DESIGNING E-LEARNING
APPLYING THE MULTIMEDIA PRINCIPLE
Di susun oleh:
Nur Anna Irvansda 1215110550
Nurhasana Karunia 1215110578
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan karuniaNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan. Penulisan ini
dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah Designing E-Learning dengan
judul makalah Applying The Multimedia Principle.
Segala kritik dan saran selalu penulis harapkan demi pencapaian yang lebih baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberi masukan demi merampungkan makalah ini.
Penulis berharap apa yang disampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Semoga karya tulis ini mampu memberi sumbangsih positif bagi kemajuan bangsa
khususnya di bidang pendidikan.
Jakarta, Februari 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Memasukkan Kata- Kata dan Gambar 2
1. Memilih Gambar yang Mendukung Pembelajaran 3
B. Beberapa Cara Penggunaan Gambar Untuk Meningkatkan Pembelajaran 5
1. Gambar Berdasarkan Tipe Konten 5
2. Gambar sebagai Organisir Topik 6
3. Gambar Menunjukkan Hubungan 7
4. Gambar sebagai Antarmuka Pelajaran 7
C. Psikologis menjadi Alasan untuk Prinsip Multimedia 8
D. Bukti untuk Menggunakan Kata-Kata dan Gambar 9
E. Prinsip Multimedia Bekerja Sangat Baik untuk Para Pemula 10
F. Haruskah Kita Merubah Ilustrasi Statik menjadi Animasi? 10
BAB III PENUTUP 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat begitu cepatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
alangkah baiknya jika TIK dimanfaatkan dalam bidang pembelajaran. Salah satu dampak
dari hadirnya TIK dalam pembelajaran adalah munculnya model pembelajaran e-learning,
yaitu penggunaan berbagai teknologi elektronik berupa tatice, internet maupun intranet,
audio/radio, video/tatice untuk menyampaikan pembelajaran.
Seorang desainer pembelajaran harus memilki SDM dengan kompetensi TIK untuk
menerapkan model e-learning secara tepat berdasarkan kebutuhan belajar, kompetensi,
karakteristik isi/ mata ajar dan ketersediaan sarana.
Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam pembelajaran e-learning, terdapat
beberapa prinsip-prinsip pengembangan e-learning, salah satunya prinsip multimedia
dalam buku Clark & Mayer, E-Learning and the Science of Instruction (2007) membahas
tentang kombinasi kata dan gambar dalam e-lessons dapat memperoleh hasil belajar
yang lebih baik, yang akan dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip multimedia tergantung dari tingkat pengalaman pebelajar?
2. Apakah prinsip multimedia bergantung pada ilustrasi static dan ilustrasi media?
3. Apakah belajar akan lebih baik ketika memasukkan gambar pada teks?
4. Mana yang lebih baik gambar statik atau animasi?
5. Apa saja jenis-jenis visual?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memasukkan Kata-Kata dan Gambar
Berdasarkan pada teori kognitif dan bukti penelitian, disarankan agar menggunakan
kata-kata dan gambar, karena lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan hanya
salah satunya (Clark dan Mayer: 2008), dengan demikian dalam mendesain media dan
bahan ajar sangatlah penting untuk memadukan kata-kata dan gambar ilustrasi yang
dapat semakin memperjelas makna sebuah pesan pembelajaran.
Orang akan lebih memungkinkan untuk memahami materi ketika mereka dapat
terlibat dalam pembelajaran aktif. Ketika mereka terlibat di dalam proses berfikir seperti
memahami bahan pelajaran, mental mengorganisir materi menjadi gambaran pemikiran
yang utuh. Presentasi multimedia dapat menantang pebelajar untuk terlibat dalam
pembelajaran aktif melalui tampilan materi dengan kata-kata dan gambar-gambar
sehingga mental pebelajar membuat hubungan antara tampilan gambar dan verbal.
Berlawanan dengan itu, menampilkan kata-kata secara tersendiri akan
mendorong pebelajar khususnya bagi mereka yang memiliki sedikit pengalaman atau ahli
untuk melibatkan dalam pembelajaran yang dangkal, seperti tidak menghubungkan kata-
kata dengan pengetahuan lainnya.
Contoh persentasi yang menggunakan prinsip multimedia yang terdiri dari kata dan
gambar.
1. Memilih Gambar Yang Mendukung Pembelajaran
Daripada menampilkan kata-kata secara mandiri, akan lebih
baik menampilkan kata dengan gambar. Walaupun tidak semua jenis gambar sama
membantu memahmi teks. Ada beberapa fungsi dari gambar:
1. Decoratif Graphics, untuk menghias halaman tanpa meningkatkan pesan
pelajaran, seperti sebuah photo atau video seseorang yang menaiki sepeda di
dalam sebuah pelajaran tentang bagaimana cara kerja pompa ban sepeda.
2. Representational Graphics, menggambarkan elemen tunggal, seperti foto
dari pompa ban sepeda bersama dengan keterangan, " pompa ban sepeda "
3. Relational Graphics, menggambarkan hubungan kuantitatif antara dua atau
lebih variabel, seperti grafik garis yang menunjukkan hubungan antara
tahun pada sumbu x dan kemungkinan kecelakaan sepeda
pada sumbu y.
4. Organizational Graphics, menggambarkan hubungan antara elemen, seperti
sebuah diagram pompa ban sepeda dengan masing nama bagian atau sebuah
matriks yang memberi sebuah definisi dan contoh dari masing-masing tiga
jenis pompa yang berbeda.
5. Transformational Graphics, menjelaskan perubahan pada suatu obyek sesuai
waktu, seperti sebuah video yang menunjukan bagaimana memperbaiki
sebuah ban yang kempis, atau rangkaian animasi yang menunjukan langkah-
langkah bagaimana pompa ban sepeda bekerja
6. Interpretive Graphics, mengilustrasikan hubungan yang tidak
tampak seperti animasi pompa sepeda yang meyertakan titik-titik kecil untuk
menunjukan aliran udara masuk ke dalam dan keluar pompa.
Berdasarkan uraian di atas, maka sebaiknya meminimalkan gambar yang
bersifat dekoratif pada halaman. (Gambar dekoratif) atau secara
sederhana menampilkan sebuah obyek tunggal (gambar representasional), dan
gambar yang berhubungan dapat membantu pebelajar memahami materi (gambar
tranformasional dan interpretatif) atau mengorganisasikan materi (gambar
organisasional).
Tabel Pengorganisasian Grafis berdasarkan jenis Grafis
Jenis grafis Penjelasan Contoh
Decoratif Penambahan visual untuk
meningkatkan ketertarikan
atau humor
1. Orang naik sepeda dalam pelajaran
bagaimana cara kerja pompa sepeda.
2. Icon yang berkaitan dengan
baseball sebagai sebuah tema
permainan dalam sebuah pelajaran
tentang pengetahuan produk.
Representational Visual yang menghiasi
penampakan obyek
1. Foto peralatan dalam sebuah
pelajaran biaya (Perbaikan)
2. Screen Capture dalam sebuah
pelajaran aplikasi computer.
Organizational Visual yang menunjukan
hubungan kualitatif antara isi
1. Sebuah matrik seperti table ini
2. Pemetaan konsep
3. Diagram pohon
Relational Visual yang meringkas
hubungan kuantitatif
1.Grafik bar dan pie
2. Peta dengan lingkaran yang
ukurannya berbeda yang
mencerminkan perbedaan kekuatan
gempa
Transformational Visual yang mengilustrasikan
perubahan waktu atau ruang
1. animasi yang mendemonstrasikan
prosedur pengoperasian computer.
2. video yang menunjukan bagaimana
terjadinya gunung merapi
3. Animasi tentang pertumbuhan
kecambah.
interpretive Visual yang
mewujudnyatakan sebuah
fenomena
1. Gambar struktur molekul
2. rangkaian diagram anak panah
yang mengilustrasikan aliran darah
melalui jantung.
3. gambar yang menunjukan
bagaimana sebuah data dirubah dan
dikirim lewat internet.
B. Beberapa Cara Penggunaan Gambar Untuk Meningkatkan Pembelajaran
Membantu menentukan bagaimana membuat jenis gambar terbaik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Ada beberapa cara dalam penggunaan gambar yang melayani
pembelajaran dari pada sekedar peran-peran dekorasi: untuk mengajarkan jenis konten,
sebagai organizer topic, dan sebagai antarmuka pelajaran.
1. Gambar Mengajarkan Tipe Content
Tabel Gambar untuk mengajarkan berbagai jenis content
Jenis
Pengetahua
n
Penjelasan Jenis kegunaan
gambar
contoh
Fakta Unik dan memisahkan
informasi seperti aplikasi
layar khusus, bentuk-bentuk
atau hasil data.
Representasional
organisasional
Rekaman layar dari
spreadsheet, dapat
berupa komponen,
nama dan
spesifikasi.
Konsep Sejumlah obyek, peristiwa
atau symbol yang ditandai
dengan satu nama
Interpretif
organisasional
representasional
Table diagram
database
Proses Penjelasan bagaimana Relasional Animasi bagimana
sesuatu bekerja interpretif
organisasional
jantung memompa
darah
Diagram untuk
mengilustrasikan
bagaimana cara
kerja pompa.
Prosedur Rangkaian langkah-langkah
untuk menyelesaikan tugas
Transformasional Ilustrasi animasi
tentang bagaimana
cara menggunakan
spreadsheet.
Prinsip Panduan untuk
menyelesaikan sebuah tugas;
Hubungan sebab akibat
Interpretif
transformasional
Video yang
menujukan 2
pendekatan
penjuan yang
efefktif.
2. Gambar sebagai Organisir Topik
Dalam menambah untuk menghiasi jenis isi yang khusus, grafik seperti peta
topik dapat melayani sebuah fungsi organisasional dengan menunjukan hubungan
antara topik-topik di dalam sebuah pelajaran. Contohnya menampilkan layar dengan
serangkaian topik pelatihan dipetakan di bar sebelah kiri, termasuk di mana untuk
pelatih, kapan pelatih, berapa lama untuk pelatih, dan sebagainya. Ketika mouse
ditempatkan di atas masing-masing topik dalam organizer grafis, ilustrasi yang
berbeda muncul di sisi kanan layar. Dalam contoh ini, topik sesi pelatihan formal dan
informal diperkuat dengan teks dan foto.
3. Gambar Menunjukkan Hubungan
Gambar dalam bentuknya baik dinamis maupun statis dapat membuat
fenomena terlihat dan tidak nyata menjadi nyata dan menunjukan hubungan.
Bayangkan pelajaran e-learning untuk mengajar pekerja makanan cepat saji
memasak yang aman dan praktek penanganan makanan. Garis grafik animasi dengan
angka pada sumbu vertikal dan waktu pada sumbu horizontal menggambarkan
perubahan dalam pertumbuhan bakteri dalam makanan yang dimasak pada suhu
diferrent atau ditangani dengan cara yang aman dan tidak aman. Pelajaran
mencakup simulasi interaktif di mana peserta didik menyesuaikan suhu memasak
dan melihat dampak pada grafik garis dinamis disebut "kuman meter". Sebuah peta
geografis dapat menggambarkan kepadatan penduduk dengan menambahkan
sebuah titik kecil berwarna merah untuk mewakili lima ribu orang. Jika dibuat
interaktif, peta dapat mencakup bar slider yang diakses periode waktu yang berbeda,
yang memungkinkan pengunjung untuk melihat perubahan populasi dari waktu ke
waktu.
4. Gambar sebagai Antarmuka Pelajaran
Pembelajaran di desain menggunakan pendekatan penemuan terpandu
sering menggunakan antarmuka gambar sebagai latar untuk menampilkan studi
kasus.
Clark Dan Mayer menyebut sebagai efek multimedia adalah orang belajar
lebih dalam dari kata-kata dan gambar daripada hanya dengan kata-kata. Prinsip
multimedia yang menyarankan bahwa pembelajaran dan pemahaman meningkat
dengan menambahkan gambar-gambar ke dalam teks dari pada sekedar kata-kata
saja. Efek multimedia merupakan titik awal dari metode pembelajaran terbaik untuk
e-learning karena membangun potensi pelajaran multimedia untuk
memperbaiki pembelajaran manusia.
C. Psikologis menjadi Alasan dari Prinsip Multimedia
Bisa jadi penemuan terbesar manusia adalah bahasa, dan modifikasi tunggal
terbesar dari penemuan ini dicetak dalam bentuk bahasa. Kata-kata memungkinkan
kita untuk berkomunikasi secara efektif, dan kata-kata tercetak memungkinkan kita
untuk berkomunikasi secara efektif ke segala penjuru. Oleh karena itu, masuk akal
untuk menggunakan kata-kata ketika kita memberikan pelatihan atau pembelajaran.
Selama ribuan tahun, format utama untuk pendidikan adalah berupa kata-
kata, pertama dalam bentuk lisan dan lebih baru-baru ini dalam bentuk cetakan.
Kata-kata juga merupakan cara yang paling efisien dan efektif menghasilkan e-
learning karena kata-kata bisa menyampaikan banyak informasi dan lebih mudah
untuk menghasilkan daripada gambar.
Pemikiran ini didasarkan pada teori perolehan informasi, di mana mengajar
terdiri dari menyajikan informasi dan pembelajaran terdiri dari memperoleh
informasi. Informasi dapat disampaikan dalam berbagai bentuk, seperti kata-kata
yang dicetak, kata yang diucapkan, ilustrasi, foto, grafik, animasi, video, dan narasi.
Selama bertahun-tahun, telah menjadi jelas bahwa kata-kata merupakan metode
yang efisien dan efektif untuk menyajikan informasi, sehingga berdasarkan
pandangan ini, dalam kebanyakan situasi pembelajaran melibatkan dengan
menyajikan kata-kata. Menurut teori perolehan informasi, format informasi
(misalnya, kata-kata dibandingkan gambar) tidak masalah, asalkan informasi
disampaikan kepada peserta didik.
Dalam sebuah pendapat, teori informasi akuisisi didasarkan pada konsepsi
yang tidak memadai tentang bagaimana orang belajar. Sebagai gantinya, mendukung
teori konstruksi pengetahuan dimana pembelajaran dipandang sebagai proses
pembuatan akal aktif dan pengajaran dipandang sebagai upaya untuk mendorong
proses kognitif yang sesuai dalam peserta didik. Menurut metafora pembelajaran ini,
tidak cukup baik untuk memberikan informasi kepada peserta didik, instruktur juga
harus memandu proses kognitif peserta didik selama belajar, sehingga
memungkinkan dan mendorong peserta didik untuk secara aktif memproses
informasi. Merupakan bagian penting dari proses aktif secara mental membangun
representasi piktorial dan verbal materi dan mental menghubungkan mereka. Tujuan
ini lebih mungkin untuk dicapai dengan pelajaran multimedia dengan baik kata-kata
dan gambar yang sesuai yang menggambarkan konten yang sama untuk dipelajari.
Menambahkan gambar yang relevan dengan kata-kata bisa menjadi cara
yang ampuh untuk membantu peserta didik terlibat dalam pembelajaran aktif.
Secara keseluruhan, pandangan dari tahap kognitif pembelajaran dapat
mempengaruhi keputusan tentang bagaimana merancang pembelajaran.
D. Bukti untuk Menggunakan Kata-Kata dan Gambar
Manusia akan lebih memahami dan mengingat bahan yang disajikan dalam bentuk
kata dan gambar daripada hanya kata atau gambar saja. Belajar lebih efektif dari kata dan
gambar daripada kata saja. (Mayer, 2001)
Contoh, penjelasan bagaimana pompa ban sepeda bekerja melalui verbal description dan
penjelasan bagaimana pompa ban sepeda bekerja melalui diagram dengan langkah-
langkah.
E. Prinsip Multimedia Bekerja Sangat Baik untuk Para Pemula
Apakah prinsip multimedia dapat diterapkan secara sama bagi seluruh pebelajar?
Ada peningkatan bukti bahwa bahwa penggunaan kata dan gambar khususnya sangat
penting untuk pebelajar yang mempunyai wilayah pengetahuan rendah (Novice),
daripada pebelajar yang mempunyai penguasaan pengetahuan yang tinggi (ekspert).
Guru harus peka pada tingkat pengetahuan awal pebelajar, sehingga dapat menyediakan
kebutuhan penunjang, seperti misalnya pembelajaran multimedia untuk pebelajar
dengan tingkat pengetahuan rendah. Jika anda bekerja pada sebuah pelatihan dengan
kelompok pebelajar yang sedikit lebih tinggi, trainer pemula, sebagai contoh guru harus
dengan hati-hati untuk memberi tambahan pembelajaran berbasis teks dengan
dikoordinasikan dengan gambar. Jika mempunyai kelompok pebelajar yang lebih tinggi
seperti residen medis atau insinyur yang bepengalaman di dalam topik yang sedang di
tampilkan kiranya dapat belajar dengan baik dari teks semata atau bahkan hanya dari
gambar saja.
F. Haruskah Anda Mengubah Ilustrasi Statik ke Animasi? (Penggunaan Animasi)
Jika perlu menambahkan gambar ke dalam kata-kata, apakah lebih baik
menggunakan animasi atau ilustrasi statis? Animasi flash sekarang ini sangat popular dan
sering ditambahkan pada berbagai pelajaran e-learning. Sekilas, orang akan
berpikir bahwa animasi sangatlah baik karena merupakan medium aktif yang dapat
menggambarkan perubahan dan pergerakan. Serupa dengan itu, orang akan
berpikir bahwa ilustrasi statik sebuah pilihan buruk karena menggunakan medium pasif
yang tidak dapat menggambarkan perubahan dan pergerakan sedetail animasi.
Sejumlah penelitian telah gagal menemukan bahwa animasi lebih efektif
daripada rangkaian frame static yang menggambarkan materi yang sama.
Lain halnya dengan hasil tersebut, ada beberapa isi yang secara khusus sesuai
dengan animasi atau video dari pada ilustrasi frame statik atau foto, seperti misalnya
penjelasan tentang bagaimana memperagakan keterampilan motorik, sebagai contoh,
Chan Lin (1998) melaporkan bahwa animasi lebih efektif dari pada diagram statik dalam
membantu siswa belajar membuat bunga dari kertas melalui melipat kertas.
Penambahan animasi berfungsi interpretif ketika dirancang dengan efek khusus yang
menyatakan hubungan tidak berlawanan dengan yang dapat dilihat.
Tampilan dinamik dapat menganggu kenyataan dalam berbagai cara, seperti
misalnya penurunan beberapa proses dan meningkatkan yang lainnya, menunjukan
sebuah obyek atau gejala alam dari sudut pandang dan pergantian yang berbeda,
tambahlah tampilan dengan isyarat untuk menarik perhatian pemirsa pada bagian yang
sangat penting. Atau menggerakan obyek meninggalkan sebuah jejak atau berdiri.
Animasi dapat memakan biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan diagram
statik. Sehingga menyadarkan untuk menggunakan frame statik seperti gambar aslinya.
Diatas semua itu, penggunaan ilustrasi statik kecuali ada sebuah pembelajaran yang
sangat memaksa untuk animasi. Khususnya, ketika mempunyai sebuah ilustrasi yang
menjelaskan, gunakan pemaparan rangkaian frame statik untuk
menggambarkan berbagai keadaan sistem dibandingkan sebuah animasi terkunci.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pada teori kognitif dan disertai dengan bukti penelitian memadukan antara
kata-kata dan gambar akan jauh lebih efektif dibandingkan penggunaan salah satunya saja.
Hal ini juga memungkinkan dan mendorong peserta didik untuk secara aktif memproses
informasi dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Terdapat sebuah penelitian (Dwyer:
1978) mengungkapkan bahwa jika dalam suatu multimedia disajikan dengan menggunakan
teks dan gambar kemampuan mengingat peserta didik jauh lebih lama bila dibandingkan
dengan hanya memanfaatkan teks atau gambar saja.
Menerapkan prinsip-prinsip multimedia merupakan proses merancang sebuah media (e-
learning salah satunya) dengan memadukan kata-kata dan gambar secara utuh dan dapat
membuat pengguna tertarik sehingga mendapatkan motivasi tersendiri untuk belajar.
Prinsip-prinsip multimedia yang diterapkan berupa penggunaan teks dan gambar, pemilihan
gambar yang mendukung pembelajaran, tata letak gambar untuk meningkatkan
pembelajaran, alasan psikologis menerapkan prinsip multimedia, melihat karakter dari
sosok peserta didik, animasi, dsb.
Pembelajaran aktif akan terlaksana secara efektif apabila prinsip-prinsip multimedia
benar-benar diterapkan dan tidak lupa bahwa pengajar juga harus melihat tingkatan kognitif
dari peserta didik tersebut. Menambahkan grafis yang relevan dengan kata-kata bisa
menjadi cara yang ampuh untuk membantu peserta didik terlibat dalam pembelajaran aktif.
Secara keseluruhan, pandangan dari tahap kognitif pembelajaran dapat mempengaruhi
keputusan untuk merancang bagaimana instruksi yang baik dapat dibangun secara
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Clark & Mayer, E-Learning and the Science of Instruction, 2008. h, 53-75
Dewi Salma, dkk, Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning, Kencana, Jakarta, 2013. h, 162