DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP
PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA
(STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Virsa Alfareshya
NIM. 11140840000016
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP
PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA
(STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Virsa Alfareshya
11140840000016
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Djaka Badranaya, ME
NIP. 19770530 200701 1 108
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H / 2018 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 12 September 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Virsa Alfareshya
2. NIM : 11140840000016
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : “Dampak Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu
Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi
Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa
Rawa Burung)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tangerang, 06 November 2018
1. Arief Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 1 003 ( ______________________)
Penguji 1
2. Rahmah Farahdita Soeyatno, SP., M.Si
NIP. (_______________________)
Penguji 2
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Kamis, 13 Desember 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Virsa Alfareshya
2. NIM : 11140840000016
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Dampak Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu
Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi
Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa
Rawa Burung)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Desember 2018
1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si ( )
NIP. 19760430 201101 1 002 Ketua Sidang
2. Djaka Badranaya, ME ( )
NIP. 19770530 200701 1 108 Sekretaris
3. Djaka Badranaya, ME ( )
NIP. 19770530 200701 1 108 Pembimbing I
4. Drs. Rusdianto, M.Sc ( )
NIP. 19550104 198403 1 001 Penguji Ahli
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Virsa Alfareshya
NIM : 11140840000016
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa
menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya
3. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang
dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 21 November 2018
Virsa Alfareshya
11140840000016
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Virsa Alfareshya
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Villa Tomang Baru Blok K2 No.7
Rt 01Rw 015, Kelurahan Kutabumi
Kecamatan Pasarkemis. Kabupaten
Tangerang. Provinsi Banten 15560
No. Telepone/HP : 08983389410
E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2002-2008 : SDIT Muhammadiyah Pasarkemis
2008-2011 : SMP Muhammadiyah Pasarkemis
2011-2014 : SMAN 24 Kabupaten Tangerang
2014-2018 : FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Osis Divisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan 2011-2012
2. HMJ Ekonomi Pembangunan Divisi Olahraga dan Seni 2016-2017
IV. PENGALAMAN KERJA
1. Karyawan PT Angkasa Pura 2 2016-Sekarang
ii
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the impact of the Soekarno-Hatta
International Airport development project (runway runway 3) on economic
development, employme opportunities, land acquisition. The research location is
in the residents of Rawa Burung Village and in the area of Terminal 2 of
Soekarno-Hatta International Airport, where the majority of the average
community of Rawa Burung Village works at the Airport. The types of data in this
study are primary data by observing and distributing questionnaires, and
secondary data with sources from journals, news, papers, newspapers. Analysis of
this research data using data frequency distribution. This study uses a descriptive
method with a qualitative approach. The results of this study indicate that there is
an increase in the opportunity to work in the community of Rawa Burung Village
in the scope of PT Angkasa Pura 2 and the conversion of community land from
agriculture, plantations, houses to be used as a construction project for Soekarno-
Hatta International Airport. Rawa Burung Village.
Keywords: Soekarno-Hatta Airport, Job Change, Change In Land Value
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisa dampak proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perkembangan
ekonomi, kesempatan pekerjaan, pembebasan lahan. Lokasi penelitian di
penduduk Desa Rawa Burung dan dikawasan Terminal 2 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang mayoritas rata-rata masyarakat Desa Rawa Burung bekerja
di Bandara. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan
observasi dan menyebarkan kuesioner, dan data sekunder dengan sumber-sumber
dari jurnal-jurnal, berita, makalah, koran. Analisis data penelitian ini
menggunakan distribusi frekuensi data. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terjadi peningkatan kesempatan bekerja pada masyarakat Desa Rawa Burung di
ruang lingkup PT Angkasa Pura 2 dan terjadi alih fungsi lahan masyarakat dari
pertanian, perkebunan, rumah tinggal untuk dijadikan proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan itu terjadi menaiknya harga tanah
dikawasan Desa Rawa Burung.
Kata Kunci: Bandara Soekarno-Hatta, Perubahan Pekerjaan, Perubahan Nilai
Lahan
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat,
keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA
INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY
3) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR
BANDARA (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)” dengan baik.
Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan
dan bantuan serta semangat dan do’a dari orang-orang di sekeliling penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayah dan Ibu Djoko Purnomo dan Dwi Nurhayati tercinta yang telah
banyak memberikan motivasi, nasihat, dan dorongan baik materi maupun
moril serta senantiasa berdo'a demi keberhasilan anaknya dalam menuntut
ilmu sebagai bekal baik di dunia maupun akhirat kelak. Serta adik tercinta
Shavira Larasati dan Bayu Wibisono yang selalu menyemangati dan juga
mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
4. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
penulis yang telah banyak memberikan banyak arahan dan ilmu yang
bermanfaat selama perkuliahan.
5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Sofyan Rizal, M.Si selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta atas perannya untuk selalu memberikan
bimbingan kepada penulis baik dalam bentuk akademik maupun non-
akademik.
6. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu tambahan kepada
penulis. Segala arahan dan perhatiannya menjadikan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang
beliau berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah membalas
kebaikan Bapak.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama
perkuliahan serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.
8. Sendi Irfan , Babay, yang telah membantu saya dalam proses observasi ke
Desa Rawa Burung.
9. Terima kasih kepada Kawan-kawan Kosan Lay yaitu, Rian Azhari
Situmorang, Gilang Yoyo Ginata, Hasan Hidayat, Lutfy Nugraha,
Maulana Ilham, Maulana Yusuf, Yusuf Sukabumi, Roni, Kopral Wafa,
Alfian Ramadhan yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Yang
ada disaat lagi senang dan duka.
10. Terima kasih kepada Band Kosan yang terdiri dari tiga orang Virsa
Alfareshya, Rian Azhari Situmorang, dan Gilang Yoyo Ginata yang selalu
mengisi waktu luang main band bareng agar kuliah menjadi semangat.
11. Seluruh teman-teman HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan wadah berproses kepada penulis
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kalian semua selalu
diberikan kesuksesan dan kelancaran dalam berorganisasi dan
vi
kehidupan perkuliahan.
12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 yang telah memberikan
banyak bantuan, motivasi, dan semangat serta do’a hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Seluruh sahabat-sahabat di KKN TIME 2017 yang memberikan wadah
bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
14. Terima kasih kepada bang Erin Rosadi, teman-teman GCA yang telah
memberikan motivasi dan sharing-sharing dan segenap seluruh
karyawan PT Angkasa Pura 2 yang telah membantu proses pembuatan
skripsi ini.
15. Dan kepada semua manusia yang ada di dunia ini, terima kasih kalian
semua sudah melakukan yang terbaik bagi hidup kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini mampu memberikan banyak
manfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama
bagi penelitian yang sejenis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tangerang, 21 November 2018
Virsa Alfareshya
11140840000016
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Batasan masalah .................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Landasan teori ..................................................................................... 10
B. Uraian teoritis ..................................................................................... 12
1. Infrastruktur .................................................................................... 12
2. Pembangunan Ekonomi .................................................................. 13
3. Aspek Sosial Dalam Pembangunan ................................................ 16
4. Tanah .............................................................................................. 19
a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya ...................................... 19
b. Hak Milik atas Tanah .............................................................. 20
c. Perubahan Penggunaan Tanah ................................................. 20
d. Perubahan Nilai Tanah ............................................................ 21
5. Pekerjaan ........................................................................................ 22
6. Pengembangan Wilayah ................................................................. 23
7. Faktor Perkembangan pada Ekonomi Pedesaan .............................. 25
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 27
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 35
viii
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 35
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 35
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36
1. Data Primer .................................................................................... 37
2. Data Sekunder ................................................................................ 37
D. Metode dan Teknik Analisis Data ....................................................... 38
E. Data Operasional ................................................................................. 38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................. 40
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 40
1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 40
a. Profil Sejarah Perusahaan ........................................................ 40
b. Profil Sejarah Desa .................................................................. 42
2. Profil Informan ............................................................................... 43
a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 43
b. Karakteristik Berdasarkan Usia ............................................... 44
c. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 44
d. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Tanggungan ...................... 45
e. Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan .......................... 46
f. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ....................................... 46
B. Analisis dan Pembahasan .................................................................... 49
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Desa Rawa Burung .... 50
a. Tahap Pra Konstruksi ............................................................... 50
1) Keresahan Masyarakat ........................................................ 50
b. Tahap Konstruksi ..................................................................... 52
1) Terciptanya Kesempatan Kerja ............................................ 52
2) Terciptanya Peluang Berusaha dan Peningkatan Pendapatan ..
................................................................................................ 52
3) Gangguan Aktivitas Bandara ............................................... 53
c. Tahap Operasi .......................................................................... 54
1) Peningkatan Kebisingan dan Limbah Padat ......................... 54
2. Persepsi Masyarakat Mengenai Proyek Pembangunan ................... 55
3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Rawa Burung ...................... 59
ix
4. Informasi Kesempatan Kerja Masyarakat Desa .............................. 61
5. Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ..................................... 64
a. Kepemilikan Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan ........... 64
b. Kepemilikan Luas Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan .......
................................................................................................ 65
c. Alih Fungsi Tanah di Desa Rawa Burung ................................ 65
d. Jual Beli Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ............... 66
e. Dampak Proyek Pembangunan Terhadap Harga Tanah ........... 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 69
A. Kesimpulan ......................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 75
x
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat 3
1.2 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 4
4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sebelum
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
47
4.2
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sesudah
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
47
4.3 Distribusi Jawaban Informan Dampak Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
55
4.4 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada
Masyarakat Desa Rawa Burung Sebelum Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
59
4.5 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada
Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
59
4.6 Distribusi Jawaban Informan Informasi Kesempatan Kerja
Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
61
4.7 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Dampak Proyek
Pembangunan Terhadap Nilai Jual Tanah di Desa Rawa Burung
62
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 5
2.1 Kerangka Konseptual 33
4.1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta 42
4.2 Peta Desa Rawa Burung 43
4.3 Profil Informan Berdasarkan Jenis Kelamin 43
4.4 Profil Informan Berdasarkan Usia 44
4.5 Profil Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 46
4.6 Profil Informan Berdasarkan Jumlah Tanggungan 46
4.7 Profil Informan Berdasarkan Status Pernikahan 44
4.8 Profil Informan Berdasarkan Pekerjaan 48
4.9 Pendapatan Sebelum dan Sesudah Proyek 60
4.10 Kepemilikan Tanah didekat Area Proyek Pembangunan 64
4.11 Kepemilikan Luas Lahan Desa Rawa Burung 65
4.12 Alih Fungsi Tanah Desa Rawa Burung 66
4.13 Jual Beli Kepemilikan Tanah Desa Rawa Burung 67
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
75
2 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
76
3 Surat Izin Jawaban Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 77
4 Surat Izin Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 untuk
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
78
5 Surat Izin dari Kesatuan Bangsa dan Politik
(KESBANGPOL) Kabupaten Tangerang
79
6 Frekuensi Data 80
7 Kuesioner Penelitian 88
8 Foto Objek Penelitian 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud jika didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,
telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan infrastruktur
memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan interaksi sosial
dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik keadaan
infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap interaksi sosial
ekonomi suatu wilayah serta akan memacu kemajuan dan perkembangan
suatu wilayah. Dalam perkembangannya kota-kota di Indonesia
mengalami perubahan aktivitas yang didalamnya termasuk perubahan
pemanfaatan atau penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan
mengindikasikan terjadinya pembangunan. Pembangunan merupakan
suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya
sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi,
dan institusional demi mencapai kehidupan yang serba lebih baik.
Setiap pembangunan tentu menghasilkan dampak dalam
pembangunan ekonomi akan memberikan dampak pada pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. Pertumbuhan ekonomi sendiri
akan berpengaruh terhadap investasi. Sedangkan peningkatan kualitas
hidup akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, karena
dengan pembangunan infrastruktur dapat mengurangi kemiskinan dan
jumlah pengangguran suatu negara atau daerah. Dampak adalah sesuatu
yang muncul setelah adanya suatu kejadian. Dampak dari upaya
pengembangan suatu kota yang dilakukan berdasarkan pada peran dan
fungsi kota melalui suatu kebijakan pembangunan kota pada aspek fisik
dapat meliputi meningkatnya intensitas penggunaan lahan kota dan
penyediaan sarana dan prasarana kota, serta menurunnya kualitas
lingkungan kota. Sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai
pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu wilayah. Adanya
fungsi demikian dapat terlihat dari sejauhmana kepesatan yang terjadi
2
pada penggunaan lahan suatu wilayah, serta intensitas dan frekuensi
pergerakan sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas ini akan lebih meningkat
bilamana suatu wilayah juga didukung oleh ketersediaan sistem
transportasi yang lengkap dan membentuk integrasi antar moda, baik moda
jalan, moda rel, moda laut, dan moda udara. Simpul yang menghubungkan
antara moda transportasi tersebut seperti halnya bandar udara akan
menjadi pusat pertumbuhan baru dan membangkitkan tumbuhnya
kegiatan-kegiatan lain disekitarnya.
Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia yang berada
di Kota Tangerang dalam tiga tahun terakhir ini pada 2015-2018 semakin
menjadi perhatian luas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penumpang
yang semakin banyak dari tahun 2015 ke tahun 2018 yang berangkat atau
datang dari Kota Tangerang ini. Dengan itu pihak PT Angkasa Pura 2
(Persero) menargetkan untuk menambah fasilitas dan kenyamanan di
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena jasa penerbangan ini sangat
vital kontribusinya untuk banyak orang.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah sebuah Bandara
udara yang terletak di wilayah Kota Tangerang Banten, Indonesia.
Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia dan
luar Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura, Thailand dan
lain lain. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Soekarno-Hatta adalah
Bandara terbesar di Indonesia yang diikuti Bandara Kualanamu dan
Bandara I Gusti Ngurah Rai, karena letaknya sangat dekat dengan pusat
kota. Keberadaan Bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan dikota
Tangerang dibatasi ketinggiannya yang pada akhirnya berdampak terhadap
sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Tangerang. Selain itu, bandara juga
diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin
penerbangan mendapatkan kemudahan di Indonesia tahun 1985.
Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di
Tangerang membuat pergerakan penumpang maupun pesawat di bandara
ini terus meningkat. Bahkan, bandara ini disebut menjadi yang tersibuk di
kawasan ASEAN dinilai dari penilaian Skytrax pada tahun 2018.
3
Kalau dilihat dari 4 negara besar di ASEAN yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand. Indonesia menempati tempat pertama
sebagai Bandara tersibuk di ASEAN, Bandara tersibuk kedua di ASEAN
adalah negara tetangga yaitu Bandara Internasional Kuala Lumpur
Malaysia. Di posisi ketiga ditempati oleh Bandara Internasional Changi,
dan posisi ke empat ditempati oleh Bandara Suvarnabhumi. Bandara
Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi pertama tersibuk di
ASEAN dikarenakan penambahan fasilitas seperti East Cross Taxi Way
dan penambahan rapid exit taxi way.
Tabel 1.1
Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat
Nama Bandara Negara Pergerakan Pesawat
2015 2016 2017 2018
Soekarno-Hatta Indonesia 1064 1074 1100 1200
Kuala Lumpur Malaysia 876 903 942 971
Changi Singapura 861 882 915 948
Suvarnabhumi Thailand 803 831 845 868
Sumber: Skytrax 2018
Berdasarkan Gambar 1.1 bahwa Bandara Internasional Soekarno-
Hatta mengalami kenaikan pegerakan pesawat yang singnifikan dari Tahun
2015-2018. Yang pada tahun 2015 hanya 1064 meningkat ditahun 2016
menjadi 1074. Dan meningkat lagi pada tahun 2017 yaitu 1100, dan pada
tahun ini 2018 juga mengalami peningkatan yaitu 1200. Hal ini disebabkan
karna semakin padat aktivitas pergerakan pesawat take off dan landing dan
tersibuk Bandara Soekarno-Hatta.
Kapasitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang telah
melebihi kapasitasnya pada 3 tahun terakhir ini 2015-2018 jumlah
penumpang sangat banyak Hal tersebut terlihat dari jumlah pergerakan
penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada semester
pertama (Januari-Juni 2015) yaitu mencapai 29.765.845 di semester
keduanya (Juli-Desember 2015) 30.450.602 penumpang. Pada tahun 2016
4
jumlah menaik disemester pertama (Januari-Juni 2016) 30.980.665 dan
pada semester keduanya (Juli-Desember) 31.234.785 penumpang. Ditahun
2017 juga ikut menaik pada semester (Januari-Juni 2017) 31.531.076 dan
disemester keduanya (Juli-Desember 2017) 31.976.843 penumpang. Dan
ditahun 2018 semakin padat yang pada semester pertamanya (Januari-Juni
2018) 32.424.261 dan pada semester keduanya (Juli-Desember 2018)
tahun demi tahun kepadatan penumpang di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta mengalami peningkatan.
Tabel 1.2
Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
Bulan Tahun
2015 2016 2017 2018
Januari Semester
pertama
(Januari-
Juni)
29.765.845
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
30.980.665
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
31.531.076
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
32.424.261
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli Semester
kedua (Juli-
Desember)
30.450.602
Semester
kedua (Juli-
Desember)
31.234.785
Semester
kedua (Juli-
Desember)
31.976.843
Semester
kedua (Juli-
Desember)
32.967.831
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018
5
Gambar 1.1
Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018
Dengan hal ini memungkinkan untuk dilebarkan area landasan pacu
runway 3 mengingat keselamatan penerbangan dan dikarenakan angka
pergerakan pesawat, yaitu take off dan landing per jam sudah sangat padat,
bahkan sampai menyebabkan beberapa kali pesawat antri saat hendak
terbang maupun mendarat. Bertambahnya fasilitas sisi udara di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan semakin memperkaya pergerakan
pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional tentunya akan
memperlancar pergerakan pesawat. Hal ini akan membantu dalam
mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan. Disamping itu, tentu akan
berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia
karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka.
Proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
merupakan upaya pihak PT Angkasa Pura 2 (Persero) dalam perluasan
area landasan pacu runway 3 Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta ini memang belum selesai secara keseluruhan, namun
dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal mula proyek
pembangunan ini berjalan. Dengan adanya proyek pembangunan Bandara
28,000,000
29,000,000
30,000,000
31,000,000
32,000,000
33,000,000
34,000,000
2015 2016 2017 2018
Semester Pertama
Semester Kedua
6
akan berdampak pada perubahan alih fungsi lahan, nilai jual beli lahan,
ketenagakerjaan disekitar proyek pembangunan landasan pacu runway 3.
Konsekuensi yang harus ditanggung dari pembangunan ini adalah tergusur
nya lahan pertanian, perkebunan, rumah tinggal yang kemudian beralih
fungsi menjadi landasan pacu runway 3.
Kecamatan Kosambi dengan luas wilayah 2.921,38 Ha atau 29.452
km², terdiri dari wilayah daratan seluas 2.441 Ha atau 24.410 km², dan
wilayah perairan/sawah seluas 480 Ha atau 5.042 km². terbagi atas 7 desa
dan 3 kelurahan terletak pada posisi membentang dari utara ke selatan
sepanjang 7 Km dan dari barat ke timur sepanjang 18 Km, secara geografis
terletak antara 6°.00 sampai 6°.05 lintang selatan dan 106°.40 sampai
106°.45 bujur timur dengan batas sebagai berikut sebelah utara berbatasan
dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah
selatan berbatasan dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kota
Tangerang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga. Ini
diharapkan dapat menjadi daerah perluasan landasan pacu runway 3
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Desa Rawa Burung juga
merupakan salah satu dari 7 Desa yang terkena dari pengaruh
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang berjarak 1-2
km dari Bandara luas Desa Rawa Burung. Tanah yang dibebaskan
mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan
Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong
Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas.
Proyek pembangunan landasan pacu runway 3 diprediksi memakan
ribuan hektar di 7 Desa ini semua menimbulkan dampak pergeseran
peralihan ekonomi, lahan, ketenagakerjaan. Namun dampak yang paling
dirasakan oleh masyarakat adalah kehilangan lahan rumah tinggal yang
menjadi tempat tinggal masyarakat Desa Rawa Burung yang sudah lama
mereka tempati. Desa Rawa Burung salah satu desa yang terkena imbas
langsung dari pembangunan landasan pacu runway 3. Proyek yang sudah
dilaksanakan oleh PT Angkasa Pura 2 (Persero) sebagai salah satu BUMN
dengan sub kontraktor yaitu PT. PP (Pembangunan Perumahan), PT
7
Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan PT Waskita (Pembangunan
pondasi dan infrastruktur Bandara).
Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan
harus tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama
pembangunan yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat. Walaupun
sebenarnya eksternalitas dari pembangunan tersebut menimbulkan dampak
positif dan negatif khususnya bagi masyarakat petani, peternak akibat dari
pengalih fungsian lahan. Dalam hal ini PT Angkasa Pura 2 (Persero)
mengharapkan akan adanya dampak positif bagi masyarakat sekitar
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, membawa dampak keuntungan
positif bagi masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para
perencana serta pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan
penghasilan dan penghidupan yang layak.
Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas
yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang
dirugikan khususnya para petani dalam proses proyek pembangunan
Bandara tersebut, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata
pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual. Output
sosial ekonomi yang akan ditimbulkan oleh proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Maka dengan itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan menulis skripsi yang berjudul “Dampak Proyek
Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan
Pacu Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk
Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa Rawa Burung)”. Hal ini tentu tidak
lepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
8
1. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perekonomian
masyarakat sekitar Bandara.
2. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi
ketenagakerjaan masyarakat sekitar Bandara.
3. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarmo-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi lahan
masyarakat sekitar Bandara.
C. Batasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang
dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis
menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang akan di
bahas yaitu mengenai proyek pembangunan runway atau landasan
pacu 3.
2. Lapangan pekerjaan masyarakat sekitar Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.
3. Penduduk sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencakup
wilayah Desa Rawa Burung, Kabupaten Tangerang.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak perekonomian masyarakat sekitar
Bandara terhadap proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah proyek
pembangunan Bandara.
2. Untuk mengetahui dampak kondisi ketenagakerjaan masyarakat
sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway
3) setelah proyek pembangunan Bandara.
9
3. Untuk mengetahui dampak kondisi lahan masyarakat sekitar Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah
pembangunan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Pihak Pemerintah
Diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi
Pemerintah dalam meningkatkan ekonomi bagi masyarakat yang
berada di sekitar pembangunan fasilitas transportasi, dalam hal ini
Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
2. Manfaat Pihak Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan
referensi ilmu pengetahuan dibidang ekonomi, khususnya dalam
bidang ekonomi pembangunan.
3. Manfaat Pihak Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menambah
pengetahuan serta menjadi media untuk ikut berpatisipasi dalam
pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia pendidikan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori pusat pertumbuhan, pemikiran awal tentang pusat
pertumbuhan dicetuskan oleh (Francois Perroux 1949) yaitu tentang
adanya konsentrasi kegiatan industri pada daerah tertentu yang kemudian
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, kemudian berkembang
menjadi konsep pusat pertumbuhan yang dalam bahasa Prancis dinamakan
sebagai pole de croissance.
Menurut (Tarigan, 2009:49) Growth Pole dapat diartikan dengan 2
cara yaitu: (a) Secara Fungsional, adalah suatu konsentrasi kelompok
usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur
kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupaan ekonomi baik
kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (b) Secara Geografis,
adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan
sehingga menjadi daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan
berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi disuatu tempat tanpa
adanya hubungan antara usaha-usaha tersebut.
Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alternatif untuk
menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi manakala diarahkan pada daerah-
daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah akan mempercepat
terjadinya kemajuan ekonomi karena secara tidak langsung kemajuan
daerah akan membuat masyarakat mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya.
Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat
pertumbuhan dikarenakan adanya keuntungan aglomerasi yang didapat
dari keputusan untuk berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi.
Keuntungan agglomerasi ini didapat karena adanya keuntungan skala yang
berasal dari antara lain: fasilitas–fasilitas perbankan, sosial, pemerintahan,
pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu (Richardson dalam
Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
11
berinvestasi didaerah aglomerasi, sehingga menyebabkan industri–industri
menjadi terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar).
Industri inti mempunyai peran yang sangat penting dalammenggerakkan
perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita, 2005:61).
Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah-daerah yang
memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya
kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan
membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya (Ardila, 2012:17).
Pusat pertumbuhan (growth pole) tidak terjadi di segala tempat, tetapi
hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu, yang mempunyai berbagai
variabel dengan intensitas yang berbeda-beda. Jika ditinjau secara
geografis pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yg memiliki banyak
fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of
attraction). Salah satu strategi untuk mengurangi ketimpangan
pengembangan wilayah adalah dengan mengembangkan wilayah tertentu
menjadi pusat pertumbuhan (growth pole) secara menyebar (Rahayu dan
Eko, 2014).
Menurut Rondinelli dan Unwin dalam (Mercado, 2002:8) bahwa teori
pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di
Negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat
modal di pusat kota. Teori pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan
bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down
effect (dampak penetasan ke bawah) dan menciptakan spread effect
(dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke pedesaan.
Menurut Stohr dalam (Mercado, 2002:4), konsep pusat pertumbuhan
mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat
dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan
output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat
memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda
(multiple effect) pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas (Sukesi.
12
2010:34). Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi
(pembangunan di wilayah perkotaan) dan industrialisasi (hanya pada
sektor industry). Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa
kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium (keseimbangan dalam
distribusi spasial ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down
dengan sendirinya akan terjadi kesejahteraan di perkotaan tercapai dan
dimuulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan
yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan pedesaan melalui
beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan
besar (Sukesi, 2010:36).
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara,
yaitu secara fungsional dan geografis. Secara fungsional, pusat
pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha yang karena
sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu
menstimulasi kehidupan ekonomi, baik ke dalam maupun ke luar. Apabila
dilihat secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang
memiliki banyak fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya
tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai usaha tertarik untuk
berlokasi di situ dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas
yang ada di lokasi tersebut. Kriteria pusat pertumbuhan, yaitu sebagai
daerah cepat tumbuh, memiliki sektor unggulan, dan mempunyai interaksi
ekonomi dengan daerah belakangnya (Tarigan, 2006:77).
B. Uraian Teoritis
1. Infrastruktur
Pengertian Infrastruktur menurut (Arsyad Lincolin, 2011:102)
mengatakan bahwa infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan
sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan fasilitas
publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk dapat
memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu
kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dimana infrsatruktur
dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan
13
prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan
sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem
lingkungan.
Menurut (Kodatie, 2011:26) infrastruktur sebagai pendukung
utama sistem sosial dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks
keterpaduan dan menyeluruh. Infrastruktur merupakan wadah
sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan
infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju
pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh
karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen
infrastruktur dapat diarahakan untuk mendukung perkembangan
ekonomi suatu kawasan wilayah.
Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan
memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya
infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa
memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak
lingkungan pada hakekatnya juga akan merugikan manusia dan
makhluk hidup lainnya (sebagai bagian dari ekosistem). Oleh
karenanya infrastruktur harus dimengerti dan dipahami fungsinya
sebagai suatu alat untuk menata kehidupan manusia dengan
memperhatikan alam. Infrastruktur yang mendukung sekaligus berguna
bagi kelangsungan para pengguna alat transportasi. Infrastruktur
transportasi yang baik semestinya bisa memberikan kenyamanan
sekaligus kenyamanan bagi para penumpangnya, contoh infrastruktur
transportasi adalah stasiun, pelabuhan, jalan tol, jalan-jalan raya,
rambu lalu lintas, bandara, dsb.
2. Pembangunan Ekonomi
Ekonomi pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-
negara yang berpendapatan rendah. Fokus ekonomi pembangunan
14
bukan hanya pada metode-metode peningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan potensial
bagi populasi secara masal, misalnya, melalui kesehatan dan
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur
publik maupun swasta. (Witjaksono,2006:9).
Menurut (Mahyudi, 2004:1) Pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-
perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat
pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik
perannya terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun
perannnya dalam penyediaan lapangan kerja. Pembangunan ekonomi
lebih menitik beratkan pada upaya-upaya meningkatkan pendapatan
per kapita masyarakat atas GDP (gross domestic product) yang disertai
dengan perombakan dan modernisasi dari sektor-sektor ekonomi serta
memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity)
sedangkan pertumbuhan ekonomi lebih kepada upaya kenaikan GDP
dan tidak memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil
dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada
perubahan dalam struktur ekonominya atau tidak.
Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan
semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi
semakin meningkat (Sukirno, 2006:3). Menurut Sukirno kesejahteraan
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pendapatan perkapita
b. Komposisi umur penduduk
c. Pola pengeluaran masyarakat
d. Komposisi pendapatan nasional
e. Perbedaan masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat
f. Keadaan pengangguran
15
Hal ini berarti pembangunan ekonomi sebagai proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat terus-menerus
bertambah dalam jangka panjang. Menurut (Arsyad Lincolin,
2010:374) pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber daya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut. Tolak ukur
keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi,
dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar
daerah dan antar sektor.
Menurut (Suryana, 2000:63), menyebutkan ada empat model
pembangunan, yaitu model pembangunan ekonomi yang beorientasi
pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan
kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan
tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup,
peningkatan barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru
dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup
minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas
maksimal.
(Todaro, 2000:21) mengartikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan
struktur, sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan
pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu
proses pembangunan yang terjadi terus-menerus yang bersifat
dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan proses
pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi
bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan
ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan
16
nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk
suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barangbarang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu
perekonomian di dalam 12 masa satu tahun. Pertambahan pendapatan
nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan
untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.
Dengan demikian, jelas bahwa prioritas pertama perpindahan
dari suatu tingkat keterbelakangan yang ironis menuju suatu tingkat
kehidupan yang disebut pembangunan seharusnya berarti suatu
peningkatan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.
3. Aspek Sosial dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan
mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat
antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat
untuk berkembang (Adi, 2005:17).
Pembangunan sosial adalah sebuah proses perubahan sosial yang
terencana dan desain untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh
penduduk dalam kaitannya dengan proses yang dinamis dalam
pembangunan ekonomi (James Midgley, 1995:25).
Jadi, pembangunan sosial adalah perubahan manusia dalam
dimensi sosialnya. Dalam perspektif pembangunan sosial,
keikutsertaan masyarakat bukan sekedar alat saja atau cara, tetapi
tujuan karena, dalam partisipasinya yang aktif dan kreatif dalam
pembangunan, hakikat manusia dalam makhluk yang memiliki
aspirasi, harga diri dan kebebasan diwujudkan dan sekaligus
ditingkatkan mutunya.
Tiga Strategi besar juga diungkapkan midgley dalam sebuah
konsep pembangunan sosial dalam upayanya untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, (James Midgley, 1995:103-138) yaitu :
17
a. Pembangunan sosial melalui individu (social development by
individuals), dimana individu-individu dalam masyarakat secara
swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna
memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih mengarah
kepada pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or
enterprise approach); Peran yang bisa dilakukan dalam proses
pembangunan sosial dilevel individu adalah seperti seorang pekerja
sosial medis. Pekerja sosial ini sudah mulai dilakukan di indonesia,
terutama untuk rumah sakit yang berlevel-A. Peraturan mengenai
pekerja sosial medis dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Peran
yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial medis dalam setting
rumah sakit adalah melakukan konseling individu dan keluarga,
melakukan lawatan ke ruangan, melakukan home visit, melakukan
evaluasi sosial, bekerjasama dengan dinas sosial, bekerja sama
dengan panti sosial, melakukan bimbingan sosial, membantu tim
rehabilitasi dan pelaksanaan terapi, melakukan persiapan pulang
terhadap klien, melakukan after care. Melihat peran tersebut
keselamatan pasien dapat tercapai dengan selalu termonitornya
perkembangan si pasien itu sendiri. Peran pekerja sosial seharusnya
mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit.
b. Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by
community), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama
berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini
lebih dikenal dengan nama pendekatan komunitarian
(communitarian approach) Komunitas yang bisa menjadi contoh
salah satu yang membantu pembangunan sosial adalah dompet
dhuafa. Organisasi ini memanfaatkan tingginya charity di indonesia
untuk diolah dan disalurkan melalui berbagai program unggulan
yang berjangka panjang, seperti membangun sekolah dan fasilitas
kesehatan di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijangkau oleh
masyarakat sekitarnya.
18
c. Pembangunan sosial melalui pemerintah (Social development by
governments), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh
lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. Pendekatan ini
sering disebut sebagai pendekatan negara ( state approach).
Namun sering dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap
tidak releven lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya.
Pada tahun 2000 perserikatan bangsa-bangsa (PBB) merumuskan
delapan butir sasaran utama pembangunan yang kemudian dikenal
dengan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain:
a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan secara eksterm,
b. Memberikan pendidikan dasar secara universal,
c. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita,
d. Mengurangi tingkat mortalitas anak,
e. Meningkatkan kesehatan ibu,
f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya,
g. Menjaga keseimbangan lingkungan, dan
h. Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.
Dampak negatif atau dampak positif yang terjadi terhadap
lingkungan ekonomi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat
perkembangan pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan
pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerjra dan
berusaha (Sukadijo, 1997:25). Adapun dampak pengembangan dalam
aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat sekitar yaitu :
a. Terbukanya lapangan kerja baru
b. Berkurangnya tingkat pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
d. Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana
setempat
e. Peningkatan pendapatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman,
sehingga pendapatan masyarakat naik turun
19
f. Meningkatnya penggunaan teknologi
g. Berkurangnya rasa rergotong royong
Proses pembangunan di berbagai daerah pasti akan disertai dengan
timbulnya dampak, dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan
negatif. Dengan demikian masyarakat sekitar mampu mengimbangi
dampak-dampak sosial tersebut.
4. Tanah
a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya
Definisi Tanah adalah merupakan hak yang unik dan
terbatas, oleh karena itu ia berharga. Definisi lain tanah adalah
sesuatu yang unik dan bersifat tetap dan hampir tidak dapat
dihancurkan serta memiliki nilai pendapatan dan penghasilan
(Samun, 2013:1). Tanah dalam peruntukannya selain pertanian,
juga untuk proyek-proyek pembangunan seperti jalan, perhotelan,
rumah maupun tempat rekreasi. Definisi tata guna tanah adalah
rangkaian kegiatan untuk mengatur peruntukan, penggunaan dan
persediaan tanah secara berencana dan teratur sehingga diperoleh
manfaat yang lestari, optimal, seimbang dan serasi untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dan negara.
Definisi lain tata guna tanah adalah usaha untuk menata
proyek-proyek pembangunan, baik yang diprakarsai pemerintah
maupun tumbuh dari prakarsa dan swadaya masyarakat sesuai
dengan daftar skala prioritas, sehingga di satu pihak dapat tercapai
tertib penggunaan tanah, sedangkan di pihak lain tetap dihormati
peraturan perundangan yang berlaku (Samun, 2013:2-3). Definisi
penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata
guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang berujud konsolidasi pemanfaatan tanah
melalui pengaturan kelembagaan terkait dengan pemanfaatan tanah
sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara
adil (Samun, 2013:3). Penatagunaan tanah bagian dari pemanfaatan
20
atas tanah, menghindari tanah yang tidak dimanfaatkan dan
menjadi lebih berharga.
b. Hak Milik Atas Tanah
Tanah yang tersedia terbatas sedangkan permintaan akan
kebutuhan tanah semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Untuk menguasai tanah, seseorang harus
mempunyai hak Milik berdasarkan undang-undang yang berlaku
dalam suatu negara. Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain (Kartini dan Gunawan, 2007:29). Hak Milik atas tanah
merupakan hak yang paling kuat, pemilik Hak Milik memilik hak
untuk memberikan kembali suatu hak lain di atas bidang tanah
yang dimilikinya, hampir sama dengan kewenangan negara untuk
memberikan hak atas tanah kepada warganya (Kartini dan
Gunawan, 2007:30).
Tanah dan hak milik atas tanah sangat penting, namun ini
terkendala masalah di lapangan. Ketersediaan tanah baik jumlah
maupun kualitas sangat terbatas, pergeseran pola hubungan pemilik
tanah dan objek tanah akibat proses pembangunan dan perubahan
sosial, dan tanah tumbuh sebagai bahan perdagangan dan objek
spekulasi (Adrian, 2017:1). Kepentingan tanah atas penguasan
tanah yang menjadi objek spekulasi sangat bertentangan dengan
manfaat dari tanah. Tanah mesti dipergunakan dan dimanfaatkan
untuk kesejahteraan rakyat, adil dan merata dan juga harus dijaga
kelestariannya (Adrian, 2017:1).
c. Perubahan Pengunaan Tanah
Penggunaan tanah merupakan unsur penting dalam
perencanaan wilayah. Perubahan guna tanah adalah alih fungsi
tanah atau mutasi tanah secara umum menyangkut tranformasi
dalam pengalokasian sumber daya tanah dari satu penggunaan ke
penggunaan lain (Tjahjati, 1997:505). Secara keseluruhan
perkembangan dan perubahan pola tata guna tanah pada kawasan
21
pemukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara
dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh:
1) Faktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan
tempat tinggal,potensi manusia,finansial,sosial budaya dan
teknologi.
2) Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-
pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai
aksesbilitas kemudahan pencapaian.
3) Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan
ketinggian tanah.
Menurut (Sumaryanto, 2006:4-5) perubahan fungsi lahan
dapat ditinjau dari beberapa aspek. Menurut pelaku alih fungsi ,
maka dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, alih fungsi secara
langsung oleh pemilik lahan yang bersangkutan. Lazimnya,
motif tindakan ada 3 yaitu :
1) Untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal,
2) Dalam rangka meningkatkan pendapatan melalui alih usaha,
3) Kombinasi dari (a) dan (b) seperti misalnya untuk membangun
rumah tinggal yang sekaligus dijadikan tempat usaha. Pola alih
fungsi seperti ini terjadi di sembarang tempat, kecil-kecil dan
tersebar. Kedua, alih fungsi yang diawali dengan alih
penguasaan. Pemilik menjual kepada pihak lain yang akan
memanfaatkannya untuk usaha nonsawah atau kepada makelar.
Secara empiris, perubahan tata guna lahan cara ini terjadi
dalam hamparan yang lebih.
d. Perubahan Nilai Tanah
Menurut (Yunus dalam Indah dan Samsul, 2014:85),
menyatakan bahwa peningkatan nilai lahan terjadi di pusat kota
dan mengalami penurunan secara teratur menjauhi pusat kota.
Faktor-faktor penentu harga lahan antara lain adalah kondisi dan
lokasi lahan. Kondisi lahan dapat menentukan tingkat harga
22
lahan, semakin baik kondisi lahan yang ada, semakin mahal
harga lahan tersebut.
Lokasi juga menentukan harga lahan yang ditentukan
oleh jarak lokasi lahan terhadap akses umum seperti pusat
perbelanjaan, rumah sakit, tempat wisata, dan lain-lain.
Perubahan nilai lahan terjadi dipengaruhi akan kebutuhan dari
suatu ruang. Kebutuhan ruang yang berada di atas tanah tersebut
menjadi kebutuhan dasar sehingga tanah menjadi komoditas
ekonomi yang dapat dipertukarkan melalui mekanisme tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah mempunyai nilai (Yunus
dalam Indah dan Samsul, 2014:85).
5. Pekerjaan
Cara hidup telah berubah secara luar biasa, tapi tidak ada bidang
yang mengalami perubahan lebih besar daripada cara orang mencari
nafkah (George dan Leonard, 1996:3). Pada perkembangannya,
masyarakat jaman sekarang dapat memberikan kesempatan lebih
banyak untuk keterampilan daripada masyarakat sebelumnya
(George dan Leonard, 1996:5). Kesempatan sama atas pekerjaan
merupakan suatu tindakan yang dilakukan pemberi kerja atas
pemberian kesempatan dan perlakuan sama kepada setiap insan di
dunia (Wilson, 2012:36). Kesempatan yang sama atas pekerjaan
akan berakibat pada peningkatan produktivitas juga berdampak pada
pemerataan dan peningkatan pendapatan anggota organisasi
(Wilson, 2012:36).
(Sukirno, 2005:6) dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya,
tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan
atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam
suatu pekerjaan.
b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dari pelatihan atau pengalaman kerja.
23
c. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki
pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu.
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah
personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud
adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan
imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut
diberikan secara harian (Siswanto, 1989: 9). Selain itu juga,
pengertian tenaga kerja menurut BPS (Badan Pusat Statistik)
adalah “salah satu moda bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah
dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring
dengan berlangsungnya dinamika penduduk”. Ketidakseimbangan
antara jumlah angkatan dengan lowongan kerja yang tersedia akan
menimbulnya masalah baru khususnya masalah sosial.
6. Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Undang – Undang No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Pasal 1 disebutkan definisi wilayah dalam tata ruang,
yaitu Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Adapun
beberapa pengertian yang hampir sama tentang wilayah yaitu kawasan,
dan daerah adalah sebagai berikut :
a. Kawasan, adanya penekanan fungsional suatu unit wilayah, yakni
adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-
komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.
b. Daerah, umum dipahami sebagai unit wilayah berdasarkan aspek
administratif. Dalam UU no.32 tahun 2004, daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
24
Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,
sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk.
Wilayah sebagai suatu kesatuan geografis memiliki potensi bagi
dijalankannya suatu aktifitas pembangunan dan pengembangan
wilayah. Dan wilayah (region) juga merupakan suatu unit geogarfi
yang membentuk suatu kesatuan.
Salah satu teori pembangunan wilayah adalah pertumbuhan tak
berimbang (unbalanced growth) yang dikembangkan oleh Hirscham
dan Myrdal. Pengembangan wilayah merupakan proses perumusan dan
pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra
urban. Pembangunan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan
menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui
pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan
ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Teori pertumbuhan tak
berimbang memandang bahwa suatu wilayah tidak dapat berkembang
bila ada keseimbangan, sehingga harus terjadi ketidakseimbangan.
Penanaman investasi tidak mungkindilakukan pada setiap sektor di
suatu wilayah secara merata, tetapi harus dilakukan pada sektor-sektor
unggulan yang diharapkan dapat menarik kemajuan sektorlainnya.
Sektor yang diunggulkan tersebut dinamakan sebagai leading sektor.
Pengembangan wilayah mempunyai dua makna yaitu : wilayah
yang objektif dan wilayah yang subjektif. Wilayah objektif adalah
suatu wilayah yang oleh para perencana dibagi menjadi beberapa
wilayah pembangunan, sedangkan wilayah subjektif adalah
perwilayahan yang dibentuk atas dugaan suatu cara mengenal masalah.
Hal ini dilakukan untuk untuk membuat klasifikasi, yang selanjutnya
wilayah subjektif dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
a. Wilayah homogen yaitu wilayah yang mempunyai karakteristik
yang sama secara fisik dan sosial ekonomi.
b. Wilayah fungsional, yaitu yang dibentuk berdasarkan atas adanya
hubungan fungsional antara unsur-unsur tertentu yang ada pada
wilayah tersebut.
25
Dengan demikian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai
peningkatan aktivitas terhadap unsur-unsur dalam wilayah yang
mencakup institusi, ekonomi, sosial, dan ekologi dalam upaya
meningkatkan tingkat dan kualitas hidup masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan wilayah antara lain dipengaruhi oleh aspek-aspek
keputusan lokasional, terbentuknya sistem perkotaan, dan mekanisme
aglomerasi. Isti lah pertumbuhan wilayah dan perkembangan wilayah
sesungguhnya tidak bermakna sama. Pertumbuhan dan perkembangan
wilayah merupakan suatu proses kontiniu hasil dari berbagai
pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu
wilayah. Perkembangan wilayah senantiasa disertai oleh adanya
perubahan struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat
didekati melalui teori sektor (sector theory) dan teori tahapan
perkembangan (development stages theory). Teori sektor diadopsi
dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa berkembangnya
wilayah, atau perekonomian nasional, dihubungan dengan
transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni sektor
primer (pertanian, kehutanan dan perikanan), serta sektor tersier
(perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa). Perkembangan ini
ditandai oleh penggunaan sumber daya dan manfaatnya, yang
menurun di sektor primer, meningkat di sektor tersier, dan meningkat
hingga pada suatu tingkat tertentu di sektor sekunder.
7. Faktor perkembangan pada Ekonomi Pedesaan
Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud, jika didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,
telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan
infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
interaksi sosial dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik
keadaan infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap
interaksi sosial dan keadaan ekonomi suatu wilayah serta akan
26
memacu kemajuan dan perkembangan suatu wilayah. Hal tersebut
dimungkinkan, karena sarana dan prasarana transportasi berfungsi
sebagai pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu
wilayah. Letak geografis suatu wilayah mempunyai kedudukan penting
pula dalam konstelasinya dengan wilayah lain, baik dalam aktivitas
ekonomi maupun politik. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi dan
politik yang kuat di suatu wilayah, khususnya melalui berbagai
pembangunan infrastruktur akan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan di wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah di
sekitarnya (Zulfikar dan Yayat, 2017:225).
Dampak sosial ekonomi ini sangat penting untuk dikaji, karena
dampak yang timbul dari suatu implementasi kebijakan pembangunan
merupakan penilaian dari keberhasilan suatu kebijakan pembangunan
disuatu daerah. Semakin kecil dampak negative yang dihasilkan maka
semakin terlihat bahwa kebijakan tersebut dapat dinilai efektif namun
jika dampak yang dihasilkan lebih banyak negative maka, tentunya
dampak tersebut harus dikelola oleh pemerintah melalui dinas-dinas
terkait sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing
instansi.
Pembangunan proyek bandara akan memberikan dampak terhadap
perubahan dalam aspek ekonomi. Perubahan yang terjadi akan
memberikan perkembangan terhadap sektor-sektor lainnya seperti
perdagangan dan jasa, industri, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Kegiatan ini akan membawa pengaruh positif, misalnya terjadi
peningkatan negosiasi dan perjanjian perdagangan, pengiriman barang-
barang perdagangan, dan akan diikuti oleh peningkatan kegiatan
produktif dalam sektor-sektor primer (pertanian), sekunder (industri),
dan tersier atau jasa (perdagangan, perbankan dan lainnya).
Peningkatan kegiatan produktif akan mendorong peningkatan
perekonomian, baik nasional maupun regional dan lokal (Adisasmita,
2012:34-35)
27
Seperti halnya pada penelitian oleh (Kenneth Button, 2010:11)
tentang “Econmic Aspects of Regional Airport Development”
menyatakan bahwa keberadaan bandara yang berpengaruh terhadap
investasi lokal dalam peningkatan infrastruktur telah memberikan
beberapa manfaat terhadap perkembangan ekonomi lokal yakni
meliputi :
a. Adanya keuntungan jangka pendek terhadap wilayah dari adanya
pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, pembangunan gedung
terminal, pembangunan system navigasi, dan sebagainya yang telah
memberikan peluang terhadap kesempatan kerja.
b. Adanya manfaat ekonomi lokal dalam menjalankan dan
mengoperasikan bandara yang berefek terhadap peningkatan
lapangan pekerjaan, pendapatan pemerintah, dan pajak daerah.
c. Adanya keuntungan dalam mendorong perekonomian wilayah
dalam hal kerja sama dalam peningkatan jasa transportasi dari
beberapa perusahaan maskapai penerbangan.
d. Dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
yang ditandai dengan peningkatan produktivitas ekonomi.
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri
karya ilmiah atau jurnal yang relevan dengan dampak pembangunan
Bandara dari berbagai sudut pandang. Akhirnya penulis menemukan
beberapa hasil penelitian yang relevan. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
“Analisis Implementasi Dampak Pembangunan Bandara
Internasional Lombok ditinjau dari Administrasi Pembangunan” Jurnal
karya oleh oleh Hadi Supratika (2011). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk pembangunan bandara
Internasional Lombok (BIL) perlu memperhatikan hal-hal antara lain:
menegakkan hukum yang berlaku, memperbaiki SDM dengan
28
meningkatkan mutu pendidikan, solusi pendekatan keimanan dan
ketakwaan, melakukan pembangunan yang bersifat green field dan percaya
akan kemampuan bangsa sendiri. Karena nilainya lebih dari 10 % maka
penilaian data juggment harus diperbaiki untuk meminimalisir dampak
negatif yang muncul sehingga tercipta sutau pembangunan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu
keseimbangan, sangat penting untuk perspektif ke depannya. Tetapi
berdasarkan hasil analisis suatu permasalahan yang muncul dampak positif
dari segi ekonomi memang sangat tinggi tapi ada hal lain yang perlu
dipertimbangkan yaitu segi ekosistem, lingkungan dan kesehatan.
Dampak yang ditimbulkan pembangunan bandara BIL ternyata
berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat lombok
terutama yang terkait indikator-indikator mikro ekonomi. Kedua penelitian
diatas baik yang dilakukan Alex Sander maupun Hadi Supratika sama-
sama memfokuskan perhatian pada perubahan sosial ekonomi yang terjadi
pada masyarakat setempat dengan adanya pembangunan bandara kuala
namu. Begitu juga dengan penelitian ini akan membahas dampak positif
dan negatif dari pembangunan bandara soekarno-hatta baik dari segi
ekonomi, sosial dan infrastruktur. Oleh karenanya penelitian ini
diharapkan menjadi pelengkap atas penelitian terdahulu, sehingga dampak
dari pembangunan bandara tersebut lebih terlihat dengan jelas apa dampak
yang ditimbulkannya terutama dari segi perkembangan ekonomi
masyarakat sekitar bandara apakah memberikan kontribusi atau
sebaliknya.
“Dampak Sosial, Ekonomi dan Politis dalam Pembangunan
Bandara Udara Kertajati di Kabupaten Majalengka” Jurnal karya oleh
Waluyo Zulfikar dan Yayat Rukayat (2017) Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif dilakukan peneliti secara terlibat di lokasi penelitian
melalui pengamatan (observation), sekaligus juga peneliti bertindak
sebagai “instrument penelitian” yang akan memahami karakteristik
lapangan yang berintegrasi dengan kehidupan masyarakat yang diteliti.
29
Dengan demikian tujuan pemilihan pendekatan kualitatif ini adalah untuk
memahami bagaimana proses dan mengungkapkan makna dari setiap
fenomena menurut persepsi masyarakat dan pemerintah, dengan dukungan
teoritis yang ada dibangun kerangka pikir, dan proposisi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi
partisipatif, dokumentasi, serta triangulasi, sehingga diperoleh data dan
informasi yang mendukung tujuan penelitian.
Diindikasikan belum optimal dalam proses pelaksanaan
pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep
dan pemikiran akademis bagi Pemerintah Provinisi Jawa Barat dalam
merancang kebijakan yang tepat untuk keberlangsungan proses
pembangunan Bandar Udara Kertajati, sehingga dalam proses
pembangunannya akan memberikan nilai manfaat lebih bagi masyarakat
yang ada di sekitar pembangunan lokasi bandara.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dampak Sosial,
Ekonomi Dan Politis Dalam pembangunan BIJB Kertajati dari sisi konten
kebijakan masih membutuhkan beberapa perbaikan dan masukan, terutama
sebagai akibat dari pelaksanaannya yang bertahap dan tidak sekaligus atau
tidak sesuai dengan yang direncanakan akibat dari komitmen yang rendah
dari semua pihak, serta belum terperhatikannya persepsi dan ekpektasi
yang terjadi dimasyarakat setempat. Sedangkan dari sisi konteks
pelaksanaan, dipengaruhi juga oleh sejauhmana strategi yang dilaksanakan
serta sinergitas lembaga dan program yang masih rendah dalam menyikapi
permasalahan pembebasan lahan yang semakin kompleks. Sehubungan
dengan itu teori implementasi kebijakan dari (Grindle, 1980:10) dapat
dipandang sesuai untuk digunakan dalam menjelaskan Dampak Sosial,
Ekonomi Dan Politis.
Dalam pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di
Kertajati. Meskipun demikian hasil penelitian ini memperkuat teori dari
Grindle, dengan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Content of policy (konten kebijakan) terdapat beberapa penguatan
yang perlu dilakukan, berkaitan dengan pentingnya penegasan
30
komitmen semua pihak (kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi
dan pelaksana program) sejak awal dalam merumuskan dan
menyepakati sumber daya yang digunakan untuk menuntaskan dan
memperlancar kebijakan pembebasan lahan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan. Selain itu penting juga diperhatikan persepsi dan
ekpektasi masyarakat setempat dari kebijakan pembebasan lahan yang
akan dilaksanakan (tipe manfaat dan derajat perubahan yang
diinginkan) agar mendapat kesepahaman dan pada akhirnya
penerimaan yang mendukung keberlanjutan pelaksanaan kebijakan.
2. Context of implementation (konteks pelaksanaan) perlu diperkuat
dengan peningkatan dan penyesuaian strategi para pelaksana serta
kepatuhan dan daya tanggap terhadap kebijakan pembebasan lahan
yang bertujuan untuk mampu mendukung kelancaran pelaksanaan
kebijakan, terutama dari sisi sosialisasi yang dilakukan secara
kontinyu melalui pendekatan yang sesuai dengan karakteristik
masyarakat setempat, serta dengan melaksanakan tahapan kegiatan
yang membuka ruang terhadap keterlibatan masyarakat. Selain dari itu
kebijakan pembebasan lahan juga tidak berdiri sendiri dan harus
disinergiskan dengan kelembagaan dan program lain yang mendukung
untuk pemenuhan beberapa harapan masyarakat seperti untuk
pemberdayaannya, peningkatan pendidikan dan pelatihan, perbaikan
sarana dan prasarana umum.
“Pengaruh Keberadaan Bandara Internasional Kualanamu
terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan Perubahan Fisik Kawasan
Sekitarnya” Jurnal karya oleh Nia Fitria Indah dan Samsul Marif (2014).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mengacu
pada variabel perubahan aktivitas penggunaan lahan, variabel perubahan
kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan variabel perubahan nilai lahan.
Untuk setiap variabel menggunakan teknik analisis skoring. Objek
penelitian dan populasi dari penelitian ini adalah fisik ruang dan
masyarakat yang berada disekitar Kawasan Bandara Kualanamu. Dari
ketiga variabel pengukuran tersebut kemudian dilakukan overlay peta
31
sehingga terlihat jelas perubahan yang terjadi. Berdasarkan dari analisis
yang telah dilakukan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keberadaan
Bandara Internasional Kualanamu telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan
sekitarnya. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya aktivitas-
aktivitas komersial dan bermukim terutama disepanjang jalur utama di
kawasan sekitar.
Memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas penggunaan
lahan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan
kawasan sekitarnya. Perubahan ini didukung dengan adanya
pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan bandara dibeberapa
kawasan tertentu, sehingga kawasan sekitarnya pun menjadi daya tarik
bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.
Untuk itu, research question dari penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh dari keberadaan Bandara Internasional Kualanamu terhadap
perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan
sekitarnya.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pembangunan
Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang yang
menggantikan fungsi Bandara Polonia Medan telah mempengaruhi
perkembangan wilayahnya. Keberadaan bandara tersebut menimbulkan
bangkitan dan tarikan pada kawasan sekitar bandara yang menyebabkan
terjadinya perubahan kawasan, khususnya Kecamatan Beringin dan
Kecamatan Pantai Labu. Perubahan yang terjadi di kawasan penelitian ini
sebagai dampak dari adanya Bandara Kualanamu yaitu perubahan
aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial ekonomi, dan
perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa keberadaan Bandara Kualanamu sangat mempengaruhi terhadap
perubahan sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan sekitarnya. Dari
hasil analisis yang telah dilakukan terhadap beberapa aspek meliputi
aspek perubahan aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial
32
ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya akan
memicu tumbuhnya aktivitas baru baik yang terjadi secara cepat, sedang,
maupun lambat. Pertumbuhan kawasan ini tersebar kesetiap desa-desa
yang ada di Kecamatan Beringin dan Kecamatan Pantai Labu. Adapun
kawasan-kawasan yang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
di wilayah penelitian ini yakni meliputi :
1. Sebaran lokasi yang mengalami perubahan yaitu seluruh desa
mengalami perubahan nilai lahan kawasan. Namun tidak semua desa
yang mengalami perubahan aktvitas penggunaan lahan dan sosial
ekonomi.
2. Perubahan aktivitas penggunaan lahan di sekitar kawasan Bandara
Kualanamu yang mengalami perubahan yang besar yakni berada di
Desa Tumpatan, Desa Emplasmen Kualanamu, Desa Sidodadi
Ramunia, Desa Karanganyer dan Desa Beringin, serta Desa Pantai
Labu Pekan.
3. Perubahan kondisi sosial ekonomi yang mengalami perubahan yang
tinggi hanya Desa Tumpatan.
4. Perubahan nilai lahan, hampir seluruh desa baik di Kecamatan
Beringin maupun Kecamatan Pantai Labu mengalami perubahan nilai
lahan yang sangat tinggi yakni naik 10 kali lipat dibandingkan dengan
kondisi sebelum adanya Bandara Kualanamu.
“Proyeksi dampak lingkungan dari Bandara Ketiga di Istanbul”
Jurnal karya oleh Elif Kutay Karacor dan Dalia Korshid (2015).
Penelitian ini menggunakan penelitian utama dengan menganalisis dan
mengamati situasi proyek bandara ketiga saat ini. Analisis komparatif
digunakan dengan mempelajari Bandara Sabiha Gokcen yang merupakan
proyek bandara kedua di Istanbul untuk mempelajari jenis perubahan
penggunaan lahan yang terjadi sebelum dan sesudah proyek. Setelah
penelitian ini, penelitian sekunder juga digunakan. Oleh karena itu, baik
dampak positif dan negatif dari proyek bandara ketiga diperkirakan dan
dievaluasi. Dalam ruang lingkup ini, penelitian sekunder digunakan juga
33
buku, artikel, laporan EIA, dll. Metodologi terutama bersifat komparatif,
evaluatif, dan deskriptif.
Bersama dengan proses globalisasi, bandara menjadi titik fokus
kota. Mereka meningkatkan daya saing di antara kota-kota dengan
memfasilitasi pergerakan modal, teknologi, pengetahuan, dan orang-
orang. Kepentingan global mereka mempengaruhi karakteristik lokal kota
dalam hal peningkatan area yang dibangun dengan kepadatan, lanskap
yang terfragmentasi. Banyak pemerhati lingkungan mengkritik bandara
karena fakta bahwa keputusan penggunaan lahan setelah pembangunan
mereka menyebabkan beberapa masalah lingkungan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak yang diproyeksikan
untuk membangun 'Bandara Ketiga Istanbul di Turki' pada penggunaan
lahan dan untuk menarik perhatian kelompok kepentingan untuk
mencegah dampak negatif dari bandara sebelum dibuka.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: Analisis Penyusun 2018
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
Dampak
Ekonomi
Ketenagakerjaan
Lahan tanah
Perkembangan Ekonomi
34
Dengan adanya proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta khusus nya pembangunan landasan pacu atau runaway 3
tentunya akan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar baik positif
maupun negatif. Tentunya dampak tersebut akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar bandara tersebut.
Terutama yang berkaitan dengan lapangan kerja,lahan tanah. Tentunya
Inilah yang diharapakan dari pemerintah atas efek dari proyek
pembangunan itu sendiri tentunya akan memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi.
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan Kecamatan Kosambi Kabupaten
Tangerang dan dikawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pengambilan lokasi berdasarkan zona inti di Desa Rawa Burung yang
terkena imbas penggusuran proyek pembangunan (landasan pacu runway
3) dan di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta karena
masyarakat Desa Rawa Burung banyak yang bekerja di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta.
Kriteria penelitian sampel di Desa Rawa Burung yang jarak nya 1-
2 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan berbagai
pendidikan, pekerjaan, usia menjadi varian yang berbeda untuk dijadikan
penelitian. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan
November 2018.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengertian populasi menurut (Sugiyono, 2011:80) merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki
karakter & kualitas tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk
dipelajari yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini yaitu masyarakat Desa Rawa Burung. (Arikunto, 2010:174)
mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Menurut (Arikunto, 2010:183) menjelaskan
bahwa purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.
Adapun karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Responden berada dalam usia 16 tahun keatas
36
2. Responden berdomisili kurang dari 1-2 km dari proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3)
3. Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam
kuesioner dengan baik
4. Tidak ada responden yang berasal dari rumah tangga yang sama
Adapun cara menentukan jumlah sampel di dalam penelitian ini
berdasarkan rumus Slovin dengan persamaan : 𝑛 +𝑁
𝑁 (𝑑)2 +1
Dimana : n = Jumlah sampel
N = Populasi
d = Tingkat kesalahan
Jadi, apabila penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang
berada pada tingkat kepercayaan 90% (d=0,1), maka jumlah sampel yang
diambil ialah:
𝑛 +1553
1553 (0.1)2+1= 101 digenapkan jadi : 100 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Pada tahap ini, pengumpulan data dan informasi adalah hal
terpenting dalam suatu penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan berkaitan dengan masalah penelitian. Data dan
informasi mengenai proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) dan persepsi masyarakat
terhadap kasus tersebut diperoleh melalui riset di kawasan Bandara itu
sendiri. Jenis data adalah berupa data primer dan data sekunder. Data dan
informasi yang didapatkan oleh peneliti secara langsung dan waktu yang
berdekatan agar tidak terjadi miss dalam hasil penelitian.
37
1. Data primer
Adalah data yang didapat melalui proses observasi,kuesioner
secara langsung dari lokasi riset dengan mengumpulkannya dari
berbagai narasumber, termasuk masyarakat dan pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam upaya proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
a) Observasi, Menurut (Supriyati,2011:46) menjelaskan bawha
Observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian
dengan mempunyai sifat dasar naturalistik yang berlangsung dalam
konteks natural, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam
interaksi. Yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3) untuk menggambarkan secara tepat kondisi
lingkungan pada waktu sekarang.
b) Kuesioner, Menurut (Suroyo anwar,2009:168) menjelaskan bahwa
angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan
dengan diri responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Yaitu pengumpulan
data dengan menyebarkan pertanyaan dalam bentuk kuesioner
kepada masyarakat Desa Rawa Burung, Kabupaten Tangerang,
Banten mengenai proyek pembangunan Bandara Soekarno-Hatta
(landasan pacu runway 3).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil studi
kepustakaan maupun publikasi resmi dari berbagai instansi. Data tersebut
bersumber dari jurnal-jurnal penelitian, literatur dan buku-buku
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan
(library rresearch), Menurut (Nazir,1988: 111) menjelaskan bahwa studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
38
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Yaitu data informasi yang menyangkut masalah yang di teliti dengan
mempelajari dan menelaah buku, dan bentuk tulisan lainnya yang relevan
dengan masalah yang diteliti, meliputi pengembangan wilayah.
D. Metode dan Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif distribusi frekuensi, yaitu metode analisis dengan
mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis dan
menginterpretasikan data dengan melalui gambaran – gambaran observasi
lapangan secara langsung sehingga mendapat kesimpulan mengenai
kondisi saat sekarang mengenai proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno –Hatta (landasan pacu runway 3).
Analisis data pada penelitian ini digunakan analisis frekuensi dan
distribusi frekuensi data. Frekuensi merupakan jumlah pemunculan, data
mentah diatur dalam kelas dengan frekuensinya yang dinamakan tabel
distribusi frekuensi. Sedangkan frekuensi kumulatif merupakan jumlah
frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas suatu interval
kelas sampai dengan termasuk kelas yang bersangkutan (Moh, 2014:336).
Grafik batang dibuat berdasarkan data frekuensi dan kelas interval yang
akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.
E. Data Operasional
1. Pengembangan wilayah adalah proses perumusan dan
pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra
urban. Serta adanya peningkatan nilai manfaat wilayah bagi mayarakat
suatu wilayah tertentu, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
rata-rata membaik, disamping menunjukkan lebih banyak
sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia (Sirojuzilam, 2005).
2. Pertumbuhan ekonomi adalah daerah-daerah yang memiliki potensi
dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya kemajuan
ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan
membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya (Ardila, 2012:17).
39
3. Ekonomi pembangunan adalah suatu serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan
semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi
semakin meningkat (Sukirno, 2006:3).
4. Transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan dari
suatu lokasi ke lokasi yang lainnya dengan menggunakan suatu alat
tertentu. Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi seperti
lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu (Fidel
Miro, 2005)
5. Bandar Udara adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat ( PT
Angkasa Pura Persero
40
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Profil Sejarah Perusahaan
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut
“Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan
jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di
wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan
kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola
dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta
Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara
Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim
Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. Keberadaan Angkasa Pura
II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan
Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20
tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum
Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan,
pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas
Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa
Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan
pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan
dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan
praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan
agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu
41
tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai
Perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Kiprah Angkasa Pura II
telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat
dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai
sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara
yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 16 Bandara, antara lain
yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma
(Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau
(Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan
Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung),
Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah
(Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal
Pinang), Silangit (Tapanuli Utara), Banyuwangi (Jawa Timur),
Kertajati (Majalengka), Tjilik Riwut (Palangkarya)
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu
melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara
selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan
perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara,
menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik,
meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta
meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan
lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social
Responsibility.
42
Gambar 4.1
Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Sumber: Dok Angkasa Pura 2
b. Profil Sejarah Desa
Desa Rawa Burung adalah salah satu 7 Desa dan 3
kelurahan yang berada di Kecamatan Kosambi. Yang mempunyai
luas wilayah 2.921,38 ha atau 29.452 km², terdiri dari wilayah
daratan seluas 2.441 ha atau 24.410 km², dan wilayah
perairan/sawah seluas 480 ha atau 5.042 km², dengan jumlah
penduduk pada tahun 2018 terakhir 105.934 jiwa. Desa Rawa
Burung juga tidak jauh dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
kurang lebih 1-2 km.
Terletak pada posisi membentang dari utara ke selatan
sepanjang 7 km dan dari barat ke timur sepanjang 18 km, secara
geografis terletak antara 6°.00 sampai 6°.05 lintang selatan dan
106°.40 sampai 106°.45 bujur timur dengan batas sebagai berikut
43
sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah timur
berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah selatan berbatasan dengan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kota tangerang, sebelah
barat berbatasan dengan kecamatan teluk naga.
Gambar 4.2
Peta Desa Rawa Burung
Sumber: Googlemaps 2018
2. Profil Informan
a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Data jumlah informan menurut hasil angket pada jenis
kelamin berjumlah 100 di Desa Rawa Burung yaitu 66 informan
laki-laki atau 66% dan 34 orang informan perempuan atau 34%.
Gambar 4.3
Profil Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Laki-laki66%
Prempuan
34%
Laki-laki Prempuan
44
b. Karakteristik Berdasarkan Usia
Salah satu syarat menjadi informan didalam penelitian ini
ialah berada pada usia dewasa, yaitu penduduk 16 tahun ke atas. Di
bawah ini dalam tabel 4.4 karakteristik informan berdasarkan usia.
Gambar 4.4
Profil Informan Berdasarkan Usia
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Kelompok usia rentang 27-37 tahun mendominasi dengan
38%, lalu diikuti kelompok umur rentang 38-49 mencapai 34%
kelompok umur rentang >55 mencapai 20% kelompok umur 16-26
mencapai 8% informan.
c. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di dalam penelitian ini, informan memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari tidak sekolah sampai
perguruan tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan karakteristik
informan dijelaskan melalui tabel 4.5 di bawah ini:
8%
38%
34%
20%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
16-26 27-37 38-49 >55
45
Gambar 4.5
Profil Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Tingkat pendidikan SD mendominasi dengan 46%
informan, lalu diikuti dengan tingkat pendidikan SMA dengan
31% informan tingkat pendidikan SMP dengan 22% informan dan
1% ditingkat perguruan tinggi.
d. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Informasi karakteristik informan berdasarkan jumlah
tanggungan penting untuk mengetahui jumlah orang yang di
tanggung dalam satu keluarga di Desa Rawa Burung. Berdasarkan
jumlah tanggungan, informan digolongkan sebagai berikut:
Jumlah tanggungan dalam satu kepala keluarga informan
40% mencapai 0-2 orang, lalu diikuti dengan 36% mencapai 3-5
orang dan 24% mencapai >5 orang informan.
SD46%
SMP22%
SMA31%
PT1%
46
Gambar 4.6
Profil Informan Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
e. Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan
Gambar 4.7
Profil Informan Berdasarkan Status Pernikahan
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Informan yang mengisi angket ini 60% menikah, lalu
diikuti 33% tidak menikah dan 7% bercerai informan.
f. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Informasi mengenai pekerjaan informan sangat dibutuhkan
didalam penelitian ini, sebab jenis pekerjaan mempengaruhi
dampak proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta (landasan pacu runway 3) sebelum dan setelah terhadap
40%36%
24%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 s.d 2 3 s.d 5 >5
Menikah, 60%
Belum Menikah,
33%
Bercerai, 7%
47
pekerjaan setiap informan. Melalui tabel 4.1 dan 4.2 dibawah ini
dijelaskan karakteristik informan berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sebelum
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
Pekerjaan Jumlah Informan Persentase
Buruh Tani 21 21%
Buruh Bangunan 14 14%
Ibu Rumah Tangga 20 20%
Berdagang 10 10%
Lain-lain 5 5%
Karyawan 24 24%
Pengangguran 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Tabel 4.2
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sesudah
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
Pekerjaan Jumlah Informan Persentase
Buruh Tani 14 14%
Buruh Bangunan 10 10%
Ibu Rumah Tangga 10 12%
Berdagang 12 12%
Lain-lain 2 2%
Karyawan 48 48%
Pengangguran 4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data angket penelitian (diolah) 2018
48
Gambar 4.8
Profil Informan Berdasarkan Pekerjaan
Sumber:Data hasil penelitian (diolah) 2018
Dari gambar 4.8 diketahui informan yang memiliki jenis
pekerjaan yang paling mendominasi setelah proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3)
adalah karyawan sebanyak 48% yang sebelum proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3) yaitu 24%. Hal ini dikarenakan PT Angkasa Pura
2 memberikan informasi pekerjaan kepada masyarakat Desa
Rawa Burung, dan ini memberikan manfaat dalam pekerjaan
kepada masyarakat Desa Rawa Burung. Karyawan ini mencakup
karyawan outsoching yang meliputi yaitu Aviation Security
(AVSEC), Terminal Inspection Service (TIS), Customer Service
(CS),Airport Helper, Pengumpul Trolley, Petugas Kebersihan,
Petugas Mekanikal, Jasa Angkasa Semesta (JAS).
Dan rata rata mayoritas informan dengan adanya informasi
pekerjaan ini memberikan pengaruh yg baik terhadap pekerjaan
masyarakat Desa Rawa Burung. Dari pekerjaan buruh tani yang
sebelum proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-
21%
14%20%
10%5%
24%
6%
14%10% 10% 12%
2%
48%
4%
0
10
20
30
40
50
60
Sebelum proyek Sesudah proyek
49
Hatta (landasan pacu runway 3) yaitu 21% jadi menurun menjadi
14% setelah proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3). Pekerjaan Buruh
bangunan sebelum proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) yaitu 14% turun
menjadi 10% setelah proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
Pekerjaan ibu rumah tangga sebelum proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3) yaitu 20% turun menjadi 10% setelah proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3). Pekerjaan lain-lain meliputi ojek online sebelum
proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
(landasan pacu runway 3) yaitu 5% turun menjadi 2% proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3). Penggaguran sebelum proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3)
yaitu 6% turun menjadi 4% proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
Pekerjaan berdagang sebelum proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) yaitu
10% naik menjadi 12% proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
B. Analisis dan Pembahasan
Dampak dari proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) akan diulas bagian per bagian.
Bagian-bagian tersebut meliputi AMDAL, persepsi masyarakat desa rawa
burung terhadap proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta (landasan pacu) informasi kesempatan kerja, tingkat penghasilan,
kepemilikan tanah.
50
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Desa Rawa
Burung
Kegiatan Proyek Pembangunan Bandara Internasional Soekarno
Hatta (landasan pacu runway 3) diperkirakan akan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan. Dampak tersebut terjadi baik
lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial budaya. Prakiraan
besarnya dampak dilakukan dengan cara menganalisis AMDAL dari
PT Angkasa Pura 2 dengan Observasi peneliti ke lapangan dari
kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya
usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang
diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan.
a. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi dampak hipotetik yang akan dikaji lebih
lanjut yaitu berupa dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan
akibat kegiatan pembebasan dan sosialisasi rencana kegiatan.
1) Keresahan Masyarakat, Sosialisasi Rencana
Kegiatan dan Pembebasan Lahan
Kegiatan sosialisasi proyek dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan informasi yang jelas mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan dan untuk mendapatkan saran masukan serta tanggapan
dari masyarakat terkena dampak terkait rencana kegiatan dan
mengedepankan asas kekeluargaan dan musyawarah. Lalu membentuk
tim untuk mengkoordinir keluhan masyarakat terdampak yang
diwakilkan oleh perangkat Kecamatan/Desa dan tim dari PT Angkasa
Pura 2. Kegiatan sosialisasi dilakukan secara langsung kepada
masyarakat dengan menguraikan secara garis besar rencana kegiatan,
tahapan–tahapan kegiatan dan dampak yang diprakirakan terjadi
akibat kegiatan. Kurang tepatnya pemahaman masyarakat mengenai
rencana kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan
tahap operasi menyebabkan kegiatan sosialisasi menjadi pemicu awal
timbulnya pemikiran negatif terutama pada kehidupan sehari–hari
sehingga kegiatan sosialisasi rencana kegiatan dapat menyebabkan
51
keresahan pada masyarakat. Maka dengan itu arahan pemantauan
pihak PT Angkasa Pura 2 melakukan pendataan dan pelaporan
mengenai keresahan masyarakat disekitar Bandar Udara. Batas waktu
kajian ini yaitu 01 Oktober 2016 – 01 Desember 2017. Hasil observasi
peneliti ke lapangan masyarakat mengetahui akan adanya proyek
pembangunan ini dengan proses sosialisasi dari pihak perangkat Desa
dan PT Angkasa Pura 2.
Pembebasan lahan yang dimulai dengan sosialisasi baik kepada
aparat pemerintah dan masyarakat, survei kepemilikan, inventarisasi
kepemilikan, negosiasi, pembayaran kompensasi dan pembayaran ganti
rugi adalah hal–hal yang banyak menimbulkan dampak terhadap
terjadinya keresahan masyarakat. Pemberian ganti rugi atau
pembebasan lahan kepada masyarakat dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang didapat antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan
masyarakat. Proses mendapatkan kesepakatan ini merupakan sumber
terjadinya dampak berupa terjadinya keresahan masyarakat.
Ketidaksesuaian mengenai harga, isu mengenai turunnya nilai jual tanah
dan rasa ketakutan menjadi penyebab sulitnya kegiatan pembebasan
lahan ini. Dimulai dengan pendataan secara detail yang tanahnya
dibebaskan, melaksanakan pembebasan lahan sesuai UU Nomor 2
Tahun Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum. Peraturan Presiden RI Nomor 30 Tahun 2015 tentang Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Mengadakan
musyawarah masyarakat dengan Pemda dan PT Angkasa Pura
menetapkan harga ganti rugi dan mengumumkan harga lahan secara
terbuka berdasarkan pertimbangan NJOP. Batas waktu kajian yaitu 01
Oktober – 01 Desember 2017. Hasil observasi peneliti ke lapangan
bahwa ada sebagian masyarakat yang setuju dengan harga NJOP dan
ada yang merasa kurang yang ditawarkan oleh PT Angkasa Pura 2 dan
hampir rumah tinggal yang terkena pembebasan lahan akibat proyek
pembangunan ini. Dan pihak Pemda dan PT Angkasa Pura 2 bekerja
52
sama dengan pihak kepolisan menanggulangi bila terjadi kerusuhan dan
selalu adanya pihak keamanan yang memantau proyek pembangunan.
b. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi dampak hipotetik yang akan dikaji yaitu
dampak terciptanya kesempatan kerja, terciptanya peluang berusaha,
peningkatan pendapatan, peningkatan limbah cair domestik,
penurunan kualitas udara, gangguan lalu lintas darat, peningkatan air
larian.
1) Terciptanya Kesempatan Kerja
Dengan adanya proyek pembangunan ini terciptanya kesempatan
kerja pada masyarakat yang terdampak maka dengan itu pihak PT
Angkasa Pura 2 melakukan sosialisasi kepada masyarakat rencana
perekrutan tenaga kerja terakait klasifikasi kebutuhan tenaga kerja
melalui media elektronik, media cetak atau yang lain. Lalu
menginformasikan jadwal dan waktu pelaksanaan kegiatan rekrutmen
tenaga kerja dan memberika informasi yang jelas terkait kontrak kerja
dan lamanya bekerja. Pihak PT Angkasa Pura 2 melakukan arahan
pemantauan dengan pendataan dan pelaporan mengenai jumlah serta
asal tenaga kerja yang terekrut dan melakukan koordinasi dengan
Disnaker setempat. Batas waktu kajian ini 01 Oktober – 01 Juni 2018.
Hasil observasi peneliti ke lapangan bahwa masyarakat merasa senang
dengan tawaran pekerjaan yang lebih baik dibanding sebelumnya
dibasis agraris berubah menjadi dibasis tersier.
2) Terciptanya Peluang Berusaha dan
Peningkatan Pendapatan
Dengan adanya proyek pembangunan ini akan berdampak pada
perekonomian masyarakat dengan berusaha atau berjualan disekitar
area proyek pembangunan dan akan meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat. Maka dengan itu pihak PT Angkasa Pura 2
melakukan arahan pemantauan dengan melakukan pendataan dan
53
pelaporan mengenai kegiatan yang dijalankan didalam area proyek
pembangunan. Batas waktu kajian ini yaitu 01 Oktober 2016 – 01 Juni
2018. Hasil observasi peneliti ke lapangan dengan adanya proyek
pembangunan ini masyarakat dapat membuka sektor usaha yaitu
dengan berjualan atau berdagang.
3) Gangguan Aktivitas Bandar Udara
Dengan adanya proyek pembangunan ini pihak PT Angkasa
Pura 2 memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat untuk
tidak menerbangan layang-layang dan balon udara pada kawasan
keselamatan penerbangan Bandar Udara Soekarno-Hatta. Membuat
SOP pekerjaan sesuai SNI untuk kegiatan yang berada dilingkungan
Bandar Udara. PT Angkasa Pura melakukan arahan pemantaua dengan
melakukan pendataan dan pelaporan mengenai gangguan aktivitas
Bandar Udara melalui survey. Batas waktu kajian yaitu 01 Juni 2016 –
01 Juni 2018. Hasil observasi peneliti ke lapangan bahwa PT Angkasa
Pura 2 menambah fasilitas penerbangan untuk keselamatan dan
kenyamanan penerbangan dengan proyek pembangunannya.
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi material dan alat melalui
dua jalur transportasi yaitu mobilisasi material konstruksi dan alat
dilakukan melalui jalur darat. Kegiatan pengadaan alat dan material ini
berlangsung selama masa konstruksi. Kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi alat berat dan material melalui jalur darat tersebut akan
menimbulkan peningkatan emisi gas buang dan debu lokal di
sepanjang jalur yang dilalui, diprakirakan akan menyebar ke
lingkungan sekitarnya. Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan
dampak terhadap menurunnya kualitas udara lokal yang diakibatkan
dari emisi gas buang kendaraan (CO, NO2 dan SO2). Peningkatan
limbah cair domestik ditimbulkan dari kegiatan pembangunan base
camp. Limbah yang berasal dari tenaga kerja yang sedang melakukan
kegiatan pengerjaan proyek. Menurut Perencanaan dan pemeliharaan
Sistem Plumbing Soufyan M Noerbambang dan Takeo Morimura
54
tahun 1991 timbulan limbah cair untuk satu pekerja adalah 40
liter/orang/hari. PT Angkasa Pura melakukan arahan pemantauan
secara rutin dengan melakukan metode sampling untuk mengetahui
kualitas udara secara berkala dan pendataan pelaporan terhadap
limbah cair domestik. Batas waktu kajian ini 01 Juni 2016 – 01 Juni
2018. Hasil observasi peneliti ke lapangan benar adanya kualitas udara
diarea proyek pembangunan terdapat banyak denu yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat dan harus dibuatkan
saluran dari limbah air ke larian sungan atau buangannya.
c. Tahap Operasi
1) Peningkatan Kebisingan dan Limbah Padat
Dengan adanya proyek pembangunan ini meningkatkan
kebisingan disekitar masyarakat setempat. PT Angkasa pura
melakukan arahan pemantauan dengan mengurangi pemakaian
peralatan yang berpotensi besar menimbulkan kebisingan, mengatur
jadwal kegiatan operasional mesin yang berpotensi menimbulkan
kebisingan, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam penerapan
Batas Kawasan Kebisingan. Peningkatan limbah padat domestik
ditimbulkan dari kegiatan proyek pembangunan Bandar Udara.
Limbah yang berasal dari tenaga kerja yang sedang melakukan
kegiatan pengerjaan proyek. PT Angkasa Pura 2 melakukan arahan
pemantauan dengan penyediaan tenaga kebersihan diarea Bandar
udara agar terbebas sampah, berkoordinasi dengan awak pesawat
terkait sampah dari pesawat (ground handling), menyediakan tempat
sampah diseluruh kawasan Bandar Udara dan melakukan pendataan
dan pelaporan terhadap limbah padat ini. Batas waktu kajian ini 01
Juni 2016 – 01 Juni 2018. Hasil observasi peneliti ke lapangan masih
banyak limbah-limbah padat yang bertumpukan diarea proyek
pembangunan sehingga menganggu kenyamanan masyarakat.
55
2. Persepsi Masyarakat Mengenai Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3)
Persepsi masyarakat mengenai dampak proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) di
Desa Rawa Burung, dapat dijelaskan melalui tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Informan Persepsi Dampak Proyek
Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan
Pacu Runway 3)
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
1 Bagaimana
menurut
saudara/i
peran proyek
pembangunan
Bandara
Internasional
Soekarno-
Hatta
(Landasan
Pacu Runway
3) dalam
perekonomian
pembangunan
di Desa Rawa
burung?
A. Sangat berperan,
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta akan
merangsang
pertumbuhan Desa
Rawa Burung
28%
B. Berperan, Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
64%
56
sedikit meningkatkan
perekonomian Desa
Rawa Burung
C. Kurang berperan,
Bandara Internasional
Soekarno-Hatta tidak
akan mempengaruhi
pembangunan Desa
Rawa Burung
6%
D. Tidak berperan,
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
akan
mengakibatkan
kerugian bagi Desa
Rawa Burung
2%
2. Bagaimana
tanggapan
saudara/i
terhadap proyek
pembangunan
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
(Landasan Pacu
Runway 3)?
A. Sangat setuju
30%
B. Setuju 54%
C. Kurang setuju 11%
D. Tidak setuju 5%
3 Bagaimana
menurut
saudara/i tentang
perubahan masa
depan Bandara
A. Sangat baik dan
akan berkembang
pesat
28%
B. Baik dan akan 59%
57
Internasional
Soekarno-Hatta
setelah ada
proyek
pembangunan
(Landasan Pacu
Runway 3) ini?
berkembang
C. Kurang baik dan
susah untuk
berkembang
10%
D. Tidak baik dan
tidak akan
berkembang
3%
4 Bagaimana
pengaruh proses
proyek
pembangunan
Bandara
Internasional
Soekarno-
Hatta(Landasan
Pacu Runway 3)
yang sedang
berlangsung saat
ini terhadap
kehidupan
sehari-hari
warga Desa
Rawa Burung ?
A. Sangat
mengganggu
27%
B. Menganggu 30%
C. Kurang
mengganggu
35%
D. Tidak
mengganggu
8%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pertanyaan nomer satu, Penjelasan jawaban informan atas pertanyaan
peran proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
(landasan pacu runway 3) dalam pembangunan Desa Rawa Burung
diketahui sebanyak 28 orang (28%) menyatakan sangat berperan, 64 orang
(64%) menyatakan berperan, 6 orang (6%) menyatakan kurang berperan, 2
orang (2%) menyatakan tidak berperan. Dengan demikian mayoritas
58
informan menilai Peran proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno Hatta (landasan pacu runway 3) berperan meningkatkan
perekonomian desa rawa burung.
b. Pada pertanyaan nomer dua, Penjelasan jawaban informan atas pertanyaan
tanggapan masyarakat Desa Rawa Burung kepada proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) diketahui
sebanyak 30 orang (30%) menyatakan sangat setuju, 54 orang (54%)
menyatakan setuju, 11 orang (11%) menyatakan kurang setuju, 5 orang
(5%) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian mayoritas informan
menilai setuju kepada proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
c. Pada pertanyaan nomer tiga, Penjelasan jawaban informan atas pertanyaan
tanggapan masyarakat Desa Rawa Burung tentang terubahan masa depan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta setelah ada pembangunan (landasan
pacu runway 3) ini diketahui sebanyak 28 orang (28%) menyatakan sangat
baik, 59 orang (59%) menyatakan baik, 10 orang (10%) menyatakan
kurang baik, 3 orang (3%) menyatakan tidak baik. Dengan demikian
mayoritas informan menilai baik untuk perubahan masa depan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta yang lebih baik dan berkembang dan akan
menjadi potensi pusat pertumbuhan dimasa yang akan datang.
d. Pada pertanyaan nomer empat, Penjelasan jawaban informan atas
pertanyaan bagaimana pengaruh proses proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) yang sedang
berlangsung saat ini terhadap kehidupan sehari-hari warga diketahui
sebanyak 27 orang (27%) menyatakan sangat mengganggu, 30 orang
(30%) menyatakan mengganggu, 35 orang (35%) menyatakan kurang
mengganggu, 8 orang (8%) menyatakan tidak mengganggu. Dengan
demikian mayoritas informan menilai pengaruh proses proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3) yang sedang berlangsung saat ini kurang mengganggu terhadap
kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Rawa Burung.
59
3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Rawa Burung
Tingkat pendapatan masyarakat Desa Rawa Burung dapat
dijelaskan pada tabel 4.4 dan 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Informan Pada Tingat Pendapatan pada
Masyarakat Desa Rawa Burung Sebelum Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
Jumlah
Penghasilan
(Rp)
Jumlah Informan Persentase
0-1.000.000 25 25%
1.000.000-
2.000.000
27 27%
2.000.000-
3.000.000
27 27%
3.000.000-
4.000.000
14 14%
>5.000.000 7 7%
Total 100 100%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Informan Pada Tingat Pendapatan pada Masyarakat
Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan Bandara Soekarno-
Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
Jumlah Penghasilan (Rp) Jumlah Informan Persentase
0-1.000.000 15 15%
1.000.000-2.000.000 18 18%
2.000.000-3.000.000 22 22%
3.000.000-4.000.000 34 34%
>5.000.000 11 11%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
60
Gambar 4.9
Pendapatan Sebelum Dan Sesudah Proyek
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Dari gambar 4.9 diketahui penghasilan informan setelah proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3) mengalami peningkatan. Penghasilan mayoritas informan
tertinggi pada penghasilan Rp. 3.000.000-4.000.000 dengan 34% informan
yang sebelum proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
(landasan pacu runway 3) hanya 14% informan. Hal ini dikarenakan
masyarakat Desa Rawa Burung beralih pekerjaan yang lebih baik
dibandingkan sebelum ada proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
Diikuti dengan penghasilan Rp.0-1.000.000 sebelum proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3) hanya 25% informan menurun menjadi 15% setelah proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3). Penghasilan Rp.1.000.000-2.000.000 sebelum proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3) hanya 27% turun menjadi 18% setelah proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
Penghasilan Rp. 2.000.000-3.000.000 sebelum proyek pembangunan
25% 27% 27%
14%
7%
15%18%
22%
34%
11%
05
10152025303540
Sebelum proyek Sesudah proyek
61
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3)
hanya 27% turun menjadi 22% setelah proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3). Penghasilan
>5.000.000 sebelum proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) hanya 7% naik menjadi 11%
setelah proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
(landasan pacu runway 3)
3. Informasi Kesempatan Kerja Kepada Masyarakat Desa Rawa
Burung
Jawaban informan masyarakat Desa Rawa Burung kepada
informasi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh PT Angkasa Pura 2 :
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Informan Informasi Kesempatan Kerja
Masyarakat Desa Rawa Burung terhadap Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
1. Bagaimana menurut saudara/i
dampak proyek pembangunan
Bandaral Internasional Soekarno-
Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
terhadap kesempatan pekerjaan di
ruang lingkup PT Angkasa Pura 2
pada masyarakat Desa Rawa
Burung?
A. Sangat berdampak
B. Berdampak
C. Kurang berdampak
D. Tidak berdampak
29%
55%
11%
5%
2. Apakah saudara/i mendengar
atau mengetahui tentang
informasi pekerjaan di ruang
lingkup PT Angkasa Pura 2
pada masyarakat Desa Rawa
Burung ?
A. Ada
B. Tidak tahu
51%
45%
62
C. Tidak ada
4%
3. Seberapa besar penyerapan
tenaga kerja lokal
masyarakat DesaRawa
Burung oleh dampak proyek
pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-
Hatta (Landasan Pacu
Runway 3) ?
A. Sangat banyak,
banyak pekerja
proyek
pembangunan
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
merupakan
tenaga kerja lokal
(berasal dari desa
Rawa Burung). (>
100 orang)
B. Banyak, Agak
setengah dari
pekerja proyek
pembangunan
Bandara
Internasional
Soekarno-Hatta
merupakan
tenaga kerja
lokal. (15-100
orang)
C. Kurang banyak,
Sedikit dari
pekerja proyek
pembangunan
Bandara
25%
65%
10%
63
Internasional
Soekarno-Hatta
yang merupakan
tenaga kerja
lokal. (5-15
orang)
D. Tidak banyak, Hampir
tidak ada pekerja
proyek pembangunan
Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang
merupakan tenaga kerja
lokal
0%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pertanyaan nomer satu, Penjelasan jawaban informan atas
pertanyaan dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap pekerjaan masyarakat
Desa Rawa Burung diketahui sebanyak 29 orang (29%) menyatakan
sangat berdampak, 55 orang (55%) menyatakan berdampak, 11 orang
(11%) menyatakan kurang berdampak, 5 orang (5%) menyatakan tidak
berdampak. Dengan demikian mayoritas informan menilai dampak
proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno Hatta (landasan
pacu runway 3) terhadap pekerjaan masyarakat Desa Rawa Burung
berdampak.
b. Pada pertanyan nomer dua, Penjelasan jawaban informan atas pertanyaan
apakah ada mendengar/mengetahui informasi tentang pekerjaan yang di
tawarkan PT. Angkasa Pura 2 kepada masyarakat Desa Rawa Burung
diketahui sebanyak 51 orang (51%) menyatakan Ada, 45 orang (45%)
menyatakan tidak tahu, 4 orang (4%) menyatakan tidak ada. Dengan
demikian mayoritas informan menilai ada mengetahui tentang pekerjaan
64
yang ditawarkan PT Angkasa Pura 2 kepada masyakarat Desa Rawa
Burung.
c. Pada pertanyaan nomer tiga, Penjelasan jawaban informan atas seberapa
besar penyerapan tenaga kerja lokal masyarakat Desa Rawa Burung oleh
proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan
pacu runway 3) diketahui sebanyak 25 orang (25%) menyatakan sangat
banyak,65 orang (65%) menyatakan banyak, 10 orang (10%) menyatakan
kurang banyak. Dengan demikian mayoritas informan menilai banyak
penyerapan tenaga kerja lokal oleh proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3).
4. Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung
a. Kepemilikan tanah didekat area proyek pembangunan (landasan
pacu runway 3)
Persentase masyarakat Desa Rawa Burung yang memiliki tanah
atau lahan didekat area proyek pembangunan (landasan pacu runway 3)
dapat dilihat padar gambar 4.10 dibawah ini:
Gambar 4.10
Kepemilikan Tanah Didekat Area Proyek Pembangunan
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Mayoritas masyarakat Desa Rawa Burung yang mempunyai lahan
sangat dekat dengan area proyek pembangunan (landasan pacu runway 3)
Ya, 95%
Tidak, 5%
65
95% karna bejarak 1-2km dari Bandara Soekarno-Hatta. Hanya 5% yang
sangat tidak dekat dengan area proyek pembangunan (landasan pacu
runway 3) tetapi tanah mereka tetap terkena imbas penggusuran.
b. Kepemilikan luas tanah didekat area proyek pembangunan (landasan
pacu runway 3)
Mayoritas masyarakat Desa Rawa Burung yang memiliki luas tanah
ialah kurang dari <0,5 hektar yang mencapai 43%. Yang memiliki luas
tanah di atas >1 hektar mencapai 38%, dan yang memiliki luas tanah 0,5-1
hektare yaitu 19%.
Gambar 4.11
Kepemilikan Luas Tanah Desa Rawa Burung
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
c. Alih fungsi tanah di Desa Rawa Burung
Terjadi aktivitas alih fungsi tanah yang signifikan disekitar area
proyek pembangunan (landasan pacu runway 3). Sebelum alih fungsi
tanah, mayoritas masyarakat Desa Rawa Burung peruntukan tanah ialah
untuk pertanian, peternakan, perkebunan dan rumah tinggal. Setelah alih
fungsi tanah oleh PT Angkasa Pura 2 untuk proyek pembangunan
(landasan pacu runway 3).
43%
19%
38%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
<0.5 hektar 0.5-1 hektar > 1 hektar
66
Gambar 4.12
Alih Fungsi Tanah Desa Rawa Burung
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Ada tanah sebelum yang dialih fungsikan menjadi landasan pacu
runway 3 yaitu tanah pertanian sebesar 9%, tanah untuk perkebunan
sebesar 5%, di Desa Rawa Burung tidak ada yang mempunyai tanah untuk
peternakan. Yang paling terkena imbas adalah rumah tinggal sebesar 86%.
d. Jual beli kepemilikan tanah di Desa Rawa burung
Berdasarkan gambar 4.12 transaksi pemilik tanah yang melakukan
jual beli tanah kepada PT Angkasa Pura 2 didekat area proyek
pembangunan (landasan pacu runway 3) mencerminkan nilai jual beli
tanah per meter persegi (m2) disekitar area proyek pembangunan (landasan
pacu runway 3). Setelah ada kesepakatan antara masyarakat Desa Rawa
Burung dan PT Angkasa Pura 2, nilai jual tanah sebelum yang ditawarkan
oleh PT Angkasa Pura 2 <Rp.500.000 per meter menjadi tidak ada karna
nilai tanah melonjak naik.
Lalu yg awalnya nilai jual tanah yg berkisar Rp.500.000-1.000.000
per meter sebelum ditawarkan yaitu 30% dan setelah ditawarkan menjadi
10%. Nilai jual tanah yg sebelum ditawarkan berkisar Rp.1000.000-
2.000.000 per meter 23% dan setelah ditawarkan menjadi 19%.
Kenaikan nilai jual tanah yang cukup signifikan pada berkisar yg
awalnya sebelum ditawarkan Rp.2.000.000-3.000.000 per meter yaitu 19%
melonjak menjadi 41%. Dan luas tanah yang berkisar awalnya sebelum
ditawarkan >Rp.3.000.000 per meter yaitu 3% menjadi 30%. Hal ini
Pertanian9%
Peternakan0%
Perkebunan5%
Rumah tinggal
86%
67
dikarenakan ada perbedaan,jika luas tanah diwilayah proyek pembangunan
(landasan pacu runway 3) ditanah belakang jalan utama proyek
pembangunan agak sedikit murah yang ditawarkan. Tetapi ditanah depan
jalan utama proyek pembangunan harga yang ditawarkan cukup mahal per
meternya.
Gambar 4.13
Jual Beli Kepemilikan Tanah Desa Rawa Burung
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
e. Dampak proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta (Landasan Pacu Runway 3) terhadap harga tanah di Desa
Rawa Burung
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Informan Mengenai Dampak Proyek
Pembangunan Terhadap Nilai Jual Tanah Di Desa Rawa Burung
Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
25%
30%
23%
19%
3%
0%
10%
19%
41%
30%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sebelum ditawarkan Sesudah ditawarkan
68
Bagaimana menurut
saudara/i dampak
proyek pembangunan
Bandara Internasional
Soekarno-Hatta
(Landasan Pacu
Runway 3) terhadap
harga tanah di Desa
Rawa Burung ?
A. Sangat berdampak,
Keberadaan Bandara
Internasional Soekarno-
Hatta akan menyebabkan
harga tanah naik drastis.
B. Berdampak, Keberadaan
Bandara Internasional
Soekarno-Hatta akan
meningkatkan harga tanah.
C. Kurang berdampak,
Keberadaan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta
tidak akan mempengaruhi
harga tanah.
D. Tidak berdampak, Keberadaan
Bandara Internasional
Soekarno-Hatta akan
menyebabkan harga tanah
turun.
33%
61%
6%
0%
Sumber: Data hasil penelitian (diolah) 2018
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa penjelasan jawaban
informan atas bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap harga
tanah di Desa Rawa Burung diketahui sebanyak 33 orang (33%)
menyatakan sangat berdampak,61 orang (61%) menyatakan berdampak, 6
orang (6%) menyatakan kurang berdampak. Dengan demikian mayoritas
informan menilai berdampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap harga tanah di Desa
Rawa Burung.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terjadi peningkatan perkenomian dalam pendapatan di Desa Rawa
Burung. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah usaha disekitar area
proyek pembangunan di Desa Rawa Burung. Mayoritas menekuni
usaha tersebut yang kemudian menjadi ladang usaha bagi masyarakat
Desa Rawa Burung. Masyarakat membuat area kos-kosan untuk para
karyawan yang bekerja di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan
munculnya orang yang berjualan dan berdagang disekitar Bandara. Lalu
setelah adanya proyek pembangunan landasan pacu runway 3 ini
menjadikan pergerakan pesawat di Bandara Internasional Soekarno-
Hatta mengurangi kepadatan dirunway dan meminimalisir jumlah
kepadatan jumlah penumpang yang akan take off maupun landing.
Tidak dapat diingkari bahwa proyek pembangunan Bandara ini
berdampak positif pada perekonomian di Desa Rawa Burung.
2. Terjadi peningkatan konfigurasi peralihan pekerjaan kepada masyarakat
di Desa Rawa Burung. Dikarenakan yang tadinya masyarakat Desa
Rawa Burung pekerjaanya dibasis agraris misalnya bertani berkebun
berubah menjadi dibasis tersier misanlya menjadi karyawan outsorching
di ruang lingkup Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang setelah PT
Angkasa Pura 2 cabang Soekarno-Hatta memberikan lapangan
pekerjaan untuk masyarakat Desa Rawa Burung untuk bekerja diruang
lingkup Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dan masyarakat Desa
Rawa Burung memanfaatkan lapangan pekerjaan yang diberikan oleh
PT Angkasa Pura 2. Pekerjaan tersebut mencakup karyawan
outsorching yang meliputi Aviation Security, Terminal Inspection
Service, Airport Helper, Pengumpul Trolley, Petugas Kebersihan,
Petugas Mekanik, Jasa Angkasa Semesta. Dan hal ini berdampak positif
bagi masalah ketenagakerjaan di Desa Rawa Burung.
70
3. Masyarakat di Desa Rawa Burung kebanyakan memiliki tanah dengan
kepemilikan sendiri dengan <0,5 hektar dengan adanya proyek
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu
runway 3) masyarakat kehilangan tanahnya seperti rumah tinggal,
sawah, perkebunan. Dan hal ini menyebabkan harga nilai jual tanah di
Desa Rawa Burung mengalami peningkatan. Maka dengan itu Desa
Rawa Burung dengan PT Angkasa Pura 2 membicarakan masalah nilai
jual tanah. Tanah di Desa Rawa Burung yang awalnya berkisar
Rp.500.000-1.000.000 per meter naik cukup signifikan. Dan rata-rata
masyarakat menjual tanah yang akan dilepas adalah berkisar Rp.
2.000.000-3.000.000 per meter kepada pihak PT Angkasa Pura 2. Jadi
proyek pembangunan ini berdampak positif kepada nila jual tanah di
Desa Rawa Burung.
4. Dengan adanya proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta (landasan pacu runway 3) akan terjadi dampak lingkungan. Dari
penelitian yang dilakukan pada seluruh dampak terhadap komponen
lingkungan secara totalitas dapat diketahui bahwa setiap dampak pada
proyek saling terkaitan dan perlu untuk dilakukan pengelolaan
lingkungan. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa dampak pada
komponen fisik-kimia akan memberikan dampak pada komponen
sosial. Dengan pendekatan tersebut semua tahapan dan komponen
kegiatan proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno Hatta,
Tangerang dapat terlaksana dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat
direkomendasikan adalah :
1. Kepada pemerintah Kota dan Kabupaten Tangerang tidak hanya fokus
kepada proyek pembangunan ini saja tetapi juga ikut membantu
mengenai perbaikan infrastruktur seperti jalanan,drainase dll. Agar
dapat berfungsi untuk mendukung semua kegiatan masyarakat
disekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan para karyawan PT
Angkasa Pura 2.
71
2. Kepada PT Angkasa Pura 2 perlu dibuatkan rekayasa lalu lintas agar
proyek pembangunan (landasan pacu runway 3) ini tidak
menyebabkan kemacetan dikawasan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta maupun diluar kawasan Bandara Soekarno-Hatta akibat
banyaknya alat-alat berat,gundukan material-material.
3. Kepada civitas akademisi skripsi ini bisa menjadi sumber rujukan
dalam penelitian dampak proyek pembangunan Bandara. Berikutnya,
dampak proyek pembangunan Bandara ini dapat lebih dalam lagi
pembahasannya pada lingkup yang lebih luas.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. (2005). Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
FISIP UI PRESS
Adisasmita, Rahardjo, 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Jakarta
Adisasmita, Rahardjo, 2012. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Graha
Ilmu, Jakarta
Angkasa Pura 2 (Persero), Document
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kedua.Yogyakarta STIM
YKPN
Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kelima.Yogyakarta:
STIM YKPN
Button, K. 2010. Economic aspects of regional airport development.Postorino
(eds.), Development of Regional Airports:Theoretical A Reviewof
Analyses and Case Studies. WIT Press. UK
Ismaya, Samun. 2013. Hukum Administrasi Pertanahan Graha Ilmu
J. Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya;Bandung
Mahyudi, Ahmad, 2004. Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
MercadoR. 2002. Regional Development in the Philippines: A Review of
Experience, State of Art and Agenda for Research and Action.The
PIDSDiscussion Paper Series.
Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga, edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta
73
Midgley, James, 1995. Social Development. London. Sage Publication
Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana,dan.
Praktisi. Erlangga. Jakarta
Muljadi, Kartini, Gunawan Widjaja. 2007. Seri Hukum Harta Kekayaan Hak-hak
Atas Tanah. Jakarta: Prenada Media Group
Nazir. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Refika Ardila. 2012. Analisis Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Banjarnegara.Universitas Negeri Semarang.
Rudi Wibowo dan Soetriono, 2004, Konsep, Teori, dan Landasan Analisis
Wilayah, Bayu Media, Malang
Sihotang, Paul, 2001. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional (terjemahan),Edisi
Revisi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,Depok
Sirojuzilam dan Kasyful Mahali, 2010. Regional, Pembangunan,Perencanaan
dan ekonomi. USU Press. Medan
Strauss, George, Leonard R. Sayles. 1996. Manajemen Personalia-Segi Manusia
dalam Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Sugiyanto dan Sukesi. 2010. Penelitian Pengembangan Pusat-Pusat
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lamandau. Fakultas Ekonomi
Universitas Dr. Soetomo, Surabaya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B.Bandung:
Alfabeta
Sukadijo, 1997.Anatomi Pariwisata. Jakarta : PT. Gramedia PustakaUtama
Sukirno,Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan, Jakarta:Kencana
Sumaryanto. 2006. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Melalui Penerapan Iuran
Irigasi Berbasis Nilai Ekonomi Air Irigasi . Forum Penelitian Agro
Ekonomi. Vol.24 No. 2
74
Suryana. 2000.Ekonomi Pembangunan, Problematika dan Pendekatan. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat
Sutedi, Adrian. 2017. Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.
Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Jakarta : Bumi
Aksara
Tarigan, Robinson. 2009. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara.
Jakarta
Tjahjati, B. 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan Indonesia. Jakarta
(ID) :Grasindo
Todaro M P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (H.Munandar, Trans.
Edisi Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.
Undang – Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 1
Wahyu Zulfikar dan Yayat Rukayat (2017), “Dampak Sosial Ekonomi Dan Politis
Dalam Pembangunan Bandara Udara Kertajati Di Kabupaten
Majalengka”, Vol. 19 No.3:2017
Witjaksono, M. 2006. “Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan:
Telaah Istilah dan Orientasi dalam Konteks Studi Pembangunan”,
JESP Vol.1, No.1, 2009
Yunus dalam Indah dan Samsul (2014), “Pengaruh Keberadaan Bandara
Internasional Kualanamu Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan
Perubahan Fisik KawasanSekitarnya”, Vol. 3 No. 1:2014
75
Lampiran 1
Surat Pengantar Izin Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta
76
Lampiran 2
Surat Pengantar Izin Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta
77
Lampiran 3
Surat Izin Jawaban Penelitian dari PT Angkasa Pura 2
78
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 untuk Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
79
Lampiran 5
Surat Izin dari Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL)
Kabupaten Tangerang
80
Lampiran 6
Frekuensi Data
Peran proyek pembangunan Bandara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Berperan 28 28.0 28.0 28.0
Berperan 64 64.0 64.0 92.0
Kurang Berperan 6 6.0 6.0 98.0
Tidak Berperan 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Tanggapan proyek pembanguan Bandara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 30 30.0 30.0 30.0
Setuju 54 54.0 54.0 84.0
Kurang setuju 11 11.0 11.0 95.0
Tidak setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
81
Perubahan masa depan Bandara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat baik 28 28.0 28.0 28.0
Baik 59 59.0 59.0 87.0
Kurang baik 10 10.0 10.0 97.0
Tidak baik 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Dampak kehidupan sehari-hari masyarakat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat menganggu 27 27.0 27.0 27.0
Menganggu 30 30.0 30.0 57.0
Kurang menganggu 35 35.0 35.0 92.0
Tidak menganggu 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
82
Penghasilan sebelum proyek pembangunan Bandara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp0-1.000.000 25 25.0 25.0 28.0
Rp1.000.000-
2.000.000 27 27.0 27.0 57.0
Rp2.000.000-
3.000.000 27 27.0 27.0 95.0
Rp3.000.000-
4.000.000 14 14.0 14.0 99.0
>Rp4.000.000 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penghasilan setelah proyek pembangunan Bandara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp0-1.000.000 15 15.0 15.0 27.0
Rp1.000.000-
2.000.000 18 18.0 18.0 59.0
Rp2.000.000-
3.000.000 22 22.0 22.0 95.0
83
Rp3.000.000-
4.000.000 34 34.0 34.0 99.0
>Rp4.000.000 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Dampak proyek pembangunan Bandara terhadap pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat berdampak 29 29.0 29.0 29.0
Berdampak 55 55.0 55.0 84.0
Kurang berperan 11 11.0 11.0 95.0
Tidak berdampak 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Informasi pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ada 51 51.0 51.0 49.0
Tidak tahu 45 45.0 45.0 95.0
84
Tidak ada 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penyerapan tenaga kerja lokal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat banyak 25 25.0 25.0 25.0
Banyak 65 65.0 65.0 90.0
Kurang banyak 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kepemilikan tanah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Ya
95
95.0
95.0
58.0
Tidak 5 5.0 5.0 100.0
85
Total 100 100.0 100.0
Luas Lahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <0,5 hektar 42 42.0 42.0 48.0
0,5-1 hektar 19 19.0 19.0 95.0
>1 hektar 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Alih Fungsi Lahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pertanian 9 9.0 9.0 30.0
Peternakan 0 0 0 84.0
86
Perkebunan 5 5.0 5.0 97.0
Rumah
Tinggal 86 86.0 86.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Harga Jual Tanah Sebelum Ditawarkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp<500.000 m2 25 25.0 25.0 26.0
Rp500.000-
1.000.000 m2 30 30.0 30.0 58.0
Rp1.000.000-
2.000.000 m2 23 23.0 23.0 93.0
Rp2.000.000-
3.000.000 m2 19 19.0 19.0 99.0
>Rp>3.000.000 m2 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Harga Tanah Setelah Ditawarkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp<500.000 m2 0 0 0 29.0
87
Rp500.000-1.000.000
m2 10 10.0 10.0 58.0
Rp1.000.000-
2.000.000 m2 19 19.0 19.0 93.0
Rp2.000.000-
3.000.000 m2 41 41.0 41.0 98.0
>Rp>3.000.000 m2 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Dampak terhadap harga tanah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat berdampak 33 33.0 33.0 33.0
Berdampak 61 61.0 61.0 94.0
Kurang berdampak 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
88
Lampiran 7
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Dampak Proyek Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
(Landasan pacu Runway 3) terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk
Sekitar Bandara ( studi kasus Desa Rawa Burung)
Oleh : Virsa Alfareshya
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Kata Pengantar
Saya Virsa Alfareshya mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian skripsi dengan
metode menyebarkan kuesioner/angket kepada responden di desa Rawa Burung
Kabupaten Tangerang dengan judul skripsi Dampak Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3) Terhadap
Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa Rawa
Burung)
Saya ingin Bapak/Ibu/Sdr bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
dengan memberikan informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut diharapkan
dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ekonomi di sekitar wilayah
Bandara Internasional Soekarno-Hatta khusus nya di desa Rawa Burung.
Seluruh data dan hasil penelitian ini akan digunakan sebagai bahan untuk
melengkapi skripsi yang sedang saya buat. Tidak ada jawaban yang benar atau
salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, maka semua data informasi dijamin
kerahasiaannya. Responden tidak perlu berpikir rumit, peneliti berharap
responden akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan,
pengamatan, pendapat dan harapan responden mengenai pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Saya harap responden menjawab jujur dan terbuka.
Saya sangat menghargai segala partisipasi dan ketulusan responden dalam
menjawab kuesioner ini dan saya sangat mengucapkan banyak terima kasih atas
semua kerjasamanya.
89
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas responden dengan data diri anda dengan benar dan lengkap
pada tempat yang disediakan.
2. Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan dan 4 (empat) pilihan
jawaban. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pandangan anda.
3. Beri tanda Lingkar (O) pada jawaban yang anda pilih dan jangan sampai ada
nomor yang terlewatkan
No Item Pertanyaan
Identitas Informan
1. Nama
2. Usia
3. Jenis Kelamin Laki-laki/Prempuan
4. Agama
4. Pendidikan Terakhir SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan Sebelum proyek pembangunan...................
Setelah proyek pembangunan.....................
6. Jumlah Tanggungan ..................Orang
7. Status Pernikahan Menikah/Belum Menikah/Bercerai
Persepsi Mengenai Proyek Pembangunan Bandara Soekarno-Hatta (Landasan
Pacu Runway 3)
1. Bagaimana
menurut
saudara/i peran
proyek
pembangunan
Bandara
Soekarno-Hatta
(Landasan Pacu
Runway 3)
dalam
perekonomian
A. Sangat berperan, Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan
merangsang pertumbuhan Desa Rawa
Burung
B. Berperan, Bandara Internasional
Soekarno-Hatta sedikit meningkatkan
perekonomian Desa Rawa Burung
C. Kurang berperan, Bandara
Internasional Soekarno-Hatta tidak
90
pembangunan
Desa Rawa
burung?
akan mempengaruhi pembangunan
Desa Rawa Burung
D. Tidak berperan, Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan
mengakibatkan kerugian bagi Desa
Rawa Burung
2. Bagaimana
tanggapan saudara/i
terhadap proyek
pembangunan
Bandara Soekarno-
Hatta(Landasan
Pacu Runway 3)?
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak setuju
3. Bagaimana
menurut saaudara/i
tentang perubahan
masa depan
Bandara Soekarno-
Hatta setelah ada
proyek
pembangunan
(Landasan Pacu
Runway 3) ini?
A. Sangat baik dan akan berkembang pesat
B. Baik dan akan berkembang
C. Kurang baik dan susah untuk
berkembang
D. Tidak baik dan tidak akan berkembang
4. Bagaimana
pengaruh proses
proyek
pembangunan
Bandara Soekarno-
Hatta(Landasan
A. Sangat mengganggu
B. Menganggu
C. Kurang mengganggu
D. Tidak mengganggu
91
Pacu Runway 3)
yang sedang
berlangsung saat ini
terhadap kehidupan
sehari-hari warga
Desa Rawa Burung
?
Tingkat Pendapatan
5. Berapa rata-rata
penghasilan
saudara/i sebelum
ada proyek
pembangunan
Bandara Soekarno-
Hatta (Landasan
Pacu Runway 3)
Rp..................................................../bulan
A. 0-1.000.000
B. 1.000.000-2.000.000
C. 2.000.000-3.000.000
D. 3.000.000-4.000.000
E. >5.000.000
6. Berapa rata-rata
penghasilan
saudara/i setelah
ada proyek
pembangunan
Bandara Soekarno-
Hatta (Landasan
Pacu Runway 3)
Rp..................................................../bulan
A. 0-1.000.000
B. 1.000.000-2.000.000
C. 2.000.000-3.000.000
D. 3.000.000-4.000.000
E. >5.000.000
Informasi Kesempatan Kerja
7. Bagaimana
menurut saudara/i
dampak proyek
pembangunan
Bandaral Soekarno-
Hatta (Landasan
Pacu Runway 3)
A. Sangat berdampak
B. Berdampak
C. Kurang berdampak
D. Tidak berdampak
92
terhadap
kesempatan
pekerjaan di ruang
lingkup PT
Angkasa Pura 2
pada masyarakat
Desa Rawa
Burung?
8. Apakah
saudara/i
mendengar atau
mengetahui
tentang
informasi
pekerjaan di
ruang lingkup
PT Angkasa
Pura 2 pada
masyarakat Desa
Rawa Burung ?
A. Ada
B. Tidak tahu
C. Tidak ada
9. Seberapa
besar
penyerapan
tenaga kerja
lokal oleh
dampak
proyek
pembangunan
Bandara
Soekarno-
A. Sangat banyak, banyak pekerja
proyek pembangunan bandara
Internasional Soekarno-Hatta
merupakan tenaga kerja lokal
(berasal dari desa Rawa Burung).
(> 20 orang)
B. Banyak, Agak setengah dari
pekerja proyek pembangunan
bandara Internasional Soekarno-
93
Hatta
(Landasan
Pacu Runway
3) ?
Hatta merupakan tenaga kerja
lokal. (10-20 orang)
C. Kurang banyak, Sedikit dari
pekerja proyek pembangunan
Internasional Soekarno-Hatta yang
merupakan tenaga kerja lokal. (5-
10 orang)
D. Tidak banyak, Hampir tidak ada pekerja
proyek pembangunan bandara
Internasional Soekarno-Hatta yang
merupakan tenaga kerja lokal
Kepemilikan Tanah
10. Apakah saudara/i
memiliki tanah
yang dekat dengan
dampak proyek
pembangunan ?
A. Ya
B. Tidak
11. Berapa luas lahan
yang saudara/i
miliki sekarang ?
A. <0,5 hektar
B. 0,5-1 hektar
C. >1 hektar
12. Alih fungsi lahan
apa saja untuk
proyek
pembangunan
Bandara
Soekarno-Hatta
Landasan Pacu
Runway 3) ?
A. Pertanian
B. Peternakan
C. Perkebunan
D. Rumah tinggal
13. Berapa harga jual
tanah sebelum yang
Rp......................................................../m2
94
ditawarkan oleh PT
Angkasa Pura 2
untuk
pembangunan
proyek (landasan
pacu runway 3) ?
A. <Rp.500.000
B. Rp. 500.000-1.000.000
C. Rp. 1000.000-2.000.000
D. Rp. 2.000.000-3.000.000
E. Rp. >3.000.000
14. Berapa harga jual
tanah setelah yang
ditawarkan oleh PT
Angkasa Pura 2
untuk
pembangunan
proyek (landasan
pacu runway 3) ?
Rp........................................................../m2
A. Rp.500.000
B. Rp. 500.000-1.000.000
C. Rp. 1000.000-2.000.000
D. Rp. 2.000.000-3.000.000
E. Rp. >3.000.000
15. Bagaimana
menurut
saudara/i
dampak proyek
pembangunan
Bandara
Soekarno-Hatta
(Landasan Pacu
Runway 3)
terhadap harga
tanah di Desa
Rawa Burung ?
A. Sangat berdampak, Keberadaan
Bandara Internasional Soekarno-
Hatta akan menyebabkan harga tanah
naik drastis.
B. Berdampak, Keberadaan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan
meningkatkan harga tanah.
C. Kurang berdampak, Keberadaan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta
tidak akan mempengaruhi harga tanah.
D. Tidak berdampak, Keberadaan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan
menyebabkan harga tanah turun.
95
Lampiran 8
Foto Lokasi Penelitian
Objek Proyek Pembangunan
Objek Pembebasan Lahan
96
Objek Foto Masyarakat Desa Rawa Burung
97
98
Objek di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta
99
100