Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat atau ketentuan
teknis yang perlu diperhatikan. Hal tersebut bertujuan agar hasil panen tidak mengalami
kerusakan sebelum didistribusikan kepada konsumen. Adapun beberapa syarat yang perlu
diperhatikan antara lain (sesuai SNI) :
a. Kerangka bangunan tempat penyimpanan harus kokoh guna menjaga mutu barang dan
keselamatan manusia.
b. Atap tempat penyimpanan yang dapat dilengkapi dengan atap pencahayaan, terbuat dari
bahan yang cukup kuat dan tidak bocor.
c. Dinding bangunan tempat penyimpanan harus kokoh.
d. Lantai tempat penyimpanan terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat untuk menahan
berat barang yang disimpan sesuai dengan kapasitas maksimal tempat penyimpanan dan
bebas dari resapan air tanah.
e. Talang air terbuat dari bahan yang kuat dan menjamin air mengalir dengan lancar.
f. Pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan dilengkapi dengan kunci yang
kuat, serta berkanopi guna menjamin kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang.
g. Ventilasi harus ditutup dengan jaring kawat penghalang untuk menghindari gangguan
burung, tikus dan gangguan lainnya.
h. Bangunan tempat penyimpanan mempunyai teritis dengan lebar yang memadai sehingga
air hujan tidak mengenai dinding tempat penyimpanan.
i. Bangunan tempat penyimpanan disarankan membujur dari timur ke barat, sehingga
sedikit mungkin terkena sinar matahari secara langsung.
Untuk mencegah kerusakan hasil panen dalam tempat penyimpanan oleh hama tikus atau burung
dilakukan beberapa cara yaitu (Ristiyanto dan Hadi, 1992) :
1. Membuat fondasi, lantai dan dinding bangunan terbuat dari bahan yang kuat, dan
tidak ditembus oleh tikus.
2. Lantai hendaknya terbuat dari bahan beton minimal 10 cm.
3. Dinding dari batu bata atau beton dengan tidak ada keretakan atau celah yang
dapat dilalui oleh tikus.
4. Semua pintu dan dinding yang dapat ditem bus oleh tikus (dengan gigitannya),
dilapisi plat logam hingga sekurang -kurangnya 30 cm dari lantai. Celah antara
pintu dan lantai maksimal 6 mm.
5. Semua lubang atau celah yang ukurannya lebih dari 6 mm, harus ditutup dengan
adukan semen.
6. Lubang ventilasi hendaknya ditutup dengan kawat kasa yang kuat dengan ukuran
lubang maksimal 6 mm.
Di dalam tempat penyimpanan juga dapat diletakkan perangkap tikus atau rodentisida yang
diletakkan di sudut ruangan. Gunanya agar tikus yang telah berada di dalam tempat penyimpanan
dapat dikendalikan. Pemberian rodentisida hendaknya jauh dari tempat peletakkan hasil panen
agar tidak mengkontaminasi hasil panen.
Selain itu, sanitasi juga sangat diperlukan dalam upaya suksesnya program pengendalian hama
tikus. Untuk mendapatkan hasil sanitasi yang baik seperti pengelolaan sampah di sekitar
bangunan tempat penyimpanan, menjaga kebersihan area tempat penyimpanan, sistem tata letak
barang di tempat penyimpanan dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata diatas palet, dll.
Tikus menyukai tempat-tempat yang kotor dan lembab. Melakukan sanitasi berarti
menghilangkan tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang biak bagi tikus,
disamping juga menghilangkan makanan tikus.
Referensi :
Soejoedi, Hanang. 2005. Pengendalian Rodent, Suatu Tindakan Karantina. Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan P2M Surabaya. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2,
NO.54 1, JULI 2005 : 53 - 66
ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional, Ketentuan Tempat penyimpanan
Komoditi Pertanian
Azlimin. 2010. Pengendalian Hama Tikus. Diakses melalui
http://azlimin.blogspot.com/2010/06/pengendalian-hama-tikus.html pada 25 Oktober 2011
Teknologi Pascapanen
Pengendalian Hama Tikus Pada Tempat Penyimpanan Hasil Panen
Disusun oleh :
Rizky Hadi Rahmannia
150110080211
Agroteknologi E
Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
2011
Rizky Hadi Rahmannia
150110080211 (Agroteknologi E)
Dalam pengandalian pantry pests terdapat beberapa prinsip pengendalian sehingga keberadaan
hama-hama tersebut dapat diminimalisasi jumlahnya. Prinsip pengendalian tersebut di
antaranya :
1. Eksklusi
metode untuk mencegah masuknya hama ke suatu tempat penyimpanan atau tempat
penyimpanan dengan kata lain menghalangi berbagai jalan masuknya hama kedalam
tempat penyimpanan. Seperti pemasangan kawat kasa, perbaikan tembok/ lantai yang
rusak, pemasangan tirai udara, light trap, pheromone trap serta plastic strip door.
2. Inspeksi
Metode pengamatan situasi dan lokasi infestasi/serangan tujuannya untuk mengetahui
pengendalian yang tepat untuk mengurangi atau mencegah serangan hama. Pada kegiatan
inspeksi, seorang inspector melakukan pengamatan, melakukan wawancara kepada
petugas tempat penyimpanan mengenai kondisi dan keberadaan hama di dalam atau di
sekitar tempat penyimpanan. Hasil inspeksi digunakan untuk menentukan pengendalian
atau pencegahan yang tepat untuk hama yang terdapat di tempat penyimpanan.
3. Sanitasi
Sanitasi termasuk dalam manajemen hama, karena dapat membatasi kebutuhan hama
untuk hidup dan berkembang biak. Karena hama hanya membutuhkan sedikit makanan
untuk bertahan hidup, maka standar sanitasi yang harus diterapkan harus tinggi. Parktek-
praktek sanitasi dalam manajemen hama terpadu meliputi:
Pembersihan secara menyeluruh pada ruang produksi, tempat penyimpanan dan
ruang lain termasuk ruangan atau daerah yang sulit dicapai.
Manajemen sampai atau limbah yang baik
Penyimpanan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat.
Membenahi atau membuang barang-barang bekas yang tidak terpakai misalnya
membuang karton-karton yang tidak terpakai.
Pembersihan dan pemeliharaan peralatan pengolahan pangan, lantai dan
ventilasinya
Pembetulan bagian-bagian yang bocor dan air yang tergenang.
Menutup gap atau lubang menuju rongga-rongga di dalam dinding atau ke
tempat-tempat persembunyian hama lainnya.
4. Eradikasi
Eradikasi adalah salah satu metode pengendalian hama yang memutus tahap atau fase
hidup hama. Salah satu cara eradikasi adalah dengan pembersihan komoditas sebelum
atau saat berada di dalam tempat penyimpanan. Hasil panen yang telah terserang hama
hendaklah dipisahkan kemudian jika masih memungkinkan untuk dikendalikan lakukan
fumigasi namun, jika serangan telah merusak sebagian hasil panen yang berada di dalam
tempat penyimpanan hendaklah hasil panen tersebut dikubur atau dibakar agar hama
tidak menyerang hasil panen yang lain.
Referensi :
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/ip022093.pdf
http://www.bayer.co.id/ina/cs_es_problems.php?p_id=4
http://azlimin.blogspot.com/2010/06/pengendalian-hama-tikus.html
http://www.novindo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=23:kiat-
mengendalikan-pest-pada-peternakan&catid=2:articles&Itemid=3