Download - Cara Kerja
C. PEMERIKSAAN HISTOLOGI
POTONG MAKROS DAN FIKSASI
A. Tujuan :
Potong Makros :Untuk mendapatkan potongan jaringan yang representative
Fiksasi:
1. Mencegah autolysis dan pertumbuhan bakteri / jamur
2. Mempertahankan bentuk da nisi jaringan mendekati keadaan sebelum di fiksasi
3. Mencegah pembusukan
4. Memungkinkan proses pengolahan jaringan selanjutnya berjalan dengan baik
B. Prinsip :Jaringan diamati dan diukur, kemudian dipotong dengan ukuran dan jumlah
tertentu pada bagian yang representative dan difiksasi dalam cairan fiksasi yang
sesuai dengan volume yang cukup.
C. Alat dan Bahan :
a. Pisau Makros f. Penggaris besi
b. Telenan g. Timbangan
c. Label h. Wadah bermulut lebar
d. Pensil 2B i. Kaset Tissue
e. Pinset j. Formalin 10 %
D. Cara Kerja :
1. Teliti kecocokan pada formulir permintaan dengan sampel jaringan.
2. Beri nomor urutan sesuai dengan laboratorium.
3. Lakukan pengamatan makroskopis dan catat hasilnya.
4. Lakukan pemotongan jaringan dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 0,5 cm pada daerah yang
representative.
5. Masukan potongan jaringan kedalam kaset tissue, beri nomor laboratorium
menggunakan pensil 2B kemudian tutup.
6. Masukan kaset tissue yang berisi potongan jaringan kedalam formalin 10%.
7. Masukan kaset tissue yang berisi potongan jaringan nasopharing, gaster dan
limponadi kedalam larutan alcohol 70%.
8. Untuk jaringan tulang, masukan dalam HNO3 10%
DEHIDRASI DAN CLEARING
A. TUJUAN
DEHIDRASI
Untuk mengeluarkan air dari larutan fiksasi yang dapat mengganggu masuknya cairan
clearing ke dalam jaringan dengan menggunakan larutan yang dapat mengikat molekul
air atau alcohol atau aceton.
CLEARING
Untuk menggantikan larutan alcohol/ aceton dengan larutan yang dapat melarutkan
paraffin, sehingga pada waktu embedding paraffin dapat menyusup sempurna ke dalam
jaringan.
B. PRINSIP
DEHIDRASI
Air dan cairan fiksasi di dalam jaringan dikeluarkan dengan jalan perendaman bertingkat
pada larutan yang dapat mengikat molekul air (alcohol/aceton).
CLEARING
Alcohol/aceton di dalam jaringan dikeluarkan dengan jalan perendaman bertingkat pada
larutan yang dapat melarutkan paraffin (xylol, pertamax, bensol).
C. Alat dan Bahan:
a. Wadah dehidrasi dan clearing
b. Aceton
c. Pertamax
d. Kaset tissue yang berisi potongan jaringan
e. Pinset
D. Cara Kerja
DEHIDRASI
1. Kaset yang berisi jaringan dipindahkan dari cairan fiksasi (formalin10%) kemudian
dimasukkan ke dalam aceton I, didiamkan selama 2 jam.
2. Pindahkan ke aceton II, diamkan 2 jam
3. Pindahkan ke aceton III, diamkan selama 2 jam
CLEARING
1. Kaset yang berisi jaringan yang telah terhidrasi, dipindahkan dari aceton III kemudian
dimasukkan ke dalam pertamax I diamkan selama 1 jam.
2. Pindahkan ke aceton II, diamkan selama 1 jam.
EMBEDDING
A. Tujuan : paraffin dapat menyusup sempurna kedalam sela-sela dan celah pada sel
jaringan.
B. Prinsip : jaringan direndam dalam paraffin cair pada suhu dan waktu tertentu sehingga
paraffin dapat menyusup sempurna kedalam jaringan.
C. Alat dan Bahan :
a. Tutup botol / cetakan nastar e. Pinset
b. Kompor listrik f. Panci
c. Incubator g. Parafin
d. Sendok h. Kardus
D. Cara Kerja :
1. Jaringan yang telah melalui proses clearing dimasukan kedalam tutup botol / cetakan
nastar bersamaan dengan kode nomornya.
2. Tambahkan paraffin cair / tuang paraffin cair ( suhu 60oC - 65oC ) kedalamnya.
3. Masukan kedalam incubator dengan suhu 60oC - 65oC selama ±15 jam.
BlLOCKING
A. Tujuan: supaya jaringan dapat dipegang pada pengait mikrtom sehingga mempermudah
dalam pemotongan micros.
B. Prinsip : jaringan yang telah diembedding ditananm dalam blok paraffin dicetak dengan
menggunakan alat tertentu dan pada suhu tertentu.
C. Alat dan Bahan:
a. Logam persegi
b. Logam leter L
c. Object glass
d. Pipet tetes
e. Pinset
f. Mangkuk stainless
g. Paraffin
h. Kompor listrik
D. Cara Kerja:
1. Keluarkan jaringan yang telah diembedding bversamaan dengan nomor kodenya
dengan mengunakan pinset
2. Tata dan letakkan jaringa diatas logam persegi
3. Sambungkan 2 logam leter L disekeliling jaringan hingga membentuk cetakan blok
kubus.
4. Tambahkan paraffin (suhu 60o – 65o C) ke dalamnya
5. Setelah agak dingin tempelkan kde di atas permukaan blok.
6. Lepaskan cetakan logam leter L jika blok telah dingin dan mengeras, kemudian
masukkan blok ke dalam air es.
POTONG MIKROS
A. Tujuan: untuk mendapatkan potongan jaringan yang tipis serta representative terhadap
blok yang dipotong.
B. Prinsip: jaringan yang telah tertanam dalam blok paraffin diatur kesesuaiannya dengan
ketebalan 3-5 µm dengan hasil potongan berupa pita paraffin yang representative.
C. Alat dan Bahan:
a. Mikrotom
b. Pisau mikrotom
c. Incubator
d. Floating bath
e. Spatel
f. Object glass
g. Kapas
h. Lem (gliserin: putih telur = 1:1)
D. Cara Kerja:
1. Pasang pisau mikrotom, kemudian atur ketebalan potongan antara 3 – 5 µm.
2. Siapkan floating bath, masukkan air ke dalamnya kemudian atur suhu antara 25o – 35o C.
3. Ambilkan blok jaringan panjang pada pengait blok pada mikrotom, lalu kunci.
4. Siapkan object glass kemudian olesi dengan lem dan beri kode.
5. Buka kunci mikrotom kemudian ratakan permukaan blok hingga terlihat gambaran
jaringan yang utuh.
6. Kunci mikrotom, lakukan pemotongan jaringan dengan memutar tuas mikrotom secara
cepat dan teratur hingga didapat hasil potongan berupa pita paraffin yang representative
terhadap blok.
7. Regangkan pita paraffin kemudian pindahkan pita paraffin ke floating bath.
8. Regangkan lagi pita paraffin kemudian din dalam floating bath dengan menggunakan
spatel jika terdapat lipatan.
9. Tangkap pita paraffin dengan object glass yang telah diolesi lem.
10. Keringkan dalam incubator pada 60o – 65o C selama 20 menit.
PEWARNAAN HEMATOXYLINEOSIN ( H& E)
A. Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam jaringan yang
diperiksa.
B. Prisip : Kromatin didalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa ( hematosilin ) dan
protein sitoplasma akan mengikat cat yang bersifat asam (eosin ) sehingga sel akan berwarna
merah muda dengan inti berwarna biru keunguan.
C. Alat dan Bahan :