Download - Case Osteosarkoma -Bedah Heru
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
1/23
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
2/23
Identitas
Nama : An. D
Umur : 14 Tahun 12 Bulan 3 Hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : Sekolah
Alamat : Cikahuripan 01/13 SukajadiSoreang Kab. Bandung
Tanggal masuk : 12 September 2012
Anamnesis
Dilakukan secara : Autoanamnesis
Tanggal : 12 September 2012
Pukul : 11.50 WIB di poli bedah
Keluhan Utama : Bengkak di lutut kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli bedah RSUD Soreang dengan keluhan bengkak di lutut sebelah
kiri. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 4 bulan SMRS. Bengkak diawali karena benturan
saat bermain bola. Bengkak disertai nyeri. Nyeri dirasakan semakin bertambah sejak 1 bulan
terakhir. Nyeri sangat mengganggu sehingga pasien tidak dapat tidur. Bengkak terlihat
berwarna merah. Riwayat pengobatan sebelumnya diakui pasien. Pasien mengaku berobat di
pengobatan alternatif 4 bulan yang lalu. Namun bengkak semakin membesar dan nyeri masih
dirasakan. Riwayat BAB dan BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat penyakit serupa pada keluarga pasien disangkal.
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
3/23
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 163 cm
Kepala
Mata : Konj. Anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+
Hidung : Epistaksis -/-, deviasi septum (-)
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-), massa (-)
Thoraks
Inspeksi : Hemitorak simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak
Auskultasi : Pulmo : VBS kanan = kiri normal, ronki -/-, wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung I -II murni reguler, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas
Atas : Tonus otot : normalGerakan : aktif / aktif
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
4/23
Massa : - / -
Kekuatan : 5/5
Edema : - / -
Bawah : Tonus otot : normal
Gerakan : aktif / tidak aktif
Massa : - / +
Kekuatan : 5/3
Edema : - / +
Status lokalis
Regio genu sinistra
Inspeksi Terlihat bengkak (pembesaran) pd genu sinistra Kulit berwarna sama dgn kulit sekitarnya Tampak vaskulerisasi Tanda-tanda infeksi tdk ditemukan Hematom (-)
Palpasi Teraba massa pada genu, konsistensi padat Pada perabaan bengkak tidak terasa panas Terasa Nyeri
Hasil laboratorium (29/8/2012)
Rontgen : Tampak Sunburst pada tulang femur bagian distal
Diagnosis Banding
Osteosarkoma
Kondrosarkoma
Ewing sarcoma
Giant cell tumor
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
5/23
Stress fracture
Penatalaksanaan
Operatif : Amputasi
Prognosa
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad fungsionam : Ad malam
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
6/23
TINJAUAN PUSTAKA
OSTEOSARKOMA
1.1 Definisi
Osteosarkoma merupakan neoplasma sel spindle yang memproduksi osteoid.
1.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat insiden pada usia kurang dari 20 tahun adalah 4.8 kasus per satu juta
populasi. Insiden dari osteosarkoma konvensional paling tinggi pada usia 10-20 tahun,
Setidaknya 75% dari kasus osteosarkoma adalah osteosarkoma konvensional. Observasi ini
berhubungan dengan periode maksimal dari pertumbuhan skeletal. Namun terdapat juga
insiden osteosarkoma sekunder yang rendah pada usia 60 tahun, yang biasanya berhubungan
dengan penyakit paget.1 Kebanyakan osteosarkoma varian juga menunjukkan distribusi usia
yang sama dengan osteosarkoma konvensional, terkecuali osteosarkoma intraosseous low-
grade, gnathic, dan parostealyang menunjukkan insiden tinggi pada usia dekade ketiga.2,3,4
Osteosarkoma konvensional muncul pada semua ras dan etnis, tetapi lebih sering pada afrika
amerika daripada kaukasian.1,2 Osteosarkoma konvensional lebih sering terjadi pada pria,
dengan rasio 3:2 terhadap wanita. Perbedaaan ini dikarenakan periode pertumbuhan skeletal
yang lebih lama pada pria. 1,2,3. Data frekuensi untuk osteosarkoma varian sangat sulit untuk
dikalkulasikan karena kasusnya sangat jarang. Tabel berikut menunjukkan persentase relatif
dari osteosarkoma varian di Amerika Serikat:2
Tumor Frequency %
Telangiectatic 3.5-11
Parosteal 3-4
Periosteal 1-2
Gnathic 6-9
Small cell 1
Intraosseous, low grade
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
7/23
Surface, high grade
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
8/23
mengandung ruangan yang luas berisi darah. Pembentukan kartilago merupakan fitur utama
pada osteosarkoma periosteal dan parosteal, dan biasanya muncul dari kortek tulang, pada
aspek posterior distal dari femur.4,6
1.4.2 Klasifikasi
Klasifikasi dari osteosarkoma merupakan hal yang kompleks, namun 75% dari osteosarkoma
masuk kedalam kategori klasik atau konvensional, yang termasuk osteosarkoma
osteoblastic, chondroblastic, dan fibroblastic. Sedangkan sisanya sebesar 25%
diklasifikasikan sebagai varian berdasarkan (1) karakteristik klinik seperti pada kasus
osteosarkoma rahang, osteosarkoma postradiasi, atau osteosarkoma paget; (2) karakteristik
morfologi, seperti pada osteosarkoma telangiectatic, osteosarkoma small-cell, atauosteosarkoma epithelioid; dan (3) lokasi, seperti pada osteosarkoma parosteal dan
periosteal.2,3
1.4.3 Lokasi kanker
Osteosarkoma konvensional muncul paling sering pada metafisis tulang panjang, terutama
pada distal femur (52%), proximal tibia (20%) dimana pertumbuhan tulang tinggi. Tempat
lainnya yang juga sering adalah pada metafisis humerus proximal (9%). Penyakit ini biasanya
menyebar dari metafisis ke diafisis atau epifisis.1 Kebanyakan dari osteosarkoma varian juga
menunjukkan predileksi yang sama, terkecuali lesi gnathic pada mandibula dan maksila, lesi
intrakortikal, lesi periosteal dan osteosarkoma sekunder karena penyakit.
Predileksi osteosarkoma pada 1649 pasien dari Mayo Clinic files.
Source : Arndt CAS, Crist WM. 1999. Common Musculoskeletal Tumors of Childhood and
Adolescence. NEJM Vol 341:342-352 No 5
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
9/23
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
10/23
Penurunan range of motion: keterlibatan sendi dapat diperhatikan pada pemeriksaanfisik. 6
Lymphadenopathy: keterlibatan kelenjar limfa merupakan hal yang sangat jarangterjadi. 6
1.4.5 Metastase
Bukti radiologis dari deposit metastase pada paru dan tempat lainnya ditemukan pada 10%
sampai 20% pasien pada saat diagnosis, dengan 85% sampai 90% metastase berada pada
paru-paru. Tempat metastase lainnya yang paling sering adalah pada tulang, metastase pada
tulang lainnya dapat soliter atau multipel. Sindrom dari osteosarkoma multipel ditujukan pada
adanya multipel tumor pada berbagai tulang, dengan keterlibatan metafisis yang simetris.5
1.4.6 Diagnosa banding
Chondrosarkoma
Ewing sarcoma
Giant cell tumor
Stress fracture
2.1 Pemeriksaan Penunjang
2.1.1 Laboratorium
Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan penggunaan
kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum pemberian kemoterapi
dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi. Pemeriksaan darah untuk kepentinganprognosa adalah lactic dehydrogenase (LDH) dan alkaline phosphatase (ALP). Pasien
dengan peningkatan nilai ALP pada saat diagnosis mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk mempunyai metastase pada paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai
peningkatan nilai LDH kurang dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang
mempunyai nilai LDH normal.6
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang penting termasuk:6
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
11/23
o LDHo ALP (kepentingan prognostik)o Hitung darah lengkapo Hitung trombosito Tes fungsi hati: Aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase
(ALT), bilirubin, dan albumin.o Elektrolit : Sodium, potassium, chloride, bicarbonate, calcium, magnesium,
phosphorus.
o Tes fungsi ginjal: blood urea nitrogen (BUN), creatinineo Urinalisis
2.1.2 Radiografi
Pemeriksaan X-ray merupakan modalitas utama yang digunakan untuk investigasi. Ketika
dicurigai adanya osteosarkoma, MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada
tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya. CT kurang sensitf bila dibandingkan
dengan MRI untuk evaluasi lokal dari tumor namun dapat digunakan untuk menentukan
metastase pada paru-paru. Isotopic bone scanning secara umum digunakan untuk mendeteksi
metastase pada tulang atau tumor synchronous, tetapi MRI seluruh tubuh dapat menggantikan
bone scan.1,2
2.1.2.1 X-ray
Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi pertama dari lesi tulang karena
hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan penentuan pemeriksaan lebih jauh yang tepat.
Gambaran foto polos dapat bervariasi, tetapi kebanyakan menunjukkan campuran antara area
litik dan sklerotik. Sangat jarang hanya berupa lesi litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif,
dapat berupa moth eaten
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
12/23
Gambar 1.
1. Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle (arrow) dan difus,mineralisasi osteoid diantara jaringan lunak.
2. Perubahan periosteal berupa Codman triangles (white arrow) dan masa jaringan lunakyang luas (black arrow).
3. Gambaran MRI menunjukkan kortikal destruksi dan adanya massa jaringan lunak.dengan tepi tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil. Setelah
kemoterapi, tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan batas jelas disekitar tumor.
Penyebaran pada jaringan lunak sering terlihat sebagai massa jaringan lunak. Dekat dengan
persendian, penyebaran ini biasanya sulit dibedakan dengan efusi. Area seperti awan karena
sclerosis dikarenakan produksi osteoid yang maligna dan kalsifikasi dapat terlihat pada
massa. Reaksi periosteal
Pasien dengan osteosarkoma di femur distal
http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpg -
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
13/23
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
14/23
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
15/23
polos. Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama
dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal dari
lempeng pertumbuhan. Skip metastase merupakan fokussynchronous dari tumor yang secara
anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang sama. Deposit
sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular skip metastase. Pasien dengan
skip metasase lebih sering mempunyai kecenderungan adanya metastase jauh dan interval
survival bebas tumor yang rendah. Penilaian dari penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan
penentuan otot manakah yang terlibat dan hubungan tumor dengan struktur neurovascular
dan sendi sekitarnya. Hal ini penting untuk menghindari pasien mendapat reseksi yang
melebihi dari kompartemen yang terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa ketika jaringan
tumor terlihat menyebar menuju tulang subartikular dan kartilago.1,2
2.1.2.4 Ultrasound
Ultrasonography tidak secara rutin digunakan untuk menentukan stadium dari lesi.
Ultrasonography berguna sebagai panduan dalam melakukan percutaneous biopsi. Pada
pasien dengan implant prostetik, Ultrasonography mungkin merupakan modalitas pencitraan
satu satunya yang dapat menemukan rekurensi dini secara lokal, karena penggunaan CT atau
MRI dapat menimbulkan artefak pada bahan metal.1 Meskipun ultrasonography dapat
memperlihatkan penyebaran tumor pada jaringan lunak, tetapi tidak bisa digunnakan untuk
mengevaluasi komponen intermedula dari lesi. 2
2.1.2.5 Nuclear Medicine
Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop pada bone
scan yang menggunakan technetium-99m methylene diphosphonate (MDP). Bone scan
sangat berguna untuk mengeksklusikan penyakit multifokal. skip lesion dan metastase paru-
paru dapat juga dideteksi, namun skip lesion paling konsisten jika menggunakan MRI.
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
16/23
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
17/23
2.3.2.1 Lokasi tumor
Lokasi tumor mempunyai faktor prognostik yang signifikan pada tumor yang terlokalisasi.
Diantara tumor yang berada pada ekstrimitas, lokasi yang lebih distal mempunyai nilai
prognosa yang lebih baik daripada tumor yang berlokasi lebih proksimal. Tumor yang berada
pada tulang belakang mempunyai resiko yang paling besar untuk progresifitas dan kematian.
Osteosarkoma yang berada pada pelvis sekitar 7-9% dari semua osteosarkoma, dengan
tingkat survival sebesar 20%47%.5
2.3.2.2 Ukuran tumor
Tumor yang berukuran besar menunjukkan prognosa yang lebih buruk dibandingkan tumor
yang lebih kecil. Ukuran tumor dihitung berdasarkan ukuran paling panjang yang dapat
terukur berdasarkan dari dimensi area cross-sectional.5,6
2.3.2.3 Metastase
Pasien dengan tumor yang terlokalisasi mempunyai prognosa yang lebih baik daripada yang
mempunyai metastase. Sekitar 20% pasien akan mempunyai metastase pada saat didiagnosa,
dengan paru-paru merupakan tempat tersering lokasi metastase. Prognosa pasien dengan
metastase bergantung pada lokasi metastase, jumlah metastase, dan resectability dari
metasstase. Pasien yang menjalani pengangkatan lengkap dari tumor primer dan metastase
setelah kemoterapi mungkin dapat bertahan dalam jangka panjang, meskipun secara
keseluruhan prediksi bebas tumor hanya sebesar 20% sampai 30% untuk pasien dengan
metastase saat diagnosis. Prognosis juga terlihat lebih baik pada pasien dengan nodul
pulmoner yang sedikit dan unilateral, bila dibandingkan dengan nodul yang bilateral, namun
bagaimanapun juga adanya nodul yang terdeteksi bukan berarti metastase. Derajat nekrosis
dari tumor setelah kemoterapi tetap merupakan faktor prognostik. Pasien dengan skip
metastase dan osteosarkoma multifokal terlihat mempunyai prognosa yang lebih buruk.5
2.3.2.4 Reseksi tumor
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
18/23
Kemampuan untuk direseksi dari tumor mempunyai faktor prognosa karena osteosarkoma
relatif resisten terhadap radioterapi. Reseksi yang lengkap dari tumor sampai batas bebas
tumor penting untuk kesembuhan. 5
2.3.2.5 Nekrosis tumor setelah induksi kemoterapi
Kebanyakan protokol untuk osteosarkoma merupakan penggunaan dari kemoterapi sebelumdilakukan reseksi tumor primer, atau reseksi metastase pada pasien dengan metastase. Derajat
nekrosis yang lebih besar atau sama dengan 90% dari tumor primer setelah induksi dari
kemoterapi mempunyai prognosa yang lebih baik daripada derajat nekrosis yang kurang dari
90%, dimana pasien ini mempunyai derajat rekurensi 2 tahun yang lebih tinggi. Tingkat
kesembuhan pasien dengan nekrosis yang sedikit atau sama sekali tidak ada, lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tingkat kesembuhan pasien tanpa kemoterapi.5,6
2.4 Penatalaksanaan
Preoperatif kemoterapi diikuti dengan pembedahan limb-sparing(dapat dilakukan pada 80%
pasien) dan diikuti dengan postoperatif kemoterapi merupakan standar manajemen.
Osteosarkoma merupakan tumor yang radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai
peranan dalam manajemen rutin.3,4
2.4.1 Medikamentosa
Sebelum penggunaan kemoterapi (dimulai tahun 1970), osteosarkoma ditangani secara
primer hanya dengan pembedahan (biasanya amputasi). Meskipun dapat mengontrol tumor
secara lokal dengan baik, lebih dari 80% pasien menderita rekurensi tumor yang biasanya
berada pada paru-paru. Tingginya tingkat rekurensi mengindikasikan bahwa pada saat
diagnosis pasien mempunyai mikrometastase. Oleh karena hal tersebut maka penggunaan
adjuvant kemoterapi sangat penting pada penanganan pasien dengan osteosarkoma. Pada
penelitian terlihat bahwa adjuvant kemoterapi efektif dalam mencegah rekurensi pada pasien
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
19/23
dengan tumor primer lokal yang dapat direseksi. Penggunaan neoadjuvant kemoterapi terlihat
tidak hanya mempermudah pengangkatan tumor karena ukuran tumor telah mengecil, namun
juga dapat memberikan parameter faktor prognosa. Obat yang efektif adalah doxorubicin,
ifosfamide, cisplatin, dan methotrexate dosis tinggi dengan leucovorin. Terapi kemoterapi
tetap dilanjutkan satu tahun setelah dilakukan pembedahan tumor.3,4,5,6
2.4.2 Pembedahan
Tujuan utama dari reseksi adalah keselamatan pasien. Reseksi harus sampai batas bebas
tumor. Semua pasien dengan osteosarkoma harus menjalani pembedahan jika memungkinkan
reseksi dari tumor prmer. Tipe dari pembedahan yang diperlukan tergantung dari beberapa
faktor yang harus dievaluasi dari pasien secara individual. Batas radikal, didefinisikansebagai pengangkatan seluruh kompartemen yang terlibat (tulang, sendi, otot) biasanya tidak
diperlukan. Hasil dari kombinasi kemoterapi dengan reseksi terlihat lebih baik jika
dibandingkan dengan amputasi radikal tanpa terapi adjuvant, dengan tingkat 5-year survival
rates sebesar 50-70% dan sebesar 20% pada penanganan dengan hanya radikal amputasi.
Fraktur patologis, dengan kontaminasi semua kompartemen dapat mengeksklusikan
penggunaan terapi pembedahan limb salvage, namun jika dapat dilakukan pembedahan
dengan reseksi batas bebas tumor maka pembedahan limb salvage dapat dilakukan. Pada
beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan pilihan terapi, namun lebih dari 80% pasien
dengan osteosarkoma pada eksrimitas dapat ditangani dengan pembedahan limb salvage dan
tidak membutuhkan amputasi. Jika memungkinkan, maka dapat dilakukan rekonstruksi limb-
salvage yang harus dipilih berdasarkan konsiderasi individual, sebagai berikut :4,5,6
Autologous bone graft: hal ini dapat dengan atau tanpa vaskularisasi. Penolakan tidakmuncul pada tipe graft ini dan tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai
lempeng pertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas untuk fiksasi
tulang yang stabil (osteosynthesis). Allograft: penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi permasalahan, terutama
selama kemoterapi. Dapat pula muncul penolakan graft.
Prosthesis: rekonstruksi sendi dengan menggunakan prostesis dapat soliter atauexpandable, namun hal ini membutuhkan biaya yang besar. Durabilitas merupakan
permasalahan tersendiri pada pemasangan implant untuk pasien remaja.
Rotationplasty: tehnik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan tumor yang beradapada distal femur dan proximal tibia, terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga
alternatif pembedahan hanya amputasi.
o Selama reseksi tumor, pembuluh darah diperbaiki dengan cara end-to-endanastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah. Kemudian
bagian distal dari kaki dirotasi 180 dan disatukan dengan bagian proksimal
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
20/23
dari reseksi. Rotasi ini dapat membuat sendi ankle menjadi sendi knee yang
fungsional.
o Sebelum keputusan diambil lebih baik untuk keluarga dan pasien melihatvideo dari pasien yang telah menjalani prosedur tersebut.
Resection of pulmonary nodules: nodul metastase pada paru-paru dapat disembuhkansecara total dengan reseksi pembedahan. Reseksi lobar atau pneumonectomy biasanyadiperlukan untuk mendapatkan batas bebas tumor. Prosedur ini dilakukan pada saat
yang sama dengan pembedahan tumor primer. Meskipun nodul yang bilateral dapat
direseksi melalui median sternotomy, namun lapangan pembedahan lebih baik jika
menggunakan lateral thoracotomy. Oleh karena itu direkomendasikan untuk
melakukan bilateral thoracotomies untuk metastase yang bilateral (masing-masing
dilakukan terpisah selama beberapa minggu).6
2.4.3 Penanganan jangka panjang
2.4.3.1 Rawat inap
Siklus kemoterapi: hal ini secara umum memerlukan pasien untuk masuk rumah sakituntuk administrasi dan monitoring. Obat aktif termasuk methotrexate, cisplatin,
doxorubicin, and ifosfamide. Pasien yang ditangani dengan agen alkylating dosis
tinggi mempunyai resiko tinggi untuk myelodysplasia dan leukemia. Oleh karena itu
hitung darah harus selalu dilakukan secara periodik.6
Demam dan neutropenia: diperlukan pemberian antibiotic intravena. 6 Kontrol lokal: penanganan di rumah sakit diperlukan untuk kontrol lokal dari tumor
(pembedahan), biasanya sekitar 10 minggu. Reseksi dari metastase juga dilakukan
pada saat ini. 6
2.4.3.2 Rawat jalan
Hitung jenis darah: pengukuran terhadap hitung jenis darah dilakukan dua kaliseminggu terhadap granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) pasien,
pengukuran G-CSF dapat dihentikan ketika hitung neutrophil mencapai nilai 1000
atau 5000/L. 6
Kimia darah: sangat penting untuk mengukur kimia darah dan fungsi hati pada pasiendengan nutrisi parenteral dengan riwayat toksisitas (terutama jika penggunaanantibiotik yang nephrotoxic atau hepatotoxic dilanjutkan.6
Monitoring rekurensi: monitoring harus tetap dilanjutkan terhadap lab darah danradiografi, dengan frekuensi yang menurun seiring waktu. Secara umum kunjungan
dilakukan setiap 3 bulan selama tahun pertama, kemudian 6 bulan pada tahun kedua
dan seterusnya. 6
Follow-up jangka panjang: ketika pasien sudah tidak mendapat terapi selama lebihdari 5 tahun, maka pasien dipertimbangkan sebagai survivors jangka panjang.
Individu ini harus berkunjung untuk monitoring dengan pemeriksaan yang sesuai
dengan terapi dan efek samping yang ada termasuk evaluasi hormonal, psychosocial,
kardiologi, dan neurologis.6
-
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
21/23
http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gif -
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
22/23
Daftar pustaka
1. Hide G. 2007. Osteosarkoma, Classic. (online), (http://www.emedicine. com,diakses26 Mei 2008).
http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gif -
7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru
23/23
2. Hide G. 2007. Osteosarkoma, Variants. (online), (http://www.emedicine. com,diakses 26 Mei 2008).
3. Patel SR, Benjamin RS. Soft Tissue and Bone Sarcomas and Bone Metastases.Dalam: Kasper DL et al. Harrisons Principles of Internal Medicine 16th ed. USA:
McGRAW-HILL. 2005
4. Springfield D. Orthopaedics. Dalam: Brunicardi FC. Schwartzs Manual of Surgery8th ed. USA: McGRAW-HILL. 2006.5. National Cancer Institute. 2008. Osteosarkoma/Malignant Fibrous Histiocytoma of
Bone Treatment. (online), (http://www.cancer.gov, diakses 26 Mei 2008).
6. Mehlman CT. 2007. Osteosarkoma. (online), (http://www.emedicine.com, diakses 26Mei 2008).