Download - DRAF ACARA 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah yang menjadi salah satu anasir penting lahan yang perlu diperhatikan sifat
fisik, kimia, dan biologinya untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan untuk menjaga
kesuburannya. Sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan diantaranya adalah tekstur dan stuktur
tanah. Tekstur kasar atau halus dan struktur kompak atau pecah-pecah dapat memengaruhi
seluruh proses yang terjadi di tanah itu sendiri, seperti kaitannya dengan distribusi oksigen
dan pergerakan air. Sifat kimia penting salah satunya adalah pH dan sifat biologinya adalah
keberadaan mikroorganisme dan makroorganisme tanah di dalamnya. Keseluruhan sifat
saling terkait untuk memperoleh kondisi tanah sesuai dengan pertumbuhan tanaman,
misalnya keberadaan mikroorganisme tanah yang mendukung pertumbuhan dan kesuburan
tanaman dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisik tanah, namun begitu pula sebaliknya sifat fisik
dan atau kimia dipengaruhi oleh sifat biologi tanah.
Salah satu peran mikroorganisme tanah yang penting adalah dalam memengaruhi
struktur tanah dengan berperan dalam proses agregasi partikel tanah. Bakteri membentuk
agregat yang mudah pecah, sedangkan jamur dapat membentuk agregat yang tahan terhadap
pemecahan. Mikrobia yang aktif berperan pada proses agregasi partikel tanah adalah jamur,
bakteri dan aktinomisetes. Mikroorganisme tanah sangat berperan dalam proses granulasi.
Peranan mikroorganisme tanah dalam proses granulasi adalah sebagai efek pengikatan
partikel tanah oleh sel atau filamen dari sejumlah mikroorganisme, produksi senyawa
hasilmetabolisme mikroorganisme tanah dan hasil dari aktivitas dekomposisi bahan organik
dalam tanah.
B. Tujuan
Mengetahui perbedaan agregat tanah yang dibentuk oleh bakteri dan jamur
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas mikrobia yang mempengaruhi agregasi tanah dilakukan oleh berbagai
mikroorganisme, termasuk beribu-ribu spesies bakteri, jamur, aktinomicetes. Bakteri
rizosferik, yang berkembang uimelal hubungannya dengan perakaran tanaman-tanaman
tertetu, juga jamur yang seringkali memmbentuk jaringan perekat yang luas dari filamen
lembut yang dikenal dengan miselia atau hifa. Komposisi mikrofauna dan mikroflora tanah
tergantung pada kondisi panas dan kadar air, pH tanah, tekanan oksidasi-reduksi, kondisi
unsur hara, bahan tanah serta jumlah bahan organik yang ada (Hillel, 1982).
Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi
ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi
mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki
kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan
mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah-tanah di
daerah tropis perlu dilakukan (Onunka et al., 2012).
Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang, secara terus menerus
mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi.
Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin
dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong
perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong
granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air (Brady, 1990).
Pergerakan udara, tanah dan air di dalam tanah dikendalikan oleh struktur tanah.
Sedangkan struktur tanah tergantung dari agregat-agregat partikel tanah yang stabil. Beberapa
peneliti menemukan bahwa pengaruh agregat terhadap berbagai kelompok mikroorganisme
tanah yang berbeda-beda dapat dibedakan tingkatannnya dalam urutan sebagai berikut yaitu :
jamur > streptomices > bakteri penghasil perekat > khamir. Rhizopus, Mucor, Chaetomium,
Fusarium, Cladosporium, Aspergillus, dan Rhizoctonia yang tumbuh cepat merupakan
contoh-contoh yang baik dari jamur-jamur yang mensrekesikan perekat dan memberikan
sokongan mekanis untuk merekatkan partikel-pertikel tanah. Contoh-contoh bakteri yang
menghasilkan sejumlah perekat yang cukup berarti adalah Azotobacter, Beijerinckia,
Rhizobium, Xanthomonas, dan Bacillus (Rao, 1994).
Perubahan struktur komunitas mikroba dengan kedalaman tanah dikaitkan dengan
respon mikroba terhadap kondisi fisik dan kimia tanah. Faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap komposisi komunitas mikroba dan keragaman mikroba adalah pH, ukuran partikel,
organik karbon, ketersediaan hara, air, dan konsentrasi oksigen. Parameter ini bervariasi
antara permukaan tanah dan permukaan dibawahnya. Misalnya, ketersediaan air, tanaman
yang berasal sumber daya (karbon, nitrogen, dan nutrisi lainnya), nitrogen dan konsentrasi
oksigen akan berbeda sesuai dengan kedalaman. Dengan demikian, fisiologi dan potensi
metabolisme komunitas mikroba akan bervariasi di sepanjang profil tanah (Hansel et.al.,
2008).
Mikroorganisme seperti jamur endomikoriza digambarkan sebagai penggerak dalam
agregasi tanah. Jamur basidiomisetes dapat menghasilkan EPS dengan mengikat partikel
tanah sehingga berperan penting sebagai agregator tanah . Basidiomisetes berperan dalam
daur ulang residu tanaman karena dapat mengeluarkan enzim ligninolitik untuk
mendegradasi molekul yang kompleks . Untuk mendapatkan informasi tentang mekanisme
partikel tanah yang stabil dalam mikroagregat adalah dengan memeriksa komposisi spesies
bakteri dan menentukan apakah bakteri mampu mengikat partikel tanah (Caesar-Tonthat
et.al., 2008).
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Pada praktikum Acara 1 subbab 1 dengan judul Agregasi Partikel Tanah bertujuan
untuk mengamati pertumbuhan mikroorganisme dalam sampel tanah dan cara
pembentukan agregat oleh mikroorganisme tersebut. Bahan yang digunakan yaitu
sampel tanah 200 gram, kultur bakteri Bacillus sp. 1 ml dan Aspergillus sp. 1 ml,
larutan glukosa 5 ml,dan larutan garam 5 ml. Alat yang digunakan yaitu beaker glass
3 (tiga) buah, gelas preparat 3 (tiga) buah, pengaduk, kertas saring, dan karet gelang.
B. Cara Kerja
200 g sampel tanah+aquades
Larutan Sukrosa 5 ml + larutan garam5 ml
Basillus sp. Aspergillus sp. Kontrol
Ditutup kertas saring dan diinkubasi 4 minggu
Diamati Agregasi partikel tanah dan Mikroorganisme dalam tanah
DAFTAR PUSTAKA
Brady, N.C. 1990. The Natural and Properties Soils. Macmillan Publishing Company, New York.
Caesar-TonThat, T.C., W. J. Busscher ., J. M. Novak ., J. F. Gaskin , dan Y. Kim. 2008. Effects of polyacrylamide and organic matter on microbes associated to soil aggregation of norfolk loamy sand. Applied Soil Ecology 40 : 240 – 249.
Hansel, C. M., S. Fendorf., P. M. Jardine, dan C. A. Francis. 2008. Changes in bacterial and archaeal community structure and functional diversity along a geochemically variable soil profile. Applied and Environmental Microbiology 74: 1620–1633.
Hillel, D. 1982. Introduction to Soil Physics. Academic Press Inc. Orlando, Florida.
Onunka, N. A., L. I. Chukwu, E. O. Mbanasor, dan C.N. Ebeniro. 2012. Effect of organic and inorganic manures and time of application on soil properties and yield of sweetpotato in a tropical ultisol. Journal of Agriculture and Social Research 12: 183-194.
Rao, N. S .1994. Soil Microorganisms and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing, London.