutan Ultrasonografi Tahap Kedua bagi Spesialis dan PPDS
Penyakit Dalam. Departemen Penyakit Dalam FK USU dan PUSKI.
Medan 8-10 November 2011
55. Peserta Simposium The New Option of Insulin Resistance Treatment
in Type 2 Diabetes, Hermes Palace Hotel Medan, 20 November 2011
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
NO. NAMA JK
USIA BB TB IMT TDS TDD KGD AD KOL.
TOTAL TG HDL LDL
(THN) (KG) (MTR) (KG/MTR2) (mmHg) (mmHg) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) 1 SARIOMAS PAKPAHAN P 70 54 1.62 20.58 170 100 115 154 100 31 92 2 MULA GINTING L 85 59 1.56 24.24 180 90 107 129 88 33 82
3 SITI SALIAH TARIGAN P 85 51 1.66 18.51 190 110 93 155 96 21 92
4 SUNAR L 49 85 1.67 30.48 170 100 148 247 147 34 169
5 BETMAN SITUMEANG L 33 55 1.58 22.03 190 110 80 228 123 36 150
6 RAMLI BUSRI L 63 60 1.62 22.86 180 100 218.5 174 72 50 103 7 ALIMTA LUBIS L 32 50 1,58 20.03 130 80 105 190 136 35 133
8 CHARLES MUDA SINAGA DRS L 76 72 1.66 26.13 170 90 243.6 152 130 24 104
9 SAIDI L 49 58 1.60 22.66 170 100 112 163 75 36 114
10 SUWINDRA L 32 54 1.59 21.36 100 60 112 143 63 32 102 11 PASTI BR. SINAGA P 72 50 1.62 19.05 190 100 119.3 179 80 30 127 12 MERE BR. SEMBIRING P 75 53 1.63 19.95 160 90 393.6 145 154 25 105 13 SALMON SURBAKTI L 58 65 1.60 25.39 160 90 101.7 148 102 44 84 14 MBUE BR.TARIGAN P 82 56 1.61 21.60 250 110 95.6 172 90 40 116 15 PINTARIA TAMBUNAN P 71 72 1.66 26.13 140 90 142 179 91 34 133 16 SAUT SIBAGARIANG L 71 69 1.70 23.88 150 90 100.3 108 118 22 47 17 AHMADSYAH L 50 65 1.71 22.23 160 90 111.5 164 63 39 92
Universitas Sumatera Utara
18 ERSELIA BR. PURBA P 66 72 1.65 26.45 130 90 109 148 102 44 84
19 FATIMAH P 47 68 1.60 26.56 160 110 363 283 421 19 180 20 DARMI TALO P 74 72 1.64 26.77 150 90 123 208 179 56 117
21 BERULALA BR. SEMBIRING P 68 68 1.58 27.24 130 90 130 103 113 58 120
22 HAFSAH NURJONO P 63 71 1.63 26.72 140 70 107.2 143 62 47 83 23 AHMAD KAHARUDDIN L 70 67 1.65 24.61 180 100 139 161 87 31 109
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
TES AGREGASI TROMBOSIT PRA
TES AGREGASI TROMBOSIT POST ASA PRE ASA POST LAMA
KETERANGAN HEAD CT-SCAN ADP 1.0
ADP 5.0 ADP 10.0 ADP 1.0 ADP 5.0 ADP 10.0 (HARI)
29.5 74.4 71.8 23.5 50.6 72.3 28/02/2011 09/04/2011 40 HIDUP Infark lobus frontalis kiri 29.0 68.6 76.6 20.1 60.6 72.5 01/03/2011 14/04/2011 44 HIDUP Infark paraventrikel lateralis kiri
29.7 86.8 89.1 49.6 75.4 77.1 25/03/2011 09/05/2011 45 HIDUP Infark multipel di lobus temporoparietal kanan dan basal ganglia kiri
25.1 64.5 70.5 34.1 70.0 78.1 22/07/2011 01/09/2011 41 HIDUP Infark luas di centrum semiovale, nukleus caudatus, basal ganglia dan white matter lobus frontotemporal kanan
6.3 48.3 66.8 9.7 38.3 46.0 03/08/2011 19/09/2011 47 HIDUP Infark luas lobus occipitalis bilateral dan parietal kanan, Infark lakunar basal ganglia bilateral
11.7 78.5 83.5 17.8 51.8 62.2 13/08/2011 19/09/2011 37 HIDUP
Infark multipel pada white matter periventrikuler bilateral, sebagian lobus frontotemporoparietalis kiri, sebagian lobus occipitalis kanan, infark lakunar pada thalamus kanan
15.6 61.1 69.7 5.9 69.9 73.2 16/08/2011 20/09/2011 35 HIDUP Infark occipital kanan
9.2 94.1 90.7 16.6 89.9 92.4 13/08/2011 15/09/2011 33 HIDUP Infark multipel pada basal ganglia, thalamus, lobus occipitotemporalis kiri
24.3 70.6 38.1 30.3 69.5 76.3 13/09/2011 20/10/2011 37 HIDUP
Infark oksipital bilateral,periventrikuler,cornu anterior ventrikel lateralis kanan dan infark lakuner basal ganglia kanan
12.7 62.6 72.3 1.8 20.3 33.6 14/09/2011 25/10/2011 41 HIDUP Infark luas pada frontotemporoparietal kiri+basal ganglia kiri+edema hemisfer kiri
32.3 67.9 75.9 33.4 78.0 73.7 27/10/2011 26/11/2011 30 HIDUP Infark luas pada hemisphere cerebri kanan 29.2 84.2 85.0 47.7 90.2 89.8 27/10/2011 26/11/2011 30 HIDUP Infark frontalis kanan 25.7 81.7 85.5 7.5 29.8 49.1 28/10/2011 02/12/2011 35 HIDUP Infark frontotemporoparietal kiri 13.3 61.0 73.5 01/03/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark lobus parietalis bilateral dan temporalis kanan 40.3 56.2 58.4 03/03/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark frontalis kanan 25.3 73.2 74.5 11/03/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark parietalis kiri 10.4 32.7 65.7 24/03/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark parietalis kiri
Universitas Sumatera Utara
2.6 39.1 70.9 28/10/2011 EXITUS Infark basal ganglia kanan+talamus+kapsula interna kiri
28.1 74.5 77.4 28/10/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark lakunar multipel periventriuluer lateral+kapsula interna+krus ant post kanan
8.7 49.6 69.9 14/03/2011 LOSS OF FOLLOW UP Infark parietalis kanan 8.0 55.0 67.8 01/02/2011 EXITUS Infark luas pd frontotemporoparietalis kiri
24.2 61.9 59.2 13/09/2011 EXITUS Infark luas lobus parietalis kiri dengan edema yang mengakibatkan herniasi ke kanan
82.5 86.4 88.0 27/10/2011 EXITUS Infark basal ganglia kiri dan parietal kiri
Universitas Sumatera Utara