DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR : PER- /BL/2012
TENTANG
PEDOMAN PEMERIKSAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 48 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2012 tentang Perusahaan Modal Ventura, perlu menetapkan Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pedoman Pemeriksaan Perusahaan Modal Ventura;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.012/2012 Tentang Perusahaan Modal Ventura;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN.
Pasal 1
Pemeriksaan Perusahaan Modal Ventura dilaksanakan berdasarkan Pedoman Pemeriksaan yang ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
- 2 –
Pasal 2 Pedoman pemeriksaan bagi Perusahaan Modal Ventura adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini.
Pasal 3
Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 2012
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Ngalim Sawega NIP 195505301977111001
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2009
Tanggal : November 2009
PEDOMAN PEMERIKSAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
2012
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN hal
1. Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Modal Ventura 4
2. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Pembiayaan dan Penjaminan 5
3. Pengertian Pemeriksaan 5
3.1. Definisi Pemeriksaan 5
3.2. Tahapan Pemeriksaan 5
3.3. Jenis Pemeriksaan 6
4. Dasar Hukum 7
5. Tujuan Pemeriksaan 8
6. Pedoman Pemeriksaan 8
7. Sistematika Pedoman Pemeriksaan 8
BAB II ORGANISASI PEMERIKSAAN
1. Organisasi 10
2. Tanggung jawab, Wewenang dan Tugas 10
2.1. Penanggung jawab Pemeriksaan 10
2.1.1. Tanggung jawab 10
2.1.2. Wewenang 10
2.1.3. Tugas 11
2.2. Koordinator Pemeriksaan 11
2.2.1. Tanggung jawab 11
2.2.2. Wewenang 11
2.2.3. Tugas 13
2.3. Penyelia Tim Pemeriksa 14
2.3.1. Tanggung jawab 14
2.3.2. Wewenang 14
2.3.3. Tugas 15
2.4. Ketua Tim Pemeriksa 16
2.4.1. Tanggung jawab 16
2.4.2. Persyaratan 16
2.4.3. Wewenang 16
2.4.4. Tugas 17
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
2
2.5. Anggota Tim Pemeriksa 18
2.5.1. Tanggung jawab 18
2.5.2. Persyaratan 18
2.5.3. Wewenang 18
2.5.4. Tugas 18
BAB III PERENCANAAN PEMERIKSAAN
1. Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan 20
2. Tata Cara Penentuan Objek Pemeriksaan (ditambahkan kriteria hasil
analisis-risiko keuangan)
20
3. Tata Cara Penentuan Tim Pemeriksa 22
4. Tata Cara Penentuan Waktu Pemeriksaan 22
BAB IV TAHAPAN PEMERIKSAAN
1. Tahapan Pemeriksaan 23
2. Persiapan Pemeriksaan 23
3. Pelaksanaan Pemeriksaan 24
4. Pelaporan Hasil Pemeriksaan 50
5. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan 51
BAB V DOKUMENTASI PEMERIKSAAN
1. Klasifikasi Berkas Pemeriksaan 52
1.1. Berkas umum 52
1.2. Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) 56
1.3. Dokumen Pendukung Kertas Kerja Pemeriksaan 57
1.4. Laporan Hasil Pemeriksaan 58
2. Prosedur Penyimpanan Dokumen 58
BAB VI PENGENDALIAN PEMERIKSAAN
1. Pengendalian Pemeriksaan 60
1.1. Pengendalian terhadap Pelaksanaan Rencana Pemeriksaan 60
1.2. Pengendalian atas Pelaksanaan Pemeriksaan 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I : Bagan Arus Kegiatan Pemeriksaan
Lampiran II : Rencana Kegiatan Pemeriksaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
3
Lampiran III : Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lampiran IV : Surat Tugas Pemeriksaan
Lampiran V : Analisis Pendahuluan
Lampiran VI : Kuesioner
Lampiran VII : Daftar Permintaan dan Peminjaman Data/Dokumen
Lampiran VIII : Berita Acara Penolakan Pemeriksaan/Berita Acara
Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan
Lampiran IX : Berita Acara Penundaan Pemeriksaan
Lampiran X : Berita Acara Pemeriksaan
Lampiran XI : Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita
Acara Pemeriksaan
Lampiran XII : Surat Pengantar Laporan Hasil Pemeriksaan
Sementara
Lampiran XIII : Surat Pengantar Laporan Hasil Pemeriksaan Final
Tanpa Tanggapan
Lampiran XIV : Surat Pengantar Laporan Hasil Pemeriksaan Final
Dengan Tanggapan
Lampiran XV : Berita Acara Pembahasan Tanggapan Atas Laporan
Hasil Pemeriksaan Sementara
Lampiran XVI : Lembar Monitoring Penyelia dan Ketua Tim
Pemeriksa
Lampiran XVII : Kertas Kerja Pemeriksaan
Lampiran
XVIII
: Laporan Hasil Pemeriksaan
Lampiran XIX : Laporan Kegiatan Pemeriksaan Tahunan/Semesteran
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pembinaan dan Pengawasan atas Perusahaan Modal Ventura
Usaha Perusahaan Modal Ventura (PMV) yang meliputi penyertaan saham
(equity participation), penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi
equity participation), dan pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha
(profit/revenue sharing) telah berkembang sangat pesat. Di satu sisi,
perkembangan tersebut adalah hal yang sangat menggembirakan karena
kegiatan usaha PMV menjadi penopang penting bagi aktivitas perekonomian.
Namun disisi lain, perkembangan tersebut juga harus senantiasa dipantau
secara cermat karena adanya faktor risiko didalamnya yang apabila tidak
dikelola dengan baik akan berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan
maupun perekonomian secara lebih luas. Oleh karena itu, agar PMV di
Indonesia dapat menjalankan kegiatan usahanya secara sehat, kuat, dan dapat
bersaing di era globalisasi dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat,
diperlukan pembinaan dan pengawasan yang efektif dan optimal.
Sesuai dengan Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Lembaga Pembiayaan, Menteri Keuangan melakukan pengawasan dan
pembinaan atas PMV. Pengawasan terhadap PMV tersebut dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan tersebut, Menteri Keuangan melakukan Pemeriksaan terhadap
PMV.
Sesuai dengan Pasal 45 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2012
tentang Perusahaan Modal Ventura, Menteri Keuangan mendelegasikan
pelaksanaan Pemeriksaan terhadap PMV tersebut kepada Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Ketua Bapepam dan LK),
yang selanjutnya mendelegasikan kepada Kepala Biro Pembiayaan dan
Penjaminan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan sehari-hari.
Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sehari-hari, Kepala Biro
Pembiayaan dan Penjaminan berpedoman kepada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
5
2. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Pembiayaan dan Penjaminan
Dalam melaksanakan tugas pokok menyiapkan perumusan kebijakan,
standardisasi, evaluasi, pelaksanaan dan pengawasan lembaga pembiayaan dan
lembaga penjaminan, Biro Pembiayaan dan Penjaminan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
2.1. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lembaga pembiayaan dan
lembaga penjaminan;
2.2. Penelaahan data kelembagaan, jasa, dan pemantauan dalam rangka
pembinaan dan pengawasan lembaga pembiayaan dan lembaga
penjaminan;
2.3. Pengkajian dan penyiapan rumusan pengaturan di bidang lembaga
pembiayaan dan lembaga penjaminan;
2.4. Pelaksanaan dan evaluasi pengawasan lembaga pembiayaan dan lembaga
penjaminan; dan
2.5. Pelaksanaan tata usaha Biro.
3. Pengertian Pemeriksaan
3.1. Definisi Pemeriksaan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang PMV, pemeriksaan
adalah rangkaian kegiatan mengumpulkan, mencari, mengolah, dan
mengevaluasi data dan informasi mengenai kegiatan PMV, yang
bertujuan untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran laporan
periodik, menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang
PMV serta memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan
perusahaan yang sebenarnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh Pemeriksa yang merupakan
pegawai Biro Pembiayaan dan Penjaminan atau pihak lain yang ditunjuk
oleh Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan atas nama Ketua Bapepam
dan LK.
3.2. Tahapan Pemeriksaan
Tahapan Pemeriksaan merupakan seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan Pemeriksaan terhadap PMV. Tahapan Pemeriksaan
meliputi kegiatan sebagai berikut:
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
6
3.2.1. Analisis Pendahuluan
Analisis Pendahuluan adalah analisis yang dilakukan Pemeriksa sebelum melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengetahui aspek-aspek pemeriksaan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
3.2.2. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan Pemeriksa di perusahaan yang diperiksa.
3.2.3. Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan Sementara (LHPS)
Penyusunan LHPS adalah proses penyusunan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan setelah pemeriksaan lapangan selesai. LHPS disampaikan ke perusahaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berakhirnya Pemeriksaan.
3.2.4. Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan Final (LHPF)
Penyusunan LHPF adalah proses penyusunan laporan hasil pemeriksaan sementara menjadi laporan hasil pemeriksaan final setelah mempertimbangkan:
i. Tanggapan dari perusahaan atas LHPS yang disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah diterimanya LHPS, atau
ii. Setelah 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya LHPS, tidak ada tanggapan dari perusahaan.
LHPF merupakan dasar untuk memberikan rekomendasi dan saran sebagai tindak lanjut pemeriksaan.
3.2.5. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah kegiatan monitoring atas pelaksanaan rekomendasi sebagaimana tercantum dalam LHPF sesuai dengan batas waktu yang diberikan.
Bagan Arus Kegiatan Pemeriksaan secara keseluruhan terdapat dalam Lampiran I.
3.3. Jenis Pemeriksaan
Sesuai dengan Pasal 47 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
18/PMK.010/2012 tentang Perusahaan Modal Ventura, Pemeriksaan
dilakukan:
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
7
a. Secara berkala; dan/atau
b. Setiap waktu bila diperlukan.
3.3.1. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan Berkala adalah pemeriksaan yang dilakukan secara berkala paling kurang sekali dalam 3 (tiga) tahun dan bersifat lengkap yang meliputi kebenaran aspek substansi laporan periodik dan/atau kepatuhan terhadap ketentuan di bidang PMV. Pemeriksaan Berkala dilaksanakan berdasarkan Rencana Pemeriksaan Tahunan.
3.3.2. Pemeriksaan Setiap Waktu Bila Diperlukan
Pemeriksaan setiap waktu adalah pemeriksaan bersifat khusus dan dilakukan apabila:
i. Berdasarkan hasil analisis atas laporan periodik PMV, patut diduga bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha pembiayaan dimaksud menyimpang dari ketentuan yang berlaku di bidang PMV;
ii. Berdasarkan penelitian atas keterangan yang didapat atau surat pengaduan yang diterima oleh Menteri Keuangan, patut diduga bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha pembiayaan dimaksud menyimpang dari ketentuan yang berlaku di bidang PMV dan/atau peraturan perundang-undangan; atau
iii. PMV patut diduga tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan penerapan prinsip mengenal nasabah.
4. Dasar Hukum
4.1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan;
4.2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank;
4.3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.012/2012 Tentang Perusahaan Modal Ventura;
4.4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
4.5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
8
58/KMK.017/1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah;
4.6. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep-2833/LK/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Pada Lembaga Keuangan Non Bank.
5. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan bertujuan untuk memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya, memperoleh keyakinan yang memadai atas kebenaran laporan periodik, dan menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang PMV.
6. Pedoman Pemeriksaan
Pedoman Pemeriksaan PMV merupakan pedoman bagi Biro Pembiayaan dan Penjaminan, Bapepam dan LK untuk melaksanakan pemeriksaan dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap PMV. Pedoman Pemeriksaan ini mencakup pedoman dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh Biro Pembiayaan dan Penjaminan. Dengan demikian, pedoman pemeriksaan PMV ini dimaksudkan untuk dapat berfungsi sebagai berikut:
6.1. Pedoman dalam menyusun rencana pemeriksaan. 6.2. Pedoman dalam melakukan tahapan pemeriksaan, yaitu persiapan
Pemeriksaan, pelaksanaan Pemeriksaan, pelaporan hasil Pemeriksaan, dan memonitor tindak lanjut hasil pemeriksaan.
6.3. Pedoman dalam penilaian ketaatan perusahaan terhadap peraturan di bidang PMV.
6.4. Pedoman dalam melakukan evaluasi atas kegiatan pemeriksaan. 6.5. Panduan standar dalam melakukan tahapan pemeriksaan untuk mencapai
tujuan pemeriksaan.
7. Sistematika Pedoman Pemeriksaan
Sistematika Pedoman Pemeriksaan PMV disusun sebagai berikut
7.1. BAB I Pendahuluan
7.2. BAB II Organisasi Pemeriksaan
7.3. BAB III Perencanaan Pemeriksaan
7.4. BAB IV Tahapan Pemeriksaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
9
7.5. BAB V Dokumentasi Pemeriksaan
7.6. BAB VI Pengendalian Pemeriksaan
7.7. Lampiran-lampiran.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
10
BAB II
ORGANISASI PEMERIKSAAN
1. Organisasi
Pemeriksaan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Biro Pembiayaan dan Penjaminan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap PMV. Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan merupakan bagian dari Biro Pembiayaan dan Penjaminan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeriksaan PMV dimaksud.
Dalam setiap pemeriksaan, dibentuk Tim Pemeriksa yang akan melakukan seluruh tahapan pemeriksaan. Organisasi Tim Pemeriksa terdiri atas:
1.1. Penanggung Jawab Pemeriksaan; 1.2. Koordinator Pemeriksaan; 1.3. Penyelia Pemeriksaan; 1.4. Ketua Tim Pemeriksa; dan 1.5. Anggota Tim Pemeriksa.
2. Tanggung jawab, Wewenang dan Tugas
2.1. Penanggung Jawab Pemeriksaan
Penanggung Jawab Pemeriksaan adalah Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan. Tanggung jawab, tugas dan wewenang Penanggung Jawab Pemeriksaan adalah sebagai berikut:
2.1.1 Tanggung Jawab
Penanggung Jawab Pemeriksaan bertanggung jawab atas:
i. terselenggaranya seluruh proses pemeriksaan Perusahaan Modal Ventura;
ii. hasil pemeriksaan yang tertuang LHPF; iii. kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam menindaklanjuti
tanggapan yang diajukan oleh PMV yang diperiksa dan pihak-pihak lain yang terkait;
iv. tindak lanjut dari pelaksanaan rekomendasi hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh PMV; dan
v. peningkatan kualitas pemeriksaan.
2.1.2 Wewenang
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
11
Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, Penanggung Jawab Pemeriksaan berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. menetapkan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan; ii. memerintahkan Koordinator Pemeriksaan untuk
melaksanakan pemeriksaan; iii. menetapkan Koordinator, Penyelia, Ketua dan Anggota Tim
Pemeriksa atas nama Ketua Bapepam dan LK; iv. menerbitkan dan menandatangani Surat Tugas Pemeriksaan,
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dan Surat Perintah Perjalanan Dinas atas nama Ketua Bapepam dan LK;
v. mengetahui dan menandatangani LHPS atas nama Ketua Bapepam dan LK;
vi. menerima atau menolak tanggapan atas LHPS yang diajukan PMV yang diperiksa;
vii. menandatangani Berita Acara Pembahasan tanggapan atas LHPS;
viii. menetapkan dan menandatangani LHPF atas nama Ketua Bapepam dan LK;
ix. menghentikan proses pemeriksaan; dan x. melakukan perpanjangan waktu pemeriksaan lapangan
apabila diperlukan.
2.1.3 Tugas
Dengan kewenangan tersebut, Penanggung Jawab Pemeriksaan melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
i. membahas konsep Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan bersama Koordinator dan Penyelia Pemeriksaan;
ii. menginstruksikan pemeriksaan setiap waktu berdasarkan usulan dari Koordinator Pemeriksaan, instruksi pimpinan, atau informasi yang diterima oleh Biro;
iii. menjabarkan kebijaksanaan yang berhubungan dengan pemeriksaan;
iv. memberikan petunjuk kepada Koordinator Pemeriksaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan/kebijaksanaan dalam hubungannya dengan pemeriksaan;
v. melakukan pembahasan dengan pengurus/direksi dan pengawas/komisaris PMV yang diperiksa mengenai tanggapan LHPS dan menandatangani Berita Acara Pembahasan Tanggapan Atas LHPS dan LHPF;
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
12
vi. membahas dan/atau mereview konsep LHPF dengan Koordinator, Penyelia, Ketua Tim, dan Anggota Tim Pemeriksa ;
vii. menandatangani LHPS dan LHPF atas nama Ketua Bapepam dan LK;
viii. menetapkan laporan kegiatan pemeriksaan tahunan PMV dan menyampaikannya kepada Ketua Bapepam dan LK; dan
ix. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kinerja pemeriksa di bawahnya.
2.2. Koordinator Pemeriksaan
Koordinator Pemeriksaan adalah Kepala Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan. Tanggung jawab, tugas dan wewenang Koordinator Pemeriksaan adalah sebagai berikut:
2.2.1 Tanggung Jawab
Koordinator Pemeriksaan bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan seluruh tahapan kegiatan pemeriksaan terhadap PMV sesuai dengan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan dan hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan penyelia, ketua, dan anggota tim pemeriksaan.
2.2.2 Wewenang
Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, Koordinator Pemeriksaan berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. mengusulkan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan; ii. menentukan alokasi waktu pemeriksaan; iii. mengusulkan Penyelia, Ketua dan Anggota Tim Pemeriksa; iv. mengusulkan perubahan susunan Penyelia, Ketua dan
Anggota Tim Pemeriksa, bila diperlukan; v. mengembangkan kebijaksanaan prosedur pemeriksaan; vi. memberikan pengarahan kepada Penyelia, Ketua
Pemeriksaan, dan Anggota Tim Pemeriksa dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan;
vii. dalam pemeriksaan, melakukan wawancara dengan direksi/pengurus PMV;
viii. memeriksa konsep LHPS dan LHPF; ix. menandatangani LHPS dan LHPF; x. mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
13
dalam tahapan pemeriksaan; xi. sesuai dengan penugasan dari penanggung jawab, melakukan
pembahasan dengan pengurus/direksi dan pengawas/dewan komisaris PMV yang diperiksa mengenai tanggapan LHPS;
xii. mengusulkan kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan untuk menghentikan pemeriksaan; dan
xiii. mengusulkan kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan untuk perpanjangan waktu pemeriksaan lapangan apabila diperlukan;
xiv. melakukan pembahasan dengan pengurus/direksi dan pengawas/dewan komisaris Perusahaan Modal Ventura yang diperiksa dalam rangka melakukan verifikasi atas dokumen pemenuhan ketentuan di bidang PMV sebagai tindak lanjut pemeriksaan.
2.2.3 Tugas
Dengan kewenangan tersebut, Koordinator Pemeriksaan melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
i. memeriksa dan memaraf analisis pendahuluan; ii. menyusun konsep Rencana Pemeriksaan Tahunan dan
mengusulkan kepada Penanggung Jawab pemeriksaan; iii. menyampaikan konsep Laporan Kegiatan Pemeriksaan
Tahunan kepada Penanggung Jawab pemeriksaan yang selanjutnya disampaikan kepada Ketua Bapepam dan LK.
iv. menentukan ruang lingkup pemeriksaan; v. mengajukan konsep Surat Tugas Pemeriksaan, Surat
Pemberitauan Pemeriksaan dan Surat Perintah Perjalanan Dinas kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan;
vi. menelaah persiapan pemeriksaan yang disusun Tim Pemeriksa sebelum pelaksanaan pemeriksaan;
vii. memantau/mengawasi kelancaran pelaksanaan pemeriksaan dan kesesuaiannya dengan pedoman pemeriksaan PMV;
viii. memberikan arahan kepada Penyelia, Ketua, dan Anggota Tim Pemeriksa mengenai hal-hal yang harus mendapat perhatian khusus dalam pemeriksaan untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pemeriksaan;
ix. bersama-sama Penanggung Jawab, Penyelia, Ketua, Anggota Tim Pemeriksa serta pengurus/direksi dan/atau pengawas/komisaris PMV melakukan pembahasan tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan Sementara dan jika ditugaskan menandatangani Berita Acara Pembahasan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
14
Tanggapan atas LHPS dan LHPF; x. mengoreksi konsep LHPS dan LHPF; xi. memantau dan mengusulkan tindak lanjut atas pelaksanaan
rekomendasi hasil pemeriksaan kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan;
xii. memberikan masukan kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan dalam menetapkan kebijakan guna menindaklanjuti tanggapan perusahaan atas LHPS;
xiii. membahas konsep LHPS atau LHPF dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan dan Tim Pemeriksa, apabila Penanggung Jawab Pemeriksaan membutuhkan penjelasan untuk dapat menyetujui atau menolak laporan-laporan tersebut;
xiv. memastikan ketaatan Penyelia, Ketua, dan Anggota Tim Pemeriksa terhadap Pedoman Pemeriksaan PMV;
xv. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan pemeriksaan dan melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan; dan
xvi. melakukan evaluasi terhadap kinerja pemeriksa di bawahnya.
2.3. Penyelia Tim Pemeriksa
Penyelia Pemeriksaan adalah Kepala Sub Bagian pada Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan. Tanggung jawab, wewenang dan Tugas Penyelia Pemeriksaan adalah sebagai berikut:
2.3.1 Tanggung Jawab
Penyelia Pemeriksaan bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan seluruh proses kegiatan pemeriksaan dan hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan ketua dan anggota tim yang berada di bawah pengawasannya.
2.3.2 Wewenang
Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, Penyelia Pemeriksaan berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. bersama-sama Koordinator Pemeriksaan menentukan Ketua dan Anggota Tim Pemeriksa yang berada di bawah pengawasannya;
ii. memberikan pengarahan kepada Ketua dan Anggota Tim Pemeriksa dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan;
iii. melakukan wawancara dengan direksi/pengurus PMV
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
15
selama pemeriksaan; iv. mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
setelah berkoordinasi dengan Koordinator Pemeriksaan, yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam tahapan Pemeriksaan;
v. mengusulkan kepada Koordinator Pemeriksaan untuk menghentikan pemeriksaan;
vi. mengusulkan perpanjangan waktu pemeriksaan lapangan kepada Koordinator Pemeriksaan apabila diperlukan; dan
vii. menandatangani LHPS dan LHPF.
2.3.3 Tugas
Dengan kewenangan tersebut, Penyelia Pemeriksaan melakukan tugas-tugas sebagai berikut: i. memeriksa dan memaraf laporan analisis pendahuluan; ii. memastikan ketaatan Tim Pemeriksa terhadap Pedoman
Pemeriksaan PMV; iii. memastikan laporan hasil pemeriksaan disusun berdasarkan
Kertas Kerja Pemeriksaan; iv. menelaah dan menyetujui Kertas Kerja Pemeriksaan; v. mengoreksi konsep LHPS dan LHPF; vi. memberikan petunjuk kepada Ketua dan Anggota Tim
Pemeriksa mengenai hal-hal yang harus mendapat perhatian khusus dalam pemeriksaan untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pemeriksaan;
vii. memberikan pengarahan kepada Ketua Tim Pemeriksa dan Anggota Tim Pemeriksa untuk selalu meningkatkan kualitas pemeriksaan;
viii. memberikan petunjuk dan solusi kepada Ketua Tim Pemeriksa dan Anggota Tim Pemeriksa setelah berkoordinasi dengan Koordinator Pemeriksaan apabila mengalami kesulitan/kendala dalam proses pemeriksaan lapangan;
ix. mengajukan konsep Surat Tugas Pemeriksaan, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dan Surat Perintah Perjalanan Dinas kepada Koordinator Pemeriksaan;
x. membahas tanggapan atas LHPS dalam rapat pembahasan tanggapan atas LHPS.
xi. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa yang berada di bawah pengawasannya;
xii. memantau/mengawasi perkembangan pemeriksaan setiap
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
16
perusahaan yang di bawah pengawasannya; dan xiii. memantau dan mengusulkan tindak lanjut atas pelaksanaan
rekomendasi hasil pemeriksaan kepada Koordinator Pemeriksaan.
2.4. Ketua Tim Pemeriksa
Ketua Tim Pemeriksa adalah pegawai Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan. Tanggung jawab, Persyaratan, wewenang dan Tugas Ketua Tim Pemeriksa adalah sebagai berikut:
2.4.1. Tanggung Jawab
Ketua Tim Pemeriksa bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa dan hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan anggota tim yang diketuainya.
2.4.2. Persyaratan
Untuk dapat ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemeriksa, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
i. Memiliki pengalaman paling sedikit selama 1 (satu) tahun dalam bidang pemeriksaan ;
ii. Memiliki pengetahuan yang cukup di bidang PMV dan peraturan perundang-undangan yang terkait;
iii. Mampu melakukan analisis atas laporan keuangan dan/atau laporan operasional PMV;
iv. Bertanggung jawab dan dapat bekerja sama dengan penyelia ataupun koordinator pemeriksaan; dan
v. Mampu mengkoordinasikan anggota tim pemeriksaan dalam pelaksanaan pemeriksaan.
2.4.3. Wewenang
Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, Ketua Tim Pemeriksa berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. melakukan pembagian tugas Anggota Tim Pemeriksa; ii. melakukan koordinasi atas pelaksanaan tugas Anggota Tim
Pemeriksa; iii. melakukan wawancara dengan direksi/pengurus dan/atau
pegawai PMV; iv. menentukan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pemeriksaan untuk dipinjam dan/atau diminta;
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
17
v. menandatangani Berita Acara Pemeriksaan; vi. mengusulkan kepada Penyelia untuk menghentikan atau
memperpanjang waktu pemeriksaan lapangan apabila diperlukan;
vii. memaraf Kertas Kerja Pemeriksaan; viii. menandatangani Berita Acara Penolakan Pemeriksaan/Berita
Acara Penundaan Pemeriksaan dan/atau Berita Acara Pemeriksaan; dan
ix. menandatangani LHPS dan LHPF.
2.4.4. Tugas
Dengan kewenangan tersebut, Ketua Tim Pemeriksa melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
i. bersama-sama dengan anggota Tim Pemeriksa membuat analisis pendahuluan;
ii. menelaah kebenaran data Kertas Kerja Pemeriksaan yang dibuat Anggota Tim Pemeriksa;
iii. melakukan koordinasi dengan Tim Pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan, antara lain dalam penentuan besarnya sampel yang akan diambil dalam pemeriksaan;
iv. mengusulkan kepada Penyelia/Koordinator untuk dilakukan pengembangan hasil temuan antara lain dengan melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga terkait dengan pemeriksaan;
v. memantau perkembangan pemeriksaan setiap perusahaan yang diperiksa;
vi. memastikan semua dokumen yang berhubungan dengan pemeriksaan telah diarsip dengan rapi;
vii. memastikan ketaatan Anggota Tim Pemeriksa terhadap Pedoman Pemeriksaan PMV;
viii. bersama-sama Penanggung Jawab, Koordinator, Penyelia, Anggota Tim Pemeriksa, direksi/pengurus serta pengawas/komisaris PMV membahas tanggapan atas LHPS atau LHPF;
ix. bersama Anggota Tim Pemeriksa menyusun konsep LHPS dan LHPF;
x. memastikan Laporan Hasil Pemeriksaan dibuat tepat waktu; xi. memantau/mengawasi pelaksanaan rekomendasi hasil
pemeriksaan yang disampaikan oleh PMV; dan xii. memantau dan mengusulkan tindak lanjut atas pelaksanaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
18
rekomendasi hasil pemeriksaan kepada Penyelia Pemeriksaan.
2.5. Anggota Tim Pemeriksa
Anggota Tim Pemeriksa adalah pegawai Biro Pembiayaan dan Penjaminan atau pihak lain yang ditunjuk oleh Penanggung jawab Pemeriksaan atas nama Ketua Bapepam dan LK. Tanggung jawab, wewenang dan tugas Anggota Tim Pemeriksa adalah sebagai berikut:
2.5.1 Tanggung Jawab
Anggota Tim Pemeriksa bertanggung jawab atas data yang tercantum dalam Kertas Kerja Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan.
2.5.2 Persyaratan
Untuk dapat ditunjuk sebagai anggota Tim Pemeriksa harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: i. Memiliki pengetahuan yang cukup di bidang PMV dan
peraturan perundang-undangan yang terkait; ii. Memiliki latar belakang pendidikan di bidang
Ekonomi/Akuntansi/Keuangan/Manajemen dan/atau pelatihan di bidang analisis laporan keuangan perusahaan; dan
iii. Bertanggung jawab dan harus bekerja sama dengan Ketua dan Anggota Tim Pemeriksa lainnya.
2.5.3 Wewenang
Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, Anggota Tim Pemeriksa berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
i. melakukan wawancara dengan direksi dan/atau pegawai PMV;
ii. meminta dan/atau meminjam dokumen-dokumen/data pendukung pemeriksaan;
iii. memaraf Kertas Kerja Pemeriksaan; dan iv. menandatangani LHPS dan LHPF.
2.5.4 Tugas
Dengan kewenangan tersebut, Anggota Tim Pemeriksa melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
i. melaksanakan seluruh tahapan pemeriksaan sesuai dengan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
19
Pedoman Pemeriksaan PMV; ii. menyiapkan dokumen-dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam proses pemeriksaan; iii. membuat dan memaraf Kertas Kerja Pemeriksaan; iv. bersama dengan Ketua Tim Pemeriksa menentukan
besarnya sampel yang akan diambil dalam pemeriksaan; v. mengusulkan kepada Ketua Tim Pemeriksa untuk meminta
dan atau meminjam dokumen-dokumen/data pendukung pemeriksaan;
vi. mengusulkan kepada Ketua/Penyelia/Koordinator untuk dilakukan pengembangan hasil temuan antara lain dengan melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga terkait dengan pemeriksaan;
vii. membuat konsep Surat Konfirmasi bila diperlukan; viii. bersama-sama Penanggung Jawab, Koordinator, Penyelia,
Ketua Tim Pemeriksa, direksi/pengurus serta pengawas/komisaris PMV membahas tanggapan atas LHPS;
ix. membantu Ketua Tim Pemeriksa menyusun konsep LHPS dan LHPF secara tepat waktu; dan
x. melakukan pengarsipan atas semua dokumen yang berhubungan dengan Pemeriksaan dengan rapi.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
20
BAB III
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
1. Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan
Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh Bagian Pemeriksaan Lembaga
Pembiayaan perlu direncanakan dengan baik. Hal ini dilakukan agar
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan terhadap PMV dalam rangka pembinaan
dan pengawasan dapat efektif dan efisien. Untuk itu, perencanaan kegiatan
pemeriksaan yang antara lain meliputi penentuan objek pemeriksaan,
penyusunan Tim Pemeriksa, pengalokasian anggaran, dan jangka waktu
pemeriksaan perlu dilakukan dengan cermat yang dituangkan dalam suatu
rencana kegiatan pemeriksaan tahunan, sehingga tujuan kegiatan
pemeriksaan tetap dapat dicapai.
Rencana kegiatan pemeriksaan untuk periode kegiatan satu tahun berikutnya
sudah harus selesai disusun 1 (satu) bulan sebelum tahun kalender dimulai.
Penanggung jawab Pemeriksaan menetapkan Rencana Kegiatan Pemeriksaan
Tahunan yang diajukan oleh Koordinator Pemeriksaan. Penetapan Rencana
Kegiatan Pemeriksaan Tahunan dilakukan oleh Penanggung Jawab
Pemeriksaan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dimulai.
Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan berfungsi sebagai berikut:
a. Acuan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan selama satu tahun anggaran.
b. Dasar untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan pemeriksaan selama satu tahun anggaran.
Contoh Format Rencana Kegiatan Pemeriksaan sebagaimana dalam Lampiran II.
Sifat kerahasiaan atau keterbukaan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan atau bagian-bagiannya ditetapkan oleh penanggung jawab pemeriksaan dengan memperhatikan pendapat koordinator pemeriksaan.
2. Tata Cara Penentuan Objek Pemeriksaan
Objek pemeriksaan adalah semua PMV. Objek pemeriksaan dapat merupakan objek pemeriksaan berkala maupun pemeriksaan setiap waktu bila diperlukan.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
21
2.1. Pemeriksaan Berkala
Penentuan objek pemeriksaan dalam pemeriksaan berkala adalah dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
2.1.1. Pengelompokan perusahaan yang periode pemeriksaannya sudah mendekati 3 (tiga) tahun.
2.1.2. Perusahaan yang masuk daftar skala prioritas yang ditetapkan oleh Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan.
2.1.3. Hasil pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
2.1.4. Tingkat risiko keuangan yang mencakup antara lain risiko likuiditas, risiko pembiayaan, dan risiko modal dari hasil analisis laporan berkala.
2.2. Pemeriksaan Setiap Waktu
Pemeriksaan setiap waktu dilakukan berdasarkan instruksi khusus yang berasal dari Menteri Keuangan, Ketua Bapepam-LK atau Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan. Ruang lingkup pemeriksaan setiap waktu dapat mencakup semua aspek pemeriksaan atau aspek tertentu saja sesuai dengan instruksi tersebut. Penentuan objek pemeriksaan setiap waktu dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
2.2.1. Informasi Pihak Ketiga
Informasi dari pihak ketiga yang diterima oleh Menteri, Ketua Bapepam-LK, dan/atau Kepala Biro mengenai adanya dugaan bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha PMV menyimpang dari ketentuan yang berlaku di bidang PMV dan/atau peraturan perundang-undangan dapat dijadikan sebagai dasar dilakukannya pemeriksaan setiap waktu. Informasi ini dapat berupa laporan pengaduan secara tertulis maupun tidak tertulis atas PMV. Informasi dari pihak ketiga ini perlu dilakukan penelaahan untuk mengetahui tingkat kebenaran dan keakuratannya, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan objek pemeriksaan setiap waktu.
2.2.2. Hasil analisis
Hasil analisis merupakan informasi yang diperoleh dari analisis atas laporan periodik PMV. Apabila dari hasil analisis patut diduga bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha pembiayaan dimaksud menyimpang dari ketentuan yang berlaku di bidang
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
22
PMV dan/atau peraturan perundang-undangan, maka dapat dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan objek pemeriksaan setiap waktu.
2.3. Prioritas pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan urutan prioritas sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan setelah mempertimbangkan aspek pemeriksaan berkala dan setiap waktu.
3. Tata Cara Penentuan Tim Pemeriksa
Tim Pemeriksa dibentuk untuk setiap pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap setiap objek pemeriksaan yang telah ditentukan. Penentuan pemeriksa yang masuk dalam Tim Pemeriksa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
3.1. Jumlah Pemeriksa di Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan dibagi ke tiap Penyelia Tim Pemeriksa yang ada.
3.2. Latar belakang pendidikan dan pelatihan masing-masing Pemeriksa. 3.3. Kompleksitas objek pemeriksaan. 3.4. Ketersediaan waktu pemeriksa.
4. Tata Cara Penentuan Waktu Pemeriksaan
Jumlah hari pelaksanaan pemeriksaan ditentukan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan, ruang lingkup pemeriksaan, jenis perusahaan, jumlah total aset, kantor cabang, dan hasil analisis laporan periodik. Untuk pemeriksaan berkala, ruang lingkup pemeriksaan mencakup semua aspek pemeriksaan sehingga jumlah hari kerja pemeriksaan yang diperlukan lebih lama dibanding dengan pemeriksaan khusus dalam hal ruang lingkup pemeriksaannya hanya mencakup aspek tertentu saja. Waktu yang diperlukan dalam rangka Pemeriksaan PMV adalah sebagai berikut: i. Kantor Pusat, paling lama 15 hari kerja ii. Kantor Cabang, paling lama 10 hari kerja. iii. Dalam keadaan tertentu jangka waktu Pemeriksaan dapat diperpanjang.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
23
BAB IV
TAHAPAN PEMERIKSAAN
1. Tahapan pemeriksaan
Tahapan pemeriksaan dimulai setelah Rencana Kegiatan Pemeriksaan
disusun. Tahapan pemeriksaan merupakan seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pemeriksaan terhadap PMV. Tahapan ini dimulai dengan
diterbitkannya Surat Tugas Pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan
sesuai dengan rencana kegiatan pemeriksaan tahunan. Tahapan pemeriksaan
mencakup kegiatan persiapan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan,
pelaporan hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
2. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan Pemeriksaan merupakan persiapan yang dilakukan oleh Tim
Pemeriksa sebelum melakukan pemeriksaan lapangan untuk memperoleh
pemahaman atas perusahaan yang akan diperiksa dan untuk mengetahui
aspek-aspek pemeriksaan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Dalam
tahap ini, persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
2.1. Menyiapkan Surat Tugas Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan berdasarkan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan.
Contoh format Surat Tugas Pemeriksaan terdapat dalam Lampiran III. Sedangkan contoh format Surat Pemberitahuan Pemeriksaan terdapat dalam Lampiran IV.
2.2. Menentukan pembagian kerja berdasarkan Surat Tugas Pemeriksaan.
2.3. Mengumpulkan data, informasi, dan dokumen yang diperlukan dalam
analisis pendahuluan antara lain terkait dengan:
i. aspek kelembagaan: perizinan, susunan Pengurus/Direksi, dan
Pengawas/Komisaris, alamat, pemegang saham/ anggota, data
sanksi, dan data umum lainnya;
ii. aspek operasional: jenis dan konsentrasi kegiatan
pembiayaan/investasi, SOP, manajemen risiko,
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
24
iii. aspek keuangan: laporan keuangan bulanan; laporan kegiatan usaha
semesteran; laporan keuangan tahunan Perusahaan Modal Ventura
yang telah diaudit kantor akuntan publik; tingkat risiko keuangan
berdasarkan hasil off-site supervision;
iv. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
(P4MN) perusahaan; dan
v. data atau dokumen dari sumber lain yang dianggap perlu.
2.4. Membuat analisis pendahuluan berdasarkan data, informasi, dan
dokumen yang telah dikumpulkan dalam butir 2.3, yang dituangkan
dalam bentuk laporan analisis pendahuluan yang ditandatangani oleh
Ketua dan Penyelia, selanjutnya disampaikan kepada Koordinator
Pemeriksaan untuk mendapatkan persetujuan. Format Analisis
Pendahuluan terdapat dalam Lampiran V.
Menyiapkan daftar pertanyaan atau kuesioner yang akan disampaikan
kepada perusahaan. Format Kuesioner Pemeriksaan Perusahaan Modal
Ventura terdapat dalam Lampiran VI.
2.5. Menyiapkan Kertas Kerja Pemeriksaan, paling kurang meliputi:
i. Kertas Kerja Pemeriksaan Kelembagaan;
ii. Kertas Kerja Pemeriksaan Operasional; dan
iii. Kertas Kerja Pemeriksaan Keuangan.
2.6. Menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan selama pemeriksaan
antara lain:
i. Surat Tugas Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan;
ii. Laporan Hasil Analisis Pendahuluan;
iii. Berita Acara Pemeriksaan, Berita Acara Penolakan Pemeriksaan dan
Berita Acara Penundaan Pemeriksaan;
iv. Kertas Kerja Pemeriksaan; dan
v. Daftar Pertanyaan (kuesioner).
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan mencakup prosedur-prosedur pemeriksaan yang
harus dilakukan oleh Tim Pemeriksa dalam rangka memastikan laporan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
25
periodik PMV sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya,
memperoleh keyakinan yang memadai atas kebenaran laporan periodik, dan
menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang PMV. Di
samping itu, pelaksanaan pemeriksaan ini mencakup pula prosedur
pemeriksaan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Manajemen Risiko.
Ruang lingkup Pemeriksaan mencakup antara lain:
3.1. Aspek Kelembagaan
Aspek ini digunakan untuk menilai apakah manajemen telah mengelola
PMV dari sisi kelembagaannya dengan baik sesuai dengan ketentuan
peraturan di bidang PMV. Untuk dapat menilai aspek ini dapat
digunakan unsur-unsur sebagai berikut:
3.2.1. Anggaran Dasar
Perusahaan harus mempunyai maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha yang dicantumkan dalam anggaran dasar
perseroan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Maksud dan tujuan harus menunjukkan usaha pokok
Perseroan, sedangkan kegiatan usaha merupakan kegiatan
yang dijalankan oleh Perseroan dalam rangka mencapai
maksud dan tujuannya. Di samping itu, dalam anggaran dasar
juga ditetapkan mengenai modal dasar dan modal disetor,
susunan pemegang saham, direksi/pengurus dan dewan
komisaris/pengawas, serta nama dan tempat kedudukan
perusahaan. Di samping itu, setiap perubahan anggaran dasar,
susunan Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/Pengawas,
modal disetor, dan susunan pemegang saham wajib
dilaporkan kepada Menteri Keuangan.
3.2.2. Perizinan
PMV didirikan dalam bentuk badan hukum yang berbentuk
perseroan terbatas atau koperasi. Sebelum melakukan kegiatan
sebagai PMV, badan hukum dimaksud harus terlebih dahulu
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, yang
ditetapkan oleh Ketua atas nama Menteri Keuangan. PMV
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
26
wajib menyampaikan laporan pembukaan Kantor Cabang
kepada Menteri c.q. Ketua u.p. Kepala Biro paling lama 10
(sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pembukaan Kantor
Cabang.
3.2.3. Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/ Pengawas
Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/ Pengawas PMV
harus memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan,
serta memenuhi batasan perangkapan jabatan.
3.2.4. Struktur Organisasi
Dari struktur organisasi yang dimiliki, pemeriksa dapat
melakukan penilaian apakah fungsi-fungsi tata kelola yang
baik / pengelolaan dengan baik sudah terdapat dalam struktur
organisasi yang ada, seperti fungsi administrasi, keuangan,
operasional, dan pembukuan. Selain itu, pemeriksa dapat
menilai rentang kendali struktur organisasi yang ada di PMV
apakah efisien dan efektif untuk mengelola kegiatan PMV
sesuai dengan besar kecilnya kegiatan yang ada. Selain itu,
struktur organisasi harus menggambarkan penanggung jawab
pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
3.2.5. Pengembangan SDM dan alokasi Biaya Pendidikan & Latihan.
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional yang
prudent dan sehat, PMV perlu didukung oleh sumber daya
manusia yang handal. Oleh karena itu, PMV harus menyusun
program pengembangan sumber daya manusia dan
menyiapkan alokasi biaya pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank,
Perusahaan Modal Ventura wajib menyusun dan
melaksanakan program pelatihan penerapan PMN. Pelaksanan
program pelatihan PMN dimaksud wajib dilakukan paling
sedikit satu kali dalam satu tahun dan wajib dilaporkan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
27
kepada Menteri Keuangan c.q. Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan. Oleh karena itu, pemeriksa
perlu menelaah secara mendalam perencanaan dan
pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia
Dengan dasar tersebut pemeriksa dapat mengetahui
keseriusan pihak manajemen apakah bersungguh-sungguh
dalam peningkatan kemampuan sumber daya manusia PMV.
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai aspek
kelembagaan meliputi:
OBJEK
PEMERIKSAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
DATA/DOKUMEN
YANG DIPERLUKAN
1. Anggaran Dasar
1. Meminta dan mencatat akta notaris pendirian dan anggaran dasar perusahaan, serta perubahan anggaran dasar.
2. Mengkaji anggaran dasar dan membuat kertas kerjanya tentang: a. Maksud dan tujuan
perusahaan. b. Pengesahan anggaran dasar
dari Kementerian Hukum dan HAM dan pemuatan dalam lembaran Berita Negara.
c. Direksi/Pengurus Perusahaan serta Pengawas/Dewan Komisaris
d. Pemegang saham, Jumlah saham disetor dan saham ditahan
3. Mencatat perubahan-perubahan anggaran dasar (akta notaris, nomor, tanggal, perubahan dalam anggaran dasar dan Pengesahan anggaran dasar dari Kementerian Hukum dan HAM dan pemuatan dalam lembaran Berita Negara).
Akta Pendirian.
Anggaran Dasar perusahaan serta perubahan-perubahannya.
Bukti pengesahan dari instansi yang berwenang.
Bukti Pelaporan Anggaran Dasar kepada Menteri Keuangan.
Bukti Pencatatan perubahan anggaran dasar dari Menteri Keuangan.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
28
4. Meminta dan mencatat bukti bahwa perubahan anggaran dasar telah dilaporkan ke Kementerian Keuangan.
5. Meminta dan mencatat bukti pencatatan dari Menteri Keuangan (jika sudah dilaporkan).
6. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan.
2. Izin Usaha 1. Memeriksa dan mencatat izin usaha Perusahaan Modal Ventura dari Menteri Keuangan.
2. Meminta dan mencatat bukti pelaporan pembukaan dan penutupan kantor cabang.
3. Membandingkan jumlah kantor cabang dengan bukti pelaporan pembukaan dan penutupan kantor cabang.
4. Meminta dan mencatat bukti pembukaan dan penutupan kantor cabang dari Menteri Keuangan.
5. Meminta dan mencatat bukti pelaporan perubahan nama dan alamat perusahaan.
6. Meminta dan mencatat bukti perubahan nama dan alamat perusahaan dari Menteri Keuangan.
7. Membuat KKP
Bukti Surat izin usaha dari Menteri Keuangan.
Bukti pelaporan pembukaan dan penutupan kantor cabang.
Bukti pembukaan dan penutupan kantor cabang dari Menteri Keuangan.
Bukti pelaporan perubahan nama dan alamat perusahaan.
Bukti perubahan nama dan alamat perusahaan dari Menteri Keuangan.
3. Direksi/Pengurus dan Komisaris/ Pengawas
1. Meminta dan mencatat akta notaris atas pengangkatan Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus.
2. Meneliti apakah perubahan susunan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Pengawas perusahaan telah disahkan dalam RUPS/Rapat Anggota dan diaktakan oleh notaris.
3. Meminta dan mencatat Pengesahan atau pencatatan perubahan anggaran dasar dari Kementerian Hukum dan HAM
Anggaran Dasar Perusahaan yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang.
Bukti pelaporan perubahan Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus kepada Menteri Keuangan.
Risalah/Notulen rapat.
Surat pernyataan direksi tidak merangkap jabatan sebagai Direksi dan/atau Komisaris di 4 (empat) atau lebih pada Perusahaan Modal Ventura lain.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
29
dan pemuatan dalam lembaran Berita Negara.
4. Meminta dan mencatat bukti bahwa perubahan susunan Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus perusahaan telah dilaporkan ke Menteri Keuangan.
5. Meminta dan mencatat bukti perubahan susunan Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus perusahaan dari Menteri Keuangan.
6. Meneliti kemungkinan adanya perangkapan jabatan bagi Direksi di Perusahaan Modal Ventura lain.
7. Meneliti kemungkinan adanya perangkapan jabatan bagi Komisaris yang tidak memangku jabatan sebagai Direksi pada PMV lain yang melakukan rangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris pada 4 (empat) atau lebih PMV lain.
8. Meneliti kemungkinan adanya perangkapan jabatan bagi Direksi PMV yang melakukan rangkap jabatan sebagai Komisaris pada 4 (empat) atau lebih PMV lain.
9. Meminta dan mencatat hasil uji kemampuan dan kepatuan dari Bapepam-LK pada Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus perusahaan.
10. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan .
Surat pernyataan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Direksi atau Komisaris di lebih dari 4 Perusahaan Modal Ventura lain.
Bukti Pengesahan atau pencatatan perubahan anggaran dasar dari Kementerian Hukum dan HAM dan pemuatan dalam lembaran Berita Negara.
Bukti hasil uji kemampuan dan kepatuan dari Bapepam-LK pada Komisaris /Pengawas dan Direksi/Pengurus perusahaan.
4. Struktur Organisasi
1. Meminta dan mempelajari struktur organisasi dan membandingkan dengan anggaran dasar terakhir.
2. Meminta dan mempelajari uraian tugas.
3. Mengecek apakah dalam struktur organisasi sudah menggambarkan penanggung
Anggaran Dasar.
Struktur organisasi Perusahaan.
Uraian tugas Pegawai Perusahaan.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
30
jawab PMN.
4. Menulis dalam Kertas Kerja Pemeriksaan.
5. Pengembangan SDM dan alokasi Biaya Pendidikan & Latihan.
1. Meminta program pengembangan sumber daya manusia (jangka pendek maupun jangka panjang).
2. Meminta data tentang pendidikan, pelatihan, seminar, kursus, dll selama 1 tahun yang telah diikuti dan biaya yang telah dikeluarkannya, terutama terkait dengan PMN.
3. Meminta sampel biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan & pelatihan.
Bukti pendidikan dan pelatihan yang telah diadakan Perusahaan.
6. Permodalan 1. Mengkaji pasal tentang permodalan dalam anggaran dasar perusahaan dan perubahannya.
2. Mencatat persentase kepemilikan masing-masing pemegang saham, termasuk perubahannya bila ada perubahan susunan pemegang saham.
3. Meminta bukti bahwa perubahan permodalan telah dilaporkan ke Menteri Keuangan.
4. Melihat arus kas tentang pembayaran modal disetor dari pemegang saham dan meminta bukti-bukti pendukungnya.
5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan.
Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang.
Buku Besar Perusahaan
Bukti pelaporan Perubahan Modal ke Menteri Keuangan.
Rekening Koran Perusahaan
Bukti Setoran Modal pada Bank
7. Lain-lain:
a. Hubungan Afiliasi
b. Perjanjian Dengan Pihak Ketiga.
1. Meminta dan mencatat pihak-pihak yang mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan.
2. Mencatat persentase kepemilikan pemegang saham perusahaan afiliasi, jika
Anggaran Dasar Perusahaan yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang.
Buku Besar Perusahaan
Perjanjian/akad channeling dan joint financing dengan pihak lain.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
31
hubungan afiliasi tersebut karena kepemilikan saham.
3. Meminta dan mempelajari perjanjian-perjanjian/akad-akad perusahaan dengan pihak lain.
Perjanjian/akad utang piutang perusahaan dengan pihak lain.
Perjanjian/akad lainnya yang dibutuhkan.
3.2. Aspek Operasional
Aspek ini digunakan untuk meyakinkan bahwa penyelenggaraan usaha
(operasional) PMV sesuai dengan ketentuan peraturan di bidang PMV
yang berlaku. Untuk dapat menilai aspek operasional dapat digunakan
unsur-unsur sebagai berikut:
3.2.1. Sistem dan Prosedur Operasi
Penilaian sistem dan prosedur operasi yang dimiliki PMV oleh
pemeriksa dilakukan dengan mengukur apakah sistem dan
prosedur yang ada mampu untuk menunjang kegiatan PMV
dan apakah semua aspek pengelolaan perusahaan sudah
tercakup di dalamnya.
3.2.2. Perjanjian pembiayaan
Penilaian perjanjian pembiayaan oleh pemeriksa dilakukan
dengan cara uji petik atas perjanjian pembiayaan yang ada.
Berdasarkan daftar Perusahaan Pasangan Usaha yang ada
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis pembiayaan, sektor
ekonomi, dan wilayah geografis.
3.2.3. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
Penilaian penerapan prinsip ini meliputi antara lain:
kesesuaian pedoman P4MN dengan ketentuan yang berlaku,
petugas penanggung jawab PMN, serta implementasi di
Perusahaan.
3.2.4. Pengawasan Intern
Pengawasan intern tercermin di dalam ketaatan pelaksanaan
sistem dan prosedur, sistem pengendalian intern dan alur
dokumen di setiap transaksi yang ada. Ada atau tidaknya
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
32
satuan pengawasan intern secara terpisah dalam suatu PMV
tergantung dari kebutuhan manajemen PMV.
3.2.5. Penerapan Manajemen Risiko
PMV dalam menjalankan kegiatan usahanya akan menghadapi
berbagai risiko yang dapat menimbulkan kerugian baik secara
fisik maupun finansial dan dapat berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Risiko-risiko yang mungkin dihadapi antara lain
sebagai berikut:
1. Risiko investasi/pembiayaan
Risiko investasi/pembiayaan adalah risiko yang timbul
dikarenakan kegagalan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)
memenuhi kewajibannya kepada Perusahaan Modal Ventura.
2. Risiko pasar
Risiko pasar adalah risiko turunnya nilai dari portfolio nilai
investasi dan piutang pembiayaan yang dimilki oleh Perusahaan
Modal Ventura yang disebabkan oleh faktor risiko pasar, yang
meliputi: risiko suku bunga, dan risiko nilia tukar.
3. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang dihadapi Perusahaan Modal
Ventura karena tidak mampu memenuhi kewajiban perusahaan
yang telah jatuh waktu.
4. Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya
problem eksternal yang mempengaruhi operasional Perusahaan
Modal Ventura.
5. Risiko hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
33
kelemahan aspek yuridis yang disebabkan adanya tuntutan
hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna.
6. Risiko kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang dihadapi Perusahaan
Modal Ventura karena perusahaan tidak memenuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Perusahaan Modal
Ventura.
7. Risiko reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya
publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan
Modal Ventura atau persepsi negatif terhadap Perusahaan
Modal Ventura, serta adanya strategi komunikasi perusahaan
yang kurang efektif.
8. Risiko stratejik
Risiko stratejik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi dan kebijakan Perusahaan
Modal Ventura yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis
yang tidak tepat atau kurang responsifnya Perusahaan Modal
Ventura terhadap perubahan eksternal.
Cara menilai penyelengaraan usaha (operasional) dengan melakukan
prosedur pemeriksaan sebagai berikut:
OBJEK PROSEDUR PEMERIKSAAN DATA/DOKUMEN
YANG DIPERLUKAN
1. Sistem dan Prosedur Operasi
1. Meminta dan mempelajari manual (buku pedoman) Penyertaan Saham, Penyertaan melalui obligasi konversi, dan Pembiayaan
SOP Penyertaan Saham, Penyertaan melalui obligasi konversi, dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
34
berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
2. Meminta dan mempelajari bagan arus dokumen maupun bagan arus aktifitas.
3. Meneliti apakah skema Penyertaan Saham, Penyertaan melalui obligasi konversi, dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Modal Ventura.
4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan.
usaha.
Perjanjian/akad Penyertaan Saham, Penyertaan melalui obligasi konversi, dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
2. SOP Pembiayaan dalam bentuk Penyertaan Saham (equity participation), Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation), dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing).
1. Meminta SOP pembiayaan dalam bentuk Penyertaan Saham (equity participation), Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation), dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing).
2. Lakukan penelaahan terhadap SOP pembiayaan dalam bentuk Penyertaan Saham (equity participation), Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation), dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing) apakah terdapat kebijakan atau prosedur yang bertentangan dengan ketentuan di bidang PMV.
3. Membuat kesimpulan atas hasil penelaahan atas SOP PMV.
4. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
SOP pembiayaan dalam bentuk Penyertaan Saham (equity participation), Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation), dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing).
Uraian Jabatan (Job Description)
KKP Investasi/Pembiayaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
35
3. Perjanjian/akad/ Akta Penyertaan Saham (equity participation)
1. Meminta daftar PPU beserta profilnya yang perjanjiannya dalam bentuk penyertaan saham.
2. Meminta sampel dokumen perjanjian Pembiayaan Penyertaan Saham (equity participation) bersumber dari daftar konsumen yang diberikan.
3. Memeriksa kelengkapan dokumen perjanjian/akad/Akta Pembiayaan Penyertaan Saham (equity participation) apakah sesuai SOP.
5. Lakukan penelaahan apakah PPU berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas.
6. Lakukan penelaahan terhadap Perjanjian/akad/ Akta apakah terdapat klausul mengenai jangka waktu penyertaan saham dan cek apakah jangka waktu tersebut melebihi 10 tahun.
7. Lakukan penelaahan terhadap Perjanjian/akad/ Akta apakah jumlah penyertaan saham untuk 1 (satu) PPU melebihi 20% dari nilai ekuitas PMV.
8. Jika jumlah penyertaan saham untuk 1 (satu) PPU melebihi 20% dari nilai ekuitas PMV, hanya nilai penyertaan paling tinggi sebesar 20% yang dimasukan dalam perhitungan IFAR.
9. Mencatat hasil penelaahan pada KKP uji petik Investasi Penyertaan Saham.
10. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelaahan perjanjian/akad / Akta
Daftar PPU beserta profilnya yang pembiayaannya berbentuk penyertaan saham.
Perjanjian/akad/ Akta Penyertaan Saham (equity participation) beserta dokumen pendukungnya
KKP Uji Petik Investasi Penyertaan Saham
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
36
Investasi Penyertaan Saham terhadap ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
11. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
4. Perjanjian/akad/ Akta Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation)
1. Meminta daftar PPU beserta profilnya yang perjanjiannya dalam bentuk Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation).
2. Meminta sampel dokumen Perjanjian/akad/ Akta Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation) bersumber dari daftar PPU yang diberikan.
3. Memeriksa kelengkapan dokumen perjanjian/akad /Akta investasi melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation) sesuai SOP.
4. Lakukan penelaahan terhadap Perjanjian/akad/ Akta apakah mencantumkan klausul mengenai pengkonversian obliagasi menjadi penyertaan saham dan jangka waktu konversi tersebut.
5. Lakukan penelaahan terhadap Perjanjian/akad/ Akta apakah jumlah penyertaan melalui pembelian obligasi konversi untuk 1 (satu) PPU melebihi 20% dari nilai ekuitas PMV.
6. Jika jumlah penyertaan melalui pembelian obligasi konversi untuk 1 (satu) PPU melebihi 20% dari nilai ekuitas PMV, hanya nilai
Daftar PPU beserta profilnya yang perjanjiannya dalam bentuk Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation).
Perjanjian/akad/ Akta Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation) beserta dokumen pendukungnya
KKP Uji Petik Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation)
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
37
penyertaan paling tinggi sebesar 20% yang dimasukan dalam perhitungan IFAR.
7. Mencatat hasil penelaahan pada KKP uji petik investasi melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation).
8. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelahaan perjanjian/akad / Akta Investasi petik investasi melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity Participation)terhadap ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
9. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
5. Perjanjian/akad/ Akta Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing)
1. Meminta daftar PPU beserta profilnya yang Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing).
2. Meminta sampel dokumen perjanjian Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing) bersumber dari daftar PPU yang diberikan.
3. Memeriksa kelengkapan dokumen perjanjian/akad / Akta Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing) apakah sesuai SOP.
4. Menelaah perjanjian/akad / Akta apakah pembagian bagi hasil berdasarkan persentase dari hasil usaha (revenue/profit sharing) .
5. Menelaah perjanjian/akad / Akta apakah pembiayaan diberikan kepada PPU yang
Perjanjian/akad/ Akta perjanjian Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing) dan dokumen pendukungnya.
Daftar PPU beserta profilnya.
KKP Uji Petik Perjanjian/akad/ Akta Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing)
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
38
menjalankan kegiatan usaha produktif.
6. Lakukan penelaahan terhadap Perjanjian/akad/ Akta apakah jumlah pembiayaan untuk 1 (satu) PPU melebihi 10% dari total aset PMV.
7. Jika jumlah pembiayaan untuk 1 (satu) PPU melebihi 10% dari total aset PMV, hanya nilai penyertaan paling tinggi sebesar 10% yang dimasukan dalam perhitungan IFAR.
8. Mencatat hasil penelaahan pada KKP uji petik perjanjian/akad Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing).
9. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelahaan uji petik perjanjian/akad /Akta Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (revenue/profit sharing) terhadap ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
10. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
6. Perjanjian/akad / Akta Pinjaman dengan Pihak Lain
1. Meminta Daftar Kreditur beserta profilnya
2. Meminta perjanjian/akad / Akta pinjaman PMV dengan pihak lain
3. Telaah perjanjian pinjaman apakah krediturnya adalah Bank, industri keuangan non bank, pemegang saham dan/ atau afiliasi, badan usaha, dan/ atau lembaga. Jika kreditur adalah badan
Daftar Kreditur beserta profilnya
Perjanjian/akad pinjaman dengan Bank, industri keuangan non bank, pemegang saham dan/ atau afiliasi, badan usaha, dan/ atau lembaga
Risalah/notulen RUPS atau surat rekomendasi dewan komisaris atas penerbitan surat sanggup
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
39
usaha dan/atau lembaga dan pinjamannya melebihi Rp1 miliar , cek apakah telah dinilai oleh lembaga independen.
4. Jika telah dilakukan penilaian oleh lembaga independen, cek apakah penilaiannya telah meliputi:
Latar belakang dan keadaan keuangan;
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang;
Manajemen risiko; dan
Kemampuan memperoleh laba secara berkesinambungan.
5. Cek apakah terdapat pinjaman dalam bentuk pinjaman subordinasi. Jika terdapat pinjaman subordinasi, telaah perjanjian pinjamannya apakah memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Berjangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun;
Dalam hal terjadi likuidasi, hak tagih berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada; dan
Perjanjian pinjaman dituangkan dalam akta notaril.
6. Cek apakah pinjaman subordinasi tersebut telah dilaporkan kepada Menteri Keuangan c.q. Ketua u.p. Kepala Biro paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal pinjaman diterima.
7. Cek apakah perusahaan
bayar
Hasil penilaian lembaga independen
Buku Besar perusahaan
Bukti pelaporan pinjaman subordinasi kepada Menteri Keuangan
Akta Notaris Pinjaman Subordinari
Akta Notaris penerbitan surat sanggup bayar
KKP Pinjaman
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
40
menerbitkan surat sanggup bayar (promissory note), jika menerbitkan promissory note dicek apakah telah memenuhi persyaratan sbb:
Telah mendapatkan rekomendasi terlebih dahulu dari dewan komisaris dan disetujui rapat umum pemegang saham atau rapat anggota;
Dibuat dalam suatu akta notaril;
Digunakan sebagai jaminan atas utang PMV kepada Kreditur;
Uang yang berasal dari utang yang dijamin dengan surat sanggup bayar digunakan untuk pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
8. Mencatat hasil penelaahan atas perjanjian pinjaman pada KKP Pinjaman
9. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelaahan perjanjian pinjaman
10. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
7. Perjanjian/akad / Akta Kerjasama Channeling
1. Meminta perjanjian/akad / Akta penerusan pembiayaan (channeling) dengan pihak lain
2. Telaah perjanjian/akad / Akta apakah risiko yang timbul dari kegiatan channeling berada pada pemilik dana
3. Mencatat hasil penelaahan atas perjanjian kerjasama Channeling pada KKP
Perjanjian/akad /Akta channeling dengan pihak lain.
KKP Pinjaman
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
41
Pinjaman
4. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelaahan perjanjian kerjasama Channeling
5. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
8. Perjanjian/akad / Akta Kerjasama Joint Financing
1. Meminta perjanjian/akad/ Akta pembiayaan bersama (joint financing) dengan pihak lain
2. Telaah perjanjian/akad / Akta apakah risiko yang timbul dari kegiatan joint financing sesuai dengan porsi yang ditetapkan bersama sesuai kesepakatan.
3. Mencatat hasil penelaahan atas perjanjian kerjasama Joint Financing pada KKP Pinjaman
4. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan atas hasil penelaahan perjanjian kerjasama Joint Financing
5. Menuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
Perjanjian/akad /Akta joint financing dengan pihak lain
KKP Pinjaman
9. Prinsip Mengenal Nasabah
1. Meminta Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN) terakhir,.
2. Meminta bukti pelaporan P4MN terakhir termasuk perubahannya kepada Menteri Keuangan apakah dilaporkan paling lama 7 hari sejak ditetapkannya P4MN tersebut.
3. Telaah P4MN apakah telah sesuai demgam ketentuan mengenai Penyusunan P4MN PMV.
P4MN terakhir
Bukti Pelaporan P4MN dan Perubahannya
Surat Keputusan Direksi/pengurus/ arau keputusan RUPS mengenai pembentukan UKPN atau petugas penanggung jawab PMN
Struktur Organisasi PMV
Bukti Program Pelatihan PMN dan Pelaporan PMN kepada Menteri Keaungan
Program Audit PMV .
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
42
4. Meminta Surat Keputusan Direksi/pengurus/ arau keputusan RUPS mengenai pembentukan UKPN atau petugas penanggung jawab PMN.
5. Telaah Surat Keputusan Direksi /pengurus arau keputusan RUPS mengenai pembentukan UKPN atau petugas penanggung jawab PMN, apakah petugas penanggung jawab PMN mempunyai jabatan satu tingkat dibawah direksi/pemgurus
6. Meminta Struktur Organisasi Perusahaan dan telaah apakah dalam struktur organisasi tersebut telah dicantumkan UKPN atau petugas penanggung jawab PMN yang bertanggung jawab secara langsung kepada direktur utama/pengurus.
7. Minta program pelatihan karyawan mengenai penerapan P4MN, realisasi dari program tersebut, dan bukti pelaporan pelatihan tersebut kepada Menteri Keuangan pada tanggal 15 Januari tahun berikutnya.
8. Meminta dokumen-dokumen mengenai penerimaan calon PPU apakah dokumen-dokumen tersebut telah memuat ketentuan mengenai PMN dan telaah apakah PMV telah melakukan identifikasi terhadap calon PPU dalam rangka penerapan PMN.
9. Periksa dan teliti apakah PMV telah menerapkan manajemen risiko dalam penerapan PMN.
10. Periksa apakah PMV telah mendaftarkan keikutsertaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
43
dalam sistem GRIPS pada PPATK dalam rangka pelaporan transaksi yang mencurigakan terkait pelaksanaan PMN.]
11. Mencatat hasil penelaahan terhadap penerapan PMN oleh PMV dalam KKP Pelaksanaan penerapan PMN.
12. Membuat kesimpulan pemenuhan ketentuan dari hasil penelaahan atas Pelaksanaan penerapan PMN dalam KKP Pelaksanaan penerapan PMN.
13. Tuangkan hasil penelaahan dan kesimpulan tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan
10. Pengawasan Intern a. Pelajari kedudukan Satuan Pengawas Intern di Perusahaan
b. Pelajari alur dokumen di setiap transaksi yang ada.
c. Nilai apaka internal control telah dijalankan sesuai dengan kebijakan Perusahaan
Surat Ketetapan Struktur Organisasi
Manual SOP Perusahaan
11. Manajemen Risiko a. Identifikasi risiko-risiko yang timbul dalam PMV
b. Pelajari mitigasi risiko yang telah dijalankan oleh PMV
c. Tentukan apakah ada indikasi risiko yang belum termitigasi oleh PMV
Manual Manajemen Risiko
Tugas dan Fungsi Unit Manajemen Risiko
12. Risiko Investasi /Pembiayaan
a. Minta data terkait rasio NPIF, konsentrasi kegiatan investasi /pembiayaan, coverage agunan dan aspek lainnya.
b. Tanyakan apakah perusahaan telah melakukan analisis/review atas
Buku Besar dan Buku Besar Pembantu atas Investasi dan Piutang Pembiayaan
SOP Investasi/Pembiayaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
44
penyaluran investasi/pembiayaan yang dilakukan.
c. Tanyakan apakah perusahaan memiliki satuan kerja yang menangani investasi/pembiayaan bermasalah.
SOP Penanganan Investasi/Pembiayaan bermasalah.
Struktur Organisasi dan Job Description unit organisasi.
13. Risiko Pasar
a. Tanyakan kebijakan penyaluran investasi/pembiayaan yang sumber pendanaannya berasal dari mata uang asing (currency mismatch)
b. Tanyakan kebijakan penerapan jenis suku bunga antara penyaluran investasi/ pembiayaan dan sumber pendanaannya
c. Periksa SOP terkait dengan kebijakan a dan b di atas
SOP investasi/pembiayaan
SOP pendanaan
14. Risiko likuiditas
a. Minta data terkait profil maturity piutang dan hutang, arus kas bulanan, serta komponen lainnya
b. Tanyakan kebijakan Perusahaan dalam melakukan pemantauan harian secara ketat terhadap sumber likuiditas dan sumber kebutuhan likuiditas
c. Hitung nilai current ratio dan quick ratio
Daftar Umur (aging schedule) Piutang Pembiayaan.
Daftar angsuran piutang dan pinjaman
Laporan Arus Kas bulanan
15. Risiko Operasional
a. Tanyakan kebijakan Perusahaan terkait dengan pengembangan SDM dan penerapan IT
b. Lakukan cek fisik terkait IT yang digunakan baik hardware maupun software.
c. Peroleh informasi mengenai kebijakan back up data.
Struktur organisasi beserta uraian tugas pokok dan fungsi
Daftar pegawai dan jabatannya
SOP pengamanan atas aset-aset Perusahaan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
45
d. Dapatkan job description masing -masing unit
e. Pelajari apakah terdapat perangkapan jabatan dalam 2 atau lebih unit kerja oleh satu orang yang memungkinkan adanya penyelewengan secara internal
f. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki pengamanan atas aset-aset Perusahaan dari gangguan faktor eksternal
16. Risiko Hukum
a. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur penanganan masalah hukum
b. Tanyakan apakah Perusahaan pernah/sedang menghadapi masalah litigasi.
c. Tanyakan apakah Perusahaan memilki unit kerja legal
SOP penanganan masalah hukum
Daftar litigasi yang pernah/sedang dihadapi.
17. Risiko Kepatuhan
a. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki kebijakan terkait dengan pemenuhan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku
b. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki satuan pengendalian internal
SOP pengendalian internal (internal control)
Kode Etik Perusahaan
18. Risiko Reputasi
a. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki standar pelayanan PPU
b. Tanyakan apakah Perusahaan memiliki kebijakan terkait dengan penanganan pengaduan PPU
SOP Pengaduan PPU
SOP standar pelayanan
19. Risiko Stratejik
Dapatkan informasi apakah Perusahaan membuat business plan sesuai dengan ketentuan internal maupun ekternal yang berlaku
Business Plan
RUPS
Notulen Rapat Direksi
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
46
3.3. Aspek Keuangan
Aspek ini digunakan untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran dan
memastikan bahwa laporan periodik PMV sesuai dengan keadaan
perusahaan yang sebenarnya dan saldo-saldo yang digunakan sebagai
dasar dalam perhitungan rasio-rasio keuangan yang ditetapkan dalam
ketentuan di bidang PMV. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai aspek ini meliputi:
OBJEK
PEMERIKSAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
DATA/DOKUMEN
PENDUKUNG YANG
DIPERLUKAN
1. Penyertaan Saham
1. Meminta daftar Penyertaan Saham dan memeriksa rincian dan total nilai Penyertaan Saham masing-masing investee (PPU) dengan dokumen bukti Penyertaan Saham.
2. Memeriksa akurasi saldo Penyertaan Saham dan membandingkan antara total Penyertaan Saham yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total Penyertaan Saham hasil pemeriksaan.
3. Memeriksa apakah terdapat investasi/pembiayaan yang berasal dari pembiayaan bersama (joint financing) ataupun channeling.
4. Memeriksa apakah terdapat Penyertaan Saham yang tidak sesuai dengan ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
Daftar Penyertaan Saham
Bukti/Perjanjian Penyertaan Saham
Laporan Bulanan dan Laporan Bulanan Intern
Laporan Semesteran
Laporan Posisi Keuangan
Buku Besar
2. Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi
1. Meminta daftar Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi pada investee (PPU)
Daftar Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
47
dan memeriksa rincian dan total nilai Penyertaan melalui Pembelian Obligasi dengan dokumen bukti Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi.
2. Memeriksa akurasi saldo Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi dan membandingkan antara total Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total Penyertaan Saham hasil pemeriksaan.
3. Memeriksa apakah ada investasi/pembiayaan yang berasal dari pembiayaan bersama (joint financing) ataupun channeling.
4. Memeriksa apakah terdapat Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi yang tidak sesuai dengan ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
Bukti/Perjanjian Penyertaan melalui Pembelian Obligasi Konversi
Laporan Bulanan dan Laporan Bulanan Intern
Laporan Semesteran
Laporan Posisi Keuangan
Buku Besar.
3. Investasi /Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha
1. Meminta Daftar Investasi /Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha dan memeriksa rincian dan total Investasi/Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
2. Memeriksa akurasi saldo Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha dan membandingkan total Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas
Daftar Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha
Bukti/Perjanjian Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha
Laporan Bulanan dan Laporan Bulanan Intern
Laporan Semesteran
Laporan Posisi Keuangan
Buku Besar
Daftar Aset
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
48
Hasil Usaha hasil pemeriksaan.
3. Memeriksa apakah ada Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha yang berasal dari pembiayaan bersama (joint financing) ataupun channeling.
4. Memeriksa apakah terdapat Investasi/Pembiayaan berdasarkan Pembagian Atas Hasil Usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura.
5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
4. Piutang Lain-lain 1. Mengidentifikasi akun piutang lain-lain yang diindikasikan dalam bentuk pembiayaan langsung.
2. Melakukan cross-check pencairan pinjaman dengan pengeluaran kas.
3. Mengidentifikasi adanya aset yang menjadi agunan/jaminan.
4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
Laporan Bulanan dan Laporan Bulanan Intern
Laporan Semesteran
Laporan Posisi Keuangan
Daftar Pendapatan Non Operasional (bunga)
5. Pinjaman 1. Memeriksa pinjaman yang dimiliki dan memastikan terdapat perjanjian pinjaman untuk setiap pinjaman.
2. Memeriksa akurasi saldo pinjaman dan membandingkan total pinjaman yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total pinjaman hasil pemeriksaan.
3. Menghitung jumlah pinjaman subordinasi yang diperhitungkan dalam perhitungan gearing ratio.
4. Menghitung jumlah pinjaman dibandingkan dengan jumlah ekuitas dan Pinjaman Subordinasi (gearing ratio).
Surat perjanjian pinjaman
Laporan Posisi Keuangan
Rekening Koran
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
49
5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan dibuat kesimpulan.
6. Pendapatan Operasional
1. Mengecek daftar penerimaan dividen/bunga obligasi konversi/imbal bagi hasil.
2. Menelusuri total penerimaan dividen/bunga obligasi konversi/ imbal bagi hasil.
3. Memeriksa akurasi saldo pendapatan operasional dan mencocokkan total pendapatan operasional yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total pendapatan operasional hasil pemeriksaan.
4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Arus Kas
Bukti Penerimaan Kas
7. Pendapatan Non Operasional
1. Mengidentifikasi sumber pendapatan yang diterima oleh perusahaan apakah memang dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan non operasional.
2. Melihat arus kas atas pendapatan non operasional dan meminta bukti penerimaannya jika pendapatan diterima secara kas (jika diperlukan).
3. Memeriksa akurasi saldo pendapatan non operasional dan mencocokkan total pendapatan non operasional yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total pendapatan non operasional hasil pemeriksaan.
4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Arus Kas
Bukti Penerimaan Kas
8. Beban Operasional
1. Mengidentifikasi sumber pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan apakah memang dapat diklasifikasikan sebagai beban operasional.
2. Memeriksa akurasi saldo beban
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Arus Kas
Bukti Pengeluaran Kas
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
50
operasional dan mencocokkan total beban operasional yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total beban operasional hasil pemeriksaan.
3. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan dan membuat kesimpulan.
9. Beban Non Operasional
1. Mengidentifikasi sumber pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan apakah memang dapat diklasifikasikan sebagai beban non operasional.
2. Memeriksa akurasi saldo beban non operasional dan mencocokkan total beban non operasional yang dilaporkan dalam laporan bulanan dengan total beban non operasional hasil pemeriksaan.
3. Membuat KKP dan membuat kesimpulan.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Arus Kas
Bukti Pengeluaran Kas
4. Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama proses Pemeriksaan berlangsung yang dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan.
Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud di atas, dituangkan dalam LHPS yang memotret kondisi kelembagaan, operasional dan keuangan serta penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) PMV sampai dengan akhir periode pemeriksaan. LHPS disusun secara independen oleh Tim Pemeriksa, yang selanjutnya diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Biro atas nama Ketua. LHPS wajib disampaikan kepada Pengurus atau Direksi PMV paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berakhirnya pelaksanaan Pemeriksaan.
Hasil-hasil pemeriksaan yang dituangkan dalam LHPS dapat ditanggapi oleh
direksi/pengurus PMV yang diperiksa melalui surat tanggapan atas Laporan
Hasil Pemeriksaan Sementara paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah
diterimanya LHPS.
Apabila PMV yang diperiksa tidak menyampaikan tanggapan atas LHPS
sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja setelah diterimanya LHPS, maka
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
51
LHPS ditetapkan menjadi LHPF.
Dalam hal PMV yang diperiksa menyampaikan tanggapan sampai dengan 15
(lima belas) hari kerja setelah diterimanya LHPS, maka dilakukan
pembahasan dengan direksi/pengurus dan dewan komisaris/pengawas
PMV. Pelaksanaan pembahasan atas tanggapan dimaksud dilakukan paling
lama 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya tanggapan dari PMV yang
diperiksa. Hasil pembahasan atas tanggapan dimaksud akan dituangkan
dalam Berita Acara Pembahasan Tanggapan atas LHPS (BAP) dan digunakan
sebagai dasar penyusunan LHPF. Dalam hal BAP menyimpulkan adanya
bukti bahwa Perusahaan:
tidak memenuhi ketentuan di bidang PMV yang terjadi selama periode
pemeriksaan, maka akan menambah jumlah temuan dalam LHPS yang
akan dituangkan dalam LHPF; atau
telah memenuhi ketentuan atas temuan dalam LHPS, maka akan
mengurangi jumlah temuan dalam LHPS yang akan dituangkan dalam
LHPF.
Hal-hal yang terjadi setelah periode pemeriksaan (subsequent event) tidak
dimasukkan dalam LHPS, namun menjadi bagian yang dipertimbangkan
dalam monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan.
5. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan.
Jika berdasarkan LHPF ditemukan adanya pelanggaran oleh PMV terhadap
ketentuan di bidang PMV, PMV dimaksud dikenakan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
tentang PMV.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
52
BAB V
DOKUMENTASI PEMERIKSAAN
1. Klasifikasi Berkas Pemeriksaan
Berkas pemeriksaan merupakan data, kertas kerja, laporan pemeriksaan dan
semua dokumen yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Dokumen
tersebut merupakan bukti otentik pelaksanaan pemeriksaan dan sebagai dasar
dalam pembuatan laporan hasil pemeriksaan. Agar berkas pemeriksaan
mudah diperoleh kembali, penyimpanannya harus dilakukan dengan tertib
dan teratur. Berkas Pemeriksaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.1. Berkas umum
Berkas umum merupakan dokumen-dokumen administratif yang dibuat
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemeriksaan. Berkas umum mencakup:
1.1.1 Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan adalah surat pemberitahuan yang
dikeluarkan Penanggung Jawab Pemeriksaan atas nama Ketua
Bapepam dan LK yang disampaikan kepada PMV yang akan
diperiksa. Surat tersebut sudah harus diterima PMV paling lambat 1
(satu) hari kerja sebelum pelaksanaan pemeriksaan. Pemeriksaan
dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu menyampaikan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan apabila diduga bahwa penyampaian
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan akan dapat memungkinkan
dilakukannya tindakan untuk mengaburkan keadaan yang
sebenarnya atau tindakan untuk menyembunyikan data, keterangan,
atau laporan yang diperlukan dalam pelaksanaan Pemeriksaan.
Tembusan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dikirimkan kepada
Ketua dan Sekretaris Bapepam dan LK.
1.1.2 Surat Tugas Pemeriksaan
Surat Tugas Pemeriksaan merupakan surat yang dikeluarkan
Penanggung Jawab Pemeriksaan atas nama Ketua Bapepam dan LK
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
53
yang digunakan pemeriksa sebagai dasar untuk melakukan
Pemeriksaan. Informasi yang harus dimuat dalam Surat Tugas
Pemeriksaan sekurang-kurangnya adalah nomor dan tanggal Surat
Tugas Pemeriksaan, nama dan NIP Pemeriksa, nama dan alamat
PMV yang akan diperiksa, tujuan pemeriksaan, dan jangka waktu
Pemeriksaan. Tembusan Surat Tugas Pemeriksaan dikirimkan
kepada Ketua dan Sekretaris Bapepam dan LK.
Surat Perintah Perjalanan Dinas dibuat untuk keperluan
administratif guna mendapatkan penggantian biaya perjalanan
dinas dari Sekretariat Bapepam dan LK. Untuk pemeriksaan PMV
yang berlokasi di Jakarta, Tangerang dan Bekasi digunakan Surat
Tugas Pemeriksaan, sementara untuk pemeriksaan PMV di kota-
kota lain digunakan Surat Perintah Perjalanan Dinas.
1.1.3 Dokumen Analisis Pendahuluan
Analisis Pendahuluan merupakan analisis yang dilakukan Tim
Pemeriksa sebelum melakukan pemeriksaan untuk mengetahui
aspek-aspek pemeriksaan yang perlu mendapatkan perhatian
khusus. Bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan analisis
pendahuluan berasal dari Bagian Pemeriksaan Lembaga
Pembiayaan dan dapat juga berasal dari Bagian Lembaga
Pembiayaan di Biro Pembiayaan dan Penjaminan atau sumber lain
yang dapat dipercaya.
1.1.4 Daftar Permintaan dan Peminjaman Data/Dokumen
Daftar ini merupakan daftar permintaan dan peminjaman data/
dokumen yang dibutuhkan oleh Tim Pemeriksa dan disampaikan
kepada PMV. Daftar ini berisi rincian data/dokumen yang
dibutuhkan, tanggal diberikan atau kesanggupan PMV memberikan
data, dan tanggal pengembalian data. Daftar ini dibuat 2 (dua)
rangkap (satu untuk Tim Pemeriksa dan satu lagi untuk PMV) dan
ditandatangani oleh Ketua Tim Pemeriksa.
Daftar Permintaan dan Peminjaman Data/Dokumen dibuat sesuai
dengan format dalam Lampiran VII.
1.1.5 Berita Acara Penolakan
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
54
Berita Acara Penolakan Pemeriksaan dan/atau Berita Acara
Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan merupakan
dokumen yang berisi pernyataan bahwa PMV menolak dilakukan
pemeriksaan dan/atau menolak membantu kelancaran
Pemeriksaan.
Dalam hal PMV menolak dilakukan pemeriksaan, wakil PMV dan
Ketua Tim Pemeriksa harus menandatangani Berita Acara
Penolakan Pemeriksaan.
Berita Acara Penolakan Pemeriksaan dan/atau Berita Acara
Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan dibuat sesuai
dengan format dalam Lampiran VIII.
Berita Acara Penundaan Pemeriksaan merupakan dokumen yang
berisi pernyataan bahwa PMV menunda Pemeriksaan.
Berita Acara Penundaan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan
format dalam Lampiran IX.
1.1.6 Berita Acara Pemeriksaan/Berita Acara Penolakan Penandatanganan
Berita Acara Pemeriksaan.
Berita Acara Pemeriksaan merupakan dokumen yang menyatakan
bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap PMV yang
bersangkutan. Berita Acara Pemeriksaan paling kurang berisi nama
PMV, alamat tempat pemeriksaan dilakukan, serta tanggal dimulai
dan diakhirinya pemeriksaan. Berita Acara ini ditandatangani oleh
Ketua Tim Pemeriksa dan pihak yang mewakili PMV setelah
berakhirnya pemeriksaan di kantor PMV.
Berita Acara Pemeriksaan dibuat sesuai dengan format dalam
Lampiran X.
Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan
dibuat apabila pihak yang mewakili PMV menolak untuk
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan. Berita Acara Penolakan
Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan paling kurang berisi
nama PMV, alamat tempat pemeriksaan, alasan perusahaan serta
tanggal dimulai dan diakhirinya pemeriksaan. Berita Acara ini
ditandatangani oleh Ketua Tim Pemeriksa dan pihak yang mewakili
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
55
PMV setelah berakhirnya pemeriksaan di kantor PMV.
Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan
dibuat sesuai dengan format dalam Lampiran XI.
1.1.7 Surat Pengantar LHPS dan LHPF
Surat pengantar LHPS maupun surat pengantar LHPF
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Pemeriksaan atas nama
Ketua Bapepam dan LK dan ditujukan kepada direksi/pengurus
PMV. Dalam surat pengantar, LHPS harus diberitahukan tentang
jangka waktu penyampaian tanggapan terhadap laporan dimaksud
dan kemungkinan diadakannya pembahasan apabila
direksi/pengurus PMV yang diperiksa keberatan terhadap temuan
hasil pemeriksaan yang tertuang dalam LHPS.
Surat pengantar LHPS dibuat sesuai dengan format dalam
Lampiran XII, surat pengantar LHPF tanpa tanggapan dibuat
sesuai format dalam Lampiran XIII dan surat pengantar LHPF
dengan tanggapan dibuat sesuai format dalam Lampiran XIV.
1.1.8 Berita Acara Pembahasan LHPS
Berita Acara Pembahasan LHPS dibuat apabila dilakukan
pembahasan dengan direksi/pengurus PMV yang keberatan
terhadap temuan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam LHPS,
wajib dibuat risalah rapat yang menyatakan bahwa pembahasan
telah dilakukan dan menyebutkan tanggal dan tempat dilakukannya
pembahasan. Dokumen ini juga harus dilampiri dengan materi yang
dibahas dan hasil dari pembahasan tersebut.
Berita Acara Pembahasan Laporan Hasil Pemeriksaan ditandatangani
Penangung Jawab dan/atau Koordinator Pemeriksaan dan wakil
dari PMV pada akhir acara pembahasan.
Berita Acara Pembahasan Tanggapan Atas LHPS dibuat sesuai
format dalam Lampiran XV.
1.1.9 Nota Dinas Pengantar Laporan Hasil Pemeriksaan kepada
Penanggung Jawab Pemeriksaan
Nota Dinas pengantar Laporan Hasil Pemeriksaan disampaikan oleh
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
56
Koordinator Pemeriksaan kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan
dan berisi laporan mengenai pemeriksaan terhadap PMV beserta
hasil-hasilnya. Nota Dinas ini berisi ringkasan hasil-hasil
pemeriksaan dan dilampiri dengan seluruh kerja kerja yang terkait
dengan pemeriksaan. Nota Dinas tersebut dibuat untuk pemeriksaan
yang bersifat setiap waktu dan pemeriksaan berkala. Bentuk Nota
Dinas ini sesuai dengan bentuk baku yang telah diterapkan di
lingkungan Bapepam dan LK.
1.1.10 Lembar Monitoring Pemeriksaan.
Lembar Monitoring Pemeriksaan dibuat oleh Penyelia dan Ketua Tim
Pemeriksa dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan
pemeriksaan.
Lembar Monitoring Pemeriksaan untuk Ketua dan Penyelia Tim
pemeriksaan dibuat sesuai format dalam Lampiran XVI.
1.1.11 Surat Dari PMV Atau Pihak Lain
Surat dari PMV merupakan semua surat yang berhubungan dengan
pemeriksaan dan berasal dari PMV yang diperiksa, misalnya Surat
Tanggapan atas LHPS. Sedangkan surat yang berasal dari pihak lain
misalnya adalah balasan surat konfirmasi .
1.2. Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan kertas kerja yang dibuat pemeriksa
selama melakukan kegiatan pemeriksaan.
Kertas Kerja Pemeriksaan minimal mencakup semua kertas kerja standar
yang dibuat sesuai format dalam Lampiran XVII.
Kertas Kerja tersebut diberi nomor indeks dan diparaf oleh Ketua dan
Anggota Tim pemeriksaan yang membuat kertas kerja. Kertas Kerja
selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam membuat Laporan Hasil
Pemeriksaan. Dengan demikian semua yang tertuang dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan didukung oleh kertas kerja pemeriksaan. Secara garis besar
Kertas Kerja Pemeriksaan mencakup:
1.2.1. Kertas kerja persiapan pemeriksaan, mencakup:
i. Analisis pendahuluan;
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
57
ii. Kuesioner; dan
iii. KKP lainnya.
1.2.2. Kertas kerja pemeriksaan untuk aspek kelembagaan, mencakup:
i. Kertas Kerja Pemeriksaan Anggaran Dasar dan
Perubahannya yang memuat antara lain maksud dan tujuan,
struktur permodalan dan pemegang saham, susunan
direksi/pengurus dan komisaris PMV;
ii. Kertas Kerja Pemeriksaan Izin Usaha Pendirian dan Kantor
Cabang;
iii. Kertas Kerja Pemeriksaan Direksi dan Dewan Komisaris;
iv. Kertas Kerja Pemeriksaan Prinsip Mengenal Nasabah; dan
v. Kertas Kerja Pemeriksaan lainnya yang dianggap perlu.
1.2.3. Kertas kerja pemeriksaan untuk aspek operasional, mencakup:
i. Kertas Kerja Daftar Perusahaan Pasangan Usaha (PPU);
ii. Kertas Kerja Pemeriksaan Uji Petik Perjanjian Pembiayaan
dengan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU);
iii. Kertas Kerja Pemeriksaan lainnya yang dianggap perlu.
1.2.4. Kertas Kerja Pemeriksaan untuk aspek Keuangan
i. KKP Modal dan Pemegang Saham;
ii. KKP rasio nilai investasi/pembiayaan terhadap total aset;
iii. KKP Ekuitas;
iv. KKP Pinjaman (gearing ratio);
v. KKP Pendapatan Operasional;
vi. KKP Pendapatan Non Operasional;
vii. KKP Beban Operasional;
viii. KKP Beban Non Operasional.
ix. KKP Lainnya.
1.3. Dokumen Pendukung Kertas Kerja Pemeriksaan
Kelompok berkas ini berisi dokumen-dokumen yang diperoleh pemeriksa
dari perusahaan untuk mendukung Kertas Kerja Pemeriksaan. Pendukung
Kertas Kerja Pemeriksaan yang perlu dicopy dan dibawa ke kantor untuk
diarsip hanyalah dokumen pendukung yang relevan dengan kertas kerja
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
58
pemeriksaan.
1.4. Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan terdiri dari LHPS dan LHPF. Laporan Hasil
Pemeriksaan memuat hasil-hasil pemeriksaan yang mencakup semua aspek
yang diperiksa. LHPS dan LHPF ditetapkan oleh Penanggung Jawab
Pemeriksaan atas nama Ketua Bapepam dan LK.
1.4.1. LHPS
LHPS disusun berdasarkan data dan atau keterangan yang
diperoleh selama proses pemeriksaan berlangsung yang
dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan.
1.4.2. LHPF
Hasil-hasil pemeriksaan yang dituangkan dalam LHPS dapat
disanggah oleh direksi/pengurus PMV yang diperiksa, melalui
surat tanggapan atas LHPS.
Apabila PMV yang diperiksa tidak mengajukan tanggapan atas
LHPS sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja setelah
diterimanya LHPS, maka LHPS ditetapkan menjadi LHPF. LHPF
disusun berdasarkan LHPS, Surat Tanggapan Atas LHPS
dan/atau Berita Acara Pembahasan Hasil Pemeriksaan terkait
hasil pemeriksaan lapangan. Segala tindak lanjut yang dilakukan
Perusahaan setelah pemeriksaan selesai dipertimbangkan sebagai
pemenuhan ketentuan setelah LHPF. Format Laporan Hasil
Pemeriksaan terdapat dalam Lampiran XVIII.
2. Prosedur Penyimpanan Dokumen
Setelah pemeriksaan terhadap PMV selesai dilakukan (Laporan Hasil Pemeriksaan
telah dikirim), pemeriksa wajib melakukan pengarsipan seluruh berkas
pemeriksaan dengan cara yang sistematis, sehingga berkas pemeriksaan tersebut
mudah ditemukan kembali apabila diperlukan. Dokumen-dokumen elektronik dari
satu pemeriksaan harus disimpan dalam satu direktori yang tidak bercampur
dengan dokumen lain pada jaringan komputer. Berkas pemeriksaan yang berupa
dokumen kertas harus disimpan dalam bundel yang terorganisir, yaitu:
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
59
2.1. Bundel 1 berisi berkas Umum, Surat dari PMV atau pihak lain, LHPS dan
LHPF
Bundel 1 disusun dengan urutan sebagai berikut:
2.1.1. Surat Tugas Pemeriksaan;
2.1.2. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan;
2.1.3. copy Surat Perintah Perjalanan Dinas;
2.1.4. Berita Acara Penolakan Pemeriksaan atau Berita Acara Penundaan
Pemeriksaan
2.1.5. Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan;
2.1.6. Pernyataan Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan;
2.1.7. Berita Acara Pembahasan Temuan Hasil Pemeriksaan;
2.1.8. Surat Tanggapan Perusahaan dan Surat dari Pihak Lain;
2.1.9. LHPS dan surat pengantarnya;
2.1.10. LHPF dan surat pengantarnya.
2.2. Bundel 2 dan seterusnya berisi Kertas Kerja Pemeriksaan dan dokumen
pendukung Kertas Kerja Pemeriksaan.
Bundel 2 dan seterusnya disusun sesuai dengan urutan Kertas Kerja
Pemeriksaan yang didukungnya yaitu sesuai dengan nomor indeks KKP.
Masing-masing bundel dari seluruh pemeriksaan harus dikumpulkan dalam suatu
tempat yang aman dan tersusun rapi.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
60
BAB VI
PENGENDALIAN PEMERIKSAAN
1. Pengendalian Pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan merupakan salah satu sarana Biro Pembiayaan dan
Penjaminan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap PMV.
Kegiatan pemeriksaan dimaksud perlu dilakukan dengan manajemen yang
modern dan profesional agar tujuan pemeriksaan dapat tercapai secara efisien
dan efektif. Salah satu karakteristik manajemen yang modern dan profesional
adalah adanya pengendalian.
Pengendalian pemeriksaan meliputi kegiatan penilaian kinerja yang dimulai
dari penyusunan rencana pemeriksaan sampai dengan kegiatan tindak lanjut
atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. Tujuan utama
pengendalian pemeriksaan adalah memastikan agar proses dan kegiatan
pemeriksaan terhadap PMV dilakukan sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan
PMV dan agar secara keseluruhan tujuan kegiatan pemeriksaan dapat tercapai.
Objek pengendalian pemeriksaan adalah pemeriksa dan setiap kegiatan yang
berkaitan dengan pemeriksaan. Pengendalian tersebut terdiri dari
Pengendalian Terhadap Pelaksanaan Rencana Pemeriksaan dan Pengendalian
Terhadap Pelaksanaan Pemeriksaan.
1.1. Pengendalian Terhadap Pelaksanaan Rencana Pemeriksaan
Pengendalian terhadap rencana pemeriksaan dilakukan oleh Penanggung
Jawab, Koordinator dan Penyelia Pemeriksaan yang meliputi antara lain :
1.1.1. Penyusunan rencana Pemeriksaan.
1.1.2. Penggunaan waktu kerja dan jumlah pemeriksa yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan pemeriksaan.
1.1.3. Pencapaian target jumlah Pemeriksaan.
Penanggung Jawab, Koordinator dan Penyelia Pemeriksaan secara
berkala (semesteran dan tahunan) mengevaluasi Rencana Kegiatan
Pemeriksaan. Jika terjadi penyimpangan yang signifikan atau
potensi penyimpangan rencana pemeriksaan teridentifikasi,
Penanggung Jawab, Koordinator dan Penyelia Pemeriksaan harus
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
61
segera mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan atas
penyimpangan
tersebut. Selanjutnya Penanggung Jawab Pemeriksaan melaporkan
penyimpangan yang telah atau berpotensi terjadi dan tindakan
yang telah diambilnya kepada Ketua Bapepam dan LK.
Koordinator Pemeriksaan secara tahunan dan semesteran harus
menyusun Laporan Kegiatan Pemeriksaan dan selanjutnya
Penanggung Jawab Pemeriksaan menyampaikan Laporan tersebut
kepada Ketua Bapepam dan LK dan Menteri Keuangan. Format
Laporan Kegiatan Pemeriksaan Tahunan/Semesteran terdapat
pada Lampiran XIX.
1.2. Pengendalian Atas Pelaksanaan Pemeriksaan
Pengendalian terhadap pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh
Penanggung Jawab, Koordinator dan Penyelia Pemeriksaan yang meliputi
antara lain:
1.2.1. Evaluasi terhadap persiapan pemeriksaan sebelum pemeriksaan
lapangan dilaksanakan;
1.2.2. Evaluasi atas prosedur pemeriksaan yang telah dilaksanakan Tim
Pemeriksa, data dan informasi yang diperoleh Tim Pemeriksa,
atau Kertas Kerja Pemeriksaan;
1.2.3. Evaluasi atas hasil pemeriksaan dan penuangannya dalam konsep
LHPS dan LHPF;
1.2.4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan;
dan
1.2.5. Pemantauan status pemeriksaan melalui lembar monitoring baik
oleh Penyelia maupun Ketua Tim.
Pengendalian ini merupakan pengendalian atas pelaksanaan seluruh
proses pemeriksaan. Jika terjadi penyimpangan yang signifikan atau
potensi penyimpangan pelaksanaan pemeriksaan teridentifikasi, harus
segera diambil tindakan untuk melakukan perbaikan atas penyimpangan
tersebut. Dalam hal ini, Ketua Tim Pemeriksa harus selalu berkonsultasi
dengan Penyelia dan Koordinator Pemerksaan yang selanjutnya
membahas tindakan koreksi atau perbaikan yang akan dilakukan.
LAMPIRAN
Peraturan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : PER- /BL/2012
Tanggal :
62