penyesuaian sosial (social adjustmentrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfpenyesuaian...

112
PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENT) PADA MAHASISWA DISABILITAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Serista Silnya Joste 149114084 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 14-Aug-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENT)

PADA MAHASISWA DISABILITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Serista Silnya Joste

149114084

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

iv

HALAMAN MOTTO

“Cobalah untuk selalu melihat sisi positif dari sebuah peristiwa”

“Every day is another chance to change something in your life and a chance to

feel blessed for what you have.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa mengingatkan diri ini untuk tidak pernah

putus harapan.

Bapak, Mama, Theo yang selalu mendukung dan tidak pernah lelah untuk

mengajarkan tentang menikmati hidup.

Ketiga orang informan yang bersedia membagikan pengalaman dan

perjuangannya sebagai mahasiswa disabilitas.

serta

Teman-teman mahasiswa disabilitas lainnya di luar sana yang selalu

memperjuangkan kesetaraan.

Jangan pernah lelah dan jangan menyerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya-karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 April 2019

Peneliti,

Serista Silnya Joste

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

vii

PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENT)

PADA MAHASISWA DISABILITAS

Serista Silnya Joste

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK Penyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa

orang, terutama bagi mereka yang memiliki disabilitas karena stressor yang dihadapi menjadi lebih

besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deduktif. Data dikumpulkan menggunakan wawancara

semi-terstruktur kepada tiga informan dengan disabilitas Tuli dan gangguan mobilitas yang

membutuhkan penggunaan kursi roda. Analisis Isi Kualitatif-deduktif digunakan untuk

menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa disabilitas menunjukkan

berbagai upaya untuk dapat mengembangkan kemampuan penyesuaian sosialnya. Sikap-sikap sosial

ditunjukkan agar mereka dapat diterima di lingkungannya. Wujud dari upaya penyesuaian sosial

dilakukan oleh mahasiswa disabilitas, antara lain berpartisipasi dalam kegiatan sosial di fakultas,

menawarkan bantuan kepada orang lain, menunjukkan kepekaan terhadap kondisi orang lain, tetapi

dalam hal menghormati nilai dan pendapat orang lain dan mengikuti peraturan fakultas belum

ditunjukkan ditunjukkan sepenuhnya. Ditemukan pula mahasiswa dengan disabilitas memiliki

dorongan yang tinggi untuk menyelesaikan studi mereka di perguruan tinggi.

Kata kunci: penyesuaian sosial, mahasiswa disabilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

viii

SOCIAL ADJUSTMENT OF COLLEGE STUDENT WITH DISABILITY

Serista Silnya Joste

Faculty of Psychology

Universitas Sanata Dharma

ABSTRACT Social adjustment can be challenging to some people, especially those who were differently abled

because they faced a bigger stressor. This study aim is to describe the social adjustment of college

student with disabilities. This study was a qualitative-deductive study. The data of this study was

collected using semi-structured interview to three informants, two of them are Deaf (hearing

impairment) and the other person was physically disabled that require the use of wheel chair.

Qualitative content analysis-deductive was used to analyze the data. The results in this study

indicate that college student with disabilities represented some social attitudes in order to be

accepted in their environments. Those attitudes were: taking part in social activities in the faculty,

offering helps to others, showing empathy to their friends’ conditions. However, there were some

attitudes that were not optimally shown, those were: appreciating the values and others’ opinion,

and following the rules in the faculty. There were disabled student(s) that indicated having high

passion to finish their study.

Keywords: social adjustment, college student with disability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Serista Silnya Joste

Nomor Mahasiswa : 149114084

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENT)

PADA MAHASISWA DISABILITAS”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 23 April 2019

Yang menyatakan,

(Serista Silnya Joste)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahi berkat

hingga terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Penyesuaian Sosial (Social

Adjustment) pada Mahasiswa Disabilitas”. Berangkat dari pengalaman menjadi

tenaga bantuan pendamping bagi mahasiswa disabilitas, peneliti tidak lepas dari

curahan hati mereka atas kesulitan, tantangan dan perjuangan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan kehidupan perkuliahan. Dari cerita yang dibagikan,

peneliti melihat betapa besar perjuangan mahasiswa disabilitas untuk melawan

stigma masyarakat tentang penyandang disabilitas yang melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi. Penelitian ini tentunya menjadi sebuah tulisan yang menginspirasi

bagi peneliti, dan harapannya dapat bermanfaat dan juga menginspirasi setiap orang

yang membaca penelitian ini.

Skripsi yang telah diselesaikan ini tidak lepas dari tangan-tangan yang tanpa

lelah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti

ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kekuatan, kelancaran, dan

berkat yang melimpah dalam menjalani proses pengerjaan skripsi ini hingga

selesai. Peneliti yakin bahwa setiap orang baik yang ditemui dalam perjalanan

pengerjaan skripsi ini tidak lepas dari campur tangan-Mu.

2. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas

Sanata Dharma.

3. Monica Eviandaru M., M.Psych., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

4. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

sangat ramah dan gaul, sangat kooperatif dan menyenangkan. Terima kasih atas

kesabaran dan segala bentuk bantuannya selama ini. Peneliti juga ingin

memohon maaf atas segala tindakan dan perkataan yang mungkin kurang

berkenaan bagi ibu. Terima kasih atas bimbingannya selama ini. Kiranya Tuhan

selalu menyertai ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xi

5. Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto, M.Si., selaku Dosen yang pernah

menjadi Dosen Pembimbing Akademik peneliti. Terima atas segala masukan

dan bimbingannya selama peneliti menjalani proses perkuliahan.

6. Dr. Maria Laksmi Anantasari, M.Psi. atau bu Ai selaku Dosen Pembimbing

Akademik peneliti saat ini yang senantiasa memberikan bantuannya ketika

dibutuhkan.

7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

selalu ramah dan terbuka dalam memberikan bantuan maupun nasihat pada

peneliti selama menjalani perkuliahan ini.

8. Agung Riandar Kurnianto dan Theresia Rusmiyati selaku orang tua peneliti.

Peneliti sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Bapak dan Mama yang

tidak pernah berhenti memberikan dukungan dalam bentuk apapun. Thank you

for never doubting me. Best parents ever!

9. Adekku satu-satunya, Theodore Adelarian Kurnianto, tetaplah jadi pribadi yang

kuat dan tidak pernah lelah untuk belajar dan berkembang. Tahun-tahun

pertama perkuliahan pastilah sangat berat, tapi ku yakin kamu bisa melewatinya

dengan baik. I’m proud that you’re able to developing yourself in to what you

are today. Semangat kuliahnya!

10. Keluarga dan kerabat yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu, terima

kasih atas segala bentuk dukungan, bantuan dan pembelajarannya selama ini.

Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.

11. Teman-temanku A, P dan D yang telah bersedia untuk berbagi cerita tentang

pengalaman kehidupan perkuliahannya sebagai mahasiswa disabilitas, serta

teruntuk teman-teman mahasiswa disabilitas lainnya peneliti yakin bahwa tidak

ada yang tidak mungkin. Teruslah berjuang meraih cita-cita kalian, teman!

12. Teman-temanku, Konco Kesel (Dwina, Mega, Carys, Ana, Ayu, Sekar,

Nungky) sebagai tempat menuangkan segala uneg-uneg kehidupan. Terima

kasih untuk kebersamaannya selama ini dan sampai selamanya bisa tetap

temenan kayak gini~ Keep in touch ya teman-teman!

13. Teman-teman seperbimbingan skripsi, ‘mbokdiy squad’. Nyekripsi itu bukan

balapan kok, tetap fokus dan jangan patah semangat ya teman-teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xii

14. ‘Keasyikan Sadhar’, teman-teman Kelas D 2014 yang selalu kompak walaupun

seringkali tak nampak. Tetap semangat dan jangan menyerah, kita semua bisa

melewatinya~

15. PSIBK, sebagai jalan yang mempertemukan diriku dengan teman-teman

disabilitas. Terima kasih kepada ibu Wahyu dan ibu Laura, dua orang kepala

PSIBK yang saya kagumi, teman-teman student staff pertamaku Kak Tia, Kak

Sonya, Kak Cicil, Kak Anti, Jojo, Deon, dan Vianny. Terima kasih untuk

pengalamannya yang nano-nano.

16. PLK, yang mengakrabkanku dengan dunia psikologi yang sebenarnya, terima

kasih bu Erlita yang sudah memberi kepercayaan dan Vianny yang selalu

mencairkan suasana dengan keceriaannya.

17. Silvester Anggung Kidung Pinurba, teman seperjuangan, teman berbagi cerita,

teman belajar, teman yang selalu yakin dengan diriku di saat aku tidak yakin

dengan diriku sendiri. Terima kasih telah berbagi cerita bersama sejak tahun

2014. Semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud

18. Yohana D. Dwina H., teman yang tidak kusangka akan menjadi temanku, teman

gibahku, temanku nyekripsi di berbagai tempat. Terima kasih untuk

pertemanannya selama ini, meskipun kebanyakan tidak berfaedah. Semoga ke

depannya tetap bisa berteman baik ya!

19. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam pengerjaan skripsi ini hingga

selesai, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala

bentuk bantuan dan dukungannya, semoga Tuhan yang membalas kebaikan

kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xiii

Peneliti menyadari bahwa manusia tidak lepas dari kekurangan begitu juga

dengan penelitian ini. Maka, peneliti dengan senang hati akan menerima kritik dan

saran yang membangun demi kebaikan penelitian ini. Akhir kata, peneliti sungguh

berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja.

Yogyakarta, 23 April 2019

Peneliti

Serista Silnya Joste

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11

A. Penyesuaian Sosial (Social Adjustment) .................................................... 11

B. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial ............................................................... 12

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Sosial .............................. 14

D. Mahasiswa Disabilitas ................................................................................ 15

E. Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Disabilitas ..................................... 20

F. Penyesuaian Sosial pada Mahasiswa Disabilitas ....................................... 21

G. Kerangka Konseptual ................................................................................. 25

H. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 27

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 27

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 28

C. Informan Penelitian .................................................................................... 28

D. Peran Peneliti ............................................................................................. 29

E. Metode Pengambilan Data ......................................................................... 30

F. Analisis dan Interpretasi Data .................................................................... 34

G. Kredibilitas Penelitian ................................................................................ 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 39

B. Informan Penelitian .................................................................................... 39

C. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 44

D. Pembahasan ................................................................................................ 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................................ 78

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 81

C. Saran ........................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

LAMPIRAN .......................................................................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema tantangan yang dihadapi dan aspek-aspek penyesuaian sosial

pada mahasiswa disabilitas……………….……….………………. 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pedoman Wawancara………………………………………………..…. 33

Tabel 2. Kerangka analisis data aspek-aspek penyesuaian sosial mahasiswa

disabilitas……………………………………………………………..... 38

Tabel 3. Waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan ketiga informan.…. 39

Tabel 4. Data informan……………………………………………………….…. 40

Tabel 5. Analisis data ketiga informan……………………………………….…. 71

Tabel 6. Hasil member checking informan 1……………………………………. 89

Tabel 7. Hasil member checking informan 2……………………………………. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Member checking……………………………………………………………....... 89

Bias………………………………………………………………………............ 80

Contoh formulir informed consent………………………………………………. 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok minoritas di

dunia. Faktanya, sekitar 15% atau lebih dari satu miliar jiwa dari populasi dunia

merupakan penyandang disabilitas (World Health Organization, 2011). Dari

jumlah tersebut, sebanyak 82% penyandang disabilitas berasal dari negara

berkembang, salah satunya Indonesia (International Labour Organization,

2016). Berdasarkan hasil dari SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) tahun

2015, tercatat sektiar 8,56% penduduk di Indonesia adalah penyandang

disabilitas.

Penyandang disabilitas dapat dipahami sebagai individu yang memiliki

keterbatasan secara fisik, mental, intelektual atau sensorik sehingga

menghambat partisipasinya dalam kegiatan sosial yang dilakukan pada

umumnya (United Nations, 2006). Di Indonesia, penyandang disabilitas masih

sering dipandang sebelah mata dnad ianggap tidak memiliki kemampuan sama

sekali. Padahal tidak sedikit dari penyandang disabilitas yang tercatat memiliki

prestasi di bidang akademik, olahraga, seni maupun teknologi (Krisnan, 2017;

Trijoko, 2018).

Sebagai kelompok minoritas, salah satu isu pokok yang selalu

berkembang dalam dunia disabilitas adalah pendidikan bagi remaja penyandang

disabilitas (Rifak, 2012). Berdasarkan data dari UNDESA tahun 2012, remaja

penyandang disabilitas di dunia berjumlah sekitar 180-220 juta jiwa. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

2

Indonesia, beberapa tahun belakangan ini angka remaja penyandang disabilitas

yang mendapatkan akses pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi mulai

mengalami peningkatan (Soleh, 2016). Namun dari jumlah tersebut hanya sebesar

0,95% penyandang disabilitas yang tercatat memiliki ijazah (Marjuki dalam Soleh,

2016). Meskipun mengalami peningkatan jumlah, pada kenyataannya para remaja

penyandang disabilitas masih merasakan kesulitan untuk memperoleh akses ke

pendidikan yang layak (Rifak, 2012).

Data yang diperoleh dari pusat studi dan pusat layanan dari berbagai

perguruan tinggi menunjukkan peningkatan jumlah mahasiswa disabilitas yang

cukup signifikan dari tahun ke tahun. Hingga pada tahun 2017, berdasarkan data

dari Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (komunikasi pribadi, 4 April 2018) tercatat sebanyak 56 orang

mahasiswa disabilitas yang pernah dan sedang menempuh studi. Sedangkan

peningkatan jumlah mahasiswa disabiltias yang paling tinggi terjadi di

Universitas Brawijaya dengan total 112 mahasiswa seama tahun 2012-2017

(komunikasi pribadi, 14 Mei 2018).

Peningkatan jumlah mahasiswa seringkali tidak disertai dengan

peningkatan fasilitas penunjang dari perguruan tinggi. Padahal mulai tahun 2014

melalui Permendikbud No.46, pemerintah Indonesia sudah mulai mewajibkan

perguruan tinggi di Indonesia menjadi perguruan tinggi yang inklusif dengan

mengeluarkan undang-undang yang mendukung penyandang disabilitas untuk

memperoleh pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi. Sistem pendidikan

inklusif dapat dipahami sebagai praktik mendidik semua siswa, termasuk siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

3

yang mengalami hambatan (disabled) yang dilaksanakan di institusi pendidikan

yang biasanya berisi siswa yang tidak mengalami hambatan (non-disabled)

(Ormrod, 2008). Namun sistem pendidikan pendidikan inklusif yang sedang

diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia masih berada pada tahap awal

sehingga aksesibilitas yang diterima oleh mahasiswa disabilitas baru terbatas

pada akses fisik dan masih minim sumber daya manusianya yang dapat

mendampingi para mahasiswa disabilitas (Primastika, 2018), sementara

kebutuhan akan bantuan sebagai Juru Bahasa Isyarat, notulen dan bantuan tutor

selama berkuliah sangat diperlukan (Liu, 1999).

Selain masalah keterbatasan fisik, mahasiswa disabilitas juga mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri (Adams & Proctor, 2010; Firmanda, 2014;

Groce & Kett, 2014). Peneliti melakukan wawancara awal pada seorang

mahasiswa disabilitas dari dua perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang

memiliki disabilitas tuli dan seorang mahasiswa daksa pada bulan Agustus 2018

di masing-masing lingkungan kampus tempat kedua mahasiswa berkuliah.

Informan menemui berbagai kesulitan terutama dalam menyesuaikan diri

dengan perubahan sistem belajar yang serba mandiri serta adanya perbedaan

kurikulum yang dirasakan oleh mahasiswa Tuli. Selain itu, peneliti juga

menemukan bahwa informan mengalami kesulitan untuk melibatkan diri dengan

kegiatan kemahasiswaan karena kurangnya tenaga pendamping seperti Juru

Bahasa Isyarat ataupun akses jalan yang tidak dapat dilalui oleh mahasiswa

disabilitas dengan kursi roda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

4

Mahasiswa disabilitas menjadi lebih berisiko mengalami kesulitan

daripada mahasiswa pada umumnya mengingat stressor yang dihadapi lebih

besar seperti adanya diskriminasi dan pandangan negatif terhadap keberadaan

penyandang disabilitas di kelas (Groce & Kett, 2014). Peneliti melakukan

wawancara dengan salah satu informan yang memiliki disabilitas tuli dari sebuah

perguruan tinggi swasta di Yogyakarta pada bulan September 2018 yang dibantu

oleh Juru Bahasa Isyarat dan mengatakan bahwa ia mengalami penolakan dari

mahasiswa lainnya ketika informan mengajak untuk bekerja dalam kelompok

karena memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Hal ini membuat mahasiswa

disabilitas lebih cenderung untuk menarik diri dari lingkungan (Lestari, 2016).

Masalah lain yang juga dihadapi oleh mahasiswa disabilitas adalah

stigma negatif dari fakultas dan mahasiswa lainnya (Troiano, 2003), sehingga

menimbulkan perasaan enggan untuk meminta bantuan pada fakultas terkait

dengan hambatannya (Hartman-Hall & Haaga, 2002) serta adanya diskriminasi

dan perasaan bahwa keterbatasannya tidak mempengaruhi kemampuan diri akan

semakin menghambat proses disclosure (Tso & Strnadova, 2017). Dampaknya

pada diri mahasiswa disabilitas adalah rendahnya tingkat self-esteem dan self-

efficacy terkait kemampuan akademisnya di kelas (Murray, Lombardi, Bender

& Gerdes, 2012) hingga adanya kemungkinan untuk tidak melanjutkan kuliah

menjadi lebih tinggi.

Bentuk-bentuk kesulitan yang dialami oleh mahasiswa disabilitas

cenderung bersifat sosial karena berasal dari lingkungan sekitarnya dan bukan

dari diri individu (Groca & Kett, 2014). Berdasarkan dari hasil temuan jurnal-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

5

jurnal sebelumnya, dapat dikatakan bahwa persoalan yang terkait dengan

penyesuaian sosial pada mahasiswa disabilitas antara lain adanya penolakan,

bentuk diskriminasi, dan stigma negatif dari masyarakat sekitar. Untuk

mengatasinya, individu dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

menyelesaikan konflik-konflik mental yang dihadapi karena adanya stressor dari

lingkungan dengan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya.

Mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah merupakan bagian

dari proses penyesuaian sosial. Menurut Schneiders (1960), penyesuaian sosial

merupakan kemampuan individu untuk bereaksi secara sehat dan efektif

terhadap hubungan, situasi, dan kenyataan sosial yang ada sehingga dapat

mencapai kehidupan sosial yang memuaskan dan dapat diterima. Hal ini berarti

mahasiswa disabilitas harus memiliki kemampuan menunjukkan sikap yang

tepat terhadap kenyataan, situasi dan hubungan sosial agar mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (Lestari, 2016).

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan pengalaman

mahasiswa disabilitas dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di lingkungan

sosialnya (Adams & Proctor, 2010; Fichten, 1989; Holloway, 2001; Lestari,

2016; Ramsdell, 2014; Shevlin, dkk., 2004). Hasil dari beberapa penelitian

tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa disabilitas melakukan berbagai macam

upaya untuk dapat diterima oleh lingkungannya salah satunya dengan

melakukan self-advocacy dan mencoba berpartisipasi dalam kegiatan

kemahasiswaan. Peran dari pihak luar seperti dosen, karyawan dan mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

6

lainnya juga berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri mahasiswa

disabilitas.

Penyesuaian sosial menjadi bagian penting dalam fase perkembangan

mahasiswa disabilitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Adams dan Proctor

(2010) ditemukan bahwa penyesuaian sosial yang dialami oleh mahasiswa

disabilitas merupakan bentuk penyesuaian diri yang paling menantang dan

seringkali menjadi faktor yang lebih besar dalam menentukan kelanjutan studi

mahasiswa. Sebaliknya mahasiswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan

baik akan menunjukkan perilaku negatif (Marder, Wagner & Sumi, 2003).

Bahkan dalam kasus yang paling ekstrim, kemampuan penyesuaian sosial yang

buruk dapat mendorong perilaku menyakiti diri sendiri (self-injury) hingga

bunuh diri. Di mana bunuh diri adalah salah satu dari tiga penyebab utama

kematian pada remaja (Marder, Wagner & Sumi, 2003).

Penyesuaian sosial yang baik tidak lepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktornya adalah dukungan sosial dari fakultas

dan mahasiswa lainnya yang akan sangat membantu proses penyesuaian sosial

dari mahasiswa disabilitas (Adams & Proctor, 2010). Sedangkan dukungan

sosial dari orang tua adalah faktor kesuksesan yang terbesar bagi kesejahteraan

(well-being) mahasiswa disabilitas (Lestari, 2016). Mahasiswa disabilitas yang

mampu mengembangkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial akan berpengaruh pad well-being mahasiswa disabilitas dan

keberhasilannya di lingkungan perguruan tinggi (Firmiana, Wahyudi & Lestari,

2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

7

Topik mengenai penyesuaian sosial sebagai bagian dari pengalaman

mahasiswa disabilitas sudah banyak diteliti di negara lain seperti Irlandia,

Skotlandia dan Amerika Serikat (Adams & Proctor, 2010; Fichten, 1989;

Holloway, 2001) namun belum begitu banyak di Indonesia, terutama di

Yogyakarta. Padahal kota Yogyakarta termasuk salah satu kota di Indonesia

yang perguruan tingginya telah banyak menerima mahasiswa disabiltias (Soleh,

2016). Meskipun begitu, peneliti menemukan satu penelitian mengenai

penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas dalam hal ini adalah mahasiswa Tuli

yang disusun oleh Lestari (2016). Peneliti menuliskan tentang pengalaman dan

usaha-usaha dalam proses penyesuaian sosial pada mahasiswa disabilitas di

lingkungan perguruan tinggi dengan cara mendayagunakan potensi diri yang

dimilikinya serta adanya faktor penerimaan dan dukungan dari keluarga.

Pada penelitian sebelumnya, peneliti berusaha melihat bagaimana

pencapaian penyesuaian sosial yang dilakukan oleh mahasiswa disabilitas,

apakah penyesuaian sosialnya baik atau buruk. Sedangkan pada penelitian ini,

peneliti berusaha untuk tidak menilai bagaimana pencapaian penyesuaian

sosialnya namun melihat bentuk usaha-usaha mahasiswa disabilitas untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Peneliti memilih menggunakan

aspek-aspek penyesuaian sosial milik Schneiders (1960) yang masih relevan

dengan keadaan saat ini. Peneliti mencoba untuk menggunakan aspek-aspek

penyesuaian sosial tersebut dalam konteks disabilitas.

Berdasarkan uraian dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini

memiliki kebaruan dalam hal konteks penelitian dan fokus penelitian. Konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

8

penelitiannya adalah lokasi penelitian yang dilaksanakan di Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan penerimaan mahasiswa

disabilitas terbanyak di Indonesia (Soleh, 2016). Jenis disabilitas yang menjadi

fokus pada penelitian ini adalah jenis disabilitas tuli dan daksa karena kedua

jenis disabilitas tersebut memiliki jumlah terbanyak pertama dan ketiga di

Daerah Istimewa Yogyakarta (Disdukcapil, 2016). Fokus dalam penelitian ini

adalah tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa disabilitas (tuli dan daksa)

selama proses penyesuaian sosial dan pengalaman penyesuaian sosial

mahasiswa disabilitas dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial di perguruan

tinggi.

Mahasiswa disabilitas menghadapi beragam stressor. Dalam wawancara

yang sama yang dilakukan pada mahasiswa dengan disabilitas tuli dari sebuah

perguruan tinggi swasta Yogyakarta pada bulan September 2018, salah satu

bentuk stressor yang pernah dihadapi adalah kesulitan berkomunikasi secara

verbal dan keterbatasan untuk melibatkan diri dalam kegiatan tertentu di

fakultas, yang tidak akan dihadapi oleh mahasiswa non-disabled. Sumber

stressor tersebut paling besar berasal dari lingkungan sosialnya dan di sinilah

peran penyesuaian sosial di perlukan untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik

di lingkungan sosial perguruan tinggi.

Mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk

menghargai hak orang lain, berusaha untuk menjalin relasi dengan orang lain,

menjalin pertemanan, berperan dalam kegiatan sosial dan menghargai nilai-nilai

dan norma-norma sosial dan budaya yang ada di lingkungan perguruan tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

9

(Schneiders, 1960). Jika dapat melakukan usaha untuk mengembangkan

penyesuaian sosialnya, mahasiswa disabilitas akan dapat menghadapi berbagai

stressor dari lingkungan barunya. Jika kemampuan ini dapat dikembangkan,

individu akan memiliki kemampuan untuk menjalin komunikasi dengan orang

lain, menyeimbangkan antara tuntutan dalam diri dan lingkungan,

mengaktualisasikan diri dalam kelompok dan sikap sosial yang memuaskan

(Schneiders, 1960).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Apa saja bentuk tantangan yang dihadapi oleh

mahasiswa disabilitas dan bagaimana pengalaman penyesuaian sosial yang

dilakukan oleh mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa disabilitas.

2. Mengeksplorasi pengalaman penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas

terhadap lingkungan sosial perguruan tinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam ranah Psikologi Klinis

dan Psikologi Pendidikan tentang gambaran penyesuaian sosial yang

dilakukan oleh mahasiswa disabilitas dalam mengembangkan kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

10

sosial dengan menggunakan aspek penyesuaian sosial milik Schneiders

dalam konteks disabilitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi dosen dan karyawan perguruan tinggi

Memberikan sumbangan pengetahuan tentang proses penyesuaian

diri pada mahasiswa disabilitas kepada berbagai pihak yang berada di

perguruan tinggi di Indonesia agar mampu berkoordinasi untuk

mempersiapkan lingkungan yang mendukung bagi mahasiswa dalam segi

sarana dan prasarana yang ideal bagi kebutuhan mahasiswa disabilitas.

b. Bagi mahasiswa disabilitas

Menunjukkan pada mahasiswa disabilitas tentang kemampuan

sosial yang dapat dikembangkan untuk membantu mereka menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosial yang ada. Kemampuan tersebut dapat

dikembangkan dengan menyesuaikan jenis disabilitas yang dimiliki,

sehingga ke depannya mahasiswa disabilitas dapat berfungsi secara penuh

tidak hanya di lingkungan sosial universitas namun juga di masyarakat.

c. Bagi mahasiswa

Meningkatkan disability awareness mahasiswa non-disabled

terhadap para penyandang disabilitas dengan saling memberi dukungan

sosial terutama, sebagai sesama mahasiswa. Dukungan yang diberikan

dapat berupa menawarkan bantuan, menunjukkan empati, dan perilaku

saling menghargai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyesuaian Sosial (Social Adjustment)

Penyesuaian sosial merupakan proses yang dialami oleh individu ketika

berhadapan dengan lingkungan di luar individu, seperti lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat. Schneiders (1960) dalam bukunya mendefinisikan

penyesuaian sosial sebagai kemampuan untuk berekasi secara efektif dan sehat

terhadap kenyataan sosial untuk hidup bermasyarakat dapat dipenuhi dengan

cara yang dapat diterima dan memuaskan. Kemampuan tersebut dapat

dikembangkan jika individu belajar untuk menghargai orang lain, membangun

relasi yang sehat dengan orang lain, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta

menghormati nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di budaya yang

ada di lingkungannya (Schneiders, 1960).

Individu dikatakan memiliki penyesuaian sosial yang baik jika mampu

menyelesaikan konflik-konflik mental dan kesulitan dari dalam diri maupun

dari lingkungan sosialnya, sehingga individu menjadi mampu untuk

berinteraksi dengan orang lain, menyeleraskan antara tuntutan internal dan

eksternal, mampu mengaktualisasikan diri dalam kelompok dan sikap sosial

yang dapat diterima. Salah satunya dengan bersedia membantu orang lain

meskipun sendirinya mengalami kesulitan (Schneiders, 1960).

Chaplin (dalam Lestari, 2016) membagi penyesuaian sosial menjadi dua,

yaitu terjalinnya suatu relasi dengan lingkungan sosialnya secara harmonis dan

kemampuan untuk mengubah kebiasaan diri atau mempelajari tingkah laku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

12

yang diperlukan menjadi sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh suatu

masyarakat sosial. Sedangkan Hurlock (1980) menuliskan penyesuaian sosial

sebagai sebuah pencapaian atau keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri

terhadap orang lain dan kelompok pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk bereaksi secara tepat

terhadap situasi di lingkungan sosial dengan mempelajari tangkah laku yang

diperlukan sehingga dapat diterima oleh suatu masyarakat sosial.

B. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial

Schneiders (1960) membagi upaya-upaya penyesuaian sosial yang

dilakukan oleh individu ke dalam beberapa aspek:

1. Recognition

Perilaku menghargai dan menerima hak-hak yang dimiliki orang

lain. Individu yang tidak melanggar hak-hak orang lain yang berbeda

dengan dirinya akan mampu menghindari terjadinya konflik sosial. Jika

individu mampu melakukannya maka orang lain juga akan menghargai dan

menerima hak-hak yang kita miliki sehingga tercipta hubungan yang

harmonis dan sehat. Salah satu contohnya adalah menghargai dan menerima

pendapat orang lain.

2. Participation

Perilaku melibatkan diri dalam kegiatan dengan tujuan terjalinnya

relasi antar individu dalam suatu masyarakat. Jika individu tidak memiliki

keinginan untuk berpartisipasi secara langsung dengan lingkungannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

13

individu tersebut akan kesulitan untuk mengembangkan kemampuannya.

Sebagaimana dijelaskan bahwa penyesuaian sosial yang baik dapat dilihat

dari kemampuan individu untuk berpartisipasi dengan menjalin relasi yang

sehat dan mengembangkan relasi pertemanan dengan orang lain. Perilaku

tersebut dapat dicontohkan dengan melibatkan diri dalam kegiatan

kemahasiswaan seperti kepanitiaan atau organisasi fakultas.

3. Social Approval

Social approval atau persetujuan sosial berarti memiliki minat dan

bersimpati pada kesejahteraan orang lain. Individu memiliki kepekaan

dengan masalah-masalah yang sedang terjadi pada orang di sekitarnya.

Selain peduli, individu juga bersedia memberikan bantuannya. Individu

juga diharuskan menunjukkan minat terhadap tujuan, harapan dan aspirasi

di masyarakat. Perilaku individu yang sesuai dengan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat akan mendapatkan persetujuan sosial, sebaliknya

jika perilaku yang ditunjukkan tidak sesuai dengan norma-norma yang ada

akan mendapatkan social disapproval. Bagi remaja akhir yang

mendapatkan social disapproval akan menunjukkan reaksi yang lebih

keras jika dibandingkan dengan anak-anak. Contohnya adalah

menunjukkan kepekaan terhadap lingkungannya dengan menawarkan

bantuan sesuai dengan kemampuan diri.

4. Altruism (Altruisme)

Altruisme dimiliki oleh individu yang memiliki sifat rendah hati dan

tidak egois. Perilaku yang mencerminkan sifat tersebut adalah saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

14

membantu dan mementingkan orang lain meskipun dirinya sedang

kesusahan. Bentuk lain dari altruisme adalah rasa kemanusiaan, sifat

rendah hati dan kejujuran yang akan membawa individu pada kestabilan

mental, keadaan emosi yang sehat dan penyesuaian diri yang baik.

5. Conformity

Conformity ditunjukkan dengan menghormati dan menaati nilai-

nilai integritas hukum, tradisi dan kebiasaan. Dalam konteks perguruan

tinggi, individu harus menghormati dan menerima kebjakan yang sudah

diuat oleh lembaga pendidikan. Namun penyesuaian sosial tidak berarti

sama dengan konformitas buta (blind conformity). Ada saatnya individu

menolak melakukan tuntutan sosial karena bertentangan dengan nilai-nilai

moral. Adanya kesadaran untuk melakukan hal tersebut akan emmbuat

individu diterima dengan baik oleh lingkungannya. Sebaliknya,

ketidakmampuan untuk melakukan konformitas dapat memunculkan rasa

frustasi dan tertekan. Salah satu contohnya dengan menaati norma-norma

sosial yang berlaku di lingkungan tempat tinggal.

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Sosial

Beragam faktor baik dari internal maupun eksternal dapat memengaruhi

proses penyesuaian sosial individu. Dari beberapa teori (Gerungan, 2004;

Hurlock, 1980; Marder, Wagner & Sumi, 2003), beberapa faktor tersebut dapat

dibagi ke dalam tiga faktor, antara lain

1. Karakteristik individu seperti karakteristik disabilitas, keberfungsian diri

dan karakteristik demografis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

15

2. Peranan keluarga seperti pola asuh orang tua, karakteristik orang tua.

3. Peranan institusi pendidikan seperti pola interaksi dengan teman sebaya dan

pengalaman

4. Peranan lingkungan seperti kondisi lingkungan, determinan budaya dan

agama.

Maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat memengaruhi

penyesuaian sosial berasal dari kondisi diri individu yaitu karakteristiknya dan

dari luar diri individu yaitu faktor peranan keluarga, peranan institusi dan

peranan lingkungan tempat individu tinggal.

D. Mahasiswa Disabilitas

1. Disabilitas

Paradigma tentang disabilitas telah mengalami perubahan mulai dari

medical model of disability yang memandang disabilitas hanya sebagai

kondisi kelainan fisik, kemudian bergeser menjadi charity-based approach

to disability yang memandang penyandang disabilitas sebagai objek yang

harus dikasihani dan tidak diberikan akses yang sama. Pergeseran pardigma

terjadi kembali yang berdasarkan pada social model of disability yang

memandang bahwa disabilitas berasal dari masyarakatnya dan bukan dari

individu openyandang disabilitasnya (Tarsidi, 2012).

Melalui paradigm social model of disability, hak-hak asasi terkait

kesejahteraan penyandang disabilitas mulai muncul satu persatu.

Berdasarkan model tersebut pula disabilitas dapat dipahami sebagai akibat

dari hambatan-hambatan fisik, structural dan sikap yang mengarah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

16

diskriminasi dalam masyarakat. Sehingga penyandang disabilitas dapat

dipandang sebagai bagian dari masyarakat (ekonomi, lingkungan dan

budaya).

a. Pengertian

Menurut Dunn (2015) disabilitas dikatakan ada jika aktivitas

rutin yang dilakukan oleh seseorang (seperti berjalan, membaca, dan

berbicara) entah bagaimana menjadi terbatasi atau tidak dapat lagi

dilakukan seperti biasanya. Sehingga pengertian disabilitas ini merujuk

pada keterbatasan dari individu itu sendiri dan/atau lingkungan

sekitarnya. Pengertian ini dapat dikatakan menggunakan social model

of disability karena memandang disabilitas yang berasal dari luar diri

individu.

Tinklin dan Hall (1999) dalam penelitiannya mendefinisikan

disabilitas sebagai hambatan atau keterbatasan untuk melakukan

sebuah aktivitas yang diakibatkan oleh organisasi sosial kontemporer

yang tidak mempedulikan individu dengan keterbatasan fisik dan

mengucilkan mereka dari aktivitas sosial pada umumnya.

Pengertian lainnya memahami penyandang disabilitas sebagai

individu yang memiliki keterbatasan secara fisik, mental, intelektual

atau sensorik sehingga menghambat partisipasnya dalam kegiatan

sosial yang dilakukan masyarakat pada umumnya (United Nations,

2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

17

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa disabilitas adalah terhambatnya aktivitas yang biasa

dilakukan oleh seseorang karena adanya keterbatasan baik dari individu

itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya, dengan demikian

penyandang disabilitas merujuk pada mereka yang mengalami

keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu

lama sehingga membatasi partisipasnya secara penuh dalam

masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

b. Jenis-jenis disabilitas

Dalam Soleh (2016) disabilitas dibagi menjadi beberapa jenis,

antara lain:

1. Gangguan penglihatan adalah individu yang mengalami gangguan

daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total) atau

sebagaian (low vision).

2. Gangguan pendengaran (Tuli) adalah individu dengan kehilangan

pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh, dan biasanya

memiliki hambatan dalam berbahasan dan berbicara.

3. Gangguan bicara adalah individu yang tidak mampu mengucapkan

kata-kata secara verbal, suara sengau dan terbata-bata/gagu yang

disebabkan oleh faktor fisik, psikologi dan lingkungan, baik

reseptif maupun ekspresif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

18

4. Gangguan motorik dan mobilitas adalah individu dengan gangguan

gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan

bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.

Pada penelitian ini, peneliti akan membahas lebih lanjut

mengenai disabilitas fisik (gangguan motorik) dan disabilitas sensorik

(gangguan Tuli) karena kedua jenis disabilitas tersebut memiliki angka

terbanyak pertama dan ketiga pada jumlah penduduk dengan disabilitas

di Daerah Istimewa Yogyakarta (Disdukcapil, 2016).

2. Mahasiswa

Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk

mengikuti pelajaran di sebuah perguruan tinggi dengan batasan umut sekitar

18-30 tahun, suatu kelompok yang memperoleh statusnya karena adanya

kaitan dengan suatu perguruan tinggi (Suwono, 1978). Sedangkan menurut

KBBI, mahasiswa merupakan seseorang yang terpelajar yang belajar di

perguruan tinggi di dalam struktur pendidikan di Indonesia di mana

mahasiswa memehang status pendidikan tertinggi di antara yang lain. Maka

dapat dipahami bahwa mahasiswa adalah seseorang dengan rentang umur

18-30 tahun yang belajar di perguruan tinggi di dalam struktur pendidikan

Indonesia.

Tahap perkembangan seorang mahasiswa berada pada masa remaja

akhir hingga dewasa awal dengan rentang usia 18 sampai 40 tahun

(Hurlock, 1980). Pada masa ini, salah satu tugas perkembangannya adalah

pemantapan pendirian hidup (Hurlock, 1980). Salah satu usaha-usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

19

pemenuhan tugas perkembangan tersebut dapat diperoleh dengan

menempuh pendidikan sebagai mahasiswa.

Karakteristik yang dimiliki oleh mahasiswa antara lain memiliki

tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan yang tinggi dalam berpikir

dan bertindak, berpikir kritis dan bertindak dengan cepat sekaligus tepat

(Siswoyo, 2007). Selanjutnya oleh Kartono (dalam Ulfah, 2010) menilai

mahasiswa sebagai individu yang dapat digolongkan sebagai kaum

intelegensia, memiliki kesempatan sebagai pemimpin di masyarakat dan

dunia kerja, sebagai daya penggerak dinamis bagi proses modernisasi serta

tenga kerja yang berkualitas dan profesional.

Berdasarkan hal di atas, mahasiswa dapat dipahami seabgai indivdu

yang berada pada masa perkembangan remaja akhir hingga dewasa dengan

rentang usia 18-30 tahun yang terdaftar secara resmi sebagai pelajar dalam

sebuah perguruan tinggi, mampu berpikir kritis, mampu menjadi pemimpin

dan memiliki kualitas.

3. Pengertian mahasiswa disabilitas

Dalam Permendikbud No. 46 Tahun 2014 Pasal 3 menjabarkan

mahasiswa disabilitas mencakup mahasiswa tunanetra, tunarungu,

tunadaksa, dan gangguan spectrum autis (autistic spectrum disorder).

Mahasiswa disabilitas menurut definisi Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi (dalam Tarsidi, 2012) dipahami sebagai individu yang memiliki

ketunaan (impairment) sehingga mereka membutuhkan alat bantu khusus,

modifikasi lingkungan atau teknik teknik alternatif untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

20

berpartisipasi dalam proses belajar dan kegiatan akademik lainnya dan

memiliki peluang sama seperti mahasiswa lainnya untuk berhasil.

Sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa disabilitasas adalah

seseorang yang memiliki keterbatasan yang mencakup tunanetra,

tunarungu, tunadaksa dan gangguan spectrum autis sehingga membutuhkan

alat bantu khusus yang belajar dan memiliki ikatan dalam sebuah perguruan

tinggi serta memiliki peluang yang sama untuk berhasil.

E. Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Disabilitas

Mahasiswa disabilitas menghadapi berbagai hambatan dalam

mengakses tempat-tempat layanan publik salah satunya di perguruan tinggi.

Tantangan tersebut dapat berasal dari luar drinya (sosial) atau dari dalam dirinya

sendiri (psikologis). Hambatan eksternal berkaitan dengan hambatan

aksesibilitas dan hambatan internal lebih mengacu pada psikologis diri

penyandang disabilitas (Tarsidi, 2012).

1. Tantangan sosial

Tantangan yang berasal dari luar tidak hanya secara teknis seperti

fisik bangunan yang tidak mendukung atau fasilitas yang kurang memadai,

namun juga berasal dari lingkungan sosialnya. Penolakan dari pihak

perguruan tinggi (Primastika, 2018), diskriminasi dari masyarakat (Groce &

Kett, 2014), syarat-syarat atau ketentuan yang dapat membatasi partisipasi

mahasiswa disabilitas (Mahalli, 2017). Penolakan juga berasal dari teman

sebaya ketika diajak berkomunikasi dan minimnya tenaga pendamping

untuk mahasiswa disabilitas yang disediakan oleh fakultas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

21

2. Tantangan psikologis

Tantangan dari dalam diri individu juga dirasakan oleh para

penyandang disabilitas. Sebagian dari tantangan yang muncul merupakan

dampak dari tantangan yang dihadapi di luar diri individu. Beberapa

tantangan yang dialami oleh mahasiswa disabilitas yang berasal dari dalam

dirinya adalah kurangnya rasa percaya diri (Groce & Kett, 2014), merasa

tidak cukup mampu untuk berhasil dalam studi (McKenzie & Schweitzer,

2001), tingkat self-esteem dan self-efficacy yang lebih rendah dibandingkan

dengan mahasiswa non-disabled (Murray, dkk., 2012), serta muncul

perasaan terisolasi dari lingkungan (Shevlin, Kenny, & McNeels, 2004).

Tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik, kurang menguasasi

cara-cara alternatif untuk mengatasi keterbatasan karena disabilitas yang

dimiliki (seperti orang Tuli yang menggunakan kemampuan oral/membaca

bibir jika tidak didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat), dan tidak

menunjukkan penampilan yang rapi, serta penguasaan wawasan umum

kurang memadai (Tarsidi, 2012).

F. Penyesuaian Sosial pada Mahasiswa Disabilitas

Setiap penyadnang disabilitas memiliki hak atas pendidikan yang setara

dan layak, mulai dari jenjang paling dasar sampai pendidikan tinggi.

Penyandang disabilitas adalah individu yang memiliki keterbatasan secara fisik,

mental, intelektual atau sensorik sehingga menghambat partisipasnya dalam

aktivitas sosial pada umumnya (United Nations, 2006). Keterbatasan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

22

seringkali dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang menghambat

penyandang disabilitas dalam memperoleh pendidikan.

Mahasiswa disabilitas berada pada masa perkembangan antara remaja

akhir sampai dewasa awal. Pada masa perkembangan ini, individu mengalami

masa transisi yang lebbih berat karena perubahan tidak hanya terjadi secara fisik

namun juga kognitif, emosional dan sosial (Desmita, 2008). Berada di jenjang

pendidikan tinggi menjadi masa yang cukup penting karena mahasiswa

disabilitas akan menghadapi tuntutan sosial yang lebih besar dan kemungkinan

untuk menjadi tertekan akan lebih tinggi (Adams & Proctor, 2010). Di sisi lain,

mahasiswa disabilitas juga dituntut untuk menjadi bagian dari suatu kelompok

sosial sebagai bentuk dari pemenuhan tugas perkembangannya (Hurlock, 1980).

Berbagai tantangan sosial dihadapi oleh mahasiswa disabilitas dalam

usahanya untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sosial. Tantangan sosial

tersebut antara lain penolakan dari pihak perguruan tinggi (Primastika, 2018),

diskirminasi dari mahasiswa lainnya (Groce & Kett, 2014) dan stigma negatif

tentang keberadaan penyandang disabilitas di lembaga pendidikan (Groce &

Kett, 2014).

Selain tantangan sosial, mahasiswa disabilitas juga dihadapkan oleh

tantangan pskologis sebagai dampak dari besarnya tuntutan lingkungan sosial.

Tantangan psikologis yang dialami oleh rendahnya rasa kepercayaan diri

(Groce & Kett, 2014), tingkat self-esteem dan self-efficacy yang lebih rendah

dibandingkan dengan mahasiswa non-disabled (Murray, dkk., 2012). Merasa

tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk berhasil dalam studi (McKenzie

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

23

& Schweitzer, 2001), merasa terisolasi dari lingkungan (Shevlin, dkk., 2004)

serta keterampilan komunikasi yang kurang baik (Tarsidi, 2012).

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa disabilitas

merupakan bagian dari proses penyesuaian sosial (Mader, Wagner, & Sumi,

2003). Proses tersebut akan mendorong mahasiswa disabilitas untuk

mengembangkan kemampuannya dalam bereaksi dan berperilaku yang tepat

sesuai dengan kemampuan dirinya agar dapat diterima oleh masyarakat sosial.

Penyesuaian sosial dapat dipahami sebagai usaha untuk memenuhi tugas

perkembangan mahasiswa untuk menjadi bagian dari suatu kelompok sosial

(Hurlock, 1980).

Penyesuaian sosial dipandang sebagai sebuah kemampuan sekaligus

proses untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada di lingkungan sosial.

Mahasiswa disabilitas dianggap memiliki penyesuaian sosial yang baik jika

mampu menyelesaikan konflik mental dan kesulitan yang berasal dari dalam

diri maupun lingkungan sosialnya, sehingga individu mampu untuk

mengaktualisasikan dirinya ke dalam kelompok sosial dengan menunjukkan

sikap-sikap sosial yang dapat diterima (Schneiders, 1960).

Kemampuan untuk menyesuaikan diri ke lingkungan sosial dapat

dikembangkan dengan memiliki keinginan untuk belajar menghargai orang lain,

membangun relasi yang sehat dengan orang di sekitar, dan terlibat secara aktif

dalam kegiatan di masyarakat, serta menghargai dan menghormati nilai-nilai

yang berlaku di budaya tempat individu berada (Schneiders, 1960). Salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

24

bentuk konkrit dari penyesuaian sosial adalah kesediaan untuk memberikan

bantuan pada orang lain (altruism) meskipun diri sendiri mengalami kesulitan.

Penyesuaian sosial yang terus dikemabngkan dapat memberikan

dampak positif pada diri mahasiswa disabiltias. Penyesuaian sosial yang baik

dapat membantu mahasiswa disabiltias memiliki kualitas diri yang adaptif

(Adams & Proctor, 2010), mengurangi angka pengunduran diri (drop out) di

lembaga pendidikan karena kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosial adalah salah satu penyebab utamanya (Adams & Proctor, 2010), serta

kesempatan yang lebih besar untuk berhasil dalam studi (Soeparman, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

25

G. Kerangka Konseptual

Gambar 1. Skema tantangan yang dihadapi dan aspek-aspek penyesuaian sosial

pada mahasiswa disabilitas.

Mahasiswa Disabilitas

Tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa

disabilitas

1. Tantangan Sosial

Diskriminasi

Penolakan dari berbagai pihak

Stigma negatif terhadap penyandang disabilitas

2. Tantangan Psikologis

Tingkat self-esteem dan self-efficacy yang rendah

Kurang percaya diri

Kemampuan berkomunikasi yang kurang baik

Perasaan terisolasi dari lingkungan

Mengatasi tantangan dengan

menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial yang baru

Penyesuaian sosial pada mahasiswa disabilitas

1. Participation

Melibatkan diri dalam kegiatan sosial

2. Recognition

Menghargai dan menerima hak-hak orang lain

3. Social Approval

Menunjukkan simpati dan kepekaan terhadap kesejahteraan

orang lain

4. Altruism

Sifat yang rendah hati, tidak egois dan bersedia untuk membantu

orang lain

5. Conformity

Menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

26

H. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan tantangan yang telah dijelaskan, maka pertanyaan yang

ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh maahsiswa disabilitas dalam proses

penyesuaian sosial?

2. Bagaimana pengalaman penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas dalam

usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yaitu yang mengeksplorasi dan berusaha memahami fenomena yang

diteliti melalui sudut pandang individu dengan menggali lebih dalam dan

memahami makna yang dianggap sebagai bagian dari dari tantangan sosial

(Creswell, 2014). Proses tersebut melibatkan pertanyaan terbuka dan prosedur,

dilakukan dalam suasana atau lingkungan yang alamiah, data dianalisis secara

deduktif yaitu tema umum menjadi khusus, dan menginterpretasi makna dari

data yang diperoleh (Creswell, 2014), sehingga jenis penelitian ini dianggap

sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif-analisis isi kualitatif (AIK) yaitu desain yang membantu menafsirkan

secara subyektif isi data dalam bentuk teks melalui proses klasifikasi sistematik

berupa pengodean (coding) dan pengidentifikasian tema-tema atau pola (Hsieh

& Shannon, dalam Supratiknya, 2015). Desain penelitian ini menggunakan

pendekatan deduktif atau analisis isi terarah yang menggunakan teori atau hasil

penelitian sejenis untuk membantu merumuskan pertanyaan penelitian dan

membantu menentukan skema awal pengodean (Hsieh & Shannon, dalam

Supratiknya, 2015). Desain penelitian ini dipandang sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan akrena bertujuan untuk mengeksplorasi dan

mendeskripsikan pengalaman mahasiswa disabilitas dalam menyesuaikan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

28

secara sosial dengan lingkungan baru terlebih dengan berbagai tantangan yang

dihadapi oleh mahasiswa disabiltias dengan mengacu pada hasil penelitian dari

literatur-literatur sejenisnya.

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah pengalaman penyesauian sosial

mahasswa disabilitas sebagai usaha untuk mengatasi tantangan yang dihadapi

dengan menyesuaikan diri secara sosial. Penelitian akan mengeksplorasi

pengalaman penyesauian sosial yang dialami oleh mahasiswa disabiltias di

perguruan tinggi di Yogyakarta dan melihat aspek-aspek penyesuaian sosial

yang muncul dari hasil wawancara mereka. Aspek penyesuaian diri di

perguruan tinggi yang dimaksud menurut Schneiders (1960) adalah:

recognition, participation, social approval, altruism dan conformity.

C. Informan Penelitian

Informan yang terlibat dalam penelitian adalah mereka yang berstatus

sebagai mahasiswa disabilitas tahun pertama sampai tahun kedua yang sedang

menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Yogyakarta serta bersedia dan

sanggup untuk menceritakan pengalamannya. Mahasiswa pada tahun pertama

sampai kedua mengalami proses penyesuaian yang cukup besar karena transisi

menuju kehidupan perkuliahan juga menjadi lebih besar seiringnya

meningkatnya tuntutan yang akan dihadapi mahasiswa (Adams & Proctor,

2010). Peneliti merekrut subjek penelitian menggunakan teknik criterion

sampling melalui Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

29

Sanata Dharma dan melalui kenalan peneliti yang sesuai dengan kriteria di atas.

Peneliti memilih informan yang sudah mengidentifikasikan dirinya sebagai

penyandang disabilitas agar memudahkan peneliti dalam memperoleh

informasi terutama dalam topik yang sensitif.

D. Peran Peneliti

Peneliti berperan sebagai instrumen kunci yang berperan dalam

memperoleh dan mengolah data yang diperoleh dari lapangan. Pengumpulan

data biasanya dibantu dengan instrumen berupa pedoman wawancara atau

pedoman observasi, namun tetap peneliti sendiri yang benar-benar

mengumpulkan data (Supratiknya, 2015). Pedoman wawancara berisi daftar

pertanyaan yang ingin ditanyakan pada saat wawancara terkait dengan aspek-

aspek yang ingin digali/dipahami. Berupa pertanyaan utama kemudian dibantu

dengan pertanyaan probing jika peneliti ingin mendapatkan respon yang lebih

mendalam. Sifatnya berupa pertanyaan terbuka dengan wawancara semi-

terstruktur. Masing-masing aspek digali melalui daftar pertanyaan yang telah

disusun menurut kebutuhan peneliti.

Kaitan yang dimiliki peneliti dengan topik ini adalah peneliti bekerja

sebagai student staff pelayanan di salah satu pusat studi dan layanan untuk

individu penyandang disabilitas dan memiliki penglamaan memberikan

pelayanan serta terlibat dalam kegiatan bersama penyandang disabilitas. untuk

meminimalisir tingkat bias yang mungkin muncul, peneliti berusaha memilih

informan dari berbagai perguruan tinggi lainnya di Yogyakarta sehingga tidak

hanya yang berasal dari institusi yang sama tempat peneliti bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

30

Untuk merekrut informan, peneliti sebelumnya sudah pernah terlibat

dalam satu kegiatan yang sama dengan beberapa informan. Sedangkan dengan

informan baru, peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan

membangun rapport sebelum melakukan wawancara. Informan kemudian

diperiksa kesiapannya untuk melakukan wawancara, diberikan gambaran

umum terkait topik yang akan dibahas, kemudian disodorkan lembaran

informed consent serta ditandatangani sebagai bukti lembar persetujuan

keikutsertaan informan.

Dalam membahas topik yang sensitif, informan mungkin cenderung

menimbulkan perasaan tidak nyaman seperti malu atau marah sebagai bagian

dari dinamika wawancara pengalamannya sebagai mahasiswa penyandang

disbailitas tahun pertama sampai kedua yang mengalami masa-masa

penyesuaian perguruan tingginya.

E. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan metode wawancara. Rencana tahapan pengambilan data dimulai

dengan menyusun pedoman wawancara (guideline interview), melakukan

rapport sebelum memulai wawancara, meminta izin menggunakan alat

perekam suara untuk merekam sesi wawancara, dalam mewawancarai

mahasiswa Tuli, peneliti akan dibantu oleh Juru Bahasa Isyarat atau

menggunakan alat komunikasi secara tertulis, peneliti akan melakukan dan

mencatat hasil observasi saat wawancara berlangsung, mengakhiri wawancara

dengan rapport penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

31

1. Wawancara

Wawancara kualitatif adalah wawancara yang dilakukan anatara

peneliti dan informan baik secara tatap muka, melalui telepon, maupun

melalui focus group discussion (Supratiknya, 2015). Pengambilan data

berupa wawancara semi-terstruktur di mana peneliti menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka (open question) yang disusun dala

pedoman wawancara (guideline interview), kemudian ditranskripsi berupa

verbatim dan dianalisisi sehingga diperoleh data yang utuh.

Jenis wawancara semi-terstruktur dipilih agar peneliti dapat

memberikan pertanyaan sifat terbuka dengan tujuan informan dapat lebih

leluasa menceritakan pengalamannya tanpa dibatasi oleh peneliti atau

temuan sebelumnya (Creswell, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Holloway (2001), metode wawancara semi-terstruktur dapat memberi

kesempatan bagi masing-masing informan untuk menyampaikan aspek-

aspek dari pengalamnnya yang dirasa relevan dan penting bagi diri mereka

sebagai mahasiswa disabilitas.

Proses pengumpulan data akan melalui beberapa tahap, antara lain:

a. Peneliti menentukan kriteria informan penelitian berdasarkan literatur-

literatur yang terkait mahasiswa disabilitas.

b. Peneliti berusaha mencari informan penelitian yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan melalui pusat studi atau layanan

penyandang disabilitas di universitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

32

c. Peneliti menghubungi dna mengatur pertemuan dengan informan untuk

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan,

serta meminta kesediaan informan untuk menjadi narasumber dari

penelitian. Proses membangun rapport dapat sekaligus dibangun dalam

tahap ini.

d. Peneliti menyusun pedoman wawancara untuk digunakan dalam proses

wawancara.

e. Peneliti melakukan proses wawancara dengan informan dengan

mempertimbangkan lokasi yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Sebelum memulai wawancara, peneliti menyiapkan susunan

pertanyaan dalam panduan wawancara (guideline interview) sebagai bagian

dari prosedur perekmana yang berisi pertanyaan yang akan diajukan oleh

peneliti berdasarkan rumusan tantangan penelitian dan teori penyesuaian di

perguruan tinggi pada mahasiswa disabilitas fisik yang dipakai oleh peneliti.

Berikut adalah tabel pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

33

Tabel 1

Pedoman Wawancara

No. Hambatan yang dihadapi mahasiswa disabilitas

1. Bagaimana Anda menjalani tahun pertama perkuliahan?

2. Apakah

3. Bagaimana Anda menghadapi kesulitan yang dialami selama berada di

kampus?

4. Bagaimana kesulitan tersebut mempengaruhi kehidupan perkuliahan

Anda?

5. Bagaimana respon orang-orang di sekitar Anda terhadap kesulitan yang

Anda alami?

Pertanyaan pengantar mengenai penyesuaian sosial di perguruan tinggi

1. Bagaimana Anda menyesuaikan diri secara sosial terhadap hambatan yang

Anda alami selama di kampus?

2. Usaha apa saja yang dilakukan untuk menyesuaikan diri secara sosial di

perguruan tinggi?

Penyesuaian sosial

1. Bagaimana Anda menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru

di perguruan tinggi?

2. Bagaimana usaha Anda untuk terlibat dengan kegiatan sosial di perguruan

tinggi?

3. Bagaimana relasi Anda dengan orang-orang di sekitar lingkungan

perguruan tinggi?

2. Observasi

Observasi kualitatif dilakukan oleh peneliti di lapangan dengan

mencatat tingkah laku dan aktivitas yang dilakukan informan di lapangan

(Supratiknya, 2015). Corsini (dalam Kusdiyati & Fahmi, 2017)

mendefinisikan observasi, baik itu forman dan informal, dilakukan dengan

mencatat suatu peristiwa atau kejadian dan menyusun laporan dari apa yang

diobservasi. Peneliti akan melakukan observasi dengan mengamati dan

mencatat tingkah laku informan saat proses wawancara. Melalui observasi,

peneliti dapat mengamati sekaligus mencatat tingkah laku informan selama

menjawab berbagai jenis pertanyaan sekaligus membantu peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

34

berinteraksi langsung dengan informan. Kemudian laporan observasi akan

digunakan untuk membantu proses analisis data oleh peneliti.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Dewasa ini, teknik analisis data dengan menggunakan teknik Analisis

Isi Kualitatif sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu salah

satunya adalah psikologi (Skalsi, Neuendorf, & Cajigas, 2017). Analisis Isi

Kualitatif (AIK) merupakan metode penelitian untuk menafsirkan isi data

berupa teks secara subjektif melalui proses klasifikasi sistematik berupa koding

dan pengidentifikasian tema atau pola tertentu (Hsieh & Shannon, 2007),

analisis isi merupakan teknik penelitian untuk mengambil kesimpulan dengan

mengidentifikasi karakteristik tertentu pada suatu pesan secara objektif.

Sedangkan menurut Cole (1988), analisis isi adalah metode penelitian untuk

menganalisis pesan tertulis, lisan, atau visual.

AIK digunakan untuk menganalisis sebuah dokumen dari fenomena

yang diteliti ke dalam bentuk konseptual secara induktif atau deduktif (Elo &

Kyngas, 2007). AIK juga bertujuan untuk menangkap makna dari sebuah teks

sesuai dengan konteksnya. Data teks tersebut dapat diperoleh melalui ungkapan

naratif lisan, daftar pertanyaan dalam sebuah survei, hasil wawancara, hasil

FGD (focus group discussion), observasi, dan dokumen tertulis seperti artikel,

buku, ataupun catatan harian (Supratiknya, 2015).

Menggunakan salah satu pendekatan AIK, yaitu pendekatan deduktif

atau analisis isi terarah yang bertujuan untuk menguji kembali teori atau hasil

penelitian suatu fenomena dalam konteks yang baru dengan kelompok subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

35

yang baru pula (Hsieh & Shannon dalam Supratiknya, 2015) dalam penelitian

ini adalah kelompok subjek mahasiswa penyandang disabilitas. Maka, peneliti

akan menggunakan teori hasil penelitian untuk emmbantu merumuskan

pertanyaan dan menentukan kode dari hasil wawancara dan observasi dalam

bentuk verbatim. Kemudian data tertulis tersebut akan disaring ke dalam

kategori tertentu sehingga diperoleh pemahaman berupa konsep rentang

fenomena yang diteliti.

Strategi analisis data menggunakan pendekatan deduktif dibagi menjadi

dua tahapan yaitu menyusun matriks kategorisasi dan melakukan pengodean

atau coding (Supratiknya, 2015). Pada tahap pertama yaitu menyusun matriks

kategorisasi, peneliti menyusun kategori-kategori yang terkait dengan tema

penelitian yang sesuai dengan teori yang dipakai yaitu penyesuaian sosial

mahasiswa disabilitas. Hasil wawancara kemudian disusun secara deduktif

dalam tabel untuk mengategorisasikan data sesuai kategori-kategori yang

ditentukan. Kategori-kategori tersebut antara lain:

1. Participation

Participation merupakan bentuk usaha menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang ditandai oleh krterlibatan diri individu dalam kegiatan-

kegiatan yang diselenggarakan oleh lingkungan dengan tujuan menjalin

relasi yang sehar dengan orang lain.

2. Recognition

Recognition merupakan bentuk penyesuaian sosial yang ditandai

dengan tindakan menghargai dan menerima hak-hak yang dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

36

orang lain yang berbeda dengan dirinya. Tindakan tersebut merupakan

usaha untuk memiliki relasi yang sehat dan harmonis antara individu dengan

orang-orang di sekitarnya.

3. Social approval

Social approval merupakan bentuk penyesuaian sosial yang

ditunjukkan dengan memiliki minat dan simpati terhadap kesejahteraan

orang lain. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menunjukkan perilaku yang

sesuai dengan nilai-nilai sosial seperti memberikan bantuan pada orang-

orang sekitarnya dengan tujuan memperoleh persetujuan sosial dari

lingkungannya.

4. Altruism

Altruism merupakan bentuk penyesuaian sosial yang dimiliki oleh

individu yang menunjukkan sifat rendah hati dan tidak egois. Altruisme

dapat dwujudkan dengan perilaku menolong dan mementingkan orang lain

meskipun dirinya sedang kesulitan.

5. Conformity

Conformity merupakan bentuk penyesuaian sosial yang ditunjukkan

dengan menaati dan menghormati nilai-nilai integrasi hukum, tradisi dan

kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat. dalam konteks perguruan

tinggi, individu menunjukkan ketaatan dan penghormatan terhadap nilai-

nilai yang telah dimiliki oleh fakultas agar mampu menyesuaikan dirinya

dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

37

Tahapan kedua adalah melakukan pengodean atau coding, di mana

peneliti akan melakukan pengodean (coding) terlebih dahulu membaca

keseluruhan transkrip wawancara dan menandai bagian teks yang

menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. Kemudian peneliti

menggunakan kode-kode yang sudah ditentukan saat menyusun matrik

kategorisasi. Jika peneliti mendapati bagian teks yang dirasa menggambarkan

fenomena yang diteliti namun tidak cocok dimasukkan dalam kode-kode yang

ada pada matriks kode, peneliti dapat memasukkannya ke dalam kode baru atau

kode tambahan (Hsieh & Shannon dalam Supratiknya, 2015).

G. Kredibilitas Penelitian

Peneliti akan memeriksa keakuratan data dan memastikan data yang

diperoleh dapat dipercaya dengan beberapa strategi. Pertama, untuk menguji

kredibilitas penelitian, peneliti menggunakan strategi member checking yaitu

merumuskan data yang diperoleh ke dalam tema-tema kemudian dibawa

kembali pada informan untuk mengetahui keakuratan tema yang sudah dibawa

kembali pada informan untuk mengetahui keakuratan tema yang sudah

dirumuskan dengan diri informan. Strategi kedua, melakukan bias di mana

peneliti akan menguraikan kemungkinan bias yang terbawa oleh peneliti selama

proses penelitian dalam bentuk refleksi diri yang jujur dan mendalam. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi interpretasi peneliti

terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Pengujian reliabilitas atau konsistensi hasil dilakukan melalui dua

strategi. Pertama, peneliti akan memeriksa transkrip-transkrip rekaman hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

38

wawancara dan observasi untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang

dilakuakn pada saat proses transkripsi. Kedua, peneliti membandingkan kode-

kode yang telah dirumuskan dengan data asli serta membuat catatan tentang

kode-kode dan definisinya masing-masing untuk menghindari pergeseran

definisi kode yaitu perubahan makna kode-kode yang terjadi selama proses

transkripsi data.

Tabel 2

Kerangka analisis data aspek-aspek penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas

Aspek

penyesuaian sosial

Participation Berpartisipasi dengan melibatkan diri dalam kegiatan

sosial yang diselenggarakan di sekitar lingkungan tempat

individu tinggal.

Recognition Perilaku menghargai dan menerima hak-hak orang lain

yang berbeda agarmenciptakan relasi yang harmonis

dengan orang-orang sekitarnya.

Social Approval Memiliki minat terhadap kesejahteraan dengan

menunjukkan kepedulian dan simpati pada orang lain

dengan tujuan untuk memperoleh persetujuan sosial dari

lingkungan sosialnya.

Altruism Menunjukkan sifat rendah hati dan tidak egois dengan

memberikan bantuan apda orang lain sesuai dengan

kemampuan diri individu.

Conformity Menaati dan menghormati nilai-nilai yang dimiliki oleh

institusi pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanan wawancara dilakukan pada bulan Agustus 2018 sampai

dengan November 2018. Dua orang informan diwawancara sebanyak dua kali,

sedangkan satu informan lainnya diwawancara sebanyak dua kali yang

termasuk wawancara tambahan karena ada beberapa hal yang belum diungkap

secara mendalam pada wawancara pertama. Durasi pelaksanaan wawancara

sekitar 1-2 jam. Berikut adalah tabel yang berisi waktu dan tempat pelaksanaan

wawancara yang telah disepakati bersama antara peneliti dan informan.

Tabel 3

Waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan ketiga informan

No. Keterangan Informan 1

(R)

Informan 2

(P)

Informan 3

(D)

1. Wawancara I Rabu, 1 Agustus

2018 di

Universitas

Sanata Dharma

Senin, 22 Oktober

2018 di

Universitas

Sanata Dharma

Sabtu, 10

November 2018

di Sindikat Café

2. Wawancara II Minggu, 25

November 2018

di Universitas

Sanata Dharma

Senin, 25 Februari

2019 di Yamie

Panda, Demangan

-

B. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang berstatus

sebagai mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi di Yogyakarta pada tahun

pertama sampai kedua perkuliahan. Jumlah tersebut ditentukan oleh peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

40

karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari penelitian ini (exhausted)

(Supratiknya, 2015).

1. Data informan

Tabel 4

Data informan

No. Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3

1. Inisial R P D

2. Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki

3. Urutan kelahiran 1 1 2

4. Usia saat ini 19 tahun 28 tahun 23 tahun

5. Usia saat

memiliki

disabilitas

12 tahun 0 bulan 1 tahun

6. Jenis disabilitas Disabilitas

fisik

(pengguna

kursi roda)

Tuli Tuli

7. Agama Katolik Islam Islam

8. Pendidikan

terakhir

SMA SMALB SMK

9. Pekerjaan saat ini Mahasiswa Mahasiswa,

Staff Peneliti,

Guru Bahasa

Isyarat

Mahasiswa,

Guru Bahasa

Isyarat

10. Status Belum

menikah

Belum

menikah

Belum

menikah

11. Ibu Ada Ada Ada

12. Ayah Ada Meninggal Ada

13. Saudara kandung - 2 1

14. Tempat tinggal Rumah orang

tua

Rumah

kontrak

Rumah

kontrak

2. Latar belakang informan

a. Informan 1 (I1)

Informan 1 merupakan seorang laki-laki berusia 19 tahun. I1 adalah

seorang anak tunggal dan berasal dari Yogyakarta. saat ini, I1 tinggal di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

41

Yogyakarta bersama orang tuanya. I1 sudah menetap di Yogyakarta

semenjak lahir karena orang tua berasal dari Yogyakarta.

I1 memiliki disabilitas berupa otot kaki lemah sehingga mudah lelah

dan tidak kuat untuk berjalan jauh karena pernah terjatuh cukup keras saat

TK dan melukai tulang punggungnya. I1 mulai merasakan perubahan di

tubuhnya ketika harus berjalan jauh saat kelas 6 SD. Semenjak itu, I1 mulai

melakukan terapi namun dihentikan akrena kesulitan mengatur waktu

dengan kegiatan sekolah. Akhir-akhir ini, I1 mencoba melakukan terapi

kembali namun masih mempertimbangkan kesibukan kuliah.

I1 menempuh pendidikan SMA di salah satu sekolah swasta Katolik

umum di daerah kota Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengambil jurusan

IPS. Selama di SMA, I1 tidak menggunakan kursi roda dan baru

menggunakan saat di kuliah ini. Saat ini, I1 berkuliah di salah satu PTS di

Yogyakarta dengan program studi Teknik Informatika masuk tahun 2017.

I1 menggunakan kursi roda untuk membantu mobilitasnya selama di

kampus dengan dibantu didorongkan oleh teman-temannya.

b. Informan 2 (I2)

I2 adalah seorang laki-laki berusaha 28 tahun. I2 merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara dan memiliki adik perempuan yang sudah

menikah serta seorang adik laki-laki yang sudah bekerja. I2 lahir di Jakarta

namun sudah bersekolah di Wonosobo semenjak taman kanak-kanak. Ayah

dari I2 sudah meninggal dan ibunya kini tinggal bersama adiknya di

Jakarta. Saat ini, I2 tinggal di Yogyakarta dengan mengontrak rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

42

bersama temannya yang juga seorang Tuli yang tercatat sebagai mahasiswa

di sebuah PTS di Yogyakarta.

I2 memiliki disabilitas tuli semenjak lahir. Baik orang tua maupun

kedua adiknya yang lain tidak memiliki disabilitas tuli seperti dirinya.

namun I2 memiliki kerabat lain yang juga memiliki disabilitas tuli.

Semenjak kecil, I2 disekolahkan di Sekolah Luar Biasa yang diperuntukkan

khusus untuk anak-anak Tuli. I2 belajar menggunakan orang (gerakan

mulut) dan Bahasa Isyarat untuk berkomunikasi dengan orang-orang

sekitarnya. I2 bersekolah di sekolah luar biasa semenjak taman kanak-

kanak. Pada saat SMA, I2 melanjutkan pendidikannya di saah satu SMALB

di Jakarta.

Setelah lulus SMA, I2 melanjutkan pendidikan dengan mendaftar di

salah satu PTS di Jakarta di jurusan Sistem Informasi pada tahun 2011.

Namunsetelah menjalani kuliah selama 3 semester I2 merasa tidak cocok

dan tidak berkembang sehingga memutuskan untuk drop out pada tahun

2012. Kemudian I2 mendaftarkan diri bekerja sebagai guru Bahasa ISyarat

dan peneliti mudah di LRBI (Laboratotium dan Riset Bahasa Isyarat) milik

sebuah PTN di Jakarta. Pada tahun 2017 memutuskan kembali berkuliah di

salah satu PRS di Yogyakarta dengan jurusan Sastra Indonesia. Selama

kuliah, I2 dibantu oleh Juru Bahasa Isyarat atau typist (pendamping yang

membantu mengetikkan percapakan orang lain yang disediakan oleh

universitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

43

c. Informan 3 (I3)

Informan 3 adalah seorang laki-laki kelahiran Jakarta berusia 23

tahun. I3 merupkan anak kedua dari dua orang bersaudara. Orang tua I3

berasak dari sumatera Barat dan ssaat ini sedang menetap di Jakarta untuk

bekerja. Saat ini, I3 tinggal di Yogyakarta dengan mengontrak rumah

bersama dengan temannya yang seorang Tuli dan sedang menempuh

pendidikan di salah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.

I3 mengalami disabilitas tuli bukan bawaan. Ketika I3 berusaia 1

tahun, dirinya mengalami kecelakaan terjatuh dari tempat yang tinggi.

Kejadian tersebut terjadi sebanyak dua kali. Kejadian pertama saat I3 secara

tidak sengaja terjatuh dari gendoangan sang kakak. Kemudian kejadian

kedua terjadi karena I3 tidak sengaja terjatuh dair atas kasur. Saat itu, I3

bercerita bahwa dirinya baru saja terbangun dari tidur dan berusaha untuk

mencari ibunya, namun terjauh dari pinggir kasur. Setelah kedua kejadian

tersebut, I3 menunjukkan gejala ketulian salah satunya dengan tidak

menunjukkan respon terhadap suara yang cukup keras. Akhirnya, I3

diperiksakan ke dokter oleh orang tuanya dan didiagnosis mengalami

ketulisn.

I3 mengenyam pendidikan di salah satu SMK swasta bersifat inklusi

di Yogyakarta. Selama berada di SMK, I3 tidak mendapatkan pendamping

atau Juru Bahasa Isyarat untuk membantunya memahami materi di kelas.

I3 merasa kesulitan untuk dapat berdiskusi dan mengikuti kegiatan di

sekolah karena tidak adanya akses untuk mendapatkan Juru Bahasa Isyarat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

44

Setelah lulus dari SMK, I3 memilih melanjutkan pendidikan ke salah satu

perguruan tinggi di Yogyakarta pada tahun 2017. I3 memutuskan untuk

mengambil program studi Sosiologi. Selama berkuliah, I3 mulai

mendapatkan akses berupa Juru Bahasa Isyarat dan typist (notulen) yang

disediakan oleh fakultas, namun jumlah typist masih sangat terbatas

sehingga I3 seringkali kesulitan untuk memahami materi di kelas.

C. Analisis Data Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, peneliti kan mendeskripsikan

dan mengeksplorasi pengalaman informan yang mengalami proses penyesuaian

sosial di perguruan tinggi. Tiga orang informan merupakan mahasiswa tahun

pertama-kedua yang berkuliah di perguruan tinggi di Yogyaarta. Dua orang

informan memiliki disabilitas tuli dan keduanya aktif sebagai aktivis yang

mengadvokasi hak teman-teman Tuli. Dua informan tersebut lebih banyak

menunjukkan kesulitan dalam hal penyesuaian sosial. satu orang informan

lainnya memiliki hambatan fisik karena adanya gangguan dalam pertumbuhan

tulang dan saraf motorik. Ketiga informan tersebut cenderung mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri secara sosial namun mampu mengatasi

berbagai kesulitan yang dihadapi sesuai dengan kemampuan diri masing-

masing.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa ketiga informan menghadapi

tantangan secara sosial dan psikologis sebagai dampak dari usaha

menyesuaikan diri secara sosial. Secara keseluruhan, ketiganya melakukan

berbagai upaya untuk menyeimbangkan antara tuntutan dari luar dan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

45

dirinya sendiri. Selama proses tersebut, ketiga informan menunjukkan

kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan selama kuliah. Ketiga

informan tersebut juga tidak menunjukkan keinginan untuk tidak

menyelesaikan kuliah masing-masing.

1. Analisis data informan 1

a. Tantangan yang dihadapi mahasiswa disabilitas

Mahasiswa penyandang disabilitas dihadapkan oleh hambatan-

hambatan yang berasal dari luar dirinya karena adanya keterbatasan

secara fisik. selain hambatan dari luar diri, penyandang disabilitas juga

menghadapi hambatan yang berasal dari dalam dirinya.

1) Tantangan sosial

Tantangan sosial yang dialami oleh I1 tidak hanya secara

teknis terpaksa menggunakan tangga dengan dibopong oleh temannya

karena lift yang digunakan seringkali berhenti beroperasi, dan ketika

hendak menuju koperasi mahasiswa, I1 harus memutari gedung untuk

mencari ramp (jalur kursi roda) yang dapat membantunya menuju

koperasi mahasiswa. I1 bercerita bahwa dirinya merasa sangat tidak

nyaman karena harus membuat temannya kesusahan dengan

membopong dirinya untuk menuju kelas.

Tantangan lainnya yang juga dirasakan oleh I1 seperti adanya

bentuk ketidakadilan dari asisten dosen yang tidak menghargai usaha

I1 dalam menjawab pertanyaan saat di kelas. Pada salah satu mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

46

kuliah yang dibantu oleh asisten dosen, I1 mencoba untuk

memberanikan diri untuk menjawab dan mersa jawabannya sudah

benar namun I1 merasa tidak digubris dan tidak diberikan alasan yang

jelas dari asisten dosen yang menyalahkan jawaban yang dilontarkan.

I1 mecoba menerima perlakuan tersebut meskipun merasa kecewa

usahanya tidak dihargai oleh asisten dosen tersebut sehingga timbul

ketidakcocokkan dan mempengaruhi suasana saat di kelas. Informan

menjadi kurang bersemangat jika harus berurusan kembali dengan

asisten dosen tersebut, namun informan berusaha untuk tetap hadir

dan mengikuti perkuliahan meskipun kesulitan untuk memahami

penjelasan dosen dan asisten dosen.

2) Tantangan psikologis

Tantangan psikologis yang dialami oleh I1 adalah perasaan

kurang percaya diri untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh fakultas padahal teman-teman informan sangat

suportif dan selalu memberikan ajakan padanya untuk bergabung

dalam kegiatan fakultas. Secara tidak langsung, I1 juga merasa bahwa

kemampuan dirinya tidak lebih baik dari mahasiswa lainnya. I1

merasa tidak yakin dengan dirinya untuk bergabung dalam

kepanitiaan fakultas karena khawatir akan merepotkan orang lain

yang harusnya membantunya mendorongkan kursi roda. Informan

menyatakan bahwa dirinya sangat tidak nyaman jika harus

merepotkan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

47

Bercermin dari pengalamannya ketika tidak dapat

menggunakan lift dan harus dibopong oleh temannya, informan

merasa akan lebih baik jika membatas diri untuk mengikuti kegiatan

akmpus agar tidak perlu merepotkan orang lain. Meskipun begitu,

informan menyatakan bahwa dirinya sangat ingin terlibat dalam

kepanitaan ataupun unit kegiatan mahasiswa lainnya yang dapat

membantunya mengembangkan potensi dirinya.

I1 juga meragukan kemampuan dirinya dalam mengikuti

perkuliahan yang berkaitan dengan bidang Matematika sehingga

membuat dirinya menjadi kurang bersemangat dan sempat merasa

kurang percaya diri karena mendapat nlai yang rendah. Semenjak

SMA, informan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu dan tidak

menyukai mata pelajaran Matematika. Bagi informan, hal ini cukup

membebani dirinya karena ayah informan merupaka seorang guru

Matematika. Informan menunjukkan rasa tidak nyaman ketika

bercerita bahwa ayahnya menyayangkan kondisi tersebut. Meskipun

begitu, ayahnya akan senantiasa memberikan pendampingan dan

mengajari informan sampai dirinya mengerti.

Selain itu, ketika informan harus dibopong oleh teman-

temannya, teman lainnya membagi tugas untuk membawakan kursi

roda yang cukup berat dan membawakan tas miliknya. I1 merasa tidak

berdaya ketika dihadapkan dalam situasi semacam tersebut dan

merasa kecewa terhadap kampus karena tidak bisa menjaga satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

48

fasilitas utama di kampus yang sangat dibutuhkan oleh pengguna kursi

roda seperti dirinya. Sebagai seseorang yang berlatar belakang budaya

Jawa, I1 memiliki rasa pekiwuh yang cukup tinggi sehingga hal

tersebut mempengaruhinya dalam perilaku dan relasi antar teman-

temannya.

Meskipun maksud dari teman-temannya baik, I1 tidak ingin

membuat mereka kesulitan karena harus membantu dirinya untuk

mencapai suatu tempat. Seperti halnya saat menuju ke koperasi

mahasiswa, I1 akan lebih sering menolak ajakan temannya karena

tidak ingin mereka kehilangan waktu istirahat yang singkat karena

menempuh jarak yang lebih jauh untuk dapat menggunakan ramp.

b. Penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas

Penyesuaian sosial merupakan kemampuan yang dimiliki

individu dalam mengatasi tuntutan yang diberikan oleh lingkungan

sosial, seperti melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi, kemmpuan untuk menjalin relasi

dengan orang-orang sekitar, mengatasi adanya perubahan lingkungan

sosial dan menunjukkan kepuasan terhadap lingkungan sosialnya.

Proses yang dialami I1 dalam usahanya menyesuaikan diri adalah

menerima bantuan dari teman-temannya hingga pada akhirnya terjalin

sebuah relasi yang cukup akrab. I1 juga tidak menunjukkan adanya

kesulitan dalam mengakrabkan diri dengan teman-teman sebayanya

namun kurang ditunjukkan dalam usahanya untuk menjalin relasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

49

dosen-dosen. Meskipun begitu, I1 masih enggan menerima ajakan

mahasiswa senior untuk bergabung dalam kegiatan fakultas.

1) Participation

Partisipasi adalah salah satu bentuk keterlibatan individu

dengan lingkungan sosialnya. I1 menunjukkan ekterlibatannya

dengan bergabung dengan salah satu kegiatan kemahasiswaan yaitu

paduan suara fakultas meskipun I1 merasa dirinya tidak memiliki

kemampuan yang baik dalam bernyanyi. Menurutnya, paduan suara

adalah salah satu ekgiatan yang paling aman untuk ia ikuti karena

tidak akan banyak berpindah tempat, tidak seperti kegiatan

kepanitiaan yang mobilitasnya cukup tinggi.

I1 tidak memiliki kesulitan yang berarti saat menjalin relasi

pertemanan dengan teman-temannya akrena besarnya penerimaan dan

dukungan sosial yang besar dari teman sebaya. Informan juga tidak

kesulitan ebrteman dengan orang-orang yang berasal dari latar budaya

yang berbeda dengannya karena kondisi tersebut sudah pernah

dialaminya saat masih di bangku SMA. Selain itu, informan sering

membalas sapaan dan berbincang dengan dosen yang mengajaknya

berbicara terlebih dahulu. Periaku tersebut membantu informan untuk

mendapatkan lebih banyak kenalan seperti mahasiswa senior ataupun

mahasiswa lintas jurusan. Dengan mengenal dan emnjalin hubungan

yang baik dengan mahasiswa senior, informan merasa terbantu ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

50

kesulitan menghadapi dosen atau materi tertentu di dalam kelas dan

membantunya mempersiapkan diri untuk menghadapi tugas akhir.

2) Recognition

Menghormati dan menerima hak-hak orang lain merupakan

bagian dari penyesuaian sosial. Hal ini berarti individu mampu untuk

menghormati orang lain dan mendengarkan dan menerima pendapat

dari orang lain. I1 berusaha untuk terbuka dengan pendapat orang lain

ketika bekerja dalam kelompok. I1 tidak pernah memaksakan

pendapatnya dan memberikan kesempatan pada teman-temannya

ketika berdiskusi.

Informan juga berusaha untuk tidak melanggar hak-hak yang

dimiliki teman-temannya yaitu datang ke kelas tepat waktu. Usaha

yang dilakukan oleh informan adlaah datang lebih awal dan membuat

janji sehari sebelumnya dengan salah satu teman yang akan membantu

mendorongkan kursi rodanya menuju ruang kelas. Hal tersebut

membuat dirinya merasa dihargai dan membantunya memiliki relasi

pertemanan yang lebih akrab dengan teman-temannya. Dengan

adanya hubungan timbal balik seperti ini, informan merasa tidak

merepotkan orang lain sepenuhnya karena sekaligus mendorong

temannya untuk datang ke kelas tepat waktu.

3) Social Approval

Social approval dapat ditunjukkan dengan minat dan simpati

terhadap kesejahteraan orang lain. Hal ini berarti individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

51

menunjukkan kepekaan terhadap keadaan orang lain yang ada di

sekitarnya. I1 menunjukkan kepekaannya dengan menghindari

keadaan yang dapat menyulitkan teman-temannya. Informan

mengaku sering menolak ajakan temannya yang ingin membeli

makanan di Koperasi Mahasiswa dan hanya menitipkan makanan

yang ingin ia beli pada salah satu temannya. Bagi informan, hal

tersebut akan merepotkan temannya karena harus mendorongkan

kursi roda informan sampai ke tempat tersebut. Keadaan lingkungan

memaksa informan untuk memutari gedung terlebih duluan agar dapat

menuju tempat tersebut dengan menggunakan kursi roda. Untuk

menghindari menyulitkan teman-temannya, informan lebih memilih

untuk menunggu di dekat tempat tersebut bersama teman lainnya.

Informan juga menghindari kegiatan fakultas yang dirasanya

cukup berat karena dirinya tidak ingin merepotkan teman-temannya

yang harus mendorongkan kursi rodanya. Kegiatan fakultas seperti

kepanitiaan akan membutuhkan kerja keras dan informan tidak ingin

menambah beban teman-teman panitia yang sudah disibukkan dengan

tugasnya masing-masing. Pertimbangan tersebut membuat informan

harus berpikir berkali-kali sebelum menerima sebuah ajakan kegiatan

dari temannya.

Kejadian serupa juga dialami informan saat diajak oleh teman-

teman kelasnya untuk mengikuti kegiatan malam keakraban kelas.

Informan mengatakan bahwa dirinya langsung menolak ajakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

52

tersbeut karena dirinya tidak ingin menyulitkan orang lain karena

harus mendampingi dan mengurus kursi rodanya selama kegiatan.

Informan mengaku bahwa sebenarnya dirinya sangat ingin mengikuti

kegiatan-kegiatan sosial seperti teman-teman pada umumnya namun

informan sering kali mempertimbangkan kesejahteraan teman-

temannya. Pada akhirnya, teman-teman informan tetap mengajak

dirinya untuk ikut. Kemudian tanpa sepengetahuan informan, kursi

roda miliknya sudah dimasukkan ke dalam kendaraan yang akan

digunakan untuk menuju lokasi. Perilaku yang ditunjukkan oleh

informan membantunya mengembangkan rasa peka dan peduli

terhadap keadaan orang lain meskipun dirinya sendiri membutuhkan

bantuan.

4) Altruism

Altruisme ditunjukkan oleh individu yang memiliki sifat

rendah hati dan tidak keberatan untuk membantu orang lain. Sifat

tersebut ditunjukkan oleh individu sebagai bagian dari proses

penyesuaian sosial. I1 selalu terbuka untuk membantu teman-

temannya yang kesulitan untuk mengerjakan tugas pemograman. I1

menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan yang cukup baik di

bidang tersebut dan tidak keberatan untuk membantu temannya.

Informan bercerita bahwa dirinya pernah dimintai tolong mengajari

salah satu program coding pada temannya dan informan dengan

semangat membantu menjelaskan hingga temannya benar-benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

53

paham. Hal tersebut secara tidak langsung menumbuhkan

kepercayaan diri informan. Bagi informan, membagi pengetahuan

yang ia kuasai membuat informan merasa lebih berguna, sekaligus

dapat bertukar ilmu dengan temannya.

5) Conformity

Menghormati dan menaati nilai-nilai integritas yang berlaku di

universitas adalah bentuk conformity. Dengan menunjukkan sikap

tersebut, individu akan lebih diterima dengan baik oleh

lingkungannya. I1 berusaha untuk selalu mengerjakan dan

mengumpulkan tugas kuliah tepat waktu. I1 mengaku bahwa selama

ini dirinya tidak pernah terlambat untuk mengumpulkan tugas kuliah

karna dirinya selalu mengerjakan tugas seusai pulang kuliah.

Terkadang informan mengerjakan tugas-tugas kuliah bersama

teman-teman di salah satu kos temannya. Informan juga sellau

menghindari terlambat datang ke kelas dengan tiba di kampus lebih

awal. Kebiasaan tersebut sudah terbangun sejak dirinya masih duduk

di bangku SMA dan terbawa hingga saat ini. Dengan berusaha

menghormati dan menaati peraturan tersebut, informan dapat

membangun kebiasaaan baik dan menunjukkan sikap sosial yang

dapat diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

54

2. Analisis data informan 2

a. Tantangan yang dihadapi mahasiswa disabilitas

1) Tantangan sosial

Sebagai mahasiswa disabilitas Tuli, I2 mengalami berbagai

tantangan sosial. Masalah tersebut bukan hanya bersifat teknis namun

juga berkaitan dengan perilaku yang diterima dari lingkungannya.

Secara teknis, I2 mengalami tantangan saat mengakses informasi di

dalam kelas karna sering kali tidak mendapatkan pendamping berupa

Juru Bahasa Isyarat atau typist yang berfungsi menjembatani

informasi antara dosen dengan mahasiswa. Informan menyayangkan

minimnya tenaga pendamping yang disediakan oleh fakultas dan hal

ini kerap kali membuat merasa tidak termotivasi untuk hadir di kelas.

Meskipun begitu, informan tetap berusaha menyemangati

dirinya sendiri untuk datang ke kelas karena memiliki tekad yang kuat

untuk dapat segera lulus dan melanjutkan pekerjaannya. Selain itu, I2

masih kesulitan untuk menuju suatu ruangan karena tidak ada papan

petunjuk informasi gedung. Permasalahan semacam ini tidak hanya

ditemui di kampus namun juga di ruang publik lainnya. Bagi informan

yang memiliki keterbatasan pendengaran, ketersediaan papan

informasi akan sangat membantu dirinya untuk menuju suatu tempat

selain itu juga membantu memandirikan dirinya.

Tantangan sosial lainnya adalah bentuk penolakan secara tidak

langsung oleh teman-teman I2. Informan kesulitan untuk membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

55

kelompok kerja saat di kelas karena tidak ada teman-teman yang

bersedia bekerja bersama dirinya. Informan juga merasakan

diskriminasi dan direndahkan oleh teman-temannya karena sering

mengajak untuk melakukan tos. Menurutnya, melakukan tos hanya

karena dirinya seroang penyandang disabilitas yang berkuliah sama

saja dengan menganggap penyandang disabilitas tidak setara dengan

mereka.

Informan menyatakan bahwa dirinya merasa marah dan

kecewa dengan perlakuan tersebut. Informan merasa kebertan dan

merasa harga dirinya direndahkan namun dirinya berusaha tetap

tersenyum dan tidak mempedulikan ajakan tos dari temannya. Selain

itu, informan juga sempat ditolak karena dirinya tidak memiliki

pendamping tetap (typist atau Juru Bahasa Isyarat).

2) Tantangan psikologis

Tantangan psikologis yang dialami oleh I2 adalah perasaan

kurang nyaman ketika berada di kelas. I2 mengatakan bahwa dirinya

sering kali memilih untuk tidur di kelas karena merasa tidak nyaman

dengan cara mengajar dosennya. I2 juga memiliki hambatan dalam

berkomunikasi secara verbal sehingga dirinya sulit untuk

mengembangkan relasi pertemanan dengan orang-orang di

lingkungannya. Tantangan psikologis lainnya yang juga dirasakan

oleh I2 adalah perasaan terisolasi dari lingkungannya. I2 merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

56

dirinya kesulitan mendapatkan teman baru yang benar-benar ingin

berteman dengannya hingga membuat dirinya merasa terasingkan.

b. Penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas

1) Participation

I2 berusaha untuk melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam

kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh fakultas. I2 mengaku sudah

pernah mencoba mendaftarkan diri menjadi anggota himpunan

fakutlas namun mendapatkan penolakan. Kemudian, I2 tetap berusaha

bergabung dengan kegiatan lain yang dibawahi oleh fakultas. Selain

itu, I2 menjadi pengajar dalam salah satu kelas Bahasa Isyarat.

kesempatan tersebut membantu I2 dalam menjalin relasi yang lebih

luas dan lebih dalam dengan teman-temannya. I2 juga selalu berusaha

menyapa karyawan-karyawan kampus terutama petugas perpustakaan

yang sering ditemuinya. Hal tersebut membantunya memiliki relasi

yang lebih akrab dengan orang lain meskipun terkendala dalam

berkomunikasi.

2) Recognition

I2 berusaha untuk menghargai, menghormati dan menerima

hak-hak orang lain dengan cara tidak memaksakan kehendaknya

untuk bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang

menolaknya. Hal ini dilakukan oleh I2 untuk menghindari konflik

antara dirinya dengan teman-temannya. Ketika bekerja dalam

kelompok dan berargumen dengan dosen, I2 juga tidak berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

57

memaksakan pendapatnya namun terbuka dengan pendapat dan

masukkan dari orang lain. Perilaku tersebut membantu I2 untuk

menjaga relasi pertemanan dan relasi dengan dosen menjadi tetap

baik.

3) Social approval

I2 memiliki minat dan menunjukkan simpati terhadap

kesejahteraan orang lain dengan bersikap peka. I2 berusaha untuk

menyesuaikan dengan keadaan ekonomi teman-temannya ketika

diajak mengerjakan tugas kelompok di luar lingkungan kampus. I2

mengatakan bahwa dirinya tidak ingin membebani teman-temannya

dan berusaha memahami kondisi tersebut. Selain itu, I2 juga tidak

keberatan menggunakan alat tulis sebagai media untuk berbincang

dengan teman yang kesulitan menggunakan Bahasa Isyarat meskipun

dirinya lebih nyaman menggunakan Bahasa Isyarat. Informan

menunjukkan kepeduliannnya pada orang lain dengan berusaha

membuat orang lain merasa lebih nyaman. Informan akan meminta

lawan bicaranya untuk lebih rileks dan santai ketika sedang mengajari

Bahasa Isyarat. Dapat dikatakan bahwa informan memahami posisi

lawan bicara yang merasa ketakutan dan ragu saat berbicara dengan

seorang Tuli.

4) Altruism

I2 menunjukkan sifat rendah hati dan tidak egois. Hal ini

ditunjukkan I2 dengan tidak memaksakan orang lain untuk berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

58

dengannya menggunakan Bahasa Isyarat. Dirinya tidak keberatan

untuk memahami gerak mulut lawan bicara atau menggunakan alat

tulis meskipun kedua hal tersebut membuat proses komunikasi

berjalan lebih lamban. I2 sangat terbuka untuk memberikan bantuan

terhadap temannya yang ingin belajar Bahasa Isyarat. I2 menunjukkan

kesabarannya dalam mendampingi teman- temannya yang sedang

mempelajari atau berusaha berkomunikasi menggunakan Bahasa

Isyarat.

Dalam bidang akademis, I2 memiliki prestasi yang sangat

baik. Hal tersebut membuat dirinya merasa semakin ingin

mendapatkan pengetahuan baru dari orang-orang sekitarnya. Perilaku

tersebut menunjukkan bahwa informan memiliki sifat yang rendah

hati dan tidak egois karena tidak pernah ingin berhenti belajar. Hal ini

membantu I2 dalam membangun relasi yang baik dengan dosen dan

staff lainnya.

5) Conformity

I2 berusaha menghormati dan menaati nilai-nilai yang dimiliki

oleh universitas dengan mengikuti peraturan yang berlaku. I2

berusaha untuk mengikuti aturan mengenai perkuliahan yang sudah

ditetapkan oleh fakultas. I2 mendapatkan pengecualian di beberapa

mata kuliah untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya. Salah

satunya saat I2 tetap berusaha mempresentasikan hasil kerjanya

meskipun memiliki hambatan dalam berkomunikasi. I2 berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

59

untuk datang tepat waktu sesuai dengan kesepakatan di kelas. I2

mengikuti peraturan fakultas yang menyarankan dirinya mengambil

mata kuliah pengganti sesuai dengan kebutuhannya. I2 menunjukkan

ketaatan terhadap upaya yang dilakukan oleh fakultas agar dirinya

mendapatkan pendidikan yang setara dengan mahasiswa lainnya.

Usaha tersebut membantu informan untuk belajar menghormati dan

menaati norma sosial yang berlaku di budaya tempat dirinya tinggal.

3. Analisis data informan 3

a. Tantangan yang dihadapi mahasiswa disabilitas

1) Tantangan sosial

I3 merupakan seorang mahasiswa Tuli yang menghadapi

berbagai tantangan sebagai proses penyesuaian dirinya terhadap

lingkungan sosial. Salah satu bentuk tantangan sosial yang dialami

oleh I3 adalah masalah teknis seperti ketersediaan pendamping atau

Juru Bahasa Isyarat yang terbatas sehingga dirinya harus terus

menerus mengadvokasi dirinya ke fakultas. Menurut informan,

seharusnya jika fakultas sudah bersedia menerima dirinya yang adalah

mahasiswa disabilitas, fakultas sudah harus menyiapkan tenaga

pendamping yang dapat membantu penyaluran informasi ketika

berada di kelas. Informan merasakan kekecewaan namun dirinya tetap

berusaha keras mengadvokasi ke fakultas. Sebelum mendaftar ke

perguruan tinggi tersebut, informan sudah mendapatkan informasi

sebelumnya dari sesama mahasiswa Tuli yang sudah berkuliah lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

60

dulu di perguruan tinggi yang sama sehingga informan menaruh

harapan yang tinggi pada universitas tersebut.

Selain permasalahan teknis, I3 juga mengalami tantangan

sosial lainnya. I3 mengalami penolakan dari teman-teman ketika

diharuskan untuk membentuk kelompok kerja. I3 juga mengalami

diskriminasi dengan tidak diajak berdiskusi saat sedang diskusi

kelompok. I3 merasakan kesulitan memiliki teman akrab karena

adanya stigma negatif tentang disabilitas yang membuat mahasiswa

lain membatasi diri untuk menjalin relasi dengan informan.

2) Tantangan psikologis

Tantangan psikologis yang dialami oleh I3 adalah perasaan

terisolasi dan terasingkan oleh lingkungannya. I3 merasakan hal

tersebut ketika tidak diajak berbincang atau berdiskusi oleh teman-

temannya. I3 seringkali merasa kurang nyaman ketika berada di

kampus sehingga dirinya memilih untuk segera pulang ketika jam

perkuliahan sudah selesai.

Adanya keterbatasan dalam pendengaran dan kemampuan

berkomunikasi juga menyulitkan informan untuk menjalin relasi

pertemanan dengan mahasiswa lain. I3 mengatakan bahwa sedikit

sekali teman-teman yang mengajaknya berbicara, kebanyakan hanya

menyapa lalu pergi begitu saja. Informan mengungkapkan bahwa

sebenarnya dirinya ingin sekali dapat berbincang dan mengenal lebih

dalam teman-temannya namun sudah mendapatkan penolakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

61

terlebih dahulu. Hal tersebut sering kali membuat informan merasa

tidak nyaman dan lebih memilih untuk menyendiri.

b. Penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas

1) Participation

I3 menunjukkan partisipasi terhadap lingkungan sosialnya

dengan melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan

oleh fakultas. Kegiatan sosial yang diikuti oleh I3 adalah kepanitiaan

seminar di fakultas. I3 juga berusaha untuk menjalin relasi dengan

orang-orang di sekitarnya dengan menyapa hingga membelikan

makan siang untuk karyawan-karyawan kampus salah satunya adalah

petugas parkir. I3 berusaha untuk selalu menyapa dan mengenal

karyawan kampus di bagian Tata Usaha.

Selain itu, I3 juga tidak keberatan untuk mengajak berbicara

mahasiswa lain yang belum ia kenal sebelumnya. Upaya yang

dilakukan informan membantunya memiliki relasi yang lebih luas

dengan mahasiswa senior hingga karyawan kampus. Bagi informan,

dirinya harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya meskipun

dengan keterbatasan. Dirinya tidak keberatan jika dianggap

berlebihan karena berusaha mengenal mahasiswa lain dari berbagai

angkatan. Informan menunjukkan keinginan yang besar untuk dapat

diterima dan untuk menjalin hubungan dengan mahasiswa lain, namun

sering kali respon yang diberikan masih penuh penolakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

62

2) Recognition

I3 menunjukkan perilaku menghormati dan menerima hak-

hak orang lain dengan tidak memaksa temannya untuk menerima

dirinya dalam kelompok. Ketika berdiskusi pun I3 tidak memaksakan

pendapatnya namun memberikan kesempatan bagi teman-temannya

untuk memberikan kritik dan saran yang logis. Begitu juga saat I3

berargumen dengan dosen ketika membahas mengenai isu terbaru di

masyarakat. I3 berusaha untuk menghindari konflik karena

menginginkan relasi yang sehat dengan orang-orang disekitarnya.

Perilaku yang ditunjukkan informan membantu dirinya belajar untuk

menghormati orang lain sekaligus mengembangkan dirinya melalui

diskusi-diskusi yang dilakukan bersama dengan teman-teman dan

dosen.

3) Social approval

I3 menunjukkan kepekaannya terhadap orang lain dengan

memberikan kesempatan untuk mengobrol menggunakan Bahasa

Isyarat dasar atau menggunakan alat tulis kepada temannya. I3

menyadari temannya merasa ragu dan takut untuk berbincang dengan

dirinya. Namun terkadang informan masih kesulitan untuk mengatur

ritme atau kecepatan berbahasa Isyarat ketika berbincang dengan

temannya.

Dalam bidang akademis, I3 mampu mengikuti dan

mendiskusikan isu-isu di masyarakat dengan dosen dan teman-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

63

temannya. I3 mampu untuk menjawab dan memenuhi ekspektasi

dosen dalam mengkritisi isu-isu sosial yang dibahas di dalam kelas.

Hal tersebut menunjukkan karakteristik mahasiswa dalam diri

informan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki fakultas.

Perilaku yang ditunjukkan oleh informan membuatnya dapat diterima

dan beberapa kali mendapat ajakan untuk terlibat dalam kegiatan

sosial di fakultas.

4) Altruism

I3 bersedia untuk membagi pengetahuan dan pendapat yang ia

miliki tentang suatu isu politik dan isu sosial kepada teman-teman di

kelas. Bagi I3, mendengarkan pendapat dari sudut pandang orang lain

akan membantunya berpikir dan memahami situasi. I3 tidak malu

untuk bertanya pada dosen jika mengalami kesulitan memahami

materi. Selain itu, I3 selalu terbuka pada teman-temannya yang ingin

belajar Bahasa Isyarat. I3 akan berusaha untuk mengajari teman-

temannya dengan sabar. Hal ini membantu informan membangun

relasi yang lebih akrab dan sehat dengan dosen dan teman-temannya.

5) Conformity

I3 berusaha menghormati dan menaati nilai-nilai yang dimiliki

oleh universitas dengan mengikuti peraturan yang berlaku. I3

berusaha untuk mempresentasikan kerjanya seperti yang dilakukan

oleh teman-temannya meskipun tanpa Juru Bahasa Isyarat. I3 juga

berusaha untuk datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

64

disepakati. I3 mengikuti keputusan dari otoritas untuk menunggu

hingga mendapatkan pendamping atau Juru Bahasa Isyarat yang tetap.

I3 menunjukkan sikap yang taat terhadap kebijakan tersebut

namun juga berusaha mencari alternatif lain agar dirinya tetap dapat

mengikuti perkuliahan seperti mahasiswa lain. Perilaku yang

dilakukan oleh informan menunjukkan bahwa dirinya berusaha taat

dan mengikuti peraturan yang berlaku di dalam fakultas agar dirinya

dapat belajar menghormati norma sosial yang berlaku dalam budaya

yang ada di lingkungannya seperti di lingkungan tempat ia tinggal saat

ini.

4. Integrasi Hasil Analisis Tiga Informan

Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan dua tema utama

dalam penelitian ini, antara lain tantangan yang dihadapi mahasiswa

disabilitas dan penyesuaian sosial. Tema tantangan yang dihadapi oleh

mahasiswa disabilitas terdiri atas dua sub-tema yaitu tantangan sosial dan

tantangan psikologis. Tema penyesuaian sosial terdiri dari lima sub-tema

yakni participation, recognition, social approval, altruism, dan conformity.

a. Tantangan yang dihadapi mahasiswa disabilitas

Tantangan yang dialami oleh ketiga informan adalah tantangan

sosial yang berasal dari luar diri informan seperti keterbatasan akses

karena lift yang mati dan tidak tersedianya jalur ramp, tidak tersedianya

papan informasi atau petunjuk arah di setiap lantai kampus, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

65

terbatasnya ketersediaan pendamping juru ketik (typist) atau Juru Bahasa

Isyarat dari fakultas untuk mendampingi selama sesi perkuliahan.

“…Cuma paling takut ya pas naik lift. Pernah tuh kita lagi di

lantai 4 hujan deres banget. Kita naik tuh pas sampai lantai 1

pintu kebuka, listrik mati, bener-bener mati, untungnya

pintunya kebuka itu loh…” (barus 317-322, informan 1)

“typist, juru bahasa kurang profesional, masih perlu belajar

lagi mereka. Juru bahasanya juga terbatas…Ah papan

informasinya kurang, seperti ngga ada petunjuk arah toilet

atau denah tiap lantai tidak seperti di Perpustakaan…” (baris

356-361, informan 2)

“…aku advokasi, advokasi terus tapi dari mahasiswanya

lama, contohnya seperti typist. Typist butuh akses berupa

honor karena typist kan capek ngetik. Aku sudah ngomong

ke Dekan tapi malah bingung harus bertindak bagaimana…”

(baris 187-192, informan 3).

Selain permasalahan teknis, tantangan sosial lainnya adalah

penolakan dari sesama mahasiswa untuk bekerja dalam kelompok, bentuk

diskriminasi karena tidak dilibatkan dalam diskusi dan tidak dihargai

pendapatnya dan menghindari untuk berkomunikasi dengan informan.

“…aku melihat teman-teman kuliah merasa takut untuk

berkomunikasi denganku. Sebentar, contohnya, “selamat

pagi” yaudah terus kabur lari. Aku bingung, aku harus

menyapa lalu dia langsung pergi…” (baris 109-114,

informan 2)

“…saya bertanya kepada teman-teman untuk bergabung

kelompok, teman-teman bergerak- gerik seperti bingung atau

tidak enak mau nolak…” (baris 109-113, informan 2)

“…kalau kerja kelompok tidak seperti yang teman-teman

dengar. Mereka ngobrol-ngobrol, aku ada hak untuk tahu

kamu sedang ngobrolin apa, topiknya apa, tapi aku ngga

diajak ngobrol…” (baris 221-225, informan 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

66

Tantangan psikologis yang berasal dari dalam diri mahasiswa

disabilitas juga dialami oleh ketiga informan. Ketiganya menunjukkan

kurangnya rasa percaya diri, meragukan kemampuan dirinya sendiri dan

perasaan terisolasi dan terasingkan dari lingkungannya. Informan merasa

tidak yakin dengan kemampuan dirinya untuk terlibat dalam kegiatan sosial

di fakultas seperti bergabung dalam kepanitiaan atau organisasi fakultas.

Informan juga menunjukkan keengganan untuk mengajak mahasiswa lain

bergabung dalam kelompok kerjanya karena sering mendapat penolakan.

“…dia ngajak aku kepanitiaan apa, terus ya aku bilang “nanti

kalau kalian dapet tugas sendiri- sendiri, sibuk sendiri-sendiri

nanti aku gimana?”, “ya ntar mesti ada aja kok”, ya terus dia

bilang gitu kan. “Ah udah ngga usah nanti ngerepotin” aku

bilang gitu…” (baris 1303-1308, informan 1)

“…sekarang saya lebih pilih diam saja. Tidak mengajak

teman-teman untuk ikut kelompok kecuali saya diajak.

Sebenarnya saya kecewa tapi saya tetap senyum…” (baris

114-116, informan 2)

“…kalau kerja kelompok, aku lebih memilih untuk diam saja

dan fokus ke yang lain seperti fokus main HP. Aku

menunggu mereka mengajakku diskusi kalau tidak diajak

aku akan diam saja…” (baris 221-225, informan 3)

Berdasarkan data penelitian, diketahui bahwa ketiga informan

menghadapi dua jenis tantangan yaitu tantangan sosial yang berasal dari luar

diri informan dan tantangan psikologis yang berasal dari dalam diri.

Tantangan-tantangan tersebut memberikan pengaruh terhadap proses

belajar di kelas proses pembentukan relasi dengan orang-orang di

sekitarnya. Tantangan yang dialami oleh ketiga informan adalah

keterbatasan akses secara teknis seperti fisik gedung dan pendamping,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

67

perasaan terisolasi oleh lingkungan dan perasaan tidak yakin akan

kemampuan dirinya untuk berdinamika bersama mahasiswa lain karena

memiliki disabilitas fisik dan sensoris. Hal ini kemudian mempengaruhi

proses penyesuaian diri informan terutama dalam lingkungan sosialnya.

Akibatnya informan merasa kesulitan untuk menikmati proses belajar

mengajar dan mengalami penurunan semangat untuk mengejar target nilai.

b. Penyesuaian sosial

Dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi, informan

mengalami proses penyesuaian sosial sebagai upaya untuk

menyeimbangkan antara tuntutan yang berasal dari luar dan dari dalam

diri informan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk respon tindakan

baik itu aktif ataupun pasif. Proses ini dijalani untuk mengembangkan

kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru yaitu perguruan tinggi,

terutama dengan adanya tantangan-tantangan yang dihadapi oleh

mahasiswa disabilitas baik tantangan sosial maupun psikologis.

Penyesuaian sosial pada penelitian ini berfokus pada aspek- aspek

yang muncul sebagai bagian dari proses dan usaha mahasiswa disabilitas

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Aspek-aspek

tersebut antara lain recognition, participation, social approval, altruism,

dan conformity. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ketiga informan

memunculkan kelima aspek tersebut sebagai bagian dari proses

penyesuaian sosial yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

68

Sub-tema pertama dari penyesuaian sosial adalah participation

yaitu menjalin relasi dengan orang-orang sekitar dengan membangun

interaksi dan berkomunikasi. Ketiganya menunjukkan upaya-upaya

untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti mengikuti unit kegiatan

mahasiswa, kegiatan malam keakraban mahasiswa, dan mendaftarkan

diri dalam kepanitiaan fakultas. Ketiga informan juga tidak enggan untuk

menyapa dan mengobrol dengan teman-teman terlepas dari keterbatasan

yang dimiliki.

“…aku sebenarnya pengin ikut koor. Apa toh itu namanya,

pokokmen temenku tuh jadi ketuanya tapi kok suaraku jelek

hahaha. Kayaknya ya yang paling bisa kuikutin ya yang koor

itu. Kan cuman nyanyi doang kan hehehe…” (baris 1371-

1375, informan 1)

“…Aku ikut mengajar di Kelas Bahasa Isyarat dari

PSIBK…” (baris 293-294, informan 2)

“…udah masuk organisasi kampus tapi kurang puas karena

masih belum ada Bahasa Isyarat…” (baris 386-388, informan

3)

Recognition adalah aspek kedua penyesuaian sosial, yaitu

perilaku menghargai dan menerima hak-hak yang dimiliki orang lain.

Ketiga informan menunjukkan sikap menghargai dengan tidak

memaksakan pendapatnya ketika sedang berdiskusi dengan teman

ataupun saat berargumen dengan dosen.

“…kalau sedang kerja kelompok aku ikut diskusi. Aku

termasuk banyak bantuin tapi aku juga ngedengerin pendapat

teman-teman yang lain juga…” (baris 180-183, informan 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

69

“…biasanya bisa diskusi dengan dosen saat di kelas. Saya

bisa bertanya sepuasnya tapi saya juga tetap menghormati

jawaban dosen…” (baris 140-142, informan 3)

Social approval adalah bagian penyesuaian sosial di mana

individu memiliki minat dan bersimpati pada kesejahteraan orang lain.

Salah satu perilaku yang diwujudkan adalah bersikap peka terhadap

orang-orang di sekitarnya. Ketiga informan menunjukkan kemampuan

untuk bersikap peka terhadap kondisi dan situasi yang dialami oleh

teman-temannya.

“…soalnya nek mau ke Kopma aku nitip temen, mereka pada

ke atas, aku nungguin atau ngapain gitu. Untung ada yang

nemenin juga. Kasian juga teman-temanku kalau harus

muterin Gedung Pusat supaya aku bisa ikut jajan…” (baris

1570- 1574, informan 1)

“…contoh ajak kerja kelompok di café, saya tanya dulu apa

ada teman yang keberatan atau tidak karena saya tahu uang

jajan harus hemat…” (barus 145-147, informan 2)

“…aku komunikasi kadang pakai Bahasa Isyarat tapi pelan-

pelan. Sebab teman-teman sulit paham, belum kuasai Bahasa

Isyarat…” (baris 130-132, informan 3)

Aspek berikutnya dari penyesuaian sosial adalah Altruism yaitu

sifat rendah hati dan tidak egois. Bentuk altruisme yang diwujudkan oleh

informan dengan perilaku memberikan bantuan pada teman yang

kesusahan.

“…Terus temenku dari SMP SMA kan deket, kita mesti main

bareng kan dulu, nah kalau dia ini di UKDW. Nah dia tuh

dateng ke rumahku, tanya- tanya “kamu udah diajarin apa?”.

Kan aku belajarnya Netbin Java, kalau mereka kan C++ apa.

Ada suatu saat mereka tuh dapat pelajaran yang Java, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

70

tanya sama aku, “Yan, ajarin Java”. Wah aku bisa semuanya

hehehe…” (baris 1484-1488, informan 1)

“…Namun teman-teman gak pernah belajar bahasa isyarat,

ku tetap mengajari atau ajak ngobrol lewat ketik-ketik di HP,

beberapa waktu lalu aku ngobrol sama Dewi itu sastra

inggris…” (baris 312-319, informan 2)

Conformity adalah salah satu aspek penyesuaian sosial, di mana

individu perilaku tersebut ditunjukkan dengan menghormati dan menaati

nilai-nilai integritas hukum, tradisi dan kebiasaan. Bentuk konformitas

diwujudkan oleh informan dengan menghormati dan menaati peraturan

yang telah ditetapkan oleh fakultas, seperti datang ke kelas sesuai dengan

waktu yang telah disepakati, tidak membolos lebih dari jumlah yang telah

disepakati dan mengumpulkan tugas kuliah tepat waktu.

“…Aku kan dasarnya, apa ya, dari awal mesti ngumpul tugas

ngga pernah telat kok. Jadi kebawa terus jadinya…” (baris

1236-1238, informan 1)

“…aku berusaha datang tidak terlambat. Kontrakan aku di

Jakal, kalau kelas jam 10.00 aku berangkat jam 09.30 karena

jalan kira-kira 20 menit…” (baris 128-130, informan 3)

Berdasarkan data penelitian yang telah dijabarkan, diketahui

bahwa ketiga informan memunculkan aspek-aspek penyesuaian sosial

dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dari data

yang sudah diolah, ditemukan bahwa aspek-aspek penyesuaian sosial

diwujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang positif maupun

negatif. Salah satu contohnya adalah aspek participation, ketiga informan

menunjukkan partisipasinya dengan melibatkan diri dengan kegiatan

yang ada di lingkungannya. Hal tersebut dapat dilihat sebagai upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

71

untuk mengembangkan kemampuan menjalin relasi yang lebih sehat

dengan orang-orang sekitarnya.

Secara keseluruhan, setiap aspek penyesuaian sosial yang

dimunculkan oleh ketiga informan merupakan sebuah upaya untuk

meningkatkan kemampuannya dalam menyeleraskan antara tuntutan

lingkungan dengan tuntutan dalam dirinya sehingga informan memiliki

relasi yang lebih sehat dan harmonis serta memiliki sikap sosial yang

dapat diterima oleh masyarakat sosial.

Tabel 5

Analisis data ketiga informan

Participation Recognition

Social

Approval Altruism Conformity

Informan

1

Informan

2

Informan

3

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, secara keseluruhan mahasiswa

disabilitas mengalami proses penyesuaian sosial dan menunjukkan berbagai

upaya untuk mengembangkan kemampuan tersebut. kemampuan tersebut

dibutuhkan oleh mahasiswa disabilitas untuk dapat diterima oleh masyarakat

sosial dengan cara menjalin relasi, membangun pertemanan yang sehat,

menunjukkan sikap-sikap sosial yang dapat diterima oleh masyarakat. Secara

keseluruhan, mahasiswa disabilitas menunjukkan usaha untuk mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

72

kemampuan penyesuaian sosialnya dan berdampak positif pada relasinya

dengan orang-orang di lingkungan sosialnya.

Dalam proses penyesuaian sosial, mahasiswa disabilitas menghadapi

berbagai tantangan seperti tantangan sosial dan tantangan psikologis. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa disabilitas akan mengembangkan

kemampuan sosialnya dengan melakukan beberapa hal seperti participation,

recognition, social approval, altruism dan conformity. Upaya untuk

menyesuaikan diri secara sosial memberikan dampak positif maupun negatif

dalam usahanya mengembangkan relasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa informan

menghadapi berbagai permasalahan sosial dan psikologis sebagai bagian dari

proses penyesuaian sosialnya. Salah satu tantangan sosial yang dialami oleh

informan adalah masalah teknis berupa bangunan fisik yang mendukung

aksesibilitas mahasiswa disabilitas dengan kursi roda, kurangnya papan

petunjuk dan informasi. Hasil yang serupa juga ditemui dalam penelitian

mengenai kendala umum yan gdihadapi penyandang disbailitas dalam

mengakses ruang publik seperti kendala mengakses gedung dan kendala dalam

memperoleh informasi dan berkomunikasi (Tarsidi, 2012). Minimnya

ketersediaan tenaga pendamping profesional bagi mahasiswa Tuli juga menjadi

salah satu tantangan yang muncul. Hasil serupa juga ditemukan dalam

penelitian yang dilakukan Stinton dan Walter (dalam Liu, 1999) bahwa

keberadaan Juru Bahasa Isyarat, notulen dan bantuan tutor selama berkuliah

sangat diperlukan oleh mahasiswa disabilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

73

Informan juga mengalami tantangan sosial yang berasal dari orang-

orang di sekitarnya. Penolakan-penolakan dan diskriminasi dari teman-

temannya berupa pengucilan saat sesi diskusi dengan kelompok kerja dan tidak

dihargai saat memberikan pendapat. Hal ini juga ditemukan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Groce dan Kett (2014), bahwa mahasiswa disabilitas masih

mendapatkan diskriminasi dan keberadaannya di dalam kelas masih dipandang

negatif.

Selain tantangan dari luar, informan juga menghadapi kesulitan dari

dalam dirinya. Informan menunjukkan tingkat self-esteem yang lebih rendah

karena menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

bergabung dalam kegiatan bersama teman-temannya. Temuan serupa juga

ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Friedlander (2007) bahwa self-

esteem dan dukungan sosial berpengaruh besar terhadap proses penyesuaian diri

mahasiswa di tahun pertama perkuliahan.

Tantangan psikologis lainnya yang dirasakan oleh informan adalah

perasaan terisolasi dan terasingkan oleh lingkungannya karena tidak dilibatkan

secara penuh dalam kegiatan di kelas. Seluruh informan memilih untuk

menyendiri karena merasa tidak dihargai dan tidak dianggap setara dengan

orang-orang di sekitarnya. Hasil yang sama ditemukan oleh Lestari (2016) yang

menemukan bahwa mahasiswa disabilitas lebih memiliki kecenderungan untuk

menarik dirinya dari lingkungan.

Tantangan yang dialami oleh informan sebagai bagian dari proses

penyesuaian sosial dapat diatasi dengan mengembangkan kemampuan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

74

menyesuaikan diri secara sosial. Schneiders (1960) menyebutkan bahwa

individu dapat diterima oleh masyarakat sosial dan menjalin relasi yang sehat

dengan lingkungan apabila memiliki kemampuan untuk menjalin relasi dengan

orang lain, menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang

berlaku agar tercipta hubungan sosial yang harmonis dan sehat.

Penyesuaian sosial dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu participation,

recognition, social approval, altruism, dan conformity (Schneiders, 1960).

Kelima aspek tersebut menunjukkan perilaku-perilaku yang diperlukan oleh

individu untuk dapat mengembangkan kemampuan diri untuk mencapai

penerimaan sosial. Upaya yang dilakukan oleh informan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosial akan membantu informan dalam mengatasi

permasalahan sosial maupun psikologis yang dialaminya sebagai akibat dari

perubahan ke lingkungan yang baru.

Aspek pertama dari upaya individu untuk mengembangkan kemampuan

penyesuaian sosialnya adalah participation. Berpartisipasi dengan cara

melibatkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh fakultas akan

membantu individu untuk membangun relasi pertemanan yang lebih sehat dan

luas (Schneiders, 1960). Ketiga informan melakukan upaya untuk dapat

berpartisipasi dengan kegiatan sosial. Informan mengatakan bahwa dirinya

ingin mengikuti kelompok paduan suara, mengikuti kepanitiaan dan menjadi

bagian dari himpunan fakultas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shevlin,

Kenny dan McNeela (2004), menunjukkan bahwa mahasiswa disabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

75

memiliki keinginan yang sama dengan mahasiswa non-disabled untuk terlibat

dalam kegiatan kampus.

Aspek lain yang juga dimunculkan oleh ketiga informan adalah aspek

recognition di mana informan berusaha untuk menghormati dan menerima hak-

hak orang lain. Informan berusaha untuk tidak melanggar hak-hak orang lain

dengan tidak memaksakan diri untuk terlibat dalam kegiatan dengan mobilitas

yang tinggi. Informan juga berusaha menghindari konflik dengan teman-

temannya. Temuan serupa ditemukan dalam penelitian oleh Mader, Wagner dan

Sumi (2003) bahwa mahasiswa disabilitas akan menghindari konflik dengan

teman-temannya untuk mempertahankan relasi pertemanan.

Informan juga menunjukkan minat dan kepedulian terhadap

kesejahteraan orang lain sebagai bentuk dari upaya mendapatkan social

approval. Informan memiliki kepekaan terhadap kondisi teman-temannya. Hal

ini ditunjukkan oleh informan yang berusaha menyesuaikan diri dengan

kemampuan yang dimiliki oleh teman-temannya. Hasil serupa ditemukan dalam

Daulay dan Rahmawati (2016) yang menemukan bahwa perilaku sosial seperti

menunjukkan empati dan saling menghormati adalah bagian penting yang

mendukung proses penyesuaian sosial mahasiswa disabilitas.

Aspek berikutnya dari penyesuaian sosial adalah perilaku altruism yang

ditandai dengan sifat rendah hati, tidak egois dan bersedia untuk menawarkan

bantuan pada orang lain. Informan menunjukkan kesediaan untuk memabntu

temannya yang kesulitan memahami materi perkuliahan. Informan lainnya juga

bersedia untuk mengajari temannya yang ingin berbahasa isyarat. Meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

76

informan sendiri membutuhkan bantuan, ketiganya tidak pernah menutup diri

untuk membantu orang lain. Hasil penelitian yang serupa ditemukan dalam

Daulay dan Rahmawati (2016), kepuasan diri (personal satisfaction) sebagai

bagian dari pencapaian penyesuaian sosial dapat dicapai dengan memiliki hidup

yang bermanfaat dan bertujuan salah satunya dengan memberikan bantuan pada

orang lain yang membutuhkan.

Aspek terakhir yang diperlukan seseorang untuk menyesuaikan diri

secara sosial adalah conformity. Conformity dapat ditunjukkan dengan perilaku

menghormati dan menaati nilai-nilai integritas hukum, tradisi dan kebiasaan

yang berlaku. Pada konteks perguruan tinggi, conformity dapat terjadi jika

mahasiswa disabiltias mampu menaati peraturan dan kebijakan yang berlaku di

fakultas. Ketiga informan tidak menunjukkan perilaku yang melanggar

peraturan fakultas. Sebaliknya, ketiga informan menunjukkan ketaatan terhadap

nilai-nilai sosial seperti mengumpulkan tugas tepat waktu, datang ke kelas

sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan tidak melakukan tindakan yang

dapat mencemarkan nama baik fakultas. Temuan yang serupa juga ditemukan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2016), bahwa penyandang

disabilitas akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial

yang berlaku dengan emnunjukkan sikap-sikap sosial yang dapat diterima oleh

masyarakat.

Proses penyesuaian sosial sebagai bagian dari kehidupan mahasiswa

disabilitas dapat membantunya mempersiapkan diri untuk kehidupan

selanjutnya yaitu di dunia pekerjaan. Bertahan hidup dalam lingkungan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

77

baru sangatlah tidak mudah, terlebih bagi mahasiswa disabilitas yang masih

kental dengan stigma negatif, diskriminasi dan bentuk-bentuk penolakan

lainnya dari masyarakat. Di sisi lain, mahasiswa disabilitas dituntut untuk dapat

menyesuaikan dirinya dengan tuntutan sosial yang ada agar dapat diterima oleh

lingkungan. Upaya untuk menyesuaikandiri scara sosial dapat dilihat dari

kegigihan untuk mngembangkan kemampuan sosialnya. Dengan

mengembangkan kemampuan tersebut, mahasiswa disabilitas akan mampu

mengembangkan relasi yang sehat, menjalin pertemanan, menunjukkan

perilaku sosial yang dapat diterima dan mampu menghormati serta menaati

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (Lestari, 2016). Mahasiswa disabilitas

yang mampu mengembangkan kemampuannya untuk melakukan penyesuaian

sosial dapat membantunya menikmati masa-masa perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan menghadapi

berbagai tantangan baik itu masalah sosial maupun psikologis sebagai

mahasiswa disabilitas. Tantangan sosial yang dihadapi oleh informan antara

lain mendapatkan penolakan dari pihak teman-teman sesama mahasiswa dan

kurangnya bentuk dukungan dari fakultas, diskriminasi dan keterbatasan akses

fisik maupun akses terhadap tenaga bantuan seperti Juru Bahasa Isyarat bagi

mahasiswa Tuli dan jalur kursi roda bagi mahasiswa yang menggunakan kursi

roda. Kemudian tantangan psikologis yang dialami informan adalah kurangnya

rasa kepercayaan diri, memandang rendah kemampuan diri dan mucnul

perasaan terisolasi sebagai akibat dair penolakan oleh teman-temannya.

Seluruh informan mengalami proses penyesuaian sosial dan

menunjukkn berbagai upaya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara sosial

dengan lingkungan yang baru. Informan berupaya untuk memenuhi aspek-

aspek penyesuaian sosial yaitu participation, recognition, social approval,

altruism, dan conformity agar keberadaannya diakui dan diterima dalam

masyarakat.

Informan dalam penelitian menunjukkan upaya untuk memenuhi aspek

participation dengan melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang

diselenggarakan oleh fakultas. Kegiatan sosial tersebut antara lain kegiatan

kemahasiswaan, kegiatan bersama teman-teman kelas, kegiatan kepanitiaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

79

kegiatan pengembangan kemampuan seperti pengajaran Bahasa Isyarat.

Dengan berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, informan dapat menjalin relasi

yang lebih luas dengan berbagai kalangan yang ada di fakultas.

Seluruh informan berupaya untuk memenuhi aspek recognition dengan

menunjukkan perilaku yang menghargai dan menerima hak-hak orang lain.

Informan menyadari bahwa dengan menghargai orang lain, dirinya juga akan

diharagai oleh orang lain. Perilaku tersebut membantu informan memeiliki

relasi yang lebih akran dengan dosen maupun dengan teman-temannya karena

informan menunjukkan sikap sosial yang dapat diterima oleh orang-orang

sekitarnya.

Seluruh informan menunjukkan upaya untuk mendapatkan social

approval dengan menunjukkan sikap peka dan simpati terhadap teman-

temannya. Informan berusaha untuk memahami kondisi orang-orang di sekitar

dan berusaha sebisa mungkin untuk memahami kondisi orang-orang di sekitar

dan berusaha sebisa mungkin agar tidak merepotkan atau membuat orang lain

merasa kesusahan saat berinterkasi dengan informan.

Informan menunjukkan sifat rendah hati dan tidak egois sebagai bagian

dari pemenuhan aspek altruism. Informan berupaya untuk memberikan

bantuan kepada temannya karena informan memiliki pemahaman yang lebih

baik. Informan juga menunjukkan kesabarannya berusaha mengajari

temannya. Sifat sabar ini membantu informan untuk mengembangkan

kemampuannya dalam berinterkasi dan mengembangkan relasi yang lebih

sehat dengan teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

80

Dua dari tiga informan menunjukkan usaha untuk memenuhi aspek

conformity dengan menunjukkan sikap hormat dan taat terhadap peraturan

yang berlaku dalam fakultas. Informan berusaha mengikuti perkuliahan dan

mengerjakan setiap tugas kuliah yang diterimanya seabgai bagian dari tugas

dan kewajiban mahasiswa meskipun terkendala dalam beberapa hal seperti

komunikasi dan mobilitas. Salah satu informan dapat dikatakan belum

memenuhi aspek ini karena menunjukkan perilaku yang kurang

menghormati orang lain dengan memilih tertidur di kelas ketika dosen

sedang mengajar di kelas. Meskipun begitu, seluruh informan menunjukkan

ketaatan terhadap kesepakatan dalam bentuk mengumpulkan tugas tepat

waktu dan tidak datang terlambat.

Penyesuaian sosial menjadi bagian yang penting dalam prsoes

penyesuaian diri informan sebagai mahasiswa disabilitas tahun pertama-

kedua karena melewati masa transisi yang membutuhkan penyesuaian yang

besar. Upaya-upaya yang dilakukan oleh informan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial membantunya menciptakan

dan menjalin relasi dengan orang lain, mengembangkan kemampuan dirinya

dengan terlibat dalam kegiatan sosial, belajar menghargai orang lain serta

belajar menghormati dan menaati peraturan yang berlaku dalam sebuah

institusi untuk membantunya belajar menghormati norma sosial yang

berlaku dalam budaya di tempatnya tinggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

81

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian terletak pada metode penelitian yang

digunakan yaitu menggunakan metode deduktif atau analisis isi terarah.

Pendekatan deduktif kurang mampu menganalisa temuan-temuan baru yang

ditemukan dalam proses pengambilan data karena peneliti terbatas pada

kerangka penelitian yang menyesuaikan dengan teori yang digunakan dalam

proses pengolahan dan analisis data. Keterbatasan lainnya adalah kurangnya

data pendukung yang mampu menjelaskan keputusan penelitian atas

heterogenitas konteks penelitian.

C. Saran

1. Bagi penyandang disabilitas yang berstatus sebagai calon mahasiswa

atau mahasiswa di sebuah perguruan tinggi

Penyandang disabilitas yang memiliki keinginan untuk meneruskan

pendidikan ke perguruan tinggi atau yang sudah menjadi mahasiswa dapat

melakukan penyesuaian sosial sesuai dengan kemampuan diri masing-

masing. Pengembangan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan

mendorong diri untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan sosial yang

diwadahi oleh fakultas dan menyesuaikan diri dengan sikap sosial yang ada

di lingkungan sekitarnya. Harapannya ke depan mahasiswa disabilitas dapat

bertahan dan mampu mengatasi permasalahan-permasalah yang ditemui.

Mahasiswa disabilitas juga diharapkan memiliki keinginan yang kuat dan

gigih dalam menyelesaikan studinya sebagai ajang pembuktian bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

82

memiliki keterbatasan tidak membatasi kemampuan untuk memperoleh

pendidikan yang lebih tinggi.

2. Bagi institusi pendidikan atau universitas

Institusi pendidikan atau universitas yang sudah menyatakan diri

sebagai lembaga pendidikan yang inklusif diharapkan dapat

mempersiapkan dan membenahi segala saran dan prasarana seperti tata letak

ruangan yang mudah dijangkau, tersedianya papan informasi yang jelas dan

mudah ditemukan, serta sumber daya manusianya seperti Juru Bahasa

Isyarat atau bantuan tutor yang dapat menunjang aktivitias mahasiswa

disabilitas. Terutama dengan banyaknya kesulitan dari lingkungan

sosialnya, institusi pendidikan diharapkan dapat mampu meminimalisir

kesulitan tersebut dengan memastikan bahwa fakultas akan menyikapi

dengan serius setiap hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh penyandang

disabilitas di lingkungan pendidikan tinggi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan

topik serupa yakni penyesuaian sosial pada mahasiswa disabilitas dengan

menggunakan metode induktif agar dapat mengeksplorasi pengalaman

individu lebih dalam dan dapat mengolah dan menganalisis temuan-temuan

baru yang ditemukan dalam proses pengambilan data, sehingga data yang

diperoleh menjadi lebih kaya. Peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan

jenis disabilitas lainnya dengan menyertakan penelitian atau jurnal ilmiah

yang mendukung pertanggungjawaban keputusan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

83

DAFTAR PUSTAKA

Adams, K. S., & Proctor, B. E. (2010). Adaptation to college for students with and

without disabilities: Group differences and predictors. Journal of

Postsecondary Education and Disability, 22(3), 166-184.

Cole, F. L. (1988). Content analysis: Process and application. Clinical Nurse

Specialist, 2(1), 53-57.

Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed

methods approaches. California: SAGE Publications, Inc.

Daulay, D. A. & Rahmawati, A. (2017). Social adjustment of adolescents with

hearing impairment. Advances in Social Science, Education and Humanities

Research (ASSEHR), 81, 296-303.

Desmita. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Offset.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Yogyakarta. (2016). Diakses dari

https://kependudukan.jogjaprov.go.id/olah.php?module=statistik&periode=5

&jenisdata=penduduk&berdasarkan=disabilitas&prop=34&kab=&kec

Dunn, D. S. (2015). The social psychology of disability. USA: Oxford University

Press.

Elo, S., & Kyngas, H. (2007). The qualitative content analysis process. Journal of

Advanced Nursing, 62(1), 107-115.

Firmanda, T. H. (2014). Penyesuaian diri penyandang low vision dalam melewati

pendidikan di perguruan tinggi. Jurnal Psikologi Tabularasa, 9(1), 1-14.

Firmiana, E. M., Wahyudi, M. R., & Lestari, K. E. (2016). Subjective well being

mahasiswa dewasa awal penyandang disabilitas dalam menghadapi tantangan

masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Prosiding Seminar Nasional Psikologi

UGM, Daerah Istimewa Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Diakses dari

http://digilib.umg.ac.id/files/disk1/23/jipptumg--masnierika-2213-1-11.revi-

i.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

84

Friedlander, L. J., Graham, R. J., Shupak, N., & Cribbie, R. (2007). Social-support,

self-esteem, and stress as predictors of adjustment to university among first

year undergraduates. Journal of College Student Development, 48(3), 259-

274.

Gerungan, W. A. (2004). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama

Groce, N. E., & Kett, M. (2014). Youth with disability. Working paper series: No

23. Leonard Cheshire Disability and Inclusive Development Centre,

University College London.

Hartman-Hall, H. M., & Haaga, D. A. F. (2002). College students’ willingness to

seek help for their learning disabilities. Learning Disability Quarterly, 25(4),

263- 274.

Holloway, S. (2001). The experience of higher education from the perspective of

disabled students. Disability & Society, 16(4), 597-615.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Pendidikan

Khusus, Pendidikan Layanan Khusus, Pembelajaran Layanan Khusus Pada

Perguruan Tinggi. Diakses dari

http://www.unm.ac.id/files/surat/permen_tahun2014_nomor046.pdf

International Labour Organization. (2016). Inklusi Penyandang Disabilitas di

Indonesia. Diakses dari

http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_495719/lang--

en/index.htm

Krisnan. (2017, Agustus 22). 10 Penyandang Disabilitas di Indonesia yang

Berprestasi. Meenta.net. Diakses dari https://meenta.net/10-penyandang-

disabilitas-di-indonesia-yang-berprestasi/

Kusdiyati, S., & Fahmi., I. (2015). Observasi psikologi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Lestari, D. S. (2016). Penyesuaian sosial pada mahasiswa tuli. INKLUSI: Journal

of Disability Studies, 3(1), 103-134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

85

Liu, C. (1999). Academic and social adjustment among deaf and hard of hearing

college students in Taiwan. Disertasi Doktor yang tidak diterbitkan,

University of Kansas, Kansas.

Mahalli. (2017, Oktober 26). PSLD dan PSP2M UB gali permasalahan penyandang

disabilitas. PSLD Universitas Brawijaya. Diakses dari

http://psld.ub.ac.id/in/psld- dan-psp2m-ub-gali-permasalahan-penyandang-

disabilitas/

Marder, C., Wagner, M., & Sumi, C. (2003). Social adjustment of youth with

disability. Menlo Park: National Longitudinal Transition Study 2.

McKenzie, K., & Schweitzer, R. D. (2001). Who succeds at university? factors

predicting academy performance in first year Australian university students.

Higher Education Research & Development, 20, 21-33.

Murray, C., Lombardi, A., Bender, F. W., & Gerdes, H. (2012). Social support:

Main and moderating effects on the relation between financial stress and

adjustment among college students with disabilites. Social Psychology of

Education, 16, 277-295.

Ormrod, J. E. (2009). Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan

berkembang, jilid I. Jakarta: Penerbit erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Peraturan

menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia no. 46 tahun 2014.

Diakses dari

https://www.unm.ac.id/files/surat/permen_tahun2014_nomor046.pdf

Primastika, W. (2018, Oktober 11). Penyandang disabilitas masih kesulitan

mengakses perguruan tinggi. Tirto.id. Diakses dari

https://tirto.id/penyandang-disabilitas-masih-sulit-mengakses-perguruan-

tinggi-c6am

Ramsdell, P. E. (2014). The college experience of students with disabilities: Do

transition planning and climate perception relate to academic success? Open

Access Dissertation, University of Rhode Island. Diakses dari

http://digitalcommons.uri.edu/oa_diss/276

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

86

Rifak. (2012, September 1). Isu pendidikan penyandang disabilitas. Kartunet.

Diakses dari https://www.kartunet.com/isu-pendidikan-penyandang-

disabilitas- 1063/

Schneiders, A. W. (1960). Personal adjustment and mental health. New York: Holt,

Rinehart, Winston.

Shevlin, M., Kenny, M., & McNeela, E. (2004). Participation in higher education

for students with disabilities: An Irish perspective. Disability and Society,

19(1), 15-30.

Siswoyo, D., dkk. (2007). Ilmu pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Skalski, P. D., Neuendorf, K. A., & Cajigas, J. A. (2017). Content analysis in the

interactive media age. In K. A. Neuendorf, The Content Analysis Guidebook

Second Edition (pp. 201-403). California: SAGE Publications, Inc.

Soeparman, S. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa

penyandang disabilitas. Indonesian Journal of Disability Studies, 1(1), 12-19.

Soleh, A. (2016). Aksesibilitas penyandang disabilitas terhadap perguruan tinggi.

Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Suwono. (1978). Definisi mahasiswa. Diakses dari

http://definisipengertian.com/2015/pengertian-mahasiswa

Tarsidi, D. (2012). Disabilitas dan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan

tinggi. JASSI_Anakku, 10, 201-205.

Tinklin, T., & Hall, J. (1999). Getting round obstacles: Disabled student's

experiences in higher education in Scotland. Studies in Higher Education,

24(2), 183-194.

Troiano, P. F. (2003). College students and learning disability: Elements of self-

style. Journal of College Student Development, 44(3), 404-419.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

87

Trijoko, H. (2018, Maret 31). Fahmi husein, penyandang disabilitas asal sleman

yang berprestasi. INews. Diakses dari www.inews.id/yogya/amp/fahmi-

husein-penyandang-disabilitas-asal-sleman-yang-berprestasi

Tso, M. & Strnadova, I. (2017). Students with autism transitioning from primary to

secondary schools: parent’s perspective ad experiences. International

Journal of Inclusive Education, 21(4), 389-403.

Ulfah, S. H. (2010). Efikasi diri mahasiswa yang bekerja pada saat penyusunan

skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiah Surakarta.

United Nations. (2006, December 6). Convention on the Rights of Persons with

Disabilities Optional Protocol. United Nations Website. Diakses dari

http://www.un.org/esa/socdev/enable/rights/convtexte.htm

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. (2017). Pusat Layanan Difabel. Diakses

dari http://pld.uin-suka.ac.id

World Health Organization. (2011). World Report On Disability. Diakses dari

https://www.who.int/disabilities/world_report/2011/report/en/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

88

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

89

Kredibilitas

1. Member checking

a. Informan 1 (I1)

Tabel 6

Hasil member checking informan 1

No. Sebelum Sesudah

1 I1 memiliki cita-cita sebagai

hacker karena sesuai dengan

kebutuhan saat ini.

I1 mengubah cita-citanya

menjadi programmer data

karena kesulitan memahami

materi perkuliahan

2 I1 merasa down karena

mendapat nilai rendah

I1 merasa tidak bersemangat

untuk datang ke kelas setelah

mendapatkan nilai yang lebih

rendah dibanding teman-

temannya

3 I1 merasa marah dengan lift

yang tidak berfungsi

I1 merasa kecewa dan

berusaha menerima jika lift

yang ditumpangi sedang tidak

berfungsi

b. Informan 2 (I2)

Tabel 7

Hasil member checking informan 2

No. Sebelum Sesudah

1 I2 merasa tidak nyaman

dengan perlakuan teman-

teman yang sering mengajak

tos.

I2 merasa marah dan kesal.

Rasanya ingin memukul dan

menegur namun memilih

untuk mengabaikan saja.

2 I2 tidak peduli jika tidak ada

yang ingin bekerja

bersamanya.

I2 menyayangkan sikap

teman-temannya dan lebih

memilih untuk berdiam diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

90

2. Bias

Sebuah strategi diperlukan untuk menguji kredibilitas sebuah

penelitian, salah satu strateginya dengan melakukan bias. Strategi bias dapat

dilakukan untuk mengetahui latar belakang peneliti yang dapat

mempengaruhi proses interpretasi data dan hasil penelitian, dalam kasus ini

adalah penelitian mengenai penyesuaian sosial dan mahasiswa disabilitas.

Awalnya, peneliti memahami penyesuaian diri dan penyesuaian sosial adalah

hal yang sama. Namun setelah peneliti membaca beberapa literatur terkait dan

bertanya pada orang-orang yang ahli di bidang tersebut, peneliti pun memiliki

pemahaman baru. Bahwa penyesuaian sosial merupakan bagian dari

penyesuaian diri individu namun terhadap tuntutan dari lingkungan sosialnya.

Peneliti melakukan refleksi dengan memposisikan diri kembali

sebagai mahasiswa di awal tahun perkuliahan yang harus berjuang untuk

menyesuaikan diri di tempat yang baru dengan sendirian. Melakukan

konformitas, menghormati budaya dan norma sosial yang berlaku dan

melibatkan diri dalam kegiatan yang ada merupakan sebagian dari usaha

untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Sebelumnya, peneliti sudah terjun terlebih dahulu dalam dunia teman-

teman disabilitas. Peneliti mendapat kesempatan untuk mengenal tentang

dunia disabilitas dan berinteraksi langsung dengan teman-teman difabel.

Dalam waktu yang singkat, peneliti mendapat begitu banyak pengetahuan

baru, sehingga seringkali peneliti merasa dikejar-kejar untuk memahami

tentang dunia disabilitas. Informasi dan kebijakan yang berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

91

disabilitas mengalami banyak sekali perkembangan, sehingga seringkali

peneliti merasa kebingungan untuk mencari informasi yang paling akurat dan

terbaru.

Salah satu isu tentang disabilitas yang paling mencuri perhatian

adalah tentang kesetaraan hak dalam memperoleh pendidikan yang layak.

Awalnya peneliti mengira bahwa dengan adanya sekolah luar biasa yang

memang diperuntukkan untuk teman-teman disabilitas sudah cukup layak

untuk mempersiapkan mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan

inklusif. Namun, pemahaman tersebut berubah semenjak peneliti mulai

berteman dengan teman-teman disabilitas dan bekerja di sebuah lembaga

yang memfokuskan diri pada kesejahteraan mahasiswa disabilitas. Peneliti

menjadi paham bahwa mahasiswa disabilitas menemui berbagai kesulitan

semenjak awal perkuliahan, di sinilah mahasiswa disabilitas dituntut untuk

dapat menyesuaikan dirinya dengan baik.

Awalnya, peneliti memahami penyandang disabilitas sebagai individu

yang dengan kemampuan yang sangat minim dan sangat terbatas. Selain itu

ruang gerak penyandang disabilitas rasanya sangat kurang dan potensi untuk

mengembang kemampuan dirinya menjadi berkurang. Namun setelah peneliti

berdinamika secara langsung dengan teman-teman disabilitas, peneliti

melihat bahwa teman-teman disabilitas tidak berbeda dengan teman-teman

lainnya. Mereka memiliki kemampuannya masing- masing dan memiliki

dorongan yang besar untuk dapat mengembangkan potensi dirinya. Terlepas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

92

dari berbagai kesulitan dan tantangan yang selalu mereka temui dalam

keadaan apapun.

Peneliti pun bertekad untuk mencari informasi lebih lanjut dan lebih

akurat terkait dengan topik penelitian ini yaitu penyesuaian sosial dan

mahasiswa disabilitas. Berbagai bacaan dan informasi yang diperoleh oleh

peneliti diharapkan dapat semakin meminimalisir adanya bias dari peneliti

dalam proses pengolahan dan analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

93

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANTA DHARMA Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Berkaitan dengan tugas akhir tentang penyesuaian diri ke perguruan tinggi pada mahasiswa penyandang disabilitas di Yogyakarta, saya: Nama : Status : Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta NIM : yang akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini akan melibatkan informan penelitian dengan kriteria seorang penyandang disabilitas yang berstatus sebagai mahasiswa tahun pertama-kedua di Yogyakarta. Dengan demikian, saya memohon kesediaan anda: Nama : Sebagai : Informan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dinamika proses penyesuaian diri ke perguruan tinggi pada mahasiswa penyandang disabilitas. Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus yang saya teliti serta adanya penggunaan alat perekam sebagai sarana untuk membantu keseluruhan proses. Selain itu, proses wawancara akan dilakukan beberapa kali pada waktu yang berbeda guna memperoleh informasi secara lengkap. Oleh sebab itu, saya memohon kesediaan waktu dari informan untuk pengambilan data. Selama wawancara, informan mungkin akan mengingat peristiwa yang tidak menyenangkan terkait pengalaman informan dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa penyandang disabilitas. Apabila hal tersebut terjadi, peneliti berkewajiban memberikan waktu jeda dan berusaha memberikan ketenangan bagi informan. Dalam setiap proses wawancara, informan bebas mengajukan keberatan apabila merasa ada hal yang tidak sesuai dengan harapan. Informan juga berhak menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Sehingga apabila informan bersedia mengikuti penelitian ini, informan juga bebas mengundurkan diri sewaktu-waktu. Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses ini akan diolah untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENYESUAIAN SOSIAL (SOCIAL ADJUSTMENTrepository.usd.ac.id/35557/2/149114084_full.pdfPenyesuaian sosial dapat menjadi bentuk penyesuaian diri yang cukup menantang bagi beberapa orang,

94

informan berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti sehingga informan diharapkan dapat memberikan informasi dengan apa adanya dan terbuka.

(nama peneliti)

Penelliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI