Download - DIMENSIA ASKEP JADI.docx
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
1/49
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif
di mana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi,termasuk memori, berpikir,
orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,kemampuan, bahasa. Gangguan fungsi kognitif
yang biasanya disertai, kadang-kadang didahului, oleh kemerosotan dalam pengendalian
emosi, perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom terjadi pada penyakit Alzheimer, di penyakit
serebrovaskular, dan dalam kondisi lain terutama atau sekunder yang mempengaruhi otak
(Durand dan Barlow, 2006).
Menurut data Asia Pasifik tahun 2006, jumlah orang yang menderita demensia di
wilayah Asia Pasifik pada 2025 diperkirakan meningkat lebih daridua kali lipat dan
peningkatan ini akan lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara barat.
Sementara di dunia, pada tahun 2040 jumlah penderita demensia diperkirakan menjadi
sekitar 80 juta orang. (Demensia dikawasan asia pasifik, 2006).
Gejala awal gangguan ini adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi, tetapi
bisa juga bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan,penurunan emosi atau
perubahan kepribadian lainnya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara, penderita
menggunakan kata-kata yang lebih sederhana,menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau
tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Ketidakmampuan mengartikan tanda-
tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada akhirnya
penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya.
Demensia banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia lanjut.Bahkan,
penurunan fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang dari 50tahun. Sebagian besar
orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang hanya diderita oleh para Lansia,
kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapa saja dari semua tingkat usia dan jenis
kelamin (Harvey, R. J. et al. 2003). Untuk mengurangi risiko, otak perlu dilatih sejak dini
disertai penerapan gaya hidup sehat. (Harvey, R. J., Robinson, M. S. & Rossor, M. N, 2003)
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
2/49
2 | P a g e
B . RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, adapun permasalahan yang hendak
kelompok kemukakan dalam penulisan makalah ini, yaitu mengenai bagaimana gambaran
klinis dari polisitemia serta bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan
demensia ?
C . TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1.Melakukan pengkajian keperawatan dengan demensia2.Mengidentifikasi diagnosa keperawatan dengan demensia3.Melakukan tindakan keperawatan dalam berbagai pendekatan tindakan keperawatan
dengan demensia
4.Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan demensia
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
3/49
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DEMENSIA1. Pengertian Demensia
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang
mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley,
A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah
sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit
atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan
fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan mempengaruhi aktivitas social
dan okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). (Mickey Stanley,
2006)
Demensia tipe alzhimer adalah proses degenerative yang terjadi pertama-tama
pada sel yang terletak pada dasar otak depan yang mengirim informasi ke korteks serebral
dan hipokampus. Sel yang terpengaruh pertama kali kehilangan kemampuannya untuk
mengeluarkan asetilkolin lalu terjadi degenerasi. Jika degenerasi ini mulai berlangsung,
dewasa ini tidak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk menghidupkan kembali sel-sel
atau menggantikannya.(Kushariyadi, 2010)
Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara
abnormal.Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak
degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila
mengalami demensia. Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang pendidikan maupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sebarang rawatan
untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala boleh diperolehi.
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan
untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
4/49
4 | P a g e
Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat,
penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel
otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60
tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal.
Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan
hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa
kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi. Lupa pada usia
lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer stadium
awal. Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin
lama makin parah. Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil;
tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.
2. EpidemiologiLaporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun
adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). peningkatan angka kejadian
kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi .
Kira-kira 5 % usia lanjut 6570 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat
setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus
demensia 0.5 1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 15% atau
sekitar 34 juta orang.
Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahun
dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk indonesia mengalami
demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah alzeimer.
Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia
Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di negara maju
Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20%
sisanya 15- 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50
60 % dan 3040 % demensia akibat penyakit Alzheimer.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
5/49
5 | P a g e
3. Etiologi DemensiaDisebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan
timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat
disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins,
P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari
gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah),
demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya
disebabkan oleh penyakit lain.
Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit
Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga
membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C.
2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat
keputusan dan juga penurunan proses berpikir
Untuk demensia tipe Alzheimer ada beberapa penyebab yang telah dihipotesa
adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri,
trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament predisposisi heriditer. Dasar
kelainan patologi penyakit Alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah
spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kongnitif dengan penurunan
daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat
berperan dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami
degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan kalsium intraseluler, kegagalan
metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapat produksi protein
abnormal yang non spesifik. Penyakit Alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan)
juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
6/49
6 | P a g e
Beberapa factor lain yang menyebabkan alzeimer :
1) Faktor genetic2) Faktor infeksi3) Faktor lingkungan4) Faktor imunologis5) Faktor trauma6) Faktor neurotransmitter
4. Klasifikasi
a.
Demensia Tipe Alzheimer
Dari semua pasien dengan demensia, 50 60 % memiliki demensia tipe ini.
Orang yang pertama kali mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzheimer sekitar
tahun 1910. Demensia ini ditandai dengan gejala :
1) Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,2) Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia, agnosia, gangguan
fungsi eksekutif,3) Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,4) Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),5) Kehilangan inisiatif.
Demensia pada penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti penyebabnya,
walaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem telah ditemukan
lose selective neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi
perubahan.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
7/49
7 | P a g e
b. Demensia VaskulerPenyakit ini disebabkan adanya defisit kognitif yang sama dengan Alzheimer
tetapi terdapat gejala-gejala / tanda-tanda neurologis fokal seperti :
1) Peningkatan reflek tendon dalam,2) Respontar eksensor,3) Palsi pseudobulbar,4) Kelainan gaya berjalan,5) Kelemahan anggota gerak.
Demensia vaskuler merupakan demensia kedua yang paling sering pada lansia,
sehingga perlu dibedakan dengan demensi Alzheimer.
Pencegahan pada demensia ini dapat dilakukan dengan menurunkan faktor resiko
misalnya ; hipertensi, DM, merokok, aritmia. Demensia dapat ditegakkan juga dengan
MRI dan aliran darah sentral.
Pedoman diagnostik penyakit demensia vaskuler :
1)
Terdapat gejala demensia2) Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata3) Onset mendadak dengan adanya gejala neurologis fokal
Menurut Umur:1. Demensia senilis (>65th)2. Demensia prasenilis (
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
8/49
8 | P a g e
Menurut kerusakan struktur otak1. Tipe Alzheimer2. Tipe non-Alzheimer3. Demensia vaskular4. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)5. Demensia Lobus frontal-temporal6. Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)7. Morbus Parkinson8. Morbus Huntington9. Morbus Pick10. Morbus Jakob-Creutzfeldt11. Sindrom Gerstmann-Strussler-Scheinker12. Prion disease13. Palsi Supranuklear progresif14. Multiple sklerosis15.Neurosifilis16. Menurut sifat klinis:17. Demensia proprius18. Pseudo-demensia
5.PatofisiologiTerdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada
penyakit Alzheimer, antara lain: serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang
tidak berfungsi) dan plak seni atau neuritis (deposit protein beta-amiloid, bagian dari
suatu protein besar, protein prukesor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadisecara primer pada korteks serebri dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak.
Secara maskroskopik, perubahan otak pada Alzheimer melibatkan kerusakan berat
neuron korteks dan hippocampus, serta penimbunan amiloid dalam pembuluh darah
intracranial. Secara mikroskopik, terdapat perubahan morfologik (structural) dan
biokimia pada neuron neuron. Perubahan morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
9/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
10/49
10 | P a g e
6.Pathway
akibat
Msalah utama
penyebab
Kekerasan resiko tinggi Defisit perawatan diri,mandi,kebersihan,
Perubahahn sensori-perseptual : halusinasi
pendengarandanpenglihatan
Intoleransi aktivitas
Interasaksi sosial dan keruskan,menarik diri
Harga diri rendah
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
11/49
11 | P a g e
7. Gejala KlinisDemensia yang paling banyak ditemukan yaitu tipe Alzheimer
Demensia Alzheimer
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibat
gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana
akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-
sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya
ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu
menyebut kata yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak
mampu menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan
adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga,
sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan,
agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan aktifitas
psikomotor, berkelana.
Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori,
berhitung dan aktifitas spontan menurun. Fungsi memori yang terganggu adalah memori
baru atau lupa hal baru yang dialami
Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara
lain: Disorientasi, gangguan bahasa (afasia), Penderita mudah bingung, penurunan fungsi
memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak
mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga
mengulanginya lagi, dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah
tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
12/49
12 | P a g e
Stadium III
Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala klinisnya antara
lain: Penderita menjadi vegetatif, tidak bergerak dan membisu, daya intelektual serta
memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri, tidak bisa
mengendalikan buang air besar/ kecil, kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag
lain, kematian terjadi akibat infeksi atau trauma.
Hal yang menarik dari gejala penderita demensia adalah adanya perubahan
kepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.. Penderita
yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Lansia dengan usia enam puluh lima tahun
keatas. Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan gejala yang menonjol pada
tahap awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan
degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit
mengingat nama cucu mereka atau lupa meletakkan suatu barang.
Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwa
itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh
orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap penurunan
daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin
Lansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya
sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia,
mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini dapat saja
diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah kondisi Lansia.
Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi.
Di sinilah keluarga membawa Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana
demensia bukanlah menjadi hal utama fokus pemeriksaan.
Seringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan. Tidak
semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji dan mengenali
gejala demensia. Mengkaji dan mendiagnosa demensia bukanlah hal yang mudah dan
cepat, perlu waktu yang panjang sebelum memastikan seseorang positif menderita
demensia. Setidaknya ada lima jenis pemeriksaan penting yang harus dilakukan, mulai
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
13/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
14/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
15/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
16/49
16 | P a g e
lumayan pada beberapa penderita; namun demikian secara keseluruhan tidak
menunjukkan keberhasilan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa demensia alzheimerntidak semata-mata disebabkan oleh defisiensi
kolinergik; demensia ini juga disebabkan oleh defisiensi neurotransmitter
lainnya. Sementara itu, kombinasi kolinergik dan noradrenergic ternyata
bersifat kompleks; pemberian obat kombinasi ini harus hati-hati karena dapat
terjadi interaksi yang mengganggu sistem kardiovaskular.
b. Cholinedan lecithinDefisit asetilkolin di korteks dan hipokampus pada demensia Alzheimer
dan hipotesis tentang sebab dan hubungannya dengan memori mendorong peneliti
untuk mengarahkan perhatiannya pada neurotransmitter. Pemberian prekursor,
cholinedan lecithin merupakan salah satu pilihan dan memberi hasil lumayan,
namun demikian tidak memperlihatkan hal yang istimewa. Dengancholine ada
sedikit perbaikan terutama dalam fungsi verbal dan visual. Denganlecith in
hasilnya cenderung negatif, walaupun dengan dosis yang berlebih sehingga kadar
dalam serum mencapai 120 persen dan dalam cairan serebrospinal naik sampai 58
persen.
c.Neuropeptide, vasopressin dan ACTHPemberian neuropetida, vasopressin dan ACTH perlu memperoleh
perhatian. Neuropeptida dapat memperbaiki daya ingat semantik yang berkaitan
dengan informasi dan kata-kata. Pada lansia tanpa gangguan psiko-organik,
pemberian ACTH dapat memperbaiki daya konsentrasi dan memperbaiki keadaan
umum.
d.Nootropic agentsDari golongan nootropic substances ada dua jenis obat yang sering
digunakan dalam terapi demensia, ialahnicer goline dan co-dergocrine mesylate.
Keduanya berpengaruh terhadap katekolamin. Co-dergocrine mesylate
memperbaiki perfusi serebral dengan cara mengurangi tahanan vaskular dan
meningkatkan konsumsi oksigen otak. Obat ini memperbaiki perilaku, aktivitas,
dan mengurangi bingung, serta memperbaiki kognisi. Disisi lain,nicergoline
tampak bermanfaat untuk memperbaiki perasaan hati dan perilaku.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
17/49
17 | P a g e
e. DihydropyridinePada lansia dengan perubahan mikrovaskular dan neuronal, L-type
calcium channels menunjukkan pengaruh yang kuat. Lipophilic dihydropyridine
bermanfaat untuk mengatasi kerusakan susunan saraf pusat pada lansia.
Nimodipin bermanfaat untuk mengembalikan fungsi kognitif yang menurun pada
lansia dan demensia jenis Alzheimer. Nimodipin memelihara sel-sel
endothelial/kondisi mikrovaskular tanpa dampak hipotensif; dengan demikian
sangat dianjurkan sebagai terapi alternatif untuk lansia terutama yang mengidap
hipertensi esensial
10. Pencegahan demensiaHal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
ataupun menunda terjadinya demensia diantaranya adalah menjaga ketajaman
daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak sepertialkohol dan zat adiktif yang berlebihan
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknyadilakukan setiap hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif1) Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.2) Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat atau hobi
4. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaksdalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
5. Jagalah pikiran anda agar tetap aktif. Kegiatan merangsang mental dapatmeningkatkan kemampuan anda untuk menangani dan mengkompensasiperubahan yang berhubungan dengan demensia. Ini mencakup teka teki
dan permainan kata, belajar bahasa, bermain alat music,membaca,menuli
s,atau menggambar. Tidak hanya kegiatan ini yang membantu menunda
terjadinya demensia,tetapi juga membantu menurunkan efek. Semakin
sering melakukan aktivitas maka semakin menguntungkan.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
18/49
18 | P a g e
6. Turunkan kadar homosistein. Penelitian awal menunjukkan bahwa tigadosis tinggi vitamin B-asam folat-B6 dan B12 membantu menurunkan
kadar homosistein dan berguna untuk memperlambat perkembangan
penyakit Alzheimer.
7. Turunkan kadar kolesterol. Endapan yang terjadi dalam otak orang-orangdengan kolesterol tinggi merupakan salah satu penyebab demesia
vaskuler.
8. Pertahankan pola makan sehat. Diet yang sehat adalah penting karenamenurut penelitian bahwa makanan seperti buah-buahan,sayuran dan
omega 3 dan asam lemak. Biasanya ditemukan pada ikan dan kacang-
kacangan tertentu dapat memiliki efek perlindungan dan menurunkan
resiko terkena demensia.
9. Dapatkan vaksinasi. Mereka yang menerima vaksinasi untuk influenza,tetanus,difteri dan polio tampaknya secara signifikan mengurangi resiko
demensia karena memiliki efek perlindungan terhadap berkembangnya
demensia.
11.PrognosisPada sebagian besar demensia stadium lanjut terjadi penurunan fungsi otak yang
hampir menyeluruh. Penderita lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan
perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana).
Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan
kemampuan berbicara.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
19/49
19 | P a g e
B. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA
1. PengkajianPengkajian yang dilakukan secara umum pada penyakit demensia antara lain:
a. Aktifitas istirahatGejala: Merasa lelah
Tanda: Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur
Letargi: penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi,
ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/ mengikuti acara
program televisi.
Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang telah
biasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat.
b. SirkulasiGejala: Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik. hipertensi, episode emboli
(merupakan factor predisposisi).
c. Integritas egoGejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi
terhadap lingkungan, kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang, penimbunan
objek : meyakini bahwa objek yang salah penempatannya telah dicuri. kehilangan
multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang dirasakan.
Tanda : Menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak mampu untuk
melakukan kewajiban, mungkin juga tangan membuka buku namun tanpa
membacanya) , duduk dan menonton yang lain, aktivitas pertama mungkin
menumpuk benda tidak bergerak dan emosi stabil, gerakan berulang ( melipat
membuka lipatan melipat kembali kain ), menyembunyikan barang, atau berjalan-
jalan.
d. EliminasiGejala: Dorongan berkemih
Tanda: Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi dengan diare.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
20/49
20 | P a g e
e. Makanan/cairanGejala: Riwayat episode hipoglikemia (merupakan factor predisposisi) perubahan
dalam pengecapan, nafsu makan, kehilangan berat badan, mengingkari terhadap rasa
lapar/ kebutuhan untuk makan.
Tanda: Kehilangan kemampuan untuk mengunyah, menghindari/menolak makan
(mungkin mencoba untuk menyembunyikan keterampilan). dan tampak semakin
kurus (tahap lanjut).
f. HiygeneGejala : Perlu bantuan /tergantung orang lain
Tanda : tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang kurang,
kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk pergi kekamar mandi, lupa langkah-
langkah untuk buang air, tidak dapat menemukan kamar mandi dan kurang berminat
pada atau lupa pada waktu makan: tergantung pada orang lain untuk memasak
makanan dan menyiapkannya dimeja, makan, menggunakan alat makan.
g. NeurosensoriGejala :Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif,
dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, pusing atau
kadang-kadang sakit kepala. adanya keluhan dalam kemampuan kognitif, mengambil
keputusan, mengingat yang berlalu, penurunan tingkah laku ( diobservasi oleh orang
terdekat). Kehilangan sensasi propriosepsi ( posisi tubuh atau bagian tubuh dalam
ruang tertentu ). dan adanya riwayat penyakit serebral vaskuler/sistemik, emboli atau
hipoksia yang berlangsung secara periodic ( sebagai factor predisposisi ) serta
aktifitas kejang ( merupakan akibat sekunder pada kerusakan otak ).
Tanda : Kerusakan komunikasi : afasia dan disfasia; kesulitan dalam menemukan
kata- kata yang benar ( terutama kata benda ); bertanya berulang-ulang atau
percakapan dengan substansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal, atau
bicaranya tidak terdengar. Kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis
bertahap ( kehilangan keterampilan motorik halus ).
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
21/49
21 | P a g e
h. KenyamananGejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius ( mungkin menjadi factor
predisposisi atau factor akselerasinya), trauma kecelakaan ( jatuh, luka bakar dan
sebagainya).
Tanda : Ekimosis, laserasi dan rasa bermusuhan/menyerang orang lain
i. Interaksi socialGejala : Merasa kehilangan kekuatan. factor psikososial sebelumnya; pengaruh
personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku yang muncul.
Tanda : Kehilangan control social,perilaku tidak tepat.
Demensia terjadi akibat kerusakan yang terjadi di dalam susunan saraf pusatterkait dengan proses penuaan. Pada pengkajian Lansia dengan masalah demensia
bisa digolongkan dalam pengkajian sistem saraf secara umum.
Perubahan umum dari sistem saraf yang terkait dengan Proses Menua
adalah sebagai berikut:
Struktur Otak:
1)Kehilangan berat otak karena penuaan menyebabkan pengurangan jumlah darineuron dengan kehilangan area yang besar dari cortexdan cerebellum.
2)Atrofi dari tegangan dengan perluasan sulcidangyripaling banyak di daerahfrontal.
3)Dilatasi dari ventrikel karena proses menua.4)Peningkatan akumulasi intrasel dari pigmen lipofuscin menyebabkan intisel
mengasumsikan posisi yang abnormal.
5)Perkembangan dari senile plaques atau lesi yang anatomik terkait denganpenuaan.
Fungsi Metabolik dan Fisiologik
1)
Menurunnya konsumsi oksigen menyebabkan penurunan energi intraseluler,penggunaan glukosa, aliran darah.
2) Perubahan metabolik dari kompleks sinaptik menyebabkan efekneurotransmiter berhubungan dengan fungsi otak dengan tidur, kontrol
temperatur, mood mengakibatkan gangguan tidur, intoleransi terhadap dingin
dan depresi.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
22/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
23/49
23 | P a g e
Perubahan Pola Tidur
Tetap pada tahap I dan II untuk jangka waktu yang lama dan mungkin
membutuhkan waktu yang lama untuk tertidur.
Tahap III tetap sama, waktu tahap IV sangat berkurang atau terlewati semua
dengan penuaan, menyebabkan frekuensi bangun saat malam hari dan penurunan
intensitas dari tidur membuat lebih mudah untuk bangun dan tidak mendapatkan tidur
yang cukup.
Waktu tidur REM sebanding dengan tahap lain dari masa dewasa tetapi penuaan
mengakibatkan mimpi kurang dan pengurangan pada REM mengakibatkan mudah
terangsang, letargi dan depresi.
Pengurangan pada tahap IV menyebabkan rasa lemas, capek, cemas dan tegang.
Insomnia, sleep apnea dan tidur sebentar, meningkat dengan usia menyebabkan gangguan
pola tidur dan penyimpangan.
2. Diagnosa Keperawatan1)Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis (degenerasi neuron
ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau memori, hilang konsentrsi, tidak
mampu menginterpretasikan stimulasi dan menilai realitas dengan akurat.
2)Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atauintegrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur,
nyeri) ditandai dengan cemas, apatis, gelisah, halusinasi.
3)Sindrom stress relokasi berhubungan dengan perubahan dalam aktivitas kehidupansehari-hari ditandai dengan kebingungan, keprihatinan, gelisah, tampak cemas, mudah
tersinggung, tingkah laku defensive, kekacauan mental, tingkah laku curiga, dan
tingkah laku agresif.
4)Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada sensori ditandai dengankeluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga, tidak mampu menentukan
kebutuhan/ waktu tidur.
5)Kurang perawatan diri berhubungan dengan penurunan kognitif, frustasi ataskehilangan kemandiriannya ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan
perawatan diri.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
24/49
24 | P a g e
6)Koping individu tidak efektif berhubungan dengan pemecahan masalah tidak adekuatditandai dengan cepat marah, curiga, mudah tersinggung.
7)Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan persepsi ditandai dengandisorientasi tempat, orang dan waktu.
8)Risiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmudah lupa, kemunduran hobi, perubahan sensori.
9)Risiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan, kelemahan, otottidak terkoordinasi, aktivitas kejang.
3. IntervensiN
o
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Perubahan proses
piker berhubungan
dengan perubahan
fisiologis (degenerasi
neuron ireversibel)
ditandai dengan
hilang ingatan ataumemori, hilang
konsentrsi, tidak
mampu
menginterpretasikan
stimulasi dan menilai
realitas dengan
akurat.
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
diharapkan klien
mampu mengenali
perubahan dalam
berpikir dengan KH:
-
Mampumemperlihatkan
kemampuan
kognitifuntuk
menjalani
konsekuensi
kejadian yang
menegangkan
terhadap emosi dan
pikiran tentang diri
- Mampumengembangkan
strategi untuk
Mandiri
a. Kembangkan lingkungan yang mendukung dan
hubungan klien-perawat
yang terapeutik
b. Kaji derajat gangguankognitif, seperti peruba
han orientasi, rentang
perhatian, kemampuan
berpikir. Bicarakan den
gan keluarga mengenai
perubahan perilaku
Mandiri
a. Mengurangi keasan dan emosi
l, seperti kemar
n, meningkatka
pengembangan
luasi diri yang
tif dan mengura
konflik psikolo
b. Memberikan daperbandingan y
akan dating dan
memengaruhi
rencan interven
Catatan: evalua
orientasi secara
berulang dapat
meningkatkan
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
25/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
26/49
26 | P a g e
h. Gunakan kata-katapendek, kalimat dan
Ulangi instruksi tersebu
t sesuai kebutuhan
i. Berhenti sejenak di antara kalimat/pertanyaan.
Beri isyarat tertentu,
gunakan kalimatterbuka
j. Dengarkan denganpenuh perhatian
pembicaraan klien.
Interpretasikan
pertanyaan, arti, dan
kata. Beri kata yang
ulkan stress/m
yang mencetu
konfrontasi dan
respons marah
h. Seiring perkemgan penyakit, p
komunikasi dal
otak terganggu
sehingga meng
ngkan kemamp
klien dalam res
s penerimaan
pesan dan perc
pan secara
keseluruhan
i. Menimbulkanrespons verbal,
meningkatkan
pemahaman.
Isyarat
menstimulasi
komunikasi,
meberi
pengalaman po
j.
Mengarahkanperhatian dan
penghargaan.
Membantu klie
dengan alat ban
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
27/49
27 | P a g e
benar
k. Hindari kritikan, argumentasi, dan konfrontasi
negative
l. Gunakan distraksi.Bicarakan tentang
kejadian yang
sebenarnya saat klien
mengungkapkan ide
yang salah, jika tidak
meningkatkan
kecemasan
m. Hindari klien dariaktivitas dan
komunikasi yang
dipaksakan
n. Gunakan hal yanghumoris saat
berinteraksi pada klien
proses kata da
menurunkan
frustasi
k. Provokasimenurunkan h
diri dan merup
ancaman yang
mencetuskan
agitasi yang tid
sesuai
l. Lamunanmembantu dala
meningkatkan
disorientasi.
Orientasi pada
realita meningk
an perasaan rea
klien, penghar
diri dan kemul
(kebahagiaan)
personal
m. Keterpaksaanmenurunkan
keikutsertaan d
meningkatkankecurigaan, del
n. Tertawa membdalam komun
dan meningka
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
28/49
28 | P a g e
Kolaborasi
a.Antisiklotik, sepertihaloperidol (haldol);
tioridazin (Mallril)
b.Vasodilator, sepertisiklandelat
(Cyclospasmol)
c.Titamin
kestabilan emo
Kolaborasi
a.Dapat digununtuk
mengontrol
agitasi,
halusinasi.
Mallril ja
digunakan
karena ad
beberapa
samping y
bersifat
ekstrapiram
meningkatk
kekacauan
mental;
masalah
penglihatanterutama
gangguan
berdiri dan
berjalan.
b.Dapatmeningkatk
kesadaran
mental te
memerlukan
penelitian l
lanjut.
c.Dalam penel
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
29/49
29 | P a g e
merupakan
yang dilaku
terus men
untuk meny
iki kemanfa
dari tiamin
dosis tinggi
selama fase
awal penyak
untuk memp
ambat berke
angnya
gangguan/m
ngkatan
keadaan kog
secara
sederhana
2 Perubahan persepsi
sensoriberhubungan
dengan perubahan
persepsi, transmisi
atau integrasi sensori
(penyakit neurologis,
tidak mampu
berkomunikasi,
gangguan tidur, nyeri
) ditandai dengan
cemas, apatis,
gelisah, halusinasi.
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
diharapkan perubahan
persepsi sensori klien
dapat berkurang atau
terkontrol dengan KH:
- Mengalamipenurunan
halusinasi
- Mengembangkanstrategi psikososial
Mandiri
a. kembangkan lingkunganyang suportif dan
hubungan perawat
klien terapeutik
b. Bantu klien untukmemahami halusinasi
c. Beri informasi tentangsifat halusinasi
,hubungannya dengan
Mandiri
a. Meningkatkankenyamanan dan
menurunkan
kecemasan pada
klien
b. Meningkatkankoping dan
menurunkan
halusinasi
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
30/49
30 | P a g e
untuk mengurangi
stress atau mengatur
prilaku.
- Mendemonstrasikanrespon yang sesuai
stimulasi
- Perawat mampumengidentifikasi
factor eksternal
yang berperan
terhadap perubahan
- kemampuanpersepsi sensori
stresor/pengalaman
emosional yang
traumatic,pengobatan
dan cara mengatasi
d. kaji derajat sensori ataugangguan persepsi dan
bagaimana hal tersebut
mempengaruhi klien
termasuk penurunan
penglihatan atau
pendengaran
e. ajarkan strategi untukmengurangi stress
f. anjurkan untukmenggunakan kaca mata
atau alat bantu
pendengaran sesuai
keperluan
c. Untuk membantklien dalam
memahami
halusinasi
d. Keterlibatan otamemperlihatkan
masalah yang
bersifat asimetri
menyebabkan k
kehilangan
kemampuan pad
salah satu sisi tu
(gangguan
unilateral). Klie
tidak dapat
mengenali rasa
r .
e. Untuk menurunkebutuahan akan
halusinasi
f.Meningkatkanmasukan
sensori,membat
/menurunkan
kesalahaninterpretasi
stimulasi
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
31/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
32/49
32 | P a g e
perasaan yang
sesuai/tidak cemas
dan rasa takut
berkurang
- Tidak menyimpanpengalaman
menyakitkan
- Menggunakanbantuan dari sumber
yang tepat selama
waktu pengaturan
pada lingkungan
baru
f. Identifikasi kekuatanklien yang dimiliki
sebelumnya
g. Berikan penjelasan daninformasi yang
menyenangkan
mengenai kegiatan/peri
stiwa
h. Catat tingkah laku,munculnya perasaan
curiga/paranoid, mudah
tersinggung, defensive
kebingungan
meningkatkan
kebersamaan
f. Memfasilitasibantuan denga
komunikasi da
manajemen da
kekurangan
sekarang serta
selanjutnya
g. Menurunkanketegangan,
mempertahank
rasa saling per
dan orientasi.
klien menget
secara perlahan
tentang apa ya
terjadi, koping
klien akan
meningkat
h. Stress meningrasa tidak nyam
nyeri fisik dan
kelelahanmencetuskan
penurunan ting
laku dan gangg
komunikasi.
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
33/49
33 | P a g e
i. Pertahankan keadaantenang. Tempatkan
dalam lingkungan
tenang yang memberika
n kesempatan untuk
beristirahat
j. Atasi tingkah lakuagresif dengan
pendekatan yang tenang
k. Gunakan sentuhan jikatidak mengalami
paranoid/sedang
mengalami agitasi
sesaat
Perilaku
katastropikini
menimbulkan
panic dan rasa
bermusuhan
i. Menenangkansituasi dan
member klien
waktu untuk
memperoleh
kendali terhad
perilaku dan
emosinya
j. Rasa diterimamenurunkan
takut, dan resp
agresif
k. Memberikankeyakinan,
menuunkan st
dan meningka
kualitas hidup
4 Perubahan pola tidur
berhubungan dengan
perubahan lingkunga
n ditandai dengan
keluhan verbal
tentang kesulitan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan tidak terjadi
gangguan pola tidur
pada klien dengan KH :
- Memahami factor
Mandiri
a. Jangan menganjurkanklien tidur siang apabila
berakibat efek negative
terhadap tidur pada
Mandiri
a. Irama sirkadian(siklus tidur-
bangun)yang
tersinkronisasi
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
34/49
34 | P a g e
tidur, terus-menerus
terjaga, tidak mampu
menentukan
kebutuhan/ waktu
tidur.
penyebab gangguan
pola tidur
- Mampumenentukan
penyebab tidur
inadekuat
- Mampu memahamirencana khusus
untuk menangani/m
engoreksi penyebab
tidur tidak adekuat
- Mampumenciptakan pola
tidur yang adekuat
dengan penurunan
terhadap pikiran
yang melayang-
layang (melamun)
-
Tampak ataumelaporkan dapat
beristirahat yang
cukup
malam hari
b. Evaluasi efek obat klien(steroid ,diuretik) yang
mengganggu tidur
c. Tentukan kebiasaan danrutinitas waktu tidur
malam dengan kebiasaa
n klien (member susu
hangat)
d. Memberika lingkunganyang nyaman untuk
meningkatkan tidur
(mematikan lampu,
ventilasi ruang adekuat,
suhu yang sesuai, meng
hindari kebisingan)
disebabkan oleh
tidur siang yang
singkat
b. Derangement pterjadi bila terd
penggunaan
kortikosteroid,
termasuk perub
mood, insomnia
c. Mengubah polayang sudah terb
dari asupan mak
klien pada mala
hari terbukti
mengganggu tid
d. Hambatan kortikpada formasi
reticular akan
berkurang selam
tidur,emningkat
respons otomati
karenanya respokardiovaskular
terhadap suara
meningkat selam
tidur
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
35/49
35 | P a g e
e. Buat jadwal intervensiuntuk memungkinkan
waktu tidur lebih
lama(memeriksa tanda
vital, mengubah posisi)
f. Berikan kesempatanuntuk tidur sejenak,
anjurkan latihan saat
siang hari, turunkan
aktivitas mental/fisik
pada sore hari
g. Hindari penggunaanpengikatansecara
terus menerus
h. Evaluasi tingkatstress/orientasi sesuai
perkembangan hari demi
e. Gangguan tidurterjadi dengan
seringnya tidur
mengganggu
pemulihan
sehubungan den
gangguan psiko
s dan fisiologis,
sehingga irama
sirkadian tergan
f. Aktivitas fisik dmental yang lam
mengakibatkan
kelelahan yang
dapat meningka
kebingungan, ak
tas yang terprog
tanpa stimulasi
berlebihan
meningkatkan
waktu tidur
g. Risiko gangguansensori, mening
an agitasi dan
menghambat wa
istirahat
h. Peningkatan kebungan, disorient
tingkah laku t
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
36/49
36 | P a g e
hari
i. Buat jadwal tidur secarateratur. Katakan pada
klien bahwa saat ini
adalahwaktu untuk tidur
j. Berikan makanan kecilsore hari, susu hangat,
mandi, dan masase
punggung
k. Turunkan jumlahminuman sore. Lakukan
berkemih sebelum tidur
l. Putarkan music yanglembut atau suara yang
jernih
kooperatif (sind
sundower) dapa
mengurangi tidu
i. Penguatan bahwsaatnya tidur da
mempertahanka
kestabilan lingk
an. Catatan :
penundaan wakt
tidur diindikasik
agar klien memb
g kelebihan en
dan memfasilita
tidur
j. Meningkatkanrelaksasi dengan
perasaan
mengantuk
k. Menurunkankebutuhan akan
bangun untuk
berkemih selam
malam hari
l. Menurunkanstimulasi sensor
dengan mengha
t suara lain dari
lingkungan se
yang akan meng
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
37/49
37 | P a g e
mbat tidur
5 Kurang perawatan
diri berhubungan
dengan intoleransi
aktivitas, menurunny
a daya tahan dan
kekuatan ditandai
dengan penurunan
kemampuan melakuk
an aktivitas sehari-
hari.
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
diharapkan klien dapat
merawat dirinya sesuai
dengan kemampuannya
dengan KH :
Mampu melakukanaktivitas perawatan
diri sesuai dengan
tingkat kemampuan.
Mampumengidentifikasi dan
menggunakan sumber
pribadi/ komunitas
yang dapat
memberikan bantuan.
Mandiri
a.Identifikasi kesulitandalam berpakaian/ peraw
atan diri, seperti:
keterbatasan gerak fisik,
apatis/ depresi, penuruna
n kognitif seperti apraksi
a.
b.Identifikasi kebutuhankebersihan diri dan
berikan bantuan sesuai
kebutuhan dengan
perawatan rambut/kuku/
kulit, bersihkan kaca
mata, dan gosok gigi.
c.Perhatikan adanya tanda-tanda nonverbal yang
fisiologis.
d.Beri banyak waktu untukmelakukan tugas.
Mandiri
a.Memahami penyyang mempengar
intervensi. Masal
dapat diminimalk
dengan menyesua
n atau memerluka
konsultasi dari ah
lain.
b.Seiring perkemba
n penyakit, kebut
n kebersihan dasa
mungkin dilupak
c.Kehilangan sensodan penurunan fu
bahasa menyebab
klien
mengungkapkan
kebutuhan peraw
diri dengan cara n
erbal, seperti tereh engah, ingin be
mi dengan
memegang diriny
d.Pekerjaan yang
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
38/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
39/49
39 | P a g e
yang negatif c.Pernyataan pengakuanterhadap penolakan
tubuh, mengingatkan
kembali fakta kejadian
tentang realitas bahwa
masih dapat menggunaka
n sisi yang sakit dan
belajar mengontrol sisi
yang sehat
d.Beri dukungan psikologissecara menyeluruh
e.Bentuk program aktivitaspada keseluruhan hari
c.Membantu klienuntuk melihat ba
perawat menerim
kedua bagian seb
bagian dari seluru
tubuh. Mengizink
klien untuk mera
n adanya harapan
dan mulai mene
situasi baru.
d.Klien Demensiasering merasa m
apatis, tidak adek
bosan dan merasa
sendiri. Perasaan
dapat disebabkan
akibat keadaan fi
yang lambat dan
upaya yang besardibutuhkan terh
tugas-tugas kecil
Klien dibantu dan
didukung untuk
mencapai tujuan
yang ditetapkan (
erti meningkatny
mobilitas)
e.Bentuk programaktivitas pada
keseluruhan hari
untuk mencegha
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
40/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
41/49
41 | P a g e
si
h.Monitor gangguan tidurpeningkatan konsentrasi,
letargi, dan withdrawal
Kolaborasi
a.Rujuk pada ahlineuropsikologi dan
konseling bila ada
indikasi
individu masa
mendatang.
h.Dapat mengindikan terjadinya dep
dimana memerluk
intervensi dan
evaluasi lebih lan
Kolaborasi
a.Dapatmemfasilita
perubahan
peran yang
penting untu
perkembang
perasaan.
Kerjasama
fisioterapi,
psikoterapi,
terapi obat-obatan, dan
dukungan
partisipasi
kelompok d
menolong
mengurangi
depresi yang
juga sering
muncul pad
kejadian ini
7 Hambatan komunika Setelah diberikan Mandiri Mandiri
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
42/49
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
43/49
43 | P a g e
8
.
Risiko terhadap
perubahan nutrisi
kurang dari kebutuha
n tubuh berhubungan
dengan mudah lupa,
kemunduran hobi,
perubahn sensori.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan klien
mendapat nutrisi yang
seimbang dengan KH:
Mengubah polaasupan yang benar.
Mendapat diet nutrisi yang seimbang.
Mempertahankan/mendapat kembali
berat badan yang
sesuai.
Ikut serta dalamaktifitas yang
mempermudah
koping adaptif.
Mandiri
a. Kaji pengetahuan klien/keluarga mengenai
kebutuhan makan
b.Usahakan/ berikanbantuan dalam memilih
menu
c. Berikan makanan kecilsetiap jam sesuai kebutuh
an
d.Hindari makanan yangterlalu panas
Kolaborasi :
a.Rujuk atau konsultasikan dengan ahli gizi
b.Pemberian suppositori
a dan pelumas
faeces / pencahar.
Mandiri
a. Identifikasi kebuan untuk memba
perencanaan pen
kan
b.Klien tidak mamenentukan pil
kebutuhan nutris
c. Makan makanankecil meningka
masukan yang se
d.Makan panasmengakibatkan
mulut terbakar
menolak untuk m
n
Kolaborasi:
a.Bantuandiperlukanuntuk meng
angkan kese
angan diet d
menemukan
kebutuhan /
kan yangdis
i
b.Pertolonganutama terh
fungsi bowe
atau BAB
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
44/49
44 | P a g e
9
.
Risiko terhadap
cedera berhubungan
dengan kesulitan
keseimbangan, kele
mahan, otot tidak
terkoordinasi, aktivit
as kejang.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan Risiko
cedera tidak terjadi
dengan KH :
- Meningkatkantingkat aktivitas
- Dapat beradaptasidengan lingkungan
untuk mengurangi
risiko
trauma/cedera
- Tidak mengalamitrauma/cedera
- Keluarga mengenalipotensial di lingkun
gan dan mengidenti
fikasi tahap-tahap
untuk memperbaiki
nya
Mandiri
a. Kaji derajat gngguankemampuan,tingkah
laku impulsive dan
penurunan persepsi
visual. Bantu keluarga
mengidentifikasi risiko
terjadinya bahaya yang
mungkin timbul
b. Hilangkan sumberbahaya lingkungan
c. Alihkan perhatian saatperilaku teragitasi
Mandiri
a. Mengidentifikarisiko di lingku
n dan mempert
i kesadaran per
t akan bahaya.
n dengan ting
laku impulsive
siko trauma ka
kurang mampu
memgendalikan
perilaku. Penur
n persepsi visu
berisiko terjatu
b. Klien dengangangguan kogn
gangguan pers
adalah awal te
trauma akibat t
bertanggung ja
terhadap
kebutuhan
keamanan dasa
c. Mempertahankkeamanan den
menghindari
konfrontasiyan
meningkatkan
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
45/49
45 | P a g e
d. Gunakan pakaian sesuaidengan lingkungan
fisik/kebutuhan klien
e. Kaji efek samping obat,tanda keracunan (tanda
ekstrapiramidal,hipotens
i ortostatik,gangguan
penglihatan, gangguan
gastrointestinal)
f. Hindari penggunaanrestrain terus-menerus.
Berikan kesempatankeluarga tinggal
bersama
klien selama periode
agitasi akut
risiko terjadiny
trauma
d. Perlambatanproses
metabolisme
mengakibatkan
hipotermia.
Hipotalamus
dipengaruhi pr
penyakit yang m
yebabkan rasa
kedinginan
e. Klien yang tidadapat melapork
tanda/gejala ob
dapat menimbu
n kadar toksisit
pada lansia. Uk
n dosis/pengga
n obat diperluk
untuk mengur
gangguan
f.Membahayakanklien, meningk
n agitasi dan timl risiko fraktur
pada klien lans
(berhubungan
dengan penuru
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
46/49
46 | P a g e
kalsium tulang
4. EvaluasiNo
.
Dx
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Perubahan proses piker berhubungan deng
an perubahan fisiologis (degenerasi neuron
ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan
atau memori, hilang konsentrsi, tidak mam
pu menginterpretasikan stimulasi dan
menilai realitas dengan akurat.
1. Mampu memperlihatkan kemampuankognitifuntuk menjalani konsekuensi
kejadian yang menegangkan terhadap emosi
dan pikiran tentang diri
2. Mampu mengembangkan strategi untukmengatasi anggapan diri yang negative
3. Mampu mengenali perubahan dalamberpikir atau tingkah laku dan factor
penyebab
4. Mampu memperlihatkan penurunan tingkahlaku yang tidak diinginkan, ancaman, dan
kebingungan
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan
dengan perubahan persepsi, transmisi atau
integrasi sensori (penyakit neurologis,
tidak mampu berkomunikasi, gangguan
tidur, nyeri) ditandai dengan cemas, apatis,
gelisah, halusinasi.
1. Mengalami penurunan halusinasi2. Mengembangkan strategi psikososial untuk
mengurangi stress atau mengatur prilaku.
3. Mendemonstrasikan respon yang sesuaistimulasi
4. Perawat mampu mengidentifikasi factoreksternal yang berperan terhadap perubahan
5.kemampuan persepsi sensori
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
47/49
47 | P a g e
3. Sindrom stress relokasi berhubungan
dengan perubahan dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari ditandai dengan
kebingungan, keprihatinan, gelisah,
tampak cemas, mudah tersinggung, tingkah
laku defensive, kekacauan mental, tingkah
laku curiga, dan tingkah laku agresif.
1. Mengidentifikasi perubahan2. Mampu beradaptasi pada perubahan
lingkungan dan aktivitas kehidupan sehari
hari
3. Mempertahankan rasa berharga pada diri danidentitas pribadi yang positif
4. Membuat pernyataan positif tentanglingkungan yang baru
5. Memperlihatkan penerimaan terhadapperubahan lingkungan dan penyesuaian
kehidupan
6. Mampu menunjukan tentang perasaan yangsesuai/tidak cemas dan rasa takut berkurang
7. Tidak menyimpan pengalaman menyakitkan8. Menggunakan bantuan dari sumber yang
tepat selama waktu pengaturan pada
lingkungan baru
4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan
perubahan lingkungan ditandai dengan
keluhan
verbal tentang kesulitan tidur, terus-
menerus
terjaga, tidak mampu menentukan kebutuh
an/ waktu tidur.
1. Memahami factor penyebab gangguan polatidur
2. Mampu menentukan penyebab tidurinadekuat
3. Mampu memahami rencana khusus untukmenangani/mengoreksi penyebab tidur tidak
adekuat
4. Mampu menciptakan pola tidur yang adekuadengan penurunan terhadap pikiran yang
melayang-layang (melamun)
5. Tampak atau melaporkan dapat beristirahayang cukup
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
48/49
48 | P a g e
5. Kurang perawatan diri berhubungan
dengan intoleransi aktivitas, menurunnya
daya tahan dan kekuatan ditandai dengan
penurunan kemampuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
1. Mampu melakukan aktivitas perawatan dirsesuai dengan tingkat kemampuan.
2. Mampu mengidentifikasi dan menggunakansumber pribadi/ komunitas yang dapa
memberikan bantuan.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan pemecahan masalah tidak adekuat
ditandai dengan cepat marah, curiga,
mudah tersinggung.
1.Mampu menyatakan atau mengkomunikasikandengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang sedang terjadi
2.Mampu menyatakan penerimaan diri terhadapsituasi
3. Mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akura
tanpa haraga diri yang negative
7. Hambatan komunikasi verbal berhubungan
dengan perubahan persepsi ditandaidengan
disorientasi tempat, orang dan waktu.
Membuat teknik/metode komunikasi yang
dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan
meningkatkan kemampuan berkomunikasi
8. Risiko terhadap perubahan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mudah lupa, kemunduran hobi, perubahn
sensori.
1.
Mengubah pola asupan yang benar.2. Mendapat diet nutrisi yang seimbang.3. Mempertahankan/ mendapat kembali bera
badan yang sesuai.
4. Ikut serta dalam aktifitas yang mempermudahkoping adaptif.
9. Risiko terhadap cedera berhubungan
dengan kesulitan keseimbangan,kelemahan, otot tidak terkoordinasi,
aktivitas kejang.
1. Meningkatkan tingkat aktivitas2. Dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk
mengurangi risiko trauma/cedera
3. Keluarga mengenali potensial di lingkungandan mengidentifikasi tahaptahap untuk
memperbaikinya
-
8/14/2019 DIMENSIA ASKEP JADI.docx
49/49
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Carpenito, L.J. 2003.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Lumbantobing. 2006. Kecerdasan Pada Usia Lanjut dan Demensia. Jakarta: FKUI
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran EGC.Jakarta;1999
Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002